KONSEP DASAR GEOGRAFI TUMBUHAN HEWAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK
HIDUP DI MUKA BUMI
KONSEP DASAR GEOGRAFI TUMBUHAN HEWAN
DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DI MUKA BUMI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Tumbuhan Hewan
Yang dibina oleh Prof. Dr. H. A. Fatchan, M.Pd., M. Si.
Oleh:
Shofi Amaliyah Majid 130721607499
Dika Iqbal Pratama 130721616050
Cornelia Hilda 130721607473
Wijiantoro 130721616048
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
September 2014
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Geografi Tumbuhan dan Hewan adalah salah satu cabang ilmu dari
geografi. Geografi memang sebuah ilmu yang sangatkompleks,
menyangkut segala jenis aspek fisik di bumi dan aspek sosial serta
kaitan antara kedua hal tersebut. Begitupun geografi tumbuhan dan
hewan, bidang studi ini akan menjadi sangat kompleks jika tidak
ditemukan pembatas yang jelas karena ketika membicarakan geografi
tumbuhan dan hewan maka ilmu geografi dan ilmu biologi saling
berkaitan. Maka pada makalah ini akan dibahas apa saja materi yang
dibicarakan pada mata kuliah geografi tumbuhan dan hewan, seperti
definisi geografi tumbuhan dan hewan itu sendiri, konsep dasarnya
yang di dalamnya membahas aspek kajiannya, komponennya, dan
lain-lain.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar geografi tumbuhan dan hewan?
2. Bagaimana perkembangan makhluk hidup di muka bumi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep dasar geografi tumbuhan dan hewan.
2. Menjelaskan perkembangan makhluk hidup di muka bumi.
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Geografi Tumbuhan dan Hewan
Geografi tumbuhan dan hewan adalah salah satu cabang ilmu
geografi. Menurut Fatchan (2013), berdasarkan atas arti kata
geografi tumbuhan dan hewan berasal dari dua kajian cabang ilmu
geografi serta ilmu pengetahuan tumbuhan dan hewan . Dengan
demikian, sebenarnya terdapat kajian dua cabang ilmu yakni geografi
hewan dan geografi tumbuhan.
Pengertian geografi tumbuhan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1. R.B.hind
Geografi tumbuhan adalah suatu analisa penyebar pola tumbuhan di
permuakaan bumi sehubungan dengan suhu,pengruh kehidupan dn unsur
fisika lainnya (R.B Hind, 1843 dalam Maulana 2014).
2. F.J.Meyen
Geografi tumbuhan adalah suatu studi yang secara khusus
menyelidiki hubungan daerah asal,budaya dan manfaat utama
tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kemakmuran bangsa (F.J Meyen, 1846
dalam Maulana, 2014).
3. Nicholas Polunin
Geografi Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan di
seluruh permukaan bumi, mengenai komposisinya, produktivitasnya
setempat, dan khususnya mengenai agihannya (Polunin, 1966: 2).
4. Achmad Fatchan
Geografi tumbuhan (phytogeography atau plant geography) berasal
dari kata phyto atau plants= kehidupan hayati/ tanaman dan
geography=ilmu tentang bumi (keruangan, kewilayahan, kelingkungan,
manusia). Komponennya mempelajari tentang bumi dengan berbagai
gejalanya, manusia dan makhluk hidup tumbuhan, interaksi di
antaranya, penyebaran tumbuhan terkait dengan kondisi: kondisi
iklim, tanah, geologi, geomorfologi, kondisi aktifitas tumbuhan
(Fatchan, 2013).
Berdasarkan beberapa pengertian geografi tumbuhan menurut para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi tumbuhan adalah
suatu studi tentang tumbuhan di bumi, mengenai asal-usulnya,
penyebarannya serta perannya sebagi sumber kemakmuran bagi manusia
di suatu daerah. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat F.J
Meyen yang menyatakan bahwa Geografi tumbuhan adalah suatu studi
yang secara khusus menyelidiki hubungan daerah asal,budaya dan
manfaat utama tumbuhan-tumbuhan sebagai sumber kemakmuran bangsa.
Di dalam teorinya tetap tidak meninggalkan unsur keterkaitan antara
tumbuhan dengan manusia, dengan kata lain beliau tetap
memperhatikan kaitan antara physical dan human, dibuktikan dengan
kalimat di akhir teorinya yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai sumber
kemakmuran bangsa.
Sedangkan pengertian geografi hewan menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Echols dan Hassan Shadily
Zoogeografi adalah ilmu tentang bumi yang berhubungan dengan
hewan atau binatang (Echols dan Shadily, 1984 dalam Dhemajad,
2014).
2. Darlington.
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
dunia hewan kaitannya dengan kondisi dan keadaan yang ada di
permukaan bumi, penyebarannya, dan berbagai aspek yang memberi
pengaruh terhadap penyebaran tersebut, seperti aspek kondisi iklim,
tanah, geologi, geomorfologi, dan kondisi berbagai hewan itu
sendiri (Darlington, 1966: 22-23 dalam Fatchan, 2013: 2).
3. Michael Richter
Ilmu yang mempelajari pola (secara) geografi tentang tumbuhan
dan hewan agar dapat diketahui persebaran hewan dan tumbuhan
tersebut di permukaan bumi berdasarkan ilmu ekologi dan ekosistem
(Richter, 1978 dalam Muhsholeh, 2014).
4. Alfred Russel Wallace
Ilmu tentang bagaimana penyebaran spesies-spesies (hewan dan
tumbuhan) di permukaan Bumi dan bagaimana penyebaran itu terjadi
(Russel, 1870 dalam Muhsholeh, 2014).
5. Brown, James H., and Mark V. Lomolino
Suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana hewan dan (juga)
tumbuhan hidup di berbagai tempat yang berbeda di bumi (Brown,
James H., Mark V. Lomolino, 1962 dalam Muhsholeh, 2014).
6. Achmad Fatchan
Geografi Hewan menurut arti kata bahwa geografi hewan
(zoogeography) berasal dari kata zoo=binatang atau hewan dan
geography=ilmu tentang bumi (keruangan, kewilayahan, kelingkungan,
manusia). Zoogeography=ilmu tentang bumi berkaitan hewan di
dalamnya (Fatchan, 2013: 1).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
hewan-hewan atau sesuatu dari dunia hewan dengan kondisi dan
keadaannya yang ada di permukaan bumi beserta penyebarannnya dan
aspek-aspek yang mempengaruhi penyebaran hewan-hewan tersebut
misalnya keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan, dan keadaan geologisnya.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Darlington. selain itu,
Darlington menjelaskan geografi hewan secara lebih gamblang dan
detail. Hanya saja yang perlu ditambahkan pada definisi geografi
hewan menurut Darlington adalah keterkaitannya dengan manusia,
bagaimana keberadaan hewan dan persebaran hewan mempengaruhi
kehidupan manusia. Sehingga kesimpulan akhir dari pengertian
geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang sebagian besar
berhubungan dengan hewan-hewan atau bagian khusus (terpenting) dari
dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya yang ada di permukaan
bumi beserta penyebarannnya dan aspek-aspek yang mempengaruhi
penyebaran hewan-hewan tersebut misalnya keadaan iklim,
tumbuh-tumbuhan, dan keadaan geologisnya. Serta mempelajari
bagaimana keterkaitan antara keduanya yaitu bagaimana persebaran
dan keberadaan hewan di suatu daerah mempengaruhi kehidupan
manusia.
Dari dua kesimpulan tersebut dapat ditarik lagi menjadi satu
kesimpulan yang padu untuk menjelaskan geografi tumbuhan dan hewan
atau yang dalam Bahasa Inggris disebutBiogeography.
Biogeographyadalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu
tentang tumbuhan dan hewan, mulai dari asal mulanya, proses
penyebarannya, dampak penyebarannya dan keberadaannya terhadap
kehidupan manusia di suatu lokasi tertentu.
Dalam mempelajari geografi tumbuhan dan hewan diperlukan dua
aspek yaitu
1.Aspek/ ilmu geografi
a.Aspek geografi fisik
b.Aspek geografi manusia
2.Aspek/ ilmu biologi (biotik)
a.Aspek biotik tumbuhan
b.Aspek biotik hewan.
Maka jelas bahwa pada pembahasan geografi tumbuhan dan hewan
kaitan antara kedua disiplin ilmu ini (geografi dan biologi) sangat
berkaitan dan saling membutuhkan. Contohnya ketika membicarakan
genetika hewan dan tumbuhan maka ilmu biologi yang dominan
diperlukan sedangkan ketika membicarakan lokasi penyebarannya maka
ilmu geografi yang dominan diperlukan.
Konsep geografi tumbuhan dijelaskan oleh Polunin bahwaThe
vegetations being on analysis of the distributions of vegetables
from over of the surface of the globe in connection with climate
and physical agent, Para vegetasi berada di analisis distribusi
tanaman di atas permukaan bumi kaitannya dengan iklim dan agen
fisik (Polunin, 1966 dalam Fatchan 2013: 5).
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak
ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari
masing-masing faktor tersebut. Tumbuhan merupakan makhluk hidup
yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa
dengan sumber bahan makanan dari gas dan zat cair, melalui bantuan
klorofil oleh cahaya. Tumbuhan dipermukaan bumi sebagai objek
kajian bagi ahli geografi tumbuhan. Bentuk fisik maupun sifat
masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut besaran lintang,
topografi, maupun kedudukannya pada benua. Oleh sebab itu para ahli
geografi tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan
tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim untuk mengkaji
persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan yang sifatnya
natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus
atau rekayasa oleh manusia. Pendekatan yang digunakan dalam kajian
dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi floristik saja yaitu
pendekatan yang hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi
yang lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur yaitu,
bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu terbentuk, tumbuh,
berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan yang
tersebar di permukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan
struktur. Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi
tumbuhan yaitu mengetahui persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena
dunia tumbuhan berdasarkan faktor kelingkungan maupun kewilayahan
dalam konteks keruangan. Selanjutnya geografi tumbuhan juga
menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis daripada aspek
evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada
reaksi-reaksi tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan
seperti cahaya, panas, kelembaban, jenis tanah terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya. Disamping itu kajian
tumbuhan dengan lingkungannya juga mempertimbangkan segala
organisme hidup pada suatu tempat tertentu pada masa tertentu dari
suatu lingkungan tertentu pula. Kajian itu disebut ekosistem yaitu
ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi
pertama-tama harus mempelajari keseluruhan sistem biosfera yang
menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera dapat dikelompokkan menjadi
tiga golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya
yaitu:
a. biosiklus lautan
b. biosiklus air tawar
c. biosiklus daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus
daratan. Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara
garis besar pada empat biokor utama yaitu:
a. biokor lautan
b. biokor savana
c. biokor padang rumput
d. biokor gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu
lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu
tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi,
dataran rendah tebing dan lain-lain. Dalam lingkungan suatu habitat
terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh
masyarakat tumbuhan. Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut
strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang tampak dari luar,
yaitu:
- Bentuk hidup (life form)
- Ukuran dan stratifikasinya
- Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang,
berpencar, tandus, dan lain-lain)
- Fungsi
- Bentuk dan ukuran daun
- Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan
toleransi terhadap suhu, kemudian air maupun tempat tumbuh atau
habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka tumbuhan dapat
digolongkan menjadi:
a. Tumbuhan daerah panas (megaterma)
b. Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
c. Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi
a. Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
b. Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
c. Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
b. Tumbuhan dengan habitat udara
c. Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
d. Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan antara lain:
1. Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi
manusia dan hewan (bianatang)
2. Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3. Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap
persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora
dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi, namun tumbuhan yang
terutama dipelajari adalah tumbuhan yang sempurna atau ideal yaitu
tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai akar, batang,
daun, bunga dan biji.
Tumbuhan sebenarnya dapat dikelompokkan berdasarkan
kesempurnaannya yaitu mulai dari yang paling sederhana sampai ke
yang ideal yaitu bakteri, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan biji.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan
yang perlu diketahui yaitu:
1.Vegetasi, adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat
dipermukaan bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan
bumi). Misalnya: vegetasi rawa, adalah komunitas tumbuhan dalam
setiap ekosistem yang merupakan penutup dari tempat ekosistem
tersebut dan lain-lain.
2.Flora, adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan
alam suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan suatu tempat
(misalnya: flora fauna Nusa Tenggara, dan lain-lain)
3.Hewan, adalah keseluruhan hewan atau binatang yang tersebar
dipermukaan bumi
4.Fauna, adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat tertentu
misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
5.Ekosistem, adalah sebagai suatu rangkaian atau rantai
kehidupan yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk suatu
komunitas kehidupan pada suatu lingkungan tertentu (misalnya
ekosistem padang rumput, ekosistem rawa dan lain-lain)
6.Lingkungan, adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang
meliputi faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan
kondisi dan situasi tempat hidup makhluk.
Habitat, adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau hewan
tertentu.
7.Nits (Nidus), adalah lingkungan kecil (sempit) atau
microenvironment yang khusus, bagi suatu makhluk yang berbeda
dengan makhluk lain.
8.Biotop, adalah komunitas tumbuhan pada suatu habitat dengan
unit topografi primer.
9.Biokor, adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai
sifat-sifat serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
10.Suksesi, adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang
berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (bersifat kontinu),
yang akhirnya sampai pada suatu komunitas tertinggi yang dapat
didukung oleh daerah itu. Hasil akhir dari perubahan komunitas
tumbuhan tersebut disebut klimaks.
Darlington (dalam Fatchan, 2013: 3) menyebutkan bahwa berbagai
komponen yang terkait dengan pembahasan geografi hewan antara lain
sebagai berikut:
1. Tempat asli suatu hewan yang terkait dengan di mana suatu
jenis hewan itu berasal
2. Berbagai tantangan atau rintangan perkembangan suatu makhluk
hidup, meliputi : faktor fisis seperti keadaan lanskap,
orografik,iklim, dan kondisi geografis lainya; faktor lingkungan
ekologi seperti : kelembapan udara, hujan, temperatur, dan kadar
pencemaran atau zat mutant.Kedua hal tersebut sangat berperan bagi
perubahan dan perkembangan suatu spesies hewan yang ada di muka
bumi.
3. Kompetisi, terkait dengan pertahanan hidup (struggle for
life) bagi suatu jenis hewan tertentu dalam mempertahankan
dirinyauntuk tetap eksis di muka bumi.Kompetesi tersebut senantiasa
beraitan dengan tantangan alam, perkembangan ekologi, dan kopetensi
antar makhluk hidup.
4. Keseimbangan antarwilayah yang dihuni oleh berbahai jenis
hewan. Keseimbangan ini dapat menjadkan jenis hewan tertentu dominn
di wilayah tertentu pula. Yang
5. Akibat terjadinya proses evolusi menjadikan timbulnya hewan
lain yang serupa namu berbeda sifatnya. Perbedaan itu bisa berupa
perkembangan ke arah yang lebih sempurna (kompleks) atau ke arah
yang menyimpang (lebih sederhana) dari pada induknya.
6. Terjadi perubahan yang menjadi berbeda-beda dalam bentuk dan
sifatnya, seprti karena kawin silang, modifikasi, atau mutasi.
7. Perubahan yang terjadi pada saat perpidahan tempat (migrasi)
atau proses kehiduan hewan. Perubahan itu seperti: berpindahnya
sekelompok hewan dari daerah satu ke daerah lain yang kondisi
geografisnya sangat berbeda, serta perubahan pada saat proses dari
telur menjadi anak,menjadi hewan muda, dan menjadi hewan
dewasa.
8. Dominasi oleh jenis hewan tertentu. Banyak dijumpai dalam
suatu kompetisi hidup hanya jenis hewan tertententu yang menang,
sehingga jenis hewan tersebut menjadi dominan di wilayah
tertentu.
9. Proses migrasi suatu jenis hewan tertentu menjadikan hewan
tersebut berubah karakteristiknya. Hal ini karena tempat semua
sangat berbeda dengan tempat yang baru. Pola migrasi ini bisa
berbentuk migrasi menetap atau migrasi ulang-alik antar musim
tertentu.
10. Akibat pengaruh sinar matahari (sinar ultraviolet khusunya)
menyebabkan terjadinya suatu evolusi (mutasi). Evolusi ini bisa
berupa adaptasi atau berubah secara tragis, atau berubah bentuk
yang sama sekali berbeda dengan induknya.
Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi
interaksi dan antar aksi populasi suatu spesies dengan spesies
lainnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu
bentuk bentuk kehidupan. Di dalam komunitas tersebut selalu
terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme maupun
manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup
yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup
(lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan
bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat
kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu
proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab
adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang
memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan,
halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran)
atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari
seorang ahli yang bernama Alfred Russel Wallacea (1823 1913) yang
mempelopori penelitian secara modern tentang geografi hewan
(Muhsholeh, 2012). Dia menggambarkan suatu garis khayal yang
merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam
wilayah (kawasan) seperti:
a. Neartik
b. Neotropikal
c. Paleartic
d. Ethiopian
e. Oriental (Asiatik)
f. Australic
Khusus di wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga
berdasarkan ciri tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi
struktur yaitu wilayah Indonesia Barat, yang berciri Asiatik,
Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat
Australik.
Lingkungan makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat
menyesuaikan kedua lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungan tersebut yaitu fisikal adaptation dan
social adaptation. Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara
lain: tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari. Habitat
hewan dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan
udara. Habitat darat dapat digolongkan menjadi: habitat padang
rumput (steppa), habitat hutan tropis basah, habitat hutan musim,
habitat hutan homogen dan habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari
penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan
asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap
spesies hewan itu seharusnya berada di mana-mana. Namun oleh karena
faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan di suatu daerah tidak
dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya
adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi tekanan
populasi dan perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat
melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun
tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain: hambatan
iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan
biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis
dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya
lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis di daerah panas.
Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda
dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara
evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam.
Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa
keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan
selanjutnya yang disebut proses modifikasi. Mutasi adalah perubahan
sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat normal
induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang
bersifat menurun.
Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang
dari normal. Perubahan itu akibat dari perubahan umur dari dalam
gen itu sendiri (misalnya karena perkawinan silang. Perubahan sifat
akibat proses modifikasi tersebut hanya bersifat sementara atau
tidak bersifat menurun. Perkembangan makhluk hidup berdasarkan
teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara
lain:
a. Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
b. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
c. Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
d. Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi, banyak
dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh
pertambahan populasi manusia yang begitu cepat mengakibatkan sistem
ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dipermukaan
bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan
diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari
spesies-spesies makhluk hidup.
Pengawetan alam juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam
dibagi dua kategori, yaitu: perlindungan alam umum dan perlindungan
alam dengan tujuan tertentu. Perlindungan alam umum merupakan satu
kesatuan yaitu flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan
dengan tujuan tertentu melindungi satu atau beberapa unsur dari
alam di daerah tertentu. Perlindungan alam umum dibagi menjadi:
a. perlindungan alam ketat
b. perlindungan alam terbimbing
c. national park
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi:
perlindungan geologi, perlindungan alam botani, perlindungan alam
zoologi, perlindungan antropologi, perlindungan pemandangan alam,
perlindungan hutan, perlindungan margasatwa dan perlindungan
ikan.
Objek Kajianbiogeographyatau geografi tumbuhan dan hewan pasti
terkait dengan bentang alam, karena faktor yang paling banyak
terkait dengan bentuk kehidupan di muka bumi ini adalah keadaan
bentang alam. Bentang alam berasal dari pengertian
katalandscape(Inggris),landchap(Belanda), artinya ialah suatu
pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam bentuk permukaan
bumi, seperti: gunung atau pegunungan, lembah atau ngarai, sungai,
sawah, ladang, kampung (settlement), dan sebagainya, yang sekaligus
terlihat yang nampak sebagai satu kesatuan (Fatchan, 2013: 6).
Menurut Kolars dan Nystuen pada dasarnya bentang alam secara
garis besar dapat digolongkan menjadi dua. Penggolongan itu dikaji
dari sudut aktivitas kegiatan manusia di muka bumi ini. Kedua
bentang alam tersebut yaitu (Kolars dan Nystuen, 1974 dalam Fatchan
2013: 6)
1. Bentang alam asli (original landscape) adalah bentang alam
ciptaan alam yang belum terpengaruh oleh aktifitas kegiatan
manusia, semata adanya karena aktifitas alam.
2. Bentang alam buatan atau bentang alam yang sudah diubah oleh
aktifitas kegiatan manusia, dimana bentang alam ini sudah tidak
original lagi akibat ulah manusia.
Dari kedua bentang alam tersebut tentunya bentang alam asli
adalah bentang alam terbaik untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
penebaran segala jenis tumbuhan dan hewan di muka bumi ini. Karena
pada hakekatnya setiap hewan dan tumbuhan akan lebih nyaman berada
di bentang alam yang original, mereka akansurvive,dan mampu
memaksimalkan kemampuan tubuhnya untuk beradaptasi dengan
lingkungannya sesuai dengan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan,
contohnya seekor monyet yang sejak lahir berada di lingkungan hutan
alami akan lebih bisa mempertahankan hidupnya karena sejak kecil
terbiasa memaksimalkan potensi tubuhnya untuk beradaptasi di
lingkungan hutan, sedangkan monyet yang sejak lahir dibesarkan oleh
manusia di pemukiman penduduk dan dibiasakan diberi makan oleh
pengasuhnya, maka ketika dilepas di alam liar monyet tersebut akan
kebingungan dan kurang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Namun pada kondisi tertentu bentang alam buatan memang dibutuhkan
untuk keperluan hidup manusia, seperti adanya kebun binatang yang
berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pariwisata, contoh lain
adalah areal persawahan yang digunakan untuk pertanian padi
sehingga hasilnya dikonsumsi masyarakat sebagai salah satu makanan
pokok.
B. Perkembangan Makhluk hidup di Muka Bumi
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dimulai dari bentuk
kehidupan yang sederhana yang berupa protozoa dan kemudian virus.
Makhluk ini kemudian berkembang (berevolusi) menjadi makhluk hidup
yang badannya terdiri dari beberapa sel seperti bakteri. Bakteri
berkembang (berevolusi) menjadi dua kemlompok besar suatu jenis
makhluk hidup yaitu:
1.Ancestral throcoporeyang merupakan induk (nenek moyang) bagi
berbagai jenis hewan yang ada di muka bumi ini.
2.Bryophitayang merupakan induk (nenek moyang) bagi berbagai
jenis tumbuhan yang ada di muka bumi ini (Mary, 1953; Polunin,
1966dalam Fatchan 2013: 8).
Menurut Anindithya (2011) Bryophyta adalah tumbuhan yang Lumut
adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi belum
mempunyai akar, batang dan daun. Berasal dari bahasa Yunani yaitu,
Bryum yang berarti lumut. Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh
sejati, yaitu xilem dan floem. Ciri ciri Bryophyta adalah sebagai
berikut:
1. Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik
2. Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus)
3. Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
4. Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit sporofit)
5. Reproduksi seksual dan aseksual (spora)
6. Pengangkutan Air, melalui peristiwa Osmosis
7. Pergerakan air dari konsentrasi tinggi ke konsenterasi rendah
melewati membran semi permeabel.
8. Pengangkutan mineral, melalui difusi : pergerakan zat
terlarut (mineral & ion) dari konsentrasi tinggi ke
konsenterasi rendah.
Sejak dahulu kala setiap makhluk hidup telah bergantung terhadap
lingkungan fisik geografisnya dan juga selalu saling membutuhkan
antar makhluk hidup, karena rasa bergantung dan rasa saling
membutuhkan itu lah maka terjadi interkasi yang sangat kuat.
