Top Banner

of 22

KONFLIK KWU 2

Jun 03, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    1/22

    Pengertian onflikPengertian:

    Segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih.

    Proses yang timbul karena suatu pihak merasa bahwa pihak lainnya mempunyai persepsi yang

    tidak sejalan dengan pihaknyaElemen dalam konflik:

    1) adanya dua pihak atau lebih;

    2) interaksi pertentangan

    Konflik organisasi adalah:

    ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karenaadanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber-sumber daya yang terbatas dan atau

    karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.

    Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secarasosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga

    kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

    menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau

    dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya

    masyarakat itu sendiri.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individudalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,

    kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya

    ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap

    masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antaranggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan

    dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

    Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah

    siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasiyang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Konflik adalah adanya pertentangan yang

    timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang

    ada di sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (thepresence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih.

    Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada tahap di

    mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu

    tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,

    pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan serta procedure serta

    pembagian jabatan pekerjaan.Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik,

    takut dan penolakan, serta adanya pertentangan anatr pribadi (personality clashes).Dalam sebuah

    organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling terkait dengan pekerjaanpihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu

    diidentifikasikan sebagai komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Interaksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Interaksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin
  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    2/22

    Seorang wirausahawan harus memandang sebuah persoalan dari berbagai sudut dan

    mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan

    mengurangi jumlah pilihan misalnya, maka wirausahawan harus mempertimbangkan masalahnyaagar menjadi luas dan mendalam.

    Jika wirausahawan meninjau lagi pemecahan masalah yang mungkin terkait di dalm

    daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah yanglainnya dapat dikesampingkan. Berikut ini beberapa criteria yang mungkin sangat berguna jikaseorang wirausahawan ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkan.

    1. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?

    2. Apakah pemecahan masalah itu sudah logis?3. Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik?

    Permasalahan yang dihadapi oleh para wirausahawan hendaknya yang actual dan menarik serta

    mengandung beberapa kemungkinan tindakan, di antara beberapa alternative pemecahan

    masalah, salah satunya cara penerapan Teori Dewey tentang berpikir positif, bahwa seorangwirausahawan hendaknya:

    1. Tidak merasa bimbang,bingung, dan kesulitan;

    2.

    Merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan tersebut;3. Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data factual sebagai usaha menemukan cara

    pemecahan masalah;

    4. Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan terbaik;

    5. Mengambik kesimpulan yang didukung oleh fakta yang valid.

    A. Konflik sebagai Bagian Masalah dalam WiausahaKonflik adalah ketidakseimbangan antar norma yang berlaku dan sikap yang

    dilakukan. Dalam dunia usaha, konflik dapat terjadi karena beberapa factor, antara lain:

    1. Tidak adanya tujuan usaha yang jelas.

    2. Tidak adanya job description yang jelas atau pembagian tugas.

    3. Tidak adanya perencanaan kegiatan usaha.4. Tidak adanya struktur organisasi.

    5. Manajemen perusahaan.

    Setiap konflik yang terjadi di perusahaan atau pada lembaga atau instalasi atau organisasidapat menimbulkan suatu masalah sehinnga mengganggu kegiatan yang sedang berjalan.

    Apabila konflik yang muncul tidak segera ditindak lanjuti maka dapat menimbulkan

    masalah yang besar dan kompleks.Jika terjadi konflik, maka seorang pemimpin harus segeramengambil suatu tindakan untuk mengidentifikasi konflik yang muncul.

    Berikut ini langkah-langkah untuk mengidentifikasi konflik :

    1. Mengumpulkan informasi dari sumber konflik.

    2. Mencari fakta konflik.3. Menetapkan beberapa alternative konflik.

    4. Menetapkan satu konflik yang tepat.

    5. Menganalisis konflik.

    6. Menemukan solusi konflik.

    Contoh:

    Ibu Yuni memiliki usaha toko kelontong Anisa yang menyediakan barang-barang kebutuhanpokok. Dalam mengelola usahanya, Ibu Yuni sangat rajin dan teliti. Semua barang dagangan

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    3/22

    tertata dengan rapi dan kebersihan selalu dijaga. Letaknya yang strategis dan luas dapat menarik

    pembeli. Namun kenyataannya toko kelontong Ibu Yuni tidak laku dan tidak ada yang membeli.

    Berdasarkan ilustrasi di atas, kita cari konflik yang terjadi dengan melakukan identifikasikonflik.

    1. Informasi atau sumber konflik

    a. Toko kelontong Anisa.b. Omzet penjualan tidak ada.c. Daya beli konsumen.

    d. Selera konsumen.

    2. Fakta konflika. Daya beli konsumen di lingkungan toko kelontong Anisa rendah.

    b. Selera konsumen pada umumnya rendah.

    c. Rata-rata pendapatan calon konsumen rendah.

    d. Barang dagangan toko kelontong Anisa tidak sesuai dengan daya beli dan selerakonsumen.

    e. Calon konsumen memilih berbelanja di pasar tradisional dengan harga terjangkau dan

    sesuai selera.3. Menetapkan alternative konflik

    a. Daya beli konsumen yang tidak sesuai. b. Selera konsumen pada yang tidak sesuai.

    c. Omzet penjualan yang rendah.4. Menetapkan satu konflik yaitu omzet penjualan yang rendah.

