K I M I A K L I N I K I I I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeri ksa an kre ati nin dal am dar ah mer upa kan sal ah satu par ameter pentin g unt ukmengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebaga iindi kator penti ng dalam menentukan apakah seora ng dengan gangguanfungs i ginja l memerlukan tindakan. Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas batasan ini menunjukkan semakin berkurangnya nilai ginjal secara pasti. Disamping itu terdapat hubungan jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah. Pemilihan metode yang tepat juga banyak membantu dalam melakukan pemeriksaan. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pemeriksaan kreatinin dalam darah. Deproteinasi dan tanpa deproteinasi merupakan salah satu cara yang banyak dipakai. Deproteinasi adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid!," # pada serum sebelum melakukan pengukuran, yang berfungsi mengendapkan protein dan senya$a % senya$a kimia askorbat, aseto asetat, piru&at, se&alosporin dan metildopa, sedangkan cara tanpa deproteinasi adalah tanpa penambahan TCA (Trichl or Acetic Aci d!," # atau disebut juga fi'ed kinetik, yaitu pengukuran kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi di tentukan dengan ketepatan $aktu pembacaan. Kedua cara ini mungkin juga akan ditemukan hasil yang tidak sama. B. Tujuan !. ntuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah. ". ntuk diagnosa kelainan fungsi ginjal. C. Manfaat !. )embantu mendiagnosa penyakit ginjal ". )endiagnosa kelainan fungsi ginjal D. Prinsip Kinetik Kolorimetri Dalam suasana alkalis, kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu $arna yang kompleks yang ber$arna kuning orange. *ntensitas $arna dibandingkan dengan konsentrasi dan diukur secara fotometer
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapatdalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP, suatu senya$a penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate
dari ADP (adenosine diphosphate, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi en+im
kreatin kinase (creatin kinase, CK. eiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ire&ersibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan
diekskresikan dalam urin.
-umlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa
otot total daripada akti&itas otot atau tingkat metabolisme protein, $alaupun keduanya juga
menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera
fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. leh karena itu kreatinin dianggap lebih
sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan kadar.
edikit peningkatan kadar /# dapat menandakan terjadinya hipo&olemia (kekurangan &olume
cairan0 namun kadar kreatinin sebesar ",1 mg2dl dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal.
Kreatinin serum sangat berguna untuk menge&aluasi fungsi glomerulus.
Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah 3 gagal ginjal
akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis,
eklampsia, pre4eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok
berkepanjangan, gagal jantung kongestif, rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung
kemih, testis, uterus, prostat, leukemia, penyakit 5odgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi
(kadar tinggi, unggas, dan ikan (efek minimal.
ntuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin dan /# hampir selalu
disatukan (dengan darah yang sama. Kadar kreatinin dan /# sering diperbandingkan. 6asio
/#2kreatinin biasanya berada pada kisaran !"4"7. -ika kadar /# meningkat dan kreatinin
serum tetap normal, kemungkinan terjadi uremia non4renal (prarenal0 dan jika keduanya
meningkat, dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan /# lebih pesat daripada kreatinin.
Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih cepat daripada kreatinin.
Pada gangguan ginjal jangka panjang yang parah, kadar urea terus meningkat, sedangkan kadar
kreatinin cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui saluran cerna. 6asio
/#2kreatinin rendah (8!"9"7 dengan kreatinin normal dijumpai pada uremia prarenal, diet
tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan katabolik. 6asio /#2kreatinin tinggi (9"7
dengan kreatinin tinggi dijumpai pada a+otemia prarenal dengan penyakit ginjal, gagal ginjal,
a+otemia pascarenal.
-enis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan :41
ml sampel darah &ena dalam tabung bertutup merah (plain tube atau tabung bertutup hijau
(heparin. ;akukan sentrifugasi dan pisahkan serum2plasma4nya. Catat jenis obat yang
dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada pembatasan
asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan, penderita
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah.
bat4obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah 3 Amfoterisin /, simetidin,
asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litiumkarbonat,mitramisin,metildopa,triamteren. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada 3
distrofi otot (tahap akhir, myasthenia gra&is. Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analy+er kimia$i.
Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan li&er panel atau li&er function test adalah
sekelompok tes darah yang mengukur en+im atau protein tertentu di dalam darah anda. Tes
fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit
atau kerusakan hati.
/iasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala. Atau
dilakukan juga ketika Anda memiliki risiko perlukaan hati, ketika Anda memiliki penyakit hati,
atau muncul gejala4gejala tertentu seperti jaundice (ikterus.
ntuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (&ena umumnya
pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan khusus, kecuali tes
dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan khusus.
5ati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. /erlokasi di
abdomen (perut bagian atas kanan dan di balik rusuk4rusuk bagian ba$ah. 5ati memetabolisme
dan mendetoksifikasi obat4obatan dan unsur4unsur yang berbahaya bagi tubuh. *a juga meng4
hasilkan faktor4faktor, protein dan en+im pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon,serta menyimpan &itamin dan mineral. =mpedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan
melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung
empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.
Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat
penting dalam membantu diagnosis suatu penyakit. Pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik
biasanya di lakukan sesuai dengan permintaan dokter sehubungan dengan gejala klinis dari
penderita.
Pada saat ini banyak test faal hati yang dapat di lakukan, salah satu test faal hati adalah
pemeriksaan kadar bilirubin dalam serum. Pemeriksaaan bilirubin dalam serum dapat
menggambarkan faal sekresi hati, dan dapat memberikan informasi tentang kesanggupan hatimengangkut empedu secara umum disamping memberikan informasi tentang kesanggupan untuk
mengkonjugasi bilirubin dan diekskresikan ke empedu. Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect
digunakan untuk menentukan lokasi gangguan aliran darah (apakah berada di lokasi sebelum,
dalam, atau sesudah organ hati.
B. Tujuan
!. )engetahui kadar /ilirubin dalam darah
". )embantu dalam mendiagnosa penyakit hati
.
C. Manfaat
!. )enge&aluasi fungsi hepatobilier dan eritropoitik (gangguan hemolitik transfuse darah.
". )embedakan diagnostik ikterus dan memonitor progresifitasnya.
:. )embedakan diagnosis obstruksi bilier (bilirubin direct dan anemia hemolitik (bilirubin
indirect.
<. ntuk membedakan dan menentukan apakah bayi perlu transfusi atau fototerapi karena
urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. /ilirubin terkonjugasi
bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdia+otasi membentuk a+obilirubin (reaksi &an den
/ergh, karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.
/ilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin yang merupakan bilirubin bebas yang terikat
albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.
Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan
sel hati atau saluran empedu (batu atau tumor. /ilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari
empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah.
Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi
eritrosit (hemolisis, seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau eritroblastosis
fatalis. Peningkatan destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi dan ekskresi
ke saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek.
5ati bayi yang baru lahir belum berkembang sempurna sehingga jika kadar bilirubin yang
ditemukan sangat tinggi, bayi akan mengalami kerusakan neurologis permanen yang la+imdisebut kenikterus. Kadar bilirubin (total pada bayi baru lahir bisa mencapai !" mg2dl0 kadar
yang menimbulkan kepanikan adalah 9 !1 mg2dl. *kterik kerap nampak jika kadar bilirubin
mencapai 9 : mg2dl. Kenikterus timbul karena bilirubin yang berkelebihan larut dalam lipid
ganglia basalis.
Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk.
edangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk.
)etode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur
intensitas $arna a+obilirubin.
)asalah klinis 3
!. /ilirubin Direk a. Peningkatan kadar
*kterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis
infeksiosa, metastasis (kanker hati, penyakit Filson. Pengaruh obat 3 antibiotik (amfoterisin /,
reum adalah hasil akhir metabolisme protein. /erasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata4rata :7 gram
sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah "7 mg % <7 mg setiap !77 ccm darah, tetapi hal
ini tergantung dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum. /erikut merupakan beberapa masalah klinisnya 3
!. Peningkatan kadar
Peningkatan kadar urea disebut uremia. A+otemia mengacu pada peningkatan semua
senya$a nitrogen berberat molekul rendah (urea, kreatinin, asam urat pada gagal ginjal.
Penyebab uremia dibagi menjadi tiga, yaitu penyebab prarenal, renal, dan pascarenal.
)ekanisme tersebut meliputi 3 ! penurunan aliran darah ke ginjal seperti pada syok,
kehilangan darah, dan dehidrasi0 " peningkatan katabolisme protein seperti pada perdarahan
gastrointestinal disertai pencernaan hemoglobin dan penyerapannya sebagai protein dalam
makanan, perdarahan ke dalam jaringan lunak atau rongga tubuh, hemolisis, leukemia (pelepasan
protein leukosit, cedera fisik berat, luka bakar, demam. remia renal terjadi akibat gagal ginjal
(penyebab tersering yang menyebabkan gangguan ekskresi urea. agal ginjal akut dapatdisebabkan oleh glomerulonefritis, hipertensi maligna, obat atau logam nefrotoksik, nekrosis
korteks ginjal. agal ginjal kronis disebabkan oleh glomerulonefritis, pielonefritis, diabetes
mellitus, arteriosklerosis, amiloidosis, penyakit tubulus ginjal, penyakit kolagen4&askular.
remia pascarenal terjadi akibat obstruksi saluran kemih di bagian ba$ah ureter,
kandung kemih, atau urethra yang menghambat ekskresi urin. bstruksi ureter bisa oleh batu,
tumor, peradangan, atau kesalahan pembedahan. bstruksi leher kandung kemih atau uretra bisa
oleh prostat, batu, tumor, atau peradangan. rea yang tertahan di urin dapat berdifusi masuk
kembali ke dalam darah.
/eberapa jenis obat dapat mempengaruhi peningkatan urea, seperti 3 obat nefrotoksik0
diuretic (hidroklorotia+id, asam etakrinat, furosemid, triamteren0 antibiotik (basitrasin,sefaloridin (dosis besar, gentamisin, kanamisin, kloramfenikol, metisilin, neomisin,
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (5"4elektrolit diatur secara ketat
agar sel4sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit4
elektrolit ini akan memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur
pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (body’s fluid compartement , menjaga
p5 tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan
dalam setiap proses metabolisme.
Konsentrasi elektrolit dapat diukur dalam contoh darah atau air kemih dilaboratorium. Pengukuran konsentrasi elektrolit darah dilakukan untuk menemukan adanya
kelainan atau untuk mengetahui respon terhadap pengobatan.
/erdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi "
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. )ineral makro adalah mineral yang
menyusun hampir !E dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari
!777 mg2hari, sedangkan mineral mikro (Trace merupakan mineral yang dibutuhkan dengan
jumlah kurang dari !77 mg 2hari dan menyusun lebih kurang dari 7,7!E dari total berat badan.
)ineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca, fosfor (P,
magnesium ()g, sulfur (, kalium (K, klorida (Cl, dan natrium (#a. edangkan mineral
mikro terdiri dari kromium (Cr, tembaga (Cu, fluoride (, yodium (* , besi (e, mangan()n,silisium (i and seng ( Qn ). Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium,
kalium klorida merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya.
ehingga dengan semakin besar laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium ,
kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin besar. Diantara ketiganya, natrium dan
klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang terba$a keluar tubuh melalui
kelenjar keringat ( sweat glands%
!. Pengatur kadar #atrium
5ampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling sel.
#atrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air kemih dan keringat.
injal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang dalam air kemih, sehingga jumlah
total natrium dalam tubuh sedikit ber&ariasi dari hari ke hari. uatu gangguan keseimbangan
antara asupan dan pengeluaran natrium akan mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh.
Perubahan jumlah total natrium sangat berkaitan erat dengan perubahan jumlah cairan
dalam tubuh. Kehilangan natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun
tetapi menyebabkan &olume darah menurun. -ika &olume darah menurun, tekanan daran akan
turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang4kadang terjadi syok . ebaliknya,
&olume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium di dalam tubuh.
Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema.
alah satu tanda dari adanya edema ini adalah pembengkakan kaki, poergelangan kaki dan
tungkai ba$ah. Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan &olume darah. -ka
kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan mendorong kita untuk
minum. ensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui jika &olume darah menurun
dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan &olume cairan dalam darah.
Kelenjar adrenal mengeluarkan hormon aldosteron sehingga ginjal menahan
natrium. Kelenjar hipofisamengeluarkan hormon antidiuretik sehingga ginjal menahan air.
Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kemih, yang pada
akhirnya akan meningkatkan &olume darah dan tekanan darah kembali ke normal. -ika sensor
dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya peningkatan tekanan darah dan sensor di
jantung menemukan adanya peningkatan &olume darah, maka ginjal dirangsang untuk
mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kemih, sehingga mengurangi &olume darah.
". Pengatur kadar kalium
Kalium (K adalah kation utama kompartemen cairan intraseluler ( C* . ekitar I7 E
asupan kalium diekskresikan di urin dan !7 E di feses. Konsentrasi normal kalium di plasma
adalah :,1 % <,@ mmol2;, sedangkan konsentrasi intraseluler dapat :7 kali lebih tinggi, dan
jumlahnya mencapai I@ E dari jumlah K keseluruhan. Falaupun kadar kalium di dalam C=
hanya berkisar " E saja, akan tetapi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga
homeostasis. Perubahan sedikit saja pada kalium intraseluler, akan berdampak besar pada
konsentrasi kalium plasma.
Keseimbangan Kalium diatur dengan menyeimbangkan antara pemasukan dan ekskresi,serta distribusi antara intrasel dan ekstrasel. 6egulasi akut kalium ekstraseluler dicapai dengan
perpindahan kalium internal antara C= dan C*. Ketika kadar kalium ekstrasel meningkat
akibat asupan yang banyak, atau disebabkan oleh pembebasan kalium internal, maka regulasi
akut ini akan terjadi. 6egulasi ini merupakan kontrol hormonal, yaitu *nsulin disekresikan
segera setelah makan, dan ini akan menstimulasi #a, K, ATPase dan mendistribusikan Kalium
yang didapat dari sel%sel makhluk hidup yang dimakan ke intrasel.
=pinefrin meningkatkan ambilan kalium sel, yang mana penting untuk kerja otot dan
trauma. Kedua kondisi ini memicu terjadinya peningkatan kalium plasma.
Aldosteron juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi kalium intraseluler.
Perubahan p5 mempengaruhi distribusi kalium ekstra dan intraseluler. Pada asidosis, konsentrasi
K ekstraseluler meningkat, sedangkan alkalosis cenderung membuat hipokalemia.
6egulasi kronik untuk homeostasis K adalah oleh ginjal. ?1 E dari K yang difiltrasi,
direabsorpsi sebelum mencapai akhir dari tubulus proksimal ginjal, "7E di tubulus distal, dan !1
E lainnya di ansa henle. -umlah ekskersi kalium ditentukan pada tubulus penghubung dan
duktus koligentes /esarnya jumlah K yang direabsorpsi atau disekresi tergantung kepada
kebutuhan. Pada keadaan dimana pemasukan berlebihan, maka ekskresi akan meningkat,
begitupula sebaliknya.
:. Pengatur kadar kalsium
*on kalsium (Ca merupakan elektrolit yang banyak terdapat di ekstraseluler, dimana II
E disimpan di tulang. Kadar normal kalsium plasma adalah @,! % !7,1 mmol2;. Ca berfungsi
pada sistem neuromuskular, konduksi saraf, kontraksi otot, relaksasi otot, dan juga penting untuk
mineralisasi tulang dan merupakan kofaktor penting untuk sekresi hormon pada organ endokrin.
Pada tingkat sel, Ca merupakan regulator penting untuk transpor ion dan integritas membran.
Tulang berperan ganda, dimana berperan sebagai yang mengambil kalsium untuk stabilitas dan
sebagai depot untuk keadaan suplai kalsium yang rendah.
Paratiroid 5ormon (PT5, adalah suatu faktor yang penting dalam regulasi keseimbangan
kalsium dengan menurunkan ekskresi dan meningkatkan absorpsi kalsium di ginjal dengan
bantuan !,"1 C5" Mitamin D: (calcitrol, dan merangsang osteoklas melepaskan kalsium dari
tulang. =fek PT5 di tubulus adalah merangsang aktifitas ! alfa hidroksilase yang akan memicu produksi calcitrol. PT5 meningkatkan reabsorpsi Ca di TA;, dan begitu juga pada tubulus distal.
elain itu, calcitrol juga akan meningkatkan absorpsi kalsium di intestinal. PT5 bergantung
kepada Calsium ensing 6eseptor (C6 untuk mendeteksi adanya kelebihan kalium serum, dan
menghambat sekresi PT5. PT5 disekresikan oleh chief cells pada kelenjar paratiroid yang akan
meningkatkan kadar kalsium darah.
6easorbsi kalsium terjadi pada semua tubulus ginjal. ?7 % >7 E terjadi di tubulus
proksimal, :7 E di Thick Ascending ;imb (TA; dari ansa henle. Karena reasorpsi Ca pada TA;
bergantung kepada reabsorpsi #aCl, maka pada loop diuretic, kalsium diinhibisi untuk
direabsorpsi. Asidosis menghambat reabsorpsi kalsium dengan mekanisme yang belum dapat
dipahami.
<. Pengatur kadar fosfor
nsur fosfor dalam tubuh hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk fosfat (!
atom fosfor dan atom oksigen. ebagian besar fosfat tubuh terdapat dalam tulang. isanya
terutama terdapat di dalam sel, dimana fosfat terlibat dalam metabolisme energi dan juga
digunakan sebagai +at pembangun molekul4molekul penting seperti DN. osfat dibuang dalam
air kemih dan tinja.
1. Pengatur kadar magnesium
)agnesium ()g adalah kation keempat terbanyak di dalam tubuh dan kation
ektraseluler kedua terbanyak. Konsentrasi magnesium plasma berkisar 7,> % !," mmol2; atau !,1
% !,I m=B2;. Dan hampir 17 E terikat dengan protein. )agnesium berperan penting dalam
ratusan reaksi en+im yang merupakan hal esensial bagi tubuh. -uga berperan dalam fungsi sel,
termasuk transfer energi, penyimpanan dan penggunaan protein dan karbohidrat dan
metabolisme lemak. /erperan juga dalam mempertahankan fungsi membran sel, dan regulasi