KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza) Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of Lindur Stem Bark (Bruguiera gymnorrhiza) Nurjanah* 1 , Agoes M. Jacoeb 1 , Annisa Shylina 1 1 Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks (0251) 8622915 *Korespondensi: [email protected], [email protected]Abstrak Mangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia mulai dari manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber pangan, papan dan obat. Salah satunya yang banyak dijumpai di Indonesia adalah lindur (Bruguiera gymnorrhiza). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif dan menentukan aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang lindur dalam berbagai pelarut. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH sedangkan total fenol dihitung sebagai ekuivalen asam galat. Komponen bioaktif yang terdeteksi pada ekstrak pelarut n-heksana menunjukkan hasil positif adanya steroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin, saponin dan fenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid dan flavonoid. Aktivitas antioksidan dan nilai total fenol terbaik terdapat pada ekstrak etil asetat dengan nilai IC 50 yaitu 37,23 dan nilai total fenol yaitu 73,24 mgGAE/g. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa spesies mangrove berpotensi dapat menjadi sumber antioksidan alami. Kata kunci: Antioksidan, Bruguiera gymnorrhiza, fitokimia, , total fenol Abstract Mangrove has a lot of benefits that intersect directly with human life ranging from ecology to benefit as a source of food, shelter and medicine. One of them is often found in Indonesia is lindur (Bruguiera gymnorrhiza). This study aims to identify the content of bioactive compounds and determine antioxidant activity of lindur stem bark extract in various solvents. Antioxidant activitiy assay used Free Radical Scavenging Assay was estimated as IC 50 values using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and total penolic content in the extracts was calculated as gallic acid equivalent (GAE). The bioactive compounds that identified was in n-hexane extract showed positive results on steroids; the ethyl acetate extract on
29
Embed
KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANGLINDUR (Bruguiera gymnorrhiza)
Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of Lindur Stem Bark (Bruguiera gymnorrhiza)
Nurjanah*1, Agoes M. Jacoeb1, Annisa Shylina1
1Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor16680 Jawa Barat
AbstrakMangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan langsung dengan
kehidupan manusia mulai dari manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumberpangan, papan dan obat. Salah satunya yang banyak dijumpai di Indonesiaadalah lindur (Bruguiera gymnorrhiza). Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif dan menentukan aktivitasantioksidan ekstrak kulit batang lindur dalam berbagai pelarut. Ujiaktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH sedangkan totalfenol dihitung sebagai ekuivalen asam galat. Komponen bioaktif yangterdeteksi pada ekstrak pelarut n-heksana menunjukkan hasil positif adanyasteroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin, saponin danfenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid dan flavonoid. Aktivitasantioksidan dan nilai total fenol terbaik terdapat pada ekstrak etil asetatdengan nilai IC50 yaitu 37,23 dan nilai total fenol yaitu 73,24 mgGAE/g.Hasil pengujian ini membuktikan bahwa spesies mangrove berpotensi dapatmenjadi sumber antioksidan alami.
Kata kunci: Antioksidan, Bruguiera gymnorrhiza, fitokimia, , total fenol
AbstractMangrove has a lot of benefits that intersect directly with human life
ranging from ecology to benefit as a source of food, shelter and medicine.One of them is often found in Indonesia is lindur (Bruguiera gymnorrhiza).This study aims to identify the content of bioactive compounds anddetermine antioxidant activity of lindur stem bark extract in varioussolvents. Antioxidant activitiy assay used Free Radical Scavenging Assay wasestimated as IC50 values using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) andtotal penolic content in the extracts was calculated as gallic acidequivalent (GAE). The bioactive compounds that identified was in n-hexaneextract showed positive results on steroids; the ethyl acetate extract on
steroids, flavonoids, tannins, saponins and phenols hydroquinone;methanolic extract on steroids and flavonoids. Ethyl acetate extract showedthe highest values of IC50 and phenolic content (37.23 ppm and 73.24mgGAE/g). The results indicate mangrove species potential for theutilization as significant source of natural antioxidant.
Keyword: Antioxidant , Bruguiera gymnorrhiza, phytochemical, total phenolic.
PENDAHULUAN
Mangrove merupakan salah satu hutan tropis yang mudah
berkembang dan belum banyak termanfaatkan, hal ini didukung
oleh fakta bahwa di muka bumi ini terdapat lebih kurang
250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi baru lebih
dari 0,4 % yang sudah diselidiki kandungan kimianya (Darminto
et al. 2009). Tumbuhan mangrove di Indonesia merupakan yang
terbanyak di dunia, baik dari segi kuantitas area ( ±42.550
km2) maupun jumlah spesies (±45spesies). Jenis mangrove yang
banyak ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia
sp.), bakau (Rhizophora sp.), tanjang/lindur (Bruguiera sp.), dan
bogem atau pedada (Sonneratia sp.) yang merupakan tumbuhan
mangrove utama (Bengen 2001).
Mangrove mempunyai banyak manfaat yang bersinggungan
langsung dengan kehidupan manusia di daratan, mulai dari
manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber pangan, papan dan
obat. Tanaman mangrove umumnya digunakan sebagai obat dan
campuran lauk-pauk, tetapi belum banyak informasi mengenai
kandungan bahan aktif pada tanaman tersebut. Beberapa
penelitian di masa lalu melaporkan adanya aktivitas anti-
inflamasi, antioksidan, anti-bakteri, dan antivirus dari
ekstrak berbagai spesies mangrove (Wibowo 2009). Uraian
tersebut menunjukkan potensi tanaman mangrove untuk diarahkan
dalam mengkaji pemanfaatan sumber daya laut yang berpotensi
farmakologik.
Salah satu potensi ekstrak tanaman mangrove adalah
sebagai sumber antioksidan alami. Menurut Winarsi (2007)
antioksidan diketahui dapat menghambat kerja radikal bebas.
Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam
jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal
berlebih, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Senyawa
antioksidan terdiri dari dua jenis yaitu senyawa antioksidan
alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan dari bahan-bahan
alami mendapat perhatian besar dari masyarakat karena lebih
aman penggunaannya dibandingkan antioksidan sintetik. Adanya
kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum
diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan
alami menjadi alternatif yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh
terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif,
mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu
menghambat peroksida lipid pada makanan. Berdasarkan hasil
penelitian Wichi (1988), senyawa antioksidan sintetik antara
lain BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluena)
berpotensi karsinogenik.
Eksplorasi kandungan kimia tumbuhan mangrove sangat
diperlukan untuk menemukan agen-agen terapi baru dan informasi
ini sangatlah penting bagi masyarakat. Menurut Purnobasuki
(2004) ada dua alasan penting perlunya studi kandungan kimia
tumbuhan mangrove. Pertama, mangrove merupakan salah satu
hutan tropis yang mudah berkembang dan belum banyak
termanfaatkan. Kedua, aspek kimia tumbuhan mangrove sangat
penting karena potensinya untuk mengembangkan agrokimia dan
senyawa bernilai medis. Salah satu harapan sumber antioksidan
alami yang dapat menggantikan peran antioksidan sintetik
adalah kulit batang lindur (B. gymnorrhiza). Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi komponen bioaktif dan
menentukan aktivitas antioksidan pada kulit batang tanaman
lindur (B. gymnorrhiza) dalam berbagai pelarut.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kulit
batang tanaman lindur (B.gymnorrhiza), akuades, selenium, H2SO4
pekat, asam borat (H3BO3) mengandung indikator bromceresol green-
Gambar 3 Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak kulitbatang lindur dengan % inhibisi terhadap DPPH. (◊) n-heksana, (□) etil asetat, (∆) metanol
Grafik hubungan antara persen inhibisi dengan konsentrasi
vitamin C dan ekstrak kulit batang lindur jika ditarik garis
lurus pada grafik maka akan menunjukkan bahwa vitamin C yang
dibutuhkan untuk mencapai IC50 jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak kulit batang lindur,
yaitu berada di kisaran angka 4-6 ppm. Vitamin C merupakan
senyawa antioksidan sintetik yang telah dimurnikan, sedangkan
ekstrak kulit batang lindur masih berbentuk ekstrak kasar
sehingga memiliki kemungkinan adanya senyawa-senyawa non
antioksidan yang ikut terekstrak yang tidak memiliki atau
bahkan bersifat menghambat aktivitas antioksidan senyawa yang
ada dalam ekstrak.
