KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI ANTAR MANUSIA ATAU KELOMPOK DALAM MASYARAKAT DISUSUN OLEH NAMA : LUTHER ZEGA KELAS : C NIM : D1AO14107 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI ANTAR MANUSIA ATAU KELOMPOK DALAM
MASYARAKAT
DISUSUN OLEH
NAMA : LUTHER ZEGA
KELAS : C
NIM : D1AO14107
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
walaupun masih ada kesalahan.
Makalah ini memuat tentang “Komunikasi Dalam Interaksi Antar Manusia
Atau Kelompok Dalam Masyarakat”. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknyaagar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Terima kasih.
05 Desember 2015
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar--------------------------------------------------------------------1
Daftar Isi---------------------------------------------------------------------------2
Bab I. Pendahuluan---------------------------------------------------------------3
1.1 Latar Belakang----------------------------------------------------------------31.2 Rumusan Masalah------------------------------------------------------------41.3 Tujuan--------------------------------------------------------------------------5
Bab II. Landasan Teori-----------------------------------------------------------6
Bab III. Pembahasan--------------------------------------------------------------7
3.1 Komunikasi-------------------------------------------------------------------7
3.1.1 Pengertian Komunikasi----------------------------------------------------7
3.1.2 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli----------------------------7
3.1.3 Tujuan Komunikasi------------------------------------------------------11
3.1.4 Fungsi Komunikasi-------------------------------------------------------12
3.2 Aspek hubungan komunikasi dua orang atau kelompok--------------13
3.3 Proses berjalannya suatu komunikasi------------------------------------15
3.3.1 Syarat-syarat komunikasi------------------------------------------------16
3.4 Jaringan komunikasi tradisional------------------------------------------17
3.4.1 Pengertian Jaringan Komunikasi---------------------------------------18
3.4.2 Jaringan Komunikasi Tradisional ( informal)-------------------------19
Bab IV. Penutup-----------------------------------------------------------------19
4.1 Kesimpulan------------------------------------------------------------------19
Daftar Pustaka-------------------------------------------------------------------21
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan
antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada
dua pihak yang terlibat yaitu :
1. Komunikator : Orang / kelompok orang yang menyampaikan informasi atau
pesan
2. Komunikan : orang atau kelompok orang yang menerima pesan.
Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial,
Kondisi lahiriah. Menurut Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan
yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses
membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai
berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan
untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator
tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding)
adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi
tersebut (terdapat kesamaan makna).
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia,
karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Setiap saat pasti
manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun
komunikasi non verbal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa masalah antara lain yaitu :
1. Apa itu Komunikasi ?2. Bagaimana Aspek Hubungan komunikasi dua orang atau kelompok ?3. Bagaimana Proses Berjalannya Suatu Komunikasi ?4. Apa Itu jaringan komunikasi Tradisional ?
1.3 TUJUAN
Maka tujuan penulisan makalah ini agar pembaca :
4 Mengetahui pengertian komunikasi5 Mengetahui aspek hubungan komunikasi dua orang atau kelompok6 Mengetahui proses berjalannya suatu komunikasi7 Mengetahui jaringan komunikasi tradisional
BAB II. LANDASAN TEORI
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi
(Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan
komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang
berarti " membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah
yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata kata Latin yang mirip Komuniksi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran
pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris,
“communicate”, berarti (1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan
informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk
mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda
(noun), “communication”, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang
sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-individu melalui
simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan
(4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983, dalam
Vardiansyah, 2004).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari akar
kata yang maknanya selalu (1) melibatkan pertukaran simbol atau tanda baik
verbal maupun nonverbal, (2) terbangunnya relasi kebersamaan antara
komunikator dengan komunikan. Simbol atau tanda verbal seperti bahasa lisan
dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau tanda nonverbal seperti mimic, gerak-
gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan ini bukan selalu sebagai
hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman melainkan terbentuknya
kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol
atau tanda-tanda tertentu yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi kontak
simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan
pihak lain (antarpersonal).
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 KOMUNIKASI
3.1.1 Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi sering dilakukan yang merupakan
kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Komunikasi secara verbal (lisan)
terjadi pada saat seseorang dengan orang lain saling menyampaikan
pesan/berdekatan , tetapi apabila berada dalam jarak yang jauh dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi. Istilah komunikasi
dalam bahasa Inggris yakni communication. Pada dasarnya, secara etimologis kata
komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication yang bersumber pada
kata communis berarti milik bersama atau membagi merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk membangun pengertian dan kebersamaan sedangkan secara
terminologis, kata komunikasi merujuk pada proses penyampaian suatu
pernyataan oleh pihak satu kepada pihak lain. Pengertian Komunikasi merupakan
suatu proses ketika seseorang dengan orang lain saling menyampaikan informasi
dari satu pihak ke pihak lain/banyak pihak agar dapat terhubung dengan
lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya, komunikasi dilakukan secara verbal oleh kedua belah pihak agar
dapat dimengerti. Komunikasi dapat terjadi apabila ada persamaan antara
penyampaian pesan dengan penerima pesan. Tanpa adanya bahasa verbal antara
kedua belah pihak, komunikasi masih dapat digunakan dengan pergerakan badan
dan menunjukkan sikap tertentu, seperti menggelengkan kepala, mengangkat bahu
dan tersenyum. Cara ini biasanya disebut sebagai komunikasi nonverbal.
3.1. 2 Pengertian Komunikasi menurut para ahli
William J. Seller menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses
dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Raymond Ross menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses
menyortir, memilih dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang
serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Carl I. Hovland menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah suatu
proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya
dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, berpendapat, mengubah sikap atau perilaku baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Colin Cherry menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses
dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk mencapai tujuan
bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh
penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Forsdale menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa
sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Everett M. Rogers menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses
suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Ruben dan Steward menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi mengenai
manusia merupakan proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan dasar bagi setiap orang untuk
berinteraksi dengan orang lain dan berperan penting dalam sehari-hari. Setiap
kesempatan dan waktu, kita akan selalu berkomunikasi dengan orang lain
dimanapun kita berada baik lingkungan perusahaan pemerintahan maupun swasta
dan lingkungan sosial. Komunikasi antar manusia bukan hanya saling berbicara,
menyapa ataupun menulis, komunikasi dimaksudkan tentang bagaimana kita
memahami orang lain sebenarnya sehingga kita bisa saling memahami dan
mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain kemudian
dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Kebanyakan orang biasanya menjadikan komunikasi sebagai alat semata tanpa
berupaya untuk bisa melihat dan memahami orang lain lebih seutuhnya.
Komunikasi yang tidak efektif terjadi karena ketidaksesuaian antara fakta dengan
apa yang diucapkan/diinginkan, sehingga semuanya berjalan tanpa tujuan dan
arah. Apalagi apabila kita berada dalam suatu lingkungan ataupun organisasi yang
di dalamnya memiliki bermacam individu dengan sifat/karakter yang berbeda-
beda pula serta tingkat pemahaman dan pendidikan yang juga berbeda. Karena itu,
kemampuan dalam berkomunikasi menjadi salah satu bagian penting untuk dapat
bekerja sama dengan orang lain.
Komunikasi yang efektif dapat terjalin dengan baik apabila kedua belah pihak
saling mengakui kekurangan dan kelebihan orang lain serta mengerti kelemahan
orang lain. Oleh karena itu, segala hambatan dapat diatasi dengan baik, segala
macam ego dalam diri kita dapat dihilangkan sehingga hanya ada keinginan untuk
bisa saling memahami orang lain seutuhnya tanpa ada pamrih yang lain. Setelah
itu, rasa saling percaya antar individu dalam suatu lingkungan akan tercipta
dengan baik sehingga segala hambatan/tantangan dapat diatasi dan terjalin
kerjasama yang baik. Sebab setiap individu mempunyai semangat yang sama
dalam membangun dan membantu orang lain. Dengan komunikasi yang efektif,
hubungan antar individu akan berkembang menjadi hubungan yang bermanfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain serta saling menguntungkan antar sesama
individu.
Pada Pengertian Komunikasi, terdapat lima tingkatan komunikasi atau konteks
dalam berkomunikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
pada ruang lingkup yang lebih besar dari jenis-jenis komunikasi sebelumnya
yang dilakukan melalui sebuah perantara yakni media elektronik maupun
media cetak, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara sesaat dan
serentak.
2. Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang
dilakukan memiliki ruang lingkup lebih besar. Komunikasi terjadi dalam
penerimaan dan pengiriman berbagai informasi organisasi dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi. Selain itu, jenis komunikasi ini
banyak dari tiap individunya yang memberikan pendapat yang berbeda,
karena informasi yang disampaikan dari masing-maing individu memiiki
makna yang berbeda.
3. Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok, misalnya dalam sebuah
organisasi dengan jumlah anggotanya sedikit. Jenis komunikasi ini dilakukan
lebih dari dua orang tetapi memiliki ruang lingkup yang kecil, dimana setiap
individu mempunyai pandangan dari setiap informasi yang sampaikan.
4. Komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang
dilakukan seseorang dengan orang lain yang bersifat personal. Jenis
komunikasi ini dilakukan dengan cara bertatapan muka oleh dua orang namun
terkadang tidak dilakukan secara tatap muka. Selain itu, jenis komunikasi
seperti ini lebih efektif karena kita dapat berinteraksi satu sama lain dan saling
menyampaikan sebuah pesan.
5. Komunikasi intrapribadi yaitu jenis komunikasi yang terjadi pada diri
seseorang berupa proses dalam pengolahan informasi melalui sistem syaraf
dan panca indera manusia. Jenis komunikasi ini dilakukan oleh satu orang
saja, misalnya seolah olah kita sedang berkomunikasi dengan diri sendiri atau
mengkhayal.
Menurut Deddy Mulyana menyatakan Pengertian Komunikasi dalam tiga
konseptual yaitu :
1. Komunikasi sebagai interaksi
2. Komunikasi sebagai transaksi
3. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Menurut William I. Gorden menyatakan fungsi komunikasi dikategorikan menjadi
empat yaitu :
1. Sebagai komunikasi instrumental
2. Sebagai komunikasi ritual
3. Sebagai komunikasi sosial
4. Sebagai komunikasi ekspresif
Menurut Ruben & Steward menyatakan bahwa kegunaan belajar dalam ilmu
komunikasi adalah :
1. Komunikasi merupakan suatu kegiatan kompleks
2. Komunikasi merupakan suatu bidang yang popular
3. Komunikasi merupakan vital untuk suatu posisi atau kedudukanyang efektif
4. Komunikasi merupakan fundamental dalam kehidupan
5. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang
baik.
3.1.3 Tujuan Komunikasi
Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan.
Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu
menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.
Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap
individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan
mendengar apa yang dibicarakan orang lain.
Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan
persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan
pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan
orang kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita.
3.1.4 Fungsi Komunikasi
Dalam manfaat dan dampak yang ditimbulkan komunikasi memiliki fungsi-fungsi
yang sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Secara umum, fungsi
komunikasi adalah sebagai berikut
Sebagai Kendali : Fungsi komunikasi sebagai kendali memiliki arti bahwa
komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku orang lain atau
anggota dalam beberapa cara yang harus dipatuhi.
Sebagai Motivasi : Komunikasi memberikan perkembangan dalam
memotivasi dengan memberikan penjelasan dalam hal-hal dalam
kehidupan kita.
Sebagai Pengungkapan Emosional : Komunikasi memiliki peranan dalam
mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain, baik itu senang,
gembira, kecewa, tidak suka. dan lain-lainnya.
Sebagai Informasi : Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan
dari setiap individu dan kelompok dalam mengambil keputusan dengan
meneruskan data guna mengenai dan menilai pemilihan alternatif.
3.2 ASPEK HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTARA 2 ORANG / KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara
tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan
komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya
di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran
bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan
tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
B. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi,
namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
1. Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati
kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam
suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang
menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder
komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada
aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok
sekunder formal.
3.3 PROSES BERJALANNYA SUATU KOMUNIKASI
Pada hakekatnya proses terjadinya komunikasi menurut Onong U. Effendy adalah
proses penyampaian pikiran atau gagasan oleh seseorang (komunikator) kepada
orang lain (komunikan). Pikiran tersebut bisa merupakan gagasan, informasi,
opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Pikiran bersama perasaan yang
akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture
in our head, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar
“gambaran dalam benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat
dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan.
Pikiran yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dalam
komunikasi disebut pesan. Agar komunikasi berjalan dengan lancar maka Wilbur
Schramm dalam karyanya “communication research in the United
States”menyatakan bahwa: “Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection experience and
meanings) yang pernah diperoleh oleh komunikan”. (Effendy, 1986:34)
Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor
yang penting dalam komunikasi. Jika pengalaman komunikator sama dengan
bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.
Dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feed back atau
efek.Feed back mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi, sebab komunikator menerangkan suatu pesan dan bila ditanggapi
oleh komunikan membuktikan keefektifan dari proses komunikasi itu sendiri dan
umpan balik itu juga menentukan berlanjut atau berhentinya komunikasi yang
dilancarkan komunikator. Karenanya umpan balik bisa bersifat positif maupun
negatif. Umpan balik yang positif adalah tanggapan atau respon atau reaksi
komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan
lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak
menyenangkan komunikator sehingga komunikator enggan melanjutkan
komunikasinya. Feed back bisa berupa verbal dalam bentuk kata “ya” untuk tanda
setuju atau “tidak” untuk tanda menolak, bisa juga bersifat non verbal dalam
bentuk gerakan anggota badan kita dan sebagainya.
3.3.1 Syarat-Syarat Komunikasi
Untuk lebih jelasnya, menurut Onong U. Effendy dalam bukunya Human
Relations dan Public Relations menyebutkan bahwa komunikasi enam syarat
unsur pokok yang diberi istilah:
Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam
rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang,
lembaga, buku dan lain-lain.
Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa
individu yang sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok
orang, organisasi komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan
sebagainya.
Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan mempunyai tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah
sikap dan tingkah laku orang lain.
Saluran (channel) : Saluran adalah komunikator yang digunakan dalam
menyampaikan pesan. Saluran komunkasi berupa saluran formal (resmi)
dan saluran informal (tidak resmi). Saluran formal adalah saluran yang
mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, seperti komunikasi antara
pimpinan dan bawahannya, sedangkan saluran informal adalah saluran
yang berupa desas-desus, kabar burung dan kabar angin.
Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang
berupa individu, kelompok dan massa
Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan
bentuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu
bisa sesuai keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
Efek yang di harapkan timbul dari proses komunikasi dalam kegiatan clearing
house ini adalah perubahan sikap dari komunikan-komunikan sehingga akan dapat
tercapai tujuan kegiatan ini dengan baik.
Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada masing-masing
individu. Perubahan sikap seseorang ditentukan oleh stimulus yang diterimanya.
Materi yang disampaikan oleh komunikator dalam kegiatan clearing
housemerupakan suatu stimulus yang diberikan kepada komunikan. Yang dalam
hal ini adalah dengan adanya kesepakatan bersama dalam akhir pelaksanaan
kegiatanclearing house. Dalam proses komunikasi, stimulus (materi) tersebut
haruslah dapat menimbulkan perhatian, pengertian dan pemahaman dari
komunikan sehingga dapat menimbulkan reaksi yakni perubahan sikap dari
komunikan sesuai dengan keinginan komunikator. Perubahan sikap yang
diharapkan dalam penelitian yang diamati adalah antara departemen-departemen
yang terlibat dalam kegiatan clearing house tersebut dapat mencapai kata sepakat
mengenai media-media massa asing yang ingin meliput di Indonesia. Baik itu
persetujuan ataupun penolakan peliputan tersebut dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang diperlukan oleh departemen-departemen tersebut.
3.4 JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL3.3.1 Pengertian Jaringan Komunikasi
Secara sederhana, definisi jaringan komunikasi adalah ”siapa berbicara dengan
siapa atau kepada siapa” Beebe dan Masterson, 1994). Selanjutnya De Vito
(1997), mendefinisikan jaringan komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan
tertentu yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain.
Kemudian Gonzales dalam Jahi (1993) mengatakan bahwa hubungan siapa
dengan siapa dapat diilustrasikan dalam sebuah sosiogram yang berguna untuk
menelusuri jaringan informasi ataupun difusi suatu inovasi.
Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau
memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses
komunikasi interpersonal (Seliawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami
hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan
komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan,
mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi (Man Lin 1975, diacu dalam
Setyanto 1993). Karena struktur hirarkinya yang ketat, jarak phisik yang jauh dari
orang-orangnya, perbedaan yang besar dalam kompetensinya, dan berbagai tugas
khusus yang harus diselesaikan, maka organisasi maka organisasi harus
menciptakan jaringan komnunikasi yang beragam.
Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari
satu orng ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama,
kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan
mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur
jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim
komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan
pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bias
dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi
sebagai sarana komunikasi organisasi.
Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli dapat disebutkan
sebagai berikut:
1). Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan
yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan
oleh arus komunikasi yang terpola.
2). Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan
komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua
orang atau lebih.
3). Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis
hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan
peristiwa-peristiwa.
4). Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan
komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat
diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam
sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).
5). Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua
jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan
jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu
komunikasi.
6). Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai
jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan
saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
3.3.2 Komunikasi Tradisional ( Informal )
Menurut Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini
sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional
merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung
pada herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai
maksud, yaitu
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah adalah dasas-desusyang secara resmi
tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat
komunikasi tambahan bagi organisasi.
BAB IV. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan
antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dimengerti.
2. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya
3. Pada hakekatnya proses terjadinya komunikasi menurut Onong U. Effendy
adalah proses penyampaian pikiran atau gagasan oleh seseorang (komunikator)
kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut bisa merupakan gagasan,
informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya
4. Menurut Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini
sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional
merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
DAFTAR PUSTAKA
Blake, Reed H., and Haroldsen, Edwin O. Taksonomi Konsep Komunikasi.
Cetakan Ke-1. Terj. Hasan Bahanan. Surabaya: Papyrus, 2003.
Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi. Buku Pegangan Kuliah Fisipol
Komunikasi Massa S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas Maret,
1994.
Purwasito, Andrik. Komunikasi Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2003.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta:
Media Pressindo, 2006.
Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ke-1. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004.
Zubair, Agustina. “Definisi Komunikasi.” WordPress.com 5 Desember 2015. 10
Juni 2010. <http://meiliemma.wordpress.com/2015/10/17/definisi-
komunikasi>.
Riswandi. “Definisi Komunikasi dan Tingkatan Proses Komunikasi.”
WordPress.com 5 Desember 2015. 10 Juni 2010.
<htt p ://meiliemma.wordpress.com/2015/10/17/definisi-komunikasi-dan-
tingkatan-proses-komunika s i / >.
“Definisi Komunikasi.” Blogdetik.com.5 Desember 2015.
<http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/>