Default Normal Template
Judul Asli :Kaifa Taknu Milyonr Bi al Hasant
Judul Terjemah : Kiat sukses menjadi milyoner kebaikan!
Penulis
: Hamba Allah
Penerbit : Daar at Taqwa, Subro Khaimah, Mesir
Cetakan
: -
Jumlah halaman Asli
: 64
Jumlah halaman Terjemah: 86
Penerjemah : H. Abdillah Obid, Lc
Penerbit Di Indonesia: Rizki Putra
Kiat Sukses Menjadi Milyoner Kebaikan!
Buku kecil ini merupakan kumpulan doa dan wasiat yang diambil
secara ringkas dari kitab Kaifa Tuthlu Umrak? (Kiat Memperpanjang
Umur!) yang ditulis oleh DR. Muhammad Naim dan dari kitab
Al-Muttajir al-Rbih (Pedagang Yang Beruntung), yang ditulis oleh
DR. Dimyati dan direvisi oleh DR. Dahisy.
Rasulullah Saw bersabda: Bukankah aku telah memberitahukan
kepada kalian tentang beberapa perbuatan baik. Sehingga, perbuatan
tersebut dianggap sebagai perbuatan paling suci menurut malaikat.
Perbuatan tersebut dianggap memiliki derajat paling tinggi, dan
lebih baik bagi kalian dari pada menginfakkan emas dan uang.
Bahkan, lebih baik dari pada menemui musuh, lalu kalian tebas
leher-leher mereka dan mereka tebas leher-leher kalian? Mereka
menjawab: Benar wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Ya, berdzikir
kepada Allah Swt. (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
21750)
Beberapa Amal Yang memiliki Pahala Berlipat Ganda
Pertama: Shalat di Makkah Al-Mukarramah:
Dua rakaat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan seribu
rakaat. Atau, sama dengan pahala shalat sunnah yang dilakukan dalam
46 tahun berturut-turut. Dan shalat 10 rakaat dalam 20 detik di
tempat yang sama pahalanya sama dengan shalat selama 230 tahun.
Atau, sama dengan satu juta rakaat. Adapun wanita yang melakukan
shalat di rumahnya lebih baik dari pada shalat di Masjidil Haram
dan Masjid Nabawi.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Shalat di masjidku lebih baik
dari pada seribu kali shalat di tempat yang lain. Kecuali, Masjidil
Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih baik dari pada seratus
ribu kali shalat di tempat yang lain. (Hadits Shahih Imam Ahmad bin
Hanbal: 15306)
Dalam riwayat lain disebutkan: Sebaik-baiknya masjid (tempat
shalat) bagi perempuan adalah di dalam rumahnya. (Hadits Hasan
Lighairihi, Imam Ahmad bin Hanbal: 26584)
Ke dua: Shalat Jumat:
Pahalanya dalam setiap langkah sama dengan pahala bangun malam
dan puasa selama satu tahun. Tidak hanya itu, perempuan yang
mendorong suami dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jumat
dan mensegerakan diri menuju shalat tersebut, mereka akan
mendapatkan pahala yang sama.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang mencuci dan
mandi pada hari jumat, lalu bangun pagi dan berbuat sesuatu yang
bermanfaat, berjalan (menuju masjid) dan tidak menggunakan
kendaraan, lalu memilih posisi yang lebih dekat dengan imam,
kemudian mendengarkan perkataan (khatib) dan tidak berbicara, maka
akan mendapatkan pahala puasa dan bangun malam selama satu tahun
untuk setiap langkahnya. (hadits Shahih riwayat Abu Daud: 345)
Ke tiga: Shalat jamaah:
Barang siapa yang shalat isya dan subuh berjamaah, pahalanya
sama dengan pahala bangun malam. Di samping itu, pahala shalat isya
dan subuh berjamaah tersebut sama dengan melaksanakan ibadah haji.
Bahkan, seorang perempuan akan mendapatkan kedua pahala tersebut
hanya dengan mendukung putera-puteri dan suaminya untuk melakukan
shalat isya dan subuh secara berjamaah.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersih
(berwudhu) untuk melakukan shalat wajib, maka pahalanya sama dengan
pahala orang yang melaksanakan ibadah haji yang sedang berihram.
(Hadits Hasan Riwayat Abu Daud: 558)
Ke empat: Shalat di Masjid Quba:
Shalat dua rakaat di Masjid Quba, pahalanya sama dengan pahala
melaksanakan umrah.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa yang membersihkan diri (berwudhu) di
rumahnya, kemudian berangkat menuju masjid Quba, lalu melaksanakan
shalat di dalamnya, maka pahalanya sama dengan pahala melaksanakan
umrah. (Hadits Shahih riwayat Ibnu Majah: 1412)
Ke lima: Shalat Isyrq:
Shalat isyrq pahalanya sama seperti melaksanakan haji dan umrah
secara sempurna.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang shalat subuh
berjamaah kemudian duduk menyebut nama Allah Swt hingga terbit
matahari, lalu shalat sebanyak dua rakaat, maka pahalanya sama
dengan pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna dan sempurna
(Rasulullah mengucapkan kata: Sempurna sebanyak tiga kali). (Hadits
Hasan Riwayat Tirmidzi: 586)
Ke enam: Shalat Dhuha:
Orang yang melaksanakan shalat dhuha akan mendapatkan pahala
yang sangat besar, sama dengan bershadaqah sebanyak 360 kali dalam
sehari.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh tulang
sendi. Maka, hendaknya ia bershadaqah untuk setiap tulang sendi itu
dengan satu shadaqah. Orang-orang-pun bertanya: Bagaimana dengan
orang yang tidak mampu melakukan itu wahai Rasulullah? Beliau
bersabda: Membersihkan air ludah yang tercecer di dalam masjid dan
menjauhkan sesuatu dari tengah jalan. Jika tidak dapat
melakukannya, maka shalat dhuha sebanyak dua rakaat dapat
menggantikannya. (Hadits shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
23048, dan Abu Daud: 5242)
Ke tujuh: Shalat sunnah yang dilakukan sendirian (secara
diam-diam):
Shalat sunnah yang dilakukan secara diam-diam pahalanya sama
dengan melaksanakan shalat berjamaah sebanyak dua puluh lima
kali.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Shalat seseorang yang dilakukan secara berturut-turut
tanpa dilihat oleh orang lain, shalatnya sama dengan shalat di
tengah-tengah manusia sebanyak 25 kali. (Hadits Shahih: Shahih
al-Jmi; 13821)
Ke delapan: Umrah di bulan Ramadhan:
Umrah di bulan Ramadhan pahalanya sama dengan melaksanakan
ibadah haji bersama Rasulullah Saw.
Dalil: Sabda Rasulullah Saw kepada seorang wanita dari Anshar:
Sesungguhnya pahala umrah di bulan Ramadhan sama seperti engkau
melaksanakan ibadah haji atau melaksanakan haji bersamaku. (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari: 1863, dan Muslim: 1256)
Ke sembilan: Mengucapkan kalimat tasbih yang pahalanya dilipat
gandakan:
Bacaan kalimat tasbih yang pahalanya dilipat gandakan adalah:
Subhnallah wa Bihamdihi Adada Khalqihi wa Midda Kalimtihi wa Ridl
Nafsihi wa Zinata Arsyihi (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya,
seperti bilangan ciptaan-Nya, tinta kalimat-kalimat-Nya, dan
keridlaan diri-Nya serta timbangan arsy-Nya). jika dibaca sebanyak
3 kali, pahalanya sama dengan pahala yang didapatkan oleh seluruh
makhluk Allah, ditambah dengan beratnya arsy. Di samping itu, ia
juga akan mendapatkan keridlaan Allah Swt. Bahkan, seandainya laut
dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah, niscaya air
laut tersebut akan habis.
Ke sepuluh: Pahala istighfar yang dilipat gandakan:Bacaan
istighfar adalah sebagai berikut: Allhumma Ighfirl wa Liwlidayya wa
Lil Mukminn wal Mukmint wa Lil Muslimn wal Muslimt al-Ahyi Minhum
wal Amwt (Ya Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang-orang
mukmin dan mukminat, orang-orang muslim dan muslimat, baik yang
hidup ataupun yang telah meninggal dunia). Dengan membaca kalimat
istighfar ini, maka pahalanya sama dengan catatan amal perbuatan
baik setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan dan dari setiap
muslim laki-laki dan perempuan.
Ke sebelas: Shadaqah jariah:
Shadaqah jariyah dapat berupa memberikan bantuan dalam
pembangunan masjid, rumah sakit, tempat perlindungan atau
pendidikan anak-anak. Dengan tujuan memberikan petunjuk kepada
mereka untuk menjalankan agama secara benar. Atau, shadaqah juga
dapat berupa memberi nasehat kepada orang lain agar tertunduk patuh
kepada Allah Swt.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Jika seseorang telah meninggal dunia, maka putuslah
segala amal perbuatannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariah,
ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya. (Hadits
Shahih Riwayat Muslim: 1631)
Ke Dua belas: Membantu memenuhi kebutuhan orang lain:
Pahala membantu memenuhi kebutuhan orang lain, sama dengan
pahala itikaf satu bulan di dalam masjid. Jika anda membantu
seorang sahabat dengan harta untuk menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapinya, atau anda membantu orang-orang lemah, orang
miskin dan wanita-wanita janda, maka anda akan mendapatkan pahala
yang begitu besar ini.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Berjalan dengan temanku untuk
suatu tujuan tertentu, lebih baik bagiku dari pada beritikaf di
masjid selama satu bulan. (Hadits Hasan Lighairihi, Shahih
al-Targhib: 2623)
Ke tiga belas: Pekerjaan yang diniatkan karena Allah Swt:
Pekerjaan yang diniatkan karena Allah Swt dapat berupa apapun.
Contohnya, tidur diniatkan untuk takwa kepada Allah. Sehingga,
dapat melaksanakan shalat malam dan subuh. Begitu pula dengan
meniatkan makan minum karena takwa, agar mendapatkan harta secara
halal. Sehingga, dapat mencegah manusia dari meminta-minta dan
memelihara anak-anak serta istrinya dari kefakiran. Atau, dengan
harta tersebut ia dapat menggunakan untuk diinfakkan kepada
orang-orang yang membutuhkan.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa yang beranjak ke peraduan dan ia berniat
bangun malam untuk shalat; lalu kedua matanya terlelap hingga pagi
hari, maka ditulis baginya apa yang telah diniatkan. Dan tidurnya
merupakan shadaqah dari Allah Swt bagi dirinya. (Hadits Hasan
Riwayat al-Nasai: 1787)
Ke empat belas: Berjihad dengan harta dan jiwa:
Allah Swt mengutamakan jihad dengan harta dari pada jiwa. Dan
pahalanya sama dengan puasa dan bangun malam selama satu bulan.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang memberikan
sarana untuk jihad fi sabilillah selama satu hari satu malam, maka
pahalanya sama dengan puasa dan bangun malam selama satu bulan.
(Hadits Shahih Riwayat muslim: 14, dan An-Nasi: 3167)
Ke lima belas: Menghadiri berbagai pengajian, pengajaran dan
ceramah-ceramah agama:
Menghadiri berbagai pengajian, pengajaran dan ceramah-ceramah
agama pahalanya sama dengan melaksanakan haji secara sempurna.
Yaitu, terbebasnya seorang muslim dari dosa-dosa yang pernah ia
lakukan. Sehingga, ia dalam kondisi seperti bayi yang baru
dilahirkan dari rahim ibunya.
Dalil: Sabda Rasulullah Saw: Barang siapa yang pergi ke masjid
tidak berkeinginan sesuatu, kecuali untuk belajar kebaikan atau
mengajarkannya, maka pahalanya sama dengan orang yang melaksanakan
haji secara sempurna. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Thabrani 8/94,
hadits no: 7473)
Ke enam belas: Berbagai niat dalam amal perbuatan:
Ketika menziarahi keluarga suami dengan niat karena Allah Swt,
dapat digabungkan di dalamnya berbagai niat, seperti:
1. Diniatkan untuk mencapai keridhaan Allah Swt
2. Diniatkan untuk mendapatkan keridhaan suami. Karena,
keridhaan suami merupakan bagian dari keridhaan Allah Swt.
3. Diniatkan untuk bersilaturahmi
4. Diniatkan untuk saling bertukar hadiah dan saling mengasihi
antara anggota keluarga.
5. Membantu mereka di saat sakit. Dan pahalanya sama seperti
pahala menziarahi orang yang sakit.
6. Menjamu tamu pahalanya sama dengan memenuhi kebutuhan dan
memberikan bantuan kepada mereka.
7. Diniatkan untuk membahagiakan mereka.
8. Mengarahkan pembicaraan terhadap mereka dengan berbagai
nasehat yang dapat mengurangi dosa dan menganjurkan agar bersabar
dengan musibah penyakit yang sedang menimpa mereka. Maka, dengan
niat-niat di atas pahalanya akan dilipat gandakan.
Ke tujuh belas: Sabar dalam menghadapi musibah:
Seseorang yang berlaku sabar dalam menghadapi setiap musibah
yang datang kepadanya, pahalanya sama dengan masuk surga tanpa
dihisab.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Orang sehat, di hari kiamat, menginginkan pahala seperti
yang diberikan kepada orang yang ditimpa musibah. Walaupun, ketika
di dunia kulit mereka dikuliti dengan gunting. (Hadits Shahih
riwayat Tirmidzi: 2402)
Ke delapan belas: Amal shaleh pada hari-hari sepuluh dzul
hijjah:
Pahala amal shaleh pada sepuluh hari bulan tersebut melebihi
pahala jihad dengan harta dan jiwa.
Dalil: Ditetapkan dari Nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Tidak ada hari-hari dimana amal shaleh di dalamnya lebih
disenangi di sisi Allah melainkan hari-hari yang sepuluh ini.
(Hadits Shahih riwayat Bukhari: 969)
Ke sembilan belas: Puasa Arafah:
Pahala puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama setahun
sebelumnya dan setelahnya.
Dalil: Bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda: Aku telah meminta
kepada Allah agar membalas pahala puasa di hari Arafah, dengan
menghapus dosa-dosa selama setahun sebelumnya dan setahun
sesudahnya. (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi: 749)
Ke dua puluh: Pahala Muadzin (yang mengumandangkan adzan):Pahala
yang didapatkan oleh seorang muadzin sama dengan pahala orang yang
shalat bersamanya. Begitu juga orang yang menjawab adzan. Maka,
barang siapa selalu menjawab adzan, ia mendapatkan pahala seperti
pahala muadzin. Dan seorang wanita akan mendapatkan pahala seperti
pahala muadzin apabila selalu menjawab adzan dari rumahnya karena
para wanita akan lebih mendapatkan keutamaan untuk melaksanakan
shalat di rumah dari pada di masjid. Sekalipun, ia menjawab adzan
seorang muadzin yang berada di Makkah, dengan mendengarkannya
melalui radio atau televisi.
Dalil Dan Contoh: Terdapat seratus orang jamaah haji yang
melakukan shalat berjamaah. Kita tidak usah menghitung shalat
sunnah yang mereka lakukan. Katakanlah mereka hanya melakukan
shalat 5 waktu yang fardhu. Maka, 100 X 5 = 500 (pahala orang yang
melaksanakan haji dan shalat berjamaah), ditambah dengan 27 pahala
berjamaah bagi setiap orangnya. Ditambah lagi dengan pahala setiap
langkah mereka menuju masjid. Ditambah lagi dengan pahala bangun
malam apabila mereka melakukan shalat isya sampai subuh. Jadi,
seorang muadzin dan yang menjawab adzan tersebut akan mendapatkan
milyaran kebaikan.
Dalil: Dari Rasulullah Saw: Dan ia mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang melaksanakan shalat bersamanya. (Hadits Shahih
Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 18529)
Ke dua puluh satu: Mengunjungi orang sakit:
Jika mengunjungi orang sakit di pagi hari, maka 70 ribu malaikat
akan bertasbih untuknya. Begitu juga jika mengunjungi di sore
hari.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Tidak ada seorang muslim yang mengunjungi orang muslim
(yang sedang sakit) di pagi hari, melainkan berdoa untuknya tujuh
puluh ribu malaikat hingga sore hari. Dan jika mengunjunginya di
malam hari, maka tujuh puluh ribu malaikat akan berdoa untuknya
hingga pagi hari, dan ia akan memiliki taman (kharif) di surga.
(Hadist Shahih Riwayat Tirmidzi: 969)
Ke dua puluh dua: Silaturahmi:
Dengan mengunjungi kerabat dekat yang sudah lama tidak
menyambung silaturrahmi, maka seseorang akan mendapatkan pahala
yang nilainya sama dengan mengerjakan amal kebaikan selama 40
tahun. Masing-masing amal tersebut akan tercatat di dalam
shahifah.Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Orang yang menyambungkan tali silaturrahmi bukanlah orang
yang membalas silaturrahmi seseorang. Akan tetapi, penyambung
silaturrahmi adalah orang yang menyambungkan kembali tali
silaturrahmi yang telah lama terputus. (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari: 5991)
Ke dua puluh tiga: Pemberi petunjuk dan orang yang berusaha
kepada jalan kebaikan, pahalanya sama dengan pahala pelakunya:
Orang yang membuat seseorang beramal shaleh akan mendapatkan
pahala yang sama dengan pahala pelakunya, seperti: mengumpulkan
bantuan untuk digunakan di jalan Allah, mendidik anak agar dapat
mengamalkan rukun-rukun Islam dan membantu orang yang membutuhkan
harta. Sedangkan orang yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan
akan dilipat gandakan siksaannya, seperti: menjual film-film dan
lagu-lagu yang dapat merusak moral manusia.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa yang menciptakan suatu kebiasaan baik dalam
Islam, maka ia akan mendapatkan pahala kebaikan tersebut dan pahala
orang-orang yang mengerjakan setelahnya. (Hadits Shahih Riwayat
Muslim: 1017)
Ke dua puluh empat: Membaca shalawat untuk Nabi:
Setiap shalawat mendapatkan pahala sebanyak sepuluh rahmat yang
semisal dengannya.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah Swt
akan memberikan rahmat kepadanya dengan shalawat tersebut sebanyak
sepuluh kali. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 408)
Ke dua puluh lima: Bangun malam di bulan Ramadhan dan
menghidupkan sepuluh malam terakhir:Pahala bangun malam di bulan
Ramadhan dan menghidupkan sepuluh malam terakhir akan menerima
pahala yang berlipat ganda.
Dalil: Firman Allah Swt: Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. (QS. Al-Qadr: 3)
Ke dua puluh enam: Menyebut nama Allah ketika berada di
pasar:Orang yang menyebut nama Allah ketika berada di pasar akan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Karena, pada waktu itu
kebanyakan manusia lupa kepada Allah Swt.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Barang siapa yang memasuki sebuah pasar lalu mengucapkan:
La Ilha Illallah Wahdah La Syarka Lah, Lahu al-Mulku wa Lahu
al-Hamdu Yuhy wa Yumt wa Huwa Hayyun L Yamt, Biyadihi al-Khair wa
Huwa al Kulli Syaiin Qadr (Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada
sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya lah segala kekuasaan dan segala
pujian. Ia menghidupkan dan mencabut nyawa. Ia hidup dan tidak
mati. Di tangan-Nya semua kebaikan. Dan Ia Maha Berkuasa terhadap
segala sesuatu), maka Allah akan menulis baginya beribu-ribu
kebaikan. Tidak hanya itu, Allah juga akan menghapuskan beribu-ribu
dosa yang dimilikinya. Bahkan, Allah akan mengangkat derajatnya
beribu-ribu derajat. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi:
3428)
Ke dua puluh tujuh: Membaca surat al-Ikhlas:
Membaca surat Al Ikhlas sebanyak 3 kali lebih baik dari pada
membaca surat tersebut dengan bacaan yang salah. Pahalanya sama
dengan orang yang telah berkali-kali menghatamkan al-Quran.
Artinya, orang yang membaca al-Ikhlas sebanyak tiga kali, dianggap
telah mengkhatamkan al Quran. Dan pahala tersebut akan ditulis
dalam shahifah.
Dalil: Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Qul Huwallhu Ahad
(katakanlah bahwa Allah itu satu) menyamai sepertiga al-Quran.
(Hadits Shahih Riwayat Muslim: 811)
Ke dua puluh delapan: Berpuasa enam hari pada bulan syawal +
berpuasa tiga hari pada Ayym al-Bdh; 13, 14, 15:Pertama: Berpuasa
sebanyak enam hari pada bulan syawal, pahalanya sama seperti
berpuasa seumur hidup. Ke dua: Berpuasa tiga hari setiap bulannya,
pahalanya sama dengan pahala berpuasa satu bulan. Ke tiga: Barang
siapa yang berpuasa pada setiap tanggal sepuluh bulan Muharram,
akan diampuni dosa-dosanya yang telah dilakukan selama satu tahun.
Ke empat: Barang siapa yang berpuasa senin dan kamis, maka Allah
Swt akan mengampuni dosa-dosanya.
Dalil: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau
bersabda: Berpuasa enam hari sama dengan pahala berpuasa selama dua
bulan. (Hadits Shahih Riwayat An-Nasi dalam Al-Kubr: 2/162, Hadits
no: 2860)
Dan Rasulullah Saw bersabda: Berpuasa tiga hari dalam setiap
bulan, pahalanya sama dengan berpuasa dan berbuka selama seumur
hidup. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 15632)
Pahala Orang Yang Berbudi Pekerti baik Dan Keutamaannya
Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang terbaik
di antara kalian adalah yang paling baik perangainya. (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari: 3559)
Allah Swt berfirman seraya memuji sang kekasih, sahabat karib
dan hamba-Nya yang paling mulia, Sayyidina Muhammad Saw: Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS.
Al-Qalam: 4)
Dan Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya, seorang mukmin yang
memiliki budi pekerti baik akan mengetahui derajat orang yang
bangun malam hari dan berpuasa di siang hari. (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud: 4798, dan Imam Ahmad bin Hanbal: 24639)
Di antara budi pekerti baik adalah:
Pertama: Berbuat baik kepada kedua orang tua:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang ingin diperpanjang umurnya dan ditambahkan
baginya rizkinya, hendaknya berbuat baik kepada kedua orang tuanya
dan hendaknya menyambung silaturrahmi. (Hadits Hasan Lighairihi
Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 13425, dan Ibnu Hibban: 7855)
Suatu ketika, seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan meminta
izin untuk ikut berjihad. Akhirnya, Rasulullah Saw bertanya
kepadanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu
menjawab: Iya. Lalu, Rasulullah Saw bersabda: Maka, berjihadlah
melalui berbakti kepada kedua orang tuamu. (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari: 3004, dan Muslim: 2549)
Ke dua: Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan
sopan santun dalam bertetangga:
Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun
dalam bertetangga dapat menambah rizki dan memperpanjang umur.
Ke tiga: Mengayomi anak yatim dan menafkahinya:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Aku
dan orang yang mengayomi anak yatim di surga seperti ini. Lalu,
beliau menunjukkan dengan jari telunjuk dan jari tengah. Kemudian,
ia memberikan jarak di antara keduanya. (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari: 5304)
Ke empat: Orang yang menolong wanita janda dan orang miskin:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Orang yang menolong wanita janda dan orang miskin, akan mendapatkan
pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah. Atau, seperti
orang yang berpuasa di siang hari dan bangun di malam hari. (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari: 6006, dan Muslim: 2982)
Ke lima: Menghilangkan kesusahan orang muslim:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang muslim, maka Allah
Swt akan menghilangkan berbagai kesusahannya di hari kiamat. Dan
barang siapa yang menyembunyikan (aib) orang muslim, maka Allah Swt
akan meyembunyikan (aib)nya pada hari kiamat. (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari:2442, dan Muslim 2580)
Ke enam: Membahagiakan sesama muslim:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Pekerjaan yang paling utama adalah membahagiakan orang mukmin,
menutupi aibnya, memberinya makan ketika lapar dan memenuhi
kebutuhannya. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat At-thaylisy: 5/202,
Hadits no: 5081)
Ke tujuh: Mengunjungi saudaranya yang seagama:
Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Jika seorang muslim
mengunjungi saudaranya atau menziarahinya, maka Allah Swt telah
berfirman: Kamu baik dan baik pula tempat yang kamu jalani. Dan
kamu akan menempati sebuah tempat di surga. (Hadits Hasan
Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 8517)
Ke delapan: Orang-orang yang saling mencintai karena Allah:
Orang-orang yang saling mencintai karena Allah termasuk di
antara orang-orang yang dilindungi Allah. Mereka akan selalu berada
di bawah lindungan-Nya pada hari kiamat dari panasnya matahari.
Dimana pada hari itu tidak ada perlindungan, kecuali
perlindungan-Nya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 660, dan Muslim:
1031)
Ke sembilan: Tawadlu (merendahkan hati):
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku agar kalian bersikap
rendah hati. Sehingga, seseorang tidak diperbolehkan untuk
menyombongkan diri atau melampaui batas dari yang lain. (Hadits
Shahih riwayat Muslim: 2865, dan Ibnu Majah: 4176)
Ke sepuluh: Kasih sayang, toleran dan menahan amarah:
Ditetapkan dari Rasullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang
siapa yang menahan amarahnya dan ia mampu untuk menghilangkannya,
maka Allah Swt mendoakan baginya di hadapan makhluk-makhluk-Nya
pada hari kiamat. Sehingga, Allah akan memilihkan untuknya
bibadari-bidadari yang tercantik, sesuai dengan kehendak-Nya.
(Hadits Hasan Lighairihi riwayat Abu Daud: 4777, dan Tirmidzi:
2021)
Dan Allah Swt berfirman: Orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 134)
Ke sebelas: Menghormati tamu:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaknya ia menghormati tamunya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari:
6135, dan Muslim: 48)
Ke dua belas: Bersikap ramah dalam segala hal:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Wahai Aisyah, bersikaplah dengan ramah, sesungguhnya jika Allah Swt
menginginkan sebuah kebaikan dari Ahlil Bait, Ia memasukkan kepada
mereka sikap ramah. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
24778)
Ke tiga belas: Berdamai antara sesama manusia:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Bukankah aku telah memberitahukan kalian tentang sesuatu yang lebih
utama dari pada pahala puasa, shalat dan shadaqah?, mereka
menjawab: Benar ya Rasulallah. Beliau bersabda: Perbaikilah Dzat
al-bayn. Sesungguhnya, rusaknya Dzat al-bayn adalah kebinasaan.
(Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 4919) Yang dimaksud dengan Dzat
al-bayn adalah mendamaikan pertikaian yang terjadi antara sesama
manusia (memperbaiki tali silaturahmi yang terputus akibat
perselisihan).
Ke empat belas: Mencegah seorang muslim yang berbuat Ghibah:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang melindungi daging saudaranya dari perbuatan
ghibah, maka Allah Swt berhak untuk membebaskannya dari api neraka.
(Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 27650)
Ke lima belas: Mengucapkan salam dan berjabat tangan antara
sesama mukmin:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa, kemudian saling berjabat
tangan, melainkan diampuni dosa-dosa keduanya sebelum berpisah.
(Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Abu Daud: 5212)
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Saw berkata
kepadaku: Wahai anakku, jika engkau bertemu dengan keluargamu,
ucapkanlah salam. Maka, (ucapan tersebut) akan menjadi barakah
kepadamu dan kepada penghuni rumahmu. (Hadits Hasan Lighairihi
Riwayat Tirmidzi: 2698)
Ke enam belas: Ungkapan yang baik (al-kalimah at-thayyibah):
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Jauhilah api neraka walaupun hanya dengan separuh kurma. Jika kamu
tidak mendapatkannya, cukuplah berkata-kata dengan ungkapan yang
baik. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3480)
Ke tujuh belas: Lapang dada dalam proses jual beli:
Ditetapkan Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Seseorang
telah meminjamkan (uang) kepada seseorang. Lalu, ia berkata kepada
anaknya: Jika datang kepadamu dan mempersulit dirimu (tidak
membayar hutangnya), maka maafkanlah dia. Mudah-mudahan Allah Swt
mengampuni kita. Beliau bersabda: Kemudian, orang tersebut menemui
ajalnya. Maka Allah-pun mengampuni dosa-dosanya. (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari: 3480)
Dari Rasulullah Saw: Bukankah aku telah memberitahukan kepada
kalian tentang seseorang yang diharamkan dari api nereka. Atau,
tentang seseorang yang diharamkan baginya api neraka? Yaitu, setiap
orang yang mempermudah diri. (Hadits Shahih Hasan Lighairi Riwayat
Tirmidzi: 2488)
Ke delapan belas: Menahan pandangan (ghadh al-bashar):
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Ada
tiga orang yang mata mereka tidak melihat api neraka. Mereka
adalah: mata yang selalu berjaga-jaga di jalan Allah, mata yang
menangis karena takut kepada Allah Swt, dan mata yang dipalingkan
dari hal-hal yang diharamkan Allah. (Hadits Hasan Lighairihi
Riwayat Thabrani: 1003)
Ke sembilan belas: Menjaga lisan:
Muadz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah Saw: Apakah kita akan
dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kita ucapkan? Beliau
menjawab: Apakah terasa berat kematian ibumu wahai Muadz. Apakah
wajah-wajah manusia lubang hidung-hidung mereka akan dibolak balik
di dalam neraka? Semuanya itu tergantung pada hasil ucapan
lisan-lisan mereka. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Tirmidzi:
2616, dan Ibnu Mjah: 3973)
Ke dua puluh: Pahala orang-orang fakir:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Orang-orang mukmin yang berasal dari kalangan fakir akan lebih dulu
masuk surga, empat ratus tahun, sebelum orang-orang kaya. (Hadits
Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 9822) Hal ini dikarenakan
ketatnya penghitungan amal bagi orang-orang kaya.
Ke dua puluh satu: Pahala orang yang takut kepada Allah Swt:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Api
nereka akan diharamkan bagi mata yang mengalir atau menangis karena
takut kepada Allah Swt. (Hadits Hasan Lighairihi, Riwayat Imam
Ahmad bin Hanbal: 17252)
Ke dua puluh dua: Hak seorang muslim terhadap sesamanya:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Yang
diharamkan dari setiap muslim terhadap sesamanya adalah: darah,
kehormatan dan hartanya. Seorang muslim adalah saudara bagi
sesamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia tidak menganiaya dan
mengkhianatinya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2564)
Rasulullah Saw juga bersabda: Manusia itu akan tetap dalam
kebaikan selama mereka tidak saling menghasud. (Hadits Hasan
Riwayat Thabrani: 8157)
Dalam hadits yang lain dikatakan: Barang siapa yang mendiamkan
saudaranya selama satu tahun, maka ia sama dengan menumpahkan
darahnya (membunuhnya). (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 4915)
Pada hadits lain Rasulullah Saw bersabda: Tidak diperbolehkan
bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
hari. Sehingga, apabila keduanya bertemu, masing-masing saling
membuang muka. Adapun yang paling baik antara keduanya adalah yang
lebih dahulu mengucapkan salam. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari:
6237)
Sumber Rujukan:
Kitab Al-Muttajir al-Rbih (pedagang yang beruntung):
Dimyati.
***
Pahala Shalat dan Wudhu
Pertama: Berwudhu untuk melaksanakan shalat:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang menyempurnakan wudhu seperti yang diperintahkan
Allah Swt, maka shalat-shalat wajib yang dilakukannya dapat
dijadikan sebagai penebus atas dosa-dosa yang dilakukan antara
waktu shalat yang satu dengan shalat yang lainnya. (Hadits Shahih
Riwayat Muslim: 231)
Dari Rasulullah Saw: Bukankah aku telah menunjukkan kepada
kalian tentang sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa
dan mengangkat beberapa derajat? Mereka menjawab: Benar wahai
Rasulullah. Lalu, beliau bersabda: Menyempurnakan wudhu dari
hal-hal yang dilarang... (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 251)
Dari Rasulullah Saw: Seandainya tidak menyulitkan ummatku, maka
aku perintahkan mereka untuk melakukan wudhu dalam setiap waktu
shalat. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
4504)
Ke dua: Memakai Siwak:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Dianjurkan bagi kalian untuk memakai siwak. Karena, sesungguhnya
siwak itu dapat mengharumkan mulut dan mendatangkan keridhaan Allah
Swt. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 7504)
Ke tiga: Shalat sunnah setelah wudhu:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian
shalat dua rakaat dan bersungguh-sungguh, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Abu
Daud: 905)
Ke empat: Pahala orang shalat pada barisan pertama:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya mendoakan
orang-orang yang shalat di barisan pertama atau beberapa barisan
pertama. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
22317)
Ke lima: Mengisi barisan-barisan yang kosong dalam shalat:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa menutupi celah (dalam shalat berjamaah), maka Allah
akan mengangkat derajat orang tersebut sebanyak satu derajat dan
membangun baginya sebuah rumah di surga. (Hadits Shahih Lighairihi
Riwayat Thaylisi: 5797)
Ke enam: Membersihkan Masjid:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Meludah di masjid adalah perbuatan dosa. Dan dosa tersebut dapat
ditebus dengan membersihkannya. (Hadits Shahih Riwayat Muslim:
552)
Dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Meludah di
masjid adalah perbuatan tidak terpuji. Dan membersihkannya
merupakan suatu kebaikan. (Hadits Hasan Shahih Riwayat Imam Ahmad
bin Hanbal: 22297)
Ke tujuh: Berjalan menuju masjid di waktu gelap:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Beritahukanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan
menuju masjid di waktu gelap, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya
yang sempurna di hari kiamat. (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Abu
Daud: 561, dan Tirmidzi: 223)
Ke delapan: Menunggu datangnya waktu shalat:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Orang yang menunggu datangnya waktu shalat setelah melaksanakan
shalat, seperti seorang mujahid fi sabilillah yang duduk di atas
pinggang kuda yang kencang larinya. Malaikat mendoakan untuknya
selama (wudhunya) belum batal. Atau, berdiri sedangkan dia berada
dalam lindungan Yang Maha Besar (Allah Swt). Maksudnya: seperti
penunggang kuda yang lari kencang bersama kudanya dalam sebuah
peperangan di jalan Allah. (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad bin
Hanbal: 8610)
Ke sembilan: Shalat sunnah sebelum dhuhur:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang melakukan empat rakaat sebelum dhuhur dan empat
rakaat setelahnya, diharamkan baginya api neraka. (Hadits Hasan
Shahih Riwayat Abu Daud: 1269)
Ke sepuluh: Shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Ashar:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Allah Swt akan memberikan rahmat kepada seseorang yang shalat empat
rakaat sebelum shalat Ashar. (Hadits Hasan Riwayat Abu Daud:
1271)
Ke sebelas: Shalat malam:
Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: Jangan tinggalkan shalat
malam. Sesungguhnya Rasulullah Saw tidak meninggalkannya. Apabila
sakit atau malas, beliau melaksanakan shalat dengan duduk. (Hadits
Shahih Riwayat Abu Daud: 1307)
Ke dua belas: Mengqadha sesuatu yang ditinggalkan ketika
melaksanakan shalat malam:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Barang siapa yang melalaikan hizibnya (bacaan sebagian al-Quran)
atau sesuatu darinya. Kemudian, ia membacanya pada waktu antara
shalat shubuh dengan shalat dhuhur, maka pahala yang akan ia
dapatkan sama dengan pahala orang yang membacanya semenjak malam
hari. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 747)
Ke tiga belas: Pahala orang berdiam diri di masjid:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Sesungguhnya di masjid-masjid itu terdapat orang-orang yang berdiam
diri (itikaf). Sahabat-sahabat mereka adalah para malaikat. Jika
mereka tidak ada, para malaikat merasa kehilangan mereka. Jika
mereka sakit, para malaikat menjenguk mereka. Dan jika mereka
membutuhkan sesuatu, para malaikat akan memenuhinya. (Hadits Hasan
Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 9414)
***
Keutamaan Bershalawat Kepada Nabi Saw
Bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang paling utama
adalah bacaan shalawat yang terdapat dalam tasyahhud akhir, yaitu:
Allahumma Shall Ala Muhammad wa Ala li Muhammad Kam Shallaita Ala
Ibrhma wa Ala li Ibrhma Innaka Hamdun Majd, Allhumma Brik Al
Muhammad wa Ala li Muhammad Kam Brakta Al Ibrhma wa Al li Ibrhma
Innaka Hamdun Majd (Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi
Muhammad dan keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
rahmat atas Nabi Ibrahim dan keluarga beliau, sesungguhnya Engkau
adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah,
limpahkanlah keberkahan atas Nabi Muhammad beserta keluarga beliau,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah atas Nabi Ibrahim dan
keluarga beliau. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Terpuji
lagi Maha Agung).
Dan jika anda menginginkan pahala shalawat ini sebanyak jumlah
ciptaan Allah, seberat arsy dan sejalan dengan ridha Allah, maka
setelah anda membaca shalawat di atas, lengkapilah dengan bacaan:
Bi Adadi Khalqika, wa Middi Kalimtika, wa Zinati Arsyka, wa Ridha
Nafsika (Dengan memuji-Mu sebanyak bilangan Makhluk-Mu, sebanyak
kalimat-kalimat-Mu dan seberat Arsy-Mu, dan seridha Dzat-Mu)
Beberapa faedah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam:
1. Mengangkat kedudukan manusia sebanyak sepuluh derajat
2. Menghapus sepuluh dosa
3. Ditulis sepuluh kebaikan bagi pembacanya
4. Dianggap sebagai shadaqah
5. Menjadikan seseorang merasa berkecukupan dari segala sesuatu
yang dibutuhkannya
6. Mengangkat doa ke langit
7. Jika dibaca setelah berdoa, membantu dikabulkannya doa
tersebut
8. Untuk membantu terkabulnya segala harapan
9. Mendapat syafaat Rasulullah Saw di hari kiamat
10. Dapat menebus berbagai dosa
11. Untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah Saw di hari
kiamat
12. Agar selamat dari bahaya hari kiamat
13. Untuk kebaikan sebuah majlis
14. Untuk menghilangkan kefakiran
15. Untuk mendapatkan rahmat Allah Swt
16. Agar pekerjaan dan umur menjadi barakah
17. Untuk mengingatkan seorang hamba atas apa yang
dilupakannya
18. Untuk memberikan petunjuk dan menghidupkan hati seorang
hamba
19. Untuk menerangkan jalan bagi hamba-Nya
20. Untuk memantapkan kaki ketika hendak berjalan
21. Untuk mengeluarkan seorang hamba dari kehampaan (hati)
22. Agar seorang hamba tidak disebut sebagai orang yang pelit
(sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi)
23. Untuk menyempurnakan pembicaraan yang dimulai dengan bacaan
shalawat
24. Menyebabkan langgengnya cinta kepada Allah Swt
25. Menyebabkan langgengnya cinta kepada Rasulullah Saw
26. Shalawat yang dibacakan akan menyampaikan nama orang yang
membacanya kepada Rasulullah di dalam kubur beliau.
27. Shalawat termasuk ke dalam bacaan dzikir kepada Allah
Swt
28. Dengan membaca shalawat sama dengan mengikuti sunnah Allah
Swt dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw
29. Dengan membaca shalawat sama dengan mengikuti perbuatan
malaikat dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw
30. Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya melimpahkan rahmat
kepada orang yang membaca shalawat
31. Melaksanakan perintah Allah Swt
32. Mendapatkan sepuluh berkah dari Allah Swt yang dilipat
gandakan
33. Merupakan berita gembira bagi hamba Allah sebelum meninggal
dunia bahwa dia akan dimasukkan ke surga
34. Melaksanakan hak-hak paling kecil dari sekian banyak hak-hak
yang harus dipenuhi terhadap Rasulullah Saw.
Keutamaan Ulama Dan Penuntut Ilmu
Allah Swt dan Rasul-Nya menganjurkan orang-orang mukmin untuk
menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah Saw
bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim. (Hadits
Shahih Riwayat Ibnu Majah: 224). Banyak sekali ayat-ayat al Quran
dan Hadits-Hadits Shahih yang menunjukkan adanya pahala besar bagi
prang-orang yang menuntut ilmu. Walaupun, ilmu yang dipelajari
hanyalah satu dari sekian banyak kajian ilmu agama yang ada.
Artinya, orang yang hendak mengajarkan ilmunya tidak disyaratkan
memiliki tingkatan akademis yang tinggi. Karena, banyak di antara
orang-orang yang kurang berilmu; baik laki-laki maupun perempuan,
mereka hafal al Quran dan mempraktekkan hafalan tersebut dengan
membuka lembaga-lembaga untuk menghafal al Quran.
Oleh sebab itu, siapa pun tidak diperbolehkan untuk
menyembunyikan ilmu pengetahuan. Sehingga, bagi yang memilikinya
wajib memberitahukan dan mengajarkan ilmunya tersebut kepada orang
lain. Maka, orang yang menunjukkan pada kebaikan akan mendapatkan
pahala seperti orang yang melakukannya; tidak berkurang dari
pahalanya sedikitpun. Berikut ini pahala ilmu dan ulama:
1. Ilmu menyebabkan seseorang masuk surga: Ditetapkan dari
Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda: Barang siapa yang
berjalan di atas jalan Allah untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt
akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut sebuah jalan menuju
surga. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 2699)
2. Semua makhluk memohonkan ampun bagi orang yang berilmu:
Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh
makhluk-makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga seekor ikan
paus yang ada di laut. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Abu Daud:
3641)
3. Keutamaan orang yang berilmu lebih besar dari keutamaan ahli
ibadah: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya beliau bersabda:
Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah, seperti keutamaan
bulan atas semua bintang-bintang. (Hadits Hasan Lighairihi: Lihat
riwayat sebelumnya)
4. Ulama adalah pewaris para nabi dalam hal ilmu
5. Rasulullah Saw menyamakan para ulama dengan bintang-bintang
yang menunjukkan manusia dari kegelapan menuju terang
benderang.
6. Seorang yang berilmu ketika dibangkitkan pada hari kiamat
berhak untuk mendapatkan syafaat.
7. Orang yang berilmu lebih utama dari ahli ibadah dengan tujuh
puluh derajat.
8. Allah Swt memberikan kepada ulama sebuah kemuliaan yang
didamba-dambakan para syuhada.
9. Seorang yang berilmu dapat mengajarkan manusia tentang
kebenaran.
10. Menuntut ilmu di masjid untuk belajar dan diajarkan kepada
yang lain, pahalanya sama seperti pahala orang yang melaksanakan
haji secara sempurna. Atau, seperti pahala orang yang berjihad di
jalan Allah.
11. Pahala orang yang berilmu sama dengan pahala orang yang
bangun malam dan berpuasa di siang hari. Dari Abdullah bin Imam
Ahmad bin Hanbal Ra, ia berkata: Aku bertanya kepada bapakku:
Apakah aku harus bertahajjud pada malam hari atau menulis ilmu
pengetahuan? Ayahku menjawab: Tulislah ilmu pengetahuan!
(sesungguhnya manfaat ilmu itu melebihi yang lainnya. Pahalanya
seperti pahala orang yang memanfaatkannya dalam hidupnya. Setelah
meninggal dunia, ilmu yang bermanfaat itu selama-lamanya sebagai
shadaqah jariah. Sedangkan pahala tahajjud hanya bagi orang yang
melaksanakannya saja. Dan pahala tersebut berhenti setelah orang
tersebut meninggal dunia).
Melaksanakan Shalat Lima Waktu Dan Usaha Dalam Mempertahankannya
untuk Tetap Dilaksanakan Secara Berjamaah Adalah Wajib
Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat:
Allah Swt berfirman: Dan dirikanlah shalat. Dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (QS. Ar-Ruum:
31)
Dari Jabir bin Abdillah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Saw bersabda: Sesungguhnya yang membedakan antara seseorang dengan
syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat. (Hadits Shahih Riwayat
Muslim: 82)
Dari Buraidah Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Batasan
antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka, barang siapa yang
meninggalkannya ia telah kufur. (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad
bin Hanbal: 22987, dan Tirmidzi: 2621)
Dan Allah Swt telah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada
Adam. Mereka pun bersujud sebagai kepatuhan terhadap perintah Tuhan
mereka, kecuali iblis. Ia menolak untuk bersujud. Sehingga, Allah
melaknatnya dan menjauhkannya dari rahmat-Nya.
Melalaikan Shalat Termasuk Di Antara Sifat-Sifat Orang
Munafik:
Allah Swt berfirman: Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang,
melainkan dengan malas. (QS. At-Taubah: 54)
Dalam surat yang lain, Allah Swt berfirman: Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah, kecuali
sedikit sekali. (QS. An-Nisaa: 142)
Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw
bersabda: Begitulah shalatnya orang-orang munafik. Begitulah
shalatnya orang-orang munafik. Begitulah shalatnya orang-orang
munafik. Salah seorang di antara mereka duduk-duduk hingga matahari
menguning. Padahal, pada saat itu posisi matahari tengah berada di
antara dua ujung tanduk syaitan. Maka, orang tersebut berdiri untuk
melakukan shalat empat rakaat seperti (burung) mematuk-matuk
(melakukan shalat dengan sangat cepat). Ia tidak menyebut nama
Allah di dalamnya, kecuali sebentar. (Hadits Shahih Riwayat Muslim:
622)
Hukuman Orang Yang Melalaikan Shalat Ashar:
Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
Orang yang tidak melakukan shalat ashar (dengan sengaja),
seakan-akan ia telah ditinggalkan keluarga dan hartanya (sehingga,
tidak ada lagi orang yang dapat menolongnya di hadapan Allah).
(Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 552)
Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar:
Dari Buraidah Ra, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: Barang siapa
yang meninggalkan shalat Ashar, maka amal perbuatannya tidak akan
diterima. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 553)
Hukuman Orang Tidak Melaksanakan Shalat Wajib Karena Tidur:
Samrah bin Jundub Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Semalam,
telah datang dua orang kepadaku. Kedua orang itu berusaha
membangunkanku. Lalu, keduanya berkata kepadaku: Ayo pergi! Maka,
aku pun pergi bersama mereka. Ternyata, kami mendatangi seseorang
yang sedang tertidur dan seorang yang lain sedang berdiri dengan
batu yang diarahkan ke kepalanya. Ia hendak memecahkan kepalanya
dengan batu itu. orang tersebut memukul-mukulkan batu tersebut ke
kepalanya hingga pecah. Sehingga, batu yang ada di tangannya pun
pecah berserakan di sana sini. Kemudian, ia mengumpulkannya kembali
batu tersebut. Akan tetapi, ia tidak melakukan perbuatan yang tadi,
sampai akhirnya kepalanya kembali sempurna seperti semula. Setelah
sempurna, ia kembali melakukan perbuatan seperti yang telah
dilakukannya pertama kali. Rasulullah berkata: Hal tersebut membuat
aku bertanya kepada mereka berdua: Maha Suci Allah: Apa yang
terjadi dengan dua orang ini? Lalu Rasulullah Saw meneruskan:
Mereka berdua berkata kepadaku: Kami akan memberitahu engkau; orang
pertama yang engkau datangi tadi dimana kepalanya dipecahkan dengan
batu, dia adalah orang yang mengambil al-Quran, akan tetapi tidak
membacanya. Ia juga tidur dan tidak melaksanakan shalat wajib...
(Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 7047)
Shalat Jamaah Adalah Wajib
Allah Swt berfirman: Dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.
(QS. Al-Baqarah: 43)
1. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Seorang laki-laki buta datang
kepada Nabi Muhammad Saw seraya berkata: Wahai Rasulullah, tidak
ada seorang pun yang menuntunku menuju masjid. Ia meminta
keringanan kepada beliau agar diperkenankan untuk shalat di
rumahnya. Beliau pun mengizinkannya. Namun, ketika ia hendak
pulang, Nabi memanggilnya kembali dan bertanya: Apakah engkau
mendengarkan adzan?, ia menjawab, Ya Beliau bersabda: Jawablah
(dengan datang ke masjid). (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 653)
2. Dari Ibnu Ummi Maktum bahwa dia bertanya kepada Rasulullah
Saw, ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah orang
yang tidak dapat melihat, rumahku besar, dan aku memiliki seorang
penuntun yang tidak cocok bagiku. Apakah aku mendapatkan keringanan
untuk shalat di rumah. Beliau bertanya: Apakah kamu mendengarkan
adzan?, ia menjawab: Ya. Rasulullah Saw bersabda: Aku tidak
memberikan keringanan bagimu. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 552,
dan Ibnu Majah: 792)
Membantu Memenuhi Kebutuhan Orang Lain:
Sebagian manusia banyak yang mengeluhkan datangnya orang yang
meminta-minta untuk dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Mereka tidak
mengetahui bahwa siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya,
sebenarnya Allah Swt akan membalas bantuan tersebut.
Apabila anda membantu memenuhi kebutuhan saudara anda; baik
dengan mengajarinya ilmu, memberinya pengarahan, menanggung segala
kebutuhan-kebutuhannya, meminjamkan uang, atau menunjukkannya
kepada kebaikan, hal tersebut lebih utama di mata Allah Swt dari
pada pahala Itikaf anda selama satu bulan penuh.
Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia. Dan berjalan bersama seorang saudara untuk
suatu keperluan, lebih aku senangi dari pada beritikaf di masjid
ini masjid Madinah selama satu bulan. (Hadits Hasan Lighairihi
Riwayat Thaylisi: 6/139, hadits no: 6026)
Ketika membantu seorang saudara dengan memberikan
kebutuhan-kebutuhannya, dalam waktu kurang dari setengah jam, anda
akan mendapatkan pahala seperti pahala itikaf selama satu bulan
penuh. Betapa hebatnya!
Sebenarnya, seorang pegawai yang menerima rakyat sekalipun, ia
duduk di kursi tugasnya untuk memberikan bantuan kepada mereka dan
menerima mereka dengan senang hati. Seandainya ia mengamalkan
hadits ini dan mengikhlaskan pekerjaannya hanya kepada Allah Swt,
maka ia akan mendapatkan seperti pahala itikaf yang dilaksanakan
selama bertahun-tahun. Sayangnya, fenomena yang terjadi sekarang
justru sebaliknya. Para pegawai cenderung memperlambat pekerjaan
mereka dalam membantu dan melayani rakyat. Andaikan mereka tahu
keutamaan hadits ini dan yang sejenisnya, maka mereka akan
memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dengan ramah, cepat, lugas
dan tangkas. Begitu juga seorang dokter yang datang kepadanya lebih
dari dua puluh orang sakit. Apabila ia bekerja dengan ikhlas hanya
untuk mengharap ridha Allah dan berperangai baik, maka ia telah
mengumpulkan pahala dunia dan akhirat.
Beberapa Contoh Kaum Salaf Dalam Membantu Memenuhi Kebutuhan
Sesamanya:
Suatu ketika, Abu Bakar al-Shiddiq memerah susu beberapa kambing
kepunyaan orang-orang kampung. Ketika diangkat menjadi khalifah,
Jariah salah seorang dari pemilik kambing-kambing itu berkata:
Sekarang, ia (Abu Bakar) tidak memerah susu kambing lagi. Lalu Abu
Bakar berkata: Benar, sesungguhnya aku berharap agar sesuatu yang
telah menjadi kebiasaanku tidak berubah hanya karena pekerjaanku
yang baru.
Umar bin Khattab Ra, senang membagi-bagikan air minum di malam
hari kepada wanita-wanita janda. Pada suatu malam, Thalhah melihat
Umar sedang memasuki rumah wanita. Lalu, di siang hari rumah
tersebut dimasuki oleh Thalhah. Ternyata, di dalamnya terdapat
wanita tua renta yang tidak dapat melihat. Ditanyakan kepada wanita
tersebut: Apa yang telah dilakukan umar di dalam rumahmu? Wanita
tua itu menjawab: Ini adalah kebiasaannya semenjak dulu. Ia (Abu
Bakar) selalu membagi-bagikan (shadaqah) kepadaku, ia datang dengan
membawa kebutuhanku dan mengeluarkanku dari pedihnya kehidupan.
Sedangkan Abu Wail berkeliling setiap hari kepada wanita-wanita
dan orang-orang tua di sebuah kampung. Ia membelikan mereka
berbagai kebutuhan yang dapat mencukupi.
Mujhid berkata: Aku menemani Ibnu Umar dalam sebuah perjalanan
untuk melayaninya. Akan tetapi, pada kenyataannya dia-lah yang
lebih banyak melayaniku.
Hakim bin Hazzam merasa sedih ketika suatu hari ia tidak
menemukan seorang pun yang meminta bantuan kepadanya. Kemudian, ia
berkata: Suatu hari, aku tidak menemukan seorang pun yang datang di
depan pintuku untuk meminta bantuan. Pada saat itu, aku sadar,
bahwa ini adalah musibah untukku. Dimana Allah telah menutup pintu
pahala untukku, dengan membantu mereka yang membutuhkan
bantuanku.
Saudaraku yang budiman, sebenarnya terdapat perbedaan antara
orang yang bekerja dengan ikhlas, dengan orang yang hanya bekerja
dengan basa-basi, untuk sekedar mendapatkan pujian atau
mengharapkan imbalan materi. Maka, biasakanlah diri anda untuk
tidak menunggu imbalan apapun; baik yang berbentuk materi ataupun
non materi, dari siapa saja, kecuali dari Allah Jalla wa Al. Dengan
harapan, anda tidak akan kehilangan pahala yang sangat besar.
Suatu ketika, Uqbah bin Amr berbicara dengan seseorang tentang
suatu kebutuhan. Setelah sampai di tengah-tengah keluarganya, ia
melihat sebuah hadiah. Lalu bertanya: Apa ini? Mereka menjawab:
Orang yang telah engkau ajak bicara mengirimkan barang ini. Ia
berkata: Bukalah! Aku terpaksa harus mengambil pahala syafaatku di
dunia!!
Ibnu Syubromah Rahimahullah melaksanakan sebuah hajat besar bagi
salah seorang sahabatnya. Ia membawakan untuknya sebuah hadiah.
Sahabatnya bertanya: Apa ini? Ia menjawab: Sebagai balasan dari apa
yang telah engkau berikan kepadaku. Sahabat tersebut berkata:
Ambillah hartamu! Semoga Allah mengampunimu. Apabila engkau minta
bantuan sahabatmu, kemudian ia tidak bersungguh-sungguh untuk
memenuhinya, maka ambillah wudhu untuk melaksanakan shalat. Dan
bertakbirlah sebanyak empat kali, anggaplah ia sebagai orang yang
telah meninggal dunia.
Kita sering kali mendengar dan melihat orang-orang yang merasa
bahagia dan mulia setelah mereka dapat membantu teman-teman mereka.
Bahkan, dapat membantu orang-orang banyak. Akan tetapi, mereka
mengeluh tidak dapat membantu kedua orang tua atau kerabat-kerabat
mereka. Dalam hal ini, mereka diharamankan untuk mendapatkan pahala
yang sangat besar. Bahkan, mereka termasuk orang-orang yang durhaka
kepada kedua orang tua.
Sumber tulisan: Kiat Memanjangkan Umur Yang Produktif! (Kaifa
Tuthlu Umraka al-Intj?)
***
Kiat Berinvestasi Milyaran Kebaikan!
Pada hakekatnya, manusia tidak mengetahui kapan dan dimana ajal
mereka akan tiba. Maka, hendaknya mereka secepat mungkin melakukan
berbagai perbuatan baik dan amal shaleh yang berlipat ganda
pahalanya.
Beberapa Hal Untuk Menjaga Milyaran Kebaikan Di Hari Kiamat:
Pertama: Meninggalkan perbuatan maksiat yang dapat menggagalkan
berbagai kebaikan:
Satu pekerjaan dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga.
Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Saw: Tidak masuk surga
orang yang memutuskan tali silaturrahmi. (Hadits Shahih Riwayat
Muslim: 2556)
Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw bersabda: Seseorang tidak
akan masuk surga apabila di hatinya terdapat kesombongan walaupun
sedikit. (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 91)
Maka, segala perbuatan baiknya yang dilipat gandakan tidak akan
bermanfaat baginya untuk masuk surga.
Rasulullah Saw bersabda: Aku akan memberitahukan tentang
beberapa kaum dari ummatku yang datang pada hari kiamat dengan
berbagai kebaikan sebesar gunung Tihmah yang putih, lalu Allah Azza
wa Jalla menjadikannya debu-debu yang beterbangan. Tsauban berkata:
Wahai Rasulullah, beritahu kami sifat-sifat mereka. Jelaskanlah
kepada kami. Sehingga, kami tidak termasuk ke dalam golongan
mereka, sedangkan kami tidak mengetahuinya. Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari bangsa
kalian. Mereka adalah orang-orang yang melakukan bangun malam
seperti yang kalian lakukan. Akan tetapi, mereka adalah suatu kaum,
apabila dihadapkan pada hal-hal yang diharamkan Allah mereka
melanggarnya. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah: 4245). Yang
dimaksud dengan hal-hal yang diharamkan Allah adalah berbagai
perbuatan, apabila dilanggar dapat menyebabkan timbulnya dosa
besar.
Di Antara Hal-Hal Yang Diharamkan Allah Dan Rasul-Nya
adalah:
Membunuh jiwa manusia Mencuri Berzina - Mengadu domba (nammah)
Berbohong - Khianat dan tidak amanah - (mukks) - Mengambil sesuatu
yang bukan hak miliknya (al-Ghulul) Orang yang memanjangkan
pakaiannya Memata-matai (tajassus) Wanita yang mempergunakan
pakaian tapi seperti orang telanjang (al-Ksiyt al-riyt) Berdusta
(qaul az-Zr) Menghina al-Quran Orang yang diminta untuk menyambung
rambut (al-wshil) dan Orang yang disambung rambutnya
(al-mushtaushilah) Orang yang membuat tato (al-wsyimah) dan orang
yang ditato (al-mustausyimah) Orang yang mencabut alis mata
(al-nmishah) dan orang yang dicabut alis matanya (al-mutanammishah)
Durhaka kepada kedua orang tua Menyembunyikan ilmu Memutus tali
silaturrahmi Peminum khamar (minuman keras) Penyihir Dan dosa-dosa
besar lainnya.
Ke dua: Menyombongkan diri dengan perbuatan amal dan
menggantungkan diri kepada amal tersebut:
Sebenarnya, syaitan telah memperdaya manusia dan meyakinkan
mereka bahwa melakukan dosa-dosa kecil tidak akan mengurangi pahala
kebaikan yang sangat banyak. Dan barang siapa yang mengharap masuk
surga karena merasa memiliki amal perbuatan baik yang sangat
banyak. Bahkan, ia merasa yakin bahwa ia berhak untuk dimasukakan
ke dalam surga oleh Allah karena perbuatan baiknya itu. Padahal,
manusia tidak mengetahui bahwa masuk tidaknya manusia ke dalam
surga bukan karena amal perbuatan mereka, akan tetapi karena kasih
sayang Allah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
1. Allah Swt tidak membutuhkan hamba-hamba-Nya dan amal
perbuatan mereka. Bagi-Nya, berbagai perbuatan yang dilakukan
orang-orang taat dan jahat tidak bermanfaat dan tidak
membabahayakan-Nya.
2. Keagungan Allah Swt yang akan terlihat pada bagaimana
kisruhnya hari kiamat, tidak akan seimbang dengan banyaknya amal
perbuatan seorang hamba. Bahkan, manusia akan merasa bahwa semua
amal perbuatannya itu tidak ada nilainya sama sekali. Maka, seorang
mukmin sama sekali tidak akan merasa aman dari ancaman hari kiamat,
kecuali dengan kasih sayang dari Allah Swt.
3. Kenikmatan yang telah Allah janjikan untuk penduduk surga
jumlahnya berlipat-lipat dan tidak berbatas. Sehingga, amal
perbuatan yang dilakukan penduduk surga seperti iman dan amal
shaleh tidak sebanding dengan kenikmatan yang Allah miliki.
Katakanlah, seandainya seorang laki-laki menghadiahkan sebuah
cincin yang terbuat dari besi kepada sahabatnya. Kemudian,
sahabatnya tersebut membalas pemberian laki-laki itu dengan
setumpuk berlian, emas, mutiara dan batu mulia. Apakah kita dapat
mengatakan: pemilik cincin besi pantas mendapatkan tumpukan harta
tersebut sebagai ganti cincin yang hanya terbuat dari besi? Tentu
saja tidak. Karena, orang yang memiliki tumpukan harta tersebut
telah memberikan hadiah yang jauh lebih pantas kepada orang yang
memiliki cincin tadi. Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa
tumpukan harta tidak sama nilainya dengan cincin yang terbuat dari
besi. Oleh karena itu, seorang yang beriman tidak pantas untuk
meminta surga kepada Allah sebagai ganti amal perbuatan baiknya.
Seharusnya, yang mesti dilakukan oleh seorang hamba adalah memohon
kepada Allah dengan seluruh rahmat dan keutamaannya untuk
memberikan surga kepadanya.
4. Amal perbuatan manusia yang begitu banyak, bisa jadi, ditolak
oleh Allah Swt atau diterima sesuai dengan kehendak-Nya.
5. Segala sesuatu yang melahirkan keimanan dan amal shaleh
merupakan taufiq dari Allah dan atas kehendak-Nya. Sehingga, Allah
akan memudahkan berbagai unsur penyebab untuk mengantarkan manusia
kepada keimanan dan amal shaleh tersebut. Mengulurkan tangan-Nya
kepada sang hamba dengan memberikan nikmat sehat dan harta agar
semua unsur tersebut dapat membantu hamba-Nya dalam melaksanakan
amal shaleh. Dengan harapan, hamba-Nya tersebut dapat mempergunakan
seluruh nikmat yang telah Dia berikan untuk taat di jalan-Nya;
semenjak ia dilahirkan sampai ajal menjemputnya. Sekalipun, amal
perbuatannya itu tidak akan dapat menyamai setitik kenikmatan yang
telah Allah berikan.
Oleh karena itu, manusia seharusnya bersyukur. Karena, mereka
telah mendapatkan kasih sayang Allah dan mendapatkan ganjaran lebih
dari apa yang seharusnya mereka dapatkan. Kita harus ingat, manusia
telah memasuki pintu surga atas kasih sayang Allah dan
keutamaannya, dan bukan karena amal perbuatan mereka. Seandainya
kunci menuju pintu surga tergantung kepada amal perbuatan seorang
hamba, maka tidak akan ada satu pun ciptaan Allah yang dapat
memasukinya; termasuk para Rasul dan Nabi.
Rasulullah Saw telah bersabda: Tidak ada seorang pun di antara
kalian, yang amalnya akan dapat memasukkannya ke surga. Para
sahabat bertanya: Anda juga ya Rasulullah? Beliau menjawab: Aku
juga tidak, Tetapi Allah melindungiku dengan keutamaan dan
rahmat-Nya. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5673)
Seandainya manusia dapat merealisasikan sisi keimanannya, mereka
akan memasuki pintu surga atas rahmat Allah dalam waktu yang
singkat atau di masa yang akan datang. Tentu saja, tempat dan
tingkatan mereka berbeda-beda, sesuai dengan tingkatan keimanan dan
amal shaleh yang mereka lakukan. Begitulah kekuasaan Allah.
Contoh: Seandainya salah seorang penguasa meminta para
bawahannya untuk mendatangkan satu biji gandum dalam satu masa
tertentu. Dan dalam pandangan sang penguasa, hal tersebut sangat
mudah. Sehingga, sang raja berjanji kepada para bawahannya,
seandainya mereka patuh terhadap perintahnya tersebut, maka setiap
satu orang dari mereka akan mendapatkan sebuah istana. Dimana di
dalamnya mereka dapat bersenang-senang dan menikmati
pemandangan.
Ternyata, sebagian dari mereka ada yang bersikap patuh terhadap
perintah sang penguasa. Sehingga, mereka mendapatkan janji sang
penguasa. Sedangkan sebagian yang lain tidak mematuhi perintahnya.
Bahkan, mereka tidak mempercayai perkataannya. Sehingga, mereka
tidak mendapatkan janji tersebut. Lebih dari itu, mereka juga
mendapatkan siksaan. Apakah kita dapat mengatakan, bahwa nilai
istana dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya dapat diukur dari
satu biji gandum tadi? Jawabannya: tentu saja tidak! Karena yang
terpenting adalah memenuhi syarat yang diajukan oleh sang penguasa
(kepatuhan). Sehingga, pada akhirnya orang-orang tersebut
mendapatkan balasan atas kepatuhan mereka terhadap sang
penguasa.
Dapat kita simpulkan, amal ibadah orang-orang yang beriman pada
hari kiamat akan sangat bermanfaat, karena:
Pertama: Kasih sayang Allah akan meringankan bencana yang akan
terjadi pada hari berbangkit.
Ke dua: Kasih sayang Allah akan menolong hamba-Nya sesuai dengan
kehendak-Nya.
Ke tiga: Kasih sayang Allah dapat mengeluarkan hamba-Nya yang
ada di dalam neraka.
Ke empat: Kasih sayang Allah akan memasukkan hamba-hamba-Nya ke
dalam surga.
Allah Swt telah menyebutkan dalam surat an-Naba bahwa bagi
orang-orang kafir, neraka jahannam merupakan balasan yang setimpal
bagi mereka. Balasan ini sangat sesuai untuk amal perbuatan mereka.
Balasan yang setimpal berupa siksaan yang amat pedih akan mereka
rasakan. Adapun dalil yang menunjukkan hal tersebut bahwa siksaan
yang kekal di dalam neraka bagi orang-orang kafir sangat
berbeda-beda, sesuai dengan perbuatan mereka masing-masing ketika
di dunia. Siksaan Abu Thalib lebih ringan dari siksaan Abu Jahal,
Firaun, Hmn dan pemimpin-peminpin kafir yang lain. Siksa Abu Thalib
diperingan karena ia mendukung perjuangan Nabi Muhammad Saw,
(sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Shahih yang diriwayatkan
oleh Muslim: 212).
Ke Tiga: Melanggar Hak-Hak Manusia:
Rasulullah Saw telah melarang ummatnya untuk menyakiti
orang-orang muslim; baik berbentuk ghibah (membicarakan kejelekan
orang lain), namimah (mengadu domba), hinaan, ejekan dan lain
sebagainya.
Rasulullah Saw bersabda: Tahukan kalian apa yang dimaksud dengan
muflis (bangkrut atau pailit)? Para sahabat menjawab: muflis
menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan tidak punya
harta. Rasulullah bersabda: muflis dari ummatku akan datang kelak
di hari kiamat membawa shalat, puasa dan zakat; dan membawa dosa
karena dia pernah memaki orang, pernah menuduh-nuduh orang, pernah
memakan harta orang, pernah membunuh orang dan pernah memukul
orang. Sehingga, pahala kebaikannya akan diberikan kepada
orang-orang yang didhaliminya. Jika pahala kebaikannya habis
sebelum terbayar lunas kepada orang-orang yang didhaliminya, maka
diambil dosa-dosa yang didhaliminya, lalu ditimpakan kepadanya,
kemudian dia dilemparkan ke neraka. (Hadits Shahih Riwayat Muslim:
2581)
Ke empat: Perbuatan Jelek Yang Dapat Merusak Orang Lain:
Sebagaimana terdapat perbuatan kebaikan yang menguntungkan orang
lain yang pahalanya kembali kepada pelakunya. Sekalipun, orang
tersebut telah meninggal dunia. Juga terdapat perbuatan jelek yang
dapat merusak orang lain, dimana dosa pelakunya dilipat gandakan.
Di antara perbuatan jelek tersebut adalah menjual dan menyebarkan
berbagai kaset dan VCD yang memuat bermacam-macam lagu, film dan
pemikiran-pemikiran yang dapat merusak moral penontonnya.
Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang melahirkan suatu
kejelekan dalam Islam, lalu orang-orang yang datang setelahnya
melakukan kejelekan tersebut, maka akan dituliskan baginya dosa
orang-orang yang melakukan kejelekan itu dan tidak akan berkurang
dari perbuatan mereka walaupun sedikit. (Hadits Shahih Riwayat
Muslim: 1017)
Oleh karena itu, seorang ayah yang telah terlanjur melakukan
hal-hal di atas hendaknya bertaubat dan bertakwa kepada Allah Swt.
Karena, perbuatan tersebut akan membahayakan dirinya dan
orang-orang yang telah dijauhkan dari ketaatan kepada Allah.
Dosa-dosa tersebut akan kembali kepadanya setelah kematian
merenggutnya.
Ke lima: Amal Shaleh Yang Dilakukan Secara Sembunyi-Sembunyi
Akan Mengurangi Pahalanya Apabila Disebarkan Luaskan Kepada Orang
Lain:
Dari Abu Darda Ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
Sesungguhnya, menyembunyikan sebuah perbuatan lebih sulit dari
melakukan perbuatan itu sendiri. Apabila seseorang melakukan suatu
perbuatan, maka perbuatan tersebut akan dicatat sebagai amal shaleh
yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, lalu dilipat gandakan
pahalanya sebanyak tujuh puluh kali lipat. Amal tersebut akan terus
berlanjut, kecuali setelah syaitan menyebutkannya kepada orang
lain. Apabila diumumkan, maka dicatatlah sebagai amal yang
dilakukan secara terang-terangan. Lalu, dihapuskan pahalanya secara
keseluruhan. Kemudian, apabila syaitan menyebutkan untuk yang ke
dua kalinya, agar orang lain turut menyebutkan dan memujinya, maka
dihapuslah pahala yang dianggap sebagai amal terang-terangan dan
dicatat sebagai perbuatan riya. Oleh karena itu, hendaklah
seseorang yang memelihara agamanya untuk bertakwa kepada Allah Swt.
Karena, riya itu termasuk perbuatan syirik. (Ibn Hibbn: 5/329,
Hadits no: 6813) Atau (Ibnu Hibbn) berkata: Ini dari sebagian
guru-gurunya yang tidak dikenal.
Dan dari Ali dari Bani Kahil, ia berkata: Suatu ketika,
Rasulullah Saw bersabda kepada kami: Wahai manusia, jauhilah
perbuatan syirik ini. Karena, perbuatan syirik itu lebih
tersembunyi dari pada langkah semut. Salah seorang dari
sahabat-sahabat yang hadir bertanya kepada beliau: Wahai
Rasulullah, bagaimana cara kita menjauhinya, sedangkan hal tersebut
lebih tersembunyi dari pada langkah semut? Rasulullah menjawab:
Katakanlah: Allahumma Inn Nadzu Bika Min an Nusyrika Bika Syaian
Nalamuhu wa Nastaghfiruka Lima La Nalam (Ya Allah, kami berlindung
kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui.
Dan kami memohon ampun kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami
ketahui. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
19622)
Sumber Rujukan:
1. Kaifa Tuthlu Umrak?: Dr. Muhammad Naim
2. Waqaft Min Hiwar Maa al-Syarwi: Nabil Hamdi
3. Al-Taqrb: Al-Nashiri
4. Al-Muttajir Al-Rbih: Dirsat Ibnu Dahsy
Sihir Yang Dibolehkan (Doa)
Allah Swt berfirman: Atau siapakah yang memperkenankan (doa)
orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang
menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62)
Senada dengan di atas, Allah Swt berfirman: Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. (QS. Al-Baqarah: 186)
Rasululah Saw bersabda: Doa itu adalah ibadah. (Hadits Shahih
Riwayat Tirmidzi: 3371)
Dalam kesempatan lain, Rasulullah Saw juga bersabda:
Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Mulia. Apabila seseorang
mengangkat kedua tangannya Kepada-Nya, Ia merasa malu untuk
membalas keduanya dengan kekosongan yang mengecewakan. (Hadits
Shahih Riwayat Abu Daud: 1488)
Rasulullah Saw bersabda: Ketentuan (Allah) itu tidak dapat
dirubah, kecuali dengan doa. (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat
Tirmidzi: 2139)
Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Seorang muslim yang
memohon kepada Allah Swt dengan sebuah doa, tidak berbuat dosa dan
tidak pula memutus tali silaturrahmi, maka Allah akan memberikannya
dengan doa tersebut salah satu dari tiga kemungkinan: doanya
dikabulkan di dunia, atau disimpan untuknya di akhirat, atau Allah
menghapuskan untuknya dosa yang semisal dengan doa tersebut. Mereka
berkata: Jadi, kita memperbanyak (berdoa), Rasulullah menjawab:
Allhu Aktsar (Allah lebih banyak rahmat-Nya). (Hadits Hasan Shahih
Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 11149)
Doa Akan Dikabulkan Allah Swt Melalui Beberapa Sebab Berikut
Ini:
1. Ikhlas karena Allah
2. Memulai dengan bacaan tahmid (Alhamdulillahi rabbil
alamin...) dan pujian terhadap-Nya. Setelah itu, diiringi oleh
bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian, doa tersebut
ditutup dengan bacaan yang sama dengan di atas.
3. Berdoa dengan sungguh-sungguh dan harus yakin bahwa Allah
akan mengkabulkannya.
4. Mengulang-ulang doa dengan tekun dan tidak tergesa-gesa.
5. Doa dilakukan dengan tanang dan khusuk, serta menghadirkan
hati.
6. Doa dilakukan; baik dalam kondisi sulit ataupun senang.
7. Tidak berdoa, kecuali kepada Allah Swt.
8. Tidak berdoa untuk kejelekan keluarga, anak dan harta.
9. Membaca doa dengan suara perlahan.
10. Mengakui segala dosa dan mensyukuri nikmat Allah Swt.
11. Menghadap kiblat
12. Doa dibaca sebanyak tiga kali.
13. Mengangkat kedua tangan
14. Apabila memungkinkan, hendaknya mengambil wudhu sebelum
berdoa.
15. Pergunakanlah bacaan Asm al-Husn atau dengan diiringi amal
shaleh.
16. Memakan makanan dan meminum minuman yang halal, serta
menggunakan pakaian yang bersumber dari uang yang halal.
17. Mengampuni segala kejelekan dan kejahatan yang menimpa
dirinya.
18. Menjauhi perbuatan maksiat
19. Disamping berdoa, perbanyaklah shadaqah.
20. Tidak berdoa untuk kejahatan atau untuk memutuskan tali
silaturrahmi.
Beberapa Waktu Dan Kesempatan Terkabulnya Doa:
1. Malam Lailatul Qadar
2. Sepertiga akhir malam
3. Bagian akhir setiap shalat-shalat wajib (setelah
tasyahhud)
4. Antara adzan dan iqamah. Juga, ketika keduanya
dikumandangkan.
5. Ketika turun hujan.
6. Ketika perang sedang berkecamuk.
7. Waktu terakhir dari pelaksanaan shalat jumat, atau waktu
dibacakan khutbah.
8. Ketika meminum air zam-zam dengan niat yang ikhlas.
9. Ketika bersujud
10. Apabila tidur dalam keadaan berwudhu lalu bangun di tengah
malam.
11. Doa yang dilakukan ketika memasuki rumah.
12. Doa yang tidak diketahui orang lain (mendoakan saudara
sesama muslim dari jarak jauh)
13. Berbagai tempat untuk berdzikir kepada Allah.
14. Ketika ditimpa musibah.
15. Doa orang yang didlalimi.
16. Doa kedua orang tua
17. Doa orang yang sedang bepergian (musafir)
18. Doa pemimpin yang adil dan bijaksana
19. Doa orang berpuasa ketika sedang berbuka
20. Doa orang yang terdesak
21. Daa anak yang berbakti kepada orang tua
22. Berdoa di dalam kabah dan seluruh tempat di masjidil
haram
23. Doa di bukit shafa dan Marwah
24. Doa yang dilakukan setelah melempar jumrah sughro (lemparan
pertama) dan wushtha (lemparan ke dua).
25. Doa yang dibarengi dengan bacaan L Ilha Ill Anta Subhnaka
Inn Kuntu Min al-Dhlimn (Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dhalim)
26. Doa yang dilakukan setelah memuji Allah dengan bacaan tasbih
(Subhnallah wa Bihamdihi Adada Khalqihi wa Midda Kalimtihi, wa Ridh
Nafsihi, wa Zinata Arsyihi) yang dilipat gandakan pahalanya, pada
waktu shalat ketika membaca tasyahhud akhir dan berdoa.
Istikhrah:
Yang dimaksud dengan istikhrah adalah meminta pilihan kepada
Allah Swt yang dilakukan dalam segala perkara, bukan hanya dalam
menentukan pasangan.
Terdapat sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang tidak
beristikharah kepada Allah dalam membelikan sepeda untuk anaknya.
Hal tersebut menyebabkan kematian anaknya dalam sebuah peristiwa
yang mengenaskan.
Dalam kisah lain diceritakan, bahwa seorang laki-laki
beristikharah dalam perkara transaksi sebuah perdagangan dengan
milyaran uang. Sebelum menaiki tangga pesawat, ia merasakan
kesedihan yang amat dalam berkaitan dengan transaksi tersebut. Ia
menggagalkan keberangkatannya. Tiba-tiba, beberapa saat setelah
pesawat yang hendak ditumpanginya terbang, diberitakan bahwa
pesawat tersebut mengalami kecelakaan dan seluruh penumpangnya
meninggal dunia. Orang tadi memuji Allah Swt atas kejadian
mengenaskan yang tidak menimpanya.
Di antara unsur-unsur pendorong kebahagiaan bagi keturunan Adam
adalah melakukan istikharah kepada Allah Swt dalam segala persoalan
yang dihadapinya; baik kecil ataupun besar. Mereka tidak merasa
bosan dalam melakukan istikharah. Karena, mereka melakukannya
kepada Raja di atas segala raja. Sehingga, dengan demikian ia tidak
membutuhkan ikut campur makhluk ciptaan-Nya dalam menentukan
keputusan.
***
Wasiat Rasulullah Saw
Untuk Kebaikan Segala Urusan Manusia
Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata: Rasulullah Saw berkata
kepada Fatimah Ra: Apa yang meyebabkan kamu tidak mendengarkan apa
yang aku wasiatkan: Apabila memasuki waktu pagi dan sore, hendaknya
kamu membaca: Ya Hayyu ya Qayym Birahmatika Astaghitsu, Ashlih Li
Syani Kullahu, Wala Takilni Ila Nafsi Tharfata Ainin (Wahai Dzat
Yang Maha Hidup lagi Maha Kekal, dengan rahmat-Mu aku minta
pertolongan, perbaikilah semua urusanku, dan janganlah Engkau
meninggalkanku walaupun dalam sekejap mata). (Hadits Hasan Riwayat
An-Nasi dalam al-Kubr: 10405, dan dalam al-Mustadrak: 2000)
Saudaraku kaum muslimah: Ini merupakan wasiat dari Rasulullah
Saw untuk puteri beliau yang suci, Fatimah Radhiyallahu Anha.
Walaupun beliau mewasiatkan kepada puterinya dengan wasiat yang
sangat berharga, namun puterinya lupa untuk mengamalkan wasiat
tersebut. Atau, beliau sama sekali tidak mendapatkan puterinya
mengamalkan wasiat itu. Sehingga, membuat beliau bertanya-tanya
dengan keheranan: Apa yang menyebabkan kamu tidak mendengarkan apa
yang telah aku wasiatkan?. Kemudian, karena cinta dan kasih sayang
beliau yang sangat dalam, beliau mengulangi lagi wasiat tersebut
dengan mengatakan: Hendaknya kamu membaca (doa yang aku ajarkan)
apabila memasuki waktu pagi dan sore.
Jadi, wasiat inilah yang selalu diamalkan oleh Fatimah pada
waktu siang dan sore. Wasiat ini juga berlaku untuk semua kaum
muslimah. Setelah ini kita bertanya-tanya, doa seperti apa
kira-kiranya yang akan diucapkan Rasulullah Saw? Jawaban lengkapnya
sebagaimana berikut ini:
Ya Hayyu Ya Qayym Birahmatika Astaghits (Ya Allah, dengan
rahmat-Mu aku minta pertolongan): Ketika wanita mengucapkan Ya
Hayyu Ya Qayyum, sebenarnya ia minta pertolongan kepada Dzat yang
memiliki kehidupan tidak kepada lainnya, Dzat Yang Berkuasa untuk
melakukan segala sesuatu terhadap hamba-hamba-Nya. Dimana tidak
seorang pun yang mampu melakukannya melainkan Allah Swt.
Birahmatika Astaghitsu (Dengan rahmat-Mu aku meminta
pertolongan): Maksudnya, dengan rahmat Allah yang meliputi segala
sesuatu. Ia menciptakannya sebanyak seratus bagian. Lalu,
diturunkan oleh-Nya satu bagian ke dunia dari seratus bagian
tersebut. Sehingga, dengan rahmat yang diturunkan itu berbagai
makhluk dapat berbagi kasih antara satu sama lainnya. Sedangkan
sisanya disimpan hingga hari kiamat untuk memberikan rahmat kepada
hamba-hamba-Nya. Dengan sebagian rahmat ini, seekor binatang dengan
kukunya dapat mengangkat anaknya.
Ashlih Li Syani Kullahu (Perbaikilah segala urusanku):
Maksudnya, perbaikilah segala perkara yang sedang aku hadapi,
kehidupanku di dunia, tempat kembaliku di akhirat, kesehatanku,
rizkiku, keturunanku, kerabat-kerabatku dan
tentangga-tetanggaku...., betapa agungnya ucapan yang mencakup
semua kandungan makna yang sangat mulia ini.
Wala Takilni Ila Nafsi Tharfata Ainin (Dan janganlah Engkau
meninggalkanku walaupun dalam sekejap mata): Maksudnya, Wahai
Tuhanku, jadilah Engkau pendukung dan penolongku.
Begitulah saudariku..., Jika anda telah mencapai kesuksesan
dengan doa ini, maka pada hakekatnya segala urusan anda telah
dikabulkan oleh Allah. Sungguh betapa sangat mudah untuk diamalkan
dan betapa agungnya pahala dan timbangannya.
Sumber Rujukan:
Min Washy al-Rasl Shallallahu Alaihi Wa Sallam (Beberapa Wasiat
Dari Rasulullah Saw) Wasiat Rasulullah Saw
Yang Terkandung Dalam Sebuah Doa:
Rasulullah Saw bersabda: Ya Allah, aku mohon segala kebaikan;
baik di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak
aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan; baik
di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku
ketahui. Aku memohon surga kepada-Mu dan perkara yang mendekatkanku
kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau perbuatan. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari api neraka dan perkara yang mendekatkanku
kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau perbuatan. Dan aku
memohon kepada-Mu sebuah kebaikan yang diminta oleh hamba dan
Rasul-Mu, Muhammad. Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari
segala apa yang dimintai perlindungan oleh Hamba dan Rasul-Mu. Dan
aku memohon agar perkara yang Engkau takdirkan untukku
mengakibatkan sebuah kebaikan. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Mjah:
3846)
Saudara...saudariku...! Wasiat di atas merupakan wasiat yang
diajarkan Rasulullah Saw kepada Aisyah Radhiyallahu Anha. Wasiat
tersebut sering diungkapkan, dihayati dan diamalkan isinya. Wasiat
tersebut merupakan anjuran Rasulullah Saw kepada Sayyidah Aisyah
dan kita semua. Karena, hal tersebut merupakan sebaik-baiknya doa
yang semestinya diamalkan.
Sabda beliau: Allahumma Inni Asaluka Minal Khairi Kullihi jilihi
wa jilihi, M Alimtu Minhu wa M Lam Alam (Ya Allah, aku mohon segala
kebaikan; baik di dunia ataupun di akhirat, yang aku ketahui dan
yang tidak aku ketahui): Dalam doa ini anda dapat meminta kepada
Allah Swt berbagai bentuk kebaikan. Karena, ketika sedang meminta,
hati anda tidak akan dapat menyebutkan berbagai macam kebaikan
dalam satu waktu dalam kesempatan yang sama. Akan tetapi, apabila
anda mengatakan ungkapan di atas, seakan-akan anda telah meminta
semua bentuk kebaikan, bahkan anda telah meminta kebaikan-kebaikan
yang tidak anda ketahui. Sungguh doa ini sangat lengkap dan
mencakup segala hal.
Dan sabda beliau: Adzu Bika Min al-Syarri Kullihi (Aku
berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan): Seakan-akan anda telah
meminta kepada Allah Swt agar Ia melindungi anda dari segala macam
kejahatan; baik yang anda ketahui dan tidak diketahui.
Dan sabda beliau: Asaluka al-Jannata Wam Yuqarribun Ilaih Min
Qaulin Au Amalin (Aku memohon surga kepada-Mu dan perkara yang
mendekatkanku kepadanya; baik yang berbentuk perkataan atau
perbuatan): Saudara...saudariku...! permintaan tersebut adalah
sesuatu yang paling dicita-citakan setiap muslim dan muslimah, agar
dapat mencapai kesuksesan dengan doa tersebut. Yaitu, sukses di
dunia dan masuk surga di akhirat.
Dan sabda beliau: Adzu Bika Min al-Nr (Dan aku berlindung
kepada-Mu dari api neraka): Selamat dari api neraka merupakan
sebuah kemenangan yang sangat agung dan didamba-dambakan semua
manusia.
Sumber Rujukan:
Min Washy al-Rasl Shallallahu Alaihi Wa Sallam (Beberapa Wasiat
Rasulullah Saw).
Surat Keprihatinan
Untuk Kedua Orang Tua!
Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang tua menginginkan
kesuksesan studi bagi anaknya di sekolah. Siang dan malam mereka
berdoa kepada Allah Swt dengan memohon taufik dan hidayah-Nya agar
anaknya meraih kesuksesan yang gemilang. Tidak lupa pula, orang tua
tadi mengiming-imingi berbagai hadiah apabila kesuksesan
benar-benar diraihnya. Namun sebaliknya, ia mengancam anaknya
apabila mengalami sebuah kegagalan. Hal seperti ini merupakan salah
satu dari sekian perasaan yang difitrahkan kepada manusia. Akan
tetapi...
Wahai orang tua yang penuh kasih sayang..., apakah perhatian
anda terhadap studi anak anda, masa depannya dan perkara-perkara
duniawi lainnya yang anda anggap sebagai tanggung jawab anda, hanya
cukup sampai di situ? Sudahkah anda memperhatikan perkara-perkara
akhiratnya seperti anda telah memperhatikan perkara-perkara
duniawinya? Apakah perhatian anda terhadapnya setelah meninggalkan
dunia sama dengan perhatian anda terhadap kebahagiaannya sewaktu
masih hidup?
Wahai orang tua, sebenarnya tanggung jawab yang telah anda
lakukan hanya menyangkut urusan keduniaan belaka. Sementara anda
meremehkan urusan akhirat yang kekal nan abadi. Anda terlalu
menyibukkan diri dengan hal-hal yang dibutuhkan sang anak sewaktu
hidup saja. Sementara kebutuhannya setelah mati diabaikan. Anda
bangun sebuah rumah untuknya di dunia yang terdiri dari batu, tanah
dan semen. Sementara di akhirat, anda tidak membangun untuknya
sebuah rumah yang terbuat dari mutiara, batu mulia dan marjan.
Ambisi, cita-cita dan puncak keinginan anda adalah agar sang
anak menjadi seorang dokter, insinyur, pilot, prajurit dan berbagai
gelar duniawi lainnya...! Anda berusaha dan bersungguh-sungguh
untuk kepentingan dunia yang sementara ini dengan meninggalkan
kepentingan akhirat yang kekal.
Sikap seperti ini bukanlah hal yang jarang terjadi. Malah
sebaliknya, mayoritas manusia sekarang sudah terbiasa dengan
kesenangan dunia. Mereka mempersiapkan diri untuk mendidik
anak-anak mereka secara fisik saja dan mengabaikan pendidikan hati
nurani. Padahal, dengan unsur hati nurani itulah mereka dapat hidup
dengan senang. Atau bahkan sebaliknya, mereka akan sengsara dan
binasa. Ini adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dibantah.
Camkanlah berbagai kenyataan yang akan kami sebutkan, wahai orang
tua yang penuh kasing sayang...!
Bagaimana perasaan dan keadaan anda, seandainya anak anda
terlambat ketika hendak melaksanakan ujian? Bukankah anda telah
memerangi waktu agar sang anak dapat melaksanakan ujian? Bukankah
anda tidur dengan sebelah mata agar anakmu tidak terlambat memasuki
ruang ujian? Jawabannya pasti iya...! Lalu, apakah diri anda
mengalami perasaan yang sama, ketika anak anda tidak melaksanakan
shalat subuh. Apakah perasaan anda sama dengan perasaa ketika anak
anda tidak mengikuti ujian?
Bukankah anda selalu menanyakannya tentang apa yang dilakukan
dalam ruang ujian, bagaimana dia menjawab, dan anda berharap agar
jawabannya benar? Pernahkah suatu ketika anda menanyakan kepadanya
tentang perkara-perkara agama? Pernahkah anda menanyakan apakah dia
sudah shalat atau belum? Apakah anda menanyakan kepadanya dengan
siapa dia pergi dan bergaul? Pernahkan anda menanyakan kemana dia
pergi ketika tidak ada di rumah? Bukankah hati anda merasa ciut dan
amarah memuncak sewaktu anak anda tidak dapat menjawab soal-soal
ujian? Lalu, apakah anda juga tidak merasa kecil hati sewaktu
melihat anak anda tidak menjalankan perintah-perintah agama; baik
yang disunnahkan atau yang diwajibkan?
Bukankah anda telah memberinya segala sesuatu yang
diinginkannya? Bukankah anda telah menjauhkan permainan-permainan
di rumah anda seperti video, televisi, koran dan majalah agar tidak
mengganggu konsentrasi belajar dan persiapannya menghadapi
ujian?
Lalu apa yang telah anda persiapkan wahai orang tua yang penuh
kasih sayang untuk anak anda dalam menghadapi ujian, yang tidak ada
gelombang ke dua, pengulangan dan juga tidak ada tunggakan materi?
Dalam hal ini hanya ada sukses atau gagal. Jika gagal, berarti
siap-siap untuk menjadi menghuni neraka, naudzubillah min dzalik.
Berarti pula bahwa anak yang anda didik itu akan mengalami kerugian
yang sangat besar dan menghadapi siksaan yang amat pedih. Bagi anak
tersebut tidak bermanfaat adanya ijazah, jabatan dan harta, apabila
menerima raport dengan tangan kiri.
Kemudian, dengan terengah-engah ia berteriak sekuat-kuatnya:
"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku
(ini), Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai
kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, Hartaku
sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan
dariku". (QS. Al-Haaqqah: 25-29)Tidak bermanfaat bagiku jabatanku,
kekuasaanku, ilmu keduniaan yang aku miliki, dan ijasahku sungguh
tidak bermanfaat. Semua itu telah hancur, binasa dan sirnalah
semuanya. Kerugian dan kegagalan....! Di dunia, seseorang mungkin
bisa gagal menjadi dokter, insinyur, pilot atau seorang guru.
Namun, di akhirat hanya ada kesengsaraan atau kebahagiaan. Ada dua
golongan, golongan pertama di neraka dan golongan ke dua di
surga.
Di sini, kita tidak akan mengatakan: Remehkanlah anak-anak
kalian dan tinggalkanlah mereka. Tidak, sungguh sama sekali tidak
bermaksud begitu. Dengan bersumpah: Demi Allah, kita katakan bahwa
akhirat adalah paling utama untuk diperhatikan. Selamat
berlomba-lomba untuk mewujudkan impian dua kesuksesan, dunia dan
akhirat. Selamat membuktikan dengan amal yang nyata. Semoga
sukses!
Wahai Orang Tua!
Mai kita menghitung, berapa banyak orang tua yang mendatangkan
seorang pendidik bagi anaknya di rumah untuk mengajarkan kepadanya
cara membaca, memahami dan mengamalkan al-Quran dan Sunnah? Sungguh
sangat sedikit yang melakukan hal tersebut. Semoga orang tua yang
tidak melakukan hal di atas dapat menjauhkan anaknya dari hal-hal
yang dapat merusak kepribadiannya.
Pada kenyataannya, sebagian orang tua malah menyediakan seorang
pembantu, sopir dan mobil bagi anaknya. Bahkan, untuk anaknya
tersebut dibangun sebuah rumah mewah, lengkap dengan berbagai
peralatan mainan yang dapat menyebabkan anak tersebut tidak
mengetahui siapa Allah Swt yang sebenarnya. Bahkan, ia tidak
mengerti bagaimana cara memasrahkan diri dan patuh kepada-Nya!
Seberapa banyak orang tua yang memberikan hadiah berharga buat
anaknya ketika anak tersebut menghafalkan beberapa ayat al-Quran,
atau ketika mempelajari beberapa hadits yang disabdakan Nabi
Muhammad Saw? Sungguh sedikit sekali orang tua yang melakukannya!
Kita doakan mereka. semoga Allah Swt melimpahkan berkah-Nya kepada
golongan yang sedikit ini.
Sebagian dari manusia berjanji kepada anaknya, apabila sukses
dalam ujian, akan mengajaknya berwisata ke beberapa pantai yang
sangat menyenangkan di berbagai negara. Atau, dengan membelikannya
sebuah mobil, sehingga dapat mengelilingi semua jalanan. Namun,
sebagian orang tua ini tidak pernah berjanji kepada anaknya untuk
melaksanakan umrah atau ziarah ke Masjid Rasulullah Saw, apabila
meraih sebuah kesuksesan.
Nah, apa yang akan terjadi setelah berbagai hal dalam mendidik
anak banyak diabaikan? Maka, tak pelak akan melahirkan
manusia-manusia bermoral seperti binatang. Sebagaimana telah
difirmankan Allah Swt: Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS.
Al-Araaf: 179)
Disamping mendidik anak secara fisik, maka sepantasnya kita
mendidik akal dan hatinya serta memperhatikan untuk kehidupannya
setelah meninggal dunia. Caranya adalah sebagai berikut:
Pertama: Kita harus memperbaiki terlebih dahulu diri kita
sendiri. Karena, apabila diri kita baik, konsisten dan jadi
panutan, maka mereka akan menjadi generasi yang baik pula. Bahkan
Allah Swt akan menjaga dan menolong mereka. Allah Swt berfirman:
sedang ayahnya adalah seorang yang saleh. (QS. Al-Kahfi: 82)
Ke dua: Agar kita jadikan pendidikan Islam sebagai tujuan utama.
Tidak menjadi persoalan apabila anak itu belajar ilmu-ilmu
keduniaan. Selama hal tersebut tidak mengurangi perhatiannya
terhadap urusan-urusan akhirat.
Allah Swt berfirman: Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS.
Al-Qashash: 77)
Oleh Sebab Itu; Wahai Orang Tua Yang Budiman!
Bertakwalah kepada Allah Swt dalam melaksanakan kepemimpinan.
Sungguh besar tanggung jawab anda di hadapan Allah. Bertakwalah
kepada-Nya, apabila Allah Swt mengetahui bahwa anda telah membuka
pintu-pintu kemaksiatan bagi mereka, seperti menyediakan berbagai
film, majalah-majalah yang memuat gambar-gambar telanjang dan
berbagai pelaratan yang dapat merusak kepribadian anak-anak anda.
Dengan perbuatan tersebut, anda akan dicap sebagai orang tua yang
mengkhianati amanah.
Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada seorang pemimpin yang
memimpin orang-orang muslim, lalu mati dalam keadaan menipu mereka,
melainkan Allah mengharamkan surga baginya. (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari: 7151, dan Muslim: 142)
Wahai Orang Tua Yang Penuh Kasih Sayang!
Saya akan mengajak anda untuk menghayati wasiat Lukman kepada
anak kesayangannya. Apakah ia mewasiatkan kepada anaknya tentang
sesuatu yang berkaitan dengan dunia? Atau, ia mewasiatkan tentang
kekayaan dan kesenangan? Tidak! Akan tetapi, ia mewasiatkan tentang
sesuatu yang dapat menunjukkan putra-putrinya kepada sebuah
kehidupan yang sejahtera dan menyelamatkan mereka dari siksa yang
amat pedih. Lukman melarang anaknya untuk mempersekutukan Allah
Swt: Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (QS. Lukmaan: 13)Lukman mengajarkan kepada
anaknya bahwa hanya Allah lah te