Gambar 5 juga menunjukkan peningkatan aktivitas ekstrak
metanol lebih siginifikan dibandingkan dengan ekstrak etil
asetat walaupun konsentrasi yang dibutuhkan ekstrak metanol
dalam mencapai IC50 lebih tinggi, hal ini dapat menjadi
pertimbangan dalam mengefisiensikan produksi karena ekstrak
dengan pelarut metanol masih termasuk kedalam golongan
antioksidan kuat serta rendemen yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan dengan dua pelarut lainnya.
Menurut Molyneux (2004) suatu senyawa digolongkan sebagai
antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm,
kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 ppm, sedang apabila nilai
IC50 berkisar antara 100-150 ppm dan lemah apabila nilai IC50
berkisar 150-200 ppm. Berdasarkan nilai ini, ekstrak etil
asetat kulit batang lindur merupakan antioksidan yang sangat
kuat, ekstrak metanol termasuk kedalam kelompok antioksidan
kuat, sedangkan ekstrak n-heksana termasuk kelompok
antioksidan sangat lemah.
Penentuan kandungan total fenol dengan metode Folin-
Ciocalteu dilakukan berdasarkan kemampuan reagen Folin-
Ciocalteu mengoksidasi gugus hidroksil (OH-) dari senyawa
golongan fenol. Kandungan total fenol dalam suatu bahan
biasanya dihitung sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid
Equivalents (GAE) dalam milligram per gram bahan kering. Hasil
penapisan fitokimia menunjukkan ekstrak kulit batang lindur
memiliki komponen fenol yang diduga berpengaruh terhadap
kandungan antioksidan dalam ekstrak kulit batang lindur.
Pengujian kadar total fenol menunjukkan total fenol
tertinggi dihasilkan ekstrak kulit batang lindur dengan
pelarut etil asetat yaitu sebesar 73,25 mg GAE/g. Menurut
Hardiana et al. (2012) umumnya senyawa flavonoid bersifat polar
sehingga banyak larut dalam pelarut polar, misal metanol,
namun ada beberapa senyawa flavonoid yang bersifat semi polar
seperti aglikon flavonoid. Hal ini membuktikan bahwa fenol
sangat penting karena kemampuannya menghambat radikal bebas
tergantung pada kelompok hidroksilnya atau dengan secara
langsung bertindak sebagai antioksidan. Menurut Svobodova et al.
(2003), senyawa fenolat berperan dalam menurunkan sinyal
redoks-sensitif untuk menghambat kerusakan DNA. Menurut
Andayani et al. (2008), senyawa fenol yang memiliki aktivitas
antioksidan memiliki gugus -OH dan -OR seperti flavonoid dan
asam fenolat.
Hasil pengujian fitokimia, aktivitas antioksidan dan total
fenol mendapatkan hasil terbaik pada ekstrak kasar kulit
batang lindur dengan pelarut etil asetat. Meenakshi et al. (2009)
dan Lim et al. (2002) menyatakan bahwa adanya hubungan antara
total fenol dan aktivitas antioksidan dimana jika di dalam
suatu bahan memiliki konsentrasi senyawa fenol yang tinggi
maka aktivitas antioksidan dalam bahan tersebut juga tinggi.
Hardiana et al. (2012) yang menyatakan bahwa senyawa golongan
fenol diketahui sangat berperan terhadap aktivitas
antioksidan, semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya
maka semakin besar aktivitas antioksidannya.
KESIMPULAN
Komponen bioaktif yang teridentifikasi pada ekstrak kulit
batang lindur meliputi senyawa golongan fenolat dan terpenoid.
Fitokimia ekstrak n-heksana menunjukkan hasil positif adanya
steroid; ekstrak etil asetat pada steroid, flavonoid, tanin,
saponin dan fenol hidrokuinon; ekstrak metanol pada steroid
dan flavonoid. Aktivitas antioksidan terbaik terdapat pada
ekstrak pelarut etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 37,23
ppm, diikuti oleh ekstraksi dengan metanol yaitu 56,93 ppm dan
ekstraksi dengan n-heksana memiliki aktivitas antioksidan
sangat lemah dengan nilai IC50 yaitu 1858,36 ppm. Total fenol
tertinggi terdapat pada ekstrak etil asetat kulit batang
lindur yaitu sebesar 73,25 mgGAE/g diikuti oleh ekstrak
metanol sebesar 43,12 mgGAE/g dan ektrak n-heksana sebesar
6,58 mgGAE/g. Semua uji yang telah dilakukan menunjukkan hasil
terbaik terdapat pada ekstrak kasar kulit batang lindur dengan
pelarut etil asetat. Pengujian yang dilakukan juga membuktikan
bahwa total fenol berhubungan dengan kemampuan suatu senyawa
dalam menghambat radikal bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Agati G, Matteini P, Goti A, Tattini M. 2007. Chloroplastlocated flavonoids can scavenge singlet oxygen. New Phytologist174: 77-8.
Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitasantioksidan, kadar fenolat total dan likopen pada tomat(Solanum lycopersium L). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9.
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. OfficialMethod of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist.Arlington: The Association of Official Analytical Chemist,Inc.
Banerjee D, Chakrabarti S, Hazra AK, Banerjee S, Ray J,Mukherjee B. 2008. Antioxidant activity and phenolics ofsome mangroves in Sudarbans. Journal of Biotechnologi 7(3):805-810.
Belitz HD, Gosch W, Schieberle P. 2009. Food Chemistry, 4th revisedand extended edition. Berlin (DE): Springer-Verlag, Heidelberg.
Bengen DG. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan EkosistemMangrove. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir danLautan IPB.
Chew KK, Ng SY, Thoo YY, Khoo MZ, Wan Aida WM, Ho CW. 2011.Effect of ethanol concentration, extraction time andextraction temperature on the recovery of phenolic compoundsandantioxidant capacity of Centella asiatica extracts InternationalFood Research Journal 18: 566-573.
Chirinos R, Rogez H, Campos D, Pedreschi R, Larondelle Y.2007. Optimization of extraction conditions of antioxidantphenolic compounds from mashua (Tropaeolum tuberosum Ruíz andPavón) tubers. Journal of Separation and Purification Technology 55(2):217-225.
Darminto, Ali A, Dini I. 2009. Indentifikasi Senyawa metabolitsekunder potensial menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonashydrophyla dari kulit batang tumbuhan Avicennia spp. Jurnal Chemica10(2): 92-99.
Darusman LK, Sajuthi D, Sutriah K, Pamungkas D. 1995.Ekstraksi komponen bioaktif sebagai bahan obat dari karang-karangan, bunga karang dan ganggang di perairan Pulau PariKepulauan Seribu [laporan penelitian]. Bogor (ID): Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut PertanianBogor.
Duke NC, James AA. 2006. Bruguiera gymnorrhiza (large-leafed mangrove).Species Profiles for Pacific Island Agoforestry Apr; Ver 2.I.www.traditionaltree.org [11 Juli 2013].
Eastman. 2009. Hydroquinonen and Hydroquinon Derivates. Canada (US):Eastman Chemical Company.
Ferguson MH. 1959. The role of water in plant growth. USGAJournal and Turf Management 11(1):30-32.
Hagerman AE. 1998. High molecular weight plant polyphenolics(tannins) as biological antioxidants. Journal of Agricultural andFood Chemistry 46(1):1887-1892.76.
Handayani S. 2013. Kandungan flavonoid kulit batang dan daunpohon api- api (Avicennia marina (forks.)vierh.) sebagaisenyawa aktif antioksidan. [Skripsi]. Bogor (ID): FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi ke-2. Padmawinata K,Soediro I, penerjemah. Bandung (ID): Institut TeknologiBandung. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.
Hardiana R, Rudiyansyah, Zaharah TA. 2012. Aktivitasantioksidan senyawa golongan fenol dari beberapa jenistumbuhan famili malvaceae. JKK. 1(1):8-13
Hardiningtyas SD. 2012. Aktivitas antioksidan dan efekhepatoprotektif daun api-api putih (Avicennia marina). [tesis].Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Herawati N, Noor J, La Daha, Firdaus Z. 2011. Potensiantioksidan ekstrak metanol kulit batang tumbuhan mangroveSonneratia alba. Majalah Farmasi dan Farmakologi 15(1): 23-25
Kannan A, Hettiarachchy N, Narayan S. 2009. Colon and breastanti-cancer effects of peptide hydrolysates derived fromrice bran. The Open Bioactive Coumpounds Journal 2:17-20.
Kusumo WA. 1997. Keragaman asam lemak beberapa ikan pelagisdan demersal yang didaratkan di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat
serta Muara Angke, Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Lim SN, Cheung PCK, Ooi VEC, Ang PO. 2002. Evaluation ofantioxidative activity of extracts from a brown seaweed,Sargassum siliquastrum. Journal of Agicultural Food Chemical 50: 3862-3866.
Marlina B. 2011. Kadar protein kasar dan kandungan serat kasarhijauan Glycine max pada budidaya tumpangsari rumput kedelaidengan inokulasi Rhizobium. [skripsi]. Semarang (ID):Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,IKIP PGRI Semarang.
Meenakshi S, Gnanambigai DM, Mozhi ST, Arumugam M,Balasubramanian T. 2009. Total Flavonoid and in vitroantioksidant activity of two seaweeds of Rameshwaram Coast.Global Journal of Pharmacology 3(2): 59-62.
Molyneux P. 2004.The use of the stable free radicaldiphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidantactivity. Journal Science of Technology 26(2):211-219.
Muchtadi D. 2001. Sayuran sebagai sumber serat pangan untukmencegah timbulnya penyakit degeneratif. Jurnal Teknologi danIndustri Pangan 12:1-2
Purnobasuki H. 2004. Potensi mangrove sebagai tumbuhan obat.Jurnal Biota 9(2): 125-126
Purwaningsih S. 2012. Aktivitas antioksidan dan komposisikimia keong matah merah (Cerithidea obtusa). Jurnal Ilmu Kelautan17(1): 39-48.
Redha A. 2010. Flavonoids: Struktur, sifat antioksidatif danpernanya dalam sistem biologis. Jurnal Belian 9(2): 196-200.
Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S. 2008. Penapisan awalkomponen bioaktif dari kijing taiwan (Anadonta woodiana Lea.)sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan11(2):119-132.
Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, Arroyo JL, Alanis-Garza BA,de Torres NW. 2009. Antimicrobial and antioxidant activitiesof plants from Northeast of Mexico. Journal of Evidence-BasedComplementary and Alternative Medicine 41(5):233-236.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-2891-1992:Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta (ID): BadanStandardisasi Nasional.
Suratmo. 2009. Potensi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum)sebagai antioksidan. Jurnal Penelitian 205(1):1-5.
Svobodová A, Psotová J, Walterová D. 2003. Natural phenolic inthe prevention of UV-induced skin damage, a review. JournalBiomedical Papers Vol. 147: 137-145.
Tensiska, Marsetio, Yudiastuti SON. 2007. Pengaruh jenispelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kasarisoflavon dan ampas tahu [laporan penelitian]. Bandung (ID):Fakultas Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjajaran.
Trilaksani W. 2003. Antioksidan: jenis, sumber, mekanismekerja dan peran terhadap kesehatan [makalah]. Bogor (ID):Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati Y, Oktadiyani P. 2009.Pemanfaatan pohon mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagaibahan pangan dan obat. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2009Buku 1: bidang pangan dan energi. Bogor (ID): LPPM-IPB.
Wichi HP. 1988. Enhanced tumour development by butylatedhydroxytoluene (BHT) from the properties of effect on furestomach and esophageal aquamoua epithelium. Food ChemicalToxicology 26:723-727.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): M-Brio Press.
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta (ID):Kanisius.
Xiong Y, Yuan C, Chen R, Dawson TM, Dawson VL. 2010.Preparation and biological activity saponin Ophiogon japonicas.African Journal of Pharmacy and Pharmacology 6(26): 1964-1970
Yunizal, Murtini JT, Dolaria N, Purdiwoto B, Abdulrokhim,Carkipan. 1998. Prosedur Analisis Kimiawi Ikan dan Produk Olahan Hasil-Hasil Perikanan. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan PengembanganPerikanan.