1LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di PG MADUKISMO dan UPT
BPPTK LIPI Bantul-Yogyakarta
Disusun oleh :
1. Leni Susilo Andriani Ningsih (13620094)
2. Faizatul Amanah (13620110)
3. Muhammad sufyan Tsauri (13620124)
4. Khairun Nisa (13620127)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
2LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Laporan Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan
Sub Judul : Laporan Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan PT. Madukismo danLIPI Bantul Yogyakarta
Nama : Faizatul AmanahNIM : 13620110
Nama : Khairun NisaNIM : 13620127
Nama : Leni Susilo Andriani NingsihNIM : 13620094
Nama : M. Sofyan TsauriNIM : 13620124
Malang,03 Mei 2014Menyetujui,Pembimbing, Mahasiswa,
Dr.Tias Pramesti G Sofyan Tsauri
NIP. NIM.13620124
Disahkan oleh,
Ketua Jurusan
Evika Sandi Savitri, M.P197410182003122002
3KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya sehingga dapat tersusunlah laporan ini tentang pabrik gula madukismo danUPT BPPTK LIPI yang ada di Yogyakarta dalam memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan(KKL) teknik instrumentasi.
Segala upaya telah kami lakukan untuk menyelesaikan dan menyempurnakanlaporan ini. Namun, tidak mustahil apabila dalam penyusunan laporan ini terdapatkekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun bahasa yang kami gunakan.Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila laporan ini masih jauh darikata sempurna, karena kami menyadari bahwa kesempurnaan mutlak milik-Nya sematadan segala kesalahan dan kekurangan adalah milik manusia.
Demikian, semoga laporan KKL yang kami buat ini bermanfaat bagi kita semua.Amiin.
Malang, 3 Mei 2014Penyusun,
Kelompok empat
4DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................11.2 Identifikasi Masalah..................................................21.3 Maksud dan Tujuan Laporan KKL ..............................21.4 Kegunaan Laporan KKL.............................................21.5 Kerangka Pemikiran..................................................31.6 Metode Penelitian dalam Pelaporan KKL.....................31.7 Lokasi dan Waktu KKL..............................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................4
BAB III OBYEK KKL.............................................................16
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................26
5BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah kerja lapangan(KKL) adalah salah satu mata kuliah tambahan yang
terkait dengan mata kuliah Teknik Instrumentasi untuk membekali Mahasiswa
tentang pengetahuan tambahan tentang industri dan teknologi tentang industri
dengan mengunjungi beberapa instansi yang berkaitan dengan hal tersebut.
KKL ini kemudian dijadikan sebagai penelitian bagi mahasiswa dengan
metode penelitian survey, yaitu mengunjungi instansi instansi industri
kemudian mencatat riset riset apa saja yang dilakukan oleh instansi tersebut
dan dikumpulkan dalam bentuk format laporan.
Pabrik gula madukismo yogyakarta dan LIPI(lembaga Ilmu Penelitian
Indonesia) menjadi instanti industri yang dipilih sebagai obyek penelitian
KKl ini dikarenakan kedua instasi tersebut merupakan instansi industri yang
banyak melakukan riset yang berhubungan dengan mata teknik instrumentasi
ini
Oleh karena itu dari latar belakang diatas kami membuat laporan ini dalam
memenuhi tugas laporan KKL yang berhubungan denngan mata kuliah Teknik
Instrumentasi
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas identifikasi masalah tersebut adalah:
1) Pabrik dan laboratorium apa saja yang terdapat dalam pabrik gula
madukismo tersebut?
62) Kegiatan dan macam riset apa saja yang dilakukan dalam Pabrik Gula
Madukismo dan LIPI?
3) Bagaimana susunan struktur organisasi Pabrik Gula Madukismo dan
LIPI?
4) Bagaimana kegiatan dalam pabrik gula madukismo dan LIPI?
5) Riset apa saja yang dilakukan dalam pabrik gula madukismo dan LIPI?
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian KKL ini adalah:
1) Untuk mengetahui pabrik apa sajakah yang terdapat Pabrik Gula
Madukismo dan LIPI
2) Untuk mengetahui kegiatan dan macam riset apa sajakh yang
dilakukan dalam Pabrik Gula Madukismo dan LIPI?
