BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu
dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan
memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial
budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam
kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan,
pengetahuan serta teknologi.Perkembangan nasional dibidang
kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat,
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat
secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya
masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya
mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka
kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe
motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain
:pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih
dan aman,pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar,
dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.Keluarga
sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan kesehatan. Dalam
konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus
utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga
dipandang sebagai system yang saling berinteraksi dengan
memperhatikan dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan
fungsi keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan pelayanan
kesehatan serta dengan lingkungannya. Pemberian Pelayanan/Asuhan
diutamakan kepada keluarga yang mempunyai resiko tinggi terhadap
masalah kesehatan terutama masalah kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir
dan Anak (KIBBLA). Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko
tinggi berkaitan erat dengan berbagai masaah kesehatan yang mereka
hadapi, baik masalah kesehatan secara umum maupun masalah kesehatan
yang khususnya terkait dengan ksehatan ibu, bayi baru lahir dan
anak (KIBBLA) yang kemungkinan dapat disebabkan oleh karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Oleh karena itulah, maka dalam
memberikan pelayanan/asuhan kebidanan keluarga lebih diutamakan
atau diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai resiko tinggi
terhadap suatu masalah kesehatan.Asuhan kebidanan pada keluarga
merupakan asuhan kebidanan komunitas yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga
biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya
adalah keluarga Tn. R, di dalam keluarga ini terdapat tiga masalah
kesehatan yaitu ibu belum menjadi akseptor KB, keluarga belum
memahami tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR dan kurang
memadainya sarana kesehatan lingkungan.Keluarga Tn. R terdiri dari
empat anggota keluarga dengan permasalahan kesehatan yang terdapat
pada suami, istri dan keluarga. Tn. R selaku kepala keluarga kurang
memahami masalah penggunaan KB, informasi tentang HIV dan sarana
kesehatan lingkungan yang kurang sehat. Sedangkan istri Tn R selama
hampir 1 tahun setelah kelahiran anak ke tiganya belum menggunakan
KB dan belum memahami tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR. Dan
anak-anak Tn R masih kurang memahami masalah kesehatan lingkungan
disekitar rumah mereka baik di internal maupun eksternal.Dari
masalah- masalah tersebut nantinya akan menjadi prioritas dan harus
segera mendapatkan penanganan dan solusi agar kehidupan keluarga
Tn.R menjadi keluarga yang sejahtera aman dan nyaman dari segala
penyakit.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang dirangkum
dari latar belakang yaitu masalah kesehatan.C. Tujuan
penulisanTujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menciptakan
kehidupan yang sejahtera aman dan nyaman baik dari segi kesehatan
dan lain-lain.BAB IIPEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga1. Pengertian KeluargaKeluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan
berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan
keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya (Effendi, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)a. Keluarga inti (Nuclear
Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga
inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.c. Keluarga berantai
(Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.e. Keluarga berkomposisi,
adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang
yang menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.3. Pemegang Kekuasaan dalam KeluargaPemegang kekuasaan
keluarga menurut (Effendi, 1998):a. Patrikal, yang dominan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.b. Matrikal, yang
dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.c.
Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah dan ibu.
4. Peranan KeluargaPeranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998)
penaran dalam keluarga adalah:a. Peranan ayah Sebagai suami dari
istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung,
kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota
masyarakat dari lingkungannya.b. Peranan ibuSebagai istri dan ibu
dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik,
pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.c. Peranan anakMelaksanakan peranan
psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun
spiritial.5. Fungsi Keluargaa. Fungsi biologisUntuk meneruskan
keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.b. Fungsi
psikologis1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.2) Memberikan
kasih sayang diantara anggota keluarga.c. Fungsi sosial1) Membina
sosialisasi pada anak.2) Membentuk norma tingkah laku sesuai
tingkat perkembangan anak.d. Fungsi ekonomi1) Pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.2) Mencari
sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.3)
Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.e. Fungsi Pendidikan1) Menyekolahkan anak untuk membekali
pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan
minat yang dimilikinya.2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.3)
Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6. Gambaran Keluarga SehatGambaran keluarga sehat dapat
dikemukakan sebagai berikut:a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat
fisik, mental maupun sosial.b. Cepat meminta bantuan tenaga
kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah
kesehatan pada salah satu anggota keluarga.c. Di rumah tersedia
kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.d. Tinggal di rumah
dan lingkungan yang sehat.e. Selalu memperhatikan kesehatan
keluarga dan masyarakat.Seorang bidan yang bekerja di komuniti
harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut mencakup
komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan,
kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak
balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti
tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di
wilayah kerjanya.Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan
anak dalam keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan,
yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota
keluarga lainnya.Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri
mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan.
Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan
kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra
sekolah.
B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen
yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan.Langkah-langkah kebidanan komunitas:1. Identifikasi
masalahDalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data
obyektif).Data subyektif didapat dari informasi yang langsung
diterima dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah
data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan
catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.Kegiatan yang
dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan
data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga
sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data DesaData desa meliputi:a. Wilayah desa (Luas, keadaan
geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan pemeriksaan).b.
Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).c. Status
kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan
balita).d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah
jamban keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja
dan kondisi tinja).e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan
perkapita, organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada,
media komunikasi yang dimiliki masyarakat).f. Data keluargag.
Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.h.
Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3. Analisa dan Perumusan MasalahSetelah data dikumpulkan dan
dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan
lingkungan di komuniti.a. AnalisisTujuan analisis adalah
menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan
lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses
analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau
kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku).
Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh
terhadap kesehatan. b. Perumusan MasalahPerumusan masalah dapat
dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan masalah
mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial. 4.
Rencana dan TindakanBila sudah diketahui masalah utama kesehatan
lingkungan serta penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan
yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang
disusun:a. RencanaRencana untuk pemecahan masalah kesehatan
lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu
ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.Di dalam
pelaksanaan mencakup:1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.2)
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan
kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana
evaluasi tercakup:1) Tingkat kesehatan lingkungan.2) Frekuensi
penyuluhan.3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.b.
TindakanDi dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini
terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan
perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. EvaluasiTujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan
kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi
menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila
tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila
kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat
keberhasilan tersebut.
C. Konsep Permasalahan KeluargaSetelah dilakukan pengkajian dan
ditemukan permasalahan dalam keluarga Tn.L yaitu adanya penurunan
BB pada anak Tn.L yang masih berusia 18 bulan .BB badan pada balita
yang baik adalah selalu naik sesuai dengan bertambahnya usia anak
tersebut,dan misalkan ada penurrunan BB juga harusnya akan bisa
naik di penimbangan berikutnya. Jika BB balita selalu mengalami
penurunan ,apalagi jika sampai mencapai BGM maka perlu dilakukan
tindakan khusus karena mungkin saja anak mengalami gizi buruk yang
juga bisa di sebabkan oleh banyak faktor.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASPADA KELUARGA TN. R DILINGKUNGAN
KAMPUNG BARU KELURAHAN SURABAYA KECAMATAN SUNGAI SERUT PROVINSI
BENGKULU
A. PENGKAJIAN DATA DASAR
RT:02/04Nama Pewawancara:Kelurahan: Surabaya Provinsi:bengkulu
NamaResponde: 1. Tn. R 2. Ny. NJam : 08.00 WIB
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA1. StrukturKeluargaa.
NamaKepalaKeluarga: Tn. Rb. Umur: 41 tahunc. JenisKelamin:
Laki-lakid. Agama: Islame. Pendidikan: SMPf. Pekerjaan: Petanig.
Pendapatan: Rp. 700.000h. Alamat: jl Danau 10n Sungai Serut
Surabaya i. Suku/ Bangsa: Sumatera / Indonesia
j. DaftarAnggotaKeluargaNamaHub. KeluargaL/
PGoldarUmurTahunPendapatanAgamaPekerjaanIMUNISASI
BCGHB1,2,3DPT1,2,3PolioCampak
Tn. RSuamiLO41 tahunRp. 700.000Islamswasta
Ny. NIstriPA38 tahun-IslamIRT
Nn. AAnakLO14 tahun-IslamPelajar
An. TAnakPO9 tahun-IslamPelajar
An. SAnakLO1 tahun-Islam-
k. TipeKeluarga: Keluarga Inti1. Genogram 2. SifatKeluargaa.
Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan :Suami
b. Kebiasaan hidup sehari-hari1) Kebiasaan makan2) Waktu makan:(
teratur )3) Frekuensi makan:3 kali/hari4) Jenis makanana) Makanan
pokok : Nasib) Lauk pauk :Tahu, tempe, ikan asin, ayam, telurc)
Sayuran : Bayam, kangkung, wortel, sawi,d) Buah-buahan: Pisang,
Mangga, Jambu dll.e) Susu : Selalu adaf) Makanan tambahan/selingan:
adaJika ada, sebutkan: Snack, Kue5) Cara pengolahan makanana)
Memenuhi syarat makanan: belum sesuaiKarena, ibu dalam memasak
sayur memasaknya terlalu matang dan suka berulang kali di panaskan,
serta banyak menambahankan penyedap rasa terlalu banyakb) Menu
dalam seminggu: Bervariasi6) Makan garam beryodium: Ya7) Kebiasaan
cuci tangan:a) Sebelum makan:Ya,dengan air dan sabun b) Sesudah
makan:Ya,dengan air dansabun.8) Makanan pantangan dalam keluarga:
Tidak ada9) Kebiasaan minum keluarga:a) Jenis minuman: air putih,
teh, susu dan kopi, jumlah 2000 cc/hari, Air putih 1000 ccteh 500
cc susu 250 cc ,Kopi 250 ccb) Contoh menu keluarga :Nasi, sayur
bening/ sop,ayam goreng, tumis, sayur santan, tahu, tempe, sambal,
lalapanc) Sarana hiburan keluarga(1) Ada,jenis:TV, Radio.
10) Tempat BAK dan BAB keluarga:a) Tempat BAB : WCb) Tempat BAK
: WC11) Hygiene perorangan/ keluarga:a) Kebiasaanmandi: 2 kali/
harib) KebiasaanGosok Gigi : 2 kali/ haric)
Kebiasaanmencucirambut:3 kali/ minggud) Penggunaan alas kaki : ya (
sandal, sepatu)
12) Kebiasaan Keluarga yang Merugikan ( merokok, berjudi,
minum-minuman keras, dll )NoKebiasaan Yang
MerugikanNamaAnggotaKeluargaAlasanKeterangan
1MerokokSuamiSudah menjadi kebiasaan, kalo tidak merokok rasanya
hambar
FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DALAM KELUARGA1.
PenghasilanPenghasilandalamsatubulana. Ayah: Rp 700.000b. Ibu:Rp
-c. Anggota Keluarga lain:Rp -2. Kegiatan Sosial Kemasyarakatana.
Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan : warga
biasa.b. Partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan :
aktif3. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya : Ada (
Puputan, tujuh bulanan )RIWAYAT KESEHATAN DALAM KELUARGA1. Riwayat
kesehatan anggota keluarga (tiga bulan terakhir) : Tidak ada.2.
Kebiasaan memeriksakan diria. Waktu: Saat sakit saja.b. Tempat:
Puskesmas/ Rumah Sakit.c. Alasan: Karena menurut ibu jika tidak
sakit, tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan.3. Kesehatan ibu dan
anak4. Keluarga Berencanaa. Pasangan Usia Subur: Adab. Umur PUS: 38
tahunc. Pernah men dengar KB: YaSumber informasi lingkungan dan
petugas kesehatan.d. Keikutsertaan KB : Pernah5. Data Keluarga
BerencanaNoTahunPasangMetodeOlehTahunLepasOlehKeterangan
1.2013KB PilBidan---
6. Pemeriksaan Bayi dan Balitaa. Mempunyai bayi: tidakb.
Mempunyai balita: ya, 1 orangc. Pemeriksaan/ kunjungan ke:
Puskesmas / Rumah Sakitd. Alasan: lebih dekat e. Pemeriksaan
dilakukan: Saat imunisasi f. Frekuensi pemeriksaan: hanya saat
sakit dan imunisasig. Mempunyai buku KIA: adah. Buku KIA di isi
oleh: petugas kesehatani. Menimbang bayi: -j. Menimbang balita:
dilakukank. Berat badan balita hasil penimbangan di KMS :l. Menurun
sejak bulan Agustus, penurunan melewati batas garis merah.m. Status
imunisasi Lengkap : Ya7. Status Gizi balita (berdasarkan buku KIA
): T = Turun8. Status gizi balita (berdasarkan buku KIA): Sedang.9.
Pemberian tablet vitamin A ,Sudah : 2 kali10. Belum diberikan,
alasan : -11. Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari :
balita sulit makan hanya mau mngonsumsi susu kaleng.12. Pengadaan
makanan untuk balita : memasak sendiriLengkap Sumber gizi akan
tetapi dalam porsi balita tidak memiliki nafsu makan yang cukup,
sehingga asupan nutisinya kurang.13. Pemberian makanan tambahan :a.
Ada, jenis : bubur,susu, sayur, kacanghijau,rotib. Tidak14. Makanan
pantang balita :Tidak, alasan tidak ada pantangan makanan untuk
balita.a. Observasi balita :1) Balita usia : 1 tahun2) Berdiri
dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit dua
hitungan atau meniru membuat garis lurus atau menyatakan keinginan
paling sedikit dua kata atau menyat.kan keinginan BAK dan BAB.b.
Hasil observasi perkembangan kemampuan balita: Normal
B. ANALISA DATANo Data Analisa dan InterprestasiDiagnosa
1
2
3
1. Subjektif :1. Keluarga belum mengerti tentang HIV dan
pemeriksaan PAP SMEARObjektif :Pada saat dilakukan wawancara ibu
tidak mengetahui tentang HIV dan PAP SMEAR
Subjektif :Ibu belum menjadi akseptor KBObjektif :Dilakukan
pemeriksaan fisik:Konjungtifa tidak pucat, sklera tidak ikterus,
tidak ada pelebaran vena jugularis kelenjar limfe, tidak ada odema
pada payudara dan tidak ada varises TTD vital:TD : 100/70 mmHgN :
80 x/mntP : 20 x/mntS : 36,5 0C
Subjektif :1. Kesehatan lingkungan yang kurangObjektif :Sarana
keshatan lingkungan seperti pembuangan air limbah kurang
memadaiKetidaktahuan tentang penyakit menura seksual disebabkan
karena kurangnya informasi yang diterima oleh anggota keluarga dari
medis elektrik maupun dari tenaga kesehatan
Merupakan salah satu cara untuk menunda kehamilan yaitu dengan
program keluarga berencana
Kurang memadainya fasilitas sarana kesehatan lingkungan
disekitar rumah baik itu fasilitas pembuangan air limbah disekitar
rumah sehingga membuat keadaan disekitar rumah terlihat kotor dan
dapat menyebabkan munculnya berbagai mancam penyakit Keluarga belum
memahami tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR
Ibu belum menjadi akseptor KB
Sarana kesehatan lingkungan kurang memadai (SPAL)
C. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan hasil analisa dan pengumpulan
data maka ada bebrapa permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn.R
yang disebabkan oleh karna kurangnya informasi baik dari segi medis
elektrik maupun dari petugas keseharan sehingga menimbulkang
masalah keluarga sebagai berikut :1. Keluarga belum mengerti
tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR2. Ibu belum menjadi akseptor
KB3. Kesehatan lingkungan yang kurang
D. PRIORITAS MASALAHSetelah diadakannya analisa maka masalah
yang diprioritaskan :1. Ibu belum menjadi akseptor KB2. Keluarga
belum mengerti tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR3. Kesehatan
lingkungan yang kurang
E. PERENCANAAN NoDiagnosaTujuan/kreteriaIntervensiRasional
11. Ibu belum menjadi akseptor KB2. Keluarga belum mengerti
tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR3. Kesehatan lingkungan yang
kurang
1. tujuan untuk meningkatkan status kesehatan dengan menundah
kehamilan untuk meningkatkan status kesehatan keluarga dengan
mengetahui tentang PMS terutama HIV dan manfaat pemeriksaan PAP
SMEAR untuk meningkatkan status kesehatan dan terhindarnya
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak
sehat2. kreteria menciptakan kehidupan yang sejahtera aman dan
nyaman memungkinkan masalah dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan
1. melakukan konsling KB dan kesehatan keluarga2. pengambilan
kepuitusan penggunaan KB atau menjadi akseptor KB3. memberikan
informasi tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR4. memberikan
informasi tentang kesehtan keluarga yang sehat1. ibu mengerti
tentang KB dan kesehatan keluarga, dan siap untuk menjadi akseptor
KB2. menunda kehamilan3. mencegah terinfeksi HIV dan PAP SMEAR4.
mencegah terjangkitnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan yang tidak sehat
F. IMPLEMENTASINoHr/tgl/jamDxImplementasiRespon
1 Jumat4 juni 201510.00 WIB1. Ibu belum menjadi akseptor KB2.
Keluarga belum mengerti tentang HIV dan pemeriksaan PAP SMEAR3.
Kesehatan lingkungan yang kurang
1. memberikan konsling KB2. pengambilan kepuitusan penggunaan KB
atau menjadi akseptor KB3. memberikan informasi tentang HIV dan
pemeriksaan PAP SMEAR4. memberikan informasi tentang kesehtan
keluarga yang sehat1. ibu memahami tentang KB dan siap untuk
menjadi akseptor KB2. ibu sudah memutuskan dan membicarakan dengan
suami dan suami menyetujui ibu menggunakan KB3. keluarga mengerti
dan memahami tentang HIV dan ibu mengerti pemeriksaan PAP SMEAR dan
akan melakukan pemeriksaan PAP SMEAR untuk mengetahui perkembangan
rahimnya4. keluarga mengerti mengenai kesehatan lingkungan yang
harus mereka terapkan dilingkungan rumah mereka baik lingkungan
internal maupun eksternal
G. EVALUASINoHr/tgl/jamEvaluasi
Jumat4 juni 201413.00 WIB
Subjektif : Tn. R mengatakan keluarga belum mengerti tentang HIV
dan ibu belum mengetahui tentang pemeriksaan PAP SMEAR Ibu
mengatakan belum menjadi akseptor KB dengan alasan belum haid sejak
selesai melahirkan 1 tahun yang lalu Tn.R mengatakan sarana
kesehatan lingkungan belum memadai di lingkungan rumahnyaObjektif
:1. Tn. R mengatakan keluarga belum mengerti tentang HIV dan ibu
belum mengetahui tentang pemeriksaan PAP SMEAR2. Ibu mengatakan
belum menjadi akseptor KB dengan alasan belum haid sejak selesai
melahirkan 1 tahun yang lalu3. Tn.R mengatakan sarana kesehatan
lingkungan belum memadai di lingkungan rumahnya4. Pemeriksaan pada
ibu :a. tidak ada riwayat penyakit tumor, tidak ada riwayat
penyakit jantung tidak ada riwayat hipertensi, penyakit DM,
penyakit epilepsib. pemeriksaan fisik :Konjungtifa tidak pucat,
sklera tidak ikterus, tidak ada pelebaran vena jugularis kelenjar
limfe, tidak ada odema pada payudara dan tidak ada varises TTD
vital:TD : 100/70 mmHgN : 80 x/mntP : 20 x/mntS : 36,5 0C5.
Pemeriksaan pada balita :a. keadaan umum baik tidak sakitb.
pemeriksaan fisik :lingkarann kepala : 37 cmlingkaran dada : 40
cmlingkaran perut : 37 cmlila : 14 cmc. pemeriksaan tanda-tanda
vital :N : 80 x/mntS : 36,5 0CP : 50 x/mntAssesment (A)1. Ibu belum
menjadi akseptor KB2. Keluarga belum mengerti tentang HIV dan
pemeriksaan PAP SMEAR3. Kesehatan lingkungan yang kurangPlanning
(P)Tangal 4 Juni 20151. memperkenalkan diri lalu bertukar pikiran
secara kekeluargaan2. menjelaskan masalah yang ada pada keluarga
serta resikoyang akan terjadi :- Keluarga berencanaResikonya : ibu
bisa hamil lagi jika tidak menggunakan KB sedangkan umur anaknya
baru 1 tahun, dan umur ibu sudah sangat beresiko jika hamil lagi
memberikan pendidikan kesehatan tengan PMS, PAP SMEAR dan
NarkobaResikonya : dapat mempengaruhi kesehtan reproduksi membuang
air limbah disembarang tempatResikonya : dengan membuang air limbah
disembarang tempat menimbulkan pencemaran sehingga mudah
diserang/terjangkit suatu penyakit.misalnya : diare, demam berdarah
serta malaria
Lakukan Follow Up jika masalah sudah dapat teratasi dengan
baik
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanAsuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian
pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.
Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan
berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu
dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk
menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai
penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka
sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu
juga dengan keluarga Tn.R setelah dilakukan beberapa tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.R sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.
B. Saran 1. Kepada MahasiswaMahasiswa diharapkan lebih dapat
menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan keluarga dan
meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.2.
Kepada KeluargaDengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan
keluarga dapat mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari
penyelesaian secara mandiri.3. Kepada Institusi PendidikanInstitusi
pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (edisi revisi V) cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka
Cipta.Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.
Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta
: Banyu Media.
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Ibu belum mengerti tentang PAP SMEAR/HIV
28