-
1BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses
pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan
dan
pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events) yang
menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok
produk,
anggaran, dan laporan kinerja yang berguna dalam rangka
pengambilan
keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para
manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah,
dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen
dapat
diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk
melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian
(organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian
(controlling).
Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer
dalam
proses pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting
dalam
suatu perusahaan yang mana mempengaruhi laba perusahaan.
Akan
tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep
dasar
akuntansi manajemen sehingga informasi akuntansi yang
disajikan
akuntan menjadi sia-sia.
Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep
pembebanan biaya yang mana menujukkan bagaimana suatu biaya
dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya produk baik
produk
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep
pelaporan
eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersebut
disajikan
dalam laporan keuangan dan konsep system akuntansi manajemen
yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi
manajemen
berdasarkan fungsional dan aktivitas.
-
21.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:
a. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya.
b. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud
c. Menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang,
dan jasa.
d. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya
b. Mampu menjelaskan definisi produk berwujud dan tidak
berwujud
c. Mampu menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur,
dagang, dan jasa serta mampu menjelasakan perbedaan
diantara ketiganya
d. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem
akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan aktivitas
-
3BAB IIPERMASALAHAN
2.1 Bagaimana proses pembebanan biaya
2.2 Apa perbedaan produk berwujud dan tidak berwujud
2.3 Apa perbedaan laporan laba rugi perusahaan manufaktur,
dagang,
dan jasa
2.4 Apa perbedaan antara sistem akuntansi manajemen
berdasarkan
fungsi dan berdasarkan aktivitas
-
4BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct
Tracing),Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan
Alokasi(Allocation)
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek
lain
yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan
dasar
system informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan
pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu,
yang
kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih
baik.
3.1.1. Biaya
Mulyadi (1994), Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas
yang
dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan
akan
membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi.
Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat
ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan. Mengurangi biaya
yang
dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti
bahwa
perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya
harus di
tekan, tetapi juga harus di kelola secara strategis. Para
manajer harus
memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama
besar
dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan
begitu,
posisi strategis perusahaan akan naik, dan terciptalah
keunggulan
kompetitif. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat
yang
diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternative dipilih
dari beberapa
alternatif lain. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di
masa
depan. Pada perusahaan yang beorientasi pada laba, manfaat
masa
depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan
dalam
proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
dinyatakan
kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban.
-
5Di setiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan
dalam laporan laba rugi, untuk menentukan laba periode tersebut.
Agar
perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus
melebihi
beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk
dapat
memuaskan pemilik perusahaan.
Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga
harus melebihi biaya agar menghasilkan cukup banyak laba.
Selanjutnya,
penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan
dengan
mengurangi pengorbanan pelanggan, dan kemampuan menurunkan
harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh
sebab
itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah
penting
dalam penyediaan informasi ini kepada manajer.
3.1.2. Objek Biaya (Cost Object)
Objek biaya dapat berupa apapun seperti produk, pelanggan,
departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur
biayanya
dan dibebankan (Hansen dan Mowen, 2006). Di dalam perusahaan,
objek
atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yag
dihasilkan,
departemen- departemen yang ada dalam pabrik, daerah
pemasaran,
bagian- bagian dalam organisasi yang lain, atau bahkan
individu
(Supiyono, 1993).
Aktivitas adalah orang orang dan/ atau peralatan yang
melakukan
kerja bagi orang lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit
dasar kerja
yang dilakukan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga
digambarkan
sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi
yang
berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan,
pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya bertindak
sebagai
objek biaya, tetapi juga memiliki peran utama dalam pembebanan
biaya
untuk objek biaya lainnya.
-
63.1.3. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah
penting.
Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus
dilakukan
dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode
pembebanan
biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya
terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Intuisi
dan
anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : lebih baik
menjadi
kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat.
Beberapa
metode pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan
lainnya.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan
yang
salah dan evaluasi yang buruk. Hubungan sebab akibat antara
biaya yang
dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat
pembebanan
biaya yang secara wajar akurat.
a. Ketertulusuran (Traceability)
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat ditelusuri untuk
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya
dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
objek
biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang
tidak
dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya.
Biaya
langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan
akurat
ditelusuri sebagai objek biaya. Ditelusuri dengan mudah memiliki
arti
bahwa biaya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak
secara
ekonomi, sementara dilacak dengan akurat memiliki arti bahwa
biaya
dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat.
Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan
biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang
dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan
biayanya.
Ketertelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan
pembebanan biaya yang akurat. Mungkin saja suatu jenis biaya
tertentu digolongkan baik sebagai biaya langsung maupun
tidak
-
7langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan
dengan
banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang
menjadi
acuan.
b. Metode Penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya,
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber
daya
yang dikonsumsi oleh objek biaya. Tiga metode penelusuran biaya
ke
objek biaya, (Hansen dan Mowen, 2006) :
1) Penelusuran Langsung
Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian
dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik
dengan
suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan
melalui
pengamatan secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan
tenaga
kerja dapat diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya
dapat
dibebankan secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua
biaya
harus dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan
penelusuran
langsung.
2) Penelusuran Penggerak
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan
biaya,
penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu,
penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Penelusuran penggerak menggunakan dua jenis penggerak
dalam menelusuri biaya ke objek biaya yaitu penggerak sumber
daya
dan penggerak aktivitas. Penggerak sumber daya mengukur
penggunaan sumber daya atau aktivitas dan digunakan untuk
-
8membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, sedangkan
penggerak
aktivitas mengukur pemintaan aktivitas oleh objek biaya dan
digunakan
untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
3) Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)
Biaya tidak langsung adalah biaya biaya yang tidak dapat
dibebankan ke objek- objek biaya, baik dengan menggunakan
penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak
ada
hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau
penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis.
Pembebanan
biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi.
Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya
dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga
kerja
langsung yang digunakan setiap produk. Salah satu keunggulan
metode alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya
implementasi.
kekurangan dari metode pembebanan tidak langsung adalah
tingkat
keakuratan pembebanan biayanya yang rendah.
Tampilan 1. Model Pembebanan Biaya
Biaya Sumber Daya
AlokasiPenelusuranPenggerak
PenelusuranLangsung
HubunganSebab-akibat
AsumsiHubungan
PengamatanFisik
Objek Biaya
-
93.2 Biaya Produk dan Jasa
Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari
objek
biaya terpenting. Ada dua jenis keluaran : produk berwujud dan
jasa.
Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah
bahan
baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input)
modal,
seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa (service) adalah tugas
atau
aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan, atau aktivitas
yang
dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk
atau
fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan
bahan,
tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi,
perawatan
kesehatan, perawatan gigi, dan akuntansi adalah contoh dari
berbagai
aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelanggan. Penyewaan
kendaraan,
video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang memungkinkan
pelanggan
menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi
penting. Ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama
(perishability),
tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan heterogenitas
(heterogenity).
Ketidakberwujudan berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat
melihat,
merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa
tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak
tahan lama
memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan
masa
depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum , yaitu
saat
barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus
dikonsumsi
pada saat diselenggarakan.
Meskipun jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberapa
jasa,
seperti operasi plastik, memberi pengaruh jangka panjang dan
tidak perlu
diulangi pelanggan tersebut. Jasa lainnya memberi pengaruh
jangka
pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang
berulang
adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu
(dry
cleaning). Tidak dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen
dan
pembeli jasa biasanya harus melakukan kontrak langsung pada
saat
pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan
dari
-
10
produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata
mengharuskan
kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.
Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan
kontak
langsung dengan pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak
perlu
melakukan kontak langsung dengan dengan insinyur dan pekerja
perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas berarti
bahwa
terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan
jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja
dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu
lainnya yang
bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka,
serta
faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor-
faktor ini
membuat penyelenggaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi
sulit.
Berikut berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa
sifat
turunannya, serta interaksinya dengan sistem akuntansi
manajemen.
Tampilan 2. Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen
Aspek Sifat Tujuan Dampak PadaAkuntansi Manajemen
Ketidakberwujudan Jasa tidak bisa disimpanTidak ada
perlindunganhak patenTidak dapat menampilkanatau
mengkomunikasikanjasaHarga sulit ditetapkan
Tidak ada persediaanKode etik yang ketat.*
Tuntutan terhadappembebanan biaya yanglebih akurat
Tidak tahan lama Manfaat jasa cepatkadaluarsaJasa seringkali
berulanguntuk satu pelanggan
Tidak ada persediaan
Memerlukan standar dankonsistensi mutu yangtinggi.*
Tidak dapatdipisah
Pelanggan terlibat langsungdalam produksi jasa.Produksi massal
jasa yangtersentralisasi sulitdilakukan.
Biaya diperhitungkansesuai dengan jenispelanggan.*Menuntut
pengukurandan pengendalian mutuuntuk
mempertahankankonsistensi.*
Heterogenitas Variasi yang luas padaproduk dimungkinkan
Pengukuranproduktivitas dan mutuserta pengendalianharus terus
menerus.*
*Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk
berwujud
-
11
.3.2.1. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan
manajerial yang spesifik. Jadi, arti dari biaya produk
tergantung pada
tujuan manajerial yang akan dicapai. Definisi biaya produk
mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat
fundamental,
yaitu: biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda.
Sebagai contoh pertama, misalkan pihak manajemen tertarik
dengan analisis tingkat laba strategis. Demi mendukung tujuan
ini,
manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan
biaya
yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini, rantai
nilai
biaya produk telah sesuai, karena memperhitungkan semua biaya
yang
diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis.
Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah
seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan,
memroduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani
produk.
Rantai nilai biaya produk diperoleh pertama-tama dengan
membebankan
biaya ke serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai,
dan
kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu ke
produk.
Berikut ilustrasi rantai nilai internal.
Tampilan 3. Aktivitas Rantai Nilai Internal
-
12
Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau
analisis tingkat laba taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan
dan
pengembangan mungkin tidak relevan khususnya untuk produk
yang
telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk menerima atau
menolak
pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang
ditawarkan
oleh pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran,
distribusi, dan
pelayanan pesanan khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi
dalam
rantai nilailah yang penting, dan pembebanan biaya aktivitas ke
produk
mendefinisikan biaya produk operasi. Contoh ketiga, misalnya
tujuan
manajerial adalah penyusunan laporan keuangan eksternal.
Dalam
kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan. Peraturan dan
ketentuan
yang mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan bahwa
hanya
harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan
biaya
produk.
Tampilan 4. Definisi Biaya ProdukDefinisi HargaPokok Produk
Rantai nilai HargaPokok Produk
Biaya Produk BagianOperasional
Biaya ProdukTradisional
Tujuan Manajerialyang di embankan
Keputusan Penetapan
Harga Keputusan
Bauran Produk Analisis
Tingkat Laba Strategis
Keputusan Perancangan
Strategi Analisis Tingkat
Laba Taktis
Pelaporan Keuangan
Eksternal
Penelitian danPengembangan
Produksi
Pemasaran
Produksi
Pemasaran Produksi
Layanan Pelanggan Layanan Pelanggan
-
13
3.2.2. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah
perhitungan biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal.
Demi
tujuan perhitungan biaya produk, konvensi yang berlaku
secara
eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan menurut
tujuan
khusus atau fungsi- fungsi, yang hendak mereka capai. Biaya
dikelomokkan ke dalam dua kategori fungsional utama:
produksi
(manufaktur) dan nonproduksi (nonmanufaktur). Biaya produksi
adalah
biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa.
Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan, pengembangan, pemaaran, distribusi, layanan
pelanggan
dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan
layanan
pelanggan kadang kala ditempatkan dalam satu kategori umum
yang
disebut biaya penjualan. Sementara, biaya perancangan,
pengembangan,
dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya
administrasi.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat
diklasifikasikan
sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead
pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat dibebankan ke produk,
dalam
pelaporan keuangan eksternal.
1) Bahan Langsung (Direct Materials)
Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw
materials) yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang
sedang
diproduksi. Bahan langsung (direct materials) adalah bahan
yang
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi dan
dapat
ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Sebagai
contoh
bahan langsung, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah,
dan
kawat untuk perbaikan gigi. Berdasarkan sebuah studi yang
telah
dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan langsung
meliputi sekitar 55% dari penjualan.
-
14
2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
ditelusuri dengan mudah melalui pengamatan fisik yang
digunakan
dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi. karyawan yang mengubah
bahan
baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan
diklasifikasikan sebagai tenagai kerja langsung. Misalnya,
kepala koki
restoran, dan pilot Garuda Airlines.
3) Overhead
Factory overhead is generally defined as indirect materials,
indirect labour, and all other factory cost that can not be
conveniently
identified product, or final cost objectives (Hammer, Carter and
Usry,
2000). Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biaya
overhead
pabrik adalah biaya- biaya tidak langsung yang tidak
berhubungan
dengan proses produksi.
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja
langsung dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.
Banyak
input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung
diperlukan untuk membuat produk. Contohnya yaitu bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan
perbaikan
peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti,
asuransi,
depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan sebagainya.
4) Biaya Penjualan dan Administrasi
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan
administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat
diinventarisasi
atau biaya periode. Biaya yang tidak dapat diinventarisasi
dibebankan
dalam periode waktu terjadinya. Biaya yang diperlukan untuk
memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa
merupakan biaya penjualan (pemasaran). Biaya ini sering
disebut
-
15
sebagai biaya yang mendapatkan pesanan (order getting cost)
dan
memenuhi pesanan (order filling cost). Biaya- biaya tersebut
meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka
penjualan,
komisi penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya
penyimpanan produk jadi.
Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan
dengan
penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada
organisasi
yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran dan produksi.
Contoh
biaya administrasi adalah gaji eksekutif puncak,
kesekretariatan,
humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan.
5) Biaya Utama dan Konversi
Biaya utama (prime cost) adalah jumlah bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Sementara biaya konversi adalah
jumlah
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Pada
perusahaan
manufaktur, biaya konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya
yang
mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
Tampilan 5. Ringkasan Terminologi Biaya
-
16
3.3 Laporan Keuangan Eksternal
Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya- biaya
harus
diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam
penyusunan
laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya penjualan serta
administrasi
dipisahkan. Biaya produksi digolongkan sebagai biaya produk,
sementara
biaya penjualan dan administrasi digolongkan sebagai biaya
periode.
Dalam akuntansi keuangan, biaya produk (product cost)
mencakup
semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan
suatu
produk. Dalam hal perusahaan manufaktur, biaya produk terdiri
atas biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Jika
biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual,
maka
dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan posisi keuangan.
Sementara itu, jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk
yang sudah
terjual maka biaya-biaya tersebut dialihkan dari persediaan
menjadi beban
(biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan diletakkan dalam
laporan
laba rugi.
Biaya periodik (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak
termasuk dalam biaya produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai
beban di
laporan laba rugi pada periode terjadinya jika menggunakan basis
akrual.
3.3.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada
perusahaan manufaktur ditunjukkan pada tampilan di bawah
ini.
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering
disebut
sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing)
karena
semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk.
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban
dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari
pendapatan
untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Pada tampilan di
bawah
terdapat dua kategori fungsional utama pada beban yaitu harga
pokok
penjualan dan beban operasi. Kategori ini berkaitan dengan
beban
-
17
Perusahaan ManufakturLaporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Penjualan $ 2,400,000.00Dikurangi harga pokok penjualan:
Persediaan awal barang jadi $ 500,000.00
Ditambah: Harga pokokproduksi $ 950,000.00Barang yang tersedia
untukdijual $ 1,000,000.00Dikurangi: Persediaan akhirbarang jadi $
300,000.00 $ 1,300,000.00
Laba kotor $ 1,100,000.00Dikurangi beban operasi:
Beban penjualan $ 300,000.00Beban administrasi $ 200,000.00 $
500,000.00
Laba sebelum pajak $ 600,000.00
manufaktur dan nonmanufaktur. Dalam menghitung harga pokok
penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok produksi yang
diambil
dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead.
Tampilan 6. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
1) Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang
dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang
meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead
pabrik yang membentuk harga pokok produksi ( Supriyono,
1999).
Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang
diselesaikan selama periode berjalan. Biaya tersebut terdiri
dari
biaya manufaktur bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik. Rincian dari pembebanan biaya-biaya
tersebut diuraikan dalam laporan harga pokok produksi.
Pada tampilan 7 total biaya manufaktur yang bertambah
selama periode tersebut ditambahkan ke biaya manufaktur yang
Biayaproduksiyangberkaitandenganbarang-barangyang
diselesaikanselamaperiodetertentu
-
18
terkandung pada barang dalam proses awal, yang menghasilkan
total biaya manufaktur. Biaya yang atas barang dalam proses
akhir
kemudian dikurangi dari total biaya manufaktur untuk
mendapatkan
harga pokok produksi.
Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk tunggal,
maka biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi
harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi.
Tampilan 7. Skedul Harga Pokok Produksi
Perusahaan ManufakturSkedul Harga Pokok Produksi
Bahan Langsung:Persediaan awal bahan langsung* $
100,000.00Tambah: Pembelian $ 400,000.00Bahan Baku yang siap
digunakan $ 500,000.00Kurang: Persediaan akhir bahan baku $
50,000.00Bahan baku yang digunakan dalam produksi $ 450,000.00
Tenaga kerja langsung $ 100,000.00
Biaya Overhead Pabrik:*Asuransi Pabrik $ 6,000.00Tenaga kerja
tidak langsung $ 100,000.00Sewa mesin $ 50,000.00Utilitas Pabrik $
75,000.00Peralatan $ 21,000.00Depresiasi $ 90,000.00Pajak $
8,000.00Total biaya overhead $ 350,000.00
Total Biaya Produksi $ 900,000.00Tambah: Barang Dalam Proses
awal $ 100,000.00
$ 1,000,000.00Kurang: Persediaan barang dalam proses akhir $
50,000.00Harga Pokok Produksi $ 950,000.00
2) Barang Dalam Proses
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah
diselesaikan sebagian dalam produksi, pada titik waktu
tertentu.
Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang telah
diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode.
Barang
Bahan Langsung
Tenaga KerjaLangsung
Harga PokokProduksi
Biaya OverheadPabrik
-
19
dalam proses akhir adalah biaya unit yang ada pada akhir
periode.
Oleh karena itu, biaya barang dalam proses awal mencerminkan
biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya,
sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya
manufaktur yang akan dicata pada periode selanjutnya.
3.3.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Pada dasarnya, laporan laba rugi perusahaan manufaktur dan
perusahaan dagang adalah sama. Akan tetapi, ada perbedaan
pada
sejumlah jurnal dalam perhitungan harga pokok penjualan.
Untuk
menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan dagang,
hanya
diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir persediaan
serta
pembelian. Total pembelian didapat dari penjumlahan seluruh
pembelian
dari pemasok.
Tampilan 8. Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada
PerusahaanDagang
Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis
persediaan yaitu persediaan barang yang dibeli dari pemasok
yang
dimiliki sampai barang tersebut terjual.
Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok
PenjualanAtau
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian Persediaan
Akhir
-
20
Perusahaan DagangLaporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Penjualan $ 1,000,000.00Dikurangi harga pokok penjualan:
Persediaan awal $ 100,000.00Ditambah: Pembelian $
650,000.00Barang yang tersedia untuk dijual $ 750,000.00Dikurangi:
Persediaan akhir $ 150,000.00 $ 600,000.00
Laba kotor $ 400,000.00Dikurangi beban operasi:
Beban penjualan $ 100,000.00Beban administrasi $ 200,000.00 $
300,000.00
Laba sebelum pajak $ 100,000.00
Tampilan 9. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
3.3.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual
berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur.
Perusahaan
jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jasa
karena tidak
mungkin menyimpan jasa. Sehingga, biaya penjualan jasa selama
suatu
periode sama dengan harga pokok produksi dalam periode yang
sama. Selain itu, dalam perusahaan jasa memungkinkan
memiliki
barang dalam proses. Misalnya, seorang arsitek yang memiliki
gambar
dalam proses dan seorang dokter gigi yang memiliki beberapa
pasien
dengan berbagai tahap perawatan.
3.4 Jenis- jenis Sistem Akuntansi Keuangan Manajemen
Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai
sistem
berdasarkan fungsi (Functional Based Management - FBM) dan
berdasarkan aktivitas (Activity Based Management - ABM).
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari
tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam
sektor
manufaktur dan jasa. Sementara sistem akuntansi manajemen
Hargapokokpembelianbarangdagangdaripemasokselamaperiodetertentu
d
-
21
berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan
dalam
dua setengah dekade terakhir.
Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk
peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki
beragam
produk dan pelanggan, berhadapan dengan peningkatan
kompleksitas
produk, siklus produk yang lebih pendek, permintaan peningkatan
mutu,
dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya ditemukan
dalam
industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri
transportasi
(seperti penerbangan dan kereta api), serta dalam semua
jenis
manufaktur (seperti perusahaan elektronik dan mobil).
3.4.1. Sistem Akuntansi FBM dan ABM
Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan
fungsional dan aktivitas ditunjukkan dalam tampilan 10 dan
11.
Tampilan 10. Model Manajemen Berdasarkan Fungsional
-
22
Tampilan 11. Model Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Dimensi vertikal dari tampilan diatas menggambarkan
bagaimana
biaya dibebankan ke objek biaya, seperti produk dan
pelanggan.
Sementara dimensi horizontal memperhatikan bagaimana sistem
mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan
pengendalian
biaya. Elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara
elemen
model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya
dikelompokkan
dalam unit-unit organisasional seperti departemen dan pabrik
(sebagai
contoh, teknik, kontrol kualitas, dan perakitan, adalah
fungsi-fungsi yang
diatur dalam departemen). Aktivitas-aktivitas dengan tujuan
umum
dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. Misalnya,
pembelian
barang, pengiriman barang, dan pembayaran barang yang
diterima,
adalah aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses
pembelian
persediaan (procurement process).
-
23
3.4.2. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasar aktivitas memberikan keuntungan
yang lebih, yaitu memperbaiki keakuratan pembiayaan produk,
memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan
strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola
aktivitas.
Selain itu, sistem berdasar aktivitas secara khusus sesuai
untuk
mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan yang
ingin
bersaing secara global. Akan tetapi, system tersebut lebih
kompleks
dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran
yang
mahal. Dengan kemajuan teknologi informasi, biaya pengukuran
dapat
diminimalisir dan diikuti dengan biaya pengambilan keputusan
yang buruk
meningkat. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan
sebagai
akibat timbulnya ekonomi dunia, deregulasi jasa, dan sebagainya.
Oleh
karena itu, pendekatan berdasar aktivitas dapat meningkatkan
mutu
pengambilan keputusan.
Tampilan 11. Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya
Berdasarkan
Fungsional dan Aktivitas
No. FBM ABM1 Penggerak berdasar unit dan
non unitPenggerak berdasar unit
2 Intensif alokasi Intensif dalam penelusuran3 Pembiayaan produk
sempit
dan kakuPembiayaan produk luas danfleksibel
4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas5
Informasi aktivitas sedikit Informasi aktivitas terinci6
Maksimalisasi dari kinerja unit
individualMaksimalisasi kinerja systemmeluas
7 Penggunaan ukuran kinerjafinansial
Penggunaan ukuran kinerjafinancial dan non finansial
-
24
-
25
BAB IVKESIMPULAN
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba.
Oleh karena itu, informasi yang bermutu tinggi dan dapat
dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui
keakuratan
pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan
membebankan
biaya sebesar yang dikonsumsi objek biaya.
Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri
melalui
tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak
untuk pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya
tidak
langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan
fisik.
Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada faktor- faktor
sebab
akibat, yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek
biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis
utama, yaitu biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan
produk/
jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya
bahan
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Sementara,
biaya nonproduksi umumnya terdiri atas biaya penjualan dan
administrasi.
Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk menghasilkan berbagai macam
produk
baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan
dan
disajikan dalam laporan keuangan eksternal. Seluruh biaya
tersebut
disajikan pada laporan laba rugi baik pada perusahaan
manufaktur,
dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur
harus
menghitung harga pokok produksi. Adapun perusahaan dagang dan
jasa
tidak menggunakan harga pokok produksi.
-
26
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi.
Jakarta: Rajawali Pers
Cardos, Ildiko Reka and Stefan Pete. 2010. Activity Based
Costing andActivity Based Management Implementation- is this the
solutionfor organizations to Gain Profitability?.Babes- Bolyai
University
Garrison, Ray H., Norren, Eric W. & Brewer, Peter C. 2006.
AkuntansiManajerial Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi
ManajemenEdisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Horngren, Charles T .2010. Cost Accounting : A Managerial
Emphasis,13 th edition. Prentice-Hall
Hammer, Lawrence H, William K. Carter, Milton F. Usry. 1993.
CostAccounting. South Western Pub. Co.
Mulyadi. 1994. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Supriyono. 1999. Akuntansi Manajemen 1. Yogyakarta: BPFE
Wright, Gail B. 2007. Basic Management Accounting Concepts.
BryantUniversity
-
27
-
28
-
29