C 233 Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II Oleh : Tukidjan Wakil Kepala Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II Candi Borobudur merupakan warisan dunia dilaksanakan oleh Theodore Van Erp pada (World Heritage) terbesar di Indonesia. Secara tahun 1907-1911. administrasi Candi Borobudur terletak di Desa Pada pemugaran tersebut, bagian candi Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten yang mengalami perbaikan adalah pagar Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara langkan dan gapura lorong 1 sampai dengan 5, astronomi Candi Borobudur terletak pada garis 0 Lintang Selatan (LS): 7 36'29'' dan garis Bujur 0 Timur (BT): 110 12'14'' atau pada koordinat Universal Transverse Marcator (UTM), X: 412.184 meter dan Y: 158.962 meter. Candi Borobudur dibangun diatas bukit pada ketinggian + 265,740 meter dari permukaan air laut, beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, yakni mencapai 621 mm. Candi Borobudur terbuat dari susunan batu andesit masing-masing berukuran rata-rata panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tingginya 22 cm. Pada masa Pemerintahan Belanda, Candi Borobudur pernah mengalami pemugaran yang Hasil pemugaran Th. van Erp pada Arupadhatu PENDAHULUAN
16
Embed
Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II 233konservasiborobudur.org/download/buku/Trilogi 1 100 Tahun...Celah-celah Sisi bujur sangkar di atasnya, yakni lorong 5 (siar) batu pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
C
233Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Oleh :Tukidjan
Wakil Kepala Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur
KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II
Candi Borobudur merupakan warisan dunia dilaksanakan oleh Theodore Van Erp pada
(World Heritage) terbesar di Indonesia. Secara tahun 1907-1911.
administrasi Candi Borobudur terletak di Desa Pada pemugaran tersebut, bagian candi
Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten yang mengalami perbaikan adalah pagar
Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara langkan dan gapura lorong 1 sampai dengan 5,
astronomi Candi Borobudur terletak pada garis 0
Lintang Selatan (LS): 7 36'29'' dan garis Bujur 0
Timur (BT): 110 12'14'' atau pada koordinat
Universal Transverse Marcator (UTM), X:
412.184 meter dan Y: 158.962 meter. Candi
Borobudur dibangun diatas bukit pada
ketinggian + 265,740 meter dari permukaan air
laut, beriklim tropis dengan curah hujan cukup
tinggi, yakni mencapai 621 mm. Candi
Borobudur terbuat dari susunan batu andesit
masing-masing berukuran rata-rata panjang 50
cm, lebar 30 cm dan tingginya 22 cm. Pada
masa Pemerintahan Belanda, Candi Borobudur
pernah mengalami pemugaran yang Hasil pemugaran Th. van Erp pada Arupadhatu
PENDAHULUAN
stupa-stupa di Arupadhatu dan saluran air di sangkar mulai dari undag tingkat 1 sampai
halaman lereng bukit. Cekungan-cekungan di dengan lorong 4 tingkat 6 terbagi menjadi 9
lantai lorong dikarenakan melesak diisi dengan bidang, yaitu berturut-turut dari kanan-kiri
lapisan beton tras kemudian di atasnya disebut dengan bidang a, b, c, d, e-f, g, h, I dan j.
dipasangi dengan batu lantai baru. Celah-celah Sisi bujur sangkar di atasnya, yakni lorong 5
(siar) batu pada seluruh permukaan batu lantai tingkat 7 terbagi menjadi 5 bidang, yaitu
lama dan batu lantai baru diisi/ditutup dengan berturut-turut dari kanan ke kiri disebut bidang a,
mortar/spesi, sehingga air hujan di atas candi b, c-d, e dan f. Sedangkan batur tingkat 8 sampai
yang melimpas di permukaan batu lantai dapat dengan batur 3 tingkat 10 dan stupa pusat
mengalir melalui jaladrawa/saluran air di tiap berbentuk lingkaran.
tingkatan. Sementara dinding-dinding candi
lorong 1 sampai dengan 4 tetap dibiarkan dalam
posisi miring dan melesak, sehingga semakin
lama semakin parah.
Da r i has i l pene l i t i an pa ra ah l i
menunjukkan, bahwa kondisi tanah bukit di
bawah candi merupakan salah satu faktor
penyebab kerusakan pada Candi Borobudur.
