Koagulasi/flokulasi Proses koagulasi dan flokulasi (Gambar 3-1) adalah proses yang membantu dalam penanganan bahan-bahan solid yang tidak dapat ditangani pada proses sebelumnya. Proses koagulasi adalah proses yang menyangkut penangnan umpan dan pencampuran salah satu atau lebih bahan-bahan kimia koagulan di dalam air, dimana partikel yang terbentuk disebut dengan flok. Flokulasi, dimana pada prosesnya membutuhkan pencampuran yang merata antara air dan coagulant pada periode waktu dalam bentuk yang luas, berat dalam pembentukan partikel flok. Partikel flok adalah kombinasi dari koagulan dan partikel-partikel didalam air;dimana partikel tersebut akan bertambah lebih besar dan berat daripada partikel murni dan agar lebih mudah untuk diolah pada proses selanjutnya, yaitu proses sedimentasi dan filtrasi. Pada bab ini dideskripsikan prinsip-prinsip dasar dari koagulasi dan flokulasi, dan koagulan secara umum dan pengunaannya, ada beberapa fasilitas dan perlengkapan yang digunkan dalam proses koagulasi/flokulasi, prosedur operasi dan pekerjaan secara umum yang dilakukan yang berhubungan dengan permasalahan proses koagulasi. Pada bab ini disimpulkan dengan diskusi untuk penanganan yang aman dalam pengunaan bahan-bahan kimia Coagulant, partikulat alum. Setelah anda menyelasaikan bab ini diharapkan anda dapat :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Koagulasi/flokulasi
Proses koagulasi dan flokulasi (Gambar 3-1) adalah proses yang membantu dalam
penanganan bahan-bahan solid yang tidak dapat ditangani pada proses sebelumnya.
Proses koagulasi adalah proses yang menyangkut penangnan umpan dan pencampuran
salah satu atau lebih bahan-bahan kimia koagulan di dalam air, dimana partikel yang
terbentuk disebut dengan flok. Flokulasi, dimana pada prosesnya membutuhkan
pencampuran yang merata antara air dan coagulant pada periode waktu dalam bentuk
yang luas, berat dalam pembentukan partikel flok. Partikel flok adalah kombinasi dari
koagulan dan partikel-partikel didalam air;dimana partikel tersebut akan bertambah lebih
besar dan berat daripada partikel murni dan agar lebih mudah untuk diolah pada proses
selanjutnya, yaitu proses sedimentasi dan filtrasi.
Pada bab ini dideskripsikan prinsip-prinsip dasar dari koagulasi dan flokulasi, dan
koagulan secara umum dan pengunaannya, ada beberapa fasilitas dan perlengkapan yang
digunkan dalam proses koagulasi/flokulasi, prosedur operasi dan pekerjaan secara umum
yang dilakukan yang berhubungan dengan permasalahan proses koagulasi. Pada bab ini
disimpulkan dengan diskusi untuk penanganan yang aman dalam pengunaan bahan-bahan
kimia Coagulant, partikulat alum. Setelah anda menyelasaikan bab ini diharapkan anda
dapat :
Mendeskripsikan prinsip-prinsip yang menyangkut didalam proses koagulasi dan
flokulasi.
Mengetahui daftar dari bahan-bahan kimia Coagulant yang biasa digunakan, yang
menguntungakan dan merugikan dalam pemakaianya.
Dapat mendefinisikan :
- Kekeruhan (turbidity)
- Koagulasi (coagulasi)
- kebutuhan koagulan (Coagulan aid)
- pencampuran cepat (Flash mixing)
- Flokulasi
- Flok
Percobaan kenapa pencampuran sangat penting
Identifikasi dua tahap operasi yang biasa dilakukan pada
masalah-masalah yang berhubungan dengan proses coagulasi/flokulasi, dan
menceritakan bagaimana permasalahan itu dapat diselesaikan.
Mencatat dan mengambarkan dengan singkat tujuan tiap
test pada proses keefektifan koagulasi/flokulasi dengan memakai monitor.
Mendeskripsikan penanganan umum dan praktis dalam
pengunaan bahan kimia Coagulant.
3.1 Deskripsi koagulasi/flokulasi
Prsoses koagulasi/flokulasi sangant penting dalam pengolahan utama, sebab
partikel padatan ini tidak dapat ditangani pada proses sedimentasi dan filtrasi dikarenakan
ukuran partikelnya terlalu kecil, sehingga tidak dapat mengendap. Agar partikel padatan
yang tidak dapat mengendap ini dapat diendapkan, maka dilakukan proses
koagulasi.flokulasi. Pada proses ini padatan tersebut diubah bentuknya menjadi padatan
yang lebih besar dan berat sehingga dapat mengendap secara fisik. Selanjutnya perubahan
secara kimia dilakuka dengan penambahan dan pencampuran bahan-bahan kimia
koagulan kedalam air baku sehingga air dapat diolah pada proses sedimentasi dan filtrasi.
Prinsip Dasar koagulasi/flokulasi
Dalam proses koagulasi/flokulasi perlu diketahui dua hal yang mendasar
menyangkut proses penanganan partikel-partikel yang tidak dapat mengendap yaitu :
Ukuran Partikel
Gaya alami antar partikel
Ukuran partikel , umumnya air alam terdiri dari tiga macam padatan yang tidak dapat
mengendap. Dari bentuk yang terbesar sampai yang terkecil, sebagaimana ditunjukan
pada Tabel 3-1, partikel-partikel tersebut adalah :
Padatan tersuspensi
koloid
padatan terlarut
Padatan tersuspensi adalah partikel yang terbawa air akibat adanya gaya alami
pada aliran air. Padatan terlarut ini terlalu kecil ukurannya (0,01 mm) dan tidak dapat
mengendap dengan cepat, dan ukuran partikel yang lebih besar >0,01 mm adalah padatan
yang dapat mengendap pada dasar wadah atau bagian dasar kolam sedimentasi selama 4
jam.
Contoh koloidal solid yang terdapat pada pada air adalah lumpur, bakteri, zat
warna dan virus. Koloid tersebut tidak dapat mengendap didalam rentang waktu yang
layak (Tabel 3-2). Padatan koloid tersebut juga tidak dapat dilihat dengan kasat mata,
namun demikian pengaruh dari adanya koloid tersebut dapat dilihat sebagai warna atau
kekeruhan pada air. Partikel tersebut terlalu kecil ukurannya untuk dapat diolah pada
proses lanjutan jika tidak dibuat menjadi koagulat dan flokulat.
Tabel 3-2 Kecepatan Pengendapan alami untuk partikel kecil
Diameter Partikel (mm) Jenis Partikel Waktu pengendapan dalam diamter 1 ft (0,3m)
10
1
0,1
0,01
0,001
0,0001
0,00001
0,000001
Kerikil
Pasir kasar
Pasir halus
Silt
Pengendapan
0,3 det
3 det
38 det
33 min
considered nonsettleable
55 jam
230 hari
6.3 tahun
63 tahun min
Sumber : AWWA,
Padatan tak larut biasanya terdapat dalam bentuk organik atau non organik,
seperti garam, bahan kimia tumbuhan dan hewan, dimana sebagian besar diantaranya
tidak dapat larut. Padatan tak larut tersebut tidak dapat dilihat langsung. Dimana sebagian
besar logam dan bahan kimia tidak larut didalam air. Bahan tersebut dapat menyebabkan
gangguan kesehatan dan masalah lain rasa, warna dan bau. Karena bahan tersebut
tertutup oleh endapan dari bahan kimia dan fisika, sehingga mereka sulit dipisahkan dari
air. Salah satu alasan mengapa partikel tersebut tidak dapat menendap adalah karena
ukurannya terlalu kecil. Dengan mempertimbangkan contoh ini ; dimana partikel tanah
kasar dalam bentuk kubus, yang sisinya 1 mm diharapkan dapat mengedap lebih cepat
atau dapat diendapakan sebesar 1 ft (0,3 m) setiap detiknya (Lihat Tabel 3-2).
Sekarang diasumsikan partikel pasir adalah tanah dimana banyak terdapat partikel-
partikel yang lebih kecil, yang berbentuk kubus berukuran 0,000001 mmm pada setiap
sisinya. (hal ini seperti tiruan gaya alamai pada dari erosi). Berat seluruh partikel tanah
sama seperti butiran alami dari pasir kasar, tetapi area permukaannya telah bertambah
besar menjadi
6 mm2.area yang luas pada ujng menjadi 6 mm2, mengenai area ini dari tabel kolam 2
(Lihat modul Aerasi, Gambar 2.2). Penambahan dengan cepat ini dikarenakan adanya
Penambahan dengan cepat akibat adanya gaya tarik menarik antar partikel (Bisanya
disebut gaya tarik).
Sesuai Tabel 3-2, penndapan 1 ft (0,3m) terjadi dalam selang waktu 3 det, jadi
jika diperkirakan dibutuhkan waktu 60 tahun agar partikel kecil tersebut dapat
mengendap degan ukuran yang sama 1 ft (0,3m). pengendapan adalah penambahan dalam
range waktu pada ukuran partikel. Proses pengendapan partikel dibutuhkan suatu tempat
yang luas agar proses pengendapan menjadi mudah dan berjalan cepat.
Gaya Alam;partikel didalam air umumnya membawa ion-ion listrik negatif.
Hanya saja biasanya terlihat seperti kutub sebuah magnet yang saling tarik menarik antar
partikel. Didalam proses pnegolahan air gaya tarik menarik ini biasa disebut zeta
Potensial. Gaya ini sangat kuat sehingga mampu menagkap partikel kecil, dan bagian
dari partikel koloid dan menyebabkan bagaian tersebut tersuspensi.
Gaya Vander Walls tiap partikel pada air alam cenderung tarik-menarik antara
dua partikel. Gaya tarik menarik ini membentuk zeta potensial. Gaya tarik menarik zeta
potensial sangat kuat dibandingkan gaya vander walls, hal ini untuk menjaga agar
partikel tetap dalam kondisi tersuspensi.
Efek dari Koagulasi dan Flokulasi;proses netralisasi koagulasi adalah
pengurangan zeta potensial dari padatan tak terlarut, jadi gaya vander walls dapat
dilakukan dengan menarik partikel-partikel bersamaan. Partikel tak terlarut ini umumnya
membentuk partikel-partikel kecil/mikroflok, sebagaimana ditunjukkan gambar 3-2.
partikel-partikel ini meskipun lebih besar ukurannya dibandingkan partikel koloid murni,
hal ini karena partikel tersebut bergabung menjadi satu membentuk mikroflok. Walaupun
begitu secara kasat mata partikel ini tidak terlihat, dan tidak larut dalam air. Dengan cara
melakukan pengadukan dengan flokulasi menyebabkan partikel-partikel mikroflok ini
menyatu menjadi bagian bentuk yang lebih besar dan relatif lebih berat dari flok partikel,
sehingga dapat lebih mudah diendapkan atau disaring. Flok-flok partikel ini biasanya
terlihat seperti rangakain kain atau benang wool.
Coagulant and coagulant aid; persoalan umum dalam hal penangan partikel
didalam air adalah membersihkan partikel-partikel dan kotoran tak berguna, penggunaan
coagulant dalam proses pengolahan air secara normal memperlihat hal yang baik dalam
proses pertukaran ion. Ion-ion positif dapat dinetralkan dengan ion negatif dalam
Gambar 3-2 Mikroflok
pembentukan koagulasi. Beberapa jenis coagulant mengandung ion-ion positif dan
lainnya. Coagulant terdiri dari Trivalent ion (Coagulant yang memiliki ion-ion 3+), terdiri
dari, Al 3+, dan iron, Fe 3+) adalah 700-1000 kali lebih efektif sebagai coagulat
dibandingkan monovalent ion.(Coaglant yang memiliki ion-ino 1+, terdiri dari Na+) dan
50-60 kali lebih efectif dibandingkan dengan bivalent ion (Coagulant yang memiliki
elektron 2+, terdiri dari calsium, Ca 2+).
Umumnya coagulant yang dipakai pada proses pengolahan air adalah alumunium
sulfat (Alum), Al2(SO4)3 ; dan Feric Sulfat, Fe2(SO4)3. ketika kedua koagulat tersebut
terlarut didalam air maka akan terjadi proses ionisasi. Dan akan terbentuk trivalent ion
dari Alumunium atau Iron (Al3+, atau Fe3+). Lima jenis coagulant secara umum dapat
dilihat pada Tabel 3-3, dengan tipe dan dosisnya.
Seringanya alum digunakan pada proses pengolahan air, maka sangat penting
untuk diketahui apakah alum mampu mengendapkan dan membantu menghilangkan
bakteri dan partikel-partikel lainnya yang menyebabkan kekeruhan , rasa, bau dan warna.
Alum bekerja bekerja berdasarkan proses koagulasi dan flokulasi, sebagai berikut :
Penambahan alum pada air mentah, maka akan bereaksi dengan alkalinitas (lime,
soda abu, dll), untuk membentuk flok-flok partikel dari alumunium hidroksida