KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB “ADÂBUL INSÂN” KARYA SAYYID USMAN BIN YAHYA Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Disusun Oleh: Nia Fajriyatul Umniyyah NIM. 16311663 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/2020 M
40
Embed
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB “ADÂBUL INSÂN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB “ADÂBUL
INSÂN” KARYA SAYYID USMAN BIN YAHYA
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Disusun Oleh:
Nia Fajriyatul Umniyyah
NIM. 16311663
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2020 M
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB “ADÂBUL
INSÂN” KARYA SAYYID USMAN BIN YAHYA
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Disusun Oleh:
Nia Fajriyatul Umniyyah
NIM. 16311663
Dosen Pembimbing: Dr. Fajar Syarif, MA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2020 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab
Adâbul Insân Karya Sayyid Usman bin Yahya” yang disusun oleh Nia
Fajriyatul Umniyyah Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 16311663 Fakultas
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang
munaqasah.
Tangerang Selatan, 30 Agustus 2020
Pembimbing
Dr. Fajar Syarif, MA.
ii
iii
iv
MOTTO
جميعا ان يها فاستبقوا الخيرت اين ما تكونوا يأت بكم الله هو مول جهة على ولكل و الله
كل شيء قدير
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu”.
(Q.S Al-Baqarah [2]: 148)
v
حيم ن ٱلر حم ٱلر بسم ٱلل
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Yang dengan Kasih Sayang-Nya selalu
menemani kita dalam sedih maupun senang dan tanpa kita menyadarinya.
Tuhan Yang Maha Pemurah Maha Pemaaf atas segala kekhilafan makhluk-
Nya, yang telah memberikan berbagai ilmu-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda kita
Nabi Muhammad Saw. Seorang manusia mulia yang menjadi suri tauladan
bagi seluruh umat Islam. Rasa syukur senantiasa dipanjatkan atas selesainya
penulisan skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab
Adâbul Insân Karya Sayyid Usman bin Yahya”, meskipun di dalamnya
masih terdapat banyak hal yang kurang sempurna. Namun penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang membantu secara maksimal,
baik berupa bantuan moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA, Rektor Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M. Hum. Wakil Rektor 1 Bidang
Akademik, dan selaku PLH Dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si., Ak, CPA. Wakil Rektor II
Bidang Administrasi Umum dan Keuangan.
4. Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, MA. Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.
5. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
vi
6. Ibu Reksiana, MA.Pd, selaku Ketua Program Studi Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
7. Bapak Dr. Fajar Syarif, MA. Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberi arahan, motivasi dan kesempatan kepada
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh dosen pengajar dan instruktur tahfizh khususnya pada jurusan/
Program Studi Pendidikan Agama Islam, atas curahan ilmu yang telah
mereka berikan kepada mahasiswa.
9. Seluruh Staf Fakultas Tarbiyah dan Staf Perpustakaan Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah membantu penulis memenuhi persyaratan
penelitian skripsi.
10. Kakak angkatku Mia Ariny, terimakasih karena selalu ada untuk
menyemangati dan memberikan masukan pada penulis.
11. Temanku, Mawaddatus Shalihah, Syifa Nur Izzati Zahro, Siva Octaviani,
dan Kurnia Sari terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama proses
pengerjaan skripsi ini.
12. Teman-teman kelas 8A Tarbiyah, terima kasih selalu ada dan
memberikan dukungan selama ini.
13. Teman-teman fakultas Tarbiyah, khususnya angkatan “2016” yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a dan dukungannya
selama ini.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
dan sebagai bukti kesyukuran kepada Allah Swt. dalam menuntut ilmu dan
ungkapan rasa sayang dan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua
Pendidikan Akhlak dalam Kitab Adâbul Insân Karya Sayyid Usman bin
Yahya” Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, 2020.
Pendidikan akhlak adalah bagian terpenting dalam pendidikan Islam.
Ajaran Islam banyak membahas ajaran-ajaran tentang akhlak mulia karena
pembentukan akhlak mulia itu adalah misi pendidikan Islam yang utama.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, krisis pendidikan yang paling
menonjol adalah krisis pendidikan akhlak. Dikarenakan pentingnya
pendidikan akhlak, maka dari itu pendidikan akhlak perlu konsep, supaya
pendidikan yang dijalankan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kitab adâbul insân dapat dijadikan acuan untuk konsep pendidikan akhlak
tersebut.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
konsep pendidikan akhlak dalam kitab adâbul insân karya Sayyid Usman bin
Yahya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian library research yaitu
penelitian kepustakaan dengan mengambil objek kitab adâbul insân karya
Sayyid Usman bin Yahya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan teknik
analisis isi (Content Analysis), yaitu menganalisis konsep pendidikan akhlak
di dalam kitab adâbul insân.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan akhlak dalam
kitab adâbul insân karya Sayyid Usman bin Yahya yang berhubungan
dengan guru dan murid ada dua, yakni (1) Adab murid kepada guru
diantaranya murid harus memuliakan guru, menghormati guru dan
berperilaku baik terhadap guru. dan (2) Adab guru dalam mengajar,
diantaranya yaitu memahami materi yang diajarkan ke murid, dan mengajar
sesuai dengan kadar kemampuan murid.
xv
ABSTRACT
Nia Fajriyatul Umniyyah (NIM: 16311663) Title of essay "The
Concept of Moral Education in the Book of Adâbul Insân by Sayyid Usman
bin Yahya" Islamic Religious Education Study Program, Tarbiyah Faculty,
Al-Qur`an Institute of Sciences (IIQ) Jakarta, 2020.
Moral education is the most important part of Islamic education.
Islamic teachings discuss many teachings on noble morals because the
formation of noble morals is the main mission of Islamic education. In the
world of education in Indonesia, the most prominent education crisis is the
crisis of moral education. Due to the importance of moral education,
therefore moral education needs a concept, so that the education that is
carried out runs according to the goals to be achieved. The book adâbul insân
can be used as a reference for the concept of moral education.
The purpose of this research is to find out how the concept of moral
education in the book adâbul insân by Sayyid Usman bin Yahya.
This research is a type of library research research, namely library
research by taking the object of the book adâbul insân by Sayyid Usman bin
Yahya. Data collection was done by using documentation method. The data
analysis used a descriptive method with content analysis techniques, namely
analyzing the concept of moral education in the book adâbul insân.
The results showed that the concept of moral education in the book
adâbul insân by Sayyid Usman bin Yahya which deals with teachers and
students is twofold, namely (1) students' adab to teachers, among which
students must honor teachers, respect teachers and behave well towards
teachers. and (2) teacher etiquette in teaching, including understanding the
material being taught to students, and teaching according to the level of
student ability.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan lepas dari kegiatan
pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisik maupun pendidikan dalam
bentuk psikis.1 Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
memperbaiki kehidupan sosial untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup masyarakat. Manusia sebagai masyarakat dengan
berbagai lapisannya, berhak mendapatkan pendidikan yang layak,
sehingga dalam hidup dan kehidupannya mempunyai kecenderungan ke
arah kemajuan dan perkembangan yang positif, ke arah yang lebih baik
dari sebelumnya.2
Setiap manusia itu memerlukan pendidikan, baik pendidikan formal
maupun nonformal. pendidikan merupakan bagian terpenting dari
kehidupan manusia sekaligus membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Tanpa pendidikan, maka diyakini manusia sekarang tidak berbeda
dengan generasi manusia masa lampau. Karena dapat dikatakan bahwa
maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat akan
ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat
tersebut.
Pendidikan mempunyai komponen yang saling terkait dan tidak
dapat terpisahkan, yaitu guru dan murid. Guru dan murid merupakan
komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Salah satu aspek yang
sangat penting terkait guru dan murid adalah akhlak. Akhlak merupakan
1 Najib Sulham, Pendidikan Berbasis Karakter, (Surabaya: Jepe Press Media Utama,
2010), Cet.1, h. 53. 2 A. Syaifudin, Percikan Pemikiran Imam Al Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h. 9.
2
inti pendidikan dari proses pendidikan.3 Dapat di pahami bahwa
pendidikan itu harus membentuk manusia yang memiliki akhlak yang
mulia. baik ia seorang murid maupun seorang guru. Karena akhlak sangat
diperlukan oleh murid dalam proses belajarnya, dan juga dibutuhkan oleh
pengajar dalam proses mengajarnya.4
Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang
kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Secara historis dan
teologi akhlak tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup manusia
agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama
kerasulan Nabi Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak
mulia.5 Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
ا بعثت لتم صالح الخلق انم “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.
(HR. Ahmad nomor 8952)”6
Sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah
beliau antara lain karena dukungan akhlak Rasulullah Saw yang sangat
baik.7 Oleh sebab itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki
akhlak yang mulia dengan merujuk pada pribadi Nabi Muhammad Saw.
karena sebaik-baik suri tauladan umat manusia adalah Nabi Muhammad
Saw, sebagaimana firman Allah Swt:
3 Muhammad Al-Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam: Suatu Kerangka
Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, Penerjemah: Haidar Baqir (Bandung: Mizan,
1992), h. 52. 4 Gus Muhammad Ishom Hadziq (Ed.), Pendidikan Akhlak Untuk Pengajar dan
Pelajar, (Tebuireng: Pustaka Tebuireng dan Bina Ibnu Cukir, 2020), cet. Ke-5, h. xvi. 5 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2015), cet.14, h. xiii. 6 Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin
Hanbal, (Maktabah Syamilah, 2001), h. 241. 7 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2015), cet.14, h. xiii.
3
ف لكم لقد كان الله ي رجوا لمن كان حسنة اسوة الله رسول خر اله والي وم
كثيا ﴿ ﴾ ۲١وذكر الله “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullh itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”8 (QS. Al-
Ahzab [33]: 21)
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang
dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa melalui
maksud untuk memikirkannya lebih lama. Maka jika sifat tersebut
melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma
agama, dinamakan akhlak baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan
yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.9
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat
yang sangat penting, baik secara indvidu maupun sebagai masyarakat dan
bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera atau rusaknya
suatu bangsa, masyarakat dan negara tergantung bagaimana keadaan
akhlaknya. Dalam kaitan ini pula kita melihat bahwa tidak pernah suatu
bangsa yang jatuh karena krisis intelektual, tetapi suatu bangsa jatuh
karena krisis akhlak.10
Bahkan sebagian ulama mengungkapkan “Tauhid membawa iman,
barangsiapa yang tidak membawa iman, berarti tidak mempunyai tauhid.
Iman mendatangkan syariat, barangsiapa yang tidak mempunyai syariat,
maka tidak memiliki iman dan tauhid. Syariat menyebabkan munculnya
akhlak, barangsiapa tidak beradab sama dengan tidak mempunyai syariat,