Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud berbagai hasil yang positif di berbagai bidang. Kemajuan ekonomi; perbaikan lingkungan hidup; kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), terutama di bidang medis dan kepererawatan dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk; serta meningkatnya usia harapan hidup manusia. Akibatnya, jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat. Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committee on Health, WHO yang telah mengadakan pertemuan tahun 1987 bahwa menjelang tahun 2000 kurang lebih dua diantara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada tahun 1980 menjadi peringkat ke-6 pada tahun 2020, diatas Brazil yang menduduki peringkat ke-11. Banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ yang mengalami proses penuaan akan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup seseorang disamping sebagai suatu kebanggaa, namun di 1
45

Komunitas Panti

Jun 27, 2015

Download

Documents

subijakto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Komunitas Panti

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,

telah terwujud berbagai hasil yang positif di berbagai bidang. Kemajuan ekonomi;

perbaikan lingkungan hidup; kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

(IPTEK), terutama di bidang medis dan kepererawatan dapat meningkatkan

kualitas kesehatan penduduk; serta meningkatnya usia harapan hidup manusia.

Akibatnya, jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan cenderung

bertambah lebih cepat.

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committee on Health, WHO yang

telah mengadakan pertemuan tahun 1987 bahwa menjelang tahun 2000 kurang

lebih dua diantara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di negara

berkembang. Di Indonesia diperkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada

tahun 1980 menjadi peringkat ke-6 pada tahun 2020, diatas Brazil yang

menduduki peringkat ke-11. Banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya

meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ yang mengalami proses

penuaan akan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup

seseorang disamping sebagai suatu kebanggaa, namun di pihak lain juga

merupakan tatangan yang sangat berat, mengingat tidak sedikit masalah yang bisa

timbul akibat penuaan. Hal yang lebih ironis adalah keadaan ini belum didukukng

oleh adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Pengetahuan

perawatan lansia, baik oleh keluarga maupun oleh lembaga sosial lainnya masih

sangat kurang memadai (Darmojo dan Martono, 1999).

Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu : masa anak, masa dewasa,

dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.

Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.

Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut yang memutih,

1

Page 2: Komunitas Panti

penurunan pendengaran, penglihatan menurun, gerakan menjadi lambat, kelainan

berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat, dan kurang gairah.

Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi

tidak harus menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, lansia harus senantiasa sehat,

dalam hal ini sehat diartikan sebagai berikut :

1. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial

2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

3. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.

Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan

pada lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit

atau gangguan kesehatan. Dengan demikian, lansia masih dapat memenuhi

kebutuhan dengan mandiri.

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan kunjungan di Panti werdha, mahasiswa diharapkan

mampu menerapkan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami masalah

kesehatan dari gmbaran masalah yang telah didapatkan.

2.1.1 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kunjungan di Panti Werdha Mojopahit di harapkan

mampu:

a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi

oleh lansia.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang di

hadapi oleh lansia.

c. Menyusun rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

muncul.

d. Mengevaluasi keunjungan yang telah dilaksanakan di panti selama 5 hari

e. Mendokumentasikan data yang telah didapatkan dari panti.

2

Page 3: Komunitas Panti

3.1 Manfaat

1.4.1. Untuk Mahasiswa

1. Dapat mengaplikasikan konsep teori tentang asuhan keperawatan

komunitas pada kelompok khusus lansia di Panti Werdha Mojopahit

Mojokerto

2. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitik, dan bijaksana

dalam panti werdha.

3. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal dengan kelompok khusus lansia.

4. Meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah sesuai konflik

yang dihadapinya.

1.4.2 Untuk Kelompok Khusus Lansia

1. Meningkatkan kepercayaan lansia dengan orang lain

2. Lansia dapat mengungkapkan apa yang dialaminya dan mampu

mengungkapkan perasaannya saat tinggal di panti werdha

1.4.3. Untuk Penyusun

Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan kelompok dalam

mengaplikasikan dan melaksanakan asuhan keperawatankomunitas pada

kelompok khusus lansia di panti werdha.

4.1 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab 1 Membahas pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, manfaat,

dan sistematika penulisan

Bab 2 Menguraikan tentang tinjauan teoritis yang terdiri atas : 1) konsep dasar

keperawatan kelompok khusus yang terdiri : definisi kelompok, proses

pembentukan kelompok, persyaratan kelompok, kriteria kelompok; 2)

proses asuhan keperawatan kelompok khusus yang terdiri : definisi

kelompok khusus, perawatan kelompok khusus, tujuan kelompok khusus,

sasaran kelompok khusus, dan proses keperawatan kelompok khusus.

3

Page 4: Komunitas Panti

Bab 3 Membahas tentang asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus

lansia yang meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan yang terdiri :

pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan

evaluasi

Bab 4 Kesimpulan dan Saran.

4

Page 5: Komunitas Panti

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kelompok Khusus

2.1.1 Definisi Kelompok

Kelompok merupakan himpunan satu kesatuan manusia yang hidup

bersama, yang dilandasi oleh kriteria tertentu seperti : usia, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, pekerjaan, kepentingan tertentu, kebutuhan yang sama,

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi, serta saling tolong menolong

untuk mencapai tujuan yanh diinginkan.

2.1.2 Proses Pembentukan Kelompok

Menurut Solita Sarwono (1993), prose pembentukan kelompok mengikuti

tahap berikut ini :

1. Tahap Pembentukan

Kelompok mengatur dan menentukan kedudukan tiap anggotanya, sehingga

setelah mapan mereka akan menjadi saling dekat, mengenal, akrab, dan

terbuka.

2. Tahap Perpecahan

Keakraban akan mengundang konflik dan menimbulkan masalah, sehingga

akan mengundang perpecahan karena ada yang tidak setuju dengan pendapat

orang lain.

3. Tahap Penyesuaian

Perpecahan yang terjadi berlangsung sementara, makin akrab hubungan

anggota kelompok, maka makin mudah untuk menyesuaikan diri dengan sifat,

kehendak, gaya, dan kepribadian masing-masing anggota, sehingga

perpecahan dan pertentangan dapat dibatasi atau dihindari. Pada tahap ini

kelompok dapat berfungsi secara efektif untuk saling membantu dan bekerja

sama demi kepentingan kelompok.

5

Page 6: Komunitas Panti

4. Tahap Perubahan

Terjadi perubahan fisik, posisi, dan aktivitas kelompok sehingga berdampak

pada perubahan kelompok. Hal ini berdampak pada timbulnya masalah

kelompok yang memerlukan pengaturan kembali berkaitan dengan struktur

organisasi, prosedur kerja, kegiatan, hubungan antar anggota, dan sebagainya.

2.1.3 Persyaratan Kelompok

Menurut Soerjono Soekanto (1982), persyaratan dalam kelompok sosial

antara lain sebagai berikut :

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari

kelompok yang bersangkutan

2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya

3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok, sehingga

hubungan diantara mereka bertambah erat. Faktor tersebut adalah nasib yang

sama; kepentingan yang sama; tujuan yang sama; serta berstruktur, berkaidah,

dan mempunyai pola perilaku.

2.1.4 Kriteria Kelompok

Berikut ini adalah klasifikasi kriteria/ukuran kelompok sosial dalam

masyarakat :

1. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok sosial

2. Derajat interaksi dalam kelompok sosial tersebut

3. Kepentingan dan wilayah

4. Berlangsungnya suatu kepentingan

5. Derajat organisasi

6. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan

2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus

2.2.1 Definisi Kelompok Khusus

Kelompok khusus merupakan sekelompok masyarakat atau individu yang

karena keadaan fisik, mental, sosial budaya, dan ekonominya perlu mendapatkan

6

Page 7: Komunitas Panti

bantuan, bimbingan, pelayanan kesehatan, serta asuhan keperawatan karena

ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan

terhaddap dirinya.

2.2.2 Perawatan Kelompok Khusus

Perawatan kelompok khusus merupakan suatu upaya di bidang

keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada sekelompok individu

yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan kesehatan, dan

rawan terhadap masalah kesehatan. Perawatan kelompok khusus ini dilaksanakan

secara terorganisir dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok dan

derajat kesehatannya. Perawatan ini lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan

kepada mereka yang tinggal di panti serta kepada kelompok-kelompok yang ada

di masyarakat yang diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan

pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

2.2.3 Tujuan Kelompok Khusus

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat

menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu bergantung pada orang

lain.

2. Tujuan Khusus

Agar kelompok khusus mampu :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus

sesuai dengan macam, jenis, dan tipe kelompok;

b. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan yang mereka hadapi berdasarkan

permasalahan yang terdapat pada kelompok;

c. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi

berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok;

d. meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan

mereka sendiri;

7

Page 8: Komunitas Panti

e. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam

pemeliharaan dan perawatan diri sendiri;

f. Meningkatkan produktivitas kelompuk khusus untuk lebih banyak berbuat

dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri;

g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam

menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan

kesehatan masyarakat

2.2.4 Sasaran Kelompok Khusus

Ada dua sasaran pembinaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Melalui institusi-institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

terhadap kelompok khusus

2. Pelayanan kelompok khusus yang ada di masyarakat yang telah diorganisir

secara baik atau melalui posyandu, atau kelompok-kelompok khusus dengan

ciri khas tertentu, misalnya kelompok lansia, kelompok penderita kusta, dan

lain sebagainya.

2.2.5 Proses Keperawatan Kelompok Khusus

1. Pengkajian

Pengumpulan Data

a. Identitas kelompok

Data yang biasanya diperlukan dalam pengumpulan data identitas kelompok

adalah besar kecilnya kelompok, latar belakang pendidikan, tingkat sosial

ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, pekerjaan, agama yang dianut,

kepercayaan, dan lokasi tempat tinggal.

b. Masalah kesehatan

Hal yang dikaji adalah masalah kesehatan yang sering terjadi, besarnya

anggota kelompok yang mempunyai masalah, keadaan kesehatan anggota

kelompok umumnya, serta sifat masalah pada kelompokapakah mengancam

kesehatan atau telah mengancam kehidupan.

c. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemerikasaan kesehatan

8

Page 9: Komunitas Panti

Puskesmas, posyandu, polindes, pos obat desa.

d. Keikutsertaan dalam upaya kesehatan

Mengkaji apakah klien sering ikut serta dalam kegiatan dalam upaya

kesehatan masyarakat.

e. Status kesehatan kelompok

Penyakit yang pernah diderita (akut, subakut, kronis, atau menular), keadaan

umum gizi kelompok, imunisasi, keadaan personal hygiene anggota

kelompok.

f. Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal anggota kelompok

Perumahan (permanen, semipermanen, sementara, ventilasi, penerangan, dan

kebersihannya), sumber air minum, pembuangan air limbah, pembuangan

sampah, dan tempat pembuangan tinja.

Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk melihat kesenjangan yang terjadi dalam

kelompok dikaitkan dengan konsep, prinsip, dan teori yang relevan. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan apa saja permasalahan yang dialami kelompok serta

kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah

Perumusan masalah didapatkan dari analisis data, setelah itu diprioritaskan

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

a. Sifat masalah yang dihadapi kelompok

b. Tingkat bahaya yang mengancam kelompok

c. Kemungknan masalah untuk dapat diatasi

d. Berat ringannya masalah yang dihadapi kelompok

e. Sumber daya yang tersedia dalam kelompok

2. Diagnosis Keperawatan Kelompok

Berikut ini dasar penetapan diagnosis keperawatan kelompok :

a. Masalah kesehatan yang dijumpai pada kelompok dengan

mempertimbangkan faktor risiko dan potensial terjadinya masalah/penyakit

9

Page 10: Komunitas Panti

b. Kemampuan kelompok dalam memecahkan masalah dilihat dari segi sumber

daya kelompok yang berkaitan dengan kemampuan finansial, pengetahuan,

dukungan keluarga masing-masing anggota kelompok, dan sebagainya.

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan

Dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan dengan melibatkan anggota

kelompok yang bersangkutan. Rencana keperawatan kelompok mencakup tujuan

keperawatan yang ingin dicapai, rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan, dan kriteria keberhasilan. Beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam menyusun rencana keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok dalam menyusun perencanaan

keperawatan

b. Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya, sarana,

maupun, waktu

c. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral, sehingga program pelayanan

yang diberikan bersifat menyeluruh.

4. Pelaksanaan

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan gerontik :

1. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan,

petugas/pengurus panti atau kader kesehatan sesuai dengan kewenangan yang

diberikan

2. Dilakukan dalam rangka alih teknologi dan keterampilan keperawatan

3. Di institusi lebih ditekankan kepada penghunu panti, pengelola/pengurus

panti, dan lingkungan panti

4. Di masyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kader kesehatan,

pengurus kelompok, dan keluarga

5. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medis dan

rujukan kesehatan

6. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor lain

10

Page 11: Komunitas Panti

7. Dicatat dalam catatan keperawatan yang telah ditetapkan

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai

efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan

pelaksanaan.

11

Page 12: Komunitas Panti

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK KHUSUS LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT

KABUPATEN MOJOKERTO

3.1 Tahap Persiapan

Kegiatan lab klinik keperawatan komunitas diawali dengan adanya

pembagian kelompok kecil dalam kelas. Setelah kelompok terbentuk akhirnya

kelompok memutuskan untuk mengambil sampel kelompok khusus pada lansia di

panti werdha. Sebelum kelompok melakukan survey ke tempat yang

bersangkutan, terlebih dahulu kelompok meminta surat pengantar dari institusi

yang dimaksudkan sebagai surat permohonan ijin kepada kepala panti untuk

malaksanakan kegiatan lab klinik di tempat tersebut. Setelah kelompok

mendapatkan surat ijin tersebut, akhirnya tepat pada hari jum’at tanggal 15

oktober 2010 kelompok yang didampingi dengan salah satu pembimbing pergi

menuju panti untuk melakukan survey lokasi dengan menyerahkan surat ijin lab

dari institusi. Ketika tiba di panti dan surat sudah diterima kepala panti, kelompok

pun diajak untuk orientasi ruangan oleh salah satu perawat pengurus panti.

