Top Banner
KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Korea selatan telah menjadikan pendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsanya. Pendidikan yang bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang bermutu adalah dambaan setiap orang . Masyarakat dan orang tua sangat mengharapkan putra putri mereka mendapat pendidikan yang bermutu agar mampu bersaing dalam memperoleh berbagai peluang, baik dalam meraih pekerjaan maupun dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pemerintah sangat mengharapkan agar setiap lembaga pendidikan merupakan lembaga pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu yang akan memberikan kontribusi kepada keberhasilan pembangunan nasional. Para pengguna lulusan seperti dunia bisnis dan industri sangat mengharapkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu yang akan menghasilkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang benar-benar produktif. Dunia pendidikan berfungsi memproduksi tenaga-tenaga yang bermutu untuk berbagai jenis dan tingkatan keahlian. Dunia pendidikan diharapkan dapat melahirkan tenaga-tenaga terpilih yang menjadi dinamisator pembangunan. Gerak dan laju pembangunan sangat ditentukan oleh mutu , banyaknya dan kecocokan lulusan yang dihasilkan dengan kebutuhan nyata dalam masyarakat. Oleh karena program pendidikan di semua tingkat harus direncanakan berdasarkan kebutuhan tenaga yang jelas (educational planning based on manpower requirements) Hamzah (2007 : 6). Esensi dari sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Mutu sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari mutu proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan.Tidak ada mutu pendidikan persekolahan tanpa disertai mutu pembelajaran. Oleh karena itu berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang bermakna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Diantara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru merupakan komponen yang sangat menentukan. Tidak akan tercipta pembelajaran yang bermutu tanpa adanya guru yang bermutu. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
31

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

Mar 05, 2023

Download

Documents

Semesta Alam
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara majuseperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Korea selatan telah menjadikanpendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsanya.Pendidikan yang bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu danproduktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang maju danpesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan yang bermutu adalah dambaan setiap orang . Masyarakat dan orang tuasangat mengharapkan putra putri mereka mendapat pendidikan yang bermutu agarmampu bersaing dalam memperoleh berbagai peluang, baik dalam meraih pekerjaanmaupun dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pemerintah sangatmengharapkan agar setiap lembaga pendidikan merupakan lembaga pendidikan yangbermutu. Dengan pendidikan yang bermutu diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu yang akan memberikan kontribusi kepada keberhasilanpembangunan nasional. Para pengguna lulusan seperti dunia bisnis dan industrisangat mengharapkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu yang akanmenghasilkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang benar-benar produktif.

Dunia pendidikan berfungsi memproduksi tenaga-tenaga yang bermutu untukberbagai jenis dan tingkatan keahlian. Dunia pendidikan diharapkan dapatmelahirkan tenaga-tenaga terpilih yang menjadi dinamisator pembangunan. Gerakdan laju pembangunan sangat ditentukan oleh mutu , banyaknya dan kecocokanlulusan yang dihasilkan dengan kebutuhan nyata dalam masyarakat. Oleh karenaprogram pendidikan di semua tingkat harus direncanakan berdasarkan kebutuhantenaga yang jelas (educational planning based on manpower requirements) Hamzah(2007 : 6).

Esensi dari sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Mutusebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari mutu proses pembelajarannya,disamping output dan outcome yang dihasilkan.Tidak ada mutu pendidikanpersekolahan tanpa disertai mutu pembelajaran. Oleh karena itu berbagai upayapeningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang bermaknabilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran.

Diantara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru merupakan komponen yangsangat menentukan. Tidak akan tercipta pembelajaran yang bermutu tanpa adanyaguru yang bermutu. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukankeberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekathubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah danbanyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

Page 2: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

Kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah kemampuanprofesional guru. Menurut Castetter, 1981 dalam Sagala (2007 : 4) menegaskanbahwa kualitas proses belajar mengajar sangat di pengaruhi oleh kemampuanprofesional guru-gurunya Keberhasilan tugas guru dalam pengelolaan pembelajaransangat ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah : hubunganinterpersonal guru dengan siswa, adanya perbedaan individual tentang kemampuansiswa dan adanya balikan berupa saran atau kritik untuk pengembangan kompetensiprofesionalnya.dari teman sejawat guru, kepala sekolah atau pengawas.

Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional, di dalamUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidangpekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,dan akhlak mulia;3 memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai denganbidang tugas;4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;6 memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutandengan belajar sepanjang hayat;8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugaskeprofesionalan;9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yangberkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwasetiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guruyang berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan komptensi sosial.

Dari uraian tersebut betapa tinggi tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorangguru. Guru dituntut untuk menjadi guru yang profesional. Hanya oleh guru yangprofesi onal akan lahir pembelajaran yang bermutu, dan dari pembelajaran yangbermutu inilah akan tercipta pendidikan yang bermutu.

Menurut Sudjana (2008 : 1) Supervisi atau pengawasan dapat diartikan sebagaisuatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan atau supervisor untuk mencegahterjadinya kekeliruan pelaksanaan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitaskerja atas dasar kebijaksanaan, peraturan perundang-undangan yang berlaku danrencana yang telah ditetapkan . Dengan konsep ini, maka seorang supervisor atau

Page 3: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

pengawas di masing-masing unit kerja bertanggung jawab atas pengawasanpelaksanaan segala tugas dan kewajiban yang dibebankan di lingkungan tersebut,sehingga pengawasan merupakan "built in control" (pengawasan melekat).Pengawasan seperti ini harus dilakukan terus-menerus sehingga memiliki fungsievaluatif, korektif, preventif dan edukatif.

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalahsupervisi pengajaran yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan ataupengawas sekolah. Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantuguru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaiantujuan akademik. Supervisi pengajaran merupakan upaya membantu guru-gurumengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti,esensi dari supervisi pengajaran adalah membantu guru mengembangkan kemampuanprofesionalismenya. Mengembangkan kemampuan profesionalisme dalam konteks inibukan semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilanmengajar guru saja, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitment) ataukemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab denganmeningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akanmeningkat.

Supervisi pengajaran adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkankualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yanglebih optimal. Tujuan supervisi pengajaran yang dilaksanakan oleh pengawassatuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan merencanakan dan melaksanakanproses pembelajaran. Oleh sebab itu maka sasaran supervisi pengajaran adalahguru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran bisa terjadi di dalamkelas, di luar kelas dan atau di laboratorium. Bidang garapan supervisiakademik sekurang-kurangnya terdiri atas : (a) penyusunan dan pelaksanaankurikulum tingkat satuan pendidikan; (b) penyusunan silabus dan rencanapelaksanaan pembelajaran; (c) pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran(pendekatan, metode, dan teknik); (d) penggunaan media dan teknologi informasidan komunikasi dalam pembelajaran; (e) merencanakan dan melaksanakan penelitiantindakan kelas. Kelima aspek tersebut erat kaitannya dengan tugas pokok gurusebagai agen pembelajaran. Sudjana (2008 : 2)

Supervisi klinis diartikan sebagai bantuan profesional yang diberikan kepadaguru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebutdapat mengatasi masalah yang dialaminya berkaitan dengan proses pembelajaran.Sudjana (2008 : 8) . Sejalan dengan pengertian di atas Waller berpendapat bahwasupervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajarandengan menjalankan siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatandan analisis yang intensif terhadap proses pembelajaran. Sedangkan menurutKeith Acheson dan Meredith D Gall dalam Sudjana (2008 : 8) : supervisi klinisadalah proses membantu guru memperkecil jurang antara tingkah laku mengajar

Page 4: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan pendapat di atasdapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah bantuanprofesional yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalampembelajaran agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya denganmenempuh langkah yang sistematis mencakup tahap perencanaan, tahap pengamatandan tahap analisis dan tindak lanjut.

Sejalan dengan pengertian di atas maka tujuan umum dari supervisi klinis adalahagar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya dalam melaksanakanproses pembelajaran. Sedangkan tujuan khususnya adalah : (a) guru memilikiketerampilan dalam mendiagnosis kesulitan pembelajaran dan mencari solusipemecahannya; (b) guru memiliki keterampilan dalam melaksanakan pembelajarandengan menggunakan-strategi yang efektif; dan (c) guru memiliki sikap yangpositif dan kritis terhadap upaya perbaikan mutu pembelajaran.

Oleh karena itu indikator keberhasilan pelaksanaan supervisi klinis adalah :(1) Meningkatnya kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, danmengevaluasi proses pembelajaran.(2) Kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menjadi lebih baiksehingga diharapkan berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar yang dicapaisiswa.(3) Terjalin hubungan kolegial antara pengawas sekolah dengan guru dalammemecahkan masalah pembelajaran dan tugas-tugas profesinya.

Indikator-indikator tersebut pada hakekatnya merupakan salah satu ciri darimeningkatnya mutu pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu supervisi klinismerupakan bagian penting dari upaya meningkatkan kinerja sekolah khususnyamelalui perbaikan proses pembelajaran. Dalam konteks inilah pengawas satuanpendidikan atau pengawas sekolah perlu melaksanakan supervisi klinis sebagaibagian dari supervisi akademik.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan organisasi guru yang tujuanutamanya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalamrangka meningkatkan mutu pendidikan. Mulyasa (2008 : 37). Satori (1998)menyatakan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)adalah wadah kerja sama guru-guru dalam upaya meningkatkan kemampuanprofesional mereka, yaitu merencanakan, melaksanakan dan menilai proses danhasil kegiatan belajar-mengajar. Di KKG atau MGMP guru-guru dapat membicarakanmasalah proses belajar-mengajar serta memikirkan alternatif pemecahannyaberdasarkan pengalaman dan ide-ide yang bersumber dari mereka sendiri. Semuamasalah yang menyangkut upaya perbaikan pengajaran dapat dibicarakan di forumini. Senada dengan itu Mulyasa (2008 : 37) melanjutkan melalui kegiatan MGMPdapat didiskusikan bagaimana metode mengajar yang tepat sehingga suasanabelajar menjadi kondusif. Juga dalam mengembangkan KTSP dan komponen-komponen

Page 5: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

lainnya, serta mencari alternatif pembelajaran yang tepat dan menemukanberbagai variasi metode, dan media pembelajaran untuk meningkatkan mutupembelajaran.

Kegiatan MGMP dilakukan di bawah koordinator pengawas sekolah atau wakasekkurikulum, dan untuk setiap mata pelajaran dipimpin oleh guru senior atau guruinti. Di samping itu dapat mengundang ahli dari luar, baik ahli substansi matapelajaran untuk membantu guru dalam memahami materi yang dianggap sulit ataumembantu memecahlan masalah yang muncul di kelas, maupun berbagai metodepembelajaran untuk menemukan cara yang paling sesuai dalam membentuk kompetensitertentu.

Pada kegiatan MGMP dapat dilakukan kegiatan menyusun dan mengevaluasiperkembangan kemajuan belajar Evaluasi kemajuan dilakukan secara berkala danhasilnya digunakan untuk menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan MGMP yangdilakukan secara intensif, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan diriguru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta menambah pengetahuandan keterampilan dalam bidang yang diajarkan.

Sekolah yang telah mengembangkan kegiatan MGMP secara efektif pada umumnyadapat mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dansiswa,bukan saja dalam kegiatan belajar mengajar tetapi dalam kegiatan lainnyadi sekolah, bahkan masalah pribadipun dapat dipecahkan .

Kemandirian guru terutama diperlukan dalam menghadapi dan memecahkan masalahyang sering muncul dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus mampumengambil tindakan terhadap berbagai permasalahan secara tepat waktu dan tepatsasaran. Kemandirian guru juga akan menjadi figur bagi peserta didik, sehinggamereka terbiasa untuk memecahkan masalah secara mandiri dan profesional. Olehkarena itu dalam rangka menegembangkan KTSP diperlukan kemandirian guru,temtama dalam melaksanakan, menyesuaikan dan mengadaptasikan KTSP tersebutdalam pembelajaran di kelas.Kemandirian ini penting dalam kaitannya denganpenyesuaian KTSP dengan situasi aktual di dalam kelas, serta menyesuaikan KTSPdengan perbedaan karakteristik peserta didik yang beragam, dengan demikian,implementasi KTSP yang ditunjang oleh kemandirian guru diharapkan dapatmenciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM), yangakan bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didik dan prestasisekolah secara keseluruhan.

Kenyataan yang dijumpai khususnya di Kabupaten X bimbingan profesional yangdiberikan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuanpendidikan (KTSP) masih perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Hasilpengamatan menunjukkan bahwa sistem supervisi para pengawas satuan pendidikandan kepala sekolah masih mengutamakan aspek-aspek administratif yang dilakukan

Page 6: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

oleh guru-guru dan kurang memperhatikan bimbingan professional. Dan faktorpenyebab kurang berhasilnya suatu penataran atau pendidikan dan latihanprofesinalisme guru diakibatkan karena kurangnya bimbingan bagi guru-guru untukmelaksanakan hasil-hasil penataran. Guru-guru menilai hasil penataran yangdiperoleh masih terlalu teoritis. Mereka memerlukan bimbingan lebih lanjut disekolah dalam menerapkan hasil penataran itu. Bimbingan tersebut diharapkandiperoleh dari pengawas satuan pendidikan atau pengawas sekolah.

Masih dijumpai dengan begitu jelas bahwa kinerja guru belum maksimal. Hal inidapat dilihat dari fenomena-fenomena di lapangan, masih terdapat guru yangmenyajikan materi pelajaran hanya terbatas pada apa yang ada pada buku teks,masih dijumpai siswa yang terlambat masuk kelas yang sebagian diantaranyadiakibatkan kurang menyenangi pelajaran pada jam pelajaran tersebut. Siswakurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Diantara siswa yang tidaklulus ujian nasional sebagian diakibatkan karena nilai ujian nasional untukmata pelajaran Matematika belum melampaui batas kelulusan.

Berdasarkan latar belakang pemikiran seperti diuraikan di atas dapat difahamibetapa pentingnya dilakukan penelitian tarhadap efektivitas sistem bantuan danpelayanan profesional bagi guru-guru dalam bentuk supervisi akademik dansupervisi klinis yang dilakukan pengawas satuan pendidikan di Kabupaten X.Selain itu juga untuk mengetahui efektifitas kegiatan Musyawarah Guru MataPelajaran (MGMP) terhadap peningkatan kompetensi profesional guru.

B. Identifikasi MasalahDari uraian pada latar belakang penelitian di atas, jelas bahwa esensi daripenelitian ini adalah bagaimana upaya peningkatan kompetensi profesional gurusehingga mampu mengelola kegiatan pembelajaran dengan baik, yang akanmelahirkan pembelajaran yang bermutu. Dari beberapa faktor yang dapatmeningkatkan kompetensi profesional guru yang paling menarik untuk ditelitiadalah supervisi pengajaran yang dilakukan pengawas sekolah dan kegiatanmusyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Dua pokok permasalahan utama dalampenelitian ini adalah :1. bagaimanakah efektivitas kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukanpengawas sekolah sebagai supervisor pengajaran dalam memberikan bantuan danpelayanan profesional kepada guru-guru ?2. bagaimanakah efektivitas wadah atau forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGPMP) sebagai bagian dari sistem bantuan dan pelayanan profesional bagi guru-guru ?

