Top Banner
PEMBAHASAN 3.1 Dasar Oleh Paton dan Littleton Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya berbeda – beda. Adapun seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) adalah sebagai berikut: 1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business entity) Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan usaha diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan usaha sehingga usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jawab kepada pemilik. 1
40

Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Jan 31, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

PEMBAHASAN

3.1 Dasar Oleh Paton dan Littleton

Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau

konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah

diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau penulis

mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang

isinya berbeda – beda. Adapun seperangkat konsep dasar yang

dikemukakan Paton dan Littleton (1970) adalah sebagai berikut:

1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business entity)

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai

suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,

bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari

pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan

dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau

sudut pandang akuntansi. Berdiri sendiri dan bertindak atas

namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan usaha

diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini

mempersonifikasikan badan usaha sehingga usaha dapat melakukan

perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan

bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan

pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan

kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen

terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut

pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan

dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan

kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang

bertanggung jawab kepada pemilik.

1

Page 2: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Implikasi Konsep Kesatuan Usaha:

1.1 Batas kesatuan

Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan

ekonomik dari pada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik

adalah kendali (Control) oleh suatu manajemen.

1.2 Pengertian ekuitas

Secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau

kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan

pendefenisian secara struktural bahwa ekuitas adalah residual

pemilik terhadap aset bersih sebagaimana didefenisi dalam

rerangka konseptual FASB.

1.3 Pengertian pendapatan

Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang

dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan aset

perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset masuk

(misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang

atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas

masuk itulah yang disebut pendapatan. Pada saat terjadi

pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada

pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah, jadi

pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan

usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan

utang kesatuan usaha kepada pemilik.

1.4 Pengertian biaya

Biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya kewajiban

dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan

produk dalam rangka menciptakan pendapatan menyebabkan aset

2

Page 3: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

A = K + E + P – B

+ I – D

(sediaan barang) berkurang. Berkurangnya aset (sebesar kos

barang terjual) inilah yang disebut biaya.

1.5 Sistem berpasangan

Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilim

mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan

aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti

bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi

keuangan harus selalu ditunjukkkan. Untuk melaksanakan hal ini

dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.

1.6 Persamaan akuntansi

Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen dengan

penyedia dana dan manajemen bertanggungjawab kepada mereka.

Pertanggungjelasan menuntut agar aset yang dipercayakan kepada

manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan

keuangan harus menunjukkan hubungan ini. Hubungan fungsional

inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan tersebut

dirumuskan sebagai berikut:

1.7 Artikulasi

Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa

laba dalam statement laba-rugi akan sama dengan laba dalam

statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir

dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah

rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep kesatuan usaha.

Pendapatan(P). Biaya(B). Laba(P-B) didefinisi sebagai

3

Page 4: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

perubahan aset yang akhirnya mempengaruhi ekuitas. Posisi

keuangan awal digabung dengan perubahan akan menghasilkan

posisi keuangan akhir. Hubungan ini dapat dilukiskan sbb:

Posisi akhir : A* = K* + E*

Posisi awal : A = K + E

Perubahan : ∆A = ∆K + ∆E

Akibat artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana

untuk melaporkan perubahan bersih aset dan kewajiban (aset

bersih). Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi

pengukuran aset dan kewajiban sebagai fokus. Sementara itu,

ekuitas merupakan akibat pengukuran perubahan aset bersih,

sehingga tidak didefinisi secara semantic seperti aset dan

kewajiban.

2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)

Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada

tanda-tanda atau gejala-gejala maupun rencana pasti di masa

datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.

Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan

berlangsung sampai waktu yang tak terbatas. Konsep ini

dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau

pada saat akuntansi menghadapi pilihan dalam proses

perekayasaan atau penyusunan standar. Yang menjadi dasar

validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup

perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini

dianut akuntansi atas dasar penalaran bahwa kelangsungan

4

Page 5: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan

normal/umum/logis, bukan untuk mati atau dilikuidasi.

Perusahaan tidak didirikan untuk usaha yang berjangka pendek

sehingga likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk

akal dalam pendirian perusahaan.

Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha

2.1 Arti Penting Laporan Periodik

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha

untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus

menerus dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan

menyerahkan barang/jasa yang menimbulkan aliran biaya sebagai

aliran keluar aset (sumber ekonomik). Laba periodik dalam

pelaporan keuangan menjadi informasi penting dalam menilai

daya melaba (earning power) perusahaan. Daya melaba adalah

rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodic

tertentu. Tingkat imbalan investasi periodic merupakan tingkat

mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu yang

diukur secara periodic. Daya melaba dipadang sebagai

kecenderungan laba atau rata-rata tingkat imbalan investasi

dalam jangka panjang.

2.2 Kedudukan Statemen Laba-Rugi

Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan

pendapatan dan biaya dalam mengukur daya melaba jangka

panjang, sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai

statemen keuangan periodic bersifat tidak final. Implikasi

konsep ini terhadap standar adalah adanya ketentuan penyajian

statemen laba-rugi periodic secara komparatif/serial, paling

5

Page 6: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

tidak untuk 2 periode berturut-turut. Fluktuasi laba tahunan

adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk

dalam statemen laba-rugi all-inclusive.

2.3 Fungsi neraca dan penilaian elemennya

Dengan konsep kontinutas usaha tujuan pelaporan pos

neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi – potensi jasa

yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan

pendapatan dalam periode periode berikutnya. Proses penentuan

jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca

merupakan pengukuran sisa potensi jasa, sehingga akuntansi

menilai pos – pos neraca berdasarkan kos historis (historical cost

principle concept ).

3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/ agregat-harga

atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi

atau kegiatan pertukaran merupakan bahan oleh dasar akuntansi

yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik

yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar

(biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos

pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan

tersebut.

3.1 Istilah yang tepat

Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan

istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara

pembeli dan penjual. Istilah penghargaan sepakatan/ agregat-

harga cukup memadai untuk mencakupi pandangan dari kedua pihak

tersebut.

6

Page 7: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

3.2 Jasa di balik kos

Dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga itu

sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi

jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti

penting.

3.3 Keterbatasan Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari

informasi ayng mungkin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

oelh pihak eksternal dan manajemen.

4. Kos melekat (Cost attach)

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang

direpresentasinya sehingga kos bersfat mudah bergerak dan

dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti

objek yang dilekatinya.

4.1 Saat pengakuan nilai tambah

Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam

mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap

kos mempunyai daya saling mengikat bial digabungkan dengan kos

lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai dasar

implikasipenting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat

produk fisis yang dihasilkannya.

4.2 Wadah penggabungan

Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos di pecah,

dikelompokkan, dan kemudian digabung kembali mengikuti unit

7

Page 8: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk

sebagai wadah atau penakar penggabungan.

5. Upaya dan hasil (Effort and accomplishment)

Konsep ini menyatakan bahwa baiya merupakan upaya dalam

rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Denagn kata lain,

tidak ada hasil (pendapatan) tanoa upaya (biaya).

Konsep ini mempunyai beberapa implikasi:

5.1 Perlunya basis asosiasi

Ukuran keefektifan akan tepat apabila hasil ditandingkan

dengan upaya yang menimbulakan hasil tersebut. Diperlukanlah

dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedau komponen

tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur

kinrja yang terandalkan.

5.2 Penakar asosiasi ideal dan praktis

Penakar yang dimaksud di sini tidak lain adalah dasar

atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakar

yang palingcocok adalah penakar yang dapat menunjukkan secara

tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar

adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan

yang masuk dalam penakar tersebut.

5.3 Laba akuntansi versus ekonomi

Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan,

laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik

atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau

perpajakan. Namun demikian akuntansi juga mengupayakan agar

8

Page 9: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

laba akuntansi sedapat-dapatnya merupakan representasi atau

proksi labaekonomik.

5.4 Kos aktual

Dalam menandingkan upaya dengan hasi, akuntansi hanyalah

menandingkan upaya yang benar-benar telah dialakukan oleh

suatu kesatuan usaha sehungga laba yang diperoleh adalah

selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang

sesungguhnya terjadi.

5.5 Asas akrual atau himpun

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan

biaya yang menyatakan bahwa pendapatan di akui pada saat hak

kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke

pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul

lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang

dan jasa yang diserahkan tersebut. Sebagai konsekuensi saat

ini, akuntansi mengakui pos-pos akrual dan tangguhan.

Penghimpunan atau pengerat hubungannya denganproses

penandingan.

5.6 Pengertian depresiasi

Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotetis. Depresiasi

harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang

diberikan oleh aset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat

pemerolehan atau pemberhentian aset tersebut.

5.7 Kapasitas menganggur

Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda

tertentu harus tetep merupakan biaya untuk menghasilkan

pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau

bahkan menambah rugi operasi. Misalnya, suatu perusahaan

9

Page 10: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

membeli alat pengangkutan(truk) dengan kapasitas angkutan lima

ton dan menentukan bahwa depresiasi didasarkan atas metoda

garis lurus. Masalahny adalah kalau truk tersebut tidak selalu

dipakai atau mengangkut barang kurang dari lima ton ,apakah

biaya depresiasi harus dikurangi? Depresiasi total truk

tersebut dapat disamakan dengan kos sewa truk tersebut dengan

tarif sewa atau dasar waktu (misalnya tahunan) dan seluruh kos

sewa telah dibayar dimuka.

5.8 Pos-pos luar biasa

Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya

mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penje;lasan yang cukup

diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa

pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos

pendapatan lainnya terhadap kenaikan aset atau sebaliknya

bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda denagn pengaruh pos-pos

biaya lainnya terhadap penurunan aset.

6 Bukti terverifikasi dan objektif (Variviable, objective evidence)

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan

mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalanyang

cupuk tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh

bukti-bukti yang obyektif dan dapat diuji

kebenarannya(keabsahannya/keautentikannya). Objektifitas bukti

harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melindungi

penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data

akuntansi. Jadi , akuntansi tidak mendasarkan diri pada

objektifitas mutlak melainkan pada objektifitas relative yaitu

objektifitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi

dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada

10

Page 11: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

waktu tersebut. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh

bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti transaksi dapat

timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan

usaha dengan pihak luar (pihak independen) atau karena

diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas dasar

kebijakan. Bukti transaksi ini adalah bukti transaksi yang

biasanya dalam penentuan jumlah rupiah tidak berdasarkan hasil

tawar-menawar dengan pihak independen.

6.1 Arti penting untuk pengauditan

Disamping penting karena membantu pencapaian

karakteristik kualitatif informasi yang tinggi, konsep bukti

yang dapat diuji kebenarannya dan objektif itu menjadi penting

dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran

sistemstatment keuangan.

6.2 Objektifitas relatif

Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektifitas bukti

dalam akuntansi bersifat relaatif.

6.3 Objektifitas dan keterverifikasian jangka panjang

Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti

yang sepenuhnya objektif. Konsep dasar bukti terverifikasi dan

objektif dalam akuntansi emngandung elemen variabilitas

sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas.

7. Asumsi (Assumptions)

Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi

landasan penalaran dalam memilih konsep yang relevan:

7.1 Kontinuitas usaha

11

Page 12: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Konsep ini hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman

perusahan pada umumnya.

7.2 Perioda satu tahun

Untuk tujuan “penakaran” terhadap pendapatan dan biaya

yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang

biasanya digunakan adalah satu tahun baik tahun kalender atau

pun tahun buku/ fiskal.

7.3 Kos sebagai bahan olah

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi

didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang

diperoleh perusahaan menunjukkan nialai wajar pada saat

terjadinya.

7.4 Daya beli uang stabil

Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap

menunjukkan nilai landasi asumsi bahwa daya beli uang adalah

stabil sepanjang masa.

7.5 Tujuan mencari laba

Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah

yang ditandingkan sebnarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan

adalah objekyang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.

Denagn kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu

organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba.

7.6 Konsep dasar lain

Substansi dari pada bentuk

Pengakuan hak milik pribadi

Keanekaragaman akuntansi antar entitas

Konservatisma

Pengendali internal menjamin keterandalan data

12

Page 13: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

3.2 Gambaran Konsep Dasar Oleh FASB

3.2.1 Pengertian Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi

yang terstruktur (Belkaouli, 1993). Hal ini disebabkan

struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori

akuntansi yang di dasarkan pada proses penalaran logis

(logical normative). Atas dasar penalaran ini, teori merupakan

proses pemikiran menurut kerangka konseptual tertentu untuk

menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau

fenomena baru.

FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai

suatu format yang saling berkait sebagai berikut : “….suatu

format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep

dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat

menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi

pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi

keuangan dan pelaporan keuangan”. Ada beberapa pihak yang

memandang kerangka konseptual sebagai “ konsistensi” (Undang-

Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan

standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi

badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang muncul

selama proses penentuan standar. Hal ini di lakukan dengan

cara mempersempit permasalahan sehingga dapat di tentukan

apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.

3.2.2 Perumusan Kerangka Konseptual

13

Page 14: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Kerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang

merupakan landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti

karakteristik kualitatif dari informasi, elemen laporan

keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses perumusan kerangka

konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang

dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A

Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh

AAA, Basic Concept and Accounting Principles Underlying

Financial Statement of Business Enterprises (APB Opinion No.

4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement

(Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement

of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977

oleh AAA, dan Statement of  Financial Accounting Concepts

(SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985

oleh FASB. Selanjutnya hanya ditekankan pada kerangka

konseptual FASB. Adanya kebutuhan akan kerangka konseptual

mendorong FASB mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul “

Conceptual Kerangka for Financial Accounting and Reporting :

Elements of Financial Statements and Their Measurement “ pada

tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya pada

perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen kerangka konseptual

dan diberi nama Statement of  Financial Accounting

Concept (SFAC) sebagai berikut :

a)SFAC No. 1 : Objectives of  Financial Reporting by

Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan

keuangan.

b)SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting

Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi yang

14

Page 15: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.

c)SFAC No. 3 : Elemennts of  Financial Statements of

Business Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang akan

dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nir laba.

d)SFAC No. 4 : Objectives of  Financial Reporting by

Nonbusiness Organizationstahun 1980. Isi : kriteria

pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.

e)SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial

Statement of Business Enterprises tahun 1984. Isi :

Definisi dan karakteristik elemen laporan keuangan.

f)SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A

Replacement of  FASB Concepts Statement No. 3 tahun

1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi

organisasi nir laba.

g)SFAC no. 7 “using cash flow information and present value

in accounting measurement”, yang memberikan kerangka

kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan

dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar

pengukuran

3.2.3 Penjelasan atas Statement of  Financial Accounting

Concept (SFAC)

1. SFAC No. 1 (Objectives of Financial Reporting by Business

Enterprises)

Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan

yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses

pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Statement ini

merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa

judgment penilaian yang lebih berorientasi pada pengguna.

15

Page 16: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok

pengguna eksternal. Meskipun demikian, statement ini

menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna eksternal

tersebut mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan

ketidakpastian aliran kas di masa mendatang. Oleh karena

itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan didefinisikan

secara umum dan tidak menyasar pada kepentingan satu

kelompok pengguna saja. Statement ini berasumsi bahwa

pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan dalam membaca

informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement

ini juga menyatakan pentingnya stewardship untuk menaksir

seberapa baik manajemen melaksanakan tugas dan kewajibannya

kepada pemilik dan pihak lain yang berkepentingan. Berikut

ini merupakan beberapa judgment penilaian penting yang

dibuat melalui laporan:

Manfaat penggunaan informasi lebih besar daripada biaya

yang digunakan untuk menyediakan informasi tersebut.

Laporan akuntansi bukan satu- satunya sumber informasi

mengenai perusahaan.

Accrual accounting sangat berguna dalam menaksir dan

memprediksi earning power dan aliran kas suatu

perusahaan.Informasi yang disediakan harus bermanfaat,

tapi pengguna membuat keputusan dan penaksiran mereka

sendiri.

Dokumen ini tidak menyatakan statement mana yang harus

dipakai dan bagaimana formatnya. Namun dokumen ini menyatakan

bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai

sumber ekonomi perusahaan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.

16

Page 17: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

2. SFAC No. 2 (Qualitative Characteristics of Accounting

Information).

Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam

APB Statement 4. Namun yang dibahas di sini merupakan

lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini menempatkan

kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian.

Manfaat informasi haruslah melebihi biaya untuk

menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan

kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi

hambatan besar. Manfaat informasi akuntansi tercermin pada

besarnya manfaat yang diperoleh pengguna untuk mengambil

keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi

akuntansi terkait dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas.

Biaya langsung informasi terkait dengan kegiatan

mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain

itu, informasi (misal sesuai segmentasi) yang dipublikasi

dapat merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam

industry. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan

understandability informasi. Misalnya pengungkapan tambahan

seperti yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau

kurang dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu

terjadinya overload informasi atau kemampuan individu dan

pasar dalam menyerap dan menggunakan informasi. Biaya

informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi

ekonomi yang kemudian menimbulkan masalah penilaian

(valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha diarahkan untuk

17

Page 18: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

berkonsentrasi pada karakteristik representational

faithfulness.

Ø Karakteristik Kualitatif dari Informasi

FSAB dalam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik

kualitatif dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam

memilih : alternatif metoda akuntansi dan pelaporan

keuangan dan persyaratan pengungkapan (disclosure).

Relevan

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut

memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan

dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata

lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi

untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan

keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut

mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang

hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

Keandalan (reability)

Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan

pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada

kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu

informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu

informasi untuk menggambarkan secara wajar

keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya (representational faithfulness).

Daya banding dan konsistensi

Suatu informasi dikatakan bermanfaat kalau informansi

tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar perioda

maupun antar perusahaan. Disampingitu, informasi

18

Page 19: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

dikatakan bermanfaat kalau ada konsistensi dalam proses

penyajiannya.

Pertimbangan cost-benefit

Pertimbangan cost-benefit dipandang sebagai kendala yang

dihadapi dalam penyajian informasi keuangan. Informasi

akuntansi keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam

laporan keuangan, selama manfaat yang diperoleh dari

penyajian informasi tersebut melebihi biaya yang

diperlukan untuk menghasilkannya. Oleh karena itu,

sebelum menyajikan informasi, manfaat yang akan diperoleh

dari informasi tersebut harus dibandingkan dengan biaya

yang akan timbul.

Materialitas

Materialitas merupakan faktor penting yang harus

dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi akuntansi.

Pertimbngan utama dalam konsep ini adalah apakah

penyajian informasi tertentu akan mempengaruhi secara

signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang

timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu

informasi adalah tidak adanya aturan terhadap konsep

tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap

materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu

informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan

profesional.

FASB menyatakan bahwa kegunaan informasi akuntansi

mengartikan bahwa informasi itu adalah relevan dan

reliable. Hal tersebut mengisyaratkan tentang bagaimana

19

Page 20: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

caranya menguji suatu teori akuntansi secara tidak

langsung. Pendekatan yang diketengahkan oleh psikolog

edukasi berbasis pada analisis yang sama, yaitu terdapat

uji reliabilitas. Uji ini pada dasarnya harus dilakukan

melalui penentuan seberapa besar kesalahan yang tercakup

dalam pengukuran. Perhatian terhadap objektifitas sangat

dekat dengan reliabilitas. Objektifitas mencakup alat

kontrol praktis untuk meminimalisir kesalahan dan

bias dalam akuntansi. Adapun tujuannya adalah untuk

membuat konsep dan operasi akuntansi dengan tepat.

Tujuan lainnya adalah untuk memperoleh kesepakatan

umum, menunjukkan adanya konsensus diantara sejumlah ahli

atas suatu ukuran tertentu dan meningkatkan standar

kompetensi dan etika profesi.

FASB menyatakan bahwa suatu keterkaitan antara

reliabilitas dengan relevan mungkin perlu atau bermanfaat.

Adalah mungkin bagi suatu komponen untuk memiliki

reliabilitas yang tinggi tetapi mungkin tidak relevan. Juga

mungkin suatu komponen itu lebih relevan daripada yang lain

walaupun reliabilitasnya tidak begitu tinggi. Dengan

demikian, tidak mungkin terjadi bahwa suatu komponen itu

dikatakan sangat tidak reliable tetapi relevan. Informasi

yang tingkat kesalahannya sangat tinggi tidak dapat

dikatakan relevan. Sikap manajemen terhadap

penerapan suatu standar akuntansi berhubungan

dengan kepentingannya terhadap pengungkapan informasi

akuntansi yang menggambarkan kinerja finansial dalam bentuk

pelaporan keuangan. Teori kegunaan-keputusan informasi

20

Page 21: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah- kaidah yang harus

dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar

dapat bermanfaat dalamm rangka pengambilan keputusan

ekonomi. SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics

of Accounting Information menggambarkan hirarki dari

kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer

dan kualitas sekunder.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan berguna dalam

meyakinkan bahwa informasi keuangan adalah bermanfaat

dalam pengambilan keputusan ekonomi (FASB 1980). Diperlukan

atribut atau kualitas bahwa informasi keuangan seharusnya

memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu relevan dan

reliabel. Materialitas terkait dalam kualitas relevan.

Karakteristik kedua mencakup komparabilitas, konsistensi

dan ketepat-waktuan. Kualitas primer dari informasi yang

berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai

relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability).

Kandungan kualitas primer kegunaan- keputusan informasi

akuntansi meliputi komponen-komponen kandungan dari

nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan (timeliness), nilai

umpan balik (feed-back value) dan nilai prediktif

(predictive-value). Dan komponen-komponen kandungan

reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya

(representational faithfullness), netralitas (neutrality) dan

dapat diperiksa (verifiability). Selain itu juga

terdapat kualitas sekunder, sebagai penghubung antara

kualitas primer, yaitu komparabilitas (comparability) dan

taat asas (consistency).

21

Page 22: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Pernyataan FASB memandang pengungkapan informasi dalam

pelaporan keuangan itu adalah untuk menggambarkan

pengakuan komponen-komponen dan menyajikan

pengukurannya. Tujuan pengungkapan laporan keuangan adalah

untuk menyajikan informasi yang membantu investor dan

kreditur dalam memperhitungkan resiko dan potensi serta

mengijinkannya untuk membandingkan dalam maupun antar

periode tahun. Selain itu adalah untuk menyajikan informasi

mendatang mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan

membantu investor memperhitungkan tingkat kembalian atas

investasinya.

Dalam SFAC No. 1, peranan pelaporan keuangan dipandang

sebagai pembantu investor, kreditur dan pemakai lain dalam

menelaah kualitas informasi yang berguna dalam pengambilan

keputusan bisnis, pertanggung-jawaban manajerial dan adanya

sifat ketidak-pastian dari arus kas bersih perusahaan. FASB

menyatakan bahwa relevan dan reliabilitas adalah dua

kualitas utama yang membuat informasi akuntansi itu

berguna dalam pengambilan keputusan. Relevan diklasifikasikan

sebagai kapasitas dari informasi untuk membuat suatu

perbedaan dalam pembuatan keputusan pemakai.

Reliabilitas didefinisikan sebagai kualitas pemberian jaminan

bahwa informasi secara rasional bebas dari kesalahan

dan bias dan mewakili apa yang akan digambarkan.

3. SFAC No. 3 (Elements of Financial Statements of Business

Enterprises )

22

Page 23: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang akan

diamandemen oleh SFAC No. 6. Statement No. 3 ini menyebutkan

tiga pandangan akuntansi keuangan (revenue-expense, asset-

liability, dan nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut

dalam diskusi memorandum. Statement ini tidak menyebutkan

secara spesifik tipe konsep capital maintenance yang

digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan

pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan. SFAC No. 3

juga mengganti istilah earning menjadi income untuk

mengindikasikan comprehensive atau perubahan total dalam net

asset yang terjadi selama periode sebagai hasil dari kegiatan

operasi perusahaan.

4. SFAC No.4 (Objectives of Financial Reporting by

Nonbusiness Organizations)

Lebih menekankan pada pelaporan keuangan entitas non

bisnis yang memiliki karakter sebagai berikut:

a) Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari

penyumbang yang tidak menginginkan imbalan atau proporsi

ekonomi atas sumbangan yang diberikan.

b) Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang

dan jasa demi mendapatkan profit.

c) Tidak ada hak kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan,

atau menerima distribusi sisa jika terjadi likuidasi.

SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa entitas non bisnis tidak

memiliki indicator tunggal atas kinerja entitas seperti

pengukuran income pada sector profit oriented.

23

Page 24: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

5. SFAC No. 5 (Recognition and Measurement in Financial

Statement of Business Enterprises).

SFAC No. 5, “ Recognition and Measurement in Financial

Statement by Business Enterprises “, dimaksudkan untuk

mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan

pengukuran. Dalam kaitannya dengan pengakuan, SFAC No. 5,

menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pada umumnya konsisten

dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan

radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan menggunakan media

pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan

suatu pengakuan. Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria

yang digunakan untuk mengikuti elemen laporan keuangan

didasarkan pada empat faktor sebagai berikut:

a) Definisi : pos akan diakuai apabila memenuhi definisi

elemen laporan keuangan.

b) Keterukuran : pos tersebut memiliki atribut yang dapat

diukur dengan cukup andal.

c) Relevan : informasi memiliki kemampuan untuk membuat

perbedaan dalam pengambilan keputusan.

d) Keandalan : informasi menggambarkan keadaan sebenarnya

secara wajar, dapat diuji kebenarannya dengan netral.

Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB

melalui discussion memorandum, mengakui adanya 5 dasar

pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset

dan utang, yaitu :

a.Cost historis ( Historical cost ), yaitu jumlah kas atau

setaranya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai

siap untuk digunakan.

24

Page 25: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

b.Cost pengganti terkini ( Current replacement ), yaitu

jumalh kas atau setaranya yang harus dibayar jika aset

yang sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang.

c.Nilai pasar terkini ( Current market value ), yaitu

jumlah kas atau setaranya yang diperoleh dengan menjual

aset kegiatan penjualan normal.

d.Nilai bersih yang dapat direalisasi ( Net realisable

value ), yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa

pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan

dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya

produksi dan penjualan).

e.Nilai sekarang aliran kas mendatang ( Present value of

future cast flow), yaitu nilai sekarang aliran kas masa

mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada

masa yang akan datang.

Ruang lingkup statement ini meliputi format dalam

menyajikan laporan keuangan. SFAC menyatakan bahwa disclosure

(pengungkapan) yang disajikan terpisah dari laporan keuangan

akan sama efektifnya bila ia disajikan bersamaan dengan

laporan keuangan. Selain itu, statement ini juga menyinggung

mengenai earning dan comprehensive income. Salah satu

perhatian khusus SFAC adalah format dan penyajian perubahan

ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan

pemilik. Earning akan menggantikan dan berbeda dari

comprehensive income dengan mengeluarkan efek kumulatif dalam

perubahan prinsip akuntansi pada periode sebelumnya. SFAC ini

juga mengatur mengenai kriteria pengakuan dimana untuk

mengakui atau mencatat revenue dan gain, asset yang diterima

25

Page 26: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

harus realized or realizable atau revenue tersebut sudah

dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi,

asset yang digunakan harus telah digunakan atau asset

tersebut tidak memiliki manfaat lagi di masa mendatang.

Metode pengakuan biaya termasuk matching revenue, write- off

selama periode saat kas dihabiskan atau kewajiban terjadi

untuk item biaya dalam jangka waktu yang sangat pendek, atau

prosedur sistematik rasional yang lain.

6. SFAC No. 6 (Elements of Financial Statements; A

Replacement of FASB Concepts Statement No.3 Also

Incorporating an Amendment of FASB Concepts Statement No.

2).

SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business

Enterprises “, dijelaskan bahwa ada sepuluh elemen laporan

keuangan, yaitu :

o Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin

terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan

oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau

peristiwa masa lalu.

o Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi

yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang berasal dari

kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset

atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang

sebagai akibat transaksi masa lalu.

o Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest)

atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang.

Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

26

Page 27: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

o Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah

kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari

transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu

yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak

kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

o Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah

penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari

transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang

oleh perusahaan kepada pemilik.

o Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah

perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selam satu

perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan

kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari

pemilik.

o Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset

suatu entitas atau penurunan utang suatu entitas (atau

kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal

dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa,

atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan

kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

o Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian

aset suatu entitas, atau penambahan utang suatu entitas

(atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang

berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan

jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan

kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

o Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto)

dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari

27

Page 28: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang

mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi

yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.

o Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto)

dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari

semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang

mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi

yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

7. SFAC No. 7 (Using Cash Flow Information and Present Value

in Accounting Measurement )

Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran

spesifik daripada isu konseptual yang lebih luas, karena itu

statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No.

5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market

value tidak tersedia sehingga harus menggunakan estimasi

aliran kas di masa mendatang.

Present Value Measurement

Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran

present value yang digunakan untuk mensimulasi fair

value. Discount rate harus meliputi risiko dan

ketidakpastian yang merefleksikan pengukuran pasar

terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki

beberapa kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun,

maka aliran kas yang diekspektasi harus menentukan

probabilitas aliran kas individu tertimbang.

Liability Measurement

Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount

rate harus diikutkan dalam perhitungan credit standing

28

Page 29: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

perusahaan.

Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No.

7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan

dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada

saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian. Pendekatan

perumusan teori akuntansi:

Deduktif: perumusan teori dimulai dari perumusan dalil

dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan

selanjutnya rumusan dasar ini diambil kesimpulan logis

tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan.

Jadi, perumusan dimulai dari dalil umum kepada dalil

khusus.

Induktif: penyusunan teori akuntansi didasarkan pada

beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya

dari berbagai sample dirumuskan fenomena yang seragam

atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil

kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi).

3.3 Joint Project FASB-IASB

Leasing merupakan kegiatan penting bagi banyak organisasi,

baik perusahaan publik atau swasta, atau organisasi tidak

untuk profit. Ini adalah sarana untuk mendapatkan akses ke

aset, memperoleh pembiayaan, dan mengurangi eksposur

organisasi terhadap risiko kepemilikan aset. Banyak organisasi

menyewakan aset seperti real estate, pesawat terbang, truk,

kapal, dan konstruksi dan peralatan manufaktur. Karena

prevalensi leasing, penting bagi pengguna laporan keuangan

untuk memiliki gambaran yang lengkap dan dimengerti kegiatan

29

Page 30: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

sewa guna usaha organisasi. Model akuntansi yang ada untuk

sewa memerlukan lessee maupun lessor untuk mengklasifikasikan

sewa sebagai salah capital lease atau sewa operasi dan

memperhitungkan sewa yang berbeda. Mereka model telah dikritik

karena gagal untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan

keuangan karena mereka tidak selalu memberikan representasi

setia transaksi leasing. Akibatnya, telah terjadi permintaan

yang meluas dari pengguna laporan keuangan dan pemangku

kepentingan lainnya untuk mengubah pedoman akuntansi sehingga

lessee akan diperlukan untuk mengakui aset dan kewajiban yang

timbul dari sewa. Selain itu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS

(SEC) mengeluarkan laporan mengenai aktivitas off-balance

sheet pada 2005 dan merekomendasikan bahwa perubahan harus

dilakukan dengan persyaratan akuntansi sewa yang ada untuk

memastikan transparansi dalam pelaporan keuangan. Sejumlah

studi akademis telah membuat rekomendasi serupa.  Tujuan dari

Exposure Draft revisi ini adalah untuk meningkatkan

transparansi dan komparatif antara organisasi dengan mengakui

aset dan kewajiban sewa pada neraca dan mengungkapkan

informasi kunci. 

Prinsip inti dari persyaratan yang diajukan adalah bahwa

suatu organisasi harus mengakui aset dan kewajiban yang timbul

dari sewa. Ini merupakan perbaikan atas standar sewa yang ada,

yang tidak memerlukan aset dan kewajiban sewa sewa untuk

diakui oleh banyak penyewa.  Penyewa guna usaha akan mengakui

aset dan kewajiban sewa dengan kemungkinan jangka waktu

maksimum lebih dari 12 bulan.  Pengakuan, pengukuran, dan

penyajian biaya dan arus kas yang timbul dari sewa oleh lessee

30

Page 31: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

akan tergantung terutama pada apakah lessee diperkirakan akan

mengkonsumsi lebih dari porsi yang signifikan dari manfaat

ekonomi tertanam dalam aset. Untuk tujuan praktis, penilaian

ini sering akan tergantung pada sifat dari aset yang

mendasari. 

JANGKAUAN / LAPANGAN KERJA 

Pertemuan Roundtable Publik 

FASB dan IASB akan menjadi tuan rumah beberapa pertemuan

publik meja bundar tentang revisi proposal bersama mereka pada

sewa yang diterbitkan Mei 2013: revisi diusulkan FASB Standar

Akuntansi Update, Sewa (Topik 842) dan Exposure Draft IASB,

Sewa. Pertemuan meja bundar merupakan bagian penting dari

proses karena Dewan Komisaris dan Direksi pada Konsep Exposure

direvisi. Pertemuan akan memberikan kesempatan bagi mereka

yang telah mengajukan surat komentar, atau yang masih berniat

untuk mengajukan surat komentar, untuk mendiskusikan proposal

dengan Dewan lebih lanjut secara rinci. Untuk memastikan bahwa

Dewan menerima input meliputi berbagai perspektif, Dewan

sedang mencari partisipasi dari pembuat, auditor, investor,

dan lain-lain.  Pada bulan Oktober 2002, FASB dan Standar

Akuntansi Internasional (IASB) mengumumkan penerbitan nota

kesepahaman ("Perjanjian Norwalk"), menandai langkah

signifikan terhadap meresmikan komitmen mereka untuk

konvergensi standar akuntansi AS dan internasional. 

29 Oktober 2002 Siaran Pers 

31

Page 32: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

FASB telah melakukan enam inisiatif kunci berikut untuk

memajukan tujuan konvergensi US GAAP dengan Standar Pelaporan

Keuangan Internasional (IFRS):

1. Proyek bersama yang dilakukan dengan IASB. Proyek bersama

adalah mereka yang pembuat standar telah sepakat untuk

melakukan simultan secara terkoordinasi. Proyek bersama

melibatkan berbagi sumber daya staf, dan setiap usaha

dilakukan untuk menjaga proyek bersama pada jadwal yang

sama waktu di setiap Dewan. Saat ini, FASB dan IASB

sedang melakukan proyek bersama untuk mengatasi Pengakuan

Pendapatan dan Penggabungan Usaha.

2. Proyek konvergensi jangka pendek adalah sebuah proyek

agenda aktif yang sedang dilakukan bersama dengan IASB,

dan diharapkan untuk menghasilkan satu atau lebih standar

yang akan mencapai konvergensi di daerah tertentu. Ruang

lingkup dari proyek konvergensi jangka pendek terbatas

pada perbedaan-perbedaan antara US GAAP dan IFRS di mana

konvergensi sekitar solusi berkualitas tinggi muncul

dicapai dalam jangka pendek. Karena sifat dari perbedaan,

diharapkan bahwa solusi berkualitas tinggi biasanya dapat

dicapai dengan memilih antara yang ada GAAP AS dan IFRS. 

3. Anggota IASB penghubung di situs di kantor FASB. Salah

satu fitur yang paling terlihat dari operasi sehari-hari

FASB yang mempromosikan konvergensi adalah adanya waktu

anggota IASB penuh di tinggal di kantor FASB. James J.

Leisenring, mantan anggota FASB Dewan, adalah anggota

IASB saat mengisi peran anggota Dewan penghubung ke

FASB. Peran diciptakan untuk memfasilitasi pertukaran

32

Page 33: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

informasi dan meningkatkan kerjasama antara FASB dan

IASB. 

4. FASB pemantauan proyek IASB. Proyek IASB dipantau oleh

FASB berdasarkan tingkat FASB kepentingan dalam topik

yang sedang dibahas. 

5. Proyek penelitian konvergensi. Staf FASB saat ini bekerja

pada sebuah proyek penelitian yang berkaitan dengan

konvergensi. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi

semua perbedaan substantif antara US GAAP dan IFRS dan

untuk katalog perbedaan sesuai dengan strategi Dewan

untuk menyelesaikan mereka. Ruang lingkup proyek mencakup

perbedaan standar menangani pengakuan, pengukuran,

penyajian atau pengungkapan. Setiap topik di mana

perlakuan akuntansi tertentu akan diizinkan di bawah satu

dasar akuntansi tetapi tidak akan diizinkan di bawah

dasar lainnya akuntansi termasuk dalam ruang lingkup

proyek.  Pembuat standar, penyusun laporan keuangan dan

auditor, dan regulator harus menyadari persamaan dan

perbedaan antara laporan keuangan yang akan diproduksi di

bawah standar IASC dan mereka diproduksi di bawah standar

nasional. Laporan ini membandingkan masing-masing

"standar inti" IASC (sampai dengan dan termasuk IAS 39)

kepada para GAAP rekan-rekan AS di berbagai bidang

seperti ruang lingkup, definisi, pengakuan dan pengukuran

persyaratan, dan menampilkan dan pengungkapan. 

6. Pertimbangan eksplisit potensi konvergensi dalam semua

keputusan Dewan agenda.Dalam kerangka kriteria agenda

Dewan, semua topik secara resmi dipertimbangkan selain

33

Page 34: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

agenda FASB perlu dinilai untuk kemungkinan kerjasama

dengan IASB (atau setter standar lainnya). Faktor-faktor

yang Dewan menganggap dalam menilai topik untuk agenda

meliputi (a) kemungkinan bahwa resolusi akan meningkatkan

konvergensi standar di seluruh dunia, (b) peluang topik

menyajikan kerja sama dengan pembuat standar lainnya, dan

(c) apakah sumber daya yang tepat dan memadai tersedia

untuk usaha koperasi bersama atau lainnya. 

Sebagai hasil dari inisiatif ini dan lainnya, FASB

mengharapkan untuk membuat kemajuan yang signifikan terhadap

konvergensi internasional dalam beberapa tahun ke

depan. Namun, karena volume perbedaan dan sifat kompleks

beberapa masalah, FASB mengantisipasi bahwa banyak perbedaan

antara standar AS dan internasional akan bertahan jauh

melampaui tahun 2005. (Pada tahun 2005, semua perusahaan

publik yang terdaftar Uni Eropa sedang dibutuhkan oleh Uni

Eropa untuk mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi dengan

menggunakan Standar IASB.)

SIMPULAN

34

Page 35: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau

konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah

diterapkannya pelaporan keuangan. Adapun seperangkat konsep

dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) adalah

sebagai berikut: Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business

entity), Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity),

Penghargaan sepakatan (Measured consideration), Kos melekat (Cost

attach), Upaya dan hasil (Effort and accomplishment), Bukti

terverifikasi dan objektif (Variviable, objective evidence), dan Asumsi

(Assumptions).

FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai

suatu format yang saling berkait sebagai berikut : “….suatu

format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep

dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat

menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi

pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi

keuangan dan pelaporan keuangan”. Proses perumusan kerangka

konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang

dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A

Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh

AAA, Basic Concept and Accounting Principles Underlying

Financial Statement of Business Enterprises (APB Opinion No.

4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement

(Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement

of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977

oleh AAA, dan Statement of  Financial Accounting Concepts

(SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985

oleh FASB.

35

Page 36: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Adanya kebutuhan akan kerangka konseptual mendorong FASB

mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul “ Conceptual

Kerangka for Financial Accounting and Reporting : Elements of

Financial Statements and Their Measurement “ pada tahun 1976.

Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-

1985 dihasilkan enam komponen kerangka konseptual dan diberi

nama Statement of  Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai

berikut : SFAC No. 1 : Objectives of  Financial Reporting by

Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan

keuangan, SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of

Accounting Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi

yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan, SFAC No.

3 : Elemennts of  Financial Statements of Business

Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang akan dicapai dalam

pelaporan keuangan organisasi nir laba, SFAC No.

4 : Objectives of  Financial Reporting by Nonbusiness

Organizationstahun 1980. Isi : kriteria pengakuan dan atribut

pengukuran elemen laporan keuangan, SFAC No. 5 : Recognition

dan Measurement in Financial Statement of Business

Enterprises tahun 1984. Isi : Definisi dan karakteristik

elemen laporan keuangan, SFAC No. 6 : Elements of Financial

Statements: A Replacement of  FASB Concepts Statement No. 3

tahun 1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi

organisasi nir laba, dan SFAC no. 7 “using cash flow

information and present value in accounting measurement”, yang

memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan

yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai

dasar pengukuran

36

Page 37: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

Pada bulan Oktober 2002, FASB dan Standar Akuntansi

Internasional (IASB) mengumumkan penerbitan nota kesepahaman

("Perjanjian Norwalk"), menandai langkah signifikan terhadap

meresmikan komitmen mereka untuk konvergensi standar akuntansi

AS dan internasional. Pada bulan Oktober 2002, FASB dan

Standar Akuntansi Internasional (IASB) mengumumkan penerbitan

nota kesepahaman ("Perjanjian Norwalk"), menandai langkah

signifikan terhadap meresmikan komitmen mereka untuk

konvergensi standar akuntansi AS dan internasional. FASB telah

melakukan enam inisiatif kunci berikut untuk memajukan tujuan

konvergensi US GAAP dengan Standar Pelaporan Keuangan

Internasional (IFRS): Proyek bersama yang dilakukan dengan

IASB, Proyek konvergensi jangka pendek, Anggota IASB

penghubung di situs di kantor FASB, FASB pemantauan proyek

IASB, Proyek penelitian konvergensi, dan Pertimbangan

eksplisit potensi konvergensi dalam semua keputusan Dewan

agenda.

Sebagai hasil dari inisiatif ini dan lainnya, FASB

mengharapkan untuk membuat kemajuan yang signifikan terhadap

konvergensi internasional dalam beberapa tahun ke depan. 

37

Page 38: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

38

Page 39: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

DAFTAR PUSTAKA

.2013. CONVERGENCE IASB. Dapat diakses pada URL :

http://www.fasb.org/intl/convergence_iasb.shtml

(Diakses pada 28 September 2013 pukul 15.00)

.2013. KERANGKA KONSEPTUAL FASB. Dapat diakses pada URL

:

http://sury88.blogspot.com/2012/08/kerangka-konseptual-

fasb_16.html

(Diakses pada 28 September 2013 pukul 14.00)

.2013. KONSEP DASAR AKUNTANSI. Dapat diakses pada

URL : http://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-

dasar-akuntansi/

(Diakses pada 28 September 2013 pukul 18.00)

39

Page 40: Konsep Dasar Akuntansi (SAP 3)

40