KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA BETINA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PEMBIBITAN TERNAK KAMBING NEGERI SAKTI, PESAWARAN (Skripsi) Oleh Angga Saputra JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019
58
Embed
KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH …digilib.unila.ac.id/59570/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 10. 26. · korelasi dan regresi antara ukuran-ukuran tubuh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUHDENGAN BOBOT BADAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA BETINA
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PEMBIBITANTERNAK KAMBING NEGERI SAKTI, PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh
Angga Saputra
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRACT
CORRELATION AND REGRESSION BETWEEN BODYMEASUREMENTS AND BODY WEIGHT OF FEMALE ETTAWAGRADE GOAT AT UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI
PEMBIBITAN TERNAK KAMBING NEGERI SAKTI, PESAWARAN
By
Angga Saputra
This research aims to determine the correlation and regression model betweenbody measurements, namely chest circumference (CC), body length (BL), andshoulder height (SH) with body weight (BW) of female Ettawa Grade does at UnitPelaksana Teknis Daerah Balai Pembibitan Ternak Kambing (UPTD BPTK)Negeri Sakti, Gedongtataan District, Pesawaran Regency which was held in April2019. Does used in this study were 41 heads aged 3-4 years. The method used is asurvey and data collection was done by census. Data were analyzed withcorrelation analysis, linear regression analysis, and boxplot analysis using SPSSsoftware. The results showed that body measurements had a correlation with thebody weight of the female Ettawa Grade goat, where the chest circumference hada very strong correlation with a value of 0.838; body length has a strongcorrelation with a value of 0.744; and shoulder height has a moderate correlationwith the value of 0.543. The results of this study suggested that the combinationof chest circumference and body length can be used to predict body weight offemale Ettawa Grade does with the highest coefficient of determination of 76.20%with a regression equation BW = –67.860 + 0.870CC + 0.512BL.
Keyword: Ettawa Grade does, Correlation, Regression, Body measurements,Body weight
ABSTRAK
KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUHDENGAN BOBOT BADAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA BETINA
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PEMBIBITANTERNAK KAMBING NEGERISAKTI, PESAWARAN
Oleh
Angga Saputra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan model regresi antaraukuran-ukuran tubuh yang meliputi lingkar dada (LD), panjang badan (PB), dantinggi pundak (TP) dengan bobot badan (BB) kambing PE betina di UnitPelaksana Teknis Daerah Balai Pembibitan Ternak Kambing (UPTD BPTK)Negerisakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran yang dilaksanakanpada April 2019. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41 ekorberumur 3–4 tahun. Metode yang digunakan adalah survei dan pengambilan datadilakukan secara sensus. Data dianalisis dengan analisis korelasi, analisis regresilinier, dan analisis boxplot menggunakan software SPSS. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ukuran-ukuran tubuh memiliki korelasi dengan bobot badankambing PE betina, dimana lingkar dada memiliki korelasi sangat kuat dengannilai 0,838; panjang badan memiliki korelasi kuat dengan nilai 0,744; dan tinggipundak memiliki korelasi sedang dengan nilai 0,543. Hasil penelitian inimenyarankan bahwa gabungan antara lingkar dada dan panjang badan dapatdipakai untuk memprediksi bobot badan kambing PE betina dengan nilai koefisiendeterminasi tertinggi sebesar 76,20% dengan persamaan regresi BB = –67,860 +0,870LD + 0,512PB.
Kata kunci: Kambing PE betina, Korelasi, Regresi, Ukuran-ukuran tubuh, Bobotbadan
KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUHDENGAN BOBOT BADAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA BETINA
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PEMBIBITANTERNAK KAMBING NEGERI SAKTI, PESAWARAN
Oleh
Angga Saputra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PETERNAKAN
pada
Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Barat pada 7 Agustus 1997, anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Tumino dan Ibu Siti Wahyuni. Penulis
menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak yang didirikan oleh Ibu Fitri
Azizah istri dari Bapak Sudarsono selaku Kepala Desa Srimenanti pada 2003,
Sekolah Dasar Negeri Srimenanti pada 2009, Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Air Hitam pada 2012, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Way Tenong pada
2015. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 2015.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Januari–Februari 2019 di
Pekon Lombok Selatan, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung
Barat dan penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) pada Juli–Agustus 2018 di
Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak, dan
Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK) Dinas Pertanian Daerah Istimewa
Yogyakarta. Selama masa studi perkuliahan, penulis pernah menjadi Kepala
Bidang Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Peternakan
(HIMAPET) Fakultas Pertanian, serta menjadi tutor di Forum Ilmiah Mahasiswa
(FILMA) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
“Sebaik–baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam)
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri
kalian sendiri”
(QS. Al–Isra: 7)
“Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali 3 hal:
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang
mendoakan orang tuanya”
(HR. Muslim)
“Sekali dalam hidupmu, cobalah bekerja keras dalam sesuatu hal.
Percayalah usaha takkan menghianati hasil”
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, begitupun hari esok harus
lebih baik dari hari ini”
(Angga Saputra)
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan sebuah karya kecil ini kepada
ayah, ibu, adik, dan keluarga besar tercinta yang selalu menyayangiku,
mendukungku, dan mendo’akanku. Do’akan terus agar aku menjadi orang
yang bermanfaat karena aku sungguh sangat ingin membuat kalian bangga.
Sahabat-sahabat yang selalu mendampingi, mendukung, mendo’akan, dan
tak pernah lelah mendengar semua keluh kesahku dan menjadikanku lebih
baik. Tanpa kalian aku bukan siapa-siapa.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Peternakan dan almamater hijau tercinta
Universitas Lampung yang telah memberikan pengalaman, pembelajaran,
semangat, dan ilmu yang bermanfaat. Aku bangga bisa menempuh
perjalanan hidup di kampus ini.
Terimakasih
SANWACANA
Alhamdulillah hirobbila’lamin. Rasa syukur yang dalam penulis ucapkan kepada
Allah Subhanallahu Wata’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan yang berarti. Skripsi ini disusun
berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Mei 2019 di Unit Pelaksana
Teknis Daerah Balai Pembibitan Ternak Kambing Negerisakti, Pesawaran.
Penulis melakukan penelitian mengenai korelasi antara ukuran-ukuran tubuh
dengan bobot badan kambing Peranakan Ettawa betina di Unit Pelaksana Teknis
Daerah Balai Pembibitan Ternak Kambing Negeri Sakti, Pesawaran.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si.–selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung–atas izin;
2. Bapak Dr. Ir. Arif Qisthon, M. Si.–selaku Ketua Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung–atas persetujuan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian serta senantiasa memberikan dukungan, motivasi,
dan pemahaman;
3. Bapak M. Dima Iqbal Hamdani, S. Pt., M. P.–selaku Dosen Pembimbing
Utama–yang senantiasa memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan
M. Ali Thasim, dan Ardhyka Chandra Stefanus–atas bantuan, do’a,
dukungan, dan kasih sayang yang selalu diberikan dengan tulus;
12. Sahabat-sahabat baikku yang berada di lingkup jurusan Peternakan maupun
di luar Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung–atas
do’a, dukungan, dan kasih sayang yang selalu diberikan dengan tulus;
13. Teman seperjuangan sekaligus keluarga besar Jurusan Peternakan angkatan
2015, terima kasih atas pertemanan dan dukungan selama perkuliahan sampai
saat ini, semoga sukses selalu bersama kita semua, Aamiin;
14. Kakanda dan Ayunda Angkatan 2013 dan 2014, serta adik-adik Angkatan
2016, 2017, 2018, dan 2019 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
xi
Universitas Lampung yang telah memberikan ide, semangat, saran, dan
motivasi;
15. Seluruh pihak yang ikut terlibat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, akan
tetapi penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat pahala dan ridho dari Allah Subhanallahu Wata’ala dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandarlampung, Oktober 2019
Penulis,
Angga Saputra
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
C. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7
A. Ternak Kambing............................................................................. 7
B. Kambing PE.................................................................................... 9
C. Bobot Badan dan Ukuran-Ukuran Tubuh Kambing....................... 11
D. Korelasi antara Bobot Badan dengan Ukuran-Ukuran TubuhKambing......................................................................................... 16
E. Analisis Korelasi............................................................................. 21
F. Boxplot............................................................................................ 23
III. MATERI DAN METODE ................................................................ 28
A. Waktu dan Lokasi Penelitian.......................................................... 28
B. Materi Penelitian ............................................................................ 28
xiii
C. Metode Penelitian........................................................................... 28
D. Analisis Data .................................................................................. 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 33
A. Bobot Badan dan Ukuran-Ukuran Tubuh Kambing PE BetinaUmur 3–4 Tahun............................................................................ 33
B. Korelasi antara Ukuran-Ukuran Tubuh dengan Bobot BadanKambing PE Betina Umur 3–4 Tahun ..................................................... 41
C. Persamaan Regresi Ukuran-Ukuran Tubuh denganBobot Badan Kambing PE Betina Umur 3–4 Tahun .................... 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 48
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 49
