Top Banner
1 KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2000 2006 GRACE NEHEMIA CHIKITA MOH. DIDIK ARDIYANTO, SE., MSi., Akt. ABSTRACT This research aimed to analyze the impact of mergers on the operating performance of acquiring corporates in different industries listed in Indonesia Stock Exchange, with testing as measured by financial ratios before merger and after merger. Financial ratios used in this research include Ratios Profitability (Operating Profit Margin, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Net Worth, and Return on Capital Employed) and Leverage Ratio (Debt Equity Ratio). The data used in this research is secondary data. The population in this study is that all companies merge. While the study sample was used throughout the acquirer of a merger based on the types of industries listed in Indonesia Stock Exchange, from the years 2000 to 2006. The sampling method is by using purposive sampling, with a total sample of 15 companies. The methods of data analysis used in this study is Paired Samples T-Test. The test of Paired Samples T-Test showed that the operating performance of the acquirer did not experience an increase in the period after the merger. Although one of the financial ratios used by the debt equity ratio give different results, but the differences were not sufficient to prove the existence of differences in operating performance of the acquirer in the period after the merger. The results of this study indicate that the purpose for which the merger was not achieved. It needs a long period to achieve these objectives. To develop the company through a merger, the company should merge with another company that adds value to the products produced by the company. Keywords: Performance of the Company, Merger, Financial Ratios.
31

KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

Mar 14, 2019

Download

Documents

lammien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

1

KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI

SETELAH MERGER

Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2000 – 2006

GRACE NEHEMIA CHIKITA

MOH. DIDIK ARDIYANTO, SE., MSi., Akt.

ABSTRACT

This research aimed to analyze the impact of mergers on the operating

performance of acquiring corporates in different industries listed in Indonesia

Stock Exchange, with testing as measured by financial ratios before merger and

after merger. Financial ratios used in this research include Ratios Profitability

(Operating Profit Margin, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Net

Worth, and Return on Capital Employed) and Leverage Ratio (Debt Equity

Ratio).

The data used in this research is secondary data. The population in this

study is that all companies merge. While the study sample was used throughout

the acquirer of a merger based on the types of industries listed in Indonesia Stock

Exchange, from the years 2000 to 2006. The sampling method is by using

purposive sampling, with a total sample of 15 companies.

The methods of data analysis used in this study is Paired Samples T-Test.

The test of Paired Samples T-Test showed that the operating performance of the

acquirer did not experience an increase in the period after the merger. Although

one of the financial ratios used by the debt equity ratio give different results, but

the differences were not sufficient to prove the existence of differences in

operating performance of the acquirer in the period after the merger. The results

of this study indicate that the purpose for which the merger was not achieved. It

needs a long period to achieve these objectives. To develop the company through

a merger, the company should merge with another company that adds value to the

products produced by the company.

Keywords: Performance of the Company, Merger, Financial Ratios.

Page 2: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam globalisasi ekonomi saat ini, persaingan usaha di antara

perusahaan-perusahaan semakin ketat. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan

tersebut telah mencoba untuk membangun kompetensi-kompetensi yang mereka

miliki untuk tetap bertahan dan bertumbuh, bahkan berkembang lebih baik lagi, di

dalam menghadapi persaingan tersebut. Berbagai usaha dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan tersebut demi kelangsungan usaha serta guna

memperbaiki kinerja perusahaan.

Kinerja merupakan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil

kerja. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah

ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan

juga menggambarkan kondisi perusahaan dari berbagai ukuran yang telah

disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan, maka

dilakukan penilaian kinerja. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan

sebagai suatu proses penilaian terhadap kemampuan kerja suatu perusahaan

berdasarkan standar tertentu.

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi anggota perusahaan

dalam mencapai sasaran perusahaan dan mematuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, agar memperoleh tindakan dan hasil yang diinginkan oleh

perusahaan. Untuk mengukur penilaian kinerja ini, terdapat metode yang dapat

digunakan perusahaan yaitu dengan menggunakan ukuran keuangan dan non

keuangan. Sedangkan untuk pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai

kinerja perusahaan yaitu dengan pendekatan analisis rasio keuangan dan

pendekatan yang dilihat dari perspektif pihak-pihak yang berkepentingan.

Perluasan usaha atau yang dikenal dengan ekspansi perusahaan

merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan guna meningkatkan kinerja

perusahaan. Ekspansi perusahaan ini terdiri dari dua jenis, yaitu ekspansi internal

dan ekspansi eksternal. Ekspansi internal yaitu terjadi pada saat divisi-divisi yang

ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting.

Page 3: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

3

Jenis ekspansi ini dapat dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan

yang sudah ada, misalnya dengan cara menambah kapasitas pabrik, menambah

produk, atau mencari pasar baru. Sedangkan ekspansi eksternal yaitu dapat

dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha (Payamta, 2001).

Penggabungan usaha adalah aktivitas perluasan usaha yang dilakukan

dengan cara menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan

lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk memperluas usaha

(Putra, 2008). Penggabungan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger,

akuisisi, dan konsolidasi.

Adapun beberapa alasan yang mempengaruhi terjadinya merger dan

akuisisi yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang cepat, meningkatkan skala

ekonomi, meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan, menambah

keterampilan manajemen atau teknologi, untuk meringankan pajak, meningkatkan

likuiditas pemilik, serta mengurangi risiko.

Oleh karena itu, keputusan perusahaan dalam melakukan merger dan

akuisisi mempunyai pengaruh besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan dan

peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan keuangan

perusahaan yang pasti membesar serta peningkatan kondisi dan posisi keuangan

mengalami perubahan. Di India, Mantravadi dan Reddy (2008) meneliti mengenai

kinerja sesudah merger perusahaan pengakuisisi dari industri yang berbeda pada

tahun 1991 – 2003. Hasilnya yaitu merger di India dalam periode setelah

pembentukan tidak meningkatkan kinerja operasi perusahaan pengakuisisi serta

kinerja operasi setelah merger perusahaan yang melakukan akuisisi dipengaruhi

oleh jenis industri.

Sedangkan untuk di Indonesia, Sijabat dan Maksum (2009) melakukan

penelitian terhadap kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kinerja keuangan sebelum

dengan sesudah merger dan akuisisi, baik pada perusahaan pengakuisisi maupun

perusahaan diakusisi. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian

Nurdin (Dalam Widyaputra, 2006), yang menganalisis kinerja perusahaan

Page 4: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

4

sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go publik di Indonesia

menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan kinerja perusahaan yang digambarkan

oleh rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, dan

rasio tingkat pengembalian atas total aktiva yang semakin membaik setelah

akuisisi.

TELAAH PUSTAKA

Teori Efisiensi

Weston dan Copeland (1996) mengartikan teori efisiensi sebagai usaha

peningkatan prestasi kerja manajemen atau upaya mencapai bentuk sinergi, tetapi

pencapaian sinergi melalui penyebaran aktiva dirasa sebagai sesuatu yang

berlebihan. Penggabungan usaha melalui merger dan akuisisi diyakini mampu

meningkatkan prestasi kerja manajemen. Namun, tidak semua peristiwa merger

dan akuisisi mengalami keberhasilan.

Terdapat tujuh hal yang mendasari teori efisiensi yang dinyatakan oleh

Weston, yaitu:

a. Perbedaan Efisiensi

Terjadi jika masing-masing perusahaan yang akan bergabung mempunyai

tingkat efisien yang berbeda. Perusahaan yang efisiensinya lebih rendah akan

dianggap sama efisiennya dengan perusahaan yang mempunyai tingkat

efisien yang lebih tinggi jika perusahaan tersebut bergabung menjadi satu

entitas.

b. Manajemen yang Tidak Efisien

Manajemen yang tidak efisien adalah manajemen yang tidak beroperasi

secara maksimal atau tidak mempunyai kinerja yang sesuai dengan potensi

yang dimiliki perusahaan itu. Dengan pengambilalihan usaha oleh perusahaan

lain, memungkinkan aset tersebut akan lebih efektif, maka yang dibutuhkan

oleh perusahaan adalah merger konglomerasi.

c. Sinergi Operasi

Sinergi operasi dapat dicapai melalui merger vertikal maupun merger

horizontal. Dalam merger vertikal, terjadi penggabungan tahap-tahap yang

Page 5: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

5

berbeda dari satu bidang industri ke bidang yang lain yang membuat kesatuan

koordinasi lebih efisien. Sedangkan dalam merger horizontal, sumber-sumber

ekonomi organisasi harus menghasilkan suatu bentuk skala ekonomi

(economies of scale). Selanjutnya sumber ekonomi tersebut mencerminkan

keterpuasan dan pemanfaatan kapasitas secara lebih baik setelah terjadinya

merger.

d. Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi penganekaragaman bisnis yang dapat dilakukan

melalui merger dan akuisisi (Setyasih, 2009). Diversifikasi dapat dicapai baik

melalui pertumbuhan internal maupun penggabungan usaha. Proses ini

dilakukan karena dianggap mempunyai nilai antara lain, melindungi

organisasi dengan menjaga keseimbangan keuangan dan keuntungan pajak.

e. Sinergi Keuntungan

Sinergi keuntungan ditunjukkan dengan adanya penurunan cost capital.

Adanya merger dan akuisisi meningkatkan leverage dan akan mengakibatkan

kenaikan tabungan dalam investasi modal.

f. Pengaturan Strategi terhadap Perubahan Lingkungan

Dalam merger dan akuisisi perencanaan strategis ini dipusatkan pada bidang-

bidang yang berkaitan dengan lingkungan usaha dan peraturan-peraturannya,

bukan semata mengenai keputusan operasi saja. Pendekatan perencanaan

strategi terhadap merger dan akuisisi dilakukan untuk mewujudkan

kemungkinan adanya skala ekonomi dengan menggunakan kapasitas

perusahaan yang belum digunakan secara maksimal dengan kemampuan

manajemen yang ada.

g. Penilaian yang Terlalu Rendah (Under Valuation)

Salah satu dari ketidakpastian manajemen perusahaan target adalah

kemungkinan manajemen tidak beroperasi secara maksimal. Di samping itu,

perbedaan antara nilai pasar dari aktiva dan biaya penggantinya

mengakibatkan terjadinya penilaian yang rendah.

Page 6: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

6

Gambaran Umum Penggabungan Usaha

Pengertian Penggabungan Usaha (Business Combination) berdasarkan

PSAK No. 22 (IAI, 2007) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang

terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan

(uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan

operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, maka dua atau lebih

perusahaan akan saling menggabungkan diri dengan cara perusahaan yang satu

menyatu dengan perusahaan yang lain guna memperluas usahanya serta

memperoleh keuntungan atas usahanya tersebut.

Alasan Penggabungan Usaha

Suatu perusahaan memiliki beberapa kemungkinan alasan yang

digunakannya dalam melakukan penggabungan usaha. Berikut ini beberapa alasan

yang paling umum digunakan perusahaan yang melakukan penggabungan usaha,

yaitu:

a. Keuntungan investasi

Dengan bergabung pada perusahaan yang lebih menguntungkan, maka

perusahaan target akan ikut merasakan keuntugan yang diperoleh perusahaan

pengakuisisi.

b. Risiko lebih rendah

Suatu perusahaan tidak akan mungkin menghilangkan risiko bisnisnya.

Namun, risiko ini dapat diringankan dengan berbagai strategi yang dilakukan

oleh perusahaan. Penggabungan usaha membantu perusahaan untuk

memperkecil kemungkinan risiko yang ada, karena risiko kerugian pada

perusahaan yang satu mungkin akan dapat ditutup oleh perusahaan yang lain.

c. Kendali atas perusahaan lain

Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan di dalam memasuki suatu

area pasar tertentu, bahan mentah, teknologi, serta persaingan usaha, akan

memilih untuk melakukan penggabungan usaha.

Page 7: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

7

Bentuk Penggabungan Usaha

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 (Lanin, 2011), yang termasuk dalam

penggabungan usaha yaitu:

a. Penggabungan, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan

atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada

yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan

diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan

dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri

berakhir karena hukum.

b. Peleburan, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau

lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang

karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan

diri dan status badan hukum Perseoran yang meleburkan diri berakhir karena

hukum.

c. Pengambilalihan, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum

atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang

mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut.

Definisi Merger dan Akuisisi

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana

perusahaan yang mengambil atau membeli semua aset dan kewajiban perusahaan

target memiliki paling tidak 50% saham, perusahaan target berhenti beroperasi,

dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di

perusahaan yang baru (KumpulBlogger.com, 2009).

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan

oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan

melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil

baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan

yang dibeli akan kehilangan atau berhenti beroperasi (KumpulBlogger.com,

2009).

Page 8: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

8

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan

membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada

(KumpulBlogger.com, 2009).

Tujuan Merger dan Akuisisi

Tujuan yang mendasar dari suatu merger dan akuisisi adalah

pengembangan kekayaan para pemegang saham melalui akuisisi yang ditujukan

pada pengaksesan atau pembuatan penciptaan keunggulan kompetitif yang dapat

diandalkan bagi perusahaan pengakuisisi. Sedangkan tujuan jangka menengah

merger dan akuisisi yaitu (pembuktian diri atas) pertumbuhan dan ekspansi aset

perusahaan, penjualan dan pangsa pasar pihak pengakuisisi (Sudarsanam, 1995).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

Kelebihan merger pengambilalihan yaitu lebih sederhana dan lebih

murah dibanding pengambilalihan yang lain (KumpulBlogger.com, 2009). Merger

memiliki beberapa kekurangan dibandingkan akuisisi, yaitu harus ada persetujuan

dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk

mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama

(KumpulBlogger.com, 2009).

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai

berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran

perusahaan pengakuisisi, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual

kepada pihak perusahaan pengakuisisi.

b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung

dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender

offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang

tidak bersahabat.

Page 9: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

9

d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan

mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak

ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui

akuisisi (KumpulBlogger.com, 2009).

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut:

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran

dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara

setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi

merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum

dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi

(KumpulBlogger.com, 2009).

Metode Akuntansi untuk Merger dan Akuisisi

Sebagaimana diatur dalam PSAK No. 22 (IAI, 2007), maka metode yang

digunakan untuk penggabungan usaha yaitu sebagai berikut:

a. Metode Pembelian

Dalam metode ini, perusahaan pengakuisisi harus melaporkan hasil

usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba ruginya dan melaporkan

aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dalam neracanya serta

goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut sejak tanggal akuisisi.

Suatu akuisisi harus dibukukan sebesar biaya perolehan, yaitu jumlah kas

atau aktiva setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran)

aktiva lain yang diberikan oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas

perolehan kendali atas aktiva neto perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain

yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi tersebut.

Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan

pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi

Page 10: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

10

pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan

sebagai aktiva.

b. Metode Penyatuan Kepemilikan

Suatu penyatuan kepemilikan (uniting of interests) harus dibukukan

dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest

method). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur

laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya

penggabungan tersebut dan untuk periode perbandingan yang diungkapkan,

harus dimasukkan dalam laporan keuangan gabungan seolah-olah perusahaan

tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.

Laporan keuangan suatu perusahaan tidak boleh memasukkan adanya

penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak

yang bergabung, apabila penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal

setelah tanggal neraca terakhir yang disajikan.

Selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang

diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas

ataupun aktiva lainnya dengan jumlah modal saham yang diperoleh, harus

disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri. Pengeluaran yang terjadi

sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada

periode terjadinya.

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah pencapaian dari tujuan suatu kegiatan tertentu

untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur berdasarkan suatu standar.

Penilaian kinerja dikelompokkan menjadi dua, yaitu kinerja non finansial dan

kinerja finansial. Kinerja non finansial merupakan pengukuran kinerja dengan

menggunakan informasi-informasi non finansial yang lebih dititikberatkan dari

segi kualitas pelayanan kepada pelanggan. Sedangkan kinerja finansial yaitu

penggunaan informasi-informasi keuangan dalam mengukur kinerja suatu

perusahaan. Kinerja finansial biasanya diukur melalui rasio-rasio keuangan.

Tujuan melakukan penilaian kinerja (Setyasih, 2009) adalah:

Page 11: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

11

a. Untuk mengetahui kondisi perusahaan untuk waktu-waktu tertentu termasuk

apabila ada pengaruh dari luar perusahaan termasuk terjadinya krisis

ekonomi.

b. Untuk memotivasi karyawan, karena adanya kinerja yang baik dapat

meningkatkan motivasi karyawan dalam perusahaan.

c. Untuk menarik pihak luar, dalam hal ini adalah investor, sehingga mampu

menanamkan modal di dalam perusahaan.

Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh

merger terhadap kinerja operasi perusahaan pengakuisisi serta untuk menganalisis

apakah kinerja operasi perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger

terpengaruh oleh jenis industri. Berdasarkan tujuan tersebut, maka hipotesis

penelitian ini ialah:

i. H1: Terdapat perbedaan antara kinerja operasi perusahaan pengakuisisi

pada periode setelah merger di Indonesia.

ii. H2: Kinerja operasi perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger

tidak terpengaruh oleh jenis industri.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen ialah tipe variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan ialah kinerja

operasi perusahaan pengakusisi. Penilaian kinerja adalah pencapaian dari tujuan

suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur

berdasarkan suatu standar.

Variabel independen adalah tipe variabel penelitian yang mempengaruhi

variabel dependen baik positif maupun negatif. Variabel independen dalam

penelitian ini yaitu periode waktu sebelum dan sesudah merger serta perusahaan

pengakuisisi berdasarkan jenis industri. Di mana, merger merupakan salah satu

metode penggabungan usaha di mana dua atau lebih perusahaan bergabung dan

Page 12: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

12

nama dari salah satu perusahaan tetap digunakan sedangkan nama dari perusahaan

lainnya dihilangkan atau tidak digunakan.

Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari:

1. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Gross Profit Margin = (1)

b. Operating Profit Margin

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Operating Profit Margin = (2)

c. Net Profit Margin

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Net Profit Margin = (3)

d. Return on Net Worth

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Return on Net Worth = (4)

e. Return on Capital Employed

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Return on Capital Employed = (5)

2. Rasio Leverage

Rasio yang digunakan yaitu Debt Equity Ratio, dengan rumus yaitu:

Debt Equity Ratio = (6)

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan

merger. Sedangkan sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan

pengakuisisi yang melakukan merger berdasarkan jenis industri yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia, mulai dari tahun 2000 – 2006. Sampel dipilih dengan

Page 13: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

13

menggunakan purposive sampling, di mana peneliti mengambil sampel

berdasarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan merger

pada periode 2000 – 2006.

2. Tidak melakukan kegiatan merger lebih dari satu kali selama periode

pengamatan yaitu selama tiga tahun setelah dan tiga tahun sebelum merger.

3. Tanggal listing dan tanggal merger diketahui secara jelas.

4. Terdapat data laporan keuangan perusahaan untuk tiga tahun sebelum dan

tiga tahun setelah merger.

5. Perusahaan tersebut masih aktif selama periode pengamatan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi laporan keuangan perusahaan

selama periode tiga tahun sebelum dan setelah merger. Data tersebut diperoleh

dari The Indonesian Capital Market Directory (ICMD), JSX Statistic, JSX Watch

dan sumber lainnya.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

metode dokumentasi, di mana metode ini dilakukan dengan cara mempelajari

dokumen-dokumen atau data-data yang diperlukan, kemudian dilakukan

pencatatan dan perhitungan atas data yang telah diperoleh tersebut.

Metode Analisis

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan digunakan untuk menganalisis keputusan merger

terhadap kondisi operasi perusahaan. Rasio-rasio tersebut dibandingkan antara

rasio sesudah melakukan merger dengan rasio sebelum melakukan merger.

Sebagai langkah pertama yaitu menghitung masing-masing rasio keuangan yang

Page 14: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

14

sudah ditetapkan sebagai variabel penelitian. Hasil perhitungan tersebut

selanjutnya digunakan sebagai data dalam pengujian statistik.

Pengujian Statistik

Pengujian statistik dilakukan dengan menguji rasio keuangan sebelum

dan setelah melakukan merger untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

nyata pada kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan setelah melakukan

merger. Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel penelitian

menggunakan Paired Samples T-Test atau Uji Beda T-Test pada tingkat

signifikansi 0,05 atau 5%.

Uji beda t-test ini digunakan untuk menguji satu sampel yang sama pada

dua periode pengamatan yang berbeda yaitu sebelum dan setelah merger. Jika

hasilnya tidak berpengaruh, maka nilai rata-rata pengukuran adalah sama dengan

atau dianggap nol dan hipotesis nol ditolak. Jika hasilnya berpengaruh, nilai rata-

rata pengukuran tidak sama dengan nol dan hipotesis nol diterima. Data berasal

dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari

subjek yang dipasangkan.

HASIL DAN ANALISIS

Deskripsi Objek Penelitian

Objek di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam

berbagai jenis industri di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2000 – 2006. Berdasarkan pemilihan sampel dengan menggunakan

purposive sampling, maka terpilih 15 perusahaan dari berbagai jenis industri yang

melakukan merger dari tahun 2000 – 2006. Daftar perusahaan-perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Analisis Data

Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian untuk hipotesis pertama yang diajukan oleh peniliti yaitu untuk

menguji apakah terdapat perbedaan kinerja operasi perusahaan pengakuisisi pada

periode setelah merger yang diukur dengan rasio keuangan. Adapun ringkasan

Page 15: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

15

hasil uji Paired Sample T-Test untuk masing-masing rasio yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 2.

1. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk gross profit

margin sebesar 0,713. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,713 lebih

besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk gross

profit margin perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger.

b. Operating Profit Margin

Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk operating

profit margin sebesar 0,429. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,429

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

operating profit margin perusahaan pengakuisisi pada periode setelah

merger.

c. Net Profit Margin

Pada Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk net profit margin

sebesar 0,631. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,631 lebih besar

dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk net profit

margin perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger.

d. Return on Net Worth

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on net

worth sebesar 0,990. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,990 lebih

besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk return on

net worth perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger.

e. Return on Capital Employed

Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk return on

capital employed sebesar 0,521. Oleh karena nilai signifikansi sebesar

0,521 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan

untuk return on capital employed perusahaan pengakuisisi pada periode

setelah merger.

Page 16: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

16

2. Rasio Leverage

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk debt to equity

ratio sebesar 0,042. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,042 lebih kecil

dari 0,05, maka terdapat perbedaan signifikan untuk debt to equity ratio

perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger.

Berdasarkan ringkasan hasil uji Paired Sample T-Test tersebut, dapat

disimpulkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja

operasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti hipotesis

pertama (H1) yang berbunyi: “Terdapat perbedaan antara kinerja operasi

perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger di Indonesia”, ditolak pada

tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian untuk hipotesis kedua yaitu untuk mengetahui apakah kinerja

operasi perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger terpengaruh oleh

jenis industri. Seperti pengujian pada hipotesis pertama, pengujian hipotesis kedua

ini juga diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Ringkasan hasil uji Paired

Sample T-Test untuk masing-masing rasio yang digunakan untuk masing-masing

jenis industri dapat dilihat pada Tabel 2.

1. Wholesale and Retail Trade, sampel perusahaan merger yang termasuk ke

dalam jenis industri wholesale and retail trade ini yaitu PT Artha Graha

Investama Sentral Tbk dan PT Metamedia Technologies Tbk.

a. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk gross

profit margin sebesar 0,483. Oleh karena nilai signifikansi sebesar

0,483 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan

untuk gross profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri

wholesale and retail trade pada periode setelah merger.

2. Operating Profit Margin

Pada Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk operating profit

margin sebesar 0,511. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,511

Page 17: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

17

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

operating profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri

wholesale and retail trade pada periode setelah merger.

3. Net Profit Margin

Nilai signifikansi (sig) untuk net profit margin pada Tabel 2

yaitu 0,495. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,495 lebih besar

dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk net profit

margin perusahaan pengakuisisi jenis industri wholesale and retail

trade pada periode setelah merger.

4. Return on Net Worth

Pada Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on net

worth sebesar 0,840. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,840

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

return on net worth perusahaan pengakuisisi jenis industri wholesale

and retail trade pada periode setelah merger.

5. Return on Capital Employed

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on

capital employed sebesar 0,653. Oleh karena nilai signifikansi

sebesar 0,653 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan

signifikan untuk return on capital employed perusahaan pengakuisisi

jenis industri wholesale and retail trade pada periode setelah merger.

b. Rasio Leverage

Nilai signifikansi (sig) untuk debt to equity ratio pada Tabel 2

yaitu sebesar 0,241. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,241 lebih

besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk debt to

equity ratio perusahaan pengakuisisi jenis industri wholesale and retail

trade pada periode setelah merger.

2. Tobacco Manufacturers, sampel perusahaan merger yang termasuk ke dalam

jenis industri tobacco manufacturers ini yaitu PT Gudang Garam Tbk dan PT

BAT Indonesia Tbk.

Page 18: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

18

a. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk gross

profit margin sebesar 0,115. Oleh karena nilai signifikansi sebesar

0,115 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan

untuk gross profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri

tobacco manufacturers pada periode setelah merger.

2. Operating Profit Margin

Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk

operating profit margin sebesar 0,134. Oleh karena nilai signifikansi

sebesar 0,134 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan

signifikan untuk operating profit margin perusahaan pengakuisisi

jenis industri tobacco manufacturers pada periode setelah merger.

3. Net Profit Margin

Nilai signifikansi (sig) untuk net profit margin pada Tabel 2

sebesar 0,143. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,143 lebih

besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk net

profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri tobacco

manufacturers pada periode setelah merger.

4. Return on Net Worth

Pada Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on net

worth sebesar 0,135. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,135

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

return on net worth perusahaan pengakuisisi jenis industri tobacco

manufacturers pada periode setelah merger.

5. Return on Capital Employed

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on

capital employed sebesar 0,009. Oleh karena nilai signifikansi

sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan

signifikan untuk return on capital employed perusahaan pengakuisisi

jenis industri tobacco manufacturers pada periode setelah merger.

Page 19: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

19

b. Rasio Leverage

Nilai signifikansi (sig) untuk debt to equity ratio sebesar 0,391.

Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,391 lebih besar dari 0,05, maka

tidak terdapat perbedaan signifikan untuk debt to equity ratio perusahaan

pengakuisisi jenis industri tobacco manufacturers pada periode setelah

merger.

3. Food and Beverages, sampel perusahaan merger yang termasuk ke dalam

jenis industri food and beverages ini yaitu PT Siantar Top Tbk dan PT Ades

Waters Indonesia Tbk.

a. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin

Berdasarkan tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk gross

profit margin sebesar 0,112. Oleh karena nilai signifikansi sebesar

0,112 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan

untuk gross profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri

food and beverages pada periode setelah merger.

2. Operating Profit Margin

Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk

operating profit margin sebesar 0,034. Oleh karena nilai signifikansi

sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan

signifikan untuk operating profit margin perusahaan pengakuisisi

jenis industri food and beverages pada periode setelah merger.

3. Net Profit Margin

Nilai signifikansi (sig) untuk net profit margin pada Tabel 2

yaitu sebesar 0,954. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,954

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

net profit margin perusahaan pengakuisisi jenis industri food and

beverages pada periode setelah merger.

4. Return on Net Worth

Pada Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on net

worth sebesar 0,578. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,578

Page 20: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

20

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

return on net worth perusahaan pengakuisisi jenis industri food and

beverages pada periode setelah merger.

5. Return on Capital Employed

Berdasarkan Tabel 2, nilai signifikansi (sig) untuk return on

capital employed sebesar 0,460. Oleh karena nilai signifikansi

sebesar 0,460 lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan

signifikan untuk return on capital employed perusahaan pengakuisisi

jenis industri food and beverages pada periode setelah merger.

b. Rasio Leverage

Nilai signifikansi (sig) untuk debt to equity ratio sebesar 0,297.

Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,297 lebih besar dari 0,05, maka

tidak terdapat perbedaan signifikan untuk debt to equity ratio perusahaan

pengakuisisi jenis industri food and beverages pada periode setelah

merger.

