7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pemahaman individu tentang dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart, 2007). Sedangkan menurut Sunaryo, (2004) konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual. Termasuk di dalamnya adalah persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai- nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan keinginannya. Menurut Potter, (2005) konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.
14
Embed
Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata ...€¦ · kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diri
2.1.1 Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang merupakan pemahaman individu tentang dirinya
dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart, 2007).
Sedangkan menurut Sunaryo, (2004) konsep diri adalah cara
individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik,
emosi, intelektual, sosial, dan spiritual. Termasuk di dalamnya
adalah persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya,
interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-
nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan,
harapan, dan keinginannya.
Menurut Potter, (2005) konsep diri memberikan kita
kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Ketidaksesuaian
antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat
menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dan persepsi
tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang
mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat
meningkatkan konsep diri.
8
2.1.2 Komponen Konsep Diri
Terdapat lima komponen konsep diri, yaitu gambaran diri
(body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran
diri (self role), dan identitas diri (self identity) (Keliat, 1992).
1. Gambaran diri (body image)
Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance,
potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004). Hal-hal
penting yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut.
a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia
remaja.
b. Bentuk tubuh, TB dan BB serta tanda-tanda pertumbuhan
kelamin sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara,
pertumbuhan bulu), menjadi gambaran diri.
c. Cara individu memandang diri berdampak penting
terhadap aspek psikologis.
d. Gambaran yang realistik dalam menerima dan menyukai
bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari
kecemasan dan meningkatkan harga diri.
e. Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap gambaran
dirinya, dapat mendorong sukses dalam kehidupan.
9
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,
menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang
lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai
sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri
berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu
memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologisnya. Menerima dan menyukai bagian tubuh akan
memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
2. Ideal diri (self ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya,
disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-
cita, harapan dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan,
dan nilai yang ingin dicapai (Sunaryo, 2004).
Menurut Keliat, (1992), ada beberapa faktor yang
memengaruhi ideal diri :
a. Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada
batas kemampuannya.
b. Faktor budaya akan memengaruhi individu menetapkan
ideal diri. Kemudian standar ini dibandingkan dengan
standar kelompok teman.
10
c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil;
kebutuhan yang realistis; keinginan untuk menghindari
kegagalan; perasaan cemas dan rendah diri.
d. Harga diri (self esteem)
Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang
dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku
individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat
diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri (Sunaryo, 2004).
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga (Stuart, 2007).
Aspek utama harga diri (self esteem) adalah dicintai dan
menerima penghargaan dari orang lain dan harga diri akan
rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang
lain (keliat, 1992).
e. Peran diri (self role)
Menurut Stuart, (2007) Peran diri adalah serangkaian
pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok
sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan
seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah
peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
11
Hal-hal penting terkait dengan peran diri menurut
Sunaryo, (2004) :
a. Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.
b. Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai ideal diri,
menghasilkan harga diri yang tinggi atau sebaliknya.
c. Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stresor
terhadap peran.
d. Stres peran timbul kerena struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak
mungkin dilaksanakan.
e. Stres peran, terdiri dari : konflik peran, peran yang tidak
jelas, peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu
banyak.
f. Identitas diri (self identity)
Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang
bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis
semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh
(Sunaryo, 2004). Hal-hal penting yang terkait dengan identitas
diri, yaitu:
a. Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan
berkembangnya konsep diri.
12
b. Individu yang memiliki perasaan identits diri kuat akan
memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik,
dan tidak ada keduanya.
c. Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak
bayi.
d. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan
perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan
maupun perlakuan masyarakat.
e. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai
diri sendiri, kemampuan, dan penguasaan diri.
f. Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima
dirinya.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas
utama pada masa remaja (Stuart, 2007).
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut
Tarwonto & Wartonah, (2003) dalam Hartati, (2008) yaitu:
a. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan
dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep diri.
b. Budaya
13
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang
tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Lingkungan yang
dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan
psiko-sosial. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang
dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan
lingkungan psiko-sosial adalah segala lingkungan yang
dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis
yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.
c. Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat
berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal
misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih
efektif. Sumber eksternal misalnya, dukungan dari
masyarakat, dan ekonomi kuat.
d. Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan
meningkatkan konsep diri demikian juga sebaliknya.
e. Stressor
Stressor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan
baru, ujian, dan katakutan. Jika koping individu tidak
14
adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan
kecemasan.
f. Usia, keadaan sakit dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi diri.
2.1.4 Kepribadian yang Sehat
Inti dari kepribadian individu ialah dimana individu
berhubungan dengan orang lain. Kepribadian tidak cukup diuraikan
melalui teori perkembangan dan dinamika diri sendiri. Menurut
Stuart dan Sundeen (1991) dalam Keliat, 1992, kepribadian yang
sehat yaitu:
a. Gambaran diri positif
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan
perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi
saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, dan perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
b. Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri yang realistis akan
mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
c. Konsep diri positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses di
dalam hidupnya.
d. Harga diri tinggi
15
Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan
memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan
bermanfaat. Ia memandang dirinya sangat sama dengan apa
yang ia inginkan.
e. Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian yang sehat akan
berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat
kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain
dan membina hubungan interpenden.
f. Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya, yang member arah
kehidupan dalam mencapai tujuan.
2.1.5 Konsep Diri Penderita TB Paru
Perubahan psikis yang muncul dari penderita TB paru
adalah menjadi lebih irritable/ mudah marah, merasa tidak mampu
melakukan tugas dan lain-lain. Dengan melihat beberapa hal diatas
penderita TB paru sering mengalami penurunan harga diri sehingga
terjadi kerusakan interaksi sosial.
Stuart dan Sundeen menyebutkan bahwa harga diri rendah
merupakan salah satu dari rentang respon maladaptive pada
rentang respon konsep diri. Diduga ada pengaruh status sebagai
penderita TB dengan kerusakan interaksi sosial.
16
2.2 Tuberkulosis Paru-paru
2.2.1 Definisi Tuberkulosis Paru-paru
Tuberculosis paru merupakan penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya.
2.2.2 Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman
berbentuk batang berukuran 2-4 μ x 0,2-0,5 μm, bentuknya
seragam, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Dinding selnya
mengandung lipid sampai hampir 60% dari berat seluruhnya,
kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel menyebabkan bakteri
ini sangat tahan terhadap asam, basa, dan kerja antibiotik
bakterisidal.
Kuman TB memerlukan oksigen untuk tumbuh dan
kelangsungan hidupnya (obligat aerob obligat). Energi diperoleh
dari hasil oksidasi senyawa karbon sederhana. Karbon dioksida
(CO2) dapat merangsang pertumbuhan. Suhu pertumbuhan 30-
40oC dan suhu optimum 37-38 oC. Bakteri akan mati pada suhu 60o
selama 15-20 menit. Pada suhu 30o C atau 40-45o C, bakteri sukar
17
tumbuh atau bahkan tidak dapat tumbuh. Pengurangan oksigen
menurunkan metabolisme bakteri.
2.2.3 Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M.
tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli
lalu berkembang biak dan terlihat tertumpuk. Menguapnya droplet
bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat
bakteri tuberculosis yang terkandung dalam droplet nuclei terbang
ke udara. Apabila bakteri terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
berpotensi terkena infeksi bakteri tuberculosis. Penularan lewat
udara disebut dengan istilah air-bone infection.
2.2.4 Penatalaksanaan Medis
a. Pemeriksaan Fisik
Pada tahap dini sulit diketahui.
Ronchi basah, kasar, dan nyaring.
Hipersonor/ timpani bila terdapat kavtas yang cukup dan
pada auskultasi memberikan suara umforik.
Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi interkostal, dan
fibrosis.
Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi
memberikan suara pekak).
b. Pemeriksaan Tambahan
18
Sputum kultur : untuk memastikan apakah keberadaan M.
tuberculosis pada stadium aktif.
Ziehl neelsen (Acid-fast applied to smear of body fluid) :
positif untuk BTA.
Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer patch) :
reaksi positif (area indurasi 10mm atau lebih, timbul 48-72
jam ssetelah injeksi antigen intradermal) mengindikasikan
infeksi lama dan adanya antobodi, tetapi tidak
mengindikasikan penyakit sedang aktif.
Chest X-ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi
awal di bagian atas paru-paru, deposit kalsium pada lesi
primer yang membaik atau cairan pleura.
Histologi atau kultur jaringan : positif untuk M.
tuberculosis.
Needle biopsy of lung tissue : positif untuk granuloma TB,
adanya sel-sel besar yang mengindikasikan nekrosis.
Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan
beratnya infeksi: misalnya hipotermia mengakibatkan retensi
air.
ABGs: mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat, dan sisa
kerusakan paru-paru.
19
Bronkografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk
melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru-paru
karena TB.
Darah : lekosistis, LED meningkat.
Test fungsi paru-paru : VC menurun, dead space
meningkat, Total Lung Capacity (TLC) meningkat, dan
menurunnya saturasi O2 yang merupakan gejala sekunder
dari fibrosis/ infiltrasi parenkim paru-paru dan penyakit
pleura.
c. Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis (OAT)
1. Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah
Rifampisin (R) dan Streptomisin (S).
Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin
dan Isoniazid (INH).
2. Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri
semidormant).
Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah
Rifampisin dan Isoniazid.
Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan
Ridampisin dan Isoniazid. Untuk very slowly bacilli,
digunakan Pirazinamid (Z).
20
3. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai
aktivitas bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
Akstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambol
(E), asam para-amino salisilik (PAS), dan sikloserine.
Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan
oleh Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi
sekunder.
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat
yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis
obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO
adalah Rifampisin, Izoniazid, Pirazinamid, Streptomisin, dan