1 Survei Perbankan TRIWULAN II-2018 Pertumbuhan Kredit Menguat Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru meningkat pada triwulan II-2018. Pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan akan semakin menguat pada triwulan III-2018. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan II-2018 yang meningkat dari 75,9% menjadi 90,3%, kemudian naik menjadi 97,6% pada triwulan III-2018. Perbankan diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam kebijakan penyaluran kredit pada triwulan III-2018. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standar triwulan III-2018 sebesar 13,9, lebih tinggi dibandingkan indeks pada triwulan sebelumnya yang tercatat 6,6. Pengetatan penyaluran kredit oleh perbankan dilakukan melalui kenaikan suku bunga kredit dan pembatasan plafon kredit, terutama pada penyaluran kredit investasi dan kredit modal kerja. Hasil Survei Perbankan juga mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit 2018. Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan mencapai 11,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit tahun 2017 sebesar 8,2% (yoy). Optimisme tersebut didorong oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi pada 2018, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia guna menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali. A. Kondisi Triwulan II-2018 Pertumbuhan kredit baru menguat pada triwulan II-2018 Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit baru meningkat pada triwulan II-2018. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 90,3%, lebih tinggi dari 75,9% pada triwulan sebelumnya (Grafik 1). Peningkatan pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan kredit, terindikasi dari kenaikan SBT permintaan kredit konsumsi dari 16,6% menjadi 36,6%, SBT permintaan kredit modal kerja dari 71,9% menjadi 90,2% dan SBT permintaan kredit investasi dari 71,5% menjadi 73,8% (Tabel 1). Pada triwulan II-2018, peningkatan kredit konsumsi terutama didorong oleh kenaikan permintaan kartu kredit dan kredit kepemilikan rumah/ apartemen (Grafik 2). Tingginya konsumsi rumah tangga selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri ditengarai menjadi faktor utama pendorong meningkatnya penggunaan kartu kredit selama triwulan II-2018. Sementara secara sektoral, meningkatnya permintaan kredit baru terjadi pada hampir semua sektor ekonomi, dengan peningkatan terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, diikuti oleh sektor jasa pendidikan dan sektor listrik, gas dan air (Grafik 3). Tren kenaikan harga energi ditengarai menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan kredit baru pada sektor pertambangan dan penggalian (Grafik 4).
11
Embed
Kondisi Triwulan II-2018 - bi.go.id II-2018.pdf · Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standar triwulan III-2018 sebesar 13,9, lebih tinggi dibandingkan indeks pada triwulan sebelumnya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Survei Perbankan
TRIWULAN II-2018 Pertumbuhan Kredit Menguat
Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru
meningkat pada triwulan II-2018. Pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan akan semakin
menguat pada triwulan III-2018. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
permintaan kredit baru pada triwulan II-2018 yang meningkat dari 75,9% menjadi 90,3%,
kemudian naik menjadi 97,6% pada triwulan III-2018.
Perbankan diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam kebijakan penyaluran kredit pada
triwulan III-2018. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standar triwulan III-2018 sebesar 13,9,
lebih tinggi dibandingkan indeks pada triwulan sebelumnya yang tercatat 6,6. Pengetatan
penyaluran kredit oleh perbankan dilakukan melalui kenaikan suku bunga kredit dan
pembatasan plafon kredit, terutama pada penyaluran kredit investasi dan kredit modal kerja.
Hasil Survei Perbankan juga mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan
kredit 2018. Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan
mencapai 11,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit tahun 2017
sebesar 8,2% (yoy). Optimisme tersebut didorong oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi
pada 2018, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia guna
menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan stabilitas sistem keuangan yang tetap
terkendali.
A. Kondisi Triwulan II-2018
Pertumbuhan kredit
baru menguat pada
triwulan II-2018
Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit baru
meningkat pada triwulan II-2018. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
permintaan kredit baru sebesar 90,3%, lebih tinggi dari 75,9% pada triwulan sebelumnya
(Grafik 1). Peningkatan pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis
penggunaan kredit, terindikasi dari kenaikan SBT permintaan kredit konsumsi dari 16,6%
menjadi 36,6%, SBT permintaan kredit modal kerja dari 71,9% menjadi 90,2% dan SBT
permintaan kredit investasi dari 71,5% menjadi 73,8% (Tabel 1).
Pada triwulan II-2018, peningkatan kredit konsumsi terutama didorong oleh kenaikan
permintaan kartu kredit dan kredit kepemilikan rumah/ apartemen (Grafik 2). Tingginya
konsumsi rumah tangga selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri ditengarai menjadi faktor
utama pendorong meningkatnya penggunaan kartu kredit selama triwulan II-2018. Sementara
secara sektoral, meningkatnya permintaan kredit baru terjadi pada hampir semua sektor
ekonomi, dengan peningkatan terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,
diikuti oleh sektor jasa pendidikan dan sektor listrik, gas dan air (Grafik 3). Tren kenaikan
harga energi ditengarai menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan kredit baru pada
sektor pertambangan dan penggalian (Grafik 4).
2 Survei Perbankan
Grafik 1 Pertumbuhan Kredit Baru Grafik 2 Pertumbuhan Kredit Baru per Jenis Kredit Konsumsi
Grafik 3 Pertumbuhan Kredit Baru 3 Sektor ekonomi dengan
kenaikan terbesar
Grafik 4 Perkembangan Harga Komoditas Energi
Persentase jumlah bank
yang tidak mencapai
target menurun
Pada triwulan II-2018, persentase jumlah responden yang memiliki realisasi kredit baru
dibawah target (deviasi di atas 5%) sebesar 30,0%, menurun dibandingkan 57,5%, pada
triwulan sebelumnya (Grafik 5). Dari sisi penggunaan, penurunan jumlah responden yang
mengalami deviasi kredit terjadi pada kredit konsumsi dari 35,0% pada triwulan sebelumnya
menjadi 27,5% responden dan kredit modal kerja dari 22,5% menjadi 20,0% responden (Grafik
6).
Grafik 5 Persentase Jumlah Responden yang Mengalami
Deviasi Target Kredit diatas 5%
Grafik 6 Persentase Jumlah Responden yang Mengalami Deviasi
Target Kredit diatas 5% per Jenis Penggunaan
31.3
78.8
62.6
85.6
52.9
83.477.9
94.3
75.9
90.397.6
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
25
50
75
100
I II III IV I II III IV I II III*
2016 2017 2018
SBT Kredit Baru - Survei Perbankan (lhs) Realisasi Kredit Baru - LBU (rhs)