Top Banner
KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza) Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of Lindur Stem Bark (Bruguiera gymnorrhiza) Nurjanah* 1 , Agoes M. Jacoeb 1 , Annisa Shylina 1 1 Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks (0251) 8622915 *Korespondensi: [email protected], [email protected] Abstrak Mangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia mulai dari manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber pangan, papan dan obat. Salah satunya yang banyak dijumpai di Indonesia adalah lindur (Bruguiera gymnorrhiza). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif dan menentukan aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang lindur dalam berbagai pelarut. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH sedangkan total fenol dihitung sebagai ekuivalen asam galat. Komponen bioaktif yang terdeteksi pada ekstrak pelarut n-heksana menunjukkan hasil positif adanya steroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin, saponin dan fenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid dan flavonoid. Aktivitas antioksidan dan nilai total fenol terbaik terdapat pada ekstrak etil asetat dengan nilai IC 50 yaitu 37,23 dan nilai total fenol yaitu 73,24 mgGAE/g. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa spesies mangrove berpotensi dapat menjadi sumber antioksidan alami. Kata kunci: Antioksidan, Bruguiera gymnorrhiza, fitokimia, , total fenol Abstract Mangrove has a lot of benefits that intersect directly with human life ranging from ecology to benefit as a source of food, shelter and medicine. One of them is often found in Indonesia is lindur (Bruguiera gymnorrhiza). This study aims to identify the content of bioactive compounds and determine antioxidant activity of lindur stem bark extract in various solvents. Antioxidant activitiy assay used Free Radical Scavenging Assay was estimated as IC 50 values using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and total penolic content in the extracts was calculated as gallic acid equivalent (GAE). The bioactive compounds that identified was in n-hexane extract showed positive results on steroids; the ethyl acetate extract on
29

KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

May 12, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANGLINDUR (Bruguiera gymnorrhiza)

Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of Lindur Stem Bark (Bruguiera gymnorrhiza)

Nurjanah*1, Agoes M. Jacoeb1, Annisa Shylina1

1Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan,

Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor16680 Jawa Barat

Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks (0251) 8622915*Korespondensi: [email protected], [email protected]

AbstrakMangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan langsung dengan

kehidupan manusia mulai dari manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumberpangan, papan dan obat. Salah satunya yang banyak dijumpai di Indonesiaadalah lindur (Bruguiera gymnorrhiza). Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif dan menentukan aktivitasantioksidan ekstrak kulit batang lindur dalam berbagai pelarut. Ujiaktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH sedangkan totalfenol dihitung sebagai ekuivalen asam galat. Komponen bioaktif yangterdeteksi pada ekstrak pelarut n-heksana menunjukkan hasil positif adanyasteroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin, saponin danfenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid dan flavonoid. Aktivitasantioksidan dan nilai total fenol terbaik terdapat pada ekstrak etil asetatdengan nilai IC50 yaitu 37,23 dan nilai total fenol yaitu 73,24 mgGAE/g.Hasil pengujian ini membuktikan bahwa spesies mangrove berpotensi dapatmenjadi sumber antioksidan alami.

Kata kunci: Antioksidan, Bruguiera gymnorrhiza, fitokimia, , total fenol

AbstractMangrove has a lot of benefits that intersect directly with human life

ranging from ecology to benefit as a source of food, shelter and medicine.One of them is often found in Indonesia is lindur (Bruguiera gymnorrhiza).This study aims to identify the content of bioactive compounds anddetermine antioxidant activity of lindur stem bark extract in varioussolvents. Antioxidant activitiy assay used Free Radical Scavenging Assay wasestimated as IC50 values using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) andtotal penolic content in the extracts was calculated as gallic acidequivalent (GAE). The bioactive compounds that identified was in n-hexaneextract showed positive results on steroids; the ethyl acetate extract on

Page 2: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

steroids, flavonoids, tannins, saponins and phenols hydroquinone;methanolic extract on steroids and flavonoids. Ethyl acetate extract showedthe highest values of IC50 and phenolic content (37.23 ppm and 73.24mgGAE/g). The results indicate mangrove species potential for theutilization as significant source of natural antioxidant.

Keyword: Antioxidant , Bruguiera gymnorrhiza, phytochemical, total phenolic.

PENDAHULUAN

Mangrove merupakan salah satu hutan tropis yang mudah

berkembang dan belum banyak termanfaatkan, hal ini didukung

oleh fakta bahwa di muka bumi ini terdapat lebih kurang

250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi baru lebih

dari 0,4 % yang sudah diselidiki kandungan kimianya (Darminto

et al. 2009). Tumbuhan mangrove di Indonesia merupakan yang

terbanyak di dunia, baik dari segi kuantitas area ( ±42.550

km2) maupun jumlah spesies (±45spesies). Jenis mangrove yang

banyak ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia

sp.), bakau (Rhizophora sp.), tanjang/lindur (Bruguiera sp.), dan

Page 3: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

bogem atau pedada (Sonneratia sp.) yang merupakan tumbuhan

mangrove utama (Bengen 2001).

Mangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan

langsung dengan kehidupan manusia di daratan, mulai dari

manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber pangan, papan dan

obat. Tanaman mangrove umumnya digunakan sebagai obat dan

campuran lauk-pauk, tetapi belum banyak informasi mengenai

kandungan bahan aktif pada tanaman tersebut. Beberapa

penelitian di masa lalu melaporkan adanya aktivitas anti-

inflamasi, antioksidan, anti-bakteri, dan antivirus dari

ekstrak berbagai spesies mangrove (Wibowo 2009). Uraian

tersebut menunjukkan potensi tanaman mangrove untuk diarahkan

dalam mengkaji pemanfaatan sumber daya laut yang berpotensi

farmakologik.

Salah satu potensi ekstrak tanaman mangrove adalah

sebagai sumber antioksidan alami. Menurut Winarsi (2007)

antioksidan diketahui dapat menghambat kerja radikal bebas.

Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam

jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal

berlebih, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Senyawa

antioksidan terdiri dari dua jenis yaitu senyawa antioksidan

Page 4: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan dari bahan-bahan

alami mendapat perhatian besar dari masyarakat karena lebih

aman penggunaannya dibandingkan antioksidan sintetik. Adanya

kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum

diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan

alami menjadi alternatif yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh

terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif,

mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu

menghambat peroksida lipid pada makanan. Berdasarkan hasil

penelitian Wichi (1988), senyawa antioksidan sintetik antara

lain BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluena)

berpotensi karsinogenik.

Eksplorasi kandungan kimia tumbuhan mangrove sangat

diperlukan untuk menemukan agen-agen terapi baru dan informasi

ini sangatlah penting bagi masyarakat. Menurut Purnobasuki

(2004) ada dua alasan penting perlunya studi kandungan kimia

tumbuhan mangrove. Pertama, mangrove merupakan salah satu

hutan tropis yang mudah berkembang dan belum banyak

termanfaatkan. Kedua, aspek kimia tumbuhan mangrove sangat

penting karena potensinya untuk mengembangkan agrokimia dan

Page 5: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

senyawa bernilai medis. Salah satu harapan sumber antioksidan

alami yang dapat menggantikan peran antioksidan sintetik

adalah kulit batang lindur (B. gymnorrhiza). Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi komponen bioaktif dan

menentukan aktivitas antioksidan pada kulit batang tanaman

lindur (B. gymnorrhiza) dalam berbagai pelarut.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kulit

batang tanaman lindur (B.gymnorrhiza), akuades, selenium, H2SO4

pekat, asam borat (H3BO3) mengandung indikator bromceresol green-

methyl red, larutan HCl, larutan larutan AgNO3 pelarut n-heksana,

etil asetat, dan metanol (pa), pereaksi Wagner, pereaksi

Meyer, pereaksi Dragendroff, kloroform, anhidrat asetat,

serbuk magnesium, amil alkohol air panas, etano, larutan FeCl3

senyawa DPPH, asam askorbat reagen Folin Ciocelteau,Na2CO3,

tisu, alumunium foil, kapas dan kertas saring Whatman 42.

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi

timbangan digital, homogenizer, pipet volumetrik, tabung

reaksi, gelas ukur, labu lemak, desikator, oven (Yamato DV

Page 6: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

41), tanur pengabuan, tabung Soxhlet, labu Kjeldahl, alat

destilasi, labu erlenmeyer, buret, pipet volumetrik, mortar,

sentrifuge, corong, gelas piala, blender, vortex (Pasolina type NS-

8), labu takar, orbital shaker, gegep, microplate, rotary vaccum

evaporator (Heidolph VV 2000), spektrofotometer (UV Vis RS 2500).

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu tahap

persiapan sampel, pengukuran rendemen, tahap pengujian

proksimat kulit batang tanaman lindur yang mengacu kepada SNI

01-2891-1992 (BSN 1992) (kadar air, lemak, protein, abu) dan

serat kasar, tahap ekstraksi kulit batang tanaman lindur

(Quinn 1988 diacu dalam Darusman et al. 1995), uji fitokimia

kualitatif yang mengacu pada Harborne (1987) (alkaloid,

steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon), uji aktivitas

antioksidan metode DPPH (Salazar et al. 2009) serta uji total

fenol (AOAC 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proporsi Kulit Batang Lindur

Proporsi kulit batang lindur dihitung berdasarkan

persentase perbandingan bobot kulit batang terhadap cabang

Page 7: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

batang lindur utuh yang diambil. Proporsi kulit batang yang

didapatkan adalah 35,15%. Nilai proporsi digunakan untuk

mengetahui keefektivan suatu bahan. Bagian tumbuhan lindur

yang digunakan adalah kulit batang lindur. Batang dari

tumbuhan lindur berwarna coklat pucat keabuan. Jaringan yang

terdapat pada batang lindur adalah epidermis, parenkim,

korteks dan empulur. Bagian terluar dari batang tumbuhan

dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan

epidermis, kambium gabus, korteks, dan floem (Duke dan James

2006).

Komposisi Kimia Kulit Batang Lindur

Komposisi kimia kulit batang lindur yang diuji meliputi

kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar

serat kasar. Komposisi kimia kulit batang lindur segar dan

setelah dikeringkan disajikan pada Tabel 1. Pengujian

proksimat secara umum dilakukan untuk mengetahui unsur pokok

berupa air, abu, karbohidrat, protein dan lemak. Komposisi

kimia yang terkandung dalam suatu bahan pangan berbeda-beda

karena adanya perbedaan nutrisi, spesies, dan umur bahan

(Kusumo 1997). Pengujian proksimat pada kulit batang B.

gymnorrhiza bisa dilakukan untuk memprediksi komposisi kimia

Page 8: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

yang dimiliki sehubungan dengan dihasilkannya metabolit

sekunder yang biasanya berperan sebagai komponen bioaktif

dalam tanaman.

Tabel 1 Komposisi kimia kulit batang B. gymnorrhiza

KomposisiKimia

B. gymnorrhiza B. gymnorrhiza kulitbatangsegar setelah dikeringkan Avicenniamarina*

Kadar airKadar abuKadar lemakKadarproteinKadar seratkasar

65,18%

9,18%55%

1,99% 7,28%

9,6%

0,66% 1,98%

1,55%

1,89% 4,31%

6,4%6,48% 21,70%

Keterangan: *Handayani (2013)

Pengujian kadar air dapat digunakan untuk menentukan suatu

bahan yang akan disimpan dalam selang waktu tertentu. Kadar

air dalam suatu bahan merupakan media pertumbuhan bagi

mikroorganisme. Kandungan air dalam suatu bahan juga

menentukan daya terima, kesegaran, dan daya tahan bahan

tersebut. Kadar air pada bahan pangan dapat dipengaruhi oleh

habitat atau lingkungan. Tanaman lindur merupakan tumbuhan

mangrove yang habitatnya berada didekat wilayah perairan dan

umumnya tumbuh di pesisir pantai. Hasil pengukuran kadar air

menunjukkan bahwa kulit batang lindur segar memiliki kadar air

Page 9: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

sebesar 65,18% dan kulit batang yang telah dikeringkan dengan

sinar matahari mengalami penurunan menjadi 9,18%. Hasil ini

tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan

Handayani (2013) kadar air kulit batang A. marina segar sebesar

55%. Air pada batang lindur terdapat pada dinding sel, ruang

interselular, sitoplasma, jaringan xylem dan floem. Air

bersama pektin memiliki tugas dalam menjaga stabilitas dan

kelenturan dinding sel dalam dinding sel. Air yang terdapat

dalam plasma membran merupakan media bagi enzim. Air dapat

melarutkan mineral dan nutrien dan substansi kompleks dalam

membangun jaringan tumbuhan (Ferguson 1959).

Kadar abu kulit batang lindur segar adalah sebesar 1,99%

sedangkan setelah dikeringkan sebesar 7,28%. Peningkatan kadar

abu dalam bahan disebabkan oleh persentase kadar air yang

menurun setelah proses pengeringan, sehingga proporsi

kandungan kimia yang lain menjadi meningkat. Tinggi rendahnya

kadar abu dapat disebabkan oleh perbedaan habitat atau lingkungan

hidup yang berbeda. Organisme juga memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam meregulasi dan mengabsorbsi mineral, sehingga

berpengaruh terhadap nilai kadar abu pada masing-masing bahan

(Winarno 2008).

Page 10: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

Hasil pengukuran kadar lemak kulit batang lindur segar

adalah 0,66%, sedangkan kadar lemak kulit batang lindur

setelah dikeringkan sebesar 1,98%. Kadar lemak yang meningkat

dapat disebabkan oleh kandungan air yang berkurang setelah

pengeringan sehingga secara proporsional kadar lemak akan

bertambah. Yunizal et al. (1998) menyatakan bahwa kadar air

umumnya berbanding terbalik dengan kadar lemak. Hubungan

tersebut mengakibatkan semakin rendahnya kadar lemak, apabila

kadar air yang terkandung pada bahan memiliki jumlah yang

tinggi.

Hasil pengukuran kadar protein terhadap kulit batang

lindur segar adalah 1,89%, sedangkan kadar protein kulit

batang lindur setelah dikeringkan sebesar 4,31%. Hasil

penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

penelitian Handayani (2013) yang menghasilkan angka 6,4% pada

uji kadar protein. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi adanya

beberapa faktor, yaitu habitat, umur, dan laju metabolisme.

Keberadaan protein pada kulit batang lindur lebih banyak

sebagai bagian dari enzim-enzim yang ada serta sebagai protein

yang terikat dalam klorofil yang berfungsi sebagai zat

Page 11: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

pengatur pergerakan pertahanan tubuh dan pengendalian

pertumbuhan (Marlina 2011).

Hasil pengukuran kadar serat kasar terhadap kulit batang

lindur segar adalah sebesar 6,48%, sedangkan setelah

dikeringkan sebesar 21,70%. Serat kasar berisi selulosa,

hemiselulosa dan lignin. Serat kasar adalah bagian dari pangan

yang tidak dapat dihidrolisis oleh asam maupun basa encer

(Muchtadi 2001). Serat kasar termasuk dalam golongan

karbohidrat yang merupakan komposisi kimia terbanyak pada

tumbuhan mangrove.

Ekstraksi Kulit Batang Lindur

Hasil akhir dari proses ekstraksi adalah ekstrak kasar

yang berupa pasta kental dengan tingkat kepolaran dan warna

yang berbeda. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan antara

jumlah ekstrak yang dihasilkan dengan jumlah sampel awal yang

diekstrak. Rendemen ekstrak dinyatakan dalam persen. Gambar 1

menunjukkan bahwa ekstraksi dengan metanol memiliki rendemen

terbesar, yaitu 9,41%.

Page 12: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

n-heksana etil asetat

methanol0

2

4

6

8

10

1,21 ± 0,09 0,77 ±

0,01

9,41 ± 0,00

Jenis Pelarut

Rend

emen

(%)

Gambar 1 Diagram batang rendemen ekstrak kasar kulit batang

lindur.

Data tersebut menunjukkan bahwa komponen yang paling

banyak terekstrak dalam jaringan kulit batang lindur merupakan

komponen yang memiliki sifat polar, hal ini membuktikan bahwa

metanol mampu memisahkan senyawa lebih baik dari pelarut yang

lain.

Hasil ekstraksi yang diperoleh akan sangat bergantung pada

beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut,

metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel,

kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi serta

perbandingan jumlah pelarut tehadap jumlah sampel (Darusman et

al. 1995). Menurut Salamah et al. (2008) rendemen ekstrak hasil

Page 13: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

maserasi dengan pelarut yang berbeda menghasilkan persentase

rendemen yang berbeda pula. Masing-masing pelarut yang berbeda

sifat kepolarannya tersebut melarutkan komponen-komponen

bioaktif yang berbeda. Menurut Hougton dan Raman (1998),

ekstrak n-heksana (nonpolar) mengandung komponen yang bersifat

nonpolar diantaranya lilin, lemak, dan minyak atsiri,

sedangkan ekstrak etil asetat (semipolar) sebagian besar

mengandung senyawa-senyawa alkaloid, aglikon-aglikon, dan

glikosida, sedangkan untuk pelarut polar seperti metanol dan

etanol dapat mengekstrak senyawa fenolik, steroid, terpenoid,

alkaloid, dan glikosida.

Komponen Bioaktif dan Aktivitas Antioksidan Kulit Batang

Lindur

Uji fitokimia terhadap tiga ekstrak kulit batang lindur

dengan pelarut yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda

pula. Ekstrak n-heksana kulit batang lindur menunjukkan hasil

positif hanya pada saponin; ekstrak etil asetat positif pada

steroid, flavonoid, tanin, saponin dan fenol hidrokuinon;

sedangkan untuk ekstrak metanol kulit batang lindur

menunjukkan hasil positif adanya steroid dan flavonoid. Hasil

Page 14: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

uji identifikasi komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan

ekstrak kulit batang lindur disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 Hasil uji fitokimia, aktivitas antioksidan dan totalfenolik ekstrak kulit batang lindur

Parameter Ekstrak KasarN-Heksana Etil Asetat Metanol

Fitokimia Saponin SteroidFlavonoidFenol HidrokuinonSaponinTanin

SteroidFlavonoid

IC50 1858,36 ppm 37,23 ppm 56,93 ppmTotal Fenol 6,58 mgGAE/g 73,25 mgGAE/g 43,12

mgGAE/g

Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat dalam

ekstrak kasar kulit batang lindur (B.gymnorrhiza). Salah satu

pentingnya mengeksplorasi senyawa metabolit sekunder pada

tumbuhan adalah potensinya sebagai sumber bahan kimia alami

yang dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan obat-obatan

untuk menunjang berbagai kepentingan industri. Pengujian yang

dilakukan oleh Darminto et al. (2009) terhadap komponen fitokimia

kulit batang A. marina menggunakan pelarut metanol menghasilkan

reaksi positif adanya senyawa terpenoid, steroid, alkaloid dan

flavonoid, sedangkan jika dibandingkan dengan hasil penelitian

Page 15: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

dengan pelarut yang sama hasil positif hanya terdapat pada

steroid dan flavonoid. Perbedaan hasil ini bisa disebabkan

oleh perbedaan jenis tanaman dan metode yang digunakan dalam

analisis fitokimia. Menurut Kannan et al. (2009) komponen

bioaktif tidak terbatas pada hasil metabolisme sekunder saja,

tetapi juga termasuk metabolit primer yang memberikan

aktivitas biologis fungsional, misalnya protein dan peptida.

Secara general ekstrak kulit batang lindur yang dihasilkan

memiliki komponen bioaktif dari golongan fenol dan terpenoid.

Komponen bioaktif dari golongan fenol yang terdeteksi pada

ekstrak meliputi flavonoid, fenol hidrokuinon dan tanin,

sedangkan dari golongan terpenoid meliputi steroid dan

saponin. Kebanyakan senyawa bioaktif ini walaupun ada yang

bersifat bebas namun juga terdapat sebagai glikosida, ester

dari asam organik dan dalam beberapa hal terikat dengan

protein (Harborne 1987).

Komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak etil asetat

dan metanol salah satunya adalah steroid. Steroid/Triterpenoid

adalah senyawa dengan kerangka karbon yang disusun dari 6 unit

isoprena dan dibuat secara biosintesis dari skualen, suatu C30

hidrokarbon asiklik. Triterpenoid mempunyai struktur siklik

Page 16: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

yang relatif kompleks, terdiri atas alkohol, aldehid atau asam

karboksilat (Harborne 1987). Steroid yang mengandung gugus

etilen misalnya avenasterol, terbukti memiliki aktivitas

oksidatif karena radikal peroksil dapat memisahkan atom H dari

gugusnya (Belitz et al. 2009).

Komponen bioaktif lain yang terdapat pada ekstrak etil

asetat dan metanol adalah flavonoid. Flavonoid terdapat pada

seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari dan

akar dalam bentuk glikosida. Flavonoid diklasifikasikan

menjadi flavon, flavonol, flavanon, flavanonol, isoflavon,

calkon, dihidrokalkon, auron, antosianidin, katekin dan

flavan-3,4-diol (Harborne 1987). Sifat antioksidan dari

flavonoid berasal dari kemampuan untuk mentransfer sebuah

elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks

dengan logam. Penelitian Redha (2010) menunjukkan bahwa

aktivitas antioksidan flavonoid bersumber pada kemampuan

mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya

mengkelat logam.

Komponen fenolat merupakan struktur aromatik yang

berikatan dengan satu atau lebih gugus hidroksil, beberapa

mungkin digantikan dengan gugus metil atau glikosil. Senyawa

Page 17: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

fenol bebas biasanya terdapat dalam jaringan kayu, sementara

senyawa fenol yang berada di tempat lain dalam biasanya dalam

bentuk glikosida. Fenol hidrokuionon dan senyawa turunannya

berfungsi sebagai inhibitor oksidatif untuk mengikat radikal

bebas dan bereaksi dengan senyawa Reactive Oxygen Species (ROS)

membentuk senyawa yang lebih stabil (Eastman 2009). Agati et al.

(2007) menyatakan bahwa senyawa fenolat dapat melindungi

mangrove dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet.

Saponin termasuk golongan terpenoid yang tersedia dalam

bentuk glikosida dan bukan sebagai alkohol bebas (Harborne

1987). Xiong et al. (2010) menyatakan bahwa senyawa saponin

bersifat antioksidan dan radical scavenger dengan membentuk

hidrogen peroksida sebagai senyawa antara dan dapat

menyumbangkan hidrogen pada senyawa radikal DPPH sehingga

mengakhiri reaksi rantai radikal.

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersebar

luas pada tumbuhan terutama tumbuhan berpembuluh. Senyawa

tanin merupakan turunan polifenol dengan karakteristiknya yang

dapat membentuk senyawa kompleks dengan makromolekul lainnya.

Hagerman (1998) menyatakan bahwa tanin mempunyai kemampuan

menangkap radikal bebas. Tanin sangat efektif sebagai pendonor

Page 18: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

elektron dan atom hidrogen serta pengkelat logam, sebab

senyawa ini memiliki gugus hidroksil dan ikatan rangkap

terkonjugasi yang memungkinkan terjadinya delokalisasi

elektron.

Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak

kulit batang lindur memiliki aktivitas antioksidan. Indikasi

yang menunjukkan kuat dan lemahnya aktivitas antioksidan yang

dimiliki ekstrak kulit batang lindur dan vitamin C tergantung

dari persen inhibisi dan nilai IC50 yang diperoleh. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, aktivitas antioksidan ekstrak

kasar kulit batang lindur dengan pelarut n-heksana memiliki

IC50 sebesar 1858,36 ppm, hasil yang jauh berbeda dengan hasil

ekstrak etil asetat, dan metanol berturut-turut sebesar 37,23

ppm dan 56,93 ppm.

Ekstrak kulit batang lindur yang memiliki aktivitas

antioksidan terbaik adalah ekstraksi menggunakan pelarut etil

asetat jika dibandingkan dengan ekstrak kasar kulit batang

lindur lainnya. Aktivitas penghambatan oleh ekstrak etil

asetat yang memiliki sifat semi polar diduga karena pelarut

ini dapat mengekstrak senyawa antioksidan yang bersifat polar

maupun non polar. Tensiska et al. (2007) berpendapat bahwa

Page 19: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

pelarut etil asetat mungkin lebih banyak mengandung senyawa

isoflavon baik non polar (aglikon) maupun polar (glikon)

seperti dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari dua

parameter yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan

ekstrak kasar isoflavon ampas tahu yaitu bilangan peroksida

dan kadar diene terkonjugasi, ekstrak etil asetat memberikan

hasil terbaik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan ekstrak

n-heksana. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas

antioksidan adalah senyawa fenol yang mempunyai gugus hidroksi

yang tersubstitusi pada posisi ortho pada para terhadap gugus

–OH dan –OR (Andayani et al. 2008). Antioksidan alami umumnya

adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa

golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin dan

tokoferol (Trilaksani 2003).

Ekstrak kulit batang lindur menggunakan pelarut metanol

memiliki nilai rata-rata IC50 sebesar 56,93 ppm. Hasil ini

masih cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil

penilitian Herawati et al. (2011) yang menguji aktivitas

antioksidan kulit batang Sonneratia alba dengan pelarut yang sama

dan mendapatkan hasil rata-rata IC50 sebesar 12,20 ppm. Faktor

yang memengaruhi beda hasil ini bisa disebabkan jenis tanaman

Page 20: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

yang berbeda serta lama waktu ekstraksi yang dilakukan.