Selanjutnya, kelompok merencanakan hari dan waktu untuk memulai kegiatan

yang nantinya akan dilaksanakan kegiatan lab selama 5 kali kunjungan.

3.2 Tahap Pelaksanaan

3.2.1 Pengkajian

I. Data Inti Komunitas

A. Sejarah/Riwayat Terbentuknya Komunitas Lansia di Panti

1. Sekilas tentang sejarah tebentuknya komunitas lansia di panti

Panti terbentuk sejak tahun 1980, tepatnya 30 tahun yang lalu,

dimana pada awalnya gedung panti terbuat dari kayu. Namun, setelah

beberapa tahun kedepan, akhirnya bangunan panti direhabilitasi dengan

bangunan baru dari tembok hingga sekarang. Panti Werdha Mojopahit

12

Page 13: Komunitas Panti

adalah satu-satunya panti jompo di Mojokerto yang dibiayai oleh APBD

pemerintah.

2. Lama komunitas lansia tinggal di panti

Lansia yang tinggal di panti bermacam-macam lamanya, dari 16

lansia yang menjadi sampel peneliti, 6 lansia (37,5% lansia) mengatakan

sudah 8 tahun tinggal di panti, 2 lansia (12,5% lansia) tinggal selama 3

bulan, 4 lansia (25% lansia) tinggal selama 6 bulan, dan sisanya sekitar

25% lansia tidak tahu berapa lama mereka tinggal di panti.

8 tahun3 bulan6 bulanLain-lain

3. Perubahan pada panti selama ini

Sejak berdirinya panti 30 tahun yang lalu, perubahan yang terjadi

didalamnya tidak terlalu menonjol. Karena selama itu panti hanya

melakukan perubahan pada gedung panti yang dulunya terbuat dari kayu,

dan sekarang telah berubah menjadi tembok.

B. Demografi Panti

1. Identitas Panti

Nama Panti : Panti Werdha Mojopahit

Alamat : Jl. Raya Brangkal no. 862, Sooko, Kabupaten

Mojokerto.

2. Struktur Organisasi Panti

Kepala Panti : Sugiono, S. Sos

Kepala Subag : Sugiharto

Kelompok Jabatan Fungsional

Administrasi : 1. Miarti

2. Purwo Edi, S. Sip

Pelayanan Klien : 1. Niken

13

Page 14: Komunitas Panti

2. Feri

3. Rudi

4. Dr. Mega

Keamanan : 1. Heri Mulyadi

Kebersihan/Makanan : 1. Kusdi

2. Nurchanda

3. Majidi

Juru Masak : 1. Sariatun

2. Nurfadilah

3. Arliyah

Humas : Joko Susanto

3. Visi dan Misi.

a. Visi :

Tercapainya pola hidup dan perilaku sehat baik jasmani maupun

rochani agar lansia tetap dalam kondisi kehidupan sejahtera serta

bermanfaat bagi sesamanya

b. Misi :

1. Meningkatkan Kesejahteraan Lansia baik yang potensial

maupun non potensial

2. Memberikan pembinaan mental spiritual agar semakin

mendekatkan diri kepada Illahi dipenghujung usianya

3. Memberikan kemudahan dalam pelayanan yang bersifat umum.

4. Tujuan Panti

a. Tujuan Umum

Tercapainya kualitas hidup dan kesejahteraan sosial lanjut usia

sehingga dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi ketenteraman

lahir dan batin.

14

Page 15: Komunitas Panti

b. Tujuan Khusus

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia

2. Terpenuhinya kebutuhan rohani lanjut usia

3. Terpenuhinya kebutuhan keperawatan dan kesehatan lanjut usia

4. Terpenuhinya kebutuhan ketrampilan lanjut usia

5. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan sosial lanjut usia

6. Adanya peran serta keluarga dan masyarakat terhadap lanjut

usia.

5. Jumlah Lansia di Panti

Dalam 1 tahun ini jumlah lansia adalah 48 orang, dimana jumlah

lansia wanita adalah 36 orang atau 75% lansia wanita dan jumlah

lansia pria adalah 12 orang atau sebesar 25%. Dimana dalam jumlah

tersebut sudah termasuk 2 pasang pasutri atau 4,17% yang dinikahkan

di panti, 5 pendatang baru yang datang ke panti atau sekitar 31,25%

dan 3 lansia atau 6,25% yang pulang (2 lansia pulang atas kemauan

sendiri dan 1 lansia dipulangkan). Sedangkan sisanya adalah lansia

yang lama.

Dengan jumlah 48 lansia yang ada di panti, peneliti hanya

mengambil sampel lansia sebesar 16 orang.

Lansia Wanita (75%)

Lansia Pria (25%)

Jumlah Lansia

4.17%

31.25%

6.25%

79.17%Pasangan pasutri

Pendatang baru

Lansia pulang

Lansia lama

15

Page 16: Komunitas Panti

C. Etnisitas

1. Pola makan

a. Frekuensi makan dalam sehari

Frekuensi makan lansia normal. Di panti lansia makan 3x sehari; pagi

pukul 07.00, siang pukul 11.00, dan sore pukul 16.00.

b. Kualitas makan (nafsu untuk makan)

1. Sebanyak 13 lansia atau 81,25% lansia nafsu makannya baik

2. Nafsu kurang sebanyak 3 lansia atau 18,75% lansia

c. Pola minum

Semua lansia (16 lansia) pola minumnya cukup

d. Kebiasaan makan

Kandungan makanan pada lansia adalah 100% rendah lemak, untuk

lansia yang hipertensi lauknya tempe dan tahu.

e. Penggunaan garam beryodium

Pemberian garam beryodium dalam masakan lansia untuk mencegah

penyakit gondok adalah benar.

Menu Makan Lansia :

1. Senin

Pagi :

Nasi putih

Eseng-eseng tahu

Kecambah kecap

Kerupuk

Minum teh manis, susu,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Soto daging

Tempe goreng

Snack

Sore :

Nasi putuh

Tumis daun pepaya

menjeng

Tahu goreng

16

Page 17: Komunitas Panti

2. Selasa

Pagi :

Nasi putih

Pecel (kecambah dan

sawi)

Telur ceplok

Peyek kremes

Minum teh manis, susu,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Asem-asem pacin

Buah

Sore :

Nasi putih

Mie ayam

Kerupuk

3. Rabu

Pagi :

Nasi putih

Cah kangkung

Bola-bola tahu

Peyek kremes

Minum teh manis, susu,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Pepes tahu

Udang bumbu merah

Sayur asem jakarta

(wortel, kangkung, dan

kubis)

Snack

Sore :

Nasi putih

Sayur sop (wortel,

kubis, dan makroni)

Pergedel daging

Sambal kecap

4. Kamis

Pagi :

Nasi putih

Telur bumbu rujak

Minum teh manis, susu,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Ayam bumbu rujak

Tumis sawi putih

Buah

Sore :

Nasi putih

Botok simbukan dan

tempe

Kerupuk

5. Jum’at

17

Page 18: Komunitas Panti

Pagi :

Nasi putih

Sarden tongkol

Tempe goreng

Minum teh manis, susu,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Eseng-eseng manisa

Cucut goreng tepung

Kacang hijau

Sore :

Nasi putih

Eseng-eseng tahu dan

tempe

Kerupuk

6. Sabtu

Pagi :

Nasi putih

Semur tempe goreng

Minum susu, teh manis,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Sayur bayam

Bakwan (udang, kubis,

wortel, dan jagung)

Snack

Sore :

Nasi putih

Cah sawi hijau

Telur dadar

7. Minggu

Pagi :

Nasi putih

Eseng-eseng tahu

Kecambah kecap

Kerupuk

Minun susu, teh manis,

dan kopi

Siang :

Nasi putih

Sayur asem

Pepes pindang

Buah

Sore :

Nasi putih

Sambel goreng

semarang (wortel,

kentang, dan daging)

Kerupuk

Catatan : Menu tersebut diatas sudah diatur sedemikian rupa oleh dokter yang

ada di panti, dan terkadang menu berubah sewaktu-waktu.

2. Bahasa

18

Page 19: Komunitas Panti

a. Bahasa yang biasa digunakan lansia adalah bahasa Jawa sebesar 90%

dan bahasa Indonesia sebesar 10%.

D. Nilai-nilai dan Kepercayaan

1. Tempat ibadah yang ada di panti adalah mushola

2. Taman/tempat untuk rekreasi

Ada taman atau halaman di sekitar panti.

3. Warisan budaya yang dianut dalam panti

Perawat panti menyebutkan kalau dalam panti werdha mojopahit

tidak ada warisan budaya yang selama ini dianut

4. Penanda sejarah atau monumen dalam panti

Dalam panti tidak tampak adanya penanda sejarah atau monumen

bersejarah.

E. Vital Statistik

1. Angka kematian lansia

Dalam 1 tahun terdapat 4 lansia yang telah meninggal dunia, atau

sebesar 8,3% lansia di tahun 2010.

2. Angka kesakitan lansia

Dalam panti didapatkan jumlah lansia yang menderita hipertensi

sebanyak 19 orang (39,58%), penyakit kronis ada 3 orang atau 6,25% (2

lansia menderita hernia dan 1 lansia menderita diabetes melitus), dan

sisanya sebesar 54,17% lansia menderita rematik (rheumathoid arthritis).

39.58%

6.25%

54.17%

Frekuensi penyakit lansia

HipertensiPenyakit KronisRheumatoid Arthritis

3. Penyebab utama kematian

19

Page 20: Komunitas Panti

Penyebab utama kematian lansia adalah karena lansia tersebut sakit

dan juga karena lansia sudah tua, dimana dalam proses penuaan lansia

akan mengalami penurunan fungsi tubuh.

II. Pengkajian Subsistem

A. Lingkungan Fisik

1. Pola penggunaan air bersih

1. Sumur sebesar 40%

2. PAM sebesar 60%

2. Pengurasan bak mandi

Dilakukan 2x dalam seminggu

3. Keadaan kamar mandi

1. Bersih, sebanyak 93,75%

2. Kurang bersih, sebanyak 6,25%

3. Licin, sebanyak 93,75%

Keterangan :

a. Asrama 1 : ada 2 kamar mandi, bersih, tidak ada pegangan,

lantai licin, ada pintu penutup yang mengarah ke

dalam, lampu kamar mandi suram

b. Asrama 2 : ada 2 kamar mandi, salah satunya sebagai tempat

memandikan lansia yang meninggal dunia, bersih,

tidak ada pegangan, lantai licin, dan ada pintu

penutup mengarah ke dalam, lampu kamar mandi

suram,

c. Asrama 3 : ada 2 kamar mandi, tidak ada pegangan, bersih,

lantai licin, lampu kamar mandi suram, lantai licin,

ada pintu penutup yang mengarah ke dalam

d. Asrama 4 : ada 2 kamar mandi, lantai terbuat dari semen, tidak

ada pegangan, tidak ada pintu (tertutup korden)

20

Page 21: Komunitas Panti

e. Asrama 5&6 : ada sumur yang jaraknya ± 5 m dari kamar mandi,

kamar mandi terbuka, tidak licin, dan tidak ada

pegangan, bak mandi rendah.

4. Tanaman yang ada disekitar asrama panti

1. Tanaman hias

5. Tipe bangunan asrama di panti

1. Permanen

6. Lantai asrama panti

1. Tegel, sebanyak 50%

2. Semen, sebanyak 50%

7. Jendela di setiap kamar atau asrama

1. Ya, 70%

2. Tidak, 30%

8. Pencahayaan dalam ruang asrama setiap hari

1. Terang, 50%

2. Gelap, 16,67%

3. Remang-remang, 33,33%

9. Jarak antar asrama

1. Bersatu, 33,33%

2. Dekat (<5 m), 33,33%

3. Jauh (>5 m), 33,33%

10. Halaman di sekitar asrama panti

1. Ya, 66,67%

2. Tidak, 33,33%

11. Pemanfaatan Pekarangan Panti

Kebun dan kolam ikan

21

Page 22: Komunitas Panti

PETA!!

B. Pelayanan Sosial dan Kesehatan

1. Sarana kesehatan

Panti bekerja sama dengan 3 rumah sakit yang ada di kabupaten

Mojokerto, yaitu Rumah Sakit Umum Prof Dr. Soekandar, Rumah Sakit

Islam Sakinah, dan Rumah Sakit Umum Gedeg, serta puskesmas terdekat

di Trowulan.

2. Kebiasaa lansia untuk minta tolong bila sakit

Perawat panti

3. Kebiasaan lansia sebelum ke pelayanan kesehatan

Beli obat bebas

4. Sumber pendanaan kesehatan lansia

Lansia di Panti Werdha Mojopahit mendapatkan dana kesehatan dari

APBD Pemerintah

22

taman

k.mandi

Asrama 6 Asrama 5 Asrama 4

k.mandi

Asrama 3

musholla Asrama 2 dapur

kantor aula

Taman

Page 23: Komunitas Panti

C. Ekonomi

1. Tempat lansia membeli sesuatu

1. Pasar, sebanyak 31,25% lansia

2. Penjaja keliling yang masuk ke dalam panti sebanyak 68,75%

2. Apakah lansia pernah menerima bantuan selain dari petugas panti?

a Pernah misalnya baju, handuk, uang, hiasan dinding, dan yang

lainnya,

D. Transportasi dan Keamanan/Keselamatan

1. Jenis transportasi yang tersedia di panti

Mobil

2. Jenis layanan perlindungan yang ada di panti

Perlindungan lansia di panti langsung dari dinas sosial Kabupaten

Mojokerto.

3. Apakah lansia merasa aman dan nyaman

Sebanyak 87,5% lansia mengatakan merasa aman dan nyaman ketika

tinggal di panti. Selain tidak kesepian, lansia juga mengatakan kalau

mereka bisa saling berbagi dengan lansia yang lainnya. Namun, sebanyak

12,5% lansia di asrama 1 mengatakan dirinya kurang nyaman dengan

sifat temannya yang suka mengambil barang milik rekannya.

E. Politik dan Pemerintahan

1. Apakah ada pengaruh dinas sosial dengan panti

Ada, yaitu dalam pemberian dana pembiayan panti

2. Apakah pengaruh kepala panti sangat menonjol

Tidak, karena tidak ada peraturan dalam panti yang mengatur semua

kegiatan dan tingkah laku lansia di panti tersebut

3. Bagaimana peraturan di panti terhadap komunitas lansia.

Perawat panti mengatakan tidak ada peraturan yang mengatur semua

tingkah laku lansia dalam panti. Karena peraturan dibuat sendiri oleh

lansia, dimana perawat hanya membimbing dan mengarahkan lansia.

23

Page 24: Komunitas Panti

F. Komunikasi

1. Dimana lansia biasa berkumpul

Balai pertemuan, mushola dan halaman depan ruang perawat panti

2. Bacaan apa yang biasa dibaca oleh lansia

Sebanyak 78% lansia mengatakan biasa membaca Al Qur’an, dan

sisanya sebanyak 21% mengatakan tidak suka membaca.

3. Apakah masing-masing asrama tersedia televisi/radio

1. Ya, sebanyak 80% asrama tersedia televisi

2. Tidak, sebanyak 20% asrama tidak ada televisi

4. Tayangan yang paling diminati lansia

1. Sinetron, 86%

2. Berita, 14%

5. Apakah tersedia sarana komunikasi di panti

Terdapat sarana komunikasi di panti dalam bentuk telephon yang

biasa digunakan untuk menghubungi keluarga lansia.

G. Pendidikan

1. Pendidikan terakhir lansia

1. SD dan SMP, 97,92%

2. Perguruan tinggi, 2,08%

H. Rekreasi

1. Kebiasaan lansia menghabiskan waktunya bila merasa bosan

1. Berbincang-bincang, 25%

2. Melihat TV, sebanyak 37,5%

3. Membaca, sebanyak 25%

4. Lain-lain, tidur 12,5%

2. Keinginan lansia untuk pulang kerumahnya

1. Iya, sebanyak 56,25%

2. Tidak, sebanyak 43,75%

24

Page 25: Komunitas Panti

3. Kegiatan yang ada di panti

Senin : Pengajian pagi dan perawatan terhadap lansia (observasi

TTV dan pemberian obat kepada lansia yang

membutuhkan)

Selasa : -

Rabo : Istighosah

Kamis : Tahlilah setelah maghrib dan perawatan terhadap lansia

(observasi TTV dan pemberian obat kepada lansia yang

membutuhkan)

Jum’at : Senam lansia dan pengajian

Sabtu : -

Minggu : -

I. Persepsi

1. Persepsi lansia

a. Perasaan lansia ketika tinggal di panti

Hampir 90% lansia mengatakan kalau mereka betah tinggal di

panti, karena banyak teman dan bisa mandiri tanpa tergantung

dengan keluarganya. Namun ada juga lansia yang tidak suka tinggal

di panti karena jauh dan tidak bisa berkumpul dengan keluarganya.

b. Hubungan lansia dengan rekan yang lainnya

Lansia menjalin hubungan baik dengan lansia yang lainnya,

meski ada lansia yang suka mengambil barang milik orang lain, akan

tetapi lansia selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan

rekannya.

c. Masalah-masalah yang terjadi selama dalam asrama

Ada lansia yang suka mengambil barang milik lansia yang

lainnya. Selain itu ada juga salah satu lansia yang mengalami

halusinasi dengar yang kadang-kadang berteriak dan mengamuk

sehingga mengganggu kenyamanan lansia yang lainnya.

25

Page 26: Komunitas Panti

2. Persepsi umum perawat tentang kesehatan dari komunitas dan

masalah yang diidentifikasi

Perawat panti mengatakan kesehatan lansia di panti terjamin karena

langsung diawasi oleh tim medis yang ada di panti. Sedangkan masalah-

masalah yang umumnya dialami lansia seperti salah paham dengan

rekannya adalah hal yang wajar, karena perawat memaklumi dengan

adanya perubahan persepsi lansia terhadap orang lain.

3.2.2 Analisis Data

NO DATA FOKUS MASALAH KESEHATAN

1.

2.

Angka Kesakitan pada lansia

Dari 48 lansia yang ada di panti,

didapatkan :

a) 39,58% lansia menderita

hipertensi

b) 6,25% lansia menderita penyakit

kronis (2 lansia menderita

hernia dan 1 lansia menderita

DM)

c) 54,17% lansia menderita

rematik (rheumathoid arthritis).

Keadaan kamar kandi

Dari 16 lansia yang didata :

a) 6,25 % mengatakan kamar

mandi dalam keadaan kurang

bersih

b) 93,75 % mengatakan kamar

mandi dalam keadaan licin

Resiko terjadinya kekambuhan

berhubungan dengan penurunan

fungsi tubuh pada lansia

Resiko terjadinya cidera

berhubungan dengan kondisi

lingkungan kamar mandi yang

kurang kondusif

26

Page 27: Komunitas Panti

3. Keamanan dan kenyamanan lansia

tinggal dipanti

a) 12,5 % lansia di asrama 1 tidak

merasa nyaman dengan sifat

temannya yang suka mengambil

barang di asrama

Gangguan rasa nyaman (cemas)

diantara penghuni asrama 1 yang

berhubungan dengan perasaan

tidak aman dan tidak nyaman di

lingkungan asrama

3.2.4 Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan

1.

2.

3.

Resiko terjadinya kekambuhan diantara penghuni panti berhubungan dengan

penurunan fungsi tubuh pada lansia yang dimanifestasikan dengan :

a) 39,58% lansia menderita hipertensi

b) 6,25% lansia menderita penyakit kronis (2 lansia menderita hernia dan 1

lansia menderita DM)

c) 54,17% lansia menderita rematik (rheumathoid arthritis).

Resiko terjadinya cidera diantara penghuni panti berhubungan dengan kondisi

lingkungan kamar mandi yang kurang kondusif yang dimanifestasikan dengan :

a) 6,25 % mengatakan kamar mandi dalam keadaan kurang bersih

b) 93,75 % mengatakan kamar mandi dalam keadaan licin

Gangguan rasa nyaman (cemas) diantara penghuni asrama 1 yang berhubungan

dengan perasaan tidak aman dan tidak nyaman di lingkungan asrama yang

dimanifestasikan dengan :

a) 12,5 % lansia di asrama 1 tidak merasa nyaman dengan sifat temannya yang

suka mengambil barang di asrama

27

Page 28: Komunitas Panti

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan

rahmad serta hidayahNya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan

makalah Keperawatan Komunitas yang berjudul “Asuhan Keperawatan

Komunitas Pada Kelompok Khusua Lansia di Panti Werdha Mojopahit,

Kabupaten Mojokerto” dengan baik.

Makalah ini berisi tentang konsep asuhan keperawatan lansia dan penerapan

proses keperawatan lansia di panti Werdha Mojopahit. Makalah ini diharapkan

bisa di jadikan acuan dalam melakukan proses keperawatan khususnya pada

lansia. Dalam pembuatan makalah ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih

kepada:

1. Pak Amin Zakaria, S. Kep. Ners selaku dosen pengajar mata kuliah

Keperawatan komunitas.

2. Pak Aris Hartono, S. Kep, Ners selaku dosen pembimbing kelompok

yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah

3. Ketua Panti Werdha Mojopahit yang telah memberikan ijin kepada

kelompok untuk melaksanakan lab klinik selama 5 kali kunjungan

4. Perawat Panti Werdha Mojopahit yang telah banyak membantu

kelompok ketika berada di panti, serta

5. Teman-teman S1 Keperawatan yang senantiasa membantu dalam

pembuatan makalah.

Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun bagi anggota

kelompok dan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Mojokerto, Desember 2010

Penyusun

28

ii

Page 29: Komunitas Panti

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................

Kata pengantar ...............................................................................................

Daftar isi ........................................................................................................

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................

1.3 Tujuan ..........................................................................................

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................

1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................

1.4 Manfaat ....................................................................................

Bab 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kelompok Khusus ......................

2.1.1 Definisi Kelompok .......................................................

2.1.2 Proses Pembentukan Kelompok ...................................

2.1.3 Persyaratan Kelompok .................................................

2.1.4 Kriteria Kelompok ........................................................

2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus .....................

2.2.1 Definisi Kelompok Khusus ..........................................

2.2.2 Perawatan Kelompok Khusus ......................................

2.2.3 Tujuan Kelompok Khusus ............................................

2.2.4 Sasaran Kelompok Khusus ...........................................

2.2.5 Proses Keperawatan Kelompok Khusus ......................

Bab 3 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

KELOMPOK KHUSUS LANSIA

3.1 Tahap Persiapan .......................................................................

3.2 Tahap Pelaksanaan ...................................................................

3.2.1 Pengkajian ....................................................................

3.2.2 Analisis Data ................................................................

29iii

Page 30: Komunitas Panti

3.2.3 Diagnosa Keperawatan .................................................

3.2.5 Perencanaan ..................................................................

3.2.7 Evaluasi.........................................................................

Bab 5 PENUTUP..........................................................................................

5.1 Kesimpulan ..............................................................................

5.2 Saran .........................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................................

30iv