Interaksi-interkasi tersebut yang kemudian membentuk suatu
ekosistem bagi kehidupan makhluk hidup.
Menurut Fatchan (2013: 9) dalam kehidupan tumbuhan dan hewan,
ekosistem terbagi menjadi dua yaitu
1.Lingkungan abiotik merupakan lingkungan fisik meliputi: tanah
atau kontinen, iklim, bentuk morfologi, kondisi perairan, udara,
suhu, dan sinar matahari
2.Lingkungan biotik merupakan lingkungan nonfisik geografi atau
lingkungan berbagai bentuk makhluk hidup yang meliputi: berbagia
jenis hewan dan tumbuhan, serta makro dan mikro organisme.
Interaksi antara kedua lingkungan itu akan membentuk suatu
ekosistem. Ekosistem tak terlepas dari keadaan habitat bagi tempat
hidup suatu makhluk hidup. Habitat di muka bumi secara geografis
dapat digolongkan menjadi: (1) habitat darat meliputi daerah
tundra, gurun dan padang rumput, daerah tropik basah, daerah empat
musim dan daerah sedang: (2) habitat air meliputi lautan atau
habitat air asin air payau atau pantai, dan air tawar atau daerah
sungai (Darlington, 1966 dalam Fatchan 2013: 10).
Proses evolusi bagi suatu makhluk hidup yang ada di muka bumi
ini tak terlepas dari keberadaan lingkungan fisik dan biologis
tersebut. Sedangkan terjadinya suatu proses evolusi dipengaruhi
oleh adanya hal-hal seperti berikut (Polunin, 1966 dalam Fatchan
2013: 10):
1. Proses mutasi merupakan suatu proses perubahan makhluk hidup
akibat adanya zat mutant yang dapat merubah bentuk dan sifat suatu
makhluk hidup;
2. Proses modifikasi merupakan suatu poses perubahan makhluk
hidup akibat dari proses perkawinan khususnya perkawinan silang
antarjenis tanaman, sehingga dapat merubah bentuk dan sifat suatu
makhluk hidup;
3. Proses perkawinan silang itu seperti yang pernah dijelaskan
oleh Mendel dalam teori heriditas. Dalam proses perkawinan silang
yang hasilnya (anaknya) bersifat intermidiet. Perkawinan silang
semacam itu akan terjadi jika kedua jenis mahkluk hidup tersebut
melalui proses perkawinan lini murni (pemurnian genetika) dan;
4. Adanya berbagai proses evolusi karena proses berikut: faktor
letak geografis, pengaruh faktor genetika, dan perubahan
lingkungan, adaptasi dan seleksi, dan faktor seleksi buatan yang
populer pada akhir-akhir ini.
Sedangkan menurut Hardy dan Weinberg (dalam Meiharls, 2009)
menyatakan bahwa faktor evolusi adalah sebagi berikut:
1. Perkawinan tak acak
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Misalnya, burung
merak betina lebih memilih merak jantan dengan bulu ekor yang besar
dan manusia cenderung mengembang biakan hewan atau tanaman yang
menguntung.
2. Migrasi
Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa
alel keluar. Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi
(imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru.
Pergerakan alel antar populasi ini disebut arus gen. Migrasi
menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu populasi.
3. Hanyutan Genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang
memisah dari populasi besar ini disebut hanyutan genetic. Salah
satu sebab dari hanyutan genetic adalah founder effect. Founder,
yang dalam bahasa inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni
tersendiri.
4. Seleksi alam
Terjadinya perubahan pada suatu lingkungan hidup akan
mengakibatkan terjadinya dua hal, yaitu:
a. Organisasi yang dapat menyasuaikan diri dengan lingkungannya
yang baru akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan yang baru akan
mati atau pindah
ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.
5. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang bersifat
menurun.mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan
sumber dari adanya variasi hereditas. Mutasi gen adalah perubahan
struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau karena pengaruh
faktor luar ( alami/buatan ). Penyakit molekuler Hb yang paling
adalah penyakit anemia sel sabit. Penyakit ini ditentukan oleh gen
resesif autosomal yang menyebabkan kelainan darah yang fatal jika
dalam keadaan homozigot. Vernon Ingram, dengan menggunakan teknik
elektroforesis, menemukan adanya perbedaan molekuler antara Hb
normal (HbA) dan Hb sel sabit (Hb)
6. Rekomendasi dan seleksi
Bagian terpenting dari mekanisme evolusi adalah adanya
rekombinasi gen. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui
perkawinan, sehingga reproduksi merupakan faktor penting dalam
proses evolusi.
Maka frekuensi gen dalam populasi dapat tepat stabil dan tetap
berada dalam keseimbangan dari satu generasi ke generasi dengan
syarat :
1. Jumlah populasi besar
2. Perkawinan secara acak atau random
3. Tidak terjadi mutasi maju atau balik
4. Tidak ada seleksi
5. Tidak ada migrasi
PENUTUP
A. Simpulan
1.Biogeographyadalah ilmu yang mempelajari tentang segala
sesuatu tentang tumbuhan dan hewan, mulai dari asal mulanya, proses
penyebarannya, dampak penyebarannya dan keberadaannya terhadap
kehidupan manusia di suatu lokasi tertentu. Dalam
mempelajaribiogeographydiperlukan dua aspek yaitu aspek geografi
dan aspek biologi.
2.Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dimulai dari bentuk
kehidupan yang sederhana yang berupa protozoa dan kemudian virus.
Makhluk ini kemudian berkembang (berevolusi) menjadi makhluk hidup
yang badannya terdiri dari beberapa sel seperti bakteri. Bakteri
berkembang (berevolusi) menjadi dua kelompok besar suatu jenis
makhluk hidup, kemudian dari dua itu berkembang lagi menjadi
berbagai macam melalui evolusi.
DAFTAR RUJUKAN
Anindithya. 2011. Bryophyta.
(http://anindithya.blogspot.com/2011/11/bryophyta.html), (online).
Diakses tanggal 15 September 2014.
Dhemajad. 2014. Apa itu Geografi Tumbuhan dan Hewan.
(http://dhemajad92.wordpress.com/geografi/apa-itu-geografi-tumbuhan-dan-hewan/),
(online). Diakses tanggal 30 Agustus 2014.
Fatchan, Achmad. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta;
Penerbit Ombak.
Maulana, Qasrin. 2014. Geografi Tumbuhan.
(http://maulanananlon.blogspot.com/), (online). diakses tanggal 30
Agustus 2014.
Meiharls. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evolusi.
(http://meiharls.blogspot.com/2009/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-evolusi.html),
(online). Diakses tanggal 15 September 2014.
Muhsholeh. 2012. Pengantar Geografi Hewan.
(http://muhsholeh.blogspot.com/2012/03/pengantar-geografi-hewan.html),
(online). Diakses tanggal 30 Agustus 2014.
Polunin, Nicholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan
Beberapa Ilmu Serumpun (terj) Hal.2. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
http://shofisblog.blogspot.com/2014/10/konsep-dasar-geografi-tumbuhan-hewan.html
ENGERTIAN GEOGRAFI, EKOLOGI DAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN GEOGRAFI, EKOLOGI DAN LINGKUNGAN
A.PENGERTIAN GEOGRAFI
Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan(environmental
geography), sangat berguna untuk memandang terlebih dulu konsep
geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang umum terjadi
adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang
nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu
menyebabkan terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi
menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi,
sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan.
Geografi sering juga dipandang identik dengan kartografi atau
membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para geograf sangat
trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika
kegiatan membuat peta sebagai profesinya.
Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan
di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi
tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya
menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan
pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus
berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan
perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang
bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping
bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari
bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi
bidang ilmu pengetahuan yang memiliki obyek studi, metode, prinsip,
dan konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah
ilmu lainnya.
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang
kajiannya.
Objek studi geografi
Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek
formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang
dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek
material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang
ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir
sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang
meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu
lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan
disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau
batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi,
agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan
disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek
formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang)
yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu
geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan
ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan
keruangan(spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut
dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan
kelingkungan(ecological approach),dan pendekatan kompleks
wilayah(regional complex approach).
Konsep-konsep dasar geografi
1.Lokasi,adalah konsep utama yang akan digunakan untuk
mengetahui fenomena
2.Jarak,yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas
:
3.Keterjangkauan,menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu
tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang
digunakan dan sebagainya.
4.Pola,berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran
sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain.
5.Morfologi,menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga
endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi
dan pegunungan.
6.Aglomerasi,pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan
latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak
positif.
7.Nilai Kegunaan,manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di
muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8.Interaksi Interdependensi,keterkaitan ruang antara satu dengan
yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota
9.Diferensiasi Area,daerah-daerah yan terdapat di muka bumi
berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki
oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
10.Keterkaitan keruangan,hubungan antara penyebaran suatu unsur
dengan unsur yang lain pada suatu tempat
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
geosfer dengan sudut pendang kelingkungan dan kewilayahan dalam
konteks keruangan. Secara mendasar, ruang lingkup ilmu geografi
meliputi segala fenomena yang terjadi di permukaan bumi dengan
berbagai variasi dan organsiasi keruangannya.
Oleh karena itu, geografi dapat memperoleh data dan fakta
dimanapun dan kapanpun. Objek kajian geografi pada dasarnya terbagi
dua, yaitu objek material berupa fenomena geosfer yang terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosferm dan
antroposfer. Sedangkan objek formalnya berkaitan dengan cara
pandang terhadap suatu gejala keruangan di muka bumi.
B.PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologiadalahilmuyang
mempelajariinteraksiantaraorganismedenganlingkungannyadan yang
lainnya. Berasal dari kataYunanioikos("habitat") danlogos("ilmu").
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan olehErnst
Haeckel(1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia
dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya,
dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan
dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan
sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara
organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan
tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat
diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang
dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia,
fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya.
Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi
dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa
semua orang harus memahami ekologi.
Konsep Ekologi
Ekologi mempelajari bagaimanamakhluk hidupdapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi,biologidan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
denganzoologidanbotaniyang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakanrantai makananmanusiadan tingkat tropik.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasanekosistemdengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktorabiotikdanbiotik. Faktor
abiotik antara lainsuhu, air, kelembaban,cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara
seluruhkomponenekosistem harus dipertahankan dalam kondisi
yangstabildanseimbang(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu
komponen akan memengaruhikomponenlainnya.Homeostatisadalah
kecenderungan sistembiologiuntuk menahan perubahan dan selalu
berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti
halnya komponen penyusunnya yaituorganismedanpopulasi. Dengan
demikian, ekosistem dapat dianggap suatucibernetikdialam.
Namunmanusiacenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah
ini.
ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam
tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir
manusia
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia
dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya,
dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan
dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan
sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara
organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan
tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat
diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang
dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia,
fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya.
Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi
dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa
semua orang harus memahami ekologi.
Bagian-bagian Ekologi
Batas wilayah kerja ekologi sangat luas, oleh sebab itu ada
bagian-bagian ekologi yangmengkhususkan perhatiannya kepada
bagian-bagian tertentu yaitu:
Tingkat organisasi individu-individu dinamakanAutoekologi
Tingkat organisasi populasi dinamakanDemoekologi
Tingkat organisasi bionose (komunitas) dinamakanSynoekologi
Tingkat organisasi ekosistem disebutEkologi Murni
Tingkat organisasi lingkungan masyarakat dan biosfir
dinamakanMan and Bioshere Ecology
Ekologi murni mencurahkan perhatiannya pada fungsi ekosistem
atau proses pengaliran energi dan materi dalam ekosistem. Bagian
ekologi yang mempelajari fungsi dari ekosistem lazim disebut
denganProduksiekologi. Struktur dari ekosistem
dinamakanStrukturekologi. Selain itu juga ekologi murni mempelajari
proses hubungan timbalebalik antara komponen abiotik dan komponen
biotik yang berada dalam ekosistem.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar
memahami lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam
dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan demi pengamanan
dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke
depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan
pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.
C.Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup
dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah
jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di
dalam ruang yang kita tempati.Ahmad(1987:3) mengemukakan bahwa
lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur
tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.Ilmu lingkunganmenekankan
kajiannya pada faktor edafik (seperti faktor fisiko, kemis, dan
biologis) atau faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi
kehidupan organisme
Menurut Otto Sumarwoto (1989) Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Lingkunganadalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam sepertitanah,air,energi surya,mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai
berikut:
1.Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen
makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas
mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan
manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasikasikan menjadi:
a.Produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan
makanan bagi makhluk hidup lainnya;
b.Konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
c.Pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan
menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke
dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing
tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di
sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain
adalah batuan, tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini
disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik merupakan
kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati
(unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara.
Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik
Jenis-jenis Lingkungan Hidup
1.Lingkungan Hidup Alami.
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang
terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan
komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami
bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme
yang sangat tinggi.
2.Lingkungan Hidup Binaan/Buatan.
Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan
manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik
teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup
binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya
selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
3.Lingkungan Hidup Sosial.
Lingkunganhidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial
dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk
lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia
sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat
sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari
dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi)
antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu
dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam
(lingkungan sik), sosial, dan budaya.
1) Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang
meliputi kondisi iklim, tanah, siogra, dan batuan.
2) Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan
karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk
sosial.
3) Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta
manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan
tatanan kelembagaan sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup
tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan
dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu komponen dan
komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen
dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.
Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan
hutan untuk dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam
praktiknya, kegiatan tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor
kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai reaksinya
terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas
tinggi.
Oleh karena itu untuk mempelajari geografi lingkunagn di
perlukan ilmu lain yang bisa mendukung seperti geografi, dan
ekologi karena antara geografi, ekologi dan lingkungan merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan sebab keduanya kurang
lebih sama membahas tentang lingkungan baik lingkungan biotik
maupun abiotik.
http://kasmatyusufgeo10.blogspot.com/2012/10/pengertian-geografi-ekologi-dan.html
Pendahuluan
Sebelum membahas tentang geografi hewan tumbuhan, tidak ada
salahnyajika kita menguraikansecara singkat ilmu biologi. Paparan
singkat tersebut penting karena kajian geografi hewan tumbuhan
merupakan kajian yang mempertemukan antara ilmu geografi dengan
biologi.
Biologiadalahilmuyang mempelajari aspek fisikkehidupan. Istilah
"biologi" dipinjam daribahasa Belanda,biologie, yang juga
diturunkan dari gabungan katabahasa Yunani, ,bios("hidup") dan
,logos("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam daribahasa
Arab, juga berarti "ilmu kehidupan".
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap
kelompokorganisme, sepertibotani(ilmu tentangtumbuhan),zoologi(ilmu
tentanghewan), danmikrobiologi(ilmu tentangjasad renik).
Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik
kelompok organisme dipelajari dalamsistematika, yang di dalamnya
mencakup pulataksonomidanpaleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri
fisik bagian tubuh dipelajari dalamanatomidanmorfologi, sementara
fungsinya dipelajari dalamfisiologi. Perilaku hewan dipelajari
dalametologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun
waktu panjang dipelajari dalamevolusi, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalambiologi
perkembangan. Interaksi antar sesama makhluk dan dengan alam
sekitar mereka dipelajari dalamekologi. Mekanisme pewarisan sifat
yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis
makhluk hidup dipelajari dalamgenetika.
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan
bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan
makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan
keberhasilan pembangunan. Geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi,
yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup di atas
permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi
manusia (human geography), geografi hewan (zoogeography) dan
geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi Tumbuhan
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena
tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya
dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian
juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan
aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak
ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari
masing-masing faktor tersebut.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding
sel yang terdiri dari selulosa dengan sumber bahan makanan dari gas
dan zat cair, melalui bantuan klorofil oleh cahaya. Tumbuhan
dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Bentuk fisik maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda
menurut besaran lintang, topografi, maupun kedudukannya pada benua.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan
perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan
iklim untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan yang sifatnya
natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus
atau rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah
bukan saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang hanya
berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting
adalah pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan
yang hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara
umum penggolongan tumbuhan yang tersebar di permukaan bumi lebih
didasarkan pada pendekatan struktur. Sebab pendekatan tersebut
sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui persamaan
dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor
kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya
pada bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun penyusunan
tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada
reaksi-reaksi tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan
seperti cahaya, panas, kelembaban, jenis tanah terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya. Disamping itu kajian
tumbuhan dengan lingkungannya juga mempertimbangkan segala
organisme hidup pada suatu tempat tertentu pada masa tertentu dari
suatu lingkungan tertentu pula. Kajian itu disebut ekosistem yaitu
ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi
pertama-tama harus mempelajari keseluruhan sistem biosfera yang
menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera dapat dikelompokkan menjadi
tiga golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya
yaitu:
a.biosiklus lautan
b.biosiklus air tawar
c.biosiklus daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus
daratan. Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara
garis besar pada empat biokor utama yaitu:
a.biokor lautan
b.biokor savana
c.biokor padang rumput
d.biokor gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu
lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu
tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi,
dataran rendah tebing dan lain-lain. Dalam lingkungan suatu habitat
terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh
masyarakat tumbuhan. Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut
strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang tampak dari luar,
yaitu:
-Bentuk hidup (life form)
-Ukuran dan stratifikasinya
-Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang,
berpencar, tandus, dan lain-lain)
-Fungsi
-Bentuk dan ukuran daun
-Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan
toleransi terhadap suhu, kemudian air maupun tempat tumbuh atau
habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka tumbuhan dapat
digolongkan menjadi:
a.Tumbuhan daerah panas (megaterma)
b.Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
c.Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi
a.Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
b.Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
c.Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi:
a.Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
b.Tumbuhan dengan habitat udara
c.Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
d.Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan antara lain:
1.Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi
manusia dan hewan (bianatang)
2.Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3.Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap
persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora
dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi, namun tumbuhan yang
terutama dipelajari adalah tumbuhan yang sempurna atau ideal yaitu
tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai akar, batang,
daun, bunga dan biji.
Tumbuhan sebenarnya dapat dikelompokkan berdasarkan
kesempurnaannya yaitu mulai dari yang paling sederhana sampai ke
yang ideal yaitu bakteri, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan biji.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan
yang perlu diketahui, yaitu:
Vegetasi,adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat dipermukaan
bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan bumi).
Misalnya: vegetasi rawa, adalah komunitas tumbuhan dalam setiap
ekosistem yang merupakan penutup dari tempat ekosistem tersebut dan
lain-lain.
Flora,adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam
suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan suatu tempat
(misalnya: flora fauna Nusa Tenggara, dan lain-lain)
Hewan,adalah keseluruhan hewan atau binatang yang tersebar
dipermukaan bumi
Fauna,adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat tertentu
misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
Ekosistem,adalah sebagai suatu rangkaian atau rantai kehidupan
yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk suatu komunitas
kehidupan pada suatu lingkungan tertentu (misalnya ekosistem padang
rumput, ekosistem rawa dan lain-lain)
Lingkungan,adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang meliputi
faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan kondisi dan
situasi tempat hidup makhluk.
Habitat,adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau hewan
tertentu.
Nits (Nidus),adalah lingkungan kecil (sempit)
ataumicroenvironmentyang khusus, bagi suatu makhluk yang berbeda
dengan makhluk lain.
Biotop,adalah komunitas tumbuhan pada suatu habitat dengan unit
topografi primer.
Biokor,adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai sifat-sifat
serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
Suksesi,adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang
berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (bersifat kontinu),
yang akhirnya sampai pada suatu komunitas tertinggi yang dapat
didukung oleh daerah itu.Hasil akhir dari perubahan komunitas
tumbuhan tersebut disebut klimaks.Geografi HewanGeografi hewan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia
hewan dalam hubungannya dengan kelingkungan dan kewilayahan dalam
konteks keruangan.Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari
zoology (ilmu hewan) dan geografi. Zoology merupakan cabang ilmu
hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan (binatang). Sedang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan maupun persamaan
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam
konteks keruangan. Dengan demikian zoogeography atau geografi hewan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia
hewan dengan kondisi dan keadaannya di permukaan bumi dengan sudut
pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan
seperti batas-batas distribusi, zonasi, radial distribusi, kawasan
distribusi dan lain-lain.Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah
tertentu selalu terjadi interaksi dan antar aksi populasi suatu
spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau
kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan. Di dalam komunitas tersebut
selalu terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme
maupun manusia.Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada
makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang
tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu
bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah
atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk
ekosistem.Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat
suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi,
sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan
yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa
rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan
(penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.Mempelajari geografi hewan
dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli yang bernama Alfred
Russel Wallacea (1823 1913) yang mempelopori penelitian secara
modern tentang geografi hewan. Dia menggambarkan suatu garis khayal
yang merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas
enam wilayah (kawasan) seperti:a. Neartikb. Neotropikalc.
Palearticd. Ethiopiane. Oriental (Asiatik)f. AustralicKhusus di
wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri
tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu
wilayah Indonesia Barat, yang berciri Asiatik, Wilayah Peralihan
dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat Australik.Lingkungan
makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan
fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua
lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan tersebut yaitu fisikal adaptation dan social adaptation.
Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain: tanah, udara,
air, temperatur dan sinar matahari.Habitat hewan dapat digolongkan
menjadi habitat darat, laut, air tawar dan udara. Habitat darat
dapat digolongkan menjadi: habitat padang rumput (steppa), habitat
hutan tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan
habitat tundra.Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa
mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode
pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu,
sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada di mana-mana.
Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan di
suatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak
adanya adaptabilitas.Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan
dipengaruhi tekanan populasi dan perubahan habitat. Sedang sarana
untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan
baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi
antara lain: hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis
dan hambatan biologis.Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu
antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah
dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan
sejenis di daerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan
panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna
lebih gelap).Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi
secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi
alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat
pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam
keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi. Mutasi adalah
perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat
normal induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang
bersifat menurun.Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu
yang menyimpang dari normal. Perubahan itu akibat dari perubahan
umur dari dalam gen itu sendiri (misalnya karena perkawinan silang.
Perubahan sifat akibat proses modifikasi tersebut hanya bersifat
sementara atau tidak bersifat menurun. Perkembangan makhluk hidup
berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan antara lain:a. Evolusi terjadi karena faktor letak
geografis.b. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetikac.
Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksid. Evolusi karena faktor
seleksi buatan.Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi,
banyak dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh
pertambahan populasi manusia yang begitu cepat mengakibatkan sistem
ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dipermukaan
bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan
diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari
spesies-spesies makhluk hidup.Pengawetan alam juga mempunyai nilai
ekonomi. Perlindungan alam dibagi dua kategori, yaitu: perlindungan
alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
Perlindungan alam umum merupakan satu kesatuan yaitu flora, fauna
dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan tujuan tertentu
melindungi satu atau beberapa unsur dari alam di daerah tertentu.
Perlindungan alam umum dibagi menjadi:a. perlindungan alam ketatb.
perlindungan alam terbimbingc. national parkPerlindungan alam
dengan tujuan tertentu dibagi menjadi: perlindungan geologi,
perlindungan alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan
antropologi, perlindungan pemandangan alam, perlindungan hutan,
perlindungan margasatwa dan perlindungan ikan.
http://muhsholeh.blogspot.com/2012/09/konsep-dasar-geografi-hewan-dan-tumbuhan.html