Hal ini disebabkan karena struktur tanah bukit
dasar candi terdiri dari lapisan tanah lempung.
Salah satu sifat tanah lempung adalah jika
terkena air, daya dukung/kekuatan tekannya
menjadi sangat rendah mengakibatkan dinding-
dinding candi mengalami penurunan. Denah Candi Borobudur
Kearah vertikal, Candi Borobudur terdiri
PENAMAAN BAGIAN-BAGIAN CANDI dari 3 bagian, yakni berturut-turut dari bawah ke
atas disebut dengan:
Denah Candi Borobudur berbentuk bujur 1. Kamadhatu : Mencakup undag tingkat 1,
sangkar yang dilengkapi dengan tangga pada selasar tingkat 2 dan kaki
pertengahan sisi-sisinya. Pada setiap sisi bujur candi.
234 Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
2. Rupadhatu : Mencakup lorong 1 tingkat 3 undag dalam, masing-masing terdiri atas 6
sampai dengan lorong 5 lapis batu. Di tempat-tempat tertentu lapisan
tingkat 7. Kelima lorong ini batu dinding undag luar tersisa 4-5 lapis
dibatasi oleh dinding (dalam) bata. Sedangkan dinding undag dalam
dan pagar langkan (luar) masih cukup baik.
y a n g p e n a m a a n n y a 2. Selasar
mengikuti nama lorongnya. Dinding selasar terdiri dari 10 lapis batu.
Contoh lorong 1 dibatasi oleh Kondisi dinding selasar masih cukup baik,
dinding lorong 1 dan pagar kecuali pada sudut barat daya dan sudut
langkan lorong 1. timur laut telah mengalami sedikit
3. Arupadhatu : Mencakup batur 1 tingkat 8 penurunan. Di beberapa tempat terdapat
sampai dengan batur 3 renggangan nat batu tetapi tidak begitu
tingkat 10 dan seterusnya besar.
dan stupa pusat. 3. Kaki candi
Kaki candi Borobudur terletak di belakang
selasar dan sebagian besar tertutup oleh
selasar tersebut, tepatnya kaki candi
tersebut berada di bawah pagar langkan
lorong 1. Bangunan ini terdiri dari 27 lapis
batu. Nat-nat (siar) batunya masih rapat
belum ada yang renggang dan permukaan
atas batas atas kaki candi tersebut masih Irisan Candi Borobudur
rata. Ukuran kaki Candi Borobudur cukup
tinggi, namun karena di depan kaki candi KONDISI ELEMEN CANDI
terdapat bangunan selasar dan undag
A. Bagian Kamadhatu (berfungsi sebagai penahan), maka candi
1. Undag tersebut masih dalam kondisi baik dan
Dinding undag merupakan bagian terbawah stabil.
dan terluar Candi Borobudur. Dinding undag
terdiri dari dinding undag luar dan dinding
235Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Kaki candi sudut tenggara yang ditampakkan pada zaman Jepang
B. Bagian Rupadhatu
1. Dinding dan pagar langkan lorong 1
Pembatas lorong 1 di bagian dalam adalah
dinding lorong 1. Dinding ini terdiri dari 17
lapis batu, tetapi di tempat-tempat tertentu
sebagian (bagian bawah) dinding tertutup
oleh batu lantai. Hal ini diperkirakan dinding-
dinding di tempat tersebut mengalami
penurunan.
Pada pembongkaran batu lantai untuk
penelitian tanah dasar candi diperoleh data,
bahwa lapisan batu lapisan di bawah
dinding lorong 1 sebanyak 2-3 lapis batu.
Selain mengalami penurunan, sebagian
besar dinding lorong 1 dalam kondisi miring
keluar dan banyak ditemukan nat (siar) batu
yang renggang (melebar).
236 Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Bagian bawah dinding lorong 1 tertutup oleh lantai baru
Permukaan lantai lama (asli) miring ke arah dalam
Pembongkaran batu lantai lorong 1 Pembongkaran batu lantai lorong 1 untuk penelitian tanah dasar candi tahun 1969
Gambar Pembongkaran Lantai Lorong I Dalam Rangka Penelitian Tanah Dasar Candi Tahun 1969
237Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Dinding lorong 1 yang paling parah Untuk mengurangi beban yang didukung
dialami oleh dinding-dinding yang terletak di oleh dinding lorong 1 di kuadran barat laut dan
kuadran barat laut dan timur laut. Kemiringan timur laut, maka pada tahun 1965 (sebelum 0
dinding di kuadran ini ada yang mencapai 9 , meletusnya pemberontakan G 30 S PKI)
yakni di bidang e-f sisi utara. Kondisi dinding dilakukan kegiatan pembongkaran dan
lorong 1 bidang a sisi utara sudah sangat penurunan batu-batu pagar langkan lorong 2
mengkhawatirkan, maka dinding tersebut dan 3 di kuadran tersebut. Batu-batu hasil
didukung (ditopang) dengan menggunakan pembongkaran pagar langkan tersebut disusun
kayu gelondongan agar tidak runtuh. kembali dan ditempatkan di halaman.
Pada lorong 1 terdapat pagar langkan
setinggi 20 lapis batu dan gapura di atas tangga
yang menyatu dengan pagar langkan tersebut.
Pagar langkan ini bertumpu pada kaki candi dan
dilengkapi dengan relung-relung yang di
dalamnya terdapat arca Buddha menghadap
keluar. Pada pagar langkan lorong 1 terdapat
104 relung dengan puncak berupa keben.
Kondisi pagar langkan lorong 1 masih
cukup baik, namun demikian ada beberapa
Kondisi dinding lorong 1 bidang d sisi utara
Dinding lorong 1 bidang a sisi utara (kuadran barat laut) yang ditopang dengan kayu
Bangunan perancah di sudut barat laut untuk menurunkan batu-batu pagar langkan lorong 2 dan 3 kuadran timur laut dan barat laut tahun
1965
238 Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
bagian yang rusak dan hilang. Gapura lorong 1 pendek lorong 2 banyak ditemukan
sebanyak 4 buah, semuanya rusak dan hilang. renggangan nat batu yang cukup lebar.
Beberapa buah relung rusak dan hilang seperti
pada bidang c sisi timur dan bidang c sisi barat
masing-masing 3 buah relungnya hilang.
Prosentase keutuhan pagar langkan lorong 1
masih 91%.
Daftar persentase keutuhan pagar langkan
lorong
2. Dinding dan pagar langkan lorong 2
Bagian dalam lorong 2 dibatasi oleh dinding
lorong 2 setinggi 14 lapis batu. Dinding-
dinding candi di lorong 2 sebagian besar
miring ke dalam. Hal ini berlawanan dengan
dinding-dinding lorong 1 di bawahnya yang
miring keluar. Kondisi yang demikian
diasumsikan, bahwa gaya yang bekerja
pada dinding lorong 2 adalah gaya
horizontal berupa tarik dari dinding lorong 1,
sebagai akibat penurunan dinding lorong 1
yang cukup dalam. Asumsi ini sangat
dimungkinkan karena pada dinding-dinding
Lokasi Gapura Relung Arca Budha Prosentase keutuhan
pagar langkan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang
Sisi Timur
-
-
1 bh
9 bh
13 bh
4 bh
22 bh
4 bh
87 %
Sisi Selatan
-
-
1 bh
15 bh
7 bh
4 bh
25 bh
1 bh
94 %
Sisi Barat
-
-
1 bh
13 bh
13 bh
-
26 bh
-
92 %
Sisi Selatan
-
-
1 bh
12 bh
12 bh
2 bh
23 bh
3 bh
92 %
Jumlah
-
-
4 bh
49 bh
45 bh
10 bh
96 bh
8 bh
+
91 %
Kondisi bidang d dinding lorong 2 sisi utara
239Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Kondisi bidang panjang dinding lorong 2 sisi utara
Batu-batu lantai lorong 2 masih berupa Daftar persentase keutuhan pagar langkan
batu lama (asli) dengan posisi miring keluar. Nat- lorong 2
nat batu lantai diisi dengan mortar, sehingga air
hujan yang melimpas di lorong 2 tersebut akan
mudah mengalir melalui jaladwara. Penutupan
nat-nat batu lantai tersebut juga mengurangi
meresapnya air ke dalam susunan batu-batu
dinding lorong 1.
Pagar langkan lorong 2 yang bertumpu
pada dinding lorong 1 terdiri dari 14 lapis batu,
juga dilengkapi dengan relung-relung yang di 3. Dinding dan pagar langkan lorong 3
dalamnya terdapat Arca Buddha menghadap Dinding lorong 3 sebagai pembatas lorong 3
keluar. Pada lorong 2 terdapat bangunan gapura di bagian dalam, terdiri dari 12 lapis batu.
di atas tangga yang menyatu dengan pagar Posisi dinding ini relatif tegak dibanding
langkan. Jumlah relung yang terdapat pada dengan dinding-dinding di bawahnya. Pada
pagar langkan lorong 2 sebanyak 104 buah, pembongkaran batu lantai guna penelitian
dengan puncak berupa stupa-stupa kecil. tanah dasar candi diperoleh data, bahwa
Kerusakan yang terjadi pada pagar lapisan batu isian di bawah dinding lorong 3
langkan lorong 2 cukup parah. Di beberapa berkisar antara 13-15 lapis batu, sehingga
tempat bagian atasnya rusak dan hilang, bagian dinding tersebut masih tegak. Renggangan
yang tersisa tinggal beberapa lapis batu. nat batu juga tidak banyak. Di tempat-tempat
Sebagai contoh, bidang e-f sisi timur tertentu, dinding bagian bawah setinggi 2
tersisa 2 lapis batu dan bidang h sisi timur juga lapis batu tertutup oleh batu lantai baru. Hal
tersisa 2 lapis batu saja. Bangunan gapura ini menunjukkan bahwa dinding lorong 3
sebanyak 4 buah, rusak 3 buah dan lainnya tersebut mengalami penurunan.
hilang. Prosentase keutuhan pagar langkan
lorong 2 sebanyak 46%
Lokasi
Gapura Relung Arca Budha Prosentase Keutuhan
Pagarlangkan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang
Sisi Timur - - 1 bh 6 bh 7 bh 13 bh 26 bh - 32 %
Sisi Selatan - 1 bh - 1 bh 19 bh 6 bh 24 bh 2 bgh 53 %
Sisi Barat - 1 bh - 5 bh 18 bh 3 bh 26 bh - 45 %
Sisi Selatan - 1 bh - - 17 bh 9 bh 20 bh 6 bh 53 %
Dinding batur 1 bagian bawah tertutup batu lantai baru sedalam 2 lapis batu
pada lantai batur 1, pada lantai batur 2 ini DAFTAR PUSTAKA
juga terdapat sebuah stupa yang rusak
(tersisa 7 lapis batu) dan arca Buddhanya
ada, terdapat di kuadran barat laut.
3. Dinding batur 3
Dinding batur 3 merupakan pembatas lantai
batur 2 di bagian belakang dan juga
merupakan pendukung lantai batur 3.
Dinding batur 3 terdiri dari 8 lapis batu masih
dalam kondisi baik dan tegak. Pada lantai
batur 3 terdapat 16 buah stupa, yang di
d a l a m n y a t e r d a p a t a r c a B u d d h a
menghadap keluar. Selain 16 buah stupa
tersbut, pada lantai batus 3 ini juga terdapat
sebuah stupa pusat, yang merupakan
puncak Candi Borobudur. Stupa-stupa
tersebut masih dalam kondisi baik.
Dumarcay, Jacques, 1982. The Varous Stages During The Building of the Candi Borobudur. Document CC/ VI/ 7/ 1977, Pelita Borobudur Seri CC No. 6. Jakarta : Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ismijono. 1982. Remeasuring The West and East Sides, Doc. CC/ VIII/ 4/ 1979, Pelita Borobudur Seri Cc No. 8. Jakarta : Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kempers, A.J. Bernet dan Soekmono, 1974. Candi Mendut, Pawon dan Borobudur. GANACO NV. Bandung-Jakarta.
Samidi, 2000. Metode Pencocokan Batu Lepas (Anastilosis) Pagarlangkan Candi Borobudur. Jakarta : Tesis program Studi Ilmu Arkeologi Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sampurno, 1973. Penelitian Tanah Dasar Candi Borobudur, Pelita Borobudur Seri B No. 1. Jakarta : Proyek PELITA R e s t o r a s i C a n d i B o r o b u d u r , D e p a r t e m e n P e n d i d i k a n d a n Kebudayaan.
Soekmono, R, 1972. Laporan Kegiatan Proyek Restorasi Tjandi Borobudur, Pelita Borobudur seri A No. 1, Riwajat Usaha Penjelamatan Tjandi Borobudur (sampai akhir 1971). Jakarta : Proyek PELITA R e s t o r a s i C a n d i B o r o b u d u r ,
245Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
Kondisi bagian Arupadhatu yang masih baik
D e p a r t e m e n P e n d i d i k a n d a n Kebudayaan.
Tukijan, dkk. 2008. Pola dan Dimensi Lorong 1 Candi Borobudur. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
BIODATA PENULIS
Tukidjan, BA, lahir di Kabupaten Kulonprogo pada
tanggal 25 Mei 1952. Menamatkan pendidikan di STM Negeri
Jurusan Bangunan Gedung pada tahun 1970 dan menjadi
peserta program up-grading Kader Teknisi Purbakala Angkatan
I Bidang Tekno Arkeologi pada tahun 1971-1973. Pada tahun
1973-1983 menjabat sebagai Wakil Kepala Sektor Tekno
Arkeologi pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur dan
kemudian mendapatkan tugas belajar pada tahun 1980-1981 di
Perancis dalam bidang Topografi dan Fotogrametri. Dengan
selesainya Proyek Pemugaran Candi Borobudur, kemudian
menjadi pegawai Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Provinsi DIY sampai tahun 1999 dan mulai tahun 2000 dipindah
menjadi pegawai di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur
sampai pensiun pada tahun 2008.
246Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II
SUMBER FOTO, GAMBAR, DAN TABEL :Dokumentasi proyek pemugaran Candi BorobudurRepro Buku BarabudurLukisan karya Prof. Willem van den BergLukisan karya Emilie van KerchkhoffSketsa karya Prof. Dr. Daoed JoesoefDokumentasi Balai Konservasi Peninggalan BorobudurDokumentasi pribadi penulisDokumentasi pribadi Yudhi Atmaja dan Brahmantara
Cover depan : Hasil pemugaran I oleh Theodore van ErpCover belakang : Candi Borobudur sekarangHalaman ii : Kondisi Candi Borobudur setelah ditemukan dan dibersihkan (akhir abad 19)Halaman iv-v : Kondisi Candi Borobudur sebelum dipugar oleh Theodore van Erp (akhir abad 19)Halaman vi-vii : Candi Borobudur sebelum pemugaran I, pada stupa induk dibangun shelterHalaman viii : Stupa-stupa Candi Borobudur yang masih rusak parah sebelum dipugar oleh Theodore van ErpHalaman xiv : Kondisi Arupadhatu yang masih rusak parah sebelum dipugar oleh Theodore van ErpHalaman 18-19 : Borobudur after restoration without the chattraHalaman 20 : Borobudur after restoration without the chattraHalaman 34 : Chattra dan Unfinish Buddha di Museum Karmmawibangga, zona 2 Kawasan Candi borobudurHalaman 54 : Relief awadana-jataka panil no 119 yang terkena lapisan okerHalaman 62-63 : Stupa pada tingkatan ke-7 Candi BorobudurHalaman 64 : Arca Dhyani Buddha di lantai delapan Candi BorobudurHalaman 80 : Relief Karmmavibhangga panil no. 21
Halaman 98 : Lanskap kawasan Borobudur pada awal abad ke – 20Halaman 122 : Relief pada Candi PawonHalaman 140 : Letak Arupadhatu pada Candi BorobudurHalaman 162 : Pemandangan lingkungan sekitar Candi Borobudur pada masa sekarangHalaman 184-185: Situasi pemugaran II Candi BorobudurHalaman 186 : Pemandangan Candi Borobudur dari atas setelah pemugaran IIHalaman 206 : Sunset in BorobudurHalaman 220 : Situasi pemugaran II Candi BorobudurHalaman 232 : Situasi pemugaran II Candi BorobudurHalaman 247 : Pemandangan Candi Borobudur dari atas
Halaman 97 : Relief orang menumbuk padi pada Relief Cerita Kresnayana, di pagar langkan Candi Wisnu