1 KONSEP DAN PENERAPAN CASE UNTUK PEREKAYASA PERANGKAT LUNAK Oleh : Fajrillah Dosen STT Harapan Medan ABSTRAK Setiap orang pernah mendengar pernyataan mengenai anak-anak seorang pembuat sepatu: begitu sibuk membuat sepatu untuk orang lain, sehingga anak- anaknya tidak memiliki sepatu sendiri. Selama 30 tahun terakhir, banyak perekayasa perangkat lunak menjadi anak-anak seorang pembuat sepatu. Meskipun profesional teknis ini telah membangun sistem yang kompleks yang mengotomatisasi kerja orang lain, namun mereka menggunakan sangat sedikit otomatisasi mereka sendiri. Kenyataan, sampai rekayasa perangkat lunak terakhir yang secara mendasar merupakan aktivitas manual, piranti satu-satunya bagi perekayasa perangkat lunak adalah compiler dan editor teks digunakan hanya pada tahap akhir proses. Saat ini perekayasa perangkat lunak pada akhirnya diberi sepasang sepatu baru yang pertama – computer aided software engineering (CASE). Sepatu itu tidak datang sebanyak yang mereka inginkan, sering agak sedikit keras dan kadang-kadang tidak mengenakkan, tidak memberikan cukup kecanggihan bagi mereka yang bergaya, dan tidak selalu sesuai dengan garmen lain yang digunakan oleh para pengembang perangkat lunak. Tetapi sepatu itu memberikan bagian absolute dari pakaian untuk lemari pakaian pengembang perangkat lunak, dan akan, dari waktu ke waktu, menjadi lebih enak, lebih berguna, dan lebih dapat beradaptasi dengan kebutuhan praktisi individual. Kata kunci : perekayasa perangkat lunak, piranti, building block, aktivitas, case.
28
Embed
KONSEP DAN PENERAPAN CASE UNTUK PEREKAYASA PERANGKAT LUNAK
Setiap orang pernah mendengar pernyataan mengenai anak-anak seorang pembuat sepatu: begitu sibuk membuat sepatu untuk orang lain, sehingga anak-anaknya tidak memiliki sepatu sendiri. Selama 30 tahun terakhir, banyak perekayasa perangkat lunak menjadi anak-anak seorang pembuat sepatu. Meskipun profesional teknis ini telah membangun sistem yang kompleks yang mengotomatisasi kerja orang lain, namun mereka menggunakan sangat sedikit otomatisasi mereka sendiri. Kenyataan, sampai rekayasa perangkat lunak terakhir yang secara mendasar merupakan aktivitas manual, piranti satu-satunya bagi perekayasa perangkat lunak adalah compiler dan editor teks digunakan hanya pada tahap akhir proses. Saat ini perekayasa perangkat lunak pada akhirnya diberi sepasang sepatu baru yang pertama – computer aided software engineering (CASE). Sepatu itu tidak datang sebanyak yang mereka inginkan, sering agak sedikit keras dan kadang-kadang tidak mengenakkan, tidak memberikan cukup kecanggihan bagi mereka yang bergaya, dan tidak selalu sesuai dengan garmen lain yang digunakan oleh para pengembang perangkat lunak. Tetapi sepatu itu memberikan bagian absolute dari pakaian untuk lemari pakaian pengembang perangkat lunak, dan akan, dari waktu ke waktu, menjadi lebih enak, lebih berguna, dan lebih dapat beradaptasi dengan kebutuhan praktisi individual.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KONSEP DAN PENERAPAN CASE UNTUK PEREKAYASA
PERANGKAT LUNAK
Oleh : Fajrillah
Dosen STT Harapan Medan
ABSTRAK
Setiap orang pernah mendengar pernyataan mengenai anak-anak seorang
pembuat sepatu: begitu sibuk membuat sepatu untuk orang lain, sehingga anak-
anaknya tidak memiliki sepatu sendiri. Selama 30 tahun terakhir, banyak perekayasa
perangkat lunak menjadi anak-anak seorang pembuat sepatu. Meskipun profesional
teknis ini telah membangun sistem yang kompleks yang mengotomatisasi kerja orang
lain, namun mereka menggunakan sangat sedikit otomatisasi mereka sendiri.
