KONSTRUKSI PEMBERITAAN KASUS AHOK DI MEDIA ONLINE TENTANG PENISTAAN AGAMA (Framing Pemberitaan Republika.co.id dan Kompas.com Periode 6-10 Oktober 2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ahmad Rofiul Ilmi Alauddin B01213001 PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2018
124
Embed
KONSTRUKSI PEMBERITAAN KASUS AHOK SKRIPSI · Judul : Konstruksi Pemberitaan Kasus Ahok Di Media Online Tentang ... Disamping itu, pengembangan dari teori analisis teks setidaknya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSTRUKSI PEMBERITAAN KASUS AHOK
DI MEDIA ONLINE TENTANG PENISTAAN AGAMA
(Framing Pemberitaan Republika.co.id dan Kompas.com
Periode 6-10 Oktober 2016)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
AHMAD ROFIUL ILMI ALAUDDIN, NIM. B01213001, 2018.Construction Coverage Ahok Case In Online Media About Defamation ofReligion (Framing News Republika.co.id and Kompas.com Period 6-10 October2016)
The focus of the problem investigated in this thesis is how the constructionof the case in the online media ahok ahok about religious defamation (framingrepublika.co.id news and kompas.com period 6-10 october 2016). In this research,using qualitative descriptive method. The goal is the researchers want to know theconstruction of online news about alleged abuse of religion by Ahok in onlinemedia Republika.co.id and Kompas.com within the limits of news research period6-10 October 2016.
In analyzing, this research uses framing approach model of ZhongdangPan and Gerald M. Kosicky. The construction will be lifted through 4 Framingstructures, ie syntax, script, thematic and rhetorical. The results of this study thatthe two media are not preach objectively.
Recommendations and suggestions to further researchers to be able tobecome a reference and able to develop this research. In addition, thedevelopment of text analysis theory can at least be used in the practice ofassessing a higher quality news.
Keywords: Construction, News, Defamation, Online Media
ABSTRAK
AHMAD ROFIUL ILMI ALAUDDIN, NIM. B01213001, 2018.Konstruksi Pemberitaan Kasus Ahok Di Media Online Tentang Penistaan Agama(Framing Pemberitaan Republika.co.id dan Kompas.com. Periode 6-10 Oktober2016)
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana konstruksipemberitaan kasus ahok di media online tentang penistaan agama (framingpemberitaan republika.co.id dan kompas.com periode 6-10 oktober 2016). Dalampenelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun tujuannyaadalah peneliti ingin mengetahui konstruksi pemberitaan online tentang dugaankasus penistaan Agama oleh Ahok di media online Republika.co.id danKompas.com dalam batasan penelitian berita periode 6-10 Oktober 2016.
Dalam menganalisa, penelitian ini menggunakan pendekatan framingmodel Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky. Konstruksi yang akan di angkatmelalui 4 struktur Framing, yakni sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Hasilpenelitian ini yakni dua media tersebut tidak memberitakan secara objektif.
Rekomendasi dan saran kepada peneliti selanjutnya agar mampu menjadiacuan dan mampu mengembangkan penelitian ini. Disamping itu, pengembangandari teori analisis teks setidaknya bisa digunakan dalam praktek menilai suatuberita yang lebih berkualitas.
Kata kunci: Konstruksi, Pemberitaan, Penistaan Agama, Media Online
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iPERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN SKRIPSI ............................ iiPERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iiiPENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................................................... ivABSTRAK ...........................................................................................................vMOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................viKATA PENGANTAR.........................................................................................viiDAFTAR ISI........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah...............................................................1B. Rumusan Masalah ........................................................................7C. Tujuan Penelitian..........................................................................7D. Batasan Penelitian ........................................................................7E. Kegunaan Penelitian.....................................................................8F. Definisi Konseptual......................................................................9G. Sistematika Pembahasan ..............................................................12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG FRAMINGA. Konstruksi Sosial Media Massa ...................................................14
1.) Analisis Framing ....................................................................222.) Pemberitaan Dalam Islam dan Media Massa..........................31
B. Media Online................................................................................47C. Kebijakan Redaksional.................................................................50D. Penelitian Terdahulu yang Relevan..............................................52
BAB III METODE PENELITIANA. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................60B. Cakupan Peneliti ..........................................................................62C. Unit Analisa..................................................................................63D. Tahap Penelitian...........................................................................63E. Teknik Analisis Data....................................................................66
BAB IV ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN REPUBLIKA.CO.ID DANKOMPAS.COMA. Deskripsi Obyek Penelitian..........................................................67B. Analisis Framing Republika.co.id dan Kompas.com...................77C. Elaborasi.......................................................................................109
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan...................................................................................112B. Saran.............................................................................................113
Perkembangan jaman sangatlah cepat dengan adanya media dan
tekhnologi yang semakin canggih. Seiring dengan kebebasan menyatakan
pikiran dan pendapat dengan tanpa ada tekanan (intervensi), termasuk
pula hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia paling
hakiki, dalam rangka menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan
kesejahteraan umum, dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.1
Pemberitaan dalam satu hari yang sama, terkadang dengan
peristiwa yang sama, media ada yang menganggap penting dengan
meletakkan beritanya di halaman inti (headline) dan dijadikan topik
utama sebagai bentuk penekanan, ada juga media yang hanya
menaruhnya di halaman tengah, karena ada isu lain yang harus
dimunculkan. ada peristiwa yang ditulis dengan angle (sudut pandang)
berita yang berbeda dengan tujuan menghasilkan makna berita berbeda,
dengan cara wawancara dan orang yang berbeda, dengan titik perhatian
yang berbeda. Semua kenyataan ini menyadarkan kita betapa
subyektifnya media.2
Pada dasarnya media cetak dan elektronik dalam penyampaian
sebuah informasi atau isi berita sama saja, tak ada bedanya. Hanya sistem
1Wahyu Wibowo, Menuju Jurnalisme Beretika (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2009), h.1.2 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKis, 2004),h. 2.
penyajiannya yang berbeda. Dalam menyajikan informasi pemberitaanya
media masa cetak, dalam penyajiannya juga menggunakan unsur
visualisasi gambar berupa foto, grafis, atau karikatur, namun unsur
utamanya adalah tulisan. Susunan yang ditulispun secara realitas. Dengan
demikian, seluruh isi media tersebut merupakan realitas yang telah
dikonstruksikan dalam bentuk yang bermakna.3
Esensi sebuah berita adalah mengungkapkan sebuah fakta atau
kebenaran yang kongkrit, tapi biasanya seringkali dipelencengkan
dengan visi dan misi tertentu oleh pihak media terkait demi kepentingan
instansi tersebut. Bahkan sebenarnya melalui media, masyarkat dapat
menyetujui atau menolak kebijakan pemerintah. Lewat media pula
berbagai inovasi atau pembaruan bisa dilaksanakan oleh masyarakat.
Inilah peran pentingnya pers dalam sebuah media khususnya.4
Fenomena yang kita jumpai seperti inilah dalam analisis teks
disebut Framing. Framing merupakan strategi media massa dalam
membentuk realitas baru atas sebuah peristiwa. Framing acap kali
diterapkan untuk melakukan komunikasi politik maupun kampanye.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui
bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai
oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi.5
Kasus Ahok tentang penistaan agama pada 27 September 2016 ini
cukup menyita perhatian masyarakat luas di Indonesia. Ketika itu Ahok
3 Aris Badara, Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media (Jakarta:Kencana, 2013), h. 8.4 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010), h. 70.5 Eriyanto, Analisis Framing (Yogyakarta: Lkis Group, 2012), h. 3.
melakukan kunjungan kerja di pulau pramuka, Kepulauan Seribu, yang di
anggap sebuah tindakan penistaan agama, penodaan agama atau ada juga
yang menyebutnya penistaan agama. Atas pidato yang di anggap
melanggar tersebut, sejumlah warga sipil melaporkan Ahok sejak 6
Oktober 2016. Terbukti melakukan tindak hukum pidana dalam pasal
156a6 KUHP, yakni secara sengaja dimuka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan atau
penodaan terhadap suatu agama. Ahok pun divonis hukuman pidana
penjara selama 2 tahun.7 Dan yang di maksud Ahok surat Al-Maidah
ayat: 51 adalah sebagai berikut:
ء ا ی ل و أ ى ار ص لن ا ود و ھ ی ل وا ا ذ خ ت وا ال ت ن م آ ین ذ ل ا ا ھ ی أ ا ی
ن إ م ھ ن م ھ ن إ م ف ك ن م م ھ ل و ت ن ی م و ع ض اء ب ی ل و أ م ھ ض ع ب
ین م ل ا م الظ و ق ل ي ا د ھ ال ی هللا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamumengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagianyang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadipemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yangzalim. (Al-Maidah:51)8
Polemik dari peristiwa kasus penistaan agama Ahok memunculkan
spekulasi terkait muara kasus menjadi viral dan menyebar di publik.
Keberadaan video Ahok menyeret satu nama, yakni Buni Yani. Buni
6 Moeljanto, KUHP Kitab Undang Undang Hukum Pidana (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 58.7 Olahan Dari Beberapa Sumber, Termasuk Surat Edaran Kapolri Mengenai Penanganan UjaranKebencian tentang, Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech), nomor: SE/6/IX/2015.Dikeluarkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia Markas Besar. Diakses 07/12/2017, 13.30WIB.8 Wahbah Zuhaili, dkk, Buku Pintar Al-Qur’an Seven In One (Jakarta: Almahira, 2009) h.116.
Nabi Muhammad SAW yang membawa Arswendo Atmowiloto masuk
bui. Kasus Monitor yang membuka karakter asli Kompas, yakni
membenci kepada Islam dengan menghina Nabi Muhammad SAW,
sebenarnya tidak cukup sekadar memenjarakan Arswendo. Ditambah lagi
dengan kasus di bulan Ramadhan terkait ibu penjual nasi seakan
mengarahkan pada penghapusan Perda (Peraturan Daerah) sejak saat itu,
kompas mulai berani melancarkan pemberitaan yang “menyudutkan
Islam.”10
Untuk alasan pemilihan periode ini karena pada periode tersebut
pemberitaan seputar kasus Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama
ramai dan viral (membuming) di beritakan. Fenomena ini seakan di
dukung oleh tragedi bom untuk pengalihan isu kasus Ahok. Dan juga ada
hubungannya dengan unsur politik kepemerintahan Jakarta.
Perbedaan ideologi antara Republika.co.id dan Kompas.com
menyebabkan perbedaan yang siginifikan atas intensitas pemberitaan
dugaan kasus penistaan agama ini, Republika tampak gencar
memberitakan bahwa kasus ini benar adanya bentuk sebuah penistaan
agama. Sedangkan Kompas sebagai media yang berpandangan sekuler
terlihat lebih kalem dengan pemberitaan yang mengarah itu adalah bukan
sebuah bentuk penistaan agama.
Meskipun demikian, berita terkait pidato Ahok di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016, baik Republika.co.id
maupun Kompas.com memiliki porsi penyajian informasi yang sama.
10 Dikutip Dari www.suara-islam.com Dengan Artikel Yang Berjudul Riwayat Kompas Anti IslamYang Dipost Pada 12 Oktober 2014. Diakses 12/12/2017, 21.30 WIB.
dan Penyiaran Islam, penelitian ini bisa dijadikan tambahan
literatur untuk pembinaan dan pengembangan Prodi.
c. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan di jurusan
komunikasi penyiaran Islam dalam konsentrasi jurnalistik
Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.
F. Definisi Konseptual
Pada hakikatnya konsep merupakan sebuah istilah, yaitu satu kata
atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide
(gagasan).11 Menurut Koentjaningrat konsep merupakan dasar pokok dari
suatu konsep sebenarnya. definisi singkat dari sebuah fakta atau gejala
yang ada.12
Untuk mendapatkan pemahaman khusus dan menghindari kesalah
pahaman dalam menarik suatu makna dan persepsi setelah membaca
judul yang telah disajikan, maka disini peneliti akan menjelaskan definisi
konsep sesuai dengan judul yang diangkat. Dari judul ini, maka yang
menjadi bahan kajian dan perlu mendapatkan penjelasan yakni:
1. Konstruksi Pemberitaan Kasus Ahok
Dalam kamus ilmiah populer, konstruksi merupakan
konsepsi, bentuk susunan (bangunan), rancang, menyusun,
membangun, melukis, dan memasang. Dan yang dimaksud
konstruksi sendiri merupakan pembuatan, rancang bangunan,
11 Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 4.12 Koentjaninfrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1994), h. 21.
penyusunan, pembangunan (bangunan), susunan bangunan.13
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstruksi
diartikan sebagai susunan (moel, tata letak) suatu bangunan atau
susunan dan hubungan kata dalam kelompok kata.14
Ahok adalah Gubernur DKI Jakarta yang menjabat sejak 19
November 2014 hingga Mei 2017. Pada 14 November 2014, ia
diumumkan secara resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta pengganti
Joko Widodo, melalui rapat paripurna istimewa di gedung DPRD
DKI Jakarta. Basuki resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta
oleh Presiden Joko Widodo pada 19 November 2014. Peran yang
dimiliki Ahok sangat vital terkait pemerintahan Jakarta yang
notabene nya adalah seorang Gubernur.
Terkait yang dimaksud dengan konstruksi pemberitaan kasus
Ahok adalah bentuk susunan suatu berita mengenai kasus dugaan
penistaan agama yang dialami seorang Gubernur DKI Jakarta,
berhubungan dengan agama Islam pada fenomena 27 September
2016.
2. Penistaan Agama
Penistaan agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah:
blasphemy, merupakan tindak penghinaan, penghujatan, atau
ketidaksopanan terhadap tokoh-tokoh suci, artefak agama, adat
istiadat, dan keyakinan suatu agama.
13 Pius A. Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), h. 365.14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h. 590.
penistaan agama pada tahun 2012, hukum terhadap tindakan
penistaan agama berlaku di 32 negara di dunia. Merujuk kembali
ke permasalahan, karena di Indonesia mayoritas muslim, ada juga
yang mengaitkan dengan Qur’an Al-Humazah: 1. Terjadi di kisah
Umayyah bin Khalaf ketika mencaci Rasulullah SAW.15
3. Media Online
Media online (online media)–disebut juga cybermedia (media
siber) internet media (media internet), dan new media (media
baru)-dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online di
situs web (website) internet.16 Secara tekhnis atau “fisik”, media
online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia
(komputer dan internet).
Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs
web termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter),
radio online, TV online, email.
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media
online adalah segala jenis atau format media yang hanya bisa
diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara.
15 Thoriq Gunara, Komunikasi Rasulullah (Bandung: Refika Ofset, 2009), h. 104.16 Asep Syamsul, M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media OnlineDilengkapi Kiat Blogger, Tekhnik SEO dan Tips Media Sosial (Bandung: Penerbit NuansaCendekia, 2012), h. 30.
Realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang
berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai
kenyataan.18
Pemaparan yang dijelaskan oleh Berger dan Luckman terkait
realitas sosial dengan memisahkan pemahaman antara kenyataan dan
pengetahuan dengan mengartikan bahwa realitas sebagai kualitas yang
terdapat di dalam realitas-realitas, yang dimiliki keberadaan (being) yang
tidak bergantung pada kehendak kita sendiri. Sementara, pengetahuan
diartikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan
memiliki karakteristik secara spesifik”.19
Dikatakan, institusi masyarakat tercipta dan di pertahankan atau
diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun masyarakat
dan institusi sosial terlihat nyata secara objektif, namun pada
kenyataannya semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses
interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang
yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subjektif yang
sama. “Pada tingkatan generalitas yang paling tinggi, manusia
menciptakan dunia dalam makna simbolik yang universal, yaitu
pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan
18 Burhan Bungin, Imaji Media Massa: Konstruksi Dan Makna Realitas Social Iklan TV DalamMasyarakat Kapitalistik (Yogyakarta: Jendela, 2001) h. 13.19 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar,Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,Dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015). h. 91.
mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai
bidang kehidupan”.20
Menurut Berger dan Luckmann, relitas sosial dikonstruksi melalui
proses eksternalisasi, objektivitasi, dan internalisasi. Konstruksi sosial
dalam pandangan mereka, tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun
sarat dengan kepentingan-kepentingan. Gagasan konstruksi sosial telah
dikoreksi oleh gagasan dekonstruksi yang melakukan interpretasi
terhadap teks, wacana dan pengetahuan masyarakat.
Dapat ditafsirkan, bahwa sebenarnya yang dimaksud oleh Berger
dan Luckmann adalah telah terjadinya dialektika antara individu
menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu.
Dialektika ini terjadi melalui tiga tahap peristiwa: 21
Gambar Proses Konstruksi22
Sosial Media Massa
20 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), h. 92.21 Burhan Bungin, Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan TV DalamMasyarakat Kapitalistik (Yogyakarta: Jendela, 2001), h. 13.22 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, dan Diskursus TekhnologiKomunikasi di Masyarakat. (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 208.
Usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik
dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar
manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ditempat ia berada. Manusia
tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari dunia
luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah
dihasilkan suatu dunia, dengan kata lain, manusia menemukan
dunianya sendiri dalam suatu dunia.
b. Objektivasi
Hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan
eksternalisasi manusia tersebut.
c. Internalisasi
Berlangsung di dalam kehidupan masyarakat secara simultan
dengan cara membentuk pengetahuan masyarakat. Idi Subandy-Hanif
Suranto mengutip Debra H. Yatim dalam Wanita dan Media
mengatakan “bahwa isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi
realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa
bukan saja sebagai alat merepresentasi realitas, namun juga bisa
menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan oleh bahasa
tentang realitas tersebut”.23 Disatu pihak, betul media menjadi
cerminan bagi keadaan di sekelilingnya. Namun di lain pihak, ia juga
membentuk realitas sosial itu sendiri.24
23 Idi Subandy-Hanif Suranto, Wanita dan Media Massa: Wanita Dan Media (Bandung: Remaja1998), h. 134.24 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,Dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), h. 56.
agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media,
menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.26
c. Tahap pembentukan konstruksi realitas
1. Tahap pembentukan konstruksi realitas
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di
mana pemberitaan telah sampai pada pembaca dan
pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di
masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung,
yaitu:27
Pertama, konstruksi realitas pembenaran
sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang
terbentuk di masyarakat yang cenderung
membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media
massa sebagai suatu realitas kebenaran.
Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media
massa, yaitu sikap generik dari tahap pertama.
Bahwa pilihan orang untuk menjadi pembaca dan
pemirsa media massa adalah karena pilihannya
untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh
media massa.
Ketiga, menjadikan konsumsi media massa
sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara
26 Burhan Bungin, Imaji Media Massa: Konstruksi Dan Makna Realitas Sosial Iklan TV DalamMasyarakat Kapitalistik (Yogyakarta: Jendela, 2001), h. 210.27 Burhan Bungin, Imaji Media Massa: Konstruksi Dan Makna Realitas Sosial Iklan TV DalamMasyarakat Kapitalistik (Yogyakarta: Jendela, 2001), h. 211.
bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Di
mana bangunan konstruksi citra yang dibangun
oleh media massa ini terbentuk dalam dua model;
(1) model good news (story) dan (2) model bad
news (story).28
d. Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa
maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan
akunbilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap
pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu
sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-
alasannya konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan
pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk
menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam
proses konstruksi sosial.29
28 Burhan Bungin, Imaji Media Massa: Konstruksi Dan Makna Realitas Sosial Iklan TV DalamMasyarakat Kapitalistik (Yogyakarta: Jendela. 2001), h. 215.29 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, Dan Diskursus TeknologiKomunikasi Di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 216.
dirinya yang berkaitan dengan struktur kognitif dalam mengolah
informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu.
Framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu
konteks yang unik/khusus dan menempatkan elemen tertentu dari
suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi
seseorang, (2) konsepsi sosiologis lebih melihat pada bagaimana
konstruksi sosial pada realitas. Frame disini berfungsi melihat
membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat
dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu.34
Kerangka Framing35
Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
34 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2009),h. 252.35 Eriyanto, Analisis Framing: Ekonomi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS, 2012), h.295.
sebagai elemen berita yang penting untuk ditempatkan diteras
berita.38
Latar Informasi, latar inormasi merupakan bagian berita yang
dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan.
Seorang wartawan ketika menulis berita biasannya mengemukakan
latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih
menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa.39
Sumber berita, yakni bagian berita yang tidak kalah penting
terkait dengan pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam
penulisan dimaksudkan untuk membangun objektifitas. Ia juga
merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis
wartawan bukan pendapat wartwan semata, melainkan pendapat
orang lain yang mempunyai otoritas tertentu.40
Skrip, Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal
ini karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha
menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan
kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya
mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan
lingkungan komunal pembaca. Bentu umum dari struktur skrip ini
adalah pola 5 W+1 H who,what,when,where,why,dan how. Skrip
ini bagaimana wartawan mengisahkan suatu peristiwa sehingga
38 Ishak, Aswad,dkk, Mix Methodology: Dalam Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Mata PadiPressindo, 2011), h. 128.39 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2009),h. 298.40 Eriyanto, Analisis Framing (Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 299.
dirinya atau citra yang baik.42 Koherensi, dipahami sebagai
penataan secara rapi realitas dan gagasan, fakta, dan ide kedalam
satu untaian yang logis sehingga memudahkan untuk memahami
pesan yang dikandungnya.koherensi dapat ditampilkan melalui
hubungan sebab akibat. Bentuk kalimat, adalah sisi pemakian
kalimat yang berelasi dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip
kausalitas. Bentuk kalimat tidak hanya menjadi persoalan teknik
kebenaran atau bahasa, tetapi menentukan bagian kecil dari uraian
teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Kata
ganti, adalah elemen yang digunakan untuk melakukan manipulasi
bahasa dengan membuat suatu komunitas imajinati. Agar bisa
menarik, jurnalis menggunakan kata-kata yang berbeda dalam
sebuah berita.43
Retoris, struktur retoris dari wacana berita menggambarkan
pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk
menekankan arti yang ingin ditonjolkan wartawan. Wartawan
menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra,
meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan
gambaran yang diinginkan dari suatu berita.44
Leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu
menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya
42 Ishak, Aswad, dkk, Mix Methodology: Dalam Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Mata PadiPressindo, 2011), h. 131.43 Ishak, Aswad, dkk, Mix Methodology: Dalam Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Mata PadiPressindo, 2011), h. 131.44 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS,2009), h. 264.
یا أیھا الذین آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبینوا أن تصیبوا قوما بجھالة
فتصبحوا على ما فعلتم نادمین
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datangkepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalahdengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepadasuatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkankamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6)
Begitu juga dengan adab mendengarkan berita, Allah SWT
berfirman:
وال إذ سمعتموه ظن المؤمنون والمؤمنات بأنفسھم خیرا وقالوال
ذا إفك مبین ھ
Artinya : “Mengapa di waktu kamu mendengar beritabohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangkabaik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata :Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”(An-Nuur: 12)
Kata media berasal dari bahasa latin “medius-medium”
(tunggal) “media” (jamak) yang secara harfiah berarti:
Media adalah institusi yang berperan sebagai agent of
change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan untuk mendidik
masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi
masyarakat yang maju.47
Dalam abad modern seperti ini, kehidupan masyarakat tidak
dapat dipisah-pisahkan lagi dari kebutuhan komunikasi dan media
46 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia: Analisis Isi Pemberitaan HarianKompas dan Republika (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010) h. 48.47 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia (Jakarta: Badan Litbang dan DiklatKementrian Agama RI, 2010), h. 50.
massa sebagai sarana tercapainya komunikasi tersebut. Dalam
kaitannya ini B. Aubrey Fisher memberikan istilah komunikasi
bermedia. Menurutnya hal ini adalah untuk membedakan secara
jelas antara komunikasi interpersonal dengan komunikasi massa.48
Istilah media massa berasal dari Bahasa Inggris, yaitu
singkatan dari massa media of communication atau media of massa
communication, yang bahasa Indonesia yaitu komunikasi media
massa atau komunikasi massa. Adapun komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan media
elektronik) yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya
dan arena seluas-luasnya.49 Media massa merupakan suatu institusi
yang melembaga yang bertujuan untuk menyampaikan informasi
peristiwa atau kejadian kepada khalayak agar well informed (tahu
informasi).50
Dja’far H. Assegaf mengartikan media massa sebagai
sarana penghubung dengan masyarakat seperti surat kabar,
majalah, buku, radio dan televisi.51 Drs. Jalaludin Rahmat,
menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media massa cetak
48 B. Aubrey Fisher, Teori-Teori Komunikasi: Perspektif Mekanistis, Psikologis, Interaksional,dan Pragmatis Penerjemah Soejono Trimo (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 170.49 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 2.50 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: Rineka Cipta,1996), h. 98.51 Dja’far, Assegaf, Jurnalistik Massa Kini Pengantar ke Praktek Kewartawanan (Jakarta: GhaliaIndonesia, 1983), h. 129.
atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat.52
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa,
media massa digunakan dalam proses komunikasi yang dilakukan
secara masal dengan menggunakan media teknologi komunikasi
massa.
1. Fungsi dan Peran Media Massa
Sebagaimana diketahui bahwa setiap institusi mempunyai
fungsinya sendiri. Demikian pula dengan media massa. J.B.
Wahyudi dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Jurnalistik.
memberikan keterangannya berkaitan dengan fungsi media massa,
walaupun pada hakekatnya jenis media massa yang satu dengan
yang lain berbeda, namun pada prinsipnya media massa memiliki
lima fungsi yang sama, antara lain: 53
a) The surveillance of the environment
Yakni mengamati lingkungan atau dengan kata lain
perkataan berfungsi sebagai penyaji berita atau penerangan.
Dalam hal ini media massa harus memberikan informasi
yang objektif kepada pembaca mengenai apa yang terjadi di
dunia. Dalam kaitan ini fungsi utama media massa adalah
sebagai penyebar informasi atau pemberitaan kepada
khalayak.
52 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 189.53 J.B. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991), h. 91.
meningkatkan kesadaran politik rakyat. Hal ini didasarkan
bahwa selain isi pesan media massa memuat berita atau
uraian berita, lembaga media massa yang kesemuanya itu
isi pesannya bersifat umum sehingga dapat menimbulkan
reaksi pro dan kontra dalam masyarakat. Pro dan kontra
inilah yang disebut sebagai pendapat umum.57
55 F. Rachmadi, Perbandingan Pers (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 17.56 F. Rachmadi, Perbandingan Pers (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 18.57 F. Rachmadi, Perbandingan Pers (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 18.
televisi, film). Berita berasal dari sumber berita, sumber
berita adalah asal mula terjadinya berita itu, dan yang
dimaksud dengan sumber berita adalah peristiwa (event)
dan manusia. Syarat sebuah berita adalah bila ada peristiwa
atau pendapat, maka peristiwa atau pendapat itu harus
dinilai apakah menarik, penting, dan masih baru.60
Menurut Romli berita (news) merupakan sajian utama
sebuah media massa di samping views (opini). Mencari
bahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas pokok
59 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 4.60 J.B Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar,Majalah, Radio, dan Televisi (Bandung: Rosda Karya, 1991), h. 115.
wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers (media
massa).61
Menurut Ana Nadhya Abrar dalam Panduan Buat Pers
Indonesia, berita pada hakikatnya tertulis atas suatu realitas
yang ada dalam masyarakat. Namun realitas objektif yang
ada baik berupa peristiwa atau ide tidaklah sama dengan
realitas berita di media massa. Hal ini dimungkinkan karena
proses pembuatan sebuah berita pada dasarnya melalui
tahap-tahap tertentu yang dikerjakan wartawan seperti
menyarikan fakta, mencari hubungan antar fakta,
merekonstruksi kejadian dan menjadikan informasinya
berbeda dengan pers lain. Tujuannya satu, yaitu untuk
menyajikan informasi yang cocok untuk pembaca.62
Menurut As Haris Sumandiria, ada beberapa jenis
berita yang sering digunakan oleh seorang wartawan dalam
menulis sebuah berita yang ada di dalam media cetak
sebagai berikut:63
a) Straight news adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Berita ini biasanya ditulis dengan unsur 5W 1H
(what, who, when, where, why dan how).
61 Asep Syamsul, M. Romli, Jurnalistik Praktis (Bandung: Rosda Karya, 2005), h. 3.62 Ana Nadhya Abrar, Panduan Buat Pers Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 3.63 As Haris, Sumandria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan PraktisJurnalistik Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 69.
terjadi, dipilih dan disusun oleh reporter, penulis, dan editor
untuk menceritakan sebuah kejadian/ peristiwa berdasarkan
sudut pandang utamanya. Jurnalistik secara tradisional
dipublikasikan dalam format cetak, disajikan lewat film dan
broadcast pada televisi dan radio. Dalam system Online
masuk banyak venues, yang terkenal adalah World Wide
Web.68
B. Media Online
Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau
format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks,
foto, video, dan suara. Pengertian Media Online secara khusus yaitu
terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa.
Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam
bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu,
seperti publisitas dan periodisitas. Diantaranya, Pertama, Unlimited
Space. Jurnalistik Online memungkinkan halaman tak terbatas. Ruang
bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap
68 Hadi, Ido Priyana, Konsep Penulisan Jurnalistik Masa Depan Dan Desain Storyboard OnlineNews, Jurnal Ilmiah Universitas Kristen Petra, Nirmana Vol 5,No 1, Januari 2003: 110-122.
jurnalis dalam jurmmalisme online sangat dimungkinkan dengan adanya
akses yang semakin luas. Pembaca atau viewer dibiarkan untuk menjadi
pengguna (user). Hal ini semakin penting karena audien merasa dirinya
dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca
berita yang ada. Kelima, komunitas dan percakapan (community and
coversion). Media online memiliki peran yang lebih besar daripada media
cetak atau konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas.
Jurnalisme online juga harus memberikan jawaban atau timbale balik
kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik
tadi.74
C. Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional adalah sesuatu yang penting dalam
kelangsungan sebuah perusahaan media massa, karena kebijakan
redaksional pembeda antara media satu dengan media lainnya. Selain itu,
jika sebuah media tidak memiliki kebijakan redaksi, maka media tersebut
dalam penyampaian berita-beritanya tidak akan konsisten. Hal ini ditandai
dengan penyampaian berita yang selalu berubah-ubah. Hari ini
menyuarakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah, besoknya
menyuarakan menentang terhadap kebijakan pemerintah. Sikap media
seperti ini dapat melunturkan kepercayaan khalayak pada media tersebut.75
Berdasarkan pengertian diatas, maka jika digabungkan pengertian
kebijakan redaksional adalah dasar pertimbangan suatu lembaga media
74 M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online(Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h. 44.75 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150.
penggolongan kelompok tertentu, pasti memiliki sikap dan warna yang
lain.77
Sikap, posisi, dan pandangan suatu media merupakan faktor
terbesar yang mempengaruhi kebijakan redaksi. Namun, untuk
mengimbangi kebijakan tersebut perlu memasukkan nilai atau norma yang
berlaku dalam masyarakat. Hal ini seperti yang dikatakan Djudjuk Juyoto,
“Redaksi juga harus menganalisa yang akan diturunkan, yakni adanya
daya imbang dan kebijaksanaan redaksionalnya. Tentunya untuk
merealisasikan kenyataan semacam itu, dituntut oleh nilai-nilai, norma-
norma, dan standard yang harus diberlakukan dalam kehidupan
masyarakatnya, yakni mampu membangun secara spiritual dan
materilnya”.78
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kajian pustaka sangat berguna untuk proses pembahasan skripsi
ini, dan untuk mengetahui kejujuran dalam penelitian. Untuk mendukung
penyusunan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa karya penelitian
terlebih dahulu sebagai bahan acuan.
a. Skripsi Ahta Prayinda Luriltasari (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2013) dengan judul
“Pencitraan Abu Bakar Ba’asyir di Harian Republika (Studi
Analisis Framing Pencitraan Abu Bakar Ba’asyir Terkait
77 Acep Abdullah, Press Relations: Kiat Berhubungan dengan Media Massa (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 20.78 Djudjuk Juyoto, Jurnalistik Praktis, Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa (Yogyakarta:Nurcahya, 1985), h. 31.
politik dimana politik Islam yang diwakilkan oleh Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Nama Republika
sendiri berasal dari ide Presiden kedua Indonesia yaitu
Soeharto yang di sampaikannya saat beberapa pengurus
ICMI melaporkan rencana pendirian berita harian tersebut.84
Kelahiran Republika diawali dengan
diselenggarakannya seminar tentang pers Islam oleh ICMI
pada tanggal 28 November 1991.85 Seminar ini
merekomendasikan agama muncul media Islam yang cukup
kuat, baik dari segi pengaruh sosial politik manapun dari
aspek bisnis untuk mengatasi ketimpangan pers Islam
sebelumnya. Harapan itu menjadi kenyataan dengan
lahirnya Surat Kabar Harian Republika pada 4 Januari 1993.
84 J. Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim. Cetakan.10 (Bandung:Mizan, 1998) h. 101.85 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam Di Indonesia (Jakarta: Balai Litbang dan Diklat,Kementrian Agama RI, 2010) h.102.
massa Indonesia. Harian memberi wibawa berupa desain
gaya pengutaraan, dan sudut pandang surat kabar negri ini.
