LAPORAN KELOMPOK
KEGIATAN FIELD LABKIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA
PELAYANAN KESEHATAN LANSIADI PUSKESMAS JATINOM
Disusun oleh :
KELOMPOK B6Muhammad Hilmy L(G0012136)
Rosi Dwi Mulyono(G0012194)
Purnomo Andimas E (G0012166)
Ariyadi Budi Setyoaji(G0012028)
Faris Budiyanto(G0012074)
Risna Annisa M (G0012188)
Itsna Ulin Nuha (G0012098)
Denalia Aurika(G0012054)
Raden Roro Anindya P(G0012170)
Khilyat Ulin Nur Z.(G0012108)
Emillya Sari(G0012070)
Shinta Retno W. (G0012210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015LEMBAR PENGESAHANTelah disahkan laporan Field Lab dengan
topik KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA dengan keterangan di bawah ini:Kelompok
: B6Jumlah anggota
: 12Tempat
: Puskesmas JatinomWaktu
: 20 dan 27 Mei 2015 Surakarta, 3 Juni 2015Menyetujui,
Menyetujui, Kepala Puskesmas Jatinom
Instruktur Field LabHj. Evy Kusumawati,dr.Mkes
Nikmah Nur Fajrini Kusuma, drNIP. 196804161997032003
NIP. 19760322010012010DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.................................................................................i
LEMBAR
PENGESAHAN......................................................................
ii
DAFTAR
ISI...............................................................................................iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
............................................................................1
B. Tujuan
Pembelajaran...................................................................2BAB
II KEGIATAN YANG
DILAKUKAN................................................3BAB III
PEMBAHASAN
.............................................................................5BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................16B.
Saran..................................................................................................16DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................17LAMPIRAN
1. Form Geriatric Depression
Scale......................................................18
2. Foto pelaksanaan field lab MTBS di Puskesmas Pedan.....
............19BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat
statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah
sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 % dari jumlah penduduk.
Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah lansia
sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar
9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan
yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang
kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan
hidup masyarakat Indonesia.
Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas
sumber daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh
beberapa faktor diantara lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat
kesehatan, tingkat pendidikan serta pengakuan masyarakat bahwa
mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan pendapatan dari
pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi kurang masih
dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa
desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan
masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi
antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi
bersama-sama dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan
yang dipusatkan pada posyandu. Strategi peningkatan kesehatan
lansia ini ditempuh melalui penurunan angka kesakitan dan jumlah
jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) tidak
hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan
tangggungjawab semua sektor terkait.
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan
efisien perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan
sarana pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para
lansia.
Berbagai kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana
pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut
berpartisipasi secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar
pangan dan gizi yang dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke
masyarakat dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia
merupakan salah satu bentuk nyata dari mahasiswa dalam usaha
mencapai cita-cita pembangunan agar lansia tetap sehat, aktif, dan
produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia
ini adalah diharapkan mahasiswa:1. Mampu memahami peran dan fungsi
posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.3.
Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.4. Memahami tatalaksana Diet
Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia5. Melakukan penyuluhan kesehatan
komunitas tentang manfaat Posyandu Lansia dalam menningkatkan
kesehatan Lansia.6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang
program posyandu, prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta
upaya kuratif dan rehabilitatif.7. Melakukan penilaian status
depresi lansia dengan menggunakan Geriatric Deppresion Scale dan
MMSE (Mini Mental State Examination)8. Mampu melakukan pengamatan
dan penilaian posyandu lansia setempat dengan standar program
posyandu lansia. BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab
sebelum melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori
mengenai pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti
kegiatan pre-test tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang
dikerjakan bersumber dari buku manual Field Lab yang telah
diberikan sebelumnya. Pre-test tersebut dilaksanakan untuk menguji
seberapa jauh materi yang telah dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa
juga membuat Buku Rencana Kerja (BRK) yang berisi tentang tujuan
dan prosedur kegiatan.b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan
survey lapangan di Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan
oleh perwakilan kelompok. Tujuan kelompok kami melakukan survey
adalah untuk mengetahui lokasi puskesmas yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan Field Lab, sekaligus beramah tamah dan
memohon bantuan serta ijin dari Kapuskes Jatinom beserta staff.
