Top Banner
Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, M.Sc terpilih secara demokras sebagai President Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) periode 2019 – 2024 dalam Kongres ke-V MAI bersamaan diselenggarakannya Internaonal Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI) dari tanggal 3 – 5 Oktober 2019 di Mercure grand Mirama, Surabaya. Event tersebut sukses menghadirkan lebih dari 300 peserta dari 16 negara untuk berparsipasi akf dalam perhelatan ICAI berikutnya. nyata deklarasi peningkatan produksi komoditas ikan laut, khususnya kakap puh Lates calcarifer dan kerapu Epinephelus spp. dengan penambahan produksi sebesar 10.000 ton dan komoditas udang menjadi 1 juta ton di tahun 2020 – 2021. Selama event ICAI 2019, kajian ilmiah dan sosial ekonomi di sektor akuakultur menjadi pembahasan utama. Di Plenary session, President MAI, Rokhmin Dahuri memberikan pemaparan dengan judul: “A producve, Clean, Blue, Green, and Inclusive Industrializaon Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAI K ita semua tentu maum bahwa potensi untuk pengembangan industri akuakultur di Indonesia cukup besar. Menurut Review tahun 2018 yang dikeluarkan oleh California Envionmental Associates, rata-rata pertumbuhan produksi untuk sektor akuakultur di Indonesia diperkirakan sebesar 7 % dari tahun 2012 – 2030 dengan peluang penciptaan lapangan kerja sebanyak 8.9 juta hingga tahun 2030. Hal ini jika dikonversikan ke nilai ekonomi, melalui skenario usaha, diperkirakan nilai produksi dari tujuh spesies utama (nila, udang, bandeng, lele, mas, pan dan kerapu) akan meningkat dari USD 5.9 milyar di tahun 2012 hingga menjadi USD 39.5 milyar di tahun 2030. Total nilai produksi secara keseluruhan diperkirakan juga akan meningkat menjadi USD 43.9 milyar melalui skema orientasi domesk dan USD 50.4 milyar melalui skema orientasi ekspor. Bagi MAI, potensi ini kemudian di terjemahkan menjadi sebuah aksi Ketua umum MAI, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri menyampaikan keynote speech dalam event 9 th ICAI 2019 38 Edisi No. 57/Tahun V/Oktober 2019 | Info Akuakultur Oleh Dr. Romi Novriadi Wakil President Masyarakat Akuakultur Indonesia Director Elect of World Aquaculture Society – Asian Pacific Chapter
4

Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAIaquaculture-mai.org/wp-content/uploads/2019/10/Info...saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perpaduan

Jan 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAIaquaculture-mai.org/wp-content/uploads/2019/10/Info...saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perpaduan

Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, M.Sc terpilih secara demokratis sebagai President Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) periode 2019 – 2024 dalam Kongres

ke-V MAI bersamaan diselenggarakannya International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI) dari tanggal

3 – 5 Oktober 2019 di Mercure grand Mirama, Surabaya. Event tersebut sukses menghadirkan lebih dari 300

peserta dari 16 negara untuk berpartisipasi aktif dalam perhelatan ICAI berikutnya.

nyata deklarasi peningkatan produksi komoditas ikan laut, khususnya kakap putih Lates calcarifer dan kerapu Epinephelus spp. dengan penambahan produksi sebesar 10.000 ton dan

komoditas udang menjadi 1 juta ton di tahun 2020 – 2021.

Selama event ICAI 2019, kajian ilmiah dan sosial ekonomi di sektor akuakultur menjadi pembahasan utama. Di Plenary session, President MAI, Rokhmin Dahuri memberikan pemaparan dengan judul: “A productive, Clean, Blue, Green, and Inclusive Industrialization

Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAI

Kita semua tentu mafhum bahwa potensi untuk pengembangan industri akuakultur di Indonesia

cukup besar. Menurut Review tahun 2018 yang dikeluarkan oleh California Envionmental Associates, rata-rata pertumbuhan produksi untuk sektor akuakultur di Indonesia diperkirakan sebesar 7 % dari tahun 2012 – 2030 dengan peluang penciptaan lapangan kerja sebanyak 8.9 juta hingga tahun 2030.

Hal ini jika dikonversikan ke nilai ekonomi, melalui skenario usaha, diperkirakan nilai produksi dari tujuh spesies utama (nila, udang, bandeng, lele, mas, patin dan kerapu) akan meningkat dari USD 5.9 milyar di tahun 2012 hingga menjadi USD 39.5 milyar di tahun 2030. Total nilai produksi secara keseluruhan diperkirakan juga akan meningkat menjadi USD 43.9 milyar melalui skema orientasi domestik dan USD 50.4 milyar melalui skema orientasi ekspor.

Bagi MAI, potensi ini kemudian di terjemahkan menjadi sebuah aksi

Ketua umum MAI, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri menyampaikan keynote speech dalam event 9th ICAI 2019

38 Edisi No. 57/Tahun V/Oktober 2019 | Info Akuakultur

Oleh Dr. Romi Novriadi

Wakil President Masyarakat Akuakultur IndonesiaDirector Elect of World Aquaculture Society –

Asian Pacific Chapter

Page 2: Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAIaquaculture-mai.org/wp-content/uploads/2019/10/Info...saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perpaduan

Toward Sutainable Aquaculture Development”.

Isi Keynote speech lebih menekankan kepada tantangan global yang akan dihadapi Indonesia khususnya untuk memenuhi permintaan pangan yang secara global akan terus meningkat. Untuk itu, Rokhmin meminta keseriusan pemerintah bersama dengan para stakeholder lainnya untuk memaksimalkan potensi perikanan yang kita miliki, khususnya di sektor perikanan budidaya yang memiliki tingkat pertumbuhan sebesar 8% tiap tahunnya.

Guru besar Institut Perikanan Bogor tersebut juga menegaskan bahwa kalau semua rekomendasi dan teknologi terbarukan dapat diaplikasikan secara optimal, sektor perikanan budidaya dapat menyumbangkan minimal dua persen pertumbuhan ekonomi.

Di kesempatan berikutnya, Dr Nyan Taw (Mynmar) memaparkan perkembangan terkini teknologi Biofloc untuk mendukung produksi udang secara berkelanjutan, dan dilanjutkan oleh Dr Charles Saliba (Malta) tentng efektivitas ekstrak kaktus dalam sistem produksi akuakultur berdasarkan hasil kajian lapang dan laboratorium.

Di kesempatan berikutnya, Dr Rohana Subasinghe (Sri lanka)

lebih fokus kepada trend terkini di industri akuakultur, Mr. Wen Wei (Vietnam) tentang probiotik untuk optimalisasi kualitas perairan dan Dr. Romi Novriadi (Indonesia) yang lebih menyoroti tentang transfer ilmu nutrisi untuk pengembangan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi beberapa komoditas akuakultur penting di Indonesia.

Selain plenary session, ICAI 2019 ini juga memberikan kesempatan bagi para peneliti dan perekayasa teknologi untuk memaparkan hasil-hasil riset yang telah diperoleh, baik melalui presentasi poster maupun presentasi oral yang disertai dengan partisipasi aktif peserta untuk memverifikasi hasil penelitian dimaksud.

Pada perhelatan ini juga diberikan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk saling berinteraksi dan mengeluarkan rumusan terbaik untuk pengembangan 3 sektor utama,

Selain plenary session, ICAI 2019

ini juga memberikan kesempatan bagi para

peneliti dan perekayasa teknologi untuk

memaparkan hasil-hasil riset yang telah

diperoleh.

39Info Akuakultur| Edisi No. 57/Tahun V/Oktober 2019

Suasana pembukaan (atas) dan penutupan (bawah) event 9th International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI)

Page 3: Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAIaquaculture-mai.org/wp-content/uploads/2019/10/Info...saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perpaduan

yaitu (1) industri udang, (2) industri budidaya ikan laut yang difokuskan untuk pengembagan kakap putih dan kerapu, dan (3) industri air tawar yang difokuskan kepada komoditas ikan nila dan patin.

Di sesi udang, diskusi fokus kepada situasi terkini tentang produksi pakan udang di Indonesia, sebaran penyakit dan manajemen pengelolaan kesehatan udang di tambak, hingga kepada penggunaan Dried Distillers Grains with Solubles yang diperoleh dari jagung sebagai bahan baku terbarukan untuk pakan udang.

Dr. Kartik Baruah dari Swedish University of Agricultural Sciences, Swedia memberikan langkah-langkah efektif yang dapat diterapkan, seperti aplikasi Quorum quenching untuk memutus jalur komunikasi antar bakteria, Epigenetics dan beberapa tindakah prophylactic lainnya.

Sementara di sesi marikultur, diskusi fokus kepada proses adopsi

teknologi Uni Eropa untuk perbaikan sistem produksi larva ikan laut di beberapa panti benih di Asia tenggara. Sesi juga dilanjutkan dengan pemaparan dari beberapa pakar tentang bagaimana pentingnya sinergitas antara pemerintah dan para pelaku usaha untuk mengoptimalisasikan potensi industri marikultur di Indonesia.

Foto bersama para pembicara, moderator dan panitia. Dari kiri ke kanan: Rully Setya Purnama (Minapoli), Dr Rohana Subasinghe (President World Aquaculture Society – Asian pacific Chapter), Dr. Endhay Kusnendar (KKP), Dr. Romi Novriadi (DJPB-KKP), Mr. Wen Wei (Vietnam) dan Dr. Coco Kokarkin (DJPB-KKP)

Untuk sesi air tawar, diskusi fokus kepada sistem processing yang baik untuk meningkatkan kualitas produk Indonesia agar dapat memiliki daya saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Perpaduan yang unik antara dunia akademis dan dunia usaha di ICAI tahun 2019 kali ini memberikan semangat baru untuk mengelola industri perikanan secara sustainable melalui pendekatan ilmiah. Riset-riset yang dilakukan sudah harus mulai diarahkan untuk perbaikan sistem produksi akuakultur. Sebagai balasan, para pelaku usaha juga diharapkan untuk membantu riset-riset yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.

Secara umum, seluruh peserta konferensi yang dilakukan selama 2 (dua) hari menyatakan puas dan akan datang kembali untuk event 10th ICAI 2020 yang akan diadakan di kota Industri, Batam.

Perpaduan yang unik antara dunia

akademis dan dunia usaha di ICAI

tahun 2019 kali ini memberikan

semangat baru untuk mengelola industri perikanan secara

sustainable melalui pendekatan ilmiah.

40 Edisi No. 57/Tahun V/Oktober 2019 | Info Akuakultur

Page 4: Kongres ke-V dan Seminar Internasional MAIaquaculture-mai.org/wp-content/uploads/2019/10/Info...saing tinggi di pasar global, khususnya di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perpaduan

Selamat dan sukses atas terselenggaranya

Kongres ke-V

serta terpilihnya Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, M.Sc sebagai President Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI)

periode 2019 – 2024

41Info Akuakultur| Edisi No. 57/Tahun V/Oktober 2019