Top Banner
I. NO PERCOBAAN : 4 II. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Senyawa Koordinasi [Ni{NH 3 } 6 ]I 2 III. TUJUAN PERCOBAAN :Mempelajari pembuatan senyawa koordinasi [Ni{NH 3 } 6 ]I 2 IV. DASAR TEORI Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi . Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa
21

klompok-3-Pkaan-fix

Sep 27, 2015

Download

Documents

Triana P S

praktikum kimia anoragik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

I. NO PERCOBAAN : 4II. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Senyawa Koordinasi [Ni{NH3}6]I2III. TUJUAN PERCOBAAN :Mempelajari pembuatan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2

IV. DASAR TEORI

Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidentat. H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion kompleks maupun senyawa kompleks :1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama.

Kation pada Anion Kompleks.Tabel Nama LiganLiganNama Ligan

Bromida, Br-Bromo

Klorida, Cl-Kloro

Sianida, CN-Siano

Hidroksida, OH-Hidrokso

Oksida, O2-Okso

Karbonat, CO32-Karbonato

Nitrit, NO2-Nitro

Oksalat, C2O42-Oksalato

Amonia, NH3Amina

Karbon Monoksida, COKarbonil

Air, H2OAkuo

EtilendiaminEtilendiamin (en)

Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks KationNama Kation pada Anion Kompleks

Aluminium, AlAluminat

Kromium, CrKromat

Kobalt, CoKobaltat

Cuprum, CuCuprat

Aurum, AuAurat

Ferrum, FeFerrat

Plumbum, PbPlumbat

Mangan, MnManganat

Molibdenum, MoMolibdat

Nikel, NiNikelat

Argentum, AgArgentat

Stannum, SnStannat

Tungsten, WTungstat

Zink, ZnZinkat

Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :Bilangan KoordinasiBentuk Ion Kompleks

2Linear

4Tetrahedral atau Square Planar

6Oktahedral

Senyawa Nikel(II)Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri oktahedrom, hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar. Ion heksaakuanikel(II) berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion biru heksaaminanikel(II) menurut persamaan reaksi :[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel(II) menghasilkan endapan gelatin hijau nikel(II) hidroksida menurut persamaan reaksi:[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH- [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)Seperti halnya kobalt(II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri tertrahedron yaitu halide, misalnya ion tertrakloronikelat(II) yang berwarna biru. Senyawa kompleks ini terbentuk dari penambahan HCl pekat kedalam larutan garam nikel(II) dala air menurut persamaan reaksi:[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq) [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)Hijau biruSenyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion tetrasianonikelat(II). [Ni(CN)4]2-, yang berwarna kuning, dan bis (dimetilglioksimato) nikel(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink. Warna yang karakteristik pada kompleks yang di kedua ini merupakan reaksi penguji terhadap ion nikel(II) ; senyawa kompleks ini dapat diperoleh dari penambahan larutan dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan nikel(II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan reaksi: [Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH- [Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l)a. Sifat-SifatNikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.

b. KegunaanNikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel , Inconel , dan Hastelloys . Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan Edison .

Senyawa IodidaDitemukan oleh Courtois ada tahun 1811. Iod tergolong unsur halogen, terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam air payau dari sumur minyak dan garam. Iod atau Yodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat. Ada pula metode lainnya yang sudah dikembangkan.

a. Sifat-sifatIod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air. Ada 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop yang stabil, 127I yang terdapat di alam. Isotop buatan 131I, memiliki masa paruh waktu 8 hari, dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar tiroid. Senyawa yang paling umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI), juga senyawa iodatnya (KIO3). Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok.

b. KegunaanSenyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod.

V. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Beker Gelas 100 ml Batang pengaduk Corong Hirsch Kertas Saring Tabung reaksi2. Bahan H2O2 3% Ammoniak Etanol Nikel clorida hexahidrat KI Indikator amilum

VI. PROSEDUR PERCOBAAN1. Larutkan 1 gr nikel klorida heksahidrat dalam gelas beker yang berisi 5 ml air.2. Letakkan gelas beker tersebut dalam almari asap dan tambahkan 10 ml larutan NH3 pekat 15 M.3. Tambahkan ke dalam campuran tersebut 2,6 gr potassium iodide. Biarkan campuran tersebut beberapa menit.4. Kumpulkan Kristal yang terbentuk dalam corong Hirsch, cuci 2 kali dengan 2 ml larutan etanol 1:1 dan kemudian tambahkan 2 ml etanol.5. Keringkan Kristal di udara terbuka dengan diangin-angin selama beberapa menit.6. Pindahkan Kristal-kristal yang telah kering tersebut ke dalam kertas saring.7. Pindahkan kelebihan pelarut yang ada dengan menekan atau memampatkan kristal-kristal di antara 2 lembar kertas saring.8. Pindahkan hasilnya ke dalam tabung yang telah ditimbang beratnya dan diberi label. Timbang berat tabung beserta isinya dan hitunglah persentase berat yang dihasilkan berdasarkan jumlah nikel klorida heksahidrat yang digunakan.9. Lakukan tes pengujian adanya ion nikel dengan cara: larutkan sedikit sample (~0,1 g dalam 0,5 ml air) tambahkan 2 tetes larutan NH3 (5 M) dan kemudian tambahkan 5 tetes larutan dimetil glioksim, maka akan terbentuk endapan merah strawberry bila larutan mengandung nikel (II).10. Lakukan tes pengujian adanya ion iodide dengan cara: larutkan sedikit sample (~0,1 g dalam 0,5 ml air) dan asamkan dengan 2 tetes larutan asam nitrat 5 M kemudian tambahkan larutan H2O2 3%. Ujilah larutan tersebut dengan indicator amilum. Timbulnya warna biru kehitam-hitaman menunjukkan bahwa dalam larutan tersebut mengandung iodine.

VII. HASIL PENGAMATAN ProsedurHasil pengamatan

1gr nikel klorida heksahidrat ditambahkan 5 ml air.Larutan berwarna Hijau

NiCl2 (aq) + 5 ml NH3(aq)Larutan berwarna Biru

Larutan biru + 2.6 gr KILarutan berwarna Biru Keruh dan ada endapan

Endapan disaring dengan kertas saringEndapan berwarna Hijau dan Filtrat berwarna biru

Timbang dan hitung berat endapanMassa kertas saring = 0,1419 gramMassa kertas saring + endapan = 0,7075 gram Massa endapan = 0,7075 gram 0,1419 gram = 0,5656 gram Hasil secara teoritis = 1 Persentase hasil = 0,5656 x 100% = 56,56%

Uji ion Nikel Terbentuk endapan berwarna merah strawberry. hal ini menunjukan hasil uji adalah positif adanya ion nikel.

Uji ion iodideTerbentuk warna hijau bening pada larutan.Uji adanya ion iodide menunjukan hasil negatif, hal ini terlihat dari tidak terbentuknya larutan berwarna biru kehitam-hitaman.

VIII. PERSAMAAN REAKSIa. Pengujian Ion NikelNi (s) + 6H2O (l) [Ni (H2O)6]2+ (aq)Ni2+ (aq) + 2NH3 + 2H2O (aq) Ni(OH)2 (s) + 2NH4+Ni (OH)2 (s) + 6NH3 [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 2OH- (aq)[Ni(NH3)6]2+ (aq) + 2OH- (aq)+ KI (aq) [Ni(NH3)6]I2 (s) + 2KOH (aq)b. Pengujian Ion Iodida [Ni(NH3)6]I2 (s) + H2O (l) + H2SO4 (aq) [Ni(NH3)6]2+ (s) + I- (aq) + H2SO4 (aq) + H2O (aq)H2O2 (aq) + 2I- (aq) + 2H+ (aq) I2 (aq) + 2H2O (aq)

IX. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai pembentukan senyawa kompleks [Ni(NH3)6]I2, dan disertai dengan pengujian ion nikel dan iodide pada sample yang terbentuk. Nikel sulfat heksahidrat merupakan zat padat berwarna hijau. Padatan tersebut dilarutkan di dalam air, sehingga memperlihatkan hasil berupa larutan yang juga berwarna hijau. Saat ditambahkan dengan ammonia, larutan tersebut mengalami perubahan warna menjadi biru. Ketika ditambah KI larutan tersebut menjadi ungu dan terbentuk endapan. Endapan berwarna ungu yang terbentuk selanjutnya dibilas dengan larutan etanol dan ditambahkan etanol.Etanol yang digunakan pada percobaan ini berfungsi sebagai pelarut. Yang digunakan dengan tujuan agar endapan yang didapat dari percobaan merupakan kristal murni.. Etanol dipilih pada percobaan ini sebagai pelarut dikarenakan etanol tidak bereaksi dengan endapan yang didapatkan. Selain itu etanol memiliki titik didih rendah sehingga mudah untuk menguap dan mempermudah tebentuknya kristal.. Massa kristal yang terbentuk dari percobaan ini adalah seberat 0,5656 gram. Massa kertas saring yang digunakan dalam percobaan ini adalah 0,1419 gram.Untuk melakukan tes pengujian ion nikel, 0,1 gr dari sampel tadi dilarutkan di dalam air dan ditambahkan 1-2 tetes larutan amoniak (NH3) 5M. pada pengujian nikel penambahan larutan amoniak berfungsi sebagai katalis dan menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan basa sehingga dapat membentuk endapan nikel, Selain itu dimetil glikosim akan lebih cepat bereaksi dalam suasana basa. Terakhir ditambahkan 5 tetes dimetil glikosim. Dimetil glikosim ini berfungsi sebagai indicator yang menunjukkan bila ada unsur tertentu dengan timbulnya warna tertentu. Setelah ditambahkan larutan dimetil glikosim, larutan berubah warna menjadi merah strawberry yang menandakan bahwa didalam larutan tersebut positif mengandung ion nikel. Pengujian ion iodide juga menggunakan sampel yang sama dengan berat 0,1 gr. Sampel dilarutkan dengan 0,5 air dan ditambah dengan 2 tetes HNO3. Penambahan HNO3 dalam pengujian ini berfungsi sebagai katalis sehingga dapat menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan asam, dan juga untuk mempermudah pelepasan I2 pada saat penambahan H2O2. Indicator yang digunakan adalah amilum. Ketika ditambah amilum warna larutan berubah menjadi biru. Hal ini menandakan bahwa didalam larutan terkandung ion iodida. Namun hasil yang kami dapatkan berbeda yaitu terbentuk warna hijau bening pada larutan. Uji adanya ion iodide menunjukan hasil negatif, hal ini terlihat dari tidak terbentuknya larutan berwarna biru kehitam-hitaman. Artinya larutan tersebut tidak mengandung iodine. Kesalahan ini terjadi dikarenakan sampel yang kami gunakan terlalu sedikit dan asam yang dipakai terlalu banyak.

X. KESIMPULAN 1. Warna merah strawberry pada reaksi akhir pengujian ion nikel menandakan bahwa dalam larutan tersebut terkandung ion nikel.2. Pada uji ion iodide tidak menghasilkan warna biru kehitaman melainkan menghasilkan warna hijau bening, artinya pada uji iodine menunjukkan hasil negatif.3. Tidak dihasilkannya larutan berwarna biru kehitaman pada uji ion iodide bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya kesalahan praktikan dalam membuat larutan yang digunakan untuk dalam pengujian iodide.4. Penambahan larutan asam sulfat pada tes pengujian iodide karena kegunaanya sebagai katalis dan menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan asam sehingga dapat melepaskan iod (I2).5. Penambahan larutan amoniak pada tes pengujian ion nikel karena kegunaanya sebagai katalis dan menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan basa untuk membentuk endapan nikel.

XI. DAFTAR PUSTAKAAnonim.2011. Laporan praktikum senyawa kompleks [Ni(NH3)6]I2 .(Online). Diakses pada tanggal 17 Maret 2014. (http://zilazulaiha.blogspot .com/2011/11/laporan-praktikum-kimia-anorganik-2.html).

Anonim. 2011. Pembuatan Senyawa Koordinasi [Ni(NH3)6]I2. (Online). Diakses pada tanggal 17 Maret 2014. (http://fleurazzahra.blogspot .com/2011/12/pembuatan-senyawa-koordinasi-ninh36i2.html).

Gulo Fakhili. 2007. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya: FKIP MIPA Universitas Sriwijaya.

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK IIPembuatan Senyawa Koordinasi [Ni{NH3}6]I2

DISUSUN OLEHKELOMPOK 5Sri Yosimaya Sari(06121010026)Citra Purnama Sitta(06121010019)Nurbaiti(06121010015)Yoli Resmita (06121010009)Lia Agustini(06121010007)Triaan Putri S(06121010005)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAUNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

Lampiran Percobaan