1 KOMUNIKASI HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA DALAM MENANGANI PENGELOLAAN ADUAN MASYARAKAT PADA APLIKASI JAKI Adam Muhammad Rizki Abrizal 1 Achmad Budiman Sudarsono 2 Universitas Satya Negara Indonesia Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi Jalan Arteri Pondok Indah, No 11. Jakarta Selatan ABSTRACT Jakarta Smart City is a one-data-based technology innovation management and developer unit in the city of Jakarta. The purpose of this study was to determine how the information management carried out by the Public Relations of UP.Jakarta Smart City in handling reports or complaints in the JAKI application. The theoretical basis used is organizational information theory and uses the conceptual foundation of communication, organizational communication, public relations, information management, message applications, social media, public relations, complaint handling. The approach used in this research is a case study approach. The Constructivist Paradigm. Descriptive qualitative research method. Using data collection techniques in the form of observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the information management system implemented by the UP.Jakarta Smart City Public Relations is using three stages, namely information reception, selection and evaluation. The solution to the report or problem that is carried out is that it is necessary to hold outreach from the DKI Jakarta Provincial Government Public Relations in this field UP.Jakarta Smart City by actively socializing the JAKI complaint channel to the DKI Jakarta community and also other SKPD ranks. Keywords: Communication Of Public Relation , Resistance, Aplication JAKI,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KOMUNIKASI HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA DALAM
MENANGANI PENGELOLAAN ADUAN MASYARAKAT
PADA APLIKASI JAKI
Adam Muhammad Rizki Abrizal1
Achmad Budiman Sudarsono2
Universitas Satya Negara Indonesia
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi
Jalan Arteri Pondok Indah, No 11. Jakarta Selatan
ABSTRACT
Jakarta Smart City is a one-data-based technology innovation management and developer unit in
the city of Jakarta. The purpose of this study was to determine how the information management
carried out by the Public Relations of UP.Jakarta Smart City in handling reports or complaints in
the JAKI application. The theoretical basis used is organizational information theory and uses the
conceptual foundation of communication, organizational communication, public relations,
information management, message applications, social media, public relations, complaint
handling. The approach used in this research is a case study approach. The Constructivist
Paradigm. Descriptive qualitative research method. Using data collection techniques in the form
of observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the
information management system implemented by the UP.Jakarta Smart City Public Relations is
using three stages, namely information reception, selection and evaluation. The solution to the
report or problem that is carried out is that it is necessary to hold outreach from the DKI Jakarta
Provincial Government Public Relations in this field UP.Jakarta Smart City by actively socializing
the JAKI complaint channel to the DKI Jakarta community and also other SKPD ranks.
Keywords: Communication Of Public Relation , Resistance, Aplication JAKI,
2
PENDAHULUAN
Saat ini peradaban baru teknologi
informasi sudah memasuki era digitalisasi.
Berbagai perubahan dan cara orang
melakukan komunikasi mulai mengalami
pergeseran. Seperti halnya, apa yang telah
dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta,
melalui teknologi JAKI. Kemajuan teknologi
ini pun merupakan hasil dari perkembangan
inovasi suatu teknologi yang berasal dari
bentuk keresahan keresahan yang
sebelumnya terjadi dalam ruang lingkup yang
mungkin monoton dengan hal-hal yang tidak
dapat berkembang,se hingga masyarakat atau
beberapa pihak terkait yang ada harus
bekerja keras menemukan jalan keluar
terbaik guna kemajuan dan manfaat yang
dapat dirasakan bersama sama. Seiring
dengan berjalannya waktu, pemerintah pun
mulai melirik pemanfaatan teknologi
informasi untuk memberikan pelayananan
masyarakat yang lebih maksimal bahkan
optimal, implementasi sitem informasi dan
teknologi komunikasi menjadi berkembang
dengan sangat pesat di dunia birokrasi dan
perusahaan, hal tersebut akhirnya
memunculkan ide besar berupa penciptaan
saluran layanan pengaduan dan pelaporan
masyarakat DKI Jakarta terkait tentang
lingkungan masyarakat yang kotor,
penyalahgunaan atau pelanggaran aturan
yang merugikan sebagian masyarakat dan
juga info atau pelayanan resmi lainya yang
harapan nya terdapat dalam suatu aplikasi
yang dikelola dengan baik.