Berdasarkan ringkasan hasil uji Paired Sample T-Test tersebut, dapat

disimpulkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja

operasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk masing-masing jenis

industri. Sehingga hipotesis kedua (H2) yang berbunyi: “Kinerja operasi

perusahaan pengakuisisi pada periode setelah merger tidak terpengaruh oleh jenis

industri”, ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengujian Tahun Merger

Pengujian tahun merger ini merupakan pengujian tambahan yang

dilakukan peneliti untuk menguji jangka waktu tahun merger. Seperti halnya

pengujian yang dilakukan pada hipotesis pertama dan hipotesis kedua, pengujian

ini diukur dengan rasio keuangan. Namun, periode waktu yang digunakan

berbeda. Apabila pada pengujian sebelumnya periode waktu yang digunakan yaitu

tiga tahun sebelum merger dan tiga tahun setelah merger, maka dalam pengujian

ini periode waktu yang digunakan ialah tahun perusahaan pengakuisisi melakukan

merger dengan tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi. Ringkasan

Page 21: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

21

hasil uji Paired Sample T-Test untuk pengujian tahun merger untuk semua jenis

industri dan berdasarkan jenis industri dapat dilihat pada Tabel 3.

1. Semua Jenis Industri

a. Rasio Profitabilitas

Tabel 3 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk gross profit

margin sebesar 0,250, operating profit margin sebesar 0,505, net profit

margin sebesar 0,590, return on net worth sebesar 0,609, dan return on

capital employed sebesar 0,256.

Oleh karena nilai signifikansi gross profit margin sebesar 0,250

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

gross profit margin tahun perusahaan akuisisi melakukan merger dengan

tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi. Demikian juga

dengan operating profit margin, net profit margin, return on net worth,

return on capital employed, di mana nilai signifikansinya lebih besar dari

0,05, sehingga tidak terdapat perbedaan signifikan untuk tahun

perusahaan akuisisi melakukan merger dengan tahun terakhir sesudah

merger perusahaan pengakuisisi.

b. Rasio Leverage

Berdasarkan Tabel 3, nilai siginifikansi (sig) untuk debt equity

ratio sebesar 0,215. Oleh karena nilai signifikansi sebesar 0,215 lebih

besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk debt to

equity ratio tahun perusahaan akuisisi melakukan merger dengan tahun

terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi.

2. Berdasarkan Jenis Industri

a. Wholesale and Retail Trade

Tabel 3 menunjukkan nilai signifikansi (sig) untuk gross profit

margin sebesar 0,507, operating profit margin sebesar 0,372, net profit

margin sebesar 0,503, return on net worth sebesar 0,514, return on

capital employed sebesar 0,168, dan debt equity ratio sebesar 0,478.

Oleh karena nilai signifikansi gross profit margin sebesar 0,507

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

Page 22: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

22

gross profit margin tahun perusahaan akuisisi melakukan merger dengan

tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi pada industri

wholesale and retail trade. Demikian juga dengan operating profit

margin, net profit margin, return on net worth, return on capital

employed, serta debt equity ratio, di mana nilai signifikansinya lebih

besar dari 0,05, sehingga tidak terdapat perbedaan signifikan untuk tahun

perusahaan akuisisi melakukan merger dengan tahun terakhir sesudah

merger perusahaan pengakuisisi pada industri wholesale and retail trade.

b. Tobacco Manufacturers

Berdasarkan Tabel 3, nilai signifikansi (sig) untuk gross profit

margin sebesar 0,303, operating profit margin sebesar 0,391, net profit

margin sebesar 0,300, return on net worth sebesar 0,387, return on

capital employed sebesar 0,412, dan debt equity ratio sebesar 0,374.

Oleh karena nilai signifikansi gross profit margin sebesar 0,303

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

gross profit margin tahun perusahaan akuisisi melakukan merger dengan

tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi pada industri

tobacco manufacturers. Demikian juga dengan operating profit margin,

net profit margin, return on net worth, return on capital employed, serta

debt equity ratio, di mana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05,

sehingga tidak terdapat perbedaan signifikan untuk tahun perusahaan

akuisisi melakukan merger dengan tahun terakhir sesudah merger

perusahaan pengakuisisi pada industri tobacco manufacturers.

c. Food and Beverages

Berdasarkan Tabel 3, nilai signifikansi (sig) untuk gross profit

margin sebesar 0,504, operating profit margin sebesar 0,507, net profit

margin sebesar 0,502, return on net worth sebesar 0,495, return on

capital employed sebesar 0,480, dan debt equity ratio sebesar 0,536.

Oleh karena nilai signifikansi gross profit margin sebesar 0,504

lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan untuk

gross profit margin tahun perusahaan akuisisi melakukan merger dengan

Page 23: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

23

tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi pada industri

food and beverages. Demikian juga dengan operating profit margin, net

profit margin, return on net worth, return on capital employed, serta debt

equity ratio, di mana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, sehingga

tidak terdapat perbedaan signifikan untuk tahun perusahaan akuisisi

melakukan merger dengan tahun terakhir sesudah merger perusahaan

pengakuisisi pada industri food and beverages.

Interpretasi Hasil

Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis, kemudian akan

dilakukan pembahasan atas hasil pengujian hipotesis tersebut. Hasil dari

pengujian untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa gross profit margin,

operating profit margin, net profit margin, return on net worth, dan return on

capital employed ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen. Tetapi debt equity

ratio pada hasil pengujian tersebut diterima pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil dari pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa gross profit

margin, operating profit margin, net profit margin, return on net worth, return on

capital employed, dan debt equity ratio pada industri wholesale and retail trade

ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen, gross profit margin, operating profit

margin, net profit margin, return on net worth, dan debt equity ratio pada industri

tobacco manufacturers ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen, namun return

on capital employed pada hasil pengujian tersebut diterima pada tingkat

kepercayaan 95 persen. Industri food and beverages menunjukkan hasil gross

profit margin, net profit margin, return on net worth, return on capital employed,

dan debt equity ratio ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen, tetapi untuk

operating profit margin industri tersebut, diterima pada tingkat kepercayaan 95

persen.

Analisis untuk Seluruh Perusahaan Pengakuisisi yang Melakukan Merger

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kinerja operasi dari semua

perusahaan pengakuisisi yang melakukan merger tidak berpengaruh secara

signifikan pada periode setelah merger. Kinerja operasi perusahaan pengakuisisi

Page 24: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

24

tidak meningkat disebabkan merger membutuhkan jangka waktu yang panjang

guna meningkatkan kinerja operasi perusahaan tersebut, seperti yang dapat dilihat

pada hasil pengujian antara tahun perusahaan pengakuisisi melakukan merger

dengan tahun terakhir sesudah merger perusahaan pengakuisisi.

Kinerja operasi tidak mengalami peningkatan disebabkan juga oleh

sebagian besar perusahaan yang melakukan merger, bergabung dengan

perusahaan dengan jenis industri yang sama atau melakukan penggabungan usaha

secara horizontal. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan melakukan

merger, maka yang dibutuhkan oleh perusahaan yaitu penggabungan konglomerat.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sijabat

dan Maksum (2009) yang menyatakan bahwa merger dan akuisisi tidak

menimbulkan sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakuisisi maupun

perusahaan diakuisisi yang kemungkinan disebabkan lemahnya strategi yang

dilakukan dan pemilihan perusahaan target yang kurang tepat.

Analisis untuk Perusahaan Pengakuisisi pada Berbagai Jenis Industri

Kinerja perusahaan yang melakukan merger belum tentu meningkat.

Akan tetapi, sebagian besar perusahaan yang melakukan merger berharap dengan

melakukan merger, maka kinerja perusahaannya akan meningkat tanpa

memandang jenis industri perusahaan pengakuisisi, maupun jenis industri

perusahaan target.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa jenis industri memiliki dampak bagi kinerja operasi

perusahaan pengakuisisi. Masing-masing jenis industri menunjukkan kinerja

operasi yang berbeda. Hasil dari pengujian yaitu kinerja operasi untuk masing-

masing jenis industri tidak meningkat. Hal ini disebabkan jangka waktu yang

pendek. Selain itu, perusahaan yang bergabung melakukan penggabungan usaha

secara horizontal, sehingga tujuan perusahaan melakukan merger ialah untuk

mengurangi pesaing.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Mantravadi dan Reddy (2008) yang menyatakan bahwa kinerja operasi setelah

merger perusahaan yang melakukan akusisi dipengaruhi oleh jenis industri.

Page 25: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

25

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan

rasio keuangan, maka kinerja operasi perusahaan pengakuisisi tidak mengalami

peningkatan pada periode setelah merger serta jenis industri tampak membuat

suatu perbedaan pada kinerja operasi perusahaan pengakuisisi pada periode

setelah merger.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan dilakukannya merger

tidak tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan waktu yang cukup

lama. Untuk mengembangkan perusahaan melalui merger, perusahaan harus

melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan yang saling memberikan nilai

tambah untuk produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Keterbatasan

Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan, antara lain: jenis

industri perbankan dan keuangan serta industri jasa tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini, sampel perusahaan yang melakukan merger untuk beberapa jenis

industri tidak mencukupi sehingga pengujian hipotesis kedua hanya dapat

dilakukan untuk tiga jenis industri saja. Selain itu, periode tahun merger yang

singkat, sehingga sampel perusahaan sedikit.

Saran

Untuk melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang,

diharapkan dapat mengurangi kelemahan dari penelitian ini, sehingga menjadi

suatu perluasan penelitian saat ini. Disarankan untuk penelitian selanjutnya,

bahwa pengukuran kinerja perusahaan akan lebih baik apabila penelitian

dilakukan dengan menggunakan studi kasus. Periode waktu yang digunakan

diperluas sehingga sampel untuk penelitian menjadi lebih besar baik untuk semua

jenis industri, maupun untuk masing-masing jenis industri.

Page 26: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

26

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September2007. Jakarta : Penerbit

Salemba Empat.

KumpulBlogger.com. 2009. “Merger dan Akuisisi : Pengertian, jenis, Alasan,

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi.” http://jurnal-

sdm.blogspot.com. Diakses Senin, 11 Oktober 2010.

Lanin, Ivan. 2011. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas.” http://www.scribd.com/doc/4935498. Diakses

Senin, 28 Maret 2011.

Mantravadi, P. dan A.V. Reddy. 2008. “Post-Merger Performance of Acquiring

Firms from Different Industries in India”. dalam International Research

Journal of Finance and Economics. hlm. 192-204.

Payamta dan Doddy Setiawan. 2004. ”Analisa Kinerja Perusahaan Pasca Merger

dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. dalam

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Putra. 2008. “Merger & Acquisition Accounting – Part 1.” http://putra-finance-

accounting-taxation.blogspot.com. Diakses Jumat, 17 September 2010.

Setyasih, Nuraeni. 2009. “Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Manufaktur

Sesudah Merger dan Akuisisi (Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode

1998 – 2006)”. Skripsi S1 Program Reguler I Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Sijabat, S.I. dan A. Maksum. 2009. ”Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan

Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)”. dalam Jurnal Akuntansi.

Sudarsanam, P.S. 1995. Merger dan Akuisisi. (Terj.) Rahmad Herutomo.

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Trihendradi, Cornelius. 2005. SPSS 13: Step by Step Analisis Data Statistik.

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. (Terj.)

Drs. Ak. H. Ruswinarto. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Page 27: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

27

Widyaputra, Dyaksa. 2006. “Analisisis Perbandingan Kinerja Perusahaan &

Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi (di Bursa

Efek Jakarta Periode 1998 – 2004)”. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro. Semarang.

Page 28: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

28

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1

Daftar Perusahaan yang Melakukan Merger

No.

Kode

Perusa-

haan

Perusahaan

Pengakuisisi

Tanggal

Listing

di BEI

Tanggal

Merger

Perusahaan

Target

1 DYNA PT Dynaplast Tbk 24/12/91 01/01/00 PT Sanpak Unggul

2 TMPI PT Artha Graha

Investama Sentral

Tbk

26/01/95 18/09/01 PT Artha Graha

Wahana

PT Artha Citra

Gallery

PT Mahameru

Antarnusa Niaga

3 SIMM PT Surya Intrindo

Makmur Tbk

28/03/00 31/05/01 PT Anglo Sama

Permata Motor

4 STTP PT Siantar Top

Tbk

16/12/96 27/08/01 PT Saritama

Tunggal

5 GGRM PT Gudang

Garam Tbk

27/08/90 28/03/02 PT Karyadibya

Mahardhika

6 BRPT PT Barito Pacific

Timber Tbk

01/10/93 23/12/03 PT Enim Musi

Lestari

7 LPKR PT Lippo

Karawaci Tbk

28/06/96 30/07/04 PT Lippo Land

Development Tbk

PT Siloam Health

Care Tbk

PT Aryaduta

Hotels Tbk

PT Kartika Abadi

Sejahtera

PT Sumber Waluyo

PT Ananggadipa

Berkat Mulia

PT Metropolitan

Tatanugraha

8 UNVR PT Unilever

Indonesia Tbk

02/01/98 22/06/04 PT Knorr Indonesia

9 KLBF PT Kalbe Farma

Tbk

1992 16/12/05 PT Enseval Putra

Megatrading Tbk

PT Dankos

Laboratories Tbk

Page 29: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

29

10 INTP PT Indocement

Tunggal Prakarsa

Tbk

1994 2005 HeidelbergCement

AG

11 BATI PT BAT

Indonesia Tbk

22/03/00 04/07/05 PT Rothmans of

Pall Indonesia

12 SMSM PT Selamat

Sempurna Tbk

09/09/96 29/11/06 PT Andhi Chandra

Automotive

Products Tbk

13 META PT Metamedia

Technologies Tbk

18/07/01 14/09/06 PT Nusantara

Konstruksi

Indonesia

14 ADES PT Ades Waters

Indonesia Tbk

13/06/94 01/07/06 PT Pamargha

Indojatim

15 TOTO PT Surya Toto

Indonesia Tbk

29/11/00 05/12/06 PT Surya Pertiwi

Paramita

Sumber: Data Sekunder

Page 30: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

30

Tabel 2

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Jenis Industri Rasio Keuangan Sig (2-

tailed) Kesimpulan

H1

Semua Jenis

Industri

Gross Profit Margin 0,713 Ditolak

Operating Profit Margin 0,429 Ditolak

Net Profit Margin 0,631 Ditolak

Return on Net Worth 0,990 Ditolak

Return on Capital Employed 0,521 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,042 Diterima

H2

Wholesale

Gross Profit Margin 0,483 Ditolak

Operating Profit Margin 0,511 Ditolak

Net Profit Margin 0,495 Ditolak

Return on Net Worth 0,840 Ditolak

Return on Capital Employed 0,653 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,241 Ditolak

Tobacco

Gross Profit Margin 0,115 Ditolak

Operating Profit Margin 0,134 Ditolak

Net Profit Margin 0,143 Ditolak

Return on Net Worth 0,135 Ditolak

Return on Capital Employed 0,009 Diterima

Debt Equity Ratio 0,391 Ditolak

Food and

Beverages

Gross Profit Margin 0,112 Ditolak

Operating Profit Margin 0,034 Diterima

Net Profit Margin 0,954 Ditolak

Return on Net Worth 0,578 Ditolak

Return on Capital Employed 0,460 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,297 Ditolak

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Page 31: KINERJA PERUSAHAAN PENGAKUISISI SETELAH MERGER …eprints.undip.ac.id/28658/1/ARTIKEL_GRACE_NEHEMIA_CHIKITA_C2C... · peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penampilan laporan

31

Tabel 3

Ringkasan Hasil Pengujian Tahun Merger

Jenis Industri Rasio Keuangan Sig (2-

tailed) Kesimpulan

Semua Jenis

Industri

Gross Profit Margin 0,250 Ditolak

Operating Profit Margin 0,505 Ditolak

Net Profit Margin 0,590 Ditolak

Return on Net Worth 0,609 Ditolak

Return on Capital Employed 0,256 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,215 Ditolak

Wholesale

Gross Profit Margin 0,507 Ditolak

Operating Profit Margin 0,372 Ditolak

Net Profit Margin 0,503 Ditolak

Return on Net Worth 0,514 Ditolak

Return on Capital Employed 0,168 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,478 Ditolak

Tobacco

Gross Profit Margin 0,303 Ditolak

Operating Profit Margin 0,391 Ditolak

Net Profit Margin 0,300 Ditolak

Return on Net Worth 0,387 Ditolak

Return on Capital Employed 0,412 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,374 Ditolak

Food and

Beverages

Gross Profit Margin 0,504 Ditolak

Operating Profit Margin 0,507 Ditolak

Net Profit Margin 0,502 Ditolak

Return on Net Worth 0,495 Ditolak

Return on Capital Employed 0,480 Ditolak

Debt Equity Ratio 0,536 Ditolak

Sumber: Data Sekunder yang diolah