Kenyataan, sampai rekayasa perangkat lunak terakhir yang secara mendasar
merupakan aktivitas manual, piranti satu-satunya bagi perekayasa perangkat lunak
adalah compiler dan editor teks digunakan hanya pada tahap akhir proses. Saat ini
perekayasa perangkat lunak pada akhirnya diberi sepasang sepatu baru yang
pertama – computer aided software engineering (CASE). Sepatu itu tidak datang
sebanyak yang mereka inginkan, sering agak sedikit keras dan kadang-kadang tidak
mengenakkan, tidak memberikan cukup kecanggihan bagi mereka yang bergaya, dan
tidak selalu sesuai dengan garmen lain yang digunakan oleh para pengembang
perangkat lunak. Tetapi sepatu itu memberikan bagian absolute dari pakaian untuk
lemari pakaian pengembang perangkat lunak, dan akan, dari waktu ke waktu,
menjadi lebih enak, lebih berguna, dan lebih dapat beradaptasi dengan kebutuhan
praktisi individual.
Kata kunci : perekayasa perangkat lunak, piranti, building block, aktivitas, case.
2
PENDAHULUAN
Lokakarya terbaik untuk setiap tukang – seorang mekanik, tukang kayu,
perekayasa perangkat lunak memiliki tiga karakteristik utama :
1. Koleksi piranti yang berguna yang akan membantu setiap langkah pembangunan
suatu produk.
2. Layout yang terorganisir yang memungkinkan piranti ditemukan dan digunakan
secara efisien.
3. Tukang yang terampil yang memahami bagaimana menggunakan piranti dengan
cara yang efektif.
Perekayasa perangkat lunak sekarang mengetahui bahwa mereka memerlukan piranti
lebih banyak dan lebih bervariasi (piranti tangan saja tidak memenuhi kebutuhan
sistem berbasis komputer modern), dan mereka membutuhkan suatu lokakarya yang
terorganisir dan efisien untuk menempatkan piranti tersebut.
Lokakarya bagi perekayasa perangkat lunak disebut lingkungan pendukung
proyek yang terintegrasi, dan tool set yang memenuhi lokakarya disebut computer
aided software engineering (CASE).
Piranti CASE menambahkan ke kotak piranti perangkat lunak. CASE memberi
perekayasa kemampuan untuk mengotomatisasi aktivitas manual dan
mengembangkan wawasan rekayasa. Seperti computer aided software engineering dan
piranti desain yang digunakan oleh perekayasa pada disiplin lain, CASE membantu
memastikan bahwa kualitas didesain sebelum produk dibangun.
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
CASE dapat menjadi sesederhana piranti tunggal yang mendukung aktivitas
rekayasa perangkat lunak spesifik atau serumit lingkungan lengkap yang meliputi
3
piranti, database, manusia, perangkat keras, jaringan, sistem operasi, standar, dan
banyak lagi komponen lain. Building block untuk CASE ditunjukkan pada gambar 1.
Masing-masing membentuk fondasi untuk balok selanjutnya, dengan piranti yang
duduk di puncak tumpukan. Penting untuk dicatat bahwa fondasi untuk linkungan
CASE yang efektif berhubungan sangat sedikit dengan piranti rekayasa perangkat
lunak itu sendiri. Selain itu, lingkungan yang berhasil untuk rekayasa perangkat lunak
dibangun pada sebuah arsitektur lingkungan yang meliputi perangkat keras dan
perangkat lunak system yang sesuai. Arsitektur lingkungan juga harus memperhatikan
pola kerja manusia yang diaplikasikan selama proses rekayasa perangkat lunak.
Gambar 1. Building block CASE
Arsitektur lingkungan, yang terdiri atas platform perangkat keras dan
dukungan sistem operasi (termasuk jaringan dan perangkat lunak manajemen
database), merupakan kerja pertama untuk CASE. Tetapi lingkungan CASE itu
sendiri memerlukan blok bangunan lain. Serangkaian layanan portabilitas menjadi
jembatan antara piranti CASE dan kerangkat kerja integrasi mereka dan arsitektur
lingkungan. Kerangka kerja intergrasi adalah sekumpulan program khususnya, untuk
menciptakan database proyek dan memperlihatkan pemandangan dan perasaan (look
and feel) yang sama pada pemakai akhir (perekayasa perangkat lunak). Layanan
portabilitas memungkinkan piranti CASE dan kerangka kerja integrasinya untuk
Piranti CASE
Kerangka Kerja
Integrasi Layanan Portabilitas
Sistem Operasi
Platform Perangkat Keras
Arsitektur Lingkungan
4
berpindah menyeberangi platform perangkat keras dan sistem operasi tanpa
pemeliharaan adaptif yang berarti.
Blok bangunan yang digambarkan pada gambar 1. menyajikan fondasi
komprehensif bagi integrasi piranti CASE. Tetapi sebagian besar piranti CASE yang
digunakan saat ini belum dikontruksikan dengan menggunakan semua blok bangunan
yang dibahas di atas. Kenyataannya banyak piranti CASE tetap menjadi “solusi
pokok”, yaitu piranti digunakan untuk membantu aktivitas rekayasa perangkat lunak
tertentu (misalnya, pemodelan analisis), tetapi tidak secara langsung berkomunikasi
dengan piranti lain, tidak diikat ke dalam suatu database proyek, dan bukan
merupakan bagian dari lingkungan CASE terintegrasi (I-CASE). Meskipun situasi ini
tidak ideal, piranti CASE dapat digunakan secara efektif, bahkan bila piranti itu
merupakan solusi pokok.
Pada ujung bawah spektrum integrasi adalah piranti individual (solusi pokok).
Bila piranti individual memberikan fasilitas bagi pertukaran data (sebagian besar
melakukannya), tingkat integrasi agak ditingkatkan. Piranti semacam itu
menghasilkan ouput dalam suatu format standar yang harus kompatibel dengan piranti
lain yang dapat membaca format tersebut. Dalam banyak kasus, para pembangun
piranti CASE komplementer bekerja bersama-sama untuk membentuk sebuah
jembatan di antara piranti (misalnya piranti analisis dan desain yang dirangkai dengan
suatu generator kode). Dengan menggunakan pendekatan tersebut, sinergi di antara
piranti dapat menghasilkan produk akhir yang sulit dibuat dengan menggunakan salah
satu piranti secara terpisah. Integrasi sumber tunggal terjadi pada saat suatu vendor
piranti CASE tunggal mengintegrasikan sejumlah piranti yang berbeda dan
menjualnya sebagai paket. Meskipun pendekatan ini sangat efektif, arsitektur yang
5
paling dekat dengan lingkungan sumber tunggal menyulitkan penambahan dari vendor
lain.
Pada ujung atas spektrum integrasi adalah lingkungan pendukung proyek
terintegrasi (IPSE). Standar untuk masing-masing blok bangunan yang digambarkan
di atas kemungkinan diciptakan. Vendor-vendor piranti CASE menggunakan standar
IPSE untuk membangun piranti yang kompatibel dengan IPSE sehingga kompatibel
satu sama lain.
Piranti CASE dapat diklasifikasikan menurut fungsi, perannya sebagai
instrumen bagi manajer atau orang-orang teknik, kegunaannya di dalam berbagai
langkah proses rekayasa perangkat lunak, arsitektur lingkungan (perangkat keras, dan
perangkat lunak) yang mendukungnya, atau bahkan menurut asal piranti atau biaya.
Taksonomi yang disajikan di bawah ini menggunakan fungsi-fungsi sebagai kriteria
utama.
Piranti Rekayasa Informasi. Dengan memodelkan persyaratan informasi
strategis suatu organisasi, piranti rekayasa informasi memberikan “meta-
model’ dari mana sistem informasi spesifik diperoleh. Daripada berfokus pada
persyaratan aplikasi spesifik, piranti CASE ini lebih suka memodel informasi
bisnis pada saat informasi bergerak di antara berbagai entitas organisasi di
dalam suatu perusahaan. Sasaran utama untuk piranti di dalam kategori ini
adalah menyajikan objek data ini mengalir di antara area bisnis yang berbeda
di dalam suatu perusahaan.
Piranti Manajemen dan Pemodelan Proses. Bila suatu organisasi bekerja
untuk mengembangkan sebuah proses bisnis (atau perangkat lunak), pertama-
tama organisasi harus memahaminya. Piranti pemodelan proses (disebut juga
piranti “teknologi proses”) digunakan untuk menyajikan elemen-elemen kunci
6
dari suatu proses sehingga proses dapat dipahami dengan lebih baik. Piranti
semacam itu dapat juga memberikan link ke deskripsi proses yang membantu
mereka yang terlibat di dalam proses tersebut untuk memahami tugas-tugas
yang diperlukan untuk melakukan proses tersebut. Piranti manajemen proses
dapat memberikan link bagi piranti yang memberikan dukungan untuk
menentukan aktivitas proses.
Piranti Perencanaan Proyek. Piranti di dalam kategori ini berfokus pada
usaha proyek perangkat lunak dan estimasi biaya, serta penjadwalan proyek.
Piranti estimasi menghitung usaha yang diperkirakan, durasi proyek, dan
jumlah manusia yang direkomendasi dengan menggunakan suatu teknik.
Penjadwalan proyek memungkinkan manajer menentukan semua tugas proyek
(struktur pembagian kerja), menciptakan suatu jaringan tugas (biasanya
dengan menggunakan input grafis), menyajikan interdependensi tugas-tugas,
dan memodel jumlah paralelisme yang mungkin untuk proyek tersebut.
Piranti Analisis Risiko. Mengidentifikasi resiko potensial dan
mengembangkan suatu rencana untuk mengurangi, memonitor, dan mengatur
risiko merupakan hal berharga pada proyek yang besar. Piranti analisis risiko
memungkinkan seorang manajer proyek untuk membangun suatu tabel risiko
dengan memberikan pedoman detail di dalam identifikasi dan analisis risiko.
Piranti Manajemen Proyek. Jadwal proyek dan rencana proyek harus
ditelusuri dan dimonitor terus-menerus. Sebagai tambahan, manajer harus
menggunakan piranti untuk mengumpulkan metrik yang akan memberikan
indikasi mengenai kualitas produk perangkat lunak. Piranti di dalam kategori
itu sering merupakan ekstensi dari perencanaan proyek.
7
Piranti Penelusuran Proyek. Bila sistem yang besar dikembangkan, sistem
yang disampaikan sering gagal memenuhi persyaratan khusus pelanggan.
Sasaran dari penelusuran persyaratan adalah memberikan pendekatan
sistematis ke isolasi persyaratan, mulai dari permintaan proposal pelanggan
(RFP) atau spesifikasi. Persyaratan tipikal yang menelusuri piranti yang
menggabungkan evaluasi teks human-interactive dengan sistem manajemen
database yang menyimpan dan mengkategorikan setiap persyaratan sistem
yang “diuraikan” dari RFP orisinil atau spesifikasi.
Piranti Manajemen dan Metrik. Metrik perangkat lunak meningkatkan
kemampuan manajer untuk mengontrol dan mengkoordinasi proses perangkat
lunak dan kemampuan praktisi untuk mengembangkan kualitas perangkat
lunak yang diproduksi. Piranti metrik dan pengukuran saat ini berfokus pada
proses, proyek, dan karakteristik produk. Piranti yang berorientasi pada