I - 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tanggal 19 Mei 2013 terjadi Pemilihan Kepala Desa dengan kandidat 2 calon Kepala Desa yaitu kandidat Pertama adalah Bapak Suwadi dan kandidat Kedua adalah Bapak Achmad Jamaludin Kusen yang notabene calon Incumbent. Dalam proses persiapan tidak ada kendala dari persiapan Panitia Pelaksana atau BPD hingga proses pencoblosan. Pukul pencoblosan dimulai pukul 07.00 – 13.00 WIB. Dan waktu penghitungan suara dimulai pukul 14.00 – 17.00 WIB, dengan perolehan masing – masing calon No. 1 mendapat 978 suara dan calon No. 2 mendapat 980 suara. Menurut data DPT desa Keper jumlah pemilih mencapai 85% dan 15% memilih golput. Pihak yang kalah (calon No. 1) menggugat dengan cara unjuk rasa pada pukul 18.00 WIB di Balai Desa, karena mendengar issue tentang adanya anggota DPT yang berdomisili ganda atau ber KTP ganda yaitu pasangan suami istri Bapak Sugianto dan Ibu Kasmuna. KTP pasangan suami istri tersebut selain berpendudukan Kabupaten Sidoarjo juga berpendudukan Kabupaten Gresik. Tetapi dalam Kartu Keluarga, pasangan suami istri tersebut belum sah pindah kependudukan dari Kabupaten Sidoarjo ke Kabupaten Gresik, berdasarkan data yang tercantum dalam Database Kependudukan di Balai Desa Keper Kabupaten Sidoarjo. Unjuk Rasa tersebut berjalan 1 minggu dengan menutup Balai Desa sehingga Pusat Pelayanan Publik terhenti. Karena keadaan Balai Desa belom kondusif sehingga Pusat Pelayanan Publik dialihkan di Balai Posyandu selama 3 minggu tepat. Karena kejadian tersebut bertepatan dengan persiapan menjelang Pilihan Gubernur Jatim, adanya desakan Aparatur Negara sehingga Balai Desa difungsikan kembali sebagai ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO Lexycaldo Tiocecar Z.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tanggal 19 Mei 2013 terjadi Pemilihan Kepala Desa dengan kandidat 2 calon
Kepala Desa yaitu kandidat Pertama adalah Bapak Suwadi dan kandidat Kedua adalah
Bapak Achmad Jamaludin Kusen yang notabene calon Incumbent. Dalam proses
persiapan tidak ada kendala dari persiapan Panitia Pelaksana atau BPD hingga proses
pencoblosan. Pukul pencoblosan dimulai pukul 07.00 – 13.00 WIB. Dan waktu
penghitungan suara dimulai pukul 14.00 – 17.00 WIB, dengan perolehan masing –
masing calon No. 1 mendapat 978 suara dan calon No. 2 mendapat 980 suara. Menurut
data DPT desa Keper jumlah pemilih mencapai 85% dan 15% memilih golput.
Pihak yang kalah (calon No. 1) menggugat dengan cara unjuk rasa pada pukul
18.00 WIB di Balai Desa, karena mendengar issue tentang adanya anggota DPT yang
berdomisili ganda atau ber KTP ganda yaitu pasangan suami istri Bapak Sugianto dan
Ibu Kasmuna. KTP pasangan suami istri tersebut selain berpendudukan Kabupaten
Sidoarjo juga berpendudukan Kabupaten Gresik. Tetapi dalam Kartu Keluarga,
pasangan suami istri tersebut belum sah pindah kependudukan dari Kabupaten Sidoarjo
ke Kabupaten Gresik, berdasarkan data yang tercantum dalam Database Kependudukan
di Balai Desa Keper Kabupaten Sidoarjo.
Unjuk Rasa tersebut berjalan 1 minggu dengan menutup Balai Desa sehingga
Pusat Pelayanan Publik terhenti. Karena keadaan Balai Desa belom kondusif sehingga
Pusat Pelayanan Publik dialihkan di Balai Posyandu selama 3 minggu tepat. Karena
kejadian tersebut bertepatan dengan persiapan menjelang Pilihan Gubernur Jatim,
adanya desakan Aparatur Negara sehingga Balai Desa difungsikan kembali sebagai
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 2
Pusat Pelayanan Publik. Fenomena Unjuk Rasa sudah mereda, tetapi gugatan dari pihak
kalah tetap berjalan hingga ke PTUN. Gugatan tersebut diterima oleh PTUN dan
gugatan tersebut tidak tertuju oleh pihak pemenang tetapi melainkan ke BPD. Pihak
BPD melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi Sidoarjo dengan mengajukan berkas
yang telah dipelajari dan ditanda tangani oleh 6 Guru Besar Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang. Dan unjuk Banding tersebut dimenangkan dari pihak
BPD oleh keputusan Pengadilan Tinggi Sidoarjo. Pelantikan kepada calon pemenang
dalam Pemilihan Kepala Desa pada tanggal 17 Februari 2014. Setelah pelantikan
tersebut, pihak Balai Desa melakukan Kerja Sama kepada Kapolsek Kecamatan
Krembung untuk mengkondusifkan kondisi desa pasca pelantikan Kepala Desa.
Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Lenno Awan Kuning
tentang proses kontestasi yang terjadi di Desa Kramat Jegu Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo. Disana ada 2 golongan warga, warga asli desa dan warga
perumahan yang warganya dianggap sebagai pendatang. Dampaknya adalah ketika
warga dari perumahan tersebut mencalonkan diri sebagai kepala desa terdapat anggapan
yang muncul didalam masyarakat asli Desa Kramat Jegu jika masyarakat pendatang
tidak memiliki hak untuk memimpin desa mereka. Pemikiran yang telah melekat pada
warga asli Desa Kramat Jegu ini merupakan salah satu strategi yang akan menghadirkan
sentimen – sentimen di dalam masyarakat yang akan menghadirkan sebuah dinamika
ketika pemilihan kepala desa berlangsung. Proses kontestasi dalam pemilihan kepala
desa di Desa Kramat Jegu merupakan sebuah proses persaingan antar kandidat serta
memilih calon kepala desa dari kandidat – kandidat yang potensial. Fakta yang ada
dalam pemilhan dalam kepala desa di Desa Kramat Jegu menunjukan calon kepala desa
yang menjadi kandidat dalam pemilihan kepala desa masih didominasi oleh penduduk
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 3
asli Desa Kramat Jegu dan meremehkan calon kepala desa yang merupakan warga
pendatang di desa tersebut. Tetapi pada akhirnya, pemilihan Kepala Desa Kramat Jegu
saat ini dimenangkan oleh kepala desa yang berasal dari penduduk pendatang. Jika
melihat dan meninjau fakta yang ada di Desa Kramat Jegu, maka peneliti melihat
munculnya permasalahan – permasalahan yang terjadi didalam pemilihan kepala desa di
Desa Kramat Jegu1.
Ratusan warga Bunar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, Kamis Siang
sekitar pukul 13.00 WIB, menggelar aksi unjuk rasa di halaman gedung DPRD
setempat. Warga menuntut pembatalan hasil pemilihan kepala Desa di wilayahnya yang
digelar 16 Desember 2007 silam. Warga menolak hasil pilkades lantaran dalam proses
pemilihan pilkades yang dimenangkan oleh Uding Alipudin diwarnai money politic.
“...Kita mempunyai bukti-bukti adanya pembagian uang kepada warga sebelum
pelaksanaan pilkades. Ironisnya yang membagikan uang itu justru oknum panitia
pilkades sendiri.” kata Heri salah seorang pengunjuk rasa.
Menurutnya berdasarkan kesepakatan para calon sebelumnya, bahwa tidak akan
ada money politic. Tapi buktinya setelah pelaksanaan ditemukan ada oknum yang
membagi-bagikan uang. “...Ada yang mendapat Rp5.000, ada yang Rp10.000, oleh
karena itu kami minta agar hasil pilkades itu dibatalkan dan pelantikan ditunda.” Ujar
Heri. Para demonstran ini diterima oleh wakil ketua DPRD Kabupaten, Karyawan
Faturahman, dihadapan para demonstran Karyawan mengatakan fenomena sengketa
pilkades baru kali ini. Karyawan mengutarakan jika sebaiknya hal ini diselesaikan
melalui jalur hukum, sebab hasil pilkades ini tidak akan mungkin bisa dibatalkan hanya
dengan cara menggelar demontrasi.
1 Kutipan Skripsi milik Lenno Awan Kuning “Dinamika Kontestasi Pilkades (Studi Kasus Desa Kramat Jagu Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 4
Hal senada Dikatakan Kepala Bagian Pemdes Setda Kabupaten Bogor, Helmi
Gustian, menurutnya masyarakat harus mulai mengerti makna demokrasi yang
sesungguhnya. Beliau mengimbuhkan jika dalam suatu pemilihan, kalah menang itu
suatu hal yang wajar, dan kalau tidak terima hasilnya dipersilahkan untuk menempuh
jalur hukum. Namun demikian, berdasarkan pasal 69 perda tahun 2006 tentang desa,
dikatakan jika suatu pemilihan kepala desa terjadi sengketa, karena terjadinya dugaan
money politic, ijazah palsu atau pelanggaran lainya, tidak akan menghalangi proses
pelantikan. "...Bagi kita, ya ikuti saja aturan yang ada, tandasnya.”2
Peraturan daerah (perda) maupun peraturan bupati (perbup) di Kabupaten
Boyolali yang mengatur tentang penyelenggaraan pemilihan kepala desa (pilkades)
dinilai mendesak untuk direvisi. Hal itu khususnya menyikapi fenomena pilkades yang
hasilnya dimenangkan kotak kosong dan banyaknya calon kepala desa (cakades)
tunggal di beberapa desa. Wakil Ketua DPRD Boyolali, Turisti Hindriya
mengemukakan fenomena calon tunggal melawan kotak kosong dan ternyata saat
pilkades kotak kosong menang, perlu mendapatkan perhatian serius. Seperti yang terjadi
di dua desa, yaitu Dlingo, Kecamatan Mojosongo dan Kedungdowo, Kecamatan
Andong. Turisti memperkirakan dalam pilkades serentak Rabu (27/3/2013), fenomena
pilkades yang dimenangkan kotak kosong bisa terjadi lagi. Menurut dia, fakta itu
menunjukkan sesungguhnya rakyat benar-benar menghendaki adanya sebuah perubahan
mendasar.
“Rakyat secara mayoritas menginginkan sebuah perubahan dalam desa tersebut.
Pilkades bisa diulang sekali lagi dan bila masih saja dimenangkan kotak kosong, calon
tunggal tersebut seharusnya segera merefleksi diri untuk segera mundur dari
2 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=42037 diakses pada tanggal 12 Maret 2014 Pukul 21.30 WIB
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
desa. Padahal, setiap hari ada warga yang mengurus surat menyurat diantaranya
meminta Surat Keterangan untuk menikah, mau mengambil E-KTP serta mengurus
sejumlah surat-surat lainnya.
Meski memberikan pelayanan untuk warga, akan tetapi kata Joko masih banyak
perlengkapan dan peralatan serta sejumlah arsip yang dibutuhkan warga yang tersimpan
di dalam kantor desa yang disegel itu. Sedangkan selama disegel, sejumlah perangkat
desa tidak bisa masuk ke kantor desa itu karena disegel menggunakan bambu dan kayu
oleh warga sejak usai aksi demo di kantor DPRD Kabupaten Madiun, Jumat
(29/11/2013) lalu.
Sementara salah seorang warga setempat, Dodik N (37) warga Dusun
Jambangan, Desa Sugihwaras mengaku kecele saat mendatangi kantor desa. Pasalnya,
saat datang ke kantor desa dalam keadaan tertutup. Saat itu, dirinya hendak mengambil
E-KTP yang sudah jadi dan selesai. Sementara Sekda Kabupaten Madiun, Soekardi
menegaskan jika Camat Saradan, Johan Effendi harus segera menyelesikan masalah
sengketa Pilkades itu5.
Tahapan mediasi antara mantan calon Kades Krebet, Suharyanto selaku
penggugat dan Ketua Panitia Pilkades, Rohmat, dalam sengketa gugatan
hasil Pilkades Krebet di Pengadilan Negeri (PN) Sragen, Selasa (18/6) kembali berakhir
buntu. Tidak hanya itu, seusai mediasi, massa pendukung Suharyanto juga mengamuk
dan melakukan intervensi terhadap Kabag Hukum Setda Sragen, Yuli Wantoro yang
hadir sebagai kuasa hukum tergugat. Suharyanto datang didampingi kuasa hukumnya,
Juned Wijayatmo. Mediasi dipimpin oleh salah satu hakim PNSragen, Asminah, selaku
mediator. Namun dalam mediasi yang kedua tersebut, kedua belah pihak kembali gagal
5 http://surabaya.tribunnews.com/2013/12/02/kantor-desa-disegel-pelayanan-kantor-desa-sugihwaras-lumpuh diakses pada tanggal 12 Maret 2014 Pukul 21.55 WIB
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
seperti intelektualitas dan status sosial terkadang lebih mampu mempengaruhi orang –
orang di dalam komunitas desa dibandingkan dengan sumber – sumber kekuasaan
seperti kekayaan dan jabatan.
Di dalam Undang Undang No. 6 Tahun 1914 yakni kekuasaan desa adat: pengaruh
adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan
sosial budaya masyarakat Desa. Desa Adat pada prinsipnya merupakan warisan
organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang dipelihara secara turuntemurun yang
tetap diakui dan diperjuangkan oleh pemimpin dan masyarakat Desa Adat agar dapat
berfungsi mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa Adat
memiliki hak asal usul yang lebih dominan daripada hak asal usul Desa sejak Desa Adat
itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. Desa Adat adalah
sebuah kesatuan masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah
dan identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat Desa berdasarkan hak asal usul. Pada dasarnya
kesatuan masyarakat hukum adat terbentuk berdasarkan tiga prinsip dasar, yaitu
genealogis, teritorial, dan/atau gabungan genealogis dengan teritorial. Yang diatur
dalam UndangUndang ini adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang merupakan
gabungan antara genealogis dan teritorial. Dalam kaitan itu, negara mengakui dan
menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia11.
11 Loc. Cit
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 21
I. 5. 2. KEPENTINGAN
Setiap individu maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus diraih dan
dipertahankan bagi kelangsungan hidupnya, baik dalam keluarga, masyarakat, negara
maupun negara lain. Dalam rangka meraih dan mempertahankan kepentingan ini tentu
saja memerlukan kerja keras, perjuangan yang semuanya bersentuhan dengan individu
atau masyarakat, maupun yang lebih luas yaitu negara dan pihak Internasional. Untuk
semua itu memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak sehingga memperoleh
tanggapan yang serius dari masyarakat atau pihak tertentu yang menjadi tujuan dari
kepentingan. Bentuk kekuatan yang memiliki daya dukung adalah kekuatan yang
didalamnya berisi dua atau lebih orang yang bekerjasama, untuk mencapai tujuan
bersama.
I. 6. TEORITISASI
I. 6. 1. TEORI KONTESTASI
Kontestasi sendiri dari kata dasar Kontes. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) disebutnya artinya sebagai kata benda, yaitu perlombaan. Kamus Oxford
2005 menyebutkan makna kata contest sebagai kata benda yang artinya an event in
which people complete supremacy. Maka jika dikaitkan dengan penelitian ini, kontestasi
merupakan suatu ajang atau perlombaan dimana terjadi adu kekuatan atau keunggulan
dalam sebuah pemilihan kepala desa12.
Menurut teori kontestasi yang dikemukakan oleh Charles Tilly dan Sidney Tarrow,
Contentious Politics merupakan persoalan ‘claiming’ atau tuntutan di mana ada subject
(pembuat klaim) dan objek (penerima klaim). Contentious Politics melibatkan interaksi para 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kontestasi (http://kbbi.web.id/kontestasi, diakses pada tanggal 18 Juni 2014, pukul 20.05 WIB)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
aktor yang saling klaim atas kepentingan satu sama lain. Para aktor tersebut mengkombinasikan
jalur institusional dan ekstrainstitusional untuk memperkuat klaim terhadap kepentingan
masing - masing13. Sedangkan menurut Garry Van Klinken memaknai Contentious Politics
sebagai politik seteru yang banyak membicarakan tentang fenomena - fenomena di mana
perseteruan yang terjadi di luar batas - batas politik formal dan terkadang diwanai dengan
kekerasan14. Selain itu, menurut Charles Tilly mengemukakan Contentious Politics merupakan
interaksi dimana aktor mengklaim tindakan atau kepentingan orang lain, dimana pemerintah
tampil sebagai target, inisiator, atau pihak ketiga15.
Sidney Tarrow, Charles Tilly dan Doug Kagan menekankan pada interaksi
konflik di antara para aktor yang terlibat perseteruan dengan masing-masing mengklaim
rasionalitas kebenaran akan latar belakang maupun tujuan tindakan menurut perspektif
masing-masing. Pada saat yang bersamaan pemerintah/rezim yang berkuasa berperan
sebagai target utama sasaran para aktor yang bertikai, pemrakarsa/pencipta klaim
kebenaran yang meyebabkan terjadinya konflik atau aktor ketiga yang mengatur
jalannya eskalasi konflik.Wujud nyata dari konflik perseteruan tersebut bisa berupa
gerakan sosial, aksi pemogokan, dan revolusi politik. Tujuan utama dari penggunaan
teori perseteruan politik sebenarnya bermotif kepada tuntutan akan kebutuhan-
kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang dikonsesikan kepada pembentukan
region-region kekuasaan politik berdasarkan garis etnis, agama, kesamaan kepercayaan,
13 Tilly, Charles and Sidney Tarrow. 2007. Countentious Politics, Boulder Colorado : Paradigm Publishers, halaman 4 14 Van Klinklen, Gery. 2007. Perang Kota Kecil, Kekerasan komunal dan Demokratis di Indonesia. Jakarta : KITLV dan Yayasan Obor Indonesia halaman 17 15 Tilly, Charles. 2008. Contentious Performances. Cambridge and New York : Cambridge University Press halaman 5
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 23
atau yang lebih general lagi berupa persamaan identitas keyakinan-keyakinan inti ( core
of beliefs ) di antara masing-masing kelompok16.
I. 7. METODOLOGI
I. 7. 1. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk memahami sebuah fenomena atau
gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang
fenomena tersebut. Selain itu, pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada
proses penyimpulan deduktif atau induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antara fenomena yang diamati 17.
Sementara itu fokus pada penelitian ini adalah dengan memfokuskan pada
permasalahan kontestasi elit desa, yaitu pada Pemilihan Kepala Desa Keper Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Dimana terjadi sebuah fenomena yang kerap terjadi pada sebuah Pemilihan
Kepala Daerah yang melanda dibeberapa daerah di Indonesia, yaitu adanya persaingan
antara para pendukung dari calon Kepala Desa Incumbent dengan calon Kepala Desa
yang baru dalam pencalonan Pemilihan Kepala Desa Periode 2013 – 2019.
Selain itu alasan utama peneliti melakukan penelitian pada permasalahan para
elit politik desa, khususnya antara kedua calon kandidat kepala desa, BPD yang menjadi
aktor atau pelaku yang berpengaruh dalam Pemilihan Kepala Desa, Panitia Pemilihan
Kepala Desa selaku pelaksana dalam Pilkades. Maka dari itu peneliti ingin melihat
sebuah realitas dari adanya proses dari sebuah sistem demokrasi. 16 Kutipan Jurnal Rizal A. Hidayat, 2013, Pengembangan Kontruksi Contentious Politik Theory dalam Kontestasi Demokrasi Politik Lokal Pasca Reformasi Politik 1998 17 Lisa Harrison, “Metodologi Penelitian Politik”. (Jakarta: Kencana Pernada Media Grup). hal. 134
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
Lexycaldo Tiocecar Z.
I - 24
1.7.2. TIPE PENELITIAN
Tipe penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif, yakni penelitian yang mencoba mengilustrasikan sebuah fenomena sosial
yang terjadi di lapangan, secara real, dan kemudian di analisa serta di jelaskan
berdasarkan atas teori yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti berusaha
mengilustrasikan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, yakni representasi dalam
demokratisasi yang menyediakan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan opini
dan apresisasinya terkait dengan permasalahan yang terjadi.
1.7.3. METODE PENELITIAN
Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Wawancara merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan
teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel. Dalam penelitian dikenal teknik
wawancara mendalam, teknik ini biasanya melekat erat dengan penelitian kualitatif.
Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan
pedoman (guide kuisioner) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti
mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara
melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang
diwawancari sangat diperlukan18.
18 http://wachidsetya.blogspot.com diakses pada tanggal 18 juni 2014 pukul. 22.00 WIB
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI KONTESTASI ELIT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KEPER KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO