Top Banner
KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA PERIODE 1951-1959: MARXIS-LENINIS VERSUS REVISIONISME MODERN Skripsi Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.) Oleh : LENDY RAMADHAN NIM: 105033201135 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012
96

KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

Mar 13, 2019

Download

Documents

phungcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH

PARTAI KOMUNIS INDONESIA PERIODE 1951-1959:

MARXIS-LENINIS VERSUS REVISIONISME MODERN

Skripsi

Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.)

Oleh :

LENDY RAMADHAN

NIM: 105033201135

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2012

Page 2: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...
Page 3: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...
Page 4: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...
Page 5: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

i

ABSTRAK

Lendy Ramadhan

Konflik Ideologi Di Tubuh Partai Komunis Indonesia Periode 1951-1959: Maxis-

Leninis Versus Revisionis Modern

Skripsi ini difokuskan pada konflik ideologi yang terjadi di dalam tubuh PKI

(Partai Komunis Indonesia). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

Pengumpulan data-data dilakukan dengan cara wawancara dengan para nara-sumber

yang terkait dan studi pustaka melalui buku-buku serta karya tulis-karya tulis lainnya

yang terkait.

Dalam sejarahnya, PKI memang lahir dari konflik ideologi. Pada saat lahir,

PKI merupakan jelmaan dari Sarekat Islam (SI) Merah, yang merupakan salah satu

faksi dari organisasi Sarekat Islam. Pada saat itu, SI terpecah menjadi dua faksi, SI

Merah berideologi komunisme dan SI Putih berideologi Islam. Setelah SI Merah

berubah menjadi PKI, konflik ideologi terjadi lagi.

Konflik ideologi dalam tubuh PKI, terjadi karena perbedaan ideologi di antara

elit partai. Konflik tersebut berawal dari gagasan-gagasan Aidit, yang dilontarkan

pada Sidang Pleno CC (Comite Central) 6 Oktober 1953. Dalam sidang tersebut, Aidit

menegaskan gagasan yang pernah dilontarkan pada Sidang Pleno CC 7 Januari 1951,

yaitu koalisi permanen dengan partai yang berkhianat pada pemberontakan Madiun

1948, PSI (Partai Sosialis Indonesia) dan MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak).

Dalam sidang pleno tersebut, perdebatan terjadi dalam menetapkan strategi

perjuangan. Menurut Aidit, “Jalan Baru” baru yang digagas Musso sebagai strategi

perjuangan mengalami jalan buntu. Oleh sebab itu, Aidit ingin menggantinya dengan

strategi yang digagas pada Sidang Pleno CC 7 Januari 1951, sebagaiamana telah

dijelaskan sebelumnya. Strategi Aidit mendapat penolakan dari Tan Ling Djie, yang

mempertahankan “Jalan Baru” sebagai strategi perjuangan partai (PKI). Namun pada

akhirnya, pendapat Aidit yang disahkan sebagai strategi perjuangan PKI yang baru.

Konflik ideologi di kalangan internal PKI terjadi pada puncaknya pada saat

Kongres Nasional PKI ke V digelar. Dalam kongres tersebut, terjadi perdebatan

tentang partisipasi dalam pemilu. Aidit sepakat bahwa, pemilu dilakukan sebagai

tujuan akhir. Sedangkan Njono berpendapat bahwa, pemilu merupakan tujuan

sementara. Namun, kongres menetapkan bahwa pemilu dijadikan tujuan akhir.

Dengan demikian, dalam tubuh PKI terdapat dua ideologi yang saling

berlawanan, Marxisme-Leninisme dan Revisionisme Modern. Marxisme-Leninisme

meniscayakan revolusi untuk menuju masyarakat komunis, sedangkan revisionisme

modern menghilangkan cita-cita membangu masyarakat komunis dan menggunakan

parlemen sebagai media perjuangan.

Page 6: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat bagi

penulis, untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam, penulis sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW, sebgai tauladan bagi seluruh manusia. Tidak mudah bagi

penulis untuk menyelesaikan tema tentang sejarah dalam pembuatan skripsi sebagai tugas

akhir perkuliahan. Meskipun, referensi dan nara-sumber banyak yang bisa diakses. Karena

penulis harus mengambil sudut pandang yang berbeda.

Perjalanan panjang selama sembilan bulan dalam memahami setiap referensi sebagai

data yang siap diolah menjadi sebuah gagasan, dan dituangkan ke dalam lembar-lembar

halaman, merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Selesainya penulisan tugas

akhir ini, bukan merupakan sebuah akhir dari kreatifitas penulis, khususnya dalam bidang

pendidikan. Tetapi selesainya penulisan karya tulis ini, merupakan sebuah pintu gerbang

lahirnya karya-karya berikutnya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari para pembaca,

khususnya para dosen dan teman-teman yang terlibat langsung dalam penyempurnaan skripsi

ini sangat dibutuhkan, sebagai pengembangan-pengembangan karya berikutnya.

Penulis sadar, bahwa dengan bantuan beberapa pihak, skripsi ini bisa diselesaikan.

Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh

jajarannya.

3. Ali Munhanif, Ph.D selaku ketua jurusan ilmu politik.

4. M. Zaki Mubarok, M.Si selaku sekretaris jurusan ilmu politik.

Page 7: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

iii

5. Bapak Idris Thaha, M.Si selaku pembimbing dalam penyelesaian skripsi ini, yang

telah berjasa memberikan kritikan-kritikan serta saran-saran.

6. Bapak Herry Herland Suryakusuma dan Ibu Sri Suryantini, selaku orang tua saya

yang telah memberikan bantuan moral dan material kepada saya.

7. Seluruh nara-sumber yang telah rela meluangkan waktu untuk diwawancara,

Rewang selaku mantan politbiro CC PKI dan Esempe (samaran) selaku mantan

anggota CC PKI.

8. Seluruh pihak pengelola Perustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

seluruh pihak pengelola Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah meminjamkan buku-buku.

9. Seluruh kawan Kedai Pemikiran sebagai partner diskusi dan tempat meminjam

buku-buku.

Page 8: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Metode Penelitian .......................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ....................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konflik .......................................................................................... 12

B. Ideologi ......................................................................................... 13

B. 1. Marxisme .............................................................................. 15

B. 2. Marxisme Leninisme ............................................................ 17

B. 3. Revisionisme Modern ........................................................... 19

C. Partai Politik ................................................................................ 21

BAB III SEJARAH SINGKAT PARTAI KOMUNIS INDONESIA

A. Awal Pembentukan (Orang Belanda Sang Pemula) ..................... 23

B. Pemberontakan PKI 1926 (Awal Konflik Internal) ...................... 28

C. Peristiwa Madiun 1948 (Memanfaatkan Tentara) ........................ 31

iv

Page 9: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

v

BAB IV PEREBUTAN PENGARUH ANTARA MARXIS-LENINIS

DAN REVISIONIS MODERN

A. Masuknya Pengaruh Remo (Gagasan-gagasan Aidit) ................... 37

B. Konflik Antar Elit (Perebutan Program) ................................... 42

C. Kemenangan Remo (PKI Berubah Haluan) .................................. 47

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara Dengan Anggota Politbiro PKI Tahun 1964, Rewang

Tentang Konflik Internal PKI Tahun 1951-1959 ................................................... 61

2. Transkrip Wawancara Dengan Anggota CC PKI Tahun 1963, Esempe

(samaran) Tentang Konflik Dalam Tubuh PKI Tahun 1951-1959 ........................ 76

Page 10: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah gagalnya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun

pada 1948, para anggota partai tercerai-berai akibat penumpasan yang dilakukan oleh

pemerintah.1 Pada 1950, Alimin

2 sebagai tokoh senior dalam PKI pada saat itu

mencoba membangun kembali PKI yang hancur pasca kegagalan pemberontakan

Madiun, hingga pada Sidang Pleno Comite Central3 (CC) PKI yang diselenggarakan

pada 7 Januari 1951.4 Pada saat itu (7 Januari 1951), golongan muda

5 PKI yang

diwakili oleh Aidit6 berhasil menggeser kepemimpinan Alimin dalam Politbiro,

7

karena Aidit dianggap masih memegang prinsip “Jalan Baru”8 Muso

9 sebagai

1 Pada saat itu, yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah Ir.

Soekarno. Sedangkan Wakil Presiden dan Perdana Mentri dijabat oleh Mohammad Hatta. Lihat George

McTurnan Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik: Nasionalisme dan Revolusi Di Indonesia

(Solo: UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan, 1995), h. 323. 2 Alimin Prawirodirdjo (1884-1964) adalah wakil ketua Perserikatan Pegawai Pegadaian

Bumiputera (PPPB). Sudah menjadi anggota PKI pada skitar tahun 1917. Pada saat itu, PKI masih

bernama Indische Sociaal-Democratische Vereniging (ISDV). Lihat Ruth T. Mcvey, Kemunculan

Komunisme Indonesia (Depok: Komunitas Bambu, 2010), h. 68-70. 3 Comite Central (CC) merupakan sebuah lembaga perwakilan partai di tingkat pusat. CC

bertanggung jawab atas pemilihan anggota Politbiro dan pengadaan kongres. Lihat Wikipedia The Free

Encyclopedia, “Central Committee”, artikel diakses pada 16 Januari 2011 dari http://en.wikipedia.org/

wiki/Central_Committee

4 Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G30S/PKI dan Peran Bung

Karno (Jakarta: C.V. Sri Murni, 1988), h. 51. 5 Ibid, h. xx. Golongan muda PKI diwakili tokoh-tokoh terkenal yaitu: Aidit, Njoto, Lukman,

Sudisman, dan Njono. Sedangkan golongan tua, diwakili oleh: Alimin, Sardjono, dan Tan Ling Djie. 6 Dipa Nusantara Aidit (1923-1965) masuk PKI ilegal pada 1944. Sebelum menjabat sebagai

sekretariat jendral (sekjen) pada 1953, ia sempat menjadi koordinator perburuhan PKI pada

pertengahan 1948. Lihat Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 16 dan 57. Lihat juga Wenseslaus

Manggut, dkk., ed., Seri Buku Tempo Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara (Jakarta: KPG (Kepustakaan

Populer Gramedia), 2010), h. 40. 7 Politbiro merupakan Biro Politik dari Comite Central (CC). Politbiro mempunyai fungsi

merancang orientasi partai. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Politbiro”, artikel diakses pada 16

Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Politbiro 8 “Jalan Baru Untuk Republik Indonesia” merupakan program-program karya Musso yang

disusun setelah kembali dari Uni Soviet 9 Musso (1887-1948) sudah menjadi anggota PKI ketika PKI masih bernama ISDV. Ia pernah

memimpin PKI cabang Batavia pada masa penjajahan Jepang. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme

Indonesia, h. 302-303.

1

Page 11: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

2

platform PKI.10

Sedangkan Alimin mencoba jalan lain. Inilah awal konflik antar para

elit PKI dimulai. Dan inilah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Mengapa para elit

PKI berbeda pandangan?

“Marxisme”11

sebagai ideologi dasar partai komunis di seluruh dunia, dalam

sejarah perkembangannya penuh dengan pertentangan. Khususnya tentang per-

masalahan revolusi. Marx12

tidak memberikan ajaran spesifik tentang cara-cara

revolusi dan bagaimana revolusi itu terjadi. Hal ini memicu konflik antar pengikut

Marxisme dalam hal menafsirkan revolusi. Misalnya, yang terjadi dalam

Internasionale II.13

Dalam Internasionale II ada tiga tokoh penafsir Marxisme yang sangat

terkenal, yaitu: Kautsky,14

Rosa Luxemburg,15

Bernstein,16

dan Lenin.17

Mengenai

revolusi, Kautsky berpendapat bahwa revolusi akan datang dengan sendirinya karena

kondisi sosial yang terjadi yaitu kaum borjuis18

terus memeras kaum proletar,19

10

Ibid, h. 53. 11

Marxisme merupakan ajaran-ajaran yang diklaim bersumber dari ajaran-ajaran Karl Marx.

Lihat Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Permasalahan

Revisionisme (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 269. Penjelasan tentang Marxisme juga

dibahas pada Bab II. 12

Karl Marx (1818-1883) adalah filosof kelahiran Prusia. Ajaran-ajarannya termaktub dalam

Kapital, Manifesto Partai Komunis, Kemiskinan Filsafat, dll. Ajaran-ajarannya terkenal dengan istilah

“sosialisme ilmiah”. Lihat Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 46-53. Para sosiolog sering menyingkat

nama Karl Marx dengan sebutan Marx. Lihat David McLelland, Ideologi Tanpa Akhir (Yogyakarta:

Kreasi Wacana, 2005), h. 8. lihat juga E. Stepanova, Karl Marx: Nabi Kaum Proletar (Yogyakarta:

Mata Angin, 2004) h. 1. 13

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 221. Internasionale II merupakan asosiasi buruh

internasional kedua yang didirikan pada 1889 oleh partai-partai sosialis setiap negara. 14

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 222. Karl Kautsky (1854-1938) adalah kader Partai Sosial

Demokrat Jerman (SPD). Ia yang menulis program-program SPD. 15

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 229. Rosa Luxemburg (1870-1918) adalah pendiri Serikat

Spartakus yang kemudian menjadi induk Partai Komunis Jerman. 16

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 226-227. Eduard Bernstein (1850-1932) adalah pemimpin

kaum reformis dalam tubuh SPD. Pada 1901, ia terpilih menjadi anggota Parlemen Kekaisaran Jerman

mewakili SPD. 17

Vladimir Ilyich Ulyanov (1870-1924) adalah pemimpin Partai Bolshevik di Uni Soviet

(1904-1924). Ia juga merupakan perdana mentri Uni Soviet pertama kali (1917-1924). Lihat Wikipedia

Ensiklopedia Bebas, “Vladimir Lenin”, artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.

org/wiki/VladimirLenin 18

Istilah “borjuis” dipakai Karl Marx untuk menyebut para pemilik modal.

Page 12: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

3

sehingga kaum proletar bangkit dengan sendirinya melawan kaum borjuis untuk

menguasai faktor-faktor produksi.20

Dalam hal ini, Kautsky mengkritik penafsir-

penafsir lainnya, Lenin dan Rosa Luxemburg yang menyatakan bahwa revolusi harus

dipersiapkan.

Lain halnya dengan Bernstein, salah satu revisionis ajaran Marx. Bernstein

berpendapat bahwa, revolusi adalah suatu angan-angan yang utopis dan merupakan

sisa metafisika Hegel.21

Menurut Bernstein, kaum sosialis harus “… menyadari bahwa

sosialisme hanya dapat dicapai dari hasil-hasil ekonomis, politis, dan etis masyarakat

borjuasi.”22

Revolusi harus diganti dengan reformasi. Dalam hal ini, Bernstein sangat

berbeda dengan ajaran Marx tentang tahap menuju masyarakat Sosialis yang

meniscayakan revolusi. Oleh sebab itu, ajaran-ajaran Bernstein disebut revisionis-

me.23

Dari sinilah pertentangan pemikiran antar penafsir-penafsir Marxisme menajam.

Tokoh-tokoh Internasionale II menganggap bahwa, Bernstein telah menyimpang dari

ajaran-ajaran Marx, yang meniscayakan berakhirnya dominasi kaum borjuis melalui

revolusi proletar.

Perkembangan Marxisme mulai mengalami masa yang gemilang setelah Lenin

menyumbangkan pemikiran-pemikarannya. Lenin berpendapat bahwa revolusi tidak

mungkin ditunggu, karena kaum buruh tidak mungkin sadar dengan sendirinya.24

Sifat

alamiah kaum buruh, menurut Lenin, yaitu selalu memikirkan kenaikan upah dan

pengurangan jam kerja, inilah yang membuat kaum buruh berpotensi menerima

19

Istilah “proletar” dipakai Karl Marx untuk menyebut para pekerja (buruh). Tetapi Lenin

menafsirkan kata proletar lebih luas, yaitu orang-orang miskin yang tertindas. 20

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 223-224. 21

Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) adalah filosof kelahiran Stuttgart (Jerman). Ia

merupakan pencetus hukum dialektika. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Georg Wilhelm

Friedrich Hegel”, artikel diakses pada 21 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hegel 22

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 227. 23

Ibid., h. 228. 24

Ibid., h. 233.

Page 13: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

4

sogokan dari para pemilik modal yang menghilangkan semangat revolusionernya.25

Oleh sebab itu, Lenin berpendapat bahwa, revolusi harus terorganisasi dalam sebuah

partai yang terdiri dari kader-kader revolusioner, yang mengerti tentang teori-teori

revolusioner Karl Marx, yaitu para kaum yang terpelajar.26

Tafsiran-tafsiran Lenin tentang ajaran-ajaran Marx, diklaim sebagai ajaran

Marx murni, dan ajaran ini dikenal di seluruh dunia dengan sebutan “Marxisme-

Leninisme” atau dengan sebutan pendek “komunisme”.27

Dengan ajaran ini, Lenin

berhasil meraih banyak pengikut di Uni Soviet khususnya kaum buruh, lalu melaku-

kan revolusi di Uni Soviet (1917). Setelah itu, mendirikan Internasionale ke III atau

biasa disebut Komunis Internasional (Komintern) pada 1919, yang menjadi kiblat

bagi Partai Komunis di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.28

Tafsiran-tafsiran Lenin tentang revolusi, dikritik oleh Rosa Luxemburg yang

menyatakan bahwa, revolusi harus dipimpin oleh kaum buruh yang mengerti tentang

permasalahan buruh yang sudah mengalami penindasan oleh kaum kapitalis.29

Menurut Rosa Luxemburg, tidak mungkin para elit intelektual yang belum pernah

mengalami penindasan oleh Kapitalis mempunyai militansi yang tinggi untuk me-

mimpin suatu revolusi.30

Sejarah telah membuktikan, bahwa penafsiran-penafsiran tentang ajaran-

ajaran Marx telah membuahkan pandangan-pandangan baru yang bertentangan antar

sesama para penafsir. Ini memberikan efek yang sangat besar pada peristiwa-peristiwa

pertentangan pandangan berikutnya.

25

Ibid. 26

Ibid. 27

Ibid, h. 269. 28

Mcvey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 3. 29

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 233. 30

Ibid.

Page 14: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

5

Tak jarang pertentangan itu terjadi antar sesama anggota suatu organisasi dan

membuat organisasi itu sendiri terpecah, bahkan bubar. Misalnya ,saja di Uni Soviet.

Sejak meninggalnya pemimpin Komunis Internasional (Komintern), Lenin pada 1924,

para elit Komintern saling bertentangan mengenai pandangan organisasi. Konflik

antar elit Komintern meruncing, ketika perbedaan pendapat antara Trotsky31

dan

Stalin32

dalam menyikapi revolusi yang terjadi di Tiongkok,33

pada 1927.34

Sebelum-

nya, Trotsky mengkritik keras kebijakan Stalin dalam Partai Komunis Uni Soviet

(PKUS).

Trotsky menganggap bahwa, penekanan demokrasi birokrat di dalam PKUS

dan teori “dua tahap” yang mniscayakan ketundukan kaum pekerja kepada kaum

borjuis nasionalis adalah kontra revolusi.35

Inilah yang menjadi cikal-bakal timbulnya

ideologi “revisionisme modern” (remo). Sejak saat itulah Komintern dan PKUS

terbelah menjadi dua kubu, kubu Stalin dan kubu Trotsky, hingga bubarnya

Komintern dan terbunuhnya Trotsky. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, para kader komunisme yang tergabung dalam PKI juga tidak ter-

lepas dari konflik. Sebelum peristiwa Madiun 1948, PKI sempat keluar dari “bayang-

bayang Lenin” dengan langkah yang konroversial, yaitu dengan menganut politik

independen, dan akan bekerja sama dengan Belanda untuk membentuk Republik

31

Lev Davidovich Trotski (1879-1940) adalah mentri pertahanan Uni Soviet (1981-1925) dan

menteri luar negeri Uni Soviet (1917-1918). Ia juga menjabat sebagai ketua Dewan Buruh Petrogard

pada 1917. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Leon Trotsky”, artikel diakses pada 20 Januari 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/LeonTrotsky 32

Ioseb Jughashvili (1878-1953) adalah penggagas jabatan sekjen dalam struktur organisasi

PKUS dan sekaligus menjabatnya (1922-1953). Ia pernah menjadi perdana menteri Uni Soviet (1941-

1953). Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Josef Stalin”, artikel diakses pada 21 Januari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/JosephStalin 33

Sebelum tahun 1967, istilah Tiongkok dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyebut

negara China. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Tiongkok”, artikel diakses pada 24 Januari 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok 34

Leon Trotsky, Revolusi yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Soviet,

(Yogyakarta: Resist Book, 2010), h. xiii. 35

Ibid.

Page 15: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

6

Indonesia Serikat (RIS), yang digagas oleh Alimin dan Sardjono.36

Langkah Alimin

ini, dapat “diluruskan” oleh Muso dengan keputusan pemberontakan revolusioner

pada 1948 di Madiun.37

Walaupun gagal, Muso telah mengembalikan khittah PKI ke

jalan revolusi yang didominasi oleh kaum tani dan kaum buruh atau masyarakat

proletar.

Pada tahun 1951-1959, dinamika pergerakan pemikiran para elit PKI terus

berlanjut. Misalnya, antara kelompok pemuda yang diwakili Aidit dan kelompok tua

yang diwakili oleh Alimin, yang telah saya sebut pada paragraf awal. Lalu konflik

antara Tan Ling Djie,38

yang menginginkan prinsip-prinsip lama dalam program PKI

dan Aidit yang menginginkan PKI menjadi populer dengan mengubah prinsip-prinsip

lama, mengesampingkan revolusi dan mengikuti pemilu pada 1955.39

Revolusi sangatlah sesuai dengan keaadan di Indonesia. Setelah peristiwa

kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga pada 1959, Indonesia belum menggunakan

sistem diktator proletariat ala komunisme. Oleh sebab itu, menurut ajaran komunisme

revolusi harus terus berjalan hingga sistem diktator proletariat berdiri.

Pada 1958-1959, negara yang menjadi kiblat komunisme di dunia terbelah

menjadi dua kubu, antara Tiongkok yang dipimpin oleh Mao Tse-Tung,40

dengan Uni

Soviet yang dipimpin Krushcev.41

Pada saat itu, Mao Tse-Tung mengkritik “strategi

36

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 30-31. 37

Ibid., h.37-38. 38

Tan Ling Djie merupakan sekretaris Musso. Menjadi pimpinan Sidang Pleno CC pada 7

Januari 1951. Menjabat sebagai anggota CC pada tahun 1951. Wawancara pribadi dengan anggota CC-

PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011. 39

Ibid, h. 57-58. 40

Mao Zedong (1893-1976) adalah presiden pertama Republik Rakyat Tiongkok (RRT)

(1954-1959) dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 1943. Lihat Wikipedia Ensiklopedia

Bebas, “Mao Zedong”, artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mao_

Zedong 41

Nikita Sergeyevich Krushchev (1894-1971) adalah sekjen PKUS (1953-1964) dan perdana

mentri Uni Soviet (1958-1964). Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Nikita Khrushchev” artikel

diakses pada 22 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Nikita_Khrushchev

Page 16: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

7

kanan” yang disahkan dalam kongres ke 20 PKUS, yang dipimpin oleh Krushcev

dengan mengambil langkah bekerja sama dengan kaum borjuis kecil. Inilah yang

disebut Revisionisme Modern (Remo).42

Kemunculan remo merupakan faktor yang

sangat mengganggu perjuangan PKI dalam mewujudkan cita-cita yang sudah

ditetapkan, karena ajaran-ajaran remo sangat bertentangan dengan komunisme.

Misalnya, perjuangan buruh hanya sebatas kenaikan upah, tidak harus meruntuhkan

sistem kapitalisme dan aspirasi diperjuangkan melalui parlemen, tidak revolusi.

Konflik antar kedua negara yang menjadi kiblat komunisme dunia itu memberi

kontribusi besar atas konflik antara Aidit dan Njono43

sebagai elit PKI. Inilah yang

menjadi fokus dalam skripsi ini. PKI layak diangkat sebagai sebuah studi kasus

karena, PKI merupakan salah satu partai komunis terbesar di dunia pada 1955.

Komunisme sebagai ideologi pada saat itu, mendapat apresiasi yang sangat

besar di dunia, karena ajaran revolusinya yang dapat menggerakkan suatu masyarakat

yang dijajah untuk berjuang meraih kemerdekaan, termasuk di Indonesia. Oleh sebab

itu, penulis mengangkat judul “Konflik Ideologi Di Tubuh Partai Komunis Indonesia

(PKI) Periode 1951-1959: Marxis-Leninis Versus Revisionis Modern”, guna

memahami sejarah pertarungan pemikiran dalam sebuah partai politik dan sejarah

berdirinya serta berkembangnya sebuah partai politik di Indonesia.

PKI merupakan partai yang solid. Walaupun terjadi konflik ideologi di antara

para kadernya, namun para kader tersebut tidak melakukan sebuah gerakan untuk

memisahkan diri terhadap para kader lain yang berlainan pendapat atau ideologi.

42

Blog Proletar, “Tentang Imperialisme,” artikel diakses pada 13 Januari 2011 dari http://

blogproletar.blogspot.com/2010/06/tentang-imperialisme.html 43

Njono merupakan pimpinan SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia). Menjadi

anggota CC-PKI fraksi SOBSI. Lihat Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 56.

Page 17: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

8

Inilah yang menarik diteliti dari PKI, di mana konflik pemikiran antar sesama kader

tidak berdampak perusakan solidaritas.

Dalam dinamika politik Indonesia baru-baru ini, masyarakat dipertontonkan

pada perpecahan partai-partai politik hingga lahir partai politik baru dari perpecahan

tersebut. Misalnya, perpecahan Partai Golkar yang disebabkan oleh dua pimpinannya

yang melahirkan Partai Nasional Demokrat sebagai partai baru. Oleh sebab itu penulis

mengangkat judul yang berkaitan dengan PKI. PKI patut dijadikan tauladan bagi

partai-partai politik di Indonesia saat ini, khususnya dalam bidang pemeliharaan

soliditas antar kader dan pengelolaan konflik.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Terjadinya konflik internal PKI antara Marxis-Leninis dan Revisionis Modern,

memberikan gagasan-gagasan baru dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan PKI.

Dengan demikian, yang menjadi inti permasalahan adalah mengapa konflik kedua

ideologi itu terjadi di dalam tubuh PKI? Oleh karena itu, perlu sekali mengetahui

tentang ideologi Marxisme-Leninisme dan Remo. Perlu juga mengetahui tentang latar

belakang berdirinya PKI.

Karena luasnya sejarah tentang PKI, maka penulis membatasi pembahasan

dari periode 1951 sampai dengan 1959. Dengan demikian, pembahasan dirumuskan

pada seputar:

1. Mengapa terjadi konflik ideologi antar para elit PKI?

2. Apa dampaknya pada perkembangan PKI setelah konflik internal PKI?

Page 18: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

9

C. Tujuan Penelitian

Ada dua macam tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian

skripsi ini, yaitu: pertama, tujuan secara praktis, ditujukan untuk memenuhi tugas

akademik yang merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa, dalam rangka

menyelesaikan studi tingkat sarjana program Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Syahid), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP), jurusan Ilmu Politik dengan gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.); sedangkan

yang kedua, tujuan akademis yang mempunyai dua sub tujuan, yang pertama untuk

memahami secara langsung ideologi Marxisme-Leninisme dan revisionisme modern

dan yang kedua untuk mengetahui sejarah konflik internal PKI.

D. Metode Penelitian

Untuk mengkaji permasalahan ini, penulis menggunakan tipe penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang cenderung digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang

berhubungan dengan perilaku.

Teknik pengumpulan data yang digunakan, dilakukan dengan wawancara,

salah satunya dengan mantan anggota PKI yang masih hidup dan sempat menjadi

menteri muda bidang pendidikan pada masa kabinet seratus menteri, bernama Esempe

(samaran). Selain itu, wawancara dengan seorang pelaku sejarah, yang merupakan

anggota Politbiro CC PKI bernama Rewang. Kedua tokoh tersebut dipilih sebagai

narasumber karena, mereka mengalami langsung peristiwa-peristiwa yang akan

diteliti.

Pengumpulan data juga dilakukan dengan mengumpulkan bahan pustaka,

yaitu: buku, media masa, artikel, jurnal dan semacamnya. Selain itu, pengumpulan

Page 19: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

10

data juga dilakukan dengan mengunduh situs-situs yang berisi tentang hal-hal yang

terkait sebagai pendukung.

Agar lebih paham dan mencapai target dalam sasaran pembahasan itu, maka

penulis menggunakan metode deskriptif-analisis. Metode deskriptif merupakan

metode yang dipergunakan sebagai prosedur pemecahan masalah, dengan

menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian berdasarkan fakta-fakta

yang tampak, apa adanya. Sedangkan teknik analisis merupakan salah satu teknik

dalam penelitian dengan melakukan analisa-analisa dari data yang didapat.

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu sepenuhnya pada

standar penulisan skripsi dengan buku, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development

and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007, dengan pengecualian sebagai berikut:

1. Dalam daftar pustaka sumber-sumber yang berasal dari buku-buku dan artikel-

artikel ditulis dalam bagian paling atas sesuai dengan abjad.

2. Sedangakan sumber-sumber yang berasal dari internet menyusul kemudian

sesuai abjad pula.

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan akan disusun sebagai berikut:

Bab I membahas seputar uraian singkat tentang materi dan signifikansinya,

yang terdapat pada latar belakang masalah, kemudian secara berurutan akan dibahas

tentang pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

Page 20: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

11

teknik penulisan, dan sistematika penulisan yang semuanya tercakup dalam

pendahuluan.

Bab II membahas tentang teori-teori dan beberap ideologi terkait. Didahului

dengan penjelasan tentang teori konflik lalu diikuti dengan ideologi yang dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu: Marxisme, Marxisme-Leninisme, dan Remo. Setelah itu,

penjelasan tentang partai politik sebagai penutup Bab II.

Bab III membahas tentang sejarah singkat PKI dan peristiwa-peristiwa

penting dalam sejarah Indonesia yang digerakkan oleh PKI. Diawali dengan

pembahasan tentang sejarah berdirinya PKI, lalu diikuti dengan pemberontakan

pertama kali yang digerakkan oleh PKI pada 1926. Setelah itu, pembahasan tentang

peristiwa Madiun 1948 sebagai penutup Bab III.

Bab IV membahas tentang perebutan pengaruh dua ideologi besar, Marxisme-

Leninisme dan Remo yang sedang menghegemoni PKI. Diawali dengan maskunya

ideologi Remo ke dalam tubuh PKI, lalu diikuti dengan jalannya konflik yang

berakhir dengan kemenangan Remo. Setelah itu, ditutup dengan dampak dari

kemenangan Remo terhadap PKI dan dinamika perpolitikan Indonesia saat ini.

Dan penulisan ini diakhiri dengan kesimpulan sebagai penutup pada Bab V.

Konflik ideologi di dalam tubuh PKI terjadi karena perbedaan beberapa pandangan,

di antaranya tentang revolusi. Beberapa anggota PKI, khususnya para elit golongan

tua, menghendaki cara untuk mengganti sistem kenegaraan dan kepemimpinan

nasional itu harus dengan cara revolusi. Sedangkan para elit golongan muda

menghendaki dengan cara mengikuti pemilu. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa para kelompok Remo yang “memenangi” konflik.

Page 21: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam “membedah” kasus konflik internal yang terjadi dalam tubuh PKI

(Partai Komunis Indonesia), dibutuhkan beberapa “pisau” analisis berupa beberapa

teori dan beberapa ideologi. Teori-teori tersebut mencakup: konflik dan partai politik.

Sedangkan ideologi-ideologi mencakup: Marxisme, Marxisme-Leninisme, dan

Revisionisme Modern (Remo). Tentang teori-teori dan ideologi-ideologi tersebut,

dijelaskan dalam paragraf selanjutnya.

A. Konflik

Dalam Sosiologi, terdapat banyak teori konflik. Namun, Dalam kasus konflik

yang terjadi dalam tubuh PKI yang dibahas dalam skripsi ini, merupakan teori konflik

yang dirumuskan oleh Marx (Karl Marx).1 Konflik internal PKI ini merupakan

konflik yang bersifat konstruktif, bukan yang bersifat destruktif. Karena, pihak-pihak

yang terlibat konflik mengeluarkan kesepakatan damai.2

Dalam kasus konflik yang terjadi dalam tubuh PKI yang dibahas dalam skripsi

ini, melibatkan dua kelompok yang berbeda penafsiran tentang ajaran-ajaran Marx,

yaitu Marxisme-Leninisme dan (Remo). Yang berpihak pada Marxisme-Leninisme,

yaitu golongan tua yang diwakili Tang Ling Djie dan Njono, sedangkan kelompok

1 Marx menyatakan bahwa, konflik muncul dalam suatu masyarakat karena perbedaan kelas,

yaitu kelas para pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja/buruh (proletar). Maurice Duverger,

Sosiologi Politik (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 193. 2 Konflik bersifat destruktif artinya, konflik tersebut membawa pihak-pihak yang terlibat

dalam konflik pada sebuah perang terbuka atau saling menghancurkan. Konflik bersifat konstruktif

artinya, konflik tersebut tidak sampai membawa pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling meng-

hancurkan. Tetapi justeru membawa mereka untuk membangun peradaban baru, dengan konsensus

yang dibuat pasca konflik. Lewis Coser menggunakan istilah konflik realistis dan konflik non-realistis.

Lihat Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1992), h. 110-

111.

11

Page 22: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

12

Remo yaitu golongan muda yang diwakili oleh Aidit, Lukman, dan Njoto, seperti

yang sudah dijelaskan dalam Bab I, skripsi ini. Jadi, konflik yang dimaksud dalam hal

ini, yaitu konflik sebagai eksperesi antara dua kelompok yang bertikai.3

Supaya lebih fokus, penjelasan mengenai teori konflik hanya terkonsentrasi

kepada teori konflik yang berkaitan dengan permasalahan konflik internal PKI

khususnya, teori konflik Marx. Marx menyatakan bahwa, konflik muncul dalam suatu

masyarakat karena perbedaan kelas, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Marx

berpendapat bahwa, para pemilik modal memeras para pekerja dengan cara

memperpanjang jam kerja dan upah yang tidak layak, atau dikenal dengan istilah

kerja lebih.4 Dengan keadaan seperti itu, para pekerja merasa diperas. Lalu muncul

aksi-aksi perlawanan, dan konflik menjadi keniscayaan yang memuncak hingga

peristiwa revolusi.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran Marx tentang konflik, seorang sosiolog asal

Jerman, Ralf Dahrendorf mengembangkan teori konflik pada 1958.5 Ralf Dahrendorf

menyatakan bahwa, konflik yang terjadi di abad 20, tidak hanya antara kelas pemilik

modal (borjuis) dan kelas pekerja/buruh (proletar). Karena dalam abad 20, terjadi

dekomposisi modal. Artinya, para pemilik modal tidak harus mengelola modalnya

sendiri. Ia dapat menggunakan jasa orang lain untuk mengelola modalnya.6

Pada abad 20, terjadi perubahan pola pikir (mind set) masyarakat, menurut

Ralf Dahrendorf. Yaitu terjadinya sepsialisasi bidang dalam dunia kerja.7 Artinya,

seseorang yang bekerja dalam suatu perusahaan, secara formal ia hanya terkonsentrasi

3 Tentang definisi konflik lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Konflik”, artikel diakses pada

18 Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik 4 Karl Marx, Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Buku II Proses Sirkulasi Kapital (Jakarta-

Bandung: Hasta Mitra-Ultimus & Institute For Global Justice, 2006), h. 256-257. 5 Poloma, Sosiologi Kontemporer, h. 129.

6 Ibid, h. 131.

7 Ibid, h. 129.

Page 23: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

13

dalam satu bidang. Sistem pengelolaan perusahaan di abad 20, tidak semuanya

tertutup. Ada yang terbuka bagi para pekerja untuk memiliki saham perusahaan

tempat para pekerja itu bekerja. Dengan demikian, timbul kelas menengah baru. Oleh

sebab itu, para pemilik modal dan pekerja jadi sulit dibedakan.

Ketika dekomposisi modal terjadi, pada saat yang bersamaan terjadi

dekomposisi tenaga kerja. Artinya, para pekerja terpecah menjadi dua bagian yaitu,

pekerja yang terampil atau mempunyai keahlian dibidang tertentu berada pada kelas

atas dan pekerja biasa atau pekerja yang hanya mengandalkan tenaga tanpa keahlian

tertentu berada di kelas bawah.8

Seiring dengan berkembangnya spesialisasi pekerjaan yang berjenjang di abad

20, struktur sosial masyarakat menjadi semakin rumit. Hampir di setiap interaksi

sosial, antar manusia mempunyai struktur hierarki antara penguasa dan yang dikuasai,

antara atasan dan bawahan. Oleh sebab itu, Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa,

dasar pembentukan kelas adalah kekuasaan.9

Berdasarkan dasar pembentukan kelas tersebut, Ralf Dahrendorf berpendapat

bahwa, konflik terjadi karena kepentingan-kepentingan penguasa dan yang dikuasai

berbeda dan saling berlawanan.10

Misalnya, kaum pemilik modal sebagai penguasa

atas pemberian upah para pekerja dan pengaturan jam kerja menginginkan upah

ditekan serendah mungkin. Supaya keuntungan yang didapat semakin besar dan jam

kerja diperpanjang, supaya perusahaan lebih produktif. Sedangkan buruh,

menginginkan upah yang layak dan jam kerja yang “manusiawi”.

8 Ibid, h. 132.

9 Ibid, h. 134.

10 Ibid, h. 134-135.

Page 24: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

14

Contoh lain, misalnya atasan dan bawahan dalam sebuah kantor, atasan

menginginkan kinerja yang baik kepada bawahan, lalu bawahan menolak, karena

fasilitas tidak menunjang. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa kepentingan-

kepentingan pemilik modal, sebagai pihak penguasa dan kepentingan-kepentingan

para pekerja sebagai pihak yang dikuasai, mengalami perbedaan dan saling

berlawanan. Oleh sebab itu, konflik terjadi. Akhir dari sebuah konflik inilah yang

menjadi perbedaan antara Marx dan Ralf Dahrendorf.

Marx berpendapat bahwa revolusi merupakan suatu hal yang niscaya, karena

perundingan-perundingan dengan kaum pemilik modal tidak akan mencapai keadilan

dan berakhir dengan kebuntuan. Karena, sudah menjadi wataknya bahwa para pemilik

modal akan selalu menumpuk keuntungan sebanyak-banyaknya.11

Sedangkan Ralf Dahrendorf, mempunyai pandangan yang berbeda. Keadaan

sosial masyarakat yang berkembang pada abad 20, di mana Ralf Dahrendorf memulai

penelitiannya mengenai teori konflik, menunjukkan bahwa antara para pemilik modal

dan pekerja saling bertukar keuntungan dengan adanya dekomposisi modal.12

Jadi,

ada sebuah pilihan lain untuk menyelsaikan konflik selain revolusi, yaitu dekomposisi

modal. Inilah yang tidak diketahui Marx pada zamannya. Dengan demikian, revolusi

sudah tidak menjadi keniscayaan.13

Di sini terlihat bahwa, Ralf Dahrendorf telah mengkritik dan memodifikasi

beberapa pemikiran Marx. Dalam teori kelas, Ralf Dahrendorf menghadirkan kelas

11

Ruth T. Mcvey, Kemunculan Komunisme Indonesia (Depok: Komunitas Bambu, 2010), h.

4. 12

Poloma, Sosiologi Kontemporer, h. 132. 13

Perundingan-perundingan untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan (konsensus) baru yang

lebih adil merupakan suatu ciri khas masyarakat industri di abad 20. Lihat Anthony Giddens, Studies In

Social and Political Theory (Londres: Hutchinson, 1977), yang dikutip oleh Firmanzah Ph.D.,

Mengelola Partai Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h. xli. Jauh sebelum Ralf

Dahrendorf, gagasan tentang adanya kesepakatan-kesepakatan untuk “menghindari” revolusi sudah

dicetuskan oleh Eduard Bernstein. Lihat Bab I, h. 3.

Page 25: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

15

menengah baru dengan adanya dekomposisi modal. Berdasarkan hal itu, konflik tidak

hanya terjadi antara kelas pemilik modal dan kelas pekerja, tetapi konflik juga bisa

terjadi antar sesama kelas pekerja dan para pemilik modal. Lalu Ralf Dahrendorf

membangun dasar pembentukan kelas dengan dasar lebih umum, yaitu kekuasaan.

Ralf Dahrendorf juga tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik, antara kaum

mayoritas dengan kaum minoritas. Karena, yang menjadi sebab terjadinya konflik

adalah kepantingan.

B. Ideologi

Beberapa ilmuwan mempunyai pendapat tentang ideologi. Namun, yang

dimaksud ideologi dalam membedah kasus konflik internal PKI dalam skripsi ini,

yaitu ideologi yang rumuskan oleh Marx.

Dalam mendefinisikan ideologi, Marx berpijak pada analisis sosialnya

berdasarkan, kepemilikan faktor-faktor produksi dan ketidaksetaraan distribusi

kekayaan, sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya.14

Berdasarkan ketidaksetaraan

tersebut, Marx berpendapat bahwa, keadaan sosial yang ideal merupakan suatu

keadaan, di mana faktor-faktor produksi dapat diakses oleh semua masyarakat.

Sehingga, distribusi kekayaan mengalir secara adil. Oleh sebab itu, Marx berpendapat

bahwa, “Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan

bersama dalam masyarakat.”15

Dalam merumuskan ideologi, Marx tidak berawal dari ruang yang kosong. Ia

mempelajari hal-hal mendasar tentang sebuah ideologi, yang sudah dirumuskan oleh

14

David McLelland, Ideologi Tanpa Akhir (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005), h. 2, 17, dan

18. 15

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Ideologi”, artikel diakses pada 2 Maret 2011 dari http://id.

wikipedia.org/wiki/Ideologi

Page 26: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

16

para pendahulunya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mrngetahui tentang dasar-

dasar ideologi.

Ideologi secara kebahasaan, berasal dari bahasa Yunani, yaitu eidos yang

memiliki arti gagasan atau konsep dan logos yang memiliki arti ilmu.16

Secara istilah,

banyak ahli ilmu sosial mendefinisikan ideologi. Ideologi sendiri digagas pertama kali

oleh seorang filosof, yang ditugaskan untuk menyebarkan gagasan-gagasan

pencerahan pada 1797, bernama Antoine Destutt de Tracy.17

Dalam mendefinisikan ideologi, de Tracy berpijak pada inti suku kata yang

pertama yaitu ide. Menurut de Tracy, ide-ide rasional dari seorang manusia yang tak

terikat oleh prasangka agama dan metafisika, akan menjadi landasan bagi masyarakat

yang adil dan damai.18

De Tracy juga berpendapat bahwa, posisi alam dalam

hubungannya dengan manusia adalah sebagai partner bukan sebagai objek. Oleh

karena itu, rasionalitas manusia dalam mengeksplorasi alam menjadi penting.19

Dengan demikian, de Tracy menganggap bahwa ideologi merupakan dominasi

rasionalitas manusia atas sikap-sikapnya terhadap hal-hal tertentu. Oleh sebab itu, de

Tracy berpendapat bahwa “Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran

tertentu.”20

Lain halnya dengan Marx. Marx telah membangun sebuah anggapan

bahwa, ideologi meniscayakan kesadaran bagi para penganutnya untuk diperjuangkan.

Bukan hanya sekedar mempelajari ide-ide tertentu di ruang-ruang akademik.

16

Shvoong.com The Global Source for Summeries & Reviews, “Pengertian Ideologi” , artikel

diakses pada 24 Februari 2011 dari http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2005723-

pengertian-ideologi/ Bandingkan dengan Scribd, “Pengertian dan Fungsi Ideologi”, artikel diakses pada

26 Februari 2011 dari http://www.scribd.com/doc/24582045/Pengertian-dan-Fungsi-Ideologi 17

McLelland, Ideologi Tanpa Akhir, h. 9. 18

Ibid. 19

Ibid. 20

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Ideologi”, artikel diakses pada 28 Februari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

Page 27: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

17

B.1. Marxisme

Bagi sebagian kalangan, pemberian istilah untuk ajaran-ajaran atau ide-ide,

identik dengan nama pencetus ajaran-ajaran atau ide-ide itu sendiri. Misalnya:

Maoisme21

, Castroisme22

, Stalinisme23

, dan semacamnya. Lalu bagaimana dengan

Marxisme? Apakah Marxisme berasal dari ajaran-ajaran Karl Marx? Padahal Marx

sendiri menyebut ajaran-ajarannya dengan istilah “sosialisme ilmiah” (scientific

socialism).24

Menurut Franz Magnis-Suseno, Marxisme adalah ajaran-ajaran Marx yang

dibakukan oleh Friedrich Engels25

dan Karl Kautsky.26

Namun, Ada juga yang

berpendapat bahwa, Marxisme merupakan ajaran-ajaran yang berasal dari pemikiran-

pemikiran Marx.27

Lalu yang dimaksud Marxisme dalam skripsi ini, yaitu ajaran-

ajaran Marx yang dibakukan Friedrich Engels. Sedangkan, ajaran-ajaran Marx yang

dibakukan Karl Kautsky disebut Kautskysme.28

21

Maoisme adalah ajaran-ajaran Mao Tse-Tung yang digunakan PKT sebagai ajaran resmi.

Maoisme merupakan varian dari Marxisme-Leninisme. Tentang Mao Tse Tung lihat bab I, h. 6. Lihat

juga Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Maoisme”, diakses pada 3 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.

org/wiki/Maoisme 22

Castroisme merupakan ajaran-ajaran yang berasal dari pemikiran-pemikira pemimpin Kuba,

Fidel Castro. Ajaran-ajaran ini dipengaruhi oleh beberapa filososf diantaranya: Karl Marx, Freidrich

Engels, Vladimir Lenin, dan terutama José Martí. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Castroisme”,

artikel diakses pada 3 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Castroisme 23

Stalinisme merupakan ideologi politik yang dicetuskan oleh pemimpin Uni Soviet pada

1929 sampai 1953, Joseph Stalin. Stalinisme berisi tentang pemerintahan yang represif. Lihat

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Stalinisme” artikel diakses pada 3 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.

org/wiki/Stalinisme 24

Suseno, Pemikiran Karl Marx, h. 270-271. 25

Friedrich Engels lahir di Barmen, Wuppertal, Jerman, 28 November 1820 dan meninggal di

London, 5 Agustus 1895. Ia adalah teman setia Karl Marx baik dalam perjuangan maupun pemikiran.

Bersama Marx menulis “Manifesto Partai Komunis” pada 1848. Ia juga seorang pengusaha tekstil di

inggris. Lihat Paul Lafargue, Mengenang Marx, dalam Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 315. Lihat juga Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Friedrich

Engels”, artikel diakses pada 3 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Engels 26

Ibid, h. 5. 27

Suseno Pemikiran Karl Marx, h. 5. 28

W.I. Lenin, Negara dan Revolusi: Adjaran Marxis Tentang Negara Dan Tugas Proletariat

Di Dalam Revolusi (Djakarta: Jajasan Pembaharuan, 1961), h. 9. Tentang ajaran-ajaran Karl Kautsky

lihat Bab I, h. 2-3.

Page 28: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

18

Salah satu ajaran Marx yang dibakukan Friedrich Engels, Misalnya tentang

negara. Negara dalam ajaran ini dianggap sebagai hasil dari kontradiksi yang tak

terpecahkan dalam sebuah masyarakat.29

Salah satu faktor yang paling dominan yang

menyebabkan terjadinya kontradiksi tersebut, sebagaimana diajarkan Marx, yaitu

kepemilikan alat-alat produksi.

Dalam perkembangannya, Marxisme banyak ditafsirkan oleh para teoritikus

menjadi ajaran baru. Beberapa diantaranya yaitu Marxisme-Leninisme dan Remo,

yang merupakan ideologi-ideologi para anggota PKI yang menjadi pembahasan dalam

skripsi ini.

B.2. Marxisme-Leninisme

Semua kaum komunis menganggap bahwa, interpretasi ajaran-ajaran Marx

yang paling benar, adalah ajaran-ajaran Marx yang diinterpretasi oleh Lenin atau

disebut dengan Marxisme-Leninisme.30

Lenin mempersingkatnya dengan istilah

“komunisme”.31

Sebelum digunakan Lenin untuk menamai ajaran-ajarannya, istilah

komunisme digunakan untuk cita-cita utopis masyarakat yang menganggap bahwa,

kepemilikan pribadi akan digantikan oleh kepemilikan bersama.32

Lenin mempunyai beberapa interpretasi tentang ajaran-ajaran Marx, misalnya

tentang revolusi yang telah dipaparkan dalam Bab I skripsi ini. Penafsiran yang

penting lainnya yang dilakukan Lenin terhadap ajaran Marx yaitu tentang negara.

29

F. Engels, Asal-Usul Keluarga Milik Perseorangan dan Negara (K. Marx dan F. Engels,

Pilihan Karja, edisi dua djilid bahasa Inggris, djil. II, Moskow, 1949, h. 288-289). Dikutip dari Lenin,

Negara dan Revolusi, h. 10. 30

Setelah revoulusi oktober dan berdirinya Komintern, Marxisme-Leninisme menjadi kiblat

bagi seluruh partai komunis di dunia, termasuk PKI. Pada awalnya PKI memegang sepenuhnya

ideologi Marxisme-Leninisme. Tetapi, terjadi konflik ketika remo masuk dan mengubah garis partai. 31

Pada awalnya, istilah komunisme dan sosialisme memiliki arti yang sama. Dalam

perkembangannya, istilah komunisme mengacu pada aliran sosialisme yang lebih radikal. Suseno

Pemikiran Karl Marx, h. 7 dan 19. 32

Ibid.

Page 29: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

19

Kemunculan sebuah negara menurut Lenin, disebabkan oleh konflik yang tak

terdamaikan di dalam masyarakat.33

Berdasarkan kemunculannya, negara hanya berfungsi sebagai pendamai

konflik antar masyarakat. Oleh sebab itu, negara tidak dapat bertahan jika masyarakat

telah damai. Dalam hal ini, negara dianggap sebagai pihak yang netral dan dapat

berbuat adil. Tetapi dalam perkembangannya, negara cendrung melegitimasi

masyarakat kelas borjuis untuk menindas masyarakat proletar.

Sebagaimana dikatakan Lenin: “Menurut Marx, negara adalah suatu alat dari

kekuasaan klas, suatu alat untuk menindas klas jang satu oleh klas lainnja; ...”.34

Berdasarkan pendapat ini, Lenin meniscayakan negara harus dapat menghapus kelas

dalam masyarakat. Karena, yang menjadi inti permasalahan dalam masyarakat, yaitu

terjadinya kelas dalam masyarakat yang disebabkan oleh kepemilikan alat-alat

produksi.

Oleh sebab itu, menurut Lenin, negara harus menguasai seluruh alat-alat

produksi dan mengatur secara adil kepada masyarakat, hingga tercapai keteraturan

secara otomatis, dalam penggunaan alat-alat produksi oleh masyarakat itu sendiri.

Bila dominasi atas kepemilikan alat-alat produksi tidak ada lagi dalam masyarakat,

maka masyarakat tidak lagi terpecah atas proletar dan borjuis. Dalam keadaan seperti

itu, maka negara akan dilupakan oleh masyarakat, dan akan bubar secara perlahan

dengan sendirinya.35

Inilah yang dinamakan masyarakat komunis.

Lenin juga menggagas sebuah sistem pemerintahan, sebagai peralihan dari

sistem pemerintahan borjuis hingga melenyapnya sebuah negara. Sistem tersebut

33

Tentu saja dalam hal ini masyarakat sudah terbagi menjadi masyarakat borjuis dan

masyarakat proletar. Lihat Lenin, Negara dan Revolusi, h. 10. 34

Ibid, h. 11. 35

Ibid, h. 22-30.

Page 30: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

20

dikenal dengan sistem diktator proletariat. Sistem diktator-proletariat menyatakan

bahwa, suatu negera dalam masa peralihan harus dipimpin oleh seorang diktator yang

berpihak pada proletar (rakyat miskin yang tertindas).36

Diktator yang berpihak pada proletar diharapakan akan menjadikan demokrasi

kembali kepada rakyat. Lenin beranggapan bahwa, demokrasi yang dijalankan

melalui perwakilan-perwakilan di gedung parlemen, merupakan sebuah demokrasi

yang terdistorsi dari rakyat kecil. Mayoritas dari mereka yang menjalani demokrasi

lewat parlemen, hanya memperjuangkan sgelintir orang-orang yang bisa mengakses

perwakilan di parlemen, khususnya para pemilik modal.37

Menurut Lenin, demokrasi tidak seharusnya melalui perwakilan-perwakilan

parlemen borjuis, demokrasi harus didistribusikan langsung kepada rakyat. Jadi setiap

warga negara, dapat menyampaikan langsung aspirasi, tanpa harus terdistorsi melalui

perwakilan-perwakilan yang bersifat borjuis.38

Di Indonesia, yang terlihat paling dominan untuk digunakan oleh kaum

komunis Indonesia, yang tergabung dalam PKI dari ajaran-ajaran Marxisme-

Leninisme, yaitu teori penjajahan. Teori penjajahan menyatakan bahwa, melesetnya

ramalan Marx tentang jatuhnya negara-negara industri maju Eropa, karena, sistem

kapitalis telah memaksakan diri untuk menambah modal melalui penjajahan kepada

negara-negara yang belum maju.39

36

Ibid, h. 117. 37

Ibid, h. 115. 38

Ibid, h. 115-117. Dengan demikian, Lenin mempunyai tafsiran sendiri tentang demokrasi,

dalam gagasannya tentang sistem diktator proletariat. Oleh sebab itu, sistem diktator proletariat dapat

disebut juga sistem demokrasi kerakyatan. 39

Mcvey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 4.

Page 31: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

21

B.3. Revisionisme Modern (Remo)

Revisionisme Modern (Remo) merupakan kumpulan ajaran yang merevisi

ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme.40

Remo terinspirasi dari ajaran-ajaran revisionis

Bernstein dalam Internasionale II. Ajaran Remo menghilangkan karakter kelas dalam

masyarakat demokrasi borjuis.41

Ajaran Remo juga menghilangkan revolusi, dan

menggantinya dengan koeksistensi damai dengan diktator borjuis dalam

memperjuangkan hak-hak kaum proletar.42

Para pengikut Remo menyerang kaum komunis dengan sebutan kaum

dogmatik.43

Karena, terlalu kaku dalam menafsirkan ajaran-ajaran Marx. Tokoh yang

terkenal dalam mengembangkan ajaran-ajaran remo yaitu Kruschev dan Josip Broz

Tito.44

Sedangkan yang menemukan istilah “remo” yaitu Mao Tse-Tung. Ajaran remo

yang terpenting, yaitu menghilangkan cita-cita untuk menciptakan masyarakat

komunis.

Remo yang berhasil menyusup dalam PKI, yaitu remo yang berawal dari

pemikiran subjektif. Pemikiran subjektif ini disebabkan oleh lingkungan para kader

PKI serta para pengikut dan para simpatisan, yang lemah dalam penguasaan ajaran-

ajaran Marxisme-Leninisme. Pada waktu itu memang PKI didominasi oleh buruh tani

40

Foreign Languages Press, Leninism and Modern Revisionism (Peking: Foreign Languages

Press, 1963), h. 2-4. 41

Ibid, h. 6. 42

Ibid. 43

Ibid, h. 9. 44

Josip Broz Tito (1892-1980) adalah presiden Yugoslavia setelah Ivan Ribar. Ia menjabat

presiden dari tahun 1953 hingga akhir hayatnya. Sebelum menjadi presiden, ia adalah perdana menteri

merangkap menteri pertahanan Yugoslavia yang pertama pada tahun 1945. Ia juga merupakan salah

satu penggagas Gerakan Non-Blok (GNB). Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Josip Broz Tito”,

artikel diakses pada 18 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Josip_Broz_Tito

Page 32: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

22

dan nelayan tradisional yang bekerja hanya dengan alat-alat sederhana dan belum

menggunakan mesin.45

Pemikiran-pemikiran subjektif ini, bertemu dengan pemikiran-pemikiran

oportunisme kanan.46

Percampuran antara pemikiran subjektif dan oportunisme kanan

inilah, yang membawa PKI ke jalur parlemen melalui pemilu dan berdamai dengan

kaum borjuis. Selain itu, pemikiran-pemikiran oportunisme kanan, juga menggiring

PKI berkoalisi secara permanen dengan lawan-lawan politik. Pengaruh pemikiran-

pemikiran oportunisme kanan, juga menyebabkan PKI bergantung kepada orang yang

tidak seideologi dengan PKI, sebagai pemimpin besar revolusi.47

C. Partai Politik

Dalam sistem demokrasi maupun sistem komunis, partai politik menjadi

lembaga penting bagi kedua sistem tersebut. Namun kedua sistem tersebut, mem-

punyai konsep yang berbeda tentang partai politik. Yang dimaksud partai politik

dalam skripsi ini, yaitu partai politik yang sesuai dengan ajaran komunisme.48

Partai politik mempunyai definisi yang lebih umum, yaitu organisasi yang

bertujuan merebut kekuasaan.49

Untuk mendapatkan kekuasaan, partai politik

45

Alat-alat produksi tradisional sederhana seperti cangkul, tidak perlu berpikir rumit untuk

mengoperasikan dan memeliharanya. Sedangkan mesin butuh oli, butuh listrik, dan cara menggunakan-

nya lebih rumit dibanding alat-alat tradisional. Oleh sebab itu, buruh tani tradisional cendrung sempit

cara berpikirnya daripada buruh pabrik modern. Wawancara pribadi dengan Rewang, Jakarta 30 Maret

2011. 46

Pemikiran-pemikiran oportunisme kanan yaitu pemikiran yang mempunyai watak kekanan-

kananan. Istilah ini ditujukan kepada orang-orang yang berpikir bahwa revolusi sudah tidak relevan

lagi dan menganggap parlemen sebagai solusi terbaik dan tujuan akhir. Wawancara pribadi dengan

Rewang, Jakarta 30 Maret 2011. 47

Pada saat itu, PKI terpengaruh oleh popularitas Soekarno yang pada saat itu menjabat

sebagai Presiden. Wawancara pribadi dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli

2011. 48

Dalam ajaran komunisme, partai politik berperan tidak hanya sebagai alat perampas ke-

kuasaan, tetapi juga sebagai pengatur segala hal yang berpengaruh terhadap masyarakat luas. Prof.

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1977), h. 165-166 49

Ibid h. 160-161.

Page 33: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

23

mempunyai suatu sistem tata nilai dan cita-cita yang dinamakan ideologi. Ideologi

inilah yang menentukan garis-garis politik yang akan dijalankan partai politik. Selain

itu, partai politik juga berfungsi mengatur segala aspek untuk mencapai suatu masya-

rakat ideal.50

Berbeda dengan kelompok penekan (pressure group), atau istilah yang banyak

dipakai sekarang ini yaitu kelompok kepentingan (interest group). Kelompok ini

hanya memperjuangkan kepentingan tertentu saja. Biasanya sasaran dari kelompok ini

yaitu kebijakan-kebijakan tertentu saja.51

Dengan demikian, kelompok kepentingan

mempunyai tujuan lebih sempit daripada partai politik.

50

Dalam negara demokrasi, partai politik hanya dijadikan sebagai alat pengambil kekuasaan

saja, dengan cara ikut dalam pemilihan umum. Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 165-166. 51

Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 164.

Page 34: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

BAB III

SEJARAH SINGKAT PARTAI KOMUNIS INDONESIA

Sebelum masuk ke inti persoalan skripsi ini, akan sangat penting untuk me-

ngenal lebih dulu tentang objek yang diteliti, PKI (Partai Komunis Indonesia). Untuk

mengenal PKI, dalam Bab III ini dijelaskan mengenai profil PKI. Tetapi profil tidak

dijelaskan secara mendetail, karena hanya bertujuan mengenalkan objek. Oleh sebab

itu, dalam Bab III ini hanya berisi tiga peristiwa yang dianggap penting.

A. Awal Pembentukan (Orang Belanda Sang Pemula)

Perkembangan pemikiran dari para anggota Internasionale II, sebagaiamana

telah dijelaskan dalam Bab I skripsi ini, mempengaruhi perubahan situasi politik

dunia, khususnya di Eropa. Di Uni Soviet, pemikiran radikal Lenin memecah Partai

Buruh Sosial Demokrat1 Uni Soviet menjadi dua kubu, Menshevik (pimpinan Julius

Martov) dan Bolshevik.2 Dalam perpecahan ini, Bolshevik berubah menjadi partai

pada 1912, dan berhasil menguasai Uni Soviet dengan melakukan revolusi pada 1917

di bawah pimpinan Lenin.

Di Belanda, perkembangan pemikiran yang terjadi dalam Internasionale II

mempengaruhi kaum sosial demokrat yang tergabung dalam SDAP (Sociaal

1 Istilah sosial demokrat ditujukan bagi para pemikir Marxisme ortodoks. Istilah ini berawal

dari penggunaan Marxisme sebagai ideologi perjuangan oleh Partai Sosial Demokrat Jerman. Lihat

Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Permasalahan Revisionisme

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 211. 2 Pada awalnya, konflik internal Partai Buruh Sosial Demokrat hanya bersifat organisasional

dan tidak bersifat antagonistik. Namun dalam perkembangannya, konflik pemikiran meruncing hingga

Lenin dengan sinis menganggap, kaum Menshevik saudara kembar dengan kaum demokrat borjuis

kecil. Lihat W.I. Lenin, Negara dan Revolusi: Adjaran Marxis Tentang Negara Dan Tugas Proletariat

Di Dalam Revolusi (Djakarta: Jajasan Pembaharuan, 1961), h. 20. Lihat juga Leon Trotsky, Revolusi

yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Soviet (Yogyakarta: Resist Book, 2010), h. 9.

23

Page 35: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

24

Democratische Arbeiders Partij).3 Pemikiran-pemikiran Marxis radikal, berhasil

mempengaruhi sebagian kader SDAP dan membuat SDAP pecah. Kaum Marxis

radikal dalam SDAP, memisahkan diri dan mendirikan SDP (Sociaal Democratische

Partij).4

Di tengah perpecahan itu, muncul tokoh SDAP yang sangat kontroversial,

yaitu Henk Sneevliet.5 Pada awalnya, Henk Sneevliet sangat setia pada SDAP.

Namun, ketika SDAP tidak mendukung demonstrasi kaum buruh pelabuhan di

Amsterdam, ia keluar dari SDAP dan pindah ke SDP. Perpindahannya itu

mengakibatkan ia kehilangan jabatannya. Lalu ia mencari peruntungan ke negeri

jajahan, Indonesia.

Di Indonesia, pada awalnya Henk Seneevliet bekerja sebagai staf editorial

koran utama Jawa Timur, yang menjadi media penting sindikat perusahaan gula,

Soerabajaasch Handelsblad. Tak lama kemudian, Henk Sneevliet beralih profesi

menjadi sekretaris asosiasi dagang di Semarang (Semarang Handelsvereniging).6

Kota Semarang, memberikan kesan tersendiri bagi Henk Sneevliet. Karena,

Semarang merupakan pusat Serikat Buruh Kereta Api Indonesia (VSTP (Vereeniging

van Spoor-en Tramwegpersoneel))7, yang mempunyai kemiripan dengan Serikat

3 SDAP merupakan Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda. Tentang SDAP lihat Ruth T.

McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia (Depok: Komunitas Bambu, 2010), h. vii dan 19. 4 SDP kemudian menjadi Partai Komunis Belanda/CPN (Communistische Partij Nederland).

Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 19. 5 Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau lebih dikenal dengan Henk Sneevliet

atau dengan nama samaran Maring (lahir 13 Mei 1883 dan meninggal 13 April 1942), adalah seorang

aktivis SDAP di kota Zwolle. Ia berhasil menjadi dewan kota pertama kali dalam pemilihan umum

pada 1907. Ia juga menjabat sebagai ketua Serikat Buruh Kereta Api Belanda (NVSTP) di bawah

kendali SDAP. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 19. Lihat juga Wikipedia

Ensiklopedia Bebas, “Henk Sneevliet” artikel diakses pada 26 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/

wiki/Henk_Sneevliet 6 McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 20.

7 VSTP berdiri pada 1908. Organisasi ini juga merupakan serikat buruh tertua di Indonesia.

Lihat Takashi Siraishi, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912-1226 (Jakarta: PT Pustaka

Utama Grafiti, 1997), h. 123. Lihat juga Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Vereniging van Spoor-en

Page 36: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

25

Buruh Kereta Api Belanda (NVSTP (Netherlands Vereeniging van Spoor-en

Tramwegpersoneel)) yang pernah ia pimpin. Tidak perlu berpikir panjang, Sneevliet

langsung masuk ke dalam VSTP, dengan jabatan awal editor De Volhading, koran

VSTP pada awal 1914.8

Di dalam VSTP inilah Henk Sneevliet mulai kembali masuk ke dunia

pergerakan yang sempat ia tinggalkan. Setelah masuk VSTP, Henk Sneevliet kembali

mengeluarkan ceramah-ceramah tentang Marxisme, dan menghimpun kaum sosialis

yang berada di Indonesia, lalu berujung pendirian ISDV (Indische Sociaal

Democratische Vereeniging) 9

, pada 9 Mei 1914 di Surabaya.

Pada awal pembentukan, ISDV hanya diisi oleh 60 orang Belanda. Orang non-

Belanda (Eurasia dan Bumiputra) hanya menjadi pelengkap saja dalam pertemuan

awal.10

Henk Sneevliet yang sudah berpengalaman dalam organisasi pergerakan,

menyadari bahwa keterbatasan anggota yang hanya terdiri dari orang-orang Belanda

saja, menjadi salah satu kendala berkembangnya sebuah organisasi pergerakan.

Kendala lainnya yaitu, kurangnya kerjasama dengan organisasi lain yang yang

mengerti tentang permasalahan-permasalahan dalam negeri jajahan, yang dapat

memperkokoh posisi tawar politik untuk menekan.

Tramwegpersoneel” artikel diakses pada 26 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Vereniging_van

_ Spoor-en_Tramwegpersoneel 8 McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 22.

9 ISDV berganti nama menjadi PKI. Sebelum menjadi PKI, ISDV merupakan kelompok debat

kaum sosialis Belanda. Dalam mendirikan ISDV, Henk Sneevliet dibantu oleh tiga orang Belanda

yaitu: H.W. Dekker, Bergsma, dan Brandsteder. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h.

22. Lihat juga Siraishi, Zaman Bergerak, h. 115. Lihat juga George McTurnan Kahin, Refleksi

Pergumulan Lahirnya Republik: Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (Solo: UNS Press dan

Pustaka Sinar Harapan, 1995), h. 92. 10

McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 22.

Page 37: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

26

Oleh sebab itu, ISDV mulai melakukan kaderisasi secara perlahan, terutama

dari kalangan pribumi,11

dan menjalin aliansi dengan Insulinde.12

Aliansi ISDV

dengan Insulinde tidak berjalan lama. Karena, perbedaan orientasi yang sangat

tajam.13

Pada 1916, aliansi antara ISDV dengan Insulinde terputus. Pada “detik-detik”

sebelum berakhirnya aliansi antara ISDV dengan Insulinde, ISDV menemukan

partner baru yang sangat potensial, yaitu Sarekat Islam (SI).14

Tidak lama setelah putusnya aliansi bersama Insulinde, pada tahun yang sama,

ISDV langsung menyatakan bergabung dengan SI. Setelah bergabung, ISDV

langsung menyebar pengaruh-pengaruh revolusionernya melalui Semaun, yang pada

1916 dipindahkan ke SI cabang Semarang, di mana pusat VSTP berada. Selain

Semaun, komunisme juga mempengaruhi tokoh SI yang cukup berpengaruh, Haji

Misbach.15

11

Orang pribumi yang berhasil direkrut salah satunya yaitu Semaun. Semaun merupakan salah

satu anggota Sarekat Islam (SI). Pertama kali bergabung dengan SI cabang Surabaya pada 1914 dengan

jabatan sekretaris. Semaun juga merupakan salah satu buruh kereta api. Awal pertemuannya dengan

Sneevliet, ketika ia aktif di VSTP. Pada 1915 ia bergabung dengan ISDV tanpa melepas jabatannya

sebagai sekrataris SI. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 32. 12

Ibid, h. 26. Insulinde didirikan pada 1907 sebagai asosiasi non-politik. Angota-anggotanya

kebanyakan mantan anggota organisasi radikal yang dibubarkan pada 1913, IP (Indische Partij).

Tokoh-tokohnya yang terkenal diantaranya yaitu: Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Surjaningrat (Ki

Hajar Dewantara), dan E.F.E Dowes Dekker (Setiabudi). 13

Insulinde menggunakan kaum sosialis radikal hanya untuk tujuan singkat, yaitu mengganti

kepemimpinan orang-orang Eropa dengan orang-orang Eurasia dan orang-orang Indonesia terdidik.

Pergerakan Insulinde hanya terkonsentrasi di kalangan Eurasia. Oleh sebab itu, sulit bagi Insulinde

untuk mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme

Indonesia, h. 27. 14

Sarekat Islam (SI) didirikan pada 1912 oleh H. Samanhoedi, mengacu pada perencanaan

Tirto Adhi Soerjo dalam Anggaran Dasar (AD) Sarekat Dagang Islam (SDI). Sebelum menjadi SI,

organisasinya bernama SDI yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo dan Abdoerachman Badjenet pada 5

April 1909 di Buitenzorg, Bogor. SDI merupakan perkumpulan orang-orang pribumi dan keturunan

Arab, yang hidup bukan dari hasil kerja dengan pemerintah Hindia Belanda. SDI berubah menjadi SI

dengan visi-misi kebebasan ekonomi. Tentang SDI dan SI lihat Pramoedya Ananta Toer, Sang Pemula,

(Jakarta: Hasta Mitra, 1985), h. 120-152. Pada tahun 1916, SI menjadi sangat potensial dalam gerakan

politik, karena mempunyai kader dan simpatisan sangat besar jumlahnya. Lihat McVey, Kemunculan

Komunisme Indonesia, h. 28. lihat juga Siraishi, Zaman Bergerak, h. 67. 15

Haji Mohammad Misbach dilahirkan pada 1876 di Kauman, Surakarta. Haji Misbach

pernah berganti nama sebanyak tiga kali, masa kecilnya bernama Achmad, setelah menikah bernama

Darmodiprono, dan setelah menunaikan ibadah haji bernama Haji Mohammad Misbach. Ia biasa

disebut Haji Misbach. Sebelum menjadi anggota Sarekat Islam (SI), Haji Misbach pernah menjadi

Page 38: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

27

Haji Misbach memrupakan salah satu tokoh yang dapat menyatukan antara

ajaran-ajaran Islam dan komunisme di Indonesia. Salah satu ajaran Haji Misbach

tentang konsep penghisapan kerja lebih oleh para pemilik modal terhadap kaum

buruh, termasuk riba. Mengambil riba dalam Islam hukumnya haram.16

Pengaruh-pengaruh ISDV sangat terasa, ketika SI pusat (CSI (Centraal

Sarekat Islam) yang dipimpin Tjokroaminoto17

mengambil sikap, mengirim delegasi

ke Belanda, untuk memohon dibentuknya milisi Indonesia atas masalah Indie

werbaar.18

Dalam hal ini, SI Semarang menentang sangat keras, hingga mengancam

untuk melepaskan diri dari CSI. SI semarang juga mengkritik keras keputusan CSI

yang merencanakan masuk dalam Volksraad.

Pertentangan antara SI semarang dan CSI, terus bergulir hingga, CSI mencap

SI semarang sudah disusupi pengaruh komunisme, dan tidak lagi menggunakan Islam

sebagai satu-satunya asas.19

Sejak saat itulah, SI terpecah menjadi SI Merah yang

berideologi Islam dan komunisme, dan SI Putih yang hanya berideologi Islam.

Setelah terjadinya revolusi di Uni Soviet, sebagaiaman telah dijelaskan

sebelumnya, komunisme berkembang pesat di dunia, khususnya di negara-negara

yang sedang dijajah. Untuk menyatukan para kaum komunis di seluruh dunia, Lenin

anggota Indlansche Journalisten Bond (IJB) yang didirikan oleh Mas Marco Kartodikromo pada 1914.

Lihat Nor Hiqmah, H.M. Misbach: Kisah Haji Merah, (Depok: Komunitas Bambu, 2008), h. 1-2. 16

Ibid, h. 75-77. 17

Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1882. Memulai karir sebagai

Jurnalis pada 1907. Ia bergabung dengan SDI/SI pada 1912, pada saat perubahan SDI menjadi SI. Di

tahun yang sama menjabat sebagai ketua SI. Lihat HOS. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme

(Bandung: Sega Arsy, 2008), h. VII-IX. 18

Indie werbaar dalam bahasa Indonesia berarti pertahanan Hindia. Masalah Indie werbaar

mula-mula hanya persoalan pertahanan dalam menghadapi perang dunia pertama. Namun, masalah ini

menjadi salah satu penyebab dibentuknya Volksraad (dewan rakyat) oleh pemerintah kolonial sebagai

parlemen di Indonesia. Lihat M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2005), h. 358-359. Lihat juga McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h.

34-35. 19

Siraishi, Zaman Bergerak, h. 327.

Page 39: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

28

mendirikan Komintern pada 1919.20

Untuk bergabung dengan Komintern (Komunis

Internasional), ISDV mengalami berbagai pergantian nama hingga menjadi Partai

Komunis Indonesia (PKI) pada 23 Mei 1920.21

B. Pemberontakan PKI 1926 (Awal Konflik Internal)

Pemberontakan PKI yang terjadi pada 1926, merupakan awal terjadinya

konflik antar sesama anggota PKI sendiri. Ketika itu, salah satu tokoh PKI yang

cukup besar pengrauhnya, Tan Malaka22

tidak mendukung. Selain itu, Komintern

sebagai kiblat seluruh partai komunis di dunia, juga tidak mendukung.

Pada sekitar tahun 1924 hingga 1925 kondisi eknomi Indonesia sebagai negara

jajahan saat itu, mengalami krisis. Kebijakan kerja rodi dan pemungutan berbagai

macam pajak, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda sangat membuat

rakyat menderita.23

Kondisi seperti ini, membuat semangat perlawanan rakyat

terhadap Pemerintah Kolonial Belanda memuncak. Untuk mengartikulasi dan

mengagregasi semangat perlawanan rakyat tersebut, pada Desember 1924 PKI

mengeluarkan keputusan untuk merebut kekuasaan.24

Untuk mendapat dukungan masyarakat luas dalam melaksanakan keputusan

Desember, PKI melakukan propaganda anti-pemerintah kolonial di seluruh wilayah

20

Setiap negara yang bergabung dengan Komintern diwakili oleh partai komunis negara

masing-masing. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 77. 21

Ibid. Sebelum menjadi PKI, ISDV mengganti namanya menjadi ISDP (Indische Sociaal

Democratische Partij). Ketika istilah sosial demokrat dianggap kurang tegas dalam menganut

Marxisme-Leninisme, maka ISDP berubah menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia). 22

Ibrahim Datuk Tan malaka lahir di Pandan Gadang, Minangkabau, Sumatera Barat, pada

1894. Ia menjadi ketua PKI pada 1922 menggantikan Semaun. Ia menjadi calon anggota Tweede

Kamer (parlemen Belanda) pada 1922 mewakili orang-orang sosialis Belanda. Lihat Rus Darmawan,

Inkonsistensi Gerakan Radikal Kiri: Praktik Politik Kaum Komunis di Indonesia (Bantul: Kreasi

Wacana, 2011), h. 54-58. Lihat juga Hasan Nasbi, Filosofi Negara Menurut Tan Malaka (Jakarta:

LPPM Tan Malaka, 2004), h. 41-52. 23

McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h.524. 24

Ibid, h. 512.

Page 40: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

29

jajahan. Propaganda ini berhasil mendapat simpati masyarakat di beberapa wilayah

luar Jawa, seperti Nias dan Lampung.25

Namun yang terpenting, propaganda ini juga

melibatkan adik laki-laki Bupati Serang, Hasan Djajadiningrat26

, yang merupakan

salah satu penyebab pemberontakan PKI pada 1926 di Banten mendapat banyak

simpati masyarakat.

Pada saat propaganda berlangsung, PKI mencoba merencanakan pemogokan

umum pada 8 Mei 1925, untuk memperingati tertangkapnya Semaun dua tahun

sebelumnya.27

Namun, rencana ini ditolak VSTP. Karena, dasar dan tujuan pemogo-

kan tidak jelas. Walaupun mendapat penolakan dari VSTP, pemogokan tetap terjadi

secara liar pada Mei dan Juli 1925.

Krisis ekonomi sepanjang tahun 1925, membuat rakyat semakin tidak percaya

kepada Pemerintah Kolonial Belanda. Setelah pemogokan-pemogokan liar pada Mei

dan Juli 1925, pemogokan berikutnya terjadi di Surabaya pada September 1925.

Pemogokan di Surabaya, dimulai dari perusahaan percetakan pada 1 September 1925,

berlanjut pada para operator mesin pada 5 Oktober 1925, dengan tuntutan kenaikan

upah dan “rasionalisasi” jam kerja.28

Pemogokan di Surabaya tersebut, merupakan

pemogokan terbesar di Indonesia sepanjang tahun 1925.

Melihat keadaan yang tidak terkendali, PKI mengadakan konferensi di

Prambanan pada 25 Desember 1925. Konferensi ini dihadiri oleh pejabat-pejabat

eksekutif PKI seperti: Sardjono, Alimin, dan Musso. Sardjono sebagai ketua eksekutif

25

Ibid, h. 524. Propaganda ini mengusung isu anti kerja rodi. 26

Hasan Djajadiningrat mengawali karir politik dari dorongan keluarga. Ia menjabat sebagai

eksekutif pusat ISDV pada 1918 dan konsisten menjadi anggota terhormat ISDV/PKI sampai akhir

hayatnya pada 1920. Lihat McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h.525. 27

Semaun ditangkap pada 1923, dengan tuduhan perencanaan demonstrasi besar-besaran

lewat organisasi VSTP. Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Semaun”, artikel diakses pada 6 Juni

2011, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Semaun 28

McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 534.

Page 41: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

30

pusat pada waktu itu, membuka konferensi.29

Konferensi ini membahas masalah

perlunya membuat rencana pemberontakan. Sardjono dalam konferensi ini, ber-

pendapat bahwa aksi diawali dengan pemogokan, berlanjut pada kekerasan senjata,

yang melibatkan kaum tani sebagai prajurit.30

Konferensi Prambanan memutuskan pemberontakan harus segera dimulai.

Namun, waktu pemberontakan belum bisa diputuskan, karena perbedaan pendapat.

Keputusan Prambanan tidak didukung oleh salah satu tokoh PKI, Tan Malaka,

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Menurut Tan Malaka revolusi harus

didukung seluruh elemen masyarakat. Pada saat itu menurut Tan Malaka, “...

Indonesia hanya memiliki persatuan orang dengan pandangan „campuraduk‟

melakukan aktivitas politik.”31

Bukan hanya Tan Malaka yang tidak mendukung,

Komintern sebagai kiblat partai komunis sedunia, juga tidak mendukung,

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.32

Tanpa dukungan Komintern dan salah satu tokoh PKI yang berpengaruh, Tan

Malaka, pemberontakan seharusnya tidak terjadi. Namun, mereka yang sudah tidak

tahan dengan keadaan ekonomi yang semakin memburuk, tetap mengadakan

perlawanan, baik dengan pemogokan maupun dengan pemberontakan bersenjata.

29

Ibid, h. 535 dan 559. 30

Ibid, h. 535. 31

McVey, Kemunculan Komunisme Indonesia, h. 545. Sejak Tan Malaka menyatakan tidak

setuju dengan pemberontakan 1926, hubungan Tan Malaka dengan PKI tidak berjalan baik, bahkan,

sebagian anggota PKI menganggapnya sebagai pengkhianat. Pada Kongres Komintern (Komunis

Internasional) ke-empat pada 12 Nopember 1922, Tan Malaka berpidato melawan pendapat Lenin

tentang perjuangan melawan Pan-Islamisme. Menurut Tan Malaka, Pan-Islamisme bukan musuh

melainkan rekan seperjuangan dalam melawan penjajahan. Dalam forum itu, Tan Malaka juga

menganjurkan agar bergabung dengan kaum borjuis nasional yang menyerukan pemboikotan dalam

mengusir penjajah. Ini dianggap sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Marxisme yang menempatkan

kaum borjuis sebagai musuh. Tan Malaka, Komunisme dan Pan-Islamisme (1922), (text pidato), t.t. 32

Ibid, h. 588. Keputusan tidak mendukung disampaikan oleh Stalin sebagai pemimpin

Komintern. Stalin berpendapat bahwa, “...revolusi pada masa itu tidak tepat.” Lihat juga Petrik

Matanasi, Pemberontak Tak Selalu Salah: Seratus Pembangkangan di Nusantara, (Yogyakarta:

I:Boekoe, 2009), h. 252.

Page 42: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

31

Pemberontakan meletus sekitar November 1926. Di Tangerang, terjadi pe-

nyerangan kantor polisi dan peristiwa pembunuhan para pejabat pemerintahan.33

Menjelang akhir 1926 penumpasan pemberontakan berhasil dijalankan oleh KNIL

(Koninklijk Nederlandsch Indische Leger).34

Para pemberontak dibuang ke Digul. Di

Jakarta, pemberontakan diawali peristiwa ledakan bom di Tanah Tinggi. Setelah itu

berlanjut ke penyerangan agen polisi dan kantor telpon.35

Pemberontakan tidak hanya

terjadi di Tangerang dan Jakarta, tetapi juga di kota-kota lainnya. Namun, selalu gagal

karena, kurangnya dukungan dari para anggota-anggota PKI sendiri, maupun dari

masyarakat luas.

C. Peristiwa Madiun 1948 (Memanfaatkan Tentara)

Peristiwa ini bermula dari konflik internal tentara yang disebabkan program

perampingan yang dilakukan pemerintah terhadap tentara. Namun, peristiwa ini

dimanfaatkan oleh PKI,36

yang pada waktu itu menentang Pemerintah Hatta37

yang

dianggap tidak tegas dalam menghadapi Belanda.

33

Ibid, h. 253-255. 34

Ibid. KNIL merupakan tentara Hindia Belanda. 35

Matanasi, Pemberontak Tak Selalu Salah, h. 264-267. 36

Salah satu tokoh Islam dalam PKI pada saat itu adalah Kiai Dasuki Siradj. Dasuki Siradj

berasal dari Solo. Dasuki Siradj terkenal dengan pidatonya yang berjudul, “Tentang Dasar Negara

Republik Indonesia”. Dalam pidato tersebut Dasuki Siradj menyatakan bahwa, konsep pembelaan

terhadap kaum proletar merupakan pembelaan terhadap fakir-miskin yang diperintahkan dalam ajaran

Islam. Donald Hindley, The Communist Party of Indonesia 1951-1963, (California: University of

California Press, 1964), h. 329-330. Wawancara pribadi dengan Rewang, Jakarta 30 Maret 2011. 37

Mohammad Hatta adalah wakil presiden RI yang pertama, pada masa jabatan 18 Agustus

1945 hingga 1 Desember 1956. Ia menjadi perdana menteri merangkap wakil presiden pada 29 Januari

1948 hingga 5 September 1950. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Mohammad Hatta”, artikel diakses

pada 5 Desember 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta

Page 43: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

32

Perjanjian Renville membagi wilayah pulau Jawa menjadi tiga bagian wilayah

yang dikuasai Indonesia yaitu: Banten, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.38

Berdasarkan

perjanjian tersebut, maka pasukan Siliwangi harus ditarik dari wilayah Jawa Barat

yang sudah dimiliki Belanda.

Penarikan pasukan tersebut menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia,

khususnya dalam mengatur angkatan perang. Besarnya jumlah angkatan perang yang

dimiliki Indonesia, menyempitnya wilayah Indonesia setelah perjanjian Renville, dan

terbatasnya anggaran negara, membuat pemerintah yang dikepalai oleh Perdana

Menteri Hatta mengeluarkan Program Restrukturisasi Rasionalisasi (Re-Ra), untuk

merampingkan angkatan perang.39

Mobilisasi angkatan perang dan program Re-Ra, ditentang keras oleh

Komandan Pasukan Panembahan Senopati (KPPS) yang dipimpin oleh Kolonel

Sutarto. Dengan alasan tidak transparan dan mengancam posisi KPPS yang akan

digantikan pasukan Siliwangi di Solo.40

Pertarungan ideologi dalam tubuh angkatan

perang juga menambah rumit permasalahan dalam tubuh angkatan perang, ketika

program Re-Ra direalisasikan.41

38

Perjanjian Renville merupakan perjanjian gencatan senjata, dalam memperebutkan wilayah

kedaulatan antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada 17 Januari 1948 di kapal

USS Renville. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin, dan delegasi Belanda dipimpin

oleh Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Perjanjian ini membagi wilayah kedaulatan Indonesia dan Belanda

berdasarkan garis Van Mook. Berdasarkan garis itu, wilayah Indonesia hanya meliputi: Sumatera,

Banten, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Perjanjian ini juga merupakan salah satu penyebab Amir

Syarifuddin melepas jabatan sebagai perdana menteri. Lihat Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya

Republik, h. 288-294. Lihat juga Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Perjanjian Renville”, artikel diakses

pada 14 Juni 2011 dari http://id.wikipedia. org/wiki/Perjanjian_Renville 39

Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik, h. 330. Matanasi, Pemberontak Tak Selalu

Salah, h. 365. Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G30S/PKI dan Peran

Bung Karno, (Jakarta: C.V. Sri Murni, 1988), h. 35. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, h. 458.

Wahyu Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso: Si Merah di Simpang Republik, (Jakarta: KPG

(Kepustakaan Populer Gramedia), 2011), h. 65. 40

Ibid, h. 64-65. 41

Ibid, h. 65-67. KPPS mempunyai resimen tempur diantaranya, laskar Pesindo (Pemuda

Sosialis Indonesia) dan TLRI (Tentara Laut Republik Indonesia) berideologi “kiri”, sedangkan

Siliwangi merupakan mayoritas kumpulan eks-KNIL atau lulusan sekolah pendidikan militer Belanda

Page 44: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

33

KPPS menganggap bahwa, pemerintah melakukan diskriminasi dan tidak

memihak pada angkatan perang yang berasal dari laskar kerakyatan. Misalnya, dalam

pengaturan pangkat, prajurit-prajurit eks-KNIL mendapat kenaikan hingga dua tingkat

sedangkan, prajurit-prajurit eks-PETA (Pembela Tanah Air)42

mendapat penurunan

hingga dua tingkat.43

Selain itu, pemecatan tokoh-tokoh Pesindo (Pemuda Sosialis

Indonesia)44

dari pimpinan angkatan perang seperti, Soemarsono (Mayor Jendral) dan

Wikana45

(Gubernur Militer Surakarta), pada awal Mei 1948, membuat perpecahan

dalam tubuh angkatan perang kian nyata.46

Pada 1947, terjadi perubahan politik di Uni Soviet. Stalin merubah Komintern

menjadi Kominform (Komunis Informasi) pada 22 September 1947.47

Bersamaan

dengan hal itu, muncul doktrin Zhdanov yang dijadikan komando baru bagi

Kominform.48

diantaranya, Gatot Subroto dan A.H. Nasution, berhaluan “kanan”. Lihat juga Wikipedia Ensiklopedia

Bebas, “Gatot Soebroto”, artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_

Soebroto Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Abdul Haris Nasution”, artikel diakses pada 15 Juni 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Haris_Nasution 42

PETA adalah tentara sukarela yang dibentuk Jepang, atas dasar surat yang dikirim Raden

Gatot Mangkupradja kepada Gunseikan (kepala pemerintahan militer Jepang), untuk membantu Jepang

dalam menghadapi perang dunia II. Matanasi, Pemberontak Tak Selalu Salah, h. 325. Lihat juga

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pembela Tanah Air”, artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/PETA 43

Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 67. 44

Pesindo didirikan pada November 1945 oleh gerakan pemuda bawah tanah beraliran

sosialis. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, h. 445. 45

Wikana lahir di Sumedang pada 18 Oktober 1914. Ia pernah menjadi pimpinan PKI bawah

tanah di Jawa Barat. Terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok bersama kelompok menteng 31. Pernah

aktif dalam Partindo (Partai Indonesia) dan Gerindo (Barisan Pemuda Gerakan Rakyat Indonesia).

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Wikana”, artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari http://id.wikipedia.

org/wiki/Wikana 46

Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 67. 47

Kominform (Cominform (Communist Information Bureau)) merupakan perkumpulan partai

komunis di seluruh dunia. Kominform hanya pergantian nama dari Komintern. Soerojo, Siapa

Menabur Angin, h. 34. 48

Doktrin Zhdanov merupakan gagasan-gagasan yang dikeluarkan Andrei Alexandrovich

Zhdanov. Doktrin ini menegaskan tentang terbelahnya dunia menjadi dua blok: blok kapitalis imprealis

yang dimotori Amerika Serikat dan blok anti-imprealis yang dimotori Uni Soviet. Doktrin Zhdanov

juga menegaskan, penghentian kerja sama dengan kaum imprealis. Sebelum doktrin Zhdanov disahkan

menjadi komando baru bagi Kominform, berlaku doktrin Dimitrov. Doktrin Dimitrov digagas oleh

Georgi Dimitrov, yang ketika itu menjabat sebagai sekretaris jendral (sekjen) Komintern. Doktrin

Page 45: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

34

Perubahan yang terjadi di Uni Soviet tersebut, membawa dampak yang sangat

besar bagi perubahan politik dunia, khususnya di indonesia. Pada April 1948, Musso

kembali ke Indonesia, setelah lama bermukim di Uni Soviet.49

Musso kembali dengan

bekal doktrin Zhdanov yang dibukukan berjudul “Jalan Baru Untuk Republik

Indonesia”50

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Untuk melaksanakan “Jalan

Baru” tersebut, Musso memimpin sendiri kaum komunis yang ada di Indonesia.

Langkah pertama yang diambil Musso, yaitu mengambil alih Front Demokrasi

Rakyat51

(FDR) dari tangan Amir Syarifuddin dan menyatukan partai-partai berhaluan

kiri ke dalam satu partai, PKI.52

Selanjutnya, Musso keliling Jawa Tengah utuk

melakukan propaganda menentang diplomasi pemerintah dalam menghadapi Belanda,

dan menyerukan mengangkat senjata dalam menghadapi Belanda. Propaganda ini,

berhasil menarik simpati masyarakat yang kecewa atas sikap Pemerintah Hatta, yang

tidak tegas dalam menghadapi blokade-blokade Belanda.53

Musso juga memanfaatkan konflik dalam tubuh angkatan perang,

sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya, untuk melakukan perlawanan terhadap

Dimitrov menganjurkan, kerja sama antara kaum komunis dengan kaum imprealis dan borjuis nasional

untuk melawan fasis. Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 17-21. 49

Sejak gagalnya pemberontakan PKI pada 1926, Musso bermukim di Uni Soviet untuk

menghindari penangkapan. Ia menjadi agen Komintern yang bertugas menyampaikan komando-

komando Komintern di Indonesia. Pada 1935, Musso menyampaikan doktrin Dimitrov kepada PKI,

setelah itu kembali ke Uni Soviet. Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 18-19. 50

“Jalan Baru Untuk Republik Indonesia” berisi tentang langkah-langkah yang harus diambil

PKI dalam memperjuangkan revolusi di Indonesia. Salah satu ajarannya yaitu, membentuk front

nasional untuk menggalang kekuatan dengan organisasi lain yang memiliki ideologi yang sama, dengan

PKI sebagai pemimpinnya. Dalam “Jalan Baru” tersebut, Musso juga memerintahkan supaya PKI

berdiri secara legal, setelah sebelumnya dilarang dan berdiri secara ilegal akibat peristiwa

pemberontakan 1926. Lihat Musso, Jalan Baru Untuk Republik Indonesia: Rencana Resolusi Polit-

Biro untuk dimajukan pada Kongres ke-V Partai Komunis Indonesia, Disetujui oleh Konperensi PKI

pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1948 (Jakarta: Jajasan Pembaruan, 1953), h. 7-34. 51

FDR didirikan Amir Syarifuddin pada 26 Februari 1948. FDR terdiri dari kumpulan partai,

ormas, dan organisasi lainnya yang berhaluan kiri, yang kecewa dengan Kabinet Hatta, karena tidak

dilibatkan dalam kabinet atau tidak setuju dengan program Re-Ra. Organisasi yang tergabung dalam

FDR, diantaranya: PKI, Partai Sosialis, Partai Buruh, dan Pesindo. Kahin, Refleksi Pergumulan

Lahirnya Republik, h. 326-327. 52

Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 44. 53

Ibid, h. 47. Blokade-blokade Belanda menjadi salah satu faktor terjadinya krisis ekonomi di

dalam negeri. Lihat Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik, h. 358.

Page 46: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

35

pemerintah yang terlalu lembek menghadapai Belanda. Kedatangan pasukan

Siliwangi ke daerah Solo, makin memperburuk suasana. Semula ketegangan hanya

sebatas kecurigaan. Namun, provokasi seperti, penculikan tokoh FDR dan beberapa

perwira KPPS, membuat baku tembak antara pasukan Siliwangi dan pasukan KPPS

tak terhindarkan.54

Peristiwa solo tersebut membuat pimpinan-pimpinan laskar Pesindo yang

berpusat di Madiun resah. Perintah demobilisasi dari pemerintah pusat, membuat

seluruh angkatan perang yang berhaluan kiri terancam eksistensinya.55

Belum lagi

pemecatan dua tokoh Pesindo dari angkatan perang, sebagaiamana telah dijelaskan

sebelumnya, menambah konflik semakin memuncak.

Kekecewaan laskar-laskar Pesindo kepada pemerintah dan pasukan Siliwangi,

sudah tak tertahan lagi. Pada 18 September 1948, Soemarsono mengorganisir laskar-

laskar Pesindo di Rejoagung, untuk menguasai kota Madiun.56

Setelah terorganisir,

penyerangan di Madiun dimulai dari markas Polisi Tentara Republik Indonesia.

Dalam waktu beberapa jam Madiun berhasil dikuasai.

Setelah Madiun berhasil dikuasai, Soemarsono mengadakan pertemuan

bersama pimpinan-pimpinan PKI seperti: Musso, Wikana, dan pimpinan-pimpinan

lain.57

Soemarsono menceritakan apa yang telah diperbuat di Madiun. Dalam hal ini,

Musso beserta pimpinan-pimpinan PKI yang lain, dihadapkan dengan keadaan

Madiun sudah dikuasai.

54

Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 68-69. Berhaluan kiri yang dimaksud yaitu

yang berideologi Marxisme. 55

Ibid, h. 83. 56

Ibid, h. 78. 57

Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik, h. 370.

Page 47: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

36

Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno58

menyatakan bahwa, Musso

telah melakukan kup di Madiun.59

Pemerintah dalam hal ini, bergerak cepat. Perintah

penumpasan para pemberontak di Madiun dikeluarkan pada waktu yang sama. Dalam

waktu semalam Madiun dapat direbut kembali.60

Setelah penumpasan yang dilakukan

pemerintah, PKI mengalami kehancuran. FDR sebagai basis masa terbesar PKI

musnah. Hingga akhirnya PKI mengorganisasi diri kembali pada tahun 1951.

58

Ir. Soekarno merupakan proklamator kemerdekaan RI (Republik Indonesia) bersama Hatta,

sekaligus sebagai Presiden RI yang pertama. Soekarno juga akrab disapa Bung Karno. Wikipedia

Ensiklopedia Bebas, “Soekarno”, artikel diakses pada 9 Desember 2011 dari http://id.wikipedia.org/

wiki/Soekarno 59

Ibid, h. 371-374. 60

Dhyatmika dkk., Seri Buku Tempo Musso, h. 88-93.

Page 48: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

BAB IV

PEREBUTAN PENGARUH ANTARA MARXIS-LENINIS DAN

REVISIONIS MODERN

Sebagai inti dari penelitian, bab ini menjelaskan secara gamblang tentang

konflik ideologi yang terjadi di dalam tubuh PKI (Partai Komunis Indonesia). Seluruh

peristiwa konflik yang melibatkan dua kelompok penganut ideologi berbeda di dalam

tubuh PKI, Marxis-Leninis dan revisionis modern (remo) dijelaskan dalam paragraf

selanjutnya.

A. Masuknya Pengaruh Remo (Gagasan-gagasan Aidit)

Pengaruh ideologi revisionisme modern (remo) masuk ke dalam tubuh PKI

sejak sebelum pemilu 1955, tepatnya dalam Sidang Pleno CC yang diadakan pada 7

Januari 1951. Aidit mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang bersifat remo, seperti

menjalin koalisi permanen dengan partai-partai yang pernah “berkhianat” dan partai

yang berbeda ideologi. Sebelumnya, pengorganisasian kembali PKI dilakukan oleh

Alimin, dengan konsentrasi terhadap konsolidasi buruh, pemuda, tani, dan wanita.

Dalam mengorganisasi tubuh partai yang hancur akibat peristiwa Madiun, PKI

bergerak secara ilegal.

Pengorganisasian kembali PKI setelah peristiwa Madiun secara perlahan

membuahkan hasil. Pada 7 Januari 1951 PKI mengadakan Sidang Pleno CC (Comite

Central) pertama kali, setelah bangkit dari kehancuran yang disebabkan oleh

“penghancuran” yang dilakukan Pemerintah Hatta akibat peristiwa Madiun.1 Sidang

1 Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G30S/PKI dan Peran Bung

Karno (Jakarta: C.V. Sri Murni, 1988), h. 53.

37

Page 49: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

38

dipimpin oleh Tan Ling Djie dengan agenda sidang, pembahasan Anggaran Dasar

(AD). Dalam sidang ini konflik internal terulang kembali.

Pada saat itu perdebatan menajam seputar masalah konsep “Jalan Baru” yang

digagas Musso, akan diteruskan menjadi Anggaran Dasar PKI.2 Tan Ling Djie

sebagai pimpinan sidang menyatakan bahwa, konsep “Jalan Baru” harus mendapat

persetujuan FDR (Front Demokrasi Rakyat). Sedangkan FDR, sudah dainggap tidak

ada oleh mayoritas anggota CC. Pada akhirnya, mayoritas anggota menerima “Jalan

Baru” sebagai Anggaran Dasar tanpa persetujuan FDR.3

Penolakan yang dilakukan Tan Ling Djie hanya mendapat dukungan dari CS

(Comite Seksi)4 Yogyakarta. Sampai beberapa bulan, Tan Ling Djie belum dapat

menerima keputusan akhir sidang. Namun, Tan Ling Djie tetap patuh terhadap hasil

akhir sidang pleno tersebut.5

Dalam sidang pleno tersebut, Aidit yang mewakili golongan muda dengan

dukungan Wikana, Njoto6, dan Lukman

7 berhasil menggeser Alimin dari Politbiro.

8

Aidit juga melontarkan sejumlah gagasan dalam menanggapi beberapa peristiwa

penting dalam sidang, misalnya peristwa Madiun. Menurut Aidit, peristiwa Madiun

bukan merupakan pemberontakan tetapi suatu peristiwa yang diprovokasi oleh “teror

2 Wawancara pribadi dengan Esempe (nama disamarkan), Jakarta, 22 Juli 2011.

3 Ibid.

4 Comite Seksi (CS) merupakan perwakilan partai di tingkat kabupaten/kota. Lihat Soerojo,

Siapa Menabur Angin, h. 403. 5 Wawancara pribadi dengan Esempe (nama disamarkan), Jakarta, 22 Juli 2011.

6 Njoto lahir pada 17 Januari 1927 di Jember. Pada usia 16 tahun Njoto menjadi anggota KNIP

(Komite Nasional Indonesia Pusat) dengan cara memanipulasi umur. Njoto mewakili PKI Banyuwangi

dalam KNIP. Lihat Budi Riza, dkk., Seri Buku Tempo: Njoto Peniup Saksofon Di Tengah Prahara

(Jakarta: KPG (Kepustakaan Pupuler Gramedia), 2010), h. 4-12. 7 Muhammad Hatta Lukman lahir di Tegal pada 1920, masuk PKI pada 1943. Lihat Wikipedia

Ensiklopedia Bebas, “M.H. Lukman”, artikel diakses pada 7 Desember 2011 dari http://id.wikipedia.

org /wiki/M.H._Lukman 8 Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 53.

Page 50: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

39

putih”.9 Aidit juga menggagas front nasional, dengan “menggandeng” Partai MURBA

(Musyawarah Rakyat Bawah) dan PSI (Partai Sosialis Indonesia).10

Dalam Sidang Pleno CC tersebut, terlihat jelas bahwa, Aidit sudah mulai

mengambil sikap lunak terhadap para penentang pemberontakan Madiun. Pada

akhirnya, sidang hanya mensahkan “Jalan Baru” yang digagas Musso sebagai

Anggaran Dasar PKI, tidak mensahkan strategi-strategi kongkrit yang akan diambil.

Setelah itu, pada 5 Oktober 1952 Partai Komunis Uni Soviet (PKUS)

mengadakan kongres ke XVI. Dalam Kongres PKUS tersebut, Stalin sebagai

pemimpin PKUS menggagas strategi baru, yang bersifat kekanan-kananan, untuk

menggantikan doktrin Zhdanov yang dianggap telah usang.11

Strategi kanan Stalin menganjurkan agar menjalin kerja sama dengan kaum

nasionalis untuk melawan Imprealisme Amerika Serikat (AS). Stalin juga menyatakan

bahwa, kerja sama hanya bersifat sementara, karena kaum borjuis nasional yang

awalnya merupakan lamabang nasionalisme dan lambang kemerdekaan, nanti akan

luntur.12

Kaum borjuis nasional akan melakukan apapun, untuk mempertahankan

eksistensinya, termasuk menggadaiakan kemerdekaan dan nasionalisme.13

Adanya

perubahan-perubahan strategi dalam partai komunis di Indonesia dan Uni Soviet yang

9 Ibid. Teror putih merupakan kebijakan-kebijakan Pemerintah Hatta yang memecah belah

tentara. Salah satunya Program Restrukturisasi dan Rasionalisasi (Re-Ra) dalam tubuh tentara. Lihat

Bab III. 10

Ibid. Partai MURBA berdiri pada 7 November 1948. Partai MURBA merupakan gabungan

dari pihak-pihak yang tidak mendukung pemberontakan Madiun dalam FDR dan merupakan partai Tan

Malaka. Sedangkan Sjahrir dan para pengikutnya yang tidak mendukung pemberontakan Madiun

mendirikan PSI. Lihat juga George McTurnan Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik:

Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (Solo: UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan, 1995), h. 397-

406. “Jalan Baru” yang digagas Musso memang meniscayakan pembentukan front national. Tetapi

tidak dengan kelompok-kelompok atau partai-partai yang bersebrangan dengan PKI. Lihat Musso,

Jalan Baru Untuk Republik Indonesia: Rencana Resolusi Polit-Biro untuk dimajukan pada Kongres ke-

V Partai Komunis Indonesia, Disetujui oleh Konperensi PKI pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1948

(Jakarta: Jajasan Pembaruan, 1953), h. 34. 11

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 55. 12

Trotsky mengkritik bahwa, strategi koalisi dengan kaum nasionalis sebagai cikal-bakal

pertumbuhan revisionisme modern (remo). Lihat Bab I. 13

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 55.

Page 51: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

40

bersifat kompromistis terhadap kelompok-kelompok lain yang berbeda, atau bahkan

bertentangan tersebut, menunjukan bahwa pengaruh-pengaruh remo sudah masuk di

kalangan elit partai.

Untuk mempermudah jalannya strategi Aidit, dalam membentuk front nasional

dengan kelompok-kelompok non-komunis, SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh

Indonesia) sebagai organisasi masa buruh yang berafiliasi dengan PKI, pada 30 April

1952 menunda pemogokan untuk menghilangkan kesan radikal, yang menjadi momok

menakutkan bagi partai-partai lain, khususnya partai-partai yang berkoalisi dengan

pemerintah.14

PKI terus berusaha membangun front nasional, meskipun menerima banyak

penolakan. PKI akhirnya berhasil mendapatkan satu partner yang sangat penting

dalam membangun front nasional, yaitu PNI15

(Partai Nasional Indonesia). Pimpinan

PNI, Sidik Djojosukarto16

menerima ajakan PKI untuk membangun front nasional.

Akhirnya, pada saat perayaan HUT (Hari Ulang Tahun) PKI, pada 2 Mei 1952

mengumumkan secara terbuka “strategi lunak”17

yang ia gagas dalam Sidang Pleno

CC 7 Januari 1951, sebagaimana telah sebelumnya, dan menegaskan kembali tentang

gagasan front nasional.18

14

Ibid, h. 56. SOBSI pada saat itu, dipimpin oleh Njono. Pada saat yang sama, pemerintahan

dipimpin oleh Perdana Menteri Wilopo yang merupakan anggota PNI. Partai-partai yang berkoalisi

dengan pemerintah yaitu, NU (Nahdatul Ulama) dan MASYUMI.(Majelis Syuro Muslimin Indonesia). 15

PNI merupakan partai politik berideologi nasionalisme, didirikan pada 4 Juli 1927dengan

nama Perserikatan Nasional Indonesia, oleh: Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo,

dan Mr. Sunaryo. Pada 1928 berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia, sekaligus menjadi

tempat bernaung Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Partai Nasional

Indonesia” artikel diakses pada 29 November 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Nasional_

Indonesia 16

Sidik Djojosukarto adalah ketua umum PNI pada tahun 1952. Ia pernah memutuskan untuk

menolak ambil bagian dalam kabinet Masyumi-PNI. Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 56. 17

“Strategi lunak” mengacu pada strategi Aidit yang melunak kepada lawan-lawan politik,

termasuk berkoalisi permanen dengan PSI dan MURBA yang menentang pemberontakan Madiun. 18

Ibid.

Page 52: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

41

Dalam acara perayaan HUT PKI tersebut, Alimin mulai mengidentikkan Bung

Karno dengan PKI sebagai taktik untuk menarik simpati Bung Karno.19

Inilah awal

dari kesalahan para elit PKI, menempatkan orang dari luar PKI sebagai tokoh

panutan, yang akhirnya nanti diteruskan sebagai pemimpin besar revolusi, yang

dianggap remo, sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II.

Pada 10 Juli 1953, terjadi pergantian pimpinan dan sebagain tokoh elit dalam

PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Stalin dan para pengikutnya dalam PKUS,

dituduh sebagai agen imprealis internasional dan borjuis merosot, oleh sebagian kader

PKUS lainnya di kubu Krushchev.20

Tak lama setelah pembersihan yang terjadi dalam

PKUS, pada 6 Oktober 1953, PKI menggelar Sidang Pleno CC kembali. Dalam

Sidang Pleno CC kali ini, dibahas beberapa masalah, diantarannya yang paling

penting yaitu, masalah pergantian pimpinan dan strategi baru yang akan digunakan

PKI.

Dalam sidang tersebut, Aidit terpilih menjadi Sekretaris Jendral (Sekjen) PKI

yang baru, dengan dukungan mayoritas golongan muda, diarntaranya: Lukman, Njoto,

dan Njono, menggantikan sekjen sebelumnya Tan Ling Djie. Dalam sidang ini,

konflik kembali terjadi antara Tan Ling Djie dengan Aidit dalam merumuskan

strategi. Aidit menyatakan bahwa, gagasan-gagasan “Jalan Baru” yang digagas Musso

mengalami jalan buntu. Lalu, Aidit menggantinya dengan strategi-strategi yang telah

digagas pada Sidang Pleno CC sebelumnya, sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya.

19

Ibid. 20

Ibid. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Likwidasi Beria”. Beria merupakan suatu tempat

di Uni Soviet, di mana Stalin disingkirkan dari posisi pimpinan PKUS, oleh Kruschev terjadi.

Page 53: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

42

Tan Ling Djie sebagai angkatan lama, mempertahankan “Jalan Baru” dengan

keras, dalam sidang tersebut. Pertentangan semakin panas dalam sidang, hingga Aidit

menganggap bahwa, Tan Ling Djie sebagai teoritikus Marxisme-Leninisme yang

“dogmatis-empiris”.21

Dalam gagasan-gaagasan yang dicetuskan Aidit, terlihat jelas

bahwa Aidit menggiring PKI ke arah yang populer, dengan sedikit “merevisi” ajaran-

ajaran Marxisme-Leninisme yang telah dirumuskan dalam “Jalan Baru”, termasuk

berkoalisi secara permanen dengan lawan-lawan politik, PSI dan MURBA, yang telah

dijelaskan pada sebelumnya. Sedangkan Tan Ling Djie, setia mempertahankan “Jalan

Baru” walaupun PKI tidak menjadi partai yang populer, tetapi militan.22

Pada saat itu, Aidit sedang populer di kalangan simpatisan dan kader-kader

PKI, sebagai tokoh yang mempunyai gagasan-gagasan baru. Sedangkan tokoh-tokoh

tua seperti Tan Ling Djie, Alimin, dan para pengikutnya, dianggap telah gagal

mempertahankan eksistensi PKI oleh mayoritas simpatisan dan para kader PKI,

setelah gagalnya peristiwa Madiun. Oleh sebab itu, gagasan-gagasan baru Aidit lebih

banyak mendapat dukungan dari mayoritas kader PKI, khususnya kader-kader muda,

katimbang gagasan-gagasan lama yang dipertahankan Tan Ling Djie. Hingga pada

akhirnya Tan Ling Djie harus menerima kenyataan pahit, yaitu tersingkir dari anggota

CC.23

B. Konflik Antar Elit (Perebutan Program)

Setelah Sidang Pleno CC selesai, pada tahun yang sama, Aidit menunjukan

sikap mendukung strategi-strategi yang diambil Peking daripada Moscow. Menurut

21

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 57-58. 22

Ibid, h. 58. 23

Ibid. Bahkan Tan Ling Djie hampir dipecat dari keanggotaan PKI. Lihat Murad Aidit, Aidit

Sang Legenda (Jakarta: Penta Rei, 2005), h. 125-126.

Page 54: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

43

Aidit, Strategi Mao Tse-Tung yang melibatkan kaum tani sebagai salah satu elemen

penting dalam revolusi, sangat cocok diterapkan di Indonesia yang penduduknya

didominasi kaum tani.24

Namun, Aidit tidak sepenuhnya mengikuti strategi-strategi Mao Tse-Tung.

Hal itu terlihat ketika Aidit tidak menganjurkan untuk revolusi menggunakan

kekuatan bersenjata.25

Menurut Aidit, revolusi di Indonesia mempunyai cara

tersendiri, yaitu dengan cara: melakukan aksi masa, berorganisasi, dan mobilisasi

masa.26

Tetapi, gagasan-gagasan Aidit tersebut, belum menjadi sikap resmi PKI

hingga Kongres Nasional PKI ke V diselenggarakan.

Pada 14 Maret 1954 Kongres Nasional PKI ke V diadakan.27

Agenda kongres

yang paling penting yaitu: pergantian ketua CC PKI, perumusan program-program,

dan langkah-langkah politik yang akan diambil, untuk melaksanakan program-

program tersebut. Pada kongres ini, Aidit yang sedang populer di kalangan kader-

kader internal PKI, terpilih menjadi ketua CC PKI menggantikan Alimin.28

Dalam

membahas masalah langkah-langkah politik, terjadi perdebatan sengit seputar masalah

partisipasi dalam pemilu (pemilihan umum).

Pada waktu itu, Njono sebagai salah satu anggota CC PKI sekaligus pemimpin

SOBSI, mengkritik “Manifes Pemilu” yang digagas oleh para anggota Politbiro, yang

dilontarkan Aidit sebagai ketua CC PKI dalam Kongres Nasional PKI ke V tersebut.29

24

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 64. 25

Berbeda dengan Mao Tse-Tung yang sangat yakin bahwa, kekuasaan politik hanya bisa

dirampas melalui kekuatan senjata. M. Shaleh Isre, ed., The Little Red Book: Leadership Secret of Mao

Tse-Tung Penerjemah A. Rachmatullah (Depok: Oncor Semesta Ilmu, 2010), h. 45. 26

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 64. 27

Ibid. 28

Wenseslaus Manggut, dkk., Seri Buku Tempo: Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara (Jakarta:

KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2010), h. 42. 29

“Manifes Pemilu” menyatakan bahwa dengan berpartisipasi dalam pemilu maka akan

tercapai demokrasi kerakyatan. Wawancara pribadi dengan Rewang, Jakarta 30 Maret 2011.

Wawancara pribadi dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011.

Page 55: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

44

Menurut Njono, partisipasi dalam pemilu untuk mencapai demokrasi kerakyatan,

merupakan pemikiran-pemikiran bersifat kanan. Demokrasi kerakyatan hanya bisa

didapat melalui gerakan masa.30

Pada saat itu yang paling menonjol menentang “Manifes Pemilu” hanya

Njono. Sedangkan yang lainnya sepakat dengan “Manifes Pemilu”. Pada kongres itu

juga, PKI menyatakan sikap mendukung Pemerintahan Burhanuddin Harahap31

, yang

diumumkan secara resmi kepada masyarakat pada 19 Agustus 1955.32

Hal ini menjadi

menarik, karena baru pertama kali dalam sejarah, PKI mendukung pemerintahan yang

bukan dipimpin oleh kadernya. Keputusan mendukung Pemerintahan Burhanuddin

Harahap tidak dapat penolakkan dalam kongres, karena strategi-strategi Aidit yang

memang melunak, sudah disahkan dalam Sidang Pleno CC 6 Oktober 1953,

sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya.

Pada 21 Maret 1954, Kongres Nasional PKI ke V berakhir. Program-

program33

, “Manifes Pemilu”, Ketua CC, dan keputusan mendukung Pemerintahan

Burhanuddin Harahap, telah ditetapkan. Pada 29 September 1955, pertama kali dalam

sejarah, Pemerintahan RI (Republik Indonesia) yang dipimpin Perdana Menteri

Burhanuddin Harahap, berhasil mengadakan pemilu untuk memilih anggota-anggota

30

Ibid. Pada dasarnya, Marxisme-Leninisme tidak melarang partisipasi dalam pemilu untuk

mengisi lembaga parlemen. Partisipasi dalam pemilu untuk mengisi lembaga parlemen dianjurkan,

untuk memperlihatkan bahwa sistem parlemen itu hanya menguntungkan bagi para pemilik modal

(borjuis). Menurut Lenin, pemilu hanya boleh digunakan untuk sementara, bila memang keadaan tidak

memungkinakan untuk revolusi. Pemilu tidak boleh digunakan sebagai tujuan akhir. Wawancara

pribadi dengan Rewang, Jakarta 30 Maret 2011. Lihat juga Bab II. 31

Burhanuddin Harahap merupakan seorang anggota Masyumi. Menjabat sebagai formatur

kabinet pada 11 Agustus 1955, dan berakhir pada 20 Maret 1956. Wikipedia The Free Encyclopedia,

“Burhanuddin Harahap”, artikel diakses pada 5 Desember 2011 dari http://en.wikipedia.org/wiki/

Burhanuddin_Harahap 32

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 67. 33

Tentang program-program PKI lihat ibid, h. 79-82.

Page 56: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

45

DPRS (Dewan Perwakilan Rakyat Sementara)34

yang berlangsung secara demokratis,

dengan jumlah pemilih sebanyak 43.104.464 suara.35

Beberapa bulan sebelum pemilu berlangsung, PKI mengubah “Manifes

Pemilu”. “Manifes Pemilu” yang awalnya bertujuan untuk meraih demokrasi

kerakyatan, dirubah menjadi hanya bertujuan untuk membentuk koalisi nasional.36

Dalam pemilu untuk memilih angota-anggota DPRS, PKI berada di urutan empat

dengan jumlah suara sebanyak 6.176.914 (16%) suara, dan berhak atas 39 kursi dalam

DPRS.37

Pada 15 Desember 1955, pemilu diadakan lagi untuk memilih para anggota

Konstituante38

. Hasilnya PKI kokoh di urutan empat dengan jumlah suara sebanyak

6.232.512 suara, dan berhak atas 80 kursi dalam Konstituante.39

Hasil pemilu

membuktikan bahwa, PKI mampu meraih simpati dari masyarakat luas. Dengan

demikian, Aidit telah berhasil menjadikan PKI sebagai partai populer, khususnya di

pulau Jawa. Pencapaian PKI berada di urutan empat dalam pemilu, menuai

kecurigaan dari PNI sebagai partner terdekatnya dalam front nasional, khususnya PNI

di wilayah yang perolehan suaranya kalah dengan PKI.

34

DPRS merupakan salah satu lembaga legislatif Republik Indonesia, yang bertugas membuat

Undang-Undang bersama lembaga eksekutif (perdana menteri/presiden). 35

Ibid, h. 83. 36

Wawancara pribadi dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011. 37

Pada saat itu, pemilu diikuti oleh 29 peserta yang terdiri dari partai politik dan individu. PNI

keluar sebagai peraih jumlah suara tertinggi, sebanyak 8.434.653 (22,4%) suara. MASYUMI (Majelis

Syuro Muslimin Indonesia) berada di urutan dua setelah PNI dengan jumlah suara sebanyak 7.904.886

(20,9%) suara. NU (Nahdatul Ulama) berada di urutan tiga dengan jumlah suara sebanyak 6.955.141

(18,4%) suara. Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 83. 38

Konstituante merupakan lembaga yang bertugas merumuskan Undang-Undang Dasar

(konstitusi) Republik Indonesia (RI). 39

Ibid, h. 85. Pemilu untuk memilih anggota-anggota Konstituante, diikuti oleh peserta yang

sama. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan pemilu untuk memilih anggota-anggota DPRS. Perbedaan

hanya pada jumlah suara tiap partai yang mengalami penambahan. PNI masih kokoh di urutan pertama

dengan jumlah suara sebanyak, 9.070.218 suara. MASYUMI bertahan di urutan dua dengan jumlah

suara sebanyak, 7.789.619 suara. NU juga masih bertahan di urutan tiga dengan jumlah suara sebanyak

6.988.333 suara.

Page 57: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

46

Ketua PNI Jawa Tengah, Hadi Subeno “menyalahkan” kebijakan PNI pusat,

yang sepakat untuk masuk dalam front nasional. Ketua PNI Jawa Tengah curiga,

bahwa PKI telah melakukan infiltrasi ke wilayahnya, yang sudah dianggap sebagai

basis bagi PNI.40

Kekecewaan tidak hanya datang dari Jawa Tengah, tetapi juga dari

daerah lain, misalnya Jawa Barat.

Ketua PNI Jawa Barat, Budi Sumawidjaja berpendapat bahwa, PNI dan PKI

berbeda secara prinsipil. PNI menganut ajaran yang bersumber pada “historis

paralelisme”, yang mengakui adanya dua tenaga dan dua sifat penggerak, yaitu

jasmani dan rohani, serta mengakui adanya alam dunia dan alam akhirat. Lebih

jelasnya, PNI mengakui adanya Ketuhanan Yang Maha Esa.41

PNI juga tidak bersumber pada perjuangan kelas. Sedangkan, sebagian kader

PNI menganggap bahwa, PKI tidak mengakui adanya Tuhan, dan menganut ajaran

yang berdasar pada perjuangan kelas dalam dialektik serta “matrealisme historis”.42

Banyaknya suara yang berhasil didapat PKI dalam pemilu tahun 1955, tidak terlepas

dari program-program PKI yang mengusung isu-isu populer, termasuk pengembalian

Irian Barat dari Penjajah Belanda kepada RI, serta perbaikan nasib bagi para buruh

dan kaum tani.43

Banyaknya simpati masyarakat terhadap PKI, juga menimbulkan ketakutan

pada partai-partai lain, khususnya partai-partai yang lebih unggul dari PKI dalam

pemilu tahun 1955. Seorang tokoh NU Jawa Timur, H. Mohammad Saleh menyatakan

40

Ibid, h. 85. Ketua PNI Jawa Tengah pada saat itu, Hadisubeno samapai menyatakan

“hubungan PNI dengan PKI tidak akan bisa baik lagi.” 41

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 85-86. 42

Ibid, h. 86. Matrealisme historis merupakan ajaran Marx yang menyatakan bahwa, sejarah

ditentukan oleh faktor-faktor produksi. 43

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 79-80.

Page 58: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

47

bahwa, “...kemenangan PKI berkat bantuan moril Bung Karno”.44

Bung Karno juga

terus diprovokasi agar berpikir kembali tentang kerjasamanya dengan PKI, dengan

cara mengembar-gemborkan peristiwa Madiun 1948, yang dianggap sebagai sebuah

penghianatan PKI terhadap RI.45

C. Kemenangan Remo (PKI Berubah Haluan)

Kemenangan remo sudah terlihat pada akhir sidang Sidang Pleno CC 6

Oktober 1953, yang mensahkan keputusan untuk berkoalisi permanen dengan partai-

partai penentang pemberontakan Madiun, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,

bahwa PKI telah menempuh pemilu sebagai tujuan akhir dalam perjuangan. “Manifes

Pemilu” memang sudah dikoreksi, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Tetapi,

koreksi tidak diikuti dengan benar.46

Ini terbukti pada pergerakan PKI yang terus

bergantung kepada pemerintahan yang dipimpin oleh orang di luar partai (PKI).47

Sehingga, PKI tidak mempunyai kepemimpinan yang kuat sebagai partai pelopor.48

Kemenangan remo juga telah terlihat sejak Sidang Pleno CC PKI 6 Oktober

1953, di mana gagasan-gagasan Aidit yang menggunakan cara-cara kompromistis

dengan musuh-musuh PKI, mendapat dukungan dari mayoritas kader PKI,

sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya.

44

Ibid, h. 86. 45

Ibid. 46

Para kader cenderung asik melakukan perjuangan dalam parlemen, lupa tugas-tugas pokok

revolusi, salah satunya penggalangan masa. Politbiro CC PKI, Pledoi Sudisman: Politbiro CC PKI

Djawa Tengah: September 1966, h. 5-6, t.t. 47

Lihat halaman 44 dan 52. 48

Ibid, h. 33.

Page 59: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

48

Sebagai akibat dari keberadaan PKI di posisi keempat dalam pemilu, pada 16

Maret 1956 Bung Karno menugaskan Ali Sastroamidjojo49

kembali untuk menyusun

kabinet, dengan melibatkan PKI di dalam kabinetnya.50

Ternyata Ali Sastroamidjojo

tidak berhasil melibatkan PKI dalam kabinet, sehingga PKI tetap berada dalam jalur

oposisi.51

Pada Februari 1958, Aidit ke Moskow untuk menghadiri Kongres PKUS

(Partai Komunis Uni Soviet). Dalam kongres ini, Kruschev sebagai pimpinan PKUS

mengemukakan perbedaan pendapat antara Tiongkok dan Uni Soviet. Uni Soviet

memprediksi akan ada perang nuklir yang sangat dahsyat.52

Oleh sebab itu, dalam

mennghindari perang nuklir tersebut, Uni Soviet mengidealkan suatu persemakmuran

komunis yang dipimpin Uni Soviet.53

Sedangkan, Tiongkok menilai bahwa, perang nuklir seharusnya dihadapi,

bukan dihindari. Oleh sebab itu, Tiongkok menyatakan bahwa strategi yang diambil

Uni Soviet sebagai strategi takut, dan menyimpang dari Marxisme-Leninisme.54

Konflik ini memperkeruh hubungan Tiongkok dan Uni Soviet, setelah sebelumnya

mereka berbeda pendapat tentang keterlibatan kaum tani menjadi salah satu elemen

penting dalam revolusi setelah kaum buruh. Sedangkan, PKI tetap berhubungan baik

49

Ali Sastroamidjojo merupakan anggota PNI pada saat itu. Sebelumnya Ali Sastroamidjojo

pernah menjabat sebagai perdana menteri pada 30 Juli 1953 sampai 11 Agustus 1955. Lihat Wikipedia

Ensiklopedia Bebas, “Ali Sastroamidjojo”, artikel diakses pada 5 Desember 2011 dari http://id.

wikipedia.org/wiki/Ali_Sastroamidjojo 50

Ali Sastroamidjojo menggantikan Burhanuddin Harahap sebagai perdana menteri, karena

Burhanuddin Harahap mendapat perlawanan dari PNI dan PKI. Lihat Soerojo, Siapa Menabur Angin,

h. 86-87. 51

Ibid, h. 87. Kegagalan Ali Sastroamidjojo memasukkan PKI dalam komposisi kabinetnya,

disebabkan penolakan oleh Masyumi dan NU. Setelah melihat hasil akhir pemilu pertama pada 1955,

Bung Karno terus menerus menyerukan agar kabinet dapat diisi keempat partai besar dalam pemilu

1955 (PNI, MASYUMI, NU, dan PKI) sebagai pola front nasional. Tetapi, gagasan Bung Karno

tersebut, selalu mendapat penolakan dari MASYUMI dan NU, karena perbedaan ideologi. Terutama

dengan PKI yang dianggap tidak percaya dengan adanya Tuhan. 52

Ibid, h. 101 53

Ibid. 54

Ibid.

Page 60: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

49

dengan Uni Soviet, meskipun lebih dekat dengan Tiongkok, karena kesamaan kultur

yang bersifat agraris dengan Tiongkok, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Pada 22 Februari 1958, Presiden Soekarno menyatakan, ingin membentuk

Kabinet Gotong Royong dan Dewan Nasional, yang terdiri dari seluruh elemen

bangsa, termasuk PKI.55

Tentang keterlibatan PKI dalam kabinet, Presiden Soekarno

mengungkapkan, “Apakah kita bisa mengesampingkan partai yang memenangkan

enam juta suara dalam pemilihan umum?”56

Usulan Presiden Soekarno tentang

partisipasi PKI dalam kabinet mendapat kritik dari Hatta. Hatta menyatakan,

bagaimana bisa PKI yang pernah mengkhianati perjuangan bangsa dan negara

dilibatkan dalam kabinet?57

Sementara itu, Politbiro CC PKI menyatakan secara resmi bahwa, gagasan

Bung Karno yang melibatkan PKI dalam kabinet merupakan, “Senjata baru dalam

perjuangan untuk merealisasi cita-cita Revolusi Agustus 1945.”58

Dengan demikian

PKI semakin mempertegas posisinya, yang selalu dekat dengan Presiden Soekarno.

Pada 22 Juni 1958, pemilu kembali digelar, kali ini pemilu diadakan untuk memilih

wakil-wakil dalam DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)59

Jakarta.

Hasilnya sangat mengejutkan, PKI berada di posisi kedua dengan perolehan

137.305 suara.60

Selanjutnya, pada 17 Juli 1958 pemilu digelar kembali untuk

pemilihan wakil-wakil dalam DPRD Jawa Tengah. Hasilnya, PKI dapat menempati

55

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 90. 56

Ibid. Setelah itu, Bung Karno menambahkan, “Aku berikan padamu suatu perdamaian

nasional.” 57

Kritik yang dilontarkan Hatta kepada Bung Karno mendapat dukungan dari MASYUMI dan

NU. Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 90. 58

Ibid, h. 91. 59

DPRD merupakan lembaga legislatif daerah, yang bertugas membuat pertaruan-peraturan

daerah (perda). 60

Ibid. Hasil pemilu DPRD Jakarta pada 22 Juni 1958, yaitu: MASYUMI memperoleh

153.709 suara, PNI memperoleh 124.955 suara, dan NU memperoleh 104.892 suara.

Page 61: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

50

posisi teratas dengan jumlah suara sebanyak 2.706.893 suara.61

Di Jawa Timur, PKI

kembali menempati posisi kedua, dalam pemilu untuk memilih wakil-wakil DPRD

dengan perolehan 2.274.523 suara.62

PKI menempati posisi yang sama, dalam pemilu

untuk memilih wakil-wakil DPRD Jawa Barat, dengan perolehan 1.087.289.63

Berdasarkan perolehan suara dalam pemilu DPRD, khususnya di Jawa, dapat

dikatakan bahwa PKI telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu partai besar di

Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh besar Bung Karno, yang sangat dekat

dengan PKI.64

Bahkan sejak PKI mendapat simpati dari masyarakat luas, Bung Karno

semakin bergerak ke arah “kiri”. Bung Karno mempertegas gagasan yang ia buat, saat

masa mudanya, “Yaitu pengalaman semua kekuatan progresif revolusioner menuju

sosialisme Indonesia”.65

Pada 20 Februari 1959, Presiden Soekarno menyatakan, Republik Indonesia

akan kembali pada UUD (Undang-Undang Dasar) 1945, karena Konstituante

dianggap gagal menyusun konstitusi baru.66

Dengan demikian, sistem pemerintahan

RI kembali kepada sistem presidensial, menggantikan sistem sebelumnya, sistem

parlementer. Berdasarkan sistem presidensial, presiden berhak penuh atas penyusunan

kabinet. Sedangkan, parlemen (DPRS dan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat

sementara)) berfungsi sebagai check and balance bagi presiden, tidak lagi dominan

dalam penyusunan kabinet.

61

Hasil selengkapnya lihat Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 91. 62

Ibid. 63

Ibid. 64

Ibid. 65

Ibid, h. 99. 66

Ibid, h. 101-102. Pernyataan Bung Karno diteruskan dengan dekrit yang ia keluarkan pada 5

Juli 1959, menyatakan pembubaran Konstituante, kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS

(Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara).

Lihat Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Majelis Permusyawaratan Rakyat”, artikel diakses pada 7

Desember 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/MPR_RI

Page 62: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

51

Setelah Presiden Soekarno sebagai mengeluarkan dekrit, Pada 30 Juli 1959,

Presiden Soekarno mengangkat angota-anggota DPAS (Dewan Pertimbangan Agung

Sementara)67

. Dalam pengangkatan tersebut, PKI sukses menempatkan Aidit, Njoto,

dan dua anggota lainnya.68

Di tahun yang sama pada 22 Agustus, Kongres Nasional PKI ke VI diadakan.

Pada saat kongres berlangsung ada perdebatan antar anggota CC. Pada saat itu, jajaran

pimpinan CC, Aidit (ketua), Lukman (wakil ketua), dan Njoto (wakil ketua)

menyatakan sikap, mendukung Presiden Soekarno sebagai pemimpin besar revolusi.69

Pernyataan sikap tersebut sempat ditolak oleh beberapa anggota CC. Salah satu

anggota CC yang menentang yaitu Siswojo70

. Namun, para anggota yang menolak

tidak mampu mengalahkan anggota-anggota lain yang mayoritas menerima.71

Dalam Kongres Nasional PKI ke VI, Aidit menggagas teori baru yang

dinamakan “Teori Dua Aspek”. Teori ini menyatakan bahwa, dalam kekuasaan suatu

negara, ada aspek pro-rakyat dan aspek anti-rakyat. Apabila negara sedang dipimpin

oleh seorang yang berpihak kepada rakyat, maka jangan diruntuhkan, walaupun orang

yang memimpin negara tersebut bukan komunis, inilah yang disebut aspek pro-

67

Jumlah keseluruhan anggota DPAS yaitu, 46 orang. Orang-orang MURBA juga mendapat

jatah dalam DPAS, diantaranya, Adam Malik dan Iwa Kusumasumantri. Lihat juga Soerojo, Siapa

Menabur Angin, h. 102. 68

Ibid. 69

Wawancara pribadi dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011.

Pemberian gelar “pemimpin besar revolusi”, pada awalnya dicetuskan oleh Chaerul Saleh, yang

merupakan tokoh MURBA. 70

Siswojo merupakan anggota CC PKI, dilantik ketika Kongres Nasional PKI ke V. Lihat

Soerojo, Siapa Menabur Angin, h. 64. 71

Pada saat itu, para anggota CC yang menolak Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi

beranggapan bahwa, Bung Karno tidak berideologi komunis, dan tidak mungkin ditertibkan oleh partai

(PKI), karena Bung Karno bukan anggota partai (PKI). Sedangkan, yang menerima beranggapan

bahwa selama ini, PKI berhasil menjadi besar berkat pengaruh Bung Karno. Wawancara pribadi

dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011.

Page 63: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

52

rakyat.72

Sedangkan aspek anti-rakyat menyatakan sebaliknya, apabila negara

dipimpin oleh seorang yang menindas rakyat, maka harus diruntuhkan.

Teori tersebut menuai perdebatan dikalangan internal PKI, tetapi dalam

Kongres Nasional PKI ke VI, teori ini belum disahkan.73

Kongres Nasional PKI ke VI

mensahkan konstitusi partai (PKI) yang menyatakan bahwa, sistem demokrasi

kerakyatan sebagai sistem peralihan menuju masyarakat komunis di Indonesia

menggunakan jalan damai, melalui parlemen.74

Konstitusi partai (PKI) juga

menetapkan sikap mendukung Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi.75

Sejak PKI menggunakan parlemen sebagai media perjuangan, para kader tidak

lagi berorientasi pada penggalangan masa. Bahkan sebagian kader menjadikan jabatan

di parlemen menjadi cita-cita.76

Inilah yang menyebabkan PKI dianggap sudah tidak

lagi dikuasai Marxisme-Leninisme, dan menjadi remo sepenuhnya ketika Kongres

Nasional PKI ke VI, menyatakan jalan damai untuk meraih demokrasi kerakyatan.

72

Ibid. 73

Ibid. Teori dua aspek baru disahkan pada saat Kongres Nasional PKI ke VII pada 25-30

April 1962, setelah teori tersebut.menjadi tesis Aidit, dan mendapat penghargaan Doktor Honoris

Causa dari Akademi Ilmu Sosial Peking. 74

Politbiro CC PKI, Pledoi Sudisman: Politbiro CC PKI, h. 6, t.t. 75

Wawancara pribadi dengan anggota CC-PKI, Esempe (samaran), Jakarta 22 Juli 2011. 76

Ibid..

Page 64: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

53

BAB V

KESIMPULAN

Setelah menjelaskan peristiwa-peristiwa konflik ideologi dalam tubuh PKI,

maka dapat disimpulkan bahwa, Remo (revisionisme modern) masuk ke dalam PKI

(Partai Komunis Indonesia) melalui gagasan yang dilontarkan Aidit, sejak Sidang

Pleno CC 7 Januari 1951. Gagasan-gagasan Aidit yang dimaksud yaitu, koalisi

permanen dengan lawan politik, MURBA dan PSI. Selain itu, strategi mengidentikkan

PKI dengan Bung Karno, yang dilontarkan Alimin pada perayaan HUT (Hari Ulang

Tahun) PKI 1952, juga menjadi awal masuknya remo ke dalam PKI.

Konflik antar elit PKI terjadi, karena perbedaan ideologi. Sejak revisionisme

modern masuk, ideologi para elit PKI terpecah menjadi dua kelompok, yaitu:

Kelompok Marxsis-Leninis dan Kelompok Revisionis Modern (Remo). Kelompok

yang berhasil “menang” dalam konflik tersebut, adalah Kelompok Remo dengan Aidit

sebagai pemimpinnya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Konflik ideologi di kalangan internal PKI, antara Marxis-Leninis dengan remo

yang dimenangkan remo, mempunyai dampak yang sangat besar bagi perkembangan

PKI. Salah satu dampak yang paling mudah diketahui, adalah bergesernya ideologi

PKI dari Marxisme-Leninisme menjadi remo. Perjuangan revolusi untuk mendirikan

negara komunis di Indonesia sudah terlupakan, sejak berakhirnya Kongres Nasional

PKI ke VI, sebagaiaman telah dijelaskan sebelumnya.

Ketergantungan terhadap tokoh yang berbeda ideologi, membuat PKI

kehilangan orientasi ideologi aslinya, Marxisme-Leninisme (komunisme). Lemahnya

panguasaan pengetahuan tentang ideologi Marxisme-Leninisme oleh para kader PKI,

dan langkah-langkah oportunis yang diambil pimpinan partai (PKI), untuk

Page 65: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

54

menjadikan PKI sebagai partai yang populer, juga turut andil dalam perubahan haluan

partai.

Tetapi secara organisasi, PKI dari tahun 1951 sampai dengan tahun 1959,

tidak mengalami perpecahan. Para anggota-anggota PKI, sangat disiplin dalam

mematuhi kebijakan-kebijakan partai (PKI), yang telah diputuskan secara mufakat

baik melalui Sidang Pleno CC, maupun melalui kongres nasional. Meskipun,

kebijakan-kebijakan yang telah disahkan bertentangan dengan pendapat-pendapat

pribadi anggota, baik yang bersifat teknis, maupun ideologis.

Selama PKI berdiri kembali, setelah peristiwa Madiun 1948, khususnya

periode tahun 1951 sampai tahun 1959, konflik-konflik internal hanya terjadi di

tingkat pemikiran, tidak sampai tahap memisahkan diri atau keluar dari keanggotaan

tetap. Perkembangan remo terus bergulir hingga terjadi peristiwa Gerakan 30

September 1965 (G-30 S). Peristiwa G-30 S telah meluluh-lantakkan PKI. Presiden

Soekarno yang pada saat itu tidak dapat mengendalikan keadaan, kehilangan jabatan

sebagai presiden RI.

Setelah peristiwa G-30 S, MPRS mengeluarkan ketetapan Nomor

XXV/MPRS/1966 tentang: pembubaran PKI, pernyataan sebagai organisasi terlarang

di Republik Indonesia untuk PKI, dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan

atau mengembangkan ideologi Marxisme-Leninisme (komunisme). Sampai saat ini,

ketetapan MPRS tersebut, masih berlaku. Dengan demikian, komunisme dalam

politik praktis di Indonesia, sudah tidak ada. Namun, ajaran-ajaran komunisme pada

zaman reformasi, masih menjadi kajian dalam institusi pendidikan.

Sedangkan ajaran-ajaran remo lebih banyak berkembang, dalam politik praktis

di Indonesia. Meskipun, masyarakat Indonesia tidak banyak yang mengetahui tentang

Page 66: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

55

remo. Ajaran-ajaran revisionisme modern, memang mempunyai kesamaan dengan

sistem demokrasi yang sekarang digunakan di Indonesia. Misalnya, demokrasi

mengajarkan bahwa, parlemen merupakan tempat terakhir memperjuangkan aspirasi

masyarakat, melalui perwakilan-perwakilan yang telah dipilih dalam proses pemilu.

Inilah yang menjadi salah satu kesamaan ajaran yang terdapat juga dalam remo.

Remo juga memberi ruang, kepada sistem demokrasi untuk berkembang pesat

di Indonesia, karena ajaran-ajarannya yang begitu terbuka. Misalnya, penyelesaian

konflik antara kaum proletar dan kaum borjuis diselesaikan secara damai, tidak perlu

sampai revolusi, tetapi cukup dengan demonstrasi-demonstrasi damai, sebagaiamana

telah dijelaskan pada Bab II skripsi ini. Jadi, dampak kemenangan remo terhadap

dinamika perpolitikan Indonesia, yaitu berkembangnya sistem demokrasi di Indonesia

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 67: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

DAFTAR PUSTAKA

Aidit, Murad. Aidit Sang Legenda. Jakarta: Penta Rei, 2005.

Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1977.

Dahrendorf, Ralf. Konflik dan konflik Dalam Masyarakat Industri: Sebuah Analisis

Kritik. Jakarta: Rajawali, 1986.

Darmawan, Rus. Inkonsistensi Gerakan Radikal Kiri: Praktik Politik Kaum Komunis

di Indonesia. Bantul: Kreasi Wacana, 2011.

Darsono P. Karl Marx: Ekonomi Politik dan Aksi Revolusi. Jakarta: Diadit Media,

2006.

Dhyatmika, Wahyu dkk. Seri Buku Tempo Musso: Si Merah di Simpang Republik.

Jakarta: KPG, 2011.

Duverger, Maurice. Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Easten, David. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Jakarta: PT. Bina Aksara,

1984.

Engels, Frederick. Dialektika Alam. Jakarta: Hasta Mitra, 2005.

---------------------. Anti Duhring. Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-Ultimus, 2005.

Firmanzah. Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Fromm, Erich. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Hikmah, Nor. H.M. Misbach: Kisah Haji Merah. Jakarta: Komunitas Bambu, 2008.

Isre, M. Shaleh. ed. The Little Red Book: Leadership Secret of Mao Tse-Tung.

Penerjemah A. Rachmatullah, Depok: Oncor Semesta Ilmu, 2010.

Kahin, George McTurnan. Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik: Nasionalisme

dan Revolusi Di Indonesia. Solo: UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan,

1995.

Lenin, W.I. Negara dan Revolusi. Jakarta: Jajasan Pembaruan, 1961.

Magnis-Suseno, Franz. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke

Permasalahan Revisionisme. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,

1999.

Manggut, Wenseslaus, dkk., ed. Seri Buku Tempo: Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara

Jakarta: KPG, 2010.

56

Page 68: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

57

Marx, Karl. Kapital Buku II: Proses Sirkulasi Kapital. Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-

Ultimus & Institute For Global Justice, 2006.

---------------. Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Politik Buku III: Proses Produksi

Kapitalis Secara Menyeluruh Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-Ultimus-Institute

For Global Justice, 2007.

Matanasi, Petrik. Pemberontak Tak (Selalu) Salah: Seratus Pembangkangan Di

Nusantara. Yogyakarta: I:Buku, 2009.

McLelland, David. Ideologi Tanpa Akhir. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.

McVey, Ruth T. Kemunculan Komunisme Indonesia. Jakarta: Komunitas Bambu,

2010.

Musso. Jalan Baru Untuk Republik Indonesia: Rencana Resolusi Polit-Biro untuk

Dimajukan pada Kongres ke-V dari Partai Komunis Indonesia. Disetujui oleh

Konperensi PKI pada tanggal 26 dan 27 1948. Cetakan ke VII, Jakarta:

Jajasan Pembaruan, 1953.

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi Tesis, dan Disertasi.

Jakarta: CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nasbi, Hasan. Filosofi Negara Menurut Tan Malaka. Jakarta: LPPM Tan Malaka,

2004.

Njoto. Marxisme Ilmu dan Amalnya. Cetakan Kedua, Jakarta: Teplok Press, 2003

Poloma, Margaret M. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

1992.

Press, Foreign Languages. Leninism and Modern Revisionism. Peking: Foreign

Languages Press, 1963.

Riza, Budi dkk. Seri Buku Tempo: Njoto Peniup Saksofon Di Tengah Prahara.

Jakarta: KPG, 2010.

Rodee, Carlton Clymer dkk. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2006.

Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT. Serambi Ilmu

Semesta, 2005.

Shiraishi, Takashi. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912-1926.

Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1997.

Soerojo, Soegiarso. Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G30S/PKI dan Peran

Bung Karno. Jakarta: C.V. Sri Murni, 1988.

Page 69: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

58

Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran

Negara Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2001.

Trotsky, Leon. Revolusi yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Soviet.

Yogyakarta: Resist Book, 2010

Tjokroaminoto, HOS. Islam dan Sosialisme. Bandung: Sega Arsy, 2008.

Yuliantri, Rhoma Dwi Aria dan Dahlan, Muhidin M. Lekra Tak Membakar Buku.

Yogyakarta: Merakesumba, 2008.

Website:

Blog Proletar, “Tentang Imperialisme,” artikel diakses pada 13 Januari 2011 dari

http://blogproletar.blogspot.com/2010/06/tentang-imperialisme.html

Scribd, “Pengertian dan Fungsi Ideologi”, artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://www.scribd.com/doc/24582045/Pengertian-dan-Fungsi-Ideologi

Shvoong.com The Global Source for Summeries & Reviews, “Pengertian Ideologi” ,

artikel diakses pada 24 Februari 2011 dari http://id.shvoong.com/society-and-

news/news-items/2005723-pengertian-ideologi/

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Abdul Haris Nasution”, artikel diakses pada 15 Juni

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Haris_Nasution

Wikipedia The Free Encyclopedia, “Burhanuddin Harahap”, artikel diakses pada 5

Desember 2011 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Burhanuddin_Harahap

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Castroisme”, artikel diakses pada 3 Maret 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Castroisme

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Friedrich Engels”, artikel diakses pada 3 Maret 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Engels

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Georg Wilhelm Friedrich Hegel”, artikel diakses

pada 21 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hegel

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Gatot Soebroto”, artikel diakses pada 15 Juni 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Soebroto

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Henk Sneevliet” artikel diakses pada 26 Mei 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Henk_Sneevliet

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Ideologi”, artikel diakses pada 28 Februari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

Page 70: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

59

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Ideologi”, artikel diakses pada 2 Maret 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Josip Broz Tito”, artikel diakses pada 18 Mei 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Josip_Broz_Tito

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Josef Stalin”, artikel diakses pada 21 Januari 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/JosephStalin

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Konflik”, artikel diakses pada 18 Februari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Leon Trotsky”, artikel diakses pada 20 Januari 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/LeonTrotsky

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Maoisme”, diakses pada 3 Maret 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Maoisme

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Mao Zedong”, artikel diakses pada 20 Januari 2011

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Mohammad Hatta”, artikel diakses pada 5 Desember

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “M.H. Lukman”, artikel diakses pada 7 Desember

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/M.H._Lukman

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Nikita Khrushchev” artikel diakses pada 22 Januari

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Nikita_Khrushchev

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Partai Nasional Indonesia” artikel diakses pada 29

November 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Nasional_Indonesia

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pembela Tanah Air”, artikel diakses pada 15 Juni

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/PETA

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Perjanjian Renville”, artikel diakses pada 14 Juni

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Renville

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Politbiro”, artikel diakses pada 16 Januari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Politbiro

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Semaun”, artikel diakses pada 6 Juni 2011, dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Semaun

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Stalinisme” artikel diakses pada 3 Maret 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Stalinisme

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Tiongkok”, artikel diakses pada 24 Januari 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok

Page 71: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

60

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel” artikel

diakses pada 26 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Vereniging_van_

Spoor-en_Tramwegpersoneel

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Vladimir Lenin”, artikel diakses pada 20 Januari

2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/VladimirLenin

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Wikana”, artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikana

Page 72: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

Transkrip Wawancara Dengan Anggota Politbiro PKI Tahun 1964, Rewang

Tentang Konflik Internal PKI Tahun 1951-1959

Lendy: Kalo boleh tau, bapak lahir kapan pak?

Rewang: 28, kalo bulan-bulan dan tanggalnya itu tidak tercatatkan tapi tahunnya ‟28.

Lendy: 1928?

Rewang: kalo menurut aturan sekarang, kalo tidak tau tanggal dan bulannya, itu

dihitung 31 Desember. Jadi dalam KTP saya ditulis 31 desember tahun 1928. itu

aturan pemerintah Orde Baru. Kalo anak yang lahir tidak tau persis tanggal dan

bulannya, itu ditulis dalam KTPnya, 31 Desember tahun berapa.., gitu.

Lendy: sebelum bergabung dengan partai, PKI, apa kegiatan bapak?

Rewang: Saya sebelum bergabung sama PKI itu, kegiatan saya bekerja untuk

kepentingan hidup. Itu wajib zaman Jepang.

Lendy: Itu sebagai apa itu pak?

Rewang: Sebagai pengrajin. Saya jadi pengrajin kayu-kayu sawo. Kayu sawo kecil

namanya. Dulu ada kayu-kayu itu kan sawo, pohonnya bagus-bagus. Kayunya itu

bagus, maka pada zaman Jepang, kayu sawo itu dibikin sisir, Jungkat. Karena

produksi sisir dari plastik belum ada. orang di daerah sekitar saya itu, mengusahakan

kerajinan dari kayu sawo itu ada yang dibikin...apa? Irus, Irus itu bahasa Jawa yah.

Bahasa Indonesianya, Sendok Sayur.

Lendy: Terus Bapak mulai bergabung dengan Partai, itu pada usia berapa atau sedang

sekolah tingkat apa waktu itu?

Rewang: Saya bergabung itu pada waktu awal revolusi.

Lendy: Awal Revolusi. Tepatnya tanggal berapa atau bapak sedang di usia berapa

tahun?

Rewang: Usia saya kira-kira antara 17-18. waktu jaman revolusi itu, saya masuk apa

yang dinamakan polisi bantuan. Polisi batuan itu artinya suatu organisasi yang

membantu pekerjaan polisi. pekerjaan polisi pada waktu itu, misalnya menjaga

bangunan-bangunan yang diperlukan. Lalu menjaga bekas tawanan Jepang, orang-

orang Eropa yang ditawan Jepang yang oleh PBB itu dilindungi dan dijadikan di

bawah pengawasan PBB. Itu nanti rencananya dipulangkan ke negeri masing-masing.

Itu ada orang Jerman dan macem-macem. Saya sebagai polisi bantuan diberi tugas

menjaga daerah itu, lalu menjaga stasiun-stasiun kreta api. Waktu itu misalnya kereta

api dari Semarang. Semarang kan daerah yang disusupi Belanda. Baru kereta api

masuk Solo itu penumpangnya diperiksa.

Lendy: Itu pas bapak remaja yah?

Rewang: Yah.

Lendy: Itu pada tahun berapa si pak tepatnya?

Rewang: Tahun 1946. pada waktu itu, saya tau orang pasang plakat atau spanduk yah,

menunjukkan bahwa PKI menerima pendaftaran anggota-anggota yang mau masuk

PKI. Lalu partai propaganda PKI itu sekarang di dunia sudah ada Partai Komunis

yang menguasai negara, Soviet, Soviet Rusia.

Lendy: Terus bapak bergabung, pada saat itu partai sedang dipimpin oleh siapa?

Rewang: Waktu itu ada keruwetan. Masih ada keruwetan dalam PKI. Karena PKI

berada dalam kedudukan di bawah tanah. PKI itu waktu jaman Jepang kan di bawah

tanah dan pimpinannya ditangkapi oleh Jepang. Pimpinan tertingginya namanya

Pamudji. Pamudji ditangkap dihukum mati. Terus seorang pimpinannya lagi Amir

Syarifuddin. Itu juga ditangkap dan diputus hukuman mati juga. Tapi oleh bung

61

Page 73: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

62

Karno, hukuman mati itu diusulkan supaya dikurangi jadi seumur hidup. PKI waktu

itu juga pimpinan mereka, Pamudji, Amir Syarifuddin masih ada lagi yg lainnya. Tapi

yang ditangkep dijatuhi hukuman mati dua orang itu. Dan kemudian untuk Pamudji

dilaksanakan, untuk Amir ditangguhkan diubah menjadi seumur-hidup. Tapi saya se-

belum proklamasi kemerdekaan, saya sudah menaruh simpati pada PKI. Mulanya be-

gini, waktu Jepang mau masuk, saya masih berada di sekolah lanjutan, sekolah lanju-

tan pertama. Kalo sekarang SMP. Pada waktu berada di sekolah lanjutan ini, saya

mendapat pelajaran sejarah, sejarah Hindia Belanda namanya. Dalam sejarah Hindia

Belanda itu dikemukakan peristiwa pemberontakan PKI tahun 1926. Pokoknya PKI

dijelek-jelekan oleh buku pelajaran sejarah itu. Buku itu saya bawa pulang. Saya tun-

jukkan pada Bapa‟ saya. Saya tunjukkan ini, saya mendapat pelajaran dari sekolah ini.

bapa‟ saya bilang, PKI tidak jahat begitu. Orang-orang komunis itu tidak jahat seperti

diceritakan dalam buku sejarah itu. Lalu bapa saya cerita kalo pa‟de saya, jadi kakak-

nya bapak saya itu, pada waktu pemberontakkan ‟26 itu, dituduh juga menjadi pengi-

kut pemberontak, ikut pemberontakkan. Dia ditahan tapi cuman sebentar karena tidak

terbukti keterlibatannya itu. Karena bapa‟ saya cerita tentang pa‟de saya itu saya lalu

tertarik. Jadi saya tidak percaya kepada pelajaran sejarah itu. Itu suatu peristiwa yang

mulai saya berkenalan dengan nama PKI. Lalu Jepang masuk. Perang Dunia II sudah

masuk. Itu menimbulkan kesengsaraan besar terhadap penduduk termasuk keluarga

saya. Ayah saya itu buruh. Ibu saya itu pekerja di rumah. Dia pengusaha kecil, mem-

batik. Dia beli bahnnya sendiri, kainnya sendiri nanti terus selesai dijual. Jadi bukan

buruh. Dalam waktu itu, perusahaan ayah saya bangkrut. Dia menjadi penganggur.

Ibu saya cuman tenaganya itu, tidak mampu lagi membayar sekolah saya. Jadi saya

harus Drop Out dari sekolah. Itu jaman Jepang. Lalu sebentar Jepang menduduki

Indonesia itu, melakukan gerakan-gerakan tadi penangkapan terhadap orang-orang

komunis. Saya lalu punya pengalaman, dulu jaman Belanda orang-orang komunis itu

dinyatakan orang yang jelek-jelek, memberontak. ini jaman Jepang lalu ditangkepin,

dimusuhin. Ini artinya ada dua penguasa asing yang semuanya menuduh komunis itu

jahat. Nah itu saya mulai tanggap, ini penguasa asing baik Belanda maupun Jepang,

ko‟ menempatkan orang-orang PKI sebagai musuh utama dan mereka ditangkapi?

Nah ini pikiran saya menjadi terbuka, kalo begitu orang komunis, musuhnya penguasa

asing.

Lendy: Bapak bergabung pertama kali di partai itu, posisinya apa pak?

Rewang: Anggota biasa, calon anggota. Waktu itu ada ceritanya begini, PKI yang

sesungguhnya itu tidak dilegalkan. Jadi PKI tetap dipertahankan kedudukannya

sebagai partai ilegal pada jaman Jepang itu. Lalu ada sekelompok orang yang dikejar,

Mr. Yusuf, S.H. bersama Mr. Soeprapto, S.H. itu memproklamasikan adanya PKI,

bukan berdirinya PKI. PKI dilegalkan oleh dua tokoh ini. ya saya mendaftarkan pada

partai yang ini yang diproklamasikan oleh Mr. Yusuf dan Mr. Soeprapto itu. Jadi

bukan kepada partai yang ilegal. Partai yang sesungguhnya masih ilegal.

Lendy: Berarti ada dua partai dong pak, antara PKI yang ilegal dan yang legal?

Rewang: Iya. Yang membuka pedaftaran itu yang legal ini. Mr. Yusuf itu.

Lendy: Diantara dua partai itu, apa ideologinya sama? atau berbeda pak?

Rewang: Sama.

Lendy: Cuman yang ini ga sabar aja gitu yah pak?

Rewang: Heemm...tapi kemudian nanti ada koreksi. Ada pelurusan. Belum lama dari

berdirinya PKI Mr. Yusuf itu, mereka mengadakan konferensi di Cirebon tahun ‟46.

dalam konferensi ada peristiwa bentrok dengan tentara. Waktu konferensi itu PKI

Page 74: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

63

membawa laskar. PKI itu yang diproklamasikan, yang dilegalkan itu, membentuk

laskar merah. Pada waktu awal revolusi itu partai politik itu mempunyai tentara,

misalnya Masyumi, punya Hisbullah. PKI punya laskar Merah.

Lendy: Kalo Pesindo itu punya siapa?

Rewang: Pesindo itu suatu kelompok pemuda yah, pemuda menamakan dirinya

pemuda sosialis Indonesia. Mereka juga punya laskar dan besar laskar pesindo itu

terutama khususnya di Madiun di Jawa Timur. Kalo laskar merah itu besarnya ya di

daerah sekitar Surabaya.

Lendy: Jadi PKI itu tentaranya namanya laskar merah. Kalo pesindo itu kelompok

pemuda, dia punya laskar juga.

Rewang: kelompok pemuda yang beraliran sosialis.

Lendy: Ini apa bedanya dengan PKI misalnya?

Rewang: ya bedanya tidak semua orang pesindo itu komunis.

Lendy: Tapi ada di pesindo orang komunis?

Rewang: Ada. Misalnya, pemimpin-pemimpinnya itu orang komunis. Misalnya tokoh

dalam pesindo yang terkenal itu Wikana. Wikana itu komunis. Dan itu dia terkenal

dalam peristiwa proklamasi 17 Agustus. Terus Sudisman. Sudisman itu juga Pesindo.

Terus mau ditanya lagi? Ruslan, Ruslan Widyasastra, itu juga pesindo, itu juga

komunis.

Lendy: itu di awal-awal revolusi?

Rewang: awal revolusi.

Lendy: terus sekarang agak lompat sedikit pak langsung ke poin. Bagaiman pendapat

bapak tentang PKI Aidit?

Rewang: PKI Aidit, itu dalam Oto Kritik Politbiro (OKPB) PKI tahun 1966, itu

dinyatakan suatu grup, suatu periode pimpinan partai yang melakukan kesalahan.

Kesalahan mula-mula oportunisme kanan. Lalu kemudian kesalahan ini bertemu

dengan apa itu, penyelewengan revisionisme dalam skala dunia tahun 1956.

Lendy: Itu kira-kira dipengaruhi oleh siapa itu pak? Kalo misalkan di internal partai

atau ada yang bawa dari luar ke dalam itu?

Rewang: Bukan. Itu dalam Oto Kritik Politbiro tahun 1966, dianalisis bahwa PKI

mempunyai kelemahan ideologi yang boleh dikatakan laten. Yaitu yang disebut

subjektivisme. Akar sosial/dasar sosial subyektifisme itu produksi kecil-kecilan,

seperti: produksi pertanian, produksi pengrajin, pekerja kerajinan tangan. Itukan

produsen-produsen yang skala kecil, alatnya sederhana. Seperti kaum tani itu alatnya

kan cuman luku, garluh, bajak. Bajak itu kan alat produksi yang sederhana sekali, ga

ada mesinnya. Orang yang bekerja dengan peralatan sederhana begitu itu,

mempengaruhi cara berpikirnya. Cara berpikirnya, pada umumnya pekerja-pekerja

begitu itu sempit. Sehingga cara meninjau persoalan, pada umumnya berat sebelah.

Jadi tidak lengkap mempersoalkan semua segi yang ada pada persoalan. Dan bertitik

tolak bukan dari kenyataan objektif tapi dari kemauan. Kemauan itu sifatnya

subjektif. Subjektif itu dasarnya kemauan sendiri atau perasaan sendiri. Cara berpikir

begitu itu, sangat besar pengaruhnya. Karena di Indonesia itu masyarakatnya boleh

dikatakan masyarakat kecil-kecil. Sehingga cara berpikir Indonesia itu umumnya

subjektif. Dalam partai juga begitu. Anggota PKI itu banyak terdiri atas kaum tani,

dari produsen kecil-kecil itu. Maka cara berpikir subjektif dan berat sebelah, itu

mudah berkembang di dalam PKI. Itu sumber yang melahirkan ideologi

subjektifisme. Dasar sosialnya itu karena Indonesia produsen, negeri produsen kecil-

kecil. Beda dengan orang buruh di pabrik. Pabrik menghadapi mesin modern itu kan

Page 75: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

64

pikiran orang terus lebih luas daripada orang yang satunya ini bekerja hanya dengan

cangkul, hanya dengan ruku. Lebih luas. Kalo misalnya bekerja dengan alat ya

meskipun masih terhitung sederhana tetapi sudah dengan mesin/motor. Itu orang kan

sudah berpikir rumit, harus memperbaiki roda, harus memompa, harus membersihkan

yang businya pikirannya beda. Sekarang orang desa, ga ada pikiran begitu, yang

dihadapi itu cuma ruku. Ruku itu ga pake mesin, ga pake apa-apa. Jadi rusak itu ya

gampang saja. mau memperbaiki gampang. Jadi tidak mendidik orang berpikir luas.

Tidak berbagai segi itu yang bisa menimbulkan pikiran subjektif. Maka subjektifisme

itu mudah tumbuh di kalangan PKI yang banyak anggotanya berasal dari produsen

kecil-kecilan. Belum jadi kelas proletar buruh. Kelas buruh proletar sudah ada yang

masuk, mereka yang memimpin (menjadi ele-men pimpinan). Tapi mayoritas anggota

masih berasal dari borjuis kecil.

Lendy: Ketika bapak bergabung dengan partai, kita balik lagi sebelumnya, itu kondisi

partai ilegal dan segala macem...

Rewang: Itu sudah legal. Karena pada tahun ‟48, seorang tokoh partai awal-awal

berdirinya PKI, pak Musso, itu kembali masuk ke Indonesia setelah dia berpuluh-

puluh tahun di Soviet. Karena dulu dia diutus oleh PKI untuk melaporkan ke Komin-

tern. Komintern itu Komunis Internasional, gabungan partai komunis sedunia. Pada

waktu PKI mau merencanakan pemberontakan tahun „26, putusan-putusan akan be-

rontak itu diajukan ke Komintern. Diutus berangkat, pak Musso, Alimin lalu ada lagi

siapa? Ya Musso-Alimin itu yang berangkat. Belom sampe bisa pulang, di sini sudah

meletus. Jadi mereka diterima oleh Komintern dan Komintern sudah mendengarkan

laporan, berpendapat tidak stuju. Tidak setuju rencana pemberontakan tahun ‟26 itu

karena masanya belum cukup, belum cukup waktu dan semboyan yang diangkat itu

salah. Semboyan pemberontakan tahun 1926 itu mendirikan kekuatan Soviet.

Kekuatan Soviet itu suatu kekuatan yang disebut diktatur proletariat. Diktatur

proletariat itu suatu kekuatan yang mungkin berdiri dalam sistem sosialis. Indonesia

itu belum memenuhi syarat untuk menjadi negeri sosialis. Maka Komintern tidak

setuju pemberontakan itu. Delegasi itu (Musso-Alimin) pulang. Belum sampai ke

Indonesia, sudah meletus pemberontakan. Sehingga tidak bisa pulang. Kawan Musso-

Alimin itu terus berada di luar negeri.

Lendy: Sekarang kita masuk ke ideologi pak.

Rewang: Nanti dulu. Saya lanjutkan. Akhir tahun 1948 Musso kembali ke Indonesia

untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan PKI. Salah satu kesalahan PKI itu semuanya

wujudnya oportunisme kanan, pada masa revolusi itu. Salah satu diantaranya tidak

melegalkan PKI dalam situasi sudah ada perubahan politik. Dan suasana revolusi itu

seharusnya PKI itu dilegalkan. Karena PKI punya nama baik dalam perlawanan

terhadap Belanda maupun Jepang, dua-duanya penjajah Indonesia. Tapi karena partai

yang seharusnya punya nama baik di kalangan rakyat itu tidak dilegalkan, lalu ada

yang melegalkan PKI, Mr. Yusuf itu. Ini suatu kebutuhan. Kawan Musso

menganjurkan supaya PKI dilegalkan. Karena PKI tidak dilegakan, ada yang

membangun PKI legal. Orang-orang komunis yang lain membentuk partai buruh dan

partai sosialis. Dua-duanya legal dan dasarnya Marxisme-Leninisme. Sehingga di

Indonesia itu ada tiga partai yang sama-sama berdasarkan Marxisme-Leninisme,

yaitu: PKI yang legal, partai buruh, dan partai sosialis. Ini menimbulkan kekacauan.

Kalo rakyat itu mau milih, milih mana? Apa Milih partai sosialis? Apa milih partai

buruh? Apa milih partai komunis, komunis yang legal? Karena ada peristiwa itu,

pimpinan PKI yang ilegal itu menurunkan orang-orangnya untuk mempimpin tiga

Page 76: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

65

partai yang legal ini. jadi pimpinan partai yang ilegal tadi, ngasih orang di PKI yang

legal, di partai buruh, di partai sosialis itu dikemudikan semua. Tapi ini tetep

membikin kacau. Orang sukar memilih, masuk PKI atau masuk partai buruh atau

masuk partai sosialis? Padahal tiga-tiganya Marxisme-Leninisme. Ini dikoreksi.

Koreksinya harus ada hanya satu partai, namanya PKI. Jadi tiga partai tadi, harus

meleburkan menjadi satu PKI. Itu resolusi. Resolusi yang dinamakan jalan baru untuk

Republik Indonesia. itu tahun 1948.

Lendy: Masih terkait dengan itu pak, kan 1948 sebelum Musso ke sini, ada doktrin

dari Soviet namanya doktrin Dimitrov dan doktrin Zhdanov, bapak tau tentang hal

itu?

Rewang: Tau. Tapi kalo Dimitrov itu sekjen Komintern.

Lendy: Doktrin-doktrinnya apa pak? Apakah berpengaruh dalam aprtai?

Rewang: Dia yang paling terkenal itu, garisnya mengenai front rakyat anti-fasis. Jadi

sebagai sekjen Komintern, menjelang perang dunia II pecah, itu dalam suatu kongres

Komintern, Dimitrov itu menjadi pra-pemera-saran, dia menganjurkan pembentukan

front rakyat di mana-mana. Jadi kaum komunis harus membangun front rakyat untuk

melawan fasis. Karena fasisme itu paling jahat, suatu ideologi borjuis yang paling

jahat. Jadi untuk melawan fasisme itu, diperlukan front rakyat itu yang luas. sehingga

orang-orang komunis boleh bekerja dengan kelompok borjuasi yang non-fasis.

Bentuknya itu misalnya, bersekutu dengan negara-negara imperialis tapi non-fasis.

Jadi Indonesia itu waktu itu penjajahnya kan Belanda. Belanda dalam posisi perang

melawan Jepang. Oleh karena Belanda juga berposisi melawan Jepang, orang

Indonesia yang dijajah juga melawan Jepang, ini diperbolehkan persekutuan antara

orang Belanda dengan orang Indonesia. Meskipun Belanda itu penjajah Indonesia,

tapi dalam menghadapi fasisme bisa bersekutu untuk sementara. Ini juga dilakukan

oleh orang Indonesia.

Lendy: termasuk diantaranya Mr. Amir menerima bantuan dari Van Der Plass

sejumlah uang itu pak?

Rewang: Itu entah dari Van Der Plass atau siapa. Tapi pokoknya bantuan dari sekutu

itu boleh diterima untuk melawan Jepang. Itu di Eropa begitu juga. Di Eropa itu

waktu perang dunia II, misalnya di Italy, di Perancis, di Negeri-negeri Balkan. Itu

perlawanan rakyat baik. tapi ada suatu negeri, misalnya Hatania. Hatania itu belum

menjadi negara, masih dijajah. Kelompok perlawanan di situ tidak mau menerima

bantuan dari Inggris. Jadi mereka berdiri sendiri. Tapi seandainya menerima bantuan

itu tidak disalahkan. Kalo di Eropa, pasukan gerilya melawan Nazi, Nazi Jerman itu

dua yang besar, di Italia dan Perancis.

Lendy: Bapak mengenal ajaran Marxisme itu sebelum atau sesudah bergabung partai?

Rewang: Belum.

Lendy: Jadi bapak mengenal Marxisme itu setelah masuk partai?

Rewang: Sesudah masuk partai.

Lendy: Peran bapak waktu tahun antara 1951-1959 itu di partai sebagai apa pak?

Rewang: Saya mula-mula tahun 1946 itu sebagai calon anggota. Terus calon anggota

itu tidak punya tugas apa-apa. Jadi belum ada tugas.

Lendy: Terus di tahun 1951, pas Aidit naik itu bapak jadi apa?

Rewang: 1951 saya sudah mempunyai kedudukan dalam partai di Surakarta.

Lendy: Sebagai?

Rewang: Sebagai salah seorang pengurus Comite Partai di Surakarta. Eh...

belum..belum. saya masih di Sukoharjo. Di Sukoharjo itu saya punya kedudukan

Page 77: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

66

membangun organisasi tani, BTI (Barisan Tani Indonesia). karena suatu keadaan yang

sulit. Begini, di waktu sekitar tahun 1946 itu di kota Solo terjadi pergulatan

menentang kebe-radaan Swapraja, artinya pemerintah kerajaan Surakarta. Diadakan

gerakan menen-tang. Itu organisasi-organisasi kiri itu menjadi peserta gerakan ini

yang paling aktif.

Lendy: Tapi ketika kongres besar, bapak diikutsertakan?

Rewang: Saya waktu itu di organisasi tani cabang Surakarta.

Lendy: Tapi kalo misalkan ada kongres besar gitu bapak diikutsertakan pak?

Rewang: Belum. Belum sampe acara kongres. Terus gerakan swapraja itu menang.

Menghasilkan hapusnya pemerintah kerajaan Surakarta. Sehingga Surakarta itu

menjadi karesidenan biasa, masuk republik. Sebelum masuk republik, sebelum jadi

karesidenan biasa itu, dalam pergulatan itu, oleh komisaris pemerintah pusat yang

ditugaskan ke Surakarta untuk meninjau pergulatan itu, diusulkan supaya di Surakarta

dibentuk badan kekuasaan yang namanya direkturium. Direkturium itu nanti akan

mengoper kekuasaan kerajaan Surakarta. Dalam direkturium itu yang diusulkan untuk

menjadi anggota direkturium, artinya yang berkuasa, itu dua orang Komunis, yaitu

kawan Dasuki Siradj, Dasuki Siradj itu orang Islam, kiai terkenal di Solo, komunis.

Kemudian yang satu lagi Rono Marsono. Rono Marsono itu orang komunis yang

tidak legal. Itu yang membangun ALRI di Surakarta. ALRI (Angkatan Laut Republik

Indonesia). tentaranya itu kolonel Sudarto. Kolonel Sudarto itu komandan divisi

Surakarta yang namanya divisi Pnembahan Senopati. Itu mengusulkan dibentuk

direkturium. Dan direkturium itu mengusulkan supaya Dasuki Siradj diangkat

menjadi residen Surakarta. Tapi usulan ini ditolak. Jadi usul supaya mengangkat

Dasuki Siradj menjadi residen Surakarta ditolak, tapi usul untuk menjadikan

Surakarta karesidenan biasa diterima. Sehingga tahun 1946 itu, Surakarta tidak lagi

menjadi kerajaan Ksunanan dan Mangkunegaraan. Tapi menjadi karesidenan

Surakarta. Terus ini membikin perubahan, perubahan struktur pemerintah. Pemerintah

kabupaten Surakarta itu tadinya pusatnya di kota Solo. Tapi karena perubahan,

akhirnya swapraja kota Solo dijadikan kotapraja. Kabupaten Surakarta dipindah

menjadi kabupaten Sukoharjo. Tadinya Sukoharjo itu bukan kabupaten. Pemerintah

Mangkunegaraan yang di kota Solo juga dihapuskan. Karena disuruh kota solo satu

pemerintahan, yaitu pemerintahan kotapraja Surakarta. Tadinya Solo itu yang sebelah

utara jalan kereta api, itu kekuasaan Mangkunegaraan. Daerah selatan kekuasaan

kesunanan, itu disatukan. Ini punya akibat yang bersangkut paut dengan posisi saya

dalam perjuangan. Karena saya tadinya berada di BTI kabupaten Surakarta, harus

pindah ke Sukoharjo. Untuk pindah ke Sukoharjo itu ga ada orang pengurus BTI yang

sanggup. Tinggal saya satu-satunya orang yang mungkin berpindah ke Sukoharjo.

Karena saya belum dibebani oleh masalah keluarga. Saya lakukan itu. Meskipun saya

belum banyak pengetahuan tentang perjuangan. Tapi karena tidak ada orang yang bisa

pindah ke Sukoharjo, saya ambil. Jadi tahun 1947 itu saya berpindah dari kota Solo ke

Sukoharjo. Memindahkan barisan tani.

Lendy: Langsung lompat lagi niy pak ke tahun 1951 di mana golongan tua dan

golongan muda itu berseteru pak?

Rewang: Golongan tua dan golongan muda itu sampe ke?

Lendy: Antara Tan Ling Djie, Alimin, beserta para pengikut mereka, dan Aidit,

Lukman, Njoto, beserta para pengikut mereka, dalam buku sejarah ditulis bahwa

mereka bertentangan. Apakah itu benar pak?

Page 78: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

67

Rewang: Benar. Jadi artinya brgini, itu bukan soal tua dan muda. Tapi soal

menjalankan resolusi jalan baru atau tidak. Resolusi jalan baru itu, PKI harus

mengoreksi kesalahan kanannya. Kesalahan kanan PKI pada waktu revolusi itu,

menerima prundingan Linggarjati terus menerima perundingan Renville sampe

menjadi persetujuan Renville. Dua-duanya itu dikoreksi itu salah. Itu kanan. Karena

berunding dengan Belanda tidak didasari sikap bahwa Belanda harus mengakui

kemerdekaan Indonesia 100%. Jadi Republik Indonesia itu seharusnya mau berunding

dengan Belanda, dengan syarat Belanda lebih dulu harus mengakui kemerdekaan

Indonesia. Lah ini pengakuan itu masih dirundingkan, ko sudah mau berunding, mau

gencatan senjata dan akhirnya malah menerima persetujuan yang merugikan revolusi.

Itu salah. Ini dikoreksi semua. Jadi PKI harus membatalkan persetujuan Linggarjati,

membatalkan persetujuan Renville. Dan itu sudah dilakuakn.

Lendy: Itu usulan dari golongan tua apa dari golongan muda?

Rewang: Itu usulan pertama-tama politbiro PKI.

Lendy: Itu siapa-siapa saja itu pak?

Rewang: Politbiro PKI itu sudah melakukan sikap mengoreksi. Kemudian itu

disempurnakan dengan kedatangan kawan Musso. Jadi koreksi sikap itu diperkuat

sesudah kawan Musso datang memimpin rapat Comite Central PKI (CC-PKI),

mengoreksi kesalahan-kesalahan lama itu. Nah di situ orang-orang muda ini tampil

melakukan perjuangan menghadapi Tan Ling Djie. Tapi ini bukan soal umur. Tapi

soal melaksanakan garis baru atau tidak.

Lendy: Tetapi pertentangan antara dua kubu ini, terjadi kapan itu pak?

Rewang: Terjadi sesudah kongres kedua, ketika perang kedua dengan Belanda. Lalu

gencatan senjata. Disitu terjadi pertentangan antara, koreksi jalan baru dilaksanakan

apa tidak. Saya waktu itu berada di daerah Sukoharjo mengambil sikap dengan

kelompok kawan-kawan di Surakarta mengambil sikap harus dilaksanakan. Tapi

belum sempat kongres lagi. Tadinya sebelum ada peristiwa Madiun, PKI mau

kongres. Kongres itu tujuannya: pertama meleburkan tiga partai itu menjadi satu

partai dengan nama PKI asasnya Marxisme-Leninisme, terus kedua membatalkan

perundinganperundingan dengan Belanda/persetujuan-persetujuan dengan Belanda.

Jadi harus siap perang menghadapi Belanda. Nah ini belum jadi kongres, sudah ada

serangan Belanda, dua Desember. Tepatnya peristiwa Madiun. Setelah peristiwa

Madiun, orang-orang PKI ditangkepin. Orang-orang Comite Centralnya dibunuh di

Ngalihan itu. Kongres tidak mungkin dilaksanakan. Terus kami/saya berada di daerah

Sukoharjo bersama kawan-kawan di Surakarta, mengambil sikap melaksanakan jalan

baru tidak melalui kongres, tiga partai itu di fusikan. Sehingga dibentuk satu PKI saja.

Jadi kongres yang terbangunnya hanya satu PKI itu mustinya melalui kongres, tapi

karena situasi politik yang tidak memungkinkan, kami ambil sikap dilaksanakan tanpa

kongres.

Lendy: Tanpa kongres dan pemimpinnya Aidit gitu pak?

Rewang: Belum. Aidit belum tampil. Itu masih ada keruwetan lagi. Misalnya, PKI

mengambil sikap, membikin apa yang dinamakan open office. Open office itu artinya

menampilkan sejumlah orang yang legal menjadi pemimpin atau penanggung jawab

PKI. Tapi PKI seluruhnya tidak dilegalkan.

Lendy: Jadi baru dimunculkan saja tokoh-tokoh itu (Aidit, Lukman, dan Njoto) ya

pak? Jadi belum resmi memimpin?

Page 79: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

68

Rewang: Iya. Sebagian besar kekuatannya masih diilegalkan. Sebagian besar

fungsionaris itu masih ditutup. Misalnya yang diumumkan cuman dua orang/tiga

orang.

Lendy: Jadi Aidit, Lukman, dan Njoto itu naik pada...

Rewang: Belum. Belum naik.

Lendy: ...tahun berapa itu pak?

Rewang: Tahun 1951. Jadi ketiga orang itu lalu menyatukan sikap dan dia menolak

cara open office itu. Jadi PKI harus legal. Koreksi Agustus itu PKI legal. Mereka

mengambil jalan PKI legal, dan melakukan sidang pleno. Semua anggota CC

dipanggil bersidang. Akhirnya menyetujui garis politik orang-orang muda ini dan

memilih mereka sebagai politbiro baru.

Lendy: Tahun 1951 itu ya pak?

Rewang: Iya.

Lendy: Dalam sidang pleno itu terjadi perdebatan ngga pak? Perdebatan ideologis

atau apa gitu pak?

Rewang: Terjadi. Perdebatan terjadi. Itu misalnya antara melegalkan PKI dan tetep

mengilegalkan, melaksanakan jalan baru tanpa kongres. Itu ada elemen yang

berpendapat, jalan baru itu tidak sah kalo belum dilakukan kongres. Karena tidak sah,

tidak harus dilaksanakan. Tetapi, dilaksanakan juga boleh. Tetapi belum danggap sah,

karena belum diputuskan kongres. Itu kalo menurut sidang pleno CC.

Lendy: Ada perdebatan lain lagi ngga pak tentang Masalah ideologi? Misalnya, kita

ikut pemilu saja, tidak usah revolusi atau gimana?

Rewang: Belum terbuka. Tapi ada satu perdebatan yang mengakibatkan perubahan

pimpinan tadi lantaran sikap terhadap persetujuan KMB. Jadi waktu itu sesudah

perang, kan ada perdamaian dengan Belanda. Terus dilanjutkan dengan sidang yang

disebut meja bundar/konfrensi meja bundar. Konfrensi meja bundar itu diwakili oleh

Republik Indonesia, negeri Belanda, terus negara-negara boneka yang dibentuk oleh

Belanda. Seperti: negara Pasundan, negara Jawa Timur, negara Sumatera Timur,

negara Indonesia Timur, negara Kalimantan Barat. Ini semua hadir. Jadi yang

Republik asli cuman satu, Republik Indonesia itu. Wilayahnya juga sempit, cuma

Jogjakarta, Surakarta, Banyumas, Madiun, Malang. Luar daerah itu sudah berada

dalam kekuasaan negara-negara boneka. Itu tujuannya membentuk pemerintah

federal, Republik Indonesia Serikat. Dan membentuk tentara federal. Ini sudah terjadi,

PKI mengambil sikap menentang, menentang konfrensi meja bundar dan putusan-

putusan konfrensi meja bundar itu.

Lendy: Pada tahun 1955 ada peristiwa besar. Ada peristiwa pemilu. Itu diantaranya

PKI ikut dalam pemilu itu. Munculnya ide ikut pemilu itu dari siapa itu pak?

Bukankah seharusnya Marxis-Leninis itu revolusi?

Rewang: Itu idenya bukan dari siapa-siapa. Tapi karena perang sudah tidak ada, lalu

orang menghadapi perjuangan jalan damai. Lalu pemilu ikut serta. Jadi bahwa partai

komunis ikut pemilhan umum, itu bukan suatu kesalahan prinsipil. Artinya dalam

situasi tertentu, partai komunis itu boleh iktu serta dalam pemilihan umum untuk

mendapat kemenangan menempati kedudukan di parlemen, itu diperbolehkan. Ini

misalnya diterangkan oleh Lenin, dalam tulisannya “Komunisme sayap kiri penyakit

kanak-kanak.” Itu mempertanyakan apakah bekerja di Parlemen borjuis itu boleh apa

tidak? Lenin menjawab boleh. Dalam situasi tidak ada revolusi, boleh. Kalo menolak

bekerja dengan parlemen bahkan keliru. Ini jawaban Lenin terhadap sekolompok

orang komunis Jerman yang disebut Komunisme sayap kiri. Mereka menolak kerja di

Page 80: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

69

parlemen. Karena parlemen itu secara politik sudah usang. Orang-orang Jerman

berpendapat seperti itu. Lenin menjawab, secara sejarah memang parlementerisme itu

sudah usai sesudah lahirnya Republik Soviet yang mengibarkan bendera sosialis.

Yang membangun suatu negara baru, yang tidak berdasarkan trias politika seperti

negara borjuis. Itu memperbolehkan untuk Lenin partai komunis boleh ambil bagian

dalam pekerjaan parlemen borjuis. Tujuannya apa? Tujuannya bukan untuk

membesarkan parlemen borjuis, tapi untuk menunjukkan kepada rakyat kepalsuan

parlemen borjuis itu. Kelihatannya rakyat punya wakil, tapi tidak ada ide-ide yang

betul-betul mengangkat rakyat dimenangkan dalam parlemen borjuis. Tapi pekerjaan

itu dilakukan dengan tujuan mengekspose sistem negara borjuis. Itu garisnya Lenin.

Jadi kalo menolak pemilihan umum dalam waktu tidak ada revolusi itu disebut

penyakit kiri (kekiri-kirian).

Lendy: Berarti Lenin dalam hal itu, sudah tidak mewajibkan revolusi lagi yah?

Rewang: Yah.

Lendy: Dalam situasi itu bisa berubah. Jadi revolusi itu bisa berubah. Kalo misalkan

keadaannya tidak sebegitu genting, revolusi itu tidak wajib. Jadi ikut pemilu?

Disarankan begitu?

Rewang: Soviet itu sebelum revolusi Oktober, ada pemilihan. Partai komunis juga

ikut serta. Pemilihan Duma namanya. Itu orang komunis ikut serta.

Lendy: Kemarin saya sempat dengar ucapan bapak, bahwa priode 1951-1959 itu

periode gawat. Itu maksudnya apa itu pak?

Rewang: Bukan 1959, tetapi 1951-1965. Saya mengatakan itu periode gawat, karena

dalam periode itulah PKI melakukan kesalahan yang besar. Yang akibatnya seperti

kita rasakan sekarang.

Lendy: Kalo dirinci, kesalahan-kesalahannya apa saja seingat bapak?

Rewang: Kesalahan pokoknya, oportunisme kanan. Yang tadi pada awal sudah saya

sebutkan sumber ideologi-ideologi kanan itu subjektifisme. Subyektifisme waktu itu

melahirkan pandangan kanan. Subjektifisme itu bisa melahirkan pandangan kiri juga.

Tetapi yang muncul pada tahun limapuluhan/1951, itu pandangan kanan. Pandangan

kanan itu menganggap sosialisme di Indonesia melalui demokrasi rakyat itu, bisa

diperjuangkan melalui pemilihan umum. Dan maka itu pada kongres kelima PKI

tahun 1954, PKI mengangkat slogan “datang ke kotak suara/menuju ke kotak suara

untuk membentuk pemerintah demokrasi rakyat”. Jadi memasukkan surat suara itu

berarti memperjuangkan sistem demokrasi rakyat. Ini disusun dalam suatu manifes

PKI, manifes pemilihan umum PKI. Jadi tuntutannya demokrasi rakyat, targetnya

akan bisa dicapai melalui pemilihan umum. Itu pada tahun 1954. Ternyata menjelang

terjadinya pemilihan umum, masukan surat suara itu ada koreksi. Ada kritik dari

kawan-kawan yang di luar negeri, bahwa tidak bisa sistem sosialis dimenangkan

melalui pemilihan umum. Terus dikoreksi, keputusannya bukan demokrasi rakyat tapi

pemerintah koalisi nasional. Jadi slogannya manifes diturunkan menjadi “menuju ke

kotak pemilihan umum untuk membentuk pemerintah koalisi nasional.”

Lendy: Yang mencetuskan ide untuk ikut pemilihan umum itu awalnya dari mana

pak? Yang mencetuskan, bahwa ini dijadikan suatu kesepakatan bahwa partai ikut

pemilihan umum itu yang mencetuskan siapa pak? Siapa yang usul?

Rewang: Yang memutuskan itu tidak bisa disosialkan. Tapi hhmm...

Lendy: Itu keputusan partai kan pak?

Rewang: Keputusan partai. Dan keputusan partai itu bukan terjadi secara terpisah dari

situasi kehidupan gerakan komunis internasional. Misalnya, itu bukan khusus

Page 81: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

70

Indonesia. Tapi, pokoknya kaum komunis di seluruh dunia itu memandang pemilihan

umum itu bagaimana? Nah kalo Lenin memandang pemilihan umum itu, sebagai

orang komunis boleh ikut serta dalam pemilihan umum empat tahunan borjuis.

Sebagai suatu usaha untuk tetap menyatukan partai dengan masa. Dengan tujuan

mengekspose demokrasi borjuis. Bukan mengagungkan atau memperbesar demokrasi

borjuis. Sejak dari situ sikap orang-orang komunis dalam parlemen itu tujuannya tidak

memenangkan tujuan-tujuan jangka jauh. Tapi membelejeti pemerintahan borjuis. Itu

saja. Terus pada tahun 1954-1955 pemilihan umum Indonesia itu belum masuk

kategori ketika parlemen borjuis itu belum terekspose di kalangan rakyat. Sehingga

orang komunis boleh ambil bagian dalam pemilihan umum itu. Pemilihan umum yang

diikuti PKI salahnya: pertama, menganggap pemilihan umum itu bisa memberikan

kekuasaan demokrasi rakyat. Salahnya karena, pemerintah demokrtasi rakyat itu kan

pemerintah yang baru sama sekali. Pemerintah yang peralihan dalam sistem setengah

feodal ke sosialisme. Pemerintah yang demikian tidak mungkin dicapai melalui

pemilihan umum. Kesalahan orang komunis pada waktu itu, kesalahan PKI pada

waktu itu, percaya bahwa melalui pemilihan umum bisa melahirkan suatu kekuasaan

rakyat. Ini tidak bisa. Karena, kekuasaan rakyat itu tidak bisa tumbuh atau tidak bisa

terjadi tanpa menghancurkan kekuasaan borjuasi/kekuasaan borjuis. Pemerintah baru

sosialis, pemerintah Soviet itu tidak lahir dari pemilihan umum. tapi dari revolusi

Oktober. Kekuasaan cadilan jomplang dulu, baru bisa didirikan kekuasaan rakyat.

Jadi pemilihan umum tidak bisa melahirkan kekuasaan sosialis atau kekuasaan

demokrasi rakyat. Ini kesalahan pokok PKI. Sampe dalam konstitusi PKI itu pernah

disebut, membela komunis ada dua kemungkinan yang bisa mencapai demokrasi

rakyat, pertama melalui pemilihan umum, jalan damai. atau jalan revolusi. Orang

komunis pilih jalan damai. Jadi kalo tergantung pada orang komunis, kami pilih jalan

damai untuk mencapai demokrasi rakyat di Indonesia. Salahnya, karena jalan damai

itu sebetulnya tidak ada. Tidak ada jalan damai, ko‟ dipilih? itu salah. Khayal itu

namanya.

Lendy: Itu yang gencar mengajukan jalan damai itu tokohnya siapa-siapa aja pak?

Rewang: Ya tokohnya Politibiro PKI waktu itu.

Lendy: Itu Siapa-siapa saja pak? bisa disebutin pak?

Rewang: Termasuk Aidit, bung Lukman, Njoto, Sudisman, pkoknya semua Politbiro

itu bertanggung jawab atas garis ini. Akhirnya juga CC. Akhirnya kongres juga.

Karena semuanya itu dajukan pada kongres. Manifes pemilihan umum itu diterima

oleh kongres. Konstitusi PKI juga disahkan oleh kongres. Ini semuanya membuat

jalan damai. Jadi kalo diurut siapa yang paling bertanggung jawab? Pertama-tama CC,

kemudian politbiro, kemudian ketua partai.

Lendy: Kalo CC itu bisa disebutin ngga pak? Siapa-siapa aja spesifiknya? Kan CC ini

banyak?

Rewang: Tapi bisa dikatakan CC harus juga bertanggung jawab. Karena CC

menyetujui garis itu. Kemudian diambil yang lebih kecil lagi yang paling bertanggung

jawab Politbiro. Dalam Politbiro itu ada ketua. Ketua itu punya pengaman dalam

membangun garis politik partai. Apakah garis politik partai itu benar apa salah? Itu

ketua partai yang paling bertanggung jawab. Paling! Paling itu artinya memikul

tanggung jawab yang peling besar itu ketua. Di bawahnya itu ada Politbiro. Terus CC

atau semua PKI. Karena kongres juga menyetujui garis itu.

Lendy: Itu ada penolakan ngga pak?

Rewang: Penolakan tidak ada. Akhirnya ada oposisi dari luar. Dari luar kongres itu.

Page 82: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

71

Lendy: Itu tokoh-tokohnya bisa disebutin ngga pak yang oposisi dari luar itu?

Rewang: Tidak ada itu. Itu ada kawan-kawan yang di luar negeri. Itu yang mengkritisi

jalan yang ditempuh oleh PKI.

Lendy: Ketika itu partai sadar ngga pak, bahwa itu adalah revisionis?

Rewang: Tidak. Kan kesalahan itu baru dikoreksi tahun 1966.

Lendy: Otokritik?

Rewang: Otokritik itu yang mengoreksi semua kesalahan yang dibuat sejak periode

1951-1965. Itulah yang saya katakan “ini gawat!” Periode gawat itu karena apa? PKI

membuat suatu kesalahan besar. Mula-mula oportunisme kanan yang disebabkan

metode berpikir subjektif dan berat sebelah. Kemudian tahun 1956, di Soviet terjadi

peristiwa besar, yaitu proklamasi garis revisionisme PKUS. Kongres ke 20 PKUS,

tahun 1956 di bawah pimpinan baru Khruscov, memproklamasikan garis revisionis ke

seluruh dunia. Pertama, terbuka syarat-syarat untuk mencapai sosialisme melalui

pemelihan umum. Kedua, antara imperialisme dan sosialisme tidak harus bertarung

(saling menghancurkan), tetapi bisa berada dalam kedudukan koeksistensi secara

damai. Padahal ini tidak pernah ada. Imperialisme itu dengan sosialisme itu tidak

pernah damai. Tapi Khruscov mengantarkan suatu pendapat, bahwa dalam kondisi

sesudah adanya Soviet, adanya RRT, adanya macem-macem negara-negara sosialis di

Eropa timur, itu terkondisi kemungkinan koeksistensi secara damai antara

imperialisme dan sosialisme.

Lendy: Ide ravisionis itu masuk dari Soviet atau dari Peking pak?

Rewang: Soviet. Jadi itu dideklarasikan kongres ke 20 PKUS.

Lendy: Bukankah karena di RRT sudah ada pengaruh Deng Xiao Ping?

Rewang: Belum ada. Deng Xiao Ping belum tampil tahun 1956. Jadi waktu itu partai

komunis yang paling menentang garis kongres ke 20 PKUS itu PKT dan partai buruh

Albania. PKI menerima. Karena ini cocok dengan apa yang dilakukan PKI, yang

mengiklankan “datang ke kotak pemilihan umum untuk membentuk pemerintah

demokrasi rakyat.” Ini cocok sama Khruscov. Dimungkinkan mencapai sosialisme

secara damai melalui jalan parlementer. Jadi kesalahan yang tadinya itu kita sebut

oportunisme kanan lalu ketemu dengan revisionisme soviet itu, kemudian kami

simpulkan, ini kesalahan revisionis. Akhirnya PKI menempuh jalan revisionis di luar

sadar.

Lendy: Ketika itu PKI menyebut ada yang namanya tujuh setan desa, kemudian ada

yang harus diperangi itu ada lima, diantaranya: kapitalis-birokrat (kapbir), dan yang

kelima itu ada revisionis. Apakah PKI tau bahwa yang dimaksudkan Krushcov itu

adalah gerakan revisionis?

Rewang: Belum. Pkoknya PKI menilai Khruscov revisionis secara resmi, baru tahun

1966.

Lendy: Artinya ketika itu di luar sadar yah? Pada periode itu yah?

Rewang: Ya. Jadi riset-riset itu betul. Riset itu masih dalam perjuangan reform. Jadi

dasar tuntutannya itu undang-undang pokok agraria, undang-undang pokok bagi hasil.

Jadi untuk melaksanakan itu, itu masih dalam kategori tuntutan reform. Belum

tuntutan revolusi. Jadi bukan revolusioner. Aksinya, dia masih reform, reformis.

Artinya, perubahan-perubahan tanda silang. Anti tujuh setan desa itu semboyan-

semboyan masih dalam aksi reform. Kalo revolusi, revolusi agraria! Slogannya

revolusi agraria itu “sita tanah tuan tanah!” Waktu itu belum ada sita tanah tuan tanah,

belum sampe diangkat menjadi semboyan. Lalu gerakannya menjadi tahap gerakan

reformis.

Page 83: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

72

Lendy: Yang dituduhkan bahwa BTI melakukan aksi sepihak itu?

Rewang: Iya itu masih aksi reformis. Aksi sepihak itu apa? Aksi sepihak itu

melaksanakan suatu undang-undang dengan menggunakan kekuatan sendiri. Karena

pemilik tanah tidak mau melaksanakan bagi hasil dengan pedoman undang-undang

pokok bagi hasil itu. Karena pemilik tanah tidak mau melaksanakan, kaum tani

penggarap melaksanakan secara sepihak itu. Maka dinamakan aksi sepihak.

Sebetulnya kalo di Jawa tengah, asal-usul aksi sepihak itu dari Brebes. Berebes itu

ada gerakan menuntut kenaikan upah panen (bawon). Jadi kalo orang menuai padi itu

mendapat bawon. Bawon itu seperberapa dari menuai padi itu. Tadinya sepersepuluh.

Sepersepuluh itu sedikit sekali. Ada tuntutan kenaikan sepersembilan, eh lebih tinggi

lagi dari sepersepuluh. Itu tuan tanah tidak mau. Terus di kalangan kaum tani timbul

ide, “kalo gitu kita laksanakan saja!” Misalnya, pada waktu menuai padi panen itu,

dikeluarkan orang sebanyak-banyaknya. Banyak sekali orang panen menuai padi itu

mengambil sendiri. Jadi diambil sebagai upah bawon ini kepunyaan pemilik tanah

dibawa pulang. Itu namanya aksi sepihak. Terus ini dikembangkan di Klaten. Di

Klaten bukan soal bawon, tetapi soal bagi hasil tanah yang digarap oleh tani

penggarap. Itu asalnya dari sana, Brebes perkara upah/bawon itu.

Lendy: Ini gini pak, kembali ke struktur elit partai. Banyak anggapan yang akhirnya

kami terima juga bahwa antara Aidit dan Njoto itu berbeda. Bahwa Aidit itu

cenderung Leninis, dan Njoto itu disimbolkan sebagai pemimpin revisionis. Karena

pada aksi yang disebut dengan kup misalnya, Njoto tidak diberi tau. Karena, dianggap

lebih Soekarnois ketimbang Marxis. Itu bagaiamana?

Rewang: Itu tidak betul. Kalo penilaian otkrtitik, semua Politbiro itu bertanggung

jawab atas garis politik salah itu. Misalnya, pada waktu mengubah konstitusi partai

dalam suatu kongres, kongres kelima sampe kongres keenam, itu yang memantau

pengubahan konstiutsi itu bung Lukman. Jadi dia menyatakan, “ada dua kemungkinan

untuk mencapai sosialisme, ada jalan damai atau jalan revolusi. Kalau bergantung

pada orang komunis, jalan damai yang dipilih.” Ini langkahnya baik toh, orang

komunis itu baik, yang dipilih itu jalan damai. Bukan jalan amuk-amukan. Tapi jalan

damai itu tidak ada dan tidak pernah ada. Di mana-mana revolusi tidak ada yang

damai.

Lendy: Artinya, pas keputusan Aidit melakukan G30S misalnya, Njoto tidak

dilibatkan. Hanya ada enam Politbiro kalo ngga salah, yang diajak. Itu kenapa pak

bisa ada seperti itu?

Rewang: Waktu itu sudah ada macem-macem peristiwa yang tercampur dengan

mulanya bung Njoto itu. Sehingga kepercayaannya kawan-kawan itu merosot

terhadap dia. Dan memang bung Njoto itu sangat dekat dengan Bung Karno.

Lendy: Karena memang sebagai penulis naskah pidato juga.

Rewang: Tidak semua naskah. Banyak dokumen yang tulisannya Bung Njoto itu dite-

rima oleh bung Karno. Itu sebetulnya bukan sesuatu yang jelek, seandainya ideologi

yang benar. Tapi dasarnya ideologi yang salah. Karena sikap PKI secara resmi

menempatkan Bung Karno itu sejajar dengan PKI. Karena itu sering pidato, “ada dua

juru selamat Indonesia yaitu PKI dan Soekarno!”

Lendy: Ada pengkultusan.

Rewang: Bukan pengkulutsan. Itu Bung Karno disejajarkan dengan PKI. Padahal

Bung Karno itu bukan Komunis. Beliau juru selamat itu kan posisinya kalo tidak ada

Bung Karno, tidak ada PKI, tidak ada juru selamatnya. Kalo PKI to‟ kurang. Bung

Karno to‟ tidak bisa. Padahal sebetulnya hanya satu juru selamat, partai komunis,

Page 84: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

73

secara kongkrit! Itu sudah dibuktikan oleh kenyataan, Bung Karno pada akhirnya

tidak mampu mengelakkan serangan kontra revolusi sesudah PKI dihancurkan. Jadi

posisi Bung Karno itu sebetulnya berada bisa bertahan karena berpijak pada dukungan

PKI.

Lendy: Artinya, PKI ketika itu tameng?

Rewang: Iya. PKI itu landasannya bung Karno. Jadi landasannya ini digugurkan,

Bung Karno tidak punya pijakan. Sebetulnya peristiwa besar yang menggoncang

kekuasaan Soekarno itu pemberontakan PRRI/Permesta. Itu Indonesia timur sudah

dikuasai Permesta. Sumatera sudah dikuasai PRRI. Republik Indonesia masih ada di

sebelah sana, Sumatera Barat. Tapi Sumatera Barat de jure khusus dikuasai Dewan

Banteng, Jawa Timur, Dewan Banteng. Di Lampung Dewan Garuda. Ini yang

berkuasa sudah. Jadi Bung Karno itu kalo tidak ada tentara yang dikirim dari Jawa

Tengah ke Sumatera, habis kekuasaannya. Lalu di Sumatera Barat, diketuai ada

tentara Diponegoro yang dikirim ke sana, rakyat mulai bersenjata. Kawan Ursuud

yang waktu itu sekretaris wilayah daerah Sumatera barat itu ambil bagian dalam

memimpin gerilya melawan PRRI. Demikian juga begitu, perwira TNI yang ternyata

juga minimum simpatisan komunis itu, mmm...siapa namanya? Kolonel? Pokoknya

orang Aceh itu. Kolonel orang Aceh itu mempersenjatai rakyat. Karena ada organisasi

pemuda namanya UKD. Itu dipersenjatai dan mereka melawan. Jadi dengan operasi

militer dibantu dengan rakyat bersenjata, dalam waktu singkat PRRI bisa ditumpas.

Pemerintah Soekarno mengambil sikap tidak drastis seperti Soeharto menghadapi

PKI. Sesudah tentaranya PRRI itu dilumpuhkan, pemimpinnya dikasih, diinternir

namanya (ditempatkan di suatu tempat, dilindungi, tidak dihukum). Tidak ada yang

dihukum melalui pengadilan negeri.

Lendy: Bapak kenal dengan nama-nama ini? atau struktur ini salah pak? (saya

menunjukkan format struktur PKI yang saya kutip dari buku John Roosa yang

berjudul “Dalih Pembunuhan Masal.”). Ini saya dapat dari bukunya John Roosa.

Rewang: Tambah lagi Sakirman.

Lendy: Di posisi apa pak?

Rewang: Anggota Politbiro.

Lendy: Bapak waktu itu jadi Politbiro itu dari tahun berapa pak?

Rewang: Tahun 1961 saya calon anggota Politbiro. Tahun 1964 kira-kira saya

diangkat. Saya pindah ke Jakarta itu bulan Juli 1965. Jadi baru beberapa bulan, lalu

terjadi peristiwa 30 September.

Lendy: Tadi yang tiga partai itu, PKI, partai buruh, partai sosialis yang partai-partai

Marxis-Leninis ya pak? Murba katanya pernah ikut menyampaikan/menyatakan diri

partai Marxis-Leninis?

Rewang: Tidak pernah. Partai Murba itu tidak pernah menyatakan dirinya sebagai

partai Marxis-Leninis. Tetapi Marxis. Tetapi kenyataan yang kongkrit, Tan Malaka

itu menulis filsafat, bukan filsafat Marxis, “Madilog.” Kalo filsafat Marxis itu,

materialisme, dialektik, garispoli. Kalo Tan Malaka, materialisme, dialektik, logika.

Logika itu baru bagian dari suatu cara berpikir yang benar tetapi tidak lengkap. Yang

lengkap itu dialektika. Kalo Tan Malaka tidak menulis dialektika. Eh dialektika

ditulis. Tetapi, tidak diperluas untuk mengupas apa itu sejarah kemasyarakatan. Ada

lagi orang yang menyetujui dialektika, tetapi membuang satu bagian yang sangat

penting dari dialektika, yaitu kontradiksi. Mereka tidak mau terima kontradiksi diganti

materialisme, dialektik, dan paralelisme. Dialektika paralelisme. Jadi ini termasuk

pemikir borjuis, tidak berani menyebut kontradiksi. padahal asas pertama dialektika

Page 85: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

74

itu kontradiksi. Dialektika itu asas pertamanya kesatuan dari dua segi yang

berlawanan. Jadi setiap hal-ihwal itu merupakan kesatuan dua segi yang berlawanan.

Dua segi yang berlawanan itu kalo dikupas ini kontradiksi. Orang ini/tokoh ini mau

dialektikanya tapi kontradiksinya tidak mau. Maka itu diubah menjadi paralelisme.

Lendy: Tokoh ini siapa pak?

Rewang: Tokoh itu pernah saya dengar dari seorang PNI Jawa Tengah. PNI jaman

dulu. Nasionalis asli. Dia itu dua: tidak ada yang langgeng di dunia ini. Yang

langgeng itu perubahan. Asas perubahan itu melalui kwantitatif dan kwalitatif itu

mereka seruju. Tapi yang tidak disetujui itu perubahannya itu melalui kontradiksi.

Komunitas baru itu dicapai atau tercipta melalui kontradiksi itu yang mereka buang.

Ini karena kalo asas dialektika itu diterapkan untuk mengupas keadaan masyarakat,

mesti mengupas kontradiksi. Kalo kontradiksi itu dikupas, yang berkuasa itu takut.

Karena, yang berkuasa nanti akan dijatuhkan oleh yang dikuasai. Karena itu mereka

itu menghilangkan bagian ini yang kalo dalam masyarakat untuknya perjuangan kelas.

Jadi kontradiksi itu kalo diterapkan dalam pengubahan masyarakat melalui

perjuangan kelas. Karena masyarakat itu bukan benda. Kalo benda-benda alam itu

yang berkontradiksi adalah di dalam benda itu sendiri. Tidak ada campur-tangan

pemikiran. Tapi kalo yang berkembang di situ masyarakat, aktifitas orang berpikir itu

punya pengaruh. Bisa memperlambat perubahan, bisa mempercepat. Sehingga dari

sini timbul suatu asas atau kenyataan, penguasa itu tidak seperti buah. Kalo buah itu

masak di pohon itu akhirnya pada jatuh. Tapi kalo penguasa itu tdak akan ada yang

matang di pohon jatuh sendiri. Jadi harus melalui perjuangan kelas. Ini yang tidak

bisa diterima oleh para penguasa.

Lendy: Karena terancam yah pak?

Rewang: Iya.

Lendy: Ada pertanyaan, bahwa hasil tempo hari juga mencantumkan musuh-mush itu,

musuh revolusi itu revisionis. Kalo ternyata partai juga masuk berpikir revisionis, ko‟

dia membuat musuh revisionis, selain tujuh setan desa itu?

Lendy: Padahal ketika itu partai juga revisionis. Bagaimana mungkin mereka

memusuhi revisionis sedangkan partai juga revisionis? Apa yang dimaksud dengan

revisionis yang harus dimsuhi partai?

Rewang: Waktu dilakukan riset pada desa dan kaum tani, itu PKI belum menyatakan

sikap melawan revisionisme. PKI masih berada dalam posisi menempuh jalan

revisionis. Tapi kekhususan PKI itu menempuh jalan revisionis tapi mencitrakan

dirinya itu sekutu PKT. Jadi PKI itu menampilkan diri propagandanya bukan skutu

PKUS tapi sekutu PKT. Bung Aidit itu kalo melanglang dunia, pasti mampir ke

Tiongkok. Tidak bisa dia ke Soviet tanpa ke Tiongkok. Jadi membuat citranya dia itu

sebagai sekutunya Mao Tse-Tung.

Lendy: Apa ngga ada teguran dari PKT pak tentang sikap partai yang revisionis itu?

Rewang: Kalo PKT itu tidak mau menegur terang-terangan. Sebab mereka menjaga

setiap partai itu punya kebebasan. Jadi pengalaman saya bergaul dengan orang

Tiongkok, mereka itu tidak mau menegur: “itu revsionis!” Misalnya dia berdiskusi,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan sampai yang ditanya itu sedap seperti tidak salah.

Itu caranya, cara mereka. Jadi mereka itu menjaga betul tiap partai itu punya

kebebasan. Jadi tidak boleh campur tangan mengenai kehidupan intern partai

sekawan. Waktu saya ke Tiongkok, sudah ada kontradiksi yang menajam antara PKT

dan PKUS. Itu rombongan saya dengan kawan-kawan.

Lendy: Tahun berapa pak?

Page 86: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

75

Rewang: Tahun 1959. Dari lapangan terbang Moskow sampe Peking itu saya tidak

membawa visa. Karena itu sampe Peking mendarat tidak ada yang menjemput. Terus

kami ke departemen luar negeri CC PKT. Setelah itu kawan-kawan datang. Yang

salah kami. Tapi kawan-kawan Tiongkok itu datang ke saya minta maaf: “kami belum

tau kawan-kawan datang.” Baru bisa mengurus ketika saya memberi tau. Jadi

memberi tau bahwa, “kalian salah!” itu mereka tidak mau. Kadang-kadang ada kawan

yang menyalahkan, “mengapa Tiongkok tidak menyalahkan kita, tidak mengkritik?”

Ya itu, mengerti sendiri kesalahannya, tanggung jawab partai yang bersangkutan.

Kalo sekarang-sekarang itu sudah mulai mengkritik secara terbuka. Misalnya, partai

komunis India mengkritik Nepal terang-terangan dengan mengirim surat terbuka. Irak

juga begitu. Irak mengkritik Nepal juga terbuka.

Jakarta, 30 Maret 2011.

Page 87: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

Transkrip Wawancara Dengan Anggota CC PKI Tahun 1963,

Esempe (samaran)

Tentang Konflik Dalam Tubuh PKI Tahun 1951-1959

Lendy: Bapak lahir dimana pak?

Esempe: Lahir di Solo tahun 1925 tanggal 10 bulan 10.

Lendy: Terus Bapak pendidikan dasar sampai terakhir apa pak?

Esempe: Gini, pada waktu itu keluarga saya pegawai pamong projo di Gondang

Winangun, Klaten. Jadi bapak saya menjadi juru tulis kadistrikan Gondang Winangun

kabupaten Klaten. Bapak itu emang supaya mendapat sekolahan yang pake bahasa

Belanda. Dulu SD itu dua macem, yang bahasa Belanda yang SD (Sekolah Dasar)

Ongkoloro itu ada dua macem, ada yang tiga tahun, ada yang sampe lima tahun tanpa

bahasa Belanda.

Bapak saya pamong projo gengsi, supaya mendapat pendidikan yang pake bahasa

Belanda. Di sana tidak ada. yang ada Sekolah Dasar pake bahasa Belanda itu hanya di

Solo. Di Klaten itu tidak ada, yang ada Swasta, Kristen ada, Islam ada. Kebetulan

adik sepupunya ibu, itu wakil ketua PP Muhammadiyah. Jadi saya SD

Muhammadiyah di Klaten. Melinjeng, Klaten. Dan masuk pas waktu. Saya masih

ingat guru-guru saya. Artinya, ini intermezo sebentar, sebelum Amin Rais itu lahir,

saya lebih dulu Muhammadiyah.

Lendy: Bapak mulai kenal PKI gimana?

Esempe: Itu masih belum. Gini urut-urutannya. Waktu sampe kelas empat, bapak saya

pindah ke Klaten jadi Mantri Polisi. Tp meneruskan tetap Muhammadiyah. Lalu

pindah menjadi camat asisten wedono, Ngemplak, Solo. Saya pindah ke Sekolah

Dasar Umum. Jadi dulu ada sekolah dasar Islam Muhammadiyah, ada Sekolah Dasar

Kristen juga ada, saya Sekolah Dasar Umum. Di Solo itu hanya ada dua SD Negeri

yang Umum pake bahasa Belanda. Di Klaten tidak ada waktu itu. Di Sekolah Umum

Solo kelas lima sampe kelas enam. Kelas tujuh meningkat masuk SMP (Sekolah

Menengah Pertama) Belanda, MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dulu bahasa

pengantarnya bahasa Belanda, MULO Protestan di Banjar Sari, Solo. Sudah mulai itu

gerakan, masih SMP, Indonesia berparlemen. Itu saya masuk Suryowirawan. Itu

pemuda dari Parindra (Partai Indonesia Raya). Itu tahun sekitar ’39. Pecah perang ’39

di Eropa, dan pada waktu itu Hindia Belanda sudah terputus dengan negeri induknya.

Itu menjadi pergerakan di Suryowirawan dengan tuntutan Indonesia berparleman.

Memang ada buruh-buruh Belanda, sikapnya mendukung itu. jadi itu aliran

demokratik Belanda, Sosial Demokrat Belanda. Sejak jaman sebelum PKI. Itu orang-

orang Sosial Demokrat Belanda, Marxis Belanda, termasuk guru-guru. Jadi saya di

sana disambut orang-orang Belanda, termasuk kepala sekolahnya, Mneer Kesser. Lalu

guru sekolah saya Mneer Begrer itu jelas menyiapkan Marxisme.

Lendy: Kita langsung lompat saja ya Pak? Kita langsung ke masa-masa Bapak

mengenal PKI, bagaimana bapak mengenal PKI? Bagaimana bapak masuk?

Esempe: Begini, saya mulai dari akar sejarahnya dulu. Jadi waktu ada PETA

(Pembela Tanah Air) itu ada PKI di dalam. Jadi partai (PKI) membebaskan kader-

kadernya masuk PETA, jadi perwira PETA. Ada sekolah perwira di Kukur, termasuk

Pak Tarto, Pranoto Reksosamudro itu PKI. Lalu macem-macem. Lalu Supriyadi,

Umar Bachsan ketemu di situ membikin jaringan, termasuk orang-orang nasionalis.

Itu lahirnya IPTAS (Ikatan Pelajar Tanah Air Sosialis). Nanti itu hubungannya dengan

gerakan ilegal mahasiswa.

76

Page 88: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

77

Waktu itu saya belum ketemu partai (PKI), ketemu di Solo setelah orang-orang Digul

pada pulang bikin krisis politik di Solo.

Lendy: Antara lain siapa aja Pak?

Esempe: Ouw banyak. Gini, lengkapnya gini, orang yang dibuang ke Boven Digul

ada dua macem, yang kepala batu dan yang moderat, gampangannya gitu. Dulu ada

kepala batu juga. Kepala batu dipindah ke Boven Digul terpojok, yang moderat boleh

pulang. Yang kepala batu itu akhirnya dibawa oleh Hindia Belanda mengungsi ke

Australia. Di sana dibuka jadi sudah bukan merupakan tahanan lagi. Di sana juga ada

pemerintahan Hindia Belanda dalam pengasingan dipimpin Van der Plas. Atas anjur-

an Komintern, supaya bentuk forum anti-Fasis di mana-mana. Itu garis Komintern.

Termasuk kerja sama dengan Van der Plas.

Lendy: Yang Amir terima duit itu termasuk?

Esempe: Iya, persekutuan melawan Fasis. Dibentuk SIBAR (Sarekat Indonesia Baru)

di Australia.

Lendy: Itu sekitar tahun berapa?

Esempe: Menjelang Jepang masuk.

Lendy: Sekitar tahun 1942 berarti ya Pak?

Esempe: Jepang masuk itu bulan Maret tahun ’42. Pada waktu itu, Jawa diperintah

oleh Letnan Angkatan Darat, Ri ku pi, Jawa khusus sama Bali. Jadi Sumatera di-

perintah oleh Sun da ho. Jadi kita tidak ada hubungan dengan Sumatera,

pemerintahannya. Lalu Sulawesi, Kaigun, Angkatan Laut. Lah ini tahanan Digul di-

bawa ke Australia, takut dipakai oleh Jepang. Ngungsi ikut pemerintah Australia. Jadi

kita ya agak lempar, karena ini dianggapnya produknya Hindia Belanda. Sudah tidak

dipenjara lagi, membentuk SIBAR. Itu lanjutannya Partai Komunis Australia. Tadinya

kita ngga ngerti sikap temen-temen itu. Itu selama di hutan kan ngga ngerti garis

Komintern. Diberitahu Partai Komunis Australia, bahwa begini, bikin front dengan

sekutu.

Lendy: Pada waktu itu bapak sudah masuk partai (PKI)?

Esempe: Oh..belum, saya masih anak-anak, yah sudah ngerti politik tapi belum

bergabung. Indonesia, di dalam negeri Indonesia, masih ada sisa-sisa ’26. saya baru

ketemu partai (PKI) setelah orang-orang yang dibuang tadi pulang ke Indonesia.

Karena partai yang kawan-kawan Australi, ketemu partai Australi. Nah partai Australi

yang pengaruh utama itu kaum buruh termasuk buruh pelabuhan. Ketemu tuan-tuan

kaum buruh pelabuhan dan tuan-tuan partai Australi mau dibawa kemari. Permohonan

Paku Alam datang ke Indonesia. Kita minta bantu-bantu termasuk fasilitas sekutu

untuk membantu itu. Andaikan tidak gitu, lama. Sardjono sudah siap-siap membikin

kongres Genta. Pada waktu itu, teman-teman membikin kursus politik di daerah,

termasuk di Solo. Saya ikut itu.

Lendy: Jadi Bapak mulai mengenal partai itu tahun...?

Esempe: Tahun permulaan ’46 atau akhir ’45. Saya mendirikan IPI (Ikatan Pemuda

Indonesia) di Solo ketemu orang-orang itu. Saya tau kedatangan orang-orang Digul

itu, tertarik karena dia bikin kursus politik di Solo.

Lendy: Itu tahun ’45 ya Pak?

Esempe: ya. Saya ketemu mereka, saya pimpinan IPI Solo, dan mereka senang, anak-

anak muda ketemu mereka. Akhirnya saya tertarik Marxisme, terus masuk PKI.

Tokohnya yah Pak Hasanudin, Sjamsudin, Muntalib, dia yang mengajar saya

Marxisme. Wah sistematis, wong guru dia. Kalo orang Solo, Digulis Solo yang kepala

Page 89: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

78

batu ada Pak Suratno, Pak Husein, dan macem-macem. Saya ketemu mereka, masuk

kader langsung, mereka seneng ada anak-anak muda, baru umur dua puluhan tahun.

Lendy: Kalo Pak Rewang itu masuk jadi calon anggota dulu baru jadi anggota, kalo

Bapak gimana Pak prosesnya?

Esempe: Itu semacam agak lain. Kalo waktu itu cocok langsung masuk aja PKI.

Waktu itu belum teratur, baru nanti sudah teratur ada cara seperti itu.

Lendy: Pada waktu itu masih ilegal ya Pak?

Esempe: Jaman itu sudah legal, ada bendera Partai, ada baliho, tapi tata tertibnya

belum rapih. Waktu itu partai buru-buru mempersiapkan kongres Genta bertempat di

Solo. Jadi saya masuk partai tahun ’46, tahun ’47 saya pengurus PKI Surakarta.

Lendy: Itu bapak posisinya apa?

Esempe: Sekretaris, Sekretaris SC Surakarta.

Lendy: SC itu apa Pak?

Esempe: Seksi Comite karesidenan Surakarta. Saya sekretarisnya, termuda. Ketuanya

angkatan ’26, Pak Ratno, itu yang tapol kepala batu itu, namanya Suratno orang Solo,

ikut pemberontakan di Papua.

Lendy: Sekarang kita langsung masuk ke Aidit, pak. Bapak dengan Aidit itu seberapa

dekat Pak?

Esempe: Ya kenal baik.

Lendy: Maksud saya Aidit ini gimana track record-nya? Maksud saya, bagaiamana

karir dia di Partai?

Esempe: Gini, saya kenal dia di Solo, sama-sama masih muda.

Lendy: Apakah sepantaran bapak?

Esempe: Oh tua dia. Tapi yang tertua itu Lukman. Nah kalo Njoto itu sebaya saya

hanya beda sedikit. Lukman lebih tua. Aidit itu dulu termasuk Pemuda Menteng 31.

Lalu pindah ke Solo bersama Bung Lukman. Lalu ada kongres ke empat PKI, dia

(Aidit) terpilih menjadi anggota CC (Comite Centraal). Tapi tahun ’46, Pak Sardjono,

sebetulnya ada konfrensi antar SC se-Jawa. Aidit termasuk Staf CC pada waktu itu,

termasuk Njoto, anak-anak muda. Ketuanya tetap Pak Sardjono di Solo. Pak

Sardjaono itu sejak di Australia, sudah siap-siap nanti pulang sampai di Tanah Air

segera membangun kembali partai komunis, menyusun anggaran dasar baru dibantu

partai yang di Australia. Jadi cepet sampe di Solo. Kongresnya permulaan tahun ’46

di Keraton Solo. Istilahnya kongres PKI tempatnya di Keraton. Ini yang termasuk

tradisi Keraton, siapapun yang melawan Belanda didukung, termasuk pemberontakan

PKI. Termasuk kaum pergerakan itu masih ada Sunan ke sepuluh. Kembali lagi ke

kongres PKI di Sitinggil, Solo, itu megah sekali tahun ’46.

Lendy: Apakah di tahun ’46, Aidit sudah menjadi anggota CC?

Esempe: Oh iya, anggota CC, pimpinannya masih Pak Sardjono. Tapi sebelum itu ya

kader biasa. Dia (Aidit) ahli teori, dia banyak mempelajari. Aidit itu orang Bangka,

tau yah? Bukan orang Tegal. Dalam kongres ke empat itu, panitianya namanya Pontjo

Pangrawit, abdi dalem, karyawan.

Lendy: Ini yang kongres membuat anggaran dasar baru yah pak?

Esempe: Iya dong. Yang menggemparkan dateng ketua SC Banten, Seksi-Comite

karesidenan Banten, Pak Chatib.

Lendy: Mengapa kedatangan SC Banten menggemparkan kongres?

Esempe: Karena pada waktu itu dia bilang ngga bisa datang. Tapi kenyataannya

datang, saya ketemu langsung. Pada waktu itu Pak Chatib menjabat Residen RI

pertama kali yang ngangkat Bung Karno.

Page 90: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

79

Lendy: Kembali ke masalah Aidit, ketika bapak masuk PKI apakah Aidit sudah

menjadi anggota?

Esempe: Sudah. Ia sejak pergerakan Ilegal jaman Jepang. Jadi Aidit itu lebih muda

dari Bung Lukman, Bung Lukman itu bapaknya SI Merah, namanya Haji Muklas itu

termasuk kepala batu, meninggal di Australia di Melbourne. Bung Aidit itu orang

Bangka, Bung Lukman itu Jawa Tegal gampangnya begitu. Bung Aidit itu bapaknya

malah Masjumi. Saya tau karena yang cerita itu Bung Aidit sendiri. Jadi Aidit waktu

ketemu saya dia staf kantor CC. Waktu itu kantor CC masih di Solo, akhirnya pindah

ke Jogja Bung Aidit dipindah ke Jogja juga. Jadi di Solo itu ketemu dia (Aidit) kira-

kira lamanya setengah tahun. Dia memberi kursus anak-anak IPI. Di Solo anak-anak

IPI diberi kursus berpolitik yang memberi kursus, Bung Aidit dan Bung Lukman.

Marxisme. Jaman perang kolonial itu dia di Solo, tau persis saya.

Lendy: Terus gini pak’, perjalanan dia naik ke kursi pimpinan itu gimana pak?

Esempe: Ketika Pak Musso dateng membawa gagasan “Jalan Baru”, bentuk CC

sementara. Ini saya dengar lho yah, sekertarisnya Pak Musso itu: Maruto Darusman,

Tan Ling Djie, Ngadiman Modjosujoto. Terus masuk Bung Aidit, Bung Lukman,

Bung Njoto, Bung Disman (Sudisman) ya yang muda-muda itu. Ini belum resmi, tapi

yah namanya sementara. Lalu Aidit menjadi Sekjen. Sidang CC dengan agenda

pengesahan “Jalan Baru”, Tan Ling Djie yang memimpin, Pak Musso waktu itu sudah

gugur. Ini yang menjadi kesalahan Tan Ling Djie secara yuridis, hukum. Karena ini

Dewan Paripurna CC, ini tidak berarti mesti ada FDR (Front Demokrasi Rakat) dan

dibawa ke FDR dulu. Sedangkan Tan Ling Djie berpendapat musti di bawa ke FDR

dulu. Ini kita ngga mau. Nah di sini ada perdebatan sengit. Tapi CC waktu itu

kebanyakan menerima “Jalan Baru”. Tang Ling Djie dia sendiri di Gunung Kidul itu

belum mau menerima ini.

Lendy: Jalan Baru?

Esempe: he’eh. Karena itu dia berpendapat ini musti disahkan dulu oleh FDR. Lah

kita tidak. Yah sudah ini, sidang CC baru.

Lendy: Itu Tang Ling Djie sama siapa-siapa aja itu Pak?

Esempe: Ada beberapa yang lain lagi. Tapi dia minoritas. Waktu dipilih CC

sementara itu tuh tidak pake perundingan, konferensi atau apa. Itu namanya

sementara. Karena itu Tan Ling Djie menjadi wakilnya Pak Musso. Lah Pak Musso

gugur terus yang mimpin dia (Tan Ling Djie). Tapi dia nganggep FDR itu masih ada

dan ini perlu disahkan dulu. Lah kita nda’ setuju. Pada CS-CS daerah termasuk CS

Surakarta ngga mau. Yang dukung Tan Ling Djie hanya CS Jogja.

Lendy: Itu Tan Ling Djie sama Alimin bukan?

Esempe: Alimin masuk rombongan kita. Karena waktu itu Alimin ada di Solo.

Lendy: Jadi Alimin termasuk yang pro terhadap “Jalan Baru”?

Esempe: Ya!

Lendy: Tang Ling Djie ini rombongannya siapa-siapa aja ni Pak?

Esempe: Nda jelas yah. Ada yang masih gamang diantara mereka itu, ada yang

setengah-setengah. Pendeknya sidang CC, diadakan untuk reformis si Tan Ling Djie

diganti Bung Aidit. Bung Lukman, Bung Njoto, Bung Disman, Pak Alimin dan

sebagainya. Pak Musso sudah gugur.

Lendy: Jadi Alimin itu masuk ke rombongannya Aidit?

Esempe: Iya itu! Nah yang bintang-bintang misalnya Pak Ruslan sama Djoko Sujono.

Karena itu CC sementara.

Lendy: Ruslan ini Ruslan mana niy Pak?

Page 91: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

80

Esempe: Widjayasastra.

Lendy: Ruslan Widjajasastra?

Esempe: Iya.

Lendy: Ini (Ruslan Widjajasastra dan Djoko Sujono) pasukan gamang pak?

Esempe: Iya, di dalam hati sudah tidak respek lagi..Pamudji, tapi gimana itu sudah

keputusan CC sementara, akhirnya sidang di Jogja, perubahan revolusi Tang Ling

Djie diganti Bung Aidit, terus kantornya pindah Jakarta. Nah pas kongres ke V.

Lendy: Kongres ke V ini gimana niy pak? Menetapkan apa saja?

Esempe: Kongres ke V tahun ’54 itu sudah di Jakarta. Kongres ini menetapkan

anggaran dasar baru dan siap menjelang pemilihan umum.

Lendy: Saya fokus di sini pak. Jadi kalo Marxis-Leninis itu mewajibkan revolusi, dan

tidak melalui cara lain, dengan ikut pemilu misalnya. Ini gimana ini pak? Apakah ini

termasuk Revisionis?

Esempe: Di sini tidak berarti kalau ikut pemilu itu otomatis menjadi revisionis atau

parlementer. Ada kelunakan sikap atas Komunisme sayap kiri.

Lendy: Tulisan Lenin “Penyakit Kekanak-kanakan”?

Esempe: Iya..iya..menggunakan hak demokrasi borjuis itu tidak salah, asal digunakan

secara revolusioner, untuk mendukung gerakan revolusioner. Itu bukan parlementer-

isme. Ya kita gunakan. Lah waktu itu partai (PKI) legal. Supaya lengkap ada sejarah-

nya. Setelah Madiun, tahun ’50, Bung Karno menghadapi KMB (Konferensi Meja

Bundar), menghadapi kolonial, menghadapi negara-negara bagian RIS (Republik

Indonesia Serikat) yang hanya umur setahun, dibubarkan secara fight accomplie,

tanpa perundingan, nda sampe setahun. Dirubah semuanya, kesatuan, tapi masih ada

pagar, ini saya perihatin.

Lendy: Perihatin apa niy pak?

Esempe: Belanda. Meskipun Presiden RI, bukan RIS yah, Asaat ibu kota-nya di Jogja.

Bung Karno kan Presiden RIS sama Hatta. Bung Karno tahu tentang ini baru ko’.

Oleh karena itu, dia khawatir kalo PKI diredam terus, mau berontak terus. Terus

diem-diem dia menugaskan Sri Sultan supaya ngurus bertemu dengan PKI supaya

PKI legal, supaya PKI tidak dilarang. Akhirnya Pak Alimin berpendapat ketemu, kita

simpen di Solo. Di sana akrab sekali. Pak Alimin itu menyusup ke Indonesia tahun

’46. Tadinya bantu Partai Komunis Tiongkok (PKT). Masuk ditugaskan Komintern.

Masuk langsung pulang ke Solo. Pak Alimin waktu perang dunia ke dua ada di Solo.

Saya sewaktu-waktu ketemu. Partai (PKI) di Jogja minta ke saya, supaya bisa mem-

bawa Pak Alimin ke Jogja. Utusan Jogja ini ketemu saya, supaya kalo bisa saya me-

ngantarkan Pak Alimin ke Jogja. Bisa! Jalan kaki meskipun perang sudah berhenti.

Pendeknya Pak Alimin sampe Jogja ketemu Sri Sultan. Sri Sultan itu yah meskipun

dia Sultan, ya bahasa halus, ngerti kalo Pak Alimin ini orang Solo. Ada perundingan

pake bahasa Jawa campur bahasa Indonesia. Pendeknya Sri Sultan minta pada Pak

Alimin supaya PKI legal kembali. Itu tahun ’49 abis perang dunia itu. Itu kongres PKI

di tahun’54 di Solo mengkonsolidasi PKI dan mempesiapkan pemilu. Mengeluarkan

manifes pemilihan umum. Kongres ke V tahun ’54.

Lendy: Dalam kongres itu ada perdebatan tidak?

Esempe: Ada. Gini, ada yang tidak setuju, tetapi bukan tidak setuju ikut pemilihan

umumnya. Tapi isi manifes pemilunya. Sebelumnya itu ada konferensi PKI tahun ’52

di Puncak, termasuk membahasa soal pemilu itu dan lanujut di kongres ke V tahun

’54 itu. Perdebatannya begini, bahwa pemilu kita itu tidak melanggar ajaran-ajaran

Marxis-Leninis. Tapi manifes menyebutkan, “...dengan menusuk Palu-Arit

Page 92: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

81

memperoleh demokrasi rakyat...”, nah itu yang jadi soal. Ada yang mengkritik,

termasuk bung Njono.

Lendy: Njono ini siapa pak?

Esempe: Njono itu dulu sekjen SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).

Jadi begini, SOBSI berdiri tahun ’46 di Malang, ketuanya Haryono, sekjennya Bung

Njono. Bung Njono masih umur 24 tahun.

Lendy: Posisi Bung Njono di partai (PKI) itu apa pak?

Esempe: Waktu itu faksi SOBSI. Anggota dipilih untuk kongres. Waktu itu Njono

mewakili delegasi buruh ke konferensi buruh Asia-Afrika di Kutub. Waktu itu partai

Tiongkok (PKT) memberikan ranah pada konferensi bahwa perjuangan krusial itu

mesti dengan perjuangan revolusioner gampangannya begitu. Oleh Njono dalam

sidang kongres pesan partai Tiongkok itu dibawa dan memprotes manifes pemilu.

Tapi akhirnya manifes pemilu sah. Yang dikritik bukan manifesnya, tapi isinya. Tapi

ya akhirnya dia ikut saja. Gini isi manifes itu, “Dengan nyoblos palu-arit mencapai

demokrasi rakyat”, ini kanan. Masa dengan nyoblos bisa demokrasi rakyat?

Demokrasi rakyat itu dalam kekuasaan kelas. Lalu diadakan koreksi “nyoblos palu-

arit membentuk koalisi nasional”. Tapi merubahnya sesudah kongres.

Lendy: Itu dirubahnya sekitar tahun berapa itu pak?

Esempe: Itu hanya setengah tahun setelah kongres, menjelang coblosan. Itu dianggap

tidak obyektif, masa nyoblos palu-arit terjadi demokrasi rakyat?

Lendy: Masih di dalam kongres ke V itu pak, ini kan ada perdebatan-perdebatan.

Terus yang mengkritik keras itu Njono, maksud saya kalo misalkan jajarannya yang

mendukung Njono bisa disebutkan, sebutkan saja pak dan yang mendukung pada

manifes pemilu itu juga sebutkan saja pak, misalnya Aidit itu di pihak yang mana atau

siapa berada di pihak yang mana?

Esempe: Njoto itu konseptor manifes pemilu, Aidit itu yang mengajukan, Lukman,

dan Sakirman itu yang pro-manifes pemilu. Yang kontra manifes itu selain Njono ada

dari Jawa Tengah tapi saya tidak bisa menyebutkan secara eksplisit siapa-siapa saja,

saya lupa. Jadi itu problematik, yang mengkritik tajam itu Bung Njono, inspirasinya

dia dapat dari partai Tiongkok. Nah penyakit kanan ini berkembang dan dikoreksi

menjadi OKPB (Oto Kritik Polit Biro).

Lendy: Setelah pemilu partai (PKI) mau ke mana pak?

Esempe: Setelah manifes itu, kita rapat-rapat umum di mana-mana, pemilu ada dua

macam, pemilu untuk milih legislatif itu September tahun ’55, pemilu untuk memilih

Konstituante itu akhir Desember tahun ’55. Jadi ada dua daftar calegnya. Yang caleg

untuk Konstituante termasuk Dimara.

Lendy: Itu kenapa pak?

Esempe: Dimara itu calon dari PKI pemilu tahun ’55, tapi untuk Konstituante. Dimara

pahlawan nasional, Y.A. Dimara orang Papua. Itu calon PKI dan orang partai-partai.

Dulu nama tanda-tanda kita, PKI dan orang partai-partai, nah Dimara termasuk orang

partai-partai. Jadi habis itu ternyata di jawa tengah ada tujuh yang menang mutlak,

lebih separo, tujuh kabupaten. Akibatnya, kepala daerahnya kita semua. Semarang

Kota, Semarang Kabupaten, Kota Solo, Klaten, Sukoharjo, Salatiga. Salatiga itu 63%

memilih PKI. Ya tiap tiga orang di pasar dua pasti memilih palu-arit di Salatiga,

gampangannya begitu. Pemilu tahun ’57, pemilihan daerah, tambah sepuluh

kabupaten di Jawa Tengah itu. Itu memilih DPRD, Jawa Tengah menjadi 10. Jawa

Barat dua yang menang mutlak. Ini tidak salah, itu baik. Tapi kalo memilih berlebih-

Page 93: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

82

lebihan, menjadi Parlementerisme. Itu yang dikritik OKPB, gampangannya gitu. Dua

aspek.

Lendy: Iya pak, itu yang mau dibahas. Jadi bagaiman partai (PKI) bergerak ke arah

kanan?

Esempe: Jadi itu pemilu yah, makin bersandar pada Bung Karno.

Lendy: Itu kesalahan juga pak?

Esempe: Iya. Bersahabat ya, sampai akhir hidupnya, tetep bersahabat kita, tetep me-

ngatakan menjelang wafat, “PKI tidak salah”. Mengapa tanggal 20 Juni tahun 70’

wafat di tempat tahanan rumah itu orang Jepang? Itu sakit-sakitan bentak terus, orang

ke WC ngerangkak. Emang sengaja oleh Harto, biar mati tanpa diadili. Itu yang boleh

besuk hanya keluarga langsung, Bu Fatmawati atau yang putri si Rahma itu, dia liat,

nangis, bapak itu kalo ke kamar mandi merangkak. Tidak ada pembantu, hanya

pengawal. Sakit tidak boleh diobatin, dikasih vitamin B aja tidak. Ya sudah jauh,

Beri-beri. Menjelang wafatnya, “PKI tidak salah”. Itu kita hargai. Kita yang salah,

terlalu menilai berlebih-lebihan Bung Karno. Pernah menerima misalnya, apa itu?

presiden seumur hidup, pemimpin besar revolusi, membikin pengertian keliru masal.

Ini tidak benar, jadi dalam 30S itu orang-orang Untung itu ngertinya revolusi yang

mimpin Bung Karno. Sebab pemimpin besar revolusi. Bung Karno merintahkan harus

berhenti, tunggu penyelesaian politik saya. Jadi Bung Karno tanggal 1 Oktober ’65,

jam 10 pagi di Halim, “Tung berhenti dulu, tunggu perintah saya”, Harto terus. Itu

nanti tema lain lagi.

Lendy: Maksud saya itu partai (PKI) yang bergerak ke kanan itu bagaiaman pak?

Esempe: Itu prosesnya dan ada faktor-faktor lain.

Lendy: Jadi apa saja itu pak yang bikin partai ke kanan?

Esempe: Faktor pikiran, faktor jabatan. Banyak orang-orang masuk partai (PKI) ada

tujuan bisa mendapat posisi di dewan pusat. Saya sendiri sangsi, orang partai (PKI)

begini. Ini akibat adanya begini akhirnya jadi korban, karena mereka tidak ngira kalau

terjadi G30S. Ini teman-teman lama korban banyak sekali, tidak ada persiapan. Jadi

sekali lagi, pemilu an sich tidak salah. tapi manifesnya itu yang bikin menjadi salah.

Parlementer tetap juga digunakan, asal itu bukan tugas utama. Tugas utama,

menggalang masa. Jadi banyak kader-kader daerah itu elitis. Masuk partai (PKI) itu

tujuanya cari kedudukan. Jadi tidak waspada, sama ideologi ya sudah.

Lendy: Jadi gini pak, ada pengaruh Tiongkok dan ada pengaruh Soviet. Ini berpenga-

ruh tidak di partai (PKI)? Waktu Kruschev Remo (Revisionisme Modern).

Esempe: Itu kita tidak setuju.

Lendy: Tapi ketika itu partai (PKI) mengikuti kebijakan Soviet?

Esempe: Iya. Tapi ini juga keadaan sering ko’, yaitu dua aspek.

Lendy: Itu dua aspek siapa yang mengajukan pak?

Esempe: Aidit cs. Putusan-putusannya CC itu.

Lendy: Itu pas kongres ke berapa itu pak?

Esempe: Ouw itu sudah kongres ke VI dan sebagainya makin kanan. Gini, kongres ke

VI itu tahun ’59. Ada masa kongres, jadi kembali ke UUD 1945. Karena Konstituante

gagal, tiga kali voting dead-lock semua, akhirnya diputuskan kembali UUD 1945.

Terus ada dalil Nasakom segala itu Bung Karno. Nah itu nanti ada cerita sendiri itu,

sikap kita mengenai pikiran Bung Karno. Tapi pada pokoknya masih pegangan itu,

menilai berlebih-lebihan Bung Karno. Karena Bung Karno sebagai pemimpin besar

revolusi bisa bikin keputusan macem-macem, termasuk itu dekrit kembali UUD tadi.

Itu kan dekrit Bung Karno.

Page 94: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

83

Lendy: Bung Karno dinilai salah sebagai pemimpin besar revolusi maksudnya gimana

pak? Apakah tidak seideologi?

Esempe: Begini, Bung Karno kan bukan kita,

Lendy: Bukan partai (PKI)?

Esempe: Bukan dong. Bung Karno itu nasionalis kiri, sahabat kita. Bung Karno itu

sahabat, nasionalis kiri sampe akhir. Bung Karno itu sahabat, kita hargai. Revisionis

itu Khruscov, itu panjang prosesnya, tidak terus mendadak. Itu Khruscov, tapi lama-

lama juga kebangkitan Revisionis Indonesia, itu dua aspek itu.

Lendy: Itu dua aspek itu apa pak?

Esempe: Di dalam kekuasaan negara, termasuk Bung Karno, ada dua aspek. Aspek

anti rakyat, ini ada Nasution ada Dewan Djendral itu, dan aspek pro rakyat dipimpin

Bung Karno. Nah dua aspek itu, tapi ini ada negara.

Lendy: Ini udah ke kanan ini pak?

Esempe: Iya. Ini titik pada mereka sendiri. Yang memberi nama, kita. Padahal Bung

Karno bukan dari kita, dianggap pemimpin besar revolusi ya mau saja. Seumur hidup

itu diterima. Tetep itu dianggap salah, seharusnya jangan dianggap pemimpin besar

revolusi. Pemimpin besar revolusi, Aidit dong. Itu perdebatan di CC.

Lendy: Itu pas di kongres ke VI?

Esempe: Ya sekitar itu. Saya tidak setuju. Bagaimanapun baiknya Bung Karno, dia

nasionalis. Saya bukannya tidak setuju bershabat dengan Bung Karno, tapi pernyataan

pemimpin besar revolusi kepada Bung Karno itu kaum nasionalis itu tidak tepat.

Pemimpin besar revolusi ya Bung Aidit dong! Sebab Bung Karno itu nasionalis, tidak

bisa itu pemimpin besar revolusi.

Begini, itu teori dua aspek, supaya nanti mengapa dari sisi PKI itu menjadi salah?

Teori itu tentang soal pemimpin suatu perubahan, itu partai (PKI) namanya pelopor.

Katakanlah itu semacam dalil. Di luar partai (PKI), itu hanya menunggu, bukan

pemimpin revolusi. Itu untuk keperluan revolusi dalam pengertian partai (PKI).

Mereka itu kan revolusi tidak seperti dalam pengertian partai (PKI). Pengertian

revolusi pada partai (PKI) ialah merubah sistim. Dari sistim yang bukan partai (PKI)

masuk pada sistim sosialis. Itu ngga ada lagi, ngga ada itu. Dalam peran Bung Karno,

pemimpin besar revolusi itu di dalam konteks pengertian, revolusi akan membawa ini

merubah Indonesia yang setengah jajahan dan setengah feodal, masuk nanti ke daerah

revolusi sosialis. Itulah Bung Karno. Dan ngga mungkin orang lain yang melakukan

itu. Orang dia (Bung Karno) bukan sosialis, jadinya sahabat. Bukan komunis. Artinya,

kalaupun dia mengerti teori komunis, tapi dia ngga mungkin didisiplin oleh partai

(PKI). Karena bukan bagian dari otoritasnya. Jadi hanya keterangan partai (PKI), dia

tidak mengakui. Tapi kalo orang mau bilang dia pemimpin besar revolusi, biarin. Tapi

partai (PKI) ngga boleh. Tapi kenapa itu kemudian terjadi? Chaerul Saleh mau

mengambil hati Bung Karno. Istilah pemimpin besar revolusi itu datang dari usul

Chaerul Saleh. Bukan dari usul PKI. Dia (Chaerul saleh) Murba, mau membikin dekat

melalui Bung karno, antara Murba dengan PKI sudah miring secara teori. Itu sepandai

orang Murba lepas dari teori kompetensi kepentingan besar nama, kasih nama Bung

Karno situ, pasti diterima oleh Bung Karno. Itu diterima oleh Bung Karno, partai

(PKI) sulit menolaknya. Dan nanti diperdebatkan makin setuju Bung Karno ini, makin

terbuka celahnya. Itu yang tidak tegas partai (PKI) tempo hari menghadapi konflik

politik begitu. Sekarang tentang teori dua aspek. Pertama mesti juga orang paham

bahwa pengertian negara, dalam teori Lenin, negara itu adalah alat penguasa

menindas rakyat, apabila negara itu bukan negara komunis/bukan negara sosialis.

Page 95: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

84

Semua negara bahkan, dia akan menjadi alat untuk menindas. Tatkala datang teori

Leninnya Aidit, ada dua aspek di dalam pemerintahannya Bung Karno. Ada aspek

rakyat ada aspek populer, dan aspek rakyat sedang maju, maka jangan robohkan

negaranya yang dipimpin oleh Soekarno. Itu artinya. Padahal menrut teori itu salah.

Itu harus dirobohkan, walaupun caranya tidak langsung katakan “saya ganti kamu

Soekarno”, tidak begitu. Dengan cara lain. Itu yang dimaksud berarti menerima

negara yang dipimpin oleh Soekarno sebagai negara yang disetujui oleh partai (PKI).

Itu sudah kanan. Itu pengertian negara.

Lendy: Kita kembali ke kongres VI, itu kan ada perdebatan yang pro dan yang kontra

kan pak tentang dua aspek. Ini maksud saya yang pro itu siapa-siapa saja pak dan

yang kontara itu siapa-siapa saja?

Esempe: Waktu itu, terori itu dibawa oleh Aidit ke Peking, Akademi Ilmu Sosial di

Peking. Akademi Ilmu Sosial menerima teori itu. Aidit dikasih gelar Doktor.

Lendy: Kalo begitu Peking yang menetapkan.

Esempe: Waktu itu Peking sudah terbagi dua.

Lendy: Jadi Peking pecah juga pak?

Esempe: Waktu itu sedang dimulai. Itulah mangkanya pecah dengan itu kan. Di situ

kemudian membuat di Indonesia orang-orang yang tidak setuju jadi pikir-pikir.

Lendy: Nanti dulu pak, ini Peking pecah ini yang Mao yang mana terus yang satu lagi

apa?

Esempe: Persoalannya waktu itu belum terbuka secara organisasi. Tapi, pikiran-

pikiran pro revisionis sudah mulai ada. Nantinya terima itu. Akademi Ilmu Sosial itu,

itulah akademi tertinggi di Partai Komunis Tiongkok. Sebelumnya dibawa ke Peking,

itu di partai (PKI), sudah didiskusikan dan tidak ada yang menolak. Kawan-kawan

diam. Tau-tau Akademi Ilmu Sosial Peking, menganugerahkan sebagai teori yang

bagus dikasih Doktor lagi. Itu yang membuat di Indonesia, kawan-kawan ini, “mana

suaranya ini?” Melewati itu, ada kongres ke VII.

Lendy: Sebentar pak, sebelum ke kongres ke VII, pada kongres ke VI itu gimana pak?

Esempe: Saya tidak inget secara detil. Tapi pada intinya begini, rumusannya lain

dengan OKPB (Oto-Kritik Polit-Biro). Rumusannya itu terlalu menilai Bung Karno

berlebih-lebihan sampe ada aspek pro rakyat dan aspek anti rakyat. Ini menyalahi

prinsip bernegara. Mestinya bukan aspek pro rakyat, andaikan ini yang menang, itu

tidak akan bisa melahirkan demokrasi rakyat. Sebab yang mimpin Bung Karno, Bung

Karno kan bukan kita. Brarti bukan salah mereka, tapi salah kita terlalu menilai

berlebih-lebihan. Nah ini direstui pada waktu di Peking tadi. Tapi ada faktor lain.

Partai Indonesia (PKI) dianggep terbesar. Jadi Soviet maupun Mao Tse Tung itu

memanfaatkan Indonesia, jumlahnya terbesar mempunyai pengaruh, mempunyai

mentri-mentri, mempunyai Jendral. Nah Jendral-jendral kan banyak, anggota partai

(PKI). Panglima Kartosuwiryo itu anggota partai pada waktu itu.

Lendy: Tapi bapak pada waktu kongres ke VI itu, bapak menolak?

Esempe: Ya, mengecam menganggap Bung Karno pemimpin besar revolusi. Tapi

dijelaskan supaya ini strategi, patuh saja. Tapi cepat sekali pengaruhnya.

Lendy: Yang mengeluarkan pendapat bahwa itu merupakan strategi, harus patuh, dan

semacamnya itu siapa pak?

Esempe: Itu sidang CC termasuk Aidit termasuk saya ko’. Saya mengecam mengapa

Bung Karno dijadikan pemimpin besar revolusi.

Lendy: Maksud saya gini pak, bapak kan mengecam usulan itu, sedangkan yang

mengusulkan dan yang menyetujui itu siapa pak?

Page 96: KONFLIK IDEOLOGI DI TUBUH PARTAI KOMUNIS INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24146/1/LENDI.pdf · 6. Bapak Herry Herland ... BAB II LANDASAN TEORI . ...

85

Esempe: Ya banyak. Sudah lupa saya.

Lendy: Tapi Aidit, Lukman, Njoto, sepakat?

Esempe: Iya.

Lendy: Yang mengecam, selain bapak siapa pak?

Esempe: Lupa.

Lendy: Kalo tentang teori dua aspek itu kapan masuknya pak?

Esempe: Itu sumbernya bekerja pada teori falset, jadi ada ide pokok Bung Aidit.

Sebenernya itu sejak manifes pemilihan umum. Itu pikiran/ide, prosesnya memakan

waktu. Ada rumusan seperti itu, itu sekitar tahun ’59, sidang CC. Tapi belum sempet

masuk ke dalam kongres. Itu dua aspek akhirnya dikoreksi oleh OKPB, itu lahir

setelah peristiwa ’65. Setelah ’65, PKI tidak ada dua aspek, itu putusan, saya harus

tunduk. Itu tambahannya.

Jakarta, 22 Juli 2011.