Top Banner
Managing Director Godot Guntoro Designer Thoeng Sabrina Journalist Rina Hutajulu Contributing Editor Okky Arda Marketing Head M. Jumhari Account Executive Yulis Basuki Accounting Rachel Prudence Administration Muammir Art Director Vera Tarjono Promotion Executive Dyaharini M. struktur edisi 01/Mei/2012 Musikalitas Tipografi MUSIKALITAS Tipografi { 2 kita MEM pertanyakan IDEAL Desain Grafis tentang yang Desain komunikasi digital dalam era revolusi { [komputer] ingatan Ingatan merupakan medium penyimpanan terbesar manusia sebagai tempat dialokasikannya ilmu pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidupnya. Pemikiran serta pengetahuan manusia itu kemudian dituturkan turun-temurun dan mulut ke mulut melalui bahasa verbal. Di kala itu juga, manusia telah menyuarakan kata-kata terucap ke dalam lambang-lambang, tanda-tanda atau bahasa visual. Pengetahuan tidak lagi hanya berdasarkan ingatan-ingatan perorangan, tetapi manusia telah menemukan medium penyimpanan barunya melalui gambar-gambar, simbol, dan lambang serta tanda-tandanya. Manusia kemudian menyempurnakan peradabannya itu sebagai medium baca dan belajar dan masa ke masa sampai sekarang ini hingga kita mengenal peradaban sejarah tulisan, sebagaimana perkem- bangan sejarah manusia itu sendiri. ASAL tipografi USUL Jurnal Desain Komunikasi Visual
8
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kontras - newsletter

Mana

ging

Dire

ctor

Godo

t Gun

toro

Desi

gner Th

oeng

Sab

rina

Jour

nalis

t Rina

Hut

ajul

u

Cont

ribu

ting E

dito

rOk

ky A

rda

Mark

etin

g Hea

dM

. Jum

hari

Acco

unt E

xecu

tive

Yulis

Bas

uki

Acco

untin

gRa

chel

Pru

denc

e

Adm

inis

trat

ion M

uam

mir

Art D

irec

tor Ve

ra T

arjo

no

Prom

otio

n Exe

cutiv

eDy

ahar

ini M

.

struktur

edisi 01/Mei/2012

Musikalitas

TipografiMUSIKALITASTipografi

{2kita

MEMpertanyakan

IDEALDesain Grafis

tentangyang

Desain komunikasidigital

dalam erarevolusi

{

[komputer]

ingatan Ingatan merupakan medium penyimpanan terbesar manusia sebagai tempat dialokasikannya ilmu pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidupnya. Pemikiran serta pengetahuan manusia itu kemudian dituturkan turun-temurun dan mulut ke mulut melalui bahasa verbal. Di kala itu juga, manusia telah menyuarakan kata-kata terucap ke dalam lambang-lambang, tanda-tanda atau bahasa visual. Pengetahuan tidak lagi hanya berdasarkan ingatan-ingatan perorangan, tetapi manusia telah menemukan medium penyimpanan barunya melalui gambar-gambar, simbol, dan lambang serta tanda-tandanya. Manusia kemudian menyempurnakan peradabannya itu sebagai medium baca dan belajar dan masa ke masa sampai sekarang ini hingga kita mengenal peradaban sejarah tulisan, sebagaimana perkem-bangan sejarah manusia itu sendiri.

ASALtipografiUSUL

Jurnal Desain Komunikasi Visual

Page 2: Kontras - newsletter

Berbicara lewat rancangan

Menstimuli secara visual.

sebagai awal berkembangnya

Tipografi pada dasarnya mengakarkan dirinya pada perkem-bangan peradaban baca tulis. Bahasa tulis mempunyai posisi unik di antara bahasa verbal dan visual dan merupakan perkembangan mendasar dan bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan berupa piktograf (simbol yang menggambarkan obyek) dan ideograf (simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks) serta fonograf (tanda atau huruf yang menandakan bunyi)’. Tulisan yang kita gunakan sekarang ini merupakan sistem alfabet yang disempurnakan oleh bangsa Romawi, yang mulanya diadaptasi dan alfabet Phoenician dan oleh bangsa Yunani dijadikan sistem alfabet dengan struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan penerapan bentuk-bentuk geometris. Jadi, pada hakikatnya tipografi adalah sebuah upaya menyampaikan gagasan berkenaan dengan huruf dan tulisan. Huruf dalam tulisan mempunyai nilai fungsi dan estetik yang dengan desain dan bahasa yang baik dan tepat, akan dapat melahirkan sebuah komunikasi yang interaktif antara penyampai pesan dan penerimanya.

Tipografi atau desain rancangan huruf, dalam perjalanan sejarahnya, tidak pernah lepas dan pengaruh faktor kebudayaan dan kemajuan teknologi. Berangkat dan awalnya manual di atas berbagai permukaan seperti kulit, batu, kertas, mesin cetak Gutenberg, hingga teknologi digital seperti desktop publishing dan internet, dalam hal ini tipografi meny-impan catatan perjalarian sejarah tersendiri.

TIPO

GRAF

I

Tipografi tidak adalah sebuah upaya seseorang dalam menyampaikan sebuah gagasan yang tidak hanya dinilai dan sekadar tingkat keterbacaannya, tetapi apa yang ditangkap audiensi melalui indera penglihatan untuk membawa mereka lebih dalam lagi memahami gagasan atau pesan yang disampaikan. Misalnya bagaimana sebuah lagu yang dinyanyi-kan dengan iringan musik khas tertentu dapat diterjemahkan ke dalam sebuah poster dengan bidang yang serba terbatas itu? Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat mengko-munikasikan hal itu pada audiens lewat pencerapan indera penglihatan mata? Dalam hal itulah, seorang komunikator visual perlu mengkaji kembali secara mendalam unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain yang harus ia kembangkan dalam membuat rancangan alternatif tipografi untuk memberi pengalaman dan pemaharnan visual baru kepada khalayak yang melihatnya.Selain itu, seringkali sebuah puisi pun dapat dirancang sedemikian rupa agar para pembaca dapat lebih apresiatif menikmatinya secara visual sebelum mendengarkan sang penyair bersuara, atau bila para pembaca itu hendak menyu-arakannya sendiri, Ditinjau dan sisi ekstrimnya, puisi yang tertulis itu mampu hadir untuk dirinya sendiri tanpa pembacaan dan sang penyair. Syair-syair dalam puisi itu didesain agar mampu berbicara lewat rancangan tipografi yang atraktif, menstimuli secara visual mata yang melihat dan membawa alam pikiran pada kondisi tertentu yang diinginkan melalui bait-bait syair puisi tersebut.

Tulisan dan eksperimentasi seorang tokoh penyair Futuris Italia bernama Filippo Tomasso Marinetti (1876-1944) telah mewujudkan dengan penuh semangat sejumlah alternatif kemungkinan komunikasi grafts. Marinetti memusatkan perhatiannya kepada potensi bahasa dan semua penjelajahan tipografinya ia lakukan untuk hal itu. Semangat kaum Futuris dan Dadais masa itu mencoba untuk mendobrak hampir segala aspek verbal dan visual dalam berkesenian. Semangat itu tampaknya terus-menerus berulang kali memberi cahaya inspirasi hingga saat ini.

Perlu disadari bahwa tipografi rnempunyai keistimewaan pada verbal dan visual yang sama baik dan uniknya. Pada prinsipnya, tipografi memiliki hal-hal mendasar dalam mendesain seperti keseimbangan (balance), harmoni, irarna/ritme (rhythm), repetisi/pengulangan (repetition), arah gerak (movement), komposisi, proporsi, hierarki, dan kesatuan (unity). Contohnya dalam sebuah acara musik, alangkah baiknya bila poster acara dan undangan tidak didesain secara serampangan tanpa memperhatikan wama musik yang akan dibawakan nanti. Desain sampul sebuah kaset lagu sangatlah penting untuk menyuarakan secara visual karakter bermusik dan penyanyi album rekaman tersebut.

Tipografi musikpuisi

Melalui perkembangan desain grafis dewasa ini, tipografi semakin dirasakan penting dalam pengolahan komunikasi visual. Keistimewaan kekuatan visual sekaligus verbal yang ada pada huruf-huruf dirasakan manakala tipografi bukan lagi sekadar desain dan abjad dan pengatu-rannya dalam bidang. Hampir dalam semua komunikasi visual baik di jalan-jalan, ruangan-ruangan, media cetak maupun media elektronik digital, tipograti berkembang menjadi begitu mandiri selayaknya tulisan tangan pribadi tiap-tiap individu.

Makin besarnya pemakaian komputer personal, perangkat lunak yang terus-menerus disempurnakan dan kecepatan mikroprosesor yang terus meningkat, maka memilih dan mengatur huruf dengan sebuah software grafis dirasa semakin mudah saja. Sifat tipografi kini menjadi begitu personal. Tipografi menyimpan sebuah kekuatan komunikasi visual yang menanti untuk digali kembali ke akar dan dasar dalam mendesain sebuah komunikasi visual. Para tipografer, desainer dengan huruf, dan desainer grafts sendiri yang selalu terlibat dengan penanganan huruf sebaiknya menambahkan kepekaannya lagi pada tipografi dengan mengembangkan berbagai sentuhan-sentuhan altenatif lainnya bagi komunikasi visual.

Page 3: Kontras - newsletter

Sintaksis antara verbal dan visual dalam tipografi memperlihat-kan kemungkinan bagaimana tipografi dapat dimainkan seperti musik. Orkestra musik merupakan sebuah komposisi nada-nada dan sekumpulan alat-alat musik, mulai dan yang paling tradisional hingga yang paling modem sekali pun. Semuanya tergantung bagaimana seorang komposer menata permainan musik yang ingin ia perdengarkan pada audiensinya. Komposer menciptakan mood dan memainkan perasaan pendengarnya lewat komposisi yang dimainkan. Ia menggiring aundiensi memasuki dunia yang Ia ciptakan lewat musiknya, diajaknya mereka bertualang ke dalam dentingan nada-nada yang kadang lembut memelas, kadang cepat-menghentak, dan ketika semuanya selesai, komposisi yang telah diriikmati itu membekas di dalam hati audiens. Nada-nada itu masih bermain-main di hati mereka dan seolah masih terngiang di telinga.

Seorang desainer grafis yang bertindak sebagai tipografer ibarat seorang komposer musik dalam tipografi. Ia mempunyai pesan yang harus disampaikan pada audiensi. me-rebut hati mereka, membuat mereka mengikuti pesan itu, dan bertang-gung jawab atas balk atau buruknya penerimaan pesan yang Ia komunikasikan itu. Desain tipografi adalah komposisi musiknya. Melalui itu, ia membawa audiensi memperhatikan pesan yang dikomunikasikan itu. Dia memilih huruf bukan sembarang huruf tetapi yang bentuk dan olahannya mampu membangkitkan keingintahuan pelihatnya serta menyusun kata per kata, seolah-olah itu adalah nada-nada yang ia lantunkan sendiri. Ketika pesan harus dikatakan dengan keras, ia akan menyampaikannya dengan keras, seperti dengan warna, ketebalan, atau mengubah bentuk dasarnya. Ia mengatur alur konsentrasi pembacanya dengan memperhati-kan jarak, keseimbangan dalam komponen desain tipografinya. Dia juga melakukannya berdasarkan karakteristik audiens, dari kultur visual yang berkembang di sekelilingnya, musik dan lagu yang Ia dengar pada siaran radio, televisi, satelit, dan pesta, serta dan apa-apa yang ia baca mulai cerpen picisan sampai karya sastra peraih nobel, yang kemudian ia serap dan persepsikan kembali.

Sebuah desain menyimpan makna-makna asosiasi yang menanti audiensi untuk menangkapnya. Dalam sebuah puisi, tipografi diartikan sebagai tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi guna menghasilkan bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana. Penyusunan kata dalam kalimat dengan mengatur kerning dan leading, dapat menim-bulkan efek pembacaan yang berirama. Penggalan kata atau kalimat, huruf-huruf yang di balik, dipisahkan atau dihilangkan, akan menimbulkan ekspresi yang berbeda-beda. Dengan merujuk pada puitisasi, tipografi mengajak audiens untuk merasakan apa yang Ia baca dan apa yang ia lihat, Repetisi yang digunakan dalam rancangan tipografi mirip sekali dengan repetisi dalam sebuah puisi atau bagaimana efek-efek dan bunyi itu mempenga-ruhi kenikmatan pembaca. Tipografi memberi gambaran mental dan pesan, sementara puitisasi memberikan pelafalannya sehingga desain yang diciptakan membawa masuk pesan yang akan dikomunikasikan ke audiensi dengan lebih utuh agar penyimpangan makna dapat diredam seminimal mungkin atau pun sebaliknya, sebuah pesan diharapkan mempunyai multi-interpretasi dan terhindar dan pemaknaan yang tunggal.

McCoy menambahkan commercial vernacular sebagai ekspresi dan kultur Amerika ke dalam pengajaran desainnya. Gert Dumbar dan Belanda, merumitkan kosa kata visual desain Swiss dengan merujuk pada tipografi klasikal dan lukisan zaman Baroque, dengan memakai dramatisasi fotografi still life panggung sebagai latar untuk menempa dengan lebih baik lagi komposisi tipografis. Dengan memperhatikan dan menggali kondisi psikososial di sekitarnya, seorang komunikator visual dapat meningkatkan tingkat apresiatif masyarakat pada desain-desain tipografisnya, sebagaimana yang dimaksud oleh McCoy. Selain itu, komunikator visual dapat pula mempelajari kembali seni-seni peninggalan generasi terdahulu dan kemu-dian menerapkan dengan bentuk baru yang lebih kontemporer, seperti yang dicontohkan oleh Dumbar.

MempuitiskanVisual

kita tentang

DESAIN GRAFISIDEAL

KONSEPSI

yang

2

Tipografi

ISME

desa

in m

oder

n19

20 -

4960

Sebelum berangkat lebih jauh, kita perlu menyamakan persepsi mengenai arti istilah modern. Dalam artikel ini, modern bukanlah masa kini melainkan sebuah periode dalam kebudayaan Barat yang dimulai sejak Renaissance pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada masa revolusi industri abad ke - 18. Menurut banyak pendapat, mulai ditutup pada sekitar tahun lima puluh sampai enam puluhan. Ciri utama kebudayaan modern Barat adalah dominannya rasio, sains, dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa semangat zaman pada era modern adalah rasionalitas yang ditandai oleh berpalingnya orang Barat dan kepercayaan, mitos, tradisi ke logika rasional dan fakta ilmiah. Periode sepanjang lima abad itulah yang telah menghasilkan berbagai perubahan dan penemuan dalam bidang mulai dan filsafat, sains, teknologi, seni, desain dan industri sampai ke bentuk masyarakat modern yang kita kenal pada masa sekarang. Indonesia yang terletak di belahan Timur dunia pun merupakan tempat yang tidak luput dan pengaruh modernitas Barat akibat terjadinya proses globalisasi.

Dalam dunia seni rupa Barat, periode Modern Art dimulai pada akhir abad ke-19 yang dipelopori oleh aliran impresionisme. Modern Art atau seni rupa modern adalah periode seni rupa Barat yang mengenal abstraksi atau konseptualisasi dan meninggalkan dominasi realisme di masa sebelumnya. Desain modern merupakan sebuah periode desain yang dimulai pada awal abad ke - 20 di saat kebudayaan modern Barat mulai mencapai abad mesin pascarevolusi industri dan dilatarbela-kangi oleh beberapa aliran Modern Art khususnya Constructiv-ism (1913), Dada (1915) dan De Stijl (1917). Desain modern dimulai sejak aliran Art Deco (1918) dan yang paling menonjol sebet-ulnya adalah Bauhaus (1919). Selanjutnya, muncul ‘isme’ New York School tahun dua puluhan disusul Swiss Style tahun lima puluhan. Beberapa aspek paham desain modem yang disebut-kan tadi masuk ke dunia pendidikan dan praktek desain di Indonesia. Untuk itu, perlu dibahas beberapa pengaruh paham atau ‘isme’ desain Barat modem tersebut pada konsepsi desain kita.

3

Page 4: Kontras - newsletter

Bauhaus adalah sebuah institusi pendidikan di Jerman yang meletakkan dasar-dasar konsep desain dan tipografi barat modern. Lewat filosofinya, Bauhaus berusaha menggabungkan antara seni, kerajinan, dan desain dengan sains dan teknologi serta menolak pembedaan antara seni murni dan seni terapan. Suatu karya desain dapat bernilai estetis dan ilmiah. Desain yang memenuhi prinsip-prinsip Bauhaus, karena sudah dibebaskan dan berbagai ornamen yang bernuansa ‘sentimen borjuis’, diklaim bersifat universal, rasional, dan komunikatif untuk sernua sasaran. Pada masa perang dunia II, para pendiri Bauhaus yang dikejar oleh Nazi berimigrasi dan membuka New Bauhaus di Chicago, Amerika Serikat. Di tempat baru itu, mereka berbaur dengan komunitas desain Amerika dan memberi pengaruh kuat pada karakter visual tokoh desain modern seperti Paul Rand dan Saul Bass. Prinsip dasar desain Bauhaus banyak diadopsi ke dalam silabus pendidikan dasar desain grafis di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tokoh-tokohnya adalah Laszlo Moholy-Nagy, Herbert Bayer, Wassily Kandinsky, dan Josef Albers

CIRI CIRI PENGARUH BAUHAUS 1. Penggunaan modul geometris sebagai struktur sebuah gambar, lay-out atau desain. 2.Penggunaan golden section, grid berbagai sarana matematis lainnya untuk mencapai proporsi yang ideal. 3. Penerapan prinsip-prinsip dasar seni rupa. 4. Penerapan teori warna secara rasional. 5. Penerapan abstraksi (Bauhaus sendiri sangat dipengaruhi beberapa aliran Modern Art). 6. Penekanan pada prinsip legibility, clarity, dan hirarki typografI. 7. Penekanan pada desain yang metodologis dan rasional/fungsional.

Pada periode tahun dua puluh sampai lima puluhan, desain grafis Amerika Serikat didominasi The New York School of Advertising dengan metode “The Big Idea” yang sangat menonjol. Mereka sering menyebut desain grafis sebagai Commercial Art karena paham dan pekerjaan mereka yang berkisar pada dunia perdagangan komersial. Kalangan desain grafis dan New York (East Coast) yang dipengaruhi New Bauhaus dalam beberapa aspek ini memberi warna kental pada desain gratis dan perikianan modern seluruh Amerika Serikat setelah pengaruhnya sampai ke daerah Pantai Barat (West Coast). Di sisi lain, New York School juga memancarkan semacam aura akan profesi desain yang ‘berkelas tinggi’ dan mahal. Hal itu merupakan cermin kondisi Amerika Serikat yang bangkit dar krisis ekonomi pasca perang dunia lewat cara industri kapitalis. Industri yang mencapai sukses finansial mengganjar desainernya dengan sukses yang sama Pengaruh New York School di Indonesia masuk lewat literatur, perusa-haan perikianan, dan pendidikan desain yang mengacu pada periklanan.Tokoh - tokohnya adalah Raymond Loewy, Bradbury Thomp-son, Paul Rand, Will Burtin, Gene Frederico (East Coast), Lester Beall, Saul Bass (West Coast).

CIRI CIRI PENGARUH NEW YORK SCHOOL Kecenderungan pada proyek-proyek perikianan dan gratis

korporasi.Pengintegrasian berbagai teori atau metode marketing massal.Desain bersifat research-based dan ditujukan untuk menjual.Lebih mementingkan ide-ide yang bersifat ‘nakal’ atau witty ketimbang eksperimen gratis.Penerapan berbagai metode berpikir kreatifdalam mencari ide.Kecenderungan abstraksi (New, York School terkena pengaruh New Bauhaus).Kecenderungan pada lay-out dan lypografi yang fungsional.

1

2

3

4

5

6

&pengaruhnya&

pengaruhnya

Paham terakhir era modern tahun lima puluhan adalah International Typography Style atau Swiss International Style dan Swiss yang banyak dipengaruhi aspek rasionalitas desain Bauhaus. Awalnya, paham ini hanya berkutat.di seputar Eropa namun akhirnya berskala internasional setelah masuk dan diterima di Amerika Serikat kemudian disebarkan ke berbagai penjuru dunia lewat korporasi besar. Gaya Swiss International Style kerap menjadi pakem standar untuk corporate graphics dan information graphics.Swiss Style juga memberi kesan profesi desain sebagai intelek dan ‘tinggi’ seperti dikutip Katherine McCoy dan Massimo Vignelli: “Cara kerja yang rasional dan sistematis itulah yang membedakan profesi desainer dan pengrajin.” Pengaruh Swiss Style masuk Indone-sia lewat literatur-literatur desain, beberapa institusi pendidi-kan desain dan corporate identity para PMA (Penanam Modal Asing) asal Eropa dan Amerika Serikat pada era pembangunan Orde Baru.Tokoh-tokoh Swiss Style adalah Emil Ruder, Max Bill, Karl Gerstner, Herbert Matter, Armin Hoffman, Josef Muller-Brockman (Swiss) Massimo Vignelli (Amerika Serikat).

Kecenderungan pada proyek-proyek perikianan dan gratis korporasi.Penekanan pada desain yang fungsional, rasional, dan metode yang sistematis.Penerapan teori Semiotik Visual (triadik Charles Morris: semantik, sintaktik, dan pragmatik).Kecenderungan abstraksi, khususnya pada logo.Penggunaan grid system secara ketat.Kecenderungan pada jenis huruf Sans Serif yang awalnya diklaim bersifat ‘universal’ dan netral (mulai dan Akzidens Grotesk, Haas Grotesk, Helvetica sampai Univers).Penekanan pada legibility, clarity dan menolak visual chaos.

1

2

3

456

CIRI CIRI PENGARUH SWIS INTERNATIONAL STYLE

&pengaruhnya

Mrnd

4

Page 5: Kontras - newsletter

Pengaruhdesain modern akhirdan

Mrnd

Produksi Masyarakat Ruang/waktu Kebudayaan

RevolusiNeolitikPekerjaan tangan, agrikulturSporadis

Suku/feodalKelas ningrat, pendeta, tentaraBuruh kasar

BersiklusPerubahan lambatPemisahan ruang-waktu

Kampung / kota/ kerajaanAgrariaTertutup / terintegrasi

AristokratTerintegrasiBudaya nenek-moyang

Revolusi industriPabrikan, produksi massalSentralistik

KapitalismeBorjuis/kelas menengah ke atasPekerja

LinierBergerak maju, bertahapPemampatan ruang – waktu

NasionalismeRasionalisme bisnisEksekutif

Ala borjuisBudaya massal versi kelas penguasaAbad mesin

Revolusi InformasiKantoran, produksi komponenDesentralistik

SosialismCognitariatKelas antara tengah-Pekerja kantor

Bersiklus dan linierPerubahan cepatPeleburan ruang-waktu

Post-NationalismMultinasional, plural, eklektikInkklusif

Citarasa berbagai budayaBanyak genre, berbasis pengetahuanAbad tanda-tanda

Pra-Modern 10.000 SM - 1450

Modern 1450 – 1960

Post Modern1960 - ?

Post-Modern menurut Charles Jencks, seorang kritikus arsitek-tur dan analis kebudayaan Barat, adalah periode yang dimulai sekitar tahun enam puluhan saat orang Barat mulai bereaksi atas berbagai aspek budaya modern. Era itu ditandai oleh munculnya berbagai ‘isme’ arsitektur, seni, desain, filsafat, dan berbagai gerakan kebudayaan. Pengamat kebudayaan Mudji Sutrisno pernah mengatakan bahwa salah satu faktär munculnya gejala Post-Modernitas antara lain kekecewaan orang Barat atas kebudayaan modern karena ia bukan cuma gagal untuk menghasilkan kebahagiaan manusia di muka bumi, malah menambahnya dengan perang (Perang Dunia I, II, dan perang Vietnam terjadi di ufuk era kebudayaan Barat modern.) Perang tersebut didukung rasionalitas sains dalam bentuk berbagai teknologi persenjataan modern (bom atom pertama adalah aplikasi dan fisika laboratorium.) Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang konteks desain gratis Barat dengan perubahan zamannya,

Berbagai genre desain era Modern Akhir dan (atau) Post-Modem Barat yang mulai muncul tahun enam puluh sampai tujuh puluhan merefleksikan beberapa perubahan budaya yang disebutkan di atas. Umumnya gerakan desain masa ini berskala kecil sesuai kecenderungan untuk meninggalkan budaya massal era modern. Berbagai genre desain Modem Akhir dan (atau) Post- Modem selanjutnya dapat meluas setelah akhirnya sering dimanfaatkan dunia perdagangan komersial yang mulai menerapkan metode atau teori segmented marketing (ingat teori positioning). Desain grafis era ini juga memulai sebuah kecenderungan untuk memanfaatkan teknik-teknik yang telah dimungkinkan oleh berbagai teknologi reproduksi baru. Pencetus gerakan desain yang sporadis dan sangat plural ini bukanlah gerakan-gerakan desain berskala besar seperti pada masa modem melainkan perorangan atau kelompok kedil yang boleh disebut ‘pendobrak’ atau avant-garde.Berikut ini beberapa paham, istilah atau pengertian dan desain Modern Akhir dan (atau) Post- Modern Barat yang juga hadir dalam alam pikiran dan khazanah desain grafis kita.

Revivalism RetrospectiveMereka menampilkan karakter visual Art Nouveau sebagai wujud protes atas adanya perang Vietnam yang dianggap sebagai sisi gelap kebudayaan Modern. Maka, revivalism adalah semacam ekspresi pemberontakan generasi muda tahun enam puluh sampai tujuh puluhan atas bahasa visual generasi Modern pendahulu mereka yang didominasi typograjI dan lay-out yang rasional.

Electismeclecticism adalah paham, semangat atau kecenderungan untuk membuat desain yang bersifat eklektik. Eclecticism semakin dimungkinkan sejak tersedianya teknologi reproduksi mulai dan mekanikal sampai digital sehingga akhirnya sering ditampilkan dalam desain gratis barat era Modern Akhir. Namun, kecenderungan mi pemah dicibir kaum modernis seperti Massimo Vigneli sebagai mentalitas desain cut and paste yang buta konteks sejarah.

Vernacularism

Vernacularism ini juga merupakan suatu bentuk protes terhadap kecenderungan Desain Modem “satu desain untuk semua” atau universalisme desain. Selain itu, beberapa desainer vernacular menekankan intuisi dan emosi, berlawa-nan dengan rasionalitas Desaid Modern. Gaya bahasa visual yang vernacular ini diusung oleh desainer-desainer seperti Jamie Reid, Neville Brody (English Punk) sampai David Carson (Surfer).

New Wave

Weingart menjebol ‘dogma’ Desain Modern para seniornya dengan berani benimprovisasi namun tetap memperhitungkan mereka dengan mampu menerapkan prinsipprinsip semiotik visual yang menjadi tradisi desain Swiss. Intelektualitas yang dimiliki Weingart membuatnya mampu mengintegrasikan eksperimennya yang ‘nyeleneh’ itu ke dalam teori semiotik visual.

5

n

Page 6: Kontras - newsletter

Komputer

DesainKomunikasi

Digitaldalam era keduaRevolusi

6

Page 7: Kontras - newsletter

Designda

lam

PosisiDigital Communication

DESAINGRAFIS

digital communication design memiliki cakupan yang jauh lebih luas. Bidang baru ini melibatkan banyak keahlian atau skill selain metodologi desain gratis tradisional. Dalam bidang baru ini, kita juga menyelami sebuah alam baru yang bersifat “tidak dapat diraba” (less tangible). Kita mempeker-jakan media baru, proses pengolahan informasi secara elektronik, output baru, yang seringkali bersifat dinamis dan interaktif. ini adalah pengalaman baru bagi audience kita - sebuah konsepsi baru, di mana mereka berada dalam alam digital dan berkomunikasi dengan pribadi-pribadi di komuni-tas virtual yang terus - menerus berubah. Bidang ini juga memiliki pengertian yang jauh lebih kompleks dalam proses komunikasinya sendiri, bukan sekadar membuat image yang bagus saja di komputer. Untuk dapat menciptakan ruang komunikasi virtual yang dipahami oleh audience, desainer mutlak mengerti dasar-dasar bagaimana manusia menerima informasi, mengonsep ruang-ruang informasi, mengemudi-kan (navigate), mengorientasikan dan menyesuaikan informasi tersebut sehingga audience atau user dapat mengerti, merespon, memilih, mengubah sikap, dan mengekspresi-kannya. Tidak hanya teori dan metodologi komunikasi saja yang dapat diterapkan, tetapi juga cara berpikir cognitive, .psikologi persepsi, dan strategi komuni-kasi dan sudut pandang social science dan cultural anthro-pology. Bahkan, beberapa berpendapat bahwa desainer juga harus paham masalah computing science. Disiplin-disiplin ilmu lain seperti urban design, film, komposisi musik, drama, dan story telling sangat bermanfaat bagi desainer.

Barbara Kuhr, design director di Hoteirwd, menganalogikan perubahan yang terjadi dalam kosa kata visual in dengan penemuan di bidang otomotif. Beliau bertanya “Kapan kita mendesain mobil?” Ia mengacu pada tahun-tahun awal penemuan kendaraan, bahwa ada variasi yang lebih luas dan horseless carriage atau kereta tanpa kuda. Yang lebih menentukan bukanlah kata baru mobil’ tersebut, melainkan perkembangan penemuan yang mengarah ke mobil itulah yang lebih bermakna. Jadi, bukan pemunculan kosa kata ‘mobil’ yang penlu dicari pengertiannya, melainkan penemuan kendaraan itu sendiri; barulah kemudian dicarikan istilah atau nama yang tepat yang dapat bertahan hingga kini.

Akan tetapi, barangkali desain digital dan bahasa interaktift-idak akan pernah sama seperti mobil atau pun film. Film merupakan media satu arah (linear medium) dan mobil merupakan alat fisik yang menggerakkan tubuh kita, sedangkan media elektronik interaktif ini berada dalam kondisi yang selalu berubah dan berkembang dengan sangat cepat. Bukannya tidak mungkin bahwa komunikasi digital secara alamiah akan tetap merupakan target yang dinamis dan selalu mengalami perubahan. Bahasa interaktif akan menjadi lebih seperti bahasa daerah ataupun dialek. Barangkali tidak akan pernah ada ‘aturan-aturan’ yang baku, tetapi pengembangannya sendirilah yang bersifat tetap. Konsistensi perubahan ini sangat cocok bagi desainer yang memiliki energi dalam bereksperimen, tepat bagi kemam-puan khusus desainer untuk memberi reaksi secara cepat terhadap perubahan dan memecahkan masalah-masalah yang masih mengambang. Namun di sisi lain, hal itu sangat tidak nyaman bagi desainer yang cenderung menyukai aturan-aturan atau pun program-program yang bersifat edukatifdan membutuhkan struktur dan bersifat kurikulum.

Tantangannya adalah bagaimana menyelidiki, mengembang-kan, dan menyusun bahasa baru dalam desain interaktif, yang melingkupi hal-hal yang sangat bersifat teknik dan struktural ke dalam hal-hal yang bersifat ras budaya, dan ruang komunikasi virtual. Unsur - unsur yang disajikan sebagai tampilan dalam desain cetak seperti a table of content, page turning, dan index, tentu menjadi berbeda dalam domain digital.Komunikasi linear interaktif mencipta-kan ruang-ruang konsepsi yang lebih kompleks daripada ruang dua dimensi yang kita kenal sebelumnya. Desain merupakan jembatan tipis antara seni dan teknologi, antara analisis yang bersifat rasio dengan orientasi obyektifitas, dan intuisi yang bersifat rasa dengan orientasi subyektifitas. Sangatlah penting untuk tidak mengabaikan sisi emosional termasuk di dalamnya kontribusi graphic design imagery dan tipografi. Tugas utama seorang desainer adalah menjembatani manusia dengan teknologi, memanusiakan teknologi, nienganimasikan, dan mewujudkan komunikasi digital bagi audience atau para user.

PerananDESAINERKOMUNIKASIVISUAL

bagi Tantangan

7

Page 8: Kontras - newsletter

Desainer tidak dapat mengontrol seutuhnya bagaimana para user membuka sebuah situs web sampai pilihan-pilihan apa yang akan diambil, walupun bentuk-bentuk tipografi, imagery maupun suara dapat dipakai untuk mengarahkan user, namun tetap tidak dapat mengontrol mereka. Media interaktif mendorong anggota-anggota audience untuk ikut mencipta dan berkreasi bahkan menambahkan isi.

Hal-hal tersebut menimbulkan banyaknya perbedaan strategi komunikasi antara desain dalam domain digital dan media cetak grafis. Jadi, apa implikasi dan seorang desainer grafis yang telah dilatih dalam clarity, formal refinement, dan kontrol profesional? Kita tidak lagi dapat berpikir bahwa kaiya kita merupakan produk final. Desainer bukan lagi penggubah solo yang mengandalkan sam sudut pandang. Dengan demikian, desainer didorong untuk ‘menyusun ulang’ maksud dan desain kita. Pada akhirnya, desainer adalah inisiator, tetapi bukan finisher, lebih seperti seorang komposer atau koreografer dalam improvisasi sebuah dansa dengan audience yang berada dalam lingkungan domain digital.

Sesungguhnya, timbulnya kebiasaan baru, yakni berkomuni-kasi secara interaktif dalam domain digital mi membuat media tersebut menjadi media komunikasi yang sangat ampuh, karena hubungan interaktif secara elektronik mi dapat dikonfigurasikan oleh tiap-tiap user secara pribadi. Mereka dapat mengirimkan apa yang mereka perlu, kapan mereka memenlukannnya, dan dapat disesuaikan dengan kemampuan mereka, karateristik serta kondisi batas waktu (tembus waktu). Teknologi interaktif ini memungkinkan buat segala jenis produk dan jasa menjadi sesuatu yang bersifat pribadi atau lebih tepatnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pribadi yang tentunya berlainan satu dengan yang lainnya. Inilah salah satu keampuhan media baru tersebut , yang sesungguhnya dapat dioptimalkan oleh seorang desainer dalam membuat karya desain interaktif.

Kondisi dan media on-line elektronik tersebut juga melahir-kan tantangan lainnya seperti kebutuhan untuk meng’up date’ dan meng’up grade’ sebuah web site guna memicu kunjungan berulang. Hal mi menuntut pemikiran-pemikiran lain seperti budget jangka panjang (long term budgeting) dan integritas desain (menjaga keutuhan desain secara keseluru-han). Di sini, desainer mendapat kesempatan untuk mengevaluasi secara dinamis kesuksesan sebuah produk on line melalui feedback dan banyaknya dan lamanya user/audience mengunjungi situs on line tersebut. Sekarang, kita dapat mengukur apa yang menarik buat audience dan siapa yang tertarik agar terjadi lingkaran interaksi yang berkesinambungan, testing, dan juga redesign. Sebuah karya desain menjadi semacam prototype yang terbuka untuk diperbaiki dan ditingkatkan dan segala segi.

Pada akhirnya, reaksi audience/user ikut memberi pengaruh pada hasil desain. Keputusan yang dibuat user dan feedback yang aktif menjanjikan tingkat yang Iebih dalam lagi dalam komunikasi interaktif.

8