BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Desa Gondangsari berada di ketinggian + 1300 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 29 0 C. Desa Gondangsari memiliki batas-batas yang jelas dengan tetangga desa kanan dan kirinya. Sehingga secara geografis desa ini dibatasi oleh beberapa desa, seperti: Sebelah Utara: Serenan, Sebelah Selatan: Karangdowo, Sebelah Barat: Ketitang, dan Sebelah Timur: Sukoharjo. Secara administratif, Desa ini memiliki luas mencapai 215.095 Ha. Dengan peruntukan sebagai berikut ini. Luas jalan: 13 Ha, Sawah dan Ladang: 115 Ha, Tanah kering: 61.876 Ha, Tanah Bengkok: 116.205 Ha, dan Pemakaman: 7 Ha. Dengan cakupan luas tersebut, desa Gondangsari dibagi dalam sembilan (9) Rukun Warga (RW), dan dalam 24 Rukun Tetangga (RT). Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang memiliki pemerintahan sendiri. Maka desa ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh beberapa unsur pemerintahan kelurahan meliputi Sekretaris Desa (Sekdes), Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan, 1
69
Embed
kkn.unnes.ac.id · Web view2017/10/11 · BAB I. PENDAHULUAN. Analisis Situasi. Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Desa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten. Desa Gondangsari berada di ketinggian +1300 meter
diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 290 C. Desa Gondangsari
memiliki batas-batas yang jelas dengan tetangga desa kanan dan kirinya. Sehingga
secara geografis desa ini dibatasi oleh beberapa desa, seperti: Sebelah Utara:
Serenan, Sebelah Selatan: Karangdowo, Sebelah Barat: Ketitang, dan Sebelah
Timur: Sukoharjo.
Secara administratif, Desa ini memiliki luas mencapai 215.095 Ha.
Dengan peruntukan sebagai berikut ini. Luas jalan: 13 Ha, Sawah dan Ladang:
115 Ha, Tanah kering: 61.876 Ha, Tanah Bengkok: 116.205 Ha, dan Pemakaman:
7 Ha. Dengan cakupan luas tersebut, desa Gondangsari dibagi dalam sembilan (9)
Rukun Warga (RW), dan dalam 24 Rukun Tetangga (RT).
Desa Gondangsari merupakan salah satu desa yang memiliki
pemerintahan sendiri. Maka desa ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang
dibantu oleh beberapa unsur pemerintahan kelurahan meliputi Sekretaris Desa
(Sekdes), Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan, Pembangunan, Pemberdayaan
Masyarakat, Kesejahteraan Rakyat, Umum, dan Keuangan..
Pelaksanaan pemerintahan desa didukung oleh prasarana pemerintah
desa/kelurahan berupa (1) balai desa, (2) kantor desa, dan sarana prasarana lain
milik pemerintah.
Jumlah penduduk Desa Gondangsari, sebagaimana tercatat dalam data
monografi desa pada tahun 2016, terdiri dari:
1. Jumlah Kepala Keluarga : 1368 KK
2. Jumlah Laki-Laki : 2230 jiwa
3. Jumlah Perempuan : 2212 jiwa
1
2
1.2 Kondisi Persoalan
1.2.1 Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk
meningkatkan dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan digunakan sebagai investasi jangka panjang yang digunakan
sebagai bekal untuk kehidupan yang dimasa depan.
Pendidikan yang dimulai sejak dini ini umumnya berupa sekolah,
mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan umum di Desa
Gondangsari hanya memiliki sekolah yaitu TK sebanyak 2 buah dan
SD/MI sebanyak 2 buah, sedangkan TPA tersebar di dusun – dusun.
Terdapat beberapa permasalahan pendidikan umum yang ada di
Desa Gondangsari, diantaranya adalah belum terdapat sekolah bimbel
(bimbingan belajar) atau pembelajaran secara berkelompok. Rendahnya
kesadaran anak untuk belajar serta ditambah dengan tenaga pendidik yang
masih minim membuat anak malas untuk belajar. Maka dari itu dibutuhkan
gerakan belajar bersama atau yang biasa disebut dengan bimbel supaya
meningkatkan kecakapan anak dalam menyongsong kehidupan dimasa
depan. Selain itu juga diperlukan dorongan atau motivasi dari orangtua
sehingga membuat anak semakin bersemangat untuk belajar bersama.
