Top Banner

of 33

Konservasi Energi IdriesE

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    1/33

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang

    Konservasi energi akan mendatangkan manfaat bukan hanya untuk

    masyarakat yang konsumsi energi per kapitanya telah sangat tinggi, namun juga

    oleh negara yang konsumsi energi per kapitanya rendah, seperti Indonesia. Dengan

    melakukan konservasi maka seolah-olah kita menemukan sumber energi baru.

    Bila Indonesia dapat menghemat konsumsi BBMnya sekitar 10 persen saja, maka

    itu berarti “menemukan” lapangan minyak baru yang dapat memproduksi sekitar

    150.000 barel per hari, yang dalam kenyataannya membutuhkan biaya yang cukup

     besar untuk eksplorasi dan memproduksinya. Biaya yang dapat dihemat dengan

    melakukan konservasi sangat besar.

    Konservasi energi bermanfaat bukan hanya untuk menekan konsumsi dan

     biaya konsumsi energi, namun juga memberikan dampak yang lebih baik terhadap

    lingkungan. Sebagai dimaklumi, sumber utama pemanasan global yang

    dikhawatirkan masyarakat planet bumi kini adalah pembakaran bahan bakar fosil,

    atau aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan energi. Kegiatan

     pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang ditunjukkan oleh kegiatan

    transportasi, menghasilkan berbagai polutan seperti COx, NOx maupun SOx di

    samping partikel debu yang mengotorkan udara.

    Salah satu faktor yang membuat konservasi energi tidak berkembang di

    Indonesia adalah adanya pandangan di kalangan masyarakat bahwa Indonesia

    adalah negara yang dianugerahi dengan kekayaan sumberdaya energi yang

     berlimpah, dan karena itu menggunakan energi secara hemat tidak dianggap

    sebagai sebuah keharusan. Pemahaman konservasi energi sebagai tindakan praktis

     juga belum berkembang di kalangan masyarakat karena masih langkanya

     penyebarluasan informasi atau kampanye mengenai teknik-teknik konservasi

    energi. Peraturan perundang-undangan mengenai konservasi energi pun belum

    dikembangkan. Demikian pula, pembentukan Badan Khusus di kalangan pemerintah/ swasta yang menangani masalah konservasi energi juga belum

    didirikan.

    Kerugian karena tidak menerapkan program konservasi energi sebetulnya

    sudah dirasakan di tanah air. Berapa kerugian karena tidak melakukan konservasi

    energi dengan benar merupakan angka yang belum pernah kita hitung. Penyakit

    yang dilahirkan dari pola konsumsi BBM nasional yang tidak sehat (“subsidi

    BBM”, penyelundupan, pengoplosan, serta biaya politik yang ditimbulkannya)

    sedikit banyak dapat diatasi bila kita melakukan konservasi energi dengan ketat,

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    2/33

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    3/33

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1  Pengertian Konservasi dan Efisiensi Energi

    Konservasi energi adalah pengguanaan energi dengan efisiensi dan

    rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar

    diperlukan. Upaya konservasi energi diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan,

    mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan terakhir,

    dengan menggunakan teknologi yang efisien, dan membudayakan pola hidup

    hemat energy (Pramonohadi. 2005).

    Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan

    energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang

    memang benar-benar diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan

     biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya). Tujuan Konservasi

    Energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa

    sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi

    secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.

    Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi

    Energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu

    guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi

     pemanfaatannya. Efisiensi merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaankonservasi energi. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada

     penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau output

     berguna yang sama. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi

    secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi

    lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang

    menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya

     biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, 

    serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat

     biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial danindustri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan

     penghemaan energi.

    Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan

    energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi

     per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat

     pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat

    mengurangi kebutuhan  pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya

     permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi

    energi.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efisien&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_negara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pribadi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangkit_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangkit_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pribadi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_negara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efisien&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    4/33

    Selain itu, dengan mengurangi emisi,  penghematan energi merupakan bagian

     penting dari mencegah atau mengurangi  perubahan iklim.  Penghematan energi

     juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan

    sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan

    cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara

    yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi

    energi.

    Menurut Pramonohadi, potensi konservasi energi di semua sektor memiliki

     peluang penghematan sangat besar, yaitu antara 10% -35%. Penghematan dapat

    direalisasikan dengan cara mudah, dapat mencapai 10-15%, sedangkan

     penghematan dengan investasi dapat meraih sampai 30%. Pemanfaatan energi

    dengan lebih efisien dapat dicapai melalui: penggunaan teknologi hemat energi,

     penerapan budaya hemat energi, penerapan konversi energi meliputi perencanaan,

     pengoperasian, dan pengawasan pemanfaatan energi.

    Keberhasilan program penghematan energi tentu saja akan berdampak

     positif dalam proses penyediaan energi. Potensi penghematan energi di industri

    misalnya berkisar antara 10% (industri semen, kapur, batu bata, keramik) sampai

    dengan 35% (industri kertas, besi, baja). Penghematan ini bergantung pada: proses

    utama: pembakaran, peleburan, pemanasan/uap, utilitas: panas langsung, mekanis,

     panas uap, alat dapur-burner, listrik-diesel, boiler-burner, teknik konservasi: waste

    heat recovery, perbaikan isolasi panas, co generation.Pada umumnya,

     penghematan melalui cara teknis lebih memberikan hasil yang memadai. Bila

     program konservasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, secara nasional, jumlah

     penyediaan energi dapat dikurangi secara berarti, cadangan energi dapat

    digunakan dalam waktu lebih panjang.

    Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam

     pengelolaan energi yaitu:

      Penyediaan Energi

      Pengusahaan Energi

     

    Pemanfaatan Energi

      Konservasi Sumber Daya Energi

    Oleh karena itu kita perlu melakukan efesiensi energi sebagai suatu

    langkah koneservasi energi. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu

     pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau

    output berguna yang sama. Adapun langkah kongritnya dapat dilakukan dengan :

    1. Informasi

    Informasi dibutuhkan agar konservasi energi dapat berjalan lancar. Informasi

    di sini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau

    melakukan kegiatan konservasi energi. Kegiatan ini yang bisa dilakukan

    dengan berbagai macam cara, contohnya kampanye hemat energi. Dalam

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emisi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Energi_tak_terbaharui&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbaharuihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kekurangan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kekurangan_energi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbaharuihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Energi_tak_terbaharui&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emisi&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    5/33

    melakukan kampanye dipilih media yang representatif, dengan isi pesan

    yang dapat dimengerti. Misalnya melalui media massa elektronik berupa

    iklan-iklan. Informasi pada iklan bisa berupa ajakan atau pun peringatan

    sehingga masyarakat memandang permasalahan energi tak hanya masalah

    negara, kelompok, lembaga tertentu saja, tetapi menjadi masalah kita semua.

    2. Intensif

    Intensif adalah kegiatan yang diberikan untuk mendorong para pengguna

    energi menerapkan program konservasi energi. Intensif di sini menyangkut

     program keringanan pajak, keringanan bea masuk, keringanan peminjaman

    tanah, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan atas dasar agar kegiatan

    konservasi energi tidak mengalami kesulitan dan bisa berjalan lancar. Jika

     penemuan-penemuan baru dihasilkan, semua pihak mendukung dan

    membantu agar penemuan tersebut dapat diproduksi sesuai dengan

    kebutuhan, sekaligus tidak dipersulit.

    3. Pengaturan

    Pengaturan dilakukan agar program konservasi energi dapat dijalankan

    secara menyeluruh dan terpadu. Pengaturan menyangkut pengaturan atau

     pembagian segala hal agar tidak terjadi ketimpangan dengan sistematis yang

    teratur. Seperti penggunaan energi yang berlebihan dikurangi. Walaupun

    menyangkut peraturan dari pemerintah, namun yang terpenting adalah

    kesadaran individu mengenai konservasi energi. Kesadaran apabila sudah

    tidak ada energi yang tersedia maka yang dirugikan adalah anak cucu di masa

    mendatang.

    4. Harga Energi

    Dengan peningkatan permintaan bahan bakar (BBM) dan semakin

     berkurangnya bahan bakaryang tersedia, mendorong masyarakat untuk

    melakukan penghematan energi, serta melakukan beberapa uji terhadap

     bahan hemat energi alternatif. Harga energi yang semakin hari semakin

    melambung tinggi dan terbatasnya sumber energi, menjadi alasan yang

     pendorong para ilmuwan, peneliti, dan masyarakat untuk melakukan

    eksperimen guna mendapatkan bahan bakar yang murah, mudah didapat,

     praktis dan aman. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu solusi yang

    terbaik.

    2.2 Asal Mula Konservasi Energi

    1. Cadangan Energi F osil Terbatas  

    Efisiensi energi membantu mengurangi penggunaan energi fosil seperti batu

     bara, minyak bumi dan gas bumi yang selama ini peranannya sangat

    dominan. Energi fosil, yang merupakan jenis energi tidak terbarukan, suatu

    saat akan habis jika terus dieksploitasi. Dengan menghemat penggunaan

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    6/33

    energi fosil, pemerintah dapat menyimpannya sebagai cadangan dalam

    rangka menjaga ketahanan energi nasional.

    2. Mengurangi Kerusakan L ingkungan H idup  

    Efisiensi energi merupakan solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kacadan kerusakan lingkungan hidup. Saat ini, sebagian besar energi yang

    digunakan di Indonesia berasal dari pembakaran energi fosil yang

    menyebabkan polusi gas rumah kaca dan mengakibatkan pemanasan global,

     perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup.

    3. Mengurangi Subsidi Pemerin tah untuk Energi F osil  

    Saat ini subsidi pemerintah untuk energi fosil mencapai Rp 98,96 triliun

    rupiah (Tahun 2009). Jika kita berhasil menggunakan energi secara

    efisien, maka subsidi pemerintah untuk energi fosil dapat dikurangi dan

    dialokasikan untuk upaya konservasi energi lainnya seperti investasi pengembangan sumber energi terbarukan dan pengembangan teknologi

    efisien energi.

    4. Memberikan Keuntungan bagi Pengguna Energi  

    Menggunakan energi secara efisien berdampak langsung pada pengurangan

     biaya yang dikeluarkan oleh pengguna energi. Industri barang dan jasa

    menjadi lebih produktif dan kompetitif jika biaya pemakaian energi dapat

    ditekan. Pada sektor rumah tangga, penghematan energi juga mengurangi

     biaya pemakaian listrik suatu rumah tangga. Dana tersebut dapat

    dialokasikan untuk hal-hal lain seperti biaya keperluan sehari-hari, uang

     bulanan sekolah serta biaya kesehatan.

    2.3 Efisiensi Energi di Indonesia

    Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia

     berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi se-efektif dan se-

    efisien mungkin. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia

    meningkat dari 5,7% pada tahun 2005 menjadi 5,9% pada tahun 2010, dan

    diproyeksikan mencapai 6,2% pada tahun 2011. Sementara populasi Indonesia

    yang kini mencapai 229 juta penduduk diperkirakan akan meningkat menjadi lebih

    dari 230 juta pada tahun 2011.

    Semua pertumbuhan ini tentunya disertai dengan meningkatnya kebutuhan

    energi akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta

    industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik adalah sebesar

    7% per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan meningkat

    dengan tajam, contohnya pada sektor rumah tangga, konsumsi akan meningkat

    dari 21,52 Gwh di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 Gwh pada tahun 2030.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    7/33

    Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah

    tangga,  komersial,  industri  dan  transportasi. Saat ini pengguna energi  terbesar

    adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah

    sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga

    sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%.

    Sampai saat ini, sumber energi yang digunakan sebagian besar masih

     berasal dari fosil, yaitu minyak bumi sebesar 46,9%, batu bara sebanyak 26,4%

    dan gas alam sebesar 21,9%. Sementara tenaga air (hidro) dan energi terbarukan

    lainnya hanya sekitar 4,8% dari total sumber daya energi yang termanfaatkan.

    2.4 Kondisi Penggunaan Energi

    Dari data tercatat, konsumsi energi di Asia Tenggara 375 MTOE pada

    tahun 2007 lalu, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5.2% per tahun, makadiperkirakan nilai tersebut akan naik hampir tiga kali lipat menjadi 1,018 MTOE

     pada tahun 2030. Data yang perlu dicermati, pada tahun 2007 tersebut Indonesia

    mencatat konsumsi energi 145.9 MTOE atau hampir 40%, dan persentase ini naik

    menjadi 44% pada tahun 2030, dimana diperkirakan konsumsi energi Indonesia

    adalah 448.9 MTOE.

    Pertumbuhan konsumsi energi ini di dorong oleh pesatnya pertumbuhan

    konsumsi sektor transportasi yang diperkirakan mencapai 7.5% per tahun atau

    sekitar 30% dari total kebutuhan pada tahun 2030. Konsekuensinya konsumsi

    minyak dan produk turunannya diperkirakan melonjak hingga 43% dari totalkonsumsi energi di tahun 2030.

    Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar sumber energi

     berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi

    tidak terbarukan, sedangkan hanya 2,4% dari keseluruhan sumber energi yang

    menggunakan sumber energi lain yang dapat diperbaharui.

    Faktanya adalah selain sumber energi tersebut tidak terbarukan,

     penggunaan energi ini juga menimbulkan dampak pencemaran yang cukup besar.

    Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Lingkungan

    Perserikatan Bangsa-Bangsa diperoleh bahwa setiap 100kWh listrik yang

    dihasilkan dari batubara akan menghasilkan emisi 80-105 kilogram

    karbondioksida dan gas rumah kaca lain. Kemudian  Energy Analysis and Policy

    Office  (EAPO) mencatat bahwa emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan

    listrik adalah sekitar 26% dari total emisi Indonesia. Oleh sebab itu dapat

    disimpulkan bahwa dengan melakukan penghematan penggunaan listrik akan

    mengurangi emisi karbon secara signifikan.

    http://konservasienergiindonesia.info/energy/homehttp://konservasienergiindonesia.info/energy/homehttp://konservasienergiindonesia.info/energy/homehttp://konservasienergiindonesia.info/energy/buildingshttp://konservasienergiindonesia.info/energy/buildingshttp://konservasienergiindonesia.info/energy/industrieshttp://konservasienergiindonesia.info/energy/industrieshttp://d/kuliah/Semester%207/KONSERVASI/tugas%20nya%20pk%20edw/konservasi-energi.htmlhttp://d/kuliah/Semester%207/KONSERVASI/tugas%20nya%20pk%20edw/konservasi-energi.htmlhttp://konservasienergiindonesia.info/energy/industrieshttp://konservasienergiindonesia.info/energy/buildingshttp://konservasienergiindonesia.info/energy/homehttp://konservasienergiindonesia.info/energy/home

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    8/33

    2.5 Undang-Undang & Peraturan Terkait Konservasi dan Efisiensi Energi

    di Indonesia

    Berikut adalah kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang

     berkaitan dengan efisiensi dan konservasi energi di Indonesia:

      Instruksi Presiden No 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air

      Instruksi Presiden No. 2/2008 tentang Penghematan Energi dan Air

      Keputusan Presiden No. 43/1991 tentang Konservasi Energi

      Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

      Peraturan Menteri ESDM No 06 Tahun 2011 tentang Label Tanda Hemat

    Energi untuk Lampu Swabalast

      Peraturan Menteri ESDM No 13 Tahun 2010 tentang Standar Kompetensi

    Manajer Energi di Bidang Industri  Peraturan Menteri ESDM No 14 Tahun 2010 tentang Standar Kompetensi

    Manajer Energi Bidang Bangunan Gedung

      Peraturan Menteri ESDM No. 7/2010 tentang Tarif Dasar Listrik

      Peraturan Pemerintah No. 70/2009 tentang Konservasi Energi

      Law No. 30/2007 on Energy

    Pada bagian akhir makalah, kami lampirkan Peraturan Pemerintah No. 70/2009

    tentang Konservasi Energi.

    2.6 Visi Pemerintah Dalam konservasi Energi

    Gambar 2.1 Diagram Arah Kebijakan Energi

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    9/33

    Agar lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan sumber daya energi, pemerintah

    memiliki strategi yang disebut Visi 25/25, yang secara garis besar merupakan

    tekad untuk:

     

    Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan menjadi 25% pada tahun2025.

    Visi ini melampaui target sebesar 17% yang ditetapkan oleh pemerintah

    ebelumnya dalam Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Saat ini

     pangsa energi terbarukan hanya sebesar 4% dari total sumber daya energi yang

    dimanfaatkan.

      Mengurangi permintaan energi sebesar 33,85% terhadap skenario keadaan

    normal ( BAU/Business as Usual ) pada tahun 2025.

    Saat ini permintaan energi adalah sebesar 1,131 juta SBM dan diperkirakan pada

    tahun 2025 akan meningkat menjadi 4,300 juta SBM. Dengan berbagai upaya

    diharapkan permintaan energi dapat ditekan menjadi 2,852 juta SBM.

    Arah kebijakan utama pemerintah meliputi:

    1.  Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dan

     pemanfaatan energi ( Demand Side).

    2.  Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan

    dalam bauran energi nasional (Supply Side).

    2.7 Perubahan Paradigma Pengelolaan Energi

    Gambar 2.2 Perubahan Paradigma Pengelolaan Energi

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    10/33

    Saat ini, pemerintah berusaha untuk mengubah paradigma pengelolaan energi

    nasional yang sebelumnya dititikberatkan pada sisi persediaan menjadi sisi

     permintaan. Sebelumnya pengelolaan energi didasarkan pada sisi supply dimana

     pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan energi, berapa pun jumlah dan

     biayanya melalui pengelolaan sumber energi fosil. Energi fosil juga terus

    disubsidi guna memenuhi kebutuhan energi. Energi terbarukan hanyalah

    alternatif dan tidak diprioritaskan dalam eksplorasi maupun pemanfaatannya.

    Penggunaan energi oleh sektor rumah tangga, industri, komersial dan transportasi

    sangat boros akibat kurangnya penekanan pada efisiensi energi.

    Pemerintah mulai mengubah paradigma pengelolaan energi dengan

    menitikberatkan pada sisi demand.  Pemerintah mengelola permintaan energi

    dengan cara memastikan bahwa kebutuhan dan penggunaan energi pada sektor

    rumah tangga, industri, komersial dan transportasi benar-benar efisien. Hal ini

    terwujud saat pengguna energi mengubah perilakunya menjadi lebih hemat

    energi serta menggunakan teknologi yang lebih efisien. Selain itu penyediaan dan

     pemanfaatan energi terbarukan dimaksimalkan dan bila perlu disubsidi. Energi

    fosil digunakan sebagai penyeimbang dan sumber energi fosil yang belum

    termanfaatkan dapat dijadikan cadangan bagi generasi penerus.

    2.8 Sumber Energi Dan Pemanfaatannya

    Sumber energi merupakan salah satu sumber daya alam. Sumber daya alam dapat

    dibagi dalam 2 kelompok, yaitu; sumber daya alam terbarui dan sumber daya

    alam tak terbarui. Demikian juga dengan sumber energi yang dapat

    dikelompokkan dalam sumber energi terbarui dan sumber energi tak terbarui.

    a. Sumber energi terbarui adalah sumber energi yang dapat digunakan

    tanpa batas waktu karena dapat dipulihkan dalam waktu cepat. Sumber

    energi tersebut tidak bisa habis. Misalnya tenaga air (karena terjadinya

    siklus air), panas bumi, biomassa, angin dan sinar matahari langsung.

    Pemanfaatan sumber energi terbarui sampai saat ini masih sangat

    terbatas, hal ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi dan besarnya

     biaya yang dibutuhkan untuk mengubah energi tersebut menjadi energilistrik atau yang lainnya. Sebagai contoh; pemakaian solar sel sebagai

    sumber listrik, pemakaian angin sebagai sumber energi listrik dan

    sebagainya.

     b. Sumber energi tak terbarui adalah sumber energi yang keberadaannya

    sangat terbatas, karena proses pembentukannya memerlukan waktu

    yang sangat panjang (jutaan tahun). Proses pembentukannya kembali

     berjalan sangat lama dibandingkan dengan eksploitasinya, sehingga

    sumber energi tersebut dapat habis. Sumber energi tak terbarui dibedakan

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    11/33

    menjadi 2 kelompok, yaitu bahan bakar fosil dan bahan bakar nuklir.

    Bahan bakar fosil berupa minyak bumi, gas bumi dan batubara yang

    selama jutaan tahun terbentuk dan tersimpan di dalam bumi yang berasal

    dari mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan dan binatang. Proses

     pembentukan sumber energi fosil memerlukan tekanan dan suhu tinggi

    yang terdapat di dalam perut bumi. Eksploitasi sumber energi fosil pada

    saat ini sangat tinggi tanpa mengingat proses pembentukannya kembali

    sehingga suatu saat bahan bakar tersebut akan habis.

    Bahan bakar nuklir berasal dari Uranium, energi yang dihasilkan dari

    uranium tidak dilepaskan melalui proses pembakaran, tetapi melalui

     proses reaksi pemisahan inti atom yang pada akhirnya akan menghasilkan

    energi panas tinggi. Pada PLTN, energi panas tersebut digunakan untukmemanaskan air sehingga terbentuk uap sebagai penggerak turbin untuk

    menggerakan generator listrik sebagai sumber energi listrik yang kita

    gunakan.

    2.9 Dampak Pemanfaatan Energi

    Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa polusi air, udara, dan

    tanah, beriring dengan faktor lingkungan lain, menjadi penyebab 40 persen

    kematian manusia di dunia, kata pakar ekologi dari Universitas Cornell di

    Amerika Serikat (AS), David Pimentel memperkirakan, tiap tahunnya sekitar 62 juta kematian atau 40 persen dari total kematian di umat manusia di dunia

    disebabkan oleh faktor lingkungan, terutama zat polutan organik dan kimiawi

    yang terakumulasi dalam udara yang dihirup dan air yang diminum setiap hari.

    Air yang terkontaminasi dengan kotoran bisa menjadi media transmisi penyakit

    saluran pencernaan seperti kolera, gangguan usus (yang bisa bercampur dengan

    masalah kesehatan lain bisa menimbulkan malnutrisi), dan berbagai penyakit lain

    yang telah membunuh jutaan orang tiap tahun, terutama anak-anak.

    Menurut data penelitian tahun 2004 oleh Pusat Populasi, sekitar 2,2 juta

     bayi dan anak meninggal tiap tahun akibat diare, sebagian besar diakibatkankontaminasi air dan makanan. Masih menurut data itu, air yang terpapar zat

     polutan di Afrika dan India menyebabkan kematian 1,4 juta orang tiap tahun.

    Mereka meninggal akibat penyakit- penyakit seperti kolera dan disentri. Dalam

     pengambilan dan pemakaian sumber energi dari alam selalu menimbulkan

    dampak terhadap lingkungan, misalnya udara dan iklim, perairan dan tanah.

    a. Dampak terhadap udara dan iklim

    Pada pembakaran sumber energi fosil (minyak bumi, batubara dll) selain

    menghasilkan energi juga menimbulkan emisi karbon dioksiada (CO2),

    emisi nitrogen oksida (NOx), emisi sulfur dioksida (SO2), emisi

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    12/33

    metana (CH4) dan lain lain yang menyebabkan pencemaran udara dan

    mengakibatkan adanya hujan asam, efek rumah kaca, smoog dan

     pemanasan global sampai penipisan lapisan ozon.

     b. Dampak terhadap perairan

    Eksploitasi minyak bumi, khususnya dalam hal penampungan dan

     pengangkutan minyak bumi yang tidak layak mengakibatkan bocornya

    tangker minyak atau kecelakaan lain yang mengakibatkan tumpahnya

    minyak kelaut, sungai atau tanah. Hal ini menyebabkan pencamaran

     perairan.

    c. Dampak terhadap tanah

    Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui misalnya dari pertambangan batubara dan pembuangan sampah nuklir. Masalah yang

     berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan

     batubara sistem open cast (galian terbuka). Penambangan sitem ini

    memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan

     batubara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut

    digali amaka tidak akan dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian

    atau hutan untuk selama waktu tertentu.

    Masalah lain timbul terhadap tanah adalah sampah nuklir. Sampah nuklir

    merupakan semua sisa bahan (padat atau cair) yang dihasilkan dari proses pengolahan uranium. Sampah ini bersifat radioaktif sehingga tidak

     bisa dibuang atau dihilangkan seperti sampah domestik lainnya. Perlu

    waktu yang lama untuk dapat menghilangkan sifat radioaktif sampah

    ini sehingga tidak membahayakan bagi kehidupan.

    2.10 Pengembangan Kebijakan Dan Strategi Konservasi Energi

    Nasional 

    Sektor energi merupakan sektor strategis mengingat keterkaitannya

    dengan ekonomi dan lingkungan. Energi sangat diperlukan guna melaksanakan

     pembangunan perekonomian, namun dengan tetap mempertimbangkan aspek

    nlingkungan agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu

    sumberdaya alam yang ada seharusnya dieksplorasi dan dieksploitasi dengan

    mempertimbangkan prinsip-prinsip perlindungan terhadap kesinambungan

    lingkungan dan ekosistem yang ada. Dunia kini juga telah bersepakat untuk

    melakukan kegiatan mengantisipasi gejala pemanasan global ( global warming )

    dengan melakukan banyak perjanjian internasional (termasuk Protokol Kyoto,

    1997) serta berbagai upaya lain di bidang teknologi maupun perdagangan untuk

    menekan kemungkinan terjadinya pemanasan global tersebut. Disadari benar

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    13/33

     bahwa penyebab terbesar dari persoalan pemanasan global adalah pembakaran

     bahan bakar fosil ( fossil fuels), dan karena itu upaya-upaya untuk menyediakan

     bahan bakar alternatif yang lebih akrab lingkungan (environmentally friendly)

     perlu terus diupayakan.

    Sebagai negara yang ekonominya sedang tumbuh, konsumsi energi di

    Indonesia terus meningkat dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi

    untuk berbagai jenis bahan bakar, terutama untuk BBM dan tenaga listrik. Selain

    tingkat pertumbuhan yang tinggi, konsumsi energi di Indonesia ditandai dengan

    ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil (terutama minyak

     bumi), yang mengakibatkan sangat mahalnya biaya penyediaan energi serta

    dampak yang tidak sehat terhadap lingkungan. Kebutuhan energi yang tumbuh

    sangat tinggi di Indonesia belum dapat terlayani dengan baik, terutama karena

     penyediaan infrastruktur untuk mencari, membangkitkan, dan mendistribusikanenergi tersebut belum dapat dilakukan secepat perkembangan permintaan yang

    terjadi. Akses rakyat terhadap energi juga masih merupakan masalah besar di

    Indonesia.

    Bauran energi (energy mix) yang tidak sehat secara nasional di Indonesia

    memperlihatkan bahwa minyak bumi masih mendominasi pemanfaatan energi

    nasional Bila melihat kekayaan sumberdaya energi di Indonesia yang beraneka

    ragam, gejala bauran energi yang tidak sehat yang terus terjadi di Indonesia

    termasuk fuel mix yang berbiaya mahal sesungguhnya merupakan suatu ironi.

    Pada sisi lain potensi energi baru terbarukan yang ada sangat memadai

    namun belum optimal pemanfaatannya. Potensi panas bumi, mikro hidro, surya

    dan biomassa belum sepenuhnya dimanfaatkan terutama untuk pembangkit

    listrik khususnya pada sistem Luar Jawa Madura Bali (Jamali) dan daerah

     perdesaan, perbatasan dan terpencil. Lebih lanjut berdasarkan intensitas dan

    elastisitas energi saat ini Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara-

    negara lain termasuk Asia dan ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia

    termasuk negara yang boros penggunaan energi dan tidak produktif. Namun hal

    ini harus dicermati lebih jauh mengingat tingkat produktifitas juga terkait dengan

     penciptaan nilai tambah yang berdimensi multi sektor.

    Oleh karena itu saat ini diperlukan langkah-langkah untuk

    mengembangkan dan memantapkan kebijakan strategis energi yang ada. Salah

    satunya yang utama adalah konservasi energi. Kebijakan konservasi bertujuan

    memelihara kelestarian sumber daya yang ada melalui penggunaan sumber daya

    secara bijaksana bagi tercapainya keseimbangan antara pembangunan,

     pemerataan dan pengembangan lingkungan hidup. Upaya konservasi energi

    diarahkan untuk meningkatkan pembangunan yang merata dan berkelanjutan.

    Dalam hubungan dengan itu akan dikembangkan penggunaan teknologi produksi

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    14/33

     

    dan penggunaan energi yang lebih efisien dari segi teknis, ekonomis dan

    kesehatan lingkungan. Usaha konservasi energi harus didukung dan dilaksanakan

    oleh semua pemangku kepentingan dari semua sektor. Untuk menunjang

    kebijakan ini perlu disusun pengaturan pelaksanaan secara praktis dan mudah

    agar tujuan konservasi dapat dicapai secara optimal.

    2.11 Teknologi Konservasi Energi

    Untuk menjalankan konservasi energi dilakukan teknologi konservasi

    energi, dimana teknologi konservassi energi merupakan pengembangkan melalui

     pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya

    alam yang berupa sumber energi alternatif.

    Para ilmuwan di bidang iklim telah menyajikan bukti-bukti meyakinkan

     bahwa pemanasan global benar-benar terjadi. Pemanasan global bertanggung

     jawab atas aktivitas angin topan yang kuat, mencairnya es di kutub, dan telah

    menyebabkan perubahan drastis terhadap pola iklim kita yang mengakibatkan

    kekeringan, banjir, dan gelombang panas yang hebat di seluruh dunia. Untuk

    mengatasi krisis ini, usaha bersama secara global diperlukan untuk mengurangi

    emisi karbon. Untuk mencapai tujuan ini, peningkatan efisiensi energi adalah

    salah satu tindakan pelaksanaan yang paling mudah diambil.

    Berita baiknya adalah ada banyak cara untuk menghemat energi yang telah

    terbukti berhasil dan tidak mahal biayanya. majalah  Newsweek terbitan 29

    Januari Tahun Emas 4 (2007) menguraikan tujuh cara yang bisa memberikan

    dampak positif terbesar dalam menyelamatkan dunia dari pemanasan global

    melalui efisiensi energi:

    a. Menggunakan bahan insulasi yang efektif

    Pemanas dan penyejuk ruangan menyedot 36% dari energi total dunia.

    Sebagaimana diperlihatkan oleh prototipe rumah-rumah 'nol-energi'

    di Swiss dan Jerman, penggunaan bahan insulasi yang mutakhir dapat

    menurunkan atau bahkan menghapuskan pemakaian alat pemanas dan

     pendingin udara; dan jumlah penghematannya bisa besar sekali.

    Di samping bahan insulasi yang baik, rumah nol energi juga

    menggunakan sumber energi yang dapat diperbarui, seperti energi

    matahari.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    15/33

     Gambar 2.3 Rumah dengan Panel Surya

     b. Mengganti bola lampu pijar

    Gambar 2. 4 Sebuah lampu neon hemat energi berbentuk spiral.

    Penerangan menghabiskan 20% listrik dunia, dimana 40%-nya

    digunakan untuk menyalakan lampu pijar, sementara lampu pijarmemboroskan sebagian besar energi yang dikonsumsinya untuk

    menghasilkan panas yang tidak diperlukan. Dibanding dengan lampu

     pijar, lampu neon tidak hanya menggunakan listrik 75% hingga 80%

    lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah cahaya yang sama, tetapi lampu

    neon juga tahan 10 kali lebih lama.

    c. Memperbaiki efisiensi pertukaran panas

    Hanya sedikit dari energi yang dipompakan ke dalam ketel air, alat

     pemanas ruangan, alat pendingin ruangan, serta sistem pemanasan dan

     pendinginan lainnya, yang benar-benar digunakan untuk mengubahtemperatur. Solusi lain yang lebih efisien adalah menggunakan pompa

     panas yang dapat memindahkan dan menggunakan panas dari udara

    luar atau tanah untuk memanaskan sebuah bangunan atau persediaan

    airnya. Sistem ini dapat dibalik untuk mendinginkan bangunan juga.

    d. Merancang kembali infrastruktur energi pabrik

    Pabrik industri di seluruh dunia menghabiskan sekitar sepertiga energi

    dunia. Kesempatan untuk menghemat energi sangat besar. Misalnya,

     pabrik penghasil baja di Jepang seperti Mitsubishi Heavy Industries

    telah menjadi pionir sejak tahun 1980-an.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    16/33

     

    Mereka mengurangi lebih dari 70% energi dengan menggunakan panas

    dari tungku peleburan baja untuk menggerakkan turbin yang

    menghasilkan tenaga listrik.

    Pabrik BASF yang baru di China - panas yang dihasilkan dari satu proseskimia digunakan untuk menggerakkan proses selanjutnya atau

    menciptakan tenaga listrik untuk proses lainnya, yang berarti

    mengoptimalkan efisiensi energi.

    Gambar 2.5 Infrastruktur Energi Pabrik

    e. Mengendarai kendaraan ramah lingkungan

    25% energi dunia - termasuk dua pertiga produksi tahunan minyak bumi

    - digunakan untuk transportasi. Seseorang dapat meningkatkan efisiensi

     penggunaan bahan bakar sebesar 6% hanya dengan menjaga agar ban

    mobilnya tidak kempes. Mobil hibrida bertenaga bensin-listrik dapat

    menambah jarak tempuh 20% lebih jauh daripada model konvensional.

    Teknologi diesel modern injeksi langsung yang bersih dan bertenaga juga

    dapat menambah jarak tempuh hingga 40% lebih jauh dibanding

    mobil bertenaga bensin.

    f. Menggunakan peralatan rumah tangga yang hemat energi

    Lebih dari separuh dari seluruh energi yang mengalir ke rumah digunakan

    untuk menggerakkan peralatan rumah tangga. Hal itu menghasilkan 20%

    emisi karbon dunia. Pabrik-pabrik alat rumah tangga telah meningkatkan

    efisiensi lemari es dan peralatan rumah tangga lainnya sebesar 70% sejak

    tahun 1980-an, tetapi masih ada peluang peningkatan. Dengan memakai

     peralatan yang hemat energi, rumah tangga dapat menghemat sebagian

     besar uang, karena peralatannya lebih tahan lama, dan mengurangi

    konsumsi listrik dunia untuk rumah tangga sebesar 43%.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    17/33

     

    Lemari es hemat energi LG Panorama - di samping menggunakan

    teknologi efisiensi energi, juga tidak ada pintu besar yang dapat membuat

    udara dingin keluar.

    g. Menemukan cara kreatif untuk membiayai investasi hemat energi

    Perusahaan layanan publik dan layanan energi dapat membayar biaya

     pemasangan alat hemat energi sebagai imbalan atas penghematan

    tagihan-layanan-umum pelanggan yang ditanggung bersama. Dalam

    sebuah pendekatan baru, layanan publik California memberi potongan

    harga ekstra kepada para konsumen karena mengurangi pemakaian listrik

    sebesar 10% atau lebih. Dengan cara ini, perusahaan layanan publik

    mendapat keuntungan dengan menurunkan kebutuhan puncak pemakaian

    listrik, yang berarti menghindari perlunya mendirikan pabrik pembangkit

    tenaga listrik tambahan yang menelan biaya jutaan dolar.

    Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan energi

    terbaharukan meliputi pemakaian energi alternatif dengan memanfaatan

    limbah menjadi biogas, biodiesel, biomass, pengembangan energi angin,

    energi panas bumi ( geothermal ), dan pembangkit micro dan picohidro.

     Fuel cell meliputi pengembangan hidrogen dari air maupun air laut

    sebagai bahan bakar alternatif .

    Secara umum, konservasi dan efisiensi energi dapat dilakukan dengan melakukan

     penghematan energi, baik energi yang secara langsung kita gunakan maupun

    energi tersamar yang kita gunakan pada saat kita membeli dan menafaatkan

    sebuah produk. Pada lingkup institusi, tindakan penghematan energi dapat

    dikategorikan sebagi berikut:

    a. Organisasi

    Langkah yang diambil dalam pengorganisasian membutuhkan dana yang

    relatif sedikit dan sudah menunjukkan adanya penghematan biaya dan

    energi, namun dalam pelaksanaannya sangatlah sulit jika dilihat dari

     perlunya perubahan perilaku pemakainya. Contohnya dengan

    memasang slogan “matikan lampu jika tidak digunakan” atau

    “matikan air jika bak sudah penuh” dan lain sebagainya.

     b. Instalasi (teknik peralatan)

    Membutuhkan biaya yang relatif rendah sampai menengah dan sudah

    menunjukkan adanya penghematan biaya dan energi, penghematan energi

     pada peralatan dapat ditekan dengan membeli peralatan baru untuk

    menggantikan yang lama atau melengkapinya. Namun dalam

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    18/33

     pelaksanaannya cukup sulit dalam mengubah perilaku pemakai dan

    memerlukan waktu impas yang agak lama. Misalnya menggunakan

     peralatan yang membutuhkan daya yang rendah, menggunakan

    timer/pengatur waktu dan lain sebagainya.

    c. Fisik bangunan (perencanaan hemat energi)

    Membutuhkan biaya yang relatif mahal, karena harus melakukan

     perubahan pada bangunan/renovasi atau membuat bangunan baru

    sehingga penghematan energinya besar. Tindakan ini memiliki waktu

    impas jangka menengah sampai jangka panjang dan sangat mudah

    dalam mangubah perilaku pemakainya. Namun tindakan ini sangat jarang

    dilakukan karena keterbatasan dana.

    Tetapi secara garis besar manusia dapat melakukan konservasi energi

    yang memanfaatkan energi alam. Contoh pemanfaatan energi yang erasal

    dari alam ini, yaitu:

      Energi Air ( mikrohidro )

      Energi Angin

      Energi Surya

      Biodisel

    A.  Energi Air (mikrohidro)

    Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit

    listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan

    sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki

    kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi. Semakin besar

    kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar

    energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

    Tindakan  Investasi  Merubah Perilaku 

    Organisasi

    mahal   sulit  

    Instalasi

    Fisik bangunan

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    19/33

    Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air

    yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang

    memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air

     persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketingglan daerah aliran

    sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal

    sebagai white resources dengan teluemahan bebas bisa dikatakan "energi

     putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini

    mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah

    lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis

    lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang

    maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan

    daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi

    energi listrik.

    Seperti dikatakan di atas, mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro

    artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini

    tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa

    Mikrohidro, pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang

    membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output

    daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari

    100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100

    sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen

    utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir

    dengan kapasitas tertentu disalurkan clan ketinggian tertentu menuju

    rumah instalasi (rumah turbin). DI rumah instalasi air tersebut akan

    menumbuk turbin dimana turbm' sendin, dipastikan akan mencrima

    energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mckanik berupa

     berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian

    ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Darl generator

    akan dthaslikan energi listrik yang ak-an masuk ke sistem kontrol arus

    listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).

    Begitulah secara ringlcas proses Mikrohidro merubah energi aliran dan

    ketinggian air menjadt energi listrik.

    Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah

     pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-

    industri, dan sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari.

    Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari

     perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan

    sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro

    Hidro yang mandiri menghemat biaya dari jaringan transmisi, dan karena

    skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan dan

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    20/33

     pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain

    dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan

    mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi

    lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan

    lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal. Gambar 1

    menunjukkan betapa ada perbedaan yang berarti antara biaya pembuatan

    dengan listrik yang dihasilkan.

    Gambar 2.6 Skala Ekonomi dari Mikro-Hidro (berdasarkan data tahun

    1985)

    Gambar 2.7 Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro

    B.  Energi Angin

    Turbin Angin Merupakan kincir angin yang digunakan untuk

    membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan prinsip konversi

    energi kinetik menjadi listrik.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    21/33

     

    Gambar 2.8 kincir angin

    C.  Energi Surya

    Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang

    cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari

    18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan

     berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia

    dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar

    4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di KawasanTimur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan

    sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8

    kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

    Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam

    teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan

    energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan

    untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian

    (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan

    air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhanlistrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di

    Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.

    Ada dua macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu:

    •  Teknologi energi surya fotovoltaik;

    •  Teknologi energi surya termal.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    22/33

    a.  Teknologi Energi Surya Fotovoltaik

    Pemanfaatan energi surya khususnya dalam bentuk SHS (s olar home

     systems ) sudah mencapai tahap semi komersial.

    Komponen utama suatu SESF adalah: 

    Sel fotovoltaik yang mengubah penyinaran matahari menjadi listrik,

    masih impor, namun untuk laminating menjadi modul surya sudah

    dkuasai;

     

     Balance of system (BOS) yang meliputi controller, inverter ,

    kerangka modul, peralatan listrik, seperti kabel, stop kontak, dan

    lain-lain, teknologinya sudah dapat dikuasai;

     

    Unit penyimpan energi (baterai) sudah dapat dibuat di dalam negeri;

     

    Peralatan penunjang lain seperti: inverter untuk pompa, sistem

    terpusat, sistem hibrid, dan lain-lain masih diimpor.

    Kandungan lokal modul fotovoltaik termasuk pengerjaan enkapsulasi dan

     framing sekitar 25%, sedangkan sel fotovoltaik masih harus diimpor.

     Balance of System (BOS) masih bervariasi tergantung sistem desainnya.

    Kandungan lokal dari BOS diperkirakan telah mencapai diatas 75%.

    Sasaran Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia

    Sasaran pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah

    sebagai berikut: Semakin berperannya pemanfaatan energi surya

    fotovoltaik dalam penyediaan energi di daerah perdesaan, sehingga pada

    tahun 2020 kapasitas terpasangnya menjadi 25 MW.  Semakin berperannya pemanfaatan energi surya di daerah perkotaan.

      Semakin murahnya harga energi dari  solar photovoltaic , sehingga

    tercapai tahap komersial.

      Terlaksananya produksi peralatan SESF dan peralatan

     pendukungnya di dalam negeri yang mempunyai kualitas tinggi dan

     berdaya saing tinggi.

    Peluang Pemanfaatan Fotovoltaik

    Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak yang terpencil menyebabkan sulit untuk dijangkau oleh jaringan

    listrik yang bersifat terpusat. Untuk memenuhi kebutuhan energi di

    daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang potensial untuk

    dikembangkan adalah energi surya. Dengan demikian, energi surya dapat

    dimanfaatkan untuk p enyedian listrik dalam rangka mempercepat rasio

    elektrifikasi desa.

    Selain dapat digunakan untuk program listrik perdesaan, peluang

     pemanfaatan energi surya lainnnya adalah:

     

    Lampu penerangan jalan dan lingkungan;

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    23/33

      Penyediaan listrik untuk rumah peribadatan. SESF sangat ideal untuk

    dipasang di tempat-tempat ini karena kebutuhannya relatif kecil.

    Dengan SESF 100 /120Wp sudah cukup untuk keperluan penerangan

    dan pengeras suara;

      Penyediaan listrik untuk sarana umum. Dengan daya kapasitas 400 Wp

    sudah cukup untuk memenuhi listrik sarana umum;

      Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan, seperti: rumah

    sakit, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Bersalin;

      Penyediaan listrik untuk Kantor Pelayanan Umum Pemerintah. Tujuan

     pemanfaatan SESF pada kantor pelayanan umum adalah untuk

    membantu usaha konservasi energi dan mambantu PLN mengurangi

     beban puncak disiang hari;

      Untuk pompa air ( solar power supply for waterpump ) yang digunakan

    untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).

    Kendala Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia

    Kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik

    adalah:

      Harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih

    mahal mengakibatkan harga SESF menjadi mahal, sehingga

    kurangnya minat lembaga keuangan untuk memberikan kredit bagi

     pengembangan SEEF;

      Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu , khususnya di

    daerah perdesaan, menyebabkan SESF cepat rusak;

      Pemasangan SESF di daerah perdesaan pada umumnya tidak

    memenuhi standar teknis yang telah ditentukan, sehingga kinerja

    sistem tidak optimal dan cepat rusak.;

      Pada umumnya, penerapan SESF dilaksanakan di daerah perdesaan

    yang sebagian besar daya belinya masih rendah, sehingga

     pengembangan SESF sangat tergantung pada program Pemerintah;

      Belum ada industri pembuatan sel surya di Indonesia, sehingga

    ketergantungan pada impor sangat tinggi. Akibatnya, dengan

    menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga

    modul surya menjadi semakin mahal.

    b.  Teknologi Energi Surya Termal

    Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih

    dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia

    memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan

     perikanan secara langsung.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    24/33

    Teknologi dan Kemampuan Nasional

    Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala

    rendah (temperatur kerja lebih kecil atau hingga 60 o C) dan skala

    menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120 o C) telah dikuasai dari

    rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional.

    Secara umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan

    termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa teknologi

    untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan

    kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh

    industri manufaktur nasional.

    Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya

    seperti sistem atau unit berikut:

      Pengering pasca panen (berbagai jenis teknologi);

     

    Pemanas air domestic;  Pemasak/oven;

      Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane );

      Penyuling air ( Solar Distilation/Still );

      Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip,

    tipe jet);

     

    Sterilisator surya;

      Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida

    kerja dengan titik didih rendah.

    Untuk skala kecil dan teknologi yang sederhana, kandungan lokalmencapai 100 %, sedangkan untuk sistem dengan skala industri

    (menengah) dan menggunakan teknologi tinggi (seperti pemakaian

    Kolektor Tabung Hampa atau  Heat Pipe ), kandungan lokal minimal

    mencapai 50%.

    Sasaran Pengembangan Energi Surya Termal

    Sasaran pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai

     berikut:

      Meningkatnya kapasitas terpasang sistem energi surya termal,

    khususnya untuk pengering hasil pertanian, kegiatan produktif

    lainnya, dan sterilisasi di Puskesmas.

      Tercapainya tingkat komersialisasi berbagai teknologi energi surya

    thermal dengan kandungan lokal yang tinggi.

    Strategi Pengembangan Energi Surya Termal 

      Strategi pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah

    sebagai berikut: Mengarahkan pemanfaatan energi surya termal

    untuk kegiatan produktif, khususnya untuk kegiatan agro industri.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    25/33

      Mendorong keterlibatan swasta dalam pengembangan teknologi

    surya termal.

      Mendor ong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efektif.

      Mendorong keterlibatan dunia usaha untuk mengembangkan surya

    termal.

    Program Pengembangan Energi Surya Termal

    Program pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai

     berikut:

      Melakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi serta

    aplikasi teknologi fototermik secara berkelanjutan.

      Melakukan diseminasi dan alih teknologi dari pihak pengembang

    kepada pemakai (agro-industri, gedung komersial, dan lain-lain)

    dan produsen nasional (manufaktur, bengkel mekanik, dan lain-

    lain) melalui forum komunikasi, pendidikan dan pelatihan dan

     proyek-proyek percontohan.

      Melaksanakan standarisasi nasional komponen dan sistem

    teknologi fototermik.

      Mengkaji skema pembiayaan dalam rangka pengembangan

    manufaktur nasional.

      Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk

     berbagai teknologi fototermik.

      Meningkatkan produksi lokal secara massal dan penjajagan untuk

    kemungkinan ekspor.

      Pengembangan teknologi fototermik suhu tinggi, seperti:

     pembangkitan listrik, mesin stirling , dan lain-lain.

    Peluang Pemanfaatan Energi Surya Termal

    Prospek teknologi energi surya termal cukup besar, terutama untuk

    mendukung peningkatan kualitas pasca-panen komoditi pertanian, untuk

     bangunan komersial atau perumahan di perkotaan.

     

    Prospek pemanfaatannya dalam sektor-sektor masyarakat cukup

    luas, yaitu: 

    Industri, khususnya agro-industri dan industri pedesaan, yaitu untuk

     penanganan pasca-panen hasil-hasil pertanian, seperti: pengeringan

    (komoditi pangan, perkebunan, perikanan/peternakan, kayu olahan)

    dan juga pendinginan (ikan, buah dan sayuran);

      Bangunan komersial atau perkantoran, yaitu: untuk pengkondisian

    ruangan ( Solar Passive Building , AC) dan pemanas air;

      Rumah tangga, seperti: untuk pemanas air dan oven/ cooker ;

      PUSKESMAS terpencil di pedesaan, yaitu: untuk sterilisator,

    refrigerator vaksin dan pemanas air.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    26/33

     

    Kendala Pengembangan Energi Surya Termal

    Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan surya termal adalah:

      Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan

    hasil pertanian masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas

    air, energi surya termal sudah mencapai tahap komersial. Teknologi

    surya termal masih belum berkembang karena sosialisasi ke

    masyarakat luas masih sangat rendah;

      Daya beli masyarakat rendah, walaupun harganya relatif murah;

      Sumber daya manusia (SDM) di bidang surya termal masih sangat

    terbatas. Saat ini, SDM hanya tersedia di Pulau Jawa dan terbatas

    lingkungan perguruan.

    D. 

    Biodisel

    Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil

    asam-asam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati

    melalui proses trans atau esterifikasi. stilah biodiesel identik dengan

     bahan bakar murni. Campuran biodiesel (BXX) adalah biodiesel

    sebanyak XX`% yang telah dicampur dengan solar sejumlah 1-XX %.

    Latar Belakang Kebutuhan Biodiesel di Indonesia:

    Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak.

    Dibuat dari minyak-lemak nabati dengan proses metanolisis/etanolisis.

    Produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas) dengan proses

    esterifi-kasi dgn metanol/etanol. Produk-ikutan : air Kompatibel dengan

    solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir

    nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100

     –  XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100. Sudah efektif memperbaiki

    kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2.

    Keuntungan Pemakaian Biodiesel 

     

    Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin

     

    Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik

    tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang

     bakar mesin)

     

    Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih

     baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin

      Dapat diproduksi secara lokal

      Mempunyai kandungan sulfur yang rendah

      Menurunkan tingkat opasiti asap

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    27/33

      Menurunkan emisi gas buang

      Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat

    meningkatkan biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %.

    2.12 Negara- Negara yang telah mengembangkan konservasi energi

    Salah satu yang banyak menjadi latar belakang banyak negara lebih

     peduli terhadap konservasi energi adalah adanya isu global warming yang

    disebabkan adanya climate change. Selain itu krisis energi yang semakin terbatas

    dianggap menganggu aktifitas konsumen dan keinginan dunia untuk

    keberlangsungan generasi mendatang yang lebih baik. Belum lagi emisi CO2

    yang semakinsulitdikendalikan.

    Salah satu negara yang peduli terhadap keberlangsungan energi kemudian

    melakukan konservasi adalah Norwegia. Negara ini berhasil mengembangkan

     pembangkit listrik tenaga air secara maksimal meskipun memiliki cadangan

    migas cukup tinggi. Lain lagi dengan Jepang. Paling tidak, kebijakan energi di

    Jepang menekankan pada tiga hal yaitu konservasi energi, energi nuklir,dan

    energi terbarukan.

    Seperti yang pernah ditulis majalah Listrik Indonesia, setelah krisis

    minyak pertama 1973, Jepang fokus terhadap penghematan energi dengan

    melakukan riset dan pengembangan (R&D). Saat krisis energi kedua 1979,

    Jepang memutuskan kebijakan rasionalisasi penggunaan energi denganmeluncurkan "Undang-undang Konservasi Energi" terutama pada sektor industri,

     perkantoran, jasa, dan alat-alat elektronik. Undang-undang yang hingga kini

    masih berlaku dengan beberapa perubahan ini memegang peranan penting dalam

     proses penghematan energi yang terjadi di Jepang.

    Konservasi energi di Jepang sendiri lebih difokuskan pada beberapa

     bidang. Misalnya saja sektor industri, transportasi, perumahan dan komersial.

    Program unggulan yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang adalah Top Runner

     Program yang dimulai pada tahun 1999.

    Intinya, pemerintah Jepang dalam program ini, mencari produk

    komersial yang terbagi dalam 23 kategori yang memiliki efisiensi energi terbaik,

    lalu dengan tenggat waktu 4-6 tahun. kerjasama juga banyak dilakukan kepada

     para produsen untuk tetap meningkatkan efisiensi energy dalam

    menjalankanusahanya.

    Pemerintah Jepang sendiri memiliki komitmen untuk mempromosikan

     produk yang efisien energi diantaranya dengan penanda khusus pada produk

    tersebut. Sehingga dengan mekanisme pasar yang jelas, para produsen akan

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    28/33

     bersaing untuk melakukan perbaikan pada produknya dalam hal efisiensi energi.

    Program ini ternyata berhasil dengan baik.

    Kebijakan tersebut berlanjut terhadap sektor properti pada 1980 yangdirevisi pada 1992 dan 1999. Dalam aturan itu, ditetapkan lima jenis gedung

    meliputi kantor, perumahan, hotel, rumah sakit dan sekolah berstandar hemat

    energi. Berbagai program ini memangkas konsumsi energinya pada 2010 hingga

    14% dari total konsumsi energi mereka pada 2001.

    Lain lagi dengan Denmark. Komitmen negara dengan luas wilayah

    sekitar 43.100 kilometer persegi dan hanya berpenduduk 5,5 juta jiwa dalam hal

    konservasi energi tidak diragukan lagi. Padahal Denmark yang juga dikenal

    sebagai salah satu negara produsen sekaligus eksportir minyak dan gas (migas)dunia dan berdasarkan penilaian Majalah Forbest dianggap mempunyai

     pendapatan tertinggi di dunia, punya sumber minyak dan gas (migas) bumi yang

    cukup besar.

    Beberapa lokasi migas diantaranya ada di Laut Utara. Lapangan migas di

    Denmark pertama kali ditemukan pada 1966. Hanya, produksinya baru mulai

    dilakukan pada 1972. Hebatnya, negara ini berkomitmen menjadi negara yang

    akan terbebas dari penggunaan energi fosil pada 2050 mendatang. Upaya

    Denmark menjadi negara yang bebas dari energi fosil, dengan berbagai tindakannyata.

