KONSEP BALITA http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-balita.html PENGERTIAN BALITA Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001) Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004) Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009). sebagai berikut : 1. Perkembangan fisik Di awal balita, pertambahan berat badan Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa, 2009 : 10).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP BALITAhttp://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-balita.html
PENGERTIAN BALITA Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004)
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan.
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009). sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik Di awal balita, pertambahan berat badan Balita merupakan singkatan bawah lima tahun,
satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa, 2009 : 10).
Pada periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan menurun disebabkan banyaknya energi untuk bergerak.
2. Perkembangan Psikologis Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam pergerakanya (lokomotion), seperti
berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman tehadap obyek telah lebih ajeg. Kemampuan
bahasa balita tumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa, 2009 : 10).
Komunikasi pada balita Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau todler) sangat
egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.
Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar dengannya.
Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap orang tuanya (Supartini, 2004).
POSYANDU BALITA
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan)
Sebenarnya posyandu adalah garda terdepan dalam pengentasan persoalan gizi buruk bagi balita dan kesehatan anak, penimbangan yang dilakukan di posyandu sebagai instrumen awal mendeteksi balita itu mengidap gizi buruk atau tidak. Kurang gizi pada anak di bawah umur lima tahun dan ibu hamil sebenarnya dapat dicegah jika mereka rutin memeriksakan diri ke pos pelayanan terpadu
Banyak anak tidak dibawa ke pos pelayanan terpadu (posyandu) karena orangtua tidak tahu manfaatnya. Mereka yang datang ke posyandu juga tidak mendapat layanan lengkap, anak hanya ditimbang berat badannya, tapi tidak ada pendidikan gizi bagi orangtuanya
Dengan menimbang anak secara teratur, status gizinya akan terpantau. Bila ada yang status gizinya di bawah, gizinya bisa dipulihkan melalui pemberian makan tambahan. Makin sering anak dibawa ke posyandu, makin besar peluangnya untuk berstatus gizi baik. Sudah menjadi standar posyandu, dalam kegiatannya selalu menyertakan makanan tambahan bagi yang datang untuk menimbang.
A. Pengertian PosyanduAdalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
B. Bentuk kegiatan PosyanduBeberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:1) Kesehatan Ibu dan Anaka) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolahb) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineralc) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinyad) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.2) Keluarga Berencanaa) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggib) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya3) ImmunisasiImunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.4) Peningkatan gizia) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakatb) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusuic) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun5) Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:1) Kesehatan Ibu dan Anak2) Keluarga Berencana3) Immunisasi4) Peningkatan gizi5) Penanggulangan Diare6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman7) Penyediaan Obat essensial.
C. Pembentukan PosyanduPosyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:1) Pos penimbangan balita2) Pos immunisasi3) Pos keluarga berencana desa4) Pos kesehatan5) Pos lainnya yang dibentuk baru.
D. Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).
E. Penyelenggara Posyandu1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas 2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
F. Lokasi / Letak PosyanduSyarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri3) Dapat merupakan lokal tersendiri4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
G. Pelayanan Kesehatan Di PosyanduAdapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balitaa) Penimbangan bulananb) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurangc) Immunisasi bayi 3-14 buland) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diaree) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subura) Pemeriksaan kesehatan umumb) Pemeriksaan kehamilan dan nifasc) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besid) Immunisasi TT untuk ibu hamile) Penyuluhan kesehatan dan KB
f) Pemberian alat kontrasespsi KBg) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diareh) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertamai) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.d) Balita yang mencret.e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat. g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef, 2000).
Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:1) Melaksanakan kunjungan rumah.2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan (Depkes RI-Unicef, 2000).
Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:a) Bidan desa.b) Kepala Desa.c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.d) Petugas LKMD, RT, RW.e) Tim Penggerak PKK.f) Petugas PLKB.g) Petugas pertanian ( PPL ).h) Tutor dari P dan K.
H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas KesehatanMemberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:1) Aspek komunikasi.2) Tehnik berpidato.3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.4) Proses pengembangan.
5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:a) Cara melakukan pendataan / pencatatan.b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat.7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.
I. Dukungan dari Masyarakat / LKMDLKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;1) Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu di wilayahnya.2) Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara pembentukannya.3) Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.
Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak balita serta ibu usia subur).4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD.
PENGISIAN KMS
A. Pengertian KMS
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat dipakai
sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan
yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan,
meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.
KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan
anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian
makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan
penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.
B. Manfaat KMS
Manfaat KMS-Balita adalah :
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan
dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :
Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
Semua kolom isian diiisi dengan benar
Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan
tindakan yang sesuai.
Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai
ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
C. Cara memantau pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat
di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan
bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut
membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
a). Balita naik berat badannya bila :
Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau
Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya
Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya
b). Balita tidak naik berat badannya bila :
Garis pertumbuhan-nya turun, atau
Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau
Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya
Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya
c). Berat badan balita dibawah garis merah :
Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan
pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita
warna diatasnya.
D. Cara Pengisian KMS-Balita
Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan,
dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang
identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-
eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.
Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut
pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara
benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul,
yaitu :
1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak
2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir
3. Kesalahan menimbang
4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat
mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.
Pada penimbangan pertama
Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan
dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah
kedua, dan Langkah ketiga.
Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor
pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah
nama anak dan nomor pendaftaran sesuai
dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.
Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia
pada halaman dalam KMS Balita
1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar
2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar
pertama kali.
3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS
4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian
pula bila perempuan.
5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga
(termasuk anak yang meninggal).
6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)
7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak
saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian
dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".
8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan
pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.
Catatan *)
Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut
Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai
jawaban ibu
Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan
catat.
Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan),
kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.
Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir.
Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua
kolom bulan secara berurutan
Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di
kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September
2000, Oktober 2000, dan seterusnya.
Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada
grafik KMS-Balita.
Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak
(sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat
badan).
Contoh : Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali
ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.
Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada
garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan.
Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan (lihat
contoh disamping)
Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal
pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11
bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada
setiap bulan Februari dan Agustus.
Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif
· Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4.
· Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak sudah mulai diberi makan bubur tim lumat.
Pada pemnimbangan kedua dan seterusnya
1. Lakukan langkah keempat
Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan
bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini
dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan
bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.
2. Lakukan langkah kelima
Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai
bulan bersangkutan.
Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah
keenam.
Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A
(Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul
vitamin A, lakukan langkah ketujuh.
Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan
langkah kedelapan.
E. Tindakan berdasarakan catatan dalam KMS
Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan
kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan
konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta
membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling
tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.
Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali
secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan
ini, sesuai dengan arah grafik.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:
Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang
baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi
seimbang.
Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak
menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau
sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik
pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang
keadaan kesehatan anaknya.
ALUR TINDAKAN
BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN
Proaktif
Beri pujian kepada anak & ibunya. Dan dianjurkan agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badan naik lagi.
Kembali ke keluarga :
- Konseling gizi/kunjungan rumah
- Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap
Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan
Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat
dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga
ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat
diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di
bawah garis merah (BGM).
Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai
berikut:
1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan
cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan
lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat
badannya bulan depan naik lagi..
2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan
penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi
agar bulan depan naik BB nya.
b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit
kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit
segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas
pelayanan kesehatan lain.
3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera
dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-
Pemulihan).
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati
jika ada penyakit penyerta.
F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangan
Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur
anak, yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke
atas.
BAYI UMUR 0 – 4 BULAN
1. Berat badan bayi naik
Beri pujian kepada Ibu.
Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun
malam.
Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah
terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah
ibu.
Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.
Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding
sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping
jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari.
Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu
meminumnya.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai
masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari
biasanya.
Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
5. Bayi dibawah garis merah (BGM)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 4 – 6 BULAN
1. Berat badan bayi naik
Beri pujian kepada ibu
Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi,
siang maupun malam)
Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan
Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.
MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan
dapat berupa:
Bubur tim lumat ditambah hati ayam/ ikan/tempe/tahu/daging
sapi/wortel/bayam/kacang-hijau/ dan tambahkan sedikit santan/minyak
2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah
terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu
Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas
Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi,
siang maupun malam).
Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang.
Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal
makan bayi.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai
masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan
kepada anak MP-ASI 3 x sehari, tiap kali satu piring sedang.
Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu.
Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan
kesehatan lebih lanjut.
5. Bayi di bawah garis merah (BGM)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke