KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PAMERAN BATIK NUSANTARA DENGAN KONSEP REGIONALISME DI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : UMI MAHMUDAH I 0207094 Dosen Pembimbing : Ir. SUPARNO, MT KAHAR SUNOKO, ST, MT PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
72
Embed
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …/Sentra... · Pengertian judul ..... 1 2. Pemahaman judul keseluruhan ... Prinsip-prinsip Perancangan Pameran..... 26 i. Sistematika Penyajian.....
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
SENTRA PAMERAN BATIK NUSANTARA
DENGAN KONSEP REGIONALISME DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
UMI MAHMUDAH
I 0207094
Dosen Pembimbing :
Ir. SUPARNO, MT
KAHAR SUNOKO, ST, MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
SENTRA PAMERAN BATIK NUSANTARA DENGAN KONSEP REGIONALISME DI SURAKARTA
Raka, mas Arfin, mas Alfa, mas Kiki, mas Bambang, mbak Siti, mbak
Noniek Alhamdulillah yaa kita akhirnya lulus juga, walopun studio nya
sering sepi, AC nya gak terlalu krasa, tapi kita tetap punya foto
bersama,hehe....Setelah wisuda ini, semoga kita sukses di luar
sana......Amiiiiiinnnn............
Ø Dan buat semua pihak yang mungkin belum disebutkan di atas saya
ucapkan terima kasih sehingga semua proses tugas akhir dapat saya lalui
dengan hasil sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Batik
a. Pemahaman Batik
Indonesia memiliki banyak budaya yang bisa membanggakan di
dunia internasional, salah satunya adalah batik. Batik saat ini telah
dinominasikan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda
Kemanusian UNESCO (Representative List of Intangible Cultural
Heritage-Unesco). Batik secara historis berasal dari zaman nenek
moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada
daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan
bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya
batik mengalami perkembangan, yaitu beralih pada motif abstrak yang
menyerupai awan, relief candi, wayang, dan sebagainya. Melalui
penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, maka
muncul seni batik tulis seperti yang sekarang. Jenis dan corak batik
tradisional bervariasi, sesuai dengan filosofi dan budaya masing-
masing daerah yang beragam.
b. Fungsi Batik
Dahulu batik digunakan dalam acara-acara tertentu dengan ragam
hias yang sudah ditentukan berdasarkan fungsinya, antara lain :
i. Batik sakral yang dahulu hanya boleh dipergunakan untuk Raja
beserta keluarga, antara lain adalah batik dengan ragam hias
parang rusak barong, Sawat dan kawung. Ragam hias ini disebut
ragam hias Larangan, karena tidak semua orang boleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memakainya. Namun, kini ragam hias larangan telah menjadi
milik masyarakat. Walau demikian, tata cara pemakaian pada
upacara adat yang resmi di kalangan keraton masih diperhatikan.
(Gambar 2.1. Motif batik parang rusak, motif Barong, dan motif Sawat)
ii. Ragam hias batik yang memiliki makna simbolis sebagai satu
media komunikasi antar personal, antara lain pada acara :
· Pada saat Ta’ziah, dalam adat
jawa dianjurkan untuk
menggunakan batik dengan
motif slobog. Istilah kata Slobog
berasal dari kata lobok atau
longgar yang berarti agak besar,
longgar atau lancar.
· Pada upacara pernikahan adat jawa, penggunaan kain batik
dengan motif-motif yang sarat akan pesan simbolis,
diantaranya adalah :
Pada saat upacara pinangan, para wali dari calon pengantin
pria dianjurkan untuk mengenakan kain batik dengan motif
satria manah. Motif ini memiliki makna bahwa jika
seseorang satria memanah sudah tentu selalu mengenai
sasarannya. Dari pihak wanita yang dilamar akan menyambut
lamaran dengan mengenakan batik dengan ragam hias semen
rante. Rante yang berarti rantai merupakan lambang ikatan
Gambar 2.2. Motif batik Slobog
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang kokoh dan kuat. Untuk orangtua dari mempelai
menggunakan batik dengan ragam hias sekar jagad yang
melambangkan hati yang gembira dikarenakan putra dan
putri telah mendapatkan jodoh.
(Sumber “ Batik sebagai salah satu media komunikasi simbolis dalam
upacara adat tradisi jawa” oleh Muh. Arif Jati Poernomo. Jurnas seni rupa
ISI Surakarta)
Pada zaman sekarang fungsi batik telah berkembang multifungsi,
memiliki banyak fungsi untuk kebutuhan sehari-hari, diantaranya
adalah :
i. Di zaman modern ini baju batik telah mengalami revolusi dari
sebelumnya, banyak sekali model dari baju batik telah
mengalami perubahan untuk mengimbangi fashion. Terutama
perkembangan batik untuk wanita, desain yang lebih modis dan
indah mulai dibentuk. Tentu tanpa meninggalkan aturan-aturan
yang ada.
Gambar 2.3. Motif batik Satria manah, Semen rante, dan Sekar jagad
Gambar 2.4. Batik sebagai fashion yang digemari masyarakat semua kalangan Sumber : http://banyobiroe.blogspot.com/2011/12/model-baju-batik-modern.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ii. Selain berfungsi sebagai pakaian, kain batik kini telah
dikembangkan menjadi barang-barang kerajinan, baik yang
berfungsi sebagai hiasan ataupun yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan sekunder. Keberagaman batik ini sangat
disambut antusias oleh semua kalangan masyarakat.
c. Klasifikasi Batik
i. Daerah Penghasil
Klasifikasi batik menurut pembagian daerahnya. Sejak jaman
penjajahan belanda, batik sudah dikelompokan menurut daerah
dimana proses batik itu dibuat, yaitu :
· Batik Keraton
Batik keraton adalah adalah batik Yogyakarta dan Solo,
karena daerah ini merupakan daerah kerajaan. Batik Solo dan
Yogya memiliki ciri - ciri ragam hias bersifat simbolis
Gambar 2.5. Batik sebagai penghias furniture dan sebagai penghias wallpaper dinding ruang. Sumber : http://id.88db.com/Hobi-Waktu-Luang/Kesenian-Kerajinan/ad-149378/
Gambar 2.6. Batik juga dapat dikombinasikan menjadi barang kerajinan, misalnya tas, guci, sandal, dompet, dan lain-lain. Sumber : http://batikmolex.blogspot.com/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
berlatarbelakang kebudayaan Hindu -Jawa dengan warna
utama coklat, biru hitam dan putih.
· Batik Pesisir
Batik pesisir adalah semua batik yang proses
pembuatannya dikerjakan diluar daerah Solo dan Yogya,
walaupun ada beberapa daerah yang letaknya tidak tepat di
daerah pesisir. Batik pesisir memiliki ciri ragam hias bersifat
naturalis dan pengaruh berbagai kebudayaan asing asing
terlihat kuat, karena letaknya sebagai pusat perniagaan
singgah pedagang – pedagang dari luar Indonesia. Pada batik
pesisir warnanya lebih beraneka ragam. Pada batik pesisir
dari berbagai daerah, warna dan tata warna biru putih, merah
putih, merah biru, merah putih hijau hampir selalu ada.
Keraton Surakarta, Solo, Yogyakarta
Ke Barat :
Banyumas Tegal
Pekalongan Cirebon
Banyuwangi Garut
Ke Timur : Mojokerto Tulung Agung Gresik Surabaya Madura Bali
Gambar 2.7 : Batik Jawa Tengah : batik Solo dan batik Yogyakarta Sumber : http://senibudayaindonesia-afiq-ranoor/macam-batik-di-indonesia.html
Skema 2.1 : Perkembangan batik Sumber : jbptunikompp-gdl-refrintart-22814-3-babii-museum-batik-yogyakarta.pdf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
.
· Batik luar Jawa
Batik luar Jawa adalah jenis batik berasal dari daerah-
daerah di Indonesia, tetapi berada di luar pulau
Jawa. Beberapa dari mereka yang cukup terkenal adalah batik
Bali, batik Kalimantan, batik Aceh, dan lain-lain. Sebagian
besar batik memiliki gaya yang sangat berbeda dari batik
Jawa memiliki keindahan tetapi masih seni sangat tinggi.
Gambar 2.8 : Batik Jawa Barat : batik Ciamis, batik Cirebon, batik Indramayu Sumber : http://senibudayaindonesia-afiq-ranoor/macam-batik-di-indonesia.html
Gambar2.9 : Batik Tulung Agung, Batik Tuban, Batik Madura Sumber : http://senibudayaindonesia-afiq-ranoor/macam-batik-di-indonesia.html
Gambar 2.10 : batik Sumatera, Batik Aceh, batik Bengkulu, batik Lampung Sumber : http://mari-mengenal-batik-indonesia/gugling-berita-terkini-informasi-teknologi-dan-hiburan.html
Gambar 2.11 : batik Bali, batik Kalimantan, batik Papua, batik Toraja Sumber : http://mari-mengenal-batik-indonesia/gugling-berita-terkini-informasi-teknologi-dan-hiburan.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ii. Teknik Pembuatan
· Batik Tulis merupakan jenis batik yang dibuat dengan tangan,
yang dilukis dengan tangan. Proses pembuatan batik bisa
memakan waktu sekitar 2-3 bulan untuk 1 buah kain batik
berukuran 1,5 x 3 meter.
· Batik Cap adalah jenis batik yang dibuat dengan
menggunakan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu sekitar 2-3
hari untuk 1 buah kain batik berukuran 1,5 x 3 meter.
· Batik Lukis adalah proses pembuatan lukisan batik dengan
mengecat langsung pada kain putih. Tipe ini mirip dengan
batik tulis.
· Batik printing, batik yang penggambarannya menggunakan
mesin. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar
karena menggunakan mesin modern. Kemunculan batik
printing dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin
batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik,
sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif
batik.
2. Tinjauan Pameran Batik
a. Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan memamerkan suatu barang yang
diletakkan pada sebuah ruang terbuka dengan tujuan agar dapat dilihat
oleh publik. Ruang pameran atau galeri seni merupakan tempat para
seniman berpameran dan berjualan karya seninya. Galeri berkonotasi
dua maksud yaitu pameran dan jualan, artinya galeri bisa bertujuan
untuk tujuan ideal (apresiasi non komersial) maupun tujuan realis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(komersial). Dalam perkembangannya kini galeri mengacu pada
pengertian sebuah tempat atau ruang pamer karya seni.
Jadi pengertian ruang Pameran batik adalah sebuah tempat atau
ruang untuk memamerkan karya batik, baik untuk tujuan komersial
maupun non komersial.
b. Fungsi Pameran
Pameran sebagai penampung kegiatan seni pada perkembangan
dewasa ini memiliki fungsi baru. Fungsi baru yang menjadi tujuan
pameran dicoba untuk diungkapkan sebagai pemberian servis kepada
publik di bidang seni batik. Fungsi baru yang terjadi adalah sebagai
berikut:
i. Tempat mengumpulkan hasil karya seni batik.
ii. Tempat memamerkan hasil karya seni batik.
iii. Tempat memelihara hasil karya seni batik agar tidak rusak.
iv. Tempat meningkatkan apresiasi masyarakat dalam karya seni
batik.
v. Sebagai tempat pendidikan bagi seniman dan masyarakat.
vi. Sebagai tempat jual beli untuk kebutuhan hidup.
dengan demikian fungsi pameran di jaman modern ini, agar dapat
selalu memenuhi perkembangan kebutuhan seni dan tuntutan
masyarakat, direncanakan dengan fungsi memberikan pelayanan bagi
publik di bidang seni batik.
c. Klasifikasi Pameran
Pameran karya seni dapat dibagi jenisnya menjadi beberapa,
yaitu berdasarkan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
i. Tipe Pameran
· Berdasarkan karya dari suatu pameran, terdapat dua tipe atau
gaya pendekatan utama, yaitu :
o Tipe atau gaya dengan pendekatan estetik (tipe satetik),
merupakan pameran yang berkonsentrasi pada pandangan
bahwa objek memiliki nilai intrinsik yang dengan
sendirinya berbicara untuk dirinya sendiri. Penekanan
diberikan kepada hak dari objek untuk berdiri sendiri.
o Tipe atau gaya dengan pendekatan rekonstruktif (tipe
rekonstruktif), merupakan suatu pendekatan yang
menghadirkan objek sebagai suatu yang memiliki arti
secara etnografi dan berusaha untuk menginformasikan
budaya latarnya.
· Berdasarkan tujuan, tipe atau gaya pameran dibagi menjadi
tiga, yaitu :
o Fundraising, berarti pameran yang bertujuan utama
sebagai penggalangan dana, baik yang bersifat untuk
mencari laba secara pribadi maupun amal yang
disumbangkan untuk sebuah lembaga atau kepentingan
masyarakat.
o Apresiasi, berarti pameran bertujuan untuk lebih pada
persoalan dan kepentingan edukasi public terhadap apa
yang terjadi pada karya seni. Pameran ini cenderung
memiliki tujuan untuk mengeksplorasi berbagai
kecenderungan yang terjadi pada karya seni, baik
kuratorial, tema, teknik , dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
o Festival/Pesta, berarti pameran yang bertujuan untuk
menggalang kebersamaan. Baertujuan seperti halnya
sebuah pesta yang biasanya tanpa kuratorial dan seleksi
yang ketat, tema cenderung general dan dapat bertujuan
antara kedua tipe yang telah disebut diatas. Contoh tipe
ini adalah FKY (Festival Kesenian Yogyakarta), FKI
(Festival Kesenian Indonesia), Jak-Art (Jakarta Art
Festival) dan sebagainya.
ii. Karakter Pameran
Berikut adalah karakter atau sifat-sifat sebuah pameran :
· Menurut jumlah peserta, yaitu pameran tunggal dan pameran
bersama.
o Pameran tunggal adalah mengetengahkan karya seorang
seniman yang biasanya diambil dengan sudut pandang
tertentu misalnya proses kreatif (seperti karya
terbarunya), respon atas kejadian yang menimpa seniman
(kepindahan dari tempat yang lain, atau dokumentasi
kejadian), atau alasan lainnya. Seniman dengan bebas
menentukan tema pamerannya sendiri atau meminta
bantuan orang lain (seperti kurator) untuk melihat
kemampuan yang dimilikinya.
o Pameran bersama lebih mengetengahkan kebersamaan
dari dalam berpameran atau setidaknya pameran dengan
peserta lebih dari satu orang. Pameran ini bisa digagas
oleh kelompok seniman atau bukan seniman karena
alasan-alasan tertentu, serta bisa pula pameran bersama
terjadi karena diundang oleh penyelenggara pameran,
tanpa memandang unsur-unsur gaya identitas seniman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
· Menurut jenis kelompok atau sering disebut dengan pameran
grup. Karakter pameran ini merupakan bahasan lebih lanjut
dari pameran bersama yang telah dibahas sebelumnya, namun
pameran ini lebih mengetengahkan suatu kelompok seniman
atau perupa yang tergabung karena alasan-alasan tertentu,
seperti karena alasan gender, agama, suku, usia, sanggar,
institusi, angkatan, dan lain-lain. Alasan-alasan tersebut dapat
saja dipakai sebagai tema/kurasi pameran atau hanya sebagai
alasan berkumpul, tetapi tidak sebagai isu yang diangkat.
Semua tergantung pada tujuan yang ingin dicapai bersama.
· Menurut waktu atau berkala seperti annual, bineal, dan
trineal, yaitu pameran yang mencoba menjadikan waktu
sebagai penanda dan bagian dari pijakan pelaksananya.
· Menurut ruang, seperti formal - nonformal atau nyata - ilusi.
o Ruang formal berarti tempat dimana tempat tersebut
memang dikhususkan untuk menggelar pameran seni,
misalnya museum, galeri, art shop, rumah seni, dan
sebagainya. Sedang ruang non formal berarti tempat yang
dirasa lebih bebas dan tanpa ikatan dan batasan formal,
seperti mal, gedung bioskop, stasiun, lapangan, sawah,
dan sebagainya.
o Pameran nyata adalah pameran pada tempat atau ruang
sesungguhnya (actual space) sedang pameran ilusi
merupakan pameran pada ruang maya seperti internet
maupun media cetak.
· Menurut tempatnya pameran dibagi menjadi pameran indoor
dan pameran outdoor. Pameran indoor berupa pameran yang
digagas dalam suasana dan ruang di dalam gedung atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bangunan. Pameran outdoor berupa pameran pada ruang
terbuka seperti taman kota, jalan raya, lapangan, danau, laut,
dan lain-lain.
· Menurut pelaku, yaitu perupa dan non perupa. Pameran yang
digagas oleh seniman memang sudah biasa karena pameran
memang telah menjadi proses hidup yang harus dilalui oleh
seniman. Sedangkan pameran non seniman memiliki
kecenderungan lebih khusus. Pameran ini dilakukan bukan
oleh seorang penggiat seni secara langsung, melainkan oleh
orang yang memiliki kualitas dan kepercayaan diri untuk
melakukan pameran karya seni. Contohnya adalah pameran
yang dilakukan oleh seorang pengusaha, wartawan, pejabat,
arsitek, disainer, dan sebagainya.
· Menurut peta kepentingan seperti kepentingan ekonomi yaitu
pameran profit dan pameran non profit.
o Pameran profit diartikan sebagai pameran yang memiliki
tujuan utama mencari keuntungan berupa pengumpulan
dan penggalangan dana, promosi perusahaan, atau
mencari keuntungan financial tanpa harus
mengetengahkan konsep kurasi yang sangat rigit dan
tema-tema yang berat. Sedang pameran non profit
bertujuan yang lebih mengarah pada apresiasi, edukasi,
peringatan, maupun evaluasi.
o Pameran jenis non profit dapat dibagi lebih spesifik
menjadi pameran yang bertujuan edukasi, politik, dan
social budaya. Pameran edukasi lebih banyak digelar
dengan tujuan mengangkat citra pendidikan (lembaga
pengajaran, infrastruktur, atau institusi yang terkait
dengan pendidikan) atau edukasi terhadap suatu media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
karya/ekspresi pada publik. Pameran yang bertujuan
politik lebih mengetengahkan persoalan menyusung
ideology personal atau komunal. Biasanya untuk
kepentingan Negara, partai, atau kelompok kecil.
Kemudian pameran kebudayaan berkembang dan bermisi
pada tatanan kesenian itu sendiri, disamping persoalan
kebudayaan yang kadang juga terkait dengan
kebijaksanaan politik kebudayaan negara atau
pemerintah seperti pariwisata.
· Menurut peta sejarah yang meliputi retrospeksi dan koleksi.
Pameran ini mengetengahkan pendekatan waktu atau sejarah
sebagai kerangka atau format artikulasinya.
o Pameran retrospeksi atau pameran kilas balik dilakukan
oleh perupa atau lembaga / kelompok seni rupa yang
eksistensinya sudah sangat kuat, dengan pencapaian-
pencapaian luar biasa dari proses kreatif yang dijalani
selama hidupnya.
o Sedangkan pameran koleksi cenderung merupakan
pameran lembaga (bukan person perupanya), atau oleh
kurator yang memiliki koleksi yang berkualitas, tentu saja
dengan pendekatan sejarah.
iii. Tempo Pameran
Kategori tempo atau waktu tidak dibatasi dengan pengertian
jam, hari, atau kala yang terbatas secar jelas, manun lebih
berdasar pada seberapa lama penggunaan waktunya.
· Pameran tetap atau permanen, yakni pameran yang memiliki
tempo tidak terbatas, artinya pameran atau karya tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
digelar secara terus menerus. Biasanya diadakan oleh
museum, galeri, maupun lembaga non seni rupa.
· Pameran temporer, adalah kebalikan dari pameran tetap.
Pameran ini memiliki batas waktu tertentu, dimana pameran
ini digelar. Pameran ini adalah pameran yang paling umum
digelar dengan memakai berbagai macam kepentingan.
· Pameran keliling, yakni pameran yang masih bersifat
temporer tamun dilangsungkan beberapa kali secara bergilir
Luasan site yang dibutuhkan minimal adalah 14.762 m2
B. Konsep Perancangan
1. Konsep Makro
a. Konsep site
Site terpilih berada di jl. Slamet Riyadi 462, Purwosari, Surakarta.
Site berupa lahan kosong dan beberapa bangunan pertokoan, beserta
pemukiman, dengan total luas site ± 22.000 m2. Akses menuju site
cukup mudah, karena berada di pusat kota Surakarta, terdapat jalur
Tabel 5.6 : besaran ruang kegiatan servis dan penunjang Sumber : Analisis pribadi
Tabel 5.7 : rekapitulasi kebutuhan seluruh besaran ruang Sumber : Analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
kendaraan umum yang melintas di depan site, dan terdapat fasilitas
umum stasiun Purwosari ±500 meter di sebelah barat site.
Pemilihan site ini disesuaikan dengan fungsi bangunan yang
mendukung kegiatan rutin yang digelar di kota Surakarta, yaitu Solo
Batik Carnival yang menggunakan area ini untuk start, sebelum
berjalan menyusuri Jl. Slamet Riyadi.
Zona pertunjukkan outdoor
Zona pemasaran
Zona area parkir pengeloala
Zona fasilitas penunjang
Zona wisata budaya
Zona pameran temporer
Zona parkir pengunjung Zona pertunjukkan
outdoor
Zona pameran temporer
Zona pengelolaan
Lantai 2 : Zona pertunjukkan indoor
Main Entrance
Side Entrance
Pintu keluar kendaraan
Gambar 5.1 : Konsep site Sumber : Analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
b. Konsep sirkulasi
Sirkulasi di dalam site dibedakan antara jalur sirkulasi kendaraan
dengan jalur sirkulasi pejalan kaki, pembedaan ini berfungsi untuk
mencegah terjadinya crossing demi keamanan dan kenyamanan
pengunjung yang berjalan. Untuk sirkulasi kendaraan, terdapat dua
bagian, yaitu pada bagian depan (melalui main entrance) dan bagian
belakang site (melalui side entrance). Untuk sirkulasi pejalan kaki di
dalam site, diwadahi dalam jalur pedestrian.
Gambar 5.2 : Konsep sirkulasi Sumber : Analisis pribadi
Jalur pejalan kaki Jalur pejalan
kendaraan
area parkir pengeloala
area parkir pengunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
2. Konsep Mikro
a. Konsep Penataan Massa
Penataan massa pada bangunan Sentra Pameran Batik berdasarkan
pada konsep candi sebagai acuan regionalisme. Secara umum, tata
massa bangunan candi menerapkan konsep sebagai berikut :
1. Komposisi Geometrik
Bentuk geometris merupakan bentuk dasar yang signifikan dan
dominan digunakan dalam pengolahan desain candi.
2. Garis-garis sumbu secara visual merupakan elemen yang
menegaskan orientasi bangunan. Kesimetrisan nampak jelas dan
didukung oleh adanya beberapa elemen yang menonjol pada
bagian kanan, kiri, dan tengah untuk menunjukkan kesimetrisan.
3. Komposisi ruang dalam dan luar membentuk susunan cluster
geometrik, komposisi tata ruang dan massa suatu candi
menunjukkan adanya komposisi solid berupa massa-massa yang
berbentuk volumetrik, batas pagar dan void berupa ruang-ruang
terbuka.
Gambar 5.3 : Konsep peletakkan tata massa dalam site Sumber : analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
b. Konsep Tampilan Bangunan
Pada tampilan bangunan, bangunan Sentra Pameran Batik tetap
menerapkan konsep regionalisme candi, yaitu pada ketinggian
bangunan dan material bangunan. Sedangkan untuk atap menggunakan
atap tradisional Jawa, yaitu atap limasan, yang disusun secara
bertumpuk-tumpuk. Penggunaan atap limasan yang bertumpuk ini
ditujukan untuk menyatukan konsep candi dengan bangunan yang
dominan terdapat di kota Surakarta. Penerapan konsep candi pada
tampilan bangunan adalah :
· Secara utuh massa bangunan menggambarkan siluet kesan bentuk
geometrik segitiga. (secara filosofis bentuk segitiga mengacu pada
konsep bentuk Gunung - candi merupakan manifestasi Mahameru).
Selain dalam konteks bangunan, skyline tata massa bangunan juga
menunjukkan adanya susunan yang menampilan kesan segitiga.
· Adanya elemen yang mendominasi pada setiap bagian memberikan
kesan adanya point of interest. Pada bagian kepala ditunjukan oleh
bagian ornamen yang lebih besar pada bagian tengah, kanan dan
kiri.
Gambar 5.4: Tampilan bangunan menggambarkan segitiga Sumber : analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
· Pemberian perulangan pada bagian-bagian tertentu menunjukkan
adanya integrasi yang membentuk sosok menyatu dan teratur.
· Penggunaan material selubung bangunan menggunakan batu
andesit, yang dikombinasikan dengan material kaca.
Pembedaan pada satu bagian atap difungsikan sebagai poin of interest pada satu massa. Penggunaan atap yang paling besar, atap bertumpuk, dan ditambah dengan sky light.
Pengulangan atap limasan untuk membentuk massa terkesan menyatu.
Gambar 5.5 : Point of interest dan pengulangan elemen-elemen pada tampilan bangunan
Sumber : analisis pribadi
Gambar 5.6: Material selubung bangunan dengan batu andesit Sumber : analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
c. Konsep Persyaratan Ruang
• Pencahayaan
Untuk pencahayaan dalam ruang pameran (ruang utama dalam
kawasan Sentra Pameran Batik ini) menggunakan pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami memanfaatkan
cahaya matahari pada siang hari dengan menggunakan bukaan
dalam ruang, yang diletakkan pada atap ruang (skylight), dan
beberapa bukaan pada selubung dinding ruangan, pemberian
bukaan pada selubung bangunan tidak terlalu banyak, agar tidak
mempengaruhi konsentrasi pengunjung yang fokus pada produk
pameran di dalam ruang.
Sedangkan pada malam hari menggunakan pencahayaan buatan
(lampu) yang didesain dengan penataan lampu yang bervariasi
dengan warna-warna yang berbeda sesuai dengan produk yang
sedang dipamerkan. Penataan lampu direncanakan dapat diubah
warna dan arah pancaran, untuk menimbulkan kesan lebih
menarik, penataan arah pancaran lampu juga dapat mengekspos
beberapa produk utama yang dipamerkan, sehingga pengunjung
dapat mudah mengetahui.
Dalam suatu ruang pameran atau display seperti galeri,
museum, butik, dan toko perhiasan lebih mementingkan
penerangan pada benda-benda yang dipamerkan daripada ruang
keseluruhan, sehingga digunakan jenis lampu spot light, down
light, yang sorotnya lebih terfokus. Menurut daerah yang
diterangi, penerangan buatan dibedakan menjadi dua :
o Penerangan umum atau merata
Penerangan yang memerangi seluruh ruangan secara merata
(general lighting), biasanya digunakan untuk ruangan umum
dan tidak memerlukan ketelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
o Penerangan setempat
Penerangan yang hanya menyorot tempat tertentu saja (spot
lighting), biasanya digunakan untuk tempat kerja yang
memerlukan ketelitian kerja atau suatu tempat tertentu yang
menarik dan sengaja ditonjolkan.
• Penghawaan
Untuk sistem penghawaan di dalam peruangan Sentra Pameran
Batik menggunakan dua jenis penghawaan, yaitu penghawaan
alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami diterapkan pada
ruang-ruang kegiatan pendukung, dengan pemberian bukaan pada
selubung bangunan. Sedangkan untuk ruang kegiatan utama
Gambar 5.7: Pencahayaan buatan pada ruang pameran Sumber : analisis pribadi
Gambar 5.8: Pencahayaan buatan pada ruang pertunjukkan indoor Sumber : analisis pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
menggunakan penghawaan buatan yaitu AC (Air Conditionair)
karena pada ruang pameran, khususnya pada ruang pertunjukkan
memerlukan ruang yang kedap suara agar noise yang berasal dari
dalam ruang pertunjukkan tidak mengganggu ruang-ruang lain
yang berada di sekitar. Begitu juga pada ruang pameran temporer
dan ruang serba guna.
Penghawaan buatan yang menggunakan AC menggunakan
sistem AC sentral dan AC split, AC sentral direncanakan pada
ruang-ruang yang memiliki luas yang besar (ruang pameran, ruang
pertunjukkan indoor, ruang serba guna), sedangkan AC split
direncanakan pada ruang-ruang dengan luas yang tidak terlalu
besar, seperti ruang perpustakaan, ruang museum, dan ruang
lainnya.
d. Konsep Sistem Struktur
Sistem struktur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu struktur pondasi,
struktur badan, dan struktur atap, penjelasannya sebagai berikut :
· Struktur Pondasi
Berdasarkan pertimbangan dan tipe pondasi yang ada , maka
struktur yang tepat digunakan adalah pondasi menerus dan pondasi
foot plate karena bangunan adalah bangunan bertingkat rendah.
a) Pondasi menerus / batu kali : biasanya digunakan untuk
bangunan 1 lantai, biasanya rumah tinggal
b) Pondasi Foot Plate : biasanya digunakan untuk bangunan 2
lantai, rumah tinggal atau gedung-gedung lainnya.
c) Pondasi Sumuran : digunakan pada tanah lunak dan berbatu
pada lapisan tanahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
· Struktur Selubung Bangunan
Struktur selubung bangunan yang sesuai dengan bangunan
Sentra Pameran Batik yang direncanakan adalah struktur rangka
dan struktur dinding pemikul. Struktur rangka untuk bangunan dua
lantai, dan struktur dinding pemikul untuk bangunan satu lantai.
o Struktur rangka (Skeleton), karakter :
- Bentuk dan sistemnya cukup sederhana.
- Cukup mudah dalam pelaksanaan.
- Lebar bentang rata-rata 14 – 24 m.
- Fleksibilitas penggunaan ruang cukup tinggi.
- Beban dipikul kolom dan balok.
- Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak.
- Ketinggian bangunan yang dicapai kurang maksimal.
o Struktur dinding pemikul
Struktur ini merupakan struktur yang cukup bagus, tapi
mempunyai kekurangan yaitu dalam hal fleksibelitas ruang
yang sulit dalam pembuatan bentuk yang atraktif.
· Struktur Atap
Struktur atap yang digunakan adalah struktur space frame,
dengan pertimbangan dapat mencakup bentang yang besar.
Pemilihan bahan penutup atap yang akan digunakan berdasarkan
pertimbangan :
o Mudah digunakan untuk bentuk melengkung.
o Kuat dan ringan.
o Dapat digunakan pada bentang yang lebar.
o Cepat dalam pengerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
e. Konsep Sistem Utilitas
· Sistem Mekanikal Elektrikal
o Penyediaan Listrik
Fungsi :
- Untuk sumber penerangan dan sumber listrik peralatan
elektronik di seluruh komplek bangunan baik untuk dalam
ruangan maupun luar ruangan, pada saat diperlukan.
- Untuk sumber tenaga alat-alat service atau alat pendukung
lainnya, seperti alat pompa air, generator, dan lain-lain.
Persyaratan pengadaan instalasi listrik :
- Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi
- Sistem yang digunakan mudah dalam pelaksanaan
- Jenis kabel yang digunakan aman dan awet
Sistem jaringan :
- Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan
sebagai cadangan menggunakan generator (Genset)
- Arus listrik dari PLN dialirkan ke R. Panel induk/gardu listrik, kemudian didistribusikan ke bagian atau ruang-ruang yang membutuhkan.
- Genset harus bisa menggantikan fungsi PLN secara otomatis apabila listrik dari PLN padam
o Penyediaan Sistem Komunikasi
Menggunakan telepon PABX (Private Automatic Branch
Exchange), melayani komunikasi eksternal dan
menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar,
menggunakan telepon dan fax.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
· Sistem Sanitasi
o Air Bersih
Sumber air bersih di lokasi kantor didapatkan dari - Jaringan air kota (PDAM)
- Sumur air tanah
- Campuran
Untuk bangunan ini dipilih sumber air secara kombinasi
dengan sumber air utamanya berasal dari PDAM. Sistem ini
lebih menguntungkan dengan maksud agar tidak terjadi
kemancetan dan supllai air tetap lancar.
Sistem distribusi ada dua cara, yaitu ;
- Up Feed Distribution
Yaitu reservoir bawah langsung dipompa keatas dan
diberikan pada konsumen. Pompa ini bekerja terus menerus
- Down Feed Distribution
Air dari reservoir bawah dinaikkan ke reservoir atas
(upper water tank) dengan pompa, kemudian secara hukum
gravitasi melalui pipa-pipa di distribusikan ke bagian/ruang-
ruang yang membutuhkan
Skema 5.1 : Sistem Down Feed Distribution Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
o Air Kotor
Pembuangan air kotor disalurkan melalui saluran tertutup yang
mudah perawatannya dan terhindar dari kemungkinan mampet.
Penerapan sistem pembuangan air kotor ini didasarkan
pertimbangan :
- Cakupan pelayanan.
- Kemudahan pengontrolan dan perawatan
o Air Hujan
Perhitungan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup menuju saluran pembuangan yang dialirkan ke
riol kota atau ditampung sementara ke kolam. Dilakukan
dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena
jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah
selain menggunakan halaman rumput di sekitar bangunan,
jalan-jalan yang ada dibuat variasi ada yang menggunakan
aspal dan ada yang menggunakan grass block.
Dapur Penangkap lemak Water Treatment Riol Kota
KM / WC
Kotoran cair
Kotoran padat Septic Tank Resapan
Mesin Oil Separator
Bak
Kontrol
Skema 5.2 : Sistem pembuangan air kotor Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
· Sistem Pengamanan Kebakaran dan Petir
Sistem pengamanan kebakaran bangunan yang digunakan yaitu:
o Sistem Fire Alarm
o Sistem Sprinkler Air
o Hydrant
o Tangga Darurat
Sistem Penangkal Petir
Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem
Faradday berupa tiang setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang
kurang lebih 20 m. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan
atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan
ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan
listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground.
Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar