PEMBAHASAN 3.1 Dasar Oleh Paton dan Littleton Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya berbeda – beda. Adapun seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) adalah sebagai berikut: 1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business entity) Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan usaha diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan usaha sehingga usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jawab kepada pemilik. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBAHASAN
3.1 Dasar Oleh Paton dan Littleton
Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau
konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah
diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis
mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang
isinya berbeda – beda. Adapun seperangkat konsep dasar yang
dikemukakan Paton dan Littleton (1970) adalah sebagai berikut:
1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business entity)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai
suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan
dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau
sudut pandang akuntansi. Berdiri sendiri dan bertindak atas
namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan usaha
diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini
mempersonifikasikan badan usaha sehingga usaha dapat melakukan
perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan
bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan
pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan
kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen
terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut
pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan
dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan
kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang
bertanggung jawab kepada pemilik.
1
Implikasi Konsep Kesatuan Usaha:
1.1 Batas kesatuan
Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan
ekonomik dari pada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik
adalah kendali (Control) oleh suatu manajemen.
1.2 Pengertian ekuitas
Secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau
kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan
pendefenisian secara struktural bahwa ekuitas adalah residual
pemilik terhadap aset bersih sebagaimana didefenisi dalam
rerangka konseptual FASB.
1.3 Pengertian pendapatan
Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang
dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan aset
perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset masuk
(misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang
atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas
masuk itulah yang disebut pendapatan. Pada saat terjadi
pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada
pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah, jadi
pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan
usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan
utang kesatuan usaha kepada pemilik.
1.4 Pengertian biaya
Biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya kewajiban
dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan
produk dalam rangka menciptakan pendapatan menyebabkan aset
2
A = K + E + P – B
+ I – D
(sediaan barang) berkurang. Berkurangnya aset (sebesar kos
barang terjual) inilah yang disebut biaya.
1.5 Sistem berpasangan
Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilim
mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan
aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti
bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi
keuangan harus selalu ditunjukkkan. Untuk melaksanakan hal ini
dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.
1.6 Persamaan akuntansi
Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen dengan
penyedia dana dan manajemen bertanggungjawab kepada mereka.
Pertanggungjelasan menuntut agar aset yang dipercayakan kepada
manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan
keuangan harus menunjukkan hubungan ini. Hubungan fungsional
inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
1.7 Artikulasi
Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa
laba dalam statement laba-rugi akan sama dengan laba dalam
statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir
dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah
rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep kesatuan usaha.
Pendapatan(P). Biaya(B). Laba(P-B) didefinisi sebagai
3
perubahan aset yang akhirnya mempengaruhi ekuitas. Posisi
keuangan awal digabung dengan perubahan akan menghasilkan
posisi keuangan akhir. Hubungan ini dapat dilukiskan sbb:
Posisi akhir : A* = K* + E*
Posisi awal : A = K + E
Perubahan : ∆A = ∆K + ∆E
Akibat artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana
untuk melaporkan perubahan bersih aset dan kewajiban (aset
bersih). Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi
pengukuran aset dan kewajiban sebagai fokus. Sementara itu,
ekuitas merupakan akibat pengukuran perubahan aset bersih,
sehingga tidak didefinisi secara semantic seperti aset dan
kewajiban.
2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada
tanda-tanda atau gejala-gejala maupun rencana pasti di masa
datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.
Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan
berlangsung sampai waktu yang tak terbatas. Konsep ini
dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau
pada saat akuntansi menghadapi pilihan dalam proses
perekayasaan atau penyusunan standar. Yang menjadi dasar
validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini
dianut akuntansi atas dasar penalaran bahwa kelangsungan
4
hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan
normal/umum/logis, bukan untuk mati atau dilikuidasi.
Perusahaan tidak didirikan untuk usaha yang berjangka pendek
sehingga likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk
akal dalam pendirian perusahaan.
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha
2.1 Arti Penting Laporan Periodik
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha
untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus
menerus dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan
menyerahkan barang/jasa yang menimbulkan aliran biaya sebagai
aliran keluar aset (sumber ekonomik). Laba periodik dalam
pelaporan keuangan menjadi informasi penting dalam menilai
daya melaba (earning power) perusahaan. Daya melaba adalah
rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodic
tertentu. Tingkat imbalan investasi periodic merupakan tingkat
mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu yang
diukur secara periodic. Daya melaba dipadang sebagai
kecenderungan laba atau rata-rata tingkat imbalan investasi
dalam jangka panjang.
2.2 Kedudukan Statemen Laba-Rugi
Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan
pendapatan dan biaya dalam mengukur daya melaba jangka
panjang, sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai
statemen keuangan periodic bersifat tidak final. Implikasi
konsep ini terhadap standar adalah adanya ketentuan penyajian
statemen laba-rugi periodic secara komparatif/serial, paling
5
tidak untuk 2 periode berturut-turut. Fluktuasi laba tahunan
adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk
dalam statemen laba-rugi all-inclusive.
2.3 Fungsi neraca dan penilaian elemennya
Dengan konsep kontinutas usaha tujuan pelaporan pos
neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi – potensi jasa
yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan
pendapatan dalam periode periode berikutnya. Proses penentuan
jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca
merupakan pengukuran sisa potensi jasa, sehingga akuntansi
menilai pos – pos neraca berdasarkan kos historis (historical cost
principle concept ).
3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/ agregat-harga
atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi
atau kegiatan pertukaran merupakan bahan oleh dasar akuntansi
yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik
yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar
(biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos
pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan
tersebut.
3.1 Istilah yang tepat
Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan
istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara
pembeli dan penjual. Istilah penghargaan sepakatan/ agregat-
harga cukup memadai untuk mencakupi pandangan dari kedua pihak
tersebut.
6
3.2 Jasa di balik kos
Dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga itu
sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi
jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti
penting.
3.3 Keterbatasan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari
informasi ayng mungkin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
oelh pihak eksternal dan manajemen.
4. Kos melekat (Cost attach)
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang
direpresentasinya sehingga kos bersfat mudah bergerak dan
dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti
objek yang dilekatinya.
4.1 Saat pengakuan nilai tambah
Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam
mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap
kos mempunyai daya saling mengikat bial digabungkan dengan kos
lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai dasar
implikasipenting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat
produk fisis yang dihasilkannya.
4.2 Wadah penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos di pecah,
dikelompokkan, dan kemudian digabung kembali mengikuti unit
7
fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk
sebagai wadah atau penakar penggabungan.
5. Upaya dan hasil (Effort and accomplishment)
Konsep ini menyatakan bahwa baiya merupakan upaya dalam
rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Denagn kata lain,
tidak ada hasil (pendapatan) tanoa upaya (biaya).
Konsep ini mempunyai beberapa implikasi:
5.1 Perlunya basis asosiasi
Ukuran keefektifan akan tepat apabila hasil ditandingkan
dengan upaya yang menimbulakan hasil tersebut. Diperlukanlah
dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedau komponen
tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur
kinrja yang terandalkan.
5.2 Penakar asosiasi ideal dan praktis
Penakar yang dimaksud di sini tidak lain adalah dasar
atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakar
yang palingcocok adalah penakar yang dapat menunjukkan secara
tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar
adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan
yang masuk dalam penakar tersebut.
5.3 Laba akuntansi versus ekonomi
Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan,
laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik
atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau
perpajakan. Namun demikian akuntansi juga mengupayakan agar
8
laba akuntansi sedapat-dapatnya merupakan representasi atau
proksi labaekonomik.
5.4 Kos aktual
Dalam menandingkan upaya dengan hasi, akuntansi hanyalah
menandingkan upaya yang benar-benar telah dialakukan oleh
suatu kesatuan usaha sehungga laba yang diperoleh adalah
selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang
sesungguhnya terjadi.
5.5 Asas akrual atau himpun
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan
biaya yang menyatakan bahwa pendapatan di akui pada saat hak
kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke
pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul
lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang
dan jasa yang diserahkan tersebut. Sebagai konsekuensi saat
ini, akuntansi mengakui pos-pos akrual dan tangguhan.
Penghimpunan atau pengerat hubungannya denganproses
penandingan.
5.6 Pengertian depresiasi
Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotetis. Depresiasi
harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang
diberikan oleh aset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat
pemerolehan atau pemberhentian aset tersebut.
5.7 Kapasitas menganggur
Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda
tertentu harus tetep merupakan biaya untuk menghasilkan
pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau
bahkan menambah rugi operasi. Misalnya, suatu perusahaan
9
membeli alat pengangkutan(truk) dengan kapasitas angkutan lima
ton dan menentukan bahwa depresiasi didasarkan atas metoda
garis lurus. Masalahny adalah kalau truk tersebut tidak selalu
dipakai atau mengangkut barang kurang dari lima ton ,apakah
biaya depresiasi harus dikurangi? Depresiasi total truk
tersebut dapat disamakan dengan kos sewa truk tersebut dengan
tarif sewa atau dasar waktu (misalnya tahunan) dan seluruh kos
sewa telah dibayar dimuka.
5.8 Pos-pos luar biasa
Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya
mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penje;lasan yang cukup
diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa
pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos
pendapatan lainnya terhadap kenaikan aset atau sebaliknya
bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda denagn pengaruh pos-pos
biaya lainnya terhadap penurunan aset.
6 Bukti terverifikasi dan objektif (Variviable, objective evidence)
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan
mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalanyang
cupuk tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh