Top Banner
21

KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Oct 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM
Page 2: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

KONTEKS PARIWISATA

Editor:

Ute Lie Siti Khadijah,

Evi Novianti,

Lutfi Khoerunnisa

Page 3: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Copyright @Ute Lies Siti Khadijah, dkk (ed)

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Editor: Ute Lie Siti Khadijah, Evi Novianti dan

Lutfi Khoerunnisa

Reviewer: Dian Wardiana Sjuchro dan Agus Rusmana

Editor Bahasa: Lutfi Khoerunnisa

Tata Letak: Lutfi Khoerunnisa dan Kusmiyadi

Judul: Komunikasi Multikultur dalam Konteks Pariwisata

x, 279 h.; 21 cm

ISBN 978-602-439-717-3

Cetakan 1, Januari 2020

Diterbitkan oleh Unpad Press

Grha Kandaga, Gedung Perpustakaan Unpad Jatinangor, Lt IV

Jl. Raya Bandung – Sumedang (Ir. Soekarno) KM 21, Jatinangor –

Sumedang 45363 –Jawa Barat-Indonesia

Telp. (022) 84288888 ext 3806, Situs: http://press.unpad.ac.id

email:[email protected]/[email protected]/

[email protected]

Anggota IKAPI dan APPTI

Page 4: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke khadirat Allah SWT atas karunia-nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Book Chapter berjudul “

Komunikasi Multikultur Dalam Konteks Pariwisata”. Buku ini merupakan

kumpulan dari berbagai artikel dan pengarang mengenai Komunikasi

Multikultur Dalam Konteks Pariwisata. Tujuan disusunnya buku ini ialah

untuk memenuhi kebutuhan bacaan dan dapat menjadi rujukan bagi

mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Selain itu,

semoga dengan adanya buku ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi para

pustakawan dalam mengaplikasikan pengetahuan mengenai Komunikasi

Multikultur Dalam Konteks Pariwisata.

Atas terselesaikannya buku ini, kami banyak mendapat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Secara khusus, kami ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penulisan buku ini, diantaranya : Dr. Hendarmawan, M.Sc selaku

Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran dan Dra. Mudiati

Rahmatunnisa, M.A., PhD selaku Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana

yang secara formal telah menugaskan kepada para penulis. Selain itu,

kami ucapkan terimakasih juga kepada Dr. Evi Novianti, S.Sos., M.Si

selaku Ketua Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan

Universitas Padjadjaran yang secara demokratis telah mengusulkan

pembagian kerja pada pelaksanaan proses pembelajaran mata kuliah ini

secara profesional. Terakhir, kami ucapkan terima kasih pada berbagai

pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat hingga

terselesaikannya penulisan buku ini.

Tim Penyusun

Page 5: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

vi

Page 6: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS PEGIPEGI.COM UNTUK

MEMBANGUN BRAND AWARENESS DAN MENINGKATKAN KEPUASAN

KONSUMEN DALAM KEMUDAHAN TRAVELLING

Srizka Amelda Sofyana, Susanne Dida, Yanti Setianti ................................ 1

MEMAHAMI TRADISI LISAN (FOLKLORE) DALAM PARIWISATA SEBAGAI

SARANA KOMUNIKASI MULTIKULTUR DI KAMPUNG ADAT KUTA

Nurul Asri Mulyani, Uud Wahyudin, Agus Setiaman ................................ 23

PENTINGNYA PEMAHAMAN KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA SUKU BOTI DI NTT

Rafael Miku Beding, Uud Wahyudin, Agus Setiaman ............................... 39

FUNGSI NILAI-NILAI BUDAYA SOMEAH HADE KA SEMAH MELALUI

KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM PARIWISATA DI KAMPUNG NAGA

Rahmat Nugroho, Uud Wahyudin, Agus Setiaman .................................. 53

FESTIVAL ASIA-AFRIKA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KEBERAGAMAN

BUDAYA

Santi Susanti, Iwan Koswara ..................................................................... 67

DARI NEGERI PYRAMIDA KE STUDENT VILLAGE JATINANGOR: POTENSI

PROMOSI PARIWISATA MELALUI STUDENT EXCHANGE PROGRAM,

MENILIK MOTIVASI DAN CULTURAL SHOCK MAHASISWA MESIR DI

UNPAD

Elfira Rosa Juningsih, Rd. Funny Mustikasari Elita.................................... 77

PENGEMBANGAN WISATA DI JALAN ASIA AFRIKA KOTA BANDUNG

Fathia Uqimul Haq .................................................................................... 91

FALSAFAH SUNDA KAMPUNG ADAT CIREUNDEU DAN

PENGEMBANGAN EKOWISATA

Frans Tonio Fhasca, Teddy K Wirakusumah ........................................... 105

Page 7: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

viii

HOMOPHILY BUDAYA AFRIKA DAN PAPUA (Analisis Budaya Afrika dan

Papua dari aspek Geologis, Antropologis dan Realistis)

Rheny, Rd. Funny Mustikasari Elita ......................................................... 117

BAURAN PEMASARAN INFORMASI PARIWISATA KOTA BANDUNG DI

MEDIA EXPLORE BANDUNG

Arief Kharisma Putra, Neneng Komariah, Agung Budiono ..................... 127

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL, HOSPITALITY DAN KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA

Priyo Subekti, Aat Ruchiat Nughara ........................................................ 143

POTENSI WISATA BUDAYA DARI SUDUT PANDANG KOMUNIKASI MULTI

BUDAYA

Priyo Subekti, Iriana Bakti ....................................................................... 157

UPAYA PEMBENTUKKAN PROGRAM WISATA MELALUI REAKTIVASI

JALUR KERETA API DI WILAYAH JAWA BARAT

Aat Ruchiat Nugraha, Iriana Bakti ........................................................... 169

PEMERTAHANAN NILAI-NILAI BUDAYA WARISAN LELUHUR

MASYARAKAT KAMPUNG NAGA SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA

BUDAYA KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA

Siti Fatimah Zahrah Fibaeti, Duddy Zein ................................................. 183

FAKTOR PENUNJANG AKSESIBILITAS PARIWISATA DI CANDI

BOROBUDUR MELALUI PENGAMATAN PENDAMPING WISATA

Septian Tri Cahyo, Jimi N. Mahameruaji ................................................. 199

KNOWLEDGE SHARING BERBASIS VIRTUAL DI BIDANG BISNIS (Studi

Deskriptif Knowledge Sharing Management di Jatinangor Town Square)

Tita Juwita, Novianti, Rusdin Tahir ..................................................... 211

KOMUNIKASI MULTIKULTURAL DALAM WISATA BUDAYA RITUAL

LAYANG SYEIKH DI PANGANDARAN

Iriana Bakti, Priyo Subekti ....................................................................... 225

PERBANDINGAN PARIWISATA BANDUNG DAN YOGYAKARTA MELALUI

PERSPEKTIF WISATAWAN DISABILITAS NETRA

Amida Fitria Windari, Jimi N. Mahameruaji ............................................ 239

Page 8: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

ix

KEARIFAN LOKAL WISATA BUDAYA KAMPUNG NAGA

Evi Novianti, Yuniasih Tinekaningrum .................................................... 251

LUANG, DALUANG, UANG: CARA MASYARAKAT KAMPUNG NAGA

MENCARI ILMU

Evi Novianti, Nurul Asri Mulyani ............................................................. 265

POTENSI WISATA HERITAGE PADA PAGELARAN BUDAYA SENI

RONGGENG GUNUNG DI DESA CIKALONG KECAMATAN SIDAMULIH

KABUPATEN PANGANDARAN

Iriana Bakti, Aat Ruchiat Nugraha .......................................................... 279

Page 9: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

211

KNOWLEDGE SHARING BERBASIS VIRTUAL DI

BIDANG BISNIS (Studi Deskriptif Knowledge Sharing

Management di Jatinangor Town Square)

Tita Juwita1, Novianti, Rusdin Tahir2

Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

KONSEP-KONSEP KEPARIWISATAAN

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis.

Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa sang sekerta yang terdiri dari

2 kata yaitu “pari’ berarti keliling atau bersama dan kata “wisata” yang

berarti perjalanan (I. Pitana, 2009). Menurut Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan pemerintah daerah.

Jika dipandang dari dimensi akademis pariwisata didefinisikan

sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari

lingkunganya, termasuk industry yang meresponkebutuhan manusia yang

melakukan perjalanan. Lebih jauh lagi pariwisata mempelajari dampak

yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industry terhadap

lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik setempat.

(Garter dalam Utama dan Mahadewi, 2012)

Sedangkan jika dipandang dari dimensi sosial-budaya difinisi

Page 10: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

212

pariwisata adalah interaksi antar elemen lingkungan fisik, ekonomi, dan

sosial budaya seperti yang dikemukakan Leiper dalam Utama dan

Mahadewi (2012) sebagai berikut:

An open system of five interacting with broader environments; the

human elemen; tourists; and an economic element, the tourist

industry. H fve arranged in functional and spatial conection,

interacting with phycal, technological, sosial, cultural, economic

and political factor. The dynamic element comprises person

undertaking trave wich is to some extent, lisure- based and which

involves a temporary stay away from home of at least one night.

Jika melihat definisi pariwisata yang dikemukakan oleh para ahli

maka akan ditemui banyaknya perbedaan, namun menurut I. Pitana

(2009), meskipun ada variasi batasan, namun ada beberapa komponen

pokok yang secara umum disepakati dalam batasan pariwisata (khususnya

pariwisata internasional), yaitu sebagai berikut :

1. Traveler, adalah orang yang melakukan perjalanan antar dua atau

lebih lokalitas

2. Visitor, adalah orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang

bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dengan

tujuan perjalanan bukan untuk mencari nafkah, pendapatan atau

penghidupan di tempat tujuan

3. Tourist, adalah bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling

tidak satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi. Semua difinisi

tentang pariwisata yang dikemukakan selalu mengandung beberapa

unsur pokok, yaitu:

Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu

tempat ke tempat lain

1. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat yang bukan merupakan

Page 11: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

213

tempat tinggal yang biasanya; dan

2. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan atau pekerjaan di tempat tujuan (Richarson dan Fluker

dalam Pitana dan Diarta, 2009).

Sedangkan menurut ilmu sosiologi, Matheison dan Wall dalam I. G.

Pitana & Gayatri (2005), mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga

elemen utama, yaitu:

1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata

2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan

3. A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khususnya pada masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial-

budaya dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan

Pengertian potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (2002),

adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan

merupakan daya tarik sehingga wisatawan berminat mengunjungi tempat

tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang

dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Potensi wisata dibagi

menjadi tiga macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi

manusia.

1. Potensi Alam

Yang dimaksud dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis

flora dan fauna suatu daerah bentang alam suatu daerah, misalnya pantai,

hutan, dll (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang

dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan

lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung

ke daya tarik wisata tersebut.

2. Potensi Kebudayaan

Yang dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta,

Page 12: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

214

rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan,

kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan,

monument, dan lain sebagainya

3. Potensi Manusia

Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya

tarik wisata, lewat pementasan tarian / pertunjukan dan pementasan seni

budaya suatu daerah. Potensi manusia juga dapat menjadi sumber daya

yang akan diturut sertakan dalam pengelolaan pariwisata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis.

Kegiatan DAK Fisik Bidang Pariwisata mencakup

Pembangunan Fasilitas Pariwisata yang diharapkan dapat

menciptakan kenyamanan, kemudahan, keamanan, dan keselamatan

wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata. Adapun menu

Pembangunan Fasilitas Pariwisata dimaksud antara lain meliputi

Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Peningkatan Amenitas

Pariwisata, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

A. Definisi wisata edukasi

Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana

wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama

memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung

di obyek wisata tersebut. (Rodger, 1998:8).

Wisata pendidikan juga merupakan gabungan dari

beberapa sub"tipe wisata seperti ekowisata, wisata sejarah dan budaya,

Page 13: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

215

wisata pedesaan, dan juga pertukaran pelajar antar institusi pendidikan

(ibson, 1998. menurut direktorat & jenderal), edutourism merupakan

diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata) yang bertujuan

untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata alam (DITJEN

PHKA, 2001)

B. Wisata Edukasi

Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana wisatawan

berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh

pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut.

(Rodger, 1998:28). Menurut Direktorat Jenderal PHKA eduoturism

merupakan diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata)

yang bertujuan untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata alam

(Ditjen PHKA, 2001).

1. Jenis – jenis Wisata Edukasi

Di Indonesia terdapat 5 Jenis Wisata Edukasi di antaranya adalah:

a. Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan

Wisata edukasi science atau ilmu pengetahuan adalah wisata

edukasi yang berbasis kepada Pendidikan ilmu pengetahuan.

b. Wisata Edukasi Sport

Adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara

fisik atau olah raga.

c. Wisata edukasi culture

d. Atau di sebut juga wisata edukasi kebudayaan banyak terdapat di

Indonesia. Dianataranya pendidikan budaya dalam biodang seni,

adat istiadata dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan.

e. Wisata edukasi agrobisnis

Page 14: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

216

Merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro

pertanian atau pertenakan yang juga merupakan bisnis dari suatu

perusahaan maupun peoranganWisata pendidikan/Wisata Edukasi , bisa

juga disebut sebagai anjangkarya adalah suatu kegiatan atau perjalanan

yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga terdapat

aktivitas edukasi atau pendidikan didalamnya. Ada banyak kegiatan wisata

edukasi yang bisa di lakukan khususnya bagi anak-anak yang masih

membutuh pembelajaran akan dunia luar. sedangkan penjelasan secara

mendalam Wisata Edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki

nilai tambah edukasi, tidak sekedar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan

untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi wisatawan.

Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi

pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnnya.

Wisata edukasi atau wisata pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta kegiatan wisata.

Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan

Indonesia didirikan atas prakarsa Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd,

dan didukung oleh Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc.

Pembangunan Museum Pendidikan Nasional ini merupakan salah

satu bentuk tanggung jawab UPI sebagai perguruan tinggi yang memiliki

kepedulian terhadap kelestarian warisan sejarah budaya bangsa khususnya

dibidang pendidikan.

Keberadaan Museum Pendidikan Nasional diharapkan mampu

menjadi wahana pusat penelitian, serta sumber belajar dan pembelajaran,

yang dapat meningkatkan kompetensi pendidik maupun wawasan

pembelajar dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan, sekaligus

menjadi tujuan wisata budaya di Jawa Barat dan Nasional. Karena pada

Page 15: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

217

dasarnya manusia tidak mempelajari masa lalu, melainkan masa depan.

Museum ini diharapkan menjadi wahana bagi pengunjung untuk tidak

hanya bisa melihat koleksi (something to see), tetapi bisa melakukan

sesuatu (something to do) dan berbagai pengalaman (something to share),

serta membeli sesuatu yang dapat menjadi kenang-kenangan (something to

buy). Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia

merekam jejak sejarah pendidikan nasional melalui upaya konservasi,

edukasi dan riset serta rekreasi yang "Leading and Outstanding".

Motivasi pariwisata pendidikan, dapat berupa:

Kategori Motivasi Motivasi Spesifik

Motivasi Fisik Penyegaran tubuh dan fikiran

Tujuan-tujuan kesehatan

Partisipasi kegiatan olahraga

Kontak langsung dengan alam

Motivasi Budaya Ketertarikan pada negeri asing, bangsa, budaya

dan tempat tertentu

Ketertarikan pada seni, musik, arsitektur, dan

musik daerah

Pengalaman agenda kebudayaan khusus

Motivasi Sosial Mengunjungi teman

Mengunjungi orang baru

Membentuk persahabatan baru

Melanjutkan studi, dll.

Motivasi Spiritual Mengunjungi tempat, orang atau alasan

keagaamaan tertentu

Perjalanan ritual

Perjalanan menemui seseorang pemuka agama

Motifasi Fantasi Pemenuhan kebutuhan personal

Anomik

Page 16: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

218

Peningkatan ego

Pemenuhan harapan

Pariwisata pendidikan tidak akan memiliki makna apabila tidak dikelola

dengan baik. Terdapat beberapa unsur dalam pengelolaan wisata

pendidikan, meliputi:

1. Demografi wisata pendidikan, motivasi, persepsi dan

menghasilkan perilaku perjalanan

2. Pribadi dampak wisata pendidikan yang dihasilkan dari

pengalaman.

3. Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok yang

terlibat.

4. Pengelolaan dan pemasaran pariwisata untuk pendidikan

5. Sumber daya untuk pendidikan pariwisata

6. Tujuan dan dampak yang berkaitan dengan pariwisata pendidikan

7. Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok

Berbagai aktivitas yang bisa dilakukan dalam pariwisata pendidikan, di

antaranya berbagai atraksi dan kegiatan yang menyediakan tempat untuk

belajar (misalnya taman, situs bersejarah, kebun binatang, burung dan

cagar alam dan tempat penggalian arkeologi).

1. Sumber Daya spesialis yang bertanggung jawab untuk memberikan

pembelajaran komponen ini liburan (misalnya karyawan, kurator,

interpreter, dosen, pendongeng, peneliti dan akademisi)

2. Tour dan operator yang menerima paket pengalaman bagi

pelanggan dan organisasi dan memberikan keahlian tujuan, lokal

tahu-birai, jasa pendamping dan jasa pemasaran.

3. Aspek pendukung:

Page 17: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

219

4. Transportasi seperti pelayaran, transportasi bus dan kereta api

sebagai bagian dari sebuah perjalanan independen atau paket,

termasuk perjalanan ke dan dari titik depar-mendatang.

5. Restoran layanan, termasuk katering, rekreasi, hiburan, kegiatan

sosial dan pilihan akomodasi.

6. Perjalanan layanan, termasuk agen perjalanan, perusahaan

asuransi, perjalanan dan media iklan.

PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI

Konsep Wisata Edukasi

Pendidikan dan pariwisata merupakan dua hal yang berbeda, tetapi

keduanya dapat saling bersinergi dan saling melengkapi. Proses

pendidikan yang dilaksanakan dalam aktivitas wisata merupakan metode

pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta merupakan alternatif metode

belajar yang efektif.

Aktivitas wisata edukasi dapat menjadi sarana bersosialisasi dan

menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya dan

bangsa. Wisata edukasi merupakan aktivitas pariwisata yang dilakukan

wisatawan dan bertujuan utama memperoleh pendidikan dan

pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, pariwisata berhubungan erat

dengan mata pelajaran akademis, seperti geografi, ekonomi, sejarah,

bahasa, psikologi, pemasaran, bisnis, hukum, dan sebagainya.

Integrasi mata pelajaran di dunia pendidikan sangat penting

dilakukan guna studi pariwisata, sebagai contoh; mata pelajaran sejarah

dan geografi membantu dalam pemahaman perkembangan sumber daya

historis dan geografis daerah tujuan wisata. Keterkaitan beberapa mata

Page 18: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

220

pelajaran akademis dengan studi pariwisata dapat dilihat pada model

berikut (Jafari & Ritchie, 1981).

Motivasi wisatawan dalam berwisata edukasi dipengarui oleh dua

faktor, yakni: faktor daya tarik destinasi dan faktor pendorong dari

daerah asal. Daya tarik bisa berupa: citra yang bagus, biaya murah, dan

kulitas pendidikan yang bagus. Sedangkan Pevzner dan Nikolaeva (2013)

dalam Wijayanti (2017) menyampaikan beberapa faktor yang mendorong

wisatawan melakukan studi ke luar negeri yakni belajar tentang negara

lain, belajar bahasa asing (bahasa tuan rumah), dan kesempatan untuk

memperoleh karir internasional. Akan tetapi dalam konteks pengertian

sederhana wisata edukasi adalah upaya meningkatnya pengetahuan baru

melalui kegiatan wisata.

Aktivitas Pariwisata Edukasi

Wisata studi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

kegiatan wisata lain. Kegiatan wisata edukasi bervariasi, dimulai dari

Tourism

Studies

Religius Studies

Cultural Tourism

History

History of

Tourism

Tourist

Behaviour

Social

Studies

Economics,

Accounting

The Business

of Tourism

Global

Distribution

System

Information

Technology

Geography,

History

Destination

Development

Page 19: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

221

mengenal sekolah, adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan kegiatan

seminar dan penelitian (Yuan, 2003 dalam Wang dan Li, 2008).

Jafari & Ritchie (1981) mengemukakan aktivitas pariwisata

edukasi meliputi; konferensi, penelitian, pertukaran pelajar nasional dan

internasional, kunjungan sekolah, sekolah bahasa, dan wisata studi, yang

diorganisasi baik secara formal maupun nonformal, dengan tujuan wisata

alam maupun buatan. Sedangkan Cohen (2008) mengemukakan aktivitas

wisata studi, meliputi pembelajaran tentang sejarah, geografi, bahasa,

agama, dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan dalam

penelitian, maupun konferensi. Tujuan utama wisata edukasi yakni

pendidikan dan penelitian, sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan

situs sejarah menjadi destinasi utama dalam wisata edukasi (Wang dan Li,

2008 dalam Wijayanti, 2017b). Sebagian besar wisatawan edukasi terdiri

dari mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu liburan untuk

jalan-jalan dan mendapatkan pengetahuan.

Dalam konteks Pengembangan Museum, maka wisata edukasi

yang dimaksud dapat berupa pengenalan sejarah pendidikan dan hal-hal

yang berhubungan dengan Pendidikan seperti tokoh-tokoh yang berperan

dalam pendidikan, ha yang berhubungan dengan pendidikan yang ada di

Indonesia

Pengelola destinasi mempunyai peranan penting dalam mendesain

atraksi wisata sebagai hasil dari inisiatif dan kreativitas, sebagai elemen

penting dalam strategi pengembangan produk parwisata (Richards dan

Wilson, 2007).

SIMPULAN

Page 20: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

222

Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana

wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk

memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata

tersebut. Jenis – jenis Wisata Edukasi di Indonesia terdapat 4 Jenis Wisata

Edukasi Wisata Edukasi Science, Wisata Edukasi Sport, Wisata edukasi

culture, Wisata edukasi agrobisnis. Pariwisata pendidikan tidak akan

memiliki makna apabila tidak dikelola dengan baik. Terdapat beberapa

unsur dalam pengelolaan wisata pendidikan: Demografi wisata

pendidikan, motivasi, persepsi dan menghasilkan perilaku perjalanan,

Pribadi dampak wisata pendidikan yang dihasilkan dari pengalaman,

Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok yang terlibat,

Pengelolaan dan pemasaran pariwisata untuk pendidikan, Sumber daya

untuk pendidikan pariwisata, Tujuan dan dampak yang berkaitan dengan

pariwisata pendidikan

Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok.

Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam aktivitas wisata merupakan

metode pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta merupakan alternatif

metode belajar yang efektif Kegiatan wisata edukasi bervariasi, dimulai

dari mengenal sekolah, adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan

kegiatan seminar dan penelitian.

BIBLIOGAPHY

Berno, T., & Bricker, K. (2001). Sustainable tourism development: the

long road from theory to practice. International Journal of

Economic Development, 3(3), 1–18.

Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., & Wanhill, S. (1993). An introduction

to tourism. Tourism: Principles and Practice, 7–12..

Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran

Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, III(2).

Page 21: KOMUNIKASI MULTIKULTUR DALAM

Knowledge sharing berbasis virtual di bidang bisnis

223

Hermawan, H. (2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan dan

Sarana Wisata Terhadap Kepuasan serta Dampaknya terhadap

Loyalitas Wisatawan : Studi Community Based Tourism di Gunung

Api Purba Nglanggeran. Jurnal Media Wisata, 15(1).

Hermawan, H., Brahmanto E.,Priyanto R.,Musafa.,Suryana. Upaya

Mewujudkan Wisata Edukasi di Kampung Tulip Bandung.Jurnal

Abdimas BSI,Hal 53-62.

IGB, R. U., & Eka Mahadewi, N. M. (2012). Metode Penelitian

Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Andi Offset.

Jafari, J., & Ritchie, J. R. B. (1981). Toward a Framework for Tourism

Education: Problems and Prospects. Annals of Tourism Research,

8(1), 13–34.

Kodhyat, H. (1996). Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di

Indonesia.

Gramedia Widiasarana Indonesia untuk Lembaga Studi Pariwisata

Indonesia.

Marpaung, H. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Pitana, I. (2009).

Nur R, Beta S, Nurarchmad S. Perencanaan wisata edukasi lingkungan

hidup di Batu dengan penerapan material alami. Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya

Wall, E. H. G., & Heath, E. (1992). Marketing Tourism Destinations A

strategic Planning Approach. John Wilky & Sens.

Wijayanti, A. (2017a). Analisis Dampak Pengembangan Desa Wisata

Kembang Arum Terhadap Perekonomian Masyarakat Lokal. Tesis.

Sarjana Wiyata Tamansiswa Yogyakarta.

World Commission on Environmenoutal and Development. (1987) (Our

Common). Oxford University Press.

Yoeti, O. A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan

Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita.