Top Banner
KONSTRUKSI BAJA 1 NAMA ANGGOTA: INTAN PERMATA SARI (NIM: 4114010016) NISRINA ABRAR (NIM: 4114010010) NURHANI HUMAIRA (NIM: 4114010020)
22

Konstruksi baja 1 (semester 3)

Jan 14, 2017

Download

Engineering

Nurhani Humaira
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Konstruksi baja 1 (semester 3)

KONSTRUKSI BAJA 1

NAMA ANGGOTA: INTAN PERMATA SARI (NIM: 4114010016)

NISRINA ABRAR (NIM: 4114010010)

NURHANI HUMAIRA (NIM: 4114010020)

Page 2: Konstruksi baja 1 (semester 3)

BAJA

Page 3: Konstruksi baja 1 (semester 3)

Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Baja merupakan campuran dari beberapa unsur, antara lain : Besi (fe) : + 98 % Karbon (C) : max 1,7 % Mangan (mn) : max 1,65 % Silikon (si) : max 0,6 % Tembaga (cu) : max 0,6 % Fosfor (P) dan belerang (S)

Page 4: Konstruksi baja 1 (semester 3)

1. Sifat baja bergantung kepada kadar carbon, semakin bertambah kadar carbonnya maka tegangannya akan naik tetapi regangannya

semakin menurun sehingga baja bersifat keras tetapi getas. 2. Adanya fospor (P) dan belerang (S) juga menyebabkan berkurangnya

keuletan (getas) 3. Tembaga (cu) mempunyai pengaruh baik terhadap ketahanan korosi 4. Silikon (si) digunakan untuk mengurangi gas pada leburan logam 5. Mangan (mn) juga menambah kekuatan baja

Page 5: Konstruksi baja 1 (semester 3)

Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis :

1.BAJA KARBON (FY = 210 – 250 MPA) • Baja karbon rendah : sekitar 0,15 %

• Baja karbon sedang : 0.15 % - 0,29 % (umum untuk struktur bangunan misalnya BJ 37)

• Baja karbon medium : 0,3 % - 0,5 %

• Baja karbon tinggi : 0,6 % - 1,7 %

• Baja karbon memiliki titik peralihan leleh yang tegas, peningkatan kadar karbon akan meningkatkan kuat leleh tapi mengurangi daktilitas dan menyulitkan proses pengelasan

Page 6: Konstruksi baja 1 (semester 3)

3.BAJA ALLOI (FY = 550 – 760 MPA) Tidak menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas Titik peralihan

leleh ditentukan menggunakan metode tangen 2 ‰ atau metode regangan 5 ‰

2.Baja Mutu Tinggi (fy = 275 – 480 mpa) Menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas . Didapat dengan

menambahkan unsur aloi (chromium, nickel, vanadium, dll) kedalam baja karbon untuk mendapatkan bentuk mikrostruktur yang lebih halus .

Page 7: Konstruksi baja 1 (semester 3)

SIFAT-SIFAT BAJA

Page 8: Konstruksi baja 1 (semester 3)

•Sifat Fisik 1

•Sifat Mekanis 2

Page 9: Konstruksi baja 1 (semester 3)

meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik

•Sifat Fisik

Page 10: Konstruksi baja 1 (semester 3)

Sifat Mekanis Sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi: 1. Kekuatan sifat kekuatan, artinya mempunyai sifat kekuatan tinggi untuk menahan tarik, tekan, lenturan dan geseran. 2. Kelenturan / elastis artinya, sampai batas tertentubahan baja mengalami pembebanan dan akibat pembebanan tersebut, maka akan mengalami perubahan bentuk, tetapi setelah pembebanan dihentikan maka bahan baja akan kembali pada bentuk semula. 3. Kekerasan sifat kekerasan, artinya tidak mudah mengalami cacat jika terkena benturan. Jadi bahan baja ini cukup keras tetapi elastis.

Page 11: Konstruksi baja 1 (semester 3)

4. Ketangguhan (toughness) adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik). 5. Kelelehan (fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan (patah) pada komponen akibat beban dinamis(pembebanan yang berulang-ulang atau berubah-ubah). 6. Keuletan (ductility) adalah kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik

Page 12: Konstruksi baja 1 (semester 3)

7. Kegetasan (brittleness) adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. 8. Melar (creep) merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang tinggi.

Page 13: Konstruksi baja 1 (semester 3)

9. Kemudahan pemasangan

Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah diperoleh dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan adalah pemasangan bagian-bagian yang telah disiapkan

10. Modulus elastisitas besar

Dengan modulus yang besar, struktur akan cukup kaku sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai. Jika dibandingkan dengan bahan yang lain, untuk regangan yang sama baja akan mengalami tegangan yang lebih besar sehingga kekuatannya lebih optimal

Page 14: Konstruksi baja 1 (semester 3)

Nisbah poisson untuk daerah plastis = 0,5

Page 15: Konstruksi baja 1 (semester 3)

TIPE-TIPE BENTUK PROFIL

Page 16: Konstruksi baja 1 (semester 3)

1. Wide Flange (WF) digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP • Penggunaannya hampir sama dengan WF, kecuali

untuk kolom jarang digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.

• Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

Page 17: Konstruksi baja 1 (semester 3)

3. Equal Angle (hot rolled) Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya. Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape

4. Unequal Angle (hot rolled)

Penggunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

Page 18: Konstruksi baja 1 (semester 3)

5. Lipped Channel Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural. Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (cold formed)

Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan (kecil), rangka komponen arsitektural, support komponen-komponen ME.

Page 19: Konstruksi baja 1 (semester 3)

7. Unequal Angle (cold formed) Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed

Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.

Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil []

Page 20: Konstruksi baja 1 (semester 3)

9. SHS (Square Hollow Section) – cold formed Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

• 10. Steel pipe

• Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik)

• Istilah lain : steel tube, pipa

Page 21: Konstruksi baja 1 (semester 3)

11. T-Beam (hot rolled)

Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi) Istilah lain : balok T

(

Page 22: Konstruksi baja 1 (semester 3)

• www.google.com

• arekgo.blogspot.com/2011/11/baja_14.html

• croty.files.wordpress.com/2010/10/teori-k-baja.doc

• Rioyulanda.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA