PERPUSTAKAAN K K P Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Catatan Jurnalis T opik mengenai korupsi yang melibatkan sejumlah petinggi negara saat ini menjadi sebuah berita mainstream baik di televisi, surat kabar, maupun media online. Tak jarang korupsi menjadi headline. Masyarakat dibuat tercengang dengan nominal jumlah kekayaan negara yang dikorup. Dari riuhnya pemberitaan mengenai pejabat-pejabat korup yang terjaring oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini terselip cerita fight back dari para koruptor seperti yang dituliskan oleh salah seorang jurnalis dalam buku ini. Pada saat itu, kasus megakorupsi E-KTP yang dilakukan oleh Setya Novanto (Ketua DPR) melibatkan banyak pihak, bahkan dikaitkan dengan kasus penyerangan yang dialami oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang membuat kehilangan sebelah penglihatannya. Kasus ini berjalan cukup lama dan berbelit-belit. Ditambah tersangka Setya Novanto banyak bermain drama yang mengulur waktu penyidikan. Walau akhirnya, drama-drama itu yang mengantarkannya ke dalam ruang tahanan KPK. Kasus yang dialami oleh Novel Baswedan berawal dari penyerangan yang dialamatkan kepada dirinya pada pagi hari tanggal 11 April 2017 dekat kediamannya. Saat itu Novel Baswedan sedang berjalan menuju rumah setelah melaksanakan shalat subuh di Masjid Al-Ihsan. Tiba-tiba dari arah belakang dua orang tidak dikenal menyiramkan air keras ke wajah Novel. Mereka mengendarai sepeda motor matic. Kejadian tersebut berlangsung dengan cepat. Sejak saat itu hingga kini masih belum juga ada titik terang dari kelanjutan kasusnya. Seakan- akan kasus penyerangan ini hanyalah cara untuk mengalihkan fokus masyarakat dari kasus megakorupsi E-KTP yang sedang mencuat. Kasus penyerangan Novel Baswedan dapat terungkap jika terdapat kerja sama yang baik antara kepolisian dan tim gabungan pencari fakta independen. Tulisan di atas hanya satu dari 34 cerita yang ditulis oleh para jurnalis yang bertugas di KPK dan terangkum dalam buku yang berjudul “Serpihan Kisah Jurnalis Tiang Bendera: Cerita-Cerita yang Tak Jadi Berita”. Selain itu, buku ini menuliskan tentang perjalanan dan perjuangan para jurnalis sejak berdirinya KPK hingga saat ini. Bagi jurnalis yang sudah lama berburu berita di KPK, mungkin Gedung KPK telah menjadi kantor kedua atau bahkan rumah kedua. Di antara jurnalis dan pihak KPK sudah terjalin relasi yang baik. Relasi ini tidak muncul dengan sendirinya, namun perlu dibangun. Sering berdiskusi dan bertukar pikiran atau sekadar ngopi bersama di warung adalah contoh sederhana dari sekian banyak cara dalam membangun relasi dengan K P K . Kepercayaan dari kedua pihak merupakan kunci kolaborasi. Jurnalis tidak hanya menjadi pemburu berita, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan antikorupsi itu sendiri. Media memang seharusnya berada di posisi terdepan dalam upaya pemberantasan korupsi. Media harus mengutamakan kemaslahatan dan keadilan masyarakat, walaupun tak sedikit yang terlibat dalam kepentingan politik para petingginya. Meskipun begitu, masih banyak jurnalis yang independen dan berintegritas tinggi. Ditulis oleh para jurnalis berpengalaman sudah barang tentu bahasa yang disajikan sangat baik dan mudah dipahami oleh pembacanya. Melalui buku ini, pembaca pun dapat mengetahui bagaimana perjuangan para jurnalis memburu berita untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat. Jatuh bangun dalam mengejar saksi, tersangka, dan sumber-sumber lainnya diceritakan lengkap oleh para jurnalis. Terbitnya buku ini merupakan sumbangsih dari mereka yang tidak hanya berisi pujian, tetapi juga kritik kepada KPK. Buku ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk melihat kerja KPK lebih mendalam. Penulis: Muhammad Taufiqurahman Kolasi : 252 hlm BUKU PILIHAN ¢ Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya: Novel Baswedan ¢ Deideologi Pancasila ¢ Hoegeng: Oase di tengah Keringnya Penegakan Hukum di Indonesia ¢ Kami Tidak Lupa Indonesia ¢ Komunikasi Politik Soekarno ¢ Korupsi Musuh Bersama ¢ KPK dan Korupsi Kekuasaan ¢ Percepatan dan perlambatan Demokrasi di Tingkat Lokal ¢ Tak Henti Membangun Negeri ¢ Teten Masduki: Panglima Domba Melawan Korupsi “Never be afraid to raise your voice for honesty and truth and compassion against injusce and lying and greed” – William Faulkner – E-NEWSLETTER EDISI 02 VOL.IV | FEBRUARI 2018