DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 A.Analisis Situasi .................................................................................................... 1 B.Permasalahan ..................................................................................................... 2 C.Tujuan ................................................................................................................. 2 D.Target. ................................................................................................................. 2 E.Lokasi KKN. .......................................................................................................... 2 F.Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan ......................................................... 4 BAB II PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL PROGRAM KKN SENI BUDAYA ........................................................................ 5 A.Perencanaan Program .......................................................................................... 5 1.Sosialisasi Program KKN ..................................................................................... 6 2.Pendataan dan Identifikasi Potensi, Permasalahan serta Kebutuhan ................. 6 B.Pelaksanaan Program ........................................................................................ 21 1.Profil Lokasi KKN .............................................................................................. 21 2.Program – program yang Dilaksanakan .............................................................. 22 3.Hasil – hasil Pelaksanaan Program ................................................................... 22 4.Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program ............................... 22 BAB III KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT ....................................................... 24 A.Kesimpulan ......................................................................................................... 24 B.Rekomendasi ....................................................................................................... 25 C. Tindak Lanjut Program ..................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 27 i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
C. Tindak Lanjut Program ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 27
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Asal mula Lebakwangi
Kata Lebak Wangi terdiri dari dua kata yaitu Lebak dan Wangi, Lebak menurut bahasa
Sunda yaitu lebih rendah, sedangkan pengertian wangi berarti harum. Pendapat lain
mengatakan Lebak Wangi berasal dari kata Tanjung Wangi, yang berarti :
1. Nama sebuah bunga
2. Ujung, sebagian daratan yang menjorok ke laut
3. Bahagia
4. Harum dan terkenal
Berdasarkan asal usulnya kata Tanjung Sari mengandung arti sebuah pohon tanjung
yang bunganya wangi tersebar kemana-mana, atau juga dapat berarti suatu tempat yang
menjorok ke laut. Pendapat lain juga mengatakan bahwa lebak wangi berasal dari bahasa
Jawa yang berarti bunga teratai.
Kesimpulan dari berbagai macam pendapat baik itu Tanjung Wangi maupun Tunjung
Wangi, kenyataan yang ada sekarang ada di nuku pemerintahan tercatat sebagai Lebak
Wangi. Dulu Lebak Wangi ini termasuk kedalam Kecamatan Pameumpeuk, tapi sekarang
termasuk ke dalam Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat.
Asal muasal lebak wangi ini juga berhubungan dengan sebuah telaga Bandung zaman
dulu di daerah priangan terkenal sebuah dongeng yang menceritakan bahwa dataran tinggi
Bandung dahulu kala adalah sebuah telaga. Penyelidikan geologi oleh R. Van Koenigswald
membenarkan cerita tersebut, garis tinggi 725 meter yang melewati Padalarang, Bandung,
Cicalengka, Banjaran, Soreang sampai ke sebelah Barat Cililin dahulunya adalah garis tepi
danau . (Drs. R Soekmono, Pengatar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Nasional Trikarya,
Jakarta 1955, Jilid I cetakan IV, hal 42).
Berdasarkan keterangan di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa kata Lebak
Wangi atau Tanjung Wangi atau pun Tunjung Wangi mengandung makna yang
berhubungan dengan sejarah Talaga Bandung zaman dulu. Jadi kata lebak wangi yaitu
nama suatu tempat yang paling rendah bekas terendam air Talaga Bandung, yang terkenal
ke Mancanegara.
1
2
B. Permasalahan
Berbagai jenis kesenian tradisional asli Sunda, khususnya seni Sunda Buhun nyaris
punah akibat banyak di tinggalkan masyarakatnya sendiri. Sebagai seni yang menjadi
kekayaan budaya lokal, seni Sunda Buhun terus kehilangan penerusnya akibat para pelaku
seninya kurang mendapat tempat dan dihargai publik, serta terdesak seni pop modern yang
dianggap lebih menarik.
Seni Sunda buhun semakin di tinggalkan masyarakat karena dinilai monoton sehingga
tidak memiliki daya jual yang menarik. Kondisi itu diperparah oleh tidak adanya dukungan
publik dan modal dari pemerintah sehingga jarang ditampilkan lagi di tengah masyarakat.
Sehingga mungkin dalam beberapa tahun ke depan seni budaya Sunda Buhun dapat
dipastikan menjadi barang kuno bila tidak segera dilestarikan dan dikembangkan kembali.
Seperti halnya dengan kondisi seni Sunda Buhun di Desa Lebakwangi, dimana
keanekaragaman seni Sunda Buhun yang terdapat di Desa Lebakwangi kurang mendapat
apresiasi dari para generasi muda, hal ini dapat menjadi penghambat dalam tumbuh
kembangnya kesenian yang terdapat didesa LebakWangi.
C. Tujuan
Adapun tujuannya antara lain :
1. Menghidupkan kegiatan kesenian yang terdapat di Desa Lebakwangi.
2. Menggali dan mengembangkan potensi seni budaya yang ada sehingga menjadi
kebanggaan masyarakat khususnya masyarakat di Desa Lebakwangi.
3. Mendorong kecintaan masyarakat terhadap seni budaya daerah Desa Lebakwangi.
D. Target.
Adapun target yang ingin dicapai adalah mengaktifkan kegiatan kesenian (terlibat
dalam jadwal rutin latihan dan pementasan kesenian). Serta melestarikan, mengembangkan
dan memelihara kesenian dan budaya yang ada di desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari
Kabupaten Bandung.
E. Lokasi KKN.
Kampung : Pasir Jati
Desa : Lebakwangi
Kecamatan : Arjasari
Kabupaten : Bandung
3
Peta Lokasi
4
BATAS WILAYAH
BATAS DESA/KELURAHAN KECAMATANSebelah Utara Wargaluyu ARJASARISebelah Selatan Batu Karut ARJASARISebelah Timur Arjasari ARJASARISebelah Barat Taraju Sari BANJARAN
Ciwaringin, Maniang, Pareredan, Ayun Amnbing, Bela Pati, Sasalimpetan, Buah Kawung
Karawang, Gendu, Gaya Sari, Kemabang Beureuem, Padungdung, Banon Dari, Kidung,
Koleran, Lengleang, Cerik Rama.
Situs Bumi Alit
Sebuah rumah beratap julang ngapak. Rumah tersebut terletak di sisi jalan raya,
di area tanah seluas kira-kira 5000 m2. Rumah mungil itu berukuran 42 m2. Kendati
demikian, lingkungan sekitar rumah mungil berdinding bilik tersebut sangatlah antik.
Puluhan jenis pohon langka yang berusia ratusan tahun masih tampak kokoh berdiri.
Pada hari-hari biasa rumah dan area tersebut bisa dikatakan sepi, meski khalayak
umum dapat berkunjung. Suasana akan menjadi ramai ketika bulan Rabiul Awal tiba,
terutama pada tanggal 12. Sebuah ritual dilangsungkan pada waktu itu. Biasanya setiap
19
orang yang datang harus membawa rantang yang berisi penganan khas Sunda seperti
rangginang, opak, katimus, lemper, wajit dan lain-lain.
Sang juru kunci situs tersebut, H. Enggin Wasya Sasmita (85) menceritakan, di
dalam kamar Bumi Alit Kabuyutan terdapat benda-benda pusaka yang memiliki
kekuatan gaib, seperti keris, pedang, tombak, pisau kecil, dan gobang (golok panjang
yang menyerupai samurai). Kelima benda pusaka itu selalu dibungkus dengan
menggunakan kain putih setebal 5 lapis. Di bagian terluar, kelima benda pusaka itu
disatukan menggunakan kain kafan,. Diberi kapas serta bunga rampai. Benda-benda ini
dikeluarkan dan dicuci dengan air kelapa saat Maulid Nabi Muhammad saw. Selain itu,
di kamar itu juga sebagai tempat menyimpan berbagai sesaji yang dibawa peziarah.
Setiap malam Kamis dan Senin ada peziarah yang datang untuk bersemedi. Rata-
rata mereka datang dengan segala masalah dan kesusahan, seperti masalah rumah
tangga, jodoh, atau ingin usahanya lancar. Mereka membawa sesaji berupa kopi pahit,
telur ayam kampung, kelapa muda, ketan, dan lain-lain, ungkap Enggin yang menjadi
generasi ke-14 untuk menjaga situs tersebut.
Menurut beliau, yang datang bersemedi rata-rata berusia 20 sampai 60 tahun,
laki-laki dan perempuan. Selama dua hingga empat malam, mereka bersemedi sendiri,
tanpa keluar Situs Bumi Alit Kabuyutan. Tidak makan dan minum karena konsentrasi
berdoa, salat, dan zikir kepada Sang Khalik agar keinginan hati tercapai.
Ia berpendapat, bersemedi di Situs Bumi Alit Kabuyutan bukanlah kegiatan yang
musyrik karena pada intinya mereka memohon kepada Allah SWT, bukan kepada
makhluk gaib atau sejenisnya. Benda-benda sesaji yang disyaratkan tersebut memiliki
makna filosofis tertentu yang mendukung kegiatan semedi.
Situs Bumi Alit Kabuyutan merupakan cagar budaya yang tidak dijadikan objek
wisata. Situs ini tidak dijadikan objek wisata, nanti terlalu ramai dan tidak tertib lagi,
dan kesakralannya hilang. Kalau mau semedi saja yang bersangkutan harus puasa dulu
dan ada ’permisi’-nya untuk masuk ke dalam rumah.
Ia menjelaskan, situs biasanya ramai saat Mauludan karena ada upacara khusus.
Akan tetapi, para peziarah yang ingin bersemedi dapat terus datang. Mereka biasanya
tahu dari orang-orang yang pernah datang. Enggin dan masyarakat di Ds. Lebakwangi
Batukarut sama-sama menjaga kelestarian situs ini. Kami ingin tetap menjaga nilai-nilai
tradisi, budaya, dan seni yang terkandung dalam Situs Bumi Alit Kabuyutan ini adalah
warisan leluhur.
20
Lembaga Adat
Keberadaan lembaga adatPemangku adat AdaKepengurusan adat Ada Symbol adatRumah adat AdaBarang pusaka AdaNaskah-naskah AdaJenis kegiatan adatMusyawarah adat AdaSanksi adat TidakUpacara adat perkawinan AdaUpacara adat kematian AdaUpacara adat kelahiran AdaUpacara adat dalam bercocok tanam AdaUpacara adat bidang perikanan TidakUpacara adat bidang kehutanan TidakUpacara adat dalam pengelolaan SDA AdaUpacara adat dalam pembangunan rumah AdaUpacara adat dalam penyelesaian masalah Ada
• Sasaran Subyek
Adapun sasaran subyek dari program seni budaya di Desa Lebakwangi yang kami
rencanakan terdiri dari :
1. Tokoh Kesenian
Tokoh seni yang kami kunjungi yaitu Bapak H. Enggin Wasya Sasmita, Bapak Ayip,
Bapak Deden, Bapak H. Oman, Ibu Hj. Djuaningsih
2. Kelompok Seni,
Kelompok seni diantaranya seni kacapi suling, terebangan, rampak sekar, reog,
ujungan.
3. Masyarakat sekitar
• Sasaran Program
Adapun langkah-langkah dari sasaran program seni budaya yang kami laksanakan
adalah:
21
1. Silaturahmi kepada perangkat desa untuk mengetahui potensi di Desa Lebakwangi
khususnya potensi seni budaya.
2. Melaksanakan pendataan seni budaya yang berpotensi di Desa Lebakwangi.
3. Melaksanakan observasi ke masing-masing RW yang memiliki seni budaya yang
berpotensi diantaranya RW 02, 03, 06 dan 07.
B. Pelaksanaan Program
1. Profil Lokasi KKN
Kampung : Pasir Jati
Desa : Lebakwangi
Kecamatan : Arjasari
Kabupaten : Bandung
BATAS WILAYAH
BATAS DESA/KELURAHAN KECAMATANSEBELAH UTARA WARGALUYU ARJASARISEBELAH SELATAN BATU KARUT ARJASARISEBELAH TIMUR ARJASARI ARJASARISEBELAH BARAT TARAJU SARI BANJARAN
POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
JUMLAH
LAKI-LAKI 5056 ORANG
PEREMPUAN 5078 ORANG
TOTAL 10134 ORANG
JUMLAH KEPALA KELUARGA 2870 kk
KEPADATAN PENDUDUK 316 JIWA/Km2
USIA
USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN0-12 BULAN 126 ORANG 139 ORANG1-5 TAHUN 348 ORANG 353 ORANG6-15 TAHUN 623 ORANG 645 ORANG16-21 TAHUN 516 ORANG 522 ORANG
22
22-25 TAHUN 564 ORANG 575 ORANG26-30 TAHUN 370 ORANG 349 ORANG31-35 TAHUN 463 ORANG 480 ORANG41-45 TAHUN 370 ORANG 379 ORANG46-50 TAHUN 297 ORANG 298 ORANG51-55 TAHUN 288 ORANG 328 ORANG56-60 TAHUN 274 ORANG 271 ORANG61-65 TAHUN 197 ORANG 167 ORANG66 TAHUN 158 ORANG 154 ORANG
TOTAL 5056 ORANG 5078 ORANG
2. Program – program yang Dilaksanakan
Terlibat dalam kegiatan pementasan kesenian Sunda Buhun
Terlibat dalam kegiatan latihan kesenian Sunda Buhun
Terlibat dalam kegiatan PKK
Terlibat dalam kegiatan posyandu
Terlibat dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
3. Hasil – hasil Pelaksanaan Program
Adapun potensi seni budaya yang ada di Desa Lebakwangi diantaranya seni