Top Banner
Antihistamin
39

kimed antihistamin 2

Jan 17, 2016

Download

Documents

kimed antihistamin 2
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kimed antihistamin 2

Antihistamin

Page 2: kimed antihistamin 2

Definisi

“Obat Antihistamin”

Obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan

kerja histamin dalam tubuh melalui mekansime penghambatan bersaing

pada sisi reseptor H1,H2, dan H3.

Page 3: kimed antihistamin 2

Antagonis-H1 / Antihistamin-H1/ Antihistamin Klasik

adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1.

Antagonis-H2

Adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam

lambung

Page 4: kimed antihistamin 2

Tujuan Pengobatan

Histamin, zat kimia yang dibentuk dalam banyak jaringan manusia, memperantarai banyak dari respon-respon imun.

Sel mast dan basofil melepaskan histamin sebagai respons terhadap berbagai antigen.

Page 5: kimed antihistamin 2

Setelah dilepaskan, histamin berikatan dengan reseptor histamin H1 atau H2 yang menyebabkan berbagai efek.

Selain alergan, beberapa substansi lain menyebabkan pelepasan histamin, antara lain zat warna radio diagnostik, beberapa antibiotik, kinin (zat kimia yang dilepaskan oleh sel imun) dan beberapa bisa.

Page 6: kimed antihistamin 2

• Istilah “antihistamin” secara umum menunjukan obat-obat yang memblok reseptor histamin H1.

• Zat-zat ini mencegah kontraksi otot polos bronkus & menghambat vasodilatasi yang diinduksi oleh histamin dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga antihistamin H1 terutama berguna untuk mengobati alergi.

• Antagonis H2 menghambat sekresi asam dan pepsin dalam saluran cerna dan digunakan untuk mengobati penyakit ulkus peptikum.

Page 7: kimed antihistamin 2

• Antagonis reseptor H1 & H2 bekerja dengan bersaing dengan histamin yang telah dilepaskan.

• Strategi kedua untuk mengurangi gejala yang diinduksi oleh histamin adalah mencegah pelepasan histamin dari sel mast dan basofil.

• Penghambat pelepasan histamin tersedia untuk profilaksis melawan alergi dan gejala asma.

Page 8: kimed antihistamin 2

MEKANISME

Antagonis H₁

Antagonis H₁ memblok efek karena vasodilatasi arteri sehingga permeabel terhadap cairan dan plasma protein, yang menyebabkan sembab, pruritik, dermatitis, dan urtikaria.

8

Page 9: kimed antihistamin 2

MEKANISME (lanjutan)Antagonis H₂•Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamin, gastrin, dan asetilkolin.•Antagonis H₂ menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam (efikasi intrinsik) dan menghambat kerja potensiasi histamin pada sekresi asam, yang dirangsang oleh gastrin atau asetilkolin (efikasi potensiasi).•Histamin mempunyai efikasi intrinsik dan efikasi potensial, sedang gastrin dan asetilkolin hanya mempunyai efikasi potensial.•Hanya histamin yang dapat meningkatkan sekresi asam, sedang gastrin atau asetilkolin hanya meningkatkan sekresi asam karena efek potensiasiny dengan histamin.

9

Page 10: kimed antihistamin 2

MEKANISME (lanjutan)

Antagonis H₃

Antagonis H₃ memblok reseptor histamin yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain dan peradangan.

10

Page 11: kimed antihistamin 2

Turunan Eter Aminoalkil

• Struktur umum Ar(Ar-CH2 )CH-O-CH2 -CH2 –N(CH3)2

Page 12: kimed antihistamin 2

Hubungan Struktur dan Aktivitas

• Pada posisi para cincin aromatik, pemasukan gugus Cl, Br, dan OCH3 aktivitas dan ES

• Pemasukan CH3 pada posisi orto akan menghilangkan efek antagonis –H1 dan aktivitas antikolinergik.

• Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa pemblok kolinergik

Page 13: kimed antihistamin 2

• Turunan eter aminoalkil yang pertama kali:

Difenhidramin

Page 14: kimed antihistamin 2

• ES umum turunan aminoalkil eter tersier : mengantuk

pada saluran cerna relatif rendah

• Contoh :

1. Difenhidramin HCl

2. Dimenhidrinat

3. Karbinoksamin maleat

4. Klorfenoksamin HCl

5. Klemastin fumarat

6. Piprinhidrinat

Page 15: kimed antihistamin 2

Difenhidramin HCl

• Antihistamin kuat punya efek sedatif dan antikolinergik• Untuk pengobatan berbagai kondisi alergi (pruritik,

urtikaria, dermatitis atopik, rinitis, antispasmosik, antiemetik, dan obat batuk.

• Diikat oleh plasma protein 80-98%.• Kadar tertinggi dicapai dalam 2-4 jam po• T1/2 + 9jam

Page 16: kimed antihistamin 2

Dimenhidrinat

• Garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8-kloroteofilin

• Digunakan untuk antimabuk, diberikan 1,5 sebelum perjalanan

• Antimual untuk wanita hamil

Page 17: kimed antihistamin 2

Karbinoksamin maleat (Clistin)

• Mengandung 1 atom C asimetrik yang mengikat 2 cincin aromatik.

• Bentuk yang aktif yaitu isomer levo dengan konfigurasi S, karena dapat berinteraksi secara serasi dengan resptor H1

• Menimbulkan efek sedatif < difenhidramin• Dalam perdagangan tersedia bentuk rasemat

Page 18: kimed antihistamin 2

Klorfenoksamin HCl (Systral)

• Penyerapan dalam saluran cerna rendah, untuk mencapai sistemik diperlukan dosis cukup besar

• Digunakan untuk antipruritik dan antialergi

• Juga digunakan analgesik karena mempunyai efek anestesi setempat

Page 19: kimed antihistamin 2

Klemastin fumarat (Tavegyl)

• Antagonis-H1 kuat dengan masa kerja panjang• Efek antikolinergik dan penekan SSP kecil• Bentuk yang aktif yaitu isomer dekstro dengan pusat kiral yang

membentuk konfigurasi R.• Digunakan untuk memperbaiki gejala pada alergi rinitis, dermatosis,

urtikaria, ekzem, dermatitis/erupsi, dan sebagai antikolinergik• Diserap cepat dan sempurna pada saluran cerna• Kadar plasma tinggi +5-7jam dan masa kerja panjang +10-12 jam

Page 20: kimed antihistamin 2

Piprinhidrinat (Kolton)

• Difenilpiralin 8-kloroteofilinat

• Digunakan terutama untuk pengobatan rinitis, alergi konjungtivitis dan demam karena alergi

• Dosis : 3-6 mg 2 dd.

Page 21: kimed antihistamin 2

Turunan alkilamin

• Struktur umum :

Ar(Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2• Antihistamin dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup

besar dengan ES dan toksisitas yang relatif rendah

Contoh :

1. Feniramin maleat

2. Bromfeniramin maleat

3. Klorfeniramin maleat

4. Deksklorfeniramin maleat

5. Tripolidin HCl

Page 22: kimed antihistamin 2

Feniramin maleat (Avil)

• Efek antihistamin H1 terendah

• Diperdagangkan dalam bentuk campuran rasemat

Page 23: kimed antihistamin 2

Klorfeniramin maleat (Chlor-Trimeton=CTM, Cohistan,

Pehaclor)• Antihistamin H1 yang populer dan banyak digunakan

dalam bentuk kombinasi• Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatik

feniramin maleat aktivitas antihistamin• Aktivitas 20 kali > dibanding feniramin • Keamanan 50 kali > dibanding tripelenamin• Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik• Terikat pada protein plasma +70%

Page 24: kimed antihistamin 2

• Kadar darah tertinggi obat dicapai 2-3 jam po• T ½ plasma 18-40 jam • Bromfeniramin maleat punya aktivitas yang

sabanding dengan klorfeniramin maleat• Deksklorfeniramin maleat (Polaramine,

Polamec) adalah isomer dekstro klorfeniramin maleat, punya aktivitas lebih besar dibanding campuran rasematnya

Page 25: kimed antihistamin 2

Dimetinden maleat (Fenistil)

• Aktif dalam bentuk isomer levo

• Digunakan untuk pengobatan pruritik dan berbagai bentuk alergi

• Awal kerja obat cepat 20-60 menit setelah pemberian po

• Efek berakhir setelah 8-12 jam

Page 26: kimed antihistamin 2

Antagonis-H1 turunan Etilendiamin

Struktur umum:

Ar(Ar')N-CH2-CH2-N(CH3)2

Nama obat turunan etilendiamin:

1. fenbenzamin2.Tripelenamin

3.Pirilamin4.antazolin5.bamipin

6.mebihidrolin

Page 27: kimed antihistamin 2

Fenbenzamin (mepiramin)

merupakan antagonis-H1 turunan etildiamin yang pertama kali digunakan dalam klinik.

Page 28: kimed antihistamin 2

Tripelenamin

Penggantian isosterik gugus fenil dengan gugus 2-piridil, seprti pada tripelenamin, dapat meningkatkan aktivitas dan menurunkan toksisitas.

Contoh: Tripelenamin HCl

Page 29: kimed antihistamin 2

Tripelenamin HCl(Azaron, Tripel)

• Mempunyai efek antihistamin sebanding difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.

• Tripelenamin juga digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anestesi setempat.

Efektif untuk pengobatan gejala alergi kulit, seperti pruritis dan

urtikaria kronik

Page 30: kimed antihistamin 2

Pirilamin

Pemasukan gugus metoksi pada posisi para benzil tripelenamin, seperti pada pirilamin, akan meningkatkan aktivitas dan memperpanjang masa kerja obat.

Page 31: kimed antihistamin 2

Antazolin HCl(antistine)

Mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibandingkan etilendiamin lain.

Dosis untuk mata: larutan 0,5%

Mempunyai efek antikolinergik dan lebih banyak digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anestesi setempat dua kali lebih besar dibanding prokain HCl.

Page 32: kimed antihistamin 2

Mebhidrolin nafadisilat(Incidal, Histapan)

• Strukturnya mengandung rantai samping aminopropil dalam sistem heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.

• Senyawa tidak menimbulkan efek analgesik dan anestesi setempat.

• Digunakan pengobatan gejala pada alergi dermal, seperti dermatitis dan ekzem, konjungtivitis dan asma bronkial.

• Penyerapan obat dalam saluran cerna relatif lambat, kadar plasma tertinggi dicapai setelah ±2 jam dan menurun bertahap sampai 8 jam.

Page 33: kimed antihistamin 2

Struktur Antagonis-H1 turunan etildiamin

Struktur Kimia Nama Obat Dosis

Fenbenzenamin

Tripelenamin (R=H)

Pirilamin (R=OCH3)

Antazolin

Bamipin

Mebhidrolin

50mg 3dd3% (krim)

25-50 mg 3-4 dd

100 mg 3-4 dd

50 mg 3-4 dd

50 mg 3 dd

Page 34: kimed antihistamin 2

Antagonis H-1 Turunan Piperazin

• Struktur Umum

• contoh Antagonis H-1 turunan piperazin

siklizin, buklizin, setrizin, sinarizin, homoklorsiklizin, hidroksizin HCl, dan oksatomid.

Page 35: kimed antihistamin 2

Homoklorsiklizin(Homoclomin)

Mempunyai spektrum kerja luas.

Digunakan untuk: gejala pada alergi dermal, seperti pruritis, ekzem dermatitis dan erupsi, alergi rinitis.

Antagonis yang kuat terhadap histamin,

serotonin, asetilkolin, blok kerja bradikinin dan

SRS-A

Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik,

kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam setelah

pemberian oral.

Page 36: kimed antihistamin 2

Hidroksizin HCl(Iterax)

untuk memperbaiki gejala ketegangan dan kecemasan pada

psikoneurosis,sebagai sedatif pada pramedikasi

anestesi.

Mempunyai efek antihismin, bronkodilator, analgesik dan antiemetik

Awal kerja cepat ± 15-30 menit. kadar tertinggi dalam darah dicapai ± 2 jam pemberian oral, t1/2 plasma

± 12-20 jam

Page 37: kimed antihistamin 2

Oksatomid(Tinset)

Antialergi baru yang efektif berbagai jenis

alergi.Kerja antialergi lebih luas

dibandingkan dengan yang klasik.

Mekanisme kerja: berbeda dengan

antihistamin klasik lainnya, yaitu dengan

menenkan pengeluaran mediator kimia dari sel

mast, sehingga menghambat efeknya.

untuk pencegahan dan pengobatan alergi rinitis, urtikaria kronik dan alergi

makanan, pengobatan asma akstrinsik.

umumnya diberikan sesudah makan.

Page 38: kimed antihistamin 2

Struktur Antagonis H-1 Turunan piperazin

R1 R2 Nama Obat Dosis

H

Cl

Cl

H

H

H

H

-CH2OCH2CH2OH

Siklizin

Homoklorsiklizin

Buklizin

Hidroksizin

Oksatomid

50 mg 4-6 dd

10-20 mg 3 dd

50 mg 3 dd

25 mg 3 dd

30 mg 2dd

Page 39: kimed antihistamin 2

Olson, J., 2004. Belajar Mudah Farmakologi, Jakarta: EGC.

Siswandono dan Soekardjo B. (Eds). Kimia Medisinal II, Surabaya: Airlangga University Press,2008.

Daftar Pustaka