    5. Menganalisis konflik

    Yaitu dengan mencari factor penyebab konflik.6. Menemukan solusi konflik

    Hal-hal yang menyebabkan konflik terjadi yaitu:

    a. Tidak adanya observasi pelanggan.

    b. Tidak adanya persediaan barang dagangan yang bervariatif sesuai dengan daya beli danselera pasar.

    c. Tidak adanya sosialisasi pada lingkungan.

    B. Penggolongan KonflikMenurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel menjelaskan bahawa konflik dapat

    digolongkan sebagai berikut :

    1. Konflik Intrapersonal adalah konflik yang terdapat dalam diri seseorang,konflik ini

    terjadi ketika pada suatu waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginanyang tidakmungkin dipenuhi sekaligus.Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu :

    Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada pilihan yang sama

    sama menarik Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada ddua pilihan yangsama menyulitkan. Konflik enghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada suatu hal yang

    mempunyai nilai Fositif dan Negatif.2. Konflik Interpersonal adalah suatu pertentangan yang terjadi antara seseorang dengan

    orang lain karena adanya perbedaan kepentingan atau keinginan,konflik ini biasa terjadi antara

    dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Dalam bidang usaha, hal ini

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    4/22

    dapat terjadi ketika suatu usaha yang telah berkembang dan melibatkan beberapa karyawan yang

    terlibat di dalam konflik interpersonal.

    3. Konflik antar-individu dan kelompok. Hal ini berhubungan dengan cara individumenghadapi tekana-tekanan unutuk mencapai konformitas yang ditekankan kepada mereka oleh

    kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, bahawa seseorang individuv dapat dihukum oleh

    kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimanaia berada.

    C. Tingkatan Konflik

    Konflik yang timbul dalam suatu lingkungan pekerjaan dapat dibagi dalam empat

    tingkatan yaitu sebagi berikut :

    a. Konflik dalam diri Individu itu sendiriKonflik dalam diri seseorang dapat timbul jika terjadi kasus overload, dimana ia dibebani dengan

    tanggung jawab pekerjaan yang terlalu banyak, dan dapat pula terjadi ketika dihadapkan padasuatu titik di mana ia harus mebuat keputusan yang melibatkan pemilihan alternatif yang terbaik.

    Perspektif di bawah ini mengentifisikan empat episode konflik, dikutip dari tulisan Thomas

    V.Banomaa dan Gerald Zaltmandalam buku Psychology for Management :

    Approach-approach conflict ,yaitu situasi dimana seseorang harus memilih salah satu diantarabeberapa alternatif yangsama baiknya.

    Avoudance-avoidance conflict, yaitu situasi dimana seseorang terpaksa memilih salah satu di

    antara beberapa alternatif tujuan yang sama buruknya. Aproach-avoidance conflict, yaitu merupakan suatu situasi di mana seseorang terdorong oleh

    keinginan yang kuat untuk mencapai satu tujuan, tetapi disisi lain secara stimultan selaluterhalang dari tujuan tersebut oleh aspek-aspek tidak menguntungkan yang tidak bisa lepas dari

    proses pencapaian tujuan itu sendiri. Multiple aproach-avoidance conflict, yaitu suatu situasi di mana seseorang terpaksa

    dihadapkan pada kasus kombinasi ganda dari approach-avoidance conflict.

    Konflik yang berasal dari dalam diri sendiri (masalah intern) seringkali disebabkan olehunsur-unsur berikut :

    a) Rasa kurang percaya diri

    b) Latar belakang pendidikan yang kuang memadaic) Budaya yang membatasi

    d) Pola asuh orang tua

    e)

    Masalh kesehatan seseorang

    b. Konflik Interpersonal

    Konflik interpersonal merupakan konflik antara satu individu dengan individual yang

    lain.Konflik interpersonal dapat berbentuk substantive maupun emotional,bahkan merupakan

    kasus utama dari konflik yang dihadapi oleh para manajer dalam hubungan interpersonal sebagaibagian dari tugas manajerial itu sendiri. Konflik yang timbul dengan orang lain atau karena fakor

    li gkungan ekstern, misalnya dari lingkungan kerja yang sering kita tidak dapat hindari. Faktor

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    5/22

    ekstern tersebut jika mungkin hendaknya kita ubah menjadi suatu kerjasama. Sebab banyak

    sekali unsur-unsur penyebab konflik yang tidak dapat dihindari lagi bila kita berada di

    lingkungan kerja.c. Konflik Intergrup

    Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun konflik ini

    menyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugasdan pekerjaan. Dalam setiap kasus, hubungan intergrup harus di-manage sebaik mungkin untukmempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensi disfungsional dari setiap

    konflik yang mungkin timbul.

    Dibawah ini ada beberapa pendapat tentang konflik yang timbul dalam perusahaan, antara lain : Pandangan Tardisional

    Konflik merupakan hal yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi organisasi atau

    perusahaan.Mereka berpendapat bahawa timbulnya konflik menunjukan adanya sesuatu yang

    salah dalam organisasi. Pandangan perilaku

    Konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam organisasi. Mereka berpendapat

    bahwa dalam organisasi yang terdiri dari kupulan orang-orang, wajar jika mereka mempunyaikepentingan yang saling bertentangan ehingga menimbulkan konflik.

    Pandangan Interaksi

    Konflik dalam organisasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan ahkan diperlukan.Mereka

    berpendapat mesikpun konflik sering merugikan,tetapi konflik tidak bisa dipungkiri dapatmembuat organisasi bisa beroperasi dengan lebih efektif.

    Para wirausahawan dalam tugasnya setiap hari selalu berhadapan dengan orang-orang yang

    berbeda kepentingannya. Tiap-tiap orang yang berbeda kepentingan tersebut,semuanyaberpotensi menimbulkan konflik.Adapun orang-orang yang dapat menimbulkan konflik bagi

    wirausahawan adalah sebagai berikut :

    a) Para kosumen dan pelanggan

    b) Para karyawan atau pegawal sendiric) Para pemasok atau suplaiyerd) Para investor

    e) Para mitra usaha

    f) Masyarakat sekitar perusahaang) Para pesaing, dan sebagainya.

    4.Konflik Interorganisasi

    Konflik ini sering dikaitkan dengan persaingan yang timbul di antara perusahaanperusahaan swasta.Konflik interorganisasi sebenarnya berkaitkan dengan isu yang lebih besar

    lagi, contohnya perselisihan antara serikat buruh dengan perusahaan.Dalam setiap kasus,potensi

    terjadinya konflik melibatkan individual yang mewakili organisasi secara keseluruhan, bukanhanya sub-unit internal atau grup.

    D. Konflik sebagai Suatu ProsesKonflik merupakan proses yang dinamis, bukannya kondisi statis.Konflik

    memiliki awal dan melalui banyak tahap sebelum berakhir. Ada banyak pendekatan yang baik

    untuk menggambarka proses suatu konflik antara lain sebsgai berikut :

    i. Antecedent Conditions or latent conflict

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    6/22

    Merupakan kondisi yang berpotensi untuk menyebabkan atau mengawali sebuah episode

    konflik.Terkadang tindakan agresi dapat mengawali proses konflik.Antecendent conditions

    dapat tidak terlihat,tidak begitu jelas di permukaan.Perlu diingat bahwa kondisi-kondisi inibelum tentu mengawali proses suatu konflik. Sebagai contoh,tekanan yang didapat departemen

    produksi suatu perusahaan untuk menekan biaya bisa menjadi sumber frustasi ketika manager

    penjualan ingin agar produksi ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar yang mendesak.Namun demikian, konflik belum tentu muncul karena kedua belah pihak tidak berkerasmemenuhi keinginannya masing-masing.Disinilah dikatakan konflik bersifat laten,yaitu

    berpotensi untuk muncul tapi dalam kenyataannya tidak terjadi.

    ii. Perceived ConflictAgar konflik berlanjut , kedua belah pihak harus menyadari bahwa mereka dalam keadaan

    terancam dalam batas-batas tertentu. Tanpa rasa terancam ini salah satu pihak dapat saja

    melakukan sesuatu yang berakibat negatif bagi pihak lain, namun tidak disadari sebagai

    ancaman.iii. Felt Conflict

    Persepsi berkaitan erat dengan perasaan. Karena itulah jika orang merasakan adanya perselisihan

    baik secara aktual maupun potensial,ketegangan,frustasi,rasa marah maupun kegusaran akanbertambah.

    iv. Manifest Conflict

    Persepsi dan perasaan menyebabkan orang untuk beraksi terhadap situasi tersebut. Begitu

    banyak reaksi yang mungkin muncul pada tahap ini, tindakan agresif atau bahkan munculnyaniat yang baik yang mengahasilkan penyelesaian masalah yang konstruktur.

    v. Conflict Resolution or Suppression

    Konflik resolution atau hasil dari konflik dapat muncul dalam berbagai cara.Tetapi terkadangterjadi pengacauan (suppression) dari konflik itu sendiri.

    vi. Conflict Alternatif

    Ketika konflik terselesaikan,tetap ada perasaan yang tertinggal.Jika yang teringga adalah

    perasaan tidak enak dan ketidakpuasan hal ini dapat menjai kondisi yang potensial untuk episodekonflik yang selanjutnya.

    E. Penyebab Terjadinya KonflikPenyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-faktor penyebabnya

    diubah. Penyebab terjadinya konflik dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu

    karakteristik individual , beberapa kondisi umum yang muncul di antara orang-orang dan grup,serta desain dan struktur organisasi sendiri.