Dengan adanya bimbel, anak-anak di Desa Gondangsari akan lebih
memiliki banyak waktu untuk belajar mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan, serta melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah
didapat di sekolah. Sehingga mereka dapat memahami pelajaran yang
didapat di sekolah dengan lebih baik.
Era modern yang terjadi saat ini membuat anak-anak lebih tertarik
untuk bermain gadget daripada bermain bersama teman-temannya.
Sehingga seiring berkembangnya jaman hal ini akan semakin melunturkan
budaya yang ada disekitar lingkungan. Pendidikan terkait budaya seperti
permainan tradisional dan lagu-lagu tradisional maupun nasional perlahan
mulai dilupakan. Oleh karena itu, selain pendidikan akademis, pendidikan
budaya pun perlu diajarkan kepada anak-anak sebagai bentuk pelestarian
3
budaya yang ada. Hal ini dapat kita pelajari bersama saat bimbel, jadi
anak-anak tidak hanya fokus belajar akademik tapi juga belajar budaya dan
kesenian yang dimiliki oleh bangsa kita.
Selain permasalahan pada pendidikan umum, perlu ditingkatkan
juga pada pendidikan agama dan penerapan pendidikan karakter sejak dini.
Desa Gondangsari sendiri mayoritas pendudukannya adalah beragama
islam. Meskipun sudah terdapat TPA (Taman Pendidikan Anak) pada
masing-masing dusun, namun masih perlu peningkatan mutu dan kualitas
belajar anak baik dari segi media pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran maupun model/metode belajar yang digunakan tenaga
pendidik, supaya anak-anak yang belajar menjadi lebih aktif serta kreatif
dalam mengikuti pelajaran agama ataupun pendidikan karakter yang
diterapkan.
1.2.2 Bidang Ekonomi
Desa Gondangsari memiliki latar belakang ekonomi yang
mayoritas swasta yaitu pengrajin kayu (mebel). Ini merupakan sumber
daya sekaligus menjadi potensi yang dimiliki oleh desa ini. Berdasarkan
data monografi desa, diperoleh keterangan mengenai pekerjaan warga
masyarakat Desa Gondangsari sebagai berikut ini:
Karyawan PNS 44 Orang
ABRI 5 Orang
Swasta 299 Orang
Wiraswasta/pedagang 104 Orang
Tani 122 Orang
Pertukangan 45 Orang
Buruh tani 201 Orang
Pensiunan 27 Orang
Jasa 254 Orang
Sumber: Data Desa Gondangsari 2016
4
Berdasarkan data diatas dapat diketahui masyarakat desa
Gondangsari bekerja di bidang swasta yakni pada kerajian kayu(mebel).
Namun sisa serbuk kayu masih jarang dimanfaatkan untuk dapat bernilai
ekonomi. Sisa serbuk kayu dapat digunakan sebagai kerajinan. Yang
nantinya dapat menghasilkan produk baru dan dijual sebagai khas desa
Gondangsari.
Pengoptimalan produk kerajinan baik mebel maupun sisa serbuk
kayu diperlukan Packaging agar tampilan semenarik mungkin supaya
semua kalangan tertarik untuk membeli. Adapun pelatihan Branding
supaya ciri khas dari desa Gondangsari dapat bersaing dengan desa
lainnya, dan pelatihan marketing dapat memperkuat market keranah
nasional atau bahkan sampai ketingkat internasional. Sebagai penunjang
pelatihan marketing kelompok kami melakukan pengembangan website
untuk desa Gondangsari sebagai pusat informasi desa secara online.
Selain melalui mebel warga disini juga ada yang bekerja menjadi
buruh di perusahaan konveksi. Di sekitar wilayah Desa Gondangsari
terdapat beberapa perusahaan konveksi sehingga banyak menghasilkan
limbah kain perca. Limbah kain perca tersebut tidak dimanfaatkan,
biasanya hanya dibuang atau dibakar. Padahal limbah kain perca tersebut
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang dapat dijual.
Sehingga perlu diadakan pelatihan pembuatan kerajinan dari kain perca
guna menambah pengetahuan yang nantinya dapat menambah penghasilan.
Selanjutnya kelebihan desa ini adalah memiliki sumber air yang cukup
melimpah namun belum dapat termanfaatkan dengan baik yang nantinya
dapat menambah pendapatan. Salah satunya adalah dengan menanam
sayuran menggunakan metode hidroponik.
Banyaknya sampah yang ada disekitar desa dapat dimanfaatkan
untuk menambah perekonomian dengan pembuatan kerajinan dari limbah
plastik. Setelah berbagai produk dapat dihasilkan, perlu pula pelatihan
penentuan harga pokok produk supaya mereka tidak menjual dengan harga
yang terlalu murah atau terlalu mahal.
5
1.2.3 Bidang Kesehatan
Kesehatan merupakan aspek yang penting untuk menjalankan
aktivitas. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari jiwa dan raga. Seperti
kata pepatah bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Adanya program-program terkait kesehatan dari pemerintah setempat
sangat diperlukan guna menunjang produktifitas warga untuk mencukupi
kebutuhannya. Tentunya setiap daerah masing-masing sudah memiliki
program untuk warganya, namun mayoritas warga masih
mengesampingkan hal tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan masih kurang.
Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya anak-anak
merupakan salah satu permasalahan yang ada di Desa Gondangsari.
Kesadaran sejak dini ini penting karena ketika mereka sejak dini mampu
merawat dan menjaga hidup sehat maka hal itu akan menjadi suatu
kebiasaan yang baik untuk kedepannya. Kurangnya kesadaran anak-anak
untuk hidup bersih dan sehat biasanya dengan makan jajan sembarangan
tanpa mengetahui efek baik dan buruk untuk kesehatan. Selain itu
ditambah kurangnya pengetahuan mengenai menggosok gigi dan cuci
tangan yang baik dan benar. Hal ini akan menimbulkan penyakit.
Sehingga perlu diadakan sosialisasi budaya hidup sehat kepada anak-anak
dan bekerja sama dengan SD di Desa Gondangsari.
Selain sosialisasi kesehatan pada anak-anak, diperlukan sosialisasi
kesehatan pada remaja dan dewasa. Sosialisasi tersebut dapat berupa
sosialisasi mengenai bahaya narkoba dan pergaulan bebas, sosialisasi
penyakit seperti penyakit kanker dan ISPA. Dengan adanya sosialisasi
kesehatan ini harapannya supaya semua warga masyarakat Desa
Gondangsari bisa menghargai tubuhnya dengan menjaga hidup sehat.
6
Selain itu upaya lain dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan warga adalah dengan senam bersama seluruh warga Desa
Gondangsari baik anak-anak, dewasa ataupun lansia yang supaya dapat
hidup sehat jasmani dan rohani. Disisi lain, juga perlu meningkatkan
kesadaran akan kebiasaan sehat seperti membuang sampah pada
tempatnya untuk diterapkan kepada masyarakat agar terhindar dari
penyakit akibat pencemaran sampah.
1.2.4 Bidang Lingkungan dan Infrastruktur
Masalah lingkungan sekaligus menjadi masalah kesehatan. Desa
yang baik akan selalu merawat lingkungannya salah satunya adalah
dengan bersih desa. Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi
harapan semua warga, sehingga dalam mewujudkannya diperlukan
kerjasama yang baik antara warga dengan pemerintah setempat. Selain
menjaga kebersihan juga diperlukan lingkungan yang sehat dan asri.
Ketersediaan pohon yang cukup merpakan hal yang sangat penting dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri. oleh karena itu, tim KKN
mengusulkan program penanaman pohon.
Berkaitan dengan hal tersebut tim KKN kami juga mengusulkan
program perbaikan infrastruktur Desa Gondangsari yang diwujudkan ke
dalam penyediaan fasilitas berupa fasilitas plangisasi petunjuk tempat.
Harapannya ketika ada warga luar berkunjung ke desa Gondangsari
mereka tidak kebingungan menemukan tempat yang dituju.
BAB II
SOLUSI DAN LUARAN
Tim KKN tematik memberikan solusi terhadap permasalah yang ada
pada desa Gondangsari dari beberapa bidang beserta target luaran. Berikut ini
perincian program per bidang:
2.1 Solusi yang ditawarkan
2.1.1 Bidang Pendidikan
2.1.1.1 Posko Belajar Asik (Gondangsari’s Study Club)
7
Berdasarkan permasalahan pendidikan yang ada di desa
Gondangsari tersebut, untuk meningkatkan kualitas akademik baik
formal maupun nonformal kami mengusulkan program kerja Posko
Belajar. Yakni terdiri dari bimbingan belajar merupakan kegiatan
belajar mengajar yang ditujukan untuk siswa SD sederajat/TK
sederajat. Bimbingan tersebut dilakukan untuk mengajarkan materi
pelajaran di sekolah yang belum dipahami sehingga lebih
memudahkan dalam memahaminya. Selain belajar akademik juga
diajari terkait budaya seni seperti permainan dan lagu nasional
maupun tradisional. Pengenalan budaya nusantara untuk memupuk
rasa nasionalisme anak-anak. Pembelajaran dilakukan di posko setiap
hari senin sampai jumat dimulai pada minggu pertama pukul 18.30
WIB.
1) Analisis Situasi
Desa Gondangsari memiliki penduduk usia belajar yang cukup
tinggi yaitu 581 jiwa. Untuk mengembangkan kemampuan
akademik penduduk usia belajar dan mengisi waktu luang dengan
mengasah keterampilan yang dimiliki penduduk usia pelajar
dengan kegiatan yang positif maka diperlukan program Posko
Belajar yang berisi kegiatan seperti bimbingan belajar dan
pengenalan budaya.
2) Tujuan
a. Membantu siswa-siswi dalam memahami mata pelajaraan yang
masih dirasa sulit saat disekolah.
b. Mengembangkan kemampuan akademik dan kemampuan non
akademik penduduk usia belajar. Selain itu untuk membekali
penduduk usia belajar dengan kemampuan diluar kemampuan
akademik.
c. Menumbuhkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Mengasah kemampuan motorik anak
8
3) Sasaran: anak-anak di Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari.
4) Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a. Koordinasi dengan tim KKN Desa Gondangsari
b. Penentuan tempat dan waktu pelaksanaan
c. Penyiapan sarana dan prasarana pendukung
d. Kegiatan Belajar serta pengenalan budaya dan seni.
5) Indikator Keberhasilan: Anak-anak sudah bisa memahami materi
pelajaran dan bisa menyelesaikan soal sendiri dan lebih mengenal
budaya sehingga anak mengerti dan melestarikannya.
2.1.1.2. TATAQU (Taman Tahfidz Al Qur’an)
TATAQU (Taman Tahfidz Al Qur’an) adalah salah satu
program kerja yang ditujukan anak-anak Dukuh Gondanglegi Desa
Gondangsari. Secara teknis pelaksaan TATAQU bergabung dengan
TPQ yang sudah ada di Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari.
Mahasiswa KKN bertugas menjadi tenaga pengajar tambahan.
1. Analisis Situasi
a) Sebagian besar masyarakat Desa Gondangsari menganut Agama
Islam.
b) Desa Gondangsari banyak terdapat TPQ, namun masih
kekurangan tenaga pengajar.
2. Tujuan
a) Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan agama khususnya
baca tulis Al-Quran bagi anak-anak di Dukuh Gondanglegi Desa
Gondangsari.
b) Menjadikan kaderisasi Qurani secara menyeluruh di Desa
Gondangsari.
3. Sasaran: Anak-anak Dukuh Gondanglegi Desa Gondangsari
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program :
a) Koordinasi dengan Pengajar TPQ
b) Penentuan waktu
9
c) Persiapan materi dan bahan
d) Pelaksanaan kegiatan belajar agama di TPQ
5. Indikator Keberhasilan: Anak-anak mampu menerapkan ilmu
pendidikan agama secara baik dalam kehidupan sehari-hari dan
tidak hanya mampu membaca serta menulis Al-Qur’an dengan
baik, tetapi juga mampu menghafal bacaan sholat, surat-surat
pendek, doa sehari-hari.
2.1.2 Bidang Ekonomi
2.1.2.1 Kerajinan (Serbuk Kayu)
Program ini ditujukan untuk ibu-ibu PKK. Sebagai kegiatan
harian yang membuat ibu-ibu PKK memiliki kreativitas dengan
memanfaatkan serbuk kayu yang sudah tidak terpakai. Diharapkan
juga dapat menambah penghasilan apabila kegiatan ini dapat
berkelanjutan.
1. Analisis situasi:
Banyaknya serbuk kayu yang dijual tanpa adanya inovasi untuk
dijadikan kerajinan yang lebih bernilai jual tinggi dibanding dijual
secara mentah.
2. Tujuan:
Untuk memanfaatkan serbuk kayu yang tidak terpakai untuk
dijadikan kerajinan yang berdaya jual tinggi di pasaran.
3. Sasaran: Ibu-ibu PKK desa Gondangsari
4. Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Permintaan ijin kepada Kepala desa dan ketua PKK
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Perkenalan tim KKN kepada ibu-ibu PKK
d) Pelaksanaan pelatihan dengan demo dari tim KKN
e) Dilaksanakan satu kali pertemuan dan evaluasi berkelanjutan
selama KKN berlangsung.
10
f) Adanya keberlanjutan dari kegiatan dengan adanya pelatihan
berkelanjutan.
5. Indikator Keberhasilan:
Ibu-ibu PKK dan para pemuda –pemudi memiliki kreativitas dalam
mengelola limbah kayu dalam bentuk kerajinan dari serbuk kayu
dan diharapkan dapat menambah penghasilan
2.1.2.2 Pelatihan kerajinan Seko Kain perCa (SeKaCa)
Program ini ditujukan untuk ibu-ibu PKK dan remaja putri.
Dalam rangka memberdayakan kain-kain perca bekas atau sisa bahan
jahitan untuk dijadikan kerajinan. Diharapkan juga dapat menambah
penghasilan apabila kegiatan ini dapat berkelanjutan.
1) Analisis situasi:
Tim KKN memberikan solusi kepada ibu-ibu PKK dengan adanya
kegiatan pelatihan kerajian dari kain perca, diharapkan
berkelanjutan bagi ibu-ibu PKK di desa Gondangsari
2) Tujuan:
Memberikan solusi program baru bagi ibu-ibu PKK agar memiliki
program yang dapat memberikan inovasi bagi desa Gondangsari.
3) Sasaran: Ibu-ibu PKK dan remaja putri
4) Langkah-Langkah pelaksanaan program:
a) Permintaan ijin kepada Kepala desa dan ketua PKK
b) Penentuan tempat dan waktu
c) Perkenalan tim KKN kepada ibu-ibu PKK dan remaja putri
d) Pelaksanaan pelatihan dengan demo dari tim KKN
e) Dilaksanakan satu kali pertemuan dan evaluasi berkelanjutan
selama KKN berlangsung.
f) Adanya keberlanjutan dari kegiatan dengan adanya pelatihan
berkelanjutan
5) Indikator Keberhasilan:
Ibu-ibu PKK dan remaja putri dapat membuat kerajinan yang
melakukan sosialisasi kepada ketua UKM pengrajin kayu yang ada di Desa
Gondangsari.
Gambar 4..21 Pemaparan Materi PBM Gambar 4.22 Pembicara Disperindag Klaten
Gambar 4..23 Pemaparan Materi Gambar 4..24 Penjelasan Materi
44
5. Sosialisasi Hidroponik
Pada tahap awal, kami melakukan survey budidaya hidroponik
dikomunitas hidroponik Klaten, membuat peraga, dan mencari pembicara
penanaman hidroponik. Program ini dilaksankan pada tanggal 17 September
2017, pukul 15.30 di Balai desa Gongsari,dengan pembicara dari komunitas
hidroponik Klaten. Para peserta sangat antusias dengan program ini, yang
dibuktikan dengan banyakya pertanyaan yang diajukan para warga kepada
pembicara. Jadi tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksaaan program ini.
4.3 Program Konservasi
1. Tanam Pohon
Langkah awal dalam program ini adalah melakukan koordinasi dan
persiapan sarana prasarana, seperti tempat, bibit pohon, maupun warga
masyarakat. Kegiatan tanam pohon ini merupakan program wajib dari Universitas
Negeri Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2017 di dukuh
Tegalan RW. 05 dan RW.06. Jenis tanaman yang ditanam adalah pohon Mahoni,
Angsana, dan Tanjung. Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah perlu
adanya koordinasi yang cukup kepada warga mengenai pentingkan pohon-pohon
disekitar lingkungan kita yang membuat lebih bersih, asri, dan banyak oksigen
bersih yang dihasilkan. Keberlanjutan program ini adalah adanya perawatan
tanaman dari para warga setempat sehingga pohon tersebut tetap tumbuh subur.
Gambar 4..25 Praktik Hidroponik Gambar 4..25 Sosialisasi Hidroponik
45
Tabel 4.1 Penanaman Pohon
PENANAMANPOHON
Persiapan
Kami melakukan koordinasi dengan bayan tempat posko kami berada. Sehingga kami tahu tempat strategis untuk menanam pohon. Pohon diperoleh dari bantuan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Klaten. Desa Gondangsari memperoleh kurang lebih 15 pohon terdiri dari pohon Angsana, Mahoni, dan Tanjung.
Pelaksanaan Sambutan oleh Bayan Gondanglegi , kemudian langsung dilanjutkan dengan penyampaian materi lingkungan hidup secara umum, kemudian langsung penanaman pohon yang dilakukan di dukuh Tegalan RW 05 di pinggir jalan desa dan dekat dengan pemakaman desa.
Evaluasi
Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana hanya saja warga yang mengikuti kurang sesuai dengan target. Penanaman dilakukan bersama-sama warga sehingga penanaman berjalan hanya sekitar kurang lebih 30 menit.
Gambar 4..27 Proses Tanam Pohon Gambar 4..28 Tanam Pohon Dengan Warga
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Warga Desa Gondangsari cukup antusias dalam pelaksanaan program
kerja Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten yang dibuktikan dengan kesediaan waktu
serta keaktifan para warga untuk turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan –
kegiatan yang diadakan oleh Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi,
Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.
Secara umum, program – program yang dibuat telah terlaksana sesuai
dengan perencanaan, namun ada beberapa program yang hanya pada tahap
sosialisasi dan diskusi. Warga cukup antusias untuk mengikuti program kerja
unggulan Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten yaitu Pelatihan Kerajinan dari serbuk
kayu. Dengan adanya program kerja tersebut maka warga dapat mengetahui cara
pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
5.2 SARAN
Setelah melaksanakan seluruh program kerja Tim KKN PK Unnes 2017
Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten
yang disusun sesuai dengan proposal, maka kami dapat memberikan saran yaitu:
1. Kerjasama dalam pelaksanaan program kerja yang terjalin antara warga
Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten dengan Tim KKN PK Unnes 2017 Dusun Gondanglegi, Desa
Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten selama ini
diharapkan dapat ditindak lanjuti dan dimanfaatkan secara optimal oleh
warga setempat.
2. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran warga untuk aktif dalam
kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh tim KKN PK Unnes 2017 Dusun
Gondanglegi, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten
47
terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan infrastruktur di Dusun Gondanglegi, Desa Gondangsari,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten guna menambah pengetahuan dan