Pokok persoalan yang pertama menyangkut kegiatan yang dilaksanakan olehpengawas sekolah (pada saat melakukan kunjungan sekolah) terhadap guru guru,baik secara perorangan maupun kelompok, dengan maksud untuk membantu gurumemperbaiki proses belajar mengajar. Secara perorangan, guru dapat membicarakan

Page 7: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

masalah yang dihadapinya dengan pengawas sekolah melalui pembicaraanindividual. Sebagai satu kelompok, guru guru dapat mendiskusikan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran yang dihadapinya sehari hari dengan bimbinganpengawas sekolah. Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan supervisi padatingkat sekolah (Wiles dan Lovell, 1975; Marks, Stoops dan Stoops, 1973;Neagley dan Evans, 1980.) , sementara Morrant (1981) dalam Satori (1989)menyebutnya sebagai kegiatan "school based in service". Morrant (1981 : 4)sendiri menyatakan bahwa "the term school based here is to describe the kind ofteachers development that are run on the school premises for the sole benefitof the teachers of that school". Untuk maksud yang sama, Eltis, Braithwaite,Deer dan Kensel (1981) dalam Satori (1989) menyebut kegiatan itu sebagai "aschool focused development program" yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah di sekolah yang dirasakan guru-guru atau masalah yang diidentifikasioleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam rangka memperbaiki kualitasproses belajar mengajar di sekolah itu.

Masalah yang tidak atau belum terpecahkan di sekolah di bawa ke forum yanglebih luas untuk dibicarakan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).Perhatian terhadap efektivitas kegiatan forum tersebut menjadi pokok persoalanyang kedua dalam penelitian ini. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalahwadah kerja sama guru guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalmereka, yaitu merencanakan, melaksanakan dan menilai proses dan hasil kegiatanbelajar-mengajar. Di forum MGMP guru-guru dapat membicarakan masalah prosesbelajar mengajar serta memikirkan alternatif pemecahannya berdasarkanpengalaman dan ide ide yang bersumber dari mereka sendiri. Semua masalah yangmenyangkut upaya perbaikan pengajaran dapat dibicarakan forum MGMP.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah penuliskemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu :"Seberapa besar kontribusi supervisi pengajaran dan musyawarah guru matapelajaran terhadap kompetensi profesional Guru SMA Negeri di Kabupaten X ?"Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaanpenelitian sebagai berikut :1. Seberapa besar kontribusi supervisi pengajaran terhadap kompetensiprofesional Guru SMA Negeri di Kabupaten X ?2. Seberapa besar kontribusi musyawarah guru mata pelajaran terhadap kompetensiprofesional guru SMA Negeri di Kabupaten X ?3. Seberapa besar kontribusi supervisi pengajaran dan musyawarah guru matapelajaran terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri di Kabupaten X ?

D. Tujuan PenelitianPenelitian yang penulis lakukan bertujuan :1. Tujuan Umum

Page 8: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

Untuk menggali informasi tentang efektifitas kepengawasan khususnya kegiatansupervisi pengajaran pengawas sekolah dalam perannya menciptakan iklim kerjayang kondusif, guna memberi motivasi kepada seluruh guru yang menjadibinaannya, agar mereka memiliki kompetensi profesional yang dapat menunjukankinerja terbaiknya dalam mengelola pembelajaran menjadi pembelajaran yangberkualitas.2. Tujuan Khususa. Mengetahui besarnya kontribusi kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukanpengawas terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri dalam upayameningkatkan mutu pembelajaran di wilayah Kabupaten X .b. Mengetahui besarnya kontribusi musyawarah guru mata pelajaran terhadapkompetensi profesional guru SMA Negeri dalam upaya meningkatkan mutupembelajaran di wilayah Kabupaten X .c. Mengetahui besarnya kontribusi kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukanpengawas dan musyawarah guru mata pelajaran terhadap kompetensi profesionalguru SMA Negeri dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di wilayah KabupatenX .

E. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis.1. Manfaat TeoritisDitinjau dari aspek pengembangan ilmu (teoritis), penelitian ini dapatmemberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu administrasi pendidikan aspekpengembangan sumber daya manusia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahanstudi lanjutan yang relevan dan sebagai bahan kajian tentang upaya peningkatankompetensi profesional guru.2. Manfaat PraktisDitinjau dari aspek praktis manfaat dari penelitian ini adalah bahwa informasidan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, akan dijadikan dasar untukmemberikan masukan kepada para pengawas sekolah yang mudah-mudahan bergunasebagai bahan rujukan dalam menyusun strategi kepengawasan terutama dalammemberikan motivasi terhadap guru agar para guru dapat memaksimalkan potensiyang dimilikinya, dan bagi pengelola MGMP digunakan sebagai bahan rujukan dalammenyusun strategi bentuk pengelolan kegiatan MGMP yang ideal pada perodeberikutnya. Bagi guru mendapat supervisi klinis dari pengawas dan mengikutikegiatan MGMP adalah sebagian kegiatan dalam upaya peningkatanprofesionalismenya, yang paling penting justru muncul motivasi yang tinggi daridalam diri guru bersangkutan untuk selalu meningkatkan kompetensiprofesionalnya secara terus menerus.- See more at: http://indeksprestasi.blogspot.com/2014/11/kontribusi-supervisi-pengajaran-dan.html#sthash.3IpR7Po5.dpuf

Sumber: http://indeksprestasi.blogspot.com/2014/11/kontribusi-supervisi-pengajaran-dan.html

Page 9: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

GURU DAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI INDONESIA

BAB IPENDAHULUAN

A.   Latar Belakang            Guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk memilikikompetensi seperti yang diharapkan oleh UU dan peraturan pemerintah. Tidakhanya itu guru harus aktif mengaktualisasi diri yaitu mengembangkan materipembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan mampu memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.             Guru profesional dan bermartabat memberikan teladan bagiterbentuknya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat. Pemerintah secararesmi telah mencanangkan bahwa profesi guru disejajarkan dengan profesi lainnyasebagai tenaga professional, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan mutupendidikan karena guru sebagai agen pembelajaran merupakan ujung tombakpeningkatan proses pembelajaran di dalam kelas yang akan berujung padapeningkatan mutu pendidikan. Dalam kondisi nyata ternyata keberadaan guru masihbanyak yang belum sesuai dengan harapan PP No. 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan yang secara spesifik diuraikan dalam Permendiknas No. 16Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Guru. Untukmengatasi hal tersebut salah satu langkah yang telah dan banyak dilakukanadalah pembentukan dan pemberdayaan MGMP.            Selain MGMP, banyak cara yang bias dilakukan untuk meningkatkankompetensi guru dengan “goal akhir” adalah meningkatnya kualitas peserta didikyang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia seutuhnya. Peranan gurusangat penting dalam dunia pendidikan karena selain dituntut memberikanpendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya,guru juga berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik. Itu semuademi terciptanya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang semakinbagus.            Tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai tenagapembangunan antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas danproduktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baiksecara perorangan maupun kelompok. Permasalahan ini akan dapat diatasi apabilaSumber Daya Manusia (SDM) mampu menampilkan hasil kerja produktif secararasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang umumnyadapat diperoleh melalui pendidikan atau kualitas lembaga pendidikan.Bahwasanya, pendidikan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitasSumber Daya Manusia (SDM).

Page 10: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

            Pendidikan sebagai ujung tombak peningkatan kualitas SDM Indonesia.Tanpa pendidikan, akan semakin sulit untuk bersaing. Saat ini, penerapanKurikulum 2013 yang berfokus pada aktivitas anak didik sebagai salah satu upayauntuk membentuk karakter serta kompetensi SDM Indonesia sudah sangat bagus.Pemerintah Indonesia terus fokus dengan meningkatkan partisipasi masyarakatpada pendidikan salah satunya untuk meningkatkan partisipasi wajib belajar 12tahun dengan berbagai program kebijakan. Dunia pendidikan, memiliki perananpenting agar membuat globalisasi berlangsung dua arah dan bukan satu arah, atauhanya menjadi sekadar pasar saja. Dunia pendidikan berperan untuk menyadarkanpola pikir masyrakat bahwa untuk bisa bertahan ditengah persaingan tersebutdiperlukan adanya kompetensi.            Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan  Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsitersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasionalsebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Kutipan Alenia Pertama Lampiran Permen Diknas Nomor 22Tahun 2006).            Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksudkan diatas peranserta guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan sangat menentukan. Padadasarnya guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai ujung tombak dalammencapai prestasi dan peningkatan mutu pendidikan yang dengan “goal akhir”adalah meningkatnya kualitas peserta didik yang akan menjadi Sumber DayaManusia (SDM) Indonesia seutuhnya. Ketiga komponen bertanggung jawab dalam halpeningkatan mutu dan prestasi.            B.   Rumusan Masalah            Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:1.    Apa saja upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui bidangpendidikan?2.    Apa peran guru dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia?

C.   Tujuan Penyusunan Makalah            Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:1.    Mengetahui upaya-upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui bidangpendidikan.2.    Mengetahui peran guru dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia.

Page 11: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

BAB IIPEMBAHASAN

A.   Pengertian Guru            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), guru adalah orang yangpekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian gurumenurut KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guruyang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang gurudiperlukan definisi-definisi lain.            Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalahtenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamongbelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yangsesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakanpendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik.Menurut Suparlan (2008), guru merupakan salah satu unsur masukan instrumentalyang amat menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pendidikan danpelatihan. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, guru harusmemiliki standar kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan yangmemadai.                     Menurut Imran (2010), guru adalah jabatan atau profesi yangmemerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, danmenengah.            Guru adalah pendidik profesional. Tugas utamanya mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, dan juga melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta yang dididik pada pendidikan formal (Sembiring, 2008).            Menurut Suparlan (2008), guru dapat diartikan sebagai orang yangtugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semuaaspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspeklainnya. Namun, Suparlan (2008: 13) juga menambahkan bahwa secara legal formal,guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik daripemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar.

            Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Pendidikan Nasional, Bab IV, bagian kesatu, pasal 30, butir kelima.Peraturan Pemerintah tersebut berbunyi bahwa pendidik pada SMP/MTS atau bentuklain yang sederajat dan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat terdiri atasguru mata pelajaran dan instruktur bidang kejuruan yang penugasannya ditetapkanoleh masing-masing satuan pendidikan yang sesuai dengan keperluan. Kualifikasiguru untuk jenjang pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain sederajat tercantum

Page 12: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

dalam Peraturan Pemerintah yang sama dengan di atas, pasal 29, butir keempat.Peraturan Pemerintah itu berbunyi pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yangsederajat memiliki: (1) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat(D-IV) atau sarjana (S1); (2) latar belakang pendidikan tinggi dengan programpendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; (3) sertifikasiprofesi guru untuk SMA/MA.

B.   Tupoksi Guru            Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan  Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsitersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasionalsebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Kutipan Alenia Pertama Lampiran Permen Diknas Nomor 22Tahun 2006).            Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksudkan diatas peranserta guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan sangat menentukan,dimana pegawai fungsional juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan dankinerjanya sesuai bidang keahlian masing-masing dengan terus mengembangkankreativitas melalui pendidikan dan pelatihan.             Penekanan Pembangunan Nasional dalam Pembangunan Jangka Panjanglebih mengandalkan pada kreativitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM)yang memiliki kompetensi dalam jabatan, baik dalam penyelenggaraan negaramaupun pembangunan dan kemasyarakatan. Kualitas kemampuan Sumber Daya Manusia(SDM) selain merupakan perwujudan pelaksanaan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pengamalan Pancasila, juga merupakan tuntutan yang tumbuhbersama dengan perkembangan pembangunan yang semakin cepat.            Disamping itu, perhatian pemerintah yang sangat besar terhadappegawai fungsional sebagai aset bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsayaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV tentang Guru bagian kelima pembinaandan pengembangan pasal 23 pada ayat 1 disebutkan bahwa “Pembinaan danpengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. Padaayat 2 disebutkan “ Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, selanjutnya pada ayat 3disebutkan “Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional. Dan terakhir pada ayat 4berbunyi “Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi”.

Page 13: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

            Menurut Sukadi (2007) sebagai seorang profesional, guru memilikilima tugas pokok, merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, danevaluasi pembelajaran, menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta melakukanbimbingan dan konseling.            Tugas guru pada kurikulum 2013 secara konsep sebenarnya tidak jauhberbeda dengan kurikulum KTSP yang selama ini telah berjalan. Standarkompetensi guru masih tetap mengacu pada empat kompetensi yang diatur olehPermendiknas No 16 Tahun 2007 yaitu kompetensi profesional, kompetensipedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.            Tugas Pokok dan Fungsi Guru yaitu bertanggung jawab kepada KepalaSekolah dalam melaksanakan KBM, meliputi:1.    Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap2.    Melaksanakan kegiatan pembelajaran3.    Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan, dan ujian.4.    Melaksanakan analisis hasil ulangan harian5.    Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan6.    Mengisi daftar nilai anak didik7.    Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan), kepada gurulain dalam proses pembelajaran8.    Membuat alat pelajaran/alat peraga9.    Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah12. Mengadakan pengembangan program pembelajaran13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik14. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

C.   Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia            Dimensi Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi jumlah, komposisi,karakteristik (kualitas), dan persebaran penduduk (Effendi, 1991). Dimensitersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain keterkaitan antarakuantitas dan kualitas yang telah disinggung sebelumnya, komposisi danpersebaran juga sangat penting.            Kualitas sumber daya manusia menurut Ruky (2003) adalah “Tingkatpengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber dayamanusia”. Tingkat itu dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu kewaktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut.             Matutina (2001) menyatakan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)mengacu pada :1.    Pengetahuan (knowledge)2.    Keterampilan (skill)3.    Kemampuan (abilities).

Page 14: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

            Sehubungan dengan pengembangan SDM untuk peningkatan kualitas, Kartadinata (1997) mengemukakan bahwa “Pengembangan SDM berkualitas adalahproses kontekstual, sehingga pengembangan SDM melalui upaya pendidikan bukanlahsebatas menyiapkan manusia yang menguasai pengetahuan dan keterampilan yangcocok dengan dunia kerja pada saat ini, melainkan juga manusia yang mampu, mau,dan siap belajar sepanjang hayat.”            Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang antara lain diukur dengan IndeksPembangunan Manusia (IPM). Perbaikan di bidang pendidikan dan kesehatan akanberdampak pada capaian pembangunan manusia. Hal ini mengingat indikator dalamindeks pembangunan manusia (IPM) oleh UNDP menempatkan pendidikan dan kesehatansebagai indikator utama disamping indikator ekonomi. Pendek kata pembangunanmanusia telah memberikan sumbangan terbesar bagi pencapaian keberlangsunganpembangunan (Anand dan Sen, 2000).            Selama ini, kalau dilihat dari segi stok SDM, Indonesia lah salahsatu negaranya. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, Indonesia dari segiketersediaan SDM dengan jumlah banyak di dunia. Meskipun, kalau dilihat darisegi kualitas, SDM Indonesia masih menjadi tantangan besar hingga kini. Olehkarena itu, pemerintah terus menggalakkan pembangunan manusia-manusia Indonesiaagar menjadi kader-kader generasi yang berkualitas sebagai penerus masa depanbangsa, salah satunya melalui pembangunan pendidikan.            Menurut data BPS (2012) posisi Indonesia dilihat dari IndeksPembangunan Manusia (IPM) tahun 2012 berada pada posisi 121 dari 187 negara.Posisi Indeks Persepsi Korupsi tahun 2012 berada pada posisi 118 dari 176negara. Posisi daya saing Indonesia tahun 2012 berada pada peringkat ke-50 dari144 negara, atau menurun 5 tingkat dibandingkan setahun sebelumnya. Jikadilihat peringkat untuk masing-masing pilar daya saing, maka posisi Indonesiaterpuruk pada pilar efisiensi pasar tenaga kerja yaitu peringkat ke-120,disusul pilar kesiapan teknologis yang menempati peringkat ke-85, daninfrastruktur pada peringkat ke-78. Pilar terbaik untuk Indonesia hanyaterletak pada ukuran pasar (16), lingkungan makroekonomi (25), dan inovasi(39).            Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bias diukur dan dianalisisdengan indeks kompetensi. Bahwa indeks kompetensi yang dikeluarkan oleh WorldEconomic  Forum pada tahun 2013, bahwa Indonesia menempati urutan ke-50 ataulebih rendah dari Singapura (ke-2), Malaysia (ke-20), dan Thailand (ke-30).Rendahnya kompetensi sumber daya Indonesia diperoleh dari faktor-faktor yangsaling berkaitan seperti: 1.    tenaga kerja/ahli profesi yang tidak memiliki kualifikasi mumpuni; 2.    minimnya pelaksanaan sertifikasi kompetensi; 3.    belum sesuainya kurikulum di sekolah menengah dengan keahlian profesi; 4.    serta sumber daya manusia di Indonesia yang sangat berlimpah namun belumdapat dioptimalkan oleh pemerintah.

Page 15: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

            Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan SumberDaya Manusia (SDM), salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidangpendidikan. Pendidikan harus mampu mengembangkan iklim belajar-mengajar yangdapat membantu untuk menciptakan individu-individu yang lebih baik, tumbuh danberkembang  lebih besar, lebih bijaksana, lebih perspektif, dan lebih kreatifdalam semua aspek kehidupannya (Moh. Amien, 1987).            Program peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan akan memberikanmanfaat pada lembaga berupa produktivitas, moral, efisiensi kerja, stabilitas,serta fleksibilitas lembaga dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalammaupun ke luar lembaga yang bersangkutan. Fungsi dan orientasi pendidikan dalampeningkatan kualitas SDM telah dibuat dalam suatu kebijakan Depdiknas (2001)dalam tiga strategi pokok pembangunan pendidikan nasional, yaitu: 1.    pemerataan kesempatan  pendidikan, 2.    peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan, dan 3.    peningkatan kualitas manajemen pendidikan.                          Sebagai contoh program peningkatan SDM bisa dilakukan dengankerjasama pada pendidikan perguruan tinggi dan sesudah lulusan, antara lain:1.    pemerintah dengan pihak swasta, Perguruan Tinggi (PT), dan masyarakat.Salah satu contoh kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan, pihak swastaadalah program KKN-PPM yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada dansejumlah perguruan tinggi. Program KKN-PPM UGM dan beberapa perguruan tinggiselain meningkatkan SDM mahasiswa dan juga meningkatkan SDM warga masyarakat,hal ini terjadi karena dengan adanya KKN-PPM mahasiswa bisa berlatih mandiridan bisa saling bertukar ilmu dengan masyarakat. KKN-PPM ini juga mempunyaitujuan untuk mengolah SDA yang ada agar bermanfaat. Pada kenyataannya banyakmasyarakat yang tidak tau cara mengolah SDA yang ada di daerahnya, lalu setelahada KKN-PPM yang membimbing maka masyarakat jadi tau cara mengolah SDA. ProgramKKN-PPM ini juga bekerjasama dengan pihak swasta. Biasanya pihak swasta menjadimitra yang membantu membiayai program kerja tersebut. Dengan demikian berartimahasiswa juga mempunyai peran dalam peningkatan SDM indonesia. 2.    Meningkatkan SDM bisa juga melalui IPTEK. Dengan adanya IPTEK maka akanmenimbulkan berbagai dampak yang bisa meningkatkan SDM Indonesia. Dampak yangditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasidan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografispada tingkat negara maupun dunia. Dalam aspek ekonomi dengan adanya IPTEK, makaSDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dariteknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsungakan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia.3.    program Link and Macth, peningkatan kompetensi kerja lulusan pendidikanserta memastikan terserapnya lulusan pendidikan dalam dunia kerja dan industri  dalam jumlah yang besar.4.    Guna menjembatani dan mempermudah titik temu antara para pencari kerjadan perusahaan pemberi kerja, pemerintah mendorong terselenggaranya pameran

Page 16: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

bursa kerja atau sering disebut juga job fair di berbagai daerah. Dengandigelarnya  job fair akan sangat  membantu para pencari kerja dalam menemukanlowongan kerja yang sesuai dengan bakat, minat dan keterampilannya dengan carayang lebih mudah, dan murah.                                5.    Di bidang pelatihan, meskipun terbatas, pemerintah menyediakan fasilitasdan program-programpelatihan kerja yang tersedia di Balai-Balai Latihan Kerja(BLK) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja danmengurangi angka pengangguran di daerah-daerah.                                                                                                

            Banyak program pemerintah di Tingkat pendidikan dasar, hal tersebutsudah mulai menjawab dengan adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) yang siap kerja, usia produktif/belia, dan terampil, program-programtersebut adalah sebagai berikut :1.    Pertumbuhan SMK semakin banyak di setiap Kabupaten/Kota seiring dengantuntunan animo siswa masuk ke SMK dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikanmenengah kejuruan yang siap kerja dan mandiri sesuai kompetensi.2.    Jumlah dan jenis bidang keahlian yang dikembangkan di SMK Negeri danSwasta sudah mulai mampu menjawab tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri dantuntutan pengembangan ekonomi sektoral.3.    Tingkat pengangguran tamatan SMK menunjukkan sudah mulai berkurangdibanding tahun-tahun sebelumnya sehingga SMK dikatakan berhasil.4.    Dari sisi kemampuan daya saing tenaga kerja, produktifitas tenaga kerjadi Kawasan Tengah, Barat mulai menunjukkan ke arah yang lebih baik dibanding dengan Kawasan Timur.5.    Kebijakan memperbanyak jumlah SMK dibanding SMA.6.    SMK “dipaksa” bekerjasama dengan dunia Industri/dunia usaha untukmeningkatkan kompetensi siswa sekaligus memasarkan hasil produksi siswa.7.    Peningkatan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD.8.    Kurikulum 2013 yang telah mengalami penyempurnaan merujuk untuk SD, SMP,dan SMA (sederajat).

D.   Peran Guru dalam Peningkatan kualitas SDM di Indonesia            Mulyasa (2007) mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peranguru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam pembelajaran yaitu,guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu(innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas,pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor,emansivator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator (mengarahkan belajar).            Menurut Suwardi (2007) upaya mewujudkan guru profesionalmembutuhkan

Page 17: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

perhatian dan komitmen bersama baik pemerintah, masyarakat, guru sendiri, mapunpihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan. Dalam konteks diatasuntuk menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal yang harus dimiliki adalah 1.    Memiliki kemampuan intelektual yang memadai; 2.    Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan; 3.    Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran; 4.    Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan; 5.    Kemampuan mengorganisir dan problem solving dan (5) Kreatif dan memilikiseni dalam mendidik.            Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan olehmesin, radio, recorder, ataupun oleh komputer yang modern sekalipun. Masihterlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan,motivasi, kebiasaan, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari prosespengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Disinilah kelebihanmanusia dalam hal ini guru, dari alat-alat atau teknologi yang diciptakanmanusia untuk membantu dan mempermudah kehidupannya (Sudjana, 2009).            Menurut Martinis Yamin (2007) keberhasilan guru di dalam  kelasbukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan  guru juga ditentukan sejauh mana mampu mengembangkan kecakapan siswanya, karenaguru sebagai change agent. Sudah semestinya itu bisa tercapai bila didukungdengan  manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai di lembaga pendidikanyaitu sekolah dan lainnya.            Berkaitan dengan kondis dan tuntutan maka pendidikan global sangaturgen sekali dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar dapat survie danbersaing di tengah era globalisasi. Konsep pendidikan global menekankan padacara berfikr inklusif, bila tak sekedar ingin memperluas informasi tentangketerkaitan global. Dengan pendidikan global diharapkan mutu sumber dayamanusia akan lebih meningkat. Pendidikan tidak lagi berpusat pada guru akantetapi berpusat pada siwa. Sehinga output dari pendidikan akan dapatditngkatkan mutunya dan mampu bersaing di tengah era globalisasi (Tilaar, 204).            Pendidikan, sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan tarafkehidupan bangsa serta merealisasikan komitmen untuk mencerdaskan bangsa, masihbelum tertopang dengan pondasi - pondasi yang kokoh. Pondasi pendidikantersebut beberapa diantaranya adalah ketahanan infrastruktur pendidikan,ketersediaan dan kualitas pendidik atau guru, serta daya serap yang terpotretdari jumlah siswa didik atau murid yang mengenyam pendidikan.            Dari uraian diatas, guru dituntut agar professional. Karena seorangguru merupakan tumpuan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar akanberhasil dan selanjutnya menghasilkan output pendidikan yaitu Sumber DayaManusia (SDM) yang berkualitas.             Peningkatan kualitas guru dapat dilakukan dengan berbagai caraantara lain melalui:1.    kualifikasi akademik guru,

Page 18: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

2.    pendidikan dan pelatihan, 3.    uji sertifikasi, 4.    memberi kesempatan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran inidapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelasini merupakan penelitian yang menempatkan guru sebagai peneliti, sebagai agenperubahan yang pola kerjanya bersifat kreatif dan inovatif.5.    Peningkatan kualitas dan kompetensi guru di berbagai daerah denganmengadakan pelatihan/pembinaan strategi dan metode mengajar. Juga mengaktifkanPGRI di daerah-daerah.

BAB IIIPENUTUP

A.   Kesimpulan            Pada era sekarang, yang sering disebut era globalisasi, institusipendidikan formal mengemban tugas penting untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia(SDM) Indonesia berkualitas di masa depan. Berbicara mengenai kualitas SumberDaya Manusia (SDM), pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam prosespeningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya perbaikan di bidang pendidikanmerupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus agar tidaktertinggal oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang begitu cepat.Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di sekolah merupakan faktor sentral dalamdunia pendidikan.             Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia telahmenjadi konsentrasi pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu upayayang dilakukan yakni meningkatkan kualitas sistem pendidikan baik kurikulummaupun tenaga pengajar. Kualitas guru yang baik diyakin akan mendorongpeningkatan kualitas SDM Indonesia teristimewa karena bonus demografi.            Kebijakan yang paling mencolok dalam bidang pendidikan demimendapatkan SDM berkualitas di usia produktif, siap kerja, dan terampil sudahdipaparkan di Bab 3 (tiga). Dengan kata lain, bidang pendidikan sangatlahpenting dalam menghasilkan output SDM yang berkualitas di Indonesia.            Hal ini mengingat peranannya yang sangat penting dalam meningkatkanmutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yangterintegrasi dengan proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) itusendiri. Menyadari pentingnya  proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) di Indonesia, maka pemerintah bersama kalangan  swasta sama-sama telahdan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usahapembangunan pendidikan yang lebih berkualitas.

B.   Saran            Berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitasSumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, karena Indonesia menempati peringkat

Page 19: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

keempat jumlah penduduk terbesar di dunia tahun 2014 setelah Amerika Serikat.Maka, hal yang paling mendasar adalah peningkatan kualitas sistem pendidikan.Untuk itu, kunci utamanya adalah guru.            Karena guru diyakini mendorong peningkatan kualitas SDM Indonesiadan pemerintah Indonesia sudah menyadari hal tersebut dengan upaya peningkatananggaran pendidikan dalam APBN dan penyempurnaan sistem kurikulum pendidikanIndonesia.

Sumber: http://akusayangyana.blogspot.com/2014/11/guru-dan-peningkatan-kualitas-sumber.html

LANDASAN PENDIDIKAN : Manajemen Kelas BAB IPENDAHULUANA.   Latar BelakangSumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatunegara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatankualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikanbangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yangharus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusiterhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) saranagedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yangprofessional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilanpembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembanganpeserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelasguru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatanmengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur,mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaranyang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alatdan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuanpengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik danrutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan danmempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajardapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan,mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yangproduktif. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu danberproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakangdan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materiserta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu danberinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangatditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalahkelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.

Page 20: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

Djamaroh (2006:173) menyebutkan ” Masalah yang dihadapi guru, baik pemulamaupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang seringdidiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaankelas”. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaankelas, sedangkan tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagianbesar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan.Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran dan masalah pengelolaanharus diatasi dengan cara pengelolaan. Pengelolaan kelas diperlukan karena darihari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selaluberubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besokbelum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknyadimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamisdalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.B.   Rumusan Masalah1.      Apakah yang dimaksud dengan manajemen kelas?2.      Apakah tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari manajemen kelas?3.      Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam manajemen kelas?4.      Bagaimanakah bentuk pendekatan dalam manajemen kelas?5.      Bagaimanakah pengaruh manajemen kelas dalam meningkatkan kualitaspembelajaran di kelas?C.   Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah iniadalah:1.      Untuk menjelaskan pengertian manajemen kelas.2.      Untuk menjelaskan tujuan dari manajemen kelas.3.      ntuk mendeskripsikan prinsisp-prinsip dalam manajemen kelas.4.      Untuk mendeskripsikan bentuk pendekatan dalam manajemen kelas.5.      Untuk mendeskripsikan pengaruh manajemen kelas dalam meningkatkankualitas pembelajaran di kelas.D.   Manfaat PenulisanSebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih strategipembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaranyang tentunya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Menjadi masukan untukmenerapkan manajemen kelas yang baik. Dan Perbaikan proses pembelajaransehingga dapat meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruhpada kualitas lulusan sekolah.

Page 21: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

BAB IIPEMBAHASANA.   Pengertian Manajemen KelasManajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan,berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua halyang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelasadalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkansiswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Terdapat beberapadefenisi tentang manajemen kelas berikut ini :1.      Berdasarkan Konsepsi Lama Dan ModernMenurut konsepsi lama, manajemen kelas diartikan sebagai upaya mempertahankanketertiban kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksiyang menggunakan alat yang tetap terhadap problem dan situasi manajemen kelas(Lois V. Jhonson dan Mary Bany, 1970)2.      Berdasarkan Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu ( Disarikan dariWilford A. Weber 1986 ).a.       Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankanketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter). b.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankanketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).c.       Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa(Pendekatan Permisif).d.      Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan caramengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).e.       Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yangefektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan denganbaik (Pendekatan Instruksional).f.       Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku pesertadidik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan(Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).g.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersionalyang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan PenciptaanIklim Sosioemosional).h.      Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankanorganisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial)B.   Aspek, Tujuan, dan Fungsi Manajemen KelasManajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalammemutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikansuasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajenenkelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakanseleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970 ).Manajemen kelas yang dilakukan guru memiliki beberapa tujuan antara lain:

Page 22: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

1.      Agar proses belajar mengajar dapat dilakukan secara maksimal sehinggatujuan proses belajar mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien.Pengelolaan kelas mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif,menyenangkan, mengaktifkan (fisik, emosi, dan mental) murid, langsung,bermakna, sehingga murid bukan sekedar menerima dan menghafal materi, tetapilebih penting dari pada itu terbentuknya sikap ilmiah.2.      Untuk memberi kemudahan (fasilitasi)3.      Upaya memantau kemajuan peserta didik dalam proses pembelajarannya.4.      Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untukperbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanyakondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi : Memberi dan melengkapifasilitas untuk segala macam tugas seperti (membantu kelompok dalam pembagiantugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukantujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengankelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas).Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar.C.   Prinsip-Prinsip Manajemen KelasPendekatan pembelajaran pada anak TK dan RA hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:1.       Berorientasi pada Kebutuhan AnakAnak TK adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untukmencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupunperkembangan psikis yang meliputi intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosional. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknyadilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspekperkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.2.       Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya BermainBermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran padaanak-anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Untuk itu dalammemberikan pendidikan pada anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfalharus dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sehingga ia tidak merasa bosandalam mengikuti pelajaran. Selain menyenangkan, metode, materi dan media yangdigunakan harus menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak akantermotivasi untuk belajar.Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan danmemanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadilebih bermakna. Bermain bagi anak juga merupakan suatu proses kreatif untukbereksplorasi, mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simboluntuk menggambarkan dunianya.3.       Kreatif dan Inovatif

Page 23: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

Proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik,membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak untuk berpikir kritis danmenemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya juga dilakukansecara dinamis. Artinya anak tidak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi jugadijadikan subyek dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak dirancang untuk membentuk perilaku dan mengembangkan kemampuan dasar yangada dalam diri anak usia Taman Kanak-kanak, tetapi dalam pelaksanaannya harusdisesuaikan dengan tahap-tahap perkembangannya.Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak, seorang guruharus memahami dan menguasai metode pembelajaran yang digunakan. Denganmenguasai metode pembelajaran ini, diharapkan tujuan pendidikan yang diantaranya untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosialemosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai- nilaiagama dapat tercapai secara optimal. Beberapa metode pembelajaran yang sesuaidengan karakteristik anak TK menurut Moeslichatoen (1999) adalah :a.       Metode bermainBermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakanalat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenanganmaupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000:1). Menurut Sally(2008:17) bermain berarti anak itu sedang melakukan suatu aktivitas yangmenyenangkan bagi dirinya. Sedangkan menurut Hildebrand (1986:54), bermainberarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yangdapat dilakukan untuk menstransformasi secara imajinatif hal-hal yang samadengan dunia orang dewasa. Berdasarkan definisi bermain di atas, bermainmerupakan suatu sarana bagi anak untuk berlatih, mengeksploitasi dan merekayasayang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan atau tanpa menggunakanalat untuk memperoleh informasi, kesenangan dan mengembangkan dayaimajinasinya. Dengan demikian, aktivitas bermain tidak sama dengan aktivitaslain seperti belajar. Walaupun sebenarnya dengan bermain, anak juga telahmelakukan aktivitas belajar. Ada beberapa ciri yang membedakan bermain denganaktivitas lainnya yaitu: Aktivitas bermain dapat menciptakan suasana yangmenyenangkan bagi anak. Aktivitas bermain dapat dilakukan secara spontan dansukarela tanpa adanya unsur paksaan karena anak yang menciptakan permainanyasendiri. Kegiatan bermain berdasarkan jenisnya terdiri dari bermain aktif danbermain pasif. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (dalam Tedjasaputra,

Page 24: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

2001:58) yang mengemukakan ada dua penggolongan utama kegiatan bermain yaitubermain aktif dan bermain pasif. Kegiatan bermain aktif dapat diartikan sebagaisuatu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melaluiaktivitas yang mereka lakukan sendiri. Kegiatan ini meliputi bermain bebas danspontan, bermain konstruktif, bermain khayal atau bermainperan, mengumpulkanbenda-benda, melakukan penjelajahan, permainan dan olahraga, musik dan melamun.Sedangkan bermain pasif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang tidakterlalu banyak melibatkan aktivitas fisik. Misalnya membaca, melihat komik,menonton film, mendengarkan radio dan mendengarkan musik. Bermain tidak hanyamenyenangkan bagi anak, tetapi juga mempunyai manfaat yang sangat besar bagiperkembangannya. Salah satunya adalah memperoleh pengalaman belajar yang sangatberguna untuk anak. Menurut Noviyanti ada beberapa manfaat bermain di antaranyaadalah mengembangkan daya khayal anak. Dengan berkhayal, penghayatan anakketika bermain akan menjadi lebih bermakna. Contoh ketika anak sedang bermaindengan timbangan buatan, ia akan membayangkan sedang melakukan kegiatanmenimbang seperti yang dilakukan oleh para pedagang di toko atau di pasar.Selain itu, dengan bermain secara tidak langsung anak telah mengembangkankreativitas. Saat bermain anak seringkali menemukan pengalaman atau hal-halbaru. Hal-hal baru itu kemudian akan diaplikasikan di luar dunia bermainnya.Misal anak akan tahu bagaimana cara mengukur setelah bermain dengan menggunakanpenggaris buatan. Melalui kegiatan ini, anak juga dapat memuaskan rasa ingintahunya terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Bermain bagi siswa TamanKanak-kanak merupakan kegiatan yang bermanfaat dalam perkembangan berbagaiaspek yang menyangkut tiga ranah yaitu kognitif, afektif(sosio-emosional) danpsikomotorik (fisik-motorik). Ranah kognitif pada dasarnya berkaitan dengankemampuan berpikir dan cara individu memperoleh informasi dari lingkungan(Rosdianawati, 2006:12). Dalam Kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak dan RaudlatulAthfal bidang pengembangan kemampuan dasar kognitif bertujuan untukmengembangkan kemampuan berpikir yang dalam pengembangannya diwujudkan dalamkebiasaan berpikir. Di sini anak diajak untuk mengenal dan belajar mengenaiobyek-obyek tertentu yang ada di sekitarnya sehingga anak dapat memahami konsepsederhana dan menemukan berbagai macam alternatif untuk memecahkan masalahsederhana dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif dalam Taksonomi Bloomberisi tentang perilaku- perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosiseperti minat, sikap dan cara penyesuaian diri. Sedangkan ranah psikomotorikberkaitan dengan keterampilan yang mencakup pemberian pengalaman belajar danpraktik yaitu kecenderungan untuk meniru atau berperilaku.b.      Metode KaryawisataMetode ini dilakukan dengan mengajak siswa mengunjungi suatu objek secaralangsung untuk memberikan pengalaman belajar yang tidak diperolehnya di dalamkelas. Kunjungan ini bisa ke sekitar sekolah, pasar, bank, museum, kebunbinatang, pantai dan sebagainya. Melalui kegiatan ini, anak dapat melihat,mengenal dan mengamati secara langsung objek-objek yang dikunjungi. Selain itu,dengan berkaryawisata anak Taman Kanak-kanak memperoleh kesempatan untuk

Page 25: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

menumbuhkan minat tentang sesuatu hal, meningkatkan perbendaharaan kata,menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya. Contoh siswa diajak pergi kekebun binatang untuk mengenal dan mengamati berbagai macam binatang yang ada disitu.c.       Metode Bercakap-cakapBercakap-cakap merupakan salah satu bentuk berkomunikasi dengan orang lain.Dari pengertian tersebut, maka metode bercakap-cakap dapat diartikan sebagaisuatu cara untuk menyampaikan pelajaran yang diajarkan melalui bercakap-cakapdalam bentuk tanya jawab antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa.Metode ini bermanfaat untuk meningkatkan keberanian anak dalam menyatakanperasaan, keinginan, kebutuhan secara lisan dan juga memperoleh pengetahuan danwawasan mengenai tema yang telah diajarkan guru. Selain itu, dengan bercakap-cakap anak dapat menjalin hubungan sosial yang menyenangkan dengan anak lainatau guru. Contoh siswa diajak melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yangdilakukan oleh tukang kayu sebelum membuat meja dan kursi atau kegiatan yangdilakukan oleh pedagang beras yang berjualan di pasar.d.      Metode Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu bentuk pemberian pengalaman belajar bagianak Taman Kanak-kanak dengan membawakan cerita secara lisan baik denganmembaca langsung dari buku maupun dengan menggunakan ilustrasi gambar. Melaluimetode bercerita, anak dilatih untuk menjadi pendengar yang kritis dan kreatif.Pendengar yang kritis mampu menemukan kesesuaian antara yang telah didengardengan yang telah dipahami. Sedangkan pendengar yang kreatif mampu menemukanpemikiran-pemikiran baru dari apa yang telah didengarnya. Manfaat lain yangdapat dirasakan dari metode ini adalah dapat melatih konsentrasi dan dayatangkap serta membantu perkembangan imajinasi anak. Contoh guru berceritamengenai Putri Kemuning dan sekelompok orang kerdil yang sedang mengukurpanjang kayu untuk membuat meja, kursi dan tempat tidur.e.       Metode DemonstrasiMetode demontrasi merupakan suatu cara untuk menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Metode ini bermanfaat untuk memberikan ilustrasidalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa kepada anak. Selain itu, jugadapat meningkatkan daya pikir anak Taman Kanak- kanak terutama dalammeningkatkan kemampuan mengenal, mengingat dan berpikir baik kritis maupun

Page 26: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

kreatif. Contoh guru memperagakan di depan siswa cara mengukur denganmenggunakan jengkal, langkah, pita, lidi, sedotan dan penggaris buatan.f.       Metode ProyekMetode proyek merupakan suatu cara pemberian pengalaman belajar dengan memberianak permasalahan atau persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secaraberkelompok. Manfaat dari metode ini adalah untuk meningkatkan keterampilanyang telah dimilikidan memberikan peluang bagi anak untuk mewujudkan dayakreativitasnya. Contoh siswa dihadapkan pada suatu masalah bagaimana caramengukur panjang kayu dan alat apa saja yang harus dipersiapkan.g.      Metode Pemberian tugasMetode pemberian tugas merupakan suatu cara pemberian pengalaman belajar denganmemberikan tugas yang secara sengaja diberikan kepada anak Taman Kanak-kanak.Manfaat dari metode ini adalah untuk meningkatkan cara belajar yang lebih baikdan untuk memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar. Contoh siswa dimintamenghubungkan gambar benda dengan gambar alat yang sesuai untuk menimbang.D.   Pendekatan-Pendekatan dalam Manajemen KelasManajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait denganberbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukanguru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secaraberkelompok maupun secara individual. Keharmonisan hubungan guru dan anakdidik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi.Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukandalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179). Berbagai pendekatantersebut adalah seperti dalam uraian berikut:1.      Pendekatan KekuasaanPengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah lakuanak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasidisiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anakdidik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikatuntuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu gurumendekatinya.2.      Pendekatan AncamanDari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah jugasebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalammengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman,misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.3.      Pendekatan KebebasanPengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasabebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalahmengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.4.      Pendekatan ResepPendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yangdapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan olehguru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam

Page 27: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.5.      Pendekatan PengajaranPendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan danpelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, danmemecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkantingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah lakuanak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan danmengimplementasikan pelajaran yang baik.6.      Pendekatan Perubahan Tingkah LakuSesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untukmengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkahlaku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach)ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yangkurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yangpada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadianggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik ataupositif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkanperasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalammelaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkanperasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.7.      Pendekatan Sosio-EmosionalPendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubunganantar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputihubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini gurumerupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya gurumengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadidi kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikapmengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.8.      Pendekatan Kerja KelompokDalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja samakelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guruuntuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompokyang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agartetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapatmempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.9.      Pendekatan Elektis atau PluralistikPendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagaipendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatanitu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain

Page 28: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatanelektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yangberusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untukdapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajarmengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secarabebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud danpenggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun)kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberikemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.E.   Pola Tingkah Laku Guru dalam Pengelolaan KelasSejak lahirnya pekerjaan mengajar, saat itu pulalah muncul istilah guru,meskipun tidak bersifat formal. Saat itupun telah dimulai upaya peningkatanhasil belajar peserta didik, baik secara sederhana sampai upaya peningkatansecara metodis. Berbagai komponen pembelajaran selalu memperoleh sorotan: guru,siswa, kurikulum, dan berbagai infra strukturnya. Memperhatikan peranan guru,berikut dapat diuraikan pola tingkah laku guru dalam pengelolaan kelas sebagaiupaya peningkatan mutu pendidikan (Satori, 2008: 78). Pertama, kualitaspembelajaran akan bervariasi sesuai variasi guru. Guru adalah manusia danmanusia adalah unik. Setiap manusia memiliki spesifikasi sendiri-sendiri.Dengan adanya keunikan tersebut lahirlah situasi pembelajaran sesuai ciptaanyang unik pula. Apabila dibeberapa bagian terdapat kesamaan, hal ini mungkinterlibatnya unsure lain yang ikut serta atau ersama-sama mencipta situasipembelajaran secara utuh.Kedua, kualitas pembelajaran tergantung waktu guru beraksi. Situasipembelajaran tercipta oleh seorang guru akan berbeda dari waktu ke waktu.Seorang guru A mengajar ceria dipagi hari, akan tetapi berubah ketika mengajardi siang hari. Terkadang guru kaku dan keras, tetapi dilain waktu cukup tolerandan demokratis. Latar belakang psikologis sesaat sangat berpengarh terhadapaksi guru di dalam kelas. Latar belakang psikologis tersebut tergantung pada:hari, tanggal, jam, suasana, dan lain-lain.Ketiga, kualitas pembelajaran bervariasi tergantung subjek didik. Seorang gurudari rumah berangkat dengan suasana hati yang gembira, sampai di kantor bertemukepala sekolah dan rekan guru semakin menunjang rasa gembiranya, akan tetapiketika sampai di kelas bertemu dengan kelompok siswa yang saat itu kurangbergairah, ramai, dan bertingkah laku masing-masing, keceriaan yang seharusnyamenambah semangat guru dalam mengajar dapat berubah total karena kelompok siswayang akan diajar kurang mendukung.Keempat, kualitas pembelajaran tergantung kemampuan guru menguasai kurikulum.Kemampuan guru berbeda dalam menterjemahkan kurikulum tingkat kelas. Ada guruyang mengajar secara urut mengikuti kurikulum, ada yang mengikuti buku, adayang membuat perencanaan, dan tidak jarang yang mengajar sesuai dorongan saatitu. Kondisi demikian jelas akan mempengaruhi kualitas pembelajaran.Kelima, kualitas pembelajaran tergantung kemampuan guru memilih metode mengajar.Kemampuan guru menterjemahkan kurikulum, penguasaan substansi materi, akan

Page 29: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

menentukan pemilihan metode mengajar. Pemilihan metode juga dipengaruhi olehfaktor-faktor non teknis.

F.    BEBERAPA MASALAH MANAJEMEN KELAS/MASALAH PERI LAKU SISWA(MADE PIDARTA)1.     Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok,pertentangan jeniskelamin.2.     Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misanya ribut,bercakap cakap, pergi ke sana kemari, dansebagainya.3.     Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut bermusuhan,mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh  dan sebagainya.4.     Kelas mentolerir kekeliruan teman-temanya, menerima dan mendorongperilaku siswa yang keliru.5.     Mudah bereksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamutamu,iklimyang berubah dansebagainya.6.     Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alatkurang,kekurangan uang,dan sebagainya.7.     Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah,seperti tugastambahan,anggota kelas baru,situasi baru dan sebagainya

Page 30: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

BAB IIIPENUTUPA.   KesimpulanManajemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karenasituasi dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkankemampuan semaksimal mungkin.B.   SaranDi masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebihditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat,oleh karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalammengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisiendapat terlaksana dengan baik.

Page 31: KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA      Abdurrahman. (1994). Pengelolaan Pengajaran. Ujungpandang: Bintang Selatan.      Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.      http://one.indoskripsi.com/node/10486      http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalam-pengelolaan

kelas.html      http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaan-

kelas-yang-berhasil/      http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemen-kelas/      http://matadunia13.blogspot.com/2012/03/peran-guru-dalam-pengelolaan-

kelas_15.html.teguh

Sumber: http://fitrirohmawati.blogspot.com/2013/12/landasan-pendidikan-manajemen-kelas.html