Page 1
i
KOMUNIKASI ORGANISASI
DALAM MEMBANGUN INTEGRITAS
KARYAWAN WINGSTOP AEON BSD
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
oleh
Muhammad Kindi Akasya
NIM 11140510000218
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
Page 5
v
ABSTRAK
Muhammad Kindi Akasya
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas Karyawan
Wingstop AEON BSD
Nilai inti perusahaan sebagai pedoman perilaku kerja anggota
perlu disosialisasikan dan dialami oleh kelompok kerja secara optimal,
sehingga nilai menjadi dasar untuk setiap tindakan yang menghasilkan
kualitas produk dan jasa yang senantiasa meningkatkan mutu. Nilai
integritas kerap dijadikan nilai utama dalam pedoman perilaku kerja
bagi banyak perusahaan, salah satunya adalah Wingstop AEON BSD
yang menaruh integritas pada posisi tertinggi dalam nilai-nilai inti
perusahaan. Perusahaan ini mendapatkan dua penghargaan berturut-
turut, yaitu “Best Store Performance 2016” dan “Breaking Sales
Record June 2017”. Diyakini pencapaian tersebut, diraih dengan
adanya suatu sistem dan iklim komunikasi yang baik di perusahaan
tersebut. Permasalahan di atas menarik peneliti untuk mengetahui
bagaimana iklim komunikasi organisasi di Wingstop AEON BSD?
Bagaimana implementasi nilai integritas pada karyawan Wingstop
AEON BSD?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni
penelitian yang dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting)
dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
dokumentasi, dan wawancara mendalam. Adapun jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, sehingga data diperoleh melalui
teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan
dokumentasi tadi diklasifikasikan dan dianalisa sesuai aspek kemudian
diinterpretasikan secara logis. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah iklim komunikasi oleh Charles Redding di tahun 1978 yang
mengemukakan lima dimensi penting iklim komunikasi, yaitu
supportiveness, partisipasi membuat keputusan, kepercayaan,
keterbukaan dan keterusterangan, serta tujuan kinerja yang tinggi.
Hasil penelitian dan analisis diketahui bahwa iklim komunikasi
pada Wingstop AEON BSD berjalan kondusif. Para personel bersinergi
dan saling dukung satu sama lain serta partisipasif dalam membuat
keputusan. Rasa kepercayaan ditunjukkan mereka melalui kerja sama
tim. Tujuan kinerja yang tinggi pun terlihat melalui komitmen, sikap
tepat waktu, dan loyalitas dalam bekerja. Hanya saja masih ada kendala
dalam dimensi keterbukaan dan keterusterangan mengenai kesalahan
yang dilakukan oleh karyawan-karyawan saat melakukan pekerjaan.
Secara keseluruhan, iklim komunikasi yang berjalan kondusif tersebut
mendorong karyawan untuk menerapkan nilai kejujuran pada setiap
pekerjaannya
Kata Kunci: nilai, integritas, iklim, komunikasi, organisasi, Wingstop
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT yang tanpa henti memberikan kenikmatan,
keberkahan, kekuatan, kesabaran dan ilmu pengetahuan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tugas penelitian skripsi ini.
Sholawat teriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang tercerahkan dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini. Ia adalah referensi utama dalam
bertindak dan menjalani hidup ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
3. Suparto, M.Ed., Ph.D. wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4. Dr. Roudhonah, M.Ag. wakil Dekan Bidang Adkum
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Dr. Suhaimi, M.Si. wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6. Drs. Masran, M.A. ketua Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Page 7
vii
7. Kiky Rizky, M.Si. dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan senantiasa membimbing saya
untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Zakaria, M.Ag. penasihat akademik yang selalu
memberikan pemikiran serta saran terbaik untuk
perkuliahan dan skripsi ini.
9. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta pengalamannya kepada peneliti. Peneliti berharap
semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi
peneliti dan masyarakat luas.
10. Segenap staff perpustakaan dan staff akademik yang telah
memberikan pelayanan kepada peneliti sehingga peneliti
dapat menyelesaikan perkuliahan.
11. Orang tua tercinta, ibunda Wadi Fatmah, ayahanda Drs.
Agus Makmun, dan almarhumah nenek Sophiah yang
selalu memberikan segala yang terbaik tanpa terkecuali
untuk anak-anaknya. Semoga peneliti dapat menjadi
investasi yang berharga bagi keluarga seperti yang
diharapkan oleh mereka.
12. Saudara-saudara tercinta, Muhammad Ramadhian
Diresga, Muhammad Fadel Khairi, Muhammad Ransa
Zaidan, dan Muhammad Ransi Zaidan yang senantiasa
menjadi pemicu semangat, terimakasih atas do‟a-do‟a dan
dukungannya.
13. Pimpinan dan staff Wingstop AEON BSD, Manajer
Amirrudin, Asisten Manajer Lavenia Nita Ningrum,
Page 8
viii
Supervisor Andry Putra Nugroho. Staff Wingstop AEON
BSD Divisi Back of House, Hartono, Eko, Rully, Sutrana,
Deriski, Avisha, dan Gunawan. Staff Wingstop AEON
BSD Divisi Front of House, Nadia, Novia, Syndi,
Lusiana, Bunga, Nada, Lisa, Vita, Karimah, Siti, dan Sari,
terimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah
diberikan kepada peneliti di sela-sela kesibukannya.
14. Keluarga besar KPI 2014 beserta teman-teman KPI-E
2014, terimakasih telah memberikan pengalaman dan
kebersamaannya dalam menimba ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
15. Lembaga Semi Otonom Kontras Musik FIDIKOM UIN
Jakarta, Rifki Saifullah, Fajar Yugaswara, Dimas Suryo
Prayogo, Aditya Herdiansyah, Ainun Najib, Agun Akbar
Tabrani, Kaisan Putra, Agung Aditya, Anggita Maya,
Arie Permana, Alif Prabowo, Biyan Muda, Dendy
Apriansyah, Apca Nur Hafizah, Ayu Retno Dewi, Dian
Andriani, Ahmad Fauzi, Taufiq Alwan, Hilman Rais, R.
Dirgantria, Sheilla Imelda Putri, Nabilla Putri Maharani,
Amalia Fitriani, Fauzan Zakia, Adinda Putri, Ainul
Ma‟wa, Redifa, Fajar, Tasya, Kun, Fernando, Hilal,
Nanda, Ical, Raghda, Andin, Adelia, Ati, Hafiz, Era, Rufi,
Danu, Dani, Fajan, Fuad, Rahma, Virgina, Dayat, Syifa,
Osha, Nisa, Nirwana, dan seluruh anggota Kontras Musik
lainnya, terimakasih telah mengajarkan saya berorganisasi
dan menghargai rasa kebersamaan.
Page 9
ix
16. Komunitas Jurnalis Televisi, Asa Trifabasi, Riztira
Syahrizal, Ridho Falah Adli, Reksa Puja, Ervan Tonnedy,
Bilqis, Sandra Oktaviani, Intan Afrida, Abdul Mukhlis
Arofi, Aditya Syahrizal, Elsa Charinta, Riyaldi Pratama,
Andita Putri, Amiradhana, Ilka Sawidri, Surya Handika,
Badru, Baity, Iffah, Anam, Bayu, Amidah, Sarah, Anjar,
Misna, Dandi, Hafiz, dan seluruh anggota Jurnalis
Televisi lainnya, terimakasih telah memberikan
pengalaman dan pengetahuan seputar jurnalis.
17. KKN Semut 103 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad
Zein, Anifai Maranti, Anindhiyo Rizki, Ayuningtyas,
Faisal A. Faqihudin, Safurotun Ziah, Hutomo Agung,
Malinda A. Pratiwi, Millatie Mustaqiemah, Muhammad
Arif, Neng Riska, Richad Indra Cahya, Salma Nur
Aisyah, Sary Widiastuti, dan Sausan, atas segala
pembelajaran hidup dan pengalaman luar biasa selama
mengabdi bersama di desa Jugalajaya.
18. Beberapa anggota Indonesia Entertainment Produksi yang
tergabung dalam program Mikrofon Pelunas Utang di
Indosiar. Para produser program, Cornel, Amir, dan Issa.
Begitu juga para kreatif program, Indra, Lanny, Fatimah,
Maya, Andi, Gettro, Tio, Adung, Della, Ratih, Tiara,
Risma, Yoga, Sarah, dan Akbar. Terimakasih telah
membagikan pengetahuan seputar pertelevisian dan
memberikan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Page 10
x
19. Pembaca Skripsi ini, semoga banyak manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna serta terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.
Tangerang Selatan, 25 September 2018
Muhammad Kindi Akasya
Page 11
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................... 11
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................. 12
D. Metode Penelitian ........................................................... 13
E. Kerangka Teoretis .......................................................... 17
F. Penelitian Terdahulu ..................................................... 26
G. Sistematika Penulisan .................................................... 31
BAB II KERANGKA TEORETIS ................................................ 33
A. Komunikasi ..................................................................... 33
B. Organisasi ....................................................................... 34
C. Komunikasi Organisasi ................................................. 38
D. Iklim Komunikasi Organisasi ....................................... 45
E. Integritas ......................................................................... 50
BAB III GAMBARAN UMUM WINGSTOP AEON BSD ...... 54
A. Sejarah dan Perkembangan Wingstop AEON BSD ... 54
B. Nilai-Nilai, Visi, Misi, dan Asas-Asas Wingstop AEON
BSD 57
C. Struktur Organisasi Wingstop AEON BSD ................ 60
Page 12
xii
Tabel Daftar Nama Karyawan Wingstop AEON BSD Periode
Juli 2018 .............................................................................................. 61
D. Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan ........................... 62
E. Jaringan Komunikasi Wingstop AEON BSD .............. 69
BAB IV IKLIM KOMUNIKASI WINGSTOP AEON BSD
DALAM MEMBANGUN INTEGRITAS KARYAWAN...... 77
A. Iklim Komunikasi Organisasi pada Wingstop AEON
BSD 77
B. Implementasi Nilai Integritas pada Karyawan
Wingstop AEON BSD ............................................................. 101
BAB V PENUTUP ........................................................................... 117
A. Kesimpulan ................................................................... 117
B. Saran ............................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 124
LAMPIRAN..................................................................................... 115
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
GAMBAR Struktur Organisasi Wingstop AEON BSD.........60
TABEL Daftar Nama Karyawan Wingstop AEON BSD Juli
2018.............................................................................................61
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia dalam suatu
organisasi tidak hanya muncul dari kepribadian mereka
sendiri melainkan dapat tercipta dari lingkungan dan
komunikasi yang ada di dalam organisasi. Pentingnya
komunikasi dalam sebuah organisasi tidak hanya
dibutuhkan dalam operasional dan praktik organisasi saja,
melainkan dapat digunakan dalam pembentukan karakter
anggota melalui nilai-nilai organisasi. Nilai organisasi
sebagai pedoman perilaku kerja personel harus
disosialisasikan, didefinisikan dan dialami oleh kelompok
kerja, sehingga nilai menjadi dasar atau basis untuk setiap
tindakan yang menghasilkan kualitas produk dan jasa
secara berkelanjutan dan senantiasa meningkatkan mutu.1
Sebagai contoh pentingnya komunikasi organisasi pada
arah aliran komunikasi ke bawah (atasan ke bawahan)
adalah sebagai pemberian atau penyampaian instruksi
kerja berbentuk perintah, arahan, penerangan, manual
kerja, uraian tugas.2 Pada komunikasi ke atas (bawahan ke
atasan) yaitu menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada
organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai
1 Yaslis Ilyas, Kinerja, (Depok, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI,
2002), h. 155. 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 2.14.
Page 14
2
untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan
serta saran-saran mengenai operasi organisasi.3 sedangkan
pada komunikasi horizontal (rekan sejawat) yaitu
memusyawarahkan, negosiasi, dan mengkoordinasi
pengerjaan tugas.4
Komunikasi menurut Hovland, Janis, dan Kelley
yang dikutip Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi,
yaitu “Proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”.5 Dapat
dikatakan komunikasi sendiri adalah upaya dalam
memengaruhi orang lain. Dalam kenyataannya, masalah
komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi.
Bahkan, dapat dikatakan organisasi tanpa komunikasi
ibarat sebuah mobil yang di dalamnya terdapat rangkaian
alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena
tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan
bagian lain.6 Sedangkan organisasi sendiri adalah sistem
yang mapan dari orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian kerja.7 Goldhaber (1986)
3 Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
189-190. 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 2.17. 5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press: 2007), h. 21.
6 Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h.
2. 7 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), Modul Kuliah, h. 15.
Page 15
3
memberikan definisi komunikasi organisasi sebagi
berikut, “organizational communications is the process of
creating and exchanging messages within a network of
independent relationship to cope with environmental
uncertainty”.8 Komunikasi organisasi dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-
unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu.9
Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana
komunikasi organisai dapat membentuk perilaku anggota
melalui iklim komunikasi yang ada pada organisasinya.
Iklim komunikasi mengaitkan konteks organisasi dengan
konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan
anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku
anggota organisasi.10
Penelitian yang dilakukan oleh
Redding menunjukkan, bahwa iklim komunikasi lebih
luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan
dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh
dan keterlibatan.11
Redding (Goldhaber, 1986)
mengemukakan lima dimensi penting dari iklim
komunikasi tersebut.
8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
67. 9 Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
31. 10
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, h. 148. 11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
85.
Page 16
4
- “Supportiveness”, atau bawahan mengamati,
bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri
berharga dan penting.
- Partisipasi membuat keputusan
- Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat
menyimpan rahasia
- Keterbukaan dan keterusterangan
- Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat
mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi
Dengan mengetahui iklim komunikasi di suatu
organisasi, maka dapat dengan baik memahami apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan
cara-cara tertentu. Setiap pemimpin organisasi
bertanggung jawab dan memainkan peranan penting
dalam menciptakan atmosfer lingkungan kerja yang
mendorong setiap personel untuk bekinerja tinggi.12
Iklim
komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu
menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena
faktor tersebut banyak sedikitnya memengaruhi tingkah
laku karyawan.13
Untuk dapat menciptakan iklim
12
Yaslis Ilyas, Kinerja, (Depok, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI,
2002), h. 153. 13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
82.
Page 17
5
komunikasi dan organisasi yang baik, pimpinan perlu
memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.
Mink dkk. yang dikutip oleh Yaslis Ilyas dalam
buku Kinerja (Teori, Penilaian, dan Penelitian)
mengembangkan strategi untuk menciptakan organisasi
dengan kinerja tinggi melalui salah satu pilarnya, yaitu
berbagi nilai (values).14
Nilai-nilai luhur, jujur, amanah,
kerja keras, loyal, dan konsisten merupakan nilai dasar
yang harus dianut oleh organisasi atau kelompok yang
menjunjung etika moral sebagai landasan perilaku
kelompok maupun organisasi. McShane dan Von Glinow
berpendapat, bahwa nilai-nilai adalah keyakinan yang
stabil dan evaluatif yang menunjukkan preferensi kita
untuk hasil atau tindakan dalam berbagai situasi.
Merupakan persepsi tentang baik atau buruk, benar atau
salah.15
Nilai-nilai berfungsi sebagai moral yang
mengarahkan motivasi, keputusan dan tindakan kita.
Nilai-nilai berhubungan dengan konsep diri karena
sebagian mendefinisikan siapa kita sebagai individu dan
sebagai anggota kelompok dengan nilai-nilai yang sama.
Dengan mengacu pada pendapat-pendapat tersebut dapat
dirangkum, bahwa yang dimaksud dengan nilai-nilai
adalah kesadaran dan keyakinan individu untuk
14
Yaslis Ilyas, Kinerja, (Depok, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI,
2002), h. 155. 15
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, (Depok: Rajawali Press, 2013), h. 36.
Page 18
6
menunjukkan bagaimana berperilaku dalam melakukan
tindakan dalam berbagai situasi.16
Nilai dan perilaku yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah nilai integritas dalam diri anggota
organisasi atau perusahaan. Permasalahan yang kerap
muncul dalam sebuah perusahaan mengenai karyawannya
adalah kurangnya kesadaran karyawan atau tenaga kerja
dalam menerapkan nilai-nilai luhur untuk menunjukkan
bagaimana berperilaku dalam melakukan tindakan dalam
berbagai situasi. Kurangnya kesadaran dan keyakinan
tersebut menimbulkan tindakan dan perilaku negatif
seperti kecurangan, tidak jujur, hingga praktik korupsi.
Dengan adanya integritas pada seorang karyawan akan
taat dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai organisasi
sehingga dapat menunjukkan perilaku yang benar dalam
melakukan tindakan di berbagai situasi. Dikutip oleh
Gostick dan Telford dari Kamus Merriam-Webster
mendefinisikan integritas sebagai ketaatan yang kuat pada
sebuah kode, khususnya nilai moral atau nilai artistik
tertentu.17
Beberapa pemimpin perusahaan ternama yang
diwawan-carai oleh Gostick dan Telford mengemukakan
pendapatnya tentang integritas. Millard Fuller (Habitat for
Humanity) menggambarkan integritas sebagai
“konsistensi terhadap apa yang dianggap benar dan salah
16
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi,h. 36. 17
Gostick dan Telford, Keunggulan Integritas, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2003), h. 13.
Page 19
7
dalam hidup Anda”. Wayne Sales (presiden dan CEO
Canadian Tyre) memberikan definisi sederhana
“integritas berarti melaku-kan hal yang benar”.18
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) integritas adalah
mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.19
Sedangkan
integritas menurut Pius Partanto dan Dahlan Al Barry
dalam Kamus Ilmiah Populer adalah kesempurnaan;
kesatuan; keterpaduan; ketulusan hati; kejujuran; tak
tersuap.20
Dari pengertian di atas integritas mengandung
makna sifat yang menunjukkan ketaatan atau kesatuan
terhadap suatu nilai, sehingga mencerminkan kejujuran.
Kejujuran di sini tentunya berkaitan dengan konsistensi
antara tindakan dengan nilai-nilai. Selain nilai-nilai di
atas, nilai-nilai integritas dalam Islam juga bisa dilihat
dari nilai kejujuran (shidq) dan akuntabilitas/tanggung
jawab (amanah) sebagai basis utama integritas.21
Sebagaimana jamak diketahui, kejujuran merupakan sifat
yang harus dimiliki oleh para Nabi. Sebagaimana Nabi,
pemimpin atau pejabat publik yang dalam batas-batas
18
Gostick dan Telford, Keunggulan Integritas, h. 14. 19
KBBI, “Integritas”, diakses dari www.kbbi.web.id/integritas, diakses pada
tamggal 9 April 2018 pukul 16:19. 20
Partanto dan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 2006), h.
264. 21
Sukron Kamil, korupsi dan Integrotas dalam Ragam Perspektif, (Jakarta:
PSIA UIN Jakarta, 2013), h. 154.
Page 20
8
tertentu melanjutkan tugas kenabian (memelihara
moralitas dan kepentingan duniawi masyarakat) harus
memiliki kejujuran. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat At-Taubah (9) ayat 119:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian
termasuk orang-orang yang jujur. 22
Selain surat At-Taubah, terdapat pula hadis yang
menjelaskan untuk berlaku baik dan jujur bagi pelaku
bisnis atau pedagang. Imam at-Tirmidzi berkata dalam
hadis (no.1210), “Abu Salamah Yahya bin Khalaf
menyampaikan kepada kami, dia berkata, Bisyr bin al-
Mufadhdhal menyampaikan kepada kami dari „Abdullah
bin „Usman bin Khutsaim, dari Isma‟il bin Ubaid bin
Rif‟ah, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa dia keluar
bersama Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam
ke mushalla. Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa
sallam melihat orang-orang berniaga, maka beliau
menyeru: „Wahai para saudagar‟. Mereka merespons
panggilan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Mereka mendongakkan leher dan pandangan mereka
22
Al-Qur‟an, 9:19, diakses dari
https://quran.kemenag.go.id/index.php/suraAya/9/19, diakses pada tanggal 16
September 2018 pukul 21:01.
Page 21
9
kepada beliau. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda”:
“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada
hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat)
kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik
dan berlaku jujur.”23
Berkenaan dengan integritas dan komunikasi
organisasi, peneliti memilih Wingstop yang terletak di
AEON Mall Bumi Serpong Damai (BSD) sebagai subjek
penelitian. Wingstop sendiri baru hadir di Indonesia
sekitar empat tahun silam. Dengan total 23 restoran yang
dikelola. Sebanyak dua puluh di antaranya berlokasi di
Jabodetabek. Walaupun masih tergolong baru di ranah
usaha makanan dan minuman tanah air, Wingstop
memiliki peminat yang cukup baik terutama di kalangan
anak muda Indonesia. Nyatanya perusahaan yang
bergerak di ranah yang sama sangat banyak jumlahnya di
Indonesia. Namun, Wingstop mampu tumbuh pesat di
tengah persaingan yang ada. Persaingan restoran ayam
siap saji di Indonesia terbilang ketat karena begitu
23
Abu Abdullah Ali, Ash-Shahiih Al-Musnad Min Fadhaa-il Al-A‟maal,
(Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2015), h. 488-489.
Page 22
10
banyaknya pengusaha, baik merk internasional maupun
lokal. Salah satunya, Wingstop, yang berkibar di bawah
bendera PT Mega Mahadana Hadiya (Mahadya) selama
2017 hingga 2018 bisnisnya tumbuh dua dijit jika
dibandingkan kinerja bisnisnya di 2016 lalu untuk
penjualan di gerai yang sama (same store sales growth).
Karena capaian ini, Wingstop Indonesia meraih
penghargaan dari Wingstop Inc. atas pertumbuhan
tersebut sebagai yang tertinggi di Asia.24
Demikian pula
dengan gerainya yang terletak di AEON Mall BSD.
Peminatnya terus ramai mengantre di depan kasir. Padahal
di AEON BSD sendiri banyak sekali tersedia tempat
makan dengan jenis yang sama seperti Wingstop, seperti
KFC dan Kenny Rodgers Roasters. Perusahaan yang
memunyai slogan “No. 1 Chicken Wings In America” ini
menaruh integritas pada posisi teratas dalam nilai-nilai
inti perusahaan.25
Menurut Asisten Manajer Wingstop
AEON Lavenia isu yang sering muncul di dunia F&B
adalah tindak kecurangan dan pencurian produk oleh
karyawannya sendiri. Atas isu tersebut Wingstop
berupaya meminimalisir permasalahan tersebut dengan
membangun nilai-nilai luhur termasuk integritas kepada
24
Choirul Arifin, “Bisnis 19 Gerai Ayam Goreng Wingstop Indonesia Tumbuh
2 Digit”, diakses dari
http://www.tribunnews.com/amp/bisnis/2017/11/30/bisnis-19-gerai-ayam-
goreng-wingstop-indonesia-tumbuh-2-digit, diakses pada tanggal 19 Maret
2018 pukul 23:51. 25
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 10 Maret 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 23
11
setiap personelnya, sehingga nilai tersebut menjadi dasar
untuk setiap tindakan yang menghasilkan kualitas produk
secara berkelanjutan dan senantiasa meningkatkan mutu.
Keunggulannya pun terbukti melalui beberapa
penghargaan yang didapatkan sebagai “Best Store
Performance 2016” dan “Breaking Sales Record June
2017”. Diyakini pencapaian dan prestasi yang diraih
Wingstop AEON BSD didapat dengan dorongan sistem
komunikasi yang baik di dalam perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Dalam
Membangun Integritas Karyawan Wingstop AEON
BSD”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan
masalah hanya pada komunikasi organisasi dalam
membangun integritas karyawan Wingstop yang ada di
AEON BSD. Komunikasi organisasi ini dibatasi oleh lima
dimensi penting iklim komunikasi yang dikemukakan oleh
Charles Redding berupa dukungan, partisipasi membuat
keputusan, kepercayaan, keterbukaan atau
keterusterangan, dan tujuan kinerja yang tinggi. Diikuti
oleh komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke
bawah, yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas
lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah,
dan komunikasi ke atas, yaitu informasi bergerak dari
Page 24
12
suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang
yang otoritasnya lebih tinggi.26
Komunikasi horizontal
adalah informasi yang bergerak di antara orang-orang dan
jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya.27
Pembatasan ini dilakukan agar lebih memokuskan
penelitian dan menghindari perluasan pembahasan
masalah yang tidak berhubungan dengan apa yang diteliti.
Agar penelitian berjalan dengan baik dan sistematis maka
perlu adanya rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana iklim komunikasi organisasi di
Wingstop AEON BSD?
2. Bagaimana implementasi nilai integritas pada
karyawan Wingstop AEON BSD?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan pembatasan dan perumusan
masalah penelitian di atas, maka terdapat tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi
di Wingstop AEON BSD.
2. Untuk mengetahui implementasi nilai
integritas pada karyawan Wingstop AEON
BSD.
26
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
184. 27
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, h.195.
Page 25
13
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat dari segi akademis dan praktis, yaitu:
Secara akademis, yaitu untuk pengembangan
ilmu komunikasi diharapkan penelitian ini dapat
menjadi tambahan referensi dan peningkatan wawasan
akademis dalam bidang komunikasi organisasi,
khususnya yang terkait dengan integritas.
Secara praktis, yaitu memberikan informasi
kepada khalayak mengenai komunikasi organisasi di
Wingstop AEON BSD. Selain itu untuk Wingstop
AEON BSD sebagai bahan informasi dan evaluasi
mengenai penerapan komunikasi organisasi dalam
perusahaan.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan dalam situasi
yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan
umumnya bersifat kualitatif.28
Data kualitatif diungkapkan
dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat
berupa cerita pendek.29
Alat pengumpul data atau
instrumen penelitian dalam metode kualitatif ialah si
peneliti sendiri. Peneliti merupakan key instrument dalam
28
Husaini dan Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 78. 29
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 103.
Page 26
14
mengumpulkan data dan terjun ke lapangan secara aktif.30
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif agar
dapat mengetahui secara mendalam bagaimana proses
komunikasi organisasi yang terjadi di Wingstop AEON
BSD dalam membangun integritas karyawannya. Dengan
metode ini peneliti akan mendapatkan hasil yang lebih
mendalam karena teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa observasi partisipasi, wawancara dan
dokumentasi.31
Sementara jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggam-
barkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat
yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik
realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter,
sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun fenomena tertentu.32
1. Subjek dan Objek
Subjek penelitian ini adalah seluruh personel
Wingstop AEON BSD yang meliputi Divisi
Manajemen, Divisi FOH (Front of House), dan Divisi
BOH (Back of House). Peneliti memilih divisi-divisi
tersebut karena peranan mereka berada di baris depan
perusahaan dalam mencapai tujuan. Meningkat atau
30
Husaini dan Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 78. 31
Husaini dan Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, h, 79. 32
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 68.
Page 27
15
menurunnya penjualan perusahaan tergantung dari
divisi-divisi ini. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di divisi-divisi tersebut.
Sedangkan objek penelitian ini adalah iklim
komunikasi organisasi yang terjadi di Wingstop
AEON BSD.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan
data yang peneliti gunakan dengan teknik sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan
langsung untuk memperoleh data yang diper-
lukan.33
Penulis melakukan pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena
yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti mengamati
secara langsung ke Wingstop AEON BSD yang
terletak di lantai tiga gedung AEON Mall, JL.
BSD Raya Utama, Desa Sampora Kecamatan
Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Hal ini
dilakukan sebagai upaya memperkecil
kemungkinan yang dapat menghambat dalam
pelaksanaan penelitian, Penelitian ini dilakukan
kurang lebih selama tiga bulan untuk proses
wawancara, pendekatan antarpersonal dengan
33
Winarmo Surahmad, Dasar-Dasar Teknik Penelitian, (Bandung: CV Tarsita,
1989), h. 162.
Page 28
16
karyawan dan pimpinan, dan pengamatan kegiatan
kerja di divisi FOH (Front of House) dan BOH
(Back of House).
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu alat
pengumpulan informasi yang langsung tentang
beberapa jenis data.34
Agar data yang diperoleh
akurat, sesi tanya jawab ini dilakukan dengan
narasumber utama yaitu Manajer Wingstop AEON
BSD Amirrudin dan Asisten Manajer Wingstop
AEON BSD Lavenia. Selain mewawancarai
pimpinan perusahaan, peneliti juga mewawancarai
sejumlah karyawan mulai dari penyelia hingga
Divisi FOH dan BOH. Dalam proses wawancara,
peneliti menggunakan media pendukung seperti
alat tulis, telepon seluler, kamera, dan lain-lain.
c. Dokumentasi
Dalam tahap dokumentasi ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan data berupa catatan,
buku-buku, foto-foto, dan memo yang berkaitan
dengan komunikasi organisasi dan juga perusahaan
yang diteliti. Tahap ini dilakukan karena dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data
yang akurat dan mempermudah dalam mencari
teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi.
34
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta, Andi Offset, 1989), h.
49.
Page 29
17
3. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian berarti proses
mengolah data dan hasil penelitian dengan cara
membaca ulang data yang terkumpul selama
penelitian disertai dengan pembuatan ringkasan dan
klasifikasi.35
Penelitian ini sendiri menggunakan
analisis deskriptif kualitatif, sehingga data diperoleh
melalui teknik pengumpulan data seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi tadi diklasifikasikan
dan dianalisa sesuai aspek kemudian diinterpretasikan
secara logis. Dengan demikian akan tergambar sejauh
manakah alat komunikasi dalam membangun
integritas, dengan melibatkan data-data yang
diperoleh peneliti melalui teknik pengumpulan data
tersebut.
E. Kerangka Teoretis
1. Komunikasi Organisasi
Hovland, Janis dan Kelley seperti yang
dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli
sosiologi Amerika mengatakan, bahwa “communi-
cation is the process by which an individual transmits
stimuly (usually verbal) to modify the behavior of
often individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi
35
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif “jenis, karakteristik, dan
keunggulannya”, (Jakarta: Garasindo, 2010), h. 76.
Page 30
18
adalah proses individu mengirim stimulus yang
biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain.36
Teori dari Hovland, Janis, dan Kelley tadi
diikuti oleh teori komunikasi organisasi dari
Goldhaber (1986) yang memberikan definisi
komunikasi organisasi sebagai berikut, “organi-
zational communications is the process of creating
and exchanging messages within a network of
independent relationship to cope with environmental
uncertainty”.37
Atau dengan kata lain komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
2. Pengertian Iklim Komunikasi Organisasi
Istilah “iklim” di sini merupakan kiasan
(metafora).38
Kiasan adalah bentuk ucapan yang di
dalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam
situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan
suatu kemiripan, contohnya “tempat ini seperti kebun
binatang”. Meskipun perbandingannya figuratif,
perbandingan tersebut memberi informasi mengenai
36
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
2. 37
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 67. 38
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
146.
Page 31
19
isi, struktur, dan arti situasi baru tersebut. Iklim
komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu
menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi
karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut
memengaruhi kepada tingkah laku karyawan.39
Untuk
dapat menciptakan iklim komunikasi dan organisasi
yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta
keadaan karyawaan.
a. Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi berbeda dengan iklim
organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi
persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa
yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam
organisasi. Ada hubungan yang sirkuler antara iklim
organisasi dengan iklim komunikasi.40
Tingkah laku
komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, di
antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi
dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim
komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para
anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,
rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan
iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa
39
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
82. 40
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85.
Page 32
20
persaudaraan. Iklim komunikasi merupakan gabungan
dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai
peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon
terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-
konflik antarpersonal dan kesempatan bagi
pertumbuhan organisasi tersebut.41
Penelitian yang dilakukan oleh Redding
menunjukkan, bahwa iklim komunikasi lebih luas dari
persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan
komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh
dan keterlibatan.42
Redding (Goldhaber, 1986) menge-
mukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi
tersebut.
- “Supportiveness”, atau bawahan mengamati,
bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri
berharga dan penting.
- Partisipasi membuat keputusan
- Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat
menyimpan rahasia
- Keterbukaan dan keterusterangan
41
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
147. 42
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
85.
Page 33
21
- Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat
mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi
Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan lebih jauh
dalam buku Komunikasi Organisasi karya Pace dan
Faules sebagai berikut.43
- Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Personel di setiap tingkat dalam organisasi
harus mendengarkan saran-saran atau
laporan-laporan masalah yang dikemukakan
personel di setiap tingkat bawahan dalam
organisasi, secara berkesinambungan dan
dengan pikiran terbuka, informasi dari
bawahan harus dipandang cukup penting
untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk
yang berlawanan.
- Pembuatan keputusan bersama
Para pegawai di semua tingkat dalam
organisasi harus diajak berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah
dalam semua wilayah kebijakan organisasi
yang relevan dengan kedudukan mereka.
Para pegawai di semua tingkat harus diberi
kesempatan berkomunikasi dan berkon-
43
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
159-160.
Page 34
22
sultasi dengan manajemen di atas mereka
agar berperan serta dalam proses pembuatan
keputusan dan penentuan tujuan.
- Kepercayaan
Personel di semua tingkat harus berusaha
keras untuk mengembangkan dan memper-
tahankan hubungan yang di dalamnya
kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas
didukung oleh pernyataan dan tindakan.
- Keterbukaan dan kejujuran
Kecuali untuk keperluan informasi rahasia,
anggota organisasi harus relatif mudah
memperoleh informasi yang berhubungan
langsung dengan tugas mereka saat itu, yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpin, dan rencana-rencana. Suasana
umum yang diliputi kejujuran dan
keterusterangan harus mewarnai hubungan-
hubungan dalam organisasi, dan para
pegawai mampu mengatakan apa yang ada
dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan
apakah mereka berbicara dengan teman
sejawat, bawahan, atau atasan.
- Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja
tinggi
Page 35
23
Personel di setiap tingkat dalam organisasi
harus menunjukkan suatu komitmen
terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi,
produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah, demikian pula menunjukkan
perhatian besar pada anggota organisasi
lainnya.
b. Iklim Organisasi
Bermacam definisi dikemukakan dalam literatur
mengenai iklim organisasi, di antaranya seperti apa
yang dikemukakan oleh Tagiuri (1968) yang
mengatakan, bahwa iklim organisasi adalah kualitas
yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi
yang dialami oleh anggota-anggotanya, memengaruhi
tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah
nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari
lingkungan.44
Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang
dikutip oleh Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, dan
Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi
Organisasi menyatakan, bahwa iklim organisasi adalah
“sifat emosional intern organisasi” yang didasarkan
pada bagaimana senangnya para anggota organisasi
terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi.45
Konsep tersebut dibuat atas dasar analogi antara
44
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 82. 45
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 7.5.
Page 36
24
kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa
iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila
orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan
diperlakukan sesuai martabatnya.
Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim
organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi
dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap,
tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu
sistem sosial.46
Selanjutnya Litwin dan Stringers
(1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai
berikut:
a. Rasa tanggung jawab
b. Standar atau harapan tentang kualitas
pekerjaan
c. Ganjaran atau reward
d. Rasa persaudaraan
e. Semangat tim
Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim
organisasi di atas, terdapat kesamaan di antara
keduanya, yaitu dapat memengaruhi tingkah laku.
Secara keseluruhan iklim komunikasi organisasi
menurut Falcinone yang dikutip Pace dan Faules
adalah suatu citra makro, abstrak, dan gabungan dari
suatu fenomena global yang disebut komunikasi
46
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
83.
Page 37
25
organisasi.47
Iklim berkembang dari interaksi antara
sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas
sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas
pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas
karakter-karakter yang relatif langgeng pada
organisasi.
Iklim komunikasi organisasi berpengaruh besar
terhadap kinerja karyawan karena iklim organisasi juga
memberikan pedoman bagi keputusan dan perilaku
individu. Hal ini ditegaskan oleh Guzley yang dikutip
oleh Akhi Muwafik Saleh dalam buku Fungsi
Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi, bahwa
iklim komunikasi juga memberi pedoman bagi
keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan
yang diambil oleh anggota organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk
mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk
bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan
dalam organisasi secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan secara dan anggota organisasi
lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif,
untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi
penyempurnaan organisasi dan operasinya.48
47
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
149. 48
Muwafik Saleh, Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi, (Malang:
UB Press, 2016), h. 174.
Page 38
26
F. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini peneliti merujuk
kepada buku-buku, modul, dan skripsi-skripsi yang
pernah membahas komunikasi organisasi. Buku-buku
yang digunakan diantaranya adalah buku karya Arni
Muhammad yang berjudul “Komunikasi Organisasi”,
buku karya Wibowo yang berjudul “Perilaku dalam
Organisasi”, buku karya Pace dan Faules yang berjudul
“Komunikasi Organisasi (Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan)”, dan lain-lain. Adapula beberapa skripsi
yang juga membahas komunikasi organisasi sebelumnya.
Berikut adalah beberapa judul skripsinya:
1. Skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi dalam
Kepemimpinan pada PT Tempo Inti Media” yang
ditulis Fitri Susilawati mahasiswi Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.49
Penelitian yang dibuat tahun 2010 ini mengkaji
komunikasi organisasi secara vertikal dan menilik
iklim komunikasi organisasi di PT Tempo Inti Media.
Subjek penelitian yang dipilih ialah divisi Sirkulasi
dan Distribusi dari PT Tempo Inti Media yang mana
pada divisi tersebut memiliki peran utama dalam
mencapai target oplah dan penerimaan rupiah yang
49
Fitri Susilawari, “Komunikasi Organisasi dalam Kepemimpinan pada PT
Tempo Inti Media”, diakses dari
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21861, diakses pada tanggal
16 April 2018 pukul 00:16
Page 39
27
harus meningkat setiap bulannya. Dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, penelitinya
menemukan data, bahwa dalam menyebarkan
informasi kepada karyawannya, pimpinan Tempo Inti
Media menggunakan aliran campuran yaitu aliran
serentak dan berurutan. Penggunaan aliran ini
disesuaikan dengan isi pesan (informasi) yang akan
disampaikan. Jika informasinya bersifat umum maka
pimpinan akan menggunakan aliran serentak.
Sebaliknya jika informasinya bersifat khusus
penyampaian informasi harus secara detail dan
mendalam, sehingga alirannya berurutan. Dengan
metode penelitian, subjek penelitian, dan kajian
komunikasi organisasi secara vertikal yang ada dalam
skripsi ini memberikan tambahan referensi dan
peningkatan wawasan akademis dalam bidang
komunikasi khususnya bagi peneliti komunikasi
organisasi. Searah dengan skripsi yang dibuat oleh
Fitri, penelitian ini dilakukan pada organisasi formal
dan profit, namun yang membedakannya adalah objek
penelitiannya yang berorientasi kepada bawahan atau
karyawan.
2. Skripsi berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi
Perpustakaan Universitas Indonesia” yang ditulis oleh
Saif Haromain Al-Fashli mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Page 40
28
Universitas Indonesia.50
Skripsi yang ditulis pada
tahun 2010 ini mengkaji iklim komunikasi yang
terjadi di Perpustakaan Universitas Indonesia yang
dilihat dari ilmu nilai dalam iklim komunikasi seperti,
nilai dukungan, nilai partisipasi pembuatan keputusan,
nilai kepercayaan, keyakinan dan keandalan, nilai
keterbukaan dan keterusterangan dan terakhir nilai
tujuan kinerja tinggi. Skripsi ini adalah penelitian
kualitatif dengan desain deskriptif. Informan dalam
penelitian ini adalah seorang kepala perpustakaan dan
lima staf pada pusat layanan mahasiswa di
Perpustakaan Universitas Indonesia. Hasil pene-
litiannya memperlihatkan, bahwa iklim komunikasi
berjalan kondusif secara keseluruhan. Hasil penelitian
selanjutnya juga menggambarkan, bahwa kedekatan
yang terjalin antara kepala perpustakaan dan bawahan
khususnya staf yang berada di level bawah, dinilai
belum cukup dekat. Hal ini karena kesempatan
berkomunikasi langsung yang didapatkan oleh
bawahan tidak sesering koordinator. Dengan metode
penelitian, subjek penelitian, dan kajian iklim
komunikasi organisasi Perpustkaan Universitas
Indonesia yang ada dalam skripsi ini memberikan
tambahan referensi dan peningkatan wawasan
50
Saif Haromain, “Iklim Komunikasi Organisasi Perpustakaan Universitas
Indonesia”, diakses dari lib.ui.ac.id/detail?id=20160816&lokasi=lokal, diakses
pada tanggal 16 April 2018 pukul 00:37.
Page 41
29
akademis dalam bidang komunikasi organisasi
khususnya dalam hal iklim komunikasi organisasi.
3. Jurnal yang berjudul “Komunikasi Organisasi dan
Kinerja Pegawai (Studi Korelasi mengenai Pengaruh
Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba)”
yang ditulis oleh Felina Susianti mahasiswi Jurusan
Komunikasi, Universitas Sumatera Utara.51
Jurnal
yang ditulis tahun 2015 ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap
kinerja pegawai di kantor dinas kependudukan dan
catatan sipil Toba Samosir. Pembatasan masalah dari
penelitian kuantitatif ini dibatasi oleh komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal, sehingga hasil
penelitian ini menunjukkan, bahwa terdapat hubungan
yang cukup berarti antara komunikasi organisasi
kinerja pegawai. Hal ini disebabkan penyampaian
pesan yang jelas dari atasan kepada bawahan dan
sebaliknya, sehingga pegawai dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Dengan batasan masalah dan
kajian komunikasi organisasi yang ada dalam jurnal
ini memberikan tambahan referensi dan peningkatan
51
Felina Sidabutar, “Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi
Korelasi mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba)”, diakses
dari https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/view/11660, diakses pada
tanggal 16 April 2018 pukul 00:28.
Page 42
30
wawasan akademis dalam bidang komunikasi
organisasi khususnya dalam bagian aliran komunikasi.
4. Skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi
Komunitas Suporter Aremania Malang dalam
Pembinaan Akhlak Anggota” yang ditulis oleh
Purnomo mahasiswa Jurusan Komunikasi dan
Penyiar-an Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.52
Skripsi yang ditulis pada tahun 2011 ini mengkaji
komunikasi organisasi yang ada di dalam komunitas
suporter Aremania sebagai pembentuk perilaku
anggotanya. Objek dari penelitian kualitatif ini adalah
pola komunikasi organisasi komunitas suporter
Aremania dan subjek penelitian yang dipilih ialah
pengurus pusat Aremania dan sebagian anggota resmi
Aremania. Dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, penelitinya menemukan, bahwa komunikasi
antaranggota Aremania berisi pesan-pesan akhlak
yang bersifat samar namun terus berkembang di
kalangan Aremania. Sebagai wujudnya timbul sikap
tertib, disiplin, sopan, menghormati lawan, dan
menjaga sportifitas. Dengan metode penelitian, subjek
penelitian, dan kajian komunikasi antarsuporter
Aremania yang ada dalam skripsi ini memberikan
52
Purnomo, “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang
dalam Pembinaan Akhlak Anggota”, diakses dari
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4261, diakses pada tanggal
16 April 2018 pukul 00:22.
Page 43
31
tambahan referensi dan peningkatan wawasan
akademis dalam bidang komunikasi organisasi
khususnya dalam hal pembentukkan perilaku. Searah
dengan skripsi yang dibuat oleh Purnomo, penelitian
ini mengarah kepada pembentukkan perilaku anggota
organisasi ke arah yang lebih baik, namun yang
membedakannya adalah bentuk organisasi yang
diteliti bersifat formal dan profit.
G. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metode penelitian, kajian teoritis, penelitian terdahulu,
dan sistematika penulisan.
Bab II: Kerangka Teoretis
Bab ini menguraikan kerangka berpikir dan landasan teori
yang digunakan dalam penelitian, yaitu teori mengenai
komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi, iklim
komunikasi organisasi, dan integritas.
Bab III: Gambaran Umum Latar Penelitian
Bagian ini berisi tentang sejarah perusahaan, visi, misi,
tujuan, struktur organisasi, prestasi, serta profil Wingstop
AEON BSD beserta Divisi FOH (Front of House), Divisi
BOH (Back of House), dan manajemennya.
Bab IV: Temuan dan Analisis Penelitian
Page 44
32
Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan
penelitian komunikasi organisasi dalam membangun
integritas karyawan Wingstop AEON BSD.
Bab V: Penutup
Bagian terakhir ini berisi simpulan, implikasi, saran
berdasarkan hasil penelitian. dan uraian yang mengaitkan
latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari
penelitian komunikasi organisasi di Wingstop AEON
BSD dalam membangun integritas karyawannya.
Page 45
33
BAB II
KERANGKA TEORETIS
Bab ini penulis akan memaparkan dan menjelaskan tentang teori-
teori yang ditentukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tinjauan
literatur ini berfungsi sebagai landasan teori yang nantinya akan
digunakan dalam proses analisis data.
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah
“Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar
asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap”.1 Devinisi Hovland menunjukkan,
bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan
saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap
publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan
politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan
dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian
komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan, bahwa
“komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain”
(communication is the process to modify the behavior of
other individuals). Sedangkan menurut Brent D. Ruben
memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang
1 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.
10.
Page 46
34
lebih komperhensif sebagai berikut: komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui mana individu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan
dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkung-
annya dan orang lain.2
Untuk memahami pengertian komunikasi,
sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat
komunikasi seringkali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The
Structure and Function of Communication in Society.3
Lasswell mengata-kan, bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect?
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia atau
organization dalam bahasa Inggris bersumber pada kata
Latin organization yang berasal dari kata kerja bahasa
Latin pula, organizare, yang berarti ”to form as or into a
whole consisting of interdependent or coordinated parts”
(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari
2 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
3. 3 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.
10.
Page 47
35
bagian-bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi).4 Jadi secara harfiah organisasi itu berarti
dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Sedangkan organisasi menurut Pius Partanto
dan Dahlan Al Barry dalam Kamus Ilmiah Populer adalah
penyusunan dan pengaturan dari bagian-bagian hingga
menjadi suatu kesatuan; susunan dan aturan dari berbagai
bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur;
gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).5
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa
yang dimaksud dengan organisasi. Schein (1982)
mengatakan, bahwa organisasi adalah suatu koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan
fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.6
Schein juga mengatakan, bahwa organisasi memunyai
karakteristik tertentu yaitu memunyai struktur, tujuan,
saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan
tergantung kepada komunikasi manusia untuk
mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.
Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain
menandakan, bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein
ini adalah merupakan suatu sistem.
4 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.
114. 5 Partanto dan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 2006), h.
547. 6 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
23.
Page 48
36
2. Fungsi Organisasi
Organisasi memunyai beberapa fungsi di
antaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok
organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung
jawab, memproduksi hasil produksi dan memengaruhi
orang.7
a. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi memunyai kebutuhan pokok
masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup
organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi
cenderung memerlukan gedung sebagai tempat
beroperasinya organisasi; uang atau modal untuk
biaya pekerja dan penyediaan bahan mentah atau
fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan;
format-format dan tempat penyimpanannya;
petunjuk-petunjuk dan materi tertulis yang
berkenaan dengan aturan-aturan dan undang-
undang dari organisasi.
b. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Pada masyarakat kecil, pemilik perusahaan
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat tersebut, baik disukai
maupun tidak disukai oleh perubahan tersebut.
Jadi, di samping memikirkan perkembangan dan
kemajuan organisasinya dia juga memikirkan
kesejahteraan hidup masyarakat di lingkungannya.
7 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 32.
Page 49
37
Di samping adanya tanggung jawab yang karena
adanya standar yang perlu diikuti, ada tanggung
jawab yang diberikan oleh undang-undang.
c. Memproduksi Barang atau Orang
Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi
barang atau orang sesuai dengan jenis organi-
sasinya. Misalnya organisasi pendidikan guru
produksinya adalah calon-calon guru, organisasi
tekstil hasil produksinya adalah tekstil yang
mungkin bermacam-macam jenis dan coraknya.
Efektifitas proses produksi banyak tergantung
kepada ketepatan informasi. Orang-orang dalam
organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan
informasi kepada bagian-bagian yang memerlu-
kannya, sehingga aktivitas organisasi berjalan
lancar. Penyampaian dan pemeliharaan informasi
memerlukan proses komunikasi. Oleh sebab itu
informasi juga tergantung kepada keterampilan
berkomunikasi.
d. Memengaruhi dan Dipengaruhi Orang
Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai
pemakai organisasi, dipengaruhi oleh organisasi.
Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung
mengambil karakteristik tertentu dari organisasi di
tempat ia bekerja. Misalnya, jika seseorang
bekerja di toko serba ada akan bertambah sensitif
terhadap kebiasaan pembeli dan cara mereka
Page 50
38
menggunakan uang mereka. Hal ini menunjukkan,
bahwa keadaan psikologis dan sosial berhubungan
dengan tugas dan jabatan. Sebaliknya, organisasi
juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu
organisasi tergantung kepada kemampuan dan
kualitas anggotanya dalam melakukan aktivitas
organisasi. Misalnya, dalam contoh yang
sederhana dalam organisasi sepakbola.
Berhasilnya tim sepakbola tersebut sangat
tergantung kepada kemampuan pemain dan
pelatihnya. Agar suatu organisasi dapat terus
berkembang organisasi hendaknya memilih
anggota organisasi yang diperlukannya dengan
kemampuan yang baik dalam bidangnya dan juga
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
untuk mengembangkan diri mereka masing-
masing.
C. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi menurut Hovland, Janis, dan
Kelley yang dikutip Roudhonah dalam buku Ilmu
Komunikasi, yaitu “Proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya
(khalayak)”.8 Dapat dikatakan komunikasi sendiri
8 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press: 2007), h. 21.
Page 51
39
adalah upaya dalam memengaruhi orang lain. Dalam
kenyataannya, masalah komunikasi senantiasa
muncul dalam proses organisasi. Bahkan, dapat
dikatakan organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah
mobil yang di dalamnya terdapat rangkaian alat-alat
otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak
adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian
lain.9 Sedangkan organisasi sendiri adalah sistem
yang mapan dari orang-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu
jenjang kepangkatan dan pembagian kerja.10
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu.11
Komunikasi organisasi
menurut Joseph Devito yang dikutip oleh Soleh
Soemirat, dkk dalam buku Komunikasi
Organisasional menyatakan, bahwa “komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan,
baik dalam bentuk komunikasi kelompok formal
maupun informal organisasi”.12
Sedangkan
komunikasi organisasi menurut Redding dan Sanborn
9 Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h.
2. 10
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), Modul Kuliah, h. 15. 11
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
31. 12
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 1.3.
Page 52
40
yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku
Komunikasi Organisasi adalah “komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks yang
termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi downward, komunikasi
upward, dan lain-lain.13
Goldhaber (1986) memberikan definisi
komunikasi organisasi sebagi berikut, “organizational
communications is the process of creating and
exchanging messages within a network of
independent relationship to cope with environmental
uncertainty”.14
Atau dengan kata-kata lain
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang
selalu berubah-ubah.
2. Arah Aliran Informasi Dalam Organisasi
Pace dan Faules dalam buku Komunikasi
Organisasi membahas tentang informasi yang
berpindah secara formal dari seseorang yang
otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang
13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
67. 14
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 67.
Page 53
41
otoritasnya lebih rendah (komunikasi ke bawah);
informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang
otoritasnya lebih rendah kepada orang yang
otoritasnya lebih tinggi (komunikasi ke atas);
informasi yang bergerak di antara orang-orang dan
jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya
(komunikasi horizontal); atau informasi yang bergerak
di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak
menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang
lainnya dan mereka menempati bagian fungsional
yang berbeda (komunikasi lintas saluran).15
a. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah
organisasi berarti, bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi
kepada mereka yang berotoritas lebih
rendah. Biasanya kita beranggapan, bahwa
informasi bergerak dari manajemen kepada
para pegawai. Namun, dalam organisasi
kebanyakan hubungan ada pada kelompok
manajemen. Menurut Soleh Soemirat dalam
buku Komunikasi Organisasi, arah aliran ini
memiliki fungsi sebagai berikut: 16
15
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, h. 184. 16
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 2.14.
Page 54
42
1) Pemberian atau penyampaian instruksi
kerja berbentuk perintah, arahan,
penerangan, manual kerja, uraian tugas.
2) Penjelasan dari pimpinan mengenai
mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan.
Hal ini ditunjukkan agar pekerja
mengetahui bagaimana tugas-tugas
berkaitan dengan tugas dan posisi yang
lain di organisasi dan mengapa mereka
mengerjakan tugas tersebut.
3) Penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku seperti
bagaimana waktu kerja, cara pengaturan
gaji, asuransi kesehatan, dan lain-lain.
4) Penyampaian informasi mengenai
bagaimana penampilan pekerja,
penampilan fisik maupun penampilan
menjalankan pekerjaan dan
memperlihatkan daya tahan dalam
keberhasilan kerja.
5) Pemberian informasi bagaimana
mengembangkan misi perusahaan.
b. Komunikasi ke Atas17
Komunikasi ke atas dalam sebuah
organisasi berarti, bahwa informasi
17
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
189-190.
Page 55
43
mengalir dari tingkat yang lebih rendah
(bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi
(penyelia). Suatu permohonan atau
komentar yang diarahkan kepada individu
yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi,
atau lebih luas merupakan esensi
komunikasi ke atas. Komunikasi ke atas
memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Aliran informasi ke atas memberi
informasi berharga untuk pembuatan
keputusan oleh mereka yang mengarah-
kan organisasi dan mengawasi kegiatan
orang-orang lainnya (Sharma, 1979).
2) Memberitahukan kepada penyelia kapan
bawahan mereka siap menerima
informasi dari mereka dan seberapa baik
bawahan menerima apa yang dikatakan
kepada mereka (Planty & Machaver,
1952).
3) Memungkinkan, bahkan mendorong
omelan dan keluh kesah muncul ke
permukaan sehingga penyelia tau apa
yang mengganggu mereka yang paling
dekat dengan operasi-operasi
sebenarnya (Conboy, 1976).
4) Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas
kepada organisasi dengan memberi
Page 56
44
kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan
menyumbang gagasan serta saran-saran
mengenai operasi organisasi (Planty &
Machaver, 1952).
5) Mengizinkan penyelia untuk
menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari
aliran informasi ke bawah (Planty &
Machaver, 1952).
6) membantu pegawai mengatasi masalah
mereka dan memperkuat keterlibatan
mereka dengan pekerjaan mereka dan
dengan organisasi tersebut (Harriman,
1974).
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terdiri dari
penyampaian informasi di antara rekan-
rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.
Unit ini meliputi individu-individu yang
ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama
dalam organisasi dan memunyai atasan yang
sama. Tujuan dari arah aliran informasi ini
antara lain:18
1) Mengkoordinasi pengerjaan tugas
18
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, hal. 2.17.
Page 57
45
2) Bertukar informasi dalam rencana
kegiatan
3) Mengatasi masalah
4) Mendapat pemahaman bersama
5) Memusyawarahkan, negosiasi, dan
menengahi perbedaan
6) Membangun dukungan interpersonal.
D. Iklim Komunikasi Organisasi
Istilah “iklim” di sini merupakan kiasan
(metafora).19
Kiasan adalah bentuk ucapan yang di
dalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam
situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu
kemiripan, contohnya “tempat ini seperti kebun binatang”.
Meskipun perbandingannya figuratif, perbandingan
tersebut memberi informasi mengenai isi, struktur, dan
arti situasi baru tersebut. Iklim komunikasi dan organisasi
merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang
pimpinan organisasi karena faktor tersebut banyak
sedikitnya ikut memengaruhi kepada tingkah laku
karyawan.20
Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi
dan organisasi yang baik perlu memahami kedua hal
tersebut serta keadaan karyawaan.
19
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
146. 20
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
82.
Page 58
46
1. Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi berbeda dengan iklim
organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi
persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan
peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang
terjadi dalam organisasi. Ada hubungan yang sirkuler
antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi.21
Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada
perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi.
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam
cara anggota organisasi bertingkah laku dan
berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
persaudaraan mendorong para anggota organisasi
berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah
dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif
menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi
secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. Iklim
komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-
persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa
komunikasi, perilaku manusia, respon terhadap
pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik
antarpersonal dan kesempatan bagi pertumbuhan
organisasi tersebut.22
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85. 22
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
147.
Page 59
47
Penelitian yang dilakukan oleh Redding
menunjukkan, bahwa iklim komunikasi lebih luas
dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan
dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat
pengaruh dan keterlibatan.23
Redding (Goldhaber,
1986) mengemukakan lima dimensi penting dari
iklim komunikasi tersebut.
- “Supportiveness”, atau bawahan mengamati,
bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri
berharga dan penting.
- Partisipasi membuat keputusan
- Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat
menyimpan rahasia
- Keterbukaan dan keterusterangan
- Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat
mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
2. Iklim Organisasi
Bermacam definisi dikemukakan dalam
literatur mengenai iklim organisasi, di antaranya
seperti apa yang dikemukakan oleh Tagiuri (1968)
yang mengatakan, bahwa iklim organisasi adalah
kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal
23
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
85.
Page 60
48
organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya,
memengaruhi tingkah laku mereka serta dapat
diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set
karakteristik tertentu dari lingkungan.24
Kreeps
(1986), dalam Curtis (1992) yang dikutip oleh Soleh
Soemirat, Elvinaro Ardianto, dan Yenny Ratna
Suminar dalam buku Komunikasi Organisasi
menyatakan, bahwa iklim organisasi adalah “sifat
emosional intern organisasi” yang didasarkan pada
bagaimana senangnya para anggota organisasi
terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi.25
Konsep tersebut dibuat atas dasar analogi antara
kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca.
Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan
gembira bila orang-orang yang terlibat didalamnya
diperhatikan dan diperlakukan sesuai martabatnya.
Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim
organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan
isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap,
tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu
sistem sosial.26
Selanjutnya Litwin dan Stringers
(1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai
berikut:
24
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 82. 25
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), Modul Kuliah, hal. 7.5. 26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
83.
Page 61
49
a. Rasa tanggung jawab
b. Standar atau harapan tentang kualitas
pekerjaan
c. Ganjaran atau reward
d. Rasa persaudaraan
e. Semangat tim
Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim
organisasi di atas, terdapat kesamaan di antara
keduanya, yaitu dapat memengaruhi tingkah laku.
Secara keseluruhan iklim komunikasi organisasi
menurut Falcinone yang dikutip Pace dan Faules
adalah suatu citra makro, abstrak, dan gabungan dari
suatu fenomena global yang disebut komunikasi
organisasi.27
Kita mengasusmsikan, bahwa iklim
berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu
organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu.
Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman
subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-
karakter yang relatif langgeng pada organisasi.
Iklim komunikasi organisasi berpengaruh besar
terhadap kinerja karyawan karena iklim organisasi juga
memberikan pedoman bagi keputusan dan perilaku
individu. Hal ini ditegaskan oleh Guzley yang dikutip
oleh Akhi Muwafik Saleh dalam buku Fungsi
Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi, bahwa
27
Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.
42.
Page 62
50
iklim komunikasi juga memberi pedoman bagi
keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan
yang diambil oleh anggota organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk
mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk
bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan
dalam organisasi secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan secara dan anggota organisasi
lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif,
untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi
penyempurnaan organisasi dan operasinya.28
E. Integritas
Integritas adalah konsistensi antara tindakan dan
nilai.29
Orang yang memiliki integritas hidup sejalan
dengan nilai-nilai prinsipnya. Sama dengan ini,
perusahaan dengan integritas juga melaksanakan apa yang
katanya akan ia kerjakan. Integritas adalah suatu konsep
berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan,
nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-
prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang
dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi
yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu
sendiri berasal dari kata Latin “integer” yang berarti:
28
Muwafik Saleh, Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi, (Malang:
UB Press, 2016), h. 174. 29
Gostick dan Telford, Keunggulan Integritas, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2003), h. Xi.
Page 63
51
- Sikap yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau
korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri
sendiri sebagai nilai-nilai moral.
- Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh, sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan;
kejujuran.30
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.31
Sedangkan integritas menurut
Pius Partanto dan Dahlan Al Barry dalam Kamus Ilmiah
Populer adalah kesempurnaan; kesatuan; keterpaduan;
ketulusan hati; kejujuran; tak tersuap. 32
sebagai
perbandingan, dalam bahasa Arab, integritas berarti
istiqomah (konsisten), amanah
(keterpercayaan/bertanggungjawab), keselamat-an, dan
kesempurnaan, meski saat ini kata yang paling populer
digunakan di dunia Arab untuk merujuk arti integritas
adalah kata nazahah.33
Dari kata inilah, kata integritas
30
Iriawan Hartana, “Integritas dan Komitmen dalam Bekerja”, diakses dari
http://ot.id/tips-profesional/integritas-dan-komitmen-dalam-bekerja, diakses
pada tanggal 12 Mei 2018 pukul 20:31. 31
KBBI, “Integritas”, diakses dari www.kbbi.web.id/integritas, diakses pada
tamggal 9 April 2018 pukul 16:19. 32
Partanto dan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 2006), h.
264. 33
Sukron Kamil, korupsi dan Integrotas dalam Ragam Perspektif, (Jakarta:
PSIA UIN Jakarta, 2013), h. 146.
Page 64
52
dikembangkan secara definitif (batasan
bahasa)/terminologi.
Beberapa pemimpin perusahaan ternama yang
diwawancarai oleh Gostick dan Telford dalam bukunya
yang berjudul Keunggulan Integritas mengemukakan
pendapatnya tentang integritas. Jim Burke (Johnson &
Johnson) menyebut integritas sebagai “suatu mekanisme
yang membuat individu dan organisasi memercayai
Anda”. Millard Fuller (Habitat for Humanity)
menggambarkan integritas sebagai “konsistensi terhadap
apa yang dianggap benar dan salah dalam hidup Anda”.
Shelly Lazarus (pimpinan dan CEO Oglivy Mather
Worldwide) menjelaskan orang yang berintegritas
sebagai “mengedepankan serangkaian kepercayaan dan
kemudian bertindak berdasarkan prinsip”. Wayne Sales
(presiden dan CEO Canadian Tyre) memberikan definisi
sederhana “integritas berarti melakukan hal yang
benar”.34
Selain nilai-nilai di atas, nilai-nilai integritas
dalam Islam juga bisa dilihat dari nilai kejujuran (shidq)
dan akuntabilitas/tanggung jawab (amanah) sebagai basis
utama integritas.35
Sebagaimana jamak diketahui,
kejujuran merupakan sifat yang harus dimiliki oleh para
Nabi. Sebagaimana Nabi, pemimpin atau pejabat publik
yang dalam batas-batas tertentu melanjutkan tugas
34
Gostick dan Telford, Keunggulan Integritas, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2003), h. 14. 35
Sukron Kamil, korupsi dan Integrotas dalam Ragam Perspektif, (Jakarta:
PSIA UIN Jakarta, 2013), h. 154.
Page 65
53
kenabian (memelihara moralitas dan kepentingan duniawi
masyarakat) harus memiliki kejujuran. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat At-Taubah (9) ayat 119:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian
termasuk orang-orang yang jujur. 36
36
Al-Qur‟an, 9:19, diakses dari
https://quran.kemenag.go.id/index.php/suraAya/9/19, diakses pada tanggal 16
September 2018 pukul 21:01.
Page 66
54
BAB III
GAMBARAN UMUM WINGSTOP AEON BSD
A. Sejarah dan Perkembangan Wingstop AEON BSD
PT. Mega Mahadana Hadiya (Mahadya), salah
satu unit bisnis PT Tiara Marga Trakindo memulai sub-
holding-nya, yaitu PT. Wiryamanta Sadina yang
melebarkan ekpensi bisnisnya di pasaran ritel dengan
menghadirkan Wingstop di Indonesia.1 Wingstop yang
memiliki slogan “No. 1 chicken wings in America” adalah
merek ritel kedua yang dihadirkan Mahadya setelah
restoran burger Carl‟s Jr. Gerai pertama Wingstop resmi
dibuka pada Senin, 16 Juni 2014 di Kota Kasablanka
Mall, Jakarta. Restoran berlogo sayap ini memiliki sajian
utama berupa sayap ayam goreng standar.
Restoran yang diwaralabakan oleh Wingstop Inc.
kepada PT. Mahadya pada tahun 2014 ini mengangkat
fast casual pada konsep restorannya.2 Fast casual
merupakan suatu konsep baru, yaitu penggabungan antara
konsep fast food restaurant (restoran cepat saji) dengan
casual restaurant (restoran pada umumnya). Pelanggan
langsung memesan di kasir, kemudian dipersilakan untuk
duduk di area dining menunggu makanan dibuat.
1 “Wingstop, Number 1 Chicken Wings from USA is Now Open in Indonesia”,
diakses dari http://www.mahadasha.co.id/news/wingstop-number-1-chicken-
wings-from-usa-is-now-open-in-indonesia/, diakses pada tanggal 1 Juni 2018
pukul 15:02. 2 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 27 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 67
55
Pramusaji akan mengantarkan makanan ke meja begitu
makanan selesai dibuat. Cara penyajian yang dihidangkan
secara “freshly made”, artinya hidangan baru akan
disiapkan ketika dipesan. Makanan akan langsung dibuat
begitu dipesan (made to order) oleh pelanggan, sehingga
memiliki kualitas kesegaran lebih baik dibandingkan
dengan makanan di restoran cepat saji.3 Jika dibandingkan
dengan restoran cepat saji, harga yang ditawarkan
Wingstop lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan kualitas
produk dan pelayanan yang didapatkan. Wingstop tidak
pernah menyimpan ayam dalam penghangat ataupun
memanaskan makanan ayam dengan mesin penghangat
makanan. Dengan demikian, pelanggan dapat menikmati
kelezatan ayam terbaik. Atas kualitas dan pelayanannya,
wingstop mendapatkan penghargaan peringkat pertama
dalam kategori sayap ayam dalam majalah Enterpreneur
dan mendapatkan penghargaan peringkat kelima dari Top
25 New Franchises.4 Tahun 2010 kepemilikan saham
Wingstop diambil alih oleh Roark Capital Investment.
Sebelumnya Wingstop telah tersebar di
mancanegara, baik di Amerika Serikat maupun negara-
negara lainnya seperti Meksiko, Rusia, Singapura, dan
Filipina. Di Indonesia saat ini Wingstop telah membuka
22 gerainya yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok,
3 New Employee Training Program The Wing Expert History, (Jakarta:
Mahadya, 2014), h. 3-4. 4 New Employee Training Program The Wing Expert History, h. 7.
Page 68
56
Tangerang, Bekasi, Bandung dan Surabaya. Di wilayah
Jabodetabek sendiri Wingstop sudah membuka beberapa
cabang seperti di Plaza Senayan, fX Sudirman, Lotte
Shopping Avenue, Citywalk Sudirman, Gandaria City,
Rubina, South Quarter, Pantai Indah Kapuk, AEON BSD,
Kemang Raya, Lippo Mall Puri, Teras Kota, Cinere
Bellevue, Bintaro Xchange, AEON Jakarta Garden City,
Margocity, Setiabudi One, Kota Kassablanca, Kota
Harapan Indah, dan Pajajaran Bogor. Di luar Jabodetabek
Wingstop hadir di kota Bandung tepatnya di Mall
23Pascal dan di kota Surabaya berada di Surabaya Town
Square dan Graha Famili.5
Wingstop AEON Mall BSD sendiri baru dibuka
pada tanggal 25 Mei 2015 silam di blok 347 lantai tiga
gedung AEON Mall BSD. Dalam kurun waktu tiga tahun
sejak pertama dibuka, Wingstop AEON BSD telah dua
kali mendapatkan penghargaan dari Mega Mahadana
Hadiya. Penghargaan pertama diraih pada tahun 2016
silam dengan predikat sebagai “Best Store Performance
2016”. Di tahun berikutnya Wingstop AEON BSD
kembali mendapatkan penghargaan namun dalam tajuk
yang berbeda, yaitu “Breaking Sales Record June 2017”.
5 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON), tanggal
10 Maret 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 69
57
B. Nilai-Nilai, Visi, Misi, dan Asas-Asas Wingstop AEON
BSD
1. Nilai-Nilai Inti Perusahaan6
a. Integrity (Integritas)
Senantiasa menerapkan standar etika dan
moral tertinggi dengan selalu
mengedepankan azas kejujuran dan
keadilan dalam setiap kegiatan yang
dilakukan.
b. Continous Development (Pengembangan
Berkelanjutan)
Terus berkomitmen tinggi untuk selalu
mengembangkan perusahaan berikut
sumber daya manusianya.
c. Excellence (Keunggulan)
Terus berupaya untuk mencapai standar
kinerja tertinggi
d. Proactive (Proaktif)
Akan selalu mencari dan mengadopsi
teknik maupun cara-cara baru untuk
meningkatkan mutu bisnis.
e. Accountability (Tanggung Jawab)
Bertanggung jawab kepada seluruh
pemangku kepentingan perusahaan atas
6 Buku panduan peserta “Pelatihan Sosialisasi Nilai-Nilai Inti Tiara Marga
Trakindo”, (jakarta: Tiara Marga Trakindo, 2014), h.10.
Page 70
58
segala keputusan dan tindakan yang
diambil
f. Teamwork (Kerjasama Kelompok)
Selalu mengedepankan dan mendukung
keaneka ragaman tenaga kerja berdasarkan
azas saling percaya dan saling
menghormati
2. Visi Perusahaan7
a. Menjadi organisasi dengan pengelolaan
terbaik dan terdepan di sektor industri
strategis yang dipilih.
b. Mengangkat kualitas hidup masyarakat
dengan memberikan pengalaman yang
berkualitas, unik, berkesan, dan akrab.
3. Misi Perusahaan
a. Secara terus menerus menciptakan
lapangan kerja yang layak dan berkualitas
bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia.
b. Selalu memastikan pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan dan menguntungkan
yang memaksimalkan nilai pemegang
saham.
c. Senantiasa menyediakan solusi-solusi
bernilai tambah yang akan
mengoptimalkan kepuasan pelanggan.
7 Buku panduan peserta “Pelatihan Sosialisasi Nilai-Nilai Inti Tiara Marga
Trakindo”, h. 8-9.
Page 71
59
d. Secara aktif terlibat dalam masyarakat
sebagai warga korporat yang baik.
4. Asas-Asas Perusahaan8
a. Integrity (Integritas)
Etika, kejujuran, dan keadilan
b. Respect (Rasa Hormat)
Hargai setiap potensi dan perbedaan
individu
c. Trust (Kepercayaan)
Saling percaya adalah landasan kesuksesan
membangun hubungan
d. Quality (Mutu)
Terus berusaha menjadi “first class” dalam
segala hal yang dilakukan
e. Hospitality (Keramah-tamahan)
Menciptakan kepedulian dan kehangatan
yang tulus (dari hati).
f. Fun (Kegembiraan)
Menyadari, bahwa bekerja dan bergembira
adalah dua hal yang saling mendukung
g. Compassion (belas kasih)
Pertahankan tingkat kepedulian yang tinggi
terhadap sesama manusia, baik dalam
perusahaan maupun lingkungan sekitar.
8 New Employee Training Program The Wing Expert History, (Jakarta:
Mahadya, 2014), h. 13-14.
Page 72
60
C. Struktur Organisasi Wingstop AEON BSD
GAMBAR 3 Struktur Organisasi Wingstop AEON
BSD9
DIVISI FRONT OF HOUSE DIVISI BACK OF HOUSE
9 “Struktur Organisasi Wingstop AEON BSD”, Wawancara dengan Andry
(Supervisor Wingstop AEON BSD), tanggal 13 Mei 2018 di Wingstop AEON
BSD.
MANAGER
PILOT
ASISTANT
MANAGER
SUPERVISOR
NAVIGATOR/
PONT PARATROOPER
STEWARD WINGMAN
BOMBARDIER
GUNNER
Page 73
61
Tabel Daftar Nama Karyawan Wingstop AEON BSD Periode
Juli 201810
NO NIK NAMA STATUS
MANAGEMENT
1 001188 AMIRRUDIN MANAGER
2 001731 LAVENIA NITA NINGRUM
ASISTANT MANAGER
3 004423 ANDRY PUTRA N. SUPERVISOR
FRONT OF HOUSE
4 001926 NADIA SYAHRANI FOH PART TIME
5 003833 NOVIA ANDINI FOH PART TIME
6 003969 SYNDI YOLANDA FOH PART TIME
7 004130 LUSIANA AMELIA FOH PART TIME
8 004306 BUNGA SEPTIA FOH PART TIME
9 004373 NADA GRECIA FOH PART TIME
10 004479 LISA UMMAMI FOH PART TIME
11 004619 VITA WULANDARI FOH PART TIME
12 004843 KARIMAH MAIZUN FOH PART TIME
13 004842 SITI BUHAERIYAH FOH PART TIME
BACK OF HOUSE
14 003578 HARTONO BOH FULL TIME
15 003356 EKO PURWANTO BOH PART TIME
16 003423 RULLY WIHARDI BOH PART TIME
17 003834 SUTRANA WIJAYA BOH PART TIME
18 004126 DERISKI FRIANSYAH BOH PART TIME
19 004127 AVISHA CHIAN A. BOH PART TIME
20 004230 GUNAWAN BOH PART TIME
10
Daftar nama karyawan Wingstop AEON BSD, diambil dari Jadwal kerja
karyawan Wingstop AEON BSD periode 16-22 Juli 2018, diambil pada 19 Juli
2018.
Page 74
62
Keterangan
Divisi FOH (Front of House) terbagi menjadi dua
posisi atau jabatan, yaitu navigator dan steward. Di
Wingstop umumnya Divisi Front of House ini diisi oleh
wanita. Begitu pun dengan Wingstop AEON BSD yang
Divisi Front of House-nya diisi oleh sepuluh orang
wanita. Sedangkan Divisi BOH (Back of House) terbagi
menjadi lima posisi atau jabatan, yaitu Pilot, Paratrooper,
Gunner, Wingman, dan Bombardier. Posisi ini tentunya
memiliki peran yang berbeda selama operasionalnya. Jika
Divisi Front of House diisi oleh wanita, Divisi Back of
House sebaliknya. Divisi yang bertugas di dapur ini diisi
oleh delapan orang pria. Setiap harinya posisi-posisi
dalam Divisi Front of House dan Divisi Back of House
dikerjakan secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan kebutuhan dan kondisi restoran yang
operasional setiap hari.11
D. Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan12
1. Manager
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
oprasional restoran
11
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON), tanggal
10 Maret 2018 di Wingstop AEON BSD. 12
New Employee Training Program The Wing Expert History, (Jakarta:
Mahadya, 2014), h. 25-50.
Page 75
63
b. Melakukan perencanaan kegiatan promosi secara
berkala
c. Memimpin store sesuai dengan peraturan yang
berlaku pada restoran Wingstop
d. Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan,
membuat rencana, menyusun organisasi,
pengendalian, penilaian dan pelaporan pada
restoran Wingstop
2. Asistant Manager
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Mengatur pembagian waktu (jadwal) kerja staf
crew pada waktu dan lingkungan kerja
b. Mengontrol produksi dan promosi yang akan dan
sedang berjalan, upselling dalam meningkatkan
revenue outlet, dan pencapaian targat outlet
c. Membantu pekerjaan manajer
3. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Memastikan bahwa operasional outlet telah
memenuhi standar service yang telah ditetapkan.
b. Memastikan terlaksananya SOP dan Tata Tertib
Perusahaan, terutama pada waktu dan lingkungan
kerja.
c. Bertanggung jawab untuk menangani keluhan,
kritik, dan saran baik yang disampaikan oleh
pelanggan, serta sepadat mungkin mneyelesaikan
keluhan, kritik, dan saran dengan tata cara yang
Page 76
64
baik, ramah, dan mampu mempertahankan
hubungan yang ada dengan pelanggan.
4. Wingman
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relation
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
e. Melakukan filtering
f. Melakukan Weekly Boil-Outs
g. Station Cleaning and sanitation (peralatan,
storage, dan lantai)
h. Membuang sampah.
5. Pilot
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Meliliki pengetahuan total operasional.
b. Melakukan kepemimpinan, memotivasi dan
melakukan pelatihan pada karyawan.
c. Mempromosikan brand dan menjalankan semua
mandat operasional yang dipersyaratkan.
d. Menangani kebutuhan dan keluhan tamu serta
karyawan
e. Menjalankan peraturan hygiene dan seragam
policies.
Page 77
65
f. Memberikan lingkungan yang bersih dan aman
bagi tamu dan karyawan.
g. 1000 peran berbeda (guru, penceramah, orang tua,
mediator, voice of reason, monitor)
h. Menerapkan Wingstop filosofi kepada karyawan,
tamu, dan lain-lain.
6. Gunner
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Menggoreng French Fries dan Breaded Chiken
(boneless, strip, glider).
b. Menimbang secara akurat untuk mencegah
kehilangan.
c. Melakukan prosedur penanganan dan
penyimpanan produk yang tepat.
d. Proses seasoning fries untuk memastikan
konsistensi.
e. Memonitor timer guna memastikan waktu
pemasakan yang tepat sesuai order.
Tugas dan tanggung jawab sekunder:
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relation
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
e. Melakukan filtering
Page 78
66
f. Melakukan Weekly Boil-Outs
g. Station Cleaning and sanitation (peralatan,
storage, dan lantai)
h. Membuang sampah.
7. Bombardier
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Memasak bone-in chicken sesuai order.
b. Menghitung jumlah bone-in chicken untuk
mencegah kehilangan.
c. Prosedur penangan dan penyimpanan bone-in
chicken yang tepat.
Tugas dan tanggung jawab sekunder
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relation
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
e. Melakukan filtering
f. Melakukan Weekly Boil-Outs
g. Station Cleaning and sanitation (peralatan,
storage, dan lantai)
h. Membuang sampah.
Page 79
67
8. Paratrooper
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Mempersiapkan semua kebutuhan bahan baku
sesuai dengan resep agar produk selalu tersedia.
b. Membantu: Bombardier, Wingman, dan Gunner
bila diperlukan.
c. Membersihkan semua peralatan yang kotor
sepanjang shift berlangsung.
d. Menyiapkan stok produk untuk kebutuhan
operasional
Tugas dan tanggung jawab sekunder
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relation
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
e. Melakukan filtering
f. Melakukan Weekly Boil-Outs
g. Station cleaning and sanitation (peralatan, storage,
dan lantai)
h. Membuang sampah.
9. Steward
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Menyapa tamu-tamu yang datang.
Page 80
68
b. Menjaga kebersihan dan kerapian area dining
sepanjang waktu.
c. Memeriksa semua equipment dalam keadaan yang
baik (meja, kursi, table number, dan lain-lain).
d. Mengantarkan pesanan makanan ke meja tamu.
e. Melakukan clear up makan dari meja tamu.
f. Mengucapkan terimakasih ketika tamu
meninggalkan store.
g. Membangun hubungan dengan tamu.
Tugas dan tanggung jawab sekunder
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relationship
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
10. Navigator/Point
Tugas dan tanggung jawab utama:
a. Memiliki pengetahuan yang baik tantang produk.
b. Membangun hubungan yang baik ketika tamu
datang.
c. Berkomunikasi yang baik kepada tamu, atasan, dan
rekan sekerja.
d. Memberikan keramah tamahan yang baik kepada
tamu.
e. Menangani pembayaran.
Page 81
69
f. Menjaga kebersihan meja, kursi, lantai, toilet dan
lain-lain.
g. Menangani kebutuhan dan keluhan semua tamu.
h. Mengenakan seragam yang bersih
Tugas dan tanggung jawab sekunder
a. Mengikuti arahan dari atasan, manajer, leader,
pilot.
b. Membantu rekan kerja jika diperlukan
c. Guest Relationship
d. Segera melaporkan kepada atasan apabila ada hal-
hal darurat yang berkaitan dengan Safety,
Sanitation, Guest, dan karyawan.
E. Jaringan Komunikasi Wingstop AEON BSD
Banyak faktor yang memengaruhi hakikat dan
luasnya jaringan komunikasi, di antaranya hubungan
dalam organisasi, arah dari arus pesan, hakikat seri dan
arus pesan, dan isi dari pesan.13
Bila pesan mengalir
melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi
organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu
menurut jaringan formal. Pesan dalam jaringan
komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah
atau dari atas ke bawah atau dari tingkat yang sama atau
secara horizontal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan
dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis
13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h.
106-107.
Page 82
70
komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur
organisasi. Tiga bentuk utama arus pesan ini pun terdapat
dalam jaringan komunikasi di Wingstop AEON BSD,
yaitu:
1. “Downward communication” atau komunikasi
kepada bawahan
2. “Upward communication” atau komunikasi
kepada atasan
3. “Horizontal communication” atau komunikasi
horizontal
1. Komunikasi ke Bawah14
Komunikasi ke bawah di Wingstop AEON BSD
hampir sama seperti kebanyakan perusahaan pada
umumnya. Komunikasi ke bawah menunjukkan arus
pesan yang mengalir dari para atasan (manajer, asisten
manajer, dan penyelia) kepada bawahan (Divisi Front Of
House dan Divisi Back Of House). Komunikasi tersebut
berisikan pesan yang berkenaan dengan instruksi tugas,
informasi, kritik, dan apresiasi
a. Instruksi tugas
Instruksi tugas yang disampaikan kepada
bawahan biasanya berkenaan dengan
operasional restoran. Di Divisi Front Of House
instruksi tugas yang di sampaikan berupa
Upselling, Sampling, dan Flyering. Upselling
14
Wawancara dengan Lavenia (Aistant Manager Wingstop AEON), tanggal 1
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 83
71
merupakan tugas yang ditujukan kepada Divisi
FOH untuk menaikkan penjualan produk
Wingstop guna mencapai target penjualan
yang telah ditetapkan. Upaya menaikkan
penjualan produk tersebut biasanya dengan
menawarkan produk-produk tertentu yang
memiliki harga tinggi. Sampling adalah tugas
menawarkan contoh produk Wingstop untuk
dicicipi oleh calon pelanggan dan pengunjung
yang lalu lalang di sekitar restoran agar tertarik
untuk membeli produk tersebut. Sementara
Flyering adalah tugas untuk menyebarkan
pamflet berisi menu dan promo yang ada di
Wingstop kepada pengunjung dan calon
pelanggan guna mengenalkan produk-produk
Wingstop. Di Divisi Front Of House instruksi
tugas yang disampaikan selalu berkaitan
dengan kebutuhan dapur, di antaranya seperti
mempersiapkan semua kebutuhan bahan baku
sesuai dengan resep agar produk selalu
tersedia, menyiapkan stok produk untuk
kebutuhan operasional, dan menghitung
jumlah stok bahan baku untuk mencegah
kehilangan.
b. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk
mengenalkan bawahan kepada regulasi
Page 84
72
perusahaan, standar operasional perusahaan,
kebiasaan, dan praktik-praktik perusahaan.
Salah satu dari contoh pesan informasi yang
ada di Wingstop adalah resep dan cara
memasak produk.
c. Kritik dan Apresiasi
Kritik dan apresiasi di sini merupakan pesan
untuk meninjau sejauh mana dan seberapa
tepat individu atau karyawan dalam melakukan
pekerjaannya. Kritik ini bisa secara lisan
maupun tertulis dalam surat peringatan.
Sedangkan apresiasi di sini dapat berupa
pujian, pemajangan foto di lingkungan kerja
sebagai karyawan terbaik, dan pemberian
hadiah berupa kupon. Kritik dan apresiasi
dimaksudkan agar karyawan dapat disiplin dan
berprogres.
2. Komunikasi ke Atas15
Komunikasi ke atas di Wingstop AEON BSD juga
hampir sama seperti kebanyakan perusahaan pada
umumnya. Komunikasi ke atas menunjukkan arus pesan
yang mengalir dari bawahan (Divisi Front Of House dan
Divisi Back Of House) kepada tingkat yang lebih tinggi
(penyelia, asisten manajer, dan manajer). Komunikasi ke
15
Wawancara dengan Lavenia (Aistant Manager Wingstop AEON), tanggal 1
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 85
73
atas di Wingstop AEON BSD biasanya berupa informasi,
saran, dan pertanyaan.
a. Informasi
Informasi yang terdapat di sini merupakan
pesan dari karyawan kepada atasannya yang
biasanya berkenaan dengan permasalahan
operasional perusahaan. Melaporkan kepada
atasan apabila ada hal-hal darurat yang
berkaitan dengan Safety, Sanitation, Guest, dan
karyawan merupakan contoh dari informasi
yang berkenaan dengan masalah operasional
perusahaan.
b. Saran
Saran dari karyawan dimaksudkan untuk
memberikan masukan guna memperbaiki
kekurangan atau mencegah suatu kesalahan
dalam perusahaan. Salah satu contohnya
adalah saran kepada atasan untuk memesan
bahan baku lebih banyak ketika menjelang
liburan atau tanggal merah datang mengingat
jumlah pengunjung lebih banyak pada masa
liburan.
c. Pertanyaan
Dalam mengatasi masalah-masalahnya
terhadap pekerjaan biasanya karyawan
mengajukan pertanyaan kepada atasannya.
Salah satunya adalah mengenai resep masakan
Page 86
74
dan standar operasional perusahaan. Dalam
setiap pekerjaannya Divis FOH dan BOH
selalu dihadapkan dengan standar operasional
perusahaan dalam mengolah produk makanan.
Namun, tak jarang mereka sulit mengingat
resep masakan dan standar operasional
perusahaan dalam membuat produk.
3. Komunikasi Horizontal16
Komunikasi horizontal dalam Wingstop AEON
BSD merupakan pertukaran pesan di antara karyawan-
karyawan yang sama tingkat otoritasnya di dalam
Wingstop AEON BSD. Pesan yang mengalir secara
horizontal dalam jajaran Divisi Back Of House maupun
Front Of House. Pesan ini biasanya berkenaan dengan
tugas-tugas seperti koordinasi, pemecahan masalah,
penyelesaian konflik, dan saling memberikan informasi.
a. Koordinasi
Divisi Back Of House maupun Front Of House
melakukan koordinasi satu sama lain untuk
mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian
memberikan kontribusi dalam mencapai target
penjualan. Koordinasi di antara kedua divisi
ini biasa diadakan dalam waktu tertentu seperti
pada saat menyambut musim liburan guna
mendiskusikan bagaimana peran masing-
16
Wawancara dengan Lavenia (Aistant Manager Wingstop AEON), tanggal 1
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 87
75
masing bagian dalam mengatasi lonjakan
pengunjung dan ada pula yang dilakukan
secara spontan saat operasional mengingat
kondisi restoran yang fluktuatif perihal jumlah
pelanggan yang datang.
b. Pemecahan Masalah
Memecahkan masalah yang muncul di antara
karyawan-karyawan yang berada dalam tingkat
yang sama kerap terjadi di Wingstop AEON
BSD. Operasional restoran yang dilakukan
setiap hari membuat perusahaan tersebut tak
jauh dari masalah internal. Contoh
permasalahannya ketika salah satu barang atau
alat dapur yang tidak sengaja rusak atau hilang
pada saat jam operasional, namun tak ada satu
orang karyawan pun yang mengakuinya.
Pemecahan masalahnya adalah dengan
mengganti barang atau alat tersebut dengan
yang baru menggunakan uang dari hasil
patungan karyawan yang bekerja di hari
barang tersebut hilang.
c. Penyelesaian Konflik
Menyelesaikan konflik di antara anggota yang
ada dalam bagian perusahaan dan juga antara
bagian dengan bagian lainnya juga kerap
terjadi di Wingstop AEON BSD. Kesalah
pahaman dan tekanan dari pelanggan biasanya
Page 88
76
menjadi penyebab timbulnya konflik
antarkaryawan. Salah satunya ketika salah
seorang kasir yang mendapat makian dari
pelanggan yang tidak sabar menunggu karena
makanan yang dipesan masih dimasak oleh
divisi BOH. Hal tersebut sontak menimbulkan
selisih paham antara kasir dan Divisi BOH.
Biasanaya penyelesaian masalah tersebut
dilakukan secara terbuka oleh mereka dan
dibantu oleh mediator dari masing-masing
divisi
d. Memberikan Informasi
Saling memberikan informasi satu sama lain
untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
Divisi Front Of House dan Back Of House
dituntut untuk informatif atas setiap kondisi
station atau bagian yang didapat terutama
untuk station pilot yang memiliki tugas dan
tanggung jawab utama untuk memiliki
pengetahuan total operasional dan semua
pesanan yang masuk dari kasir.
Page 89
77
BAB IV
IKLIM KOMUNIKASI WINGSTOP AEON BSD
DALAM MEMBANGUN INTEGRITAS KARYAWAN
A. Iklim Komunikasi Organisasi pada Wingstop AEON
BSD
Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi
yang ada pada Wingstop AEON BSD, peneliti
mengamatinya dari interaksi dan komponen-komponen
komunikasi yang membentuknya. Selama terjun ke
lapangan, peneliti melakukan wawancara mengenai pola
komunikasi yang terbentuk pada lingkungan organisasi
serta melakukan observasi, pendekatan antarpribadi
dengan karyawan dan pimpinan, dan pengamatan kegiatan
kerja di Divisi FOH (Front of House) dan BOH (Back of
House) selama kurun waktu kurang lebih tiga bulan,
sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana iklim
komunikasi organisasi di Wingstop AEON BSD.
Pola komunikasi di Wingstop AEON BSD
membentuk suatu iklim komunikasi organisasi yang dapat
dilihat melalui lima dimensi penting iklim komunikasi
yang dikemukakan oleh Charles Redding. Lima dimensi
iklim komunikasi tersebut peneliti gunakan sebagai pisau
analisis penelitian dan akan dijabarkan satu persatu
sebagai berikut:
Page 90
78
1. Supportivennes/ Dukungan
Dimensi supportiveness dalam iklim
komunikasi di Wingstop AEON dapat terlihat
dari hubungan antara Divisi Manajemen
dengan Divisi Front of House dan Divisi Back
of House. Hubungan itu berupa mendengarkan
saran-saran atau laporan-laporan masalah yang
disampaikan oleh karyawan, baik dari Divisi
Front of House maupun Divisi Back of House
seputar operasional perusahaan. Selain itu nilai
dukungan atasan kepada bawahan dapat dilihat
dari bagaimana atasan dari manajemen
Wingstop AEON memberikan masukan, saran,
dan solusi yang baik kepada bawahannya. Dua
temuan tersebut merupakan bentuk dukungan
dari atasan dan bawahan untuk mengatasi
permasalahan yang ada dalam perusahaan.
Menurut pihak manajemen Wingstop
AEON BSD Lavenia Nita Ningrum semua
tingkat atasan di Wingstop AEON BSD selalu
mendengarkan secara berkesinambungan dan
memberi feed back dari setiap saran atau
laporan masalah yang diajukan oleh setiap
karyawan. Berikut adalah penjelasannya.
“Dari Wingstop AEON sendiri dari semua
tingkatannya pasti akan mendengarkan
secara kesinambungan satu dengan yang
lainnya. Contoh ya, operation kan tentu
Page 91
79
mereka yang tau gimana produknya,
gimana kualitas produknya. Atasan
biasanya hanya menerima laporan dari
mereka salah satunya informasi dari
bawahan mengenai beberapa produk yang
habis atau beberapa produk yang tidak ada,
jadi bawahan memberikan saran atau
laporan tersebut kepada atasan untuk
masalah produk yang habis itu. Di
Wingstop sendiri untuk masalah produk
yang habis itu adalah salah satu hal yang
tidak boleh sampai terjadi karena Wingstop
sendiri melarang, bahwa untuk produk itu
dibilang tidak ada atau habis kecuali ada
kendala dari supplier atau pun yang
lainnya. Untuk kesinambungan tentu dari
informasi barang tersebut atasan akan
melakukan beberapa cara agar masalah
tersebut dapat dipecahkan. Jadi, di
Wingstop AEON itu sangat-sangat luas
untuk kita saling bertukar informasi,
bertukar pemikiran mengenai semua
masalah karena setiap bawahan itu terbuka
lebar untuk mengemukakan saran kepada
atasannya. Umumnya seputar masalah
barang, kualitas produk. Bawahan memberi
tau produknya ada yang seperti ini, lalu
atasan akan memberi feed back atau
memberikan jalan keluar untuk masalah
yang bawahan laporkan kepada
atasannya.”1
Menurutnya informasi dari bawahan
dinilai cukup penting karena informasi yang
disampaikan dari bawahan maupun sebaliknya
menjadi wujud penting untuk membangun
1 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 92
80
sebuah kepercayaan antara atasan dan
bawahan. Selain membangun kepercayaan,
antara atasan dengan bawahan dapat saling
mengingatkan apabila salah satu dari mereka
melakukan kesalahan, sehingga mereka dapat
mengintrospeksi dan mengevaluasi satu sama
lain. Hal ini pun dikemukakan oleh Andry
Putra Nugroho Supervisor Wingstop AEON
BSD berikut ini:
“Sama halnya dengan feed back ya. Atasan
tidak boleh subjektif dan harus melihat
langsung. Kalau kita sebagai atasan
melakukan kesalahan atasan juga sering
mendapatkan feed back dari bawahan dan
bawahannya pun sebaliknya. Ketika
bawahan itu kita tegur mereka harus terima
masukan dari atasannya juga.
Bagaimanapun yang bekerja itu sebenarnya
kan bukan atasan. Melainkan bawahan atau
personel-personel yang di bawah. Jadi mau
tidak mau kami sebagai atasan harus
mendengarkan keluh kesah dari bawah,
sehingga kami bisa menjadi tim yang baik
dan mencapai target yang telah
ditentukan”.2
2. Partisipasi Membuat Keputusan
Wingstop AEON BSD sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang makanan
dan minuman tentu kerap menghadapi situasi
yang memerlukan kontribusi dan partisipasi
2 Wawancara dengan Andry (Supervisor Wingstop AEON BSD), tanggal 13
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 93
81
dari personel-personelnya dalam membuat
suatu keputusan. Terlebih waktu operasional
Wingstop dilakukan setiap hari. Para karyawan
di semua tingkatan dituntut untuk memiliki
sifat komunikatif dalam bekerja maupun dalam
menyuarakan ide atau gagasan mereka. Sifat
komunikatif tersebut dinilai menjadi cara
utama karyawan Wingstop dalam mencapai
tujuan perusahaan. Hal ini diutarakan pula oleh
Asisten Manajer Wingstop AEON BSD
Lavenia berikut ini:
“Jadi, untuk Wingstop AEON sendiri
dalam setiap tingkatan itu harus saling
berkomunikasi dan berkonsultasi karena
untuk menjalankan sebuah bisnis termasuk
Wingstop ini tentu harus ada komunikasi
yang berjalan mulai dari tingkat atas ke
tingkat bawah, kenapa? Karena
komunikasi itu adalah cara utama bagi
sebuah perusahaan untuk mencapai sebuah
tujuan. Jadinya, komunikasi itu sangat
penting apalagi kalau misalnya
komunikasinya dibarengi konsultasi. Untuk
konsultasi sendiri kita juga pasti akan
menemukan beberapa masalah kan, dimana
di setiap lini akan saling berkomunikasi
dan saling bertukar pikiran yaitu caranya
dengan berkonsultasi satu sama lain.
Tujuannya ya itu, untuk mencapai sebuah
“tujuan”. Wingstop sendiri karena kita kan
mainnya dari sales berarti targetnya adalah
sales. Untuk mencapai target sebuah sales
tentu kita harus komunikasi, ya kan?
Komunikasi, gimana caranya kita bisa
Page 94
82
mencapai tujuan tersebut, seperti itu.
Untuk konsultasi, dalam setiap operation
apalagi dunia F&B pasti akan selalu ada
masalah setiap harinya. Entah mulai dari
lini ini, lini itu. Untuk mencapai sebuah
tujuan bukan hanya dengan komunikasi
saja, tapi kita juga harus berkonsultasi
karena setiap hari akan selalu ada masalah
dan konsultasi itu adalah pemecahan
sebuah masalah untuk mencapai sebuah
tujuan”.3
Ruang komunikasi pun terbuka lebar
bagi setiap karyawan yang ingin
menyampaikan informasi maupun
berkonsultasi mengenai masalah operasional
perusahaan. Oleh karena ruang komunikasi
yang terbuka lebar, karyawan dari Divisi FOH
dan BOH diharapkan mampu memberikan
masukan dan ide dalam menyelesaikan
masalah operasional perusahaan sehari-hari.
Nilai partisipasi membuat keputusan terlihat
dari keterlibatan para karyawan dalam
menyampaikan ide dan gagasan yang
menyangkut operasional restoran.
Salah satu bentuk partisipasi yang
dilakukan karyawan adalah saat karyawan
hendak memasak nasi untuk kesediaan produk
di Wingstop. Nasi merupakan salah satu
3 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 95
83
produk terpenting dalam bisnis F&B di
Indonesia. Begitu pun dengan Wingstop yang
menjadikan nasi sebagai makanan pendamping
menu utamanya berupa ayam goreng. Selain
dinilai penting karena menjadi makanan pokok
orang Indonesia, nasi juga termasuk dalam
hitungan cost atau modal di Wingstop. Maka
dari itu, karyawan Divisi FOH dan BOH
sebagai motor penggerak operasional restoran
perlu bertukar pikiran dengan atasannya agar
mendapatkan keputusan untuk membuat
produk tersebut dalam jumlah tertentu sesuai
dengan kebutuhannya. Hal ini diutarakan juga
oleh Asisten Manajer Wingstop AEON BSD
Lavenia dalam kesempatan yang sama sebagai
berikut:
“Ruang komunikasi bagi karyawan itu
terbuka dan tersedia lebar ya. Komunikasi
itu kan setiap orang punya caranya masing-
masing. Untuk manajemen pun harus
terbuka terhadap karyawannya. Membuka
semua akses informasi dan komunikasi
kepada bawahannya. Jadi, ruang
komunikasi bawahan ke atasan itu banyak
banget cara, apalagi untuk pengambilan
keputusan karena walaupun operation itu
dikerjakan oleh bawahan tapi setiap
pengambilan keputusan dilakukan oleh
atasan. Jadi, apapun yang dilakukan
bawahan harus ada persetujuan dari
atasannya. Untuk caranya itu ya saya
kembali lagi, setiap orang punya caranya
Page 96
84
masing-masing untuk saling
berkomunikasi dan atasan sendiri
membuka lebar komunikasi yang mereka
lakukan untuk pengambilan sebuah
keputusan. Contohnya mulai dari masak
nasi yang merupakan salah satu hal penting
dalam sebuah bisnis F&B terutama
Wingstop dimana makanan pendamping
utamanya dari ayam pasti harus ada nasi
terlebih orang Indonesia, ya kan? Masak
nasi kan pasti selalu ada estimasi tapi
terkadang bagi bawahan untuk estimasinya
itu kurang bisa melihat bagaimana traffict-
nya, bagaimana penjualannya dan lain-
lainnya. Jadi, keputusan untuk masak nasi
saja pengambilan keputusannya tetap
kepada atasan karena masak nasi itu
termasuk dalam cost kalau di Wingstop.
Jadi, itu hal yang utama. kebanyakan
mereka kalau mau masak nasi suka
bingung harus berapa, harus masak atau
engga kah, karena harus dilihat dari traffict
store-nya sendiri”.4
3. Kepercayaan
Iklim komunikasi yang mapan ditandai
dengan adanya dimensi kepercayaan pada
anggota organisasi. Dalam prinsip perusahaan
ini, saling percaya merupakan landasan
kesuksesan membangun hubungan. Hubungan
yang harmonis antara karyawan dengan atasan
di Wingstop AEON BSD tercermin dari nilai
kerjasama tim mereka. Hal ini pun dituturkan
4 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 97
85
cukup jelas oleh Amirrudin, Manajer Wingstop
AEON BSD berikut ini:
“Di sini itu sangat menerapkan kerjasama
tim. Kalau kita di sini sudah saling percaya
ya itu akan terwujud. Tapi kalau dari awal
sudah tidak saling percaya kinerjanya juga
akan runtuh”.5
Dengan adanya nilai kerjasama tim
yang terdapat di dalam badan perusahaan
mendorong karyawan untuk mengajak rekan
sejawatnya agar aktif berkontribusi dalam
mencapai tujuan bersama. Membangkitkan
rasa siap dan patuh menjalankan keputusan
yang telah disepakati bersama dan
mengutamakan keputusan kelompok daripada
keputusan individu. Setiap karyawan
diharapkan mampu mengkomunikasikan
pendapat secara jelas dan terbuka kepada
semua anggota perusahaan. Hal ini senada
dengan pernyataan Sutrana dari Divisi Back of
House Wingstop AEON BSD sebagai berikut:
“Kita sebagai bawahan harus tunjukkan
kualitas kita, kita percayaain semua apa
yang udah diatur oleh atasan kita, kita
lakuin. Terus kalau ada apa-apa kita harus
jujur. Misalkan kesalahan apa, kekurangan,
kehilangan, kita harus jujur sama atasan
kita. Selama saya di sini terlihat semuanya
5 Wawancara dengan Amirrudin (Manager Wingstop AEON BSD), tanggal 13
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 98
86
jujur ya, dari gramasi semua ngga ada yang
melenceng dari standar operasional
perusahaan”.6
4. Keterbukaan dan Keterusterangan
Dimensi keterbukaan dan
keterusterangan dalam iklim komunikasi
organisasi cenderung terlihat hubungannya
dengan komunikasi ke bawah. Umumnya
komunikasi ke bawah digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan
dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan
tersebut biasanya berhubungan dengan
pengarahan, tujuan, disiplin, perintah,
pertanyaan dan kebijaksanaan umum.
Walaupun cenderung terlihat hubungannya
dengan komunikasi ke bawah, dimensi
keterbukaan dan keterusterangan dalam iklim
komunikasi di Wingstop AEON BSD masih
dapat terlihat dari komunikasi ke atas.
Dimensi keterbukaan dan
keterusterangan dalam iklim komunikasi
Wingstop AEON BSD terlihat dari
keterbukaan atasan kepada bawahannya dalam
menyampaikan informasi yang berhubungan
luas dengan perusahaan beserta rencana-
6 Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 99
87
rencananya. Keterbukaan informasi
dimaksudkan untuk mengenalkan para
karyawan dengan praktik operasional
perusahaan, peraturan atau regulasi
perusahaan, keuntungan atau kerugian
perusahaan, dan juga kebiasaan yang ada
dalam perusahaan. Berdasarkan hasil
wawancara mengenai keterbukaan dalam
komunikasi ke bawah, peneliti menemukan
persoalan yang menunjukkan sikap
keterbukaan atasan kepada bawahannya
mengenai traffic penjualan. Salah satunya yang
diutarakan oleh Sutrana sebagai berikut:
“Mudah juga dapat informasi di sini.
Alasannya banyak sih, sebentar-sebentar
udah ada perubahan, misalnya informasi
baru store lain sales-nya lebih tinggi,
gimana caranya kita harus lebih tinggi
daripada mereka”.7
Pengamatan di lapangan membuktikan
nilai keterbukaan di Wingstop AEON BSD
menunjukkan arah yang positif, terutama
antara tim manajemen dengan divisi-divisi
yang ada di bawahnya. Hal ini terlihat pula
dari ruang kerja tim manajemen yang tidak
memiliki sekat dan menyatu dengan area
7 Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 100
88
kitchen. Suasana seperti itu menggambarkan,
bahwa setiap personel dapat saling terbuka dan
tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pekerjaan.
Mereka dapat memberikan pendapat dan
bertanya langsung kepada atasan bila
menghadapi kesulitan saat operasional. Bagian
ini dipertegas oleh pernyataan Asisten Manajer
Wingstop AEON BSD Lavenia sebagai
berikut:
“Ya, menurut saya keterusterangan di
Wingstop AEON itu harus, kenapa?
Karena kalau kita ngga terusterang berarti
ada yang diumpetin-umpetin dong.
Diumpet-umpetin itu berarti membuat
kemungkinan membangun suatu
ketidakpercayaan antara satu dengan yang
lainnya. Di sini keterusterangannya cukup
kuat karena ya, kita kerja tim. Kalau kita
ngga terus terang berarti kita masing-
masing, ngga akan jalan operation-nya”.8
Keterbukaan dalam komunikasi ke
bawah tidak hanya memberikan pesan rasional
yang menekankan penjelasan tugas dan
kaitannya dengan perspektif organisasi, namun
juga memberikan pesan ideologi yang mencari
sokongan dan antusias dari karyawan guna
memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.
Dengan informasi yang didapat, karyawan bisa
8 Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 101
89
mengukur sejauh mana pencapaian mereka
selama bekerja di Wingstop, sehingga
menimbulkan motivasi tersendiri bagi
karyawan untuk naik ke jenjang yang lebih
baik. Hal ini pun diutarakan oleh Supervisor
Wingstop AEON BSD, Andry sebagai berikut:
“Penting bagi mereka semua untuk
mendapatkan informasi, karena dengan
informasi tersebut mereka dapat mengukur
pencapaian mereka selama bekerja di
Wingstop. Ketika mereka sudah mencapai
tingkat kemampuan yang optimal, mereka
harus mencapai ke jenjang berikutnya
seperti dari status part time ke full time”.9
Selain itu terlihat pula dari para
karyawan dalam menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
karyawan lain. Koordinasikan dalam pekerjaan
kepada rekan sejawat saat jam operasional
menjadi hal yang krusial bagi perusahaan,
karena hal ini berkaitan erat dengan pembagian
waktu kerja karyawan Wingstop yang
menggunakan sistem shift by shift. Personel
yang bertugas di shift baru dapat memperoleh
informasi dari personel di shift sebelumnya,
9 Wawancara dengan Andry (Supervisor Wingstop AEON BSD), tanggal 13
Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 102
90
sehingga operasional perusahaan terus
berjalan.
“Setiap personel itu pasti menerima
informasi. Informasi ini berhubungan
dengan komunikasi pastinya, ya kan?
Informasi yang di dapatkan itu adalah
untuk meningkatkan kemampuan mereka,
kenapa? Karena untuk standar operasional
harus diinformasikan setiap hari terutama
untuk karyawan Wingstop sendiri yang
bekerja secara operasional dan shift by
shift, ganti shift setiap jamnya atau setiap
beberapa jamnya tentu harus berkoordinasi
untuk menukarkan informasi satu sama
lainnya. Jadi, tentu untuk informasi itu
sendiri berpengaruh kepada peningkatan
kemampuan mereka dalam pekerjaan
karena pekerjaan dalam Wingstop itu harus
kerjasama tim, ngga bisa kita main sendiri
atau individual. Karena satu tim harus
koordinasi satu sama lain untuk
pekerjaannya. Koordinasinya itu seputar
operation karena untuk karyawan sendiri
kan bisa dilihat mereka kerja ya untuk
operation mulai dari preparation,
penerimaan barang, kualitas produk dan
yang lain-lainnya itu harus dikoordinasikan
antara karyawan satu dengan karyawan
yang lain karena kita kerja tim”.10
Berdasarkan hasil wawancara
mengenai keterbukaan dalam komunikasi
vertikal ditemukan permasalahan menyangkut
keterbukaan karyawan dalam menyempaikan
10
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON), tanggal
16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 103
91
isi pikiran mereka kepada atasannya. Hal ini
ditemukan pada karyawan yang berstatus part
time dan tergolong masih baru. Rata-rata
mereka sulit untuk mengemukakan isi pikiran
mereka kepada atasan karena masih belum bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan
perusahaan serta rasa segan dan ragu untuk
menyampaikan pendapat. Hal itu pun
dituturkan Novia yang berstatus karyawan part
time dari Divisi Front of House Wingstop
AEON BSD.
“Kadang ada rasa segan dengan atasan.
Jadi kalau ragu ceritanya ke teman aja”.11
Hal yang serupa juga ditemukan dalam
komunikasi secara horizontal. Komunikasi
antarrekan sejawat ini ternyata juga memiliki
permasalahan mengenai keterbukaan dalam
menyampaikan isi pikiran karyawan kepada
karyawan yang lainnya. Subjeknya pun lagi-
lagi ditemukan pada karyawan yang berstatus
part time dan tergolong baru. Sutrana
menuturkan masih ada beberapa karyawan
yang belum bisa mengutarakan pendapat
mereka kepada rekan sejawatnya.
11
Wawancara dengan Novia (Karyawati Divisi Front of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 104
92
“Kita udah saling percaya, terbuka. Jadi,
kalau ada apa-apa kita langsung bilang.
Ada beberapa personel yang segan karena
dia masih baru. Misalkan dia benar dan
kita salah jadi timbulnya dia ngomongnya
sama yang lain”.12
Keterbukaan dan keterusterangan
menjadi modal penting dalam membangun
sebuah hubungan. Begitu pun dengan
membangun hubungan dalam berorganisasi.
Walaupun pengamatan di lapangan
membuktikan nilai keterbukaan di Wingstop
AEON BSD menunjukkan arah yang positif,
terutama antara tim manajemen dengan divisi-
divisi yang ada di bawahnya, namun dalam
praktiknya masih ditemukan permasalahan
dalam dimensi keterusterangan. Novia dari
Divisi Front of House menuturkan kepada
peneliti perihal pangalamannya terhadap
masalah keterusterangan yang ada di
lingkungan pekerjaannya sebagai berikut:
“Kemarin ada salah satu kejadian soal
kelebihan nominal harga pada pembelian
via Gojek, kita main salah-salahan gitu.
Karena pas week end ngga mungkin kita
pegang kasir terus-terusan karena pasti
haus, serak, pasti kita minta gantian. Nah
pas di situ banyak orang yang pegang. Saat
closing baru terlihat ada yang salah dan
12
Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 105
93
ngga ada yang mau terusterang. tapi lebih
banyak jujurnya sih”.13
Begitu pula dengan jawaban yang
diberikan oleh Bunga dari divisi yang sama
mengenai masalah tersebut.
“Misalkan salah satu dari tim melakukan
kesalahan ngga mau pada ngaku, jadi harus
komunikasi dulu di grup. Kadang ada juga
dari tim kita yang mengaku. Cuma masih
butuh kejujuran juga, karena kan di sini
kerjasama tim”.14
Sesuai dengan jawaban dari
bawahannya, peneliti juga bertanya kepada
Manajer Wingstop AEON BSD Amirrudin
mengenai nilai keterbukaan dan
keterusterangan. Menurutnya permasalahan
mengenai keterbukaan dan keterusterangan
memang kerap muncul pada lini karyawan dari
Divisi Front of House dan Back of House.
Umumnya masalah yang ada muncul pada saat
jam operasional perusahaan. Hal itu dipicu
oleh keteledoran, kelalaian, dan kekeliruan
karyawan saat mengerjakan tugasnya. Berikut
jawaban Manajer Wingstop AEON BSD
Amirrudin ketika ditanyakan seputar
13
Wawancara dengan Novia (Karyawati Divisi Front of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD. 14
Wawancara dengan Bunga (Karyawati Divisi Front of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 106
94
keterusterangan dan kejujuran dalam hubungan
antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON:
“Perihal kejujuran mungkin dinilai biasa
aja di sini. Mereka biasanya kalau sudah
terdesak baru berterusterang. Salah satunya
mesin kopi saringannya patah, karena udah
ditemuin manajemen baru ngaku.
Sebenernya kalau mereka ngaku itu
solusinya ada. Di area belakang biasanya
barang-barang ada yang hilang salah
satunya kaya pisau dan kape. Selama ngga
terdesak tuh ngga jujur. Selama ini saya
sudah melakukan treatment agar semua
jujur setiap saat. Untuk sekarang sih jauh
lebih baik perihal kejujuran ketimbang
dulu. Sekarang karyawan kalau melakukan
kesalahan langsung mengakuinya saat itu
juga”.15
5. Tujuan Kinerja yang Tinggi
Dimensi terakhir dari iklim
komunikasi yang digunakan adalah tujuan
kinerja yang tinggi. Dimensi ini dapat dilihat
pula pada tingkat mana tujuan perusahaan
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota
organisasi. Artinya selain menjelaskan visi
misi perusahaan, pimpinan harus
mengkomuni-kasikan secara jelas instruksi
kerja kepada setiap karyawannya agar tujuan
tersebut dapat terwujud. Pimpinan Wingstop
15
Wawancara dengan Amirrudin (Manager Wingstop AEON BSD), tanggal
13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 107
95
telah berupaya mengkomunikasikan hal
tersebut secara optimal. Salah satu bentuknya
adalah dengan menghadirkan aplikasi Wing
Net guna mempermudah semua karyawan
Wingstop untuk menguasai standar operasional
perusahaan serta informasi yang berhubungan
luas dengan perusahaan termasuk struktur
perusahaan hingga rencana-rencana
perusahaan. Menurut Asisten Manajer
Wingstop AEON BSD Lavenia mengkomuni-
kasikan segala praktik-praktik organisasi yang
berkaitan dengan kedudukan karyawan
merupakan bentuk fasilitas yang diberikan
atasan kepada bawahannya.
“Atasan sendiri pasti harus memiliki
fasilitas yang lebih agar bawahan dapat
lebih mudah mengetahui informasi-
informasi apa saja yang mereka harus
lakukan, kerjakan, mengenai instruksi yang
mereka harus lakukan dan dari atasan harus
punya fasilitas itu kepada bawahan karena
berpengaruh terhadap produktifitas mereka
dan kualitas mereka sendiri. Untuk
meningkatkan kualitas bawahan penting
untuk bawahan dapat dengan mudah
mencari informasi dari atasan karena
semua informasi pasti dari atasannya,
semua standar operasional perusahaan
atasan lebih tau. Untuk mencapai
tujuannya itu bukan hanya kita ngelihat
dari hasil yang didapetin ya, tapi
bagaimana prosesnya, dari bagaimana
mereka bisa berkembangnya. Tentu
Page 108
96
caranya dengan komunikasi dan
menyebarkan informasi secara mudah.
Untuk Wing Net sendiri sih itu informasi
dasar dan basic yang harus dikuasai oleh
bawahan, untuk tau standar operasional
yang sebenarnya”.16
Perihal tujuan perusahaan dari segi
operasional, Wingstop menjadikan target sales
sebagai tujuan utama mereka. Hal itu pun
dituturkan oleh Asisten Manajer Wingstop
AEON BSD Lavenia sebagai berikut:
“Tujuannya ya itu, untuk mencapai sebuah
tujuan. Wingstop sendiri karena kita kan
mainnya dari sales berarti targetnya adalah
sales. Untuk mencapai target sebuah sales
tentu kita harus komunikasi, ya kan?
Komunikasi, gimana caranya kita bisa
mencapai tujuan tersebut, seperti itu”.17
Dimensi tujuan kinerja yang tinggi di
iklim komunikasi Wingstop AEON BSD dapat
dilihat pula dari sejauh mana personel dalam
semua tingkatan di Wingstop menunjukkan
komitmennya dalam mencapai tujuan peru-
sahaan yang mencakup produktifitas tinggi,
kualitas tinggi, dan biaya rendah. Untuk
konteks biaya rendah mereka tunjukkan
melalui memelihara dan menjaga aset
16
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD. 17
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 109
97
perusahaan, sehingga dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang lama. Nilai
produktifitas dan Kualitas yang tinggi pada
Wingstop AEON dapat dikatakan sudah
mencapai tingkat yang optimal. Pasalnya store
ini telah mendapatkan dua penghargaan
selama dua tahun berturut-turut. Penghargaan
pertama diberikan atas pencapaiannya sebagai
Best Store Performance di tahun 2016.
Sedangkan penghargaan ke dua diberikan atas
pencapaian mereka untuk Breaking Sales
Record di tahun 2017. Asisten Manajer
Wingstop AEON BSD Lavenia pun
menuturkan pernyataanya perihal tujuan
kinerja yang tinggi sebagai berikut:
“Ya, di Wingstop AEON untuk
produktifitasnya itu memang harus yang
tinggi karena di sini kita tidak harus
bekerja saja tetapi harus ada suatu hal yang
dikomitkan untuk menghasilkan produk-
tifitasnya lagi. Kualitasnya juga harus
tinggi. Kualitas tinggi bukan hanya dari
sales, tapi dilihat dari kinerjanya.
Kinerjanya itu dilihat dari bagaimana
menjalankan standar operasional yang
telah ditentukan dari perusahaan. Kalau
untuk menekan biaya sendiri tentu bukan
dari karyawan Wingstop ya, karena untuk
penjualan sendiri ada bagiannya, bukan
ranah karyawan untuk masalah biaya
rendah. Tapi kalau perihal biaya rendah
kita bisa dilihat dari bagaimana cara
Page 110
98
pemakaian aset. Pemakaian aset itu bisa
ditekan apabila karyawannya itu punya
kinerja yang luar biasa seperti menjaga
barang-barang, aset store dimana hal itu
bisa menekan biaya dari pengeluaran
perusahaan. Misalnya kamu mau lihat dari
penjualan ayamnya itu bukan ranah kita,
tapi kalau melihat dari karyawan itu
menekan biaya rendah ya dilihatnya
dengan cara bagaimana karya-wan bisa
menjaga aset dari perusahaan. Di Wingstop
AEON dari pihak manajemen terus
berkembang, terus meningkatkan untuk
komitmen terebut. Di Wingstop AEON
sendiri sudah mencermin-kan hal itu tapi
kita dari pihak manajemen untuk menjaga
komitmen itu sendiri tentu harus ada
peraturan untuk menjaganya biar
produktifitas mereka tuh juga meningkat,
dan itu berprogres karena setiap Wingstop
itu, termasuk Wingstop AEON juga pasti
punya targetnya sendiri untuk maintance
“anak-anaknya”.18
Kesanggupan karyawan, baik dari
Divisi Front of House maupun Divisi Back of
House untuk tetap memelihara nilai dalam
upaya pencapaian tujuan perusahaan ditunjuk-
kan dengan berbagai sikap. Salah satu bentuk
yang ditunjukkan mereka adalah dengan sikap
tepat waktu dan loyalitas dalam bekerja. Hal
ini pun diutarakan oleh Sutrana sebagai
berikut:
18
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 111
99
“Kalau kita punya komitmen pasti kita bisa
bekerja sama dengan baik. Di sini
kelihatan komitmen antarpersonel. Masing-
masing personel memunyai komitmen jadi
mereka menunjukkan kualitas kinerja yang
baik. Pertama on time kedatangan sama
loyalitas jauh lebih banyak”.19
Sikap tepat waktu pada karyawan
Wingstop AEON BSD tidak hanya diterapkan
pada jam masuk kerja, tetapi diterapkan pula
saat jam istirahat. Pembagian waktu istirahat di
Wingstop AEON BSD tidak dilakukan secara
serentak pada saat jam makan siang seperti
perusahaan pada umumnya, sebab pembagian
jam kerja Wingstop menggunakan sistem shift
by shift. Pembagian waktu istirahat dilakukan
secara bergantian dimulai dari karyawan yang
masuk pada shift pagi sampai karyawan yang
masuk pada shift sore. Durasi waktu istirahat
mereka pun berbeda-beda, mulai dari tiga
puluh menit hingga enam puluh menit
tergantung berapa jam kerja yang didapatkan
dalam satu harinya. Untuk karyawan yang
bekerja delapan jam sehari mendapatkan jatah
waktu istirahat selama enam puluh menit.
Sedangkan jatah waktu istirahat selama tiga
puluh menit diperuntukkan bagi karyawan
19
Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 112
100
yang bekerja selama enam jam sehari.
Penerapan sikap tepat waktu tersebut
dilakukan melalui kesadaran mereka akan
sistem pembagian kerja yang shitf by shift,
sehingga mengharuskan mereka untuk
mengingat waktu mereka beristirahat dan
bekerja kembali.
Sikap loyalitas para karyawan yang
dinilai cukup baik oleh Sutrana juga peneliti
temukan selama melakukan pengamatan di
lapangan. Bentuk sikap loyalitas dari
karyawan-karyawan yang bekerja di Wingstop
AEON BSD terlihat dari cara mereka saling
membantu menyelesaikan pekerjaan
menjelang waktu operasional Wingstop
berakhir. Hal positif ini telah menjadi
kebiasaan para karyawan Wingstop AEON
BSD selama bertahun-tahun saat karyawan
yang masuk shift pagi dan siang membantu
pekerjaan karyawan lain yang bekerja pada
shift malam atau closing. Kebiasaan ini
dilakukan agar meringankan pekerjaan
karyawan yang bekerja di shift closing,
sehingga mereka tidak pulang larut malam.
Page 113
101
B. Implementasi Nilai Integritas pada Karyawan
Wingstop AEON BSD
Untuk mengetahui implementasi nilai integritas
pada karyawan Wingstop AEON BSD, peneliti
melakukan pengamatan seputar interaksi antara karyawan
dengan pimpinan perusahaan dan juga interaksi antara
sesama karyawan. Selama terjun ke lapangan untuk meng-
observasi, peneliti pun melakukan pendekatan
antarpersonal dengan karyawan dan pimpinan,
pengamatan kegiatan operasional yang dilakukan oleh
masing-masing personel dari divisi yang berbeda, diikuti
dengan wawancara mengenai penerapan integritas yang
dilakukan oleh personel-personel Wingstop AEON BSD.
Dengan melakukan berbagai upaya tersebut peneliti dapat
mengetahui bagaimana implementasi nilai integritas pada
Divisi BOH (Back of House), Divisi FOH (Front of
House), dan Tim Manajemen Wingstop AEON BSD.
1. Implementasi Nilai Integritas pada Divisi
BOH (Back of House)
Divisi Back of House merupakan divisi
yang memiliki berbagai macam tugas dalam
mengolah dan menyajikan produk makanan
Wingstop setiap hari. Di samping itu anggota
dari divisi ini memiliki tugas dalam mengelola
stok bahan baku produk dan merawat setiap
equipment atau peralatan yang ada. Melalui
berbagai tugas yang dimandatkan kepada
Page 114
102
divisi ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana
penerapan nilai integritas tersebut dilakukan.
Tugas mengolah produk makanan yang
dikerjakan Divisi BOH memaksa setiap
anggotanya untuk berhubungan langsung
dengan makanan-makanan yang menjadi
produk utama Wingstop. Perusahaan ini pun
memiliki peraturan mengenai larangan bagi
setiap anggota atau karyawan perusahaan
untuk memakan atau meminum produk yang
ada di Wingstop, kecuali hal tersebut
dilakukan untuk beberapa alasan tertentu,
semisal dilakukan untuk memeriksa kualitas
produk mereka, sehingga karyawan dapat
mengetahui apakah produk tersebut layak
dijual dan disajikan kepada pelanggan atau
tidak. Dengan adanya peraturan tersebut,
karyawan di Divisi BOH dituntut untuk jujur
dan menaati segala peraturan yang diberikan
oleh pimpinan perusahaan.
Penemuan di lapangan menunjukkan
nilai integritas yang diterapkan karyawan di
Divisi Back of House dalam menjalankan
tugasnya mengolah produk menunjukkan nilai
positif. Hal ini ditunjukkan oleh sikap
karyawan dalam menaati peraturan perusahaan
perihal larangan mengonsumsi produk
Page 115
103
makanan dan minuman yang mereka jual. Jika
produk mereka tidak layak untuk disajikan
atau reject karena beberapa alasan seperti
ukuran yang tidak sesuai standar operasional
pun mereka enggan mengonsumsinya.
Walaupun produk tersebut layak untuk
dikonsumsi, mereka tetap memasukkannya ke
wadah waste sebagai bukti produk yang minus.
Artinya produk yang gagal terjual tadi masuk
ke dalam hitungan loss (rugi) pada laporan
laba rugi perusahaan. Sutrana pun menuturkan
hal tersebut kepada peneliti sebagai berikut:
“Kalau di Wingstop BOH kita ngga boleh
walaupun ada produk sisa kita ngga boleh
makan asal atau pun kita bilang dulu „pak,
ni boleh makan ngga?‟ itu ngga boleh
kecuali tes produk. Itu kita lakukan
sebelum jam operasional, itu baru tes
produk. Kita lihat dulu kondisinya, kalau
masih bagus kita ngga perlu tes produk.
Kalau pun kurang bagus kita harus tes
produk dulu, layak atau tidaknya keluar
produk tersebut, gitu”.20
Hal yang sama juga dituturkan oleh
Asisten Manajer Wingstop AEON BSD
Lavenia sebagai berikut:
“Kalau implementasinya ya, penerapan
kejujuran di BOH itu yang pertama yaitu
masalah produk. masalah produk kan udah
20
Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 116
104
ada larangannya, bahwa setiap karyawan
tidak boleh mengonsumsi dan membawa
produk yang tidak dibeli oleh karyawan
sendiri untuk dibawa pulang atau dikon-
sumsi sendiri, ya kan? Itu sudah jelas udah
ada di peraturan perusahaan kita. Untuk di
Wingstop AEON sendiri hal itu tuh udah
diterapin, bahwa setiap karyawan ngga ada
yang berani atau mereka pasti sudah jujur
gitu. Maksud saya selama ini sejauh ini,
selama saya mengontrol mereka, saya
melihat mereka, mereka pasti bilang kalau
misalnya mereka makan atau ngga mereka
beli atau ngga mereka bawa pulang. Kalau
misalnya mereka makan mereka selalu
bilang. Kenapa mereka makan? mungkin
karena untuk check product, karena setiap
harinya kan kita harus check product,
kualitas is number one. Kualitas food itu is
number one karena kan kita made fresh to
order jadi setiap barang yang keluar itu
harus fresh dan mereka pasti kalau
misalnya emang harus makan produk
mereka pasti bilang ini untuk cek kualitas
atau cek produk".21
Penerapan nilai integritas dari divisi
yang bertugas di area dapur ini juga terlihat
dari cara mereka berterusterang kepada atasan
ketika ada salah satu barang yang tidak sengaja
rusak dan hilang. Penerapan lain dari
karyawan di Divisi BOH mengenai integritas
terlihat pula dari cara mereka mengolah
makanan dalam mengukur gramasi bahan
21
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 117
105
baku, sehingga produk yang dihasilkan sesuai
standar opera-sional perusahaan. Hal ini
diutarakan pula oleh Sutrana sebagai berikut:
“Penerapan kejujuran kita ada beberapa
aspek ya kan. Pertama kejujuran masalah
hilang barang, rusaknya barang. Setiap tim
BOH selalu koordinasi ya jika ada yang
rusak mereka langsung konfirmasi ke
atasan dan mereka mengakui kalau itu
mereka yang ngerusak atau salah satu dari
tim mereka yang ngerusak. Mereka
langsung kasih informasi ke atasan. Yang
ke dua kejujuran tentang gramasi produk,
misalkan kaya kentang atau ayamnya
harusnya berapa jadi berapa. Kita bener-
bener sesuai jadi ngga ada yang ditutup-
tutupin. Misalkan kentang harusnya dua
ratus gram ya kita kasihnya dua ratus gram,
gitu kan. Jadi kalau bisa kita ngga mungkin
kasih kurang. Kalau pun ada lebih ya kita
usahakan semaksimal mungkin.”22
Begitu pula dengan jawaban yang
diberikan oleh Asisten Manajer Wingstop
AEON BSD Lavenia perihal penerapan nilai
integritas yang dilakukan oleh karyawan-
karyawan dari Divisi BOH terhadap masalah
kerusakan dan kehilangan barang. Ia menutur-
kannya sebagai berikut:
“Selain produk, mereka juga untuk hal
yang kejujuran sih menurut saya mereka
kan kalau dibelakang kan bersangkutan
22
Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House Wingstop
AEON BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 118
106
sama equipment, barang-barang gitu.
Setiap mereka ngelakuin kesalahan atau
memecahkan sesuatu atau merusak sesuatu
mereka pasti bilang karena ngga ada yang
berani bohong untuk hal itu. Misalnya hari
ini saya libur tapi besok saya masuk dan
melihat barang ada yang rusak. Misalnya
ada spatula yang rusak lah ada kape yang
hilang lah. Pasti mereka sudah bilang
duluan, „bu kemaren saya merusak ini ini
ini.. saya menghilang kan ini..‟ dan mereka
pun siap bertanggungjawab untuk
mengganti equipment itu dengan yang
baru, gitu. Lain halnya kalau misalnya itu
equipment itu kaya fryer atau freezer,
mereka pasti akan bilang, gitu. Mungkin
mereka ngga ganti tapi mereka pasti akan
bilang ini kenapa. Kebanyakan kalau
freezer atau chiller mereka ngga merusak
secara sengaja tapi emang karena unitnya
memang rusak pas dipegang sama mereka.
Tapi yang kebanyakan sih anak-anak yang
paling kelihatan ya itu, misalnya
memecahkan sesuatu.. misalnya kontainer
rusak, pecah atau yang lain-lainnya,
barang, spatula hilang atau yang lain-
lainnya pasti mereka bilang dan mereka
tanggung jawab untuk hal itu”.23
23
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 119
107
2. Implementasi Nilai Integritas pada Divisi
FOH (Front of House)
Divisi Front of House merupakan
divisi yang memiliki berbagai macam tugas
yang berkaitan dengan pelayanan, di antaranya
adalah memiliki pengetahuan yang baik
tentang produk, mengantarkan pesanan ke
meja pelanggan, membuat minuman,
membangun hubungan yang baik ketika tamu
datang, menangani pembayaran, menangani
kebutuhan dan keluhan pelanggan, dan segala
tanggung jawab terhadap masalah pelayanan
selama jam operasional perusahaan. Di
samping itu anggota dari divisi ini memiliki
tugas dalam mengelola uang yang keluar dan
masuk dari mesin kasir serta merawat setiap
equipment yang ada di area dining. Melalui
berbagai macam tugas yang dimandatkan
kepada divisi ini, peneliti dapat mengetahui
bagaimana penerapan nilai integritas tersebut
dilakukan.
Tugas-tugas yang dikerjakan Divisi
FOH tersebut memaksa setiap anggotanya
untuk berhubungan langsung dengan masalah
keuangan pada kasir. Penerapan integritas
yang terlihat dari tugas ini adalah ketika
mereka dihadapkan dengan jumlah uang yang
Page 120
108
kurang atau lebih pada mesin kasir. Artinya
jika mereka mendapatkan jumlah uang lebih
sekalipun dari yang seharusnya tercatat pada
mesin kasir, mereka harus melaporkannya
kepada atasan. Hal ini bisa terjadi karena ada
sebagian pelanggan yang memberikan uang
kembali-annya kepada mereka. Begitu pun
ketika mendapatkan jumlah uang kurang dari
yang seharusnya. Mereka diwajibkan untuk
melapor kepada atasan sekaligus mengganti
kekurangan uang yang ada, sehingga menjadi
bentuk tanggung jawab mereka atas
permasalahan yang dialami. Hal ini
diterangkan pula oleh salah satu karyawati
bernama Lisa dari divisi FOH sebagai berikut:
“Yang pertama ya di FOH bagian kasir
kalau biasanya kembalian customer ngga
diterima karena dia suka ngasih aja “udah
ngga apa-apa mba”, pas check out kita
bilang ke atasan kalau ini kelebihan dari
customer dan ngga diambil sama kita
sendiri tapi kita kasih ke atasan kita. Lalu
yang ke dua saya pernah ngelakuin
kesalahan tapi saya langsung bilang ke
atasan pas itu juga karena saya melakukan
kesalahan di mesin EDC BCA kelebihan
nominal nol jadi harus di-void terus
langsung bilang ke atasan mumpung
customer-nya masih ada di situ terus
langsung di-void. Akhirnya masalahnya
Page 121
109
selesai, udah kembali lagi uang customer-
nya ke rekeningnya”.24
Senada dengan pernyataan Lisa, salah
satu karyawati bernama Sari dari divisi yang
sama menuturkan pernyataannya sebagai
berikut:
“Kalau di Wingstop AEON misal nih aku
taking order terus ada pelanggannya
kembaliannya lebih terus dia main cabut
aja. Nah, di situ aku ngga main ambil terus
aku simpen masukin kantong, engga. Jadi,
aku lapor ke atasan nah nanti dari situ
terserah atasan aku mau digimanain
uangnya”.25
Mengenai bentuk masalah kasir
tersebut, Divisi Front of House selalu jujur dan
bertanggungjawab terhadap masalah kekurang-
an atau kelebihan uang yang masuk ke dalam
mesin kasir selama jam operasional. Asisten
Manajer Wingstop AEON BSD Lavenia
memberikan pernyataannya sebagai berikut:
“Untuk anak FOH sendiri mereka sudah
menerapkan kejujurannya dilihat dari
misalnya over ya mereka ngomong „bu
over segini nih hari ini‟, gitu. Misalnya
total sales-nya mereka berapa, di drawer-
nya mereka bilang „bu, nih over dua ribu‟
atau tiga ribu, atau lima ribu. dari hal-hal
24
Wawancara dengan Lisa (Karyawati Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD. 25
Wawancara dengan Sari (Karyawati Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 122
110
yang kecil mereka sudah bilang sama saya
kalau misalnya itu over atau kalau memang
kurang pasti mereka akan bilang „bu, ini
kurang segini‟, gitu dan mereka balik lagi
yang saya bilang. Penerapannya tetep
seperti anak BOH, setiap ada yang kurang
uang kasir pasti mereka tanggung jawab
untuk nambahin yang kurang tersebut.
Kalau misalnya pembayaran melalui mesin
EDC, mesin EDC BCA, Mandiri, dan yang
lain-lainnya. Itu kalau ada kekurangan
pasti terlihat dari struk dan kertas mesin
EDC yang keluar, apakah ada kukurangan
dan ada kelebihannya. Kalau emang ada
kekurangan dan ada kelebihan mereka
harus bertanggungjawab”.26
Selain itu mereka juga dimandatkan
untuk memeriksa kelayakan makanan dan
minuman sebelum disajikan kepada pelanggan.
Sama seperti karyawan di Divisi BOH,
perusahaan pun melarangan setiap anggota
atau karyawan Divisi FOH untuk memakan
atau meminum produk yang ada di Wingstop
kecuali untuk beberapa alasan tertentu seperti
memeriksa kualitas produk tersebut, sehingga
karyawan dapat mengetahui apakah produk
tersebut layak dijual dan disajikan kepada
pelanggan atau tidak. Hal ini pun dituturkan
oleh Asisten Manajer Wingstop AEON BSD
Lavenia sebagai berikut:
26
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 123
111
“Kalau di belakang soal makanan, ayam
dan yang lain-lainnya, di depan masalah
minuman. Mereka tuh ngga pernah ada
yang pake cup karena setiap satu cup itu
kita bayar. Jadi kejujurannya adalah setiap
hari kita melakukan inventory. Inventory
itu dilihat dari kita harus mensingkronkan
antara yang di jual berapa, fisiknya berapa.
Jadi misalnya setiap hari saya inventory
pagi cup saya ada segini, yang terjual
segini. Yang harus ditutup inventory
malem harusnya hitungannya harus pas.
Selama ini untuk cup ngga ada yang minus,
paling kalau emang ada yang minus
mereka pasti bilang “cup-nya rusak bu”
cup-nya bocor di bawah. Itu mau ngga mau
kita harus mengganti yang sudah dibeli
oleh guest untuk menggantinya dengan
yang baru”.27
Dengan adanya peraturan tersebut,
karyawan di Divisi FOH dituntut untuk jujur
dan menaati segala peraturan yang diberikan
oleh pimpinan perusahaan. Bentuk kejujuran
lain yang terlihat dari Divisi FOH adalah
ketika ada barang milik pelanggan yang
tertinggal di area dining Wingstop. Mereka
mengaku kerap menemukan barang yang
tertinggal di meja atau kursi pada saat jam
operasional perusahaan. Biasanya barang yang
tertinggal berupa barang belanjaan dan kartu
ATM milik pelanggan. Menyikapi kejadian
27
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 124
112
tersebut mereka berusaha untuk menjaga dan
menyimpannya sampai pelanggan yang
bersangkutan datang untuk mengambil
barangnya yang tertinggal. Pengalaman itu pun
dijelaskan oleh Lisa dan Sari sebagai berikut:
“Selain itu ada lagi, saat saya clear up di
meja dine in ada barang ketinggalan
belanjaan customer sama ATM di atas
meja. Lalu saya bilang ke atasan dan nanti
nunggu cutomer datang lagi. Barang itu
dan kartu ATM-nya di simpen sama
atasan”.28
“Kejujuran yang lain waktu itu aku pernah
nemuin debit kak, debit orang ketinggalan,
dia udah pergi. Waktu aku clean up ada
debit BCA. Terus ya langsung aku lapor ke
atasan lagi. Jadi, ngga aku apa-apain”.29
3. Implementasi Nilai Integritas pada Divisi
Manajemen
Divisi Manajemen merupakan tim
yang terdiri dari Manajer, Asisten Manajer,
dan penyelia atau supervisor. Masing-masing
dari mereka memiliki tugas yang berbeda.
Manajer sebagai kepala dalam struktur
Wingstop AEON BSD memiliki tugas utama
memimpin store sesuai dengan peraturan yang
berlaku pada restoran Wingstop. Ia pun
28
Wawancara dengan Lisa (Karyawati Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD. 29
Wawancara dengan Sari (Karyawati Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop AEON BSD.
Page 125
113
bertanggungjawab atas pengambilan
keputusan, membuat rencana, menyusun
organisasi, pengendalian, penilaian dan
pelaporan pada restoran Wingstop. Asisten
Manajer yang bertugas membantu pekerjaan
manajer memiliki tugas utama lain yaitu
mengatur pembagian waktu (jadwal) kerja staf
crew pada waktu dan lingkungan kerja.
Sedangkan Penyelia atau Supervisor memiliki
tugas utama yaitu menangani keluhan, kritik,
dan saran baik yang disampaikan oleh
pelanggan, serta sepadat mungkin menyelesai-
kan keluhan, kritik, dan saran dengan tata cara
yang baik, ramah, dan mampu
mempertahankan hubungan yang ada dengan
pelanggan.
Melalui pengamatan yang peneliti
lakukan, jabatan-jabatan tersebut memiliki
tanggung jawab dan tugas yang sama yaitu:
Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
oprasional restoran, memastikan operasional
outlet telah memenuhi standar service yang
telah ditetapkan, memastikan terlaksananya
SOP dan tata tertib perusahaan, mengontrol
produksi dan promosi yang akan dan sedang
berjalan.
Page 126
114
Atas berbagai macam tugas yang
dimandatkan serta tanggung jawab dan
kekuasaan yang dimiliki mereka dalam
mengatur jalannya operasional perusahaan,
peneliti dapat mengetahui bagaimana
penerapan nilai integritas tersebut dilakukan.
Penerapan nilai kejujuran pada Divisi
Manajemen terlihat dari tugas mereka
mengenai administrasi yang meliputi pengatur-
an jadwal kerja seluruh karyawan. Dalam
mengatur jadwal, Divisi Manajemen dituntut
untuk teliti dan cermat, sehingga jumlah
tenaga kerja yang tersedia dapat sesuai dengan
yang dibutuhkan. Terlebih karyawan yang
bekerja di Wingstop didominasi oleh karyawan
yang berstatus part time atau paruh waktu,
sehingga jam dan hari kerja mereka
memengaruhi gaji yang mereka terima.
Kekuasaan yang dimiliki Divisi Manajemen
tidak serta merta membuat mereka bertindak
curang dalam mengatur rekapitulasi jadwal
karyawan termasuk mereka sendiri. Asisten
Manajer Wingstop AEON BSD Lavenia
menjelaskan hal tersebut kepada peneliti
sebagai berikut:
“Kalau misalnya masalah admin, kita kan
melakukan pengorderan, melakukan
Page 127
115
scheduling, setiap bulannya kita harus
merekap gaji anak-anak part time. Dimana
gaji anak-anak part time ini harus
dilaporkan setiap akhir bulan. Manajemen
kan tugasnya adalah merekap gaji part time
kan? Misalnya mereka ngga jujur atau
mereka melebihkan hitungan anak yang
mungkin mereka bilang lebih bagus terus
mereka nambahin waktu mereka ya itu
sama aja curang. Jadi, setiap bulannya di
akhir bulan manajemen dan crew itu
kesinam-bungan yah kalau mau lihat
kejujurannya satu sama lain kalau pas
absensi akhir bulan mereka jujur apa
engga, si manajemennya jujur apa engga,
apakah ada yang ditambah-tambahin atau
engga. Si karyawannya ngasih rekap ke
manajemen, manajemennya ngasih
rekapannya dulu ke saya. Nanti saya tanya
balik ini sudah benar atau belum, saya
tripel check lagi karena itu masalah gaji,
masalah hak mereka juga, kaya gitu”.30
Penerapan nilai integritas pada Divisi
Manajemen selanjutnya terlihat dari tugas
mereka dalam mengatur sirkulasi keuangan
yang ada dalam perusahaan selama jam
operasional. Uang yang keluar dan masuk ke
dalam perusahaan direkapitulasikan setiap
pergantian shift-nya oleh mereka, termasuk
uang sales, uang kembalian, dan petty cash.
30
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 128
116
Biasanya uang yang keluar atau terpakai dari
petty cash digunakan untuk memenuhi
kebutuhan store akan equipment dan bahan
baku produk Wingstop. Kekuasaan yang
dimiliki Divisi Manajemen tidak serta merta
membuat mereka memanipulasi dan bertindak
korup dalam mengendalikan sirkulasi
keuangan yang ada pada Wingstop AEON
BSD. Selama ini mereka dinilai telah optimal
dalam menerapkan nilai kejujuran terhadap
masalah keuangan di perusahaan. Di waktu
yang sama Asisten Manajer Wingstop AEON
BSD Lavenia pun menjelaskan hal tersebut
kepada peneliti sebagai berikut:
“Kalau di Divisi Manajemen sih menurut
saya sudah optimal ya, kenapa? karena
selama ini saya pun ngga mengalami
kejadian yang menurut saya tuh jadi
critical point di manajemen mulai dari
yang paling sensitif kan masalah uang,
masalah sales. Selama ini mereka jujur.
Kan bisa aja manajemen melarikan uang
mengambil uang, sehingga ngga cocok
sama sales hari ini atau pun uang hari ini,
kan bisa aja. Tapi sejauh ini di Wingstop
AEON sih bagus, mereka udah nerapin
integrity dan kejujuran itu sendiri”.31
31
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON BSD),
tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota BSD.
Page 129
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi organisasi dalam membangun nilai
integritas pada karyawan di Wingstop AEON BSD dapat
terlihat dari dimensi-dimensi pembentuk iklim
komunikasi organisasi dan juga implementasi nilai
kejujuran pada setiap personelnya. Ditinjau dari lima
dimensi pembentuk iklim komunikasi yang dikemukakan
oleh Charles Redding seperti supportiveness atau
dukungan, partisipasi membuat keputusan, kepercayaan,
keterbukaan dan keterusterangan, serta tujuan kinerja
yang tinggi menghasilkan temuan, bahwa secara
keseluruhan iklim komunikasi pada Wingstop AEON
BSD berjalan kondusif dan implementasi nilai kejujuran
pada karyawannya pun cenderung positif. Hal ini
diindikasikan lewat beberapa hal di bawah ini, antara lain:
1. Iklim Komunikas Di Wingstop AEON BSD
- Iklim komunikasi di Wingstop AEON BSD
menunjukkan rasa saling dukung dan meng-
hargai antarsesama anggota perusahaan.
Bawahan pun merasakan dukungan dari atasan
mereka melalui feed back yang diberikan
berupa saran, masukan, dan solusi atas
masalah yang mereka laporkan kepada atasan.
Diikuti pula dengan sikap saling mengingatkan
Page 130
118
antara atasan dengan bawahan apabila salah
satu dari mereka melakukan kesalahan. Dua
temuan tersebut menjadi wujud penting dalam
membangun kepercayaan sekaligus merupakan
bentuk dukungan dari atasan dan bawahan
untuk saling bahu membahu mengatasi
permasalahan yang ada dalam perusahaan.
- Para pegawai di semua tingkat diberi
kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi
dengan manajemen di atas mereka, sehingga
berperan serta dalam proses pembuatan
keputusan dan penentuan tujuan. Ruang
komunikasi yang terbuka lebar mendorong
karyawan untuk selalu berkomunikasi dan
berkonsultasi, sehingga menjadikan karyawan
lebih partisipatif dalam menyelesaikan
masalah.
- Saling percaya merupakan salah satu prinsip
perusahaan yang menjadi landasan dalam
mencapai kesuksesan membangun hubungan.
Nilai kerjasama tim antara karyawan dengan
atasan di Wingstop AEON BSD
mencerminkan suatu hubungan yang harmonis.
Dengan adanya nilai kerjasama tim yang ada
mendorong karyawan untuk menghimbau
rekan sejawatnya agar aktif berkontribusi
dalam mencapai tujuan bersama.
Page 131
119
Membangkitkan rasa siap dan patuh
menjalankan keputusan yang telah disepakati
bersama dan mengutamakan keputusan
kelompok daripada keputusan individu.
- Terbukanya atasan kepada bawahannya dalam
menyampaikan informasi yang berhubungan
luas dengan perusahaan beserta rencana-
rencananya. Keterbukaan informasi dimaksud-
kan untuk mengenalkan para karyawan dengan
praktik operasional perusahaan, peraturan atau
regulasi perusahaan, keuntungan atau kerugian
perusahaan, dan juga kebiasaan yang ada
dalam perusahaan. Menyatunya ruang kerja
atasan dengan area operasional karyawan
menunjuk-kan arah yang positif pada dimensi
keterbu-kaan. Mereka dapat memberikan
pendapat dan bertanya langsung kepada atasan
bila meng-hadapi kesulitan saat operasional.
Walaupun begitu, nilai keterbukaan dan
keterusterangan di Wingstop AEON BSD
memiliki kekurangan dalam berbagai aspek.
Sikap terbuka dan terusterang hanya
cenderung terlihat pada Divisi Manajemen
saja. Sedangkan dua divisi di bawahnya yaitu
Divisi Font of House dan Back of House sulit
untuk mengutarakan isi pikiran mereka kepada
Page 132
120
atasan dan enggan berterus-terang ketika
menghadapi suatu permasalahan.
- Sikap tepat waktu dan loyal dalam bekerja
mencerminkan kesanggupan karyawan, baik
dari Divisi Front of House maupun Divisi
Back of House untuk tetap memelihara nilai
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
Atasan mengkomunikasikan instruksi kerja
secara jelas kepada bawahannya, sehingga
target penjualan terus tercapai. Produktifitas
dan kualitas yang diupayakan mereka telah
mencapai tingkat yang optimal. Hal itu pun
dapat dibuktikan lewat penghargaan yang telah
mereka dapatkan dua tahun berturut-turut
berupa Best Store Performance di tahun 2016
dan Breaking Sales Record di tahun 2017.
2. Implementasi Nilai Integritas pada
Karyawan Wingtsop AEON BSD
- Sikap taat terhadap peraturan perusahaan
perihal larangan mengonsumsi produk makan-
an dan minuman yang mereka jual terus
diterapkan oleh Divisi Back of House. Jika
produk mereka tidak layak untuk disajikan
karena beberapa alasasn seperti ukuran yang
tidak sesuai standar operasional pun mereka
enggan mengonsumsinya. Walaupun produk
tersebut layak untuk dikonsumsi, mereka tetap
Page 133
121
masukkannya ke wadah waste sebagai bukti
laporan produk yang minus. Penerapan nilai
integritas dari divisi yang bertugas di area
dapur ini juga terlihat dari cara mereka
berterusterang kepada atasan ketika ada salah
satu barang yang tidak sengaja rusak dan
hilang. Diikuti pula dari cara mereka mengolah
makanan dalam mengukur gramasi bahan
baku, sehingga produk yang dihasilkan sesuai
standar operasional perusahaan.
- Sikap jujur dan bertanggungjawab terhadap
masalah kekurangan atau kelebihan uang yang
masuk ke dalam mesin kasir selama jam
operasional selalu diterapkan oleh Divisi Front
of House. Hal tersebut ditunjukkan melalui
kewajiban mereka untuk melapor kepada
atasan sekaligus mengganti kekurangan uang
yang ada, sehingga menjadi bentuk tanggung
jawab mereka atas permasalahan yang dialami.
Bentuk nilai integritas lain dapat terlihat ketika
ada barang milik pelanggan yang tertinggal di
area dining Wingstop. Dalam menyikapi
kejadian tersebut mereka berusaha untuk
menjaga dan menyimpannya sampai pelanggan
yang bersangkutan datang untuk mengambil
barangnya yang tertinggal.
Page 134
122
- Pengaturan dan rekapitulasi jadwal kerja
dilakukan secara bijak dan transparan oleh
Divisi Manajemen kepada seluruh lini
karyawan Wingstop AEON BSD, sehingga
setiap karyawan dapat menerima gaji yang
sesuai dengan jadwal kerja mereka. Sikap jujur
dan transparan pun selalu diupayakan secara
optimal dalam mengelola sirkulasi keuangan
perusahaan. Uang yang keluar dan masuk ke
dalam perusahaan pun direkapitulasikan setiap
pergantian shift-nya oleh mereka, termasuk
uang sales, uang kembalian, dan petty cash,
sehingga apa yang tercatat selalu mereka
laporkan kepada pimpinan perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan keseluruhan
pembahasan, berikut adalah saran-saran yang diharapkan
mampu memperbaiki kekurangan yang ada pada
pelaksanaan komunikasi organisasi dalam membangun
nilai integritas karyawan Wingstop yang ada di AEON
Bumi Serpong Damai:
1. Bentuk dukungan dari atasan kepada bawahan
diharapkan tidak hanya dominan dalam bentuk
saran dan masukan saja melainkan diikuti
dengan tinjauan kemajuan karyawan dalam
bentuk hasil dan tujuan yang telah dicapainya.
Page 135
123
2. Karyawan yang segan dan sungkan meng-
utarakan isi pikirannya kepada atasan akan
sulit untuk bersikap kritis. Untuk itu atasan
harus lebih mengenali sifat beserta perasaan
yang ada pada bawahan-bawahannya dan
mengatakan kepada mereka, bahwa atasan siap
menerima segala kritik. Dengan demikian
mereka dapat lebih aktif berkontribusi
menyampaikan gagasan dan pendapat mereka
tanpa rasa sungkan.
3. Kesejahteraan karyawan harus lebih diper-
hatikan oleh pimpinan perusahaan terutama
bagi karyawan yang berstatus part time,
sehingga tidak ada lagi ketimpangan pada
masalah tunjangan antara karyawan full time
dengan karyawan part time. Dengan demikian
karyawan yang berstatus part time dapat
memperkuat motivasi dan loyalitas dalam
melakukan pekerjaan.
4. Karyawan dari Divisi Front of House dan Back
of House harus membiasakan diri untuk
bersikap tenang dan terusterang dalam
mengadapi setiap masalah. Dengan demikian
atasan dapat mencari jalan keluar atas
permasalahan yang ada tanpa mengurangi rasa
kepercayaannya kepada bawahan.
Page 136
124
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah Ali, Ash-Shahiih Al-Musnad Min Fadhaa-il Al-
A‟maal, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2015)
Al-Qur‟an, 9:19, diakses dari
https://quran.kemenag.go.id/index.php/suraAya/9/19,
diakses pada tanggal 16 September 2018 pukul 21:01
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi
Aksara, 1995)
Bayu, “Ragam Ilmu Berbisnis untuk Para Gernerasi Muda”
diakses dari
https://www.batesofhouston.com/archives/tag/rekrut-
karyawan, diakses pada tanggal 10 Maret 2018 pukul
07:48.
Buku panduan peserta “Pelatihan Sosialisasi Nilai-Nilai Inti Tiara
Marga Trakindo”, (jakarta: Tiara Marga Trakindo, 2014).
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009)
Choirul Arifin, “Bisnis 19 Gerai Ayam Goreng Wingstop
Indonesia Tumbuh 2 Digit”, diakses dari
http://www.tribunnews.com/amp/bisnis/2017/11/30/bisnis-
19-gerai-ayam-goreng-wingstop-indonesia-tumbuh-2-digit,
diakses pada tanggal 19 Maret 2018 pukul 23:51
Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: Al-Amin
Press, 1996)
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan
Ajar Diklat Prajabatan Golongan III, (Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2003
Felina Sidabutar, “Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai
(Studi Korelasi mengenai Pengaruh Komunikasi
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba)”, diakses dari
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/view/11660,
diakses pada tanggal 16 April 2018 pukul 00:28.
Page 137
125
Fitri Susilawari, “Komunikasi Organisasi dalam Kepemimpinan
pada PT Tempo Inti Media”, diakses dari
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21861,
diakses pada tanggal 16 April 2018 pukul 00:16.
Gostick dan Telford, Keunggulan Integritas, (Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer, 2003).
H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1997).
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008).
Husaini dan Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008).
Iriawan Hartana, “Integritas dan Komitmen dalam Bekerja”,
diakses dari http://ot.id/tips-profesional/integritas-dan-
komitmen-dalam-bekerja, diakses pada tanggal 12 Mei
2018 pukul 20:31.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004).
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif “jenis, karakteristik, dan
keunggulannya”, (Jakarta: Garasindo, 2010).
KBBI, “Integritas”, diakses dari www.kbbi.web.id/integritas,
diakses pada tamggal 9 April 2018 pukul 16:19.
Muwafik Saleh, Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi,
(Malang: UB Press, 2016).
New Employee Training Program The Wing Expert History,
(Jakarta: Mahadya, 2014).
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,
(Surabaya: Arloka, 2006).
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2006)
Purnomo, “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter
Aremania Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota”,
Page 138
126
diakses dari
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4261,
diakses pada tanggal 16 April 2018 pukul 00:22
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,
(Bandung: Rosdakarya, 2010).
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001).
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press: 2007).
Saif Haromain, “Iklim Komunikasi Organisasi Perpustakaan
Universitas Indonesia”, diakses dari
lib.ui.ac.id/detail?id=20160816&lokasi=lokal, diakses pada
tanggal 16 April 2018 pukul 00:37.
Sukron Kamil, korupsi dan Integrotas dalam Ragam Perspektif,
(Jakarta: PSIA UIN Jakarta, 2013).
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta, Andi Offset,
1989).
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009).
Wawancara dengan Amirrudin (Manager Wingstop AEON
BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Andry (Supervisor Wingstop AEON BSD),
tanggal 13 Agustus 2018 di Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Bunga (Karyawati Divisi Front of House
Wingstop AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di
Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON
BSD), tanggal 10 Maret 2018 di Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON
BSD), tanggal 16 Agustus 2018 di Wingstop Teras Kota
BSD
Wawancara dengan Lavenia (Asistant Manager Wingstop AEON
BSD), tanggal 12 September 2018 di Wingstop Teras Kota
BSD
Page 139
127
Wawancara dengan Lisa (Karyawati Divisi Front of House
Wingstop AEON BSD), tanggal 12 September 2018 di
Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Novia (Karyawati Divisi Front of House
Wingstop AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di
Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Sari (Karyawati Divisi Front of House
Wingstop AEON BSD), tanggal 12 September 2018 di
Wingstop AEON BSD.
Wawancara dengan Sutrana (Karyawan Divisi Back of House
Wingstop AEON BSD), tanggal 13 Agustus 2018 di
Wingstop AEON BSD.
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, (Depok: Rajawali Press,
2013).
Winarmo Surahmad, Dasar-Dasar Teknik Penelitian, (Bandung:
CV Tarsita, 1989).
Wingstop, Number 1 Chicken Wings from USA is Now Open in
Indonesia”, diakses dari
http://www.mahadasha.co.id/news/wingstop-number-1-
chicken-wings-from-usa-is-now-open-in-indonesia/,
diakses pada tanggal 1 Juni 2018 pukul 15:02.
Yaslis Ilyas, Kinerja, (Depok, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
FKMUI, 2002).
Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia,
1998).
Page 141
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Andry Putra Nugroho
Jabatan : Supervisor
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Untuk semua sih tidak terlalu, karena ada karyawan yang
produktifitasnya tinggi tapi ada yang tidak. Jadi seimbang
antara yang produktifitasnya dengan yang tidak tinggi,
ada yang kerjanya bagus dan ada juga yang tidak, semua
menutupi satu sama lain.
2. Apakah atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan mereka?
Kalau kita kerja itu pasti harus saling percaya dari atas
sampai ke bawah, karena kita adalah sebuah tim. Jika
tidak ada rasa percaya satu sama lain pasti akan
berantakan tim tersebut. Kejujuran juga sama, karena
karyawan di sini yang saya lihat kebanyakan sangat jujur
ketika mereka salah. Contohnya seperti “pak saya salah
input pembayaran” atau “pak saya salah buat produk”
mereka langsung ngomong terus terang ke atasannya.
3. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
perusahaan yang relevan dengan kedudukan mereka?
Page 142
Karyawan di sini selalu berkomunikasi dan berkonsultasi
biasanya mengenai kinerjanya mereka, berkonsultasi
perihal pencapaian mereka sudah sejauh mana. Bahkan
terkadang mereka bertanya-tanya tentang kesalahan
mereka. Ketika mereka salah mereka minta untuk ditegur
dan ketika mereka benar ya kita harus puji mereka.
4. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Banyak karyawan yang merasa nyaman. Part time
maupun full time kepada atasan tidak ada yang mengeluh.
Di sini semua bekerja dengan nyaman dan tentram.
5. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Sama halnya dengan feed back ya. Atasan tidak boleh
subjektif dan harus melihat langsung. Kalau kita sebagai
atasan melakukan kesalahan atasan juga sering
mendapatkan mendapatkan feed back dari bawahan dan
bawahannya pun sebaliknya. Ketika bawahan itu kita
tegur mereka harus terima masukan dari atasannya juga.
6. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Penting bagi mereka semua untuk mendapatkan
informasi, karena dengan informasi tersebut mereka dapat
mengukur pencapaian mereka selama bekerja di
Wingstop. Ketika mereka sudah mencapai tingkat
kemampuan yang optimal, mereka harus mencapai ke
jenjang berikutnya seperti dari status part time ke full
time.
7. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
Page 143
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Karyawan part time dengan karyawan full time terkadang
tidak saling jujur dan tertutup. Jika part time atau full time
kepada atasan mereka sangat jujur dan terus terang.
Sedangkan untuk di level manajemen terbuka satu sama
lain agar hubungan dari atasan ke bawahan menjadi lancar
dan baik.
8. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Penting di sini untuk berkonsultasi. Di sini banyak ruang
untuk berkomunikasi dan berkonsultasi kepada
manajemen bagi karyawan-karyawan, bahkan di luar jam
kerja. Contohnya ketika pulang kerja kami semua
nongkrong sambil ngobrol-ngobrol masalah yang lain,
kumpul bareng di suatu tempat, jadi tidak hanya di
lingkup pekerjaan, di luar pun saat libur tetap dapat
informasi dan berkomunikasi lewat grup di Whatsapp.
9. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Semua personel di sini dapat mengatakan isi pikiran
mereka. Semua masukan itu kita harus terima, mau itu
positif atau negatif kita harus bisa saring asalkan
informasi itu baik untuk perusahaan.
10. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apakah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Untuk semua personel relatif mudah untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan. Karena ketika
mereka bekerja pasti mereka membutuhkan segala
informasi dan langsung menanyakannya kepada
manajemen.
Page 144
11. Adakah perhatian yang serius kepada kesejahteraan
semua personel penting bagi manajemen seperti
pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Sebetulnya yang sejahtera itu manajemen dan full time.
Part time bisa dikatakan belum sejahtera. Kalau dilihat
secara keseluruhan karyawan yang sejahtera itu baru
seperempat lah. Sisanya belum bisa dikatakan sejahtera.
12. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan? Bagaimana pun yang bekerja itu sebenarnya kan bukan atasan.
Melainkan bawahan atau personel-personel yang di bawah. Jadi
mau tidak mau kami sebagai atasan harus mendengarkan keluh
kesah dari bawah sehingga kami bisa menjadi tim yang baik
dan mencapai target yang telah ditentukan.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Amirrudin
Jabatan : Manajer
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Selama ini memang karyawan sungguh-sungguh dalam
bekerja karena ini menyangkut harganya Wingstop.
Perihal komitmen saya tunjukkan dari diri saya sendiri
Page 145
dulu sehingga memberi contoh kepada karyawan salah
satunya dengan tidak memakan produk saat operasional.
2. Apakah atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan mereka?
Di sini itu sangat menerapkan kerjasama tim. Kalau kita
di sini sudah saling percaya ya itu akan terwujud. Tapi
kalau dari awal sudah tidak saling percaya kinerjanya juga
akan runtuh.
3. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
perusahaan yang relevan dengan kedudukan mereka?
Di sini selalu berkomunikasi perihal kebijakan dan
manajemen juga selalu komunikasi kalau ada kebijakan.
Hampir semua karyawan berkonsultasi perihal kebijakan,
contohnya tentang hak untuk cuti, tunjangan hari raya,
public holiday (PH), dan masalah over time jam kerja.
4. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Saya merasa karyawan-karyawan memiliki kepercayaan
karena mereka terlihat menyerahkan semua kebijakan itu
kepada saya seperti mengatur semua jadwal mereka,
perihal gaji mereka percayakan kepada saya. Kalau yang
masalah kejujuran, mereka baru jujur biasanya karena
terdesak. Sebelumnya ada kejadian atau masalah dari
salah satu karyawan di sini hingga karyawan tersebut
mendapat sanksi tegas, akhirnya semua personel di sini
melihatnya sebagai peringatan bagi mereka. Bisa
dikatakan sekarang mereka jujur dalam setiap
aktifitasnya, walaupun mereka melakukan kesalahan,
mereka sudah bisa terus terang kepada atasan mereka.
Jadi seandainya ada masalah lebih baik untuk diselesaikan
di hari itu juga.
5. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Page 146
Mereka selalu menginformasikan hal-hal yang penting.
Biasanya seperti stok barang, persediaan bahan baku yang
menipis saat operasional segera diinformasikan sebelum
barang tersebut habis. Saya pun memberi feed back
dengan menilai apa yang mereka informasikan tersebut
baik dan menunjukkan kalau mereka teliti dalam
opersional sehingga tidak membuat karyawan lain kena
imbasnya.
6. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Ya, para karyawan di sini saling berkoordinasi. Salah
satunya di station pilot yang selalu mengkoordinasikan
dan menguasai semua produk hingga kualitas produk
sampai produk tersebut berada di meja pelanggan. Saat
pesanan masuk, pilot mengkoordinasikan ke semua
station dengan menyebut makanan apa yang dibeli
sehingga semua station mendengar dan membuat
makanan tersebut.
7. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Perihal kejujuran mungkin dinilai biasa aja di sini.
Mereka biasanya kalau sudah terdesak baru
berterusterang. Salah satunya mesin kopi saringannya
patah, karena udah ditemuin manajemen baru ngaku.
Sebenernya kalau mereka ngaku itu solusinya ada. Di area
belakang biasanya barang-barang ada yang hilang salah
satunya kaya pisau dan kape. Selama ngga terdesak tuh
ngga jujur. Selama ini saya sudah melakukan treatment
agar semua jujur setiap saat. Untuk sekarang sih jauh
lebih baik perihal kejujuran ketimbang dulu. Sekarang
karyawan kalau melakukan kesalahan langsung
mengakuinya saat itu juga.
Page 147
8. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Sangat banyak ruang komunikasi di sini. Kita bisa lewat
grup Whatsapp, via handphone, sambil nongkrong. Bisa
dikatakan tanpa batas dan setiap waktu.
9. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Ada yang malu-malu ada yang terusterang, ya gak
semuanya karyawan terusterang. Saya selalu ingetin
mereka untuk tidak takut mengutarakan keluhan di sini.
10. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apakah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Ya dapat dengan mudah, kaya masalah SOP kan ada job
add. Semua di sini tidak ada yang ditutup-tutupi.
11. Adakah yang serius kepada kesejahteraan semua
personel penting bagi manajemen seperti pentingnya
tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Di sini mengutamakan kesejahteraan sih. Kalau kerja
sudah sejahtera kita ngejar sales-nya lebih enak. Aset
perusahaan itu kan termasuk karyawan. Hak-hak
karyawan juga harus terpenuhi biar balence juga untuk
tujuan perusahaan.
12. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan?
Agar ke depannya lebih baik dan masalah mereka
terselesaikan kita harus mendengarkan semua saran dan
Page 148
laporan masalah mereka. Biasanya mereka bertanya
tentang hak-hak mereka sebagai karyawan, ya kita jelasin.
Mereka meminta haknya dulu nah kita juga minta
kewajiban mereka. Biasanya masalah gaji karena jam
kerjanya beda-beda dan di sini sebagian ada yang kuliah,
mau ngga mau yang kuliah itu gajinya kecil karena
bentrok sama jam kuliah. Ada juga ketika ayam habis
mereka merasa ngga nyaman, harusnya mereka datang ke
store untuk kerja malah harus mengambil barang ke store
lain. Mereka memberi saran untuk memesan ayam lebih
banyak lagi dan untuk manajemen selalu ngecek ayam
supaya ngga kekurangan. Untuk masalah dari FOH
keluhannya seperti ayam yang lama matangnya untuk
disajikan ke pelanggan. Mereka ngasih saran supaya BOH
harus lihat kondisi agar tidak terjadi keluhan dari
pelanggan karena menunggu makanan yang lama.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Bunga Septia
Jabatan : Front of House part time
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Personel di sini sangat menunjukkan komitmen mereka.
Salah satunya yang paling diutamain dengan tepat waktu,
harus sesuai dengan SOP yang ada di sini. Terus contoh
lainnya dengan menjual caramel custard yang merupakan
menu baru dari kita untuk menaikkan sales.
Page 149
2. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Kadang kalau kita melakukan kesalahan kita ngga
langsung bilang ke atasan, paling kita komunikasi dulu
sama karyawan lain harusnya gimana, baru ke atasan kita.
3. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Sangat penting karena jika kita ngga informasikan
langsung bakal berdampak buruk dan bahkan dimarahin
juga kalau kita ngga bilang dan diam aja karena ini kan
berkaitan dengan perusahaan.
4. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Kita kerja di sini semuanya dengan kerja sama tim, jadi
harus lebih peka dan ngga main andal-andalan. Misalkan
saya posisinya di kasir maka sebisa mungkin mampu
handle yang lain juga, jangan cuma di kasir aja.
5. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Misalkan salah satu dari tim melakukan kesalahan ngga
mau pada ngaku, jadi harus komunikasi dulu di grup.
Kadang ada juga dari tim kita yang mengaku. Cuma
masih butuh kejujuran juga, karena kan di sini kerjasama
tim.
6. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
Page 150
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Biasa aja, tergantung suasana. Iya sih kadang ada, apa lagi
kalau untuk masalah jadwal. misalkan kalau ada yang
mau tukeran jadwal atau ada acara selalu komunikasi.
7. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Engga sih, beda. Misalkan kita dengan sesama karyawan
kalo ngomong blak-blakan. Kalo sama atasan ga bisa kalo
ngomong blak-blakan.
8. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apakah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Informasi dari pekerjaan ini kan udah ada grupnya, jadi
kalo ada apa-apa ya kita harus tau. Gampang sih tinggal
nanya doang kalau ada apa-apa.
9. Adakah perhatian yang serius kepada kesejahteraan
semua personel penting bagi manajemen seperti
pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Pasti mereka selalu mengutamakan sales baru ke
kesejahteraan karyawannya. perihal kesejahteraan saya
pernah mendapat insentif waktu lebaran. Ngga banyak sih
tapi lumayan.
10. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan?
Pernah ada pelanggan yang ngeluh dan kita ngga bisa
menyelesaikannya sendiri karena kita harus lapor ke
manajemen. Perihal saran paling masalah jadwal.
Page 151
11. Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada
karyawan di Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD?
Biasanya sih kaya buat ngasih orderan ke customer
khususnya kaya Gojek juga. Misalkan ada yang salah, ada
yang ketinggalan minum atau makanan yang ketinggalan
kita selalu info ke atasan. Ada juga misalkan kita ngasirin
customer nih, dia maunya bentuk dine in atau take away
tapi kita masukinnya malah ke Gojek atau Grab Food.
Jadi kita selalu info juga, “ini solusinya gimana pak?
Ngga apa-apa atau kaya gimana?”. Terus kaya masalah
kerusakan barang-barang di store. Itu kita selalu bilang
juga kerusakannya tuh apa, selalu info biar dia kasih
solusi itu harus kaya gimana. Misalkan mesin Nescaffe
kabelnya itu tiba-tiba copot, itu ngga tau rapuh atau kaya
gimana. Jadi, saya info sama atasan yang incharge di hari
itu. Yaudah saya telepon ke orang perusahaannya biar
diperbaiki lagi.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Novia
Jabatan : Font of House part time
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Tergantung orangnya sih. Ada yang jalanin komitmen
untuk naikin sales, ada juga yang biasa aja. Cuma
beberapa orang doang yang saya lihat yang bisa pegang
komitmen.
Page 152
2. Apakah atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan mereka?
Saya lihat atasan di sini terkadang kaya di satu sisi bilang
seperti ini, tapi di lain waktu dia ngelakuin juga. Jadi apa
yang dia bilang kemarin ngga sesuai di kemudian hari.
Secara keseluruhan lebih banyak jujurnya sih untuk atasan
di sini.
3. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
perusahaan yang relevan dengan kedudukan mereka?
Ya, karena kalau kita tidak berkonsultasi ke atasan jadi
berdampak ke kita juga. Misalkan kita part time, part time
kan dihitung per-jam. Kalau kita lagi butuh banget pasti
kita konsultasi dan minta ke atasan “pak, boleh ngga sih
kita dimasukkin banyak?”. Terus misalkan ada teman kita
yang bermasalah kita biasanya ngga ngomong ke teman
kita itu, biasanya lebih banyak ngomong dulu ke atasan
“pak, kenapa sih anak ini kaya gini?”.
4. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Kalau menurut saya pribadi, yang saya lakuin apa adanya.
Tapi untuk yang lain kalau ada kesalahan sedikit ada yang
bisa jujur ada yang engga. Atasan kita pasti udah tau lah
anak ini kaya gimana. Jadi kaya udah tau kriteria masing-
masing anak. Secara keseluruhan mereka jujur dan punya
kepercayaan juga ke atasan.
5. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Balik lagi ke yang tadi, informasi itu penting. Tergantung
informasinya juga kaya ada pelanggan complain gitu terus
kita langsung ngasih tau atasan. Ngga mungkin kita
ngelakuin sendiri tanpa ada persetujuan dari atasan.
Biasanya informasi berupa kesalahan dari teman atau diri
saya sendiri, atasan sangat menghargai karena sudah jujur.
Page 153
6. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Ya, emang setiap atasan pengen yang terbaik buat store-
nya. Tapi balik lagi ke personelnya juga. Ada yang
langsung jalanin apa yang disuruh atasan ada yang biasa
aja. Di sini saling koordinasi contohnya saat ke toilet, kita
minta tolong di-back up ke orang yang kita percaya.
7. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Menurut pandangan saya, ada orang yang bisa dipercaya
dan ada yang engga. Kemarin ada salah satu kejadian soal
kelebihan nominal harga pada pembelian via Gojek, kita
main salah-salahan gitu. Karena pas week end ngga
mungkin kita pegang kasir terus-terusan karena pasti haus,
serak pasti kita minta gantian. Nah pas di situ banyak
orang yang pegang (kasir). Saat closing baru terlihat ada
yang salah dan ngga ada yang mau terus terang. tapi lebih
banyak jujurnya sih.
8. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Ya, karena komunikasi dari mana aja bisa. Bisa dari grup
Whatsapp, kalau ngga SMS, saat istirahat, langsung ke
office pasti langsung komunikasi kalo ada masalah.
Misalnya kaya saya yang mau kuliah, konsultasi dulu ke
pak Amir. Sebelumnya memang saya ngga diizinin untuk
kuliah sambil kerja, tapi karena ada salah satu personel
yang keluar saya diizinin.
Page 154
9. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Kadang ada rasa segan dengan atasan. Jadi kalau ragu
ceritanya ke teman aja.
10. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apaah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Apa pun itu pasti di-share di grup. Kaya kemarin kita
semua outting ke puncak, semua biaya yang kita kasih itu
dibuat rinciannya untuk apa.
11. Adakah perhatian yang serius kepada kesejahteraan
semua personel penting bagi manajemen seperti
pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Ya, sama penting. Kaya BPJS dam insentif lebaran kita
semua dikasih.
12. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan?
Ya, contohnya kaya pas ada promo, biar pada hapal jadi
kasih saran ke atasan supaya di-print catatannya.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Sutrana
Jabatan : Back of House part time
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
Page 155
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Kalau kita punya komitmen pasti kita bisa bekerja sama
dengan baik. Di sini kelihatan komitmen antarpersonel.
Masing-masing personel memunyai komitmen jadi
mereka menunjukkan kualitas kinerja yang baik. Pertama
on time kedatangan sama loyalitas jauh lebih banyak.
2. Apakah atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan mereka?
Ya, setuju, kalau atasan memiliki kepercayaan dan
kejujuran itu penting ya. Kalau masalah kepercayaan
atasan itu percaya sama kita kalau kita itu benar-benar
bisa kerja, bekerja sama, handle semua operasional, jadi
mereka percaya sama kita. Kejujuran itu penting bagi
atasan, jadi ngga ada yang ditutup-tutupin antara atasan
dengan bawahan.
3. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
perusahaan yang relevan dengan kedudukan mereka?
Ya, kita kerja pasti ingin mencari yang lebih selain gaji
pasti ada jabatan, kedudukan. Kita benar-benar
berkomunikasi sama atasan, bagaimana caranya kita
caranya naik jabatan dan lain-lain.
4. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Kita sebagai bawahan harus tunjukkan kualitas kita, kita
percayaain semua apa yang udah diatur oleh atasan kita,
kita lakuin. Terus kalau ada apa-apa kita harus jujur.
Misalkan kesalahan apa, kekurangan, kehilangan, kita
harus jujur sama atasan kita. Selama saya di sini terlihat
semuanya jujur ya, dari gramasi semua ngga ada yang
melenceng dari standar operasional perusahaan.
Page 156
5. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Misalkan kita lagi ada masalah gas bocor kita terus cepet
kasih informasi ke atasan kita, jadi biar atasan kita
langsung handle semuanya. Kita udah percaya sama
mereka, mereka pasti juga percaya sama kita. Pernah sih
ada masalah orderan dan kita kehabisan stok, kita kasih
informasi ke atasan dan langsung diusahakan oleh mereka
supaya ada dari mana pun barangnya dan langsung
datang.
6. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Ya, misalkan kita dapat informasi dari perusahaan
masalah kekurangan atau apa kita bisa koordinasikan ke
teman-teman, contohnya ada teman kita yang sakit kita
handle dan itu meningkatkan kemampuan kita, bantu
teman juga meningkatkan kualitas kita dan kepercayaan
perusahaan.
7. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Ya, antarkaryawan ngga cuma kerja ya di sini jadi semua
bersahabat di sini, jujur, terlihat apa adanya, ngga ada
yang ditutup-tutupin. Misalkan teman kita ada masalah di
rumah kita bisa bantu, sharing, kasih masukkan. Di sini
terbuka kalo ada masalah, misalkan ada masalah dari tim
kita, atasan kasih tau dan nerangin ke semua, terus yang
salah juga jujur, terus terang kenapa bisa kaya gitu. Jadi
kita cari solusinya.
Page 157
8. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Di mana aja kita bisa konsultasi sama atasan, misalkan di
rumah atau di jalan mengenai operasional atau barang
yang kurang kita bisa cerita. Contohnya misalkan besok
tanggal merah nih jadi harus banyak “amunisi” yang kita
siapin, kesiapan personel sama stok-stok barang kita harus
siapin. Konsultasi ngga harus di store. Di mana aja sih,
ruang komunikasi tuh terbuka.
9. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Kita udah saling percaya, terbuka, jadi kalau ada apa-apa
kita langsung bilang. Ada beberapa personel yang segan
karena dia masih baru. Misalkan dia benar dan kita salah
jadi timbulnya dia ngomongnya sama yang lain.
10. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apakah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Mudah juga dapat informasi di sini. Alasannya banyak
sih, sebentar-sebentar udah ada perubahan, misalnya
informasi baru store lain sales-nya lebih tinggi, gimana
caranya kita harus lebih tinggi daripada mereka.
11. Adakah perhatian yang serius kepada kesejahteraan
semua personel penting bagi manajemen seperti
pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Iya, jadi kita ngga dipandang rendah sama atasan kita.
Mereka butuh sales tinggi berarti mereka butuh kinerja
kita. Kalau mereka butuh kinerja kita, kita tingkatin
kualitas kinerja kita supaya sales kita tinggi, bertambah
juga jam kerja kita karena kita di sini kan dibayar per-jam.
Semakin lama kita bekerja semakin tinggi pendapatan
Page 158
kita. Di sini THR kita diperhatiin, Jamsostek kita dibuatin,
gaji kita dinaikkin setiap tahunnya. Jadi sama pentingmya.
12. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan?
Mereka benar-benar mendengarkan apa yang kita mau
dan mereka mendapatkan apa yang mereka mau dari kita.
Mereka juga memberikan saran ke kita juga ngga
sembarangan, bukan semata-mata karena butuh tenaga
kita aja. Mereka juga mensejahterakan dan arahan-arahan
gimana baiknya ke depan.
13. Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada
karyawan di Divisi Back of House Wingstop AEON
BSD?
Penerapan kejujuran kita ada beberapa aspek ya kan.
Pertama kejujuran masalah hilang barang, rusaknya
barang. Setiap tim BOH selalu koordinasi ya jika ada
yang rusak mereka langsung konfirmasi ke atasan dan
mereka mengakui kalau itu mereka yang ngerusak atau
salah satu dari tim mereka yang ngerusak. Mereka
langsung kasih informasi ke atasan. Yang ke dua
kejujuran tentang gramasi produk, misalkan kaya kentang
atau ayamnya harusnya berapa jadi berapa. Kita bener-
bener sesuai jadi ngga ada yang ditutup-tutupin. Misalkan
kentang harusnya dua ratus gram ya kita kasihnya dua
ratus gram, gitu kan. Jadi kalau bisa kita ngga mungkin
kasih kurang. Kalau pun ada lebih ya kita usahakan
semaksimal mungkin. Yang ketiga kejujuran tentang
makanan. Kalau di Wingstop BOH kita ngga boleh
walaupun ada produk sisa kita ngga boleh makan asal atau
pun kita bilang dulu “pak, ni boleh makan ngga?” itu ngga
boleh kecuali tes produk. Itu kita lakukan sebelum jam
operasional, itu baru tes produk. Kita lihat dulu
kondisinya, kalau masih bagus kita ngga perlu tes produk.
Kalau pun kurang bagus kita harus tes produk dulu, layak
atau tidaknya keluar produk tersebut, gitu. Di BOH jam
masuk, jam break paling jarang sih yang telat-telat gitu.
Page 159
Harusnya mereka break satu jam mereka sudah masuk
sebelum satu jam. Paling ya sekali pun ada yang lebih,
lebih satu atau dua menit.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Lavenia
Jabatan : Asisten Manajer
Waktu Wawancara : Senin, 13 Agustus 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
1. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
menunjukkan komitmen terhadap tujuan kinerja
tinggi (produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah)?
Ya, di Wingstop AEON untuk produktifitasnya itu
memang harus yang tinggi karena di sini kita tidak harus
bekerja saja tetapi harus ada suatu hal yang dikomitkan
untuk menghasilkan produktifitasnya lagi. Kualitasnya
juga harus tinggi. Kualitas tinggi bukan hanya dari sales,
tapi dilihat dari kinerjanya. Kinerjanya itu dilihat dari
bagaimana menjalankan standar operasional yang telah
ditentukan dari perusahaan. Untuk biayanya sendiri dalam
bisnis kan memang kita bisa lihat kalau franchise di
Indonesia banyak harus yang dipertimbangkan. Di
Indonesia untuk pasar chicken wings itu memang lumayan
sudah mulai berkembang dan kita bisa lihat kalau di
Wingstop untuk harganya sendiri tidak murah, melainkan
kita di kelas menengah dan mengengah ke bawah, bisa di
lihat dari menu dan harganya sendiri. Jadi untuk biaya
rendah kita juga harus lihat target pasarnya. Di Wingstop
itu target pasarnya bukan hanya menengah tapi juga
menengah bawah, jadi untuk pasar chicken wings yang
sudah banyak kita juga harus meningkatkan kualitas
Page 160
supaya tidak kalah bersaing dengan yang lain dengan
modal biaya yang cukup terjangkau dibandingin pasar
atau kompetitornya. Kalau untuk menekan biaya sendiri
tentu bukan dari karyawan Wingstop ya, karena untuk
penjualan sendiri ada bagiannya bukan ranah karyawan
untuk masalah biaya rendah. Tapi kalau perihal biaya
rendah kita bisa dilihat dari bagaimana cara pemakaian
aset. Pemakaian aset itu bisa ditekan apabila karyawannya
itu punya kinerja yang luar biasa seperti menjaga barang-
barang, aset store dimana hal itu bisa menekan biaya dari
pengeluaran perusahaan. Misalnya kamu mau lihat dari
penjualan ayamnya itu bukan ranah kita, tapi kalau
melihat dari karyawan itu menekan biaya rendah ya
dilihatnya dengan cara bagaimana karyawan bisa menjaga
aset dari perusahaan. Di Wingstop AEON dari pihak
manajemen terus berkembang, terus meningkatkan untuk
komitmen terebut. Di Wingstop AEON sendiri sudah
mencerminkan hal itu tapi kita dari pihak manajemen
untuk menjaga komitmen itu sendiri tentu harus ada
peraturan untuk menjaganya biar produktifitas mereka tuh
juga meningkat, dan itu berprogres karena setiap
Wingstop itu, termasuk Wingstop AEON juga pasti punya
targetnya sendiri untuk maintance “anak-anaknya”
2. Apakah atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan mereka?
Ya, untuk atasan sendiri, Wingstop itu memiliki slogan
bahwa “integrity is number one”, saya setuju soal itu.
Untuk dari atasan terlihat memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada bawahan itu pasti, pasti kita
terapkan ke semua karyawan kita. Untuk perusahaan
integrity is number one, jadi atasan harusnya memiliki
rasa percaya kepada bawahannya. Untuk kepercayaan
harus dibarengi dengan pembuktian, sebagai contoh
atasan harus memberikan kepercayaan untuk manage
store-nya itu ke bawahannya karena setiap store itu ngga
berjalan kalau dari lini atas dan bawahnya tidak ada saling
pervcaya. Jadinya atasan pasti akan selalu memiliki rasa
kepercayaannya kepada bawahannya, seperti itu. Kalau
masalah percaya sih percaya karena kita satu tim. Ngga
Page 161
bisa kalau kita ngga percaya. Mau ngga mau harus
percaya ngga percaya, dilihat dengan double check
dengan apa yang mereka kerjakan. Kita kan pasti
delegasiin kerja, ya kan? Misalkan “Kin, lu hitung ayam
ya ada berapa”, “segini bu”. Ketika ngga yakin dengan
apa yang mereka omongin kita harus melihat lagi kan,
double check lagi kan? Nah di Wingstop itu ya seperti itu
menurut saya. Kita menanamkan kepercayaan. Tapi
apapun yang dilakukan oleh bawahan harus kita double
check, gitu. Kalau dilihat double check itu adalah
mencerminkan kepercayaan atau ngga sih?”, “kenapa sih?
Kan kalau percaya ya berarti lu percaya sama dia. apa
yang dia omongin ya lu harusnya percaya dong sama dia”,
ya ngga bisa begitu, kenapa? Karena ya atasan yang
bertanggungjawab penuh terhadap bawahannya. Misalnya
ada apa-apa, balik lagi. Atasan yang menjadi tanggung
jawab dari si bawahannya. Jadi, kepercayaan itu menurut
saya bentuknya relatif gimana atasannya itu melihat orang
itu. Integritas itu susah, kenapa? Karena dilihat dari
karakternya dia, gimana lingkungannya dia, ya kan? Terus
di suruh masuk di dunia kita yang dimana kita harus
saling terbuka, harus saling jujur, harus saling percaya.
Tapi kan kita ngga tau latar belakangnya gimana, kita
ngga tau lingkungannya di rumah seperti apa. Jadinya
balik lagi, gimana cara kita ngelihat orang. Karena setiap
karyawan yang kita temuin kan beda-beda.
3. Apakah personel di semua tingkat dalam wingstop
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
perusahaan yang relevan dengan kedudukan mereka?
Jadi, untuk Wingstop AEON sendiri dalam setiap
tingkatan itu harus saling berkomunikasi dan
berkonsultasi karena untuk menjalankan sebuah bisnis
termasuk Wingstop ini tentu harus ada komunikasi yang
berjalan mulai dari tingkat atas ke tingkat bawah, kenapa?
Karena komunikasi itu adalah cara utama bagi sebuah
perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan. Jadinya,
komunikasi itu sangat penting apalagi kalau misalnya
komunikasinya dibarengi konsultasi. Untuk konsultasi
sendiri kita juga pasti akan menemukan beberapa masalah
Page 162
kan dimana di setiap lini akan saling berkomunikasi dan
saling bertukar pikiran yaitu caranya dengan berkonsultasi
satu sama lain. Tujuannya ya itu, untuk mencapai sebuah
“tujuan”. Wingstop sendiri karena kita kan mainnya dari
sales berarti targetnya adalah sales. Untuk mencapai
target sebuah sales tentu kita harus komunikasi, ya kan?
Komunikasi, gimana caranya kita bisa mencapai tujuan
tersebut, seperti itu. Untuk konsultasi, dalam setiap
operation apalagi dunia F&B pasti akan selalu ada
masalah setiap harinya. Entah mulai dari lini ini, lini itu.
Untuk mencapai sebuah tujuan bukan hanya dengan
komunikasi saja, tapi kita juga harus berkonsultasi karena
setiap hari akan selalu ada masalah dan konsultasi itu
adalah pemecahan sebuah masalah untuk mencapai
sebuah tujuan.
4. Apakah bawahan memiliki kepercayaan dan
kejujuran yang tinggi kepada atasan mereka?
Ya, karena bawahan harus percaya. Untuk mencapai
sebuah tujuan ya kita hatus saling percaya terutama untuk
bawahan. Kenapa bawahan harus percaya sama atasan?
Karena atasannya itu adalah kepala dari bawahan, jadi
gimana pun bawahan berarti gimana atasannya. Kalau
kejujuran itu adalah proses penanaman karakter atau sifat
dari diri bawahannya. Untuk menanamkan kejujuran tentu
kita harus meningkatkan kepercayaan si bawahan bahwa
apa pun yang dilakukan atasan atau larangan yang
dilakukan atasannya itu adalah demi kebaikan mereka.
Jadi, atasan memberikan suatu larangan atau tindakan
yang menurut mereka salah dan mungkin bawahan tidak
setuju mungkin bawahan harus lebih percaya kalau apa
yang dilakukan atasan itu adalah demi kebaikan tujuan
bersama. Jadi, untuk kejujuran sendiri dari bawahan sih
itu harus dipupuk karena menyangkut karakter dan sifat
dari bawahannya itu sendiri. Untuk kejujuran sendiri di
Wingstop AEON sih sudah mulai baik, kenapa? Karena
kita menerapkan sifat terbuka antara bawahan ke atasan.
Kenapa sifat terbuka? Karena apa pun yang dilakukan
bawahan itu adalah tanggung jawab dari atasan. Jadi,
kalau misalnya bawahannya melakukan tindak yang ngga
Page 163
jujur, otomatis itu akan berpengaruh kepada atasannya,
seperti itu. Untuk di Wingstop AEON sendiri saat ini
untuk kejujurannya sudah sangat baik menurut saya
karena untuk berbagai masalah yang mengenai kejujuran
itu hampir semuanya tidak ada. Karena ya itu, kita sama-
sama saling percaya. Kalau kita sama-sama saling
percaya, saling berkomitmen pasti satu sama lain akan
memberikan yang terbaik juga antara atasan dengan
bawahan atau bawahan dengan atasan.
5. Apakah informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan
hal yang sebaliknya?
Ya, untuk informasi dari bawahan itu menurut saya cukup
penting, kenapa? Karena informasi yang disampaikan dari
bawahan ke atasan dan dari atasan ke bawahan itu
menurut saya jadi wujud penting untuk membangun
sebuah kepercayaan antara atasan dan bawahan.
6. Apakah semua personel menerima informasi yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan
personel lain dan informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpinnya, dan rencana-rencananya?
Setiap personel itu pasti menerima informasi. Informasi
ini berhubungan dengan komunikasi pastinya, ya kan?
Informasi yang di dapatkan itu adalah untuk
meningkatkan kemampuan mereka, kenapa? Karena untuk
standar operasional harus diinformasikan setiap hari
terutama untuk karyawan Wingstop sendiri yang bekerja
secara operasional dan shift by shift, ganti shift setiap
jamnya atau setiap beberapa jamnya tentu harus
berkoordinasi untuk menukarkan informasi satu sama
lainnya. Jadi, tentu untuk informasi itu sendiri
berpengaruh kepada peningkatan kemampuan mereka
dalam pekerjaan karena pekerjaan dalam Wingstop itu
harus kerjasama tim, ngga bisa kita main sendiri atau
individual. Karena satu tim harus koordinasi satu sama
Page 164
lain untuk pekerjaannya. Koordinasinya itu seputar
operation karena untuk karyawan sendiri kan bisa dilihat
mereka kerja ya untuk operation mulai dari preparation,
penerimaan barang, kualitas produk dan yang lain-lainnya
itu harus dikoordinasikan antara karyawan satu dengan
karyawan yang lain karena kita kerja tim.
7. Apakah suasana umum yang dipenuhi
keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi
hubungan antarkaryawan di semua bagian Wingstop
AEON?
Ya, menurut saya keterusterangan di Wingstop AEON itu
harus, kenapa? Karena kalau kita ngga terusterang berarti
ada yang diumpetin-umpetin dong. Diumpet-umpetin itu
berarti membuat kemungkinan membangun suatu
ketidakpercayaan antara satu dengan yang lainnya. Di sini
keterusterangannya cukup kuat karena ya itu, kita kerja
tim. Kalau kita ngga terus terang berarti kita masing-
masing, ngga akan jalan operation-nya.
8. Adakah ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh
personel untuk berkonsultasi dengan tingkat
menajemen yang berada di atas mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
perusahaan?
Ruang komunikasi bagi karyawan itu terbuka dan tersedia
lebar ya. Komunikasi itu kan setiap orang punya caranya
masing-masing. Untuk manajemen pun harus terbuka
terhadap karyawannya. Membuka semua akses informasi
dan komunikasi kepada bawahannya. Jadi, ruang
komunikasi bawahan ke atasan itu banyak banget cara
apalagi untuk pengambilan keputusan karena walaupun
operation itu dikerjakan oleh bawahan tapi setiap
pengambilan keputusan dilakukan oleh atasan. Jadi,
apapun yang dilakukan bawahan harus ada persetujuan
dari atasannya. Untuk caranya itu ya saya kembali lagi,
setiap orang punya caranya masing-masing untuk saling
berkomunikasi dan atasan sendiri membuka lebar
komunikasi yang mereka lakukan untuk pengambilan
sebuah keputusan. Contohnya mulai dari masak nasi yang
merupakan salah satu hal penting dalam sebuah bisnis
Page 165
F&B terutama Wingstop dimana makanan pendamping
utamanya dari ayam pasti harus ada nasi terlebih orang
Indonesia, ya kan? Masak nasi kan pasti selalu ada
estimasi tapi terkadang bagi bawahan untuk estimasinya
itu kurang bisa melihat bagaimana traffict-nya, bagaimana
penjualannya dan lain-lainnya. Jadi, keputusan untuk
masak nasi saja pengambilan keputusannya tetap kepada
atasan karena masak nasi itu termasuk dalam cost kalau di
Wingstop. Jadi, itu hal yang utama. kebanyakan mereka
kalau mau masak nasi suka bingung harus berapa, harus
masak atau engga kah karena harus dilihat dari traffict
store-nya sendiri.
9. Apakah semua personel dapat mengatakan “isi
pikiran mereka” tanpa memandang apakah mereka
berbicara dengan bawahan atau dengan atasan?
Menurut saya sih biasa aja ya, kenapa? Walaupun di luar
kita berhubungan secara pribadi tapi tetap di dalam
operation terutama perusahaan harus ada batas-batas yang
harus dilakukan atasan ke bawahan atau bawahan ke
atasan. Misalnya ada hal-hal yang ngga harus diomongin
atasan ke bawahan karena job desk-nya beda dan
sebaliknya ada hal-hal yang ngga karyawan sebutkan
kepada atasannya. Itu termasuk attitude atau norma-
norma dalam berkomunikasi antara bawahan dan
bawahan. Bawahan bisa aja mengeluarkan isi pikiran
mereka tapi tetap saja bawahan harus berpikir lagi
mengenai apa yang harus mereka kemukakan kepada
atasannya karena setiap isi pemikiran mereka harus
ditanggungjawabkan, harus ada alasannya. Kalau hanya
asumsi dari si bawahan itu hanya menghasilkan konflik
aja karena pemahamannya berbeda antara bawahan ke
atasan.
10. Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, apakah
semua personel relatif mudah memperoleh informasi
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka
saat itu?
Ya, untuk karyawan relatif mudah untuk memperoleh
informasi. Selain informasi rahasia yang hanya diketahui
Page 166
oleh atasan, bawahan itu sangat-sangat mudah, karena
kalau ngga mendapatkan informasi untuk produktifitas
mereka dan kualitas mereka akan turun karena semuanya
itu ya menyangkut dengan komunikasi dan informasi.
Jadi, atasan sendiri pasti harus memiliki fasilitas yang
lebih agar bawahan dapat lebih mudah mengetahui
informasi-informasi apa saja yang mereka harus lakukan,
kerjakan, mengenai instruksi yang mereka harus lakukan
dan dari atasan harus punya fasilitas itu kepada bawahan
karena berpengaruh terhadap produktifitas mereka dan
kualitas mereka sendiri. Untuk meningkatkan kualitas
bawahan penting untuk bawahan dapat dengan mudah
mencari informasi dari atasan karena semua informasi
pasti dari atasannya, semua standar operasional
perusahaan atasan lebih tau. Untuk mencapai tujuannya
itu bukan hanya kita ngelihat dari hasil yang didapetin ya,
tapi bagaimana prosesnya, dari bagaimana mereka bisa
berkembangnya. Tentu caranya dengan komunikasi dan
menyebarkan informasi secara mudah. Untuk Wing Net
sendiri sih itu informasi dasar dan basic yang harus
dikuasai oleh bawahan, untuk tau standar operasional
yang sebenarnya.
11. Adakah perhatian yang serius kepada kesejahteraan
semua personel penting bagi manajemen seperti
pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi?
Kesejahteraan karyawan sendiri itu penting karena
kesejahteraan karyawan itu sangat berpengaruh kepada
kinerja mereka, produktifitas mereka. Kalau dari
manajemen internalnya sendiri semaksimal mungkin akan
memberikan kesejahteraan kepada mereka walaupun ada
beberapa peraturan yang tidak mendukung kesejahteraan
tersebut, tapi menurut kita sebagai manajemen untuk
kesejahteraan itu sangat penting karena akan berpengaruh
terhadap kualitas kerja mereka.
12. Apakah atasan di semua tingkat dalam wingstop
AEON mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikiran luas mengenai semua saran atau laporan
Page 167
masalah yang diajukan oleh personel pada semua
tingkat bawahan dalam perusahaan?
Dari Wingstop AEON sendiri dari semua tingkatannya
pasti akan mendengarkan secara kesinambungan satu
dengan yang lainnya. Contoh ya, operation kan tentu
mereka yang tau gimana produknya, gimana kualitas
produknya. Atasan biasanya hanya menerima laporan dari
mereka salah satunya informasi dari bawahan mengenai
beberapa produk yang habis atau beberapa produk yang
tidak ada, jadi bawahan memberikan saran atau laporan
tersebut kepada atasan untuk masalah produk yang habis
itu. Di Wingstop sendiri untuk masalah produk yang habis
itu adalah salah satu hal yang tidak boleh sampai terjadi
karena Wingstop sendiri melarang bahwa untuk produk
itu dibilang tidak ada atau habis kecuali ada kendala dari
supplier atau pun yang lainnya. Untuk kesinambungan
tentu dari informasi barang tersebut atasan akan
melakukan beberapa cara agar masalah tersebut dapat
dipecahkan. Jadi, di Wingstop AEON itu sangat-sangat
luas untuk kita saling bertukar informasi, bertukar
pemikiran mengenai semua masalah karena setiap
bawahan itu terbuka lebar untuk mengemukakan saran
kepada atasannya. Umumnya seputar masalah barang,
kualitas produk. Bawahan memberi tau produknya ada
yang seperti ini, lalu atasan akan memberi feed back atau
memberikan jalan keluar untuk masalah yang bawahan
laporkan kepada atasannya.
13. Kalau dalam konteksnya komunikasi organisasi dalam
membangun integritas karyawan Wingstop AEON,
penilaian ibu terhadap apa yang ada di Wingstop
AEON perihal integritas seperti apa? Untuk integritas sih menurut saya ngga bisa dibilang
sempurna ya, karena setiap harinya ada masalah. Apalagi
di F&B isu utamanya adalah cheating produk, pencurian
produk, pencurian produk itu masuk ke dalam integritas
dari setiap karyawannya. Bohong kalau misalnya
karyawan ngga makan. Bohong kalau karyawan ngga
cicip-cicip, ya kan? Di dalam peraturan perusahaan itu
tidak diperbolehkan. Tapi kita sebagai satu tim, ya itu,
Page 168
harus balik lagi. Melihat gimana si karyawan. Apakah
makan produk atau icip produk masuk ke dalam sikap
integrity mereka? Atau kah itu salah satu bibit dari
rusaknya integritas, ya kan? Kalau masalah kaya gitu aja
perusahaan ngga bisa nanganin, masalah integritas coba-
coba makanan, apalagi masalah yang besar. Kalau
integritas menurut saya ya di Wingstop ngga sempurna-
sempurna banget malahan menurut saya cenderung biasa.
Kalau memang mau dilakukan penetapan peraturan yang
bener-bener saklek ya berarti harus ditindak lebih dalem
lagi biar integritasnya mereka lebih tinggi. Kalau di dunia
F&B ya saya bilang lagi, kamu di dunia makanan. Masa
ngga icip-icip? Masa kamu ngga tau produk kamu seperti
apa, apalagi mainnya kualitas produk. Di Wingstop
sendiri memang tidak diperbolehkan tapi dari
kenyataannya banyak karyawan yang melakukan praktek
seperti itu. Ibaratnya kenapa ya mereka kerja di dunia
makanan masa mereka ngga makanan sih? Istilahnya
masa mereka mau mati di lumbung padi sih, ya kan?
Kalau kamu nanya masalah integrity udah sempurna atau
belum ya ngga. Tapi selalu dilakukan perkembangan
secara berkesinambungan untuk mencari integritas yang
sebenarnya. Menurut saya sih gitu.
14. Sejak Wingstop AEON berdiri, pencapaian dalam hal
integritas dinyatakan baik, cenderung baik atau
seperti apa? Cenderung baik sih menurut saya. Ya, karena itu.
Masalah-masalah kecil sebenernya bisa menjadi besar
kalau mereka ngelakuin setiap hari. Kalau masalah
integritas itu susah, suatu hal yang rumit buat kita sendiri
karena ya balik lagi tergantung orangnya. Kita sudah
punya peraturannya tersendiri masalah integritas tapi
orangnya tetep ngga bisa ikutin peraturan tersebut ya mau
ngga mau yang harus kita lakukan adalah me-reminder
mereka bahwa hal tersebut gak boleh dilakukan, bahwa
hal itu ngga baik loh buat perusahaannya. Tapi kan ya
balik lagi, dilihat lagi latar belakang mereka, pola pikir
mereka kalau dikasih tau bisa nyampe apa engga.
Page 169
15. Ada kah suatu sistem dari Wingstop atau Wingstop
AEON sendiri untuk membangun nilai integritas
kepada karyawan-karyawannya? Kalau membangun
sih pasti kita melakukan mulai dari hal-hal yang kecil,
misalnya “bu, saya laper”, mereka bilang boleh ngga saya
gini gini. Mereka makan asal makan tapi atasan biasanya
ada beberapa yang “lu ngga apa apa makan yang penting
lu bilang”. Itu salah satu upaya kita untuk meningkatkan
nilai-nilai kejujuran sama mereka. Jadi kalau mereka
awalnya udah jujur, udah terbuka sama kita, hal-hal yang
sekecil itu bukan ngga mungkin mereka akan jujur juga
untuk hal-hal yang besar kepada kita.
16. Jadi sistem di Wingstop AEON untuk membangun
integritas itu memang ada?
Pasti ada kalau mau dilihat dari membangun integritas,
karena dari integritas kita bisa jalan, kita bisa grow, bisa
belajar, ya kan? Integritas kan masalah kejujuran, masalah
baik dan benar, masalah percaya atau ngga percaya,
masalah gimana kita bisa saling introspeksi satu sama
lain, gitu loh. Dengan cara kita komunikasi satu sama
lainnya. Ngga bisa kalau kita jalan sendiri tapi yang
lainnya ngga jalan. Jadi menurut saya kalau integritas sih
dari Wingstop secara store by store pasti ada dobrakan
tersendiri dari atasan ke bawahannya.
17. Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada
karyawan di Divisi Back of House Wingstop AEON
BSD? Kalau implementasinya ya, penerapan kejujuran di BOH
itu yang pertama yaitu masalah produk. masalah produk
kan udah ada larangannya bahwa setiap karyawan tidak
boleh mengkonsumsi dan membawa produk yang tidak
dibeli oleh karyawan sendiri untuk dibawa pulang atau
dikonsumsi sendiri, ya kan? Itu sudah jelas udah ada di
peraturan perusahaan kita. Untuk di Wingstop AEON
sendiri hal itu tuh udah di terapin bahwa setiap karyawan
ngga ada yang berani atau mereka pasti sudah jujur gitu.
Maksud saya selama ini sejauh ini, selama saya
mengontrol mereka, saya melihat mereka, mereka pasti
Page 170
bilang kalau misalnya mereka makan atau ngga mereka
beli atau ngga mereka bawa pulang. Kalau misalnya
mereka makan mereka selalu bilang. Kenapa mereka
makan? mungkin karena untuk check product, karena
setiap harinya kan kita harus check product, kualitas is
number one. Kualitas food itu is number one karena kan
kita made fresh to order jadi setiap barang yang keluar itu
harus fresh dan mereka pasti kalau misalnya emang harus
makan produk mereka pasti bilang ini untuk cek kualitas
atau cek produk. Selain itu, selain produk mereka juga
untuk hal yang kejujuran sih menurut saya mereka kan
kalau dibelakang kan bersangkutan sama equipment,
barang-barang gitu. Setiap mereka ngelakuin kesalahan
atau memecahkan sesuatu atau merusak sesuatu mereka
pasti bilang karena ngga ada yang berani bohong untuk
hal itu. Misalnya hari ini saya libur tapi besok saya masuk
dan melihat barang ada yang rusak. Misalnya ada spatula
yang rusak lah ada kape yang hilang lah. Pasti mereka
sudah bilang duluan, bu kemaren saya merusak ini ini ini..
saya menghilang kan ini.. dan mereka pun siap
bertanggungjawab untuk mengganti equipment itu dengan
yang baru, gitu. Lain halnya kalau misalnya itu equipment
itu kaya fryer atau freezer, mereka pasti akan bilang, gitu.
Mungkin mereka ngga ganti tapi mereka pasti akan bilang
ini kenapa. Kebanyakan kalau freezer atau chiller mereka
ngga merusak secara sengaja tapi emang karena unitnya
memang rusak pas dipegang sama mereka. Tapi yaang
kebanyakan sih anak-anak yang paling kelihatan ya itu,
misalnya memecahkan sesuatu.. misalnya kontainer rusak,
pecah atau yang lain-lainnya, barang, spatula hilang atau
yang lain-lainnya pasti mereka bilang dan mereka
tanggung jawab untuk hal itu. Karena saya harus
menerapkan sama mereka kalau mereka buat salah yang
pertama harus mereka lakukan adalah meminta maaf, lalu
mengakui apa kesalahannya, lalu bertanggung jawab
menggantinya karena menurut saya kan setiap equipment
di sini atau pun semua ware yang lain-lainkan punya masa
pemakaiannya, ketika masa pemakaiannya belum lewat
dan mereka tidak sengaja mungkin menjatuhkan atau
menghilangkan ya itu mereka harus mengganti dan
Page 171
kebanyakan anak-anak BOH sudah mengerti dan sudah
paham itu. Untuk apa pun yang terjadi di dalam store,
yang terjadi dalam kitchen, saya dan tim manajemen saya
harus tau karena walaupun hari itu bukan saya yang
incharge, bukan saya yang bertugas tetep semua
manajemen harus bertanggung jawab untuk hal itu karena
apa pun kesalahan stor, anak buah, tetap saja tanggung
jawabnya tetap di kita. Tapi balik lagi kita harus
menerapkan sesuatu hal kepada bawahan, apa yang
mereka lakukan pasti punya konsekuensi, kesalahan apa
pun pasti punya konsekuensinya. Jadi, saya akan
memberikan peringatan ringan, memberikan punishment
yang ringan kalau mereka jujur. Dan kebanyakan sih
untuk anak-anak yang BOH terutama di kitchen mereka
jujur. Misalnya ya itu yang tadi saya bilang, ada barang
rusak atau mereka harus cek produk, makan produk yang
jelas-jelas kita dilarang di sini tapi merekat pasti bilang,
mereka harus punya reason kenapa. Karena tetap saja apa
yang mereka lakukan itu tetap tanggung jawab saya. Jadi
saya bisa mempertanggungjawabkan mereka kepada
atasan saya juga.
18. Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada
karyawan di Divisi Front of House Wingstop AEON
BSD?
Kalau divisi FOH kan menyangkut soal kasir, uang dan
yang lain lainnya. Implementasinya kejujurannya itu
dilihat dari mereka megang kasir, tentu ada yang masuk
dan uang yang keluar. Setiap harinya kita pasti hand over
dan check out. Setiap kita check out pasti ada yang
namanya ada uang yang lebih dan uang yang kurang.
Untuk anak FOH sendiri mereka sudah menerapkan
kejujurannya dilihat dari misalnya over ya mereka
ngomong “bu over segini nih hari ini”, gitu. Misalnya
total sales-nya mereka berapa, di drawer-nya mereka
bilang “bu, nih over dua ribu” atau tiga ribu, atau lima
ribu. dari hal-hal yang kecil mereka sudah bilang sama
saya kalau misalnya itu over atau kalau memang kurang
pasti mereka akan bilang “bu, ini kurang segini”, gitu dan
mereka balik lagi yang saya bilang. Penerapannya tetep
Page 172
seperti anak BOH, setiap ada yang kurang uang kasir pasti
mereka tanggung jawab untuk nambahin yang kurang
tersebut. Kalau misalnya pembayaran melalui mesin EDC,
mesin EDC BCA, Mandiri, dan yang lain-lainnya. Itu
kalau ada kekurangan pasti terlihat dari struk dan kertas
mesin EDC yang keluar , apakah ada kukurangan dan ada
kelebihannya. Kalau emang ada kekurangan dan ada
kelebihan mereka harus bertanggungjawab. Kalau mesin
EDC kan ngga bisa digantikan dengan uang cash karena
itu sudah main sistem. Mereka kalau misalnya udah
manyangkut tentang mesin EDC mereka harus bikin
berita acara. Berita acaranya kenapa, kronologisnya
gimana, kenapa bisa kurang, kurangnya berapa, itu
semuanya dicatet oleh kita. Jadi, semuanya itu ada rules-
nya. Setiap kerjaan mereka ada reward, ada punishment-
nya. Kalau di depan kan juga menyangkut soal produk ya.
Mereka juga dilarang makan produk, mereka juga
misalnya megang equipment di depan masalah minuman
dan yang lain-lainnya. Kalau di belakang soal makanan,
ayam dan yang lain-lainnya, di depan masalah minuman.
Mereka tuh ngga pernah ada yang pake cup karena setiap
satu cup itu kita bayar. Jadi kejujurannya adalah setiap
hari kita melakukan inventory. Inventory itu dilihat dari
kita harus mensingkronkan antara yang di jual berapa,
fisiknya berapa. Jadi misalnya setiap hari saya inventory
pagi cup saya ada segini, yang terjual segini. Yang harus
ditutup inventory malem harusnya hitungannya harus pas.
Selama ini untuk cup ngga ada yang minus, paling kalau
emang ada yang minus mereka pasti bilang “cup-nya
rusak bu” cup-nya bocor di bawah. Itu mau ngga mau kita
harus mengganti yang sudah dibeli oleh guest untuk
menggantinya dengan yang baru. Jadi untuk anak FOH
menyangkutnya soal produk minuman dan uang. Kalau
misalnya di FOH sih paling itu, balik lagi sama kaya BOH
kalau mereka mecahin sesuatu, matahin sesuatu mereka
pasti bilang dan pasti saya akan minta mereka untuk
tanggung jawab untuk hal itu.
Page 173
19. Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada
karyawan di Divisi Manajemen Wingstop AEON
BSD?
Untuk yang di manajemen sendiri dari tim saya,
supervisor itu yang pertama soal misalnya mereka
incharge, saya selalu menerapkan apa pun yang terjadi di
hari itu di store ketika saya ngga incharge atau ketika saya
libur harus disampaikan semuanya ke saya. Misalnya hari
ini ada complain hal kecil atau ngga hari ini kita
kedatangan ini, mereka harus jujur apa yang mereka
lakuin jadi mereka harus laporin apapun yang terjadi di
Wingstop ketika saya ngga ada atau ketika saya ngga
incharge saat itu. Hal kecil pun saya harus tau ngga boleh
ada yang diumpet-umpetin karena kenapa? Karena
masalah tanggung jawab kembali lagi. Misalnya mereka
buat salah atau mereka ada sesuatu di store pasti akan
yang ditanya pertama kali adalah saya. Jadi saya
menerapkan mereka untuk terusterang, mereka untuk jujur
apa pun yang terjadi di store. Selain itu saya
menerapkannya lewat.. kita kan ada uang brankas di store.
Uang brangkas itu soal uang kembalian, uang perusahaan,
uang`petty cash dan yang lain-lainnya. Di situ setiap hati
kita harus rekap. Jadi, setiap pergantian shift kita harus
hitung ulang. Shift pagi harus hitung uang yang ada di
brankasi itu sudah sesuai atau belum dari yang hand over
shift malam. Shift pagi ketika shift closing masuk, shift
closing-nya ini harus hitung kembali. Misalnya ada
kekurangan mereka harus bilang ke saya. Karena kan
perusahaan ngasih jatah berapa uang brankas, sesuai atau
tidak. Uang petty cash sesuai atau tidak. Kalau misalnya
ada kekurangan atau apa mereka harus tetap lapor sama
saya. Karena ini masalah menyangkut uang perusahaan
ya. Mau ngga mau harus jujur, mereka mau ngga mau
harus tanggungjawab untuk hal apa pun yang ada di
brankas. Kalau misalnya masalah admin, kita kan
melakukan pengorderan, melakukan scheduling, setiap
bulannya kita harus merekap gaji anak-anak part time.
Dimana gaji anak-anak part time ini harus dilaporkan
setiap akhir bulan. Manajemen kan tugasnya adalah
merekap gaji part time kan? Misalnya mereka ngga jujur
Page 174
atau mereka melebihkan hitungan anak yang mungkin
mereka bilang lebih bagus terus mereka nambahin waktu
mereka ya itu sama aja itu curang. Jadi, setiap bulannya di
akhir bulan manajemen dan crew itu kesinambungan yah
kalau mau lihat kejujurannya satu sama lain kalau pas
absensi akhir bulan mereka jujur apa engga, si
manajemennya jujur apa engga, apakah ada yang
ditambah-tambahin atau engga. Si karyawannya ngasih
rekap ke manajemen, manajemennya ngasih rekapannya
dulu ke saya. Nanti saya tanya balik ini sudah benar atau
belum, saya tripel check lagi karena itu masalah gaji,
masalah hak mereka juga, kaya gitu, Kalau di divisi
manajemen sih menurut saya sudah optimal ya, kenapa?
karena selama ini saya pun ngga mengalami kejadian
yang menurut saya tuh jadi critical point di manajemen
mulai dari yang paling sensitif kan masalah uang, masalah
sales. Selama ini mereka jujur. Kan bisa aja manajemen
melarikan uang mengambil uang sehingga ngga cocok
sama sales hari ini atau pun uang hari ini, kan bisa aja.
Tapi sejauh ini di Wingstop AEON sih bagus, mereka
udah nerapin integrity dan kejujuran itu sendiri
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Lisa Ummami
Jabatan : Front of House part time
Waktu Wawancara : Senin, 12 September 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada karyawan di
Divisi Front of House Wingstop AEON BSD?
Yang pertama ya di FOH bagian kasir kalau biasanya kembalian
customer ngga diterima karena dia suka ngasih aja “udah ngga
Page 175
apa-apa mba”, pas check out kita bilang ke atasan kalau ini
kelebihan dari customer dan ngga diambil sama kita sendiri tapi
kita kasih ke atasan kita. Lalu yang ke dua saya pernah ngelakuin
kesalahan tapi saya langsung bilang ke atasan pas itu juga karena
saya melakukan kesalahan di mesin EDC BCA kelebihan
nominal nol jadi harus di-void terus langsung bilang ke atasan
mumpung customer-nya masih ada di situ terus langsung di-void.
Akhirnya masalahnya selesai, udah kembali lagi uang customer-
nya ke rekeningnya. Selain itu ada lagi, saat saya clear up di meja
dine in ada barang ketinggalan belanjaan customer sama ATM di
atas meja. Lalu saya bilang ke atasan dan nanti nunggu cutomer
datang lagi. Barang itu dan kartu ATM-nya di simpen sama
atasan. Ada lagi bentuk kejujurannya dalam bentuk waktu.
Contohnya kalau lagi istirahat. Keluar istirahat jam empat kosong
lima, nanti saya harus ingat kembali lima kosong lima lagi karena
harus tepat waktu. Jadi, saya harus mengingat kapan saya harus
masuk kerja lagi.
Transkrip Wawancara
Komunikasi Organisasi dalam Membangun Integritas
Karyawan Wingstop AEON BSD
Narasumber : Yuliana Indra Sari
Jabatan : Front of House part time
Waktu Wawancara : Senin, 12 September 2018
Tempat Wawancara : Wingstop AEON BSD
Bagaimana implementasi nilai kejujuran pada karyawan di
Divisi Font of House Wingstop AEON BSD?
Kalau di Wingstop AEON misal nih aku taking order terus ada
pelanggannya kembaliannya lebih terus dia main cabut aja. Nah,
di situ aku ngga main ambil terus aku simpen masukin kantong,
engga. Jadi, aku lapor ke atasan nah nanti dari situ terserah atasan
aku mau digimanain uangnya. Kejujuran yang lain waktu itu aku
pernah nemuin debit kak, debit orang ketinggalan, dia udah pergi.
Waktu aku clean up ada debit BCA. Terus ya langsung aku lapor
ke atasan lagi. Jadi, ngga aku apa-apain.
Page 176
LAMPIRAN FOTO
Foto Bersama Manajer & Tiga
Personel Divisi BOH
Tiga Personel dari Divisi FOH.
Nadia, Bunga, dan Novia
Suasana di Area Dining Saat
Jam Operasional
Page 177
Suasana Area Dapur Saat Jam
Operasional
Sertifikat Penghargaan
“Breaking Sales Record 2017”
Sertifikat Penghargaan “Best
Store Performance 2016”