Menurut Hardiningtyas (2012) menunjukkan bahwa penurunan

aktivitas antioksidan seiring dengan semakin lamanya waktu

ekstraksi. Chew et al. (2011) dan Chirinos et al. (2007) juga

menambahkan bahwa waktu ekstraksi berkepanjangan akan

menyebabkan paparan oksigen lebih banyak dan dengan demikian

meningkatkan peluang untuk terjadinya oksidasi pada senyawa

fenolik. Ekstrak kulit batang lindur menggunakan pelarut n-

heksana membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi untuk

mencapai IC50 diduga disebabkan oleh sifat pelarut non polar

hanya mengandung senyawa non polar saja contohnya minyak

atsiri lemak dan minyak yang tidak berpotensi antioksidan

(Suratmo 2009).

Antioksidan yang digunakan sebagai kontrol positif pada

penelitian ini adalah vitamin C. Purwaningsih (2012)

menyatakan bahwa vitamin C digunakan sebagai pembanding karena

masyarakat biasa mengonsumsi vitamin C sebagai penangkap

radikal bebas, hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang aktivitas antioksidan dari kulit batang lindur bila

dibandingkan dengan antioksidan konvensional misalnya vitamin

C. Hubungan antara konsentrasi vitamin C (asam askorbat),

Page 21: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

konsentrasi ekstrak kulit batang lindur dan persen inhibisi

terhadap DPPH disajikan pada Gambar 2 dan 3.

0 2 4 6 8 10 120

102030405060708090

f(x) = 24.3595483397522 ln(x) + 11.3514328755037R² = 0.878522726080854

Konsentrasi Vitamin C (ppm)

Inhi

bisi

(%)

Gambar 2 Grafik hubungan antara konsentrasi vitamin C dan %inhibisi terhadap DPPH

0 50 100 150 200 2500

10

20

30

40

50

60

70

80f(x) = 21.2376427338984 ln(x) − 35.8401841811168R² = 0.98279811153181f(x) = 8.17546425770958 ln(x) + 20.4291624104512R² = 0.997921076575378

f(x) = NaN ln(x) NaNR² = NaN

Konsentrasi Ekstrak (ppm)

Inhi

bisi

(%)

Gambar 3 Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak kulitbatang lindur dengan % inhibisi terhadap DPPH. (◊) n-heksana, (□) etil asetat, (∆) metanol

Grafik hubungan antara persen inhibisi dengan konsentrasi

vitamin C dan ekstrak kulit batang lindur jika ditarik garis

Page 22: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

lurus pada grafik maka akan menunjukkan bahwa vitamin C yang

dibutuhkan untuk mencapai IC50 jauh lebih kecil jika

dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak kulit batang lindur,

yaitu berada di kisaran angka 4-6 ppm. Vitamin C merupakan

senyawa antioksidan sintetik yang telah dimurnikan, sedangkan

ekstrak kulit batang lindur masih berbentuk ekstrak kasar

sehingga memiliki kemungkinan adanya senyawa-senyawa non

antioksidan yang ikut terekstrak yang tidak memiliki atau

bahkan bersifat menghambat aktivitas antioksidan senyawa yang

ada dalam ekstrak.

Gambar 5 juga menunjukkan peningkatan aktivitas ekstrak

metanol lebih siginifikan dibandingkan dengan ekstrak etil

asetat walaupun konsentrasi yang dibutuhkan ekstrak metanol

dalam mencapai IC50 lebih tinggi, hal ini dapat menjadi

pertimbangan dalam mengefisiensikan produksi karena ekstrak

dengan pelarut metanol masih termasuk kedalam golongan

antioksidan kuat serta rendemen yang dihasilkan lebih banyak

dibandingkan dengan dua pelarut lainnya.

Menurut Molyneux (2004) suatu senyawa digolongkan sebagai

antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm,

kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 ppm, sedang apabila nilai

Page 23: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

IC50 berkisar antara 100-150 ppm dan lemah apabila nilai IC50

berkisar 150-200 ppm. Berdasarkan nilai ini, ekstrak etil

asetat kulit batang lindur merupakan antioksidan yang sangat

kuat, ekstrak metanol termasuk kedalam kelompok antioksidan

kuat, sedangkan ekstrak n-heksana termasuk kelompok

antioksidan sangat lemah.

Penentuan kandungan total fenol dengan metode Folin-

Ciocalteu dilakukan berdasarkan kemampuan reagen Folin-

Ciocalteu mengoksidasi gugus hidroksil (OH-) dari senyawa

golongan fenol. Kandungan total fenol dalam suatu bahan

biasanya dihitung sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid

Equivalents (GAE) dalam milligram per gram bahan kering. Hasil

penapisan fitokimia menunjukkan ekstrak kulit batang lindur

memiliki komponen fenol yang diduga berpengaruh terhadap

kandungan antioksidan dalam ekstrak kulit batang lindur.

Pengujian kadar total fenol menunjukkan total fenol

tertinggi dihasilkan ekstrak kulit batang lindur dengan

pelarut etil asetat yaitu sebesar 73,25 mg GAE/g. Menurut

Hardiana et al. (2012) umumnya senyawa flavonoid bersifat polar

sehingga banyak larut dalam pelarut polar, misal metanol,

namun ada beberapa senyawa flavonoid yang bersifat semi polar

Page 24: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

seperti aglikon flavonoid. Hal ini membuktikan bahwa fenol

sangat penting karena kemampuannya menghambat radikal bebas

tergantung pada kelompok hidroksilnya atau dengan secara

langsung bertindak sebagai antioksidan. Menurut Svobodova et al.

(2003), senyawa fenolat berperan dalam menurunkan sinyal

redoks-sensitif untuk menghambat kerusakan DNA. Menurut

Andayani et al. (2008), senyawa fenol yang memiliki aktivitas

antioksidan memiliki gugus -OH dan -OR seperti flavonoid dan

asam fenolat.

Hasil pengujian fitokimia, aktivitas antioksidan dan total

fenol mendapatkan hasil terbaik pada ekstrak kasar kulit

batang lindur dengan pelarut etil asetat. Meenakshi et al. (2009)

dan Lim et al. (2002) menyatakan bahwa adanya hubungan antara

total fenol dan aktivitas antioksidan dimana jika di dalam

suatu bahan memiliki konsentrasi senyawa fenol yang tinggi

maka aktivitas antioksidan dalam bahan tersebut juga tinggi.

Hardiana et al. (2012) yang menyatakan bahwa senyawa golongan

fenol diketahui sangat berperan terhadap aktivitas

antioksidan, semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya

maka semakin besar aktivitas antioksidannya.

Page 25: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

KESIMPULAN

Komponen bioaktif yang teridentifikasi pada ekstrak kulit

batang lindur meliputi senyawa golongan fenolat dan terpenoid.

Fitokimia ekstrak n-heksana menunjukkan hasil positif adanya

steroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin,

saponin dan fenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid

dan flavonoid. Aktivitas antioksidan terbaik terdapat pada

ekstrak pelarut etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 37,23

ppm, diikuti oleh ekstraksi dengan metanol yaitu 56,93 ppm dan

ekstraksi dengan n-heksana memiliki aktivitas antioksidan

sangat lemah dengan nilai IC50 yaitu 1858,36 ppm. Total fenol

tertinggi terdapat pada ekstrak etil asetat kulit batang

lindur yaitu sebesar 73,25 mgGAE/g diikuti oleh ekstrak

metanol sebesar 43,12 mgGAE/g dan ektrak n-heksana sebesar

6,58 mgGAE/g. Semua uji yang telah dilakukan menunjukkan hasil

terbaik terdapat pada ekstrak kasar kulit batang lindur dengan

pelarut etil asetat. Pengujian yang dilakukan juga membuktikan

bahwa total fenol berhubungan dengan kemampuan suatu senyawa

dalam menghambat radikal bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

Agati G, Matteini P, Goti A, Tattini M. 2007. Chloroplastlocated flavonoids can scavenge singlet oxygen. New Phytologist174: 77-8.

Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitasantioksidan, kadar fenolat total dan likopen pada tomat(Solanum lycopersium L). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. OfficialMethod of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist.Arlington: The Association of Official Analytical Chemist,Inc.

Banerjee D, Chakrabarti S, Hazra AK, Banerjee S, Ray J,Mukherjee B. 2008. Antioxidant activity and phenolics ofsome mangroves in Sudarbans. Journal of Biotechnologi 7(3):805-810.

Belitz HD, Gosch W, Schieberle P. 2009. Food Chemistry, 4th revisedand extended edition. Berlin (DE): Springer-Verlag, Heidelberg.

Bengen DG. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan EkosistemMangrove. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir danLautan IPB.

Chew KK, Ng SY, Thoo YY, Khoo MZ, Wan Aida WM, Ho CW. 2011.Effect of ethanol concentration, extraction time andextraction temperature on the recovery of phenolic compoundsandantioxidant capacity of Centella asiatica extracts InternationalFood Research Journal 18: 566-573.

Chirinos R, Rogez H, Campos D, Pedreschi R, Larondelle Y.2007. Optimization of extraction conditions of antioxidantphenolic compounds from mashua (Tropaeolum tuberosum Ruíz andPavón) tubers. Journal of Separation and Purification Technology 55(2):217-225.

Darminto, Ali A, Dini I. 2009. Indentifikasi Senyawa metabolitsekunder potensial menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonashydrophyla dari kulit batang tumbuhan Avicennia spp. Jurnal Chemica10(2): 92-99.

Darusman LK, Sajuthi D, Sutriah K, Pamungkas D. 1995.Ekstraksi komponen bioaktif sebagai bahan obat dari karang-karangan, bunga karang dan ganggang di perairan Pulau PariKepulauan Seribu [laporan penelitian]. Bogor (ID): Fakultas

Page 27: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut PertanianBogor.

Duke NC, James AA. 2006. Bruguiera gymnorrhiza (large-leafed mangrove).Species Profiles for Pacific Island Agoforestry Apr; Ver 2.I.www.traditionaltree.org [11 Juli 2013].

Eastman. 2009. Hydroquinonen and Hydroquinon Derivates. Canada (US):Eastman Chemical Company.

Ferguson MH. 1959. The role of water in plant growth. USGAJournal and Turf Management 11(1):30-32.

Hagerman AE. 1998. High molecular weight plant polyphenolics(tannins) as biological antioxidants. Journal of Agricultural andFood Chemistry 46(1):1887-1892.76.

Handayani S. 2013. Kandungan flavonoid kulit batang dan daunpohon api- api (Avicennia marina (forks.)vierh.) sebagaisenyawa aktif antioksidan. [Skripsi]. Bogor (ID): FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi ke-2. Padmawinata K,Soediro I, penerjemah. Bandung (ID): Institut TeknologiBandung. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.

Hardiana R, Rudiyansyah, Zaharah TA. 2012. Aktivitasantioksidan senyawa golongan fenol dari beberapa jenistumbuhan famili malvaceae. JKK. 1(1):8-13

Hardiningtyas SD. 2012. Aktivitas antioksidan dan efekhepatoprotektif daun api-api putih (Avicennia marina). [tesis].Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Herawati N, Noor J, La Daha, Firdaus Z. 2011. Potensiantioksidan ekstrak metanol kulit batang tumbuhan mangroveSonneratia alba. Majalah Farmasi dan Farmakologi 15(1): 23-25

Kannan A, Hettiarachchy N, Narayan S. 2009. Colon and breastanti-cancer effects of peptide hydrolysates derived fromrice bran. The Open Bioactive Coumpounds Journal 2:17-20.

Kusumo WA. 1997. Keragaman asam lemak beberapa ikan pelagisdan demersal yang didaratkan di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat

Page 28: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

serta Muara Angke, Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Lim SN, Cheung PCK, Ooi VEC, Ang PO. 2002. Evaluation ofantioxidative activity of extracts from a brown seaweed,Sargassum siliquastrum. Journal of Agicultural Food Chemical 50: 3862-3866.

Marlina B. 2011. Kadar protein kasar dan kandungan serat kasarhijauan Glycine max pada budidaya tumpangsari rumput kedelaidengan inokulasi Rhizobium. [skripsi]. Semarang (ID):Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,IKIP PGRI Semarang.

Meenakshi S, Gnanambigai DM, Mozhi ST, Arumugam M,Balasubramanian T. 2009. Total Flavonoid and in vitroantioksidant activity of two seaweeds of Rameshwaram Coast.Global Journal of Pharmacology 3(2): 59-62.

Molyneux P. 2004.The use of the stable free radicaldiphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidantactivity. Journal Science of Technology 26(2):211-219.

Muchtadi D. 2001. Sayuran sebagai sumber serat pangan untukmencegah timbulnya penyakit degeneratif. Jurnal Teknologi danIndustri Pangan 12:1-2

Purnobasuki H. 2004. Potensi mangrove sebagai tumbuhan obat.Jurnal Biota 9(2): 125-126

Purwaningsih S. 2012. Aktivitas antioksidan dan komposisikimia keong matah merah (Cerithidea obtusa). Jurnal Ilmu Kelautan17(1): 39-48.

Redha A. 2010. Flavonoids: Struktur, sifat antioksidatif danpernanya dalam sistem biologis. Jurnal Belian 9(2): 196-200.

Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S. 2008. Penapisan awalkomponen bioaktif dari kijing taiwan (Anadonta woodiana Lea.)sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan11(2):119-132.

Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, Arroyo JL, Alanis-Garza BA,de Torres NW. 2009. Antimicrobial and antioxidant activitiesof plants from Northeast of Mexico. Journal of Evidence-BasedComplementary and Alternative Medicine 41(5):233-236.

Page 29: KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-2891-1992:Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta (ID): BadanStandardisasi Nasional.

Suratmo. 2009. Potensi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum)sebagai antioksidan. Jurnal Penelitian 205(1):1-5.

Svobodová A, Psotová J, Walterová D. 2003. Natural phenolic inthe prevention of UV-induced skin damage, a review. JournalBiomedical Papers Vol. 147: 137-145.

Tensiska, Marsetio, Yudiastuti SON. 2007. Pengaruh jenispelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kasarisoflavon dan ampas tahu [laporan penelitian]. Bandung (ID):Fakultas Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjajaran.

Trilaksani W. 2003. Antioksidan: jenis, sumber, mekanismekerja dan peran terhadap kesehatan [makalah]. Bogor (ID):Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati Y, Oktadiyani P. 2009.Pemanfaatan pohon mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagaibahan pangan dan obat. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2009Buku 1: bidang pangan dan energi. Bogor (ID): LPPM-IPB.

Wichi HP. 1988. Enhanced tumour development by butylatedhydroxytoluene (BHT) from the properties of effect on furestomach and esophageal aquamoua epithelium. Food ChemicalToxicology 26:723-727.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): M-Brio Press.

Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta (ID):Kanisius.

Xiong Y, Yuan C, Chen R, Dawson TM, Dawson VL. 2010.Preparation and biological activity saponin Ophiogon japonicas.African Journal of Pharmacy and Pharmacology 6(26): 1964-1970

Yunizal, Murtini JT, Dolaria N, Purdiwoto B, Abdulrokhim,Carkipan. 1998. Prosedur Analisis Kimiawi Ikan dan Produk Olahan Hasil-Hasil Perikanan. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan PengembanganPerikanan.