Sebagai koran, kemudia portal berita pertama di Tanah Air
media ini melahirkan keseimbangan baru dalam tata
informasi. Republika terbit demi kemaslahatan bangsa,
penebar manfaat untuk semesta.86
b. Profil Republika.co.id
ROL (republika Online) hadir sejak 17 Agustus
1995, dua tahun setelah harian republika terbit. ROL
merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara
teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasarkan
tekhnologi hipermedia dan hiperteks.87
Dengan kemajuan informasi dan perkembangan
sosial media, ROL kini hadir dengan berbagai fitur baru
yang merupakan percampuran komunikasi media digital.
Informasi yang disampaikan diperbaharui secara
berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal,
menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.
Selain menyajikan informasi, ROL juga menjadi rumah
bagi komunitas. ROL kini juga hadir dalam versi English.88
86 Arif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman (Jakarta: Harian Umum Republika,2010), h. 6.87 http://www.Republika.co.id /page/about. Diakses pada 26/12/2017, 15.23 WIB.88 http://www.Republika.co.id /page/about. Diakses pada 26/12/2017, 15.26 WIB.
Perangkat sintaksis lain yang digunakan adalah lead. Lead yang
digunakan sebagai berikut:
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak merasa
pernah menghina ayat suci dalam Al Quran. Ia menilai video berisi
ucapannya yang menyebut Surat Al Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja
di Kepulauan Seribu telah disalahgunakan oleh sejumlah orang. Menurut
pria yang biasa disapa Ahok itu, videonya saat berbicara di Kepulauan
Seribu itu dipotong-potong dan tidak ditampilkan secara utuh.
Kontroversi pidato Ahok di kepulauan seribu itu di bantah Ahok
dengan alasan ada orang atau oknum yang tidak suka dengannya.
Sebenarnya durasi utuh dari pidato Ahok cukup lama, namun yang viral
hanya beberapa detik saja, dari potongan video itulah dianggap bahwa
Ahok merupakan korban sebenarnya.
Bahkan dalam pernyataannya kepada wartawan:
"Saya tidak mengatakan menghina Al Quran. Saya tidakmengatakan Al Quran bodoh. Saya katakan kepada masyarakat di PulauSeribu kalau kalian dibodohi oleh orang-orang rasis, pengecut,menggunakan ayat suci itu untuk tidak pilih saya, ya silakan enggak usahpilih,"103
Penegasan terhadap statement miring yang ditimpanya sudah tak
ada jalan lain selain melawan dengan cara mendeklarasikan dirinya tak
bersalah.
Berita 2 Kompas : Sabtu, 08 Oktober 2016, 07.47 WIB.
No Judul Isi Berita
1. Sintaksis (Cara Penjelasan dari struktur sintaksis yang
"Khususnya menyangkut larangan memilih pemimpin non-Muslim.Jadi, titik tekannya adalah kalimat 'membohongi pakai ayat', bukanayatnya yang membohongi,"105
Kompas melibatkan Taufik untuk mengintervensi kasus Ahok, hal
ini di yakini bahwa tidak semua orang yang membawa-bawa ayat Al-
Qur’an dalam konteks pilkada berarti membohongi masyarakat, karena
pendapat dia meyakini ada larangan memilih pemimpin non muslim
berdasarkan dalil-dalil ayat Al-Qur’an dan itu patut di hargai.
Dari unsur skrip atau cara wartawan mengisahkan fakta berawal
dari pengakuan pengurus NU Jakarta mengaku telah menonton video
secara utuh, dengan menilai Ahok tidak ada maksud melecehkan agam dan
berasumsi bahwa harus menghargai muslim yang meyakini larangan
pemimpin non muslim.
Sedangkan dari unsur tematik, cara wartawan menuliskan fakta
secara keseluruhan dalam berita ini berisi sebuah bentuk dukungan atas
kasus yang menimpa Ahok. Dan yang terakhir terkait retoris, cara
wartawan menekankan fakta dapat di amati dari berkali-kali pernyataan
Taufik dalam lebih dari dua kutipan langsung terhadap pernyataan itu.
Taufik beranggapan ada orang yang sering menjadikan ayat-ayat sebagai
alat politik untuk menjatuhkan lawan politiknya dan hal demikian diyakini
Sobur, Alex. 2015. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, Untuk AnalisisWacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: RemajaRosdakarya.
Sobur, Sobur. 2015. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar,Untuk AnalisisWacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: RemajaRosdakarya.
Soeharto, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suf Kasman, Suf. 2010. Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia: AnalisisIsi Pemberitaan Harian Kompas dan Republika. Jakarta: Badan Litbang danDiklat Kementrian Agama RI.
Suranto, Idi Subandy-Hanif. 1998. Wanita dan Media Massa: Wanita DanMedia. Bandung: Remaja.