Jika dahulu alur birokrasi
pemerintahan selalu identik dengan langkah
kecurangan yang dapat dibilang negatif, saat
ini pemerintah mulai membentuk citra baru
yang dimana tidak adanya proses atau hal hal
yang tidak diinginkan dengan cara
melakukan laporan yang transparan lewat
aplikasi JAKI. Jakarta Smart City yang di
prakarsai oleh Pemerintah Pusat melalui
pembuatan Aplikasi JAKI ini adalah ingin
membentuk rasa kepercayaan masyarakat
kembali dengan menghindari stigma
pemerintahan yang kurang baik menjadi
lebih objektif dengan rasa kepercayaan
masyarakat yang nantinya muncul atas
permasalahan yang terselesaikan seiring
berjalannya waktu, serta dukungan dan
simpati rakyat atau publik yang harus terus
menerus terhadap program inilah yang harus
dapat posisi teratas pada kepercayaan
masyarakat, agar masyarakat mulai kembali
terjalin rasa kepercayaanya .
Ide besar dan langkah kreatif pun
muncul dengan hadirnya aplikasi JAKI yang
dimana JAKI ini adalah akronim atau
singkatan dari Jakarta Kini, Aplikasi yang
3
dapat membantu masyarakat khususnya
warga DKI Jakarta dalam mengajukan
pelaporan masalah terkait lingkungan yang
kotor,kasus vandalisme, penyalahgunaan
marka jalan dan beberapa bentuk pelayanan
masyarakat lainya yang selalu terupdate
proses penanganan nya ,dan juga aplikasi
JAKI ini pun menyediakan berbagai macam
berita atau info resmi dari sumber yang
kredibel dan ditangani langsung oleh pihak-
pihak terkait masalah yang terjadi. Maka dari
itu berdasarkan latar belakang diatas yang
telah penulis paparkan, maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut mengenai
“Komunikasi Humas Pemprov DKI Jakarta
Dalam Menangani Pengelolaan Aduan
Masyarakat Pada Aplikasi JAKI”
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Informasi Organisai
Jakarta yang akan dijadikan sebuah
percobaan kota pintar telah selangkah lebih
maju dalam membantu permasalahan daerah
daerah lain yang dimana jika Jakarta
terealisasi, Jakarta akan menjadi kota
percontohan tersebut permasalahan
permasalahan klasik seperti pencemaran
udara, kualitas hidup masayarakat, akses
pendidikan yang mudah, regulasi yang
mudah itu akan menjadi hal mendasar yang
harus selalu ditekankan pemerintah daerah
untuk selalu di perbaharui dan terus
dikembangkann untuk jadi lebih baik dan
pastinya harus ada satu tolak ukur daerah itu
maju dan terintegrasi yaitu adanya suatu
organisisasi atau satu bagian yang mengatur
permasalahan daerah nya dibawah naungan
pemerintah daerah nya itu sendiri dan
langsung terintegrasi pastinya oleh presiden
republik Indonesia.
Salah satu gagasan paling
berpengaruh dalam teori informasi organisasi
adalah pemikiran Karl Weick (dalam
Morrisan, 2014: 398) mengenai teori
informasi organisasi yang berada dibawah
naungan pemikiran sibernetika. Menurut
teori ini, organisasi bukanlah struktur yang
terdiri atas sejumlah posisi dan peran tetapi
merupakan kegiatan komunikasi, sehingga
sebutan yang lebih tepat sebenarnya adalah
organizing atau mengorganisasi (yang
menunjukkan proses) daripada organization.
Atau organisasi, karena organisasi adalah
sesuatu yang ingin dicapai melalui proses
komunikasi yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, Karl Weick dalam West
dan Turner (2017:26) mengembangkan suatu
pendekatan untuk menjelaskan proses
organisasi dalam mengumpulkan informasi
yang diterimanya. Weick melihat organisasi
sebagai suatu sistem yang menerima berbagai
informasi yang membingungkan dari
4
lingkungannya dan berusaha untuk
memahaminya. Dengan demikian, menurut
teori ini, organisasi dalam perkembangannya
akan mengalami evolusi seiring dengan
upaya organisasi untuk memahami diri
sendiri dan lingkungannya. (Morissan,
2014:399)
Weick mengajukan satu istilah kunci
yaitu ekuivokalitas (berasal dari kata
equivocality) yang berarti ketidakpastian atau
sulit dimengerti (komplikasi), tidak jelas,
membingungkan dan multitafsir (ambigu)
serta sulit diperkirakan. Menurut Weick,
semua informasi dari lingkungan, dalam
derajat tertentu, adalah tidak pasti, tidak jelas
dan membingungkan, dan kegiatan
organisasi dirancang untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut. (Morisssan,
2014:399), ekuivokalitas menjadi tahapan
serius yang harus segera diselesaikan atau
diperkecil tingkat pemecahan masalah nya
agar dapat mengurangi ambiguitas pesan ,dan
kerangaka atau rencana pembangunan suatu
hal tertentu harus diselesaikan secepat
mungkin.
Menurut Weick (2014: 400) Fokus
dari teori informasi organisasi adalah
komunikasi informasi, hal yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan
suatu organisasi. Sangatlah jarang satu orang
atau satu bagian pada perusahaan memiliki
seluruh informasi yang diperlukan untuk
dapat menyelesaikan tugasnya. Informasi
yang dibutuhkan berasal dari berbagai
sumber namun demikian tugas mengelola
atau memproses informasi tidaklah sekedar
bagaimana memperoleh informasi. Bagian
tersulit adalah bagaimana memahami
informasi dan mendistribusikan informasi
yang diterima dalam organisasi.
Bila dikaitkan dengan masalah
penelitian komunikasi, dalam teori informasi
organisasi terdapat kegiatan dalam
pengelolaan informasi yang sifatnya masih
ambiguitas sama halnya seperti keluhan
keluhan pengunaan marka jalan yang salah
,pelanggaran perda gubernur yang disalah
gunakan mungkin masih banyak dari
masyarakat Jakarta belum mengetahui
melalukan laporan tersebut ke pihak instansi
mana atau menggunakan bentuk medium apa
maka dari itu antara masyarakat ke instansi
dan antar instansi ke masyarakat juga perlu
dicari tahu guna mencari jalan keluar
daripada laporan-laporan yang seharusnya
dilaporkan tersebut .
Pengelolaan Informasi
Pengelolaan
Informasi (Communication Management
Plan) adalah proses yang diambil pada
tahap manajemen dalam sebuah organisasi,
5
sebelum organisasi tersebut memutuskan /
mengimplementasikan bentuk komunikasi
apa yang terbaik untuk dilakukan. Dalam
sebuah organisasi rencana pengelolaan
informasi menjadi satu-satunya alat yang
dapat memperbaiki kinerja aliran
informasi saat disadari bahwa informasi yang
ada tidak bisa didapatkan tepat pada
waktunya (saat dibutuhkan). Pengelolaan
Informasi merupakan faktor kunci bagi
keterlaksanaan dan keberhasilan unit
pengolah data dalam rangka menyediakan
informasi bagi para pengguna. Kegiatan
dalam membuat informasi diperlukan data,
data tersebut adalah sebagai bahan baku
informasi yang digali dari sumber-sumber
yang tepat, berkualitas dan diolah sedemikian
rupa untuk mendeskripsikan perubahan
bentuk data sehingga menghasilkan
informasi yang bermanfaat. Dalam kegiatan
pengelolaan informasi diperlukan
kemampuan dalam pelaksanaan transformasi
itu sendiri, yang bertitik tolak dari
pengumpulan data, pengolahan dan
dianalisis, penyajian dan penyebarluasan,
sampai pada kegiatan dokumentasi (Sutabari,
2005)
Aplikasi Pesan
Teknologi telepon genggam
berkembang tidak hanya sebagai pernagkat
untuk berkomunikasi seperti telepon atau sms
semata ,sebuah telepon genggam kini telah
dilengkapi oleh perangkat yang
memungkinkan warga bisa terkoneksi
dengan internet (smartphone).contoh
sederhana ada di perangkat blackberry
:telepon genggam buatan RIM (Research In
Motion) yang didirikan pada 1984 di
Waterloo, Ontraio-Kanada ini merupakan
perangkat telepon pintar (Smartphone) yang
didalamnya terdapat kamera untuk
mengambil foto atau merekam video
,perangkat perekam suara, perangkat lunak
mulai dari mengolah dokumen hingga foto,
dan juga sambungan internet. Provider atau
penyedia layanan ini juga menyediakan
semacam toko aplikasi yang bisa diunduh
oleh pengguna untuk mendukung koneksi
layaknya computer pribadi (personal
computer).
Media Sosial
Pada dasarnya media sosial
merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi-teknologi perkembangan web baru
berbasis internet, yang memudahkan semua
orang untuk dapat berkomunikasi,
berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk
sebuah jaringan secara online, sehingga dapat
menyebar luaskan konten mereka sendiri.
Sesuai dengan pendapat Zarella (dalam
6
Aditya, R. 2015: 51) media sosial adalah situs
yang menjadi tempat orang orang
berkomunikasi dengan teman-teman mereka,
yang mereka kenal di dunia nyata dan dunia
maya. Sedangkan menurut Phillip Kotler dan
Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi
konsumen untuk berbagi informasi teks,
gambar, video dan audio dengan satu sama
lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya
(Kotler, Keller 2012: 568)
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan pada
penelitian ini adalah Pendekatan Studi
Kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara
intensif pada satu obyek tertentu yang
mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data
studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak
yang bersangkutan, dengan kata lain dalam
studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber
(Nawawi, 2003:1).
PEMBAHASAN
JSC ini adalah suatu lembaga langsung
yang bertindak dalam hal teknis dan juga
promotif terhadap suatu inovasi pengembangan
tata kota cerdas berbasis satu data yang dibawahi
langsung oleh Diskomtik (Dinas Komunukasi
Informatik dan analisis data) dengan adanya
lembaga JSC ini, penerapan dan juga
pengaplikasian Jakarta. Kota pintar dapat
membantu Pemimpin atau Pemerintah daerah
tepat nya Gubernur dan Wakil Gubernur agar
dapat merealisasikan program kerja atau langkah
langkah nyata dalam menyelesaikan masalah
yang dijanjikan atau sedang dijalankan oleh
Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini. Tim JSC
ini juga mempunyai posisi atas kontribusi nyata
terkait teknis untuk membuat suatu kebijakan
atau program terbaru yang dapat diperhitungkan
oleh Pemerintah yang sedang menjabat atau
bekerja, terkait data data yang memang benar
telah diterima dalam proses yang telah disadur
dan dirangkum dari masalah yang harus
diselesaikan secepatnya ,segera atau masih dapat
ditunda.
Data yang diperoleh ini berupa tulisan-
tulisan, gambar atau foto-foto kegiatan, dan
sebagainya. UP.Jakarta Smart City saat ini pun
sedang mengembangkan- dan mengoptimalkan
rencana rencana baru yang akan ,sudah atau
belum diterapkan di DKI Jakarta dalam
mewujudkan suatu kota pintar yang terintegrasi
dalam satu data kepemerintahan ,sehingga
harapan nya kedepan Jakarta akan menjadi kota
percontohan bagi daerah lain. Dalam
mewujudkan pemerintahan Indonesia yang
terintegrasi dengan satu sistem, transparansi data
dan juga percepatan pembangunan Indonesia.
Pengaduan dating ke Balaikota telah
diterapkan sejak awal tahun 2013 yang dimana
ketika transparansi public atas bentuk laporan
dapat diterima pihak paling atas atau paling pusat
di pemerintahan provinsi DKI Jakarta mau tidak
mau pihak yang terlibat dari permukaan dasar
7
bagian pemerintahan di sekitar rumah harus juga
menerapkan nya tanpa alasan dan tanpa
pengecualian. Perpaduan teknologi berbasis satu
data pun dikembangkan seiring berjalannya
pemerintahan dengan berbagai kepemimpinan
yang ada ,saat dizaman nya Basuki Thajaja
Purnama pemerintah menggandeng pihak swasta
untuk dapat mengintegrasi kan laporan dari
masyarakat kepada SKPD ( Satuan Kerja
Perangkat Daerah) tapi saat ini pengembangan
teknologi ini pun dikembangan secara
berbarengan oleh pemprov tanpa meninggalkan
teknologi yang lama yang dikelola pihak swasta ,
tetapi pihak pemprov membuat suatu aplikasi
tandingan sejenis yang dapat dibilang aplikasi ini
adalah aplikasi yang akan menjadi superapss
pemerintah provinsi Jakarta untuk
mengorganisasikan atau membantu percepatan
laporan permaslahan masyarakat dijakarta yaitu
aplikasi JAKI.
UP Jakarta Smart City ini juga telah
menggandeng atau menggaet seluruh SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah ) yang bekerja
sama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta
seperti pihak BUMN, BUMD dan juga Dinas atau
instansi –instansi yang dimana atas kerjasama
tersebut , UP Jakarta Smart City dapat dengan
memperoleh data-data valid lainnya yang
mungkin belum atau tidak dapat dijangkau oleh
Tim di JSC sehingga harapan besar atas
pengembangan suatu inovasi atau pun ide –ide
besar yang lahir dari Pemprov ini memang adalah
sebuah inovasi yang memang dibutuhkan atau
ditunggu tunggu oleh masyarakat DKI Jakarta
atas data yang telah di sinkornasi dengan kondisi
di lapangan. Dan jika inovasi besar atas ide-ide
yang mungkin memang dapat membantu
kemajuan ibukota dan dapat diterapkan diseluruh
kota lainya mungkin saja atau kedepanya
program-program dari JSC ini dapat dijadikan
program nasional Republik Indonesia yang
dimana program JSC ini menjadi suatu acuan
kemajuan suatu kota yang berbasis satu data
namun terintegrasi pada semua jaringan birokrasi
atau administrative kepemerintahan yang ada
sehingga kedepannya juga seluruh pemerintahan
daerah atau pusat republic ini dapat
terminimalisir tindak kecurangan atas praktik
“lobi-lobi” yang ada ,kepengurusan
administrative yang sulit hingga juga pelaporan
terkait suatu masalah yang tidak kunjung selesai
dan dapat menerapkan transparasi public , buka
data dan kemudahan mengakses atau pun
kecepatan penyelesaian suatu masalah.
