Tentang LINI
Didirikan pada bulan Januari 2008 oleh sekelompok kecil
profesional yang berdedikasi , LINI adalah salah satu dari beberapa
non - profit Indonesia yang saat ini bekerja untuk pengembangan
kawasan konservasi laut berbasis masyarakat untuk mempromosikan
perikanan yang berkelanjutan di Indonesia . Misi kami adalah untuk
mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir laut di
seluruh Indonesia ..
LINI bekerja untuk mendukung konservasi dan pengelolaan sumber
daya kelautan pesisir melalui ilmu pengetahuan , dan pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir . Pekerjaan kami terutama
dilaksanakan melalui kerjasama dengan stakeholder lokal termasuk
pemerintah daerah , kelompok masyarakat , sektor swasta dan LSM
lokal .
LINI terus berkembang, lapangan menguji dan menyempurnakan
berbagai materi pelatihan untuk memastikan kesesuaian mereka untuk
banyak masyarakat pesisir yang beragam , yang kebutuhannya
bervariasi dan sering situs - spesifik .
Kami telah bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat di
Bali utara dengan program rehabilitasi terumbu percontohan untuk
mendukung Konservasi Laut Daerah manajemen . Terumbu sehat telah
menjadi dasar untuk meningkatkan kesejahteraan dan berkelanjutan di
masyarakat kita bekerja dengan . Mereka telah berkontribusi untuk
melindungi pantai dari gelombang badai masyarakat , menyediakan
sumber berkelanjutan untuk makanan - dan ikan hias , dan
menciptakan peluang untuk kegiatan ekowisata di wilayah tersebut
.
Mengapa " LINI "
LINI adalah istilah bahasa Indonesia untuk "line" atau koneksi .
LINI berusaha untuk membangun hubungan yang kuat dan abadi antara
semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan
sumberdaya pesisir . Kami percaya bahwa membangun dan
mempertahankan hubungan yang kuat antara semua orang yang terlibat
, akan mengarah pada pengembangan solusi jangka panjang untuk
keberlanjutan
SEJARAH BPOLSEJARAH BPOLBalai Penelitian dan Observasi Laut
(BPOL) berlokasi di Perancak, Jembrana, Bali. Pemilihan lokasi ini
sebagai center of excellent kelautan Idonesia karena letak
geografis yang berada di tengah Indonesia dan memiliki lahan yang
luas sehingga memungkinkan ketersediaan lahan apabila pembangunan
fisik terus berlanjut. Kondisi alam yang masih terjaga dan
berdekatan dengan muara dan laut (Samudera Hindia) menjadikan
lokasi ini cocok sebagai marine station atau marine research
institute. Selain itu lokasi ini memiliki nilai historis yang
tinggi karena dikenal sebagai tempat pertama kali berlabuhnya
Majapahit dan sebagai jalur penyebaran agama Islam di Pulau Bali
oleh masyarakat Melayu Malaysia.
Lokasi Balai Penelitian dan Observasi Laut
Muara Perancak
Balai ini adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan kegiatan
the Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring
(SEACORM). Perjalanan historis lahan Perancak jika disimak secara
menyeluruh menggambarkan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah
bagaimana upaya upaya yang dilakukan untuk merubah (convert) tata
guna lahan yang awalnya merupakan lahan budidaya tambak, menjadi
suatu kawasan riset terapan dan observasi kelautan yang handal
berskala global. Hal tersebut bermula pada bulan Oktober 2002
(Raker BRKP DKP) ketika lahan tersebut diserahterimakan dari Pusat
Riset Perikanan Budidaya ke Pusat Riset Teknologi Kelautan
BRKP.
Peresmian oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Freddy Numberi
- 2005
Pada Tahun Anggaran 2003 Bagian Proyek Inventarisasi untuk
pertama kali dilaksanakan di Perancak yang pada saat itu bernama
Laboratorium Alam'. Dua tahap pengembangan sarana dan infrastruktur
riset dan observasi kelautan dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004
menginduk pada Pusat Riset Teknologi Kelautan. Sejak terbentuknya
Instalasi Observasi Kelautan dan Tambak Penelitian tahun 2005,
SEACORM telah cukup aktif melaksanakan program kerjanya yang
meliputi kegiatan riset, diseminasi, kerjasama maupun pengembangan
kelembagaan. Instalasi Observasi Kelautan merupakan cikal
berkembangnya institusi penelitian ini menjadi Balai.
BROK - 2004BROK - 2005Pengesahan Balai Riset dan Observasi
Kelautan melalui Peraturan Menteri pada bulan Agustus 2005
merupakan suatu momentum khusus yang dijadikan motivator dari
keseluruhan aspek riset yang dapat dilakukan. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan NOMOR.PER10/MEN/2005 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Riset dan Observasi Kelautan menyatakan,
diantaranya, bahwa BROK merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
bertanggung jawab langsung kepada Pusat Riset Teknologi Kelautan
(PRTK) BRKP.
BROK - 2007BalaiPenelitian dan Observasi Laut (BPOL)berlokasi di
Perancak, Jembrana,Bali. Pemilihan lokasi ini sebagaicenter of
excellentkelautan Idonesia karena letak geografis yang berada di
tengahIndonesiadan memiliki lahan yang luas sehingga memungkinkan
ketersediaan lahan apabila pembangunan fisik terus berlanjut.
Kondisi alam yang masih terjaga dan berdekatan dengan muara dan
laut (Samudera Hindia) menjadikan lokasi ini cocok sebagai marine
station ataumarine researchinstitute. Selain itu lokasi ini
memiliki nilai historis yang tinggi karena dikenal sebagai tempat
pertama kali berlabuhnya Majapahit dan sebagai jalur penyebaran
agama Islam di Pulau Bali oleh masyarakat Melayu Malaysia.Lokasi
Balai Penelitian dan Observasi LautMuara PerancakBalai ini adalah
salah satu wadah pelaksanaan kegiatan kegiatan the SoutheastAsia
CenterforOcean Researchand Monitoring (SEACORM). Perjalanan
historis lahan Perancak jika disimak secara menyeluruh
menggambarkan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah bagaimana
upaya upaya yang dilakukan untuk merubah (convert) tata guna lahan
yang awalnya merupakan lahan budidaya tambak, menjadi suatu kawasan
riset terapan dan observasi kelautan yang handal berskala global.
Hal tersebut bermula pada bulan Oktober 2002 (Raker BRKP DKP)
ketika lahan tersebut diserahterimakan dari Pusat Riset Perikanan
Budidaya ke Pusat Riset Teknologi Kelautan BRKP.
Peresmian oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Freddy Numberi
- 2005Pada Tahun Anggaran 2003 Bagian Proyek Inventarisasi untuk
pertama kali dilaksanakan di Perancak yang pada saat itu bernama
Laboratorium Alam'. Dua tahap pengembangan sarana dan infrastruktur
riset dan observasi kelautan dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004
menginduk pada Pusat Riset Teknologi Kelautan. Sejak terbentuknya
Instalasi Observasi Kelautan dan Tambak Penelitian tahun 2005,
SEACORM telah cukup aktif melaksanakan program kerjanya yang
meliputi kegiatan riset, diseminasi, kerjasama maupun pengembangan
kelembagaan. Instalasi Observasi Kelautan merupakan cikal
berkembangnya institusi penelitian ini menjadi Balai.BROK -
2004BROK - 2005
Pengesahan Balai Riset dan Observasi Kelautan melalui Peraturan
Menteri pada bulan Agustus 2005 merupakan suatu momentum khusus
yang dijadikan motivator dari keseluruhan aspek riset yang dapat
dilakukan.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
NOMOR.PER10/MEN/2005Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset
dan Observasi Kelautan menyatakan, diantaranya, bahwa BROK
merupakanUnit Pelaksana Teknis (UPT)yang bertanggung jawab langsung
kepada Pusat Riset Teknologi Kelautan (PRTK) BRKP.BROK - 2007
Lokasi Balai Penelitian dan Observasi LautMuara Perancak