Top Banner

of 15

Konsensus Pua Hiferi

Jul 08, 2018

Download

Documents

indah_ms
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    1/47

    USULAN PANDUAN TATA LAKSANA

    PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

    HIFERI CABANG JAKARTA

    1

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    2/47

    Daftar Isi

    Usulan Panduan Tata Laksana.................................................................................................1

    Perdarahan Uterus Abnormal...................................................................................................1

    HIFERI Cabang Jakarta...........................................................................................................1

    Datar Is! ..................................................................................................................................".................................................................................................................................................#

    De!n!s! dan Term!nolog!.........................................................................................................#$!stem %las!!kas! &FI'().......................................................................................................*

    Pemer!ksaan +enun,ang..........................................................................................................1-

      Penanganan Perdarahan Uterus Abnormal...........................................................................1

    Penanganan PUA menurut strata +ela/anan kesehatan.........................................................# 0(0H(R2(0AL...........................................................................................................*3

    H(R2(0AL.....................................................................................................................*"

    Datar obat /ang da+at d!gunakan untuk tera+! PUD............................................................*4Datar 5a6aan.........................................................................................................................*-

    2

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    3/47

     

    Definisi an Ter!in"#"$i

    Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah

    maupun lamanya. Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid

    banyak atau heavy menstrual bleeding  (HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal

    yang disebabkan faktor koagulopati, gangguan hemostasis lokal endometrium, dan

    gangguan ovulasi merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan

    uterus disfungsional (P!).

     ". Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan haid yang

    banyak sehingga perlu dilakukan penanganan yang #epat untuk men#egah

    kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi

    P" kronik atau tanpa ri$ayat sebelumnya

    B. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk perdarahan

    uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari % bulan. &ondisi ini biasanya tidak

    memerlukan penanganan yang #epat dibandingkan P" akut

    '. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan haid yang

    terjadi diantara siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi kapan saja

    atau dapat juga terjadi di $aktu yang sama setiap siklus. stilah ini ditujukan

    untuk menggantikan terminologi metroragia.

    %

    P"*!"* T"T" +"&"*"P-!""H"* T- "B*/M"+ (P")

    PUA

    A. Akut 5. %ron!k   C. Perdarahan tengah& Intermenstrual bleeding )

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    4/47

     

    Siste! K#asifi&asi 'FIGO(

    o Terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan akronim

    0P"+M1'/-*2

    o &elompok 0P"+M2 merupakan &e#ainan str)&t)r   yang dapat dinilai

    dengan berbagai teknik pen#itraan dan atau pemeriksaan

    histopatologi

    o &elompok '/-* merupakan &e#ainan n"n str)&t)r   yang tidak

    dapat dinilai dengan teknik pen#itraan atau histopatologi

    *

    %las!!kas! PUA&FI'()

    PALM COEIN

    A. Pol!+

    5. Adenom!os!s

    C. Le!om!oma

    D. M alignancy and

    hyperplasia

    E. C oagulopathy

    F. Ovulatory dysfunction

    '. E ndometrial 

    H. Iatrogen!k 

    I. N ot yet classified 

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    5/47

    A.  P"#i+ 'PUA,P(

    o Biasanya polip bersifat asimptomatik, namun pada umumnya dapat pula

    menyebabkan P"

    o +esi umumnya jinak, namun sebagian ke#il atipik atau ganas

    o !iagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 3 dan atau

    histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi

    5.  Aen"!i"sis 'PUA,A(

    o &riteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan

    endometrium pada hasil histopatologi

    o  "denomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi berdasarkan pemeriksaan

    M dan 3. Mengingat terbatasnya fasilitas M, pemeriksaan 3 #ukup

    untuk mendiagnosis adenomiosis

    o Hasil 3 menunjukkan jaringan endometrium heterotopik pada miometrium

    dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium

    C.  Lei"!i"!a )teri 'PUA,L(

    o Mioma uteri umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya bukan

    penyebab tunggal P"

    o Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri4

    o hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa

    o lokasi, ukuran, serta jumlah mioma uteri

    o &lasifikasi

    o primer4 ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri

    o sekunder4 membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium

    (mioma uteri submukosum) dengan jenis mioma uteri lainnya

    o tersier4 klasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural dan

    subserosum

    D.  Malignancy and hyperplasia 'PUA,M(

    o Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan

    merupakan penyebab penting P"

    o &lasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan sistem klasifikasi 53/

    -

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    6/47

    dan 6H/

    E.  Coagulopathy  'PUA,C(

    o Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis sistemik

    yang terkait dengan P"

    o Tiga belas persen perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki

    kelainan hemostasis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah

    penyakit von Willebrand 

    F.  Ovulatory dysfunction 'PUA,O(

    o 3angguan ovulasi merupakan salah satu penyebab P" dengan manifestasi

    perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi

    o !ahulu termasuk dalam kriteria perdarahan uterus disfungsional (P!)

    o 3ejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga

    perdarahan haid banyak

    o 3angguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (/P&),

    hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan, anoreksia

    atau olahraga berat yang berlebihan

    '.  Endometrial  'PUA,E(

    o Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus

    haid teratur 

    o Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan

    hemostasis lokal endometrium

    o Terdapat penurunan produksi faktor yang terkait vasokonstriksi

    seperti endothelin17 dan prostaglandin 5α  serta peningkatan aktifitas

    fibrinolisis

    o 3ejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan yangberlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium

    o !iagnosis P"1- ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain pada

    siklus haid yang berovulasi

    .

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    7/47

    H.  Iatr"$eni& 'PUA,I(

    o Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan

    estrogen, progestin, atau "&!

    o Perdarahan haid di luar jad$al yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau

    progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough

    bleeding   (BTB). Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi

    estrogen dalam sirkulasi yang dapat disebabkan oleh4

    Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi

    Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin

    o Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti

    koagulan ($arfarin, heparin, dan low molecular weight heparin) dimasukkan

    ke dalam klasifikasi P"1'

    I.  Not yet classified (PUA-N)

    o &ategori not yet classified  dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit

    dimasukkan dalam klasifikasi

    o &elainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau

    malformasi arteri1vena

    /

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    8/47

    Pen)#isan

    o &emungkinan penyebab P" pada individu bisa lebih dari satu karena itu dibuat

    sistem penulisan

     "ngka 84 tidak ada kelainan pada pasien

     "ngka 74 terdapat kelainan pada pasien

    Tanda tanya (9)4 belum dilakukan penilaian

    o istem penulisan pada pasien yang mengalami P" karena gangguan ovulasi

    dan mioma uteri submukosum adalah P" P8 "8 +7(M) M8 : '8 /7 -8 8 *8.

    o Pada praktek sehari1hari gangguan di atas dapat ditulis P" +(M); /

    o &elainan penyebab P" ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 3 dan atau

    histeroskopi

    0

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    9/47

    Ga!ar 1 Siste! +en)#isan PUA

    Ga!ar 2 K#asifi&asi !i"!a )teri sea$ai +en3ea PUA

    SM,S)!)&"s)

    !

    8 ntrakavum yang bertangkai

    7 < =8> intramural

      ≥  =8> intramuralO, Ot4er  % 788> intramural; men#apai

    endometrium

    ? ntramural

    = ubserosum ≥  =8>@ ubserosum

    A ubserosum yang bertangkai +ain1lain

    5

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    10/47

    Pan)an In6esti$asi

    A Ana!nesis

    o  "namnesis dilakukan untuk menilai kemungkinan adanya kelainan uterus, faktor

    risiko kelainan tiroid, penambahan dan penurunan BB yang drastis, serta ri$ayat

    kelainan hemostasis pada pasien dan keluarganya 'Re&"!enasi B( Perlu

    ditanyakan siklus haid sebelumnya serta $aktu mulai terjadinya perdarahan

    uterus abnormal

    o Prevalensi penyakit von Willebrand   pada perempuan perdarahan haid banyak

    rata1rata meningkat 78> dibandingkan populasi normal. &arena itu perlu

    dilakukan pertanyaan untuk mengidentifikasi penyakit von Willebrand

    'Re&"!enasi B(

    o Pada perempuan pengguna pil kontrasepsi perlu ditanyakan tingkat

    kepatuhannya dan obat1obat lain yang diperkirakan mengganggu koagulasi

    o Penilaian jumlah darah haid dapat dinilai menggunakan piktograf (PB"') atau

    skor 0perdarahan2. !ata ini juga dapat digunakan untuk diagnosis dan menilai

    kemajuan pengobatan P" 'Re&"!enasi C(

    Ke#)4an an $e7a#a Masa#a4

    *yeri pelvik "bortus, kehamilan ektopik

    Mual, peningkatan frekuensi berkemih Hamil

    Peningkatan berat badan, fatigue, gangguan toleransi

    terhadap dinginHipotiroid

    Penurunan berat badan, banyak keringat, palpitasi Hipertiroid

    i$ayat konsumsi obat antikoagulan

    3angguan pembekuan darah&oagulopati

    i$ayat hepatitis, ikterik Penyakit hati

    Hirsutisme, akne, akantosis nigri#ans, obesitas indrom ovarium polikistik (/P&)

    Perdarahan pas#a koitus !isplasia serviks, polip endoserviks

    3alaktorea, sakit kepala, gangguan lapang pandang Tumor hipofisis

    B Pe!eri&saan ) !)!

    o Pastikan bah$a perdarahan berasal dari &ana#is ser6i&a#is  dan tia&

    er4))n$an en$an &e4a!i#an

    o Perlu dilakukan pemeriksaan darah perifer lengkap termasuk trombosit pada

    kasus P" kronik eksaserbasi akut

    18

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    11/47

    C Peni#aian "6)#asi

    o iklus haid yang berovulasi berkisar 1%= hari

    o Cenis perdarahan P"1/ bersifat ireguler dan sering diselingi amenorea

    o &onfirmasi ovulasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan progesteron serum fase

    luteal madya atau 3 transvaginal bila diperlukan

    D Pena+isan &e#ainan 4e!"stasis siste!i&

    o  "namnesis terstruktur dapat digunakan sebagai penapis gangguan

    hemostasis dengan sensitifitas D8>. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih

    lanjut pada perempuan dengan hasil penapisan positif

    o Perdarahan uterus abnormal yang terjadi karena pemakaian antikoagulan

    dimasukkan ke dalam klasifikasi P"1'7

    Tae# 2 Pena+isan inis +asien en$an +erara4an 4ai an3a& &arena

    &e#ainan 4e!"stasis

    E.   Peni#aian en"!etri)!

    o Pengambilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua pasien

    P"

    o Pengambilan sampel endometrium hanya dilakukan pada4

    o perempuan umur E ?= tahun

    o memiliki faktor risiko se#ara genetik

    Pertanyaan untuk menapis kelainan hemostasis pada pasien dengan

    perdarahan haid banyak

    7 Perdarahan haid banyak sejak menars

    Terdapat minimal 7 (satu) keadaan diba$ah ini4

    o Perdarahan pas#a persalinan

    o Perdarahan yang berhubungan dengan operasi

    o Perdarahan yang berhubungan dengan pera$atan gigi

    % Terdapat minimal (dua) keadaan diba$ah ini4

    Memar 71 F G bulan

    -pistaksis 71 F G bulan

    Perdarahan gusi yang sering

    i$ayat keluarga dengan keluhan perdarahan

    11

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    12/47

    o 3 transvaginal menggambarkan penebalan endometrium

    kompleks yang merupakan faktor risiko hiperplasia atipik atau kanker

    endometrium

    o Terdapat faktor risiko diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, nulipara

    o Perempuan dengan ri$ayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer

    memiliki risiko kanker endometrium sebesar @8> dengan rerata umur

    saat diagnosis antara ?1=8 tahun

    o Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada perdarahan

    uterus abnormal yang menetap (tidak respons terhadap pengobatan)

    o Beberapa teknik pengambilan sampel endometrium seperti ! & dan biopsi

    endometrium dapat dilakukan

    F Peni#aian &a6)! )teri 

    o Bertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau mioma

    uteri submukosum

    o 3 transvaginal merupakan alat penapis yang tepat dan harus dilakukan

    pada pemeriksaan a$al P"

    o Bila di#urigai terdapat polip endometrium atau mioma uteri submukosum

    disarankan untuk melakukan atau histeroskopi. &euntungan dalam

    penggunaan histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan

    bersamaan

    G Peni#aian !i"!etri)!

    o Bertujuan untuk menilai kemungkinan adanya mioma uteri atau adenomiosis

    o Miometrium dinilai menggunakan 3 (transvaginal, transrektal  dan

    abdominal), , histeroskopi atau M

    o Pemeriksaan adenomiosis menggunakan M lebih unggul dibandingkan

    3 transvaginal

    12

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    13/47

    Perara4an )ter)s an"r!a# a&)t

     ". Cika perdarahan aktif dan banyak disertai dengan gangguan hemodinamik dan atau

    Hb < 78 g G dl perlu dilakukan ra$at inap.

    1%

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    14/47

    Hipotensi ortostatik atau hemoglobin < 78 g G dl atau perdarahan aktif banyak

    A. a$at inap B. a$at jalan

    nfus + dan oksigen dan transfusi darah jika Hb

    < A,= g G dl

    --& .= mg, oral setiap @ jam, ditambah

    prometasin = mg oral atau injeksi setiap ?1@ jam.

     "sam traneksamat % F 7 gram diberikan

    bersamaan dengan --&

    !& jika perdarahan masih berlangsung dalam

    71? jam.

    etelah perdarahan akut berhenti, diberikan P&&

    ?F7 tab (? hari), %F7 tab (% hari), F7 tab ( hari)

    dan 7F7 tab, % minggu dan 7 minggu bebas P&&.

    P&& siklik selama % bulan. !apat diberikan 3nH

    agonis % siklus bersama P&&.

    Cika terdapat kontra indikasi P&& dapat diberikan

    progestin selama 7? hari, kemudian stop 7? hari.

    langi % bulan.

    3 transvaginal G transrektal, TH, !P+, PT,

    aPTT.

    Tablet hematinik 7F7 tab

    --& .= mg, oral setiap @ jam, ditambah

    prometasin = mg oral. "sam traneksamat %

    F 7 gram diberikan bersamaan dengan --&.

    !& jika perdarahan masih berlangsung

    dalam 71? jam.

    etelah perdarahan akut berhenti, diberikan

    P&& ?F7 tab (? hari), %F7 tab (% hari), F7

    tab ( hari) dan 7F7 tab, % minggu dan 7

    minggu bebas P&&. P&& siklik selama %

    bulan

    Cika terdapat kontra indikasi P&& dapat

    diberikan progestin selama 7? hari,

    kemudian stop 7? hari. langi % bulan.

    3 transvaginal G transrektal, TH, !P+,

    PT, aPTT.

    Tablet hematinik 7F7 tab

    TidakIa

    J Bila terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan organik, lakukan terapi

    pembedahan seperti ablasi endometrium, miomektomi, polipektomi atau histerektomi

     

    1*

    PUA AKUT

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    15/47

    Ga!ar % E6a#)asi a9a# PUA &r"ni&: Pasien mengalami satu atau lebih kondisi

    perdarahan yang lama dan tidak dapat diramalkan dalam % bulan terakhir.

     "namnesis dilakukan untuk menilai ovulasi, kelainan sistemik, dan penggunaan

    yang mempengaruhi kejadian P". &einginan pasien untuk memiliki keturunan

    dapat menentukan penanganan selanjutnya. Pemeriksaan tambahan meliputi

    pemeriksaan darah perifer lengkap, pemeriksaan untuk menilai gangguan ovulasi

    (fungsi tiroid, prolaktin, dan androgen serum) serta pemeriksaan hemostasis

    1-

    PUA kronik 

    7 # bulan8 lama8 ,umlah8 dan

    rekuens! +erdarahan t!dak

    da+at d!ramalkan

    T!dak 

    9a

    Pemer!ksaan a:al

    A. Anamnes!s/ang terstruktur 

    D. 'angguan

    med!s terka!t8

     +enggunaan obat

    C. Fungs!

    o;ulas!

    F. Fert!l!tas

    5. Pemer!ksaan !s!k 

    E. E;aluas!

    uterus

    PUA akut

    5. Pemer!ksaan tambahan

    5. Darah +er!er lengka+

    C. Pemer!ksaan hormonal

    &,!ka ol!goano;ulas!)

    D. Pemer!ksaan

    koagulo+at! ba:aan ,!ka &

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    16/47

    Ga!ar % E6a#)asi Uter)s

    -valuasi uterus dilakukan berdasarkan anamnesis dan kondisi pasien seperti umur,adanya gangguan ovulasi, serta faktor risiko hiperplasia endometrium atau

    keganasan.

    1.

    atau

    E. Evaluasi Uterus

    E. R!s!ko h!+er+las!a atau

    neo+las!a

    F. Cur!ga kela!nan

    struktur 

    9

    aT!dak 

    9

    a

    E. 5!o+s!

    endometr!um

     berbas!s office

    E. $am+el 6uku+

    F. U$' trans;ag!nal

    F. %a;um uter! normal

    9

    a

    T!dak 

    F. H!sterosko+! < = b!o+s! F. $I

    F. Les! target

    T!dak 

    9a

    &) akses

    '. Pert!mbangkan

    2RIPUAL$28 PUAP8 PUAA

    kemungk!nan

    PUAE atau (9

    a

    T!dak 

    E. H!+er+las!a

    at!+!k= %anker>

    9

    a

    Tata laksana PUA2

    T!dak 

    TA dan TR

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    17/47

    Pe!eri&saan +en)n7an$

    PemeriksaanPenunjang

    Pri!er Se&)ner Tersier  

    +aboratorium HbTes kehamilan urin

    !arah lengkap

    Hemostasis (BT1'T,lainnya sesuai fasilitas)

    ProlaktinTiroid (TH, 5T?)

    !H-", TestosteronHemostasis (PT, aPTT,fibrinogen, !1dimer)

    3

    3 transabdominal3 transvaginal3 transrektal

    3 transabdominal3 transvaginal3 transrektal!oppler M

    Penilaian endometriumMikrokuret!&

    Mikrokuret G !&HisteroskopiEndometrial sampling

    (hysteroscopy guided )

    Penilaian serviks (bilaada patologi)

    J" Pap smear  Pap smear &olposkopi

    1/

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    18/47

     Penan$anan Perara4an Uter)s An"r!a#

    1 P"#i+ 'PUA,P(

    o Penanganan polip endometrium dapat dilakukan dengan

    o eseksi se#ara histeroskopi 'Re&"!enasi C(

    o !ilatasi dan kuretase

    o &uret hisap

    o Hasil dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi

    2 Aen"!i"sis 'PUA,A(

    !iagnosis adenomiosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 3 atau M

    Tanyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilan

    C. Bila pasien menginginkan kehamilan dapat diberikan analog 3nH K

    add-back therapy  atau +*3 selama @ bulan 'Re&"!enasi C(

    D.  "denomiomektomi dengan teknik /sada merupakan alternatif pada

    pasien yang ingin hamil (terutama pada adenomiosis E @ #m)

    E. Bila pasien tidak ingin hamil, reseksi atau ablasi endometrium dapat

    dilakukan 'Re&"!enasi C(  Histerektomi dilakukan pada kasus dengan

    gagal pengobatan

    10

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    19/47

    15

    A. Adenom!os!s

    5. Ing!n ham!l >

    T!dak 9a

    C. Analog 'nRH

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    20/47

    Lei"!i"!a )teri 'PUA,L(

     ".   !iagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 3

    B.   Tanyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilan

    '.   Histeroskopi reseksi mioma uteri submukosum dilakukan terutama bila

    pasien menginginkan kehamilan 'Re&"!enasi B( Pilihan pertama untuk

    mioma uteri submukosum berukuran < ? #m

    Mioma uteri submukosum derajat 8 atau 7 'Re&"!enasi B(

    Mioma uteri submukosum derajat 'Re&"!enasi C(

    !.   Bila terdapat mioma uteri intra mural atau subserosum dapat dilakukan

    penanganan sesuai P"1- G /) 'Re&"!enasi C( Pembedahan dilakukan

    bila respon pengobatan tidak adekuat

    -.   Bila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat dilakukan pengobatan

    untuk mengurangi perdarahan dan memperbaiki anemia 'Re&"!enasi B(;

    Bila respon pengobatan tidak adekuat dapat dilakukan pembedahan.

    -mbolisasi arteri uterina merupakan alternatif tindakan pembedahan

    'Re&"!enasi A(

    28

    A. Le!om!oma

    5. Ing!n ham!l >

    T!dak 9a

    C. H!sterosko+! reseks!

    C. $ubmukosum

    D. Intramural = $ubserosum

    D. Penanganan med!s

    &l!hat ke PUAE = ()

    D. J!kagagal D. (+eras!

    E. Penanganan med!s &koreks! anem!a)

     E. (+eras!

    E. Tata laksana

    eks+ektat! 

    E. 2!omekto

     E. H!sterekto

    E. %onser;at!? Embol!sas!arter!

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    21/47

    ! Malignancy and hyperplasia 'PUA,M(

    A. !iagnosis hiperplasia endometrium atipik ditegakkan berdasarkan penilaian

    histopatologi

    B. Tanyakan apakah pasien menginginkan kehamilan

    C. Bila pasien tidak menginginkan kehamilan tindakan histerektomi merupakan

    pilihan 'Re&"!enasi C( 

    D. Cika pasien menginginkan kehamilan dapat dilakukan ! & dilanjutkan

    pemberian progestin, analog 3nH atau +*31 selama @ bulan

    'Re&"!enasi C(

    -. Biopsi endometrium diperlukan untuk pemeriksaan histologi pada akhir bulan

    ke1@ pengobatan

    21

     Malignancy and hyperplasia

    5. Ing!n ham!l >

    T!dak 9a

    A. H!+er+las!a

    endometr!um at!+!k 

    C. H!sterektom!D. D @ % dan

    Progest!n &4 bulan)

    atauL0'IU$

    atau

    Analog 'nRH

    E. 5!o+s! &akh!r bulan ke4)

    H!+er+las!a at!+!k

    meneta+

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    22/47

    5  ! Coagulopathy 'PUA,C(

     ".Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis sistemik

    yang terkait dengan P"

    5.Penanganan multidisiplin diperlukan pada kasus ini

    C.Pengobatan dengan asam traneksamat, progestin, kombinasi pil

    estrogen1progestin dan +*31 pada kasus ini memberikan hasil yang

    sama bila dibandingkan dengan kelompok tanpa kelainan koagulasi

    D.Cika terdapat kontraindikasi terhadap asam traneksamat atau P&& dapat

    diberikan +*31 atau dilakukan pembedahan bergantung pada umur

    pasien 'Re&"!enasi B(

    Terapi spesifik seperti desmopressin dapat digunakan pada penyakit von

    Willebrand 'Re&"!enasi C(

    22

    A. Coagulo+ath/

    5. Tera+! mult!d!s!+l!n

    C. Asam traneksamatdan P%% atau L0'IU$ D. J!ka ada kontra!nd!kas!

    D. L0'IU$ atau (+eras!

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    23/47

    . Ovulatory dysfunction 'PUA,O(

     ". 3angguan ovulasi merupakan salah satu penyebab P" dengan manifestasi

    klinik perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi.

    B. Pemeriksaan hormon tiroid dan prolaktin perlu dilakukan terutama pada keadaan

    oligomenorea. Bila dijumpai hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh hipotiroid

    maka kondisi ini harus diterapi

    C. Pada perempuan umur E ?= tahun atau dengan risiko tinggi keganasan

    endometrium perlu dilakukan pemeriksaan 3 transvaginal dan pengambilan

    sampel endometrium

    !. Bila tidak dijumpai faktor risiko untuk keganasan endometrium lakukan penilaian

    apakah pasien menginginkan kehamilan atau tidak.

    -. Bila menginginkan kehamilan dapat langsung mengikuti prosedur tata laksana

    infertilitas

    5. Bila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat diberikan terapi hormonal

    dengan menilai ada atau tidaknya kontra indikasi terhadap P&&

    '. Bila tidak dijumpai kontra indikasi, dapat diberikan P&& selama % bulan

    're&"!enasi A(

    H. Bila dijumpai kontra indikasi pemberian P&& dapat diberikan preparat progestin

    selama 7? hari, kemudian stop 7? hari. Hal ini diulang sampai % bulan siklus

    're&"!enasi A(

    . etelah % bulan dilakukan evaluasi untuk menilai hasil pengobatan

    C. Bila keluhan berkurang pengobatan hormonal dapat dilanjutkan atau distop

    sesuai keinginan pasien

    %. Bila keluhan tidak berkurang, lakukan pemberian P&& atau progestin dosis tinggi

    (naikkan dosis setiap hari sampai perdarahan berhenti atau dosis maksimal).

    Perhatian terhadap kemungkinan mun#ulnya efek samping seperti sindrom pra

    haid. +akukan pemeriksaan ulang dengan 3 TJ atau untuk

    menyingkirkan kemungkinan adanya polip endometrium atau mioma uteri

    're&"!enasi A(. Pertimbangkan tindakan kuretase untuk menyingkirkankeganasan endometrium. Bila pengobatan medikamentosa gagal, dapat

    dilakukan ablasi endometrium, reseksi mioma dengan histeroskopi atau

    histerektomi. Tindakan ablasi endometrium pada perdarahan uterus yang banyak

    dapat dita$arkan setelah memberikan informed consent  yang jelas pada pasien.

    Pada uterus dengan ukuran < 78 minggu tindakan ablasi endometrium

    2%

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    24/47

    merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan histerektomi 're&"!enasi A(

    2*

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    25/47

    Tidak

    Ia

    Tidak Ia

    Tidak

    Ia

    Tidak

    Ia

    A. P"1/

    B. Periksa hormon tiroid. Bila terdapat amenore atau oligomenorelakukan pemeriksaan prolaktin. +akukan pap smear terutama bila

    terdapat perdarahan pas#a koitus

    C. mur E %= tahun atau risiko tinggikanker endometrium

    D. Pertimbangkan kelainan sistemik

    G. P&& selama % bulan

    J. Teruskan atau stop terapihormonal sesuai keinginan pasien

    K. Pertimbangkan pemberian P&& atau progestin dosis tinggi. Pertimbangkan 3

    TJ atau untuk menyingkirkan polip endometrium atau mioma uteri. Biopsi

    endometrium untuk menyingkirkan keganasan endometrium. Bila pengobatan

    medikamentosa tidak berhasil pertimbangkan untuk melakukan ablasi endometrium,

    reseksi dengan histeroskopi atau histerektomi

    E. ngin hamil 9

    F. &ontra indikasi P&&

    E. Tata laksana infertilitas

    H. Progestin selama 7? hari,kemudian stop selama 7? hari.

    !iulang selama % bulan

    I. Perdarahan berkurang

    C. Biopsi endometrium, 3TJ

    2-

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    26/47

    7.   Endometrial  'PUA,E(

    A.   Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid

    yang teratur 

    5.   Pemeriksaan fungsi tiroid dilakukan bila didapatkan gejala dan tanda hipotiroid

    atau hipertiroid pada anamnesis dan pemeriksaan fisik 're&"!enasi C(.

    Pemeriksaan 3 transvaginal atau terutama dapat dilakukan untuk menilai

    kavum uteri 're&"!enasi A(

    C.   Cika pasien memerlukan kontrasepsi lanjutkan ke 3, jika tidak lanjutkan ke !

    D.   "sam traneksamat % F 7 g dan asam mefenamat % F =88 mg merupakan pilihan

    lini pertama dalam tata laksana menoragia 're&"!enasi A(

    E.   +akukan observasi selama % siklus menstruasi

    F.   Cika respons pengobatan tidak adekuat, lanjutkan ke 3

    '.   *ilai apakah terdapat kontra indikasi pemberian P&&

    H.   P&& mampu mengurangi jumlah perdarahan dengan menekan pertumbuhan

    endometrium. !apat dimulai pada hari apa saja, selanjutnya pada hari pertama

    siklus menstruasi 're&"!enasi A(

    I.   Cika pasien memiliki kontra indikasi terhadap P&& maka dapat diberikan

    preparat progestin siklik selama 7? hari diikuti dengan 7? hari tanpa obat.

    're&"!enasi A( &emudian diulang selama % siklus. !apat dita$arkan

    penggunaan +*31

    J.   Cika setelah % bulan, respons pengobatan tidak adekuat dapat dilakukan

    penilaian 3 transvaginal atau untuk menilai kavum uteri

    %.   Cika dengan 3 TJ atau didapatkan polip atau mioma submukosum

    segera pertimbangkan untuk melakukan reseksi dengan histeroskopi

    're&"!enasi B(

    L.   Cika hasil 3 TJ atau didapatkan ketebalan endometrium E 78 mm,

    lakukan pengambilan sampel endometrium untuk menyingkirkan hiperplasia

    're&"!enasi B(

    2.  Cika terdapat adenomiosis dapat dilakukan pemeriksaan M, terapi dengan

    progestin, +*3 , 3nHa atau histerektomi

     0.   Cika hasil pemeriksaan 3 TJ dan menunjukkan hasil normal atau

    terdapat kelainan tetapi tidak dapat dilakukan terapi konservatif maka dilakukan

    evaluasi terhadap fungsi reproduksinya

    (.   Cika pasien sudah tidak menginginkan fungsi reproduksi dapat dilakukan ablasi

    2.

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    27/47

    endometrium atau histerektomi. Cika pasien masih ingin mempertahankan fungsi

    reproduksi anjurkan pasien untuk men#atat siklus haidnya dengan baik dan

    memantau kadar Hb

     

    2/

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    28/47

    Tidak

    Ia

    Tidak

    Tidak

    Ia

    A. P"1-

    B. Periksa hormon tiroid,3 TJ atau

    G. &ontra indikasi P&&

    H. P&& %siklus

    I. Progestinselama 7? hari, kemudian stopselama 7? hari. lang selama %

    siklus. Ta$arkan +*3

    J. espontidak adekuat

    K. 3transvaginal

    atau

    N. *ormal atauabnormal dan tidak bisa

    dilakukan terapikonservatif 

    O. 5ungsireproduksi

    komplit

    O. Pertimbangkan ablasiendometrium atau

    histerektomi

    K. Polip atau miomasubmukosum

    L. Hiperplasiaendometrium (tebalendometrium E 78)

    mm)

    M "denomiosis

    K. Pertimbangkanreseksi dengan

    histeroskopi

    L. Pengambilansampel endometrium

    M. Pertimbangkan

    M, progestin, +*3, leuprolide atauhisterektomi

    P. 'atat siklus menstruasiMonitor Hb

    Ia

    C. Memerlukan kontrasepsi

    D. "sam traneksamat % F7 g danasam mefenamat % F =88 mg

    E. /bservasi selama % siklus

    F. espon tidak adekuat

    20

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    29/47

    0 Iatr"$eni& 'PUA,I(

    .1 Perara4an &arena efe& sa!+in$ PKK

     ". Penanganan efek samping P"1- disesuaikan dengan algoritma P"1-

    5. Perdarahan sela (breakthrough bleeding ) dapat terjadi dalam % bulan pertama

    atau setelah % bulan penggunaan P&&

    '. Cika perdarahan sela terjadi dalam % bulan pertama maka penggunaan P&&

    dilanjutkan dengan men#atat siklus haid

    !. Cika pasien tidak ingin melanjutkan P&& atau perdarahan menetap E % bulan

    lanjutkan ke -

    E. +akukan pemeriksaan  Chlamydia  dan Neisseria  (endometritis), bila positif

    berikan doksisiklin F 788 mg selama 78 hari. Iakinkan pasien minum P&&

    se#ara teratur. Pertimbangkan untuk menaikkan dosis estrogen. Cika usia pasien

    lebih dari %= tahun dilakukan biopsi endometrium

    5. Cika perdarahan abnormal menetap lakukan TJ, atau histeroskopi untuk

    menyingkirkan kelainan saluran reproduksi

    3. Cika perdarahan sela terjadi setelah % bulan pertama penggunaan P&&,

    lanjutkan ke -

    H. Cika efek samping berupa amenorea lanjutkan ke

    . ingkirkan kehamilan

    C. Cika tidak hamil, naikkan dosis estrogen atau lanjutkan pil yang sama

    25

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    30/47

    B Perdarahan sela

    (breakthrough bleeding  )

    J. *aikkan dosis estrogen atau lanjutkan pilyang sama

    A. P"1-H. "menorea

    I ingkirkankehamilan "lgoritma P"1-

    G etelah % bulan pertamapenggunaan P&&

    C Penggunaan P&& dilanjutkan,#atat siklus haid

    C % bulan pertama penggunaanP&&

    D. Pasien tidak ingin melanjutkan P&& atauperdarahan menetap E % bulan

    %8

    E 'ek klamidia dan gonorrhea (endometritis). Tanyakan mengenai

    kepatuhan. *aikkan dosis estrogen . Cika berusia lebih dari %= tahun, lakukan

    biopsi endometrium

    F. Perdarahan menetap, lakukan TJ, atau histeroskopi untuk

    menyingkirkan kelainan saluran reproduksi

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    31/47

    .".  Perara4an &arena efe& sa!+in$ &"ntrase+si +r"$estin

     ". Cika terdapat amenorea atau perdarahan ber#ak, lanjutkan ke B

    B. &onseling bah$a kelainan ini merupakan hal biasa

    C. Cika efek samping berupa P"1/, lanjutkan ke !

    !. Cika usia pasien E %= tahun dan memiliki risiko tinggi keganasan endometrium,

    lanjutkan ke -, jika tidak lanjutkan ke 5

    -. Biopsi endometrium

    5. Cika dalam ?1@ bulan pertama pemakaian kontrasepsi, lanjutkan ke 3. Cika tidak

    lanjutkan ke

    3. Berikan % alternatif sebagai berikut4

    1 +anjutkan kontrasepsi progestin dengan dosis yang sama

    1 3anti kontrasepsi dengan P&& (jika tidak ada kontra indikasi)

    1 untik !MP" setiap bulan (khusus akseptor !MP")

    H. Bila perdarahan tetap berlangsung setelah @ bulan, lanjutkan ke

    . Berikan estrogen jangka pendek (--& ? F 7.= mg G hari selama A hari) yang

    dapat diulang jika perdarahan abnormal terjadi kembali. Pertimbangkan

    pemilihan metoda kontrasepsi lain

    %1

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    32/47

    C. P"1/ A ."menorea atau perdarahan ber#ak

    D sia diatas %= tahun atau risiko tinggi untukkarsinoma endometrium

    B Menasihati pasien bah$a hal tersebutmerupakan hal yang diharapkan

    E. Biopsi endometrium

    F ?1@ bulan pertama pemakaiankontrasepsi

    G. 1 lanjutkan kontrasepsi

      1 ganti dengan P&&

      1 suntik !MP" setiap bulan

    (khusus akseptor !MP")

    H Perdarahan berlanjut setelah @bulan

    I. Berikan estrogen jangka pendek (--& 7,= mg ? F sehari selama A hari).

    !apat diulang jika perdarahan abnormal terjadi kembali. Pertimbangkan

    pemilihan metoda kontrasepsi lain

    Tidak

    Tidak

    Ia

    %2

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    33/47

    0% Perara4an &arena efe& sa!+in$ +en$$)naan AKDR

     ". Cika pada pemeriksaan pelvik dijumpai rasa nyeri, lanjutkan ke B

    B. Berikan doksisiklin F788 mg sehari selama 78 hari karena perdarahan pada

    pengguna "&! dapat disebabkan oleh endometritis. Cika tidak ada perbaikan,

    pertimbangkan untuk mengangkat "&!

    '. Cika tidak dijumpai rasa nyeri dan "&! digunakan dalam ?1@ bulan pertama,

    lanjutkan ke !. Cika tidak, lanjutkan ke -

    !. +anjutkan penggunaan "&!, jika perlu dapat ditambahkan "*. Cika setelah

    @ bulan perdarahan tetap terjadi dan pasien ingin diobati, lanjutkan ke -

    -. Berikan P&& untuk 7 siklus

    5. Cika perdarahan abnormal menetap lakukan pengangkatan "&!. Bila usia

    pasien E %= tahun lakukan biopsi endometrium

    %%

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    34/47

    A. *yeri pada uterus

    B !oksisiklin F788 mg sehari 78

    hari, pertimbangkan pengangkatan "&!

    C Penggunaan ?1@ bulan pertama D. +anjutkan penggunaan "&!,

     jika perlu dapat ditambahkan

     "*

    E. Berikan P&& untuk 7 siklus D Perdarahan abnormal berlanjut

    setelah @ bulan atau pasien ingin

    diterapi

    F Cika perdarahan abnormal menetap, angkat

     "&!. Pada pasien berusia E %= tahun lakukan

    biopsi endometrium

    Tidak

    Tidak

    Ia

    Ia

    %*

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    35/47

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    36/47

     Perara4an )ter)s an"r!a# a&)t

    B. Cika perdarahan aktif dan banyak disertai dengan gangguan hemodinamik dan atau

    Hb < 78 g G dl perlu dilakukan ra$at inap.

    '. Cika hemodinamik stabil, #ukup ra$at jalan, kemudian lanjutkan ke !

    !. Pasien ra$at inap, berikan infus #airan kristaloid, oksigen liter G menit dan transfusi

    darah jika Hb < A,= g G dl, untuk perbaikan hemodinamik.

    E. top perdarahan dengan --& .= mg  per oral setiap ?1@ jam 're&"!enasi B(,

    ditambah prometasin = mg peroral atau injeksi M setiap ?1@ jam untuk mengatasi

    mual. "sam traneksamat % F 7 gram dan "* % F =88 mg diberikan bersama --&.

    F. Cika perdarahan tidak berhenti dalam 71? jam, lakukan dilatasi dan kuretase (!&)

    're&"!enasi B(.

    '. Cika perdarahan berhenti dalam ? jam, lanjutkan dengan P&& ? kali 7 tablet perhari

    (? hari), % kali 7 tablet perhari (% hari), kali 7 tablet perhari ( hari) dan 7 kali 7

    tablet sehari (% minggu), kemudian stop 7 minggu, dilanjutkan P&& siklik sebanyak %

    siklus 're&"!enasi A(.

    H. Cika terdapat kontraindikasi P&&, berikan progestin selama 7? hari kemudian stop 7?

    hari. langi selama % bulan. 're&"!enasi A(. ntuk ri$ayat perdarahan berulang

    sebelumnya, injeksi gonadotropin-releasing hormone (3nH) agonis dapat diberikan

    bersamaan dengan pemberian P&& untuk stop perdarahan 're&"!enasi A(. 3nH

    agonis diberikan 1% siklus dengan interval ? minggu.

    I. &etika hemodinamik pasien stabil, perlu upaya diagnostik untuk men#ari penyebab

    perdarahan. +akukan pemeriksaan 3 transvaginal G transrektal 're&"!enasi

    B(, periksa darah perifer lengkap (!P+) 're&"!enasi C(  dan fungsi hemostasis

    (hitung trombosit, PT, aPTT dan TH) 're&"!enasi C(. Tindakan dapat

    dilakukan pada keadaan endometrium yang tebal, untuk melihat adanya polip

    endometrium atau mioma submukosum. Cika perlu dapat dilakukan pemeriksaan

    histeroskopi 0offi#e2 're&"!enasi A(.

    J. !apat diberikan suplemen hematinik 7 F 7 tablet dan anti oksidan

    %. Cika terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan organik, maka dapat

    dilakukan terapi pembedahan seperti ablasi endometrium, miomektomi, polipektomi

    atau histerektomi 're&"!enasi A(.

    %.

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    37/47

    Hipotensi ortostatik atau hemoglobin < 78 g G dl atau perdarahan aktif banyak

    A. a$at inap B. a$at jalan

    nfus + dan oksigen dan transfusi darah jika Hb

    < A,= g G dl

    --& .= mg, oral setiap @ jam, ditambah

    prometasin = mg oral atau injeksi setiap ?1@ jam.

     "sam traneksamat % F 7 gram diberikan

    bersamaan dengan --&

    !& jika perdarahan masih berlangsung dalam

    71? jam.

    etelah perdarahan akut berhenti, diberikan P&&

    ?F7 tab (? hari), %F7 tab (% hari), F7 tab ( hari)

    dan 7F7 tab, % minggu dan 7 minggu bebas P&&.

    P&& siklik selama % bulan. !apat diberikan 3nH

    agonis % siklus bersama P&&.

    Cika terdapat kontra indikasi P&& dapat diberikan

    progestin selama 7? hari, kemudian stop 7? hari.

    langi % bulan.

    3 transvaginal G transrektal, TH, !P+, PT,

    aPTT.

    Tablet hematinik 7F7 tab

    --& .= mg, oral setiap @ jam, ditambah

    prometasin = mg oral. "sam traneksamat %

    F 7 gram diberikan bersamaan dengan --&.

    !& jika perdarahan masih berlangsung

    dalam 71? jam.

    etelah perdarahan akut berhenti, diberikan

    P&& ?F7 tab (? hari), %F7 tab (% hari), F7

    tab ( hari) dan 7F7 tab, % minggu dan 7

    minggu bebas P&&. P&& siklik selama %

    bulan

    Cika terdapat kontra indikasi P&& dapat

    diberikan progestin selama 7? hari,

    kemudian stop 7? hari. langi % bulan.

    3 transvaginal G transrektal, TH, !P+,

    PT, aPTT.

    Tablet hematinik 7F7 tab

    TidakIa

    J Bila terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan organik, lakukan terapi

    pembedahan seperti ablasi endometrium, miomektomi, polipektomi atau histerektomi

     

    %/

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    38/47

     

    Penan$anan PUA !en)r)t strata +e#a3anan &ese4atan

    Manajemen

    Pri!er Se&)ner Tersier  

    -mergensi (Hb< 78,hemodinamiktidak stabil)

    Pasang iv line

     resusitasi#airan dengan

    + rujuk

     Transfusi bila Hb <A.=

     

    topperdarahan

     --& ?F.= mg(bila tidak berhentidalam $aktu ?

     jam, lakukan !&,harus adapersetujuan padanona)

    P&& ?F7 ?dP&& %F7 %dP&& F7 dP&& 7F7 7d

     "s. traneksamat%F7 g

     "* %F=88mg

    Medikamentosa1 "gonis 3nH1 +*3 1 !anaLol

    /peratif 1 !&1 "blasi1 Histerektomi

    Follow up

    regulasi haid

    ingin hamil

    risiko

    tinggikankerendometrium

    P&&Progestin siklik

    tata laksanainfertilitas

    !& (bila dijumpaihiperplasia atipikhisterektomi)hiperplasia non

    atipik progestinsiklik

    tata laksanainfertilitas

    ablasiendometrium

    %0

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    39/47

    gagalmedikamentosa

    ingin stop haid

    histerektomi

    +*3

    3nH agonis !anaLol

    ablasiendometrium

    ablasiendometrium

    &eterangan4

    --& estrogen ekuin konyugasi, P&& pil kontrasepsi kombinasi, !& dilatasi dan

    kuretase, "* anti inflamasi non steroid, +*31 levonorgestrel intra uterine

    system

    %5

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    40/47

     Pe!i#i4an "at,"atan +aa +erara4an )ter)s an"r!a#

    NON-"O#MONA$

    'A( Asa! Trane&sa!at

    /bat ini bersifat inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen. Plasminogen

    akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk meme#ah fibrin menjadi fibrin

    degradation product s (5!Ps). /leh karena itu obat ini berfungsi sebagai agen anti

    fibrinolitik. /bat ini akan menghambat faktor1faktor yang memi#u terjadinya pembekuan

    darah, namun tidak akan menimbulkan kejadian trombosis. Perdarahan menstruasi

    melibatkan pen#airan darah beku dari arteriol spiral endometrium, maka pengurangan

    dari proses ini diper#aya sebagai mekanisme penurunan jumlah darah mens. -fek

    samping 4 gangguan pen#ernaan, diare dan sakit kepala. !osisnya untuk perdarahan

    mens yang berat adalah 7g (F=88mg) dari a$al perdarahan hingga ? hari.

     'B( Oat anti inf#a!asi n"n ster"i 'AINS(

      &adar prostaglandin pada endometrium penderita gangguan haid akan

    meningkat. "* ditujukan untuk menghambat siklooksigenase, dan akan menurunkan

    sintesa prostaglandin pada endometrium. Prostaglandin mempengaruhi reaktivitas

     jaringan lokal dan terlibat dalam respon inflamasi, jalur nyeri, perdarahan uterus, dan

    kram uterus. "* dapat mengurangi jumlah darah haid hingga 81=8 persen.

    Pemberian "* dapat dimulai sejak perdarahan hari pertama atau sebelumnya hingga

    hingga perdarahan yang banyak berhenti. -fek samping 4 gangguan pen#ernaan, diare,

    perburukan asma pada penderita yang sensitif, ulkus peptikum hingga kemungkinan

    terjadinya perdarahan dan peritonitis.

    *8

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    41/47

    Fibrin

    Plasminogen

    Plasmin

    FDPs

    Asam

     Traneksamat(A)

    Diasil gliserol atauFosfolipid

    FosfolipaseA2

    FosfolipaseC2

    Asamarakidonat

    ProstaglandinH2

    Siklooksigenase

    PGD2

      PGE2

      PGF2

      PGI2

      TXA2

    OAIS   (B)

    *1

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    42/47

    "O#MONA$

    'A( Estr"$en

    ediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak. ediaan

    yang digunakan adalah --&, dengan dosis .= mg per oral ?F7 dalam $aktu ? jam.

    Pemberian --& dosis tinggi tersebut dapat disertai dengan pemberian obat anti1emetik

    seperti promethaLine = mg per oral atau intra muskular setiap ?1@ jam sesuai dengan

    kebutuhan. Mekanisme kerja obat ini belum jelas, kemungkinan aktivitasnya tidak terkait

    langsung dengan endometrium. /bat ini bekerja untuk memi#u vasospasme pembuluh

    kapiler dengan #ara mempengaruhi kadar fibrinogen, faktor J, faktor N , proses

    agregasi trombosit dan permeabilitas pembuluh kapiler. Pembentukan reseptor

    progesteron akan meningkat sehingga diharapkan pengobatan selanjutnya dengan

    menggunakan progestin akan lebih baik. -fek samping berupa gejala akibat efek

    estrogen yang berlebihan seperti perdarahan uterus, mastodinia dan retensi #airan.

    'B( PKK

      Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi kombinasi akibat

    endometrium yang atrofi. !osis yang dianjurkan pada saat perdarahan akut adalah ? F 7

    tablet selama ? hari, dilanjutkan dengan % F 7 tablet selama % hari, dilanjutkan dengan

    F 7 tablet selama hari, dan selanjutnya 7 F 7 tablet selama % minggu. elanjutnya

    bebas pil selama A hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian pil kontrasepsi

    kombinasi paling tidak selama % bulan. "pabila pengobatannya ditujukan untuk

    menghentikan haid, maka obat tersebut dapat diberikan se#ara kontinyu, namun

    dianjurkan setiap %1? bulan dapat dibuat perdarahan lu#ut. -fek samping dapat berupa

    perubahan mood , sakit kepala, mual, retensi #airan, payudara tegang, deep vein

    thrombosis, stroke dan serangan jantung.

    'C( Pr"$estin

    /bat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan

    mengaktifkan enLim 7A1hidroksi steroid dehidrogenase pada sel1sel endometrium,

    sehingga estradiol akan dikonversi menjadi estron yang efek biologisnya lebih rendah

    dibandingkan dengan estradiol. Meski demikian penggunaan progestin yang lama dapat

    memi#u efek anti mitotik yang mengakibatkan terjadinya atrofi endometrium. Progestin

    dapat diberikan se#ara siklik maupun kontinyu. Pemberian siklik diberikan selama 7?

    *2

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    43/47

    hari kemudian stop selama 7? hari, begitu berulang1ulang tanpa memperhatikan pola

    perdarahannya.

     "pabila perdarahan terjadi pada saat sedang mengkonsumsi progestin, maka

    dosis progestin dapat dinaikkan. elanjutnya hitung hari pertama perdarahan tadi

    sebagai hari pertama, dan selanjutnya progestin diminum sampai hari ke 7?. Pemberian

    progestin se#ara siklik dapat menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila

    terdapat kontra1indikasi (misalkan 4 hipersensitivitas, kelainan pembekuan darah, ri$ayat

    stroke, ri$ayat penyakit jantung koroner atau infark miokard, ke#urigaan keganasan

    payudara ataupun genital, ri$ayat penyakit kuning akibat kolestasis, kanker hati).

    ediaan progestin yang dapat diberikan antara lain MP" 7 F 78 mg, noretisteron asetat

    dengan dosis 1% F = mg, didrogesteron F = mg atau nomegestrol asetat 7 F = mg

    selama 78 hari per siklus.

     "pabila pasien mengalami perdarahan pada saat kunjungan, dosis progestin

    dapat dinaikkan setiap hari hingga perdarahan berhenti. Pemberian dilanjutkan untuk

    7? hari dan kemudian berhenti selama 7? hari, demikian selanjutnya berganti1ganti.

    Pemberian progestin se#ara kontinyu dapat dilakukan apabila tujuannya untuk membuat

    amenorea. Terdapat beberapa pilihan, yaitu 4

    pemberian progestin oral 4 MP" 7818 mg per hari

    Pemberian !MP" setiap 7 minggu

    Penggunaan +*3

    -fek samping 4 peningkatan berat badan, perdarahan ber#ak, rasa begah, payudara

    tegang, sakit kepala, jera$at dan timbul perasaan depresi

    'D( Anr"$en

    !anaLol adalah suatu sintetik isoFaLol yang berasal dari turunan 7Aa1etinil

    testosteron. /bat tersebut memiliki efek androgenik yang berfungsi untuk menekan

    produksi estradiol dari ovarium, serta memiliki efek langsung terhadap reseptor estrogen

    di endometrium dan di luar endometrium. Pemberian dosis tinggi 88 mg atau lebih per

    hari dapat dipergunakan untuk mengobati perdarahan menstrual hebat. !anaLol dapatmenurunkan hilangnya darah menstruasi kurang lebih =8> bergantung dari dosisnya

    dan hasilnya terbukti lebih efektif dibanding dengan "* atau progestogen oral.

    !engan dosis lebih dari ?88mg per hari dapat menyebabkan amenorea. -fek

    sampingnya dialami oleh A=> pasien yakni4 peningkatan berat badan, kulit berminyak,

     jera$at, perubahan suara.

    *%

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    44/47

    'E( A$"nis %onadotropine #eleasing "ormone (%n#") 

    /bat ini bekerja dengan #ara mengurangi konsentrasi reseptor 3nH pada

    hipofisis melalui mekanisme down regulation terhadap reseptor dan efek pas#a reseptor,

    yang akan mengakibatkan hambatan pada pelepasan hormon gonadotropin. Pemberian

    obat ini biasanya ditujukan pada $anita dengan kontraindikasi untuk operasi. /bat ini

    dapat membuat penderita menjadi amenorea. !apat diberikan leuprolide a#etate %.A=

    mg intra muskular setiap ? minggu, namun pemberiannya dianjurkan tidak lebih dari @

    bulan karena terjadi per#epatan demineralisasi tulang. "pabila pemberiannya melebihi @

    bulan, maka dapat diberikan tambahan terapi estrogen dan progestin dosis rendah (add

    back therapy ). -fek samping biasanya mun#ul pada penggunaan jangka panjang, yakni4

    keluhan1keluhan mirip $anita menopause (misalkan hot flushes, keringat yang

    bertambah, kekeringan vagina), osteoporosis (terutama tulang1tulang trabekular apabila

    penggunaan 3nH agonist lebih dari @ bulan).

    **

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    45/47

    Estrogen

    (A)!ontrasepsi

    oral(B)

    Progestin

    (C)

    Dana"ol(D)

    Gn#Ha(E)

    *-

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    46/47

    Daftar "at 3an$ a+at i$)na&an )nt)& tera+i PUD

    N" Na!a Generi& D"sis Na!a Da$an$

    Anti firin"#iti&

    7 "sam traneksamat =88 mg G tab

    Anti +r"sta$#anin

    "sam mefenamat =88 mg G tab

    Estr"$en a#a!ia4

    7. 7A1O -stradiol 7 mg G tab

    . -strogen ekuin konjugasi 8,@= mg G tab

    Pr"$estin sinteti&

    7. *omegestrol asetat = mg G tab +utenyl

    .Medroksiprogesteronasetat

    78 mg G tab

    %. *orethisteron = mg

    ?. !idrogesteron 78 mg

    =!epomedroksiprogesteron asetat

    7=8 mg G vial

    Pi# &"ntrase+si &"!inasi

    7.-tinil estradiol

    +evonogestrel

    %8 m#g

    7=8 m#g

    .-tinil estradioliproteron asetat

    %8 m#g mg

    %.-tinil estradiol!rospirenone

    %8 m#g% mg

    ?.-tinil estradiol!rospirenone

    8 m#g% mg

  • 8/19/2019 Konsensus Pua Hiferi

    47/47

    Daftar Ba>aan

    7. Munro M3, 'rit#hley H/, Broder M, 5raser . 53/ #lassifi#ation system (P"+M1'/-*) for #auses of abnormal uterine bleeding in nongravid $omen of reprodu#tiveage. nternational journal of gynae#ology and obstetri#s4 the offi#ial organ of thenternational 5ederation of 3ynae#ology and /bstetri#s. 877 "pr;77%(7)4%17%

    . The oyal 'ollege of /bstetri#ians and 3yne#ologist. The management of heavymenstrual bleeding ; *i#e 3uideline, 88A

    %. Marret H, 5au#onnier ", 'habbert1Buffet *, 'ravello +, 3olfier 5, 3ondry C, et al.'lini#al pra#ti#e guidelines on menorrhagia4 management of abnormal uterinebleeding before menopause. -uropean journal of obstetri#s, gyne#ology, andreprodu#tive biology. 88 /#t;7=()47%%1A

    ?. /ehler M&, ees M'. Menorrhagia4 an update. "#ta obstetri#ia et gyne#ologi#a#andinavi#a. 88% May;(=)4?8=1