Top Banner
 I.PENDAHULUAN 1.1. Lata r Bela kang Ik li m da n cuaca adal ah satu ko mp onen ekos is tem al am sehi ng ga kehidupan baik manusia, hewan maupun tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan proses-prosesnya. Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap. Salah satu badan yang bias melihat keadan cuaca disuatu daaerah adalah !", tapi badan itu Cuma bias untuk memprediksikan saja namun keakuratannya  bisa juga dijadikan sebagai acuan kita.badan meteorologi dan geofisika me rupakan lemba ga peme ri nta h non depart emen #$%&'( yang bert ugas memberikan pelayanan meteorology, klimatolo gi, kwalitas udara dan geofisika. 'i  pro)insi *iau, pelayanan !" ditangan i oleh stasiun meteorology %ekanbaru. !" juga berguna untuk kelautan karena laut juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. +eselamatan dilaut sangat penting apabila kita mengetahui keadaan cuaca disaat turun melaut. Sebagai mahasiswa kelautan yang selalu berhubungan dengan alam, tentu perlu dipelajari mengenai !" ini karena mahasiswa akan selalu berhubungan lansung dengan cuaca dan iklim saat turun kelapangan nanti. le h kar ena itu, mah asis wa har us men gikuti pra tik um ini set ida k-ti dak ny a mengetahui alat-alat yang berhubungan dengan !".
17

KLIMATOLOGI

Nov 05, 2015

Download

Documents

rizalbuntal

Mata kuliah klimatologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tugas Individu

2614

I.PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Iklim dan cuaca adalah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan baik manusia, hewan maupun tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan proses-prosesnya.

Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap.

Salah satu badan yang bias melihat keadan cuaca disuatu daaerah adalah BMG, tapi badan itu Cuma bias untuk memprediksikan saja namun keakuratannya bisa juga dijadikan sebagai acuan kita.badan meteorologi dan geofisika merupakan lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang bertugas memberikan pelayanan meteorology, klimatologi, kwalitas udara dan geofisika. Di provinsi Riau, pelayanan BMG ditangani oleh stasiun meteorology Pekanbaru.BMG juga berguna untuk kelautan karena laut juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Keselamatan dilaut sangat penting apabila kita mengetahui keadaan cuaca disaat turun melaut. Sebagai mahasiswa kelautan yang selalu berhubungan dengan alam, tentu perlu dipelajari mengenai BMG ini karena mahasiswa akan selalu berhubungan lansung dengan cuaca dan iklim saat turun kelapangan nanti. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengikuti pratikum ini setidak-tidaknya mengetahui alat-alat yang berhubungan dengan BMG.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang berhubungan dengan BMG dan cara-cara menggunakannya serta perawatan alat-alat tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang berhubungan dengan BMG.II. TINJAUAN PUSTAKA

Unsure dari meteorology terdiri atas radiasi surya, temperature udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan hujan. Faktor-faktor yang mengendalikan iklim adalah ketinggian tempat, lalitude atau garis lintang, daerah-daerah tekanan dan permukaan tanah.Penyebab terjadinya perubahan atau penyimpangan iklim adalah karena terjadi perubahan tata lingkungan secara besar-besaran baik itu terjadi di permukaan bmi maupun di atmosfer; dan terjadi fenomena global, misalnya muncul el nino dan la lina. Gejala ini berpengaruh terhadap musim di Negara Indonesia terutama jumlah curah hujan.

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam yang meliputi sifat dan karakteristik dari bentuk morfologi, klasifikasi dan Perbedaannya serta proses yang berhubungan terhadap pembentukan morfologi tersebut. Secara garis besar bentuk morfologi permukaan bumi sekarang ini terbentuk oleh beberapa proses alamiah, antara lain :

1. Proses yang berlangsung dari dalam bumi, yang membentuk morfologi gunungapi, pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan undak pantai.

2. Proses disintegrasi/degradasi yang mengubah bentuk permukaan muka bumi karena proses pelapukan dan erosi menuju proses perataan daratan.

3. Proses agradasi yang membentuk permukaan bumi baru dengan akumulasi hasil erosi batuan pada daerah rendah, pantai dan dasar laut.

4. Proses biologi yang membentuk daratan biogenik seperti terumbu karang dan rawa gambut (Dahuri, 1996).

Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan, karena daerah tersebut menjadi tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu berasal dari daratan dan lautan. Perubahan lingkungan pantai dapat terjadi secara lambat hingga sangat cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan sifat-sifatnya dengan gelombang, pasang surut dan angin. Perubahan pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang terjadi pada suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi tersebut sebagai akibat dari sejumlah faktor lingkungan seperti faktor geologi, geomorfologi, iklim, biotik, pasang surut, gelombang, arus laut dan salinitas (Sutikno, 1993).

Menurut Dahuri (1996), ombak merupakan salah satu penyebab yang berperan besar dalam pembentukan pantai. Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen yang terdapat di dalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama di daerah pecahan ombak mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di samping mengangkut sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan (erosi laut). Daya penghancur ombak terhadap daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keterjalan garis pantai, kekerasan batuan, rekahan pada batuan, kedalaman laut di depan pantai, bentuk pantai, terdapat atau tidaknya penghalang di muka pantai dan sebagainya.

Berbeda dengan ombak yang bergerak maju ke arah pantai, arus laut, terutama yang mengalir sepanjang pantai merupakan penyebab utama yang lain dalam membentuk morfologi pantai. Arus laut terbentuk oleh angin yang bertiup dalam selang waktu yang lama, dapat pula terjadi karena ombak yang membentur pantai secara miring. Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegaklurus terhadap arah ombak, arus laut mampu membawa sedimen yang mengapung maupun yang terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan arah pergerakan arus, umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach ridge atau akumulasi sedimen di sekitar jetty dan tanggul pantai menunjukkan hasil kerja arus laut. Dalam hal tertentu arus laut dapat pula berfungsi sebagai penyebab terjadinya abrasi pantai.III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum klimatologi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 november 2009 jam 10.00 WIB-selesai di di kantor Badan Meteorologi dan Geofisika bandara Sutan Syarif Kasim Pekanbaru

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan untuk prakktikum ini adalah alat-alat tulis dan kamera.3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode terjun lansung kelapangan, dimana mahasiswa melihat dan mengamati alat-alat yang ada di stasiun pengamatan.

3.4. Prosedur Praktikum

Mahasiswa yang mengikuti praktikum datang ke kantor BMG, setelah sampai disana mahasiswa dikasih pengarahan oleh pihak terkait lalu mahasiswa melihat dan mengamati ala-alat yang ada di kantor tersebut. Kemudian data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk laporan praktikum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Bagian-bagian dari Sangkar meteorology adalah thermometer bola kering dan basah, thermometer maksimum dan minimum serta thermo histograf. Thermometer maksimum berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum selama 24 jam, sedangkan thermometer minimum untuk mengukur suhu udara minimum selama 24 jam.

Rain Gauge merupakan alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan. Pengukurannya dilakukan sekali dalam 3 jam dengan memakai gelas ukur. Bagian-bagiannya adalah corong, tabung, penampang air, stop kran dan gelas ukur. Rain Gauge terdiri atas 2 tipe yaitu tipe biasa dan tipe helman. Tipe helman berfungsi untuk mengukur hujan secara otomatis, bagian dari tipe Helman adalah tabung, penampung, pelampung dan kertas bias.

Shunsine Recorder merupakan alat yang digunakan untuk penyinaran matahari dengan prinsip kerja adalah cahaya dipantulkan ke bola gelas sehingga membentuk titik api dan membakar kertas bias. Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari disebut Actinograph.sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur arah kecepatan angin disebut Thedolite.

Alat penguapan tipe panci terbuka berfungsi untuk mengetahui penguapan, alat yang digunakan adalah hook gauge. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara disebut Barometer.4.2. Pembahasan

Karena letak geografis Indonesia hanya mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kering, namun setiap daerah berbeda panjang musimnya. Untuk mengetahui kriteia musim hujan dan musim kemarau, badan meteoologi dan geofisika memberikan batasan tentang musim kemarau dan musim hujan sebagai berikut:

perubahan tata lingkungan secara besar-besaran baik itu terjadi di permukaan bmi maupun di atmosfer.

terjadi fenomena global, misalnya muncul el nino dan la lina. Gejala ini berpengaruh terhadap musim di Negara Indonesia terutama jumlah curah hujannya.

El nino muncul menimbulkan bencana kekeringan dan sebaliknya bila La nina yang muncul dapat menimbulkan banjir. Sehingga di Indonesia gejala El nino dan La nina oleh BMG sangat diwaspadai. Salah satu cara untuk mengetahui atau memprediksi munculnya hal tersebut maka kita bisa mnggunakan alat-alat yang ada di BMG yang di praktikumkan.

Ada beberapa teknik pemantauan penyimpangan iklim/musim Indonesia yaitu: melakukan pemantauan indeks isolasi selatan, pemantauan suhu muka laut wilayah Indonesia dan wilayah Fasifik timu bagian tengah, pemantauan monsoon di laut cina selatan dan melakukan analisa pengembangan cuaca di Indonesia terutama meliputi suhu udara, kelembaban dan curah hujan.

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat-alat yang ada di BMG sangat berguna dan dibutuhkan untuk menentukan keadaan iklim dan cuaca disuatu daerah. Alat-alat itu bisa memprediksikan kapan akan terjadinya hujan ataupun panas. Alat-alat ini juga berguna untuk memprediksikan cuacan gelombang, arus dan sebagainya untuk para pelaut yang akan melaut.

5.2. Saran

Diharapkan agar waktu paktikum yang dilaksanakan diperpanjang supaya mmahasiswa lebih bisa mengetahui tentang kinerja alat-alat yang ada.DAFTAR PUSTAKABoney, A. D, 1975. Phytoplankton Edwrd Alloid, Liminited london. 426 p.

Hynes. H. B. N. 1970. Ekologi Of Running Waters. University Of Toronto Press, USA. 555p.

Kasry, Adnan et al.2007 Buku Ajar Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.universitas riau; pekanbaru

Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV : Ekologi Perairan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 145 hal.

www.google.com.2009. Peraturan Pemerintah no.82 th.2001 Mengenai Pengaturan Kualitas Air Dan Pengelolaan Pencemaran.

Pollunin, et al, 1973. Pengantar Geografi Tumbuhan Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.Sihotang,C., 1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru, 64 hal (Tidak diterbitkan).Sunu, P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia. Jakarta. 298 halZonneveld, N., E. A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Diterjemahkan oleh M. Siti Jiati. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 311 halLaporan Klimatologi Laut

KLIMATOLOGI LAUT

Oleh

PONAL

0704121052

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2009KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena atas berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan Klimatologi laut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Dan tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Klimatologi Laut yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini baik pada waktu kuliah maupun pada saat praktikum. Penulis juga berterimakasih kepada asisten yang telah memberikan arahan dalam melaksanakan praktikum ini, serta tidak lupa berterimakasih atas kerja sama yang baik sesama anggota kelompok dalam melaksanakan praktikum tersebut serta kepada semua pihak yang turut terlibat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik positif yang dapat membangun isi dari laporan ini. Terimakasih.

Pekanbaru, Desember 2009

PenulisDAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

iiDAFTAR LAMPIRAN

iiiI. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Tujuan dan Manfaat

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

3

III.BAHAN DAN METODE

6

3.1. Waktu dan Tempat

6

3.2. Bahan dan Alat

6

3.3. Metode Praktikum

6

3.4. Prosedur Praktikum

6

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

7

4.1. Hasil

7

4.2. Pembahasan

8V. PENUTUP

9

5.1. Kesimpulan

9

5.2. Saran

9DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRANDAFTAR LAMPIRAN

lampiran Halaman1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum

12

2. Lembar data praktikum

14

1. Alat-alat yang diamati sewaktu praktikum

Sangkar meteorology

Sensor curah hujan

Rain gauge

polusi udara

Pengukur penguapan

Kapanimometer

Hook gauge

Handhald anemometer

Curah hujan otomatis

Barometer

Aktinograf

Sunshine recorder

_1321617994.unknown