Top Banner
PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN DALAM RANGKAIAN PENYUSUNAN SKRIPSI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
33

kimia.unimed.ac.idkimia.unimed.ac.id/.../2017/...KIMIA-2019-09-01-1.docx · Web viewBanyak pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, untuk itu jurusan mengucapkan terimakasih,

Oct 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

DALAM RANGKAIAN PENYUSUNAN SKRIPSI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

KATA PENGANTARii

I. PEDAHULUAN1

II. FORMAT PENULISAN PROPOSAL1

A. BAGIAN AWAL1

B. BAGIAN UTAMA3

C. Bagian Akhir11

III. TATA CARA PENULISAN PROPOSAL11

A. Naskah11

B. Tabel, Gambar dan Persamaan12

C. Penomoran13

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ilahi rabbi, yang dengan perkenanNya penyusunan pedoman penulisan proposal penelitian dapat diselesaikan. Pedoman ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa program studi pendidikan kimia yang akan melakukan penelitian. Seyogyanya pedoman ini di susun oleh fihak fakultas atau disusun dengan mengacu dari pedoman yang disusun di fakultas, namun karena hingga kini belum kunjung tiba, di sisi lain keperluan untuk hal ini dirasa sangat mendesak, atas kondisi in maka jurusan mengambil inisiatif untuk sesegera mungkin menyusunnya. Sebagai konsekwensinya, pada saatnya pedoman yang telah disusun ini sangat mungkin terjadi perubahan disesuaikan dengan pedoman yang disusun fihak fakultas.

Disadari “perubahan” adalah suatu hal yang lumrah, baik karena menyesuaikan pada pedoman lain yang bersifat mengikat ataupun karena alasan menyesuaikan dengan kebutuhan yang bersifat ilmiah.

Disadari bahwa pedoman ini masih jauh dari pedoman yang ideal, masih banyak hal-hal yang belum maksimal baik dari sistimatika maupun isi walaupun telah diusahakan sebaik mungkin, Dari aspek isi, terkadang juga tidak dapat dihindari adanya perbedaan pandangan tentang apa yang harus menjadi isinya, dalam hal ini jurusan memohon dengan hormat agar kiranya ibu dan bapak dosen berlapang untuk “sementara” mengikuti pedoman ini.

Banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, untuk itu jurusan mengucapkan terimakasih, baik kepada yang menyiapkan naskahnya, penelaah, pengorganisasi dan semua pihak. Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik. Akhirnya semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

Medan, 2 September 2019

Tim Jurusan kimia

i

I. PEDAHULUAN

Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Kimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan diharuskan menyusun naskah proposal sebagai syarat pembuatan skripsi dan sebagai bagian dari perencanaan penyusunan skripsi. Proposal berisi uraian perencanaan penelitian yang dikembangkan berdasarkan masalah yang kemudian akan dilakukan pengujian untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan, kerangka konseptual dan cara pemecahannya secara terukur dan teruji. Proposal dimaksudkan agar mahasiswa mempersiapkan penelitian secara sistematis, metodologis dan logis. Pada prinsipnya proposal di lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan ditulis menggunakan Bahasa Indonesia baku yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan. Namun, penulisan proposal menggunakan Bahasa Inggris dimungkinkan, terutama bagi mahasiswa yang mempunyai kemampuan Bahasa Inggris cukup baik.

Kelayakan suatu proposal untuk dilanjutkan menjadi penelitian melalui seminar proposal yang melibatkan dosen narasumber. Oleh karena itu, agar semua pihak yang berkepentingan dengan proposal penelitian ini mempunyai pemahaman yang sama maka dipandang perlu suatu pedoman penyusunan proposal penelitian dalam raangaian penyusunan skripsi bagi mahasiswa program studi S1 Pendidikan Kimia.

II. FORMAT PENULISAN PROPOSAL

Naskah proposal terdiri dari tiga bagian: (1) bagian awal; (2) bagian utama dan (3) bagian akhir.

A. BAGIAN AWAL

Bagian awal mencakup sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

1. Sampul Depan

Sampul depan memuat judul proposal, lambang Universitas Negeri Medan, nama dan NIM mahasiswa, nama fakultas tempat penyusunan proposal, serta tahun penilaian proposal.

a. Judul proposal harus memenuhi kriteria singkat, jelas, dan menunjukkan masalah yang diteliti, serta tidak membuka peluang penafsiran yang beragam. Di atas judul ditulis kata PROPOSAL;

b. Lambang Universitas Negeri Medan tinggi ±5 cm dan lebar ±5 cm;

c. Nama dan NIM mahasiswa harus ditulis lengkap;

d. Nama afiliasi mencakup nama Program Studi, Jurusan, Fakultas, Universitas, yang disusun urut ke bawah;

e. Tahun yang dimaksud adalah tahun pelaksanaan penilaian Proposal;

f. Sampul depan Proposal harus terbuat dari kertas buffalo, berwarna biru, dengan ukuran sama dengan naskah Proposal (kertas ukuran A-4)

g. Semua huruf pada sampul depan ditulis dengan huruf kapital, Times New Roman, Ukuran 14, dicetak tebal.

Contoh penulisan untuk halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran I.

2. Halaman Judul

Sampul dalam sama seperti sampul depan, namun menggunakan kertas HVS ukuran A4 warna putih.

3. Halaman Pengesahan

Halaman ini memuat tulisan LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PROPOSAL, judul Proposal, nama penyusun, nomor induk mahasiswa, nama pembimbing, tanggal penilaian, kolom persetujuan untuk dosen pembimbing, serta kolom pengesahan untuk Ketua Program Studi dan Ketua Jurusan. Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada Lampiran 2.

4. Kata Pengantar

Kata Pengantar memuat uraian singkat mengenai maksud penyusunan proposal dan merupakan forum resmi untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam keberhasilan penyusunan proposal. Dipojok kanan bawah paragraf kata pengantar ini ditulis kota dan tanggal penulisan serta nama dan tanda tangan penyusun.

5. Daftar Isi

Daftar isi memberikan gambaran tentang isi proposal secara menyeluruh, untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pembaca. Daftar isi dimulai dari halaman judul hingga lampiran, disertai dengan nomor halaman. Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran 3.

6. Daftar Tabel

Pada daftar tabel terdapat nomor tabel, judul tabel dan nomor halaman. Nomor tabel dituliskan berurutan menggunakan angka Arab dalam kaitan dengan bab, sub-bab dalam bagian utama yang terdapat dalam naskah proposal. Contoh penulisan daftar tabel dapat dilihat pada lampiran 4.

7. Daftar Gambar

Pada daftar gambar terdapat nomor gambar (grafik, diagram, peta dan lain-lain yang termasuk kategori gambar), judul gambar dan nomor halaman. Cara penulisan daftar gambar sama seperti daftar tabel. Contoh penulisan daftar gambar dapat dilihat pada lampiran 5.

8. Daftar Lampiran

Pada daftar lampiran terdapat nomor lampiran, judul lampiran serta nomor halaman. Contoh penulisan daftar lampiran dapat dilihat pada lampiran 6.

B. BAGIAN UTAMA

Bagian utama proposal terdiri dari Pendahuluan, Kajian Teori, dan Metodologi Penelitian. Bagian utama proposal ini merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.

1. Pendahuluan

Bagian ini memuat secara komprehensif tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan/manfaat penelitian.

a. Latar belakang masalah

Latar belakang masalah adalah alasan mendasar yang menunjukkan bahwa tema/ topik/ judul penelitian tersebut penting dan menarik untuk dilaksanakan. Pada bagian ini berisi tentang peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu bidang kajian penelitian. Tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada gap/ketidaaksessuai dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan atau masalah yang ditunjukkan dengan data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta menjelaskan mengapa hal ini perlu diteliti.

Substansi serta struktur pembahasan dalam latar belakang masalah dapat disajikan dalam tata urutan sebagai berikut:

(1) Mengungkap tinjauan makro atau dasar pemikiran tentang tema/ topik/ judul penelitian dimana area permasalahan berada.

(2) Mengungkap alasan rasional dan empirik tentang pentingnya tema/ topik/ judul penelitian.

(3) Mengungkap adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan untuk mengemukakan variabel. Dengan kata lain, mengungkap fakta-fakta empiris di lapangan yang menunjukkan adanya suatu masalah yang harus dipecahkan. Sumber informasi dapat diambil dari data statistik, hasil penelitian sebelumnya, pengamatan, atau pengalaman peneliti.

(4) Mengemukakan faktor-faktor yang diduga dapat menjadi penyebab munculnya suatu masalah atau rendahnya variabel dengan menggunakan pendekatan logis berdasarkan fakta atau dengan menggunakan pendekatan teoretis berdasarkan teori dan hasil penelitian relevan.

b. Identifikasi Masalah

(1) Identifikasi masalah di uraikan berdasarkan latar belakang masalahyang berisi sejumlah aspek permasalahan yang muncul sehubungan dengan tema/topik/judul penelitian.

(2) Dalam identifikasi masalah dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.

(3) Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.

(4) Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang terkait dengan fokus masalah

c. Pembatasan Masalah

(1) Pada Pembatasan masalah berarti penetapan atau memilih satu atau lebih masalah dari sejumlah masalah yang sudah teridentifikasi disertai argumentasinya.

(2) Dari masalah-masalah yang sudah teridentifikasi, perlu dipilih salah satu mana yang menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dan sesuai untuk diteliti.

(3) Pertimbangan untuk menentukan layak atau tidak suatu masalah diteliti, didasarkan pada pertimbangan dua arah yaitu dari arah yaitu: (1) Dari arah masalah yang merupakan pertimbangan obyektif. Pertimbangan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian terhadap masalah ini akan memberikan sumbangan kepada pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dan pemecahan masalah-masalah praktis; (2) Dari arah peneliti yang merupakan pertimbangan subjektif. Dalam arti masalah yang akan ditelitinya menarik keingintahuan peneliti dan sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki oleh peneliti.

d. Perumusan Masalah

(1) Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan maka perlu adanya rumusan masalah sebagai dasar untuk menjawab semua permasalah yang ada secara akurat. Oleh karena itu masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik.

(2) Perumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor dan variabel-variabel yang terkait. Kualitas suatu penelitian tidak cukup dipertimbangkan berdasarkan kriteria-kriteria sebagaimana diuraikan sebelumnya. Kualitas suatu penelitian juga ditentukan oleh bagaimana masalah penelitian tersebut dirumuskan.

(3) Untuk dapat menyajikan perumusan masalah penelitian yang baik, perlu diikuti beberapa persyaratan sebagai berikut:

· Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik. Dengan perumusan yang spesifik, akan dapat menunjukkan tentang gambaran yang lebih menfokus mengenai arah pemecahannya. Namun demikian, walaupun harus dirumuskan secara spesifik, peneliti pada waktu mengidentifikasi masalah penelitiannya, terlebih dahulu harus memberikan gambaran umum dan menyeluruh tentang masalah-masalah yang bersifat umum, agar peneliti tetap memiliki wawasan yang lebih komprehensif dan makro.

· Masalah penelitian yang telah dirumuskan secara spesifik, harus diikuti dengan perumusan secara operasional. Dengan perumusan yang operasional terkandung maksud bahwa masalahnya menjadi mudah untuk diamati dan diukur indikator-indikatornya.

· Masalah penelitian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Banyak ahli menyarankan agar supaya masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, karena dengan bentuk pertanyaan, akan lebih memfokuskan pada jawaban atau pemecahan masalah yang akan diperoleh.

· Masalah penelitian harus dirumuskan dengan kalimat yang sederhana, pendek, dan padat dan mencerminkan inti masalah yang diajukan. Pertimbangan ini diajukan agar masalah penelitian yang dapat difahami dengan mudah oleh pihak-puhak lain yang berkepentingan dengan penelitian yang akan dilakukan, tanpa adanya kemungkinan untuk diinterpretasi secara beragam dan membingungkan.

· Masalah penelitian harus memiliki landasan rasional (dapat dinalar) dan diargumentasikan secara jelas, sehingga dapat meyakinkan pihak-pihak lain untuk menerimanya.

Rumusan masalah yang telah ditetapkan, pada tahap selanjutnya akan dijadikan dasar dalam menentukan tujuan yang akan mengarahkan pemilihan metode serta prosedur penelitian.

e. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah pernyataan yang menjelaskan keinginan mendapat jawaban atas pertanyaan yang konsisten dengan perumusan masalah. Pada dasarnya tujuan penelitian adalah memberikan penjelasaan tentang sesuatu yang akan diperoleh jika penelitian tersebut selesai.

f. Manfaat Penelitian

(1) Kegunaan atau manfaat penelitian adalah pernyataan tentang tujuan umum penelitian yang konsisten dengan latar belakang masalah.

(2) Pernyataan tentang manfaat harus mengandung dua hal yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis bagi pihak-pihak yang terkait dengan upaya pemecahan masalah penelitian.

(3) Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dan tercapainya tujuan. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu: (1) Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoretis; (2) Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Kegunaan dan manfaat penelitian harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Pernyataan tentang manfaat pada tahap selanjutnya akan dijadikan dasar dalam mengemukakan implikasi teoretis, implikasi praktis, dan saran-saran.

2. Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Penelitian

Pada bagian ini terdiri dari tiga sub-bab yaitu Deskripsi Teoritik, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

a. Deskripsi Teoritik (Termasuk Penelitian Terdahulu)

Yang perlu dikaji adalah aspek-aspek sebagaimana yang telah ditegaskan dalam pembatasan masalah (sesuai dengan ruang lingkup). Sesuai dengan pendapat Kerlinger (2000) teori adalah suatu construct yang menjelaskan hubungan antar variabel. Kristalisasi teori dapat berupa definisi atau proposisi yang menyajikan pandangan tentang hubungan antar variabel yang disusun secara sistematis, dengan tujuan untuk memberikan eksplanasi dan prediksi mengenai suatu fenomena. Teori dalam penelitian kuantitatif memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting, karena teori akan memberikan landasan bagi peneliti dalam menyusun perencanaan penelitian. Oleh karena itu, teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut:

(1) Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian

(2) Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian

(3) Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai data atau fakta yang telah dikumpulkan

(4) Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut

(5) Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna

(6) Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara baik

(7) Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan validitas isi (content validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi operasional. Dari definisi operasional tersebut akan melahirkan indikator-indikator, dan dari indikator-indikator tersebut akan menghasilkan deskriptor-deskriptor, sampai pada akhirnya menghasilkan butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dipakai sebagai alat pengumpul data.

Prosedur penyusunan landasan teori perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Melakukan kajian pustaka (literature review) yang relevan, meliputi antara lain buku-buku referensi, hasil penelitian, jurnal, terbitan ilmiah berkala, abstrak disertasi dan tesis. Ringkasan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan. Minimal 5 (lima) penelitian terdahulu dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

(2) Melakukan sintesa atau penyatuan makna antara teori yang satu dengan teori yang lain untuk menjelaskan secara spesifik tentang variabel penelitian biasanya disebut dengan defini operesional varaibel.

(3) Atas dasar hasil kajian pustaka, kemudian peneliti menyusun sendiri kerangka teorinya dalam susunan kerangka pemikiran yang logis, rasional, dan runtut (sistematis).

(4) Dengan dilandasi oleh hasil dari kajian pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis tidak semata-mata muncul berdasarkan intuisi penelitian, tetapi muncul berdasarkan landasan teori.

b. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikir penelitian. Kerangka berpikir dikemukakan dengan maksud untuk menyusun reka pemecahan masalah (jawaban pertanyaan penelitian) berdasarkan teori yang dikaji. Kerangka berpikir berguna untuk menjelaskan alasan atau argumentasi bagi rumusan hipotesis dan juga tempat bagi peneliti untuk menjelaskan tentang variabel-variabel yang berhubungan dengan variabel pokok dan sub variabel pokok yang ada dalam penelitian.

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang teliti diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoretis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoretis perlu dijelaskan hubungan antar variabel. Kerangka berfikir penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoretis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap besaran variabel yang diteliti

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan berupa kerangka berfikir yang asosiatif maupun komparatif. Kerangka berfikir yang bersifat asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika ….. maka …..Misalnya jika kompetensi profesional tinggi maka kinerja akan meningkat.

Dalam suatu penelitian biasanya kerangka berpikir digambarkan dengan menggunakan bagan-bagan yang dihubungkan dengan anak panah. Tidak ada standar dalam pembuatan kerangka berpikir, yang penting pembaca dapat dengan mudah mengetahui hubungan antara konsep-konsep yang digambarkan. Sebuah kerangka berpikir dikatakan baik jika mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

(1) Penjelasan variabel-variabel yang diteliti

(2) Menunjukan dan menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasarinya.

(3) Menunjukan dan menjelaskan bentuk hubungan antar variabel (positif atau negatif, simetris, kausal atau timbal balik)

c. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diberi makna sebagai simpulan sementara atau jawaban sementara yang menggambarkan hasil pemecahan masalah (jawaban terhadap rumusan masalah), yang tingkat kebenarannya baru merupakan kebenaran teoretis (koherensi). Sehingga masih diperlukan pembuktian kebenarannya melalui tindakan penelitian.

Fungsi utama dari suatu hipotesis penelitian adalah sebagai pedoman dalam memberikan arah dan jalannya kegiatan penelitian yang dilakukan, mulai dari penyusunan desain penelitian, penentuan kriteria dalam penyusunan instrumen penelitian, termasuk berfungsi sebagai pedoman dalam dalam menetapkan indikator-indikator tentang aspek-aspek atau variabel-variabel yang diukur, juga sebagai pedoman dalam menentukan teknik analisis data penelitian. Hipotesis penelitian kualitatif berasal dari teori yang relevan sebagai hasil dari kajian pustaka. Melalui kajian pustaka, peneliti dapat meng-adopsi berbagai teori yang ada. Hipotesis jenis ini termasuk hipotesis yang dibangun secara deduktif. Dalam arti lebih umum, terutama pada penelitian-penelitian kuantitatif, hipotesis diajukan dengan berlandaskan pada teori yang memiliki tingkat generalisasi luas

3. Metodologi Penelitian

a. Metode Penelitian

Metode penelitian menggambarkan strategi atau cara yang dilakukan untuk menjelaskan dan memecahkan masalah. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Dalam metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Metode penelitian berisi rumusan langkah-langkah penelitian dan pendekatan yang digunakan. Dalam penjelasan tentang metode penelitian harus dikemukakan alasan mengapa menggunakan metode tersebut. Penjelasan tersebut dapat dilihat kaintanya dengan proses pengumpulan data serta upaya untuk menguji hipotesis penelitian.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam hal ini perlu dikemukan tempat/lokasi dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Misal di sekolah, di perusahaan, di instansi pemerintah, dan lain-lain. Waktu pelaksanaan mencakup waktu dari setiap tahapan proses yang akan dilakukan dan kapan serta berapa lama penelitian tersebut dilakukan.

c. Populasi dan Sampel

Pada bagian ini dijelaskan populasi objek penelitian dan teknik pengambilan sampel objek penelitian tersebut. Secara umum populasi adalah semua individu atau unit atau peristiwa yang ditetapkan sebagai obyektif penelitian. Secara teknis populasi tidak lain adalah kumpulan dari unit-unit elementer yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu. Oleh karena peneliti akan meneliti sifat-sifat dari unit elementer, dan kemudian dari unit-unit elementer itu akan disimpulkan. Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa populasi adalah kumpulan ukuran-ukuran tentang sesuatu yang kepadanya akan dibuat inferensi atau kesimpulannya. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyektif/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:117). Populasi adalah keseluruhan obyektif penelitian yang akan menjadi sumber data. Populasi bisa dibatasi dengan populasi sasaran dan populasi terjangkau. Populasi terjangkau adalah sebagian dari populasi sasaran yang dijadikan sebagai kerangka sampel.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang sama dan atau serupa dengan populasinya. Sesuai dengan rumusan tersebut, sampel harus memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat populasinya. Sampel yang demikian dinyatakan sebagai sampel yang representatif. Sampel yang diambil harus memiliki karakteristik, jelas dan lengkap sehingga mewakili populasi. Syarat sampel yang baik adalah harus representatif (karakteristik sampel sama dengan karakteristik populasi) dan memadai (ukuran sampel cukup untuk meyakinkan kestabilan karakteristiknya. Dalam proposal penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif.

d. Variabel, Defenisi Operasional, dan Aspek Pengukuran

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu. Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.sedangkan aspek pengukuran merupakan mekanisme untuk membedakan individu berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.

e. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Perlu dijelaskan dalam proposal teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dan mencantumkan ke tiga teknik pengumpulan data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.Penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen, dan bagimana prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Uraian tentang teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang dikemukakan dalam proposal sebaiknya mencakup:

(1) Penjelasan tentang jumlah dan jenis data yang akan dikumpulkan.

(2) Penjelaskan tentang jenis/bentuk instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

(3) Menjelaskan prosedur pengembangan instrumen termasuk uji coba yang akan dilakukan (validitas dan reliabilitas)

f. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan biasanya berkenaan dengan analisis statistik untuk menjawab rumusan masalah atau pengujian hipotesis.

Uraian tentang teknik analsis data dikemukakan dalam proposal sebaiknya mencakup:

(1) Penjelasan tentang data yang akan dianalisis

(2) Penjelasan tentang tahapan proses analisis data.

(3) Penjelasan tentang model kuantitatif yang digunakan pada setiap tahapan proses meliputi deskripsi data, uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis.

C. Bagian Akhir

Bagian akhir dari proposal berisi daftar pustaka dan lampiran.

1. Daftar pustaka memuat semua bacaan yang dirujuk dalam naskah proposal, disusun secara sistematis menurut abjad nama menggunakan Format APA 6th dengan mengggunakan tools/software Mendeley .

2. Lampiran adalah dokumen tambahan berisi data-data tambahan, surat keterangan, instrumen penelitian, gambar-gambar sebagai dokumen pendukung naskah proposal.

III. TATA CARA PENULISAN PROPOSAL

A. Naskah

1.Jenis huruf

a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman 12.

b. Istilah asing yang tidak dapat diindonesiakan ditulis dengan huruf italic (cetak/miring).

2.Jenis dan ukuran kertas: HVS A4 70 g jika tidak timbal balik dan 80 g jika dicetak timbal balik dimulai dari BAB 1. Apabila dicetak bolak-balik, awal tiap bab dicetak pada halaman gasal, sedangkan halaman sebelumnya diberi tulisan “halaman ini sengaja dikosongkan” jika pada halaman tersebut kosong.

3.Sampul Proposal: dibuat dari kertas buffalo (hard cover) bagian belakang dan bagian depan menggunakan plastic. Warna Sampul: Warna Biru

4.Batas tepi

Batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut:

a. tepi atas : 3 cm

b. tepi kanan : 3 cm

c. tepi bawah : 3 cm

d. tepi kiri : 4 cm

5Jarak baris

Jarak antara dua baris dibuat 1,5 spasi, kecuali abstrak, kutipan langsung, judul daftar: tabel, gambar, dan daftar pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi.

Setiap setelah paragraph ada tambahan spasi sebesar 6 pt.

6.Alinea baru

Alinea baru dimulai 1,3 cm dari batas tepi kiri alinea.

7. Pembagian bab

a. Bab ditulis dengan huruf besar (kapital) dan tebal (bold) dan diatur simetris (center) tanpa diakhiri dengan titik, tanpa garis bawah

b. Sub bab ditulis dari tepi kiri. Semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan, dicetak tebal, dan tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah sub bab dimulai dengan alinea baru.

c. Anak sub-bab dimulai dari tepi kiri, dicetak tebal, huruf pertama berupa huruf besar, dan tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub bab dimulai dengan alinea baru.

d. Judul bab diberi tambahan spasi setelah judul sebesar 10 pt dan sub bab diberi tambahan 6 pt setelah judul sub bab.

8.Uraian rincian

Jika penulisan ada rincian yang harus disusun ke bawah, digunakan nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis penghubung (-), atau tanda-tanda lainnya yang ditempatkan di depan rincian tidak dibenarkan.

B. Tabel, Gambar dan Persamaan

1. Tabel

a. Tabel diketik simetris.

b. Tabel yang lebih dari dua halaman atau yang dilipat ditempatkan pada lampiran.

c. Judul tabel yang ditulis setelah nomor tabel diletaknya di atas tabelnya.

d. Sumber pustaka dari tabel tersebut diletakkan setelah judul tabel dengan format nama

e. pengarang dan tahun. Contoh: Tabel 1.1 judul tabel (nama pengarang, tahun).

2. Gambar

a. Bagan, grafik, peta, foto dan reaksi kimia semuanya disebut gambar.

b. Bila gambar disajikan melebar sepanjang kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas.

c. Ukuran gambar (lebar dan tinggi) diusahakan proporsional dan jelas.

d. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau ekstrapolasi atau legenda peta.

e. Letak gambar diatur supaya simetris.

f. Judul gambar ditulis setelah nomor gambar dan diletakkan di bawahnya.

g. Sumber pustaka dari gambar tersebut diletakkan setelah judul gambar dengan format nama pengarang dan tahun. Contoh: Gambar 2.2 judul gambar (nama pengarang, tahun).

3. Persamaan

Persamaan matematika tidak memerlukan judul persamaan sebagaimana table dan gambar, namun untuk memasukkan ke dalam naskah proposal juga memerlukan “insert caption” agar nantinya mudah dimasukkan ke dalam daftar persamaan.

C. Penomoran

1.Penomoran halaman

a. Bagian awal proposal, mulai dari halaman judul sampai daftar gambar, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iv, ...dst) dan diletakkan di tengah bawah.

b. Bagian utama dan akhir, mulai dari Bab I sampai ke halaman terakhir diberi nomor halaman angka Arab.

c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul atau bab pada bagian atas halaman itu. Untuk halaman yang demikian nomornya ditulis di tengah bawah.

d. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas. Sedangkan nomor pada tengah bawah berjarak 1,5 cm dari bawah

2.Penomoran Tabel

a. Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab dengan format berupa 2 angka. angka pertama menunjukkan bab dan angka kedua menunjukkan urutan nomer tabel/gambar (Contoh: Gambar 3.2 artinya gambar pada bab 3 dengan urutan gambar nomor 2).

b. Judul tabel yang ditulis setelah nomor tabel diletaknya di atas tabelnya.

c. Sumber pustaka dari tabel tersebut diletakkan setelah judul tabel dengan format nama pengarang dan tahun. Contoh: Tabel 1.1 judul tabel (nama pengarang, tahun).

d. Disarankan untuk menggunakan fasilitas “insert caption” dari MS Word untuk memudahkan penulisan Daftar Tabel

3.Penomoran Gambar

a. Nomor gambar yang diikuti dengan judul diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik, ditulis di bawah, tidak di halarnan lain.

b. Gambar tidak boleh dipenggal.

c. Pemberian nomor gambar berdasarkan nomor urut dengan angka Arab dengan format berupa 2 angka. angka pertama menunjukkan bab dan angka kedua menunjukkan urutan nomer tabel/gambar (Contoh: Gambar 3.2 artinya gambar pada bab 3 dengan urutan gambar nomor 2).

18

Lampiran I: Contoh Sampul Depan

PROPOSAL

JUDUL PROPOSAL

(huruf kapital, Times New Roman 14, bold, rata tengah, spasi 1,15, maksimal 20 kata)

(Ukuran Tinggi = 5 cm, Lebar = 5 cm)

NAMA MAHASISWA

(huruf kapital, times new roman 14, bold, rata tengah)

NIM. xxxxxxxx

PROGRAM STUDI XXXXX

JURUSAN XXXX

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

20XX

Lampiran 2: Contoh Halaman Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PROPOSAL

Judul : (Huruf Bold)

Nama:

NIM:

Program Studi :

Jurusan:

Medan, 25 Agustus 2019

Disetujui oleh,

Pembimbing ,

( )

Prof. Dr ….

NIP

Ketua Prodi,

( )

Prof. Dr…

NIP

Mengetahui:

Ketua Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan

( )

Dr

NIP…….

Lampiran 3: Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………….………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN…………………….……….………………………………. ii

dst….

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………….……………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………. 3

1.3. Tujuan Penelitian………………………………………….……………………………. 4

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………… 4

dst…

Lampiran 4: Contoh Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rata-rata Konsentrasi (Pb) pada kulit batang dan daun beberapa

pohon ditepi Jalan ......................................................................................................... 35

2. Kandungan timbal (Pb) pada beberapa pohon tumbuh ditepi jalan .............................. 39

Lampiran 5: Contoh Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran penelitian............................................................. 40

Lampiran 6: Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Riwayat Hidup Penulis.................................................................................... 41

2. Peta lokasi Penelitian ...................................................................................... 42