Top Banner
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL UNPERFECT MARRIAGE KARYA MERRY MAETA SARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Antonia Pia Luneta Kelawing NIM: 151224077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

Dec 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA

DALAM NOVEL UNPERFECT MARRIAGE

KARYA MERRY MAETA SARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Antonia Pia Luneta Kelawing

NIM: 151224077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

i

HALAMAN JUDUL

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA

DALAM NOVEL UNPERFECT MARRIAGE

KARYA MERRY MAETA SARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Antonia Pia Luneta Kelawing

NIM: 151224077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda

Maria, dan Roh Kudus yang selalu memberkati, menyertai, dan memberikan

kemudahan dalam kehidupan saya. Skripsi ini saya persembahan untuk

kedua orang tua saya, Huvat Ingan, S.E., dan Yasintha Neki, S.E., yang

dengan senantiasa mengantarkan, membimbing, mendukung saya mengejar

cita-cita dan impian. Perjuangan menyelesaikan tugas ini tak lepas dari

nasihat saudara-saudari saya, Marsela Angelina Mening, Yuliana Sandrada

Buring, William Sului, A.Md.Kep., serta keluarga besar L.P. Jumin yang

memberikan dukungan penuh meskipun terkendala jarak dan waktu. Selain

itu, skripsi ini saya persembahkan untuk Dimas Sanjaya Putra, S.Kom.,

karena ketulusan dan kebaikan hatinya dalam mendukung serta menemani

seluruh perjuangan saya. Tak lupa juga, kenangan kecil dari tugas ini saya

persembahan untuk almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

v

HALAMAN MOTO

HALAMAN MOTO MOTO

“Kesempatan pertama bukan berarti yang terbaik. Kesempatan terakhir bukan

berarti yang terburuk.”

(Antonia Pia Luneta Kelawing)

“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan

dengan pengalaman. Namun, tidak jujur itu sulit diperbaiki.”

(Mohammad Hatta)

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam

perbuatan.”

(Pramoedya Ananta Toer)

“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemudi kita tidak bisa, jika

memang mau berjuang.”

(Abdul Muis)

“Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan.”

(Cut Nyak Dien)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

viii

ABSTRAK

Kelawing, Antonia Pia Luneta. 2021. Konflik Batin Tokoh Utama Nina Dalam

Novel Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari: Tinjauan

Psikologi Sastra. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Konflik batin atau konflik kejiwaan sering terjadi apabila harapan

seseorang terhadap sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Kehidupan manusia tak lepas dari konflik dan permasalahan. Kondisi psikologi

seseorang yang mengalami konflik, tentu berpengaruh pada keputusan untuk

bertindak dan melakukan sesuatu. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak

sastrawan menuangkan ide dan gagasan mengenai konflik kehidupan manusia ke

dalam karya sastranya.

Penelitian ini mengkaji tentang tokoh, penokohan, alur dan konflik

batin tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari

berdasarkan teori Abraham Maslow. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan tokoh, penokohan, alur dan konflik batin tokoh utama dalam

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari berdasarkan teori Abraham

Maslow. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa

kutipan kata, kalimat, dan paragraf dalam novel Unperfect Marriage. Penelitian

terdiri atas delapan puluh lima data mengenai tokoh, penokohan, alur, dan dua

puluh dua data mengenai konflik batin. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik baca dan catat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tokoh utama adalah Nina,

sedangkan tokoh tambahan ialah Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma, dan Winda.

Teknik penggambaran watak tokoh menggunakan teknik dramatik dan

ekspositori. Jenis alur yang digunakan dalam novel merupakan alur campuran.

Terdapat tujuh tahapan alur yaitu, bagian eksposisi, rangsangan dan gawatan

sebagai tahapan awal cerita. Bagian tengah alur meliputi tahap rumitan dan

klimaks, dan akhir alur meliputi leraian dan penyelesaian cerita. Berdasarkan

teori Abraham Maslow, diketahui bahwa konflik utama Nina disebabkan oleh

faktor internal. Hal ini terjadi karena dua kebutuhan dasar tokoh Nina tidak

terpenuhi dengan baik, yakni kebutuhan dimiliki dan cinta, dan kebutuhan

aktualisasi diri.

Kata kunci: tokoh, konflik batin, Abraham Maslow

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

ix

ABSTRACT

Kelawing, Antonia Pia Luneta. 2021. Inner Conflict of the Main Character of

Nina in the Novel Unperfect Marriage by Merry Maeta Sari: A Review

of Literary Psychology. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature

Language Education, Department of Language and Arts, Faculty of

Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

Inner conflict or psychological conflict often occurs when someone's

expectations for something do not match the reality that happens. Human life is

inseparable from conflicts and problems. The psychological condition of a person

experiencing conflict certainly influences the decision to act and do something. In

this regard, many writers poured ideas and opinions about human life conflicts

into their literary works.

This research examines character, personality, plot and inner conflicts of

the main character in the novel Unperfect Marriage by Merry Maeta Sari based

on Abraham Maslow's theory. The purpose of this research is to describe the

character, personality, plot and inner conflicts of the main character in the novel

Unperfect Marriage by Merry Maeta Sari based on Abraham Maslow's theory.

This research type is descriptive qualitative. The research data is in the form of

quotations from word, sentence, and paragraphs in the novel Unperfect Marriage.

This research consisting of eighty five data regarding character, personality, plot,

and twenty two data regarding inner conflicts. The data collection technique used

was the reading and note-taking technique.

The results showed that the main character was Nina, while the

additional figures were Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma, and Winda. The

technique of describing the character's personality used dramatic and expository

techniques. The plot type used in the novel was a mixed plot. There were seven

stages of the plot, namely, the exposition, stimulation, and change as the initial

stages of the story. The middle part of the plot included the complexity and climax

stages, and the end of the plot included the progression and completion of the

story. Based on Abraham Maslow's theory, it was known that Nina's main conflict

was caused by internal factors. This happened because the two basic needs of the

character Nina were not properly fulfilled, namely the need for belonging and

love, and the need for self-actualization.

Keywords: character, inner conflict, Abraham Maslow

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Konflik

Batin Tokoh Utama Nina dalam Novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta

Sari: Tinjauan Psikologi Sastra. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi

ini dapat terselesaikan berkat doa, bimbingan, motivasi, bantuan, dan dukungan

dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga berperan sebagai dosen

pembimbing kedua dengan sabar membimbing, membantu, dan

memberikan motivasi kepada penulis.

3. Septina Krismawati, M.A., selaku dosen pembimbing pertama yang

dengan sabar membimbing, memberikan kritik dan saran, memotivasi, dan

membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Muncar Tyas Palupi, S.S., M.Hum., selaku triangulator validasi data yang

telah memberikan evaluasi dan saran pada analisis yang telah dilakukan

sehingga penelitian dapat diselesaikan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah ........................................................................................... 7

1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................... 9

BAB II .................................................................................................................. 11

KAJIAN TEORI ................................................................................................. 11

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 11

2.2 Landasan Teori........................................................................................ 14

2.2.1 Tokoh dan Penokohan............................................................................. 14

2.2.2 Alur ......................................................................................................... 18

2.2.2.1 Klasifikasi Alur Berdasarkan Jenisnya ................................................... 21

2.2.2.2 Klasifikasi Alur Berdasarkan Rangkaian Kejadian ................................ 22

2.2.3 Konflik .................................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

xiii

2.2.4 Konflik Batin .......................................................................................... 25

2.2.5 Psikologi Sastra ....................................................................................... 26

2.2.6 Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow ......................................... 27

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 32

BAB III ................................................................................................................. 33

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 33

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................ 33

3.2 Sumber Data dan Data ............................................................................ 34

3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 35

3.5 Teknik Analisis Data............................................................................... 36

3.6 Triangulasi .............................................................................................. 36

BAB IV ................................................................................................................. 38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 38

4.1 Deskripsi Data ......................................................................................... 38

4.1.1 Deskripsi Data Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage Karya Merry

Maeta Sari ............................................................................................... 38

4.1.2 Deskripsi Data Konflik Batin Tokoh Utama Novel Unperfect Marriage

Karya Merry Maeta Sari ......................................................................... 39

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 42

4.2.1 Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage Karya Merry

Maeta Sari ............................................................................................... 43

4.2.1.1 Tokoh ...................................................................................................... 44

4.2.1.2 Penokohan ............................................................................................... 54

4.2.1.3 Alur ......................................................................................................... 64

4.2.2 Hasil Penelitian Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam Novel

Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari ........................................ 81

4.2.2.1 Kebutuhan Fisiologis .............................................................................. 82

4.2.2.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety) .................................................... 83

4.2.2.3 Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan Dimiliki (Belonging and Love) ......... 84

4.2.2.4 Kebutuhan Harga Diri dan Penghargaan (Self Esteem) ......................... 85

4.2.2.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri (Meta) ......................................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

xiv

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 88

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage

Karya Merry Maeta Sari ......................................................................... 89

4.3.1.1 Tokoh ...................................................................................................... 89

4.3.1.2 Penokohan ............................................................................................... 91

4.3.1.3 Alur ......................................................................................................... 92

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam

Novel Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari ............................. 99

BAB V ................................................................................................................. 104

PENUTUP .......................................................................................................... 104

5.1 Simpulan ............................................................................................... 104

5.2 Saran ..................................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 109

LAMPIRAN ....................................................................................................... 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Berpikir...................................................................................32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Novel merupakan sebuah karya sastra yang dikemas dalam bentuk

cetak. Selain berguna sebagai penghibur, novel juga berisi tentang nilai-nilai

kehidupan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Novel

yang beredar di tengah masyarakat cukup banyak ditulis berdasarkan kisah

nyata yang pernah dialami seseorang meskipun tidak diceritakan secara riil.

Wellek & Warren (2014:99) mengatakan pengarang mengekspresikan

kehidupan secara menyeluruh merupakan hal yang tidak benar, akan tetapi

lebih kepada menunjukan cerminan atau ekspresi mengenai gambaran

kehidupan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada

pembaca mengenai persoalan kehidupan yang kompleks. Oleh karena itu,

pengarang menghadirkan tokoh utama yang dikelilingi dengan konflik dan

perdebatan di dalam cerita.

Tokoh utama memiliki peran penting dalam membangun emosi

disetiap peristiwa. Faktor penyebab terjadinya emosi cerita berkaitan erat

dengan penokohan atau watak tokoh pemeran, karena perbedaan watak

seringkali menimbulkan argumen-argumen berbeda antar tokoh. Hal

tersebut tentu memunculkan jalan cerita yang menarik dan berkelanjutan.

Selanjutnya, peristiwa terbentuk melalui rangkaian kejadian

kronologis yang terjalin antara satu dengan yang lain, kemudian membentuk

hubungan sebab akibat. Rangkaian inilah yang kemudian membentuk alur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

2

cerita dan menentukan tindakan apa yang dilakukan oleh tokoh dalam

menghadapi konflik dari awal, pertengahan, klimaks, hingga

penyelesaiannya. Penyebab konflik yang terjadi dalam cerita bisa beragam,

dimulai dari konflik tokoh dengan tekanan lingkungan sekitar, konflik

tokoh dengan pergaulan, maupun konflik tokoh dengan dirinya sendiri atau

disebut sebagai konflik batin.

Dalam arti luas, konflik batin terjadi karena adanya dua gagasan yang

saling bertentangan satu sama lain. Alwisol (2004:162) berpendapat, konflik

batin atau konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dari

kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keinginan yang

arahnya berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban, atau antara dua

perangkat. Dampak dari konflik batin memengaruhi psikologi dan kejiwaan

seseorang dalam bertindak dan mengambil keputusan. Berdasarkan

pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik batin berkaitan erat

dengan kondisi psikologis seseorang.

Endraswara (dalam Minderop, 2010:59) mengemukakan psikologi

sastra adalah sebuah hubungan antara psikologi dan sastra. Psikologi sastra

sebenarnya mengulas dan mempelajari manusia dari sisi bagian dalam.

Minderop (2010:59) berpendapat, keistimewaan psikologi sastra terletak

pada masalah manusia yang mendeskripsikan gambaran jiwa. Hal tersebut

perlu diteliti, karena membahas mengenai aspek-aspek kejiwaan yang

terdapat dalam alur cerita. Hal ini tentu saja berkaitan langsung dengan

tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik. Selain itu, kajian psikologi sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

3

memberikan gambaran mengenai berbagai penyimpangan ide, gagasan dan

keinginan seseorang dalam lingkungan masyarakat terutama kaitannya

dengan kondisi kejiwaan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi

sastra adalah sebuah hubungan antara psikologi dan sastra yang

mendeskripsikan gambaran jiwa seseorang. Kedua hal ini dapat menjadi

acuan dalam menentukan konflik yang sesungguhnya terjadi pada tokoh

utama novel.

Novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari merupakan novel

yang dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian. Pemilihan novel ini

berdasarkan dua alasan peneliti. Pertama, novel ini memiliki kekhasan

tersendiri yakni, kondisi kejiwaan maupun konflik yang bergejolak tidak

hanya diceritakan oleh satu tokoh, melainkan juga melalui pandangan lawan

tokoh utamanya. Hal ini membuat pembaca mampu memahami apa yang

terjadi bukan hanya melalui satu tokoh, tetapi juga tokoh lawannya. Kedua,

konflik batin yang dialami oleh tokoh utama memiliki dampak besar

terhadap konflik-konflik kecil lainnya, karena seluruh konflik memiliki

kesinambungan satu sama lain. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap alur

cerita yang terdapat dalam novel ini. Selain itu, peneliti memiliki

ketertarikan mengenai kisah kehidupan pernikahan Nina sebagai tokoh

utama.

Novel ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Nina yang

mengalami konflik batin dengan dirinya sendiri. Ibu Rahma, sosok wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

4

yang telah dianggap Nina sebagai ibunya sendiri, meminta Nina untuk

menikah dengan anak sulungnya, Dylan Adhiatmaja.

Dylan tidak menolak perjodohan ini karena ia begitu mencintai dan

menghargai keinginan sang ibu. Kehidupan pernikahan yang tidak harmonis

dengan banyak persoalan membuat Nina hampir menyerah. Bertahan dalam

pernikahan yang tidak bahagia tetap dijalani Nina. Saat hampir menyerah

mempertahankan pernikahannya, Dylan justru mulai terbiasa hidup bersama

Nina. Tanpa disadari, ia mulai mencintai Nina karena terbiasa hidup

bersama. Berbagai konflik dan pertentangan dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari ini yang menarik minat peneliti untuk

menganalisis tokoh utama Nina dalam menghadapi persoalan

pernikahannya. Tokoh utama dalam novel mengalami pergolakan batin dan

psikologi dalam menghadapi permasalahan. Hal ini mempengaruhi pola

pikir, keputusan, dan cara tokoh dalam bertindak.

Berdasarkan kasus dan permasalahan yang telah dijelaskan di atas,

peneliti mengangkat unsur intrinsik untuk mengetahui pelaku-pelaku yang

berkonflik dan kejadian yang menyebabkan konflik batin itu terjadi.

Nurgiyantoro (2012:23) mengatakan unsur intrinsik merupakan unsur yang

membangun karya sastra dan secara faktual dijumpai saat kita membaca

sebuah karya sastra. Komponen ini sangat penting untuk mengkaji sebuah

karya sastra. Unsur intrinsik yang menjadi kunci penting dalam cerita adalah

tokoh, sifat tokoh (penokohan) dan alur yang menjadi struktur cerita secara

keseluruhan. Peneliti mengangkat tiga komponen unsur intrinsik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

5

penelitian ini, yakni tokoh, penokohan dan alur untuk mengetahui penyebab

konflik terjadi.

Selain itu, aspek kejiwaan dan konflik batin tokoh utama dalam novel

Unperfect Marriage perlu diteliti untuk mengetahui kematangan pola pikir

dan tingkah laku tokoh dalam menghadapi persoalan yang dialami, baik

konflik secara eksternal maupun internal. Apabila kejiwaan tokoh tidak

diteliti, pembaca akan kesulitan memahami tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh tokoh dalam menghadapi konflik tersebut. Oleh sebab itu,

pendekatan psikologi sastra dipilih sebagai acuan, dalam memahami sejauh

mana peran psikologi atau kejiwaan yang dituangkan dalam konflik tokoh.

Kemudian, konflik-konflik tokoh dikategorikan ke dalam teori hirarki

kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow, untuk mengetahui penyebab

munculnya konflik tersebut. Maslow (dalam Alwisol, 2004:240),

menemukan teori mengenai lima tingkatan kebutuhan manusia yang dapat

memengaruhi terjadinya konflik dalam diri seseorang. Lima kebutuhan

tersebut antara lain, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman

(safety), kebutuhan dimiliki dan cinta (belonging and love), kebutuhan harga

diri dan penghargaan (self esteem), dan kebutuhan aktualisasi diri (meta).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut.

a. Bagaimanakah unsur intrinsik (tokoh, penokohan, dan alur) dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

6

b. Konflik batin apa saja yang dialami oleh tokoh utama dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari berdasarkan teori Abraham

Maslow?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang akan

dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan unsur intrinsik (tokoh, penokohan, dan alur) dalam

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari.

b. Mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari berdasarkan teori Abraham

Maslow.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoretis dan praktis sebagai

berikut.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti untuk

menganalisis konflik batin tokoh dalam novel, memahami konflik dari

segi psikologis, serta menjadi referensi bagi penelitian sastra Indonesia.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan referensi,

khususnya bagi pembelajaran kesusastraan dalam perkuliahan

maupun pengajar bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

7

2. Bagi Pembaca.

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca

mengenai penyebab terjadinya konflik batin pada tokoh utama dalam

novel. Selain itu, untuk menambah wawasan pembaca dan minat

terhadap karya sastra.

3. Bagi Peneliti Lain.

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pemahaman dan menjadi

acuan bagi peneliti lain yang juga meneliti mengenai konflik batin

dalam novel.

1.5 Batasan Istilah

Penelitian konflik batin dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari mengacu pada istilah-istilah di bawah ini.

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun yang menyebabkan sastra

hadir sebagai karya dan ditemukan saat orang membaca karya sastra.

Unsur tersebut yakni tokoh, penokohan, peristiwa (alur), tema, latar,

sudut pandang, gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2012:23).

b. Tokoh

Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif, atau drama yang ditafsirkan memiliki moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dalam tindakan (Abrams via Nurgiyantoro,

2012:165).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

8

c. Penokohan

Pengarang memberikan kekhasan atau ciri khusus pada masing-

masing pemeran yang mengisi cerita dalam sebuah karya. Penokohan

merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain

(Santoso, dkk, 2008:90). Penokohan dapat disebut sebagai cara

pengarang menyajikan tokoh yang diciptakannya (Sayuti, 2000:89).

d. Alur

Nurgiyantoro (via Suhita & Purwahida, 2018:33) mengatakan alur

merupakan struktur gerak cerita yang erat kaitannya dengan plot, karena

plot terdapat di dalam jalan cerita. Alur dan plot sama-sama mengandung

rangkaian peristiwa, namun plot lebih dari sekedar rangkaian peristiwa.

e. Konflik

Konflik merupakan proses sosial yang berupa perselisihan dan

pertentangan, antara dua orang atau lebih, antara kelompok satu dengan

kelompok lain, yang salah satu pihak berusaha menjatuhkan dan

menyingkirkan pihak lainnya (Suhita & Purwahida, 2018:33).

f. Konflik Batin

Konflik batin merupakan bagian yang integral pada kehidupan

manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keinginan yang arahnya

berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban (Alwisol, 2004:162).

Konflik batin dalam diri seseorang menimbulkan rasa bimbang, putus

asa, tidak percaya diri, sulit mengambil keputusan, dan seringkali

membuat seseorang bertindak gegabah dalam melakukan sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

9

g. Psikologi Sastra

Endraswara (via Minderop, 2010:59) psikologi sastra adalah

sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Psikologi sastra

mempelajari manusia dari sisi dalam. Belajar mengenai psikologi sastra

sangat menyenangkan karena memahami jiwa manusia secara jelas dan

mendalam.

h. Teori Kebutuhan Abraham Maslow

Maslow (dalam Alwisol, 2004:242) mengemukakan teori

kebutuhan dasar manusia dibagi ke dalam lima tingkatan yakni,

kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan, dan

aktualisasi diri.

1.6 Sistematika Penyajian

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti membagi menjadi lima bab. Bab I

berisi pendahuluan. Peneliti menguraikan mengenai (a) latar belakang

masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian,

(e) batasan istilah, dan (f) sistematika penyajian.

Bab II berisi kajian pustaka. Peneliti membahas penjelasan dan

kesimpulan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan konflik batin dalam

tokoh novel. Selain itu, terdapat teori mengenai alur, tokoh, konflik,

psikologi sastra, dan konflik batin, yang akan menjadi acuan untuk

menemukan konflik batin tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari. Bab III berisi metodologi penelitian. Peneliti

menjelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data dan data, instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

10

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi

data. Bab III merupakan tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data, hingga membuat kesimpulan berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan.

Bab VI berisi pemaparan hasil analisis data dan pembahasan hasil

penelitian. Peneliti menjelaskan mengenai unsur intrinsik berupa tokoh,

penokohan, alur, serta konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalam

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Kemudian, peneliti

mengaitkan acuan teori oleh pakar ahli yang digunakan, hasil penelitian, dan

penelitian yang relevan. Hasil analisis yang terdapat pada bab ini akan

disusun sesuai tahapan analisis deskriptif kualitatif.

Bagian akhir pada penelitian ini adalah Bab V. Bab V berisi simpulan

dan saran oleh peneliti yang didapatkan selama melakukan penelitian.

Simpulan berisi keseluruhan hasil yang didapatkan dari analisis unsur

intrinsik berupa tokoh, penokohan, alur, dan konflik batin dari beberapa

kejadian yang telah dibaca maupun diperoleh selama penelitian

berlangsung. Saran berisi usulan-usulan yang ditulis oleh peneliti untuk

dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian pertama yang menjadi acuan dalam skripsi ini ditulis oleh

Desmania Esela (2020) dengan judul Analisis Konflik Batin Tokoh Utama

Lasmirah Novel Jugun Ianfu (Jangan Panggil Aku Miyako) karya E.

Rokajat Asura dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang

mengacu pada teori hirarki kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow.

Metode yang digunakan pada penelitian tersebut adalah deskriptif analisis

dan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik baca dan

catat. Penelitian tersebut mengemukakan komponen alur cerita terbagi ke

dalam bagian-bagian kecil. Pengarang telah menyisipkan konflik ke dalam

bagian alur untuk menambah kemenarikan cerita. Hal ini yang akhirnya

menimbulkan konflik batin tokoh utama Lasmirah yang dikategorikan

berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.

Hasil penelitian itu menunjukkan jenis alur yang digunakan

merupakan alur campuran. Kemudian, tahapan alur terdapat dalam novel itu

meliputi eksposisi, rangsangan, gawatan, komplikasi, klimaks, kemudian

berakhir dengan leraian dan penyelesaian di akhir cerita. Kesimpulan

penelitian itu adalah konflik batin yang dialami oleh tokoh utama

merupakan akibat dari kekerasan fisik yang seringkali diterima. Selain itu,

adanya pertentangan antara keinginan dan harapan yang tidak diinginkan

oleh tokoh utama yang semakin memunculkan konflik lain dalam dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

12

Konflik batin tersebut ialah berkaitan dengan pertentangan Lasmirah dengan

dirinya, Lasmirah dengan keluarganya, dan Lasmirah dengan Pram.

Penelitian kedua yang menjadi acuan dalam penelitian ini ditulis oleh

Fransiska Wenny Wulandari (2018) dengan judul Analisis Konflik Batin

Tokoh Tegar dalam Novel Sunset dan Rosie karya Tere Liye (Pendekatan

Psikologi Sastra) dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra, dan

keterkaitan konflik batin dengan teori hirarki kebutuhan manusia oleh

Abraham Maslow. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik baca dan

catat. Penelitian tersebut menitikberatkan analisis pada unsur pembangun

sastra yang berupa tokoh, penokohan, dan latar.

Hasil penelitian meliputi unsur pembangun menunjukan bahwa tokoh

utama dalam novel tersebut adalah Tegar. Tokoh tambahan adalah Rosie

dan Nathan sebagai sahabat Tegar. Anggrek, Sakura, Jasmine, Lili sebagai

anak-anak Rosie dan Nathan. Sekar sebagai tunangan Tegar. Oma, Clarice

teman Rosie dan Nathan, dan Kadek. Terdapat tiga latar yang terdapat

dalam novel adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Hasil

penelitian yang mengacu pada teori hirarki kebutuhan manusia

menunjukkan bahwa, konflik batin yang dialami oleh Tegar terjadi karena

kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Selain itu, tokoh Tegar juga

mengalami konflik batin yang cukup besar yakni rasa takut yang muncul

pada saat Rosie mengalami bom di Jimbaran, Bali. Penelitian ketiga yang

menjadi acuan dalam skripsi ini ditulis oleh Yuliana Ina, T.B.M (2020)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

13

dengan judul Analisis Unsur Intrinsik (Tokoh, Penokohan, Alur, Latar, dan

Tema) Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer dengan

menggunakan pendekatan struktural. Penelitian tersebut merupakan

penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik baca dan teknik tulis.

Dalam penelitian itu, peneliti menitikberatkan analisis pada unsur

pembangun, yakni unsur intrinsik roman berupa tokoh, penokohan, alur,

latar, dan tema.

Hasil penelitian tersebut mengemukakan tokoh yang terdapat dalam

roman Larasati terbagi berdasarkan peranan pentingnya, yakni tokoh utama

dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam roman tersebut ialah Larasati,

sedangkan tokoh tambahan yang terdapat dalam roman tersebut yakni,

Mardjohan, Lasmidjah (ibu Larasati), Martabat, Jusman, Chaidir, dan

Kapten Oding. Alur yang digunakan dalam roman Larasati adalah alur

maju. Latar yang digunakan dalam roman tersebut adalah latar tempat, latar

waktu, latar sosial-budaya. Tema dalam roman tersebut mengarah pada

perjuangan revolusi, khususnya perjuangan Larasati dan kaum revolusioner

melawan kolonialisme.

Peneliti mengetahui adanya relevansi berupa persamaan dan

perbedaan antara ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Persamaan penelitian pertama dan kedua terletak

pada analisis konflik batin tokoh yang mengacu pada teori Abraham

Maslow, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang dikaji.

Selanjutnya, persamaan pada penelitian ketiga terletak pada analisis unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

14

intrinsik, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang dikaji dan

tinjauan yang digunakan oleh peneliti.

Berdasarkan relevansi persamaan dan perbedaan tersebut, penelitian

ini memiliki kebaruan sehingga layak untuk dijadikan sebagai tugas akhir.

Kebaruan tersebut adalah peneliti mengetahui bahwa analisis unsur intrinsik

berupa tokoh, penokohan, dan alur dalam novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari belum pernah diteliti sebelumnya. Selain itu, data yang

diperoleh melalui hasil analisis novel Unperfect Marriage dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena peneliti menganalisis secara

langsung mengenai konflik batin tokoh utama Nina dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian

tokoh dan penokohan, alur, konflik, konflik batin, psikologi sastra, dan teori

kebutuhan menurut Abraham Maslow. Pemilihan teori-teori tersebut

bertujuan sebagai acuan dalam kerangka berpikir yang digunakan untuk

menganalisis konflik batin tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari.

2.2.1 Tokoh dan Penokohan

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012:165), tokoh cerita

(character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif,

atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

15

yang dilakukan dalam tindakan. Nurgiyantoro (2012:165) mengemukakan

bahwa character dapat berarti „pelaku cerita‟ dan dapat pula berarti

„perwatakan‟. Jones (via Nurgiyantoro, 2012:165) penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam

sebuah cerita.

Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya, tokoh dapat dibagi

menjadi dua yakni, tokoh utama (central character, main character),

sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).

Nurgiyantoro (2012:176) berpendapat, tokoh utama biasanya yang

diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia tokoh yang

dominan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.

Tokoh tambahan berbanding terbalik dengan tokoh utama. Kemunculannya

cenderung lebih sedikit dan tidak dipentingkan. Kehadiran tokoh tambahan

biasanya hanya terjadi jika tokoh tersebut memiliki keterkaitan dengan

tokoh utama, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tokoh-tokoh dalam cerita mewakili berbagai fungsi tertentu, dan

digambarkan dengan cara yang berbeda-beda. Pengarang melukiskan watak

dan sifat tokoh dengan kekhasan masing-masing yang bertujuan agar

kehadirannya menjadi tepat sasaran dalam alur cerita. Kehadiran dan

penghadiran tokoh harus dipertimbangkan dan tak lepas dari tujuan karya

tersebut (Nurgiyantoro, 2012:194). Teknik pelukisan tokoh yang

berhubungan dengan jati diri dapat dibedakan dalam dua cara, yakni teknik

penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

16

(Altenbernd & Lewis via Nurgiyantoro, 2012:194). Teknik ekspositori

menjurus pada pelukisan watak secara langsung, sedangkan teknik dramatik

merupakan pelukisan tokoh secara tidak langsung.

a. Teknik Ekspositori

Teknik ekspositori dikenal juga dengan istilah teknik analitis. Teknik

ini melukiskan tokoh cerita dengan mendeskripsikan, menguraikan,

atau menjelaskan tokoh secara langsung (Nurgiyantoro, 2012:195).

Pengarang menghadirkan watak tokoh tidak bertele-tele, melainkan

langsung dengan deskripsi kediriannya yang berupa sikap, watak,

tingkah laku, atau juga ciri fisik (Nurgiyantoro, 2012:195).

b. Teknik Dramatik

Teknik dramatik melakukan penggambaran watak tokoh secara tak

langsung. Pengarang menunjukan ciri khas tokoh melalui berbagai

peristiwa, aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata

maupun nonverbal, dan tingkah laku. Karya sastra yang berkualitas

cenderung merangkai kejadian bukan hanya melalui konflik, tetapi juga

sifat tokoh pelakunya (Nurgiyantoro, 2012:198).

Nurgiyantoro (2012:201) mengemukakan, pada teknik dramatik

penampilan tokoh dapat disisipkan dalam beberapa teknik. Pertama

yakni teknik cakapan, atau penggambaran melalui percakapan yang

dilakukan antar tokoh. Kedua, eknik tingkah atau teknik yang bersifat

nonverbal, fisik. Hal tersebut dapat terlihat melalui reaksi, tanggapan,

sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat tokoh tersebut. Ketiga adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

17

teknik pikiran dan perasaan. Keadaan, jalan pikiran, serta perasaan yang

seringkali muncul atau dirasakan oleh tokoh dapat menjadi penentu

yang menggambarkan sifat-sifat tokoh tersebut. Keempat adalah teknik

arus kesadaran. Teknik ini memiliki kaitan yang kuat dengan teknik

pikiran dan perasaan. Ciri khas teknik arus kesadaran terletak pada

proses kejiwaan tokoh, melalui kesadaran atau ketidaksadaran tokoh

tersebut (Abrams via Nurgiyantoro, 2012:206). Kelima adalah teknik

reaksi tokoh terhadap peristiwa, konflik, situasi, kata, dan sikap lawan

tokoh. Keenam, teknik reaksi lawan tokoh terhadap tokoh utama yang

berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lainnya. Ketujuh,

teknik pelukisan latar yang dapat menimbulkan kesan tertentu terhadap

pembaca. Teknik ini hanya memiliki sedikit hubungan dengan

pelukisan watak tokoh, akan tetapi tak jarang sifat tokoh dapat terlihat

melalui teknik ini. Kedelapan, teknik pelukisan fisik, hal ini cukup

sering berkaitan dengan keadaan jiwa seseorang. Keadaan fisik dirasa

sangat perlu dan penting sebab melalui penggambaran langsung,

pembaca dapat menciptakan imajinasi tokoh sesuai interpretasinya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh dan

penokohan memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Secara sederhana dapat

diartikan, tokoh merupakan pelaku atau orang yang ditampilkan dalam

cerita. Penokohan merupakan penggambaran watak yang dimiliki oleh

tokoh atau kekhasan dari masing-masing pelaku cerita yang menjelaskan

identitas tokoh tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

18

2.2.2 Alur

Alur cerita merupakan unsur yang sangat penting untuk menentukan

urutan peristiwa dan kejadian dalam sebuah cerita. Definisi mengenai alur

atau plot cukup menjadi perdebatan. Beberapa teori yang mendefinisikan

keduanya merupakan kesatuan yang utuh, tetapi ada pula yang beranggapan

plot memiliki arti lebih dari sekedar mengatur runtutan peristiwa dalam

cerita. Waluyo (2011:9) mengatakan alur atau plot sering juga disebut

kerangka cerita, jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang

menunjukkan hubungan sebab akibat. Wellek (dalam Waluyo 2011:9) plot

merupakan struktur penceritaan. Sayuti (2000:30) berpendapat, bahwasanya

plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau

kejadian kepada pembaca tidak hanya satu urutan waktu, tetapi dalam

hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan. Pengarang menyisipkan

konflik-konflik dalam penulisan alur cerita, dengan maksud mengajak

pembaca merasakan pergolakan tokoh dalam menghadapi konflik yang

berkelanjutan. Hal inilah yang menjadi acuan bagi peneliti untuk

menganalisis konflik batin tokoh utama Nina dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari.

Sayuti (2000:31) menyebutkan, struktur plot dalam sebuah fiksi

terbagi menjadi tiga bagian yaitu, awal, tengah, dan akhir. Awal cerita

mengandung dua hal yang penting, yaitu pemaparan eksposisi dan elemen

yang menunjukan awalan cerita. Eksposisi merujuk pada proses pengarang

untuk menyampaikan berbagai informasi yang diperlukan, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

19

pemahaman cerita dan berpotensi mengembangkan cerita. Menurut Sayuti

(2000:40) terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yakni

kemungkinan-kemungkinan yang terkait dengan awalan cerita:

1. Alinea pertama sebuah fiksi bisa jadi merupakan pilihan terakhir yang

dilakukan oleh pengarang.

2. Peristiwa awal mungkin mata rantai peristiwa yang terkait erat dengan

karakter tokoh utama; atau peristiwa di luar karakter tokoh utama.

3. Peristiwa awal memiliki penggambaran khusus tentang konflik yang

berlanjut pada peristiwa berikutnya.

4. Bagian awal menceritakan peristiwa besar dalam latar tertentu

mengandung konflik tersendiri.

5. Peristiwa kecil bagian awal bertujuan melukiskan watak tokoh atau

menginformasikan sesuatu kepada pembaca.

6. Bagian awal biasanya memuat pengenalan tokoh utama atau tokoh yang

dipandang penting dalam keseluruhan cerita.

7. Bagian awal merupakan hal yang mengarahkan pembaca pada teknik yang

dipakai, baik teknik diam, akuan, atau campuran antara keduanya.

8. Bagian awal merupakan deskripsi narasi tertentu.

9. Bagian awal merupakan informasi tempat, waktu, dan sosial budaya

tertentu.

10. Bagian awal merupakan komplikasi yang akan mengarahkan atau

membangkitkan minat tertentu pada diri pembaca, bisa bersifat mayor atau

minor, internal atau eksternal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

20

Komponen pada situasi awal itu kemungkinan mengelompok dengan

sendirinya pada bagian tengah cerita dan membentuk apattern of conflict

‘pola konflik’. Nurgiyantoro (2012:145) berpendapat, tahap tengah dapat

disebut juga sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan atau

konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi

meningkat, semakin menegangkan. Konflik dalam suatu cerita dapat

dipastikan bersumber pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, pembaca

dapat terlibat secara emosional terhadap peristiwa dalam cerita. Selain

konflik, dalam bagian tengah alur juga terdapat komplikasi dan klimaks.

Sayuti (2000:43) mengatakan komplikasi merupakan perkembangan konflik

dari permulaan yang bergerak hingga klimaks, sedangkan klimaks

merupakan titik tertinggi konflik yang tidak dapat dihindari. Komplikasi

dalam cerita memiliki fungsi penting karena tanpa adanya komplikasi yang

cukup, konflik akan dirasa kurang „merangsang‟ pembaca. Tetapi, tahap

komplikasi dan tahap pemunculan konflik pada bagian sebelumnya cukup

sulit ditemukan perbedaanya. Komplikasi dan konflik dapat dikatakan

berhasil mencapai klimaks, diukur berdasarkan keahlian seorang pengarang

dalam membangun dan menciptakan karya sastranya (Sayuti, 2000:44).

Akhir dari struktur alur berasal dari klimaks menuju ke pemecahan

dan penyelesaian (denouement) atau hasil cerita (Sayuti, 2000:45). Bagian

penyelesaian (denouement), berbagai komplikasi konflik yang telah

mencapai puncak tertinggi klimaks akan kembali menurun untuk mencapai

tahap akhir. Teori klasik Aristoteles, (dalam Nurgiyantoro, 2012:146)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

21

penyelesaian cerita dibedakan ke dalam dua macam kemungkinan:

kebahagiaan (happy end) dan kesedihan (sad end).

2.2.2.1 Klasifikasi Alur Berdasarkan Jenisnya

Pada hakikatnya, terdapat tiga jenis alur, yakni (1) alur garis lurus

atau alur progresif atau alur konvensional, (2) alur flashback atau sorot

balik atau alur regresif, dan (3) alur campuran atau yang pemakaian alur

garis lurus dan flashback sekaligus dalam cerita fiksi (Waluyo, 2011:13).

Waluyo (2011:13) berpendapat, alur garis lurus disebut

konvensional karena penulisan prosa fiksi menggunakan alur tersebut.

Urutan peristiwa berurutan dari awal hingga akhir. Pendapat ini didukung

oleh Sayuti (2000:57 ) yang mengatakan dalam alur kronologis, awal

cerita benar-benar dimulai dari eksposisi, melampaui komplikasi dan

klimaks yang berawal dari konflik tertentu dan berakhir dengan

pemecahan atau (denouement). Alur regresif (flashback), awal cerita bisa

saja merupakan akhir, demikian seterusnya: tengah dapat merupakan

akhir dan akhir dapat merupakan awalan atau tengah cerita. Cerita yang

menggunakan alur jenis ini bisa saja dimulai dengan konflik, kemudian

diikuti oleh eksposisi dan komplikasi tertentu yang mencapai titik

klimaks, dilanjutkan dengan pemecahan masalah (Sayuti, 2000:58).

Alur campuran merupakan penggabungan antara alur garis lurus

(progresif) dan alur flashback. Karya sastra modern saat ini cukup

banyak menggunakan alur campuran karena dianggap lebih menarik dan

memunculkan rasa penasaran bagi pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

22

2.2.2.2 Klasifikasi Alur Berdasarkan Rangkaian Kejadian

Narasi atau rangkaian peristiwa dalam novel biasanya disusun

berdasarkan urutan-urutan waktu. Urutan kronologi ini kemudian akan

membangun pergerakan jalan cerita, mulai dari awal, tengah, hingga

akhir penyelesaiannya. Tahapan alur cerita tersebut dijelaskan sebagai

berikut.

a. Eksposisi (Exposition)

Eksposisi merupakan paparan awal cerita. Pengarang

memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya,

dan hal-hal yang melatarbelakangi tokoh tersebut agar mudah

dipahami pembaca melalui jalan ceritanya (Waluyo, 2011:10). Kenny

(dalam Waluyo, 2011:10) menyebutkan isi dari exposition antara lain

informasi tentang siapa nama tokoh atau tokoh-tokoh utama,

wataknya, hubungan antara tokoh-tokoh itu, tentang suami, istri, anak,

tentang kecantikan atau ketampanan, umur, tempat tinggal, dan segi

sosial atau budaya tokoh tersebut.

b. Rangsangan (Inciting Moment)

Rangsangan atau inciting moment merupakan tahapan mulainya

permasalahan cerita itu muncul. Tahap ini ada yang disebut sebagai

“the element of instability” yang menyebabkan adanya konflik yang

memicu komplikasi sampai pada klimaks cerita (Kenny via Waluyo,

2011:11). Tahap ini merupakan tahap paling awal munculnya konflik

yang kemudian menuju pada tahap gawatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

23

c. Gawatan (Rising Action)

Gawatan atau rising action merupakan tahap konflik dalam cerita

sampai pada situasi yang meningkat (Waluyo, 2011:11). Konflik

terdahulu semakin berkembang menjadi rumit. Peristiwa yang menjadi

inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik yang saling

bersinggungan, bertentangan, dan rumit mengarah pada klimaks

semakin tidak dapat dihindari (Nurgiyantoro, 2012:149).

d. Komplikasi (Complication)

Komplikasi atau complication merupakan tahapan konflik yang

semakin rumit dan ruwet (Sayuti, 2000:44). Bagi pengarang,

komplikasi berfungsi mengendalikan cara mempertinggi intensitas

naratifnya yang secara tidak langsung menyiapkan pembaca untuk

menerima benturan yang penuh pada klimaksnya.

e. Klimaks (Climax)

Klimaks atau climax merupakan titik konflik atau pertentangan

yang dialami oleh tokoh utama mencapai titik puncak tertinggi.

Klimaks dalam cerita dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai

pelaku (Nurgiyantoro, 2012:150). Tahap konflik dalam klimaks bisa

disebabkan oleh berbagai faktor, bisa saja konflik terjadi antara tokoh

utama dengan tokoh tambahan, tokoh dengan fakta dan kenyataan

yang baru terungkap, ataupun dengan hal-hal lain yang bersangkutan

secara langsung dengan tokoh utama. Waluyo (2011:11)

mengemukakan, klimaks merupakan puncak cerita atau puncak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

24

kegawatan, yaitu puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan

jawaban dari semua problem atau konflik yang tidak mungkin dapat

meningkat lebih ruwet lagi. Menurut Kenny (dalam Waluyo, 2011:12)

“the complication attains it’s highest point of intensity, from which

point the outcome of the story is inevitable.” Jika komplikasi tidak

memadai, konflik tidak akan meningkat dan kemungkinan untuk

mencapai klimaks tidak tercapai.

f. Leraian (falling Action) dan Penyelesaian (denouement)

Leraian atau falling action merupakan tahap penyelesaian

konflik yang telah mencapai klimaks. Setelah konflik mencapai titik

tertinggi klimaks, tingkatan konflik tersebut akan kembali menurun.

Rangkaian konflik diberi penyelesaian (denouement) dan ketegangan

dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-sub konflik, ataupun

konflik tambahan juga diberikan jalan keluar, kemudian cerita

diakhiri. Penyelesaian (denouement) merupakan tahapan akhir yakni,

tindakan yang diambil oleh tokoh yang berkonflik untuk menentukan

selesaian cerita yang bahagia (happy end) atau sedih (sad end).

2.2.3 Konflik

Dalam artian yang umum, konflik merupakan suatu peristiwa atau

kejadian yang bertentangan antar individu dengan individu lain, antar

individu dengan kelompok, maupun antar satu kelompok dengan kelompok

lain yang memicu pertikaian satu sama lain. Wellek & Warren (dalam

Nurgiyantoro, 2012:122), konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

25

pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan

adanya aksi dan aksi balasan. Peristiwa dan konflik memiliki kaitan yang

erat, dapat saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, bahkan

konflik pun pada hakikatnya merupakan sebuah peristiwa (Nurgiyantoro,

2012:123). Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan

dalam fungsi manusia, yang tidak dapat dihindari. Hal ini bisa saja terjadi

ketika harapan, minat, atau pendirian seseorang bertabrakan dengan orang

lain (Alwisol, 2004:162). Setiap individu memiliki cara tersendiri untuk

mempertahankan diri melawan pertikaian, penolakan, permusuhan, dan

persaingan dengan orang lain yang cenderung memicu terjadinya konflik.

Peneliti menyimpulkan bahwa konflik merupakan hal dramatik yang

dialami manusia, yakni pertentangan, ketidakcocokan, dan perbedaan

pandangan terhadap sesuatu. Konflik bisa berupa pertentangan dengan

orang lain secara individu maupun kelompok, bisa juga pertentangan

terhadap diri sendiri.

2.2.4 Konflik Batin

Konflik batin atau konflik kejiwaan biasa disebut dengan

psychological conflict. Konflik ini biasanya cenderung menunjukan

kesungguhan seseorang yang berupa perjuangan dalam melawan dirinya

sendiri, sehingga dapat mengatasi dan menentukan apa yang dilakukannya

(Sayuti, 2000:42).

Alwisol (2004:162) mengatakan konflik dalam diri sendiri adalah

bagian yang meliputi seluruh aspek dari kehidupan manusia, misalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

26

dihadapkan pada keinginan dan kenyataan yang berbeda. Kemudian,

perbedaan antara kewajiban dan harapan. Hal ini memicu adanya konflik

dalam diri seseorang. Secara luas dalam cerita, pemicu konflik bisa terjadi

antar sesama tokoh, tokoh dengan kelompok tertentu, tokoh dengan

lingkungan pergaulannya, tokoh dengan keluarganya, dan tokoh dengan

Dewa atau Tuhannya.

Berdasarkan pendapat dua pakar di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa konflik batin merupakan bentuk perjuangan seseorang, dalam

melawan dirinya sendiri untuk menghadapi perbedaan harapan dan

kenyataan. Hal ini menentukan tindakan dan sikap yang diambil seseorang

dalam menghadapi permasalahan kehidupannya.

2.2.5 Psikologi Sastra

Sejak lahirnya ilmu psikologi pada akhir abad ke-18, kepribadian

selalu menjadi salah satu topik bahasan yang penting. Psikologi lahir

sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, melalui

pemahaman tentang kepribadian (Alwisol, 2004:1). Berbicara mengenai

kepribadian, manusia mengekspresikan keinginan dan emosi jiwa dengan

cara yang berbeda-beda, salah satunya hadir dalam bentuk karya sastra.

Kedua hal ini berkaitan erat satu sama lain karena pengarang menuliskan

pergolakan batin dan jiwa dalam karyanya. Penggabungan dua teori ini

dikenal dengan istilah psikologi sastra.

Endraswara (2013:96) mengungkapkan bahwa psikologi sastra

merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

27

Pengarang menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Endraswara

(via Minderop, 2013:59), psikologi sastra merupakan hubungan antara

psikologi dan sastra. Kajian ini mengajak kita untuk dapat memahami sisi

kedalaman jiwa manusia, amat luas dan amat dalam. Wellek & Warren

(2014:88) mengungkapkan bahwa psikologi sastra mempunyai empat

kemungkinan pengertian, yakni studi pengarang sebagai tipe atau pribadi,

studi proses kreatif, studi tipe dan hukum psikologi yang diterapkan dalam

karya sastra, dan dampak sastra pada pembaca. Tokoh neurolog, Sigmund

Freud mengemukakan pendapatnya mengenai teori mimpi dan fantasi.

Freud menganggap mimpi memiliki peranan khusus dalam studi psikologi

sastra. Inti pengamatan Freud terhadap sastra adalah sastra lahir dari mimpi

dan fantasi (Endraswara via Minderop, 2013:17).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

psikologi sastra merupakan hubungan antara psikologi dan sastra yang erat

kaitannya dengan keadaan jiwa maupun kreativitas seseorang. Hal ini bisa

disebabkan karena mimpi dan fantasi dari seorang pengarang yang

dituangkan ke dalam karya sastra.

2.2.6 Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow

Teori Abraham Maslow menekankan pada pentingnya peran

kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Menurut Maslow (via Alwisol,

2004:239), manusia memiliki struktur psikologik yang analog dengan

struktur fisik: manusia memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan

kecenderungan yang sifat dasarnya genetik”. Kebutuhan, kemampuan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

28

kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak

sesuai yang netral.

Maslow (dalam Alwisol, 2004:240) juga mengemukakan, pemuasan

kebutuhan didorong oleh kekuatan motivasi, yaitu motivasi kekurangan dan

motivasi perkembangan. Motivasi kekurangan adalah usaha yang dilakukan

oleh seseorang untuk memenuhi kekurangan yang ada dalam dirinya

(kebutuhan kekuatan, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian). Motivasi

perkembangan merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai

tujuan sesuai dengan potensinya, terus maju, dan menjadi lebih baik

(kebutuhan kreatif, realisasi diri, pengembangan diri). Kemampuan masing-

masing individu untuk memenuhi kebutuhannya memiliki cara yang

berbeda-beda.

Berdasarkan teorinya, Maslow (dalam Alwisol, 2004:242)

mencetuskan lima tingkatan kebutuhan yang disusun berdasarkan bentuk

hirarki atau jenjang dari tingkat paling mendasar. Maslow (dalam Alwisol,

2004:242) juga menunjukkan keterkaitan antara satu kebutuhan dengan

kebutuhan lainnya. Kebutuhan pada tingkat yang paling rendah harus

terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang

tingkatnya lebih tinggi. Kebutuhan fisiologis harus terpuaskan sebelum

muncul kebutuhan rasa aman. Setelah satu kebutuhan terpuaskan, muncul

kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kemudian, kebutuhan tertinggi baru akan

muncul, atau disebut sebagai kebutuhan meta untuk menyempurnakan

pribadi yang bersangkutan (Maslow via Alwisol, 2004:241).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

29

Maslow mengidentifikasi lima tingkatan kebutuhan sebagai berikut.

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga

keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makanan, minuman, gula,

garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis

ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua

kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini. Apabila kebutuhan ini

telah terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan

muncul dan memengaruhi perilaku manusia (Maslow via Alwisol,

2004:243).

b. Kebutuhan Keamanan (Safety)

Setelah kebutuhan fisiologi terpuaskan, muncul kebutuhan

keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas,

kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan

pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan

fisiologis merupakan bentuk pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan

keamanan merupakan kebutuhan hidup jangka panjang. Kebutuhan

keamanan sudah muncul sejak bayi. Sebagai contoh, bayi pada saat

menangis dan berteriak karena perlakuan yang kasar atau karena

perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Anak akan merasa lebih

aman berada dalam suasana keluarga yang teratur, terencana, dan

disiplin, karena suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

30

perubahan dan kekacauan. Masa dewasa, kebutuhan rasa aman bisa juga

diartikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai berikut.

1. Kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap, tabungan dan asuransi,

memperoleh jaminan masa depan.

2. Praktek beragama dan kepercayaan yang membantu orang untuk

mensyukuri keadaan dunianya menjadi lebih bermakna dan seimbang.

3. Pengungsian, manusia perahu dampak perang, bencana alam atau

kerusakan ekonomi (Maslow via Alwisol, 2004:244).

c. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)

Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat peka dengan

kesendirian, pengasingan, penolakan, penderitaan, dan kehilangan

sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan ini sangat penting sepanjang

hidup. Maslow (via Alwisol, 2004:244) berpendapat, cinta tidak sinonim

dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang

melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati, dan mempercayai.

Maslow (dalam Alwisol, 2004:244) membagi rasa cinta ke dalam dua

jenis yakni, Deficiency atau D-love dan Being atau B-love. Kebutuhan

cinta karena kekurangan, D-love; orang yang mencintai sesuatu yang

membuat dirinya tidak merasa sendiri. B-love adalah penilaian apa

adanya tanpa keinginan untuk mengubah orang lain, tidak berniat

memiliki, tidak memengaruhi, dan bertujuan memberikan orang lain

gambaran positif. Sikap menerima diri sendiri dan perasaan dicintai yang

mampu membuka kesempatan kepada orang lain untuk berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

31

d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Maslow (dalam Alwisol, 2004:245) mendefinisikan dua jenis harga diri:

1. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan, kekuatan,

penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan

kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri,

bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan

hidup.

2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other):

kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran,

dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima, dan apresiasi.

Apabila kebutuhan ini diperoleh dan terpenuhi dengan baik, seseorang

akan memiliki sikap percaya diri, berharga, mampu, berguna dan

penting bagi sesama (Maslow via Alwisol, 2004:246).

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Meta)

Setelah seluruh tingkatan kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah

kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini

merupakan kebutuhan seseorang untuk berkembang secara maksimal

dalam mewujudkan bakat, kemampuan, serta potensi dirinya. Aktualisasi

diri adalah keinginan manusia untuk memperoleh kepuasan dengan

dirinya sendiri (self fulfilment). Pada tahap ini, manusia akan menyadari

semua potensi dirinya, menjadi apa saja yang dapat dilakukannya,

menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya (Maslow

via Alwisol, 2004:247).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

32

2.3 Kerangka Berpikir

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Fenomena karya sastra

berupa novel.

Novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari, novel ini

perlu diteliti karena

menceritakan mengenai konflik

batin tokoh utama di dalamnya.

Hasil penelitian ini terdapat unsur pembangun, yakni

unsur intrinsik berupa tokoh, penokohan, dan alur.

Selain itu, terdapat konflik batin yang dialami tokoh

utama Nina dalam novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari.

Tokoh, penokohan, dan alur

dianalisis menggunakan teori

Burhan Nurgiyantoro (2012),

Herman J. Waluyo (2011), dan

Suminto A. Sayuti (2000)

Pendekatan psikologi sastra

mengacu pada teori

Suwardi Endraswara (2013).

Teori kebutuhan dasar oleh

Abraham Maslow (dalam

Alwisol, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam

Novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari: Tinjauan Psikologi

Sastra” ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti

menganalisis kata maupun gambaran yang tidak dapat diukur oleh angka,

membutuhkan analisa mendalam, dan interpretasi dari peneliti. Data dan

fakta yang terdapat di dalam penelitian ini di dijabarkan dalam bentuk

kalimat dan penggambaran yang telah didapatkan oleh peneliti. Menurut

Denzin dan Lincoln (dalam Noor, 2011:33), kata kualitatif menyiratkan

penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum

diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Metodologi

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan

menggunakan tiga tahap. Endraswara (via menderop, 2013:59) merumuskan

tahapan tersebut dimulai dengan pemahaman mengenai teori psikologi

kemudian analisis terhadap sebuah karya sastra. Lalu, peneliti menentukan

karya sastra sebagai objek penelitian dan menentukan teori psikologi yang

dianggap cocok atau sesuai untuk digunakan. Selanjutnya, secara bersamaan

menemukan teori dan objek penelitian. Tahap pendekatan psikologi sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

34

ini menunjukan bahwa kutipan teks atau data yang ditemukan dengan

menggunakan teknik tertentu, dapat mendeskripsikan konsep psikologi yang

diungkapkan oleh tokoh fiksi. Pendekatan psikologi sastra digunakan

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan kejiwaan seorang tokoh utama

dalam menghadapi permasalahan hidupnya yang kompleks. Peneliti

menggunakan novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari untuk

menganalisis dan memahami kejiwaan tokoh utama dan hal yang

memengaruhi perilakunya.

Selain pendekatan psikologi sastra, penelitian ini juga mengacu pada

teori Abraham Maslow mengenai teori kebutuhan dasar manusia. Maslow

(dalam Alwisol, 2004:240) menekankan pentingnya peranan kebutuhan

dalam perkembangan kepribadian seseorang, dan mengkategorikan tingkat

kebutuhan dari yang paling mendasar hingga tingkat paling tinggi.

Kebutuhan tingkat dasar atau paling rendah mempunyai kecenderungan

lebih besar untuk di prioritaskan. Hal ini akan menjadi tolak ukur dalam

menentukan tahap perkembangan psikologi seseorang.

3.2 Sumber Data dan Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data

tertulis, yaitu sebuah novel karya sastra yang berjudul Unperfect Marriage.

Pengarang : Merry Maeta Sari

Tebal Buku : 232 halaman

Tahun Terbit : 2015

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

35

Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan kata, kalimat, dan paragraf

yang mendeskripsikan mengenai unsur intrinsik berupa, tokoh, penokohan,

alur, dan konflik batin tokoh utama.

3.3 Instrumen Penelitian

Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian karena berperan

langsung dalam pengumpulan data berdasarkan teori dan acuan, yang

didapatkan selama mengikuti perkuliahan teori sastra dan apresiasi sastra.

Penelitilah yang melakukan rancangan penelitian sampai melaporkan hasil

penelitiannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti pengumpulan data penelitian menggunakan teknik baca dan

catat. Teknik catat sama dengan teknik menjaring data dengan mencatat

hasil temuan data dari bacaan (Kesuma, 2007:45). Kedua teknik ini

dilakukan untuk memahami keseluruhan isi dan pokok permasalahan yang

akan menjadi acuan penelitian. Peneliti menandai kutipan-kutipan yang

mendeskripsikan adanya unsur intrinsik berupa, tokoh, penokohan, alur dan

konflik batin tokoh utama. Teknik baca dan catat dilakukan sebagai berikut:

1. Membaca cermat dan menyeluruh isi novel sebagai fokus penelitian.

2. Menandai kutipan-kutipan yang memiliki keterkaitan dengan tokoh,

penokohan, dan alur, dan konflik batin tokoh utama.

3. Menginterpretasi unsur intrinsik berupa, tokoh, penokohan, alur) dan

konflik dalam novel sesuai dengan teori-teori yang digunakan sebagai

acuan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

36

4. Mendeskripsikan data yang telah didapatkan sesuai dengan tahap-

tahap tersebut

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan memaparkan dalam bentuk deskriptif

terhadap masing-masing data (Siswantoro, 2010:81). Tahap teknik analisis

data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap analisis diawali dengan mengidentifikasi bagian terkecil berupa

kata, kalimat, dan paragraf yang ditemukan dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta sari dan memiliki kaitan dengan fokus

masalah penelitian.

2. Peneliti menyusun atau memilah-milah data ke dalam bagian yang

memiliki kesamaan.

3. Setelah memilah data yang memiliki kesamaan, peneliti menelaah

kaitan antara satu data dengan data lainnya.

4. Tahap akhir dalam analisis data merupakan tahap membuat

kesimpulan. Kesimpulan yang telah didapatkan dari penelitian disusun

berdasarkan acuan teori yang digunakan.

3.6 Triangulasi

Data dan hasil analisis data dalam penelitian konflik batin tokoh

utama ini harus diperiksa keabsahannya melalui triangulasi. Triangulasi

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010:273). Triangulasi

digunakan guna mencari keterpercayaan dan keakuratan data. Triangulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

37

yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber atau ahli.

Triangulator ahli sebagai penyidik yang memberikan evaluasi kajian objek

penelitian untuk menentukan kebenaran data yang telah diperoleh. Oleh

karena itu, peneliti melakukan triangulasi terhadap data penelitian konflik

batin tokoh utama Nina dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari. Hasil analisis yang ditemukan oleh peneliti kemudian akan

diperiksa keabsahannya oleh pakar atau ahli dalam bidang sastra yakni Ibu

Muncar Tyas Palupi, S.S., M.Hum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti memaparkan deskripsi data, hasil analisis, pembahasan

hasil analisis unsur intrinsik dan konflik batin tokoh utama Nina dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Analisis unsur intrinsik berupa

tokoh, penokohan, dan alur, sedangkan analisis konflik batin tokoh utama Nina

akan dikategorikan berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia menurut Abraham

Maslow. Berikut rincian subbab pada bagian hasil penelitian dan pembahasan.

4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan penjabaran data temuan secara keseluruhan

yang telah didapatkan oleh peneliti. Pada bab ini, peneliti memaparkan data

yang ditemukan dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari.

Novel ini terdiri dari 232 halaman.

Data yang ditemukan peneliti berupa kutipan kata, kalimat dan

paragraf dalam novel Unperfect Marriage, yang memuat unsur intrinsik

berupa tokoh, penokohan, alur, dan konflik batin. Secara keseluruhan, data

dalam penelitian ini berjumlah 107 data.

4.1.1 Deskripsi Data Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage Karya Merry

Maeta Sari

Peneliti menemukan data mengenai unsur intrinsik sebanyak 85 data.

Data tersebut terbagi menjadi beberapa jenis yakni, 24 data mengenai tokoh,

23 data mengenai penokohan, 38 data yang membuktikan jenis dan tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

39

alur dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Sebagai

contoh, berikut ini peneliti memaparkan beberapa contoh data yang telah

ditemukan mengenai unsur intrinsik berupa tokoh, penokohan, dan alur.

Contoh data tokoh

1. Aku tak pernah berani membayangkan, menikah dengan seseorang

yang selama ini ku puja diam-diam (Sari, 2015:16).

Contoh data penokohan

2. Aku tersenyum lebar, muka gantengku bukan jenis muka yang mudah

dilupakan, kan? (Sari, 2015:39)

Contoh data alur

3. Aku masih berusia 15 tahun kala itu, baru memasuki jenjang sekolah

menengah atas (Sari, 2015:12).

4.1.2 Deskripsi Data Konflik Batin Tokoh Utama Novel Unperfect Marriage

Karya Merry Maeta Sari

Selain menemukan data mengenai unsur intrinsik, peneliti juga

menemukan 22 data yang membuktikan pergumulan dan konflik batin yang

dirasakan oleh tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari. Beberapa data yang ditemukan menunjukan bahwa konflik batin

yang disisipkan pengarang membutuhkan analisis dan interpretasi yang

cukup tinggi, karena pengarang tidak menunjukan secara detail mengenai

kebimbangan maupun gejolak yang dirasakan oleh tokoh utama. Sebagai

contoh, berikut ini peneliti memaparkan beberapa data mengenai konflik

batin yang telah ditemukan dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari.

Contoh data konflik batin

4. Kini ia dipaksa mengingat rasa kehilangan bunda yang membuatnya

semakin tersiksa (Sari, 2015:55).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

40

5. Ya Allah, rasa sakit itu masih ada, membayangkan perselingkuhan

antara gadis di depanku ini dan juga Dylan (Sari, 2015:71)

Seluruh data yang ditemukan oleh peneliti telah dicantumkan dalam

lampiran tabel triangulasi data. Novel Unperfect Marriage merupakan salah

satu karya sastra yang mengisahkan tentang kehidupan pernikahan. Novel

ini ditulis oleh Merry Maeta Sari dengan mengambil latar belakang cerita

perjodohan masa modern. Sebelum peneliti memaparkan data dan hasil

analisis, peneliti memaparkan sinopsis novel secara singkat sebagai berikut.

Novel ini menceritakan tentang seorang wanita muslim bernama Nina

yang mengalami banyak peristiwa dan permasalahan terkait kehidupan

pribadinya. Ibu Rahma, sosok wanita yang telah dianggap sebagai orang

tuanya, meminta Nina untuk menikah dengan anak sulungnya, Dylan

Adhiatmaja. Nina tidak menyangka bahwa Dylan yang dimaksud oleh Ibu

Rahma merupakan seorang laki-laki yang pernah dicintainya saat duduk

dibangku SMA. Dylan merupakan kakak kelas Nina ketika itu. Nina tidak

menolak tawaran Ibu Rahma, karena ia telah mengagumi dan mencintai

Dylan sejak lama. Pernikahan pun dilakukannya atas dasar keterpaksaan.

Perjodohan tersebut awalnya terjadi karena Ibu Rahma menyimpan rasa

bersalah yang sangat besar terhadap keluarga Nina. Ibu Rahma-lah yang

menyebabkan kematian Yana, ibu kandung Nina. Saat itu, Yana dan Ibu

Rahma telah saling mengenal sejak lama, karena Yana bekerja di butik

milik keluarga Dylan. Kronologi kejadian saat itu, Ibu Rahma bertengkar

dengan Dylan dan tidak berkonsentrasi saat menyetir kendaraannya. Saat

pertengkaran semakin sengit, Ibu Rahma marah dan tidak benar-benar fokus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

41

mengendarai kendaraannya. Tanpa sengaja, ia menabrak Nina dan ibunya.

Untuk menebus rasa bersalah itu, Ibu Rahma membuat kesepakatan dengan

ayah Nina untuk menjodohkan keduanya.

Kehidupan pernikahan yang tidak harmonis dengan banyak pasang

surut membuat Nina hampir menyerah. Hidup dalam pernikahan sebagai

formalitas tetap dijalani Nina. Mereka tidur secara terpisah, nyaris tak

pernah bertegur sapa. Tetapi Nina tetap menjalankan tugasnya sebagai

seorang istri yang shalihah, memperhatikan kebutuhan Dylan, memasak,

dan mengurus keperluan rumah tangga. Dylan tetap menafkahi Nina sebagai

istrinya, meskipun tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Tetapi

kepahitan harus diterima Nina, sesaat setelah menikah ia mengetahui bahwa

Dylan mencintai, bahkan berselingkuh dengan wanita lain bernama Winda.

Suatu ketika, Nina bersama adiknya pernah menangkap basah Dylan sedang

bermesraan dengan Winda di sebuah pusat perbelanjaan. Sejak saat itu,

Nino yang merupakan adik Nina mengetahui ketidakharmonisan pernikahan

kakaknya. Tetapi Nina memohon pada Nino untuk merahasiakan

kejanggalan rumah tangganya. Ia tidak ingin kedua orang tuanya

mengetahui kehidupan pernikahannya tidak bahagia. Nina juga mengetahui

bahwa Dylan tidak menolak perjodohan yang telah disepakati karena ia

sangat mencintai dan menghargai keinginan sang ibu.

Di lain sisi, Pak Andhika yang merupakan rekan kerja Nina di

sekolah, diam-diam menyimpan perasaan terhadap wanita muda itu.

Andhika berniat mendekatinya. Satu hal yang tidak mengetahui oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

42

Andhika adalah Nina sudah menikah. Andhika merupakan sosok pria yang

pernah menjalin hubungan dengan Winda di masa lalu. Berbagai konflik

terus terjadi dan dirasakan oleh Nina. Tetapi saat hampir menyerah

mempertahankan pernikahannya, Nina justru dibuat semakin bimbang.

Secara tiba-tiba, Dylan mencium dan mengungkapkan perasaannya terhadap

Nina. Ternyata, Dylan mulai terbiasa hidup bersama Nina dan ingin

mempertahankan pernikahan mereka. Novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari ini memiliki tema cerita yang relevan dengan kondisi

masyarakat saat ini, yakni menceritakan tentang ketidakharmonisan

kehidupan pernikahan.

Merry Maeta Sari akrab dipanggil Meta merupakan alumni Fakultas

Kesehatan Masyarakat dan juga dikenal sebagai penulis novel yang cukup

dikenal masyarakat. Meta mengungkapkan bahwa menulis merupakan salah

satu hobinya selain menonton film dan membaca. Beberapa novel yang

sudah ditulis oleh Meta yakni, A Wedding After Story, Cinta Rasa Mie

Instan, Cintaku itu Kamu Halalku, Serendipity (bersama Febby Elwenda

dan Paramita Swasti Buwana), dan Phobia (bersama Mak Catz, Mita Eon,

Nima, Mayya, Aci, dan Jejen). Selain menulis novel, Meta juga menulis

beberapa fiksi di blog pribadi dan akun wattpad miliknya.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, peneliti mengelompokkan subbab hasil

penelitian menjadi dua, yakni hasil penelitian unsur intrinsik yang meliputi,

tokoh, penokohan, alur, dan hasil penelitian konflik batin tokoh utama novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

43

Unperfect Marriage. Peneliti menggunakan teknik baca catat dalam

menganalisis data yang telah ditemukan. Berikut ini uraian hasil penelitian

unsur intrinsik (tokoh, penokohan, alur), dan konflik batin tokoh utama

dalam novel Unperfect Marriage.

4.2.1 Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage Karya

Merry Maeta Sari

Hasil penelitian unsur intrinsik dalam penelitian ini menggunakan

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk memperoleh gambaran isi novel secara menyeluruh. Hasil

penelitian pada subbab ini difokuskan pada unsur intrinsik novel Unperfect

Marriage, meliputi tokoh, penokohan dan alur. Peneliti menganalisis

dengan mengidentifikasi dan menggolongkan kutipan kata, kalimat, dan

paragraf yang menggambarkan pelaku cerita, penggambaran watak, serta

menunjukan tahapan alur cerita. Hal ini dilakukan agar makna novel

Unperfect Marriage dapat ditemukan guna menjawab rumusan masalah.

Peneliti mengetahui bahwa, tokoh dalam novel terbagi menjadi dua,

yakni tokoh utama dan tokoh tambahan. Penggambaran watak tokoh dapat

ditemukan menggunakan dua cara, yaitu teknik langsung (expositori) dan

teknik tak langsung (dramatic). Secara umum alur terbagi menjadi tiga

bagian, yakni awal, tengah, dan akhir. Kemudian, berdasarkan segi

tahapannya, alur terbagi lagi menjadi komponen kecil yakni, pada bagian

awal terdapat eksposisi (exposition), rangsangan (inciting moment), dan

gawatan (rising action), bagian tengah terdiri atas komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

44

(complication), dan klimaks (climax), sedangkan pada tahapan akhir

terdapat leraian (falling action), dan penyelesaian (denouement). Berikut

hasil penelitian unsur intrinsik novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari.

4.2.1.1 Tokoh

Menurut peneliti, tokoh yang dikenai permasalahan dalam

keseluruhan isi cerita layak disebut sebagai tokoh utama. Tokoh ini juga

merupakan tokoh pusat yang menentukan kelanjutan cerita dalam sebuah

karya. Pengertian lain mengenai tokoh utama juga disebut sebagai tokoh

yang diutamakan ceritanya dalam novel. Selain tokoh utama, peneliti

menemukan adanya tokoh pendamping atau biasa disebut dengan tokoh

tambahan. Tokoh tambahan hadir pada saat tokoh tersebut memiliki

keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung maupun tidak langsung.

Novel Unperfect Marriage memiliki berbagai macam tokoh yang

kemunculannya cukup berpengaruh dalam kronologi cerita. Tokoh-tokoh

tersebut yakni, Nina, Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma, dan Winda.

Selanjutnya, peneliti menganalisis tokoh berdasarkan peranannya.

a. Tokoh Utama

Tokoh yang paling banyak mencuri perhatian dan banyak

diceritakan dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari,

adalah seorang wanita muslim bernama Nina. Berdasarkan keterlibatan

tokoh dalam kejadian-kejadian yang membangun cerita, Nina adalah

tokoh yang diutamakan, dan yang paling banyak terlibat dalam setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

45

peristiwa. Nina diceritakan sebagai tokoh wanita shalihah baik hati yang

berjuang mempertahankan pernikahannya. Saat berada dalam berbagai

konflik dan penuh keraguan, Nina tetap memilih untuk menjalani

kehidupan rumah tangga bersama dengan lelaki yang dijodohkan oleh

orang tuanya. Nina merupakan tokoh yang diutamakan ceritanya dalam

novel Unperfect Marriage. Berikut kutipan yang membuktikan

keterlibatan tokoh utama dalam cerita.

1) Ya, sore ini, seperti yang sudah direncanakan dua minggu lalu,

aku akan dilamar secara resmi, di hadapan kedua keluarga besar

kami. Sebenarnya acara lamaran ini hanya untuk formalitas saja.

Toh, pada akhirnya memang tak ada alasan untukku menolak

lamaran ini (Sari, 2015:11).

2) Kemudian aku mencoba meraba hati, untuk kesekian kali,

semenjak tawaran itu diberikan padaku. Lagi-lagi aku masih

belum bisa menetapkan (Sari, 2015: 10).

3) Bahkan memimpikan untuk berteman dekat dengannya pun aku

tak pernah berani. Lelaki dengan sorot mata tajam itu masih sama

seperti pemuda berseragam putih abu-abu tujuh tahun silam yang

membuat dadaku berdesir tiap kali namanya disebut (Sari,

2015:12).

4) Aku masih berusia 15 tahun kala itu, baru memasuki jenjang

sekolah menengah atas. Aku tak pernah benar-benar

mengenalnya. Hanya saja suatu hari, wajah kaku dan sorot

matanya yang dingin serta suaranya yang dalam dan penuh

peringatan mencegahku melewati jalan yang ternyata dijadikan

tempat untuk tawuran dengan murid lain (Sari, 2015:12).

5) Meskipun aku tak pernah benar-benar berani mendekatinya, tetapi

harus kuakui, bahwa ialah yang membuat hari-hariku di sekolah

menjadi semakin bersemangat (Sari, 2015:13).

6) Sebelumnya aku tak pernah berani membayangkan, menikah

dengan seseorang yang selama ini kupuja diam-diam, aku sering

merasa ia jauh tak terjangkau, meskipun sebenarnya dia lebih

dekat dari yang aku kira (Sari, 2015:16).

7) Seharusnya aku mengetahuinya sejak awal. Bahwa setiap

ketidakpeduliannya bukan semata-mata untuk menjaga hubungan

kami sebelum halal. Tapi karena sesungguhnya ia tak pernah

menginginkan pernikahan ini sejak awal. Tapi mengapa?

Mengapa ia tetap melanjutkan proses pernikahan kami, bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

46

sampai perjanjian yang mengguncang langit. Ijab kabulnya di

depan Ayah dan seluruh saksi? Allah . . ! (Sari, 2015:17).

Pada kutipan 1) menunjukan bahwa cerita bermula dari perjodohan

yang dilakukan oleh kedua pihak keluarga yang telah disepakati bersama.

Nina, akan dijodohkan dengan seorang pria bernama Dylan. Perjodohan

tersebut kemudian memunculkan serangkaian konflik bagi Nina. Kutipan

2), sejak awal Nina memiliki keraguan untuk melanjutkan perjodohan

yang direncanakan oleh kedua orang tuanya. Ia kembali

mempertimbangkan, tetapi ia tetap merasakan adanya keraguan yang

muncul dalam dirinya. Kutipan 3) dan 4), lelaki yang dijodohkan dengan

Nina merupakan lelaki yang telah disukainya sejak lama. Bukti terlihat

jelas pada kalimat “pemuda berseragam putih abu-abu tujuh tahun silam

yang membuat dadaku berdesir”. Nina pertama kali mengenal Dylan saat

ia di duduk di bangku SMA. Saat pertama kali mengenal Dylan, Nina

langsung jatuh cinta padanya. Ketertarikannya pada Dylan muncul tanpa

ada tahap pengenalan. Kutipan 5), sejak pertemuan pertama itu, Nina

selalu memikirkan Dylan dan menjadikan hal itu sebagai penyemangat

bagi dirinya sendiri. Kutipan 6), Nina telah mengidolakan Dylan sejak

lama, tetapi tidak pernah membayangkan bahwa sosok yang selama ini ia

kagumi justru dijodohkan dengan dirinya. Kutipan 7), setelah pernikahan

dilangsungkan, Nina mengetahui adanya penolakan dari Dylan saat

mereka berada di kamar pengantin. Dylan memilih untuk pergi

meninggalkan Nina seorang diri dan tidak kembali hingga subuh. Konflik

batin mulai dirasakan oleh Nina pada bagian awal cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

47

Berdasarkan hasil analisis dan bukti-bukti kutipan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage

adalah Nina. Hal ini terlihat berdasarkan intensitas keterlibatan tokoh Nina

sebagai pelaku utama, dan sebagai tokoh yang lebih dominan diceritakan.

Tokoh Nina lebih banyak muncul dibandingkan tokoh lainnya, karena

cerita yang dihadirkan pengarang menunjukan konflik Nina dalam

menghadapi persoalan pernikahan sejak awal.

b. Tokoh Tambahan

Peneliti menemukan adanya tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam

konflik yang dialami Nina, selaku tokoh utama dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari. Tokoh tambahan ini cenderung

terlibat dalam cerita yang pendek-pendek dan dalam intensitas

kemunculan yang relatif singkat. Tokoh tambahan yang ditemukan

peneliti dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari yakni,

Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma, dan Winda. Tokoh tambahan tersebut

merupakan tokoh yang muncul dalam cerita dan peristiwa tertentu.

Tokoh tambahan pertama bernama Dylan. Tokoh ini merupakan

sosok pria yang dijodohkan dengan Nina. Perjodohan tersebut

sesungguhnya tidak diinginkan oleh Dylan, tetapi ia tak mampu menolak

keinginan sang ibu untuk menikahi Nina. Tokoh Dylan hadir dalam

beberapa kutipan berikut.

8) Dylan menghela napas, memilih tak menjawab dan segera

menghentikan sesi sarapannya kemudian meninggalkanku (Sari,

2015:19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

48

9) Aku sempat menoleh ke arah Dylan. Mereka ... mengobrol begitu

hangat. Suatu hal kecil yang bahkan tak pernah kulakukan

dengannya (Sari, 2015:22).

10) Nina cantik, sungguh, ia juga baik. Dia seharusnya sangat mudah

dicintai. Tapi tidak bagiku. Hatiku sudah kutambatkan pada gadis

lain (Sari, 2015 26)

11) Hari itu aku dipertemukan dengan Nina, gadis itu lebih banyak

menunduk dibandingkan memandangku. Dan saat pandangan

kami bertemu, aku hanya takut satu hal: dia jatuh cinta padaku.

Atau ... sebaliknya (Sari, 2015:28).

12) Kehormatan keluarga yang sudah melamar Nina, perasaan Nina,

perasaan keluarga Nina jika aku membatalkan pernikahan ini

(Sari, 2015:29).

Kemunculan tokoh Dylan cukup banyak diceritakan dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Kutipan 8), membuktikan

bahwa Dylan mulai terlibat secara intens dengan tokoh utama sejak

keduanya terikat dalam ikatan pernikahan. Hal ini merupakan awal

keterlibatan tokoh Dylan. Kutipan 9), tokoh Dylan kembali dimunculkan

dalam interaksinya dengan tokoh lain, yakni tokoh Winda. Kutipan 10),

merupakan tanggapan Dylan terhadap sosok wanita yang dijodohkan

dengan dirinya. Kutipan 11), saat rapat keluarga besar diadakan sebelum

acara lamaran, Dylan dipertemukan dengan sosok Nina. Kutipan 12)

Dylan memikirkan nama baik dan perasaan keluarga Nina apabila dia

mengambil keputusan yang salah. Hal ini merupakan beberapa paparan

yang membuktikan keterlibatan tokoh Dylan dalam cerita serta intensitas

kemunculannya. Kedudukan tokoh Dylan cukup berpengaruh pada jalan

cerita dalam novel Unperfect Marriage, karena ia merupakan tokoh

tambahan yang berhubungan dan berkonflik secara langsung dengan

tokoh utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

49

Tokoh tambahan kedua bernama Andhika. Tokoh ini merupakan

sosok lelaki muda yang tampan. Kemunculan tokoh ini dimulai saat ia

terlibat kecelakaan kecil dengan Nina. Sejak pertemuan pertama,

Andhika menaruh hati pada Nina dan berniat mendekatinya. Tetapi saat

itu Andhika lupa meminta nomor ponselnya. Tokoh Andhika diceritakan

sebagai keluarga pemilik yayasan sekolah swasta di tempat Nina

mengajar. Tokoh Andhika terlibat dalam beberapa kutipan berikut.

13) Astaga! Akhirnya aku bertemu dengan gadis itu lagi, sudah

berapa bulan aku tak pernah bertemu dengannya lagi setelah

kecelakaan itu. Bodohnya saat kami berkenalan dulu, aku tak

sempat meminta nomor ponselnya (Sari, 2015:39).

14) “Eh, Mas Andhika, kan?” tanyanya lagi tersenyum padaku.

Masih senyum yang sama, senyum yang membuatku tak bisa

melupakan wajahnya. Kini akhirnya aku bisa bertemu lagi

dengan gadis ini (Sari, 2015: 39).

15) Andhika menebarkan senyum manisnya kemudian

memperkenalkan diri, beberapa guru bercanda menggodanya,

dan ia hanya tersenyum. Matanya sempat menangkap sosok

Nina, kemudian Andhika hanya tersenyum penuh arti pada Nina

yang masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya (Sari, 2015:

40).

Kemunculan tokoh Andhika cenderung lebih sedikit dan hanya

muncul dalam beberapa peristiwa tertentu. Kutipan 13), saat mengantar

keponakannya ke sekolah, secara tidak sengaja Andhika kembali bertemu

dengan Nina. Kutipan 14), Andhika merasa senang karena Nina ternyata

mengingat dirinya meskipun cukup lama tidak bertemu. Andhika

menyukai senyum Nina sejak pertama kali mereka bertemu beberapa

waktu sebelumnya. Kutipan 15), Andhika berniat mendekati Nina hingga

mendaftarkan diri menjadi guru di sekolah milik yayasan keluarganya.

Sekolah itu juga merupakan tempat Nina mengajar. Kutipan-kutipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

50

tersebut merupakan bukti paparan adanya keterlibatan tokoh tambahan

Andhika. Tokoh ini pertama kali muncul pada bagian awal cerita.

Selanjutnya, tokoh Andhika muncul pada setiap bab dalam novel, hanya

saja intensitas percakapan yang dilakukan tokoh ini cenderung pendek-

pendek. Hal ini membuktikan bahwa Andhika merupakan tokoh

tambahan.

Tokoh tambahan ketiga bernama Rara. Rara merupakan guru

bahasa Inggris sekaligus rekan kerja Nina di sekolah. Keduanya

menempuh pendidikan di tahun yang sama, tetapi di Perguruan Tinggi

yang berbeda. Tokoh Rara diceritakan sebagai sosok wanita muda yang

sangat mengidolakan drama dan boygrup dari Korea Selatan. Berikut

kutipan yang membuktikan keterlibatan Rara dalam cerita.

16) Namanya Zahrana, atau biasa dipanggil Rara atau Bu Rara,

tipikal gadis yang ceria. Usianya satu tahun dibawah Nina,

meskipun mereka sebenarnya satu angkatan. Setelah lulus dari

jurusan Sastra Inggris di salah satu universitas swasta di Jakarta,

ia mendaftar sebagai guru Bahasa Inggris di SMP tersebut

bersamaan dengan Nina (Sari, 2015:42).

17) Nina terkikik pelan, ia tahu Rara pecinta berat K-pop, dan dia

memang mengidolakan Super Junior. Beberapa kali Rara

memang bercerita pada Nina, tapi tentu saja Nina tidak tahu

kalau Andhika mirip dengan salah satu member boyband

ternama itu (Sari, 2015:44).

18) Awalnya Rara tidak sadar. Tulisan Nina begitu rapi, seperti

novel-novel dengan menggunakan sudut pandang orang

pertama. Rara menyadari bahwa itu bukan sebuah novel sesaat

setelahnya (Sari, 2015: 57).

Kedudukan tokoh Rara dalam novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari hampir sama dengan tokoh lainnya, yakni memiliki

intensitas keterlibatan cerita yang relatif singkat dan pendek. Tokoh ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

51

pertama kali muncul pada bab 1, halaman 41. Setelah kemunculan

pertama tersebut, tokoh Rara sering diceritakan pada bab-bab selanjutnya

dalam porsi cerita yang pendek, sebagai sosok sahabat yang menghibur

Nina saat berada di tempat kerja. Kutipan 16), Nina memperkenalkan

tokoh Rara sebagai rekan kerja yang cukup dengan dengannya karena

memiliki selisih usia yang dekat. Kutipan 17), Rara menanggapi cerita

Nina dan mengatakan bahwa, Pak Andhika mirip dengan salah satu

personel boyband asal Korea Selatan. Kutipan 18), secara tidak sengaja,

Rara mengetahui konflik pernikahan Nina dan Dylan melalui laptop

pribadi Nina. Kutipan-kutipan tersebut menunjukan keterlibatan tokoh

tambahan Rara dalam cerita. Hal tersebut membuktikan bahwa Rara

merupakan tokoh tambahan.

Tokoh tambahan keempat bernama Ibu Rahma yang merupakan ibu

kandung Dylan. Ibu Rahma juga merupakan bos di tempat kerja Yana,

Ibu kandung Nina. Sejak awal, Ibu Rahma mencetuskan keinginannya

untuk menjodohkan Dylan dan Nina. Hal ini didasari oleh rasa

bersalahnya terhadap kepergian Yana. Ibu Rahma mengetahui bahwa

putranya setengah hati menerima perjodohan yang telah ia buat karena

Dylan telah mencintai wanita lain. Berikut kutipan yang menunjukan

keterlibatan Ibu Rahma.

19) Tante Rahma, wanita yang sangat kuhormati, begitu pula

keluargaku. Beliau seorang pengusaha batik, sebelumnya Bunda

sudah lebih dulu bekerja sama dengan beliau (Sari, 2015: 12)

20) Ibu Rahma menginginkan putra sulungnya itu untuk menikahi

Nina. Sejak awal Ibu Rahma tahu kalau Dylan setengah hati

menerima permintaan beliau untuk menikah dengan Nina. Ya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

52

Dylan mencintai wanita lain, Winda, teman SMA-nya (Sari,

2015:117).

21) Ibu Rahma tersenyum jahil. Sayang sekali beliau tidak bisa

melihat ekspresi Dylan ketika digoda seperti itu. Meskipun tak

yakin juga. Sebab Dylan termasuk dalam jajaran makhluk-

makhluk datar, persis seperti almarhum Papanya (Sari, 2015:

121).

Kemunculan tokoh Ibu Rahma cenderung lebih singkat jika

dibandingkan Andhika dan Rara. Kutipan 19), menunjukan bahwa Nina

sangat menghormati Ibu Rahma sebagai atasan sekaligus teman

bundanya. Kutipan 20), Ibu Rahma-lah yang sejak awal menginginkan

perjodohan antara Nina dan Dylan karena ia menyukai sosok Nina. Ibu

Rahma menganggap, sosok Nina sangat ideal sebagai istri bagi putranya

sekaligus menjadi menantu baginya. Tetapi belakangan ia yakin bahwa

sejak awal putranya setengah hati menerima perjodohan tersebut.

Kutipan 21), sebagai sosok orang tua tunggal yang sangat dekat dengan

anak-anaknya, Ibu Rahma seringkali menggoda Dylan yang nampaknya

mulai terbiasa menjalani pernikahan bersama Nina, walau Dylan enggan

mengakuinya. Kutipan di atas membuktikan adanya keterlibatan tokoh

Ibu Rahma. Keterlibatan tokoh Ibu Rahma cukup dominan pada bab 7,

saat ia membantu Nina dan Dylan untuk memperbaiki keutuhan

pernikahan mereka. Tetapi pada bab berikutnya, kemunculannya kembali

memudar. Hal ini membuktikan bahwa Ibu Rahma merupakan tokoh

tambahan yang hanya muncul pada peristiwa tertentu.

Tokoh tambahan kelima bernama Winda. Ia adalah teman Dylan

semasa SMA. Winda merupakan satu-satunya teman wanita dalam genk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

53

Dylan. Dahulu, Winda dikenal sebagai wanita tomboy dan putri seorang

pengusaha kaya raya. Beranjak dewasa, Winda mengalami kejadian

buruk. Ia ditinggalkan oleh kekasih yang telah menodainya, hingga ia

depresi dan keguguran. Hal ini membuat Dylan bersimpati untuk

membantunya. Bukti keterlibatan tokoh Winda dalam cerita dapat

dibuktikan melalui kutipan berikut ini.

22) Winda adalah satu-satunya wanita yang tergabung dalam genk

Dylan. Dia tidak seperti kebanyakan gadis lainnya. Semua

penduduk SMA juga tahu kalau dia adalah putri seorang

pengusaha sukses. Sebagai seorang putri kaya, dia cukup

berbeda. Dia lebih suka tampil seenaknya dan tomboi, jauh dari

kata manja dan feminin (Sari, 2015: 21).

23) Pria yang menodainya telah meninggalkannya tanpa memberi

penjelasan. Ketika kami membawanya ke rumah sakit, kami

baru tahu bahwa ia kehilangan janinnya yang baru berusia tujuh

minggu. Ia semakin terpuruk dan depresi. Tak ada satu pun

teman yang mengetahui keadaan Winda saat itu kecuali aku.

(Sari, 2015:27-28).

24) Winda masih enggan bertemu dengan pria itu. Bahkan untuk

sekadar mendengar penjelasan Dylan tentang kebohongannya

(Sari, 2015: 61).

Tokoh Winda dihadirkan sebagai sosok orang ketiga dalam

pernikahan Dylan dan Nina. Kutipan 22), tokoh Winda diceritakan

sebagai sosok yang telah lama dikenal oleh Nina dan Dylan sejak duduk

di bangku SMA. Kutipan 23), masa lalu Winda menjadi rumit karena

ditinggalkan oleh lelaki yang dicintainya. Winda menjadi depresi, hingga

keguguran. Kutipan 24), setelah mengetahui kebohongan Dylan

mengenai kehidupan rumah tangganya, Winda marah dan enggan

bertemu pria itu. Keterlibatan tokoh Winda dalam novel Unperfect

Marriage tergolong sangat singkat. Setelah menjelaskan hubungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

54

dan Dylan kepada Nina, tokoh ini menghilang. Keterlibatannya dalam

akhir cerita hanya dikaitkan dengan tokoh Dylan dan tokoh Andhika

tanpa adanya percakapan langsung. Hal tersebut membuktikan bahwa

Winda merupakan tokoh tambahan, karena kehadirannya hanya

dimunculkan dalam beberapa peristiwa tertentu.

Berdasarkan bukti kutipan-kutipan di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa adanya tokoh tambahan dalam novel Unperfect Marriage. Tokoh

tambahan tersebut yakni, Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma dan Winda.

Hal ini diidentifikasi berdasarkan keterlibatan dan kemunculan tokoh-

tokoh tersebut, yang berhubungan dengan tokoh utama baik secara

langsung maupun tidak langsung. Kemunculan tokoh tambahan relatif

singkat dan pendek, karena hanya dibutuhkan dalam beberapa peristiwa

tertentu untuk membangun emosi cerita.

4.2.1.2 Penokohan

Penokohan merupakan penggambaran watak tokoh dalam cerita.

Aspek ini cukup penting dalam menentukan isi dan permasalahan yang

terjadi dalam alur, karena pengarang menghadirkan dan melukiskan watak

tokoh dengan ciri khas masing-masing. Pada novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari, pengarang mendeskripsikan karakter tokoh

menggunakan dua teknik, yakni teknik langsung (expositori) dan teknik tak

langsung (dramatic). Berikut dipaparkan bukti kutipan yang menunjukan

watak dari tokoh-tokoh dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

55

a. Nina

Tokoh Nina digambarkan sebagai sosok wanita yang salihah yang

bertanggungjawab, salehah, baik hati, santun dan sabar. Tetapi di balik

sifat tersebut, ia juga memiliki watak yang bimbang, ragu dan gelisah.

Hal tersebut dapat dibuktikan melalui beberapa kutipan berikut.

25) “Ya, sudah, kalau begitu izinkan saya untuk membayar

pengobatan Mas, saya juga harus ikut tanggung jawab”, ujarku

meyakinkannya (Sari, 2015:8).

26) Diam-diam aku merasa lega ia tak meminta biaya perbaikan

motor, tapi aku juga merasa tak enak, sebab, meskipun bersalah

tapi ia sudah berusaha tak membuatku celaka dan malah

membuat dirinya sendiri cedera (Sari, 2015:8).

27) Satu sisi aku begitu bersemangat, tapi di sisi lain ada sesuatu

yang membuatku sedemikian meragu. Sebab sejak awal hatiku

sudah tak lagi imbang. Ia memilih cenderung, pada suatu hal

yang sebenarnya belum ku pastikan (Sari, 2015: 11).

28) Terlebih saat aku tahu siapa lelaki itu. Satu sisi aku begitu

bersemangat, tapi di sisi lain, ada sesuatu yang membuatku

sedemikian meragu (Sari, 2015:11).

29) Meskipun tinggal dalam satu rumah, kami selayaknya orang

asing. Melakukan aktivitas kami masing-masing tanpa

memedulikan yang lainnya. Bahkan kami tidur di kamar

terpisah. Ia tak pernah berbicara padaku lebih dari dua kalimat

panjang. Terkadang aku mengutuki kebodohanku ... tetap

bertahan dalam rumah tangga yang cacat ini, meski aku tahu

benar apa alasannya (Sari, 2015:17).

30) Dylan tersenyum dan bergegas membuka pagar, Nina yang baru

keluar dari mobil kemudian berjalan mendekat ke arah sang

suami. Nina mencium tangan Dylan dengan khidmat.

“Assalamualaikum.” (Sari, 2015:187).

Setelah insiden kecelakaan yang dialami Andhika, Nina berinisiatif

membayar biaya perawatan. Nina merasa ia juga harus bertanggung

jawab atas kejadian tersebut. Tetapi ia tak bisa membiayai kerusakan

motor Andhika, sebab biaya yang dibutuhkan cukup banyak. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

56

membuatnya merasa tidak enak kepada Andhika. Kutipan 25) dan 26)

merupakan bukti bahwa tokoh Nina memiliki sikap baik hati,

bertanggung jawab dan gelisah.

Kutipan 27) dan 28), setelah mengetahui sosok pria yang

dijodohkan dengan dirinya, Nina justru meragukan keputusan yang telah

dibuatnya. Pada kutipan tersebut, Nina seringkali menimbang-nimbang

keputusannya. Hal tersebut membuktikan bahwa Nina memiliki sifat ragu

dan bimbang. Kutipan 29) setelah menikah, Nina dan Dylan tinggal

bersama di rumah mungil milik Dylan. Tetapi nyatanya, hidup bersama

tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Kutipan ini menunjukan

Nina tetap sabar menjalani kehidupan pernikahannya, meskipun

komunikasi yang terjalin di antara keduanya hanya sebatas formalitas.

Watak ini ditunjukan dengan teknik dramatik pikiran.

Selain itu, tokoh Nina juga diceritakan sebagai sosok wanita

muslim yang salihah. Kutipan 30) menunjukan sikap Nina yang santun

terhadap suaminya. Watak ini ditunjukan dengan teknik dramatik tingkah

laku yang terlihat ketika ia menunjukan sikap santun dan menghormati

pada saat menyebutkan salam serta mencium tangan suami dengan

khidmat.

b. Dylan

Dylan merupakan tokoh tambahan yang hadir ketika orang tua

Nina membuat kesepakatan dengan Ibu Rahma. Dylan merupakan anak

sulung Ibu Rahma, yang dijodohkan dengan Nina berdasarkan keinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

57

kedua belah pihak orang tua. Dylan digambarkan sebagai tokoh yang tak

banyak bicara, mudah bimbang dan tidak jujur. Tetapi dibalik sifat

tersebut, Dylan merupakan sosok yang sangat sayang terhadap ibunya

dan mau mengakui kesalahannya. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam

peristiwa-peristiwa berikut.

31) Dan sekarang aku merasa begitu brengsek. Aku mencintai gadis

lain, tapi aku tak mampu menolak keinginan Mama untuk

menikahi gadis pilihannya (Sari, 2015:26)

32) Antara rasa senang karena cintaku akhirnya berbalas dan rasa

bersalah yang dalam padanya karena aku justru telah

mengkhianatinya, dan juga mengkhianati istri yang mungkin

kini menantiku di dalam pengantin kami (Sari, 2015: 30).

33) Dylan kembali terdiam. Tak tahu harus berkata apa. Ia sendiri

tak tahu sejak dan sampai kapan ia bimbang. Bahkan di

persimpangan seperti ini, saat ia harus memutuskan. Ia masih

saja bimbang. Meragu pada pilihan yang dibuatnya sendiri sejak

awal (Sari, 2015:63).

34) Kalimat Mama hari itu seperti tamparan keras bagiku. Aku

memang bukan seorang alim. Tapi aku tahu seberapa kuat rida

seorang ibu dalam kehidupan anak-anaknya, dan aku tahu

mengapa Mama begitu menginginkan pernikahan ini (Sari,

2015:28).

35) “Jadi ... Mama nanti tinggal dimana?” tanya Dylan ketika

akhirnya Ibu Rahma menelpon dan mengabarkan tentang

rencana renovasi rumah. “Ya di rumah kamu, Nang,” alias anak

lanang. Dylan tak menjawab apa-apa. Lagi pula mana tega ia

membiarkan Mamanya tinggal di apartemen atau kontrakan,

atau menginap di rumah saudara yang lain. Sementara ia punya

anak lelaki yang sudah punya rumah sendiri (Sari, 2015:120).

Dylan menjalin hubungan dengan dua wanita sekaligus yakni,

Nina dan Winda. Saat mulai menjalin hubungan secara diam-diam

dengan Winda, timbul rasa bersalah dalam hati Dylan karena tidak

bisa menentukan pilihannya. Kutipan 31), 32), dan 33), Dylan

mengakui bahwa ia tak bisa menentukan dan mengambil keputusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

58

wanita mana yang akan dipilihnya. Dylan menganggap dirinya adalah

seorang pengecut karena tidak berani jujur dan berterus terang tentang

apa yang sesungguhnya terjadi. Ia seringkali berpikir mengenai

keputusan dan pertimbangan, tetapi belum mampu menentukan

pilihan mana yang akan diambil. Kutipan-kutipan ini menunjukan

bahwa Dylan memiliki sifat tidak jujur, bimbang dan ragu. Watak ini

ditunjukan dengan teknik dramatik pikiran dan perasaan.

Kutipan 34), Ibu Rahma mengetahui bahwa Dylan mulai

mendekati Winda, ia menentang keras keinginan Dylan. Pembicaraan

keduanya mengenai Winda membuat Ibu Rahma murka dan tetap

menginginkan Dylan menikahi Nina. Dylan merenungkan kembali

pembicaraan dengan ibunya. Melalui teknik dramatik pikiran, Dylan

terlihat berbakti pada orang tuanya dan memikirkan rida sang ibu

untuk kehidupannya yang lebih baik. Dylan merupakan tokoh yang

cukup intens berinteraksi dengan ibunya secara langsung, meskipun

dirinya telah hidup terpisah dengan sang ibu, bekerja dan berkeluarga.

Kutipan 35), Dylan sedikit terkejut ketika ibunya memutuskan untuk

tinggal sementara bersama dirinya dan Nina selama masa renovasi

rumah. Hal ini menunjukan bahwa Dylan menyayangi ibunya, dan

tidak tega jika sang ibu harus menginap di tempat lain. Watak ini

ditunjukan dengan teknik dramatik tingkah laku.

Berdasarkan hasil identifikasi kutipan-kutipan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa watak tokoh Dylan adalah sosok pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

59

tidak banyak bicara, tidak jujur, seringkali bimbang dan ragu. Tetapi,

ia juga merupakan sosok anak yang sangat baik dan menyayangi

ibunya. Selain itu, ia juga memiliki sifat yang penyayang.

c. Andhika

Andhika merupakan tokoh tambahan yang dihadirkan secara

singkat pada bagian awal cerita. Tokoh ini mulai intens diceritakan pada

bab 2. Andhika bertemu Nina secara tak sengaja dan berniat mendekati

wanita itu. Ia bahkan menjadi guru olahraga di sekolah milik yayasan

keluarganya, tempat Nina bekerja. Andhika merupakan sosok pria

tampan dengan sifat yang ramah, dan humoris. Selain itu, ia juga baik

hati. Hal itu dapat dibuktikan melalui peristiwa-peristiwa berikut.

36) “Nina, kan?” tanyaku memastikan gadis yang berdiri tak jauh

dari tempatku berdiri. Ia menoleh dan memandangiku bingung

beberapa saat. Aku tersenyum lebar, muka gantengku bukan

jenis muka yang mudah dilupakan, kan? Astaga! (Sari,

2015:39).

37) Ya Allah . . . minta jodoh, ya, Allah, kalau bukan Nina . . . Nina

aja, deh, ya Allah. Tapi udah nggak bisa, ya? Terus saya kawin

sama siapa, ya Allah? Giliran mau serius aja begini amat dah!

Apa jangan-jangan saya belum waktunya serius, ya? (Sari,

2015:100).

38) “Pak Andhika nggak kepikiran buat nikah, tho?”

“Yee, si Bapak, masa saya patah hati malah disuruh nikah, mo

nikah sama siapa, Pak? Sama kambing?!” (Sari, 2015:137).

Kutipan 36), Andhika kembali bertemu Nina setelah pertemuan

pertama mereka berakhir di rumah sakit. Andhika menyadari bahwa ia

menyukai Nina, dan dengan rasa percaya diri mengakui bahwa

wajahnya yang tampan tak mudah dilupakan oleh Nina. Teknik yang

digunakan dalam penokohan ini adalah teknik ekspositori atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

60

perwatakan secara langsung. Andhika digambarkan sebagai sosok pria

yang gencar mendekati Nina. Ia tidak mengetahui bahwa Nina telah

menikah dan berkeluarga. Saat menemani Rara dan Nina ke sebuah

bookfair disalah satu pusat perbelanjaan, Andhika mengetahui

kenyataan tersebut dari Rara. Kutipan 37), mengetahui bahwa Nina

sudah menikah, Andhika patah hati dan putus asa. Keinginannya

untuk mengejar cinta Nina pupus sudah. Ungkapan rasa patah hati

yang dirasakan tokoh ini ditunjukan dengan cara yang unik dan cukup

menggelitik. Watak ini ditunjukan dengan teknik dramatik cakapan.

Kutipan 38), Andhika berbicara dan bercanda dengan seorang guru

senior di tempat kerjanya. Kutipan tersebut menunjukan bahwa

Andhika merupakan sosok yang ramah dan humoris. Teknik yang

digunakan dalam penokohan ini adalah teknik dramatik cakapan.

Berdasarkan hasil analisis kutipan pada paparan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa tokoh Andhika digambarkan sebagai sosok

yang tampan, baik hati dan humoris. Ia juga pantang mundur untuk

berusaha mendekati Nina, meskipun kenyataan membuatnya terpaksa

menyerah.

d. Rara

Rara merupakan tokoh tambahan yang hadir sebagai rekan kerja

Nina di sekolah. Ia adalah guru Bahasa Inggris dan lebih muda satu tahun

dibandingkan Nina. Tokoh Rara digambarkan sebagai sosok gadis

penggemar K-Pop yang dikenal dramaqueen dengan sifat ceria, simpati,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

61

baik hati dan suka bercanda. Hal itu dapat dibuktikan dengan peristiwa-

peristiwa berikut.

39) Guru olahraga baru? Cowok, Mbak? Ganteng nggak?

Hehehehe,” cerocos Rara (Sari, 2015:42).

40) “Iih, enggak, ah. Saya mah, sukanya sama Donghae. Lagi pula

Pak Andhika kayaknya tengil.”

“Huss, jangan sembarangan, ah, beliau baik, kok.” (Sari,

2015:60).

41) Rara hanya nyengir. “Pengen sih, Mbak. Tapi gimana, ya? Nyari

jodoh ternyata nggak segampang di drama Korea, yang gara-

gara tabrakan aja bisa jadian,” Rara mencebikkan bibir (Sari,

2015:139).

Nina menceritakan kepada Rara bahwa ada guru olahraga baru

yang diperkenalkan kepala sekolah setelah upacara bendera. Kutipan

39), mengetahui adanya guru olahraga baru yang merupakan seorang

laki-laki, Rara menanggapi topik „guru baru‟ tersebut dengan candaan

yang ceria. Watak tokoh ini ditunjukan dengan teknik dramatik

cakapan.

Seiring berjalannya waktu, Nina sering kali menjodoh-jodohkan

Andhika dan Rara yang sama-sama berstatus bujangan. Kutipan 40),

Rara dengan sifat ceplas-ceplos dan apa adanya menanggapi bahwa

baginya, Andhika adalah sosok pria tengil. Rara menolak secara halus

tawaran Nina untuk mendekati Andhika. Watak tokoh ditunjukan

dengan teknik dramatik cakapan. Kutipan 41), saat ditanyai Nina

mengenai persoalan pasangan, Rara justru menimpali hal itu dengan

candaan menggelitik. Kutipan ini menunjukan bahwa Rara memiliki

sifat yang ceria dan suka bercanda dengan rekannya. Watak tokoh

ditunjukan dengan teknik dramatik cakapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

62

Berdasarkan identifikasi data kutipan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa tokoh Rara merupakan tokoh yang ceria, suka

bercanda, baik hati, dan apa adanya. Keseluruhan cerita juga

menunjukan tokoh ini seringkali hadir sebagai sosok rekan kerja,

penghibur, dan sahabat yang baik bagi Nina. Karakter Rara yang ceria

mampu membuat Nina melupakan sejenak persoalan pernikahannya.

e. Ibu Rahma

Ibu Rahma merupakan ibu kandung Dylan. Ia juga merupakan

atasan sekaligus teman dekat Yana, ibu kandung Nina. Ibu Rahma

digambarkan sebagai sosok ibu yang sangat pengertian, perhatian,

berwibawa, namun juga tegas dan baik hati. Hal itu dapat dibuktikan

pada peristiwa berikut.

42) “Mama yang terlalu egois, menganggap kamulah istri terbaik

untuk Dylan. Tapi Mama nggak pernah mikirin kalau saja Dylan

nggak jadi suami yang baik buat kamu dan kamu bisa menderita

karena pernikahan kalian.” (Sari, 2015:104).

43) “Demi Allah, Mama nggak rida kalau kamu menikahi wanita

itu! Apa yang kamu lihat darinya, Nang? Ia bahkan tak

menghiraukanmu? Berapa lama lagi kamu menunggu? Ia

mencintai pria lain. Dan akuilah itu bukan kamu.” (Sari,

2015:28).

44) “Ajarin Nina masak makanan kesukaan Mas Dylan ya, Ma ...

dia, sih, mana mau ngasih tahu Nina sukanya apa.” Ibu Rahma

tersenyum lembut, “Tentu, sayang, Dylan memang payah.

Bilang apa yang disuka ke istri aja nggak mau.” (Sari,

2015:142).

Kutipan 42), dipenuhi rasa bersalah dan penuh pengertian, Ibu

Rahma meminta maaf kepada Nina sebab dirinya yang menginginkan

pernikahan tersebut. Ibu Rahma merasa khawatir, Dylan tidak mampu

menjadi figur suami yang baik bagi Nina. Ia menyadari, anaknya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

63

sungguh-sungguh mencintai Nina. Watak tokoh ditunjukan dengan

menggunakan teknik dramatik pikiran dan perasaan. Kutipan 43), Ibu

Rahma mengetahui bahwa Dylan mendekati Winda. Ia menentang

hubungan tersebut. Berdasarkan teknik dramatik cakapan yang

disisipkan pengarang, Ibu Rahma dengan tegas menolak keinginan

Dylan untuk berhubungan dengan wanita itu.

Saat memutuskan untuk tinggal beberapa waktu di rumah

putranya, Ibu Rahma seringkali memasak untuk makan malam.

Kutipan 44), Nina meminta Ibu Rahma mengajarinya memasak

masakan kesukaan Dylan. Ibu Rahma menyanggupi keinginan Nina

dengan penuh perhatian. Watak tokoh ditunjukan dengan teknik

dramatik tingkah laku.

f. Winda

Winda adalah teman Dylan semasa SMA. Ia merupakan seorang

anak pengusaha kaya raya. Winda merupakan tokoh tambahan dalam

novel ini. Ia digambarkan sebagai sosok wanita dengan sifat yang baik

hati, mau meminta maaf dan mau mengalah. Hal tersebut dapat

dibuktikan melalui peristiwa-peristiwa berikut.

45) Aku memang menyayanginya, begitu juga sebaliknya. Tapi aku

tahu aku tak pantas untuknya. Jangan pernah berpikir untuk

meninggalkannya hanya karena ingin melihat orang yang kamu

cintai bahagia bersama orang lain, Nina. Itu bullshit!” (Sari,

2015:73).

46) “Kamu istrinya, Nina ... maaf, aku sama sekali nggak tahu kalau

dia sudah menikah, kalau bukan karena adik kamu yang

memergoki kami, hingga aku akhirnya bertemu Ferro, salah satu

teman kami di SMA. Aku pasti dengan bodohnya masih mau

pacaran dengan pria beristri (Sari, 2015:72).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

64

47) Ia menggeleng perlahan, “Tetap saja itu bukan suatu

pembenaran untuk perselingkuhan. Aku juga wanita. Maafkan

kami, ya ... tetaplah bersama Dylan. Dia pria baik sebenarnya

(Sari, 2015:75).

Setelah mengetahui bahwa Dylan sudah menikah, Winda

berinisiatif mengajak Nina untuk bertemu. Kutipan 45), Winda

berterus terang kepada Nina bahwa ia menyayangi Dylan. Watak

tokoh ini ditunjukan dengan teknik dramatik cakapan. Kutipan 34),

Winda meminta maaf dan berterus terang kepada Nina bahwa ia tidak

mengetahui Dylan sudah menikah. Watak tokoh ditunjukan dengan

teknik dramatik cakapan. Kutipan 47), Winda merasa bersalah atas

hubungannya dengan Dylan. Winda kembali meminta maaf dan

meminta Nina untuk tetap bersama Dylan. Watak tokoh ditunjukan

dengan teknik dramatik cakapan.

4.2.1.3 Alur

Menurut peneliti, analisis alur sangat diperlukan untuk mengetahui

jalinan cerita dan gambaran menyeluruh, serta hubungan sebab akibat dalam

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Peneliti menggolongkan

kutipan kata, kalimat, dan paragraf yang menunjukan tahapan alur, serta

menjelaskan unsur alur agar mengetahui isi novel guna menjawab rumusan

masalah mengenai unsur intrinsik novel Unperfect Marriage. Peneliti

mengetahui bahwa terdapat tujuh tahapan alur dalam sebuah novel untuk

menemukan konflik cerita, yakni tahap eksposisi, rangsangan, gawatan,

rumitan, klimaks, leraian dan penyelesaian. Berikut ini merupakan bukti

yang menunjukan alur cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

65

a. Jenis Alur dalam Novel Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menemukan

terdapat beberapa sisipan alur kilas balik (flashback) dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Alur kilas balik (flashback)

yang disisipkan oleh pengarang ke dalam novel ini mengisahkan tentang

masa lalu tokoh utama maupun tokoh tambahan. Tetapi, kronologi

kejadian berikutnya menunjukkan alur maju (progresif). Alur kilas balik

diceritakan dalam beberapa bagian, yakni pada bab 1, 2, 3, 7, dan 10. Hal

ini digambarkan oleh pengarang pada saat cerita awal perjodohan Nina

dan Dylan yang telah disepakati. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti

berpendapat bahwa jenis alur dalam novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari adalah alur campuran.

Cerita masa lalu dijelaskan bahwa, perjodohan tersebut merupakan

bentuk tanggungjawab Ibu Rahma terhadap kematian Yana, Ibu Nina.

Berikut ini merupakan bukti kutipan yang menunjukan adanya alur

campuran dalam novel Unperfect Marriage.

48) Sampai suatu ketika, aku dan Bunda mengalami kecelakaan

yang hampir merenggut nyawaku. Tante Rahma-lah yang

menolong dan membawa kami ke rumah sakit. Aku kritis,

sementara Bunda meninggal dunia (Sari, 2015:12).

49) “Hari itu aku bertengkar hebat dengan Mama, Mama kalut,

beliau menabrak dua wanita yang sedang berboncengan motor,”

ujar Dylan seolah tak mendengar peringatan Nina. Nina

memejamkan matanya. Ingatannya melesat begitu saja,

membuatnya makin tergugu (Sari, 2015:55).

50) Hanya sebatas tahu, tak sampai akrab. Saat itu Nina belum

berhijab seperti sekarang. Gadis yang begitu santun dan menaati

orang tuanya. Kecelakaan yang disebabkan oleh Ibu Rahma

hingga menyebabkan Yana meninggal dan Nina koma, membuat

Ibu Rahma semakin merasa bersalah (Sari, 2015:118).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

66

51) Aku masih berusia 15 tahun kala itu, baru memasuki jenjang

Sekolah Menengah Atas. Aku tak pernah benar-benar

mengenalnya. Hanya saja suatu hari, wajah kaku dan sorot

matanya yang dingin serta suaranya yang dalam dan penuh

peringatan mencegahku melewati jalan yang ternyata dijadikan

tempat untuk tawuran dengan murid sekolah lain (Sari,

2015:12).

52) Bertahun-tahun kami kehilangan kontak selama kuliah,

membuatku hampir tak mengenalinya saat kami dipertemukan

kembali tiga tahun lalu. Ia berubah, menjadi Winda yang baru.

Tak seperti Winda remaja, Winda dewasa adalah Winda yang

cantik dan anggun (Sari, 2015:27).

53) Winda memutar-mutar jarinya di atas pinggiran gelas. Ia mulai

bertutur. Berkisah tentang masa lalunya (Sari, 2015:74).

54) Mama mengenal Winda sejak kami masih sama-sama duduk di

bangku SMA. Winda satu-satunya gadis di dalam genkku. Dan

Mama sering bertemu dengannya saat kami sama-sama terkena

masalah. Mama juga tahu tentang peristiwa yang menimpa

Winda (Sari, 2015:180).

Kutipan 48), 49), dan 50), alur kilas balik (flashback) menceritakan

kejadian masa lalu tentang kecelakaan Nina dan Yana, ibunya. Penggalan

ketiga kutipan ini diceritakan melalui sudut pandang tokoh yang berbeda-

beda, tetapi mengarah pada kronologi kejadian yang sama. Tujuan dari

kutipan ini adalah untuk mengetahui latar belakang perjodohan yang

telah disepakati oleh orang tua Nina dan Dylan.

Kutipan 51), alur kilas balik (flashback) menceritakan mengenai

awal kejadian saat Nina menyukai Dylan sebelum perjodohan terjadi.

Kutipan 52), menceritakan mengenai pertemuan Dylan dan Winda

setelah kehilangan kontak bertahun-tahun. Bagian ini juga menjelaskan

mengenai perbedaan kondisi Winda saat remaja dan dewasa. Kutipan

53), Winda bertemu dengan Nina dan kembali menjelaskan kejadian

masa lalu yang membuatnya kembali dekat dengan Dylan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

67

menjelaskan bahwa hal itu terjadi secara tidak sengaja. Kutipan 54),

menceritakan kronologi awal Ibu Rahma mengenal Winda. Kutipan ini

juga menjelaskan alasan Ibu Rahma menentang keras keinginan Dylan

untuk menjalin hubungan dengan Winda.

Kutipan-kutipan yang dipaparkan di atas merupakan bukti adanya

hubungan sebab akibat dari cerita masa lalu dan masa kini. Hal tersebut

semakin menyakinkan peneliti bahwa alur yang digunakan dalam novel

ini merupakan alur campuran. Alur kilas balik (flashback) yang

disisipkan pengarang bertujuan agar pembaca mengetahui latar belakang

kejadian masa lalu yang memengaruhi terjadinya peristiwa masa kini.

Oleh sebab itu, peneliti mengambil kesimpulan bahwa alur dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari merupakan alur campuran.

b. Tahapan Alur Novel Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari

Rangkaian peristiwa dalam novel biasanya disusun berdasarkan

urutan-urutan waktu. Urutan waktu atau kronologi ini kemudian akan

membangun pergerakan jalan cerita, mulai dari awal, tengah, hingga

akhir penyelesaiannya. Selanjutnya, peneliti menjelaskan mengenai data

temuan yang mengarah pada jalannya tahapan alur dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari sebagai berikut.

1. Eksposisi (Exposition)

Eksposisi merupakan paparan awal cerita. Pengarang

memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan

hal-hal yang melatarbelakangi tokoh tersebut. Dalam hal ini, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

68

mencantumkan beberapa kutipan yang menunjukan paparan awal novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Eksposisi atau paparan

awal dimulai dengan menceritakan pertemuan tidak sengaja antara Nina

dan Andhika dalam sebuah kecelakaan kecil. Kejadian ini kemudian

membuat Nina dan Andhika saling mengenal. Paragraf selanjutnya

menceritakan rencana perjodohan singkat Nina dan Dylan yang telah

direncanakan. Berikut ini merupakan bukti kutipan yang menunjukan

tahapan eksposisi dalam novel Unperfect Marriage.

55) BRAAAAK! Motor itu melesat jauh dari tempatku berdiri

sekarang. Aku beristighfar sebanyak-banyaknya, jantungku

berdebar keras, bayangan mengerikan melesat begitu saja.

Segera aku menoleh ke arah motor itu. Seperti dugaanku, motor

beserta pengemudinya itu terjatuh setelah menabrak bahu jalan

(Sari, 2015:5).

56) “Bapak Andhika!” panggil salah satu staf di klinik itu. Membuat

kami menoleh. Pria itu bernama Andhika. Aku mengetahuinya

saat kami registrasi tadi (Sari, 2015: 7).

57) Sejak Bunda meninggal, aku memang tinggal bersama Ayah,

Mama, dan adik tiriku, Nino. Mama dan Nino menyayangiku.

Bahkan saat Bunda masih hidup, kami cukup rukun. Ayah dan

Bunda memang sudah bercerai sejak aku SMP (Sari, 2015:9).

58) Ayah dan Mama amat mendukung niat Ibu Rahma untuk

menikahkanku dengan putranya (Sari, 2015:11).

59) Dadaku sesak penuh haru ketika ia mengucapkan ijab kabul.

Resepsi berjalan lancar setelahnya, meskipun tak banyak kata

yang terucap dari mulut kami (Sari, 2015:16).

60) Aku berusaha berpikiran positif, mungkin saja ia keluar untuk

mencari sesuatu. Tapi hingga menjelang subuh aku tak lagi

mendapatinya ada di kamar ini. Beribu pertanyaan mulai muncul

dibenakku, ada apa dengannya? Mungkinkan dia tidak

menginginkan pernikahan ini? Astaga! (Sari, 2015:17)

61) Pertanyaan itu masih belum terjawab hingga pernikahan kami

berusia tiga bulan. Sejak awal menikah kami tinggal di rumah

mungil milik Dylan. Meskipun tinggal dalam satu rumah, kami

selayaknya orang asing (Sari, 2015:17).

62) Beribu pertanyaan mulai muncul dibenakku, ada apa

dengannya? Mungkinkah sebenarnya dia tidak menginginkan

pernikahan ini? Astaga! Seharusnya aku mengetahuinya sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

69

awal. Bahwa setiap ketidakpeduliannya bukan semata-mata

untuk menjaga hubungan kami sebelum halal. Tapi karena

sesungguhnya ia tak pernah menginginkan pernikahan ini sejak

awal. Tapi mengapa? (Sari, 2015: 17).

63) Semakin aku memejamkan mata, semakin bayangan-bayangan

tentang masa SMA, pernikahan kami, kejadian siang tadi, juga

telepon beberapa menit lalu itu berdesak-desakan di kepala.

Mengakumulasi rasa sakit yang kemudian menimbulkan nyeri

luar biasa. Hingga tanpa terasa sudut mataku basah tanpa suara

(Sari, 2015: 25).

Bagian eksposisi atau awalan cerita novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari ditunjukan pada bab 1. Pengarang

menceritakan awal pertemuan Nina dan Andhika dalam sebuah

kecelakaan kecil. Selanjutnya, diceritakan mengenai Nina yang

tampak akur dengan ibu tirinya, serta latar belakang kondisi

keluarganya. Nina juga menceritakan masa lalu kedua orang tuanya

dengan Ibu Rahma, pemilik butik tempat bunda Nina bekerja.

Kemudian, hubungan baik keluarga Nina dan Ibu Rahma ini yang

menuntun Nina pada rencana perjodohan. Nina tidak menolak, tetapi

masih merasa ragu akan pilihannya. Saat awal perjodohan, Nina tidak

menyadari bahwa Dylan tidak menginginkan perjodohan tersebut.

Pernikahan yang tidak harmonis tetap berlanjut hingga beberapa bulan

kemudian. Nina bahkan mulai mencurigai Dylan menjalin hubungan

dengan wanita lain.

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pengarang memaparkan berbagai informasi mengenai tokoh dan

memperkenalkan sifat dari masing-masing karakter dalam cerita pada

bagian awal atau bab pertama dalam novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

70

2. Rangsangan (Inciting Moment)

Rangsangan atau inciting moment merupakan tahapan mulainya

konflik pertama cerita itu muncul. Saat pernikahan yang dijalaninya tidak

kunjung membaik, kenyataan pahit harus kembali diterima Nina, saat ia

dan adiknya secara tidak sengaja melihat Dylan bersama dengan Winda.

Dylan secara terbuka mengakui perasaannya terhadap Winda. Berikut ini

merupakan bukti kutipan tahapan rangsangan (inciting moment) dalam

novel Unperfect Marriage.

64) Ketika Nina berhasil mengejar Nino, pemuda itu rupanya sudah

membuat Dylan tersungkur. Tangan Nina segera menahan

tangan Nino yang siap melayangkan tinju lagi di wajah Dylan

(Sari, 2015:49).

65) Tapi lagi-lagi bibirnya kelu, dadanya terasa sesak menahan

semuanya. “Aku nggak cinta sama kamu,” ujar Dylan.

“Aku tahu,” jawab Nina akhirnya mengeluarkan suara. Sedikit

serak . Tentu saja sejak awal Nina sadar bahwa tak ada

sedikitpun cinta untuknya (Sari, 2015:53)

66) Nina tak pernah tahu bahwa rasanya akan seperti ini. Sesakit ini.

Lebih sakit dari yang ia bayangkan sebelumnya. Isakan pertama

keluar tanpa bisa ia cegah. Nina buru-buru menutup mulutnya.

Ia bahkan tak tahu atas alasan apa air mata ini akhirnya keluar

(Sari, 2015: 54).

67) Nina mencengkram ujung kemeja Dylan. Tak ingin mendengar

lebih jauh lagi. Belum selesai rasa sakit atas pernyataan Dylan

sebelumnya, kini ia dipaksa mengingat rasa kehilangan bunda

yang membuatnya makin tersiksa. Merasa nelangsa sebab

kehilangan cinta terbesarnya (Sari, 2015:55).

68) “Sebab di dekatmulah aku merasa bahagia, Mas. Dengan atau

tanpa kepedulianmu kepadaku. Bahkan sekalipun pada akhirnya

setiap tarikan napasku hanya untuk menghirup luka. Tak apa.

Sebab aku terlebih dulu memilihmu. Memilih untuk

mencintaimu (Sari, 2015:56).

Bagian rangsangan atau inciting moment dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari ditunjukan pada bab 2. Bab 2 ini

menceritakan mengenai hubungan antara Dylan dan Winda diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

71

oleh adik Nina. Nina meminta adiknya untuk merahasiakan hal itu

dari orang tuanya. Selanjutnya, Dylan mengakui secara langsung

bahwa ia tidak mencintai Nina dan berterus terang mengenai masa lalu

yang menyebabkan perjodohan itu terjadi. Tahap rangsangan semakin

rumit pada kutipan 68), saat Nina mengungkapkan perasaannya pada

Dylan.

Berdasarkan analisis kutipan-kutipan pada paparan di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa tahap rangsangan merupakan awal

konflik bermunculan. Permulaan konflik ini pula yang kemudian

menyulut masalah-masalah atau peristiwa lain bermunculan.

3. Gawatan (Rising Action)

Konflik terdahulu menjadi semakin rumit. Permasalahan semakin

berkembang saat Winda mengetahui bahwa Dylan telah menikah saat

menjalin hubungan dengannya. Konflik lain juga terlihat saat Dylan

dipenuhi rasa bersalah dan terbebani saat Nina mengungkapkan

perasaannya. Tokoh-tokoh lain yang berkonflik secara langsung dengan

tokoh utama mulai terlihat pada tahapan pemunculan konflik bagian

gawatan (rising action) ini. Berikut merupakan bukti kutipan data yang

menunjukan tahapan gawatan (rising action).

69) Kalau saja menyakiti secara fisik tidak termasuk dalam tindakan

kriminal, Winda mungkin sudah melemparkan apapun yang ada

di dekatnya kali ini untuk membuat Dylan, paling tidak masuk

rumah sakit (Sari, 2015:61).

70) Winda masih enggan bertemu dengan pria itu. Bahkan untuk

sekedar mendengar penjelasan Dylan tentang kebohongannya

(Sari, 2015:61)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

72

71) Menyakiti Nina tanpa tahu bahwa gadis itu mencintainya saja

sudah cukup membuat Dylan memikul rasa bersalah yang berat,

apalagi ditambah kenyataan bahwa Nina telah jatuh cinta

padanya. Dylan harus benar-benar bertanggungjawab (Sari,

2015:64).

72) Aku menelan ludah, berusaha mengeluarkan suara yang begitu

tercekat. Aku sedang berhadapan dengan wanita yang menjadi

selingkuhan suamiku. Ya Allah, rasa sakit itu masih ada,

membayangkan perselingkuhan antara gadis di depanku ini dan

juga Dylan (Sari, 2015: 71).

Bagian gawatan atau (rising action) dalam cerita novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari ditunjukan pada bab 3.

Bab ini menunjukan konflik cukup rumit mulai terjadi. Winda terkejut

dan sangat marah karena ia merasa telah dibohongi oleh Dylan. Ia

memutuskan untuk mengakhiri hubungan setelah mengetahui bahwa

Dylan sudah menikah. Kutipan 71), Winda menolak untuk bertemu

bahkan mendengar semua penjelasan Dylan, ia begitu marah dan

kecewa.

Konflik menjadi semakin kompleks dalam kutipan 71),

kejujuran Nina mengenai perasaannya justru memunculkan kerumitan

baru bagi Dylan. Ia merasa bersalah kepada Nina karena tidak bisa

membalas perasaannya, tetapi juga tidak mampu meninggalkan

Winda, sosok wanita yang dicintainya. Kutipan 72), mengetahui

bahwa Dylan sudah menikah, Winda berinisiatif menemui Nina secara

langsung untuk meminta maaf dan memberikan penjelasan. Konflik

batin dirasakan oleh Nina saat ia duduk berhadapan dengan wanita

yang menjadi selingkuhan suaminya. Amarah, kesedihan, dan rasa iri

bercampur dalam batin Nina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

73

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

tahapan ini konflik semakin menanjak menuju tahap yang lebih serius.

Pemicu konflik bukan hanya secara eksternal, tetapi juga secara

internal.

4. Komplikasi (Complication)

Komplikasi atau complication merupakan tahapan konflik yang

semakin rumit dan memanas. Tahap ini menceritakan Nina dan Rara

yang terkejut saat mengetahui bahwa Andhika, rekan kerja mereka,

menyukai Nina. Hal itu terbongkar saat Nina dan Rara tanpa sengaja

melihat ponsel Andhika yang berdering. Ternyata selama ini, Andhika

memajang foto Nina sebagai wallpaper ponselnya. Saat itu, Andhika

tidak mengetahui bahwa Nina sudah menikah. Di lain sisi, konflik

kembali muncul saat Dylan mengetahui Winda memutuskan untuk

berangkat dan pindah ke Korea. Konflik lain ikut berkembang saat Nina

mengungkapkan keinginannya untuk benar-benar mencoba

mempertahankan pernikahannya bersama Dylan. Berikut ini merupakan

bukti kutipan-kutipan yang menunjukan tahapan komplikasi dalam novel

Unperfect Marriage.

73) Nina menoleh. Matanya membelalak ketika melihat ponsel

Andhika yang menunjukan nama Galang sebagai si penelpon,

tapi wallpaper ponsel Andhika (Sari, 2015:89).

74) Selama beberapa hari Dylan tampak gusar. Wajahnya kusut dan

tampak lelah. Nina bisa menebak mengapa Dylan mendadak

menjadi seperti zombie akhir-akhir ini. Winda benar-benar ke

Korea (Sari, 2015:105).

75) “Bisakah Mas mencoba mencintai Nina? Nggak, maksud Nina,

bisakah kita mencobanya? Benar-benar mencobanya? Hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

74

tiga bulan. Ayo kita benar-benar mulai ... pendekatan,” (Sari,

2015:107).

Kutipan-kutipan di atas menunjukan bukti bahwa konflik

semakin rumit, terutama saat Nina dan Rara mengetahui bahwa

Andhika diam-diam menyukai Nina. Kutipan 74), sementara itu,

konflik lain muncul ketika Dylan tampak gusar dan gelisah setelah

mengetahui Winda memilih meninggalkannya dan berangkat ke Korea

tanpa pamit. Kutipan 75), di tengah berbagai konflik tersebut, Nina

memberanikan diri untuk meminta Dylan sungguh-sungguh mencoba

melakukan pendekatan dengannya. Bagian komplikasi dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari ditunjukan pada bab 5

dan bab 6.

5. Klimaks (Climax)

Klimaks merupakan puncak cerita atau puncak kegawatan, yaitu

puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan jawaban dari semua

problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat lebih ruwet

lagi. Klimaks dalam novel Unperfect Marriage terjadi saat Dylan marah

besar hingga memukul Andhika. Pada tahap ini juga terdapat fakta baru

yang terkuak, Andhika adalah pria yang menghamili dan meninggalkan

Winda di masa lalu. Rara yang saat itu memulai proses ta‟aruf dengan

Andhika seketika terkejut, dan kehilangan kata-kata saat mengetahui

masa lalu tersebut. Dylan mengungkapkan segala kebenaran yang ia

ketahui tentang Andhika di hadapan Nina dan Rara. Berikut ini

merupakan bukti yang menunjukan tahapan klimaks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

75

76) “BUAGH!!!! Tinju Dylan mengenai wajah Andhika, membuat

Andhika tersungkur karena tidak ada persiapan untuk menangkis

pukulan Dylan yang tiba-tiba. “ASTAGHFIRULLAH!!” jerit

Nina dan Rara hampir bersamaan melihat kejadian tak terduga

itu (Sari, 2015:188).

77) Dylan mendengus keras kemudian kembali berkata dengan

tajam, “Jangan kira gua bakal lupa sama muka lo! Bahkan

sampai 100 tahun kemudian gue nggak bakal lupain muka

cowok berengsek yang udah merkosa temen gue! Ngancurin

hidup dia!” (Sari, 2015:189).

78) “Nina yang harusnya minta maaf, nggak seharusnya Nina

memaksakan kehendak untuk membuat Mas mempertahankan

pernikahan ini,” lanjutnya lagi. Ya ... Dylan masih mencintai

Winda (Sari, 2015:195).

Kutipan-kutipan di atas membuktikan bahwa konflik telah

mencapai tahapan tertinggi. Dylan marah dan mengamuk setelah

melihat Andhika berada di hadapannya. Amarahnya muncul tanpa

kendali. Andhika adalah pria yang selama ini dicintai oleh Winda.

Pada masa lalu, Winda dan Andhika pernah menjalin hubungan.

Winda hamil. Tidak bertanggung jawab, Andhika meninggalkannya

begitu saja. Winda terpuruk dan depresi hingga kehilangan bayinya.

Tetapi saat itu Andhika tidak mengetahui kehamilan Winda, karena

komunikasinya dengan Winda terputus. Hal ini menarik simpati

Dylan. Sebagai seorang teman, ia membantu Winda melalui masa-

masa kelamnya sampai mampu kembali pulih. Kutipan 78), setelah

mengetahui kenyataan itu, Nina justru patah hati dan putus asa. Ia

menganggap Dylan masih memikirkan dan mencintai Winda. Nina

hampir menyerah untuk mempertahankan pernikahannya. Puncak

klimaks dalam novel ini terjadi pada bab 10, terdapat dalam kutipan

76) saat Dylan memukul Andhika di hadapan Nina, dan kutipan 77)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

76

saat Dylan membongkar fakta baru mengenai keterlibatan Andhika

terhadap masa lalu Winda.

6. Leraian (Falling Action)

Leraian atau falling action merupakan tahap penyelesaian konflik

yang telah mencapai klimaks. Setelah konflik mencapai titik tertinggi

klimaks, tingkatan konflik tersebut akan kembali menurun. Pada tahap

ini, Nina mulai menyerah. Harapannya untuk memperbaiki pernikahan

ini pupus begitu saja saat ia melihat kemarahan Dylan kepada Andhika.

Tetapi, perubahan justru terjadi pada tokoh Dylan. Ia memutuskan

untuk memperbaiki pernikahan mereka. Dylan mengakui bahwa setelah

mencoba untuk benar-benar melakukan pendekatan dan membuka hati,

perasaannya terhadap Nina berhasil berkembang. Berikut ini merupakan

bukti kutipan yang menunjukan tahapan leraian dalam novel Unperfect

Marriage.

79) Aku menepati janjiku untuk belajar mencintaimu. Harusnya

kamu juga menepati janjimu untuk membuatku jatuh cinta.

Mempertahankan rumah tangga kita,” lanjut Dylan menatap

Nina yang masih mengerjap kaget (Sari, 2015:196).

80) Mungkin memang dari sananya, Dylan minim akan ekspresi. Ia

masih bersikap biasa saja, sementara Nina mendadak tidak karu-

karuan setelah ciuman pertama mereka. Sebab tidak ada

deklarasi yang pasti kecuali permintaan Dylan untuk tetap

melanjutkan aksi pendekatan mereka (Sari, 2015:203-204).

81) “Saya akan menemui Winda untuk meminta maaf, jika saja itu

cukup. Atau apapun untuk menebus kesalahan saya. Tapi di sisi

lain, saya ... udah mentok sama Rara. Memangnya orang seperti

saya nggak pantas ya, menjadi lebih baik lagi?” ujar Andhika

(Sari, 2015:207)

Kutipan di atas menunjukan konflik menuju pada tahap

selesaian. Tahapan leraian (falling action) merupakan tahap titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

77

terang mulai terlihat dan konflik melonggar. Kutipan 79) dan 80), saat

Nina hampir menyerah, Dylan justru memiliki keinginan untuk

mempertahankan pernikahannya dan mulai mencintai Nina.

Kutipan 81), setelah mengetahui keadaan Winda melalui Dylan,

Andhika berniat menyusul wanita itu ke Korea dan menyelesaikan

persoalan di masa lalu. Hal ini ia lakukan untuk menebus

kesalahannya. Selain itu, Andhika berniat menjalani proses taaruf

bersama Rara. Sebelum proses taaruf dilanjutkan, Andhika berniat

menyelesaikan persoalan masa lalunya. Bagian leraian (falling action)

dalam novel ini terdapat pada bab 11.

7. Penyelesaian (Denouement)

Rangkaian konflik diberi penyelesaian (denouement) dan

ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-sub konflik,

ataupun konflik tambahan juga diberikan jalan keluar, kemudian cerita

diakhiri. Tahap akhir dari semua konflik ini ditunjukan saat Dylan

meminta maaf secara langsung kepada Andhika atas bujukan Nina.

Berikut ini merupakan bukti kutipan-kutipan yang menunjukan tahap

penyelesaian dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari.

82) Ehem,” Dylan berdehem begitu ada di depan Andhika.

“Ada apa?”

“Saya ... mau minta maaf atas insiden beberapa hari yang lalu,”

ujar Dylan datar, matanya enggan menatap Andhika, hanya

sesekali meliriknya.

“Ya, saya memang pantas menerimanya,” jawab Andhika datar.

Dylan mengulurkan tangannya tanda damai. Andhika tersenyum

kecil kemudian menyambutnya (Sari, 2015:209).

83) Meskipun tanpa deklarasi yang jelas, bahkan tidak pernah ada

yang membahas apakah masa tiga bulan yang dulu diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

78

Nina masih berlaku atau tidak, hubungan Nina dan Dylan

membaik. Termasuk hak dan kewajiban sebagai suami istri pun

sudah mereka penuhi dengan baik (Sari, 2015:213-214).

84) Nina menggeleng, “Mbak Winda udah pacaran sama salah satu

staf KBRI, tapi dia udah baikan sama Mas Andhika, mau baca

emailnya?” tawar Nina, Dylan mengangguk (Sari, 2015:214)

85) Rara menghela napas, “Nggak apa adanya juga. Kamu juga.

Jangan terima aku apa adanya. Dengan pernikahan ini, kita

harus jadi yang lebih baik,” ujar gadis itu sambil tersenyum.

Andhika balas tersenyum. Ditatapnya mata milik istrinya itu dan

dikecupnya kening Rara dengan sepenuh cinta (Sari, 2015:220)

Berdasarkan bukti kutipan di atas, masing-masing konflik

memiliki penyelesaian masing-masing. Kutipan 82), atas bujukan

Nina, Dylan akhirnya meminta maaf kepada Andhika atas kejadian

kurang menyenangkan dan kesalahpahaman yang terjadi di antara

mereka. Kutipan 83), hubungan Nina dan Dylan semakin membaik

dan memutuskan untuk bertahan dalam pernikahan mereka. Selain itu,

hubungan pertemanan antara Nina dan Winda tetap terjalin. Nina dan

Winda menjalin komunikasi yang baik melalui email. Kutipan 84)

Winda benar-benar menetap di Korea dan memulai kehidupan baru

dengan seorang pria asal Indonesia yang bekerja di KBRI. Kutipan

85), setelah menyelesaikan persoalan dengan Winda, Andhika

memantapkan proses ta‟aruf dengan Rara dan menikahinya. Bagian

penyelesaian (denouement) dalam novel Unperfect Marriage terjadi

pada bab 11 dan 12.

Bukti kutipan di atas menunjukan bahwa tahap penyelesaian

yang disuguhkan pengarang merupakan akhir cerita yang bahagia

(happy ending). Hal ini terlihat pada kutipan 82), 83), 84), dan 85),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

79

tokoh yang terlibat dalam berkonflik mendapatkan selesaian cerita

yang baik dan memuaskan. Selain itu, konflik dan peristiwa yang

dialami masing-masing tokoh menemukan titik terang dan jalan keluar

masing-masing.

Berdasarkan identifikasi dan analisis tahapan-tahapan alur cerita

di atas, peneliti menemukan tahapan alur dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari meliputi eksposisi, rangsangan

(inciting moment), gawatan (rising action), komplikasi (complication),

klimaks (climax), leraian (falling action), dan penyelesaian

(denouement). Selain tahapan alur, peneliti juga menemukan adanya

konflik internal atau konflik batin yang dialami tokoh utama Nina.

Pengarang menyisipkan konflik internal dalam novel Unperfect

Marriage bertujuan untuk membangun emosi pembaca dan

menambah kemenarikan cerita.

Konflik batin atau konflik internal dapat diartikan sebagai

gejolak atau tekanan jiwa yang dialami tokoh dalam menghadapi

persoalan kehidupan. Bukan hanya dalam novel atau karya fiksi, tetapi

pada kenyataannya, sangat banyak individu yang mengalami konflik

batin hingga memengaruhi kondisi psikologi pribadi yang

bersangkutan. Tak jarang seseorang dapat melakukan hal-hal diluar

akal sehat karena tidak mampu menyelesaikan dan berpikir jernih

dalam menghadapi persoalan kehidupan. Hal ini terjadi karena adanya

perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga keadaan kejiwaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

80

berada dalam kondisi yang kurang baik. Dampak dari konflik

kejiwaan ini dapat memengaruhi seseorang dalam bertindak dan

mengambil keputusan. Berikut ini merupakan beberapa konflik batin

yang ditemukan peneliti dalam alur novel Unperfect Marriage.

Konflik batin pertama kali muncul dalam tokoh Nina pada tahap

eksposisi, kutipan 62) saat nina mulai mempertanyakan alasan Dylan

tidak menolak perjodohan tersebut. Kemudian, konflik batin kembali

muncul pada kutipan 63), saat kompilasi perasaan sakit hati, curiga,

sedih, dan cemburu mulai dirasakan oleh Nina. Permasalahan semakin

rumit, dan kemunculan konflik-konflik yang semakin banyak menjadi

pemicu baru bagi tokoh Nina.

Tahap rangsangan, konflik batin juga dimunculkan pada kutipan

65) dan 66), saat Dylan mengungkapkan bahwa ia tidak mencintai

Nina. Penolakan ini membuat Nina semakin merasa terpuruk. Hal ini

diperjelas pada kutipan 67), Dylan menceritakan kronologi kecelakaan

ibu kandung Nina yang menjadi penyebab perjodohan itu terjadi. Luka

masa lalu saat ditinggalkan oleh mendiang ibunya, ditambah dengan

keadaan pernikahannya yang menyedihkan membuat Nina merasa

nelangsa. Selanjutnya pada bagian gawatan, pengarang memunculkan

konflik batin pada kutipan 72), ketika Nina bertemu dengan Winda,

sosok orang ketiga dalam pernikahannya dan Dylan. Kemudian,

konflik batin bagian klimaks ditunjukan pada kutipan 78), saat Nina

hampir menyerah mempertahankan pernikahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

81

Bukti kutipan dalam paparan tahapan alur di atas menunjukan

bahwa peristiwa yang dialami Nina lebih banyak berhubungan dengan

perasaan tak dianggap, tak dicintai, dan sakit hati atas rasa kehilangan

yang dipendam seorang diri. Kemunculan tokoh Winda sebagai sosok

selingkuhan Dylan semakin menambah keterpurukan Nina.

Berikutnya, peneliti menggolongkan konflik batin tokoh utama Nina

berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia oleh Abraham Maslow.

4.2.2 Hasil Penelitian Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam Novel

Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari

Berdasarkan data dan analisis, peneliti telah mengetahui penyebab

konflik batin yang dialami oleh tokoh utama Nina dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari. Selanjutnya, peneliti mengidentifikasi

dan menginterpretasi lebih mendalam dengan mengkategorikan konflik

batin berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia dari Abraham Maslow.

Teori kebutuhan dasar manusia diklasifikasikan dalam lima tingkatan,

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan (safety), kebutuhan dimiliki dan

cinta (belonging and love), kebutuhan harga diri (self esteem), serta

kebutuhan aktualisasi diri (meta). Analisis psikologi sastra mengenai

kebutuhan dasar manusia akan diuraikan untuk melihat faktor penyebab

terjadinya konflik batin tokoh utama Nina, yaitu adanya kebutuhan dasar

yang tidak terpenuhi dengan baik. Berikut ini merupakan penjelasan dan

hasil analisis peneliti berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia oleh

Abraham Maslow.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

82

4.2.2.1 Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis tokoh Nina cukup terpenuhi dengan baik,

terkecuali kebutuhan terhadap seks. Berikut ini merupakan kutipan-kutipan

yang menunjukan kebutuhan tersebut.

86) Aku kemudian menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk

kami. Nasi goreng dan telur ceplok selalu menjadi menu andalan

ketika aku disibukkan dengan skripsi atau pekerjaan (Sari,

2015:18-19).

87) Siang ini, Shara, Lena, dan Caca mengajakku untuk makan

siang di salah satu rumah makan dekat kampus kami. Kami

berempat baru saja menyelesaikan administrasi untuk wisuda

dan akhirnya memutuskan untuk makan siang bersama (Sari,

2015:20).

88) Nina menatap kecut belanjaannya. Banyak sekali. Kenapa ia

begitu brutal tadi waktu belanja, meskipun itu semua kebutuhan

sehari-hari, ditambah dengan kebutuhan pribadinya. Sekarang ia

sendiri sedikit kerepotan membawa belanjaannya, apalagi ia

harus naik kendaraan umum (Sari, 2015:46).

89) Tapi tak ada jawaban, membuat Dylan memberanikan diri untuk

membuka pintu kamar Nina. Gadis itu tertidur nyenyak setelah

memakan separuh buburnya dan meminum obatnya (Sari,

2015:83).

90) “Nina, maaf kalau aku tidak bisa menjadi suami yang baik buat

kamu, bahkan maaf-tidak bisa memberimu nafkah batin. Kamu

gadis yang cantik dan baik, asal kamu tahu, setiap lelaki bisa

saja berhubungan suami istri bahkan tanpa mencintai partner-

nya. Tapi, aku nggak bisa melakukan itu sama kamu. Aku

menghormati kamu. Dan aku mau kamu tidak dirugikan sama

sekali kalau misalnya kita berpisah nantinya,” ujar Dylan (Sari,

2015:131).

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, kebutuhan fisiologis Nina

terpenuhi dengan baik. Ia tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan fisiologis seperti, makan, berbelanja, dan tidur. Akan

tetapi, kebutuhan seks tidak terpenuhi dengan baik. Dylan menolak

untuk melakukan hubungan suami istri sebelum ia benar-benar

mencintai Nina. Dylan sangat menjaga jarak dengan Nina dan enggan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

83

berhubungan layaknya suami istri sampai ia benar-benar mencintai

Nina. Terpenuhinya kebutuhan fisiologis tokoh Nina Dalam novel

Unperfect Marriage, terdapat pada bab 1, 2, 4, dan 7.

4.2.2.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety)

Kebutuhan rasa aman Nina terpenuhi dengan baik. Ia tidak memiliki

kecemasan yang berat mengenai lingkungan, batasan, dan kebebasan yang

dimilikinya. Nina juga memiliki pekerjaan dan gaji yang memungkinkan

untuk menabung. Selain itu, suaminya juga menafkahi kebutuhan rumah

tangga dengan baik. Berikut ini merupakan bukti terpenuhinya kebutuhan

rasa aman tokoh Nina dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari.

91) Sekarang aku hanya harus berkonsentrasi pada skripsi juga

pekerjaanku sebagai karyawan magang di sebuah SMP swasta,

aku memang sudah mulai bekerja sambil kuliah sejak semester

empat. Awalnya hanya menjadi guru bimbingan belajar, tapi

kemudian ada satu tawaran untuk menjadi guru magang, maka

aku pun menerimanya (Sari, 2015:10).

92) “Jadi benar itu Mas yang mentransfer?” tanyaku lagi

memastikan. Bulan lalu aku menerima sejumlah uang di

rekeningku. Ku pikir ayah yang memberikannya, meskipun

setelah magang aku nyaris tak pernah mendapat dukungan

finansial secara rutin dari ayah, hanya beberapa kali sebagai

hadiah (Sari, 2015:19).

93) “Mas, eum ... murid Nina berhasil lolos di olimpiade

matematika kemarin,” ujarku saat kami dalam perjalanan pulang

sore itu. Hari ini aku mengisi ekstrakurikuler KIR matematika,

pengampunya adalah aku dan Bu Diah, jadi jam lima sore aku

baru keluar dari sekolah. (Sari, 2015:161)

Berdasarkan kutipan di atas, kebutuhan keamanan atau rasa

aman tokoh Nina terpenuhi dengan baik. Keseluruhan cerita dan alur

menunjukan bahwa Nina tidak memiliki kecemasan yang berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

84

mengenai lingkungan, batasan, dan kebebasan yang dimilikinya. Nina

juga memiliki pekerjaan dan gaji yang memungkinkan untuk

menabung. Selain itu, suaminya juga menafkahi kebutuhan rumah

tangga dengan baik. Terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman tokoh

Nina Dalam novel Unperfect Marriage, terdapat pada bab 1 dan 9.

4.2.2.3 Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan Dimiliki (Belonging and Love)

Manusia merupakan makhluk yang cukup sulit menerima kesendirian,

penolakan, kehilangan, dan pengasingan. Salah satu keinginan terbesar

manusia adalah mencintai dan dicintai, baik oleh lingkungan keluarga,

pergaulan, maupun pasangan hidup. Rasa cinta membangun hubungan sehat

antara manusia yang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati,

dan saling percaya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi dengan baik, perilaku

manusia tentu akan mengalami perubahan. Hal ini sejalan dengan situasi

yang dialami oleh tokoh Nina. Berikut kutipan yang menunjukan tidak

terpenuhinya kebutuhan cinta atau dimiliki dalam novel Unperfect

Marriage.

94) Melakukan aktivitas kami masing-masing tanpa memedulikan

yang lainnya. Bahkan kami tidur di kamar terpisah. Ia tak

pernah berbicara kepadaku lebih dari dua kalimat panjang.

Terkadang aku mengutuki kebodohanku ... tetap bertahan dalam

rumah tangga yang cacat ini, meski aku tahu benar apa

alasannya (Sari, 2015:17).

95) “Aku nggak cinta sama kamu,” ujar Dylan. “Aku tahu,” jawab

Nina akhirnya mengeluarkan suara. Sedikit serak. Tentu saja

sejak awal Nina sadar bahwa tak ada sedikitpun cinta untuknya.

“Pernikahan ini nggak utuh, Nina.” (Sari, 2015:53).

96) “Aku mencintainya, aku menunggu sekian lama agar dia mau

membuka hatinya untukku, tapi ketika dia mau membuka

hatinya untukku, kamu dihadirkan Mama. Kenapa harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

85

pernikahan ini bayarannya?” suara Dylan melemah (Sari,

2015:54).

97) “Aku nggak mungkin menolak permintaan Mama. Sungguh aku

berharap kamulah yang menolak perjodohan ini. Tapi kamu

menerimanya. Bahkan setelah menikah, berkali-kali aku

menyakitimu, tak menganggapmu. Tapi kenapa kamu tak

mengadukannya pada Mama atau orang tuamu? Kenapa kamu

tak meninggalkanku? Mencari kebahagiaanmu sendiri, kamu

berhak berbahagia, Nin...!” (Sari, 2015:55-56).

98) “Nina, aku sudah mencobanya. Tapi ternyata ... ini hanya akan

semakin menyakitimu.”

“Memangnya apa yang sudah Mas coba?” tanyaku tersenyum

miris, “selama ini kita belum mencoba apa pun. Kecuali berlaku

sebagai suami istri secara formalitas dan simbolis. Kita belum

benar-benar mencoba untuk menjadi suami istri yang

sesungguhnya dan mencoba saling mencintai.” (Sari, 2015:107).

Berdasarkan kutipan di atas, kebutuhan akan rasa cinta tokoh

Nina tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini terjadi karena Dylan

menyimpan rasa cinta kepada wanita lain. Nina telah berusaha

mempertahankan pernikahannya, tetapi Dylan tidak pernah benar-

benar menganggap Nina sebagai sosok istri yang potensial baginya.

Rasa terpaksa atas perjodohan membuat Dylan menganggap bahwa

Nina adalah sumber masalah bagi keduanya. Tidak terpenuhinya

kebutuhan rasa cinta dan dimiliki oleh tokoh Nina terdapat pada bab 1,

2, dan 6.

4.2.2.4 Kebutuhan Harga Diri dan Penghargaan (Self Esteem)

Harga diri dapat terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah

menghargai diri sendiri, yakni orang membutuhkan pengetahuan tentang

dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan

tantangan hidup. Kedua adalah penghargaan dari orang lain yakni,

keberadaan yang diakui, dianggap, dihargai, diterima, dan dihormati. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

86

novel Unperfect Marriage, tokoh Nina mendapatkan kebutuhan

penghargaan melalui lingkungan di sekelilingnya. Nina tidak pernah merasa

diasingkan ataupun terhina saat berada di lingkungannya. Berikut

merupakan bukti kutipan yang menunjukan terpenuhinya kebutuhan harga

diri dan penghargaan tokoh Nina dalam novel Unperfect Marriage.

99) “Kamu istrinya, Nina ... maaf, kalau aku sama sekali nggak tahu

kalau dia sudah menikah, kalau bukan karena adik kamu yang

memergoki kami, hingga aku akhirnya bertemu Ferro, salah satu

teman kami di SMA. Aku pasti dengan bodohnya masih mau

pacaran dengan pria beristri.” (Sari, 2015:72).

100) “Jangan pernah berpikir untuk meninggalkannya hanya karena

ingin melihat orang yang kamu cintai bahagia bersama orang

lain. Itu bullshit! Tetaplah bersamanya. Dylan akan segera

melupakanku. Perasaan kami tak sedalam itu.” (Sari, 2015:73).

101) “Mama salah. Mama yang terlalu egois, menganggap kamulah

istri terbaik untuk Dylan. Tapi Mama nggak pernah mikirin

kalau saja Dylan nggak jadi suami yang baik buat kamu dan

kamu bisa menderita karena pernikahan kalian.” (Sari,

2015:104).

Kutipan di atas menunjukan bahwa kebutuhan harga diri dan

penghargaan tokoh Nina terpenuhi dengan baik. Nina tumbuh di

lingkungan keluarga yang baik, menghargai dan menyayanginya.

Setelah itu kandungnya meninggal, Nina hidup bersama dengan ayah

dan mama tirinya. Tetapi, ibu tiri Nina diceritakan sebagai pribadi

yang baik dan perhatian. Hubungan Nina dan ibu tirinya terjalin

dengan sangat baik. Selain itu, Ibu Rahma yang merupakan mertua

Nina juga memperlakukannya dengan baik dan menganggapnya

sebagai wanita yang layak menjadi pendamping Dylan.

Tokoh tambahan Winda, yang merupakan selingkuhan Dylan,

menjalin pertemanan dan komunikasi yang baik dengan Nina. Winda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

87

menghargai Nina sebagai istri Dylan. Terpenuhinya kebutuhan akan

harga diri dan penghargaan terdapat pada bab 1, 3, dan 6.

4.2.2.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri (Meta)

Kebutuhan aktualisasi diri dalam novel Unperfect Marriage

menggambarkan bahwa Nina mengalami kesulitan menjalani proses

berkembang dan berkomunikasi dalam kehidupan pernikahannya. Nina

selalu merasa putus asa dan menghindar setiap kali memulai komunikasi

dengan Dylan. Ia selalu merasa rendah diri jika dibandingkan dengan

Winda. Tidak ada keberanian dari tokoh Nina untuk memulai pembicaraan

dengan suaminya, meskipun sesungguhnya ia memiliki banyak pertanyaan

yang ingin diajukan. Berikut merupakan bukti tidak terpenuhinya kebutuhan

aktualisasi diri (meta) tokoh Nina dalam novel Unperfect Marriage.

102) Aku menghela napas. Oh, bukankah aku hanya perlu bersyukur

bahwa aku masih bisa berada di dekatnya, menangkap sosoknya

melalui indraku, dan merasakan kehadirannya walau tak

terjamah. Ketika Dylan menyadari bahwa aku sejak tadi

memperhatikannya, ia menoleh dan menatapku sejenak,

kemudian kembali melakukan aktivitasnya (Sari, 2015:18).

103) Dylan menghela napas, memilih tak menjawab dan segera

menghentikan sesi sarapannya kemudian meninggalkanku.

Komunikasi kami selalu seburuk ini, hingga rasanya tak ada

ruang bagiku untuk mempertanyakan kejanggalan rumah tangga

kami (Sari, 2015:19-20).

104) “Tadi ... kita sampai mana?” tanyanya berubah datar saat

kembali menatapku. Ke mana wajah lembutnya tadi? Astaga,

Nina, bahkan setelah apa yang terjadi selama ini, memangnya

kamu bisa berharap apa? “Nggak apa-apa, lupain aja,” jawabku

memaksakan tersenyum (Sari, 2015:24-25).

105) “Kamu ... nggak mau tanya sesuatu? Tentang telepon tadi

misalnya?” tanyanya lagi. Sungguh aku ingin sekali. Tapi aku

hanya menggeleng pelan. Kuputuskan untuk berbaring

memunggunginya, memejamkan mata dan berusaha menekan

rasa sakit yang mendadak memenuhi dada (Sari, 2015:25).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

88

106) “Tanyakan apa yang mau kamu tanyakan, jangan diem aja,” ujar

Dylan datar setelah kembali duduk tegak. “Maaf, masalah

kejadian tadi, Nino masih labil,” jawab Nina berusaha mengatur

intonasi suaranya (Sari, 2015:52).

107) Dylan menoleh dan mendapati wajah datar Nina. Dylan

memejamkan mata, menghembuskan napas pelan. Tak mengerti

Nina. “Kumohon Nina, kali ini bicaralah. Kenapa kamu selalu

diam?” suara Dylan sarat akan nada frustasi meski dengan suara

pelan ia mengatakannya. Sedikit putus asa karena Nina masih

tak mau bicara (Sari, 2015:53).

Kutipan di atas menunjukan bahwa Nina selalu merasa putus asa

dan menghindar setiap kali memulai komunikasi dengan Dylan. Nina

beberapa kali memiliki kesempatan untuk berbicara langsung

mengenai pertanyaannya, tetapi ia justru menghentikan keinginannya.

Beberapa kutipan juga menunjukan adanya rasa rendah diri di dalam

diri Nina. Ia seperti wanita yang kehilangan harapan untuk

menyelamatkan kehidupan pernikahannya karena Winda. Tidak

terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri (meta) dalam novel Unperfect

Marriage terdapat dalam bab 1 dan 2.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada subbab ini, peneliti menghubungkan keterkaitan teori ahli, hasil

penelitian yang telah dilakukan peneliti, dan penelitian relevan terdahulu.

Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa teori para ahli tersebut dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah

dijelaskan pada subbab sebelumnya, peneliti mengangkat dua poin rumusan

masalah dalam penelitian ini, yakni poin pertama mengenai unsur intrinsik

(tokoh, penokohan, dan alur), dan poin kedua mengenai konflik batin tokoh

utama dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

89

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Novel Unperfect Marriage

Karya Merry Maeta Sari

Peneliti menemukan dua acuan teori mengenai unsur intrinsik novel,

yakni teori dari Nurgiyantoro (2012:23) yang menyatakan bahwa unsur

intrinsik terdiri atas peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut

pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Kemudian,

teori dari Waluyo (2011:6) menyebutkan bahwa unsur intrinsik meliputi

tema cerita, plot atau kerangka cerita, penokohan dan perwatakan, setting

atau tempat kejadian cerita atau disebut juga latar, sudut pandang

pengarang, latar belakang, gaya bahasa, dan amanat. Berdasarkan dua acuan

teori tersebut, peneliti mengangkat tiga unsur intrinsik yang dianggap sangat

penting dan memiliki keterkaitan, dalam menemukan konflik batin tokoh

utama yang menjadi pokok utama penelitian. Unsur intrinsik yang dibahas

oleh peneliti antara lain tokoh, penokohan, dan alur dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari. Peneliti menjelaskan keterkaitan antara

teori yang digunakan dengan temuan hasil analisis sebagai berikut.

4.3.1.1 Tokoh

Unsur intrinsik yang pertama adalah tokoh. Menurut Nurgiyantoro

(2012:165), dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dapat

dibagi menjadi dua yakni, tokoh yang disebut utama (central character,

main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral

character). Tokoh utama dapat juga disebut sebagai tokoh yang diutamakan

ceritanya dalam novel. Ia adalah sosok yang paling banyak diceritakan, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

90

sebagai pelaku tunggal atau tokoh yang diberi konflik. Hal ini sejalan

dengan data temuan peneliti dalam novel Unperfect Marriage karya Maeta

Sari. Penggalan kutipan yang memperjelas teori ini ada pada kutipan 1) saat

acara lamaran berlangsung, kutipan 2) saat tawaran pernikahan diberikan,

kutipan 3) ketika kejadian masa SMA, kutipan 4) sewaktu pertama bertemu

Dylan, kutipan 5) saat mulai mengidolakan Dylan, kutipan 6) Nina tak

percaya bisa menikah dengan Dylan, dan kutipan 7), Nina mengalami

penolakan pertama. Tokoh Nina merupakan tokoh yang sangat banyak

diceritakan, atau ceritanya diutamakan. Selain itu, tokoh Nina juga

merupakan tokoh yang berkonflik baik secara eksternal maupun internal.

Selain tokoh utama, Nurgiyantoro (2012:165) juga mengemukakan

bahwa adanya tokoh tambahan, yakni tokoh yang mengalami keterlibatan

cerita lebih sedikit. Tokoh tambahan hadir pada saat ia memiliki keterkaitan

dengan tokoh utama, secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut

sejalan dengan temuan peneliti mengenai keterlibatan tokoh Dylan selaku

suami Nina, Andhika dan Rara yang merupakan rekan kerja Nina, Ibu

Rahma selaku orang tua, dan Winda yang merupakan teman sekaligus sosok

orang ketiga dalam pernikahan Nina. Lima tokoh tersebut dianggap sebagai

tokoh tambahan karena memiliki keterkaitan dengan tokoh Nina selaku

tokoh utama. Penggalan kutipan yang memperjelas teori ini ada pada

kutipan 8) saat Dylan telah terikat pernikahan, sampai dengan kutipan 24)

saat Winda mengetahui kehidupan rumah tangga Dylan. Intensitas

kemunculan tokoh-tokoh tersebut cenderung sedikit dan dalam durasi waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

91

yang singkat-singkat. Pengarang melibatkan tokoh tambahan apabila dirasa

perlu untuk kembali membangun emosi pembaca dalam cerita.

Berdasarkan keterkaitan antara teori para ahli dan hasil analisis

peneliti mengenai tokoh Nina, terdapat bukti-bukti yang menguatkan posisi

Nina sebagai tokoh utama. Hal ini terlihat pada intensitas kemunculan Nina

dalam berbagai konflik yang sangat dominan. Kemudian, Nina juga

merupakan tokoh yang berkonflik dengan tokoh lainnya dan menjadi tokoh

kunci dalam kelangsungan cerita.

4.3.1.2 Penokohan

Unsur intrinsik yang kedua adalah penokohan. Setiap tokoh memiliki

kekhasan masing-masing, baik penggambaran tokoh melalui percakapan

maupun ciri-ciri fisik, hal ini biasa disebut dengan watak atau penokohan.

Nurgiyantoro (2012:194) mengatakan kehadiran dan penghadiran watak

tokoh harus dipertimbangkan dan tak lepas dari tujuan artistik karya yang

bersangkutan. Nurgiyantoro (2012:201) menambahkan, dalam teknik

dramatik, deskripsi tokoh ditampilkan dalam beberapa teknik yakni, teknik

cakapan, tingkah laku, pikiran dan perasaan, arus kesadaran, reaksi tokoh,

reaksi lawan tokoh, pelukisan latar, dan pelukisan fisik.

Peneliti menemukan kecocokan antara teori tersebut dengan

penggambaran watak tokoh dalam novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari. Pengarang mendeskripsikan karakter tokoh menggunakan dua

teknik, yakni teknik langsung (expositori) dan teknik tak langsung

(dramatic). Penggalan kutipan pengarang untuk menunjukan teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

92

langsung terlihat pada kutipan 36), “muka gantengku bukan jenis muka

yang mudah dilupakan, kan?”. Bukti kutipan tersebut semakin memperjelas

bahwa pengarang menggambarkan salah satu tokoh yang memiliki ciri fisik

yang tampan dengan menggunakan teknik langsung. Selain teknik

ekspositori, pengarang juga menggunakan teknik dramatik. Salah satu

penggalan yang menunjukan teknik ini ada pada kutipan 27), “aku begitu

bersemangat, tapi di sisi lain ada yang membuatku meragu”. Bukti kutipan

tersebut sangat jelas menunjukan adanya makna tersirat dari tokoh

mengenai perasaannya. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh

Nurgiyantoro (2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, teknik dramatik cakapan

atau teknik tak langsung merupakan teknik yang dominan digunakan, oleh

Merry Maeta Sari untuk menggambarkan watak tokoh-tokohnya. Watak

setiap tokoh perlu dianalisis dengan teliti melalui percakapan antara tokoh

satu dengan lawan bicaranya untuk mengetahui ciri khas tokoh tersebut.

4.3.1.3 Alur

Unsur intrinsik yang ketiga adalah alur. Nurgiyantoro (2012:153)

mengemukakan bahwa pengarang atau penulis seringkali memanipulasi

urutan waktu sekreatif mungkin tanpa harus memilih alur yang linear

secara kronologis. Nurgiyantoro (2012:153) memberikan perbedaan alur

berdasarkan kriteria urutan waktu, yakni alur maju, alur mundur atau

kilas balik (flashback), dan alur campuran. Sebuah karya dikatakan

memiliki alur maju jika peristiwa yang diceritakan bersifat berurutan,

sedangkan alur mundur merupakan kebalikan dari alur maju. Alur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

93

campuran merupakan penggabungan dari kedua alur sebelumnya, tetapi

biasanya pengarang cukup dominan menceritakan alur kilas balik.

Berdasarkan hasil analisis alur novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari, peneliti menemukan adanya bukti yang mendukung teori

Nurgiyantoro (2012:153) tersebut. Terdapat 7 kutipan yang menunjukan

adanya alur kilas balik (flashback) dalam novel ini, yang membahas

mengenai masa lalu dari tokoh utama maupun tokoh tambahan. Tujuan

pengarang menyisipkan alur tersebut guna mengetahui hubungan sebab

akibat antara masa lalu dan masa kini. Bukti kutipan dapat dilihat pada

kutipan 48) kejadian saat Nina dan bundanya mengalami kecelakaan,

kutipan 49) saat Dylan menceritakan kronologi kecelakaan, kutipan 50)

Ibu Rahma pertama kali mengenal Nina, kutipan 51) ketika Nina

memasuki jenjang SMA, kutipan 52) sewaktu Dylan kehilangan kontak

dengan Winda, kutipan 53) saat Winda menceritakan kisah masa lalunya,

dan kutipan 54) ketika Ibu Rahma mengenal Winda di SMA.

Berdasarkan teori ahli dan bukti temuan hasil penelitian tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa jenis alur yang terdapat dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari merupakan alur campuran.

Peneliti juga menemukan adanya tahapan-tahapan alur yang

menunjukan awal mula kemunculan konflik pada tokoh-tokoh dalam

cerita, hingga puncak permasalahannya. Waluyo (2011:11) membagi

tahapan alur menjadi tujuh tahapan, yakni tahap eksposisi (exposition),

rangsangan (inciting moment), gawatan (rising action), komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

94

(complication), klimaks (climax), leraian (falling action), penyelesaian

(denouement). Peneliti mengacu pada teori tersebut dan menemukan

bahwa tahapan alur dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta

Sari sesuai dengan tahapan dalam teori Waluyo (2011).

Pada tahap rangsangan, ada yang disebut sebagai “the element of

instability” yang menyebabkan adanya konflik yang memicu komplikasi

sampai pada klimaks cerita (Kenny via Waluyo 2011: 11). Hal ini sejalan

dengan temuan peneliti dalam analisis. Konflik pertama kali muncul pada

tahap rangsangan, yakni pada kutipan 62) saat Nina memergoki Dylan

berselingkuh, kutipan 63) Dylan mengaku tidak mencintai Nina, kutipan

64) Nina mengakui perasaannya. Selanjutnya, konflik lain bermunculan

dan terjadi pada tahap gawatan. Gawatan atau rising action merupakan

tahap konflik dalam cerita sampai pada situasi yang meningkat (Waluyo

2011: 11). Tahap ini terlihat konflik meningkat saat Winda mengetahui

pernikahan Dylan, bukti pada kutipan 65) saat Winda mengetahui status

pernikahan Dylan, kutipan 66) Winda menolak bertemu Dylan, kutipan

67) Dylan terkejut saat Nina mengungkapkan perasaannya. Selanjutnya

konflik semakin rumit saat menuju tahap komplikasi. Akan tetapi,

perpindahan dari tahap gawatan menuju komplikasi cukup sulit

dibedakan, karena konflik sebelum klimaks seharusnya lebih rumit

dibandingkan gawatan saat awal mula konflik menjadi semakin

kompleks. Waluyo (2011:11) berpendapat bahwa pada tahap ini konflik

semakin ruwet dan memanas. Waluyo (2011:11) juga menambahkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

95

biasanya ada beberapa peristiwa yang menunjukan keruwetan itu

meskipun secara tersembunyi. Hal ini sesuai dengan analisis yang

dilakukan peneliti, ditemukan beberapa peristiwa yang menjadi penanda

komplikasi. Bukti teori ini terlihat pada kutipan 68) ketika Nina

mengetahui Andhika menyukainya, kutipan 69) Dylan frustasi dan gusar

karena Winda, dan kutipan 70), ketika Nina meminta Dylan mencoba

mencintainya. Konflik baru tidak muncul akan tetapi seolah semakin

rumit karena tokoh mulai berkonflik dengan diri masing-masing

mengenai langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

Selanjutnya merupakan tahap klimaks, yakni puncak cerita atau

puncak penggawatan, puncak dari seluruh kejadian dan merupakan

jawaban dari semua konflik yang tidak mungkin dapat meningkat lagi

(Waluyo, 2011:11). Berdasarkan teori tersebut, peneliti menemukan

kecocokan dalam novel Unperfect Marriage. Bukti tahap klimaks ada

pada kutipan 71) saat Dylan memukul Andhika, kutipan 72) seluruh

kebenaran terungkap, dan kutipan 73) Nina lelah berjuang dan hampir

menyerah. Tahap klimaks terjadi saat Dylan bertemu Andhika hingga

terjadi perkelahian sengit fisik antara kedua laki-laki itu. Pada kutipan

ini, seluruh kebenaran akhirnya terungkap, dan konflik mencapai titik

puncak tertinggi. Selanjutnya merupakan tahap leraian dan penyelesaian,

yakni konflik mulai menuju pada pemecahan masalah dan hasil akhir dari

cerita tersebut (Sayuti, 2000:45). Hal tersebut sesuai dengan temuan

peneliti terkait penutup alur cerita dalam novel Unperfect Marriage karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

96

Merry Maeta Sari. Bukti yang menunjukan tahap ini terlihat pada kutipan

74), saat Dylan mulai menerima dan mencintai Nina sebagai

pasangannya yang sah. Selain itu, bukti lain yang menunjukan penutup

cerita ini ada pada kutipan 77) saat Dylan dan Andhika saling meminta

maaf, sampai dengan kutipan 82) saat Andhika memutuskan untuk

menemui Winda untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap akhir ini,

masing-masing tokoh menemukan kejelasan dan jalan keluar dari

permasalahan yang telah terjadi.

Berdasarkan paparan analisis dan teori mengenai unsur intrinsik

yang telah dipaparkan di atas, terlihat bahwa penelitian ini sesuai dengan

tiga acuan teori yang digunakan, yakni teori dari Nurgiyantoro (2012),

Waluyo (2011), dan Sayuti (2000). Peneliti menemukan kecocokan

antara teori-teori tersebut dengan data yang ditemukan dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Oleh sebab itu, peneliti

dapat mengambil kesimpulan bahwa penelitian ini bersifat mendukung

teori yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2012), Waluyo (2011), dan

Sayuti (2000).

Selain menggunakan teori pakar sebagai acuan dalam menemukan

pokok pembahasan, peneliti juga menemukan tiga penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian yang dikerjakan peneliti saat ini.

Penelitian terdahulu yang relevan, yaitu Esela (2020), mengenai analisis

alur dalam novel Jugun Ianfu (Jangan Panggil Aku Miyako),

menggunakan teori Nurgiyantoro (2015) dan Waluyo (2017). Esela

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

97

(2020) menemukan tujuh tahapan alur, yakni eksposisi, rangsangan,

gawatan, komplikasi, klimaks, leraian, dan selesaian. Kemudian, Esela

(2020) menemukan bahwa jenis alur yang digunakan oleh pengarang

dalam novel Jugun Ianfu (Jangan Panggil Aku Miyako) merupakan alur

campuran. Hal tersebut memiliki kecocokan dengan penelitian ini, yakni

keduanya menemukan tujuh tahapan alur sejak awal cerita hingga pada

penyelesaiannya. Kemudian, persamaan lain terletak pada jenis alur yang

digunakan oleh pengarang, yakni alur campuran. Berdasarkan bukti

analisis tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini hanya

bersifat mendukung penelitian Esela (2020).

Penelitian kedua yaitu Wulandari (2018), mengenai analisis tokoh

dalam novel Sunset dan Rosie, menggunakan teori Nurgiyantoro (1995).

Wulandari (2018) menemukan bahwa tokoh dalam novel Sunset dan

Rosie terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.

Wulandari (2018) menganalisis tahap alur dalam novel Sunset dan Rosie

dengan menggunakan teori Sudjiman (1988), dan menemukan delapan

tahapan alur, yakni paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan,

klimaks, leraian, dan selesaian. Kemudian, Wulandari (2018)

menemukan bahwa jenis alur yang digunakan pengarang dalam novel

Sunset dan Rosie adalah alur maju mundur (campuran). Berdasarkan hal

tersebut, peneliti menemukan perbedaan referensi dan bukti analisis

mengenai tahapan alur, yang ditemukan oleh Wulandari (2018) dan

penelitian yang sedang dilakukan peneliti. Oleh sebab itu, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

98

menyimpulkan bahwa penelitian ini bersifat membandingkan dari

penelitian Wulandari (2018).

Penelitian ketiga yaitu Ina (2020), mengenai analisis unsur intrinsik

menggunakan teori Nurgiyantoro (2015:259). Ina (2020) menemukan

bahwa tokoh dalam roman Larasati terbagi menjadi dua berdasarkan

peranan pentingnya, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan. Ina (2020)

menganalisis tahap alur dalam roman Larasati dengan menggunakan

teori Nurgiyantoro (2015:167), dan menemukan lima tahapan alur yakni

penyituasian (situation), pemunculan konflik (generating circumstance),

peningkatan konflik (rising action), klimaks (climax), dan penyelesaian

(denouement). Kemudian, Ina (2020) mengungkapkan jenis alur yang

digunakan oleh pengarang dalam roman Larasati merupakan alur lurus

atau alur konvensional karena berdasarkan bukti kutipan yang

menunjukan alur, pengarang menceritakan kisah tanpa memunculkan

ataupun melibatkan masa lalu tokoh-tokohnya. Kronologi kejadian

diceritakan secara runtut. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menemukan

perbedaan analisis mengenai tahapan alur, yang ditemukan oleh Ina

(2020) dan penelitian yang sedang dilakukan peneliti. Oleh sebab itu,

peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini bersifat membandingkan

dari penelitian Ina (2020).

Jika ditinjau kembali melalui kaitan pada teori pakar dan penelitian

terdahulu yang relevan, peneliti menyimpulkan bahwa secara

keseluruhan penelitian yang peneliti lakukan saat ini cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

99

mendukung, membandingkan, dan menambahkan pendapat ahli maupun

acuan penelitian relevan sebelumnya.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam

Novel Unperfect Marriage Karya Merry Maeta Sari

Peneliti menemukan satu acuan teori yang membahas mengenai

konflik batin, yakni teori Sayuti (2000). Sayuti, 2000:42) berpendapat

bahwa konflik kejiwaan biasanya merupakan perjuangan seseorang

melawan rasa egois dalam dirinya sendiri. Berdasarkan pendapat pakar

tersebut, konflik kejiwaan memiliki peranan penting karena dapat

memengaruhi perilaku tokoh di dalam keseluruhan isi cerita. Teori ini

didukung dengan temuan peneliti dalam novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari. Nina selaku tokoh utama seringkali mengalami

gejolak dan konflik di dalam dirinya sendiri. Ia cenderung mengalami

kesulitan menentukan sikap yang layak dipilih dalam menghadapi

konflik rumah tangganya. Bukti teori ini terdapat pada kutipan 65),

“bibirnya kelu, dadanya terasa sesak menahan semuanya”. Bukti lain

juga terdapat pada kutipan 67), “kini ia dipaksa mengingat rasa

kehilangan bunda yang membuatnya semakin tersiksa”. Berdasarkan

kutipan tersebut terlihat jelas bahwa Nina mengalami konflik dengan

dirinya sendiri.

Teori ini juga mengemukakan bahwa penyebab konflik internal di

dalam diri tokoh muncul karena berbagai hal, diantaranya adalah tokoh

berkonflik dengan tokoh lainnya, berkonflik dengan kelompok tertentu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

100

berkonflik dengan lingkungan pergaulan, berkonflik dengan keluarganya,

dan berkonflik dengan Dewa atau Tuhannya (Sayuti, 2000:43).

Berdasarkan acuan tersebut, peneliti menemukan bahwa tokoh Nina

dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari mengalami

gejolak internal di dalam dirinya disebabkan karena ia berkonflik dengan

suaminya, Dylan. Konflik yang dialami Nina mengarah pada rasa tidak

diterima dan di acuhkan terus menerus.

Peneliti menggunakan teori Abraham Maslow untuk menganalisis

lebih dalam, mengenai penyebab terjadinya konflik batin tokoh utama

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari. Teori Maslow

(dalam Alwisol, 2004:241) mengemukakan pentingnya peran kebutuhan

dalam pembentukan kepribadian seseorang. Teori ini juga mencetuskan

bahwa terpenuhinya kebutuhan manusia didorong oleh kekuatan motivasi

akan kekurangan dan perkembangan. Motivasi ini kemudian akan

membentuk seseorang dalam mencapai kebutuhannya untuk berkembang

dan mencapai potensi diri menjadi lebih baik. Maslow (via Alwisol,

2004:240) mencetuskan lima tingkatan kebutuhan yang disusun

berdasarkan jenjang dari tingkat paling mendasar, yakni kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan (safety), kebutuhan dimiliki dan cinta

(belonging and love), kebutuhan harga diri (self esteem), dan kebutuhan

aktualisasi diri (meta). Peneliti mengacu pada teori tersebut dan

menemukan bahwa tiga poin kebutuhan, yakni fisiologis, keamanan, dan

harga diri tokoh Nina terpenuhi dengan baik. Tetapi, dua kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

101

lainnya, yakni kebutuhan dimiliki dan cinta, serta aktualisasi diri tidak

terpenuhi dengan baik. Hal ini kemudian menjadi pemicu konflik batin

bagi tokoh Nina. Ia kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak dicintai,

dan tidak dibutuhkan oleh suaminya.

Jika dikaitkan dengan teori motivasi dan kebutuhan dasar oleh

Maslow (dalam Alwisol, 2004:241), peneliti melihat adanya keterkaitan

teori tersebut dengan data temuan peneliti dalam novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari. Tidak terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan dasar dapat memengaruhi perilaku, dan psikologi seseorang

dalam menjalani kehidupannya. Berdasarkan kaitan teori dan temuan

tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini bersifat mendukung

teori Maslow (dalam Alwisol, 2004) mengenai teori kebutuhan dasar

manusia.

Selain menggunakan teori pakar sebagai acuan dalam menemukan

pokok pembahasan, peneliti juga menemukan tiga penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian yang dikerjakan peneliti saat ini.

Penelitian pertama ditulis oleh Esela (2020), dengan menggunakan teori

Maslow (dalam Alwisol, 2004:239). Esela (2020) menemukan bahwa

empat komponen terbawah tokoh Lasmirah yang meliputi kebutuhan

fisiologis, rasa aman, sosial, dan penghargaan tidak terpenuhi dengan

baik. Hal ini kemudian menjadi hambatan pada proses aktualisasi diri

tokoh tersebut. Komponen kebutuhan yang paling dominan memengaruhi

konflik batin Lasmirah adalah tidak terpenuhinya kebutuhan rasa aman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

102

dicintai dan dimiliki, dan penghargaan, yang berkaitan dengan

pandangan orang-orang mengenai dirinya yang merupakan seorang

rasum Nippon.

Penelitian kedua ditulis oleh Wulandari (2018), dengan

menggunakan teori Maslow (dalam Alwisol, 2004). Wulandari (2018)

menemukan bahwa lima komponen kebutuhan dasar tokoh Tegar dalam

novel Sunset dan Rosie tidak terpenuhi dengan baik. Kebutuhan yang

paling dominan memengaruhi konflik batin Tegar yakni, kebutuhan rasa

aman. Tegar selalu merasa khawatir dan tertekan ketika keluarga Rosie

terkena bom di Jimbaran, Bali. Hal ini kemudian memicu konflik

berkepanjangan dalam diri Tegar, dan menghambat aktualisasi dirinya.

Jika dikaitan dengan kedua penelitian relevan tersebut, peneliti

menemukan adanya kecocokan pada penelitian yang sedang peneliti

lakukan. Kecocokan tersebut terlihat pada tidak terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan mendasar tokoh, yang membuat aktualisasi diri menjadi

terhambat. Tokoh Nina dalam novel Unperfect Marriage mengalami

hambatan yang sama dengan tokoh Lasmirah dan Tegar, yakni tidak

terpenuhinya beberapa kebutuhan mendasar manusia. Hal tersebut

kemudian memicu terjadinya konflik batin tokoh dalam menentukan

langkah, dan mengambil keputusan untuk menghadapi permasalahan

selanjutnya. Tekanan dan gejolak ini menghambat perkembangan

seseorang untuk mencapai aktualisasi diri. Berdasarkan kecocokan yang

ditemukan peneliti tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

103

bersifat mendukung dan menambahkan penelitian dari Esela (2020), dan

Wulandari (2018).

Berdasarkan kaitan antara teori pakar dan penelitian terdahulu yang

relevan, peneliti menyimpulkan bahwa secara keseluruhan penelitian

yang peneliti lakukan saat ini cenderung mendukung, membandingkan,

dan menambahkan pendapat ahli maupun acuan penelitian relevan

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

104

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi mengenai simpulan dan saran. Subbab simpulan merupakan

hasil simpulan berdasarkan identifikasi, analisis, dan interpretasi yang telah

dilakukan oleh peneliti. Subbab saran berisi mengenai saran-saran yang akan

dipaparkan bagi pembaca, dan bagi peneliti selanjutnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh dua

simpulan pada penelitian ini. Pertama, novel Unperfect Marriage memiliki

tokoh-tokoh cerita dan terbagi menurut peranannya. Tokoh utama dalam

novel ini adalah seorang wanita muslim bernama Nina, sedangkan tokoh

tambahan ialah Dylan, Andhika, Rara, Ibu Rahma, dan Winda. Penokohan

dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari yaitu tokoh Nina

digambarkan sebagai wanita muslim yang shalihah, baik hati, bimbang, sabar,

bertanggung jawab dan mudah gelisah. Tokoh Dylan digambarkan sebagai

pria yang dingin, cuek, tak banyak bicara, bimbang, tidak jujur, mau

mengakui kesalahan, dan sangat penyayang terhadap orang tuanya. Tokoh

Andhika digambarkan sebagai pria yang percaya diri, ramah, humoris dan

juga baik hati. Tokoh Rara digambarkan sebagai wanita dengan pembawaan

yang ceria, penuh drama, ceplas-ceplos, apa adanya, baik hati dan suka

bercanda.Tokoh Ibu Rahma digambarkan sebagai sosok seorang ibu yang

sangat pengertian, perhatian, baik hati, tetapi juga tegas dan berwibawa.

Tokoh Winda digambarkan sebagai sosok wanita yang baik hati, berterus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

105

terang, mau meminta maaf, dan mau mengalah. Alur yang digunakan dalam

novel Unperfect Marriage merupakan alur campuran. Pengarang

menyisipkan alur flashback pada beberapa bab. Kemudian pada bab-bab

berikutnya, pengarang mengarahkan cerita pada kejadian masa kini yang

merupakan dampak dari masa lalu tersebut (alur maju). Tahapan alur dalam

novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari terbagi ke dalam beberapa

bagian, yakni tahap eksposisi (exposition), tahap rangsangan (inciting

moment), gawatan (rising action), komplikasi (complication), klimaks

(climax), leraian (falling action) dan penyelesaian (denouement).

Kedua, konflik yang dominan terlihat pada novel ini mengarah pada

konflik rumah tangga yang terjadi antara Nina dan Dylan. Permasalahan

tersebut memicu tekanan dan gejolak pada diri Nina. Konflik batin pertama

kali muncul saat Nina menerima penolakan dari Dylan di malam pernikahan.

Permasalahan menjadi rumit saat Dylan mengungkapkan ia tidak mencintai

Nina dan menjalin hubungan dengan wanita lain. Selanjutnya, tekanan

semakin berat dialami Nina saat muncul rasa iri, sakit hati, dan rendah diri,

ketika berhadapan langsung dengan sosok wanita yang menjalin hubungan

dengan suaminya, Winda. Hal ini semakin memperjelas bahwa tokoh utama

seringkali mengalami konflik dalam dirinya, yakni rasa tidak percaya diri,

kehilangan, kecewa, sakit hati, tidak diterima, dan tidak dicintai. Secara

keseluruhan, konflik batin yang dialami cenderung mengarah pada

pertentangan Nina dengan dirinya sendiri, serta pertentangan antara Nina dan

Dylan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

106

Konflik batin tokoh Nina yang telah ditemukan dalam novel Unperfect

Marriage, dikategorikan berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia oleh

Abraham Maslow. Berdasarkan teori kebutuhan dasar tersebut, peneliti

menemukan tiga komponen kebutuhan meliputi fisiologis, keamanan, dan

harga diri/penghargaan Nina terpenuhi dengan baik. Tetapi, dua komponen

kebutuhan yang lain, yakni kebutuhan akan cinta/dimiliki dan kebutuhan

aktualisasi diri (meta) mengalami hambatan. Hal inilah yang kemudian

menjadi pemicu terbesar konflik batin tokoh utama Nina dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa hal yang belum

terjawab, sehingga peneliti memberikan beberapa saran. Saran tersebut

antara lain sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain, diharapkan dapat meneliti dan mengembangkan

penelitian dengan objek dan tinjauan yang lebih beragam.

2. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami

isi novel secara mendalam. Selain itu, akan lebih baik apabila pembaca

juga memperdalam buku yang menjadi referensi pada karya ilmiah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

107

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: Um Press.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model,

Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing

Service).

Esela, Desmania. 2020. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Lasmirah Novel

Jugun Ianfu karya E. Rokajat Asura. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.

Yogyakarta: Carasvatibooks.

Making, Yuliana Ina Tuto Banyu. 2020. Analisis Unsur Intrinsik (Tokoh,

Penokohan, Alur, Latar, dan Tema) Roman Larasati Karya Pramoedya

Ananta Toer. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi (Edisi Revisi). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Santosa, Wijaya Heru & Sri Wahyuningtyas. 2011. Pengantar Apresiasi Prosa.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Sari, Maeta Merry. 2015. Unperfect Marriage. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama

Media.

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Suhita, Sri & Rahmah Purwahida. 2018. Apresiasi Sastra Indonesia dan

Pembelajarannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

108

Waluyo, Herman J. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS

Press.

Wellek, Rene & Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Wulandari, Fransiska Wenny. 2018. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Tegar

Dalam Novel Sunset dan Rossie karya Tere Liye (Pendekatan Psikologi

Sastra). Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

109

BIOGRAFI PENULIS

Antonia Pia Luneta Kelawing, lahir di Barong

Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi

Kalimantan Timur, pada tanggal 17 Januari 1998.

Pada tahun 2001 menempuh pendidikan di Taman

Kanak-Kanak Sendawar dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan di SD

Katolik 4 WR. Soepratman dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMP Katolik 2 WR.

Soepratman dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya, pada tahun 2012 melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Sendawar dan lulus pada tahun 2015. Penulis

tercatat sebagai mahasiswa aktif di program studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta sejak tahun 2015. Masa perkuliahan diakhiri dengan menyelesaikan

skripsi yang berjudul Konflik Batin Tokoh Utama Nina dalam Novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta Sari: Tinjauan Psikologi Sastra.MPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

110

LAMPIRAN

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

111

TRIANGULASI DATA

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA

DALAM NOVEL UNPERFECT MARRIAGE KARYA MERRY MAETA SARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

Nama Mahasiswa : Antonia Pia Luneta Kelawing

Nomor Induk Mahasiswa : 151224077

Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Dosen Pembimbing I : Septina Krismawati, S.S., M.A.

Dosen Pembimbing II : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Penelitian ini membahas mengenai kajian unsur intrinsik dan konflik batin tokoh utama Nina novel Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf yang terdapat di dalam novel Unperfect

Marriage. Untuk menentukan keabsahan penelitian ini maka peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah triangulasi sumber atau ahli. Triangulator ahli sebagai penyidik yang memberikan evaluasi kajian objek penelitian

untuk menentukan kebenaran data yang telah diperoleh. Oleh karena itu, triangulator dimohon untuk memeriksa ataupun meninjau kembali

data yang telah diperoleh dan dianalisis peneliti. Triangulator ahli pada penelitian ini, yaitu Ibu Muncar Tyas Palupi, S.S., M.Hum.

A. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

a. Bagaimanakah tokoh, penokohan, dan alur dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari?

b. Konflik batin apa saja yang di alami oleh tokoh utama dalam novel Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari berdasarkan teori

Abraham Maslow?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

112

Berikut ini adalah hasil dari penelitian menganalisis unsur intrinsik novel yakni, A. Tokoh, B. Penokohan, C. Alur dalam novel

Unperfect Marriage karya Merry Maeta Sari yang perlu di validasi oleh ahli pakar. Berilah tanda (√). pada kolom “setuju” atau

“tidak setuju” yang menggambarkan penilaian anda terhadap hasil analisis unsur intrinsik novel Unperfect Marriage karya Merry

Maeta Sari, serta berilah keterangan yang dapat membuat kebenaran hasil analisis tersebut.

A. Tokoh

No. Unsur

Nama

Tokoh Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis

Triangulator

Catatan Setuju

Tidak

Setuju

1. Tokoh Utama Tokoh Nina Tokoh Nina disebut sebagai

tokoh utama dalam Novel

Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari. Nina

diceritakan sebagai sosok

perempuan yang memiliki

permasalahan dalam kehidupan

pernikahannya. Nina merupakan

tokoh yang diutamakan dalam

cerita ini, hal tersebut dapat

dibuktikan melalui peristiwa-

peristiwa berikut.

Dalam novel Unperfect

Marriage, tokoh Nina

diceritakan sebagai sosok

perempuan yang mengalami

gejolak batin dalam

memperjuangkan

pernikahannya. Nina menikah

dengan Dylan, mantan kakak

kelasnya ketika masih duduk di

bangku SMA. Beberapa bulan

menjalani kehidupan rumah

tangga, persoalan mulai terjadi,

sebab pernikahan ini tidak di

dasari oleh rasa cinta dari

Dylan.

√ Supaya lebih

jelas, bagian

yang

merupakan

bukti kutipan

dicetak tebal

saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

113

1) Ya, sore ini, seperti yang

sudah direncanakan dua

minggu lalu, aku akan

dilamar secara resmi,

dihadapan kedua keluarga

besar kami. Sebenarnya

acara lamaran ini hanya

untuk formalitas saja.

Toh, pada akhirnya

memang tak ada alasan

untukku menolak lamaran

ini (Sari, 2015:11).

2) Kemudian aku mencoba

meraba hati, untuk kesekian

kali, semenjak tawaran itu

diberikan padaku. Lagi-

lagi aku masih belum bisa

menetapkan (Sari, 2015:

10).

3) Bahkan memimpikan untuk

berteman dekat dengannya

pun aku tak pernah berani.

Lelaki dengan sorot mata

tajam itu masih sama seperti

pemuda berseragam putih

Pada kutipan 1), bahwa

membuktikan bahwa cerita

bermula dari perjodohan yang

dilakukan oleh kedua pihak

keluarga yang telah disepakati

bersama. Nina, akan

dijodohkan dengan Dylan. Hal

inilah yang akan menyeret

Nina pada serangkaian konflik

tak terduga.

Pada kutipan 2), membuktikan

bahwa Nina memiliki rasa ragu

dan bimbang untuk

melanjutkan perjodohan yang

direncanakan oleh kedua orang

tuanya. Nina mulai kembali

menimbang-nimbang apakah

keputusannya benar atau tidak.

Pada kutipan 3), membuktikan

bahwa lelaki yang kini

dijodohkan dengan Nina

merupakan lelaki yang

disukainya sejak lama. Bukti

terlihat jelas pada kalimat

“pemuda berseragam putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

114

abu-abu tujuh tahun silam

yang membuat dadaku

berdesir tiap kali namanya

disebut (Sari, 2015: 12).

4) Aku masih berusia 15

tahun kala itu, baru

memasuki jenjang

Sekolah Menengah Atas.

Aku tak pernah benar-benar

mengenalnya. Hanya saja

suatu hari, wajah kaku dan

sorot matanya yang dingin

serta suaranya yang dalam

dan penuh peringatan

mencegahku melewati jalan

yang ternyata dijadikan

tempat untuk tawuran

dengan murid lain (Sari,

2015:12).

5) Meskipun aku tak pernah

benar-benar berani

mendekatinya, tetapi harus

kuakui, bahwa ialah yang

abu-abu tujuh tahun silam yang

membuat dadaku berdesir”.

Akan tetapi Nina tidak pernah

berani mengungkapkannya.

Bukti terlihat jelas pada

kalimat “bahkan memimpikan

untuk berteman dekat

dengannya pun aku tak pernah

berani”.

Pada kutipan 4), membuktikan

bahwa Nina sudah mengenal

Dylan sejak di duduk di

bangku SMA. Saat pertama

kali mengenal Dylan, Nina

langsung jatuh cinta padanya.

Meskipun tidak pernah benar-

benar saling mengenal, tetapi

Nina memiliki ketertarikan

yang cukup besar terhadap

Dylan sejak saat itu.

Pada kutipan 5), membuktikan

bahwa sejak pertemuan

pertama dengan Dylan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

115

membuat hari-hariku di

sekolah menjadi semakin

bersemangat (Sari,

2015:13).

6) Sebelumnya aku tak

pernah berani

membayangkan, menikah

dengan seseorang yang

selama ini kupuja diam-

diam, aku sering merasa ia

jauh tak terjangkau,

meskipun sebenarnya dia

lebih dekat dari yang aku

kira (Sari, 2015:16).

7) Seharusnya aku

mengetahuinya sejak awal.

Bahwa setiap

ketidakpeduliannya bukan

semata-mata untuk

menjaga hubungan kami

sebelum halal. Tapi

karena sesungguhnya ia

tak pernah menginginkan

pernikahan ini sejak awal.

Tapi mengapa? Mengapa ia

tetap melanjutkan proses

pernikahan kami, bahkan

tidak sengaja, Nina mengagumi

dan menyukai lelaki itu.

Pada kutipan 6), membuktikan

bahwa Nina sudah sejak lama

mengidolakan Dylan secara

diam-diam. Tetapi ia selalu

berpikir bahwa tak akan

mungkin dapat memiliki

Dylan. Tapi ternyata, saat ini

Dylan justru berada sangat

dekat karena dijodohkan

dengan dirinya.

Pada kutipan 7), membuktikan

bahwa adanya penolakan

secara tak langsung yang

dilakukan oleh Dylan terhadap

Nina. Hal ini dibuktikan pada

kalimat “bahwa

ketidakpeduliannya bukan

semata-mata untuk menjaga

hubungan kami, tapi karena

sesungguhnya ia tak

menginginkan pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

116

sampai perjanjian yang

mengguncang langit. Ijab

kabulnya di depan Ayah dan

seluruh saksi? Allah . . !

(Sari, 2015: 17).

sejak awal”. Adanya Konflik

batin mulai dirasakan oleh

Nina yang tidak menyangka

bahwa Dylan tidak ingin

perjodohan dilakukan, tetapi

memilih untuk tetap

melangsungkan pernikahan.

2. Tokoh

Tambahan

Tokoh

Dylan 8) Dylan menghela napas,

memilih tak menjawab dan segera menghentikan

sesi sarapannya kemudian

meninggalkanku (Sari,

2015: 19)

9) Aku sempat menoleh ke

arah Dylan. Mereka ...

mengobrol begitu hangat.

Suatu hal kecil yang bahkan

tak pernah kulakukan

dengannya (Sari, 2015: 22).

10) Nina cantik, sungguh, ia

juga baik. Dia seharusnya

sangat mudah dicintai. Tapi

tidak bagiku. Hatiku

sudah kutambatkan pada

gadis lain (Sari, 2015: 26)

11) Hari itu aku dipertemukan

dengan Nina, gadis itu lebih

banyak menunduk

dibandingkan

Tokoh tambahan pertama

bernama Dylan. Tokoh ini

merupakan sosok pria yang

dijodohkan dengan Nina.

Perjodohan tersebut

sesungguhnya tidak diinginkan

oleh Dylan, tetapi ia tak

mampu menolak keinginan

sang ibu untuk menikahi Nina.

Pada kutipan 8) 9), 10), 11),

dan 12), membuktikan bahwa

keterlibatan Dylan cukup

berpengaruh dalam alur cerita

secara keseluruhan, karena ia

merupakan tokoh yang

berkonflik secara langsung

dengan tokoh utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

117

memandangku. Dan saat

pandangan kami bertemu,

aku hanya takut satu hal:

dia jatuh cinta padaku.

Atau ... sebaliknya. Karena

aku melihat sesuatu di

matanya. Sesuatu yang tak

kutahu itu apa (Sari, 2015:

28).

12) Kehormatan keluarga yang

sudah melamar Nina,

perasaan Nina, perasaan

keluarga Nina jika aku

membatalkan pernikahan

ini terus berputar di

kepalaku. Dan

menikahlah kami (Sari,

2015: 29).

3. Tokoh

Tambahan

Tokoh

Andhika 13) Astaga! Akhirnya aku

bertemu dengan gadis itu

lagi, sudah berapa bulan

aku tak pernah bertemu

dengannya lagi setelah

kecelakaan itu. Bodohnya

saat kami berkenalan dulu,

aku tak sempat meminta

nomor ponselnya (Sari,

2015: 39).

14) “Eh, Mas Andhika, kan?”

tanyanya lagi tersenyum

Tokoh tambahan kedua

bernama Andhika . Tokoh ini

merupakan lelaki muda yang

secara tidak sengaja bertemu

Nina dalam sebuah kecelakaan

kecil. Andhika merupakan

seorang putra pemilik yayasan

sekolah tempat Nina mengajar.

Pada kutipan 13), 14), dan 15),

membuktikan bahwa tokoh

Andhika terlibat dalam isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

118

padaku. Masih senyum

yang sama, senyum yang

membuatku tak bisa

melupakan wajahnya. Kini

akhirnya aku bisa bertemu

lagi dengan gadis ini (Sari,

2015: 39).

15) Andhika menebarkan

senyum manisnya

kemudian

memperkenalkan diri,

beberapa guru bercanda

menggodanya, dan ia hanya

tersenyum. Matanya sempat

menangkap sosok Nina,

kemudian Andhika hanya

tersenyum penuh arti pada

Nina yang masih tak

percaya dengan apa yang

dilihatnya (Sari, 2015: 40).

cerita novel Unperfect

Marriage, tetapi

kemunculannya cenderung

singkat. Ia juga beberapa kali

terlibat percakapan langsung

dengan tokoh utama. Hal ini

membuktikan bahwa tokoh

Andhika merupakan tokoh

tambahan.

4. Tokoh

Tambahan

Tokoh Rara 16) Namanya Zahrana, atau

biasa dipanggil Rara atau

Bu Rara, tipikal gadis

yang ceria. Usianya satu

tahun dibawah Nina,

meskipun mereka

sebenarnya satu angkatan.

Setelah lulus dari jurusan

Sastra Inggris di salah satu

universitas swasta di

Tokoh tambahan ketiga

bernama Rara. Rara merupakan

rekan kerja Nina di sekolah.

Rara lebih muda satu tahun

dari Nina dan merupakan guru

Bahasa Inggris. Tokoh Rara

diceritakan sebagai sosok

perempuan muda yang sangat

mengidolakan film drama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

119

Jakarta, ia mendaftar

sebagai guru Bahasa Inggris

di SMP tersebut bersamaan

dengan Nina (Sari, 2015:

42).

17) Nina terkikik pelan, ia

tahu Rara pecinta berat

K-pop, dan dia memang

mengidolakan Super

Junior. Beberapa kali Rara

memang bercerita pada

Nina, tepi tentu saja Nina

tidak tahu kalau Andhika

mirip dengan salah satu

member boyband ternama

itu (Sari, 2015: 44).

18) Awalnya Rara tidak

sadar. Tulisan Nina begitu

rapi, seperti novel-novel

dengan menggunakan sudut

pandang orang pertama.

Rara menyadari bahwa itu

bukan sebuah novel sesaat

setelahnya (Sari, 2015: 57).

boy grup Korea Selatan.

Pada kutipan 16, 17), dan 18),

membuktikan bahwa tokoh

Rara ikut hadir dalam isi cerita

dan menjadi pendukung atau

sahabat bagi Nina. Berdasarkan

hal ini, dapat dikatakan bahwa

Rara merupakan tokoh

tambahan karena hanya hadir

dalam situasi tertentu.

5. Tokoh

Tambahan

Tokoh Ibu

Rahma

19) Tante Rahma, wanita

yang sangat kuhormati,

begitu pula keluargaku.

Beliau seorang pengusaha

batik, sebelumnya Bunda

sudah lebih dulu bekerja

Tokoh tambahan keempat

bernama Ibu Rahma yang

merupakan ibu kandung Dylan.

Ibu Rahma juga merupakan

bos di tempat kerja Yana, Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

120

sama dengan beliau (Sari,

2015: 12).

20) Ibu Rahma menginginkan

putra sulungnya itu untuk

menikahi Nina. Sejak awal

Ibu Rahma tahu kalau

Dylan setengah hati

menerima permintaan beliau

untuk menikah dengan

Nina. Ya, Dylan mencintai

wanita lain, Winda, teman

SMA-nya (Sari, 2015:117).

21) Ibu Rahma tersenyum

jahil. Sayang sekali beliau

tidak bisa melihat ekspresi

Dylan ketika digoda

seperti itu. Meskipun tak

yakin juga. Sebab Dylan

termasuk dalam jajaran

makhluk-makhluk datar,

persis seperti almarhum

Papanya (Sari, 2015: 121).

kandung Nina. Sejak awal, Ibu

Rahma mencetuskan

keinginannya untuk

menjodohkan Dylan dan Nina.

Ibu Rahma mengetahui bahwa

putranya setengah hati

menerima perjodohan yang

telah ia buat karena Dylan

telah mencintai wanita lain.

Wanita yang dicintai Dylan

bernama Winda, teman

sekolahnya ketika SMA.

Pada kutipan 19), 20), dan 21),

membuktikan bahwa tokoh Ibu

Rahma hanya muncul pada

beberapa kesempatan. Selain

itu, cerita mengenai dirinya

cenderung pendek-pendek. Hal

ini membuktikan bahwa Ibu

Rahma merupakan tokoh

tambahan.

6. Tokoh

Tambahan

Tokoh

Winda 22) Winda adalah satu-

satunya wanita yang

tergabung dalam geng

Dylan. Dia tidak seperti

kebanyakan gadis lainnya.

Semua penduduk SMA juga

Tokoh tambahan kelima

bernama Winda. Ia adalah

teman Dylan semasa SMA.

Tokoh Winda juga dihadirkan

sebagai sosok orang ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

121

tahu kalau dia adalah putri

seorang pengusaha sukses.

Sebagai seorang putri kaya,

dia cukup berbeda. Dia

lebih suka tampil seenaknya

dan tomboi, jauh dari kata

manja dan feminin (Sari,

2015: 21).

23) Pria yang menodainya telah

meninggalkannya tanpa

memberi penjelasan. Ketika

kami membawanya ke

rumah sakit, kami baru tahu

bahwa ia kehilangan

janinnya yang baru berusia

tujuh minggu. Ia semakin

terpuruk dan depresi. Tak

ada satu pun teman yang

mengetahui keadaan

Winda saat itu kecuali aku

(Sari, 2015:27-28).

24) Winda masih enggan

bertemu dengan pria itu.

Bahkan untuk sekadar

mendengar penjelasan

Dylan tentang

kebohongannya (Sari, 2015:

61).

dalam konflik rumah tangga

Nina dan Dylan. Pada kutipan

22), 23) dan 24) membuktikan

bahwa tokoh Winda memiliki

keterlibatan dalam isi cerita.

aka tetapi, cerita mengenai

tokoh ini perlahan memudar

hingga akhir cerita. hal ini

membuktikan bahwa Winda

merupakan tokoh tambahan

yang hanya muncul saat

karakternya dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

122

B. Penokohan

No. Nama

Tokoh Penokohan Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis

Triangulator

Catatan Setuju

Tidak

Setuju

1. Tokoh

Nina

Shalihah, baik

hati, bimbang,

sabar,

bertanggungjawab,

dan gelisah.

Tokoh Nina digambarkan

sebagai sosok wanita yang

shalihah, baik hati, bimbang,

gelisah namun juga sabar. Hal

tersebut dapat dibuktikan

melalui beberapa peristiwa

berikut.

25) Meskipun tinggal dalam

satu rumah, kami

selayaknya orang asing.

Melakukan aktivitas kami

masing-masing tanpa

memedulikan yang

lainnya. Bahkan kami

tidur di kamar terpisah. Ia

tak pernah berbicara

padaku lebih dari dua

kalimat panjang.

Terkadang aku

mengutuki kebodohanku

... tetap bertahan dalam

rumah tangga yang

cacat ini, meski aku tahu

benar apa alasannya

Pada kutipan 25), hubungan

Nina dan Dylan tidak

berkembang ke arah yang

lebih baik, terlihat jelas

dalam kutipan bahwa tidak

adanya komunikasi yang

baik diantara keduanya.

Nina tetap bersabar dalam

menjalani kehidupan rumah

tangga. Watak ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik pikiran dan

terlihat pada kalimat

“terkadang aku mengutuki

kebodohanku ... tetap

√ Bagian kata yang

merupakan bukti

kutipan, supaya

lebih jelas terbaca,

sebaiknya dicetak

tebal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

123

(Sari, 2015:17).

26) Dylan tersenyum dan

bergegas membuka pagar,

Nina yang baru keluar

dari mobil kemudian

berjalan mendekat ke

arah sang suami. Nina

mencium tangan Dylan

dengan khidmat.

“Assalamualaikum.” (Sari, 2015:187).

27) Satu sisi aku begitu

bersemangat, tapi di sisi

lain ada sesuatu yang

membuatku sedemikian

meragu. Sebab sejak awal

hatiku sudah tak lagi

imbang. Ia memilih

cenderung, pada suatu

bertahan dalam rumah

tangga yang cacat ini,

meski aku tahu benar apa

alasannya”..

Pada kutipan 26),

membuktikan bahwa Nina

digambarkan sebagai sosok

muslimah yang shalihah.

Watak shalihah ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik tingkah laku yang

terlihat ketika ia

menunjukan sikap santun

dan menghormati pada saat

menyebutkan salam serta

mencium tangan suami

dengan khidmat.

Pada kutipan 27),

membuktikan bahwa Nina

memiliki watak bimbang.

Ia bersemangat tetapi juga

meragu di waktu

bersamaan. Sejak awal,

hatinya belum mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

124

hal yang sebenarnya

belum ku pastikan (Sari,

2015: 11).

28) “Ya sudah, kalau begitu

izinkan saya untuk

membayar pengobatan

Mas, saya juga harus

ikut tanggung jawab.”

Ujarku meyakinkannya

(Sari, 2015:8).

29) Terlebih saat aku tahu

siapa lelaki itu. Satu sisi

aku begitu bersemangat,

tapi di sisi lain, ada

sesuatu yang

membuatku sedemikian

meragu (Sari, 2015:11).

menetapkan pilihan. Watak

ini ditunjukan dalam teknik

dramatik perasaan.

Pada kutipan 28)

membuktikan bahwa Nina

memilih untuk tetap

membantu membayar biaya

perawatan di rumah sakit

sebagai bentuk tanggung

jawab. Watak ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik cakapan.

Pada kutipan 29), saat Nina

mengetahui sosok lelaki

yang dijodohkan dengan

dirinya, ia bersemangat dan

menginginkan perjodohan

tersebut. Tetapi disaat

bersamaan, muncul

perasaan ragu dan tak yakin

dengan keputusannya.

Watak ini ditunjukan

dengan teknik dramatik

perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

125

30) Diam-diam aku merasa

lega ia tak meminta biaya

perbaikan motor, tapi aku

juga merasa tak enak,

sebab, meskipun

bersalah tapi ia sudah

berusaha tak

membuatku celaka dan

malah membuat dirinya

sendiri cedera (Sari,

2015:8).

Pada kutipan 30), Nina

keberatan untuk membiayai

kerusakan motor yang

dialami Andhika. Ia merasa

gelisah dan tidak enak,

karena Andhika mengalami

cukup banyak kerugian

akibat melindunginya dari

bahaya. Watak itu

ditunjukan dengan teknik

dramatik perasaan dalam

kalimat “tapi aku juga

merasa tak enak, sebab

meskipun bersalah tetapi ia

sudah berusaha tak

membuatku celaka”.

2. Tokoh

Dylan

Bimbang, tidak

jujur, dingin,

mengakui

kesalahan,

berbakti pada

orang tua,

penyayang.

Tokoh Dylan memiliki sifat

yang seringkali merasa

bimbang dan tidak jujur. Ia

juga tak banyak bicara, tetapi

sangat menyayangi Ibunya.

Selain itu ia juga mengakui

kesalahannya pada diri

sendiri. Hal tersebut dapat

dibuktikan dalam peristiwa-

peristiwa berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

126

31) Dan sekarang aku merasa

begitu brengsek. Aku

mencintai gadis lain,

tapi aku tak mampu

menolak keinginan

Mama untuk menikahi

gadis pilihannya (Sari,

2015:26)

32) Antara rasa senang

karena cintaku

akhirnya berbalas dan

rasa bersalah yang

dalam padanya karena

aku justru telah

mengkhianatinya, dan

juga mengkhianati istri

yang mungkin kini

menantiku di dalam

pengantin kami (Sari,

2015: 30).

33) Dylan kembali terdiam.

Tak tahu harus berkata

apa. Ia sendiri tak tahu

sejak dan sampai kapan

Pada kutipan 31), Dylan

mengakui bahwa ia tak bisa

menentukan pilihan

mengenai wanita mana

yang akan dipilihnya.

Dylan menganggap dirinya

adalah seorang pecundang.

Watak ini ditunjukan

dengan teknik dramatik

pikiran.

Pada kutipan 32), Dylan

juga menganggap bahwa

dirinya seorang pengecut

karena menjalin hubungan

dengan dua wanita

sekaligus. Dylan tak berani

berterus terang kepada

keduanya. Watak ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik pikiran.

Pada kutipan 33), Dylan

seringkali berpikir

mengenai keputusannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

127

ia bimbang. Bahkan di

persimpangan seperti

ini, saat ia harus

memutuskan. Ia masih

saja bimbang. Meragu

pada pilihan yang

dibuatnya sendiri sejak

awal (Sari, 2015:63).

34) “Jadi ... Mama nanti

tinggal dimana?” tanya

Dylan ketika akhirnya Ibu

Rahma menelpon dan

mengabarkan tentang

rencana renovasi rumah.

“Ya di rumah kamu,

Nang,” alias anak lanang.

Dylan tak menjawab apa-

apa. Lagi pula mana

tega ia membiarkan

Mamanya tinggal di

apartemen atau

kontrakan, atau

menginap di rumah

saudara lain. Sementara

ia punya anak lelaki

yang sudah punya

rumah sendiri (Sari,

tetapi belum mampu

memilih pilihan mana yang

akan dipilihnya. Kutipan ini

menunjukan bahwa Dylan

memiliki sifat bimbang dan

ragu. Watak ini ditunjukan

dengan teknik dramatik

perasaan.

Pada kutipan 34), Dylan

sedikit terkejut ketika

ibunya memutuskan untuk

tinggal sementara bersama

dirinya dan Nina selama

masa renovasi rumah.

Kutipan ini menunjukan

bahwa Dylan menyayangi

ibunya dan tak tega jika

sang ibu harus menginap di

tempat lain. Watak ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik tingkah laku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

128

2015:120)

35) Kalimat Mama hari itu

seperti tamparan keras

bagiku. Aku memang

bukan seorang alim.

Tapi aku tahu seberapa

kuat rida seorang ibu

dalam kehidupan anak-

anaknya, dan aku tahu

mengapa Mama begitu

menginginkan

pernikahan ini (Sari,

2015:28).

Pada kutipan 35), Dylan

merenungkan kembali

pembicaraan dengan

ibunya. Melalui teknik

dramatik pikiran, Dylan

terlihat berbakti pada orang

tuanya dan memikirkan rida

sang ibu untuk

kehidupannya yang lebih

baik. Selain itu, Dylan juga

mengetahui keinginan

ibunya sangat serius

mengenai perjodohan

tersebut.

3. Tokoh

Andhika

Percaya diri,

ramah, humoris,

tampan, dan baik

hati

Tokoh Andhika digambarkan

sebagai sosok pria tampan

dengan sifat yang ramah, dan

humoris. Selain itu, ia juga

baik hati. Hal itu dapat

dibuktikan melalui peristiwa-

peristiwa berikut.

36) “Nina, kan?” tanyaku

memastikan gadis yang

berdiri tak jauh dari

tempatku berdiri. Ia

Pada kutipan 36), Andhika

kembali bertemu Nina

setelah beberapa waktu lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

129

menoleh dan

memandangiku bingung

beberapa saat. Aku

tersenyum lebar, muka

gantengku bukan jenis

muka yang mudah

dilupakan, kan? Astaga! (Sari, 2015:39).

37) Ya Allah . . . minta

jodoh, ya, Allah, kalau

bukan Nina . . . Nina

aja, deh, ya Allah. Tapi

udah nggak bisa, ya?

Terus saya kawin sama

siapa, ya Allah? Giliran

mau serius aja begini

amat dah! Apa jangan-

jangan saya belum

waktunya serius, ya?

(Sari, 2015:100).

38) “Pak Andhika nggak

kepikiran buat nikah,

tho?”

“Yee, si Bapak, masa

pertemuan pertama mereka

berakhir di rumah sakit.

Andhika menyadari bahwa

ia menyukai Nina, dan

dengan rasa percaya diri

mengaku bahwa wajahnya

yang tampan tak mudah

dilupakan. Teknik yang

digunakan dalam

penokohan ini adalah

teknik ekspositori.

Pada kutipan 37), Setelah

Andhika mengetahui bahwa

Nina sudah menikah,

Andhika patah hati dan

putus asa. Akan tetapi, rasa

patah hati diungkapkan

dengan cara yang humoris

dan sedikit menggelitik.

Watak ini ditunjukan

dengan teknik dramatik

cakapan.

Pada kutipan 38), Andhika

berbicara dan bercanda

dengan seorang guru di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

130

saya patah hati malah

disuruh nikah, mo

nikah sama siapa, Pak?

Sama kambing?!” (Sari,

2015:137).

SMP tempatnya bekerja.

Kutipan tersebut

menunjukan bahwa

Andhika merupakan sosok

yang ramah dan humoris.

Teknik yang digunakan

dalam penokohan ini adalah

teknik dramatik cakapan.

4. Tokoh

Rara

Ceria, penuh

drama, ceplas-

ceplos, baik hati,

suka bercanda.

Tokoh Rara merupakan sosok

gadis penggemar K-Pop yang

dikenal dramaqueen dengan

sifat ceria, simpati, baik hati

dan suka bercanda. Hal itu

dapat dibuktikan dengan

peristiwa-peristiwa berikut.

39) “Guru olahraga baru?

Cowok, Mbak? Ganteng

nggak? Hehehehe,”

cerocos Rara (Sari,

2015:42).

Pada kutipan 39), Rara

menanggapi ketika Nina

menjelaskan bahwa ada

guru baru yang

diperkenalkan oleh kepala

sekolah. Dalam kutipan

tersebut terlihat bahwa Rara

menanggapinya dengan

candaan yang ceria. Watak

tokoh ini ditunjukan dengan

teknik dramatik cakapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

131

40) “Iih, enggak, ah. Saya

mah, sukanya sama

Donghae. Lagi pula Pak

Andhika kayaknya

tengil.”

“Huss, jangan

sembarangan, ah, beliau

baik, kok.” (Sari,

2015:60).

Rara hanya nyengir.

41) Pengen sih, Mbak. Tapi

gimana, ya? Nyari jodoh

ternyata nggak

segampang di drama

Korea, yang gara-gara

tabrakan aja bisa

jadian,” Rara

mencebikkan bibir (Sari,

2015:139).

Pada kutipan 40), Rara

menanggapi dengan ceplas-

ceplos dan apa adanya

mengenai Andhika yang

menurutnya sosok pria

tengil. Watak tokoh

ditunjukan dengan teknik

dramatik cakapan.

Pada kutipan 41), Rara

menanggapi Nina dengan

sedikit candaan dan

halusinasinya mengenai

drama korea dan jodoh.

Dalam kutipan ini terlihat

bahwa Rara memiliki sifat

yang ceria dan suka

bercanda dengan rekannya.

Watak tokoh ditunjukan

dengan teknik dramatik

cakapan.

5. Tokoh

Ibu

Rahma

Pengertian,

perhatian, tegas,

berwibawa, baik

hati.

Ibu Rahma digambarkan

sebagai sosok ibu yang sangat

pengertian,

perhatian,berwibawa, namun

juga tegas dan baik hati. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

132

itu dapat dibuktikan pada

peristiwa berikut.

42) “Mama yang terlalu

egois, menganggap

kamulah istri terbaik

untuk Dylan. Tapi

Mama nggak pernah

mikirin kalau saja

Dylan nggak jadi suami

yang baik buat kamu

dan kamu bisa

menderita karena

pernikahan kalian.”

(Sari, 2015:104).

43) “Demi Allah, Mama

nggak rida kalau kamu

menikahi wanita itu!

Apa yang kamu lihat

darinya, Nang? Ia

bahkan tak

menghiraukanmu?

Berapa lama lagi kamu

menunggu? Ia

mencintai pria lain. Dan

akuilah itu bukan

kamu.” (Sari, 2015:28).

Pada kutipan 42), Dengan

rasa bersalah dan penuh

pengertian, Ibu Rahma

meminta maaf kepada Nina

sebab dirinya-lah yang

menghendaki pernikahan

keduanya tanpa pernah

mempertimbangkan

kebahagiaan Nina. Watak

tokoh ditunjukan dengan

menggunakan teknik

dramatik pikiran dan

perasaan.

Pada kutipan 43), Ibu

Rahma menentang

keinginan Dylan untuk

menikahi Winda. Melalui

teknik dramatik cakapan,

dapat terlihat bahwa Ibu

Rahma tahu Winda tidak

mencintai putranya, maka

ia dengan tegas menolak

keinginan Dylan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

133

44) “Ajarin Nina masak

makanan kesukaan Mas

Dylan ya, Ma ... dia, sih,

mana mau ngasih tahu

Nina sukanya apa.” Ibu

Rahma tersenyum

lembut, “Tentu, Sayang,

Dylan memang payah.

Bilang apa yang disuka

ke istri aja nggak mau.”

(Sari, 2015:142).

berhubungan dengan

wanita tersebut.

Pada kutipan 44), Nina dan

Ibu Rahma sedang

berbicara mengenai resep

asem-asem daging yang

disukai Dylan. Nina

meminta Ibu Rahma

mengajarinya memasak.

Dengan penuh perhatian,

Ibu Rahma menyanggupi

keinginan Nina. Watak

tokoh ditunjukan dengan

teknik dramatik tingkah

laku.

6. Tokoh

Winda

Baik hati, berterus

terang, dan mau

mengalah.

Winda merupakan tokoh

tambahan dalam novel ini. Ia

memiliki sifat yang baik hati

dan mau mengalah. Hal

tersebut dapat dibuktikan

melalui peristiwa-peristiwa

berikut.

45) “Aku memang

menyayanginya, begitu

juga sebaliknya. Tapi aku

Pada kutipan 45), Winda

berterus terang bahwa ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

134

tahu aku tak pantas

untuknya. Jangan

pernah berpikir untuk

meninggalkannya hanya

karena ingin melihat

orang yang kamu cintai

bahagia bersama orang

lain, Nina. Itu bullshit!”

(Sari, 2015:73).

46) “Kamu istrinya, Nina . .

. maaf, aku sama sekali

nggak tahu kalau dia

sudah menikah, kalau

bukan karena adik

kamu yang memergoki

kami, hingga aku

akhirnya bertemu

Ferro, salah satu teman

kami di SMA. Aku pasti

dengan bodohnya masih

mau pacaran dengan pria

beristri (Sari, 2015:72).

47) Ia menggeleng perlahan,

“Tetap saja itu bukan

suatu pembenaran

untuk perselingkuhan.

Aku juga wanita.

menyayangi Dylan, tetapi

menginginkan Nina untuk

mempertahankan rumah

tangganya. Watak tokoh ini

ditunjukan dengan teknik

dramatik cakapan.

Pada kutipan 46), Winda

meminta maaf dan berterus

terang kepada Nina bahwa

ia tidak mengetahui jika

Dylan sudah

menikah.Watak tokoh

ditunjukan dengan teknik

dramatik cakapan.

Pada kutipan 47), Winda

merasa bersalah atas

hubungannya dengan

Dylan. Winda meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

135

Maafkan kami, ya . . .

tetaplah bersama Dylan.

Dia pria baik sebenarnya

(Sari, 2015:75).

maaf dan meminta Nina

untuk tetap bersama Dylan.

Watak tokoh ditunjukan

dengan teknik dramatik

cakapan.

C. Alur

No. Unsur Jenis Alur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis

Triangulator

Catatan Setuju

Tidak

Setuju

1. Alur Alur

campuran

Dalam novel Unperfect Marriage

terdapat beberapa alur kilas balik

(flashback) yang menceritakan

mengenai masa lalu tokoh utama

maupun tokoh tambahan. Akan

tetapi, kronologis kejadian

berikutnya menunjukkan alur maju

(progresif). Alur kilas balik

diceritakan dalam beberapa bagian

pada bab 1, 2, 3, 7, dan 10.

48) Sampai suatu ketika, aku dan

Bunda mengalami kecelakaan

yang hampir merenggut

nyawaku. Tante Rahma-lah

yang menolong dan membawa

Pada kutipan 48), 49) dan 50),

merupakan alur kilas balik

(flashback) menceritakan

kecelakaan Nina dan Yana,

√ Kata kunci

bukti dicetak

tebal ya, Nak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

136

kami ke rumah sakit. Aku kritis,

sementara Bunda meninggal

dunia (Sari, 2015:12).

49) “Hari itu aku bertengkar

hebat dengan Mama, Mama

kalut, beliau menabrak dua

wanita yang sedang

berboncengan motor,” ujar

Dylan seolah tak mendengar

peringatan Nina. Nina

memejamkan matanya.

Ingatannya melesat begitu

saja, membuatnya makin

tergugu (Sari, 2015:55).

50) Hanya sebatas tahu, tak sampai

akrab. Saat itu Nina belum

berhijab seperti sekarang.

Gadis yang begitu santun dan

menaati orang tuanya.

Kecelakaan yang disebabkan

oleh Ibu Rahma hingga

menyebabkan Yana

meninggal dan Nina koma,

membuat Ibu Rahma semakin

merasa bersalah (Sari,

2015:118).

51) Aku masih berusia 15 tahun

kala itu, baru memasuki

jenjang Sekolah Menengah

ibunya, yang diceritakan

melalui sudut pandang tokoh

yang berbeda-beda. Kutipan

48), cerita disampaikan oleh

tokoh Nina, kutipan 49)

diceritakan oleh tokoh Dylan,

sedangkan kutipan 50)

digambarkan melalui tokoh Ibu

Rahma. Melalui alur ini juga

diceritakan mengenai

perjanjian perjodohan antara

Nina dan Dylan yang

dilakukan atas dasar rasa

bersalah Ibu Rahma terhadap

Nina dan ibunya. Alur kilas

balik disisipkan pengarang

agar pembaca mengetahui latar

belakang kejadian masa lalu

yang memengaruhi terjadinya

peristiwa masa kini.

Pada kutipan 51) menceritakan

mengenai awal mula Nina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

137

Atas. Aku tak pernah benar-

benar mengenalnya. Hanya saja

suatu hari, wajah kaku dan sorot

matanya yang dingin serta

suaranya yang dalam dan penuh

peringatan mencegahku

melewati jalan yang ternyata

dijadikan tempat untuk tawuran

dengan murid sekolah lain

(Sari, 2015:12).

52) Bertahun-tahun kami

kehilangan kontak selama

kuliah, membuatku hampir

tak mengenalinya saat kami

dipertemukan kembali tiga

tahun lalu. Ia berubah, menjadi

Winda yang baru. Tak seperti

Winda remaja, Winda dewasa

adalah Winda yang cantik dan

anggun (Sari, 2015:27).

53) Winda memutar-mutar jarinya

di atas pinggiran gelas. Ia mulai

bertutur. Berkisah tentang

masa lalunya (Sari, 2015:74).

54) Mama mengenal Winda sejak

kami masih sama-sama duduk

menyukai Dylan saat SMA.

Bukan mengenai perkenalan

secara langsung, melainkan

tanpa disengaja.

Pada kutipan 52) menceritakan

mengenai awal mula Dylan

kembali bertemu dengan

Winda. Selain itu, dalam

kutipan ini juga menjelaskan

mengenai perbedaan kondisi

Winda saat remaja dan dewasa

yang membuat Dylan jatuh

cinta padanya.

Pada kutipan 53), Winda

bertemu dengan Nina dan

kembali menjelaskan apa yang

sebenarnya terjadi di masa lalu

hingga membuatnya dekat

dengan Dylan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

138

di bangku SMA. Winda satu-

satunya gadis di dalam

genkku. Dan Mama sering

bertemu dengannya saat kami

sama-sama terkena masalah.

Mama juga tahu tentang

peristiwa yang menimpa Winda

(Sari, 2015:180).

Pada kutipan 54) menjelaskan

mengenai awal mula Ibu

Rahma mengenal Winda.

Melalui kutipan ini juga

dijelaskan alasan Ibu Rahma

menentang keras keinginan

Dylan untuk menjalin

hubungan dengan Winda di

masa kini, sebab latar belakang

masa lalu yang buruk dan

firasat Ibu Rahma mengenai

perasaan Winda terhadap

Dylan.

2. Tahapan

Alur

Eksposisi

(Exposition)

Eksposisi merupakan paparan awal

cerita. Pengarang memperkenalkan

tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat

kejadiannya, dan hal-hal yang

melatarbelakangi tokoh tersebut agar

mudah dipahami pembaca melalui

jalan ceritanya. Berikut ini kutipan-

kutipan yang menunjukan paparan

awal cerita.

55) BRAAAAK! Motor itu melesat

jauh dari tempatku berdiri

sekarang. Aku beristighfar

Bagian eksposisi atau awalan

cerita novel Unperfect

Marriage karya Merry Maeta

Sari ditunjukan pada bab 1.

Dapat terlihat pada awalan

cerita, pengarang menceritakan

awal pertemuan Nina dan

Andhika. Selanjutnya,

diceritakan mengenai Nina

yang nampak akur dengan ibu

tiri dan latar belakang kondisi

keluarganya. Cerita masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

139

sebanyak-banyaknya, jantungku

berdebar keras, bayangan

mengerikan melesat begitu saja.

Segera aku menoleh ke arah

motor itu. Seperti dugaanku,

motor beserta pengemudinya

itu terjatuh setelah menabrak

bahu jalan (Sari, 2015:5).

56) “Bapak Andhika!” panggil salah

satu staf di klinik itu. Membuat

kami menoleh. Pria itu

bernama Andhika. Aku

mengetahuinya saat kami

registrasi tadi.

57) Sejak Bunda meninggal, aku

memang tinggal bersama

Ayah, Mama, dan adik tiriku,

Nino. Mama dan Nino

menyayangiku. Bahkan saat

Bunda masih hidup, kami

cukup rukun. Ayah dan Bunda

memang sudah bercerai sejak

aku SMP (Sari, 2015:9)

58) Ayah dan Mama amat

mendukung niat Ibu Rahma

untuk menikahkanku dengan

putranya (Sari, 2015:11).

59) Dadaku sesak penuh haru

ketika ia mengucapkan ijab

kabul. Resepsi berjalan lancar

kedua orang tuanya dengan Ibu

Rahma, pemilik butik tempat

bunda Nina bekerja, menuntun

Nina pada rencana perjodohan.

Nina tidak menolak, tetapi

masih merasa ragu akan

pilihannya. Awalnya, Nina

tidak menyadari bahwa Dylan

tidak menginginkan

perjodohan tersebut.

Pernikahan yang tidak

harmonis tetap berlanjut

hingga beberapa bulan

kemudian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

140

setelahnya, meskipun tak

banyak kata yang terucap dari

mulut kami (Sari, 2015:16).

60) Aku berusaha berpikiran positif,

mungkin saja ia keluar untuk

mencari sesuatu. Tapi hingga

menjelang subuh aku tak lagi

mendapatinya ada di kamar ini.

Beribu pertanyaan mulai

muncul dibenakku, ada apa

dengannya? Mungkinkan dia

tidak menginginkan

pernikahan ini? Astaga! (Sari,

2015:17)

61) Pertanyaan itu masih belum

terjawab hingga pernikahan

kami berusia tiga bulan. Sejak

awal menikah kami tinggal di

rumah mungil milik Dylan.

Meskipun tinggal dalam satu

rumah, kami selayaknya

orang asing (Sari, 2015:17).

Rangsangan

(Inciting

Moment)

Pada tahap rangsangan ini, konflik

pertama akan muncul. Konflik

pertama terjadi saat Nina dan

adiknya memergoki Dylan dan

Winda di sebuah pusat perbelanjaan.

Bukti tahapan rangsangan ditunjukan

pada kutipan-kutipan di bawah ini.

Bagian rangsangan atau

inciting moment dalam novel

Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari ditunjukan

pada bab 2. Pada bab ini,

hubungan antara Dylan dan

Winda diketahui secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

141

62) Ketika Nina berhasil mengejar

Nino, pemuda itu rupanya sudah

membuat Dylan tersungkur.

Tangan Nina segera menahan

tangan Nino yang siap

melayangkan tinju lagi di

wajah Dylan (Sari, 2015:49)

63) Tapi lagi-lagi bibirnya kelu,

dadanya terasa sesak menahan

semuanya. “Aku nggak cinta

sama kamu,” ujar Dylan.

“Aku tahu,” jawab Nina akhirnya mengeluarkan suara.

Sedikit serak . Tentu saja sejak

awal Nina sadar bahwa tak ada

sedikitpun cinta untuknya (Sari,

2015:53)

64) “Sebab di dekatmulah aku

merasa bahagia, Mas. Dengan

atau tanpa kepedulianmu

kepadaku. Bahkan sekalipun

pada akhirnya setiap tarikan

napasku hanya untuk

menghirup luka. Tak apa.

Sebab aku terlebih dulu

memilihmu. Memilih untuk

mencintaimu (Sari, 2015:56).

langsung oleh Nino, adik Nina.

Tetapi Nina meminta adiknya

untuk merahasiakan hal itu dari

orang tuanya. Selanjutnya,

Dylan juga telah mengakui

secara langsung bahwa ia tidak

mencintai Nina dan berterus

terang mengenai masa lalu

yang menyebabkan perjodohan

itu terjadi. Sebaliknya, Nina

justru mengakui perasaannya

terhadap Dylan.

Gawatan

(Rising Action)

Pada tahap gawatan, konflik semakin

meningkat, berkembang dan rumit.

Bagian gawatan atau (rising

action) dalam cerita novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

142

Bukti tahapan gawatan (rising

action) ditunjukan dalam kutipan-

kutipan berikut.

65) Kalau saja menyakiti secara

fisik tidak termasuk dalam

tindakan kriminal, Winda

mungkin sudah melemparkan

apapun yang ada di dekatnya

kali ini untuk membuat

Dylan, paling tidak masuk

rumah sakit (Sari, 2015:61).

66) Winda masih enggan bertemu

dengan pria itu. Bahkan

untuk sekedar mendengar

penjelasan Dylan tentang

kebohongannya (Sari, 2015:61)

67) Menyakiti Nina tanpa tahu

bahwa gadis itu mencintainya

saja sudah cukup membuat

Dylan memikul rasa bersalah

yang berat, apalagi ditambah

kenyataan bahwa Nina telah

jatuh cinta padanya. Dylan

harus benar-benar

bertanggungjawab (Sari,

2015:64).

Unperfect Marriage karya

Merry Maeta Sari ditunjukan

pada bab 3. Pada bab ini,

konflik cukup rumit mulai

terjadi. Winda marah dan

memutuskan untuk mengakhiri

hubungan setelah mengetahui

bahwa Dylan sudah menikah.

Konflik lain juga terjadi setelah

Nina mengakui perasaannya

terhadap Dylan, sedangkan

Dylan mengalami

kebimbangan dalam

memutuskan perempuan mana

yang dipilih. Ia merasa

bersalah kepada Nina karena

tidak bisa membalas

perasaannya, tetapi Dylan juga

tidak mampu meninggalkan

Winda.

Komplikasi

(Complication)

Pada tahap komplikasi, berbagai

konflik permasalahan semakin rumit

Bagian komplikasi dalam

cerita novel Unperfect

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

143

dan meninggi. Bukti komplikasi

ditunjukan melalui kutipan-kutipan

berikut.

68) Nina menoleh. Matanya

membelalak ketika melihat

ponsel Andhika yang

menunjukan nama Galang

sebagai si penelpon, tapi

wallpaper ponsel Andhika (Sari, 2015:89).

69) Selama beberapa hari Dylan

tampak gusar. Wajahnya kusut

dan tampak lelah. Nina bisa

menebak mengapa Dylan

mendadak menjadi seperti

zombie akhir-akhir ini. Winda

benar-benar ke Korea (Sari,

2015:105).

70) “Bisakah Mas mencoba

mencintai Nina? Nggak,

maksud Nina, bisakah kita

mencobanya? Benar-benar

mencobanya? Hanya tiga

bulan. Ayo kita benar-benar

mulai . . . pendekatan,” (Sari,

2015:107).

Marriage karya Merry Maeta

Sari ditunjukan pada bab 5 dan

bab 6. Berbagai konflik terlihat

semakin rumit, terlebih saat

Nina dan Rara mengetahui

bahwa Andhika menyukai

Nina. Di sisi lain, Dylan

sungguh gusar dan gelisah saat

mengetahui Winda memilih

meninggalkannya dan

berangkat ke Korea tanpa

memberitahunya. Di tengah

konflik yang ada, Nina

memberanikan diri untuk

meminta Dylan sungguh-

sungguh mencoba melakukan

pendekatan dengannya.

Klimaks

(Climax)

Pada tahapan klimaks ini merupakan

titik puncak konflik terjadi. Klimaks

Puncak klimaks dalam novel

ini terjadi pada bab 10, terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

144

merupakan puncak cerita atau

puncak kegawatan, yaitu puncak dari

kejadian-kejadian dan merupakan

jawaban dari semua problem atau

konflik yang tidak mungkin dapat

meningkat lebih ruwet lagi. Bukti

klimaks ditunjukan melalui kutipan-

kutipan berikut.

71) “BUAGH!!!! Tinju Dylan

mengenai wajah Andhika,

membuat Andhika tersungkur

karena tidak ada persiapan

untuk menangkis pukulan

Dylan yang tiba-tiba.

“ASTAGHFIRULLAH!!”

jerit Nina dan Rara hampir

bersamaan melihat kejadian

tak terduga itu (Sari,

2015:188)

72) Dylan mendengus keras

kemudian kembali berkata

dengan tajam, “Jangan kira

gua bakal lupa sama muka lo!

Bahkan sampai 100 tahun

kemudian gue nggak bakal

lupain muka cowok berengsek

yang udah merkosa temen

gue! Ngancurin hidup dia!”

dalam kutipan 71) dan 72).

Dylan merasa begitu marah

dan mengamuk setelah melihat

Andhika berada di hadapannya.

Andhika adalah pria yang

selama ini di cintai oleh

Winda. Di masa lalu, Winda

pernah menjalin hubungan

dengan Andhika dan

mengandung bayinya. Tetapi

Andhika meninggalkannya

begitu saja. Winda terpuruk

dan kehilangan bayinya karena

depresi. Di sisi lain, pada

kutipan 73), Nina menganggap

Dylan masih memikirkan dan

membela Winda, Nina sedih

dan terpuruk. Ia memutuskan

untuk menjauhi Dylan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

145

(Sari, 2015:189)

73) “Nina yang harusnya minta

maaf, nggak seharusnya Nina

memaksakan kehendak untuk

membuat Mas

mempertahankan pernikahan

ini,” lanjutnya lagi. Ya . . .

Dylan masih mencintai Winda

(Sari, 2015:195)

Leraian

(Falling

Action)

Leraian atau (falling action)

merupakan tahap penyelesaian

konflik yang telah mencapai

klimaks. Setelah konflik mencapai

titik tertinggi klimaks, tingkatan

konflik tersebut akan kembali

menurun. Hal ini ditunjukan dalam

kutipan-kutipan berikut.

74) “Aku menepati janjiku untuk

belajar mencintaimu.

Harusnya kamu juga

menepati janjimu untuk

membuatku jatuh cinta.

Mempertahankan rumah

tangga kita,” lanjut Dylan

menatap Nina yang masih

mengerjap kaget (Sari,

2015:196)

75) Mungkin memang dari

Bagian leraian (falling action)

dalam novel ini mulai terlihat

pada bab 11. Pada kutipan di

samping, menunjukan konflik

menuju pada tahap selesaian.

Pada bab ini, titik terang mulai

terlihat. Pada kutipan 74) dan

75), Dylan memiliki keinginan

untuk mempertahankan

pernikahannya dan mulai

mencintai Nina. Pada kutipan

76) menunjukan bahwa

Andhika berniat menyusul

Winda ke Korea untuk

menyelesaikan persoalan di

masa lalu. Hal ini dilakukan

karena Andhika telah mantap

memilih Rara sebagai calon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

146

sananya, Dylan minim akan

ekspresi. Ia masih bersikap

biasa saja, sementara Nina

mendadak tidak karu-karuan

setelah ciuman pertama

mereka. Ia tak berani menebak-

nebak perasaan Dylan. Sebab

tidak ada deklarasi yang pasti

kecuali permintaan Dylan untuk

tetap melanjutkan aksi

pendekatan mereka (Sari,

2015:203-204).

76) “Saya akan menemui Winda

untuk meminta maaf, jika saja

itu cukup. Atau apapun untuk

menebus kesalahan saya. Tapi

di sisi lain, saya . . . udah

mentok sama Rara.

Memangnya orang seperti saya

nggak pantas ya, menjadi lebih

baik lagi?” ujar Andhika (Sari,

2015:207).

pendamping.

Penyelesaian

(denouement)

Penyelesaian (denouement) adalah

tahapan saat ketegangan

dikendorkan. Konflik-konflik yang

lain, sub-sub konflik, ataupun

konflik tambahan juga diberikan

jalan keluar, kemudian cerita

diakhiri. Berikut adalah kutipan-

Bagian penyelesaian

(denouement) dalam novel

Unperfect Marriage terdapat

pada bab 12. Pada kutipan

disamping, terlihat konflik

sedang ada pada tahap

selesaian. Segala konflik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

147

kutipan yang menunjukan

penyelesaian.

77) “Ehem,” Dylan berdehem begitu

ada di depan Andhika. “Ada

apa?”

“Saya ... mau minta maaf atas

insiden beberapa hari yang

lalu,” ujar Dylan datar,

matanya enggan menatap

Andhika, hanya sesekali

meliriknya. “Ya, saya memang

pantas menerimanya,” jawab

Andhika datar. Dylan

mengulurkan tangannya

tanda damai. Andhika

tersenyum kecil kemudian

menyambutnya (Sari,

2015:209).

78) Meskipun tanpa deklarasi yang

jelas, bahkan tidak pernah ada

yang membahas apakah masa

tiga bulan yang dulu diajukan

Nina masih berlaku atau tidak,

hubungan Nina dan Dylan

membaik. Termasuk hak dan

kewajiban sebagai suami istri

pun sudah mereka penuhi

dengan baik (Sari, 2015:213-

214).

memiliki penyelesaian cerita.

Kutipan 77), atas bujukan

Nina, Dylan akhirnya meminta

maaf kepada Andhika atas

kejadian kurang

menyenangkan dan

kesalahpahaman yang terjadi.

Kutipan 78) menunjukan

hubungan Nina dan Dylan

semakin membaik dan

memutuskan untuk bertahan

dalam pernikahan mereka.

Kutipan 79), menunjukan

bahwa Winda benar-benar

menetap di Korea dan memulai

kehidupan baru dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

148

79) Nina menggeleng, “Mbak

Winda udah pacaran sama salah

satu staf KBRI, tapi dia udah

baikan sama Mas Andhika, mau

baca emailnya?” tawar Nina,

Dylan mengangguk (Sari,

2015:214)

80) Rara menghela napas, “Nggak

apa adanya juga. Kamu juga.

Jangan terima aku apa adanya.

Dengan pernikahan ini, kita

harus jadi yang lebih baik,” ujar

gadis itu sambil tersenyum.

Andhika balas tersenyum.

Ditatapnya mata milik istrinya

itu dan dikecupnya kening Rara

dengan sepenuh cinta (Sari,

2015:220).

seorang pria asal Indonesia

yang bekerja di KBRI. Setelah

menyelesaikan persoalan

dengan Winda, kutipan 80)

Andhika memantapkan proses

ta’aruf dengan Rara dan

menikahinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

149

D. Konflik Batin Tokoh Utama

Unsur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis

Triangulator

Catatan Setuju

Tidak

Setuju

Konflik Internal Setelah meneliti dengan

mengurutkan alur cerita, peneliti

membuat kesimpulan bahwa faktor

internal menjadi penyebab utama

terjadinya gejolak ataupun konflik

batin dalam diri tokoh utama Nina

dalam novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari. Berikut

beberapa kutipan yang menunjukan

konflik internal yang menjadi faktor

utama penyebab konflik batin.

81) Beribu pertanyaan mulai

muncul dibenakku, ada apa

dengannya? mungkinkah

sebenarnya dia tidak

menginginkan pernikahan ini? Astaga! Seharusnya aku

mengetahuinya sejak awal.

Bahwa setiap ketidakpeduliannya

bukan semata-mata untuk

menjaga hubungan kami sebelum

Pada kutipan di samping

menunjukan bahwa peristiwa dan

konflik yang di alami Nina lebih

banyak berhubungan dengan

perasaan dan sakit hati dan rasa

kehilangan yang disimpannya

seorang diri, baik mengenai

pernikahan maupun kepergian

Yana, ibunya. Selain itu, kehadiran

Winda sebagai selingkuhan Dylan

membuat Nina semakin merasa

terpuruk. Pengarang menunjukan

konflik yang muncul disebabkan

oleh konflik eksternal antara tokoh

utama dan tokoh tambahan.

Berdasarkan pengamatan tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa

konflik yang sangat dominan

dalam novel Unperfect Marriage

karya Merry Maeta Sari adalah

konflik internal.

√ Kata kunci

tolong dicetak

tebal ya,

Nak…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

150

halal. Tapi karena sesungguhnya

ia tak pernah menginginkan

pernikahan ini sejak awal. Tapi

mengapa? (Sari, 2015:17)

82) Semakin aku memejamkan mata,

semakin bayangan-bayangan

tentang masa SMA, pernikahan

kami, kejadian siang tadi, juga

telepon beberapa menit lalu itu

berdesak-desakan di kepala.

Mengakumulasi rasa sakit yang

kemudian menimbulkan nyeri

luar biasa. Hingga tak terasa

sudut mataku basah tanpa

suara (Sari, 2015:25).

83) Nina tak pernah tahu bahwa

rasanya akan seperti ini.

Sesakit ini. Lebih sakit dari

yang ia bayangkan

sebelumnya. Isakan pertama

keluar tanpa bisa ia cegah. Nina buru-buru menutup

mulutnya. Ia bahkan tak tahu atas

alasan apa air mata ini akhirnya

keluar (Sari, 2015:54).

84) Nina mencengkram ujung kemeja

Dylan. Tak ingin mendengar

lebih jauh lagi. Belum selesai

rasa sakit atas pernyataan

Dylan sebelumnya, kini ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

151

dipaksa mengingat rasa

kehilangan Bunda yang

membuatnya makin tersiksa.

Merasa nelangsa sebab

kehilangan cinta terbesarnya (Sari, 2015:55).

85) Aku menelan ludah, berusaha

mengeluarkan suara yang

begitu tercekat. Aku sedang

berhadapan dengan wanita yang

menjadi selingkuhan suamiku.

Ya Allah, rasa sakit itu masih

ada, membayangkan

perselingkuhan antara gadis di

depanku ini dan juga Dylan (Sari, 2015:71).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

152

E. Mengkategorikan Konflik Batin Berdasarkan Teori Kebutuhan-Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow

No. Unsur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis

Triangulator

Keterangan Setuju

Tidak

Setuju

1. Konflik

Batin

Kebutuhan

Fisiologis

Kebutuhan fisiologis bersifat

homeostatik (usaha menjaga

keseimbangan unsur-unsur fisik)

seperti makanan, minuman, gula,

garam, protein, serta kebutuhan

istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis

tokoh Nina cukup terpenuhi dengan

baik, terkecuali kebutuhan seks.

Berikut ini bukti kutipan yang

menunjukan hal tersebut.

86) Aku kemudian menuju dapur

dan menyiapkan sarapan untuk

kami. Nasi goreng dan telur

ceplok selalu menjadi menu

andalan ketika aku disibukkan

dengan skripsi atau pekerjaan (Sari,

2015:18-19).

87) Siang ini, Shara, Lena, dan Caca

mengajakku untuk makan siang

di salah satu rumah makan

Kebutuhan fisiologis tokoh Nina

terpenuhi dengan baik. Nina

tidak memiliki kendala dalam

memenuhi kebutuhan

fisiologisnya. Akan tetapi,

kebutuhan seks tidak terpenuhi

dengan baik. Dylan menolak

untuk melakukan hubungan

suami istri sebelum ia benar-

benar mencintai Nina. Bahkan

secara terang-terangan, Dylan

menjaga jarak agar tidak terlalu

dekat dengan Nina. Hal ini

ditunjukan pada bab 1, 2, 4, dan

7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

153

dekat kampus kami. Kami

berempat baru saja menyelesaikan

administrasi untuk wisuda dan

akhirnya memutuskan untuk makan

siang bersama (Sari, 2015:20).

88) Nina menatap kecut

belanjaannya. Banyak sekali.

Kenapa ia begitu brutal tadi

waktu belanja, meskipun itu

semua kebutuhan sehari-hari,

ditambah dengan kebutuhan

pribadinya. Sekarang ia sendiri

sedikit kerepotan membawa

belanjaannya, apalagi ia harus naik

kendaraan umum (Sari, 2015:46).

89) Tapi tak ada jawaban, membuat

Dylan memberanikan diri untuk

membuka pintu kamar Nina. Gadis

itu tertidur nyenyak setelah

memakan separuh buburnya dan

meminum obatnya (Sari,

2015:83).

90) “Nina, maaf kalau aku tidak bisa

menjadi suami yang baik buat

kamu, bahkan maaf-tidak bisa

memberimu nafkah batin. Kamu

gadis yang cantik dan baik, asal

kamu tahu, setiap lelaki bisa saja

berhubungan suami istri bahkan

tanpa mencintai partner-nya. Tapi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

154

aku nggak bisa melakukan itu

sama kamu. Aku menghormati

kamu. Dan aku mau kamu tidak

dirugikan sama sekali kalau

misalnya kita berpisah nantinya,”

ujar Dylan (Sari, 2015:131).

2. Kebutuhan

keamanan

Kebutuhan keamanan pada dasarnya

adalah kebutuhan mempertahankan

kehidupan yang mencakup stabilitas,

proteksi, struktur hukum, keteraturan,

batas, kebebasan dari rasa takut dan

cemas. Akan tetapi dalam masa

dewasa, kebutuhan rasa aman maujud

dalam berbagai bentuk, mulai dari

pekerjaan, agama, tabungan, asuransi,

dan jaminan masa depan. Bukti

terpenuhinya kebutuhan keamanan

ditunjukan pada kutipan-kutipan

berikut.

91) Sekarang aku hanya harus

berkonsentrasi pada skripsi juga

pekerjaanku sebagai karyawan

magang di sebuah SMP swasta,

aku memang sudah mulai

bekerja sambil kuliah sejak

semester empat. Awalnya hanya

menjadi guru bimbingan belajar,

Berdasarkan kutipan disamping,

terlihat jelas bahwa kebutuhan

keamanan atau rasa aman tokoh

Nina terpenuhi dengan cukup

baik. Dalam keseluruhan cerita

dan alur, Nina tidak memiliki

kecemasan yang berat mengenai

lingkungan, batasan, dan

kebebasan yang dimilikinya.

Nina juga memiliki pekerjaan

dan gaji yang memungkinkan

untuk menabung. Selain itu,

suaminya juga menafkahi

kebutuhan rumah tangga dengan

baik. Hal ini ditunjukan pada

bab 1 dan 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

155

tapi kemudian ada satu tawaran

untuk menjadi guru magang,

maka aku pun menerimanya (Sari, 2015:10).

92) “Jadi benar itu Mas yang

mentransfer?” tanyaku lagi

memastikan. Bulan lalu aku

menerima sejumlah uang di

rekeningku. Ku pikir ayah yang

memberikannya, meskipun

setelah magang aku nyaris tak

pernah mendapat dukungan

finansial secara rutin dari ayah,

hanya beberapa kali sebagai

hadiah (Sari, 2015:19).

93) “Mas, eum ... murid Nina berhasil

lolos di olimpiade matematika

kemarin,” ujarku saat kami dalam

perjalanan pulang sore itu. Hari ini

aku mengisi ekstrakurikuler

KIR matematika, pengampunya

adalah aku dan Bu Diah, jadi

jam lima sore aku baru keluar

dari sekolah. (Sari, 2015:161)

3. Kebutuhan

dimiliki dan

cinta

Kebutuhan ini sangat penting

sepanjang hidup. Rasa cinta adalah

hubungan sehat antara sepasang

manusia yang melibatkan perasaan

saling menghargai, menghormati, dan

Berdasarkan kutipan di

samping, terlihat bahwa

kebutuhan akan rasa cinta dan

dimiliki tidak terpenuhi bagi

Nina. Dylan menyimpan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

156

mempercayai. Tanpa terpenuhinya

kebutuhan ini, memungkinkan

terjadinya perubahan perilaku

seseorang, hal ini sejalan dengan yang

dialami Nina. Bukti hal tersebut

ditunjukan dalam beberapa kutipan

berikut.

94) Melakukan aktivitas kami masing-

masing tanpa memedulikan yang

lainnya. Bahkan kami tidur di

kamar terpisah. Ia tak pernah

berbicara kepadaku lebih dari

dua kalimat panjang. Terkadang

aku mengutuki kebodohanku ...

tetap bertahan dalam rumah

tangga yang cacat ini, meski aku

tahu benar apa alasannya (Sari,

2015:17).

95) “Aku nggak cinta sama kamu,”

ujar Dylan. “Aku tahu,” jawab

Nina akhirnya mengeluarkan

suara. Sedikit serak. Tentu saja

sejak awal Nina sadar bahwa tak

ada sedikitpun cinta untuknya.

“Pernikahan ini nggak utuh,

Nina.” (Sari, 2015:53).

96) “Aku mencintainya, aku menunggu

sekian lama agar dia mau

cinta bagi wanita lain. Ia juga

tidak pernah benar-benar

berusaha melihat Nina sebagai

sosok istri yang potensial

baginya. Adanya rasa

keterpaksaan atas perjodohan

membuat Dylan cenderung

menganggap bahwa Nina adalah

sumber masalah bagi keduanya.

Hal tersebut ditunjukan pada

bab 1, 2, dan 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

157

membuka hatinya untukku, tapi

ketika dia mau membuka hatinya

untukku, kamu dihadirkan Mama.

Kenapa harus pernikahan ini

bayarannya?” suara Dylan

melemah (Sari, 2015:54).

97) “Aku nggak mungkin menolak

permintaan Mama. Sungguh aku

berharap kamulah yang menolak

perjodohan ini. Tapi kamu

menerimanya. Bahkan setelah

menikah, berkali-kali aku

menyakitimu, tak

menganggapmu. Tapi kenapa

kamu tak mengadukannya pada

Mama atau orang tuamu? Kenapa

kamu tak meninggalkanku?

Mencari kebahagiaanmu sendiri,

kamu berhak berbahagia, Nin...!”

(Sari, 2015:55-56).

98) “Nina, aku sudah mencobanya.

Tapi ternyata . . . ini hanya akan

semakin menyakitimu.”

“Memangnya apa yang sudah

Mas coba?” tanyaku tersenyum

miris, “selama ini kita belum

mencoba apa pun. Kecuali

berlaku sebagai suami istri

secara formalitas dan simbolis.

Kita belum benar-benar mencoba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

158

untuk menjadi suami istri yang

sesungguhnya dan mencoba saling

mencintai.” (Sari, 2015:107).

4. Kebutuhan

harga diri/

penghargaan

Dalam novel Unperfect Marriage,

tokoh Nina mendapatkan kebutuhan

penghargaan melalui lingkungan di

sekelilingnya. Nina tidak pernah

merasa diasingkan atau terhina saat

berada di lingkungannya. Hal tersebut

dapat dibuktikan melalui beberapa

kutipan berikut.

99) “Kamu istrinya, Nina . . . maaf,

kalau aku sama sekali nggak

tahu kalau dia sudah menikah,

kalau bukan karena adik kamu

yang memergoki kami, hingga aku

akhirnya bertemu Ferro, salah satu

teman kami di SMA. Aku pasti

dengan bodohnya masih mau

pacaran dengan pria beristri.”

(Sari, 2015:72).

100) “Jangan pernah berpikir

untuk meninggalkannya

hanya karena ingin melihat

orang yang kamu cintai

bahagia bersama orang lain.

Itu bullshit! Tetaplah

bersamanya. Dylan akan

Berdasarkan kutipan di

samping, terlihat bahwa

kebutuhan harga

diri/penghargaan bagi Nina

terpenuhi dengan baik. Nina

tumbuh di lingkungan keluarga

yang baik, menghargai dan

menyayanginya. Ibu Rahma,

memperlakukan Nina dengan

baik dan menganggapnya

sebagai wanita yang layak

menjadi pendamping Dylan.

Selain itu, Winda yang

merupakan selingkuhan Dylan,

juga memperlakukan Nina

dengan baik, meminta maaf, dan

menghargainya sebagai istri

Dylan yang sah. Hal ini

ditunjukan pada bab 3 dan 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

159

segera melupakanku. Perasaan

kami tak sedalam itu.” (Sari,

2015:73).

101) “Mama salah. Mama yang

terlalu egois, menganggap

kamulah istri terbaik untuk

Dylan. Tapi Mama nggak

pernah mikirin kalau saja

Dylan nggak jadi suami yang

baik buat kamu dan kamu

bisa menderita karena

pernikahan kalian.” (Sari,

2015:104).

5. Kebutuhan

aktualisasi

diri

Kebutuhan aktualisasi diri dalam novel

Unperfect Marriage menggambarkan

bahwa Nina mengalami kesulitan

menjalani proses berkembang dan

berkomunikasi dalam kehidupan rumah

tangganya. Berikut merupakan bukti

hambatan-hambatan yang terjadi.

102) Aku menghela napas. Oh,

bukankah aku hanya perlu

bersyukur bahwa aku masih

bisa berada di dekatnya,

menangkap sosoknya melalui

indraku, dan merasakan

kehadirannya walau tak

terjamah. Ketika Dylan

Berdasarkan kutipan di

samping, terlihat bahwa Nina

selalu merasa putus asa dan

menghindar setiap kali memulai

komunikasi dengan Dylan. Nina

tidak memiliki keberanian untuk

memulai pembicaraan dengan

Dylan, meskipun ia memiliki

banyak pertanyaan yang ingin

diajukan kepada suaminya itu.

Nina seperti wanita yang

kehilangan harapan untuk

menyelamatkan rumah

tangganya karena kehadiran

Winda bagi Dylan. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

160

menyadari bahwa aku sejak tadi

memperhatikannya, ia menoleh

dan menatapku sejenak,

kemudian kembali melakukan

aktivitasnya (Sari, 2015:18).

103) Dylan menghela napas, memilih

tak menjawab dan segera

menghentikan sesi sarapannya

kemudian meninggalkanku.

Komunikasi kami selalu

seburuk ini, hingga rasanya tak

ada ruang bagiku untuk

mempertanyakan kejanggalan

rumah tangga kami (Sari,

2015:19-20).

104) “Tadi . . . kita sampai mana?”

tanyanya berubah datar saat

kembali menatapku. Ke mana

wajah lembutnya tadi? Astaga,

Nina, bahkan setelah apa yang

terjadi selama ini, memangnya

kamu bisa berharap apa?

“Nggak apa-apa, lupain aja,”

jawabku memaksakan

tersenyum (Sari, 2015:24-25).

105) “Kamu . . . nggak mau tanya

sesuatu? Tentang telepon tadi

misalnya?” tanyanya lagi.

Sungguh aku ingin sekali. Tapi

aku hanya menggeleng pelan.

ditunjukan pada bab 1 dan 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

161

Kuputuskan untuk berbaring

memunggunginya,

memejamkan mata dan

berusaha menekan rasa sakit

yang mendadak memenuhi

dada (Sari, 2015:25).

106) “Tanyakan apa yang mau kamu

tanyakan, jangan diem aja,” ujar

Dylan datar setelah kembali

duduk tegak. “Maaf, masalah

kejadian tadi, Nino masih

labil,” jawab Nina berusaha

mengatur intonasi suaranya (Sari, 2015:52).

107) Dylan menoleh dan mendapati

wajah datar Nina. Dylan

memejamkan mata,

menghembuskan napas pelan.

Tak mengerti Nina. “Kumohon

Nina, kali ini bicaralah. Kenapa

kamu selalu diam?” suara Dylan

sarat akan nada frustasi meski

dengan suara pelan ia

mengatakannya. Sedikit putus

asa karena Nina masih tak mau

bicara (Sari, 2015:53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

162

TRIANGULASI DATA

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA

DALAM NOVEL UNPERFECT MARRIAGE

KARYA MERRY MAETA SARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

Oleh:

Antonia Pia Luneta Kelawing

Nim: 151224077

Telah disetujui oleh

Yogyakarta, 10 Maret 2021

Triangulator

Muncar Tyas Palupi, S.S., M.Hum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NINA DALAM NOVEL …

163

SAMPUL NOVEL

Sampul Depan Sampul Belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI