Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events) yang menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk, anggaran, dan laporan kinerja yang berguna dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen dapat diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling). Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting dalam suatu perusahaan yang mana mempengaruhi laba perusahaan. Akan tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep dasar akuntansi manajemen sehingga informasi akuntansi yang disajikan akuntan menjadi sia-sia. Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep pembebanan biaya yang mana menujukkan bagaimana suatu biaya dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya produk baik produk berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan konsep system akuntansi manajemen yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas.
29

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen

Nov 10, 2015

Download

Documents

Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang dikonsumsi objek biaya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses

    pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan

    pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events) yang

    menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk,

    anggaran, dan laporan kinerja yang berguna dalam rangka pengambilan

    keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para

    manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah,

    dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen dapat

    diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan

    fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

    (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling).

    Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam

    proses pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan

    dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting dalam

    suatu perusahaan yang mana mempengaruhi laba perusahaan. Akan

    tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep dasar

    akuntansi manajemen sehingga informasi akuntansi yang disajikan

    akuntan menjadi sia-sia.

    Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep

    pembebanan biaya yang mana menujukkan bagaimana suatu biaya

    dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya produk baik produk

    berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan

    eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersebut disajikan

    dalam laporan keuangan dan konsep system akuntansi manajemen

    yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi manajemen

    berdasarkan fungsional dan aktivitas.

  • 21.2. Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:

    a. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya.

    b. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud

    c. Menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang,

    dan jasa.

    d. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen

    berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas.

    1.3. Manfaat

    Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah:

    a. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya

    b. Mampu menjelaskan definisi produk berwujud dan tidak

    berwujud

    c. Mampu menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur,

    dagang, dan jasa serta mampu menjelasakan perbedaan

    diantara ketiganya

    d. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem

    akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan aktivitas

  • 3BAB IIPERMASALAHAN

    2.1 Bagaimana proses pembebanan biaya

    2.2 Apa perbedaan produk berwujud dan tidak berwujud

    2.3 Apa perbedaan laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang,

    dan jasa

    2.4 Apa perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan

    fungsi dan berdasarkan aktivitas

  • 4BAB IIIPEMBAHASAN

    3.1 Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing),Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi(Allocation)

    Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain

    yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar

    system informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan

    pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu, yang

    kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

    3.1.1. Biaya

    Mulyadi (1994), Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang

    dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan

    membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi.

    Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar

    dengan barang atau jasa yang diinginkan. Mengurangi biaya yang

    dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa

    perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya harus di

    tekan, tetapi juga harus di kelola secara strategis. Para manajer harus

    memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar

    dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan begitu,

    posisi strategis perusahaan akan naik, dan terciptalah keunggulan

    kompetitif. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang

    diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternative dipilih dari beberapa

    alternatif lain. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa

    depan. Pada perusahaan yang beorientasi pada laba, manfaat masa

    depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam

    proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan

    kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban.

  • 5Di setiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan

    dalam laporan laba rugi, untuk menentukan laba periode tersebut. Agar

    perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi

    beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat

    memuaskan pemilik perusahaan.

    Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga

    harus melebihi biaya agar menghasilkan cukup banyak laba. Selanjutnya,

    penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan

    mengurangi pengorbanan pelanggan, dan kemampuan menurunkan

    harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab

    itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting

    dalam penyediaan informasi ini kepada manajer.

    3.1.2. Objek Biaya (Cost Object)

    Objek biaya dapat berupa apapun seperti produk, pelanggan,

    departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya

    dan dibebankan (Hansen dan Mowen, 2006). Di dalam perusahaan, objek

    atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yag dihasilkan,

    departemen- departemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran,

    bagian- bagian dalam organisasi yang lain, atau bahkan individu

    (Supiyono, 1993).

    Aktivitas adalah orang orang dan/ atau peralatan yang melakukan

    kerja bagi orang lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja

    yang dilakukan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan

    sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang

    berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian,

    dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai

    objek biaya, tetapi juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya

    untuk objek biaya lainnya.

  • 63.1.3. Keakuratan Pembebanan

    Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting.

    Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan

    dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan

    biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya

    terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Intuisi dan

    anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : lebih baik menjadi

    kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat. Beberapa

    metode pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan lainnya.

    Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang

    salah dan evaluasi yang buruk. Hubungan sebab akibat antara biaya yang

    dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan

    biaya yang secara wajar akurat.

    a. Ketertulusuran (Traceability)

    Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat ditelusuri untuk

    membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya

    dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek

    biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak

    dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya

    langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat

    ditelusuri sebagai objek biaya. Ditelusuri dengan mudah memiliki arti

    bahwa biaya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara

    ekonomi, sementara dilacak dengan akurat memiliki arti bahwa biaya

    dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat.

    Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan

    biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi

    berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang

    dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya.

    Ketertelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan

    pembebanan biaya yang akurat. Mungkin saja suatu jenis biaya

    tertentu digolongkan baik sebagai biaya langsung maupun tidak

  • 7langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan

    banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi

    acuan.

    b. Metode Penelusuran

    Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya,

    dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya

    yang dikonsumsi oleh objek biaya. Tiga metode penelusuran biaya ke

    objek biaya, (Hansen dan Mowen, 2006) :

    1) Penelusuran Langsung

    Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian

    dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan

    suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui

    pengamatan secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga

    kerja dapat diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat

    dibebankan secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya

    harus dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran

    langsung.

    2) Penelusuran Penggerak

    Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk

    membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya,

    penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang

    mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu,

    penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam

    penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat

    dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.

    Penelusuran penggerak menggunakan dua jenis penggerak

    dalam menelusuri biaya ke objek biaya yaitu penggerak sumber daya

    dan penggerak aktivitas. Penggerak sumber daya mengukur

    penggunaan sumber daya atau aktivitas dan digunakan untuk

  • 8membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, sedangkan penggerak

    aktivitas mengukur pemintaan aktivitas oleh objek biaya dan digunakan

    untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

    3) Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)

    Biaya tidak langsung adalah biaya biaya yang tidak dapat

    dibebankan ke objek- objek biaya, baik dengan menggunakan

    penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada

    hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau

    penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan

    biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi.

    Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya

    dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja

    langsung yang digunakan setiap produk. Salah satu keunggulan

    metode alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi.

    kekurangan dari metode pembebanan tidak langsung adalah tingkat

    keakuratan pembebanan biayanya yang rendah.

    Tampilan 1. Model Pembebanan Biaya

    Biaya Sumber Daya

    AlokasiPenelusuranPenggerak

    PenelusuranLangsung

    HubunganSebab-akibat

    AsumsiHubungan

    PengamatanFisik

    Objek Biaya

  • 93.2 Biaya Produk dan Jasa

    Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari objek

    biaya terpenting. Ada dua jenis keluaran : produk berwujud dan jasa.

    Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan

    baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal,

    seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa (service) adalah tugas atau

    aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan, atau aktivitas yang

    dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau

    fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan,

    tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan

    kesehatan, perawatan gigi, dan akuntansi adalah contoh dari berbagai

    aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelanggan. Penyewaan kendaraan,

    video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang memungkinkan pelanggan

    menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

    Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi

    penting. Ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama (perishability),

    tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan heterogenitas (heterogenity).

    Ketidakberwujudan berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat,

    merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa

    tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan lama

    memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa

    depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum , yaitu saat

    barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi

    pada saat diselenggarakan.

    Meskipun jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberapa jasa,

    seperti operasi plastik, memberi pengaruh jangka panjang dan tidak perlu

    diulangi pelanggan tersebut. Jasa lainnya memberi pengaruh jangka

    pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang berulang

    adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu (dry

    cleaning). Tidak dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan

    pembeli jasa biasanya harus melakukan kontrak langsung pada saat

    pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari

  • 10

    produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata mengharuskan

    kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.

    Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak

    langsung dengan pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu

    melakukan kontak langsung dengan dengan insinyur dan pekerja

    perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas berarti bahwa

    terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan

    jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja

    dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang

    bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, serta

    faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor- faktor ini

    membuat penyelenggaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi sulit.

    Berikut berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa sifat

    turunannya, serta interaksinya dengan sistem akuntansi manajemen.

    Tampilan 2. Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen

    Aspek Sifat Tujuan Dampak PadaAkuntansi Manajemen

    Ketidakberwujudan Jasa tidak bisa disimpanTidak ada perlindunganhak patenTidak dapat menampilkanatau mengkomunikasikanjasaHarga sulit ditetapkan

    Tidak ada persediaanKode etik yang ketat.*

    Tuntutan terhadappembebanan biaya yanglebih akurat

    Tidak tahan lama Manfaat jasa cepatkadaluarsaJasa seringkali berulanguntuk satu pelanggan

    Tidak ada persediaan

    Memerlukan standar dankonsistensi mutu yangtinggi.*

    Tidak dapatdipisah

    Pelanggan terlibat langsungdalam produksi jasa.Produksi massal jasa yangtersentralisasi sulitdilakukan.

    Biaya diperhitungkansesuai dengan jenispelanggan.*Menuntut pengukurandan pengendalian mutuuntuk mempertahankankonsistensi.*

    Heterogenitas Variasi yang luas padaproduk dimungkinkan

    Pengukuranproduktivitas dan mutuserta pengendalianharus terus menerus.*

    *Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk berwujud

  • 11

    .3.2.1. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda

    Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan

    manajerial yang spesifik. Jadi, arti dari biaya produk tergantung pada

    tujuan manajerial yang akan dicapai. Definisi biaya produk

    mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat fundamental,

    yaitu: biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda.

    Sebagai contoh pertama, misalkan pihak manajemen tertarik

    dengan analisis tingkat laba strategis. Demi mendukung tujuan ini,

    manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya

    yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini, rantai nilai

    biaya produk telah sesuai, karena memperhitungkan semua biaya yang

    diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis.

    Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah seperangkat

    aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan,

    memroduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk.

    Rantai nilai biaya produk diperoleh pertama-tama dengan membebankan

    biaya ke serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, dan

    kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu ke produk.

    Berikut ilustrasi rantai nilai internal.

    Tampilan 3. Aktivitas Rantai Nilai Internal

  • 12

    Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau

    analisis tingkat laba taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan dan

    pengembangan mungkin tidak relevan khususnya untuk produk yang

    telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk menerima atau menolak

    pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang ditawarkan

    oleh pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan

    pelayanan pesanan khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi dalam

    rantai nilailah yang penting, dan pembebanan biaya aktivitas ke produk

    mendefinisikan biaya produk operasi. Contoh ketiga, misalnya tujuan

    manajerial adalah penyusunan laporan keuangan eksternal. Dalam

    kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan. Peraturan dan ketentuan

    yang mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan bahwa hanya

    harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya

    produk.

    Tampilan 4. Definisi Biaya ProdukDefinisi HargaPokok Produk

    Rantai nilai HargaPokok Produk

    Biaya Produk BagianOperasional

    Biaya ProdukTradisional

    Tujuan Manajerialyang di embankan

    Keputusan Penetapan

    Harga Keputusan

    Bauran Produk Analisis

    Tingkat Laba Strategis

    Keputusan Perancangan

    Strategi Analisis Tingkat

    Laba Taktis

    Pelaporan Keuangan

    Eksternal

    Penelitian danPengembangan

    Produksi

    Pemasaran

    Produksi

    Pemasaran Produksi

    Layanan Pelanggan Layanan Pelanggan

  • 13

    3.2.2. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

    Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah

    perhitungan biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi

    tujuan perhitungan biaya produk, konvensi yang berlaku secara

    eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan

    khusus atau fungsi- fungsi, yang hendak mereka capai. Biaya

    dikelomokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi

    (manufaktur) dan nonproduksi (nonmanufaktur). Biaya produksi adalah

    biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

    Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi

    perancangan, pengembangan, pemaaran, distribusi, layanan pelanggan

    dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan

    pelanggan kadang kala ditempatkan dalam satu kategori umum yang

    disebut biaya penjualan. Sementara, biaya perancangan, pengembangan,

    dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi.

    Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat diklasifikasikan

    sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead

    pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat dibebankan ke produk, dalam

    pelaporan keuangan eksternal.

    1) Bahan Langsung (Direct Materials)

    Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw

    materials) yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang

    diproduksi. Bahan langsung (direct materials) adalah bahan yang

    menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat

    ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Sebagai contoh

    bahan langsung, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, dan

    kawat untuk perbaikan gigi. Berdasarkan sebuah studi yang telah

    dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan langsung

    meliputi sekitar 55% dari penjualan.

  • 14

    2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

    Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat

    ditelusuri dengan mudah melalui pengamatan fisik yang digunakan

    dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan pada barang

    atau jasa yang sedang diproduksi. karyawan yang mengubah bahan

    baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan

    diklasifikasikan sebagai tenagai kerja langsung. Misalnya, kepala koki

    restoran, dan pilot Garuda Airlines.

    3) Overhead

    Factory overhead is generally defined as indirect materials,

    indirect labour, and all other factory cost that can not be conveniently

    identified product, or final cost objectives (Hammer, Carter and Usry,

    2000). Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biaya overhead

    pabrik adalah biaya- biaya tidak langsung yang tidak berhubungan

    dengan proses produksi.

    Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja

    langsung dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak

    input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung

    diperlukan untuk membuat produk. Contohnya yaitu bahan tidak

    langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan

    peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, asuransi,

    depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan sebagainya.

    4) Biaya Penjualan dan Administrasi

    Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan

    administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi

    atau biaya periode. Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan

    dalam periode waktu terjadinya. Biaya yang diperlukan untuk

    memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa

    merupakan biaya penjualan (pemasaran). Biaya ini sering disebut

  • 15

    sebagai biaya yang mendapatkan pesanan (order getting cost) dan

    memenuhi pesanan (order filling cost). Biaya- biaya tersebut

    meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan,

    komisi penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya

    penyimpanan produk jadi.

    Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan

    penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi

    yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran dan produksi. Contoh

    biaya administrasi adalah gaji eksekutif puncak, kesekretariatan,

    humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan.

    5) Biaya Utama dan Konversi

    Biaya utama (prime cost) adalah jumlah bahan langsung dan

    biaya tenaga kerja langsung. Sementara biaya konversi adalah jumlah

    biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Pada perusahaan

    manufaktur, biaya konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya yang

    mengubah bahan baku menjadi produk akhir.

    Tampilan 5. Ringkasan Terminologi Biaya

  • 16

    3.3 Laporan Keuangan Eksternal

    Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya- biaya harus

    diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam penyusunan

    laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya penjualan serta administrasi

    dipisahkan. Biaya produksi digolongkan sebagai biaya produk, sementara

    biaya penjualan dan administrasi digolongkan sebagai biaya periode.

    Dalam akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup

    semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu

    produk. Dalam hal perusahaan manufaktur, biaya produk terdiri atas biaya

    bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Jika

    biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual, maka

    dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan posisi keuangan.

    Sementara itu, jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang sudah

    terjual maka biaya-biaya tersebut dialihkan dari persediaan menjadi beban

    (biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan diletakkan dalam laporan

    laba rugi.

    Biaya periodik (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak

    termasuk dalam biaya produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di

    laporan laba rugi pada periode terjadinya jika menggunakan basis akrual.

    3.3.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

    Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada

    perusahaan manufaktur ditunjukkan pada tampilan di bawah ini.

    Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut

    sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing) karena

    semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk.

    Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban

    dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan

    untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Pada tampilan di bawah

    terdapat dua kategori fungsional utama pada beban yaitu harga pokok

    penjualan dan beban operasi. Kategori ini berkaitan dengan beban

  • 17

    Perusahaan ManufakturLaporan Laba Rugi

    Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

    Penjualan $ 2,400,000.00Dikurangi harga pokok penjualan:

    Persediaan awal barang jadi $ 500,000.00

    Ditambah: Harga pokokproduksi $ 950,000.00Barang yang tersedia untukdijual $ 1,000,000.00Dikurangi: Persediaan akhirbarang jadi $ 300,000.00 $ 1,300,000.00

    Laba kotor $ 1,100,000.00Dikurangi beban operasi:

    Beban penjualan $ 300,000.00Beban administrasi $ 200,000.00 $ 500,000.00

    Laba sebelum pajak $ 600,000.00

    manufaktur dan nonmanufaktur. Dalam menghitung harga pokok

    penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok produksi yang diambil

    dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

    Tampilan 6. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

    1) Harga Pokok Produksi

    Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang

    dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi

    biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

    pabrik yang membentuk harga pokok produksi ( Supriyono, 1999).

    Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang

    diselesaikan selama periode berjalan. Biaya tersebut terdiri dari

    biaya manufaktur bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,

    dan overhead pabrik. Rincian dari pembebanan biaya-biaya

    tersebut diuraikan dalam laporan harga pokok produksi.

    Pada tampilan 7 total biaya manufaktur yang bertambah

    selama periode tersebut ditambahkan ke biaya manufaktur yang

    Biayaproduksiyangberkaitandenganbarang-barangyang diselesaikanselamaperiodetertentu

  • 18

    terkandung pada barang dalam proses awal, yang menghasilkan

    total biaya manufaktur. Biaya yang atas barang dalam proses akhir

    kemudian dikurangi dari total biaya manufaktur untuk mendapatkan

    harga pokok produksi.

    Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk tunggal,

    maka biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi

    harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi.

    Tampilan 7. Skedul Harga Pokok Produksi

    Perusahaan ManufakturSkedul Harga Pokok Produksi

    Bahan Langsung:Persediaan awal bahan langsung* $ 100,000.00Tambah: Pembelian $ 400,000.00Bahan Baku yang siap digunakan $ 500,000.00Kurang: Persediaan akhir bahan baku $ 50,000.00Bahan baku yang digunakan dalam produksi $ 450,000.00

    Tenaga kerja langsung $ 100,000.00

    Biaya Overhead Pabrik:*Asuransi Pabrik $ 6,000.00Tenaga kerja tidak langsung $ 100,000.00Sewa mesin $ 50,000.00Utilitas Pabrik $ 75,000.00Peralatan $ 21,000.00Depresiasi $ 90,000.00Pajak $ 8,000.00Total biaya overhead $ 350,000.00

    Total Biaya Produksi $ 900,000.00Tambah: Barang Dalam Proses awal $ 100,000.00

    $ 1,000,000.00Kurang: Persediaan barang dalam proses akhir $ 50,000.00Harga Pokok Produksi $ 950,000.00

    2) Barang Dalam Proses

    Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah

    diselesaikan sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu.

    Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang telah

    diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang

    Bahan Langsung

    Tenaga KerjaLangsung

    Harga PokokProduksi

    Biaya OverheadPabrik

  • 19

    dalam proses akhir adalah biaya unit yang ada pada akhir periode.

    Oleh karena itu, biaya barang dalam proses awal mencerminkan

    biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya,

    sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya

    manufaktur yang akan dicata pada periode selanjutnya.

    3.3.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

    Pada dasarnya, laporan laba rugi perusahaan manufaktur dan

    perusahaan dagang adalah sama. Akan tetapi, ada perbedaan pada

    sejumlah jurnal dalam perhitungan harga pokok penjualan. Untuk

    menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan dagang, hanya

    diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir persediaan serta

    pembelian. Total pembelian didapat dari penjumlahan seluruh pembelian

    dari pemasok.

    Tampilan 8. Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada PerusahaanDagang

    Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis

    persediaan yaitu persediaan barang yang dibeli dari pemasok yang

    dimiliki sampai barang tersebut terjual.

    Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok PenjualanAtau

    Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian Persediaan Akhir

  • 20

    Perusahaan DagangLaporan Laba Rugi

    Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

    Penjualan $ 1,000,000.00Dikurangi harga pokok penjualan:

    Persediaan awal $ 100,000.00Ditambah: Pembelian $ 650,000.00Barang yang tersedia untuk dijual $ 750,000.00Dikurangi: Persediaan akhir $ 150,000.00 $ 600,000.00

    Laba kotor $ 400,000.00Dikurangi beban operasi:

    Beban penjualan $ 100,000.00Beban administrasi $ 200,000.00 $ 300,000.00

    Laba sebelum pajak $ 100,000.00

    Tampilan 9. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

    3.3.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

    Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual

    berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan

    jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jasa karena tidak

    mungkin menyimpan jasa. Sehingga, biaya penjualan jasa selama suatu

    periode sama dengan harga pokok produksi dalam periode yang

    sama. Selain itu, dalam perusahaan jasa memungkinkan memiliki

    barang dalam proses. Misalnya, seorang arsitek yang memiliki gambar

    dalam proses dan seorang dokter gigi yang memiliki beberapa pasien

    dengan berbagai tahap perawatan.

    3.4 Jenis- jenis Sistem Akuntansi Keuangan Manajemen

    Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai sistem

    berdasarkan fungsi (Functional Based Management - FBM) dan

    berdasarkan aktivitas (Activity Based Management - ABM).

    Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari

    tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor

    manufaktur dan jasa. Sementara sistem akuntansi manajemen

    Hargapokokpembelianbarangdagangdaripemasokselamaperiodetertentu d

  • 21

    berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan dalam

    dua setengah dekade terakhir.

    Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk

    peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki beragam

    produk dan pelanggan, berhadapan dengan peningkatan kompleksitas

    produk, siklus produk yang lebih pendek, permintaan peningkatan mutu,

    dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya ditemukan dalam

    industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri transportasi

    (seperti penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis

    manufaktur (seperti perusahaan elektronik dan mobil).

    3.4.1. Sistem Akuntansi FBM dan ABM

    Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan

    fungsional dan aktivitas ditunjukkan dalam tampilan 10 dan 11.

    Tampilan 10. Model Manajemen Berdasarkan Fungsional

  • 22

    Tampilan 11. Model Manajemen Berdasarkan Aktivitas

    Dimensi vertikal dari tampilan diatas menggambarkan bagaimana

    biaya dibebankan ke objek biaya, seperti produk dan pelanggan.

    Sementara dimensi horizontal memperhatikan bagaimana sistem

    mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan pengendalian

    biaya. Elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen

    model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan

    dalam unit-unit organisasional seperti departemen dan pabrik (sebagai

    contoh, teknik, kontrol kualitas, dan perakitan, adalah fungsi-fungsi yang

    diatur dalam departemen). Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum

    dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. Misalnya, pembelian

    barang, pengiriman barang, dan pembayaran barang yang diterima,

    adalah aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses pembelian

    persediaan (procurement process).

  • 23

    3.4.2. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen

    Akuntansi manajemen berdasar aktivitas memberikan keuntungan

    yang lebih, yaitu memperbaiki keakuratan pembiayaan produk,

    memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan

    strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas.

    Selain itu, sistem berdasar aktivitas secara khusus sesuai untuk

    mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan yang ingin

    bersaing secara global. Akan tetapi, system tersebut lebih kompleks

    dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran yang

    mahal. Dengan kemajuan teknologi informasi, biaya pengukuran dapat

    diminimalisir dan diikuti dengan biaya pengambilan keputusan yang buruk

    meningkat. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan sebagai

    akibat timbulnya ekonomi dunia, deregulasi jasa, dan sebagainya. Oleh

    karena itu, pendekatan berdasar aktivitas dapat meningkatkan mutu

    pengambilan keputusan.

    Tampilan 11. Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan

    Fungsional dan Aktivitas

    No. FBM ABM1 Penggerak berdasar unit dan

    non unitPenggerak berdasar unit

    2 Intensif alokasi Intensif dalam penelusuran3 Pembiayaan produk sempit

    dan kakuPembiayaan produk luas danfleksibel

    4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas5 Informasi aktivitas sedikit Informasi aktivitas terinci6 Maksimalisasi dari kinerja unit

    individualMaksimalisasi kinerja systemmeluas

    7 Penggunaan ukuran kinerjafinansial

    Penggunaan ukuran kinerjafinancial dan non finansial

  • 24

  • 25

    BAB IVKESIMPULAN

    Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba.

    Oleh karena itu, informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan

    sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui keakuratan

    pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan

    biaya sebesar yang dikonsumsi objek biaya.

    Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui

    tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak

    untuk pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak

    langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik.

    Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada faktor- faktor sebab

    akibat, yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.

    Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis

    utama, yaitu biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan produk/

    jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya bahan

    langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara,

    biaya nonproduksi umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi.

    Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk menghasilkan berbagai macam produk

    baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).

    Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan

    disajikan dalam laporan keuangan eksternal. Seluruh biaya tersebut

    disajikan pada laporan laba rugi baik pada perusahaan manufaktur,

    dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus

    menghitung harga pokok produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa

    tidak menggunakan harga pokok produksi.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers

    Cardos, Ildiko Reka and Stefan Pete. 2010. Activity Based Costing andActivity Based Management Implementation- is this the solutionfor organizations to Gain Profitability?.Babes- Bolyai University

    Garrison, Ray H., Norren, Eric W. & Brewer, Peter C. 2006. AkuntansiManajerial Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

    Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi ManajemenEdisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

    Horngren, Charles T .2010. Cost Accounting : A Managerial Emphasis,13 th edition. Prentice-Hall

    Hammer, Lawrence H, William K. Carter, Milton F. Usry. 1993. CostAccounting. South Western Pub. Co.

    Mulyadi. 1994. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN

    Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga

    Supriyono. 1999. Akuntansi Manajemen 1. Yogyakarta: BPFE

    Wright, Gail B. 2007. Basic Management Accounting Concepts. BryantUniversity

  • 27

  • 28

  • 29