    1.Karakteristik IndividualBerikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang mungkin dapat melibatkanseseorang dalam konflik.

    a. Nilai sikap dan kepercayaan (Values, Attitude, dan Baliefs).

    b. Kebutuhan dan kepribadian (Needs and Personality).

    c. Perbedaan persepsi (Perseptual Differences).

    2.Faktor Situasia. Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi (Oppurtunity and Need to Interact).b. Kebutuhan untuk berkonsensus (Need for Consensus).

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    7/22

    c. Ketergantungan satu pihak kepada pihak lain (Dependency of One Party to Another)

    d. Perbedaan status (Status Differences)

    e. Rintangan komunikasi (Communication Barriers).f. Batas-batas tanggungjawab dan jurisdiksi yang tidak jelas (Ambiguous Tespondibilites and

    Jurisdictions).

    Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya konflik di lingkungan kerja antara lain sebagaiberikut.

    1. Perbedaan KepribadianAda orang-orang yan g kepribadian obsessive-compulsive. Menurut Caviola dan Lavender,

    orang-orang yang berkepribadian obsessive-compulsive tersebut cenderung suka mencari-cari

    kesalahan dan memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Ia selalu merasa bahwa caranyalah

    yang terbaik untuk dilakukan. Bila kita menghadapi orang-orang dengan tipe yang seri ngmenyebabkan konflik, sebaiknya kita mencari strategi untuk mengubah konflik tersebut menjadi

    kerjasama yang menguntungkan.

    2.Perbedaan Latar Belakang KebudayaanMasing-masing kelompok kebudayaan memilik nilai-nilai dan norma-norma social yang

    berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan

    inilah yang dapat mendatangi konflik sosial. Penyebab kriteria tentang baik buruk, sopan tidaksopan, pantas tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya yang didasarkan pada latar

    belakang kebudayaan masing-masing.

    3.Perbedaan Cara PandangAdanya perbedaan cara pandang yang terjadi pada sekelompok orang seringkali menimbulkan

    konflik. Perbedaan prinsip di antara anggota tim, misalnya seseorang menginginkan agar

    pekerjaa dapat diselesaikan secepat mungkin dan bila ada kekurangan akan diperbaiki kemudian.Sedangkan anggota yang lain menginginkan kualitas sebaik mungkin dan berpikir bahwa biar

    lambat asal selamat. Tentu saja dua orang anggota yang berbeda prinsip atau cara pandang

    tersebut akan sulit bekerja sama, sehingga dapat menimbulkan konflik.

    4.Perbedaan Tujuan dan KepentinganJika di antara para anggota tim terdapat perbedaan tujuan dan kepentingan, maka hal tersebutpasti akan memicu konflik. Misalnya adanya perbedaan antara tujuan individu dalam tim dengan

    tujuan tim. Jika ada seorang anggota tim yanglebih mengutamakan tujuan dan kepentingan

    pribadinya sendiri seperti mengejar volume penjualan yang besar, sehingga dengan ambisinya

    yang besar itu dia melakukan berbagai cara untuk mencapainya, misalnya mengurangi kualitasagar dapat menekan biaya, atau memberikan diskon besar tanpa menjaga nama baik dan profit

    perusahaan. Anggota tim yang seperti ini tentu saja mendapat masalah bila bekerja dengan

    temannya yang lebih mengutamakan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

    5.Perbedaan PemahamanKonflik dapat terjadi karena adanya kesalahpahaman yang menimbulkan perbedaan pemahaman.

    Hal itu terjadi bila penjelasan yang didengar atau fakta yang dikumpulkan kurang lengkap atau

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    8/22

    kurang akurat. Dapat pula karena pemahaman yang setengah-setengah dan tidak tuntas sehingga

    berpotensi menimbulkan konflik.

    Misalnya seorang pimpinan menugaskan kepada bawahan yang bertumpang tindih dengan tugasyang harus dilakukan oleh anggota tim lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan konflik antar

    rekan kerja di perusahaan.

    6.Perubahan-perubahan Nilai yang CepatNilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda

    mengalami perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika

    perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial.Misalnya industrialisasi yang mendadak di poedesaan akan memunculkan konflik sosial sebab

    nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat

    berubah menjadi nilai-nilai masyarakat indiustri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai

    kegotong-royongan yang berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikanmenurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan structural yang

    disusun dalm organisasi formal perusahaan.

    Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktuyang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagfian waktu yang tegas seperti jadwal kerja

    dan istorahat dalam dunia industry.

    Di samping faktor-faktor tersebut, konflik terjadi karena dipidu oleh situasi-situasi yang

    mendukung, antara lain sebagai berikut.

    1. Konflik dalam keluarga

    Contoh:a. Perbedaan pendapat dalam opengelolaan usaha keluarga dengan orang tua, diman orang

    tua tentu melindungi anak, sehingga anak merasa tidak dipercaya dan mampu salam menjalankan

    usaha keluarga.

    b. Perbedaan selera makan orang tua dengan anak-anaknya sehingga orang tua seringmaskan di luar rumah.

    c. Perbedaan gaya hidup dan pola piker antara suami istri.

    2. Konflik dengan mitra kerjaContoh : perbedaan persepsi dalam suatu masalah sehingga suasana kerja tidak menyenangkan.

    3. Konflik dengan atasan atau manajer

    Contoh : gaji yang tidak sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup.4. Konflik dengan bawahan atau pekerja

    Contoh : turunnya tingkat produktivitas pekerja yang memnyebabkan omzet produksi dan

    kualitas produk menurun tajam.

    5. Konflik agamaContoh : munculnya fanatisme dan SARA

    6. Konflik pribadi

    Contoh : keterbatasan kemampuan yang menyebabkanrasa tidak percaya diri dan minder.

    F. Faktor-faktor yang Memengaruhi KonflikFaktor-faktor yang dapat memengaruhi konflik, dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok

    besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam faktor intern dapat disebutkan beberapa halsebagai berikut.

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    9/22

    1. Kemantapan organisasi

    Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat

    konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya adal seorang yang matang mempunyaipandangan yang luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.

    2. Sistem nilai

    Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan caraberinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah, atau benar.3. Tujuan

    Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.

    4. Sistem lain dalam organisasiSeperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan , sistem

    imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian

    pesana bukanlah soal yang mudah.

    Adapun faktor ekstern meliputi hal-hal berikut.1. Keterbatasan sumber daya

    Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir

    menjadi konflik.2. Kekaburan aturan atau norma di masyarakat

    Hal inimemperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.

    3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain

    Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.4. Pola interaksi dengan pihak lain

    Pola yang bebas memudahkan pemaparan dengan nilai-nilai lain sedangkan pola tertutup

    menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

    G. Definisi konflikAda beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.

    1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisankehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya

    keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak

    secara berterusan.

    2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing masing

    komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri sendiri dan tidak bekerja sama

    satu sama lain.

    3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi

    individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi makasecara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan

    bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

    4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada

    tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999).Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

    5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih

    pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh

    perbedaan tujuan.

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    10/22

    6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar

    dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya

    pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

    7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompokdengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan

    adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace& Faules, 1994:249).

    8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi(Folger & Poole: 1984).

    9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin

    dicapai, alokasi sumber sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku

    setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).

    10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, takdapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbedabeda (Devito, 1995:381)

    H. Konflik Menurut RobbinRobbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks,

    yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi disisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.

    Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

    1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik

    itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkandengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil

    disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang

    orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.

    2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View. Pandangan ini menyatakan

    bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atauorganisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam

    kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh

    karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorongpeningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk

    melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.

    3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorongsuatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang

    kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak

    inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat

    minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap

    semangat, kritisdiri, dan kreatif.

    I. Konflik Menurut Stoner dan FreemanStoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan

    tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):

    1. Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari.Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang

    optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan.

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    11/22

    Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin

    organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas

    meminimalisasikan konflik.

    2. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor,antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai nilai, dan sebagainya. Konflik

    dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajersebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimaluntuk mencapai tujuan bersama.

    J. Konflik Menurut MyersSelain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua

    sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

    1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harusdihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor

    penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan

    kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar.

    Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompokatau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu,

    menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.

    2. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik

    merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia.Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana

    menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak

    tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik

    bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untukmembangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.

    K. Konflik Menurut Peneliti Lainnya1. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkanapabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku

    komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada

    komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi yang

    berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaanmakna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik (1982: 234). Konflik pun tidak hanya

    diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut

    muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan (Stewart & Logan, 1993:341). Konfliktidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang

    berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai perang dingin antara dua pihak karena tidak

    diekspresikan langsung melalui katakata yang mengandung amarah.

    2. Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif(Stewart & Logan, 1993:342). Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana

    pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak selamanya

    membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya

    perseteruan pihak pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindarikonflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara

    mengatasi konflik yang sama apabila sewaktuwaktu terjadi kembali.

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    12/22

    L. Teori-teori konflikAda tiga teori konflik yang menonjol dalam ilmu sosial. Pertama adalah teori konflik C. Gerrtz,

    yaitu tentang primodialisme, kedua adalah teori konflik Karl. Marx, yaitu tentang pertentangankelas, dan ketiga adalah teori konflik James Scott, yaitu tentang Patron Klien.

    Penyebab konflik

    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

    Setiapmanusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan

    yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal ataulingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani

    hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika

    berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan

    berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang

    berbeda.

    Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian

    kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan

    perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

    Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh

    sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki

    kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi

    untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam halpemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang

    menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para

    petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat

    kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunyadiekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan,

    hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada

    perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akanmendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula

    menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar

    kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruhdengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh

    menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar

    untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

    Perubahan-perubahannilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

    Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan ituberlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik

    sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang

    mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisionalyang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

    Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja

    dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser

    http://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Petanihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ladang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Politikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ladang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Petanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    13/22

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    14/22

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    15/22

    Keutuhan dan kelanggengan hubungan akan tercipta bila masing-masing pihak berhubungan

    secara jujur dan adil. Ketidakjujuran dan ketidakadilan akan menyebabkan terjadinya konflik

    Perbedaan-perbedaan yang menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakserasian1. ketidakharmonisan dalam hubungan interpersonal: karena kekurangmapuan seseorangdalam berkomunikasi secara lisan

    2. ketidaserasian dalam hubungan interpersonal: karena sikap dan perbedaan pola pikir

    Perbedaan antara konflik dan persainganPersaingan: dimana salah satu pihak yang bertentangan mampu untuk menjaga dirinya darigangguan pihak lain dalam pencapaian tujuan

    Konflik: dimana salah satu pihak yang bertentangan mengganggu pihak lain dalam mencapai

    tujuannya.

    Contoh:

    Jika dua siswa yang masing-masing ingin meraih juara kelas, dalam usaha mereka masing-

    masing tidak mengganggu pihak lain, merupakan persaingan. Tetapi jika dalam mencapai tujuan

    masing-masing siswa tersebut mengganggu pihak lain, misalnya mempermasalahkan cara pihaklain dalam mencapai tujuannya, maka akan timbul konflik.

    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik:

    a. Secara Umum

    1. Komunikasi: salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulitdimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, atau gaya individu manajer /

    pimpinan yang tidak konsisten

    2. Struktur: pertarungan kekuasaan antar departemen bagian dengan kepentingan atau

    sistem penilaian yang bertentangan

    3. Pribadi:ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilakuyang diperankan jabatannya dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi

    b. Secara rinci

    1. Perbedaan kepribadian: dua kepribadian yang bertentangan bila berinteraksi bisa

    menimbulkan konflik, karena tidak ada yang mau mengalah

    2. Perbedaan cara pandang: cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu hal bisamenimbulkan konflik.

    3. Perbedaan tujuan dan kepentingan: dua organisasi yang memiliki tujuan dan

    kepentingan yang berbeda, bila tergabung dalam satu kegiatan tertentu akan menimbulkan

    konflik

    4. Perbedaan pemahaman: komunikasi yang kurang efektif menimbulkan perbedaanpemahaman antara orang yang satu dengan yang lain, sehingga terjadi konflik

    Q. Tahap-tahap pemahaman orang terhadap konflikRobin membagi menjadi 3 tahap:

    1. Pandangan tradisional (traditional view of conflict)

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    16/22

    Memahami konflik sebagai sesuatu peristiwa negatif yang identik dengan kekacauan

    destruktif (merusak) dan dianggap dapat merugikan kelangsungan organisasi perusahaan

    sehingga harus dicegah, berkembang sampai sekitar tahun 1940

    Memahami konflik sebagai peristiwa yang wajar terjadi dalam hubungan manusiainteraksi antar individu atau kelompok di dalam organisasi, berkembang antara 1940-1970

    Memahami konflik sebagai instrumen untuk membuat iklim di dalam organisasi menjadi

    dinamis, bila tidak maka harus distimulasi dengan menciptakan konflik.

    2. Pandangan hubungan manusia (human relation view of conflict)

    3. Pandangan interaksionis / pluralis (interactions / pluralist view of conflict)

    R. Perubahan pandangan tentang konflik

    No Pandangan lama Pandangan Baru

    1. Konflik dapat dihindarkan Konflik tidak dapat dihindarkan

    2. Konflik disebabkan oleh kesalahan-

    kesalahan manajemen dalamperancangan dan pengelolaan organisasi

    atau oleh pengacau

    Konflik timbul karena banyak sebab,

    termasuk struktur organisasi, perbedaantujuan yang tidak dapat dihindarkan,

    perbedaan dalam persepsi dan nilai-nilai

    pribadi dan sebagainya

    3. Konflik mengganggu organisasi danmenghalanngi pelaksanaan secaraoptimal

    Konflik dapat membantu atau menghambatpelaksanaan kegiatan organisasi dalamberbagai derajat

    4. Tugas manajemen adalahmenghilangkan konflik

    Tugas manajemen adalah mengelola tingkatkonflik dan penyelesaiannya

    5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yangoptimal membutuhkan penghapusan

    konflik

    Pelaksanaan kegiatan organisasi yangoptimal membutuhkan tingkat konflik yang

    moderatPeran konflik dalam suatu usaha

    1. Berperan benar (functional)

    Konflik mempunyai potensi untuk pengembangan

    Konflik menjadi pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi

    2. Berperan salah (disfunctional)

    Peran fungsional konflik

    1. manajer menemukan cara penggunaan dana yang lebih baik

    2. lebih mempersatukan para anggota organisasi

    3. manajer mungkin menemukan cara perbaikan prestasi organisasi

    4. mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi

    5. penggantian manajer yang lebih cakap, bersemangat dan bergagasan baru

    S. Proses terjadinya konflikMenurut Hendricks, proses terjadinya konflik dapat diidentifkasi menjadi 3 (tiga):

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    17/22

    1. Tahap pertama: tahap peristiwa sehari-hari

    Perasaan tidak puas yang terlupakan

    Mulai mengedepankan kepentingan perorangan atau kelompok

    Terjadi konflik terbuka atau tertutup

    Hardjana, mengemukakan tingkatan konflik terdiri dari 6 macam:

    o Konflik yang mendahului

    o Kemungkinan konflik yang dilihat

    o Konflik yang dirasa

    o Perilaku yang tampak

    o Konflik ditekan atau dikelola

    o Dampak konflik

    2. Tahap kedua: adanya tantangan

    3. Tahap ketiga: timbulnya pertentangan

    Jenis jenis konflik

    Secara umum konflik dibedakan atas dua, yaitu konflik internal dan eksternal.

    Penyebab konflik internal: pertentangan antara perusahaan dengan karyawan karena sesuatu

    hal

    Penyebab konflik eksternal: kondisi atau kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan dan

    harapan

    Berdasarkan pihak-pihak yang bertentangan, maka konflik bisa dibedakan atas:

    1. konflik dalam diri individu

    pertentangan yang dialami oleh seseorang karena apa yang dilakukan berbeda dengan hati

    nuraninya.

    konflik personal,antara orang yang satu dengan orang lainnya yang ada dalam satu

    organisasi

    2. konflik antarindividu dalam organisasi yang sama

    3. konflik antara individu dengan kelompok

    konflik yang terjadi antara seorang individu yang ada dalam satu kelompok dengan

    orang-orang yang ada di kelompoknya

    pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam saru organisasi,

    karena perbedaan kepentingan

    4. konflik antarkelompok dalam organisasi yang sama

    5. konflik antarorganisasi

    o terjadi karena persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian negara

    T. Tipe-tipe masalah konflikMasalah konflik dalam usaha dapat dibagi menjadi 2 tipe:

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    18/22

    1. konflik yang tidak bisa dikendalikan manajemen usaha / bisnis, seperti adanya penipuan,

    kebakaran, dsb

    2. konflik yang dapat dikendalikan oleh manajemen usaha/ bisnis, seperti keuangan, SDM,

    pemasaraan, penjualan, promosi, produksi, operasi, dan sistem informasi

    U. Manfaat terjadinya konflik1. dapat meningkatkan keyakinan wirausahawan bahwa usahanya akan berhasil

    2. menjadi pandai dalam membuat keputusan

    3. dapat meningkatkan ambisinya untuk maju dalam mengembangkan usahanya

    4. menjadi pandai berkomunikasi dengan konsumen/pelanggan

    5. memiliki komitmen tinggi dalam tugasnya

    6. mau bertanggungjawab dalam usahanya

    7. merasa yakin, kreatif, dan inovatif dalam usahanya

    8. selalu toleransi dalam menghadapi resiko konflik dan ketidakpastian dalam usahanya

    9. selalu berorientasi ke masa depan dan mau belajar dari akibat konflik

    10. dapat meningkatkan kerja keras pantang menyerah dan ulet

    V. Cara penanggulangan konflik1. mengenali persoalan konflik usaha secara umum

    2. menentukan fakta-fakta penting yang berhubungan dengan persoalan

    3. mengidentifikasi berbagai masalah konflik usaha

    4. mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan masalah konflik usaha

    5. mencari sumber-sumber masalah konflik usaha

    6. mempertimbangkan berbagai kemungkinan jalan keluarnya7. memilih jalan keluar penanggulangan konflik

    8. melaksanakan cara penanggulangan masalah konflik secara tepat

    9. memeriksa, apakah cara penanggulangan sudah tepat atau belum

    W. Dampak / akibat konflikKonflik tidak selalu berdampak negatif, tetapi juga dapat berdampak positif. Dengan demikian ,tidak semua bentuk konflik harus dihindarkan, kecuali bentuk konflik yang akan menghambat

    kinerja perusahaan.

    Akibat negatif konflik:1. menghambat komunikasi

    2. mengganggu keeratana hubungan

    3. mengganggu kerjasama

    4. menggangga proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi

    5. menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    19/22

    6. individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir,

    menarik diri, frustasi, dan apatisme

    Akibat positif konflik1. membuat organisasi tetap hidup dan harmonis

    2. berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan

    3. melakukan adaptasi , sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam sistem dan

    prosedur, mekanismeo, program, bahkan tujuan organisasi.

    4. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif

    5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat

    X. Cara-cara mengatasi konflik negatifSalah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjang hubungan interpersonal adalah dengan

    melakukan komunikasi timbal balik. Jika terjadi konflik maka dilakukan:

    1. Hindari sumber konflik

    2. Netralisasi sikap

    3. Mengubah sikap kita

    4. Blending ( mengurangi perbedaan, mencari kesamaan, menuju titik tengah)

    5. Understanding ( saling pengertian)

    6. Defusi (meredakan konflik)

    Komponen kunci penyelesaian konflik:

    1. kemampuan mendengar yang baik

    2. fleksibilitas

    3. kemauan untuk berubah

    4. setuju untuk ketidaksetujuan

    Y. Metode pengelolaan konflik / memanfaatkan konflik positif

    1. Metode Stimulasi Konflik

    Pemasukan / penempatan orang luar ke dalam kelompok

    Penyusunan kembali oraganisasi

    Penawaran bonus

    Pemilihan-pemilihan manajer yang tepat

    Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan

    2. Metode Pengurangan Konflik

    Manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi konflik. Adapun

    metode yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik sebaqgai berikut:

    mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterimakedua kelompok

    Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ancaman atau

    musuh yang sama

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    20/22

    3. Metode Penyelesaian Konflik

    1) Dominasi dan penekanan

    Cara yang dapat dilakukan:

    kekerasan (forcing): penekanan-penekanan otokratik

    penenangan (smoothing): dengan cara diplomatis

    penghindaran (avoidance): manajer / pimpinan menghindar untuk menghindar untukmengmabil posisi yang tegas

    aturan mayoritas (majority rule): mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok

    dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil

    2) Kompromi

    Bentuk-bentuk kompromi sebagai berikut:

    pemisahan (separation): pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan sampai mereka

    mencapai persetujuan

    perwasitan (arbitrasi): pihak ketiga (biasanya manajer / pimpinan) diminta memberipendapat

    kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku: dimana kemacetan dikembalikan pada

    ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan menyetujui bahwa peraturan-peraturan yangmemutuskan penyelesaian konflik

    penyuapan (briding): dimana salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran

    untuk tercapainya penyelesaian konflik

    3) Pemecahan masalah integratif

    Konflik antarkelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat

    diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah. Secara bersama, pihak-pihak yangbertentangan mencoba untuk memecahkan masalah yang timbul di antara mereka

    Ada 3 jenis metode penyelesaian konflik integratif:

    a) Konsensus, dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk

    mencari penyelesaian terbaik masalah mereka, dan bukan mencari kemenangan sesuatu pihak

    b) Konfrontasi, dimana-mana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya

    secara langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk

    menerima penyelesaian, suatu penyelesaian konflik yang rasional sering dapat diketemukan.

    c) Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi (superordinate goals), dapat juga menjadi

    metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama

    Konflik dalam organisasi (konflik struktural)

    1. Konflik Hirarki

    Yakni konflik antara berbagai tingkatan organisasi. Manajemen menengah mungkin konflik

    dengan personalia, penyelia (pengawas / mandor), dewan direktur mungkin konflik dengan

    manajemen puncak, atau secara umum terjadi konflik antara manajemen dan para karyawan

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    21/22

    2. Konflik Fungsional

    Yakni konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi. Contoh: konflij antara

    departemen produksi dengan pemasaran dalam satu organisasi perusahaan.

    3. Konflik linistaf

    Konflik yang terjadi antara lini dan staf, yang sering terjadi karena adanya perbedaan-perbedaanyang melekat pada personalia lini dan staf.

    Lini merupakan bentuk organisasi dimana komando berdasarkan garis dari atas ke bawah.

    Staf adalah pembantu direktur sebagai tenaga ahli yang menasihati dan membantu dalam

    mengambil kebijakan atau memecahkan masalah. Staf tidak berhak memberikan komando

    kepada manajer-manajer, dan manajer boleh memiliki staf.

    Konflik terjadi karena

    manajer menganggap:

    1. staf melangkahi wewenangnya

    2. staf tidak membri nasehat yang bermanfaat3. staf menumpang keberhasilan lini

    4. staf memiliki pandangan sempit

    staf menganggap:

    1. lini kurang memanfaatkan staf

    2. lini menolak gagasan-gagasan baru

    3. lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf

    4. Konflik formal-informal

    Merupakan konflik antara organisasi formal dan informalOrganisasi formal: suatu sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan

    dikoordinir dengan sadar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan memiliki kedudukan dan

    fungsi yang jelas

    Organisasi informal: kumpulan hubungan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yangdisadari, meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan yan g tidak disadari itu untuk tujuan

    bersama, tetapi tidak memiliki kedudukan dan fungsi yang jelas.

    Konflik dalam bisnis

    Di dunia bisnis dapat terjadi konflik antara penjual dengan pembeli, produsen dengan pedagang

    perantara, pedagang besar dengan pengecer, dsb.

    Penyebab: pertentangan, perselisihan, percekcokan, dan ketidaksamaan pendapat dalam usahaatau bisnis.

    Materi konflik antara penjual dan pembeli :

    1. harga barang yang diperjualbelikan

    2. kualitas barang dagang

    3. kuantitas barang dagang

  • 8/12/2019 KONFLIK KWU 2

    22/22

    4. model barang

    5. pelayanan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli

    Z. Kesimpulan:

    Secara sederhana konflik terjadi karena:

    1. kegagalan komunikasi karena proses komunikasi tidak berlangsung secara baik2. pesan sulit dipahami karena perbedaan pengetahuan

    3. perbedaan pola pikir

    4. perbedaan kepentingan

    5. nilai-nilai yang diyakini setiap pihak

    6. prosedur yang tidak jelas

    7. suasana atau situasi lingkungan yang menekan, dll