Page 1
KINERJA PEMERINTAH KOTA JAMBI TENTANG PEMBANGUNAN
DRAINASE TAHUN 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. I)
Dalam Prodi Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
MUSTAKIM
SIP.162397
Pembimbing :
Dr. MARYANI, S,Ag., M. HI
SIGIT HARTONO, S.Pd., M. A
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN Jambi
TAHUN 2020
Page 5
v
MOTTO
يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أنتحكموا إن الل
كان سميعا ب ا يعظكم به إن الل نعم ا يرث بالعدل إن الل
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha melihat”1
1 Q,S an-Nisa (4):58
Page 6
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur ku ucapkan kehadirat Allah subhanahuwata’ala
atas berkat rahmat jualah skiripsi ini alhamdulillah berhasil
penulis selesaikan tepat waktunya.
Skiripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku,
ayahanda tercinta Azhar dan Ibunda tercinta Maisaroh
yang tidak pernah lelah mensuport dan mendo’akan diri ini
di dalam menyelesaikan gelar Srata 1 (Satu), dan juga penulis
persembahkan skiripsi ini untuk keluarga penulis, Ayuk Wita
Susanti, Abang Muhammad Nuh dan Keponakan Penulis
(Klara Purnama, Dzafran Al-‘aziz dan Nur Adzkia) dan
keluarga besar cucu Aminah (Gabung)
Page 7
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Kinerja Pemerintah Kota Jambi Tentang Pembangunan
Drainase Tahun 2014-2018”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana kinerja yang telah dilaksanakan pemerintah Jambi di dalam
meningkatkan dan memelihara drainase yang sudah ada. Penelitian ini merupakan
penelitian gabungan yaitu penelitian lapangan (field research) dan penelitian
pustaka (library research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskiriptif dan metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode studi
kasus (case study), sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari analisis domain, analisis taksomoni dan analisis
komponensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pemerintah Jambi dalam
pembangunan drainase telah berjalan sesuai dengan yang sudah tertulis di
peraturan daerah Jambi tentang perencanaan tata ruang nomor 9 tahun 2013 akan
tetapi belum optimal karena masih ditemukan adanya hambatan. Hal tersebut
terbukti dengan peningkatan Drainase dari tahun 2014-2018 terus meningkat baik
dari pembangunan saluran drainase maupun pemeliharaan, rehabilitasi dan
normalisasi sungai-sungai. Adapun hambatan yang dihadapi Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Jambi dalam melaksanakan Pemeliharaan Drainase
adalah Pembebasan lahan, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan terutama untuk tidak membuang sampah di saluran drainase dan
kurangnya koordinasi antar instansi terkait.
Kata Kunci: Kinerja, Pemerintah, Drainase
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
با ء ز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ة والسلا م عل اشزف الا الحود الله الذ أ
ي لهن با حسا د وعل اله و صحبه والتا بع ي سد ا هحو ي. أشهد اى والوزسل ى ال ىم الد
دا عبده ورسى له .لا اله الا الله وأشهد اى سد ا هحو
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul Kinerja Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan
Drainase Tahun 2014-2018. merupakan suatu penelitian di bagian Sumber Daya
Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan fokus penelitian Kinerja
Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018. Menurut
hasil wawancara dengan Bapak Padjeriosnop selaku Kepala Seksi Sungai, Danau
dan Rawa di bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi untuk saat ini bidang Sumber Daya Air lagi giat-giatnya
mengurus titik-titik dimana terjadinya beberapa genangan air di Jambi
diakibatkan curah hujan yang mengguyur Jambi di setiap musim penghujan tiba,
sedangkan yang penulis temukan dilapangan masih banyak terjadi genangan-
genangan air di beberapa titik di Jambi. Permasalahan yang terjadi inilah
membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana Kinerja Pemerintah
Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018.
Page 9
ix
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph. D, sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag, M.H, sebagai Dekan Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Agus Salim, S. Th.I., M. A., M. IR., Ph sebagai Wakil Dekan
Bidang Akademik.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.Hum., sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
6. Ibu Irmawati Sagala, S, IP., M.Is dan Bapak Yudi Armansyah sebagai Ketua
dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Dr. Maryani, S, Ag., M. Hi dan Bapak Sigit Hartono, S. Pd., M. A
sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
Page 10
x
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Dahlan malik M, Fil.i selaku Ketua masjid Biturrahim RT 10
kel,beliung dan seluruh warga di lingkungan RT 10 Kel,beliung.
10. Muhammad Zainudin dan Riki Wahyudi sahabat seperjuangan.
11. Keluarga Besar Darut Tauhid Peduli Jambi dan Rekan-rekan relawan yang
berkhidmat di Darut tauhid Peduli Jambi.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini.Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya.Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Mei 2020
Penulis
Mustakim
SIP.162397
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .......................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 10
C. Batasan Masalah .................................................................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 11
E. Kerangka Teori ...................................................................................... 12
F. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 17
BAB II METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................................. 21
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 22
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 23
F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 25
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 27
H. Jadwal Penelitian ................................................................................... 29
Page 12
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Bidang Sumber daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Jambi .................................................................. 30
B. Visi, Misi dan Motto Pelayanan Kantor dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Jambi .................................................................. 34
C. Gambaran Umum Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan penataan
Ruang Kota jambi .................................................................................. 34
D. Struktur Organisasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Jambi ................................................................................. 36
E. Letak Geografis Kecamatan Kota Baru ................................................. 37
F. Pemerintahan Kecamatan Kota Baru ..................................................... 39
G. Kepedndudukan Kecamatan Kota Baru ................................................ 41
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kinerja Pemerintah Kota Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun
2014-2018 .............................................................................................................. 43
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Pemerintah Kota Jambi
Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018 .............................. 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ...................................................................................................... 64
C. Penutup .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
DAFTAR PERTANYAAN .................................................................................. 71
CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 72
Page 13
xiii
DAFTAR SINGKATAN
RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
APBD : Anggaran Pembelanjaan Daerah
DPUPR : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
PU : Pekerjaan Umum
SNVT : Satuan kerja Non-Vertikal
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Tabel 3.2 : Daftar Nama dan Luas Kelurahan di Kecamatan Baru
Tabel 3.3 : Nama-nama Camat Kecamatan Baru Jambi
Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk dirinci Per Kelurahan Kecamatan Baru
Tabel 4.1 : Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi 2014
Tabel 4.2 : Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi 2015
Tabel 4.3 : Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi 2016
Tabel 4.4 : Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi 2017
Tabel 4.5 : Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi 2018
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia yang menekankan pada keseimbangan lahiriah dan
kepuasan batiniah. Untuk itu pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan.
Sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional, ruang wilayah negara kesatuan
republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sumber daya,
merupakan karunia tuhan yang Maha Esa kepada bangsa indonesia yang perlu di
syukuri, di lindungi, dan di kelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan amanat yang terkandung dalam pasal
33 ayat (3) Undang-Undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, serta
makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar negara pancasila. Untuk
mewujudkan amanat pasal 33 ayat (3) Undang-undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945 tersebut, undang- undang tentang penataan ruang ini
menyatakan bahwa negara menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan
wewenangnya di lakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap
menghormati hak yang di miliki oleh setiap orang.2
Secara geografis, letak negara kesatuan republik indonesia yang berada di
antara dua benua dan dua samudera sangat strategis, baik bagi kepentingan
nasional maupun internasional. Dengan demikian ruang wilayah indonesia
2 Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia pasal 33 ayat (3)
Page 16
2
merupakan suatu aset yang harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan bangsa
indonesia secara terkoordinasi, terpadu, dan seefektif mungkin dengan
memperhatikan faktor-faktor lain seperti, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, serta kelestarian lingkungan untuk mendorong terciptanya
hpembangunan nasional ynag serasi dan seimbang. Di samping keberadaan yang
bernilai sangat strategis tersebut, indonesia berada pula pada kawasan rawan
bencana, yang secara alamiah dapat mengancam keselamatan bangsa dengan
keberadan tersebut, penyelengaraan penataan ruang wilayah nasional harus di
lakukan secara komprehensif, holistik, terkoordinasi, terpadu, efektif, dan efesien
dengan memperhatikan faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
keamanan, dan kelestarian lingkungan hidup. 3
merupakan tempat yang sangat berbeda dengan desa. Di di temukan
berbagai macam kegiatan yang tidak pernah berhenti dalam sehari semalam, di
sini pula semua suka cita, duka, harapan dan kenyataan di atas realita yang ada.
Oleh karena itu perlu penataan sebuah . Penerapan penataan di suatu daerah
sebenarnya bertujuan untuk memajukan tingkat taraf kehidupan masyarakat
menjadi lebih baik atau masyarakat menjadi lebih sejahtera. Di lihat dari sudut
pandang penataan ruang, salah sau tujuan dari pembangunan yang hendak di capai
adalah mewujudkan ruang kehidiupan yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Ruang kehidupan yang nyaman mengandunag pengertian adanya kesempatan
yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan
fungsinya sebagai manusia. Produktif mengandung pengertian bahwa proses
3 Yasmine Citra Maulania, Skiripsi Tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan AIA
Pacah Sebagai Kawasan Perkantoran Padang (Padang; 2015) hlm 11-12
Page 17
3
produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai
tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya
saing. Sementara berkelanjutan mengandung pengertian dimana kualitas
lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat di tingkatkan, tidak hanya
untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang.
Upaya menciptakan ruang yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan
dirasakan masih menghadapi tantangan yang berat. Hal ini di tunjukkan oleh
masih banyaknya permasalahan yang mencerminkan bahwa kualitas ruang
kehidupan kita masih jauh dari cita-cita tersebut. Permasalan tersebut antara lain
adalah semakin meningkatnya frekuensi dan cakupan bencana, lingkungan
perumahan kumuh dan kemacetan lalu lintas terutama di kawasan peran besar
dan metropolitan, semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan
peran akibat penurunan luas ruang terbuka hijau, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya.4
Banyak sekali permasalahn yang perlu kita carikan solusinya,
permasalahan berbentuk fisik dan non fisik. Menurut Dyadi, permasalahan-
permasalahan peran di Indonesia pada umumnya meliputi5 :
1. Kemacetan lalu lintas dan prasarana lalu lintas yang tidak memadai;
2. Pemukiman kumuh dan keterbatasan lahan;
4 Dardak, A. Hermanto, Revitalisasi Penataan Ruang Untuk Mewujudkan Ruang
Nusantara yang Nyaman, produktif, dan Berkelanjutan, dalam pattimura, Luthfi (editor),
Penataan Ruang Untuk Kesejahteraan Masyarakat; Khazanah Pemikiran Para Pakar, Birokrat,
dan Praktisi ( Jakarta; LSKPI press, 2005) 5 Dyayadi, Tata Menurut Islam; Konsep Pembangunan yang Ramah Lingkungan,
Estetik dan Berbasis Sosial (Jakarta Timur:khalifa,2008) hlm.46-47.
Page 18
4
3. Sektor informal peran seperti: pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan
penjual koran, tukang semir sepatu, anak-anak jalanan dan sebagaianya;
4. Lokalisasi PSK, panti pijat plus, diskotik terselubung, dan sebagainya;
5. Kriminalitas : premanisme, jambret, copet, pemalak, perampok, judi, dan
sebagainya;
6. Banjir dan tanah longsor;
7. Sampah dan kebersihan ;
8. Pengangguran, kepadatan penduduk, dan penduduk miskin;
9. Penyakit menular;
10. Urbanisasi.
Fungsi dari perangkat penataan ruang adalah bagaimana mampu menjaga
keseimbangan ekologis sehingga dapat mencegah bencana-bencana ekologis
seperti banjir, krisis air, dan pencemaran udara. Penataan ruang itu sendiri adalah
sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan tata ruang, dan pengendalian
pemanfaatan tata ruang. Masing-masing unsur yang terdapat dalam penataan
ruang di makssudkan agar tercapainya kejelasan dalam pemanfaatan tanah bagi
kesejahteraan umum. Acuan secara nasional tat ruang di indonesia dapat di lihat
pada undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Adapun
pembagian atas rencana umum tat ruang dapat di lihat dalam pasal 14 ayat (2)
menyatakan6 :
“Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) huruf a
secara hirearki terdiri atas :
6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007
Page 19
5
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah .
Sesuai dengan amanat pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasioanl, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatn ruang wilayah
nasiona, mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor. Berdasarkan UU Nomor 26
Tahun 2007 tersebut ditetapkan bahwa negara menyelenggarakan penataan ruang
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan tersebut, negara memberikan kewenangan tugas penyelengaraan
penataan ruang kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/. Penataan ruang itu sendiri meliputi: perencanaan tata ruang,
pemanfaatn ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada daerah peran, seringkali
juga timbul berbagai macam permasalahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor
penyebabnya, seperti faktor hukum, faktor kendala alam, maupun faktor perilaku
manusia itu sendiri. Kawasan peran umumnya merupakan pusat kegiatan ekonomi
bisnis, pusat industri, dan pusat pertahanan politik, sehingga relatif harus di tata
sedemikian rupa agar dalam pengembangan wilayah peran tidak ada yang
dirugikan dikemudian harinya demi menunjang kebutuhan masyarakat yang
semakin hari semakin bertambah. Perkembangan di satu sisi sangat terkait pada
Page 20
6
faktor penduduknya, di sisi lain sangat bergantung dari daya dukung lahan, belum
lagi masalah kemampuan daerah tersebut sendiri, ditinjau dari segi pendanaan
atau anggaran biaya.7
Penataan ruang yang keliru, jelas akan mengalami kesulitan dalam
mengembalikan seperti kondisi asalnya, sebab berdampak pada struktur raung
atau kawasan tertentu di dalam karena pembangunan pada dasarnya bertumpu
dan berorientasi di seputar kepentingan kesejahteraan masyarakat atau warga ,
maka apabila hal ini terjadi teraus menerus, dan tidak ada upaya untuk
mencegahnya, maka cepat atau lambat pada gilirannya akan berdampak pada
penderitaan rakyat yang berkepanjangan, disamping beban gaji pemerintah daerah
atau semakin bertambah pula. Oleh karena itu butuh sebuah penataan tata ruang
yang baik sesuai tuntunan Undang-undang dan Peraturan daerah yang ada
khususnya di Jambi.
Selanjutnya di dalam perencananan sebuah terdapat banyak komponen-
komponen yang harus dipikirkan sebelum mengambil kebijakan agar kebijakan
yang diambil tidak merugikan masyarakat banyak. salah satunya yang akan
penulis angkat di dalam karya ilmiah ini adalah pembangunan Sistem Drainase.
Drainase sebagai fasilitas dasar yang dirancang guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pengadaan drainase merupakan pondasi dasar di dalam menata
diantara fungsinya untuk mengalirkan air hujan, estetika , pengairan atau sumber
air. Peran drainase yang vital bagi sebuah adalah sebagai sarana pengairan air
hujan.
7 Hakim dan Utomo, Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. (Jakarta Bumi Aksara,
2003) Hlm 2
Page 21
7
Pesatnya pertumbuhan ekonomi diiringi perkembangan kawasan yang
sangat cepat dengan tumbuhnya gedung-gedung dan bangunan pada hampir
semua kawasan telah mengakibatkan luas resapan air hujan Jambi berkurang pula
yang pada akhirnya akan menimbulkan titik genangan /banjir baru. Banjir dan
genangan disebabkan oleh kondisi kapasitas saluran drainase yang lebih kecil dari
debit banjir yang terjadi sehingga ditemui beberapa genangan pada saat musim
hujan yakni pada kondisi terjadi hujan deras. Saluran gorong-gorong di ruas jalan
seperti tidak berfungsi, air yang menggenang dijalan tidak mau turun ke saluran
drainase. Permasalahan lainnya yang menjadi tantangan dalam permasalahan
drainase yakni bagaimana kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan ke dalam saluran drainase karena dapat membuat saluran drinase
menjadi tersumbat.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 16
oktober 2019, peneliti melihat adanya air yang tergenang di jalan Pattimura,
Kenali Besar Jambi depan Fresco supermarket, hujan yang turun yang hanya
berkisar 1(satu) jam saja dapat menyebabkan air meluap ke jalan raya. Tepatnya
di depan fresco terdapat saluran drainase dengan ukuran yang lumanyan besar dan
berjarak sekitar 3 meter dari drainase terdapat juga gorong-gorong yang besar
sebagai penampung aliran air hujan ketika naik meluap kejalan. Drainase dipenuhi
sampah-sampah plastik dan daun-daun kering serta adanya endapan pasir di
dalamnya. Temuan ini memugkinkan drainase belum bisa menampung air secara
maksimal. Program pengembangan dan pembangunan prasarana drainase dalam
meningkatkan kapasitas jaringan drainase mikro yang baru secara terpadu pada
Page 22
8
tempat-tempat yang belum terlayani. Padahal program ini termasuk ke dalam
rencana sistem insfrastruktur peran di dalam Peraturan Daerah Jambi Nomor 9
Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, dimana program ini sudah
dijadwalkan pada tahun 2013.
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara awal 8 Oktober 2019
dengan salah satu warga Jambi di daerah kelurahan penyengat rendah Kecamatan
Telanaipura Jambi, tepatnya berada di RT 19. Menurut keterangan warga
setempat, Aji (21), drainase di kawasan tersebut mengalami sedimentasi atau
pendangkalan dan hal ini sudah berlangsung sejak lama, “jadi kondisi itu sudah
terjadi sejak lama, kalau musim hujan di lingkungan kami ini banjir. Kata Aji
Hal senada juga di ucapkan Yunus salah satu warga Jambi yang tinggal di
pinggir drainase tepatnya di Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan. Drainase
yang berada dikawasan Pakuan Baru, terlihat nyaris tertutup oleh tumpukan tanah
yang ditumbuhi semak belukar. Yunus dan warga sekitar mengaku selalu terkena
dampak banjir, meski hujan tidak berlangsung lama. Yunus berharap, pemerintah
harus lebih sering melakukan pembersihan dan pendalaman drainase.
Menurutnya, Pemerintah Jambi hanya sekali setahun melakukan pembersihan,
namun tidak melakukan penggalian terhadap tanah yang sudah menyumbat.
berlanjut ke Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur penulis melakukan
wawancara dengan salah satu warga yang terkena dampak banjir akibat
banyaknya sampah yang menyumbat saluran drainase Sugandi (24) warga RT 4
Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur menyebutkan, Tempat tinggalnya
Page 23
9
kerap terjadi banjir akibat drainase yang tersumbat. Selain itu, banyak bangunan
drainase yang berdiri diatas drainase.
Kemudian pada tanggal 28 januari 2020, peneliti bertemu dengan seorang
pelanggan dari rumah makan Basuo. Yang berusia sekitar 23 tahun di daerah
Jl.Kapt. A. Bakaruddin yang biasanya membeli nasi di rumah makan basuo
tersebut, ia menceritakan bahwa setiap turun hujan di daerah tersebut pasti akan
tergenang air. Hal ini diakui oleh bapak itu bahwa banjir yang terjadi di daerah
tersebut sudah berlangsung lama. Jika peneliti lihat kondisi drainase daerah
tersebut tidak bermasalah. Ukurannya cukup besar, namun tampak tidak terawat
dan terdapat tumpukan sampah. hanya saja di jalan tersebut memang dataran
rendah.
Selain itu di JL. DI. Panjaitan, Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Jambi,
tepatnya di depan Pasar Handil, tidak memiliki drainase. Akibatnya, sejumlah
ruko yang berada di pinggir jalan sering tergenang air. Para pemilik ruko
mengatakan, setiap kali memasuki musim hujan, ruko-ruko yang berada di bagian
luar pusat bengkel dan onderdil sepeda motor Jambi itu, kerap sekali di genangi
limpahan air dari jalan umum DI. Panjaitan. Era (30) penjual onderdil, sekaligus
bengkel sepeda motor dikawasan itu mengatakan, kondisi tersebut sudah
berlangsung sejak lama. Menurut Era, semua pemilik ruko di kawasan itu merasa
terganggu dengan kondisi tersebut, masuk ke dalam toko airnya, makanya kawan-
kawan di sini ngeluh terus kalau hujan sudah turun, bahkan ada yang sampai
tutup.
Page 24
10
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada pihak Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Jambi, terkait permasalahan pembangunan drainase,
mengenai banyaknya permasalahan yang ada di lapangan mengenai drainase.
Pihak Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi menginfromasikan bahwa
pelaksanaan dari kegiatan pembangunan drainase ada yang dijalankan oleh SNVT
(Satuan Kerja Non-Vertikal) di tingkat Provinsi. Jika jalan yang ada di Jambi
tersebut masuk ke dalam jalan Nasional, pelaksana kebijakannya atau
pembangunan drainase dilakukan oleh SNVT (Satuan kerja Non-Vertikal).
Terkait pemeliharaan dan perawatan sistem perencanaan drainase tidak bekerja
sama dengan Dinas Kebersihan. Jadi yang sepenuhnya memagang kendali adalah
dari Dinas Pekerjaan Umum Jambi bagian bina marga.8
Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas maka penulis
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan penulisan ilmiah, untuk itu
penulis mengangkat judul : KINERJA PEMERINTAH KOTA JAMBI
TENTANG PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE TAHUN 2014-2018.
A. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Kinerja Pemerintah Kota Jambi Tentang Pembangunan
Drainase Tahun 2014-2018?
b. Apa Faktor Pendukung Dan Penghambat Kinerja Pemerintah Kota Jambi
Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018?
8 Wawancara Bersama Bapak Laswanto, Di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Jambi, 18-19 desember 2019
Page 25
11
B. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan pada pkok pembahasan dalam penulisan
skiripsi maka penulis akan membatasi penelitian hanya pada hal-hal yang
berkaitan dengan rencana tata ruang Jambi, Adapun yang menjadi batasan
masalah pembahasan ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Jambi
b. Pembahasan ini hanya mencakup tentang bagaimana Kinerja Pemerintah
Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujun untuk
:
a. Ingin Mengetahui Bagaimana Kinerja Pemerintah Jambi Tentang
Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018?
b. Ingin Mengetahui Apa saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Kinerja
Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018?
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu upaya penulis dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama ini, baik
yang berasal dari internal kampus pada khususnya dan eksternal kampus pada
umumnya.
1. Manfaat Akademik
Page 26
12
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mendapat hasil yang berguna bagi
semua kalangan dan menjadi sebuah sumbangan pemikiran bagi pengembangan
ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu pemerintahan khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijaksanaan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, terutama dalam membentuk
sikap dan tingkah laku politik mereka.
b. Input bagi para pengambil kebijakan di Jambi, Provinsi Jambi pada periode
berikutnya agar menjalankan amanah konstitusi dalam menangani masalah
tata ruang di Jambi.
D. Kerangka Teori
1. Kebijakan Publik
Kebijakan ditulis dalam bahasa Inggris dengan policy, sedangkan
kebijaksanaan ditulis dalam bahasa inggris wisdom. Perbedaannya adalah kalau
kebijakan berasal dari atasan tertinggi, misalnya pemerintah pusat, maka pada
tingkat pimpinan daerah atau yang setingkat berada dibawahnya dapat
mengubahnya sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan secara empiris.9
Menurut Anderson kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan pejabat-pejabat pemerintah. Yang bertujuan agar
9 Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan ( PT Bumi Aksara, jakarta, 2015)
Page 27
13
dapat tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui peraturan yang dibuat oleh
pemerintah.10
Menurut William N. Dunn, mengatakan bahwa kebijakan public adalah suatu
rangkain pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau
pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan,
seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat, kriminalitas, peran dan lain-lain.
Menurut Thomas R. Dye, mengatakan bahwa kebijakan public adalah “
apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan”. Dye
mengatakan bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka
harus ada tujuannya (obyektif) dan kebijakan publik itu meliputi semua tindakan
pemerintah, jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintajh
atau pejabat pemerintah saja.11
Dari definisi kebijakan publik diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan
publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan pemerintah,
kebijakan publik harus beorientasi kepada kepentingan publik. Jadi, idealnya
suatu kebijakan publik adalah kebijakan untuk dilaksanakan dalam bentuk riil,
bukan sekedar dinyatakan.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja (performance) adalah hasil kerja atau prestasi kerja seseorang
dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Yuchtman
dan Seashore mendefinisikan kinerja sebagai kemampuan suatu organisasi yang
memanfaatkan lingkungannya untuk mengakses sumber-sumber daya yang
10 Hanif Nurcholis, Teori Dan Praktek Pemerintahan Dan Otonomi Daerah, ( PT
Grasindo, Jakarta, 2005) Hlm 263-264 11 Subarsono, Analisis Kebijakan publik, ( Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2008) Hlm 2
Page 28
14
terbatas. Lebih lanjut Yuchtman dan Seashore menjelaskan kinerja dalah sebuah
pengukuran yang mencakup keberhasilan pekerjaan dalam mencapai tujuan
organisasi. Yucthman dan seashore lebih menekankan pada persepsi pekerjaan
sebagai stakeholder dalam organisasi untuk mencapai tujusn orgnisasi. Persepsi
individu inilah yang diukur atau dinilai oleh pimpinan orgnanisasi.12
Berdasarkan urain diatas, maka kinerja (performance) dapat didefinisikan
sebagai aksi atau perilaku individu yang berupa bagian dari fungsi kerja aktualnya
dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam
periode waktu tertentu untuk mencapai tujuan organisasi yang
memperkerjakannya.
b. Indikator Kinerja
Untuk menilai kinerja suatu organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-
indikator untuk mengukurnya secara jelas. Sebagai pedoman, dalam menilai
kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya sebuah
organisasi. Misalnya, untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk
menghasilkan keuntungan dan atau barang, maka ukuran kinerjanya adalah
seberapa besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk
menghasilkan keuntungan bagi organisasi.13
Sementara itu menurut Bastian (dalam Hessel Nogi) indikator kinerja
organisasi adalah ukuran kuantitaif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan
12
Muhammad Iqbal Bahua, Kinerja Penyuluh Pertanian, (Yogyakarta; deepublish,
2016) Hlm 51-52 13
Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik. (Yogyakarta : BPFE 2006), hlm
39
Page 29
15
bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran
tertentu.14
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah
suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator
kinerja tiap-tiap unit berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang
dihasilkan. Selim dan Woodward (dalam Agus Dwiyanto, melihat kinerja
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, efesien, efektivitas, dan
persamaan pelayanan. Sedangkan menurut Kumorotomo ( dalam Agus Dwiyanto,
menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja
organisasi pelayanan publik antara lain :
a. Efesiensi
Efesiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi
pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta
timbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomi. Apabila diterapkan secara
objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabillitas, dan rentabilitas merupakan
kriteria efesiensi yang sangat relavan.
b. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya pelayanan public tersebut tercapai hal
tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi,
serta fungsi agen pembangunan.
c. Keadilan
14
Ibid, hlm 47
Page 30
16
Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang
diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya
dengan konsep ketercukupan dan kepantasan. Keduanya mempersoalkan apakah
tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan, dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat
terpenuhi. Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada
kelompok pinggiran dan sebagainya akan mampu dijawab kriteria ini.
d. Daya tanggap
Berlainan dengan bisnis yanhg dilakukan oleh perusahaan swasta,
organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau
pemerintah akan kebutuhan vital masyrakat. Oleh sebab itu, kriteria organisasi
tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan
demi memenuhi kriteria daya tanggap ini. Ratmino dan Atik Septi Winarsih
menjelaskan bahwa indikator-indikator kinerja sangat bervariasi sesuai dengan
fokus dan konteks penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan
penggunaan indikator tersebut.
3. Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
dalam perencanaan (perencanaan insfrastruktur khususnya). Drainase yang
berasal dari bahasa inggrsi yaitu drainage mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum drainase dapat
didefinisiakan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air,
Page 31
17
baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.15
Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembangunan maka pada waktu hujan,
air yang mengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak
menimbulkan genangan yang dapat mengganggu aktivitas dan bahkan dapat
menimbulkan kerugian. Adapun fungsi drainase menurut R.J. Kodoatie adalah:
1. Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat dari permukiman) dari
genangan air, erosi dan banjir.
2. Karena aliran lancar maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko
kesehatan lingkungan, bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.
3. Kegunaan tanah permukiman padat akan menjadi lebih baik karena
terhindar dari kelembapan.
4. Dengan sistem yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan
lainnya.16
Bangunan dari Sistem drainase pada umumnya terdiri dari saluran
penerima, saluran pengumpul, saluran pembawa, saluran induk, dan badan
air penerima.
E. Tinjaun Pustaka
Penelitian ataupun studi yang menyangkut Kinerja Pemerintah Jambi
Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018 bukan hal baru dan telah
15 Suripin, Sistem Drainase Peran yang Berkelanjutan, (Yogyakarta; 2004; Andi), Hlm, 7 16
Robert J. Kodoatie, Pengantar Manajemen Infrastuktur, (Yogyakarta; 2005; Pustaka
Belajar).
Page 32
18
ditemui di sejumlah buku maupun penelitian yang meliputi berbagai sisi, antara
lain
Ratih Miranasari Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dalam skiripsinya yang berjudul “Kinerja Taruna Siaga
Bencana Dalam Penanggulangan Bencana Banjir (studi di kelurahan Legok
Jambi)” yang mana skiripsinya membahas tentang bagaimana Kinerja Taruna
Siaga Bencana Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kelurahan Legok
Jambi, serta apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Taruna Siaga Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir. Dalam penyusuna Skiripsi ini penulis
menggunakan metode pendekatan konseptual, dan untuk instrumen pengumpulan
datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi 17
Adapun hasil penelitian di dalam skiripsi ini adalah :
TAGANA mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana, baik
pada pra bencana, saat tanggap darurat, maupun pasca bencana dan tugas-tugas
penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan
bencana dan mempunyai fungsi pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana,
mendata kerugian material pada korban bencana. Untuk Kecamatan Danau Sipin,
peranan para anggota Taruna Siaga Bencana sudah cukup bagus, namun belum
optimal, hal ini dikarenakan kendala mendasar yang dihadapi oleh taruna Siaga
Bencana Jambi. Adapun kendalanya yaitu apabila pada malam hari jika terjadi
banjir keterbatasannya fasilitas. Dalam membuka dapur umum, terkadang
17 Ratih Miranasari Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Skiripsi Tentang “Kinerja Taruna Siaga Bencana Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kelurahan Legok Jambi,(studi di Kelurahan Legok Jambi), Jambi, 2017
Page 33
19
masyarakat kurang bisa menerima bantuan, kalaupun menerima hanya bantuan
berupa mie instan. Anggota Taruna Siaga Bencana berjumlah 250 orang, yang
aktif hanya 130 orang.
Selanjutnya skiripsi dari Lourin mahasiswa Institut Teknologi Nasional
Malang dalam skiripsinya yang berjudul “Evaluasi dan Perencanaan Saluran
Drainase Kecamatan Teluk Ambon, Ambon.” yang mana skiripsinya membahas
tentang bagaimana Evaluasi dan Perencanaan Saluran Drainase Kecamatan Teluk
Ambon, Ambon. serta apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Pemerintah
Ambon dalam Perencanaan drainase.Evaluasi dan perencanaan drainase dilakukan
dengan perhitungan curah hujan menggunakan metode Gumbel, Metode Log
Pearson Tipe III, metode Log Normal dan metode Normal, serta
mempertimbangkan curah hujan dan kondidi tata guna lahan sekitar. dan untuk
instrumen pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.18
Adapun hasil penelitian di dalam skiripsi ini adalah :
Dari hasil perhitungan didapatkan analisa Perhitungan saluran eksisting
pada saluran drainase Kecamatan Teluk Ambon, didapatkan besar debit rancangan
adalah 0,088 m3/dtk padanruas jalan Dr. Leimena. Kapasitas saluran yang
dibutuhkan untuk menampung saluran adalah 0,013 m3/dtk pada desa laha
18 Lourin Mahasiswa Institut Teknologi Malang, Skiripsi Tentang “ Evaluasi Perencanaan
Drainase Kecamatan Teluk Ambon, (Ambon, 2017)
Page 34
20
Saluran no.3. sedangkan pada saluran tidak mencukupi untuk menampung debit
tersebut, untuk mengatasi saluran yang tidak mencukupi, dapat dilakukan
peningkatan kapasitas saluran dengan cara pelebaran, pengerukan pada dimensi
saluran, yang disesuai dengan tata guna lahan dan kondisi sekitar.
Selanjutnya skiripsi dari saudara Bobi Febri Sendi Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2019 dengan judul skiripsi “ Analisa Sistem Saluran
Drainase untuk Menanggulangi banjir di Jalan KH Balqi Kelurahan 16
Kecamatan Seberang ulu II Kota Palembang”. Yang mana skiripsinya membahas
tentang sistem saluran di JL. KH Balqi tidak dapat menampung debit air masuk
karena dimensi saluran terlalu kecil atau berkurangnya daerah tangkapan air.
untuk instrumen pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.19
Adapun hasil penelitian di dalam skiripsi ini adalah :
Analisa sistem saluran di JL. KH Balqi dengan perhitungan dimensi
saluran pengumpul 0,287 m3/det dan saluran lapangan 0. 170 m3/det
menunjukkan bahwa saluran tersebut tidak layak atau banjir disebabkan oleh
dimensi saluran terlalu kecil dan memiliki saluran drainase yang tidak memenuhi
debit air maksimum sehingga menyebabkan genangan air atau banjir, dari hasil
perhitungan tersebut perlu di lakukan perencanaan saluran yang baru agar tidak
ada lagi genangan air.
19 Bobi Febri Sendi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang, 2019 dengan
judul skiripsi “ Analisa Sistem Saluran Drainase untuk Menanggulangi banjir di Jalan KH Balqi
Kelurahan 16 Kecamatan Seberang ulu II Kota Palembang. (Palembang, 2019)
Page 35
21
Berbeda dengan skripsi yang akan penulis teliti disini akan fokus dan
mengacu kepada Kinerja Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan drainase
Tahun 2014-2018 dan apa saja faktor pendukung dan penghambat di dalam
Pembangunan drainase Tahun 2014-2018.
Page 36
22
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan didalam skiripsi ini adalah
deskriptif kualiatif, menurut Soerjono Sukanto, penelitian kualitatif deskriptif
adalah penelitian yang bermaksud memberikan data yang seteliti mungkin tentang
manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya,20
B. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus
(case study) yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa suatu proses
tertentu terkait fokus penelitian ini sehingga dapat menemukan ruang lingkup
tertentu. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam
riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang
mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus
dengan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan
data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjdi
dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan
menguji hipotesis.
20 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skiripsi ( Jambi: Syariahpress, 2014), hlm.32
Page 37
23
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kantor Dinas pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi. Dengan pertimbangan bahwa tempat atau lokasi
tersebut dapat memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun serta
menyelesaikan skiripsi ini.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019-Maret
2020.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang
bersifat kualitatif, ada 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
sumber individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil pengisian
kusioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.21
Adapun data primer yang penulis maksud dalam penelitian ini
adalah
Hasil Observasi Visual, dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi
keberadaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi
Hasil wawancara, dilakukan pada responden dari sisi pengambil
keputusan, pelaksana dan pengguan layanan sesuai keperluan penelitian.
21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skiripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada,1996), hlm. 42
Page 38
24
Dengan tujuan akhir untuk mengetahui dan menganalisis hasil Kinerja
Pemerintah Jambi. Dalam hal ini data primer diperoleh dari wawancara
dengan Kasi Sungai, Danau dan Rawa Bidang Sumber Daya Air (SDA)
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen.22
Data sekunder dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen, baik berupa dokumen resmi Kantor DPUPR
Jambi. Dokumen resmi yang berkaitan dengan objek penelitian baik
secara nasional, catatan-catatan penunjang, dan literatur, buku-buku
perpustakaan, dokumentasi, arsip-arsip dan keterangan-keterangan
lainnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data ayang akan dilakukan dalam
penilitian ini, antara lain adalah :
1. Observasi
Observasi adalah instrument untuk mendapatkan data utama dalam menilai
hubungan birokrasi dan politik.23
Dengan menggunakan alat indera pendengaran
dan penglihatan terhadap fenomena sosial dan gejala-gejala yang terjadi.
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam
22 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta,PT RajaGrafindo Persada, 2012)
hlm. 39 23
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skiripsi Edisi Revisi, (Jambi : Syari’ah press, 2014),
hlm. 38
Page 39
25
suatu fenomena. Dengan melakukan observasi penelitian lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode observasi partisipan, dimana peneliti melibatkan diri secara
langsung dalam lingkungan penelitian mengenai Kinerja Pemerintah Jambi
Tentang Pembangunan Sistem Drainase.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dari informan,
sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen.24
Informan adalah orang-orang yang betul-betul paham atau pelaku yang
terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. informan dalam penelitian ini
di pilih karena paling banyak mengetahui atau terlibat langsung dalam proses
pelaksanaan kinerja pemerintah Jambi Tentang pembangunan Drainase peran.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling,
yaitu teknik penarikan sampel secara subjektif dengan maksud atau tujuan
tertentu, yang mana mengganggap bahwa informan yang diambil tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian yang akan dilakukan.
Adapun beberapa yang menjadi sasaran untuk menjadi narasumber bagi
penelitian ini ialah :
1. Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi.
24
Ibid
Page 40
26
2. Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa Bidang Sumber Daya Air (SDA)
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi.
3. Staf Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian sosial untuk menelusuri data etode dokumentasi adalah metode
untuk mendapatkan data-data yang berupa dokumen baik yang berupa gambar,
tulisan dan bentuk-bentuk dokumen lainnya. Metode ini untuk mencari atau
memperoleh data tentang keadaan, kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan
dokumentasi adalah data sekunder yang mendukung data primer.25
Metoede
dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber
non-manusia. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang
lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen dan arsip mengenai hal yang
berkaitan dengan fokus penelitian yang merupakan salah sumber data yang paling
penting dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen tertulis,
gambar/foto, atau film audio-visual. Data statistik, laporan penelitian sebelumnya
maupun tulisan-tulisan ilmiah.
F. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil dokumentasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
25
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skiripsi Edisi Revisi, (Jambi : Syari’ah press, 2014),
hlm. 41
Page 41
27
bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain26
Kegiatannya meliputi mulai dari penyusunan data, menjelaskan dan
menginterprestasikan data. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola,
tema atau kategori. Penjelasan data berarti memberikan makna kepada analisi,
menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antar berbagai konsep.
Interprestasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti. Selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya. Secara garis besar cara
yang digunakan dalam menganalisis data-data penelitian ini adalah :
a. Analisis domain
Analisis ini biasanya dilakukan dengan memperoleh gambaran/pengertian
yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup di skiripsi
/pokok permasalahan yang diteliti. Analisis domain dalam penelitian ini
digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan masalah
Bagaimana Kinerja Pemerintah Jambi dlam membangun drainase.
b. Analisis Taksonomi
Analisis ini adalah analisis yang lebih rinci dan mendalam, fokus
penelitian terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya
mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena fokus yang diambil yang menjadi
sasaran semula dalam penelitian. Jadi, Analisis taksonomi ini di gunakan dalam
menganalisis lebih mendalam yang dibatasi oleh analisis domain.
c. Analisis Komponensial
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan RNB, (Bandung, Alfabeta, 2013),
Hlm. 137
Page 42
28
Analisis ini baru digunakan setelah penelitian mempunyai cukup banyak
fakta atau informasi dari hasil wawancara dan observasi yang melacak kontras-
kontras tersebut oleh peneliti dianalisis atau dicarikan dimensi yang
mewadahinya.27
Analisis komponensial ini digunakan setelah adanya analisis domain dan
analisis Taksonomi yang merupakan jawaban paling domain, yakni alternatif
terakhir yang dijadikan sandaran untuk menjawab permasalahan-permasalahan
mengenai Kinerja Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan Sistem Drainase
tahun 2014-2018.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skiripsi ini tidak keluar dari pembahasan, maka penulis
membuat sistematiak penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan
skiripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan-pembahasan yang ada
didalam setiap bab nya seperti berikut ini :
Pembahasan yang diawali dengan Bab I merupakan bagian dari
pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjaun pustaka.
Bab II merupakan bab yang membahas mengenai metode penelitian yang
di dalamnya tentang, pendekatan penelitian, Setting dan subjek penelitian, jenis
dan sumber data, teknik analisis data, dan serta sistematika penulisan.
27
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar dan Aflikasinya, (Malang; YA3,1990),
Hlm 47
Page 43
29
Bab III merupakan bab yang membuat gambaran umum lokasi penelitian
dari letak demograis lokasi penelitian hingga ke struktur organisasi di lokasi
penelitian.
Bab IV merupakan bab atau pembahasan yang akan menjawab rumusan
masalah yang ada di dalam penelitian ini, terutama Kinerja Pemerintah Kota
Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018.
Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V Bab penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar Pustaka, Lampiran,
Curiculum vitae,
Page 44
30
H. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka
penulis menyusun jadwal sebagai berikut:
Tabel 2.I
No. Kegiatan
Tahun 2019-2020
Agustu
s
Novem
ber
Desem
ber
Januari
Feb
ruari
Maret
Ap
ril
4 1 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4
1. Pengajuan
Judul
X
2. Pembuatan
Proposal
X x x x
3. Penunjukan
Dosen
Pembimbing
x
4. Keluar Jadwal
Seminar
x
5. Ujian Seminar
Proposal
x x
6. Pengesahan
Judul
X x
7. Surat Izin
Riset
X
8. Pengumpulan
Data
x x X
9. Pengelolaan
dan Analisis
Data
x x X
10. Bimbingan dan
perbaikan
Skripsi
x x
11. Agenda dan
Ujian Skripsi
x
12. Perbaikan dan
Penjilidan
x X
Page 45
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi
Bidang Sumber Daya Air adalah salah satu bidang di Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Jambi yang berkedudukan sebagai unsur pembantu
Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi di Bidang Sumber Daya
Air, dipimpin oleh kepala bidang yang berkedudukan dan bertanggungjawab
kepada kepala dinas melalui sekretaris. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali
Jambi Nomor 39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi.
Bidang mempunyai tugas yang meliputi;
a. Drainase dan irigasi
b. sungai, danau, dan rawa
c. Operasional dan pemeliharaan
d. Serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugasnya.28
Bidang Sumber Daya Air sebagaimana diatur pada pasal 22 ayat (3) mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a) Penyusunan pembangunan dan pemeliharaan teknis bidang sumber daya air;
b) Penyusunan bahan koordinasi teknis dibidang sumber daya air;
28 Wawancara dengan Ade Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
Page 46
32
c) Pengawasan, pengendalian dan pembinaan dalam pelaksanaan pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi serta pemeliharaan sarana dan prasarana sumber
daya air;
d) Penanggulangan kerusakan bangunan air akibat erosi dan bencana alam.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Sumber Daya
Air dibantu oleh tiga kasi, beberapa orang ASN dan Non PNS, yaitu :
1. Kepala Seksi Drainase dan Irigasi dengan tugas sebagai berikut:
Menyusun rencana kerja seksi drainase dan irigasi;
Melaksanakan pengawasan dan pengedalian kegiatan pembangunan,
peningkatan dan rehabilitasi drainase dan irigasi;
Membentuk dan memberdayakan P3A/GP3A/IP3A, pengendalian
pemanfatan daerah sempadan saluran, optimalisasi pendayagunaan
saluran irigasi dan pengembangan/rehabilitasi/pembinaan jaringan
irigasi tingkat tani/jaringan tersier;
Memberikan bimbingan teknis kepada pelaksana kegiatan
pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi drainase dan irigasi;
Mengatur tata guna air pada jaringan irigasi;
Melaksanakan study kelayakan di bidang sumber daya air;
Membuat laporan bulanan dan tahunan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidangnya.
2. Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa, dengan tugas sebagai berikut:
menyusun rencana kerja seksi Sungai, Danau dan Rawa;
Page 47
33
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembangunan embung,
penghijauan pada daerah aliran sungai, danau;
mengendalikan pencemaran pada sungai, danau/situ;
menetapkan dan mengelola Kawasan lindung, sumber air dan konservasi
lainnya;
melakukan dan mengendalikan kegiatan pengendalian banjir,
pembangunan/rehabilitasi tanggul, pembangunan rehabilitasi pengaman
tebing sungai, pengarah aliran dan pembangunan pengamanan
/pengendali banjir lainnya;
membantu pengawasan dan pengedalian dalam pelaksanaan kegiatan
seksi sungai, danau dan rawa;
memberikan bimbingan teknis kepada pelaksana kegiatan pembangunan
embung, dan penghijauan pada daerah aliran sungai, danau;
membuat laporan bulanan dan tahunan;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
3. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan, dengan tugas sebagai berikut:
Menyusun rencana kerja seksi operasi dan pemeliharaan;
Melaksanakan kebijakan, pola dan rencana pengelolaan serta menetapkan
ijin penatagunaan sumber daya air;
Melaksanakan pembinaan dalam kegiatan operasional;
Membantu pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan
pembangunan bangunan air dan drainase;
Page 48
34
Meneliti kondisi bangunan air dan drainase;
Membuat daftar inventarisasi areal dan data bangunan air, drainase dan
daerah aliran sungai (DAS);
Membantu penanggulangan kerusakan bangunan air dan drainase akibat
erosi dan bencana alam;
membuat laporan bulanan dan tahunan;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Didalam melaksanakan tugas-tugasnya bidang sumber daya air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi mengacu kepada visi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi, yaitu “Terwujudnya
Infrastruktur yang berkualitas”.
Untuk mencapai visi tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Jambi menjabarkannya kedalam misi, yaitu:
1. Terwujudnya kualitas infrastruktur peran yang memadai,
2. Terwujudnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana permukiman dan
fasilitas umum,
3. Terwujudnya kesesuaian penataan ruang dan bangunan.
Bidang sumber daya air mendukung tercapainya visi Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Jambi, melaksanakan misi yang pertama, yaitu Terwujudnya
kualitas infrastruktur peran yang memadai.
Page 49
35
B. Visi, Misi dan Motto Pelayanan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang29
VISI : Terwujudnya Insfrastruktur yang Berkualitas
MISI :
a. Terwujudnya Kualitas Infrastruktur Peran yang memadai;
b. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Sarana & Prasarana
Permukiman dan Fasilitas Umum;
c. Terwujudnya Kesesuain Penataan Ruang dan Bangunan.
MOTTO Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :
Bekerja Keras
Bergerak Cepat
Bertindak Tepat
Berkomitmen dan Bertanggung Jawab.
C. Gambaran umum Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi sebagaimana diatur
dalam peraturan Daerah Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 8 September
Tahun 2008 mempunyai tugas pokok membantu wali dalam melaksanakan
Perumusan perencanaan teknis, pembinaan, pembangunan, pengawasan, dan
pengendalian di bidang pekerjaan umum yang meliputi; Pengairan, Bina marga
dan Cipta Karya, menyelenggarakan pengolelolaan Unit pelaksana Teknis Daerah
dan Ketatausahaan serta tugas fugsional. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
29 Wawancara dengan Ade Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
Page 50
36
Ruang mempunyai tugas pokok pembantu Kepala Daerah dalam melaksanakan
perumusan perencaanaan teknis, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan
pengendalian di bidang bina marga,cipta karya, sumber daya air, angkutan dan
alat berat, bina program dan penataan ruang, menyelenggarakan Pengelolaan Unit
Pelaksana Teknis dan Ketata Usahaan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan kepala daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Jambi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang;
b) Penyelengaraan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang di bidang bina
marga, cipta karya, sumber daya air, angkutan dan alat berat dan bina
program dan penataan ruang;
c) Perencanaan program di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang;
d) Pembina, pengendalian dan pengawasan di bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang;
e) Pengkoordinasian hubungan kerjasaama dengan instansi pemerintahan
maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas;
f) Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.30
30 Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Jambi 2013-2014, hlm. 12
Page 51
37
D. Struktur Organisasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Tabel 3.1
Page 52
38
E. Letak Geografis Kecamatan Baru
Kantor terletak di tengah Jambi di wilayah Kecamatan Baru. Wilayah Kecamatan
Baru terletak di Barat Jambi, dengan ketinggian rata-rata 15 m dari permukaan air laut.
Batas-batas Kecamatan Baru adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jelutung dan Jambi Selatan.
4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Alam Barajo.
Berdasarkan Peraturan Daerah Jambi (PERDA) nomor 13 Tahun 2014
tanggal 30 Desember 2014, Kecamatan Baru di pecah menjadi dua Kecamatan.
Kecamatan Baru resmi dipecah menjadi Kecamatan Baru dan Kecamatan Alam
Barajo pada Tahun 2016. Dengan masing masing kecamatannya memiliki 5
kelurahan. Tidak terdapat pembentukan kelurahan yang baru. Hanya membagi 10
kelurahan tersebut menjadi masing masing 5 kelurahan ke dalam Kecamatan
Baru dan Kecamatan Alam Barajo.31
Keadaan wilayah Kecamatan baru datar dan sedikit berbukit dengan luas
36,11 Km2 dan terdiri dari 5 Kelurahan:
1. Kelurahan Simpang III Sipin dengan luas 2,91 Km2 (8,06% dari luas
Kecamatan).
2. Kelurahan Suka Karya dengan luas 1,92 Km2 (5,32% dari luas Kecamatan).
3. Kelurahan Kenali Asam Bawah dengan luas 16,51 Km2 (45,72% dari luas
Kecamatan).
31 Badan Pusat Statistik Jambi, Kecamatan Baru dalam Angka 2018.
Page 53
39
4. Kelurahan Kenali Asam Atas dengan luas 7,43 Km2 (20,58% dari luas
Kecamatan).
5. Kelurahan Paal V dengan luas 7,34 Km2 (20,33% )
Tabel 3.232
Daftar Nama dan Luas Kelurahan di Kecamatan Baru
No Kelurahan Luas (KM2)
1. Simpang III Sipin 2,91
2. Suka Karya 1,92
3. Kenali Asam Bawah 16,51
4. Kenali Asam Atas 7,34
5. Pal Lima 7,34
Total 36,11
Sumber : Badan Pusat Statistik Jambi, Kecamatan Baru dalam Angka 2018
Tabel diatas menjelaskan Daftar Nama-nama dan Luas Kelurahan di
Kecamatan Baru, (Sumber : Badan Pusat Statistik Jambi, Kecamatan Baru
dalam Angka 2018.)
32
Ibid.
Page 54
40
F. Pemerintahan Kecamatan Kota Baru Jambi
Selama kurun waktu tahun 1986 s/d 2015 Kecamatan Baru sudah dipimpin
sebanyak duabelas orang Camat, dimana Camat terlama yang menjabat adalah
Drs. Animan Gani tahun 1986 s/d 1993. Kecamatan Baru terdiri dari 10
Kelurahan dan 360 RT.
Grafik 133
Jumlah RT di Kecamatan Kota Baru Jambi
Dari grafik diatas diketau bahwa jumlah kelurahan yang ada Kecamatan Baru
berjumlah 5 Kelurahan, dan Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Paal Lima berjumlah 38,
Kenali Asam Atas 28, Kenali Asam Bawah 49, Suka Karya 18 dan Simpang III Sipin 46,
jika dijumlahkan maka jumlah RT di Kecamatan Baru berjmlah 176 RT.
Pemerintahan dalam suatu kecamatan dipimpin oleh seorang camat, camat bertugas
diantaranya: menyelenggarakan urusan pemerintahan umum ditingkat kecamatan sesuai
33Ibid.
0 10 20 30 40 50 60
Paal Lima
Kenali Asam Atas
Kenali Asam Bawah
Suka Karya
Simpang III Sipin
Jumlah RT
Page 55
41
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pemerintahan umum,
mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, mengkoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum dan mengkoordinasikan penerapan
dan penegakan peraturan daerah dan kepala daerah.
Tabel 3.334
Nama-nama Camat Kecamatan Kota Baru Jambi
No Nama Tahun Awal
Menjabat
Tahun Akhir
Menjabat
1. Drs. Animan Gani 1986 1993
2. Drs. Heri Mujono 1993 1995
3. Heni Zen, SH 1995 1996
4. Drs. Burhan Ali 1996 1999
5. Obliyan, S.Sos 1999 2005
6. Drs. Ridwan, M.Si Januari 2005 April 2005
7. Arif Munandar, SE Mei 2005 Agustus 2005
8. Sunario, S.Sos Agustus 2006 Oktober 2007
9. Duria Sunita, SH 2007 2009
10. Mukhlis A. Muis, S.Sos 2009 Juni 2009
11. Hendi Sauky, S.Sos Juli 2010 Januari 2015
12. Feriadi, S.Sos Januari 2015 Sekarang
34Ibid.
Page 56
42
Tabel diatas menjelaskan daftar Nama-nama Camat yang memimpin di
Kecamatan Baru dari Semenjak berdirinya Kecamatan Baru hingga sekarang. (Sumber
: Badan Pusat Statistik Jambi, Kecamatan Baru dalam Angka 2018.)
G. Kependudukan Kecamatan Kota Baru
Tabel 3.435
Jumlah Penduduk dirinci Per Kelurahan Kecamatan Kota Baru
Tahun 2017
Sumber : Badan Pusat Statistik Jambi, Kecamatan Baru dalam Angka 2018
35Ibid.
No Kelurahan Laki-Laki Perempuan
1. Simpang III Sipin 11.550 11409
2. Suka Karya 5072 4758
3. Kenali Asam Bawah 10.345 9.940
4. Kenali Asam Atas 3.721 3.656
5. Paal Lima 7.486 7.447
Total 38.174 37.210
Page 57
43
Dari tabel diatas jika di jumlahkan penduduk keseluruhan yang ada
disetiap kelurahan laki-laki berjumlah 38.174 dan perempuan berjumlah
37.210 maka jumlah penduduk kecamatan baru yaitu 75.384 Jiwa. Jumlah
tersebut merupakan jumlah yang tergolong padat penduduk, berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Jambi jumlah penduduk terbanyak yakni di
Kecamatan Baru.
Page 58
44
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kinerja Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-
2018
Perumusan dan implementasi kebijakan yang baik, sangat penting untuk
menjamin Kinerja Pemerintah, ketertiban pemerintah dan memandu pemerintah
kearah pembangunan yang lebih baik. Kebijakan adalah dasar yang memberikan
arah bagi program atau mencapai tujuan. Apabila disepakati bahwa cara melihat
keberhasilan implementasi tidak hanya berhenti pada kepatuhan para implementer
saja namun juga hasil yang dicapai setelah prosedur implementasi dijalani maka
upaya untuk memahami realitas implementasi kebijakan perlu dilihat secara lebih
detil dengan mengikuti proses implementasi yang dilalui para implementer dalam
upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan tersebut. Proses panjang tersebut
apabila diringkas akan terlihat seperti gambar berikut :
Kinerja
Implementasi Kebijakan : tujuan
dan sasaran
Keluaran Kebijakan
Outcomes
Dampak Jangka Panjang
Dampak Jangka
Menengah Implementer
Dampak Langsung Kelompok Sasaran
Page 59
45
Dari gambar diatas menjelaskan bahwa proses implementasi berangkat
dari adanya suatau kebijakan atau program. Sebagaimana yang telah penulis
jelaskan di awal pembahasan pada dasarnya suatu kebijakan atau program
difromulasikan dengan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Untuk
mecapai tujuan tersebut maka suatu kebijakan membutuhkan masukan-masukan
kebijakan (policy input). Masukan kebijakan yang umum dipakai untuk mencapai
tujuan kebijakan publik adalah berupa anggaran, misalnya : Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai berbagai kebijakan yang dirancang
oleh pemerintah dan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
membiayai berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah, baik
provinsi maupun kabupaten/.36
Pembangunan drainase tertulis pada pasal 39 di dalam Peraturan
Pemerintah Daerah Nomor 9 tahun 2013 yang di dalam pasal tersebut mempunyai
tugas dan program utama adapun program-program utamanya antara lain :37
a. Pengembangan dan pemeliharaan sistem drainase, adapun lokasinya adalah
Sistem drainase Primer dan Skunder, Dan bentuk kegiatannya Pembangunan
dan rehabilitasi Jaringan drainase.
b. Pengamanan kawasan sekitar jaringan drainase, adapun lokasinya adalah
Sistem jaringan drainase primer, Dan bentuk kegiatannya Studi Zoning
Regulations kawasan sekitar jaringan drainase.
36
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Implementasi Kebijakan Publik.
( Yogyakarta, Gava media : 2015, hlm, 71-72 37
Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Perencanaan Tata Ruang
Wilayah Jambi 2018-2033 Pasal 39
Page 60
46
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana drainase, adapun lokasinya adalah Jambi, Dan bentuk
kegiatannya sosialisasi dan pembentukan komunitas.
d. Pengendalian pemanfaatan ruang pada daerah-daerah rawan genangan ,
adapun lokasinya Kecamatan Telanaipura, Kecamatan pasar Jambi,
kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Danau Teluk, Kecamatan pelayangan.
Dan bentuk kegiatannya Zoning Regulations.
Indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja Pemerintah Jambi
dalam membangun drainase adalah indikator: kualitas pembangunan,
responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Indikator ini dipilih karena kelima
indikator ini dirasa dapat berfungsi sebagai tolak ukur untuk menilai bagaimana
kinerja Pemerintah Jambi dalam membangun drainase baik dari sisi internal
maupun eksternal. Sehinga dengan melihat indikator-indikator tersebut dapat
diketahui apakah kinerja Pemerintah Jambi dalam membangun drainase Jambi
sudah berhasil apa belum.
Efektivitas adalah indikator yang dapat menunjukkan sejauh mana
keberhasilan Pemerintah Jambi dalam membangun drainase, karena dengan
efektivitas Kinerja Pemerintah Jambi dapat diukur sejauh mana program-program
yang dibangun setiap tahun ketahun mengalami peningkatan ataukah penurunan.
Sebelum penulis menjelaskan indikator demi indikator kinerja yang
dilakukan Pemerintah Jambi Penulis akan menampilkan apa saja langkah-langkah
yang sudah dilakukan Pemerintah Jambi Bidang Sumber Daya air (SDA) DPUPR
Jambi dalam Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Darinase, maka
penulis menampilkan data Daftar Hasil Rekapitulasi Aset (Bangunan Air dan
Irigasi Tahun 2014-2018) sebagai berikut :
Page 61
47
Tabel 4.138
Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi Tahun 2014
Sumber : Arsip Bidang SDA Jambi (Dinas PUPR Jambi Tahun 2018)
Tabel diatas menjelaskan bahwasanya ditahun 2014 DPUPR Jambi
berhasil membangun jaringan drainase sepanjang 9540 Meter di 6 Kecamatan
yang berada di Jambi yang terdiri dari : Kecamatan Jelutung, Kecamatan Jambi
Selatan, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Baru, dan
Kecamatan Pasar Jambi. dibangunnya drainase bertujuan untuk menampung curah
air hujan yang turun dari langit agar bisa langsung meresap ke dalam tanah tidak
menggenang di jalan raya.
Tabel 4.239
Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi Tahun 2015
No Drainase Tahun 2014 Jumlah Total
keseluruhan
1. Kecamatan Jelutung 1281 M Panjang
38 Arsip Bidang SDA Jambi, Dinas PUPR Jambi Tahun 2018,Wawancara dengan Ade
Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020 39 Arsip Bidang SDA Jambi, Dinas PUPR Jambi Tahun 2018,Wawancara dengan Ade
Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
No Drainase Tahun 2014 Jumlah Total keseluruhan
1. Kecamatan Jelutung 847 M
9540 Meter
2. Kecamatan Jambi Selatan 3842 M
3. Kecamatan Jambi timur 936 M
4. Kecamatan Telanaipura 1170 M
5. Kecamatan Baru 2702 M
6. Kecamatan pasar Jambi 43 M
Page 62
48
2. Kecamatan Jambi Selatan 4789 M Peningkatan
12.367 Meter 3. Kecamatan Jambi timur 951 M
4. Kecamatan Telanaipura 700 M Panjang
Rehabilitasi
922 Meter 5. Kecamatan Baru 3616 M
6. Kecamatan Pelayangan 194,95 M
Sumber : Arsip Bidang SDA Jambi (Dinas PUPR Jambi Tahun 2018)
Untuk ditahun 2015 Bidang SDA Jambi berhasil meningkatkan
pembangunan Jaringan Sistem Drainase 12.367 di 6 Kecamatan yang terdiri dari :
Kecamatan Jelutung, Kecamatan Jambi Selatan, Kecamatan Jambi Timur,
Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Baru dan Kecamatan Pelayangan. disamping
peningkatan Dinas PUPR Jambi Bidang SDA juga berhasil merehabilitasi
drainase dengan jumlah angka sebsar 922 Meter.
Tabel 4.3
Daftar Rekapitulasi Aset Bangunan Air dan Irigasi Tahun 2016
Sumber : Arsip Bidang SDA Jambi (Dinas PUPR Jambi Tahun 2018)
Ditahun 2016 fokus peningkatan Dinas PUPR Jambi Bidang SDA
Pembangunan Drainase hanya di tambah di dua kecamatan saja yakni sepanjang
2972 meter yang terdiri dari: Kecamatan Jelutung dan Kecamatan Pelayangan.
Dikarenakan ditahun 2015 sudah dilakukan peningkatan drainase di 6 kecamatan
dan ditahun 2016 hanya merehabilitasi saja drainase yang sebelum-sebelumnya.
No Drainase Tahun 2016 Jumlah Total Keseluruhan
1. Kecamatan Jelutung 522 M
2972 Meter 2. Kecamatan Pelayangan 2350 M
Page 63
49
Tabel 4.440
Daftar Pembangunan/Pemeliharaan Jaringan Sungai, Saluran
Drainase/Gorong-gorong Tahun 2017
Sumber : Arsip Bidang SDA Jambi (Dinas PUPR Jambi Tahun 2018)
Pada tahun 2017 Dinas PUPR Jambi Bidang SDA peningkatan
pembangunan Drainase bertambah menjadi 8 Kecamatan. Yang terdiri dari :
Kecamatan Jelutung, Kecamatan Jambi Selatan, Kecamatan Pallmerah,
Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan telanaipura, Kecamatan Danau Sipin,
Kecamatan Baru dan Kecamatan Alam Barajo. Dikarenakan adanya pemekaran 2
kecamatan baru yaitu Kecamatan Pallmerah dan Kecamatan Alam Barajo.
40
Arsip Bidang SDA Jambi, Dinas PUPR Jambi Tahun 2018,Wawancara dengan Ade
Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
No Drainase Tahun 2014 Jumlah Total keseluruhan
1. Kecamatan Jelutung 778,5 M
4231,22 Meter
2. Kecamatan Jambi Selatan 119 M
3. Kecamatan Pallmerah 515 M
4. Kecamatan Jambi Timur 163 M
5. Kecamatan Telanaipura 688,5 M
6. Kecamatan Danau Sipin 1,258 M
7. Kecamatan Baru 670,72 M
8. Kecamatan Alam Barajo 483,5 M
Page 64
50
Tabel 4.541
Daftar Pembangunan/Pemeliharaan Jaringan Sungai, Saluran
Drainase/Gorong-gorong Tahun 2018
Sumber : Arsip Bidang SDA Jambi (Dinas PUPR Jambi Tahun 2018)
Dari data yang penulis dapatkan dari pihak Kantor Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Bidang Sumber Daya Air (SDA) bahwasanzya program
pembangunan drainase dari tahun 2014-2018 mengalami penurunan dan
peningkatan, dalam artian setiap tahunnya selalu ada pembangunan dan
pemeliharaan drainase baik itu Normalisasi sungai, pembuatan box culver dan
bahkan sampai ke pengerukan dan pelebaran sungai agar supaya ketika turun
musim hujan debit air bisa ditampung oleh sungai dan langsung dialiri ke sungai
batang hari sehingga air hujan yang turun dari langit ketika musim penghujan
langsung meresap ke dalam tanah dan tidak akan ada genangan air dijalan raya
yang bisa mengakibatkan terjadinya banjir di sebagian titik-titik tertentu di Jambi,
sehingga ketika musim penghujan datang Jambi terhindar dari bencana banjir dan
kemacetan jalan diakibatkan menggenangnya air.
41 Arsip Bidang SDA Jambi, Dinas PUPR Jambi Tahun 2018,Wawancara dengan Ade
Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
No Drainase Tahun 2014 Jumlah Total keseluruhan
1. Kecamatan Jelutung 1.1001,4 M
6.445,71 Meter
2. Kecamatan Jambi Selatan 351 M
3. Kecamatan Pallmerah 1.271,75 M
4. Kecamatan Jambi Timur 756,11 M
5. Kecamatan Telanaipura 375,5 M
6. Kecamatan Danau Sipin 139,5 M
7. Kecamatan Baru 1.669,1 M
8. Kecamatan Alam Barajo 1.282 M
Page 65
51
Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Padjeriosnop bahwasanya :
“ Jambi dari tahun 2014-2018 fokus program kerjonyo di pembangunan
dan peningkatan sistem drainase, adek biso lihat di daftar jumlah data
rekapitulasi yang bapak kasih nantik disano terdapat bahwa di tahun 2014-
2015 ada sebanyak 6 kecamatan yang dibangun sistem drainasenyo dan
hanya di tahun 2016 yang terjadi penurunan karena drainase yang
dibangun hanya di 2 kecamatan saja, sedangkan untuk 2017-2018 sendiri
meningkat kembali menjadi 8 kecamatan yang dibangun drainase selain
itu, jugo dibangun box culvert/gorong-gorong di setiap kecamatan yang
ada jembatan penyebrangan orang terdapat sungai dibawahnya.”42
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Kepala Seksi Sungai,
Danau dan Rawa Dinas Jambi PUPR Jambi dapat penulis simpulkan bahwasanya
di tahun 2014-2015 program-program yang di keluarkan yaitu tentang
pembangunan Sistem drainase, peningkatan Sistem Drainase di 6 kecamatan yang
berada di Setiap kecamatannya terdapat pembangunan dan perluasan Saluran
drainase. Hanya saja di tahun 2016 yang terjadi penurunan pembangunan dan
peningkatan saluran Drainase 2 Kecamatan yaitu kecamatan jelutung dan
kecamatan pelayangan, dan selanjutnya untuk tahun 2017-2018 terjadi kembali
peningkatan yaitu pembangun di lakukan di 8 Kecamatan yang berada di Jambi
seperti yang sudah tertera di dalam daftar tabel rekapitulasi pembangunan jaringan
sistem drainase di tahun 2014 total jumlah keseluruhan pembangunan jaringan
sistem drainase yang berhasil di bangun sebanyak 9540 Meter di 6 kecamatan, di
tahun 2015 total jumlah keseluruhan panjang peningkatan jaringan sistem
drainase yang berhasil di bangun sebanyak 12.367 Meter dan total panjang
rehabilitasi sebanyak 922 Meter di 6 kecamatan, sedangkan di tahun 2016 terjadi
penurunan pembangunan jaringan sistem drainase hanya di bangun sebanyak
42
Wawancara dengan bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28 Febrauari 2020
Page 66
52
2972 Meter di 2 kecamatan, dan di tahun 2017 terjadi kembali peningkatan
pembangunan sistem drainase yaitu total jumlah keseluruhan pembangunan
jaringan sistem drainase yang berhasil di bangun sebanyak 4.231, 22 Meter di 8
Kecamatan. Dan di tahun 2018 terjadi kembali peningkatan pembangunan sistem
drainase yaitu total jumlah keseluruhan pembangunan jaringan sistem drainase
yang berhasil di bangun sebanyak 6.445,71 Meter di 8 Kecamatan dan dibangun
juga Box Culvert/Gorong-gorong sebanyak 23 Unit.
Selain data Peningkatan Sistem Jaringan Drainase Bidang SDA (Dinas
PUPR Jambi) dalam pembangunan drainase, Pengembangan dan pemeliharaan
sistem drainase, Pengamanan kawasan sekitar jaringan drainase, Peningkatan
peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana drainase,
Pengendalian pemanfaatan ruang pada daerah-daerah rawan genangan,
Pemerintah Jambi melalui Hendrik Fidrian selaku Kasi Drainase dan Irigasi
menjelaskan bahwasanya :
Selain dari data yang bapak kasih ado jugo langkah-langkah yang
dilakukan bidang SDA adalah Normalisasi sungai, berkolaborasi dengan
provinsi didalam pengerukan sungai dimano provinsi membantu
pengerukan sungai selincah, sehingga memudahkan bagi SDA
menghitung debit air yang masuk untuk menghindari terjadinya banjir dan
genangan air di sejumlah titik yang rawan terjadi banjir, selain itu ado jugo
pembangunan jembatan penyebrangan orang yang selama ini menghalangi
air mengalir karena kondisi pembangunan awal jembatan yang hanya
menggunakan gorong-gorong kecil. Jadi kami bongkar kami bangun lagi
dengan yang baru dan gorong-gorong dibawahnyopun diganti dengan
kapasitas yang lebih besar.
Selanjutnyo ado jugo mengadakan sosialisi ke masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah
kesaluran drainase dan ke sungai-sungai yang dalam hal ini dilaksanakan
oleh kecamatan masing-masing.43
43
Wawancara dengan Bapak Hendrik fidrian, selaku Kasi Drainase dan Irigasi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 26 Febrauari 2020
Page 67
53
Hasil wawancara menunjukkan bahwasanya selain data rekapitulasi
pemeliharan drainase dan irigasi dari tahun 2014-2018 juga ada bantuan dari SDA
Provinsi untuk melaksanakan normalisasi sungai, selain bantuan dari SDA
provinsi juga sudah ada program perbaikan jembatan penyebrangan orang (JPO)
yang menghambat air mengalir dan pergantian gorong-gorong yang awalnya kecil
menjadi besar, selanjutnya untuk Peningkatan peran serta masyarakat dalam
rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana drainase Pemerintah Jambi melibatkan
seluruh camat yang bertugas di setiap kelurahan untuk mengadakan sosialisasi ke
masyarakat melalui talkshow di kantor kelurahan dan dari himbaun berbentuk
poster dilarang membuang sampah di saluran drainase dan ke sungai.
Namun, dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terlihat
ketidakpuasan masyarakat Jambi dengan hasil Kinerja Pemerintah Jambi di
dalam pembangunan drainase, terutama di dalam pemeliharaan sistem jaringan
drainase dikarenakan ketika musim penghujan datang masih terdapat genangan-
genangan air di beberapa titik di Jambi.
Sebagaimana yang sudah penulis singung diawal bahwasanya ada
indikator-indikator kinerja yang harus dilakukan Pemerintah Jambi yang belum
terpenuhi di mata masyarakat Jambi adapun indikator kinerjanya yaitu :
a. Kualitas Pembangunan,
Kualitas pembangunan drainase di Jambi masih kurang dari kata sempurna
dikarenakan hasil pembangunan drainase dibeberapa titik di Jambi banyak yang tidak
bisa menampung curah hujan yang turun ke saluran drainase sehingga mengakibatkan
banyaknya genangan air di beberapa titik di Jambi.
Page 68
54
Seperti yang disampaikan oleh salah satu warga Jambi di daerah
kelurahan penyengat rendah Kecamatan Telanaipura Jambi, tepatnya berada di
RT 19. Menurut keterangan warga setempat, Aji (21).
“Drainase di kawasan kami mengalami sedimentasi atau pendangkalan dan
hal ini sudah berlangsung sejak lama, jadi kondisi itu sudah terjadi sejak
lama, kalau musim hujan di lingkungan kami ini banjir. Kata Aji”44
Selanjut di Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, penulis
melakukan wawancara dengan salah satu warga yang terkena dampak banjir
akibat banyaknya sampah yang menyumbat saluran drainase. Sugandi (24) warga
RT 4 Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur menyebutkan bahwa tempat
tinggalnya kerap terjadi banjir akibat drainase yang tersumbat. Selain itu, banyak
bangunan drainase yang berdiri di atas drainase”.
Selain itu hal yang sama disampaikan oleh Yudi salah satu warga Jambi
yang menjadi pelanggan tetap rumah makan basuo Jambi :
“Di depan rumah makan basuo ne setiap ado ujan lebat pasti tegenang
airnyo sebawah lutut la jadi mengakibatkan macet di depan rumah makan
ne kalo hari ujan. di karenokan pengendara motor dan mobil jalannyo
pelan kareno takut mesin motor dan mobilnyo mati, dan kejadiannyo
setiap ujan lebat turun pasti banjir sudah lamo macam pemerintah Jambi
dakdo nian perhatiannyo dak, dari yang sayo lihat akibat air tegenang
kareno banyak drainase t yang tersumbat sampah dan ditimbun pasir-
pasir”.45
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya kualitas
pembangunan drainase yang ada di Jambi sudah lumanyan baik, hanya saja
pengawasan dan kesigapan pemerintah didalam pembersihan drainase yang sudah
44 Wawancara dengan Saudara Aji warga Kota Jambi, Kecamatan Telanaipura, 8 Oktober
2019 45 Wawancara dengan Saudara Yudi, pada tanggal 28 januari 2020
Page 69
55
mengalami sedimentasi/pendangkalan dan drainase-drainase yang banyak
tertimbun pasir dan tersumbat sampah.
b. Responsivitas dan Efektivitas
Responsivitas Pemerintah Jambi terhadap keluhan pembangunan drainase
yang sering dikeluhkan masyarakat Jambi yaitu dengan memanfaatkan teknologi
berbasis aflikasi yang diberi nama SIKESAL (Sistem Infromasi Keluhan
Masyarakat Online Jambi) bagian ini juga bertujuan untuk menampung segala
keluhan masyarakat Jambi terkait dengan seringnya terjadi penyumbatan drainase
dan genangan-genangan air di beberap titik Jambi.
”Dalam kesempatan wawancara dengan Bapak Padjeriosnop
menginfromasikan bahwa untuk keluhan biasanya bisa diadukan ke kantor
Kecamatan terdekat dahulu nanti pihak kecematan akan meninjau
drainase-drainase yang menjadi keluhan masyarakat dan jika pihak
kecamatan tidak sanggup mengatasinya maka pihak kecamatan akan
melaporkan ke Pemerintah khususnya bidang SDA Jambi. Selain itu
Pemerintah juga menyiapkan aduan berbentuk online dikarenakan saat ini
semua sistem sudah serba digital, jadi kita manfaatkan itu. ”
Selanjutnya penulis mewawancarai salah satu warga Jambi mengenai
responsivitas Pemerintah Jambi terhadap keluhan dan pengaduan masyarakat
tentang pengaduan bebasis online:
“Muklis (30) menyatakan bahwasanya memang ada pengaduan online
seperti yang disampaikan pihak DPUPR Kota Jambi hanya terkadang
aduan tersebut satu mingu kemudian baru ditindaklanjuti sedangkan kami
masyarakat Kota Jambi butuh secepatnya drainase di perbaiki terlebih lagi
di waktu musim hujan takut terjadi banjir”.46
46
Wawancara dengan Bapak Muklis Warga Kota jambi, Kecamatan Jambi Timur,
30 Oktober 2020
Page 70
56
Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya responsivitas Pemerintah Jambi
dalam menanggapi keluhan masyarakat yang datang sudah baik hanya saja terlalu
mengabaikan sehingga tindakannya lamban.
c. Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Jambi dalam Pembangunan drainase
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Jambi dalam Pembangunan drainase tahun
2014-2018 merupakan bentuk tanggung jawaban atas terbangunnya drainase drainase di
Jambi. Sebagimana yang diutarakan oleh pihak Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang bapak Padjeriosnop :
“Menginfromasikan bahwa pelaksanaan dari kegiatan pembangunan
drainase ada yang dijalankan oleh SNVT (Satuan Kerja Non-Vertikal) di
tingkat Provinsi. Jika jalan yang ada di Jambi tersebut masuk ke dalam
jalan Nasional, pelaksana kebijakannya atau pembangunan drainase
dilakukan oleh SNVT (Satuan kerja Non-Vertikal). Dan adapun
pembangunan drainase yang menjadi proritas Pemerintah Jambi hanya
jalan-jalan yang termasuk ke dalam wilayah Peta Jambi.47
Akan tetapi berbanding terbalik dengan apa yang di ucapkan Yunus salah
satu warga Jambi yang tinggal di pinggir drainase tepatnya di Pakuan Baru,
Kecamatan Jambi Selatan. Drainase yang berada dikawasan Pakuan Baru, terlihat
nyaris tertutup oleh tumpukan tanah yang ditumbuhi semak belukar.
“Yunus dan warga sekitar mengaku selalu terkena dampak banjir, meski
hujan tidak berlangsung lama. Yunus berharap, pemerintah harus lebih
sering melakukan pembersihan dan pendalaman drainase. Menurutnya,
Pemerintah Jambi hanya sekali setahun melakukan pembersihan, namun
tidak melakukan penggalian terhadap tanah yang sudah menyumbat”.48
Selain itu di jalan DI. Panjaitan, Kebun Handil, Kecamatan Jelutung,
Jambi, tepatnya di depan Pasar Handil, tidak memiliki drainase. Akibatnya,
sejumlah ruko yang berada di pinggir jalan sering tergenang air. Para pemilik ruko
47 Wawancara dengan bapak Padjeriosnop Selaku Kasi Sungai, Danau dan Rawa, Kantor
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota jambi, 28 Februari 2020 48
Wawancara dengan bapak Yunus Salah satu warga Kota Jambi, Kecamatan Jambi
Selatan, 26 Januari 2020
Page 71
57
mengatakan, setiap kali memasuki musim hujan, ruko-ruko yang berada di bagian
luar pusat bengkel dan onderdil sepeda motor Jambi itu, kerap sekali di genangi
limpahan air dari jalan umum DI. Panjaitan. Seperti yang disampaikan Era (30)
penjual onderdil, sekaligus bengkel sepeda motor dikawasan itu mengatakan,
“kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lama dek. Menurut Era, semua
pemilik ruko di kawasan itu merasa terganggu dengan kondisi tersebut,
masuk ke dalam toko airnya, makanya kawan-kawan di sini ngeluh terus
kalau hujan sudah turun, bahkan ada yang sampai tutup”.49
Menurut hemat penulis, bahwasanya akuntabilitas dan tanggung jawab
Pemerintah dalam merawat dan mengelola pembangunan drainase yang ada masih
kurang dan perlu adanya kesadaran dari pemerintah Jambi bahwasanya
kesejahteraan masyarakat Jambi merupakan tanggung jawab mereka.
Pada kesimpulan akhirnya yang sangat dikeluhkan masyarakat Jambi
tentang pembangunan sistem drainase adalah kurangnya pengawasan setelah
membangun drainase sehingga mengakibatkan banyaknya genangan-genangan air
di beberapa titik di Jambi. Sedangkan didalam mengimplementasikan suatu
kebijakan pengawasan sangat-sangat di perhatikan sebagaimanaa Model
implementasi yang diperkenalkan oleh Donald van Meter dengan Carl Van Horn
bahwasanya salah satu yang mempengaruhi Kinerja kebijakan publik yaitu
standar dan sasaran kebijakan, karena sasaran awal dari sebuah kebijakan adalah
untuk mensejahterakan masyarakat banyak. Makanya diperlukan pengawasan dan
evaluasi dari sebuah kebijakan yang sudah diambil dan dipublikasikan ke
masyarakat luas.
49
Wawancara dengan sala satu warga Kota Jambi Ibu Era, Kecamatan Jelutung Kota
Jambi,
Page 72
58
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Pemerintah Jambi
Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018
a. Faktor Pendukung
1. Sumber daya Finansial
Ketika sumber daya manusianya sudah memadai, dan berkompeten akan
menjadi salah satu faktor pendukung dari keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Hal
ini dikarenakan untuk melaksanakan suatu program kebijakan mustahil berjalan
sesuai dengan rencana jika anggaran dana tidak mampu mengakomodir.
Hal yang seragam dikemukan oleh Padjeriosnop, Kasi bagian SDA Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Jambi:
Skalanya 50 juta>200 juta itu paket kecil. Jika sudah lebih 200 juta itu
paket besar. Untuk skala kecil perkiraan waktu pengerjaannya 3 minggu,
jika diatas 2 miliyar skala besar perkiraan waktu pengerjaannya bisa
sampai 3-4 bulan.50
Hasil wawancara dengan bapak Padjeriosnop dari segi biaya untuk anggaran
per-proyek tidak ada permasalahan karena sudah dianggarkan melalui APBD
Jambi dan APBN. Jika dilihat dari hal tersebut permasalahan drainase baik yang
dibagian Hulu sampai dengan yang Hilir tidak akan mengalami kesulitan pada
bagian penyediaan atau pada masa pemeliharaannya.
2. Sumber Daya Waktu
50 Wawancara dengan Bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28 Febrauari 2020
Page 73
59
Sumber daya lainnya dalam pelaksanaan implementasi yakni sumber daya
waktu. Sumber daya waktu merupakan salah satu faktor penting penentu
keberhasilan suatu kebijakan, ketika sumberdaya manusia sudah berkualitas dan
anggaran dana dalam kegiatan terpenuhi, akan tetapi waktu yang ditetapkan untuk
pelaksanaan kebijakan terlalu sedikit dari jumlah waktu yang semestinya
diberikan, maka pelaksanaan waktu pengerjaan dalam penyediaan prasarana
drainase tifak bisa di pukul rata akan waktu pengerjaannya. Semua tergantung
pada besar kecil ukuran prasarana yang dibangun.
Seperti yang diungkapkan oleh Padjeriosnop, Kasi bagian SDA Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Jambi :
“Tergantung paketnya, minimal penunjukan waktu itu 2 bulan. Penunjukan
langsung itu sistemnyo kito seperti mengundang perusahaan-perusahaan yang
biaso mengerjakan saluran untuk tendernyao, tender langsung pada skala 50
juta>200 juta untuk paket kecil. Kalau waktu pengerjaannyo diperkirokan
cuman 3 minggu, jika diatas 2 miliyar skala besar perkiraan waktu
pengerjaannya bisa sampai 3-4 bulan.”51
Waktu pengerjaan sistem jaringan drainase untuk satu proyek berkisar 4
bulan, jika dihitung program utama dalam perda 5 tahun untuk dapat
meningkatkan kapasitas jaringan drainase mikro dan tempat-tempat yang belum
terlayani. Akan tetapi hingga saat ini yang peneliti lihat banyak saluran drainase
masih dalam keadaan yang tidak baik, akibatnya ketika musim penghujan datang
seperti saat ini jalanan tergenang air cukup tinggi di beberapa titik Jambi.
3. Sumber Daya manusia
51 Wawancara dengan Bapak Hendrik fidrian, selaku Kasi Drainase dan Irigasi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 26 Febrauari 2020
Page 74
60
Keberhasilan proses implementasi Kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia merupakan
sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses
implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan
yang disayartakan oleh kebijakan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini bidang SDA Jambi melalui Hendrik fidrian selaku Kasi
Drainase dan Irigasi menerangkan bahwa :
“Selain kucuran dana APBD dan APBN Jambi juga menggunakan jasa
Swasta untuk membantu membangun kontruksi drainase, selain itu juga
berkolaborasi dengan pihak provinsi didalam normalisasi pengerukan
sungai.”52
Untuk Finansial di dalam mengimplementasikan kebijakan dirasa cukup
sudah memenuhi dikarenakan bidang SDA Jambi langsung melibatkan pihak
ketiga yakni swasta dan provinsi demi terselenggaranya program demi program
yang sudah dicanangkan.
b. Faktor penghambat
1. Faktor pembebasan lahan
Pembebasan lahan merupakan faktor utama yang sering timbul di dalam
menjalankan suatu kebijakan karena kurangnya peran pemerinah di dalam
mensosialisasikan suatu program pembangunan sehingga mengakibatkan
masyarakat enggan untuk melepas sebagian lahan mereka untuk kepentingan
umum.
52
Wawancara dengan Bapak Hendrik fidrian, selaku Kasi Drainase dan Irigasi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 26 Febrauari 2020
Page 75
61
Seperti yang di sampaikan Padjeriosnop, Kasi bagian SDA Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Jambi:
“Kalau Untuk faktor penghambat Implementasi Kebijakan Pemerintah
Jambi Tentang Tata Ruang Jambi Tahun 2014-2018 Bedasarkan
Peraturan Daerah Jambi Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Perencanaan Tata
Ruang Wilayah Jambi. Khususnya di Sistem Drainase, permasalahan
didalam pembangunan pasti masalah lahan, lahan warga itu sering menjadi
kendala kami didalam pembangunan terkadang warga ado yang ngasih
lahannyo dan terkadang dak mau ngasih.53
Pembebasan lahan masih menjadi kendala terbesar Pemerintah Jambi
didalam menjalankan kebijakan, masyarakat yang sulit diajak berdiskusi soal
lahan mereka yang akan digunakan untuk membangun drainase karena mereka
berasumsi bahwasanya lahan yang mereka gunakan ganti ruginya tidak sesuai
dengan yang mereka harapkan.
2. Faktor Sampah
Sampah menjadi Faktor utama masalah terjadinya genangan-genangan di
beberapa titik jalan Jambi, kesadaran masyarakat yang kurang di dalam
membuang sampah harus di tempat pembuangan akhir (TPA),
Hal serupa juga di sampaikan Padjeriosnop, Kasi bagian SDA Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Jambi:
”Sampah salah satu penyebab terbesar bagi kito dimano bae nak diJambi, nak
di palembang, nak di jakarta, nak di indonesia pasti penyebabnya masyarakat
buang sampah, karena salah satu penyebab banjir itu ada beberapa hal antara
lain sedimentasi, daerah itu ditumbuhi runput liar jarang dibersihi oleh
masyarakatpenyumbatan sampahlah yang membuat aliran air sehingga
mengakibatkan banjir”54
53 Wawancara dengan Bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28 Febrauari 2020 54
Wawancara dengan Bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28 Febrauari 2020
Page 76
62
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Padjeriosnop partisipasi masyarakat
kurang didalam memelihara Drainase yang sudah dibangun sedemikian rupa,
masyarakat berasumsi bahwasanya yang bertanggung jawab penuh semuanya
adalah pemerintah padalah sebenarnya tidak. Setiap pembangunan apapun
bentuknya yang kembalinya untuk masyarakat maka masayarakat wajib untuk
menjaga fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun oleh pemerintah.
c. Pertumbuhan Jumlah penduduk
Selain sampah, Pertumbuhan Jumlah Penduduk juga menjadi salah satu
faktor penghambat di dalam menjalankan Perda Nomor 09 Tahun 2013 terutama
permasalahan jaringan Sistem Drainase.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Padjeriosnop, Kasi bagian SDA Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Jambi:
“Kami jugo tidak biso mengelakkan bahwa perencanaan penampang drainase
yang dulunya Jambi ini pemukimannya sedikit misalnya perencanaanya
sekian meter, sedangkan sekarang permukiman bertambah sedangkan
penampang tetap segitu. Jadi sekarang kami lagi berusaha menghitung lagi
debit air yang masuk ke saluran drainase yang ada untuk evaluasi dan
pelebaran drainase yang lama.55
Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwasanya pertumbuhan jumlah
penduduk di Jambi yang menjadi Faktor penghambat dikarenakan pembangunan
Drainase yang sebelum tumbuh pesatnya penduduk Jambi Kecil, sedangkan
setelah bertambahnya jumlah penduduk ukuran drainasenya masih seperti yang
sebelumnya tidak ada penambahan luas jaringan sistem drainase.
55 Wawancara dengan Bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28 Febrauari 2020
Page 78
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari urain yang telah penulis uraikan pada bab-bab diatas, maka akhirnya
sampailah penulis kepada kesimpulan yang merupakan inti dari skiripsi ini.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pengembangan dan pemeliharaan sistem
drainase, Pengamanan kawasan sekitar jaringan drainase, Peningkatan peran serta
masyarakat dalam rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana drainase, dan
Pengendalian pemanfaatan ruang pada daerah-daerah rawan genangan di Jambi
Oleh Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Jambi telah berjalan namun belum optimal, hal tersebut dapat dijelaskan
melalui Indikator Kinerja yang dikemukakan Kumorotomo ( dalam Agus
Dwiyanto, menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam
menilai kinerja organisasi pelayanan publik antara lain :
1. Akuntabilitas, yaitu pertanggungjawaban baik dari Pemerintah Kota jambi
dan masyarakat sama-sama saling bersinergi didalam pemeliharaan drainase
yang ada di Kota Jambi dikarenakan tujuan utama pembangunan drainase
adalah untuk mensejahterakan masyarakat itu sendiri. Jadi, Faktor kesadaran
masyarakat akan pentingya menjaga kebersihan lingkungan saluran drainase
sangat dibutuhkan. Sifat individualisme masyarakat peran yang menjadikan
masyarakat menjadi acuh terhadap lingkungan dan merasa tanggung jawab itu
semuanya adalah pemerintah saja. Dan sifat masyarakat yang buruk seperti
Page 79
65
membuang sampah sembarangan juga menjadi salah satu penyebab mengapa
implementasi kebijakan peraturan ini belum optimal.
2. Kualitas pembangunan dan Prasarana drainase di bebrapa titk Kota Jambi
banyak tidak terawat, banyak tanaman liar tumbuh dan juga banyak saluran
drainase yang ditemukan dengan tumpukan sedimen dan juga sampah.
Sehingga hal ini menyebabkan saluran drainase tidak mampu menampung
debit air yang datang. Penanganangan yang cepat yang disebutkan instansi
terkait pada kenyataannya dilapangan tidak ada.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
agar Kinerja Pemerintah Kota Jambi didalam membangun drainase semakin
optimal antara lain :
1. Pentingnya Sosialisasi keseluruh wilayah Jambi melalui Kepala
kecamatan masing-masing wilayah yang meliputi :
Kecamatan Jelutung, Kecamatan Jambi Selatan, Kecamatan Pallmerah,
Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Telanai Pura, Kecamatan Danau
Sipin, Kecamatan Baru dan Kecamatan Alam Barajo. Tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan saluran drainase,
dan penting adanya saluran drainase. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar.
2. Dilakukan pemeliharaan secara berkala pada saluran drainase yang sudah
ada. Pemeliharaan drainase dilakukan dengan mempertimbangkan curah
hujan yang terjadi di Jambi.
Page 80
66
3. Pemerintah Jambi dalam hal ini Bidang SDA membuat satu pasukan
khusus yang berfungsi untuk memelihara drainase yang ada supaya
permasalahan drainasae dapat segera diatasi terutama diwaktu turunnya
curah hujan di Jambi.
C. Penutup
Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru
sekalian alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-
Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada prodi Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Beserta keluarga, sahabat, dan kita para pengikut sunnahnya sampai akhir
zaman.
Dalam hal ini penulis juga menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari
sempurna, masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan dalam
penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangatlah mengharap sumbangan saran
dan kritikan yang sifatnya membangun bagi para pembaca guna
menyempurnakan pembahasan skiripsi ini.
Akhir kata dari penulis wassalamu’alaikum Wr.Wb
Page 81
67
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Ainurrahman. Madinah Modern Pertama dalam Islam . Jakarta: Kreasi
SatuDelapan. 2013
B.N, M. indonesia Masa Depan masalah dan Prospek. Jakarta: Erlangga. 1994
Dardak, A. h. Revitalisasi penataan ruang untuk mewujudkan ruang nusantara
yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan, dalam pattimura, Luthfi
(editor), penataan ruang untuk kesejahteraan masyarakat; khazanah
pemikiran . Jakarta: LSKPI Press. 2005
Dyah Mutiarin, A. Z. Manajemen Birokrasi Dan kebijakan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. 2014
Dyayadi. Tata menurut islam; konsep pembangunan yang ramah lingkungan,
estetik dan berbasis sosial . Jakarta Timur: Khalifa. 2008
Faisal, S. Penelitian Kualitatif dasar dan Aflikasinya. Malang: YA3. 1990
Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan praktis. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2015
Mohamad Mahsun, pengukuran Kinerja Sektor Publik. (Yogyakarta : BPFE 2006),
Muhammad Iqbal Bahua, Kinerja Penyuluh Pertanian, (Yogyakarta; deepublish, 2016)
Nurcholis, H. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT
Grasindo. 2005
Subagiyo, P. t. Ruang Air dan Tata Ruang . Malang: Ub press. 2017
subarsono. Analisis kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan RNB. Bandung: Alfabeta. 2013
Surbaya, S. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Persada. 2012
Syafi'ie, i. K. Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2015
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,
2012)
Umar, H. Metode Penelitian Untuk Skiripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1996
Una, S. Pedoman Penulisan Skiripsi Edisi Revisi. Jambi: Syari'ah Press. 2014
Page 82
68
Utomo, H. d. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Jakarta: Bumi Aksara.
2003
Widodo, J. Analisis Kebijakan Publik, . Malang: Bayumedia Publishing. 2007
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang dasar 1945 Republik Indonesia pasal 33 ayat (3) Tentang
Perencanaan Tata Ruang Wilayah.
Undang-undang No 26 Tahun 2007.
Peraturan Daerah Jambi Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Jambi Tahun 2013-2033.
C. Jurnal
Ulil amri, Jurnal Pembangunan Berkelanjutan ( kebutuhan ruang terbuka hijau di
Jambi) fakultas pascasarjana, universitas Jambi, Jambi volume 1. No (1)
2018.
D. Wawancara, Dokumentasi
Wawancara dengan Bapak Padjeriosnop, Kepala Seksi Sungai, Danau dan Rawa,
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Jambi, 28
Febrauari 2020 Wawancara dengan Ade Sinta Dewi selaku Staff Bidang SDA 2 Maret 2020
E. Lain-lain
Ratih Miranasari Skiripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi Tentang “Kinerja Taruna Siaga Bencana Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kelurahan Legok Jambi, ( Jambi; 2017)
Lourin mahasiswa Institut Teknologi Malang, skiripsi Tentang “ Evaluasi
Perencanaan Drainase kecamatan teluk Ambon, Ambon (Malang; 2019).
Page 83
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sumber : Wawancara bersama Bapak Padjeriosnop selaku Kepala
Seksi Bidang Sumber Daya Air (DPUPR Jambi)
Page 84
70
Sumber : wawancara bersama staff Bidang Sumber Daya Air
Dinas PUPR Jambi ibu
Page 85
71
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana Kinerja Pemerintah Jambi Tentang Pembangunan Drainase
Tahun 2014-2018
2. Apa Faktor Pendukung Dan Penghambat Kinerja Pemerintah Jambi
Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018
3. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem drainase?
4. Berapa lama waktu pengerjaan sebuah sistem drainase?
5. Apa langkah yang dilakukan oleh pemerintah Jambi mengingatkan
masyarakat pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar?
Page 86
72
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Mustakim
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 7 Juli 1997
Alamat : Pagar Drum, Rt 10 Kel. Beliung, Kec. Alam
Barajo, Jambi, Prov. Jambi.
No. Telp/HP : 0853-4217-6538
Nama Ayah : Azhar
Nama Ibu : Maisaroh
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI, Tahun Lulus : SDN 161 Muara Siau,Kabupaten Merangin, 2010
SMP/MTs, Tahun Lulus : MTS.S Zuhratussaadah Pasar Muara Siau , 2012
SMA/MA, Tahun Lulus : Ponpes An-Nur Tangkit, 2016
C. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Ketua II Himpunan Mahasiswa Pelajar Muara siau 2020-2021
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Tahun 2017-2018
3. Anggota/Relawan Darut Tauhid Peduli Jambi 2018- sekarang