    Sejak era 1970-an, Denmark berhasil memanfaatkan energi kincir angin

    sebagai pembangkit listrik. Negara tersebut merupakan pionir yang mempo-

     pulerkan turbin angin sebagai pembangkit listrik. Kincir angin tenaga listrik di

    Denmark pertama kali dibuat Poul La Cour lebih dari satu dasawarsasilam.

    Pemerintah Denmark dari waktu ke waktu, secara konsisten memiliki ko-

    mitmen untuk tetap mendukung pengembangan teknologi turbin angin.

    Teknologi dasar mereka pun tetap terpelihara. Ketika energi angin kembali

     populer pada awal 1990-an, banyak perusahaan turbin angin Denmark yang

    merespon dengan cepat perkembangan tersebut. Akhirnya, perusahaan-

     perusahaan turbin angin negara itu, seperti Vestas and Siemens Wind Power,

    mampu merajai pasar turbin angin dunia.Perusahaan-perusahaan turbin angin

    Denmark tersebut menguasai sekitar 30% pangsa pasar turbin angin secara

    global.

    Denmark juga tercatat berhasil dalam program konservasi energi. Ge – 

    dung hemat energi pernah diterapkan Denmark dan terbukti mampu menghemat

     pemakaian listrik yang semula memakan sebanyak 170 Kwh per meter persegi

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    29/33

    dalam setahun menjadi hanya 100 Kwh per tahun setelah menerapkan teknologi

    tersebut.

    Di Copenhagen, ibu kota Denmark diwajibkan semua atap bangunan ber-tingkat dengan kemiringan kurang dari 30 derajat, baik baru atau renovasi dengan

     bantuan kredit dari perbankan, harus ditanami. Keluarnya peraturan wajib

    tersebut bukan tanpa sebab. Copenhagen sendiri menetapkan target menjadi kota

    karbon netral pertama di dunia pada tahun 2025.

    Saat ini sekitar 200.000 m2  atap-atap di Copenhagen merupakan atap

    datar dan setidaknya 30 bangunan telah menanam rumput di atasnya.

    Pertumbuhan bangunan-bangunan baru dengan atap hijau diperkirakan akan

    mencapai 5.000 meter per tahunnya, tergantung pada perkembangan kota

    tersebut.

    Denmark juga bekerja sama dengan beberapa Negara dalam hal

    konservasi energi. Misalnya saja Indonesia dalam  Energy Efficiency and

    Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI).  Berupa pilot project

     bangunan gedung hemat energi, penyusunan building code dan manajemen

    energi di industri dan bangunan gedung dalam rangka mengoptimalkan

     penggunaan energi.

    Di Benua Australia, ada Australia yang pada 2007 menjadi negara

     pertama di dunia yang mencanangkan larangan penggunaan bola lampu pijartradisional (dop). Langkah praktis ini dipercaya memperlambat pemanasan

    global dan perubahan iklim dengan mengurangi 4 juta ton gas rumah kaca di

    Australia pada 2015. Hitung-hitungannya, bila penduduk dunia saat ini serempak

    menghentikan penggunaan bola lampu tradisional (dop), listrik yang dihemat

    akan mencapai lima kali konsumsi listrik Australia setahun.

    2.13 Langkah-langkah penghematan energi 

    1. Peningkatan Kontrol Pertama, Menyesuaikan Dan Mengoptimalkan

    Struktur.

    Untuk mengontrol konsumsi energi yang tinggi, industri polusi yang tinggi

     pertumbuhan yang berlebihan, mempercepat penghapusan mundur

    kapasitas produksi, mempromosikan restrukturisasi industri dan

    meningkatkan kebijakan dan langkah-langkah untuk secara aktif

    mempromosikan penyesuaian struktur energi, mempromosikan industri

     jasa dan industri teknologi tinggi untuk mempercepat pembangunan.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    30/33

      Meningkatkan Investasi

    Implementasi Penuh Dari Proyek-Proyek Kunci. Mempercepat

     pelaksanaan sepuluh proyek hemat energi utama. Pelaksanaan proyek-

     proyek konservasi air. Mempercepat pembangunan pengendalian

     pencemaran air. Promosikan batubara pembangkit listrik pengobatan

    sulfur dioksida.Dana konservasi energi pembiayaan multi-channel.

      Model Yang Inovatif

    mempercepat pembangunan ekonomi melingkar. Memperdalam pilot

    ekonomi lingkaran, dan mempromosikan pemanfaatan komprehensif

    sumber daya, dan mempromosikan penggunaan sumber daya limbah,dan

    komprehensif mempromosikan produksi bersih.

      Mengandalkan Teknologi Untuk Mempercepat Pengembangan

    Teknologi Dan Promosi

    Mempercepat pengembangan teknologi hemat energi, teknologi hematenergi untuk mempercepat industrialisasi demonstrasi dan promosi,

    mempercepat pembentukan hemat energi sistem pelayanan teknis,

    mempromosikan perkembangan sehat industri perlindungan lingkungan

    untuk memperkuat pertukaran dan kerjasama internasional.

      Dasar Yang Kuat Memperkuat Manajemen Konservasi Energi

    Membentuk energi akuntabilitas konservasi pemerintah, membangun dan

    memperbaiki sistem hemat energi indeks, sistem monitoring dan sistem

    evaluasi.

     

    Sebuah Sistem Hukum Yang Kuatmemperkuat pengawasan dan inspeksi penegakan hukum. Meningkatkan

    efisiensi energi dan standar lingkungan, hemat energi dan inspeksi

     penegakan hukum khusus.

     

    Meningkatkan kebijakan, insentif dan mekanisme menahan dir.

    Secara aktif dan terus mendorong reformasi harga produk sumber daya,

    meningkatkan energi dan mengurangi emisi kebijakan fiskal,

    implementasi kondusif untuk energi kebijakan pajak konservasi.

      Langkah Publisitas Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

    Terhadap Konservasi

    Mengatur Nasional Konservasi Energi Pekan tahunan, Nasional

    Perkotaan Konservasi Air Awareness Week dan Hari Lingkungan Hidup

    Sedunia, Hari Bumi, kegiatan Hari Kesadaran Air. Gagasan melestarikan

    sumber daya dan melindungi lingkungan meresapi semua tingkat

     pendidikan sekolah, kesadaran konservasi anak dari usia dini.

      Pemerintah untuk memimpin dan memainkan peran teladan dalam

    konservasi energi.

    Dalam pekerjaan konservasi energi, pemerintah pusat akan memberikan

    contoh. Tahun ini, untuk mempromosikan produk hemat energi 50 juta,.

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    31/33

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi

    Energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan

    terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta

    meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi

    mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu:

      Penyediaan Energi

     

    Pengusahaan Energi

     

    Pemanfaatan Energi  Konservasi Sumber Daya Energi

    Efisiensi merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaan konservasi

    energi. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada

     penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau

    output berguna yang sama. Di masyarakat umum kadang kala efisiensi

    energi diartikan juga sebagai penghematan energi. Arah kebijakan utama

     pemerintah meliputi:

      Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dan

     pemanfaatan energi ( Demand Side).

      Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru

    terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).

    Secara garis besar manusia dapat melakukan konservasi energi yang

    memanfaatkan energi alam. Contoh pemanfaatan energi yang berasal dari

    alam ini, yaitu:

      Energi Air ( mikrohidro )

      Energi Angin

     

    Energi Surya  Biodisel

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    32/33

    DAFTAR PUSTAKA

    http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-

    energi/

    http://jumro.blogspot.com/2013/03/kebijakan-konservasi.html

    http://id.wikipedia.org/wiki/konservasi/

    http://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/konservasi-energi.html

    http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-energi/http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-energi/http://jumro.blogspot.com/2013/03/kebijakan-konservasi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/konservasi/http://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/konservasi-energi.htmlhttp://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/konservasi-energi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/konservasi/http://jumro.blogspot.com/2013/03/kebijakan-konservasi.htmlhttp://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-energi/http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-energi/

  • 8/18/2019 Konservasi Energi IdriesE

    33/33