Selain itu, perwakilan kelompok kami juga menyerahkan surat ijin
dan berkasberkas dari fakultas dan Buku Rencana Kerja (BRK). Pada
saat melakukan survey, perwakilan kelompok kami bertemu dengan dr.
Nimah Nur Fajarini selaku instruktur untuk melakukan koordinasi
untuk kegiatan selanjutnya.2. Kegiatan Lapangan I (20 Mei 2015)
Pada pertemuan hari Rabu, 20 Mei 2015, kami tiba di Puskesmas
Jatinom pukul 08.00 WIB. Setibanya di Puskesmas Jatinom kami
disambut oleh dr. Efy, dr. Nimah, selaku penanggung jawab program
Posyandu Lansia, dan Ibu bidan. Setelah itu kami mendapakan
penjelasan tentang materi Posyandu beserta cara mengisi dan cara
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia yang baik dan benar.
Kami juga dibekali pengetahuan tentang kelainan-kelainan serta
penyakit yang paling sering muncul pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Jatinom. Kemudian kami merencanakan kegiatan lapangan II
dengan membagi kelompok menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok
penyuluhan dan kelompok senam lansia.3. Kegiatan Lapangan II (27
Mei 2015)Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di
lakukan di Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah
kegiatan posyandu lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada
partiknya menggunakan 3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan
pengukuran berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah yang di.
Meja kedua yaitu anamnesis sesuai dengan form Geriatric Depression
Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination (MMSE) serta
penyuluhan. Meja ketiga merupakan meja pelayanan medis yang dijaga
oleh tenaga professional dari Puskesmas Jatinom. Tentunya kegiatan
ini kami lakukan dengan pantauan dan bimbingan langsung oleh
instruktur dan petugas kesehatan lain dari Puskesmas Jatinom.
Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign, pengisian KMS, penyuluhan
dan pelayanan kesehatan, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada
peserta Posyandu Lansia mengenai manfaat mengikuti posyandu Lansia
kemudian penyakit-penyakit yang sering dialami oleh lansia seperti
diabetes mellitus, asam urat, hipertensi, dan arthritis gout.
Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa mengajak peserta Posyandu
Lansia untuk mengikuti senam lansia yang diinstrukturi oleh
mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemeriksaan
gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara
ditutup, mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai
bahan dalam laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga.
Kegiatan lapangan II ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah
kegiatan selesai, mahasiswa dipersilahkan untuk pulang.
4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015)
Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk
mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan
kegiatan yang telah kami lakukan.BAB IIIPEMBAHASANKegiatan posyandu
lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa Kedaren.
Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia,
penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale
(GDS).
A. Posyandu Lansia di Desa KedarenPada posyandu lansia yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015 kemarin, ada beberapa hal
yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu: pendataan,
penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan
gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas
Jatinom
1. PendataanPendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa
pencatatan nama dan umur, berat badan, tekanan darah, gula darah,
dan hasil wawancara dengan menggunakan pertanyaan Geriatric
Depression Scale. Namun terjadi kekurangan pada pendataan yaitu
pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan jumlah alat
untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama
mengantri dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi
badan tidak dilakukan, dikarenakan tidak tersedianya alat untuk
mengukur tinggi badan di posyandu lansia Desa Kedaren. Berikut
merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu Lansia
di Desa Kedaren:NamaUsiaTensiGula DarahGDSInterpretasi GDSMMSE
bp. Waluyo68140/901205mungkin depresibaik
bp. Darmo75170/1002normalbaik
bu ratno60150/100771normalbaik
bu warni54160/801normalbaik
bu rukini50120/601321normalbaik
bu suwarti52120/90876mungkin depresibaik
bu siti mulatsih160/110885mungkin depresibaik
mbah marto80150/70
bu sugik160/100912normalggn intelek ringan
bu wira120/901normalbaik
bu praja75120/801603normalbaik
bu sukiran65120/703normalbaik
bu juminah67230/100883normalbaik
bu prapto70100/704normalggn intelek ringan
bu sunarti170/90111
bu ratna72140/100
siti utari57140/801093normalggn intelek ringan
pak pardi160/901181normalggn intelek ringan
pak wakijan80130/70971normalbaik
bu tuminem140/80
mbah wiro86160/903normalggn intelek sedang
bu suminem140/9014013depresibaik
bu semi140/801normalggn intelek ringan
bu warno130/703normalggn intelek sedang
bu ratmi130/7082
bu sulastri160/1006mungkin depresibaik
bu wagiyem130/700normalbaik
bu darmo120/80
bu gito140/801387mungkin depresibaik
bapak harso77160/800normalbaik
bu daryanti160/901201normalbaik
Kegiatan penghitungan GDS bermanfaat untuk puskesmas karena
dapat mengetahui tingkat depresi pada lansia dan dapat merencanakan
kegiatan untuk mengurangi tingkat depresi lansia di posyandu
tersebut.
Berdasarkan tabel kita dapat mengetahui bahwa terdapat 16,13%
dari lansia yang hadir pada posyandu Susuhan, Kedaren mempunyai
skala depresi ringan dan 61,29% lansia memiliki skala depresi yang
normal atau tidak depresi. Dari hasil wawancara, didapatkan satu
lansia dengan kategori berat. Untuk lansia depresi ringan maupun
berat, diperlukan adanya anamnesis lanjutan, konseling, dan
tatalaksana lebih lanjut. Anamnesis lanjutan diperlukan untuk
mengetahui faktor apa sajakah yang memicu terjadinya depresi pada
lansia tersebut. Selain itu, konseling dan tatalaksana lebih
lanjut, seperti olahraga, mengobati penyakit-penyakit yang menjadi
faktor risiko dan obat antidepresan jika diperlukan, juga
dibutuhkan sehingga lansia dapat kembali sehat dan produktif.
Terdapat enam orang lansia dengan tanpa hasil pemeriksaan GDS.
Hal ini dapat disebabkan oleh terlewatnya lansia saat dilakukan
pemeriksaan GDS. Selain itu, keterbatasan jumlah dan kemampuan
anggota kelompok juga dapat menjadi salah satu faktor,karena saat
di posyandu selain pemeriksaan GDS, ada anggota kelompok yang
bertugas untuk mengukur berat badan dan tekanan darah. Keterbatasan
waktu juga menjadi kendala karena untuk pemeriksaan GDS ternyata
membutuhkan waktu cukup lama sedangkan selanjutnya akan
dilaksanakan penyuluhan.
Saran untuk kegiatan selanjutnya adalah diperlukan pemeriksa
dengan pengalaman dan kemampuan baik untuk melakukan pemeriksaan
GDS sehingga dapat mempersingkat waktu pemeriksaan. Selain itu,
jumlahnya pun harus cukup dan perbandingan antara pemeriksa dengan
lansia yang datang saat hari posyandu tersebut sesuai. a. MMSE
Pemeriksaan MMSE dilakukan untuk mengetahui fungsi kognitif pada
Lansia. Prosedur pemeriksaan MMSE dilakukan dengan menanyakan 10
pertanyaan seperti yang terdapat pada tabel diatas.No. Nama
Usia (Tahun)
Interpretasi MMSE
1
Bapak Waluyo
68
Baik
2
Bapak Darmo
75
Baik
3
Ibu Ratno
60
Baik
4
Ibu Warni
54
Baik
5
Ibu Rukini
50
Baik
6
Ibu Suwarti
52
Baik
7
Ibu Siti Mulatsih
-
Baik
8
Mbah Marto
80
-
9
Ibu Sugik
-
Gangguan intelek ringan
10
Ibu Wira
-
Baik
11
Ibu Praja
75
Baik
12
Ibu Sukiran
65
Baik
13
Ibu Juminah
67
Baik
14 Ibu Prapto
70
Gangguan intelek ringan
15
Ibu Sunarti
-
-
16
Ibu Ratna
72
-
17
Ibu Siti Utari
57
Gangguan intelek ringan
18
Bapak Pardi
-
Gangguan intelek ringan
19
Bapak Wakijan
80
Baik
20
Ibu Tuminem
-
-
21
Mbah Wiro
86
Gangguan intelek sedang
22
Ibu Suminem
-
Baik
23
Ibu Semi
-
Gangguan intelek ringan
24
Ibu Warno
-
Gangguan intelek sedang
25
Ibu Ratmi
-
-
26
Ibu Sulastri
-
Baik
27
Ibu Wagiyem
-
Baik
28
Ibu Darmo
-
-
29
Ibu Gito
-
Baik
30
Bapak Harso
77
Baik
31
Ibu Daryanti
-
Baik
Kriteria penilaian MMSE yaitu:
0-2 kesalahan = Baik
3-4 kesalahan = Gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan = Gangguan intelek sedang
8-10 kesalahan = Gangguan intelek berat
Bila penderita tak pernah sekolah, nilai kesalahan diperbolehkan
+1 dari nilai di atas.
Bila penderita sekolah lebih dari SMA, kesalahan yang
diperbolehkan -1 dari nilai di atas.
Pemeriksaan MMSE dilakukan terhadap 25 Lansia dari 31 Lansia
yang datang ke Posyandu Lansia Puskesmas Jatinom. Diantara 25
penduduk Lansia yang diskrining dengan pemeriksaan MMSE didapatkan:
18 Lansia dengan fungsi kognitif baik, 5 Lansia dengan gangguan
intelek ringan dan 2 Lansia dengan gangguan intelek sedang. Jika
dituliskan dengan prosentase maka 72% Lansia masih memiliki fungsi
kognitif baik, 20% Lansia dengan gangguan intelek ringan dan 8%
Lansia dengan gangguan intelek sedang. Pemeriksaan MMSE tidak
sempat dilakukan ke enam Lansia lainnya dikarenakan
ketidaktersediaan waktu dan tempat tunggu sehingga lansia yang
sudah diperiksa dengan yang belum diperiksa menunggu di satu
tempat. Hal ini menyulitkan pemeriksa untuk menskrining semua
Lansia. Hasil pemeriksaan MMSE dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
pasien, etnis pasien, dan kemampuan pemeriksa berkomunikasi dengan
pasien.
2. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa
Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan.
Posyandu Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan,
pemeriksaan GDS dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan,
pemeriksaan gula darah, serta senam lansia.
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi
tentang pentingnya posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang
sering terjadi pada lanjut usia seperti diabetes, hipertensi, asam
urat, dan osteoarthritis.
Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena
bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia
di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia. Seperti yang kita tahu, akses pelayanan
kesehatan dan kondisi fisik lansia berkorelasi satu sama lain.
Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah dengan akes
pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun
rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu
lansia di desa setempat sehingga memudahkan lansia mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia
lanjut. Seperti yang diketahui, di masa lansia, lansia mengalami
enurunan kondisi fisik sehingga menyebabkan penurunan dalam peran
sosial di masyarakat. Melalui posyandu lansia ini, menjadikan peran
lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat dapat
menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga
dapat menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain,
mandiri, serta sehat.
Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 11.00. Disini,
mahasiswa memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi
lansia bukan hanya untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia
lebih mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Selain itu,
mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi memeriksakan
dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang mengarah
ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari
posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau
motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.Setelah dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua
kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes
mellitus (DM), hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA).
Materi yang disampaikan mahasiswa meliputi pengertian penyakit,
gejala, serta makanan-minuman yang sebaiknya di kurangi untuk
mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi yang disarankan
untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya
olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan
lansia.
Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang
disampaikan mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat
ketika dibuka sesi pertanyaan. Beberapa peserta penyuluhan
mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang terjadi pada
dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak
menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai
kaki. Selain itu ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan
tangan seperti kram di pagi hari bangun tidur, kram terjadi di
telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang diajukan
oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan. Penyuluhan kesehatan
Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten berlangsung lancar
dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan penyuluhan yang
dilakukan mahasiswa. 3. Senam Lansia Pada saat pelaksanaan kegiatan
Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan kegiatan senam lansia.
Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia dengan
instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para bapak/ibu lansia
mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme
tinggi. Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh
agar tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani
maupun rohani. Tujuan lain dari senam lansia adalah sebagai berikut
:
1. Memperbaiki proses metabolisme serta pasokan oksigen dalam
tubuh
2. Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh
3. Menghilangkan lemak
4. Meningkatkan kondisi sendi dan otot
Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat
bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini
sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45
thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara
teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri
dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,
keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan
meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di
otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit
hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan
mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak,
pikiran tetap segar. Senam lansia disamping memiliki dampak positif
terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam
meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasikecepatan denyut
jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu
istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung
sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara
osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan
osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan
dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi
dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal
karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan
muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan
bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya
otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah
cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera
(Suroto, 2004). Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam
merupakan usaha-usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik
atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik yang dikalkulasi
termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase
(proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik),
bertambahnya aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel
otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria serta meningkatnya
enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan (Kusmana, 2006).
Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat memberi beberapa
manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan
otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga
dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran
pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan
dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu
mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan
kesegaran jasmani.
Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
A. Persiapan Sebelum Senam
1. Pastikan keadaan tubuh sehat dengan berjalan secepat-cepatnya
5 menit dan istirahat 10 menit
2. Periksa denyut nadi (jika lebih dari 100 jangan lanjutkan
aktivitas fisik)
3. Intensitas senam diukut dengan denyut nadi, lamanya senam +
20-30 menit, dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu
B. Tahapan Senam
1. Tahap Pemanasan :
Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem
kerja jantung)
2. Tahap Inti :
Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x
8
Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar bahu) 1
x 8
Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu) 1
x 8
Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x
8
Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x
8
Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x
8
Buka dan remas jari tangan 2 x 8
Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x
8
Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di
tempat)
Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)
3. Tahap Pendinginan :
Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x
8
Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x
8
Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x
8
Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x
8
Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan
turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat
senam yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang
leluasa untuk bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam
lansia kurang sesuai dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika
dilakukan dengan lama + 20-30 menit dan frekuensi senam + 3-4 kali
dalam seminggu.
BAB IVPENUTUPA.Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia
berlangsung lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan
tensi, gula darah, GDS, MMSE dan penyuluhan penyakit penyakit yang
sering dialami lansia. Ada beberapa hambatan tetapi masih bisa
diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik. Target
cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 100 % menunjukkan target
cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia
umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu
berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan
terabaikan.Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri
dihari tuanya dan menurunkan tingkat stres pada lansia.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan
hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan
lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat
membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase
kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan
keberadaannya.
B.Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau
mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu
lansia tersebut sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga
kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah
sejalan dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan
pelayanan medis bagi para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan
sosialnya karena hal ini sangat baik terhadap keadaan jiwa
lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau
kegiatan yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia.
Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat
dan efektifitas program dan diperlukan evaluasi program secara
rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader posyandu lansia agar
kegiatan berjalan lebih baik.DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE:
Pembinaan Posyandu lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia.
Surakarta: FK UNSTaylor WD (2014). Depression in the elderly. The
New England Journal of Medicine, 371: 1228-1236.
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the
lifespan: a review of measures for use in primary care settings.
American Family Physician, 66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York:
Hatford Institute for Geriatric Nursing.LAMPIRANGeriatric
Depression Scale (GDS)No.Pertanyaanyatidak
1.Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?
2.Apakah anda mengurangi banyak aktivitas da hobi anda?
3.Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?
4.Apakah anda sering merasa bosan?
5.Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
6.Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada
anda?
7.Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda?
8.Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
9.Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke
luar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10.Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat
anda dibandingkan dengan kebanyakan orang?
11.Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
12.Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini?
13.Apakah anda merasa penuh semangat?
14.Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
15.Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
TOTAL
Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat
depresi sebagai berikut :1. Nilai 0-5: Normal2. Nilai 6-10: Pre
Depresi3. Nilai >10: Depresi EMBED Excel.Sheet.12
25
Sheet1
NO.NAMASKORINTERPRETASI
1bp. Waluyo5depresi ringan
2bp. Darmo2normal
3bu Ratno1normal
4bu Warni1normal
5bu Rukini1normal
6bu Suwarti6depresi ringan
7bu Siti Mulatsih5depresi ringan
8mbah Marto
9bu Sugik2normal
10bu Wira1normal
11bu Praja3normal
12bu Sukiran3normal
13bu Juminah3normal
14bu Prapto4normal
15bu Sunarti
16bu Ratna
17bu Siti Utari3normal
18pak Pardi1normal
19pak Wakijan1normal
20bu Tuminem
21mbah Wiro3normal
22bu Suminem13depresi berat
23bu Semi1normal
24bu Warno3normal
25bu Ratmi
26bu Sulastri6depresi ringan
27bu Wagiyem0normal
28bu Darmo
29bu Gito7depresi ringan
30bapak Harso0normal
31bu Daryanti1normal