3) Untuk mengetahui bagaimana susunan struktur organisasi dalam
Pabrik Gula Madukismo dan LIPI
4) Untuk mengetahui kegiatan dalam Pabrik Gula Madukismo dan LIPI
5) Untuk mengetahui riset apa saja yang dilakukan dalam Pabrik Gula
Madukismo?
1.4 Manfaat laporan KKL
Manfaat laporan KKL ini adalah:
1) Untuk memebrikan informasi kepada masyarakat tentang Pabrik Gula
Madukismo dan LIPI
2) Untuk memberikan informasi sekaligus pengetahuan kepada
Mahasiswa tentang pabrik gula madukismo dan LIPI serta riset yang
dilakukan didalamnya
71.5 kerangka pemikiran
1.6 metode penelitian dalam laporan KKL
metode dalam penelitian KKL ini adalah metode observasi yaitu dimana
mahasiswa mengadakan kunjungan ke lapangan secara langsung dan
mengidentifikasi kegiatan dan riset riset apa saja yang dilakukan.
1.7 lokasi dan waktu KKL
KKL ini dilaksanakan di wilayah Yogyakarta pada tanggal 16-19 April
2014
8BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pabrik Gula Madukismo
2.1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Madukismo
Pabrik Gula Madukismo berdiri pada tahun 1945 diwilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta Selatan Kec. Kasian Kab. Bantul dan dibangun atas
prakarsa Sultan Hamengkubuwono IX. Setelah krang lebih 3 tahun berdiri
barulah diresmikan oleh Presiden RI Ir.Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958.
Dulunya pabrik ini hanya memproduksi gula, tapi mulai tahun 1959
hingga saat ini mengelola gula, alkhohol/spirtus dan pengolahan limbah.
Tanggal 14 juni 1955 memiliki nama P2G MADU BARU PT. saat itu yang
memegang saham terbanyak dimilki Sri Sultan Hamangku Buwono IX yaitu
75%, sedangkan 25%nya milik pemerintah RI. Saat ini sudah dirubah
kepemilikan saham menjadi 65% milk Sri Sultan Hamagku Buwono X, 35 %
milik pemerintah (dikuasakan pada PT. RAJAWALI NUSANTARA
INDONESIA, sebuah BUMN).
Maksud dan tujuan didirikannya pabrik yaitu agar masyarakat Indonesia
bisa menikmati hasil pertanian dalam negri tidak hanya produk-produk dari
luar. Sehingga pabrik tetap dipertahankan meskipun dulu pernah ada pilihan
yang mengakibatkan perusahaan dibawah pimpinan PT. RAJAWALI
NUSANTARA .
Pabrik Gula Madukismo memperoduksi gula hanya pada bulan Mei-
Oktober sedangkan selebihnya digunakan untuk budidaya tebu dengan
9perkebunan tebu seluas 6000 H.. Pabrik Gula Madukismo memiliki kurang
lebih 4500 karyawan yang terdiri dari 442 karyawan tetap, 950 karyawan
tertentu dan 3000-3500 karyawan borong.
2.1.2. Susunan Struktur organisasi
1) komisaris utama
GKR Pembayun
2) komisaris
Dr.Ir. Sumargono Kusumohadiningrat
Ir. H. Bambang Sumardiko
3) Direktur
Ir. Rachmad Edi Cahyono, M.SI
2.1.3 Riset Riset Yang Dilakukan
2.1.3.1 Pembuatan Gula
Tebu-tebu yang akan digunakan sebagai bahan utama berumur 4-5 bulan +
nutrisi dan dipanen 12 bulan. Tebu-tebu didapakan dari petani petani tebu
diberbagai daerah diantaranya: Kurtuarjo, Purworejo, Yogyakarta, Magelang
dan lain-lain. Sebelum dikirim ke Stasiun Gilingan tebu diperiksa dulu kadar
gulanya dengan menggunakan alat Stikometrik yaitu alat pengukur kadar gula.
Untuk menjadi sebuah gula tebu tebu itu mengalami beberapa tahap
pengolahan. Tahap tahap pengolahan tebu adalah:
1. Pemerahan Nira
10
Tebu di kirim ke Stasiun Gilingan (ekstrasi) untuk dipisahkan
antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula
(nira mentah) dengan alat-alat yang berupa Unigrator Mark IV dan Cane
Knife digabung dengan 5 gilingan masing masing terdiri atas 3 rol. Hasil
dari pemerahan tebu berupa ampas dengan cairannya yang mengandung
gula (nira mentah). Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku kertas dan bahan bakar. Di Paabrik Gula Madukismo ampas
tebu digunakan sebagai bahan bakar di Stasiun Ketel(pusat tenaga).
Sedangkan nira mentah akan dikirm kebagian pemurnian untuk proses
lebih lanjut.
2. Pemurnian Nira
Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu
mencapa 700-7500C, kemudian direaksikan dengan CA(OH)2 (susu
kapur)dalam defeaktor. Pereaksiaan dengan kapur bertujuan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam nira. Lalu diteruskan
dengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2. Kemudia Nira jernihnya
dikirim ke Stasiun Penguapan.
3. Penguapan Nira
Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun penguapan.
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem
multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat d in a i kk an
m enj ad i 64 % d an d i s ebu t Ni r a ken t a l . N i r a k en t a l s i ap
d ik r i s t a l k an d i S t a s i un Kristalisasi.sebelumnya Nira kental ini diberi
gas SO2 untuk proses pemucatan.
11
4. Kristalisasi
N i l a k en t a l d a r i S t a s i un P en gu ap an in i d iu apk an
l ag i d a l am P an c i K r i s t a l i s a s i s am p ai melewati titik jenuh.
Penguapan ini sampai suhu 1000-1500 C Sebelum dipisahkan antara
kristal gula dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan
didalam palung pendingin (kultrog) dan diuji dengan kaca apakah sudah
ada kristalnya.
5. Pemisahan gula
P em is ah an gu l a d i l ak uk an d en gan p r os es
k a r bo n a t as i yak n i m e r eak s ik an gu l a d en gan ga s karbon.
Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah .Hasil pemisahan
berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan
limbah dari proses pembuatan gula. Dimana Stroop yang menjadi tetes
tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol
(C2H5OH).
6. Penyaringan dan pengepakan
Setelah gula terpisah dari stroop dilakukan proses
penyaringan gula. Pemisahan antaragula halus, kasar, dan
normal. Gula normal dan halus dikirim ke Gudang gula dan di
kemasdalam karung plastik yang kwintal. Sedang gula kasar akan
kembali diproses atau kembali ke proses kristalisasi.
2.1.3.2 proses pengolahan alkohol,etanol
1) pengenceran
12
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki
Pengencer Brix 14 tetes tebu. Sebelumnya tetes tebu diukur di
tangki ukur.
2) Penyaringan (filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8
dengan diberi H2SO4 agar tetes tebu tidak tekontaminasi dengan
bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagal dalam proses
peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri
khusus yangdapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki
kandungan alkohol.
3) Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke
tangki pembibitan dan fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu
diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyces Cerevisiae).
4) Destilasi(penyulingan)
Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke prosess destilasi.
Destilasi atau penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol
dengan air sehingga kadar alhohol lebih tinggi.
2.1.3.3 Pengolahan Limbah
13
1. Blotong yang didapat dari proses pemurniaan nira
direaksikan dengan zat-zatorganik. Blotong akan menjadi pupuk
yang mengandung N, P, dan K.2
2. Limbah dari gula berupa tetes dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku alkohol.Pembuatan alkohol murni dengan cara
menfermentasikan tetes dengan bakteriSacharomyces Cereviceae
3. Bocoran minyak pelumas berasal dari Stasiun Gilingan dimpan didrum
drum untuk kemudian dimanfaatkan kembali.
4. Vinasse (slop)
Berasal dari Stasiun Destilasi dimanfaatkan untuk pengairan irigasi
pertanian karena mengandung N,P dan K
2.2 UPT BPPTK LIPI
2.2.1 Sejarah Berdirinya UPT BPPTK LIPI
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi
Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat
UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002,
tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang
dibentuk dengan peleburan ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia
(BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi: Lampung, Bandung dan
Yogyakarta. Bagian dari UPT BBOK LIPI yang berkedudukan di
14
Lampung merupakan satuan kerja terbesar di antara ketiga satuan kerja
di atas. Kegiatan utama dari satuan tersebut adalah pertanian. Kegiatan
utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan
pangan. Sub-satuan kerja yang berada di Bandung merupakan pusat
kegiatan administrasi dan beberapa percobaan laboratorium. Sub-satuan
kerja yang berada di Bandung merupakan pusat kegiatan administrasi
dan beberapa percobaan laboratorium.
Pembentukan UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi
Kimia pada dasarnya merupakan peleburan ketiga sub-satuan kerja dari
3 lokasi dengan penekanan kegiatan yang berbeda dapat menimbulkan
dampak. Dampak tersebut perlu segera diantisipasi agar satuan kerja
yang baru dapat menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya secara
optimal. Tugas pokok UPT BPPTK mengacu pada LIPI yang memiliki
tiga tanggung jawab, yaitu:
1. kepada dunia ilmu pengetahuan
2. kepada masyarakat
3. kepada pemegang kepentingan (stakeholders)
Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading,
Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5
km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul.
VISI LIPI adalah Menjadi lembaga ilmu pengetahuan nasional
berkelas dunia yang dapat mendorong terwujutnya kehidupan bangsa
15
yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis.
Misi LIPI adalah
1. Menciptakan great science dan invensi yang dapat mendorong
inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional
2. Mendorong (meningkatkan) pemanfaatan pengetahuan dalam proses
penciptaan good governance yang dapat memantapkan NKRI
3. Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan
kebudayaan berdasarkan prisip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah
etika keilmuan
4. Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan)
dalam pergaulan internasional
5. Memperkuat infrasruktur kelembagaan (Penguatan manajemen dan
sistem)
2.2.2 Susunan Struktur Organisasi
16
2.2.3 Laboratorium UPT BPPTK LIPI
UPT BPPTK LIPI memiliki empat laboratorium yaitu laboratorium
Pangan, Teknik Kimia,dan Ternak.
Laboratotorium pangan yaitu tenpat program program dan riset
riset pangan dilakukan dengan tujuan Pertama, Pengembangan
makanan fungsional dengan memanfaatkan bahan pangan lokal berbasis
umbi-umbian dan kacang-kacangan dan tujuan kedua, Pengembangan
makanan siaga bencana.
Produk-produk pangan yang dikembangkan ini berasal dari bahan
pangan lokal hasil pertanian diantaranya yaitu umbi-umbian, pangan
sumber protein nabati (kacang-kacangan) dan rumput laut. Umbi-
umbian merupakan bahan pangan sumber karbohidrat. Makanan sehat
yang dibuat dari umbi-umbian, mengandung serat, indeks glikemik yang
rendah serta senyawa aktif yang dapat bermanfaat bagi para penderita
diabetes mellitus. Kegiatan makanan fungsional untuk penderita
diabetes melitus merupakan kegiatan unggulan program pangan yang
bersinergi dengan salah satu kegiatan di Pusat Penelitian Kimia LIPI.
Bahan pangan lainnya yang dikembangkan yaitu kacang-kacangan
sebagai sumber protein. Bahan pangan sumber protein dipilih
mengingat fungsi protein yang sangat penting bagi tubuh. Dalam
pembuatan makanan sehat dari sumber protein nabati ini akan dilakukan
optimasi proses, termasuk proses fermentasi, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai cerna protein dalam tubuh. Dengan demikian
diperoleh makanan sehat dengan tingkat kecernaan protein yang tinggi
17
dalam tubuh sehingga dapat memperlancar metabolisme. Untuk
meningkatkan nilai gizi bahan pangan perlu diperkaya misalnya dengan
zat besi dan folat.
Laboratorium kedua yaitu, laboratorium teknik kimia.
Laboratorium ini tempat Program Teknologi Kimia dan Lingkungan
dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi berbagai
bioproduk dan memperhatikan usaha-usaha dengan meminimalkan
dampak terhadap lingkungan. Salah satu strategi yang tepat untuk
perlindungan lingkungan dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam
adalah dengan menerapkan kebijakan produksi bersih untuk mengolah
limbah atau memanfaatkannya agar memiliki nilai tambah bagi
kehidupan. Program teknologi kimia dan lingkungan mencakup
beberapa kegiatan di antaranya adalah pengembangan energi alternatif
ramah lingkungan berbasis biomassa serta pengembangan berbagai
sumber energi baru dan terbarukan yang lain. Kegiatan ini merupakan
salah satu program prioritas nasional (PN) dan program unggulan di
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI yang bersinergi
dengan satu kegiatan di Pusat Penelitan Kimia LIPI. Pengembangan
berbasis biomassa dalam hal ini bahan pertanian diarahkan untuk
biodegradable films sebagai bahan pengemas. Teknologi lingkungan
akan memperhatikan aspek-aspek pengembangan sustainable
development dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan khususnya
pada penanggulangan limbah industri dan pelestarian lingkungan hidup.
Program teknologi kimia dan lingkungan lainnya dirancang untuk
18
membentuk keunggulan melalui pemanfaatan bahan baku lokal dan
memanfaatkan senyawa aktif untuk membentuk keunggulan pada
produk baru. Produk-produk yang akan dikembangkan terutama yang
berbahan baku empon-empon, mengkudu, daun sirih, bunga cranberry,
pengembangan minyak atsiri dan bahan alam potensial lain. Produk-
produk tersebut diolah secara kimia untuk memanfaatkan senyawa
bioaktif yang terkandung di dalamnya. Produk yang mengandung
senyawa bioaktif tersebut, sangat bermanfaat bagi industri-industri obat,
pangan dan kosmetika. Senyawa bioaktif tersebut telah diketahui
mempunyai efek antibacterial, antiviral, antifungal, antioxidant,
anticancer dan mempunyai kemampuan aksi-farmakologi yang lain.
Laboratorium terakhir adalah laboratorium pakan dan nutrisi ternak
yaitu, laboratorium yang didalamnya dilakukan kebutuhan produk hasil
ternak dan sebagainya. Untuk menunjang capaian produk pangan asal
ternak yang sehat dan aman, perlu perhatian terhadap kuantitas dan
kualitas bahan dan produk pakan.
Kegiatan penelitian bidang pakan dan nutrisi ternak dikategorikan
dalam 2 kegiatan penelitian yaitu pengembangan bioaditive untuk
meningkatkan pertumbuhan (growth promotor) dan mendukung sistem
kekebalan (immunostimulator) dan modifikasi pakan (modified feed)
untuk peningkatan nilai tambah produk ternak yang aman dan sehat.
Pembuatan bioaditive dilakukan dengan memanfaatkan peranan bakteri
asam laktat dengan kombinasi bahan organik yang mengandung bioaktif
yang memiliki aktivitas antimikrobia dan menstimulasi sistem
19
kekebalan tubuh ternak. Produk yang dihasilkan dari aplikasi produk
bioaditive yang aman dan kaya akan nutrient esensial diharapkan akan
memberikan kontribusi dalam penyediaan bahan pangan hewani sebegai
sumber protein utama, aman dan menyehatkan.
2.2.4 Riset Riset dan Produk Yang Dihasilkan
Riset yang dilakukan adalah salah satunya pengalengan makanan
sepeti gudeg, pecel, pembuatan susu kental tempe, tepung tempe yang
digunakan sebagai bahan makanan serdadu dan penderita gizi buruk,
kemudian produk yang sudah going on seperti Rica Rica keong yang
diperoleh dari pantai, Nugget keong, biskuit bagi penderita diabetes
melitus, tongseng,coffe lingzhie, olahan bandeng,dan mie ayo yang
sudah didistribusikan dibeberapa daerah sekitar bantul
Riset yang dilakukan dalam bidang pakan ternak nutrisi adalah
pembuatan Lemo-Fit(peningkat cita rasa makan ternak) dan Imunno-
CHICK(antibiotik ayam) kemudian penelitian hewan dan sampel
digunakan adalah sapi dikarenakan pencernaan sapi yang paling lengkap
dengan cara dirumen yaitu pelubangan pada bagian rumen sapi dengan
Riset yang dilakuan dalam bidang Teknik Kimia Lingkungan
adalah Bioetanol, Biogas Fiyed Dome, Biogas Floating Roof.
UPT BPPTK LIPI juga mengadakan beberapa pelatihan diantaranya:
1. Pelatihan pembuatan mokaf Dan starternya
2. Pembuatan olahan rumput laut
3. Sosialisasi probium pada ternak
4. Pengolahan rumput laut
20
BAB III
OBYEK PENELITIAN
Obyek penelitian KKL ini adalah riset riset yang dilakukan oleh
bidang industri dalam industri dan teknologi ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan teknik instrumentasi.
Dalam KKL ini yang dijadikan sebagai obyek penelitian ada dua
tempat yaitu:
1. Pabrik Pembuatan Gula Madukismo
2. Lembaga penelitian UPT BPPTK LIPI
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PROSES PENGOLAHAN TEBU menjadi GULA di
YOGYAKARTA
4.1.1 Sejarah PT. MADU KISMO
Kuliah kerja lapangan (KKL) yang dilaksanakan pada tanggal 16-
19 April 2014. Tempat yang kami kunjungi pertama kali adalah PT
Madukismo yang ada di kota Yogyakarta. PT Madu Kismo ini
mengolahTebu menjadi Gula. Disana kami mengikuti acara yang
menjelaskan tentang sejarah singkat dari PT Madukismo sekaligus
mengenalkan proses pengolahan tebu menjadi gula secara singkat pula.
Setelah kami mendapat gambaran bagaimana proses pengolahan gula
kami memasuki kawasan pengelolahan tebu menjadi gula secara langsung,
disana kami hanya dijelaskan cara pengolahannya dan kegunaan dari alat-
alat yang ada di dalam pabrik tersebut karna kami mengunjungi PT Madu
Kismo bukan pada bulan Mei melainkan pada bulan April. PT Madu
Kismo ini melakukan aktifitasnya pada bulan Mei-September, karna pada
bulan-bulan tersebut merupakan bulan pemanenan dari tebu yang akan
digunakan untuk proses pembuatan gula.
Sejarah berdirinya PT Madu yang baru ini pada tahun 1955 oleh
Sri Sultan Humongkubowono yang ke IX, pada awalnya pabrik gula
yang berhasil didirikan sebanyak 17 pabrik ini dijadikan sebuah markas
oleh para penjajah jepang dan semuanya di bumi hanguskan oleh tangan-
22
tangan jepang, setelah itu datang kontraktor jerman timur yang berhasil
membuat pabrik alkohol dan 2 pabrik gula dibagian selatan kecamatan
Batul. Kabupaten Kasian , Yogyakarta.
Produksi Gula yang diproses dari tebu bisa dihasilkan 3 tahun
setelah PT Madu Kismo berdiri yaitu pada tahun 1958 menghasilkan 1500
ton tebu per hari, dan semakin bertambah hari semakin bertambah pula
produksi tebu per tahunnya . Pada saat ini tebu yang dihasilkan mencapai
3500 ton per hari, dan pekerja di PT Madu kismo ini sangat banyak yaitu
terdapat 4500 orang yang terdiri dari karyawan tetap sebanyak 422 orang
dan karyawan managerial sebanyak 950 orang dan sisanya adalah
karyawan burom.
Kelebihan dari PT Madu Kismo ini yaitu memiliki perbedaan PT
yang lainnya yaitu dapat memberikan sebagian hasil produksi gulanya
kepada anak yang sekolah ditingkat SD-SMA yang berupa Beasiswa.
4.1.2 Langkah-langkah pembuatan gula
Langkah-langkah yang dapat di lakukan untuk pengolahan tebu menjadi
butiran gula dapat dilihat dengan skema dibawah ini :
Sutrisnoman,2011
23
Tebu-tebu yang akan digunakan sebagai bahan utama berumur 4-5 bulan +
nutrisi dan dipanen 12 bulan. Sebelum dikirim ke Stasiun Gilingan tebu
diperiksa terlebih dulu kadar gulanya dengan menggunakan alat Stikometrik
yaitu alat pengukur kadar gula. Untuk menjadikan tebu-tebu sebagai gula
tahap tahap yang diperlukan selama pemprosesan adalah :
1. Pemerahan Nira
Tebu di kirim ke Stasiun Gilingan (ekstrasi) untuk dipisahkan antara bagian
padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) yang
menggunakan alat-alat seperti Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung
dengan 5 gilingan masing masing terdiri atas 3 rol. Dan ampas pemerahan
tebu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas dan bahan bakar.
Di PT Madu Kismo ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar di Stasiun
Ketel (pusat tenaga). Sedangkan nira mentah akan dikirim kebagian
pemurnian untuk proses lebih lanjut.
2. Pemurnian Nira
Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu 700-7500C,
kemudian direaksikan dengan CA(OH)2 (susu kapur) dalam defeaktor.
Pereaksiaan menggunakan susu kapur bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang ada didalam nira, kemudian di sulfitasi atau
pemberian SO2. Kemudia Nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.
24
3. Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan diuapkan di dalam pesawat penguap dengan
sistem multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat
d in a i kk an men j ad i 6 4% yan g d i s ebu t Ni r a ken t a l .
K emu di an n i r a ken t a l s i ap d ik r i s t a l k an d i S t as i un
Kristalisasi. Sebelumnya Nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses
pemucatan.
4. Kristalisasi
N i l a k en t a l d a r i S t a s i un P en guap an i n i d iu apk an l ag i
d a l am P an c i K r i s t a l i s as i s am pa i melewati titik jenuh dengan suhu
1000-1500 C, Sebelum dipisahkan antara kristal gula dengan
stroop, gula didinginkan terlebih dahulu didalam palung pendingin
(kultrog) kemudian diuji dengan kaca untuk mengetahui apakah sudah ada
kristalnya apa belum.
5. Pemisahan gula
P em is ah an gu l a d i l ak uk an d en gan p ro s es k a r bo n a ta s i
yak n i m e r e aks ik an gu l a d en gan ga s k a r b on . Hasil pemisahan
berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan
limbah dari proses pembuatan gula yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).
6. Penyaringan dan pengepakan
Yaitu pemisahan antaragula halus, kasar, dan normal. Gula normal
dan halus dikirim ke Gudang gula dan di kemas dalam karung plastik
25
yang berukuran kwintal. Sedang gula kasar diproses kembali di
pengkristalan.
4.1.3 Proses Pengolahan Alkohol dan Etanol
1. pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki
Pengencer Brix 14 tetes tebu.
2. Penyaringan (filtrasi)
Tetes tebu diatur pHnya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar tetes
tebu tidak terkontaminasi dengan bakteri lain, karena dalam proses peragian
tetes tebu akan diberi bakteri khusus yang dapat menjadikan tetes tebu
memiliki kandungan alkohol.
3. Peragian
Tetes tebu yang pHnya telah diatur (4,8), dan dimasukan ke
tangki pembibitan untuk fermentasi kemudian tetes tebu diberi ragi yang
mengandung bakteri (Sacharomyces Cerevisiae).
4. Destilasi(penyulingan)
Destilasi atau penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan
air sehingga kadar alhohol lebih tinggi.
4.1.4 Pengolahan Limbah
1. Blotong yang didapat dari proses pemurniaan nira direaksikan
dengan zat-zatorganik. Blotong akan menjadi pupuk yang
mengandung N, P, dan K.2
26
2. Limbah dari gula berupa tetes dan dapat bermanfaat sebagai
bahan baku alkohol. Pembuatan alkohol murni dengan cara
menfermentasikan tetes dengan bakteriSacharomyces Cereviceae
3. Bocoran minyak pelumas berasal dari Stasiun Gilingan disimpan didrum
drum untuk dimanfaatkan kembali.
4. Vinasse (slop)
Berasal dari Stasiun Destilasi yang dimanfaatkan untuk pengairan irigasi
pertanian karena mengandung N,P dan K yang sangat berguna untuk
pertumbuhan tanaman.
4.2 Laboratorium LIPI
Laboratorium yang terdapat di LIPI adalah Laboratorium
Pakan Ternak, pangan, dan Teknik Kimia Lingkungan.
Laboratorium pakan ternak adalah laboratorium yang didalamnya
dikerjakan beberapa riset yang berhubungan dengan nutrisi ternak dan
penelitian ternak. yaitu pengembangan bioaditive untuk meningkatkan
pertumbuhan (growth promotor) dan mendukung sistem kekebalan
(immunostimulator) dan modifikasi pakan (modified feed) untuk
peningkatan nilai tambah produk ternak yang aman dan sehat.
Pembuatan bioaditive dilakukan dengan memanfaatkan peranan bakteri
asam laktat dengan kombinasi bahan organik yang mengandung
bioaktif yang memiliki aktivitas antimikrobia dan menstimulasi sistem
kekebalan tubuh ternak. Produk yang dihasilkan dari aplikasi produk
bioaditive yang aman dan kaya akan nutrient esensial diharapkan akan
27
memberikan kontribusi dalam penyediaan bahan pangan hewani
sebegai sumber protein utama, aman dan menyehatkan.
Laboratorium kedua adalah laboratorium pangan, laboratorium ini
digunakan sebagai riset dalam pengolahan pangan yang bergizi untuk
masyarakat. Bahan pangan yang digunakan adalah umbi umbian dan
kacang kacangan yang serat akan gizi
Laboratorium yang ketiga adalah Laboratorium Teknik
Kimia dan Lingkungan yang didalamnya dilakukan beberapa riset
dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi berbagai
bioproduk dan memperhatikan usaha-usaha dengan meminimalkan
dampak terhadap lingkungan. Salah satu strategi yang tepat untuk
perlindungan lingkungan dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam
adalah dengan menerapkan kebijakan produksi bersih untuk mengolah
limbah atau memanfaatkannya agar memiliki nilai tambah bagi
kehidupan. Program teknologi kimia dan lingkungan mencakup
beberapa kegiatan di antaranya adalah pengembangan energi alternatif
ramah lingkungan berbasis biomassa serta pengembangan berbagai
sumber energi baru dan terbarukan yang lain.
Program teknologi kimia dan lingkungan lainnya dirancang
untuk membentuk keunggulan melalui pemanfaatan bahan baku lokal
dan memanfaatkan senyawa aktif untuk membentuk keunggulan pada
produk baru. Produk-produk yang akan dikembangkan terutama yang
berbahan baku empon-empon, mengkudu, daun sirih, bunga cranberry,
pengembangan minyak atsiri dan bahan alam potensial lain. Produk-
28
produk tersebut diolah secara kimia untuk memanfaatkan senyawa
bioaktif yang terkandung di dalamnya.
4.2 struktur organisasi
4.3 Riset Riset yang dilakukan
Riset riset yang dilakukan adalah :
1. Pengalengan makanan
Proses pengalengan makanan adalahditimbang terlebih dahulu
kemudian dihampakan setelah itu dipanaskan dalm suhu 80-900C
setelah itu disterilisas
2. Pembuatan Lemo-Fit
Isolasi jamur dari bahan alami kemudian diinkubasi seelah itu isolasi
dikultur dalam media tumbuh selama 5-7 hari, kemudian setelah 5-10
menit tambahkan kapang kedalam campuran pncampuran bahan utama
dan tambahan kemudian diinkubasi lagi, hasil fermentasi dipanen,
pengeringan bertahap(dijemur panas matahri dan dioven), pengeringan
kadar air
29
4.Pembuatan bahan makanan
5.Pembuatan Imunno CHICK
6.Penelitian hewan dengan cara mengambil sampel sapi terutama
dirumen sapi.
7.Pengolahan Bioetanol, Biogas Fiyed Dome, Biogas Floating Roof.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pabrik pabrik yang terdapat di Pabrik Madukismo adalah
Pabrik yang berhubungan dengan pengolahan gula yaitu:
pemerasan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan,
pemisahan, penyaringan, dan pengepakan serta pabrik
pembuatan alkohol yaitu destilasi, penyaringan dan
pengenceran sedangkan laboratorium yang terdapat di LIPI
adalah pangan,ternak dan Teknik Kimia.
2. Kegiatan yang dilakukan dalam pabrik gula Madukismo adalah
pembuatan gula,alhohol dan pemanfaatan limbah sedangkan
kegiatan yang dilakukan di LIPI adalah pengolhan
pangan,ternak dan Teknik Kimia Lingkungan
3. Riset riset yang dilakukan dalam Pabrik Gula Madukismo
adalah Pembuatan Gula,Alkohol dan pemanfaatan limbah
sedangkan didalam LIPI adalah proses pengalengan,
31
pembuatan tepung tempe, nutrisi ternak, penelitian ternak dan
program kimia lingkungan lainnya
5.2 Saran
1. Sebaiknya kami diberi waktu yang lama lagi dalam pembuatan
laporan ini dan sebaiknya waktu KKL kami dibagi beberapa
kelompok ketika dilokasi