Aplikasi Jaki ini adalah bentuk
keseriusan pemprov DKI Jakarta dalam
mengentaskan permasalahan apapun yang terjadi
di Jakarta ,walaupun tetap yang namanya
masalah tidak akan kunjung selesai ketika suatu
daerah tersebut sangat sibuk ,tapi harapan nya
pun juga JAKI ini pun dapat melandaikan
masalah yang ada dijakarta ,sehingga dapat
membuat masyarakat bahagia dengan
penyelesaian suatu masalah yang cepat
diselesaikan oleh Pemerintah / Satuan Kerja
Perangkat Daerah terkait , dan juga pemerintah
provinsi DKI Jakarta tidak menutup atas
kebebasan dirinya dalam melapor tersebut
8
pemerintah provinsi DKI Jakarta pun tetap
menampung segala keluhan masyarakat lainya
dalam 13 kanal aduan lainya. Jakarta Smart City
adalah pengaplikasian konsep smart city yang
mengoptimalkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mengetahui, memahami, dan mengontrol
berbagai sumber daya di suatu kota dengan lebih
efektif dan efisien, sehingga dapat
memaksimalkan pelayanan publik, menyediakan
solusi untuk masalah, dan mendukung
pembangunan yang berkelanjutan
Perihal tersebut menjelaskan tentang
kanal pengaduan yang berbasis teknologi ini
sudah tersitem pada suatu kanal aduan petugas
yaitu CRM dan sudah disediakan oleh pemprov
DKI Jakarta yang dalam hal ini adalah UP.Jakarta
Smart City yang dipercayakan untuk mengelola
segala laporan yang ada , dan fungsi humas pun
terlekat pada UP.Jakarta Smart City itu sendiri
,pada saat masyarakat mengadukan suatu
permasalahan yang dialaminya seharusnya
,pemerintah turut serta dalam kegiatan hal
tersebut. Jakarta perlu masih belajar dari
negara negara yang sudah lebih maju terlebih
dahulu untuk mengembangkan suatu kota
cerdas yang terintegrasi pada satu data
kepemerintahan ,mejadi tolak ukur yang
sebenarnya memang negara harus hadir
dalam pemanfaatan teknologi yang hebat dan
menguranngi kegiatan manual dalam
pemerintahan nya, karena betul juga jika
suatu negara atau pemerintahan tidak dapat
mengoptimalisasikan kemajuan zaman dan
memanfaat kan teknologi tersebut menjadi
ketertinggalan sangat jauh atas pemanfaat an
teknologi yang ada ini , atas dasar daripada
tolak ukur yang dapat memajukan
pemerintahan tersebut, Pemprov DKI dalam
hal ini membuat suatu gerbrakan aplikasi
yang dapat dijangkau masyarakat untuk
membantu memecahkan masalah terkait
laporan laporan yang ada tersebut .
Dengan mengandalkan kanal aduan
tersebut, Pemprov DKI Jakarta menjadikan
Cepat Respon Mayrakat menjadi andalan,
menyinkronisasikan kanal aduan aduan
lainya yang dapat selalu terintegrasi dimana
saja, kapan saja dan apapun yang dibuthkan
oleh masyarakat. Penjelasan singkat tepat
dan padat mengenai beberapa kanal laporan
tersebut menjelaskan bahwa bentuk dari apa
adanya Pemrpov saat ini sudah sangat
terbuka dalam pengoperasian atau pengolah
data masyarakat guna kemajuan masyarakat,
yang dibantu oleh masyarakat itu sendiri
karena bentuk pemerintahan yang tidak lagi
hanya menandalkan pemerintahan lagi kita
sebagai masyarakat harus turut membantu
pemerintah dalam menyukseskan daerah
yang terintegrasi dan maju, seperti apa yan
telah disampaikan Gubernur Anies
Baswedan Pemerintah tidak dapat bekerja
sendiri harus ada bantuan masyarakat untuk
9
berkontribusi dalam pelaporan atau pun
penyampaian apapun yang terjadi di Jakarta.
Dengan satu aplikasi yang
terintegrasi dengan supermega data menjadi
kan JAKI adalah pilihan tepat pemerintah
provinsi DKI Jakarta mempercayakan tim
UP.Jakarta Smart City untuk mengelola suatu
kepemrintahan yang hebat berjalan
berdampingan dengan melihat keadaan nyata
di lapangan atas dasar keluhan masyarakat
yang dapat dibilang adalah keluhan-keluhan
yang harus dipayungi badan hukum untuk
menjadi sebuah kebijakan baru atau pergub
yang harus diterapkan di wilayah lokasi DKI
Jakarta. Penelitian ini mengkaji
permasalahan seputar bagaimana
pengelolaan informasi yang dilakukan oleh
humas Pemprov DKI Jakarta ( UP.Jakarta
Smart City) dalam menangani Laporan dan
keluhan di aplikasi JAKI dan hambatan-
hambatan apa saja yang muncul dalam proses
penanganan komplainan tersebut. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan Teori
Informasi Organisasi dimana didalamnya
terdapat proses untuk mengurangi
penyalahgunaan informasi dalam bentuk
laporan yang dilaporkan oleh masyarakat
kepada Humas Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta (UP.Jakarta Smart City ) dalam hal
pelaporan via aplikasi JAKI ( Jakarta Kini) .
Informasi yang diterima oleh Humas
JSC adalah dalam bentuk Laporan Laporan
yang diunggah via aplikasi JAKI oleh
masyarakat dengan layanan utama nya adalah
JAK LAPOR ,JAK LAPOR ini adalah
aplikasi pengaduan yang diberikan kepada
masyarakat luas khususnya masyarakat DKI
Jakarta untuk melaporkan segala jenis
permasalahan yang terjadi disekitar
masyarakat yang sedang mengalami atau
menemukan permasalah tersebut.
Ekuivokalitas dalam teori informasi
organisasi digambarkan sebagai darimana
permasalahan permasalahan yang terjadi
pada suatu organisisasi ,menggambarkan
permasalahan atas laporan laporan yang
dialami oleh masyarakat Jakarta dan
menjadikan masalah tersebut menjadi
laporan adalah suatu ekuivokalitas yang
sedang di tamping oleh pemprov DKI Jakarta
Tidak mudah rasanya ,permasalahan
di Jakarta dapat diselesaikan dengan cepat
walaupun sudah berganti kepemimpinan
daerah ,tapi tidak ada salah nya juga
masyarakat dan pemerintah tersebut
menjalankan sedikit banyaknya ide atas
gagasan yang ingin diselesaikan pada 2 ,3
tahun untuk masa depan yang lebih baik ,saat
ini pemerintah berkomitmen untuk
menjadikan kota Jakarta adalah kota yang
maju kota yang terintegrasi dalam satu
10
system yang baik sehinngga masyarakat
dapat senang dan bahagia. Melihat
Ekuivokalitas yang harus diselesaikan atas
laporan laporan tersebut penulis
memfokuskan penerimaan laporan khusus
nya di aplikasi JAKI ,aplikasi kembangan
pemprov DKI Jakarta ini sedang
diintegrasikan denga berbagai layanan yang
lainya mebuat wujud nyata dari wujud
pelayanan prima yang harus diterapkan pada
aplikasi jaki ini .Daryanto dan Ismanto
Setyabudi (2014:51) berpendapat bahwa
Pelayanan Prima atau (Excellent service)
merupakan suatu pelayanan terbaik dalam
memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan
yang memenuhi standar kualitas sehingga
menumbuhkan kepuasan pelayanan terhadap
pelanggan”.
Pelayanan akan menjadi baik apabila
memenuhi standar kualitas pelayanan yang
menumbuhkan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan yang telah diberikan. Sedangkan
menurut Sutopo dan Adi Suryanto (2009:6)
bahwa “pelayanan prima adalah pelayanan
yang mampu memuaskan pihak yang
dilayani sesuai dengan harapan pelanggan”.
Terukurnya suatu keprimaan pelayanan
adalah dengan membuat standar pelayanan
yang prima sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dengan menetapkan standar
pelayanan yang baik maka perusahaan akan
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan
usaha untuk memberikan pelayanan prima
dapat terwujud. Dari kedua pendapat diatas
peneliti memahami bahwa pelayanan prima
adalah pelayanan yang diberikan dengan
senang hati dan ikhlas yang bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap
pelanggannya serta dapat memberikan
kepercayaan bagi pelanggannya.
