This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RANCANG BANGUN OTOMATISASI POMPA MOTOR DC DAN SOLENOID VALVE
PADA ALAT UKUR TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI
Taufik Agus Budiyanto
11306141023
Fisika FMIPA UNY
1. Sensor Mpx 2100gp
tekanan
(mmhg) delta(mm)
out
sensor(mV) delta(mV)
5 0.5 0.267 0.001
10 0.5 0.534 0.001
15 0.5 0.793 0.001
20 0.5 1.066 0.001
25 0.5 1.33 0.001
30 0.5 1.584 0.001
35 0.5 1.866 0.001
40 0.5 2.133 0.001
45 0.5 2.401 0.001
50 0.5 2.667 0.001
55 0.5 2.933 0.001
60 0.5 3.199 0.001
65 0.5 3.466 0.001
70 0.5 3.733 0.001
75 0.5 4.001 0.001
80 0.5 4.266 0.001
85 0.5 4.532 0.001
90 0.5 4.799 0.001
95 0.5 5.066 0.001
100 0.5 5.342 0.001
105 0.5 5.594 0.001
110 0.5 5.862 0.001
115 0.5 6.141 0.001
120 0.5 6.392 0.001
Untuk peramaan fungsi transfernya didapat dari gradient dari grafik hubungan antara
beasarnya tegangan dengan besarnya tekanan. Untuk nilainya dapat dilihat pada grafik dibawah
ini:
Dari grafik diatas kita dapat mengetahui persamaan fungsi transfernya yaitu y = 0.0534x -
0.0028. dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa nilai tekanan akan selalu linear terhadap
perubahan tegangannya.
2. Penguat instrumentasi (ad620)
out sensor(mV) gain(mV)
0.267 114
y = 0.0534x - 0.0028 R² = 1
0
1
2
3
4
5
6
7
0 20 40 60 80 100 120 140
tega
nga
n m
V
tekanan mmhg
out sensor(mV)
0.534 225
0.793 338
1.066 451
1.33 563
1.584 676
1.866 789
2.133 902
2.401 1015
2.667 1128
2.933 1242
3.199 1353
3.466 1466
3.733 1579
4.001 1691
4.266 1804
4.532 1917
4.799 2030
5.066 2143
5.342 2255
5.594 2368
5.862 2481
6.141 2594
6.392 2707
Dari grafik diatas kita dapat mengetahui persamaan fungsi transfernya yaitu y = 422.74x +
1.0853.
y = 422.74x + 1.0853 R² = 1
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0 1 2 3 4 5 6 7
gain
(mV
)
out sensor (mV)
out sensor vs gain
3. Band pass filter
Selain low-pass filter ( sinyal yang lewat hanya frekuensi rendah ), jenis umum lainnya
yaitu high-pass filter( sinyal yang lewat hanya frekuensi tinggi ), band-reject (blok sinyal
tertentu) dan band-pass (menolak frekuensi tinggi dan rendah, hanya melewatkan sinyal sekitar
frekuensi menengah). Yang paling sederhana band-pass filter dapat dibuat dengan
menggabungkan Low-pass filter dengan High-pass filter.
Pada alat yang saya buat mengunakan Band pass filter skema rangkaian dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Sebelum menentukan nilai R1, R2,C1 dan C2 alangkah baiknya kita mencari fungsi
transfer dari komponen diatas sehingga kita dapat meramalkan nilai R dan C nya, untuk
penurunan rumus fungsi transfernya dapat dilihat di bawah ini:
Sehungga,
( )
( )
( )
( ) (
)(
)
Dengan
Dengan ; maka
( ) (
) (
)
Dari rumus diatas kita dapat memprediksikan nilai dari R dan C nya dengan menggunakan
MATLAB. Adapun untuk program dan hasil plotnya dapat dilihat dibawah ini:
Program
function[] = bandpassfilter ()
% komponen
R1 = 10e3;
R2 = 120e3;
C1 = 47e-6;
C2 = 22e-9;
w = logspace(1,5,500);
H = -(R2*C1*j*w)./((R2*C2*j*w+1).*(R1*C1*j*w+1));
b = abs(H);
C = 20*log10(b);
D = angle(H)*180/pi;
figure;
subplot(2,1,1);
h = semilogx(w,C ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('|H(j\omega)| (dB)');
title('Bandpass Filter');
box off;
grid on;
ylim([min(C) max(C)]);
xlim([0 w(end)]);
subplot(2,1,2);
h = semilogx(w,D ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('\angleH(j\omega) (Deg)');
%box off;
grid on;
ylim([min(D) max(D)]);
xlim([0 w(end)]);
xlabel('Frekuensi (rad/s)');
%================================================
f = linspace(0,3000,500);
w = f*2*pi;
H =-2*(j*w+500)./(j*w + 1000);
figure;
subplot(2,1,1);
h = plot(f,b ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('|H(j\omega)|');
title('bandpassfilter');
box off;
grid on;
ylim([0 max(b)*1.05]);
xlim([0 max(f)]);
subplot(2,1,2);
h = plot(f,D ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('\angleH(j\omega) (Deg)');
box off;
grid on;
ylim([min(D) max(D)]);
xlim([0 f(end)]);
xlabel('Frekuensi (Hz)');
Figure1
Besarnya H(jw) dan phase H(jw) berdasarkan rumus transfer fungsinya
Grafik yang pertama merupakan hubungan antara omega dengan besarnya dari
H(jw). Dari grafik diatas kita dapat mengetahui besarnya cut off low dan cut off high, cut of low
merupakan memfilter frekuensi rendah sedangkan cutoff high frekuensi tinggi, sehingga
didapatkan frekuensi yang kita inginkan atau bandpass filter. Bandpassfilter ini merupakan filter
aktif sehingga tidak mengurangi daya input. Filter aktif ini tersusun dari 2 R dan 2 C, untuk
mengatur range yang kita inginkan kita dapat mengatur nilai komponen yang dipakai. Jika kita
ingin memperbsar rangenya maka kita harus memperbasar komponen komponenya. pada sumbu
x nilainya menggunakan skala logaritmik. Dari itu kita dapat memvariasi cutoff low atau pun
cutoff high apabila kita memvariasi c1 dan R1 maka kita juga sama saja akan memvariasi nilai
cut off lownya sedangkan untuk R2 dan C2 berarti kita juga akan memvariasi cutoff hignya.
Grafik yang kedua merupakn hubungan antara omega dengan phasenya.
Figure 2 ( respon frekuensi skala linear )
4. Coupling AC
Tahap ac kopling digunakan untuk menyediakan tingkat bias DC. Karena saya
ingin tingkat DC gelombang untuk mencari di sekitar setengah Vdd atau setengah dari
5V, yaitu 2,5 V. skema untuk AC tahap kopling ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Mengingat tingkat bias ini, lebih mudah bagi kita untuk memproses sinyal AC
menggunakan pada -chip ADC dalam mikrokontroler.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa setelah sinyal melewati pembagi tegangan, sinyal
tersebut merupakan sinyal AC. Dalam praktikum praktikan menggukan CRO, untuk mengetahui
bahwa sinyal tersebut adalah sinyal AC praktikan meletakan coupling pada CRO ke ground,
selanjutnya mengatur posisi garis yang terdapat pada layar CRO ketengah-tengah layar dan
tengah-tengah layar tersebut dianggap 0V atu gnd, selanjutnya mengarahkan coupling pada CRO
ke AC sehingga mengalami osilasi sehingga osilasinya sperti gambar di bawah ini
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
function[] = gauss()
% komponen
R1 = 64e3;
R2 = 640e3;
C1 = 47e-6;
w = logspace(1,5,500);
H = (R2*C1*j*w)./((R2*C1*j*w).*((R1^2)*C1*j*w+R1));
b = abs(H);
C = 20*log10(b);
D = angle(H)*180/pi;
figure;
subplot(2,1,1);
h = semilogx(w,C ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('|H(j\omega)| (dB)');
title('COUPLING AC');
box off;
grid on;
ylim([min(C) max(C)]);
xlim([0 w(end)]);
subplot(2,1,2);
h = semilogx(w,D ,'r');
set(h,'LineWidth',1.4);
ylabel('\angleH(j\omega) (Deg)');
Dari garfik diatas kita dapat mengetahui bedafasenya yaitu sebesar 180 derajad. Apabila
kita memperbesar nilai C nya maka akan mempengaruhi waktu responnya, sedangkan ke dua R
nya hanya untuk membuat osilasinya pada keadaan normal pada max = 2.5 v.
5. Pompa Motor DC dan valve
Karena untuk motor DC torsi sebanding dengan arus yang ada pada Ic (T = K * ic
dengan K adalah konstanta ), Sementara dalam mode aktif, persamaan yang
berkaitan ic ke Vin dapat ditemukan (catatan VBE = VBE (on/1)), sehingga
( )
( )
jika kita meningkatkan Vin, ib meningkat yang berarti meningkat ic dan VCEmenurun
Untuk Vin >> VBE dan VCE = VCE (sat): daerah saturasi,motor mencapai kecepatan maksimum.
Jika kita mengikuti model mekanik motor DC yang diasumsikan satu satunya torsi
diterapkan pada poros motor adalah bahwa poros inersia (Jm) dan redaman
(B) kita dapat menghitung fungsitransfer kecepatan (w) dibandingkan ΔV = Vin- VBE
( )
( )
( )
Menurut transfer fungsi hubungan steady state antara kecepatan dan tegangan dalam hal