1. Bobot dewasa dan pertambahan bobot badan harian pada berbagaibangsa kambing di Lampung.................................................................. 14
2. Kriteria nilai koefisien korelasi (r).......................................................... 30
3. Rata-rata bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh kambing PE betinaumur 3–4 tahun di UPTD BPTK Negeri Sakti, Pesawaran.................... 33
4. Korelasi antara ukuran-ukuran tubud dengan bobot badan kambingPE betina umur 3–4 tahun di UPTD BPTK Negeri Sakti,Pesawaran .............................................................................................. 42
5. Persamaan regresi ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambingPE betina umur 3–4 tahun yang mempunyai nilai determinasi (R2)tinggi di UPTD BPTK Negeri Sakti, Pesawaran.................................... 44
6. Data bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh kambing PE di UPTD BPTKNegeri Sakti, Pesawaran.......................................................................... 56
7. Korelasi dan determinasi antara lingkar dada dengan bobot badan........ 57
8. Regresi antara lingkar dada dengan bobot badan.................................... 57
9. Korelasi dan determinasi antara panjang badan dengan bobot badan .... 57
10. Regresi antara panjang badan dengan bobot badan .............................. 57
11. Korelasi dan determinasi antara tinggi pundak dengan bobot badan.... 58
12. Regresi antara tinggi pundak dengan bobot badan ............................... 58
13. Korelasi dan determinasi antara lingkar dada dan panjang badandengan bobot badan .............................................................................. 58
14. Regresi antara lingkar dada dan panjang badan dengan bobotbadan ..................................................................................................... 58
xv
15. Korelasi dan determinasi antara lingkar dada dan tinggi pundakdengan bobot badan .............................................................................. 58
16. Regresi antara lingkar dada dan tinggi pundak dengan bobotbadan ..................................................................................................... 59
17. Korelasi dan determinasi antara panjang badan dan tinggi pundakdengan bobot badan .............................................................................. 59
18. Regresi antara panjang badan dan tinggi pundak dengan bobotbadan ..................................................................................................... 59
19. Korelasi dan determinasi antara lingkar dada, panjang badan dantinggi pundak dengan bobot badan ...................................................... 59
20. Regresi antara lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundakdengan bobot badan .............................................................................. 60
2. Garis regresi Y karena pengaruh X, persamaan regresinyaY= 2,0 + 0,5 X....................................................................................... 22
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi
(dinaik–turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila
jumlah variabel independennya minimal dua. Berikut rumus persamaan
regresinya:
1. Persamaan regresi untuk dua prediktor: Y = a + b1X1 + b2X2
2. Persamaan regresi untuk tiga prediktor: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3, dan
seteruasnya. Untuk menghitung harga-harga a, b1, b2 dapat menggunakan
persamaan berikut :
∑Y = an + b1∑X1 + b2∑X2 ……….(Persamaan 1)
∑X1Y = a∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2 ……….(Persamaan 2)
∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22 ……….(Persamaan 3)
Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus
tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan
persamaan regresi melalui perhitungan (Ismada, 2012).
F. Boxplot
Penyajian grafis yang bisa merangkum informasi lebih detail daripada histogram
dan stem-and-leaf plots mengenai distribusi nilai-nilai data pengamatan adalah
box and whiskers plots atau lebih sering disebut dengan boxplot atau box-plot
(kotak plot) saja. Seperti namanya, box and whiskers, bentuknya terdiri dari box
(kotak) dan whiskers. Dilihat pada gambar 3, box adalah kotak berwarna hijau dan
24
whiskers garis berwarna biru. Boxplot merupakan ringkasan distribusi sampel
yang disajikan secara grafis yang bisa menggambarkan bentuk distribusi data
(skewness), ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran (keragaman) data
pengamatan.Terdapat lima ukuran statistik yang bisa kita baca dari boxplot, yaitu:
1. nilai minimum: nilai observasi terkecil
2. Q1: kuartil terendah atau kuartil pertama
3. Q2: median atau nilai pertengahan
4. Q3: kuartil tertinggi atau kuartil ketiga
5. nilai maksimum: nilai observasi terbesar
6. selain itu, boxplot juga dapat menunjukkan ada tidaknya nilai outlier dan nilai
ekstrim dari data pengamatan.
Gambar 3. Boxplot
25
Bagian utama boxplot adalah kotak berbentuk persegi (box) yang merupakan
bidang yang menyajikan Inter Quartile range (IQR), dimana 50 % dari nilai data
pengamatan terletak di sana. Berikut bagian-bagian IQR:
1. panjang kotak sesuai dengan jangkauan kuartil dalam IQR yang merupakan
selisih antara Kuartil ketiga (Q3) dengan Kuartil pertama (Q1). IQR
menggambarkan ukuran penyebaran data. Semakin panjang bidang IQR
menunjukkan data semakin menyebar. IQR = UQ – LQ = Q3 – Q1
(Gambar 3);
2. garis bawah kotak (LQ) = Q1 (Kuartil pertama), dimana 25% data pengamatan
lebih kecil atau sama dengan nilai Q1;
3. garis tengah kotak = Q2 (median), dimana 50% data pengamatan lebih kecil
atau sama dengan nilai ini;
4. garis atas kotak (UQ) = Q3 (Kuartil ketiga) dimana 75% data pengamatan
lebih kecil atau sama dengan nilai Q1.
Garis yang merupakan perpanjangan dari box (baik ke arah atas ataupun ke arah
bawah) dinamakan dengan whiskers. Whiskers bawah menunjukkan nilai yang
lebih rendah dari kumpulan data yang berada dalam IQR, whiskers atas
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari kumpulan data yang berada dalam IQR,
dan panjang whiskers ≤ 1,5 x IQR. Masing-masing garis whiskers dimulai dari
ujung kotak IQR, dan berakhir pada nilai data yang bukan dikategorikan sebagai
outlier (batasnya adalah garis UIF dan LIF). Sehingga dapat dijelaskan bahwa
nilai terbesar dan terkecil dari data pengamatan (tanpa termasuk outlier) masih
merupakan bagian dari Boxplot yang terletak tepat di ujung garis tepi whiskers.
26
Nilai yang berada di atas atau di bawah whiskers dinamakan nilai outlier atau
ekstrim. Nilai outlier adalah nilai data yang letaknya lebih dari 1,5 x panjang
kotak (IQR), diukur dari UQ (atas kotak) atau LQ (bawah kotak). Outlier bagian
atas apabila nilainya berada pada nilai Q3 + (1,5 x IQR) < outlier atas ≤ Q3 + (3 x
IQR) dan outlier bagian bawah apabila nilainya berada pada nilai Q1 – (1,5 x
IQR) > outlier bawah ≥ Q1 – (3 x IQR). Sedangkan nilai ekstrim adalah nilai-nilai
yang letaknya lebih dari 3 x panjang kotak (IQR), diukur dari UQ (atas kotak)
atau LQ (bawah kotak). Ekstrim bagian atas jika nilainya berada di atas Q3 + (3 x
IQR) dan ekstrim bagian bawah apabila nilainya lebih rendah dari Q1 – (3 x IQR).
Keunggulan boxplot dibanding dengan histogram, dotplot, dan stemplot sangat
terasa pada saat kita ingin membandingkan sebaran beberapa kelompok data
secara bersamaan. Boxplot dapat membantu dalam memahami karakteristik dari
distribusi data. Selain untuk melihat derajat penyebaran data (tinggi/panjang
boxplot) juga dapat digunakan untuk menilai kesimetrisan sebaran data. Panjang
kotak menggambarkan tingkat penyebaran atau keragaman data pengamatan,
sedangkan letak median dan panjang whiskers menggambarkan tingkat
kesimetrisannya. Apabila data simetris (berasal dari distribusi normal), maka:
1. garis median akan berada di tengah box dan whiskers bagian atas dan bawah
akan memiliki panjang yang sama serta tidak terdapat nilai outlier ataupun nilai
ekstrim;
2. diharapkan nilai-nilai pengamatan yang berada di luar whiskers tidak lebih dari
1%.
27
Apabila data tidak simetris (miring), maka:
1. adanya outlier di bagian atas boxplot yang disertai dengan whiskers bagian atas
yang lebih panjang, menunjukkan bahwa distribusi data cenderung menjulur ke
arah kanan (positive skewness);
2. adanya outlier di bagian bawah boxplot yang disertai dengan whiskers bagian
bawah yang lebih panjang, menunjukkan bahwa distribusi data cenderung
menjulur ke arah kiri (negatif skewness) (Smartstat, 2010).
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada April 2019. Lokasi penelitian di Unit Pelaksana
Teknis Daerah Balai Pembibitan Ternak Kambing, Negerisakti, Kecamatan
Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
B. Materi Penelitian
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing PE betina berumur
3–4 tahun sebanyak 41 ekor. Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah timbangan dengan kepekaan 0,1 kg kapasitas 250 kg merek Gea, pita
ukur dengan kepekaan 0,1 cm kapasitas 150 cm merek Rondo, tongkat ukur
kapasitas 150 cm dengan kepekaan 0,1 cm, pena, dan buku catatan merk Sidu.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan melakukan
pengukuran statistik vital (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak) dan
penimbangan bobot badan sebagai peubah. Pengambilan data dilakukan secara
sensus yaitu mengamati seluruh kambing di lokasi penelitian sesuai dengan
kriteria ternak yang telah ditetapkan. Pengukuran terhadap peubah penelitian
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
29
1. bobot badan diperoleh dengan menimbang kambing PE betina menggunakan
timbangan merek Gea kapasitas 250 kg dengan kepekaan 0,1 kg;
2. panjang badan diukur dengan menempatkan tongkat ukur kapasitas 150 cm
dengan kepekaan 0,1 cm pada tubuh kambing secara lurus mulai dari
penonjolan bahu (Tubersitas humeri) sampai benjolan tulang duduk (Iscium);
3. lingkar dada diukur dengan cara melingkarkan pita ukur kapasitas 150 cm
dengan kepekaan 0,1 cm disekeliling rongga dada tepat di belakang siku;
4. tinggi pundak diukur dengan menempatkan tongkat ukur kapasitas 150 cm
dengan kepekaan 0,1 cm pada tubuh ternak dan mengukur bagian tertinggi
pundak melalui belakang tulang belikat (Scapula) tegak lurus ke tanah.
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis boxplot, analisis korelasi
dan analisis regresi linier menggunakan SPSS. Berikut gambar boxplot:
Gambar 4. Boxplot 2
Outliers/extreme
Outliers/extreme
Whiskers
Q1
Q2
Q3
30
Keterangan:
Q1 = Kuartil pertama
Q2 = Median
Q3 = Kuartil ketiga
Whiskers = garis perpanjangan dari box baik ke atas ataupun ke bawah,
Outliers/extreme = nilai yang berada di atas di bawah whiskers.
Rumus koefisien korelasi:
r = n∑XY − (∑X)(∑Y){n∑X − (∑X)²}{n∑Y − (∑Y)²}Keterangan:
r = Koefisien korelasi
Y = Variabel tidak bebas (bobot badan)
X = Variabel bebas (ukuran tubuh)
n = Jumlah sampel
Tujuan dari analisa data menggunakan persamaan koefisien korelasi adalah untuk
mengetahui keeratan hubungan bobot badan (Y) dengan ukuran linier (X)
(Sudjana, 1992). Berikut kriteria tingkat hubungan antarpeubah berdasarkan nilai
koefisien korelasi (r) terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria nilai koefisien korelasi (r)
Interval Korfisien Korelasi Tingkat Hubungan0,00– ,1990,20–0,3990,40–0,5990,60–0,7990,80–1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat kuatSumber: Sugiyono (2007).
31
Besarnya pengaruh ukuran statistik vital terhadap bobot badan Kambing PE dapat
diketahui dari koefisien deternimasi dengan rumus sebagai berikut:
R2= r2 x 100%
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui rumus hubungan antara statistik
vital (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak) dengan bobot badan
kambing PE melalui persamaan sebagai berikut:
1. Ŷ = a + b1X1
2. Ŷ = a + b2X2
3. Ŷ = a + b3X3
4. Ŷ = a + b1X1+b2X2
5. Ŷ = a + b1X1+ b3X3
6. Ŷ = a + b2X2+ b3X3
7. Ŷ = a + b1X1+ b2X2+ b3X3
Keterangan:
Ŷ = Variabel tidak bebas (Bobot badan)
a = Intersep
b = Koefisien regresi atau slop
X1 = Panjang badan
X2 = Lingkar dada
X3 = Tinggi pundak
32
Nilai a dan b dapat ditentukan dengan cara berikut (Ismada, 2012):
1. = ∑ ∑ ∑ ∑∑ (∑ )2. = ∑ ∑ ∑∑ (∑ )
Berdasarkan persamaan–persamaan regresi tersebut, maka persamaan regresi
dengan nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi akan disarankan untuk dipakai
dalam pendugaan bobot badan kambing.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ukuran-ukuran tubuh
yang meliputi lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak memiliki korelasi
dengan bobot badan kambing PE betina masing-masing sebesar 0,838 (sangat
kuat), 0,744 (kuat), dan 0,543 (sedang), dimana lingkar dada dan panjang badan
dengan bobot badan memiliki nilai R2 tertinggi sebesar 76,20% dan tinggi pundak
dengan bobot badan memiliki nilai R2 terendah sebesar 29,5%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka persamaan regresi dengan nilai R2 tertinggi
yaitu lingkar dada dan panjang badan disarankan untuk dipakai dalam pendugaan
bobot badan kambing PE.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka.Jakarta.
Apriliast, M. 2007. Penampilan Reproduksi Kambing Peranakan Ettawa (PE) RasKaligesing. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Ariestama, D., M. D. I. Hamdani, dan I. Harris. 2013. Seleksi induk kambingPeranakan Etawah berdasarkan nilai Estimated Real Producing Abilitybobot sapih di kelompok tani Margarini. Jurnal Ilmiah PeternakanTerpadu. 27–30.
Asmara, Y., Sulastri, dan I. Haris. 2013. Seleksi induk kambing PE berdasarkannilai indeks produktivitas induk di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro.Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 1 (3): 5–8.
Atabany. A., I. K. Abdulgani, A. Sudono, dan K. Mudikdjo. 2001. Studi kasusproduktivitas kambing Peranakan Ettawa dan kambing Saanen padapeternakan kambing perah Barokah dan PT. Taurus Dairy Farm.Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. PusatPenelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Bogor. 256–263.
Badan Standaisasi Nasional. 2015. Kambing Peranakan Ettawa. SNI 7352.1:2015.Jakarta.
Badriyah, T. Susilawati, dan S. Wahyuningsih. 2012. Perbedaan ProduktivitasKambing Peranakan Ettawa (PE) antara Perkawinan Alam dan PerkawinanInseminasi Buatan (IB) di Ampelgading, Kabupaten Malang. Tesis.Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.
Basbeth, A. H., W. S. Dilaga, dan A. Purnomoadi. 2015. Hubungan antaraukuran-ukuran tubuh terhadap bobot badan kambing Jawarandu jantanumur muda di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Animal AgricultureJournal. Vol. 4 (1): 35–40.
50
Batubara, A., M. Doloksaribu, dan B. Tiesnamurti. 2006. Potensi keragamansumber daya genetik kambing lokal Indonesia. Prosiding. LokakaryaNasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik diIndonesia. 206–214.
Budisatria, I. G .S., H. M. J. Udo, A. J. van der Zijpp, E. Baliarti, dan T. W.Murti. 2009. Religious festivities and marketing of small ruminants inCentral Java Indonesia. Asian Journal Agriculture Development. Vol. 5:57–73.
Cannas, A. 2004. Feeding of Lactating Ewes. In: Dairy Sheep Nutritional. Pulina,G (editor). CABI Publising. Oxfordshire.
Devendra, C. 1993. Kambing dan Domba di Asia. Dalam: Produksi Kambing danDomba di Indonesia. Tomaszewska, M., I. M. Mastika, A. Djajanegara, S.Gardiner, dan T. R. Wiradirya (editor). Sebelas Maret University Press.Surakarta.
Devendra, C. dan G. B. McLeroy. 1982. Goats and Sheep Production in theTropics. Edisi Ke–1. Oxford University Press. Oxford. 290.
Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.Terjemahan. Penerbit ITB. Bandung.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. 2012. EvalusaiPerkembangan Ternak Provinsi Lampung Tahun 2011. Badan PusatStatistik Provinsi Lampung.
______. 2017. Populasi Ternak (Kambing) Menurut Kabupaten/Kota di ProvinsiLampung, 2014–2016. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2018. Statistik Peternakandan Kesehatan Hewan 2018. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Doho, S. R. 1994. Parameter Fenotipik Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatifpada Domba Ekor Gemuk. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut PertanianBogor. Bogor.
Edey, T. N. 1983. The Genetic Pool of Sheep and Goats. In: Tropical Sheep andGoat Production. Edey, T. N. (editor). Australia University International.Development Program. Canberra. 3–5.
Faozi, A. N., A. Priyono, dan P. Yuwono. 2013. Ukuran vital tubuh cempeprasapih dan hubungannya dengan bobot tubuh berdasarkan tipe kelahiranpada kambing Peranakan Ettawa. Jurnal Ilmu Peternakan. Vol. 1 (1):184–194.
51
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT.Gramedia Widya Sarana Indonesia. Jakarta.
Hazza, A. N. H., C. M. S. Lestari, dan Sutaryo. 2017. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Ettawa betinadewasa di Kabupaten Klaten. Agromedia. Vol. 35 (1): 14–20.
Herman, R., Suwartono, dan Kadarman. 1985. Pendugaan bobot kambingPeranakan Ettawa dari ukuran tubuh. Media Peternakan. Vol. 10: 1–11.
Idris, I., Winarto, dan S. H. Nugroho. 1991. Buku Ajar: Ilmu Tilik Ternak.Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.Malang.
Ismada, R. 2012. Analisis Regresi. https://rufiismada.files.wordpress.com/2012/02/analisis-regresi.pdf. Diakses pada 1 Maret 2019.
Isroli. 2001. Evaluasi terhadap pendugaan bobot badan domba Prianganberdasarkan ukuran tubuh. Jurnal Ilmiah Saintkes. Vol. 8 (2): 90–94.
Jannah, N. 2012. Korelasi. http://nurjannah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53942/KORELASI.pdf. Diakses pada 20 Januari 2019.
Kartamihardja, D. S. 1980. Produksi Ternak Domba. Fakultas Peternakan.Universitas Padjajaran. Bandung.
Krismanto, Y. 2011. Hubungan Ukuran-Ukuran Tubuh Ternak KambingPeranakan Ettawa Betina terhadap Produksi Susu. Skripsi. Program AlihJenis Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusuma, B. D. dan Irmansah. 2009. Menghasilkan Kambing Peranakan EttawaJawara. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lawrence, T. L. J. dan V. R. Fowler. 2002. Growth of Farm Animals. Edisi Ke–2.CABI Publishing. London.
Mahmilia, F. dan A. Tarigan. 2004. Karakteristik morfologi dan performanskambing Kacang, kambing Boer, dan persilangannya. Prosiding.Lokakarya Nasional Kambing Potong. Puslitbang Peternakan. Bogor.209–212.
Mattjik, A. A. dan I. M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan denganAplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. IPB Press. Bogor.
Meivilia, M. 2011. Pendugaan Bobot Hidup pada Kambing Kacang BerdasarkanUkuran Linier Tubuh. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan TeknologiPeternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
52
Mulyono, S. dan B. Sarwono, 2004. Penggemukan Kambing Potong. PenebarSwadaya. Jakarta.
Murti, R. A., A. D. Septian, A. Rahardian, E. Purbowati, C. M. S. Lestari, E.Rianto, M. Arifin, dan A. Purnomoadi. 2014. Korelasi antaraukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Kacang jantan di JawaTengah. Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.376–380.
Natasasmita, A. 1980. Ternak Kambing dan Pemeliharaannya. FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Olatunji-akioye, A. O. and O. K. Adeyemo. 2009. Live weight and chest girthcorrelation in commercial sheep and goat herds in Southwestern Nigeria.International Journal Morphol. Vol. 27 (1): 49–52.
Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu, dan E. Sihite. 2009. PotensiBeberapa Plasma Nurfah Kambing Lokal Indonesia. PuslitbangPeternakan. Bogor.
Permatasari, T., E. Kurnianto, dan E. Purbowati. 2013. Hubungan antaraukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan pada kambing Kacang diKabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Animal Agriculture Journal. Vol. 2(1): 28–34.
Qurrat’ain, N., D. Rahmat, dan Dudi. 2016. Penyimpangan bobot badan kudalokal Sumba menggunakan rumus Lambourne terhadap bobot badanaktual. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 5 (2): 1–13.
Ramadhan, B. G., T. H. Suprayogi, dan A. Sustiyah. 2013. Tampilan produksisusu dan kadar lemak susu kambing Peranakan Ettawa akibat pemberianpakan dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. AnimalAgriculture Journal. Vol. 2: 353–361.
Rasminati, N. 2013.Grade kambing Peranakan Ettawa pada kondisi wilayah yangberbeda. Jurnal Sains Peternakan. Vol. 11 (1): 43–48.
Rivai, M. 1995. Ilmu Reproduksi Ternak Potong dan Kerja. Diktat. FakultasPeternakan. Universitas Andalas. Padang.
Rumich, B. 1967. The Goat of Indonesia. FAO Region Office. Bangkok.
Sampurna. I. P. dan I. K. Suatha. 2010. Pertumbuhan alometri dimensi panjangdan lingkar ternak kambing. Jurnal Veteriner. Vol. 11 (1): 46–51.
Sarwono, B. 2009. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
53
Sarwono, J. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. GrahaIlmu.Yogyakarta.
Septian, A. D., M. Arifin, dan E. Rianto. 2015. Pola pertumbuhan kambingKacang jantan di Kabupaten Grobogan. Journal Animal Agriculture.Vol. 4 (1): 1–6.
Setiaji, A., P. Suparman, dan Hartoko. 2013. Produktivitas dan pola warnakambing Kejobong yang dipelihara oleh peternak kelompok dan peternakindividu. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol. 1 (3): 789–795.
Setiawati, T., P. Sambodho, dan A. Sustiah. 2013. Tampilan bobot badan danukuran tubuh kambing dara Peranakan Ettawa akibat pemberian ransumdengan suplementasi urea yang berbeda. Journal Animal Agriculture.Vol. 2 (2): 8–14.
Smartstat. 2010. Mengenal Box-Plot (Box and Whiskers Plots). https://smartstat.wordpress.com/2010/11/03/mengenal-box-plot-box-and-whisker-plots/.Diakses pada 29 September 2019.
Sodiq, A. dan M. Y. Sumaryadi. 2002. Reproductive performance of Kacang andPeranakan Ettawa goat in Indonesia. Journal Animal Production. Vol. 4(2): 52–59.
Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2009. Meningkatkan Produksi Susu Kambing PeranakanEtawah. Cetakan Kedua. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Subagyo, Y., Prayitno, dan A. P. Sari. 2017. Karakteristik eksternal kambingperah Peranakan Ettawa (PE) di Kecamatan Kaligesing, KabupatenPurworejo. Prosiding. Seminar Teknologi dan Agribisnis Peternakan V.458–462.
Subandriyo, B. Setiadi, D. Priyanto, M. Rangkuti, W. K. Sejati, D. Anggraeni, R.Sari, Hastono, dan O. S. Butar-Butar. 1995. Analisis Potensi KambingPeranakan Ettawa dan Sumber Daya di Daerah Sumber Bibit Pedesaan.Laporan Hasil Penelitian di Kabupaten Kulon Progo dan KabupatenPurworejo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. BadanPenelitian dan Pengambangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Sudibyo, I. 1987. Analisis Pertumbuhan Ukuran-Ukuran Tubuh BerdasarkanPrapuber, Puber, dan Pasca Lahir pada Kambing PE Betina. Skripsi.Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penilaian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta.Bandung.
54
Sulastri, Sumadi, dan W. Hardjosubroto. 2002. Estimasi parameter genetiksifat-sifat pertumbuhan kambing Peranakan Ettawa di Unit PelaksanaTeknis Ternak Singosari, Malang, Jawa Timur. Jurnal Agrosains. Vol. 15(3): 431–442.
Suwarno. 1998. Laju pertumbuhan kambing anak hasil persilangan antarakambing Boer dengan Peranakan Ettawa pada periode prasapih. JurnalIlmu Ternak Veteriner. Vol. 10: 106–112.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S.Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan keenam.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Trisnawanto, R. Adiwinarti, dan W. S. Dilaga. 2012. Hubungan antaraukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan domba Wonosobo jantan.Animal Agriculture Journal. Vol. 1 (1): 653–668.
Tulloh, N. M. 1978. Grout, Devolopment, Body Composition Breeding andManagement and Economic AAUCS. Fakultas Peternakan. UniversitasBrawijaya. Malang.
Victori, A., E. Purbowati, dan C. M. S. Lestari. 2016. Hubungan antaraukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Ettawajantan di Kabupaten Klaten. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. 26 (1):23–28.
Wijaya, A. 2018. Studi Bobot Badan dan Ukuran Linier Tubuh KambingPeranakan Ettawa Jantan Lepas Sapih di Kabupaten Lombok Utara.Skripsi. Fakultas Peternakana. Universitas Mataram. Mataram.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yasmet. 1986. Perbandingan Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran-UkuranTubuh pada Kambing dan Domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB.Bogor.
Zaman. 1994. Alternatif konsep pembibitan dan pengembangan usaha ternakkambing. Makalah Sarasehan “Potensi ternak kambing dan prospekagribisnis peternakan”. Bengkulu.