Salah satu bentuk pelayanan prima
yang JSC berikan salah satunya adalah
mengelola informasi atau mengelola Laporan
terkait masalah yang disampaikan oleh
masyarakat. Mengelola informasi dalam
bentuk komplainan membutuhkan proses
penanganan yang sistematis untuk
mendapatkan solusi atas keluhan yang
disampaikan oleh masyarakat di aplikasi
JAKI. Menurut Karl Weick dalam Morissan
(2014:399), berdasarkan teori yang
digunakan oleh penulis yaitu Teori Informasi
Organisasi dimana menurut teori ini
organisasi bukanlah struktur yang terdiri atas
sejumlah posisi dan peran tetapi merupakan
kegiatan komunikasi, sehingga sebutan yang
lebih tepat sebenarnya adalah organizing atau
organisasi, karena organisasi adalah sesuatu
yang ingin dicapai melalui proses
komunikasi bekerlanjutan. Begitupun dengan
aplikasi JAKI sebagaimana diartikan sebagai
aplikasi yang dapat dijadikan sebagai tempat
11
keluhan kesah masyarakat atas laporan
sehingga dapat diterima langsung atau
didsiposisi oleh tim tim terkait SKPD lainya
.
JAKI mengintegrasi dengan hebat
dan cepat proses atas keluhan yang
diutarakan oleh masyarakat , dengan sistem
menyaring permasalahan yang ada terlebih
dahulu dengan sistem yang canggih dan
hebat berbasi geo tagging menyederhanakan
proses kinerja yang biasa nya selangkah lebih
sulit atas laporan yang diadukan nya
sehingga menimbulkan permasalahan baru
untuk SKPD lainya dan juga untuk tim-tim
lainya yang memproses kinerja nya tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dilakukan penulis, maka penulis dapat
menarik kesimpulan yaitu kesatu :
Pengelolaan informasi yang dilakukan oleh
Humas UP.Jakarta Smart City dalam
mengelola laporan yang masuk ke dalam
aplikasi JAKI mempunyai tahapan –
tahapan yang telah disesuaikan dengan
Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dan
ketentuan ketentuan khusus masing masing
SKPD terkait yang telah diintegrasikan
pengelolaan nya dengan aplikasi CRM
petugas.
Kemudian yang kedua : Hambatan-
hambatan yang sering muncul pada saat
penanganan laporan di aplikasi JAKI ,
ketidak belum tahuan masyarak atas
pengelolaan suatu laporan pada aplikasi
JAKI ini karena kurangnya sosialisasi atau
promosi gencar – gencaran dari pada lini
pemerintah yaitu pihak RT/RW dimana
hanya dibeberapa daerah saja mungkin
aplikasi ini banyak diketahui masyarakat
sehingga berpengaruh kepada masyarakat
yang akan melakukan laporan di aplikasi
JAKI ini ,seperti ditemukan adanya
penggunaan bahasa yang kurang dimengerti
oleh pihak SKPD dengan menggunakan
bahasa daerah atau bahasa slang lainya
sehingga adanya perbedaan makna dari
bahasa tersebut ,kurang lengkapnya alamat
yang diberikan oleh pelapor di aplikasi JAKI
menjadi penghambat petugas dalam
menindaklanjuti suatu permasalahan
Karena setelah penulis telusuri dan
wawancara lebih lanjut permasalahan yang
SKPD ini berikan karena adanya kecepetan
penyelesaian laporan atau double laporan
yang sudah terselesaikan tapi masyarakat
melaporkan dengan jenis aduan yang sama
atas perbedaan sudut pandang ini penulis
melihat atau menyimpulkan atas hambatan
yang terjadi ini adalah harus adanya
sosialisasi yang harus sering dilakukan oleh
12
pemerintah mulai dari lini bawah yaitu
Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga
(RW) untuk selalu membiasakan atau belajar
terbiasa menggunakan aplikasi JAKI ini agar
ketika melaporkan suatu permasalahan yang
terjadi tersebut masyarakat paham atas
laporan yang dilaporkan sehingga tidak ada
lagi ditemukan penyalahgunaan aplikasi baru
dari JSC ini .
DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2016. Penelitian Kualitatif: