Konsep Definisi dan Metodologi PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 8 KONSEP DEFINISI DAN METODOLOGI PDRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu : 1. Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses produksi 2. Konsumsi Akhir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Pengeluaran akhir merupakan pembelian dari semua barang dan jasa (barang konsumsi, output pemerintah dan lembaga swasta non profit, barang modal, perubahan persediaan, semua barang yang diekspor) yang disuplai dalam suatu perekonomian. Nilainya akan melebihi dari output yang diproduksi oleh sektor-sektor produksi domestik sebesar nilai impor barang dan jasa. Nilai produksi domestik akan diperoleh dari selisih pengeluaran akhir dengan total impor, yang persamaannya dapat ditulis : Di mana C h : Konsumsi Rumah Tangga C n : Konsumsi Lembaga Swasta Non Profit C g : Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan Y = C h + C n + C g + I i + I s + X - M ………….. (1) II BAB II
42
Embed
Konsep Definisi dan Metodologi DAN METODOLOGI · PDF filedomestik sebesar nilai impor barang dan jasa. ... dan, penyusutan barang modal. Dikurangi dengan : ... Pembentukan Modal Tetap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 8
KONSEP DEFINISI DAN METODOLOGI
PDRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan
barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam
masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua
macam yaitu :
1. Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam proses produksi
2. Konsumsi Akhir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat
Pengeluaran akhir merupakan pembelian dari semua barang
dan jasa (barang konsumsi, output pemerintah dan lembaga swasta
non profit, barang modal, perubahan persediaan, semua barang yang
diekspor) yang disuplai dalam suatu perekonomian. Nilainya akan
melebihi dari output yang diproduksi oleh sektor-sektor produksi
domestik sebesar nilai impor barang dan jasa. Nilai produksi
domestik akan diperoleh dari selisih pengeluaran akhir dengan total
impor, yang persamaannya dapat ditulis :
Di mana Ch : Konsumsi Rumah Tangga
Cn : Konsumsi Lembaga Swasta Non Profit
Cg : Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan
Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X - M ………….. (1)
II BAB II
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 9
Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto
Is : Perubahan Stok
X : Ekspor
M : Impor
Y : PDRB.
Dari persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi :
di mana :
C : Konsumsi Rumah Tangga, Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT), Pemerintah dan
Pertahanan
I : Investasi
X : Ekspor
M : Impor
Untuk melihat hubungan antara pendapatan dan permintaan
terhadap barang dan jasa dapat ditulis sebagai berikut :
PDRB sama dengan nilai seluruh pengeluaran akhir dikurangi
dengan nilai total impor.
Y = C + I + X – M ……..….…… (2)
PDRB = Σ PENGELUARAN AKHIR - IMPOR
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 10
2.1. KONSEP DAN DEFINISI
2.1.1. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAHTANGGA
Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri dari semua
pengeluaran atas pembelian barang dan jasa dikurangi dengan
hasil penjualan neto dari barang bekas atau apkiran. Pengeluaran
tersebut termasuk pembelian aktiva berwujud yang tidak dapat
diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti hasil karya seni,
barang-barang koleksi dan barang antik. Termasuk juga pembelian
barang tahan lama seperti meubeler, sepeda motor, mobil dan
barang elektronik (komputer, TV, radio) dan imputasi sewa rumah
sendiri. Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga meliputi nilai
barang dan jasa yang dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti hasil
kebun, peternakan, kayu bakar dan biaya hidup lainnya serta barang-
barang dan jasa.
Di samping itu pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan,
pendidikan, rekreasi, pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk
dalam konsumsi rumah tangga. Pembelian rumah tidak termasuk
pengeluaran konsumsi, tetapi pengeluaran atas rumah yang
ditempati seperti sewa rumah, perbaikan ringan, rekening air, listrik,
telepon dan lain-lain merupakan konsumsi rumah tangga.
2.1.2. PENGELUARAN KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT YANG MELAYANI RUMAH TANGGA (LNPRT)
Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga (LNPRT)
adalah lembaga formal maupun informal yang dibentuk atau
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 11
dibiayai oleh perorangan atau kelompok masyarakat dalam rangka
menyediakan jasa pelayanan yang bersifat non komersial khususnya
bagi anggota masyarakat umum tanpa adanya motivasi untuk meraih
keuntungan.
Bentuk Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga
adalah sebagai berikut :
1. Organisasi Kemasyarakatan,
2. Organisasi Sosial,
3. Organisasi Profesi,
4. Perkumpulan Sosial / Kebudayaan / Olah raga dan Hobi,
5. Lembaga Swadaya Masyarakat,
6. Lembaga Keagamaan,
7. Organisasi Bantuan Kemanusiaan / Beasiswa.
2.1.3. PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
Pengeluaran konsumsi pemerintah didefinisikan sebagai
jumlah seluruh pengeluaran pemerintah yang meliputi : pembelian
barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa pegawai
(belanja pegawai) dan, penyusutan barang modal.
Dikurangi dengan :
Hasil penjualan barang dan jasa (Output pasar) pemerintah
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan
dikonsumsi oleh pemerintah).
Kegiatan Pemerintah yang tidak dapat dipisahkan adalah
Memproduksi barang sejenis dengan barang yang
dihasilkan oleh perusahaan swasta. Misal: Pencetakan publikasi,
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 12
reproduksi karya seni, pembibitan tanaman dsb.
Ciri pokok kegiatan : bersifat insidentil dari fungsi pokok lembaga.
Hasil penjualannya : disebut pendapatan dari barang yang
dihasilkan
Menghasilkan jasa : seperti jasa pendidikan, kesehatan, museum,
rekreasi dsj. yang dibiayai oleh keuangan pemerintah.
Ciri pokok : pemerintah memungut pembayaran tidak
mencapai/sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkannya.
Hasil penjualannya : disebut pendapatan dari jasa yang diberikan
Output pemerintah utamanya adalah Output non pasar
lainnya yaitu output yang dihasilkan dan dipergunakan sendiri oleh
pemerintah atau disebut juga konsumsi pemerintah
Namun demikian, ada kemungkinan output pasar terjadi di
output pemerintah. Terjadinya output pasar menganut prinsip
dimana output tersebut harus terjual paling tidak senilai 50 % dari
ongkos produksi.
Contoh : Biaya di RS Pemerintah, tiket museum, pendapatan yang
diperoleh dari penjualan informasi cuaca oleh BMG.
RUANG LINGKUP PENGELUARAN KONSUMSI
PEMERINTAH
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meliputi :
1. Konsumsi Pemerintah Pusat, yaitu pengeluaran konsumsi dari
seluruh instansi baik yang ada di pusat maupun kantor
wilayahnya (dinas vertikal) di daerah.
2. Konsumsi Pemerintah Daerah, yang mencakup :
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 13
Pemerintah daerah propinsi
Pemerintah daerah kabupaten/kota
Pemerintah daerah desa
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Daerah Propinsi
mencakup:
Konsumsi seluruh Pemerintah desa
Konsumsi pemerintah daerah kabupaten/kota yang terdapat
di wilayah propinsi
Konsumsi pemerintah daerah propinsi
Konsumsi pemerintah pusat yg merupakan bagian dari
konsumsi pemerintah daerah propinsi
Sejak tahun 2007 format pelaporan keuangan daerah sudah
mulai mengadopsi Standar Analisa Belanja (SAB), dengan
demikian kinerja keuangan pemerintah daerah akan lebih bisa
terukur. SAB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya
terhadap suatu kegiatan.
Sedangkan tujuan penyusunan SAB yang dilakukan pada
saat perencanaan anggaran Daerah, antara lain untuk :
1. Meningkatkan kemampuan Unit Kerja dalam menyusun
anggaran berdasarkan skala prioritas anggaran Daerah, tugas
pokok dan fungsi, tujuan, sasaran, serta indicator kinerja
pada setiap program dan kegiatan yang direncanakan;
2. Mencegah terjadinya duplikasi dan atau tumpang tindih
kegiatan dan anggaran belanjanya pada masing-masing dan
antar Unit Kerja;
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 14
3. Menjamin kesesuaian antara kegiatan dan anggaran dengan
arah, kebijakan, strategi dan prioritas penyelenggaran
pemerintahan dan pelayanan public, mengurangi tumpang
tindih belanja dalam kegiatan investasi dan non investasi;
dan
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan
Keuangan Daerah.
Dalam rangka perhitungan SAB (Standar Analisa Belanja),
anggaran belanja unit kerja dikelompokkan menjadi belanja
langsung dan tidak langsung.
1. Belanja Langsung
Belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program atau kegiatan yang direncanakan. Jenis Belanja Langsung
dapat berupa Belanja Pegawai, Belanja Barang dan jasa, Belanja
Pemeliharaan dan Belanja Perjalanan Dinas.
Keberadaan anggaran belanja langsung merupakan
konsekuensi adanya program atau kegiatan. Karakteristik belanja
langsung adalah input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat diukur
dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan.
Variabilitas jumlah komponen belanja langsung sebagian
besar dipengaruhi oleh target kinerja (tingkat pencapaian program
atau kegiatan) yang diharapkan.
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 15
2. Belanja tidak langsung
Belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program atau kegiatan. Jenis belanja tidak langsung dapat berupa
belenja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan serta
belanja perjalanan dinas.
Keberadaan anggaran belanja tidak langsung bukan
merupakan konsekuensi ada atau tidaknya suatu program kegiatan.
Belanja tidak langsung digunakan secara periodik (umumnya
bulanan) dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kewenangan
pemerintah daerah yang bersifat umum.
2.1.4. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meliputi seluruh
pengeluaran untuk unit produksi yang menambah daya produksi
aktiva tetap dikurangi dengan penjualan dari barang-barang modal
bekas ditambah penjualan barang-barang lain yang berasal dari
daerah atau negara lain.
Secara rinci, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
terdiri dari :
a). Penambahan bersih (baru atau bekas) oleh produsen,
asset berwujud yang dapat diproduksi kembali yang
mempunyai umur satu tahun atau lebih dan digunakan
bukan untuk keperluan militer.
b). Pengeluaran atas peningkatan dan perubahan barang-
barang modal yang diharapkan memperpanjang umur
barang tersebut atau dapat meningkatkan
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 16
produktivitasnya.
c). Pengeluaran atas reklamasi tanah dan perbaikannya,
pengembangan dan perluasan perkebunan,
pertambangan, hutan, lahan pertanian dan perikanan.
d). Penambahan ternak yang dipelihara untuk diambil
tenaga, susu, bulu dan pembibitan ternak potong.
2.1.5. INVENTORY
Inventory adalah persediaan barang/jasa yang masih dikuasai
oleh unit-unt ekonomi yang dihasilkan pada waktu sebelumnya
untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual atau diberikan
pada pihak lain. Inventory juga berarti persediaan produk yang
berasal dari pihak lain yang tujuannya untuk digunakan sebagai
�Inventori Barang Berharga
Lainnya
Tangible
PMTB
Intangible
Pembelian Barang Modal Baru
DN + LN (+)
Pembelian Barang Modal Bekas LN
(+)
Penjualan Barang Modal Bekas
(-)
Perbaikan Besar Barang
Modal (+)
PEMBENTUKAN MODAL BRUTO
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 17
input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih
lanjut.
Investasi merupakan kegiatan penanaman modal pada
berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan (benefit) pada masa-masa yg akan datang. Inventori
merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40 persen dari total modal yang
diinvestasikan. Definisi inventori secara umum merupakan hasil
produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai
aktivitas ekonomi, juga merupakan bagian dari aktiva atau harta
(aset) lancar perusahaan.
Inventori pada Perusahaan
Fungsi persediaan/inventori pada perusahaan adalah sebagai
berikut:
Pembentukan Modal Tetap Bruto (Tangible assets)
� Stok
Pembelian Barang Modal Baru DN + LN (+)
Pembelian BarangModal Bekas LN
(+)
Penjualan BarangModal Bekas
(-)
Perbaikan Besar Barang
Modal (+)
PEMBENTUKAN MODAL BRUTO
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 18
Mengantisipasi permintaan yang timbul dari konsumen
Memasangkan produksi dengan distribusi
Mengambil keuntungan dari potongan jumlah
Melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga
Menghindari dari kekurangan stok yang terjadi karena cuaca,
kekurangan pasokan, masalah mutu atau pengiriman yang
tidak tepat
Menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik
Adapun jenis-jenis inventori pada perusahaan dapat berupa :
Barang jadi (finished goods)
Barang setengah jadi (semi finished goods)
Bahan baku (raw material)
Bahan penolong
Suku cadang (spare parts)
Inventori pada Pemerintahan
Inventori pada pemerintahan berupa persediaan barang-
barang strategis yang dilakukan pemerintah. Tujuan adanya
inventori pada pemerintahan adalah untuk menjaga stabilitas
ekonomi-politik dalam negeri. Jenis komoditi strategis yang sering
menjadi persediaan adalah beras, gula, gandum, minyak dan kedelai.
Perubahan Inventori adalah perubahan kuantum inventori
pada satu periode.
Kuantum pada 31 Desember tahun n - kuantum pada 1 januari tahun n
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 19
Penyebab terbentuknya perubahan inventori adalah
pembelian, penjualan, digunakan dalam proses produksi, transfer,
hilang, rusak, penambahan berat pada ternak dan lain-lain.
2.1.6. EKSPOR DAN IMPOR
Ekspor barang dan jasa merupakan suatu komponen dari
permintaan akhir, tetapi impor merupakan sumber penyediaan
barang dan jasa, oleh karena impor bukan merupakan produksi
domestik jadi harus dikurangkan dari total penggunaan dalam
PDRB.
Ekspor adalah transaksi ekonomi (penjualan, barter, gifts
atau grants) yang dilakukan oleh penduduk/residen suatu
negara/region kepada non-residen atau pihak luar negeri/region lain,
baik barang maupun jasa.
Impor adalah transaksi ekonomi (pembelian, barter, atau
penerimaan dari gifts atau grants), yang dilakukan oleh
penduduk/residen suatu negara/region dari non-residen atau pihak
luar negeri/region lain, baik barang maupun jasa.
Ekspor dan impor barang dan jasa meliputi angkutan dan
komunikasi, jasa asuransi serta barang dan jasa lain seperti jasa
perdagangan yang diterima pedagang suatu daerah karena
mengadakan transaksi penjualan di luar daerah dan pembayaran
biaya kantor pusat perusahaan induk oleh cabang dan anak
perusahaan di luar daerah.
Pembelian langsung di pasar suatu daerah oleh bukan
penduduk termasuk ekspor barang dan jasa, serta pembelian di luar
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 20
daerah oleh penduduk daerah tersebut dikatagorikan sebagai impor.
Pengeluaran untuk biaya perjalanan yang dibayar oleh majikan
diperlakukan sebagai ekspor dan impor barang dagangan dan bukan
sebagai pembelian langsung.
Yang tidak termasuk ekspor dan impor barang adalah barang
milik penduduk atau bukan penduduk suatu daerah yang melintasi
batas geografis suatu daerah karena merupakan tempat persing-
gahan, barang untuk peragaan, barang contoh dan barang untuk
Estimasi data inventori untuk beberapa sektor tersier
berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Terbuka.
Jenis data yang dimiliki sektor ini umumnya inventori bahan
penolong, perlengkapan kantor, bahan bakar, dan suku cadang.
Kecuali untuk subsektor restoran yang juga memiliki inventori
dalam bentuk bahan baku dan barang jadi.
• Subsektor Hotel dan Restauran: PT Hotel Sahid Jaya
Internasional, PT Bumi Modern, PT Putra Sejahtera
Pioneerindo, PT Plaza Indonesia Reality, PT Fastfood
Indonesia
• Sektor Pengangkutan dan Komunikasi: Pt Steady Safe, PT
Telkom, PT Garuda, PT Berlian Laju Tanker, PT Centris
Multipersada Pratama.
• Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan: PT
Kawasan Industri Jababeka, PT Bhuwanatala Indah Permai,
PT Indonesia Prima Property
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 36
• Sektor Jasa-jasa: PT Indosiar Karya Mandiri, PT Anta
Express
c. Metode Ekstrapolasi
PENGHITUNGAN METODE EKSTRAPOLASI
• Rumus : Posisi Inv ADHK X Indeks Produksi
• Data yang dibutuhkan : Posisi Inv adhk & Indeks produksi
triwulanan persektor perjenis komoditi
• Digunakan untuk menghitung estimasi posisi inventori setiap
akhir periode
2.2.6. EKSPOR IMPOR
Data ekspor dan impor Jawa Barat masih sangat terbatas.
Data yang dapat diperoleh hanya transaksi dengan luar negeri. Data
transaksi dengan luar negeri diperoleh dari Statistik Ekspor Impor
terbitan Badan Pusat Statistik (BPS). Data ekspor impor antar
pulau/Provinsi diperoleh dari Statistik Bongkar Muat, Terminal Bis,
Angkasa Pura melalui Dinas Bea dan Cukai.
Data lain yang diperlukan adalah IHPB untuk ekspor dan
impor yang diperoleh dari Buletin Ringkas terbitan BPS dan juga
data Input-Output Jawa Barat.
Nilai ekspor dan impor yang diperoleh dari transaksi barang
dan jasa dengan luar negeri dan antar pulau/Provinsi merupakan
nilai ekspor impor atas dasar harga berlaku.
Ekspor dan impor antar negara dihitung dengan melihat
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 37
transaksi ekspor impor asal barang antara Jawa Barat dengan luar
negeri, sedangkan ekspor impor antar pulau/Provinsi menggunakan
ratio Input-Output Jawa Barat. Nilai ekspor impor atas dasar harga
konstan 2000 diperoleh dengan cara mendeflasikan nilai ekspor
impor atas dasar harga berlaku dengan IHPB untuk ekspor dan
impor.
Penilaian ekspor dan impor mencakup seluruh ekspor barang
yang dinilai dalam harga free on board (f.o.b), impor barang dalam
harga cost insurance and freight (c.i.f), ekspor dan impor jasa,
pembelian langsung (direct purchase), serta nilai transaksi yang
berasal dari perdagangan yang dilakukan secara ilegal (data tidak
tersedia).
Ekspor barang dinyatakan dalam harga free on board (f.o.b),
yaitu harga barang sampai di atas kapal. Harga ini meliputi:
Biaya pengangkutan sampai ke batas negara
Biaya asuransi pengangkutan sampai ke batas negara
Biaya asuransi pengangkutan sampai ke atas kapal
Komisi
Biaya pembuatan dokumen
Biaya kontainer
Biaya pengepakan
Biaya pemuatan barang ke kapal/pesawat udara/alat
transport lainnya
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 38
Impor barang dinyatakan dalam harga cost insurance freight
(c.i.f), yaitu harga barang sampai di pelabuhan negara pengimpor.
Harga ini meliputi:
Biaya angkut dari batas negara pengekspor ke batas negara
pengimpor
Biaya bongkar barang
Biaya asuransi pengiriman
IILLUUSSTTRRAASSII KKOONNSSEEPP ff..oo..bb
IMPORTIR
INDONESIA
EKSPORTIR
f.o.b
REST OF THE WORLD
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 39
IILLUUSSTTRRAASSII KKOONNSSEEPP cc..ii..ff
IMPORTIR
INDONESIA REST OF THE WORLD
EKSPORTIR
c.i.f
METODE PENGHITUNGAN
Ekspor Barang
Estimasi nilai ekspor barang atas dasar harga berlaku
dilakukan melalui data ekspor barang bulanan dari Statistik
Ekspor BPS yang nilainya disajikan dalam dolar AS menurut
dua digit HS (terinci dalam 99 komoditi).
Nilai ekspor barang dalam dolar AS tersebut disederhanakan
menjadi 18 sektor ekonomi. Kemudian dikonversikan ke
dalam rupiah melalui perkalian nilai dalam dolar AS tersebut
dengan kurs ekspor tertimbang. (Kurs dari Pusat)
Memperkirakan nilai ekspor pembelian langsung. Nilai
ekspor pembelian langsung ini juga dikonversikan ke dalam
nilai rupiah dengan cara mengalikannya dengan kurs ekspor
tertimbang. Kemudian nilai pembelian langsung tersebut
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 40
ditambahkan pada nilai ekspor barang, sehingga diperoleh
total ekspor barang atas dasar harga berlaku.
Nilai ekspor barang atas dasar harga konstan diperoleh
dengan mendeflate total nilai ekspor barang atas dasar harga
berlaku tersebut dengan indeks harga per unit (IHPU) ekspor
sebagai deflatornya.
Impor Barang
Estimasi nilai impor barang atas dasar harga berlaku, pada
dasarnya sama dengan cara yang digunakan dalam
mengestimasi nilai ekspor barang. Nilai impor barang
dinyatakan dalam c.i.f, sehingga komponen biaya
asuransinya harus dikeluarkan karena sudah termasuk dalam
impor jasa. Seharusnya biaya pengangkutan juga dikeluarkan
sehingga diperoleh nilai impor dalam f.o.b (Sejak triwulan I
2008 biaya angkut akan dikeluarkan dari nilai impor
barang)
Impor barang kawasan berikat (dokumen BC 23) sejak
triwulan I 2008 akan dimasukkan dalam penghitungan PDB
Triwulanan.
Nilai impor barang dalam dolar AS dikonversikan ke dalam
rupiah melalui perkalian nilai impor barang dalam dolar
tersebut dengan kurs impor tertimbang. (Kurs dari Pusat)
Nilai impor barang atas dasar harga konstan diperoleh
dengan mendeflate total impor barang atas dasar harga
berlaku dengan indeks harga per unit (IHPU) impor.
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 41
Ekspor - Impor Jasa
Data dari BOP (Balance of Payment) time lag-nya lebih dari
1 triwulan, maka dilakukan 3 macam estimasi dengan
menggunakan analisis time series, (decomposition, winter
method, Arima dan moving average) dengan software
Eview’s 5.0, untuk melihat range yaitu batas atas, tengah dan
batas bawah.
Untuk harga berlaku masih melihat share terhadap barang,
kalau ekspor 8-11 persen sedangkan impor 26-35 persen.
Untuk deflatornya menggunakan deflator yang digunakan
pada penghitungan ekspor impor barang, tapi biasanya lihat
kembali pertumbuhannya, untuk ekspor jasa kita melihat
perkembangan angka pariwisata, tapi kalau impor jasa belum
tersedia datanya, jadi melihat pertumbuhan barangnya.
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 42
PERBEDAAN KONSEP SNA 1968 DAN 1993
KONSEP RINCIAN
1968 1993
Ekspor Barang
Transaksi ekonomi, meliputi : - Penjualan - Barter - Gifts atau grants yang dilakukan oleh residen suatu negara/region dengan non residen. Dinilai dalam harga f.o.b.
Transaksi ekonomi, meliputi : - Penjualan - Barter, dlm basic price - Gifts atau grants yang dilakukan oleh residen suatu negara/region dengan non residen. -Termasuk ilegal. Dinilai dalam harga f.o.b.
Impor Barang
Transaksi ekonomi, meliputi : - Pembelian - Barter - Gifts atau grants yang dilakukan oleh non residen kepada residen suatu negara/region. Dinilai dalam harga c.i.f.
Transaksi ekonomi, meliputi : - Pembelian - Barter - Gifts atau grants yang dilakukan oleh non residen kepada residen suatu negara/region. -Termasuk ilegal. Dinilai dalam harga f.o.b.
Ekspor Jasa
Semua transaksi ekonomi dalam bentuk jasa yang dihasilkan oleh residen suatu negara/region terhadap non residen
Semua transaksi ekonomi dalam bentuk jasa yang dihasilkan oleh residen suatu negara/region terhadap non residen, termasuk kegiatan illegal
Impor Jasa
Semua transaksi ekonomi dalam bentuk jasa yang dihasilkan oleh non residen terhadap residen suatu negara/region
Semua transaksi ekonomi dalam bentuk jasa yang dihasilkan oleh non residen suatu negara/region terhadap non residen, termasuk kegiatan illegal
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 43
KONSEP
RINCIAN 1968 1993
Ekspor Barang
Ekspor barang meliputi: a.Ekspor barang konsumsib. Ekspor bahan baku c. Ekspor barang modal d. Penjualan langsung
Ekspor barang meliputi: a. Ekspor barang konsumsib. Ekspor bahan baku c. Ekspor barang modal d. Penjualan langsung e. Ekspor barang ilegal
Impor Barang
Impor barang meliputi: a. Impor barang konsumsi b. Impor bahan baku c. Impor barang modal d. Pembelian langsung
Impor barang meliputi: a. Impor barang konsumsi b. Impor bahan baku c. Impor barang modal d. Pembelian langsung e. Impor barang ilegal
Ekspor Jasa
Ekspor jasa meliputi: a. Transportation b. Travel c. Communication d. Insurance c. Government services f. Other business
Ekspor-impor jasa meliputi: a. Transportation b. Travel c. Communications d. Construction e. Insurance f. Financial g. Computer and inform. h. Royalties and license i. Other business j. Personal k. Government 1. Ekspor & Impor jasa ilegal
Impor Jasa
Impor jasa meliputi: a. Transportation b Travel c. Communication d. Insurance e. Other business f. Government
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 44
KONSEP EKSPOR IMPOR JASA
(TRANSAKSI INTERNASIONAL JASA-JASA)
1. Jasa Angkutan
Seluruh transaksi jasa transportasi baik laut, udara dan darat,
termasuk sungai serta melalui pipa, yang terdiri dari:
a. Jasa angkutan penumpang (passenger services)
Seluruh biaya transportasi penumpang secara internasional,
mencakup pula:
Biaya transportasi bagian dari paket wisata
Biaya pengangkutan kendaraan
Biaya lain: makan, minum, dan belanja selama perjalanan/di
atas kendaraan
b. Jasa angkutan barang (freight)
Seluruh biaya pengangkutan barang dari batas pabean negara asal ke
tempat tujuan; mencakup pula:
Biaya pemuatan & pembongkaran di pelabuhan yg dipersyaratkan
dalam kontrak, sehubungan dengan ekspor (freight inflows) dan
sehubungan dengan impor (freight outflows) migas & non migas,
sbb :
Angkutan dengan kapal laut, lihat bendera kapal, bukan
kepemilikan.
Kapal milik residen Indonesia berbendera Panama,
mengangkut barang milik residen Indonesia dari Tj. Priok ke
Belawan, maka terjadi IMPOR JASA ANGKUTAN.
Kapal milik residen Indonesia berbendera Indonesia,
Konsep Definisi dan Metodologi
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2005-2007 45
mengangkut barang milik non residen Indonesia dari Batam
ke Singapura, maka terjadi EKSPOR JASA ANGKUTAN
c. Jasa pendukung transportasi (other transport services)