-
IK LH ALA MS - BERA
Nomor 8Juli - September 2014
“
Tiga siswa SMPN 5 Kota Cimahi peragakan penerapan hukum Newton
guna menggagas perakitan mobil bertenaga angin. Archi, Haifa, dan
Safira begitu terampil memperagakan proses pembelajaran tahap-tahap
merakit mobil itu dengan komunikasi berbahasa Inggris yang fasih.
Di bawah asuhan Bu Tita, mereka menunjukkan hasil karya yang
dikembangkannya dalam proses pembelajaran aktif. Mereka menunjukkan
implementasi Hukum Newton III pada mobil dengan pendorong tenaga
angin. (Baca “Menjadi Kreatif Itu tidak Harus Mahal” di halaman
11.)
Simulasi dilakukan di hadapan kepala LPMP seluruh Indonesia
dalam lokakarya pengembangan Sekolah Berbasis Standar Nasional
Pendidikan (SBSNP), Pusat Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP)
Kemdikbud RI (20/8). PPMP Kemdikbud RI bekerjasama dengan Badan
Pembangunan Internasional Amerika (USAID) melalui Program USAID
PRIORITAS.
Lokakarya diselenggarakan dalam rangka sharing pengalaman
praktik yang baik dalam pembelajaran di sekolah dengan mengundang
para Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di seluruh
Indonesia.Kegiatan ini diharapkan dapat membantu LPMP mendampingi
guru dan kepala sekolah dalam mewujudkan SBSNP. “Kami bekerjasama
dengan USAID untuk memperkuat standar proses, standar penilaian,
dan standar pengelolaan yang sesuai implementasi Kurikulum 2013
dalam rangka pengembangan SBSNP,” kata Dr. Bastari, kepala PPMP
Kemdikbud.
Ia menilai, program USAID PRIORITAS yang melibatkan LPTK, LPMP,
dinas pendidikan, dan sekolah dalam mengembangkan praktik yang baik
dalam pembelajaran serta manajemen sekolah, sejalan dengan program
PPMP. ”Para fasilitator yang kami latih terdiri atas pengawas
sekolah, kepala seksi/bidang peningkatan mutu pendidikan di dinas
pendidikan, kepala sekolah, guru, widyaiswara LPMP, dan dosen LPTK.
Mereka akan mengimbaskan materi pelatihan di daerahnya,”
tambahnya.
Kepala BPSDMPK-PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom menyebut
sinergi ini dapat memperkuat implementasi Kurikulum 2013, khususnya
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Menurut Erna Irnawati, Kordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat,
program pelatihan yang dikembangkan USAID akan didiseminasikan oleh
LPMP di Jabar. ‘Sejalan dengan Kurikulum 2013, kami bersinergi
dengan LPMP menerapkan pendekatan saintifik, pembelajaran efektif,
pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, penilaian
autentik, dan budaya literasi,” tuturnya. [ds]
Terinspirasi NewtonGagas Mobil Tenaga Angin
USAID PRIORITAS Jabar melatih 150 tenaga pendidik (guru, kepala
sekolah, pengawas, widyaiswara, dan dosen ) perwakilan dari lima
daerah mitra (Sukabumi, Bogor, Karawang, Garut, dan Indramayu),
UPI, dan UIN Bandung (9-14/9). Pelatihan ini mempersiapkan para
fasilitator kabupaten/kota yang akan melatih dan mendampingi
sekolah mitra dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.
“Kita memberikan keterampilan praktis dalam menerapkan
pendekatan saintifik, penilaian autentik, pengembangan budaya baca,
dan manajamen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran,”
kata Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat.
Yulia Rahmawati, dosen UPI Bandung, menilai pelatihan ini sangat
bagus untuk memperkuat implementasi K-13. “Pelatihan ini langsung
menyentuh jantung K-13, yakni praktik pembelajaran saintifik. Ini
sangat membantu kami mendorong mahasiswa mengembangkan pendekatan
belajar sesuai K-13,” ujar Yulia.
Dian Ekawati, dosen UIN Bandung, memandang penting andil
pelatihan ini dalam membantu madrasah menerapkan K-13. “Pelatihan
ini memberikan gambaran utuh dan proses praktis K-13. Pelibatan
siswa secara individu, berpasangan, berkelompok, dan klasikal
benar-benar memberikan contoh praktis implementasi K-13 yang
efektif,” tuturnya. [ds]
Kian Terampil Jalankan K-13
Siswa Mts al-Mukhtariyyah Bandung Barat peragakan peluncuran
roket air karyanya.
Sekolah Binaan UIN Adaptasi padaMapel Agama di halaman 2
Kaji Data Sebaran Guru di halaman 3
Efek Domino Efektif di halaman 6
Robot Said Budaya Baca di halaman 9
Sulap Sekolah Kumuh di halaman 11
-
ShowcaseMadrasah Mitra UIN Adaptasi pada Mapel Agama
2
Calon guru di perguruan tinggi perlu membangun keterampilan
mendorong budaya baca di sekolah. Guru hendaknya mampu
mengitegrasikan pendidikan literasi dalam setiap mata pelajaran dan
pembelajaran literasi bagi siswa hendaknya bersifat praktis dan
menyenangkan.
Hal itu disampaikan Prof. Soemarto, ketua LPPM UPI Bandung, pada
pertemuan sekolah lab dan mitra UPI dan UIN Bandung (20/9).
Pertemuan tersebut diikuti oleh 60 orang yang terdiri atas kepala
sekolah, komite sekolah, guru, dan dosen dari 18 sekolah mitra,
UPI, serta UIN Bandung.
Chaerul Rochman, staf USAID PRIORITAS Jabar, mengatakan bahwa
rapat kerja ini dimaksudkan untuk evaluasi dan perencanaan program.
"Selain itu, kami mencoba mengidentifikasi praktik yang baik di
perguruan tinggi dan sekolah mitranya untuk persiapan showcase awal
tahun depan," ujarnya.
"Beragam karya siswa sangat
membanggakan kami," kata Yusuf Suparlan, guru SMPN 3 Lembang. Ia
menggambarkan tingginya kreativitas siswa saat diberi tugas membuat
bangun benda dengan menggunakan barang bekas. "Guru juga sudah
terbiasa membuat lembar kerja yang mendorong siswa kreatif," tambah
Yusuf.
Tyas Ayu, guru SDN 1 Gegerkalong, menyampaikan saat siswa
membuat poster bertema 'berbeda itu indah,' awalnya siswa cenderung
imitatif. "Kami kemudian bekerjasama dengan komite membuat alat
peraga yang berupa kincir air. Siswa tampak mendapat inspirasi dan
terpicu kreativitasnya," tuturnya
Tendi Setiadi, guru MTsN 2 Kota Bandung, mengaku gembira USAID
telah mendorong literasi di madrasah. "Kami akui budaya baca di
madrasah masih rendah bahkan di kalangan guru sekalipun. Maka,
program USAID PRIORITAS yang fokus pada literasi menjadi amat
penting bagi madrasah," tegasnya. [ds]
Kabar Utama
Nomor 8
Madrasah Tsanawiyyah Ar-Rasyidiyyah bukan hanya telah menerapkan
program USAID PRIORITAS melainkan juga telah mendiseminasikannya ke
semua guru mata pelajaran. Dalam rangka diseminasi telah dilakukan
pelatihan untuk semua guru, baik guru mata pelajaran umum maupun
mata pelajaran Agama Islam. Ini merupakan wujud komitmen madrasah
mitra UIN Bandung terhadap program USAID PRIORITAS dan komitmen
untuk menularkan.
Demikian disampaikan oleh Ayi Rahmat, Kepala MTs Ar-Rosyidiyyah,
pada kegiatan Meeting and Working with TTI Lab and
Partner Schools di Bandung (24/7). Kegiatan yang bertempat di
Grand Setiabudi Hotel Bandung itu dimaksudkan untuk evaluasi dan
perencanaan implementasi program di sekolah dan madrasah mitra UPI
dan UIN Bandung. Pada kesempatan itu, Kepala Madrasah Tsanawiyah
Ar-Rosyidiyah Bandung berbagi pengalaman mengenai kegiatan
implementasi dan desiminasi program USAID PRIORITAS.
Chaerul Rochman, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS,
menyampaikan bahwa begitu tinggi komitmen sekolah/madrasah mitra
LPTK
untuk implementasi praktik pembelajaran yang baik setelah
mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. “Upaya sekolah/madrasah
untuk menyebarluaskan praktik yang baik ke
semua guru itu merupakan bukti komitmen yang baik,” ujar
Chaerul.
Pertemuan dihadiri oleh 52 orang terdiri atas kepala
sekolah/madrasah, pengurus komite, dan guru sekolah/madrasah mitra
UPI dan UIN Bandung. Mereka mewakili sekolah/madrasah mitra jenjang
SD/MI dan SMP/MTs. Jenjang SD/MI meliputi SDN KayuAmbon 1, SDN
Cirateun, SDN Isola, SD Lab School UPI Bandung, SDN Sukarasa 3-4,
SDN Gegerkalong, MIN 1 Bandung, MIN 2 Bandung, MI Abdurrahan, MI
Al-Misbah, MI Miftahul Falah, dan MI Nailusibyan. Sedangkan jenjang
SMP/MTs meliputi SMPN 3 Lembang, SMPN 12 Bandung, SMP Lab UPI
Bandung, MTsN 2 Bandung, MTs Ar-Rosyidiyah, dan MTs Kifayatul
Achyar.
Pada akhir kegiatan disimpulkan bahwa (1) semua sekolah mitra
UPI dan UIN Bandung berkomitmen menerapkan pembelajaran yang baik
di sekolah dan madrasah masing-masing, (2) menyiapkan pendampingan
Agustus 2014 sampai dengan Maret 2015, dan (3) menyiapkan pelatihan
guru putaran kedua. [Cr/Ds].
Dongkrak Derajat Literasi secara Praktis
Kepala sekolah berbagi strategi diseminasi.
Dua puluh orang jurnalis dari berbagai media di Jawa Barat
mengikuti media briefing USAID PRIORITAS (11-12/9). Berpartisipasi
dalam praktik pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, mereka tampak
antusias dan mengaku menemukan banyak hal baru. Mereka juga
mendapat gambaran praktis pengembangan manajemen sekolah dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan. Berikut
ungkapan reflektif anonimous sebagian peserta.
“Materi yang disampaikan sangat menarik dan bermanfaat terutama
untuk pembelajaran aktif. Saya semakin merasa hal tersebut perlu
dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah non mitra USAID. Media
brieifing perlu dilanjutkan dan diagendakan secara periodik.”
“Pelatihan ini membuka wawasan mengenai dinamika yang terjadi di
dunia pendidikan kita. Ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan
kontinyu.”
“Saya mendapatkan inspirasi untuk menunjang tugas. Saya juga
mendapat pencerahan cara membimbing anak dalam belajar.”
“USAID memberikan pencerahan terhadap dunia pendidikan. Kegiatan
ini sangat baik bagi wartawan.”
“Perlu dibentuk forum untuk menjaga komunikasi dan sharing
konsep. Dengan begitu program USAID PRI0RITAS semakin meluas.”
“Pembelajaran aktif dengan dukungan MBS sangat bagus dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Lanjutkan dan tambah jumlah
sekolah binaan.” [ds]
Komitmen Jurnalis
-
Juli - September 2014
Sekolah dan madrasah di Binjai dan Medan yang dikunjungi
menunjukkan gambaran praktik yang baik hasil pelaksanaan PAKEM/CTL.
Di sekolah itu juga tampak contoh praktik yang baik penerapan
budaya baca dan proses implementasi Kurikulum 2013. Pengelolaan
sekolah juga tampak partisipatif, transparan, dan akuntabel.
Keterlibatan orangtua, masyarakat, dan pihak lain juga terlihat
dalam upaya meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/lembaga/badan
di luar sekolah.
Demikian kesan umum peserta kunjungan belajar (study visit) dari
Jawa Barat ke Sumatera Utara (27-28/8). Peserta kunjungan berjumlah
58 orang pemangku kepentingan pendidikan daerah Cimahi, Ciamis, dan
Bandung Barat. Mereka terdiri atas guru, kepala sekolah, komite
sekolah, staf disdik, dan staf kemenag dari tiga daerah mitra USAID
PRIORITAS di Jawa Barat. Pada hari pertama (27/8 ), mereka
berkunjung ke Binjai (SDN 023895 Binjai, MIN Binjai, SMPN 11
Binjai, dan MTsN Binjai) dan pada hari kedua (28/8) ke Medan (SDN
060843, MIN Medan Barat, SMPN 16, dan MTsN 2).
Guru, kepala sekolah, dan komite yang mengikuti kunjungan ini
merupakan perwakilan dari dua belas sekolah/ madrasah yang
terseleksi menjadi Sekolah Praktik Baik atau Good Practice
School
(GPS). GPS adalah sekolah mitra USAID PRIORITAS yang menunjukkan
praktik yang baik dalam lingkungan sekolah, kegiatan guru, kegiatan
siswa, kepemimpinan sekolah, dan partisipasi masyarakat. Pada
setiap daerah kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS dipilih empat
sekolah GPS yang terdiri atas satu SD, satu MI, satu, SMP, dan satu
MTs. Sekolah praktik baik (GPS) diproyeksikan untuk menjadi pusat
layanan pengembangan profesional serta akan menjadi pusat kunjungan
sekolah lain.
Wildan, guru MI Tembongsari, Kab. Bandung Barat, mengaku
mendapatkan pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif.
“Kunjungan kami di MIN Binjai memberikan gambaran praktik yang baik
PAKEM. Kami bertekad mempelajari praktik-praktik tersebut untuk
kemudian mempraktikkannya di madrasah kami,” kata dia.
Eddy Junaedi, kepala Disdikpora Kota Cimahi, mengaku mendapatkan
contoh praktik yang baik penerapan budaya baca di kelas awal.
“Lebih dari itu, melalui diskusi berbagi pengalaman dengan dinas
pendidikan dan Walikota Binjai, saya juga mendapat tambahan
strategi penerapan Kurikulum 2013,” ujar Eddy.
Ahmad Hanafiah, kepala MTs Al-Mukhtariyyah, Bandung Barat,
menemukan praktik yang baik di madrasah yang dikunjungi. Hanafiah
mengaku kagum
mengenai cara kepala MTsN Binjai dan MTsN 2 Medan mengelola
madrasah berbasis pada prinsip partisipasi, transparansi, dan
akuntabilitas (MBS). “Saya khususnya belajar cara menggalang dana
melalaui 'Geminus' (gerakan minimal seratus rupiah) yang telah
menghimpun dana sebesar Rp.70 juta lebih untuk membeli mobil,” kata
Hanafiah.
Karman, komite MTsN Wanayasa Ciamis, mengatakan mendapat
pengalaman baru dalam hal meningkatkan partisipasi orangtua,
masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi
bekal kami untuk meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat/lembaga/badan di luar sekolah,” tuturnya.
Selepas kunjungan sekolah, peserta study visit tersebut
melakukan refleksi dan menyusun rencana tindak lanjut di hotel
berdasar hasil pengamatan mereka di sekolah-sekolah yang
dikunjungi. Yusuf Umar, kepala Kemenag Ciamis, menjelaskan,
“Sebagai hasil study visit, kami menganalisis temuan-temuan yang
menarik untuk pengembangan sekolah agar lebih maju lagi.”
Acih Suarsih, pengawas sekolah Kabupaten Bandung Barat,
mengatakan, “Sesuai dengan hikmah pelajaran yang kami temukan di
sekolah yang dikunjungi, kami menyusun rencana pelatihan yang
dibutuhkan untuk pengembangan sekolah-sekolah kami.” [ds]
Oleh-oleh Praktik yang Baik
Kabar Utama
3
Isu tentang ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah, baik
sebagai guru kelas, maupun guru mata pelajaran perlu segera
diatasi. Ketidakseimbangan distribusi guru menjadi salah satu
hambatan pengembangan profesi guru.
Demikian dikatakan oleh Mark Heyward, Penasehat USAID PRIORITAS
bidang manajemen dan tatakelola pendidikan, pada lokakarya analisis
data kependidikan (17-19/9). Lokakarya tingkat Jawa Barat ini
diselenggarakan sebagai tahap awal upaya penataan dan pemerataan
guru (PPG) di daerah mitra.
Sebagai bagian dari program USAID PRIORITAS, PPG dilandaskan
pada Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbud, Mendagri, MenPAN
dan RM, Menag, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan
Pemerataan Guru PNS.
Mark menjelaskan bahwa program
PPG seharusnya dijalankan secara terencana, menempuh tahap-tahap
sistematis, dan bersifat komprehensif. “Analisis data merupakan
langkah awal untuk menata dan memeratakan guru antarsekolah,
antarkabupaten/kota, dan antarprovinsi,” kata Mark.
Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jabar, menjelaskan
bahwa berdasarkan data awal yang bersumber dari DAPODIK, sebaran
guru di daerah kab/kota mitra masih belum terdistribusi dengan
baik. Grafik distribusi sekolah menurut rasio siswa-rombel dan
rasio guru kelas-rombel menunjukkan ada indikasi inefisiensi
penempatan guru.
“Ini terlihat pada data sekolah dengan rasio guru kelas-rombel
di atas satu, namun rasio siswa-rombel di bawah standar pelayanan
minimal (1:32),” jelas Erna. “Berarti terdapat kelebihan guru di
sekolah-sekolah dengan jumlah siswa per kelasnya di bawah 32 (kelas
kecil),” kata Erna lebih jauh. [ds]
Kaji Data Sebaran dan Kualifikasi Guru
Tim PPG Bekasi seksama lakukan analisis data kependidikan di
daerahnya. Jajang (paling kanan), dosen UPI, tampak
mendampingi.
-
ShowcasePutaran Dua Bergulir, Kedepankan Literasi dan Sikap
4
Pelatihan guru hanya diberikan kepada 24 sekolah binaan per
daerah kab/kota mitra. Padahal, tujuan kita adalah memeratakan mutu
pendidikan dengan meningkatkan mutu guru, kepala sekolah, dan
komitenya. Karena itu, sekolah binaan diharapkan menjadi model dan
acuan bagi sekolah-sekolah lain di dalam kab/kota yang sama,
khususnya berkenaan dengan implementasi Kurikulum 2013 dan
peningkatan literasi.
Demikian dikatakan Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS
Jawa Barat pada pelatihan sekolah di Kecamatan Sindangkasih, Ciamis
(15/9). Erna menjelaskan bahwa fokus utama modul dua adalah
mendorong para guru, kepala sekolah, dan komite agar terampil
dengan pendekatan saintifik, penilaian autentik, dan pengembangan
literasi di sekolah mitra.
Pada bulan September ini, rangkaian
pelatihan tingkat daerah putaran kedua bergulir di dua daerah
mitra USAID PRIORITAS, yakni Ciamis dan Bandung Barat. Untuk
tingkat SD/MI di Kecamatan Sindangkasih Ciamis, pelatihan PAKEM
dihelat pada 15-19 September 2014. Sementara itu, pelatihan CTL
bagi sekolah tingkat SMP/MTs diselenggarakan pada 22-26 September
di Kecamatan Sindangkasih, Ciamis. Di Bandung Barat, pelatihan
PAKEM bagi sekolah mitra tingkat SD/MI dilaksanakan pada 24-27
September 2014.
Dra. Agustina Piryanti, M.M., kepala Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olahraga Kabupaten Bandung Barat, berharap para guru dapat
memfasilitasi pembelajaran yang menyenangkan dan
menumbuhkan motivasi belajar. “Untuk itu, guru dituntut tidak
pernah bosan meningkatkan kompetensi dan keterampilannya. Salah
satunya dengan mengikuti pelatihan ini sampai tuntas,” kata
Agustina (24/9).
Menurutnya, Kurikulum 2013 menuntut siswa memiliki kemampuan
literasi
yang baik. Maka seorang pendidik dituntut banyak membaca.
“Itulah tujuan pokok program USAID PRIORITAS,” ujarnya.
Edien Kholidin, Kepala SDN 3 Sukaraja, Ciamis, mengaku
senang
menjadi peserta pelatihan USAID PRIORITAS. Menurutnya, berbekal
pelatihan ini ia dapat menjadi guru yang mengajar dengan cara yang
baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Ciamis.
“Pelatihan ini sangat cocok dengan Kurikulum 2013 yang
mengedepankan aspek sikap atau perilaku,” katanya.
Toto Marwoto, Kepala Disdikbud Ciamis, yang memastikan program
USAID PRIORITAS sejalan dengan kebijakan daerah terkait
implementasi Kurikulum 2013. “Kami telah menyiapkan dana agar
program ini bisa disebarluaskan ke seluruh sekolah non mitra USAID
di daerah Ciamis,” tegas Toto.
Sementara itu, Erna Irnawati mengapresiasi perubahan positif di
sekolah mitra sebagai dampak pelatihan putaran pertama. “Perubahan
tampak pada cara guru mengajar dan juga perilaku belajar siswa,”
ujarnya. [ds]
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kuningan yang
bekerjasama dengan USAID melalui program PRIORITAS mengadakan
kegiatan pendampingan pertama Penataan dan Pemerataan Guru/PPG,
(02-03/09). Pendampingan tersebut menghadirkan service provider
atau konsultan yang membidangi program PPG, Moh. Sulhan dan Muh.
Muttaqin dari UIN Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Asep Taufik Rohman, kepala Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kuningan, berpesan bahwa
keberanian diperlukan untuk melakukan program tersebut. “Kita
berharap adanya dukungan semua pihak, bukan hanya dari Dinas
Pendidikan, tetapi juga seluruh stakeholder terkait, khususnya BKD.
Tentunya, guru yang akan diratakan penempatannya itu terlebih
dahulu diberi pengertian dan pemahaman akan pentingnya pemerataan
kualitas guru,” katanya.
Taufik menambahkan, dukungan dari
USAID PRIORITAS ini sangat membantu dalam pemetaan guru by name
dan by address, “Data Dapodikdas membuka semua, kita bisa tahu
berapa kebutuhan di desa dan di kota, jangan sampai semua
berbondong – bondong ingin di kota, lah yang di desa ditinggalkan.
Inilah yang kita khawatirkan. Karena itu, dengan adanya program ini
kami sangat terbantu,” ungkapnya.
Masalah sebaran guru memang menjadi permasalahan pelik yang
harus segera dipecah-kan
bersama, karena ini menyangkut pemerataan kualitas pendidikan,
”Idealnya memang kebutuhan guru itu harus seimbang, antara
kebutuhan guru dan jumlah siswa. Jangan sampai semua menumpuk di
kota. Apalagi guru harus 24 jam mengajar untuk mendapatkan
sertifikasi. Inilah yang harus dipahami dan dijalankan oleh guru,''
ujar Muhammad Sulhan. [asb]
Kabar Daerah
Nomor 8
Ratakan Kualitas Pendidikan, Kuningan Dorong Guru Disebar
Siswa SMPN 1 Cilimus, Kuningan, tengah berdiskusi.Tampak dinding
ruang kelas mulai semarak dengan pajangan karya siswa.
Salah satu bagian penting pelatihan adalah praktik mengajar.
Tampak siswa bekerja berpasangan mengerjakan lembar kerja.
Kami telah menyiapkan dana agar program ini
bisa disebarluaskan ke seluruh sekolah non mitra USAIDdi daerah
Ciamis.
Toto MarwotoKadis Kemdikbud Ciamis
‘,
-
Juli - September 2014
Manfaatkan belanja pendidikan, belanja pengalaman, dan ilmu
pengetahuan dari sekolah di sini untuk dibawa pulang ke daerah
kita. Jangan terlalu banyak belanja material. Belanja ilmu
pengetahuan tentu lebih penting karena tidak semua pendidik
mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di tengah keterbatasan
APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran yang
telah disediakan oleh USAID PRIORITAS untuk kegiatan ini tanpa
menghasilkan perubahan di daerah kita.
Demikian pesan Bupati Aceh Jaya Ir. Azhar Abdurrahman,
didampingi Kepala
Dinas Pendidikan dan Olahraga dan Kepala Kantor Kemenag Aceh
Jaya, saat memberikan arahan dan motivasi kepada rombongan study
visit dari Aceh Jaya dan Bener Meriah (2/9). Rombongan berjumlah 44
orang, terdiri atas guru, kepala sekolah, dan stakeholder
pendidi-kan Aceh Jaya dan Bener Meriah itu melakukan kunjungan
belajar ke sekolah dan madrasah di daerah Kabupaten Bandung Barat
dan Kota Cimahi.
Pada hari pertama (3/9 ), mereka berkunjung ke MI Asih Putera
Kota Cimahi dan SMPN 1 Cihampelas
Kab. Bandung Barat. Pada hari kedua (4/9) mereka berkunjung ke
MTsN Sukasari Cimahi dan SDN 2 Rajamandala Bandung Barat.
Fauzi, guru SDN 4 Calang, Kab. Aceh Jaya, mengaku mendapatkan
pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif. “Cara
belajar siswa, cara guru mengelola pembelajaran di
kelas, cara guru membimbing siswa inklusi, pendekatan guru
dengan muridnya yang penuh kasih sayang, semua menjadi pelajaran
berharga bagi kami dalam kunjungan ini,” kata Fauzi.
M. Yusuf, Kepala Disdikpora Kab. Aceh Jaya, menegaskan akan
menjadikan sekolah yang telah melakukan kunjungan belajar sebagai
sekolah acuan di kabupatennya. “Karena itu rencana tindak lanjut
yang mereka susun akan kami dukung sepenuhnya,” jelas Yusuf.
[ds]
Aceh Belanja Pendidikan di Cimahi dan Bandung Barat
Kabar Daerah
5
Peserta study visit mengamati ruang perpustakaan SDN
Rajamandalakulon 2 Cipatat Bandung Barat. Tampak siswa sedang
'mengamati' tayangan audio visual sesuai dengan pendekatan
pembelajaran saintifik Kurikulum 2013.
Kota Bogor memiliki rekam jejak sangat baik dalam diseminasi
program DBE dan USAID PRIORITAS. Dari segi jumlah guru yang dilatih
dan dana daerah yang digunakan, Kota Bogor menempati peringkat
pertama Jabar. Seyogianya kita pertahankan tren positif ini.
Demikian dikatakan Fetty Qondarsyah, kepala Dinas Pendidikan
Kota Bogor, sebagaimana disampaikan oleh Ipendi Suhendri,
Sekretaris Disdik, pada kegiatan Lokakarya Evaluasi dan Perencanaan
Diseminasi (2/7). Lokakarya tersebut dihadiri oleh segenap
stakeholder pendidikan Kota Bogor yang meliputi disdik, kemenag,
bappeda, BKPP, DPRD, Dewan Pendidikan, K3S, MKKS, KKG/MGMP,
pengawas, Fasda, dan kepsek.
Soni Nasution, Sekretaris Bappeda, mendorong segenap pihak
berkomitmen menyebarkan praktik yang baik dan menjamin dukungan
kebijakan. “Pencapaian IPM Kota Bogor dalam bidang pendidikan yang
mencapai angka lebih dari 80 tidak
terlepas dari peran USAID. Kebijakan Pemkot tentang Kota Bogor
yang CERDAS dan dukungan anggaran pendidikan yang besar tentu dapat
mendukung program diseminasi lebih lanjut,” kata Soni.
Apendi Arsyad, Sekreatris Dewan Pendidikan, juga menganggap
penting diseminasi program USAID PRIORITAS. Alasan pokok, menurut
Apendi, adalah adanya ketimpangan kualitas sekolah, terutama antara
negeri dan swasta. “Diseminasi program USAID diharapkan dapat
meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas,” ujar Apendi. Ia
juga berharap program USAID dapat meredam konflik antara
masyarakat, orangtua, dan sekolah mengenai biaya pendidikan.
Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat,
mengatakan perlunya strategi penyebarluasan
program USAID PRIORITAS ke seluruh sekolah/madrasah di Kota
Bogor. “Kita melakukan analisis masalah untuk menentukan
paket-paket mana yang mendesak didiseminasikan berikut mencari
celah sumber dananya,” ujarnya. Erna juga berharap Bogor mampu
menyamakan kualitas sekolah agar tidak timpang.
Kabid Dikdas Elok Tri Kusumaningsih menegaskan pentingnya
diseminasi aspek MBS program USAID PRIORITAS. “Sekolah, khususnya
jenjang SD, sangat membutuhkan sentuhan dalam bidang MBS,” kata
Elok. “Pelatihan harus diikuti dengan proses pendampingan yang
intensif,” tambahnya. [ds]
Tren Positif Diseminasi di Kota Bogor
Suasana proses pembelajaraan saat para tamu study visit
mengamati proses pembelajaran dampak
program USAID PRIORITAS.
Ki-ka: Ipendi, Apendi, Soni, Elok, dan Erna.
-
ShowcaseEfek Domino Matematika Terbukti Efektif
6
Siswa cenderung menganggap matematika mata pelajaran yang sulit.
Motivasi belajar rendah dan hasil belajar pun memprihatinkan. Di
sisi lain, variasi media belajar juga rendah sehingga tidak mampu
mendorong gairah belajar. Akibatnya, pemahaman konsep menjadi tidak
prima.
Saya mencoba menggunakan kartu domino matematika sebagai media
belajar. Materinya adalah Pangkat Tak Sebenarnya dan Bentuk Akar.
Ide ini terinspirasi dari permainan domino yang dikenal luas dan
mudal memainkannya.
Sebelum itu, saya melihat daftar nilai matematika tahun
2012/2013 materi pangkat tak sebenarnya dan bentuk akar. Saya
melakukan jajak pendapat mewawancara siswa kelas IXA tentang
matematika. Informasi ini menjadi bahan penilaian pada ranah
kognitif dan afektif. Dilaksanakan juga tes pra tindakan dengan
hasil 61,03 dan ketuntasan 13%.
Saya menyiapkan 7 set kartu domino matematika berupa soal dan
jawaban. Pada tiap-tiap kartu dibuat sisi soal yang jawabannya ada
di kartu lain dan sisi jawaban yang soalnya juga ada di kartu
lainnya lagi. Maka jika kartu domino matematika ini dimainkan
masing-masing
kartu akan berpasangan antara soal dan jawabannya dan saling
berangkaian.
Siswa menunjukkan keingintahuan bcara memainkan kartu domino
matematika tersebut. Mereka tampak masih bingung karena belum
memahami cara memainkan kartu domino.
Pada kegiatan berkelompok, siswa tidak sabar untuk memulai
kegiatan dan waktu dirasakan kurang. Penyebabnya siswa memerlukan
waktu untuk menata meja dan kursi dalam formasi kelompok. Tetapi di
tengah permainan mereka terlihat senang, walau ada beberapa siswa
yang kelihatan masih belum berpartisipasi. Saat presentasi, siswa
tampak masih malu-malu dan takut salah dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada kartu.
Usai putaran pertama, dilakukan tes hasil belajar. Ternyata
siswa mengalami kemajuan dari 61,03 menjadi 80,69. Ini berarti
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 19,66
dengan
ketuntasan belajar 79,31%.Pada putaran kedua, siswa terlihat
sangat bersemangat, tampak gembira selama mengikuti pembelajaran
matematika dengan menggunakan media kartu domino matematika,
termasuk ketika melakukan diskusi. Peserta didik aktif berdiskusi,
bekerja dalam kelompok, dan mengajukan pertanyaan.
Hasil tes setelah putaran kedua menunjukkan kemajuan. Rata-rata
tes hasil belajar putaran pertama adalah 80,69 dan setelah putaran
kedua menjadi 88,52. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 7,83 dengan ketuntasan belajar 86,21%.
Pembelajaran matematika dengan media kartu domino ternyata
efektif.
Eti HerawatiSMPN Unggulan Sindang, Indramayu
Meraih hadiah INOBEL (Inovasi Belajar) nasional 2014 berkat
inovasi domino ini.
Praktik yang Baik
Nomor 8
Proses pembuatan kartu domino matematika saya lakukan sendiri
mulai mencari bahan berupabarang bekas hingga pengisian materi
matematika pada setiap kartu.
Pada siklus pertama tampak siswa masih bingung karena belum
paham cara bermain.
Pada putaran kedua tampak siswa asyikmenikmati permainan dan
efeknya signifikan.
Taufik dan enam or
ang siswa
kelas VI SDN 1 Sin
dangsari,
Banjarsari, Ciamis,
membaca
cerita secara individ
ual, menulis
tanggapan individua
l, lalu
mendiskusikan tang
gapan itu
untuk membuat tan
ggapan
kelompok.
Wiwin Carwinah
Guru Kelas VI
Literasi, Baca Cerita lalu Tanggapi Isi dan Hikmahnya
-
Juli - September 2014
Sekolah membutuhkan lapangan untuk upacara dan kegiatan
olahraga. Sementara areal sekolah sangat sempit. Maka, komite
sekolah dan tim pengembang sekolah berembug mencari solusi.
Muncullah usulan untuk menyewa tanah kosong dekat sekolah. Muncul
juga kesediaan Karang Taruna Desa Bugelalis untuk membantu
sekolah.
Demikian kata Karyono, ketua komite sekolah SDN Bugelalis,
Ciawi, Tasikmalaya. Karyono mengaku, setelah mengikuti program
pelatihan MBS dari USAID PRIORITAS, ia mendapat inspirasi cara
menumbuhkan peran serta masyarakat bagi kemajuan sekolah.
“Sekarang sekolah telah membentuk tim pengembang sekolah.
Anggotanya terdiri atas sepuluh orang meliputi kepala sekolah (Uci
Sanusi), Komite sekolah (Karyono dan Amin), guru (Enjid, Yuyun, dan
Maman), dan dibantu oleh tokoh masyarakat termasuk karang taruna
(Ohan, Empep Suryatman, Dedi, dan Yana),” papar Karyono.
Dian Rindiana, UPTD Ciamis yang juga fasilitator daerah (Fasda)
USAID PRIORITAS bidang MBS, menilai komite sekolah SDN Bugelalis
sebagai kompak dan mendukung penuh kemajuan sekolah.
"Komite SD Bugelalis sangat eksis. Sepuluh anggota tim
pengembang sekolah ini begitu tulus membantu kemajuan sekolah.
Mereka banyak berkorban untuk sekolah,” tutur Dian.
Karyono lebih jauh menjelaskan bahwa potensi peran serta
masyarakat sebenarnya sudah ada sejak lama.
“Masyakarat di sini, setiap panen hasil pertanian selalu
menyisihkan sebagian hasil panen untuk sumbangan ke sekolah.
Setelah ada pembinaan dari USAID PRIORITAS, potensi sumbangan
masyarakat itu dikelola sedemikian rupa agar lebih efisien dan
mendukung kualitas pembelajaran,” ujar Karyono.
Karyono juga menjelaskan bahwa pengadaan lapang olahraga/upacara
itu terwujud atas kerjasama dengan karangtaruna dan pemerintah
desa. “Sudah ada deal/komitmen dengan pemilik tanah. Pihak karang
taruna akan menyewakan tanah itu untuk digunakan secara bersama
oleh sekolah dan pemuda
desa,” ucap Karyono. Ia juga menjelaskan bahwa karang taruna
ikut berperan dalam melatih olahraga dan pengembangan budaya lokal
di sekolahnya.
Komite sekolah juga sudah menyusun program pengadaan
perpustakaan sekolah guna mendukung budaya baca. Menurut Karyono,
pihak komite sudah bersepakat dengan kepala sekolah untuk
alihfungsi rumah dinas kepala sekolah menjadi perpustakaan dan
ruang unit kesehatan sekolah.
“Kami akan segera merehab rumah dinas itu. Sudah ada komitmen
dari dinas pendidikan Tasikmalaya untuk bantuan perpustakaan,” ujar
Karyono. [ds]
SDN Bugelalis, Ciawi, Tasikmalaya
Karang Taruna Masuk Tim Pengembang
Praktik yang Baik
7
KaryonoKarang taruna juga mendukung siswa belajar menghargai
dan
melestarikan budaya lokal seperti angklung dan lengser.
Orisinal, Kelas Awal Lahirkan Karya Tulis dan Gambar
Karya tulis dan gambar kreasi siswa kelas II ini
tentu saja sangat membanggakan.
Kreativitas seperti ini hanya dimungkinkan
oleh suatu proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
(PAKEM). Sebuah proses belajar yang
memberi ruang kreasi dan ekspresi bagi para
siswa belia.
SDN Utama Mandiri 1
Kota Cimahi
-
ShowcaseMobil Demokrasi Kreasi Siswa
8
Berikut karya kelompok siswa SMPN 1 Indramayu dalam mata
pelajaran PKn hasil proses pembelajaran mengamati dan mendiskusikan
sikap terhadap demokratisasi. Materi pembela-jaran adalah demokrasi
dalam berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar yang dikembangkan
di sini adalah “Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan
demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan.” Siswa memberi judul
karyanya ini dengan “Periode Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia.”
Kelompok ini mengekspresikan sikapnya secara imajinatif dalam
bentuk mobil-mobilan yang mencerminkan perjalanan demokrasi bangsa
Indonesia dari masa ke masa.
Kelompok 'Kongruen' terdiri atas Cika, Aang, Aditya, dan Bela,
siswa SMPN 1 Limbangan, Garut asuhan Cicin Kuraesin, lakukan
percobaan penghitungan tinggi pohon dengan konsep kesebangunan.
Sebelah kanan adalah laporan mereka.
Praktik yang Baik
Nomor 8
Anggota Kelompok:
Dwiky Haura Heikal Insanul Kelvin Maylinda Anggi Indah.
Kesebangunan Hitung Tinggi Pohon
-
Juli - September 2014
Strategi utama menciptakan budaya baca di kalangan siswa adalah
mengoptimalkan fungsi perpustakaan. Layanan prima perpustakaan SDN
2 Rajamandalakulon, Cipatat, Bandung Barat, berhasil menciptakan
kondisi nyaman buat anak untuk membaca. Sebagai nilai tambah,
perpustakaan ini juga menyediakan layanan informasi visual.
Perpustakaan ini semula bernama Pusat Sumber Belajar (PSB)
berdiri sejak tahun 2010. Pusat Sumber Belajar berubah nama menjadi
Perpustakaan pada tahun 2013 dan mengalami perpindahan lokasi dari
lantai satu ke lantai dua. Perpustakaan kini mengunakan software
Senayan Manajemen Library Sistem Versi Meranti.
Dengan sistem layanan terbuka, setiap pemustakaan bisa langsung
memilih sendiri bahan pustaka ke dalam rak koleksi. Peserta didik
lebih leluasa untuk memilih ataupun mencari bahan pustaka yang
diinginkan.
Anggota diberikan kartu anggota yang dilengkapi barcode. Saat
berkunjung, anggota mengisi daftar kunjung dengan cara menggesekkan
kartu anggota ke alat scanner barcode, sehingga dapat terekam
langsung ke dalam program perpustakaan. Dengan sistem otomasi ini
pustakawan bisa lebih mudah mengetahui siapa saja yang sering
berkunjung. Setiap tahun ada pemberian reward terhadap anggota
perpustakaan yang paling sering berkunjung. Reward ternyata
menumbuhkan motivasi anggota untuk berkunjung.
Untuk menambah daya tarik pengunjung perpustakaan dilengkapi
sebuah robot cerdas dan pintar. Robot tersebut menyambut setiap
kedatangan pemustaka berkunjung. Robot itu diberi nama 'Said' yang
diambil dari kata USA–Indonesia. Robot Said pandai berdialog dengan
para pemustaka. Robot tersebut dirakit oleh para siswa SDN 2
Rajamandalakulon. Walaupun robot ini cerdas dan pintar,
pembuatannya sangat sederhana. Bahannya terbuat dari barang-barang
bekas, antara lain:
1. Enam kaleng bekas minuman;
2. Dua plastik bekas minuman seperti
milkuat;
3. Sendok dan garfu bekas mi instan;
4. Satu batang lilin bakar;
5. Satu buah mobil mainan bekas;
6. Satu buah speaker bluethooth.Robot Said bisa dikendalikan
melaui
remote control, komputer, Ipad, ataupun handphone dengan
mengunakan sinyal bluetooth.
Layanan perpustakaan meliputi referensi, audio visual,
sirkulasi, pojok baca,
story telling, perpustakaan keliling, internet, komputer, dan
lain-lain. Layanan referensi diberikan kepada para pemustaka yang
sedang mencari bahan-bahan rujukan. Layanan ini lebih banyak
dibutuhkan oleh guru yang sedang mencari bahan untuk pembelajaran
di kelas.
Layanan audio visual diberikan untuk pembelajaran yang bersifat
interaktif dan rekreatif, seperti pembelajaran yang mengunakan CD
interaktif dan pemutaran film yang bersifat mendidik dan menunjang
terhadap pembelajaran. Siswa sangat antusias untuk mengikuti
layanan ini karena mengunakan sistem audio visual yang lebih
menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran
mengunakan buku teks.
Layanan sirkulasi adalah layanan yang paling utama perpustakaan.
Pemustaka bisa meminjam bacaan ke rumah. Keterlambatan
mengembalikan bahan pustaka dikenai denda. Data peminjaman
sudah terintegrasi dengan program komputer. Apabila terjadi
keterlambatan komputer dengan otomatis memberikan peringatan
sekaligus menginformasikan jumlah denda.
Layanan pojok baca disediakan untuk mengantisipasi lonjakan
pengunjung karena perpustakaan belum bisa memenuhi kebutuhan ±750
orang anggota. Di luar
2perpustakaan yang hanya berukuran 56 m , sudut baca disiapkan
di sudut-sudut strategis sekolah. Siswa tampak nyaman membaca baik
di ruang perpustakaan maupun di sudut baca sesuai dengan 'selera'
masing-masing. Pojok baca juga tersedia di setiap ruang kelas.
Layanan story telling dapat membentuk karakter anak dengan cara
menyenangkan. Cerita-cerita menarik ternyata menumbuhkan karakter
positif siswa. Selain pustakawan dan guru, ternyata tidak sedikit
siswa yang ingin belajar membawakan cerita di depan teman-temanya
sendiri.
Layanan perpustakaan keliling merupakan bentuk kerjasama antara
perpustakaan sekolah dengan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Prov. Jawa Barat (Bapusipda Jabar) serta Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kab. Bandung Barat. Setiap ada perpustakaan keliling,
siswa begitu antusias membaca. BAPUSIPDA Jabar juga membantu
penambahan koleksi perpustakaan sebanyak 300 eksemplar buku yang
bisa ditukar kembali apabila para pemustaka sudah merasa bosan
dengan koleksi tersebut.
Ke depan ada juga layanan televisi komunitas. Layanan ini
memungkinkan siswa memanfaatkan perpustakaan dari kediaman dengan
cara menonton siaran televisi yang disiarkan langsung dari
perpustakaan sekolah. Kami berencana membuat pemancar televisi
dengan radius ±2 km di sekitar sekolah. Layanan ini membutuhan dana
sekitar Rp.60 juta rupiah. Layanan televisi komunitas memungkinkan
siswa mengembangkan potensi diri melalui film-film pendek sekolah.
Selain film-film pendek, layanan ini juga bisa menayangkan
pembelajaran-pembelajaran interaktif dan rekreatif yang dapat
mendorong gairah belajar dan minat baca.
Deni NurzamanGuru yang juga pengelola perpustakaan
Robot Said Perpustakaan Tumbuhkan Budaya Baca
Praktik yang Baik
9
Siswa gesek kartu anggota perpus-takaan untuk daftar
pengunjung.
Siswa mencari bahan bacaan yang diminatimelalui katalog
online.
-
Showcase
10
Kurtilas Cetak Ilmuwan CilikSebagaimana dikehendaki Kurikulum
2013 (kurtilas), kami ingin setiap siswa (1) menunjukkan perilaku
suka mencoba atau menyelesaikan pekerjaan yang menantang, (2) suka
bertanya selama proses pembelajaran, (3) berani presentasi di depan
kelas, (4) mampu mengubah soal cerita ke dalam bentuk aljabar atau
sebaliknya, dan (5) mampu menentukan unsur-unsur aljabar.
Kini materi pembelajaran adalah mengenal bentuk aljabar dan
klasifikasi bentuk aljabar berdasakan sukunya: suku, koefisien,
variabel, dan konstanta. Maka kami ingin mengajak siswa menerapkan
operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional. Siswa diajak
mengambil inspirasi dari buku Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013
Kemendikbud RI halaman 36–42.
Mengawali pembelajaran, siswa diajak
berdialog mengenai kalimat matematika dan bentuk Aljabar. Siswa
tampak antusias menjelaskan pertambahan, perkalian, dan kalimat
matematika lainnya. Kami kemudian mengomunikasikan tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan tercapai serta
manfaat bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk belajar mengamati, siswa secara klasikal diberi
permasalahan yang terdapat pada kegiatan 2.1. halaman 36. Kami juga
menayangkan gambaran visual yang berkaitan dengan bentuk aljabar.
Untuk lebih mengenal bentuk aljabar, siswa dalam kelompok mengamati
informasi (dialog) pada LK secara individual. Mereka kemudian
mengerjakan perintah nomor 1 dan 2 dalam LK.
Para siswa lantas mengasah kemampuan bertanya. Kami memberi
kesempatan kepada seluruh peserta untuk bertanya terkait dengan
bentuk aljabar. Dedi mengacungkan tangan dan bertanya, “Bu, ada
berapa gelas dalam satu dus air mineral itu?” Demikianlah para
siswa mengajukan beragam pertanyaan yang tentu saja membanggakan
kami.
Menghimpun informasi, para siswa kemudian berupaya
menggali informasi dengan membaca tabel 2.2 halaman 38 dan “Ayo
Kita Menggali Informasi” halaman 40. Setelah merasa cukup memiliki
informasi, siswa mengerjakan pertanyaan nomor 3 dan 4 dalam LK.
Dalam hal ini siswa tengah mengasah kemampuan menalar. Setiap siswa
kami perhatikan layaknya ilmuwan-ilmuwan cilik.
Tibalah saatnya para siswa saling berkomunikasi. Setiap siswa
mempertukarkan hasil kerjanya dalam satu kelompok. Mereka saling
berbincang merespon karya satu sama lain. Setiap siswa juga
berusaha memberikan kritik dan penilaian atas karya temannya.
Mereka akhirnya bersepakat menentukan satu karya yang mereka
pandang terbaik dalam kelompok. Karya terbaik inilah yang kemudian
dipresentasikan di hadapan kelompok lain.
Menutup kegiatan, kami membimbing siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran. Siswa diajak bermain kuis guna mengukur tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara individu siswa melakukan
refleksi tentang apa yang telah dipelajari/dipahami, apa yang
dirasakan selama proses belajar, dan apa yang akan dilakukan
kemudian. Akhirnya kami menyarankan siswa untuk mengerjakan latihan
2.1 (halaman 42) di kediaman masing-masing, sambil tak lupa mereka
diberi informasi rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Cicin Kuraesin (MTsN, Garut)Cucu Hadiati (Pengawas,
Karawang)
Praktik yang Baik
Nomor 8
Lembar Kerja
Amati dialog di bawah ini:
Suatu ketika terjadi percakapan antara Maryam, Dudi dan
Heni.
Mereka baru saja membeli minuman di koperasi.
Maryam : “Dudi, kelihatannya kamu beli air mineral banyak
sekali.”
Dudi : “Iya, Maryam. Ini pesanan dari kelas saya. Saya membeli
dua
dus air mineral. Kalau kamu membeli apa saja?”
Maryam : “Saya membeli 2 gelas air mineral saja, untuk saya dan
Rima.
Kalau kamu Heni, apa yang sudah kamu beli?”
Heni : “Saya membeli satu dus dan 10 gelas air mineral.”
1. Gambarkanlah barang yang dibeli ke-tiga anak pada dialog di
atas semenarik mungkin.
2. Buatlah bentuk aljabar dari gambar yang kalian buat pada soal
no. 1
3. Manakah dari bentuk aljabar tersebut yang merupakan
koefisien, variabel, dan konstanta?
4. Buatlah suatu cerita yang bermakna bentuk aljabar 4x + 8.
Perjelas makna
variabel dari cerita yang kalian buat.
Priiit…. Suara peluit itu menggerakkan siswa-siswi SDN 1
Sukamanah, Sindangkasih, Ciamis, berlarian ke sana ke mari untuk
mencari sesuatu. Apa yang sebenarnya mereka cari? Oh, ternyata
mereka sedang mencari buku. Mereka membaca buku tersebut secara
serentak. Ada yang membaca yang di halaman sekolah, kebun, dan
kelas. Pokoknya di mana saja saat itu mereka berada.
Ada sesuatu yang menarik dari kegiatan ini. Anak-anak yang
berlarian itu seketika membaca menjadi hening, senyap, tanpa
terdengar suara apapun kecuali tarikan napas khas anak-anak.
“Ini jadwal membaca senyap,” kata Apep, guru di SDN 1 Sukamanah.
“Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tanggal 26 Agustus lalu,
setelah Pak Taya mengikuti ToT program USAID di Bandung. Saat
ini
sekolah kami sedang melaksanakan budaya membaca,” tambahnya.
“Kami berupaya merealisasikan budaya baca di sekolah ini. Kami
bersama Fasda USAID PRIORITAS Pak Taya Sodikin dan kepala sekolah,
berharap program ini berjalan dengan baik, karena manfaatnya sudah
terlihat,” ujar Apep. Ia menjelaskan bahwa walaupun kegiatan ini
baru berjalan kurang lebih dua minggu, tampak perubahan anak-anak
menjadi lebih disiplin.
Wawasan keilmuan para siswa kelas IV dan VI yang membacanya
sudah lancar menjadi bertambah. Sedangkan siswa yang masih di kelas
I sampai III kian lancar kemampuan membacanya. Apep juga menyebut
manfaat lain kegiatan membaca, yakni anak-anak secara tidak
langsung dapat mempersiapkan pelajaran hari itu.
Program budaya membaca senyap di
SDN 1 Sukamanah dilaksanakan setiap hari 10 menit sebelum
pembelajaran dimulai. Adapun buku yang dibaca anak-anak tersebut
sementara masih buku pelajaran, karena sekolah ini belum memiliki
buku bacaan umum. “Semangat kegiatan ini sementara adalah budaya
membacanya, bukan bukunya. “Yang penting bagaimana caranya agar
anak-anak jadi gemar membaca,” kata Taya Sodikin. “Nanti kalau
kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, baru kami siapkan
buku-buku cerita yang menarik yang disukai mereka,” lanjut dia.
Upaya lain yang dilakukan SDN 1 Sukamanah dalam rangka
mengembangkan program budaya baca adalah menyediakan sudut baca di
luar kelas. Sudut baca disediakan di tempat anak-anak suka
berkumpul. “Agar pada saat tiba jam membaca mereka tidak jauh-jauh
mencari bukunya”, kata Iwa, kepala SDN 1 Sukamanah. [mir]
Tuah Literasi Peluit Budaya Baca
-
Juli - September 2014
Praktik yang baik ini diadaptasi dari Koran Radar Kuningan
tulisan Agus Mustawan.
Ini menjadi praktik yang baik dari dua sisi. Pertama, ini
praktik yang baik seorang wartawan
yang mampu menangkap sebuah praktik pendidikan yang baik dan
mampu
mengemasnya dengan baik. Kedua, dari sisi sekolah, ini merupakan
praktik manajemen
berbasis sekolah yang baik [Red.].
Untuk mengenalkan lebih dekat mengenai praktik yang baik dalam
pembelajaran dan manajemen sekolah, USAID PRIORITAS Jabar selama
dua hari melakukan kegiatan media briefing (11-12/9). Kegiatan yang
mengundang para jurnalis di Jabar itu diikuti oleh 20 wartawan dari
berbagai media.
Acara tersebut dihelat di Hotel Grand Aquila Kota Bandung mulai
Kamis pukul
13.00 WIB hingga Jumat pukul 11.00 WIB. Panitia memberikan
kepada para jurnalis informasi program pendidikan USAID PRIORITAS
di Jabar.
Para jurnalis mendapatkan materi yang selama ini digunakan di
sekolah atau madrasah. Dalam kesempatan ini para wartawan melakukan
praktik langsung
menjadi seorang murid. Adapun materi yang disampaikan adalah
pendekatan whole school approach dan strategi pelatihan yang selama
ini digunakan serta program USAID PRIORITAS dengan LPTK. Lalu,
praktik yang baik dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.
Selama 5,5 jam wartawan menyimak materi dan berdiskusi layaknya
seorang tenaga pengajar. Bagi wartawan, kegiatan tersebut merupakan
hal baru dan penuh tantangan.
Pukul 07.00 hari berikutnya, para peserta terjun ke dua sekolah,
SMPN 3 dan SDN Utama Mandiri 1. Wartawan dibagi dua kelompok.
Wartawan Radar kebagian berkunjung ke SD. Mereka bisa melihat dari
dekat kemajuan sekolah mitra USAID PRIORITAS.
Dari pantauan Radar, proses belajar mengajar berlangsung sangat
dinamis sesuai kurikulum 2013 (kurtilas). Siswa
terlihat aktif dan berdiskusi dengan para guru. Kondisi sekolah
pun terlihat sangat berbeda. Sekolah tampak rindang dengan berbagai
pepohonan (green house). WC murid pun sudah tertata rapih. Ada
musala. Di setiap sudut disediakan buku bacaan. Perpustakaan pun
dibuat nyaman. Bahkan, para orangtua diberi ruang untuk berkarya
yang nanti
dipajang di perpusatakan.“Dulu sekolah ini merupakan sekolah
terkumuh di Cimahi karena mayoritas adalah menengah ke bawah.
Siswanya merupakan anak para pekerja pabrik. Namun, kini sekolah
ini sudah menjadi sekolah terbaik di Cimahi dan menjadi
percontohan bagi sekolah di Indonesia,” ucap Kepala SDN Utama
Mandiri 1 Cucum Suminar, S.Pd.
Cucum menerangkan, keberhasilan ini tak lepas dari program USAID
PRIORITAS yang diterapkan sejak 2013. Semua program pendidikan
diterapkan, termasuk manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan
adanya MBS semua dilibatkan termasuk Komite sekolah.
“Awalnya, penerapan program pendidikan USAID PRIORITAS membuat
guru dan murid kesulitan. Apalagi banyak guru yang sudah tua.
Namun, dengan kerja keras, semua bisa berhasil,” jelasnya.
Komite SDN Utama Mandiri Nunu Nugraha, SPd. menambahkan,
keberhasilan yang dicapai selama ini merupakan hasil kerja keras
antara guru, komite, orang tua dan murid. Bahkan, dengan
keberhasilan tersebut, banyak sekolah yang ingin mengadopsi cara
yang diterapkan oleh pihak komite.
“Tentu keberhasilan ini ingin memacu kami lebih maju lagi.
Kemudian ingin menjadi contoh bagi yang lain dalam meningkat
kualitas pendidikan di Indonesia,” jelasnya.
Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Jabar Erna Irnawati
mengatakan, di Jabar ada 13 kabupaten/kota mitra. Total di
Indonesia ada 91 kabupaten/kota di 8 provinsi.
“Kami sengaja mengundang wartawan agar bisa melihat dari dekat
upaya yang selama ini dilakukan USAID PRIORITAS. Ini murni untuk
membantu kemajuan pendidikan di negara kita,” jelas Erna yang
menyebutkan program tersebut dimulai tahun 2012 dan berakhir pada
2017. []
Agus Mustawan
Radar Kuningan
Sulap Sekolah Kumuh Jadi Percontohan
Praktik yang Baik
11
Agus Mustawan (kedua kanan) berbincang dengan Cucum Suminar
(paling kiri) dan Komite Sekolah Nunu Nugraha (paling kanan).
Dalam kelompok, siswa mengamati benda yang menjadi sumber
belajar. Setiap kelompok mendapatkan benda yang berbeda. Ada yang
berupa kalender bergambar makanan, mobil-mobilan, kamera, laptop,
dan mikrofon.
Pada tahap selanjutnya, saya meminta siswa mencari gagasan dari
benda-benda tersebut. Ide-ide itu dijabarkan dalam bentuk
instruksi. Anak-anak membuat dan melaksanakan instruksi dalam
bahasa Inggris dengan jelas.
Untuk memiliki kompetensi tersebut, siswa saling bertanya jawab
dalam
kelompok mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan serta tahapan
membuat karya sesuai pilihan kelompok. Siswa juga banyak bertanya
kepada saya. Artinya, kegiatan saya pada saat kerja kelompok,
adalah mendampingi siswa terutama yang mengalami kesulitan.
Semua siswa mencari informasi yang mendukung terbentuknya karya
setiap kelompok. Ada yang mencari informasi cara membuat mobil yang
bertenaga angin. Ada yang mencari informasi cara menjalankan
instruksi membuat makanan yang lezat. Ada yang mencari
instruksi
mengoperasikan mikrofon. Ada juga yang mencari informasi tentang
cara mengoperasikan laptop dengan benar.
Informasi yang mereka peroleh kemudian didiskusikan sehingga
terbangun rancangan karya setiap kelompok. Pada setiap tahapan,
saya selalu membimbing siswa terutama yang mengalami kesulitan.
Dengan menggunakan Bahasa Inggris, setiap kelompok (kelompok
kamera, mobil, laptop, makanan) menjelaskan cara kerja karyanya.
Antarkelompok kemudian saling memberikan masukan.
Tita Trisnawati, SMPN 5 Kota Cimahi
Menjadi Kreatif Itu tidak Harus Mahal
-
Yusuf
Nur Msuludin
USAID PRIORITAS menyediakan pelatihan pembelajaran aktif dengan
pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013. Pelatihan ini
berlangsung secara interaktif dan partisipatif sehingga para dosen
mendapatkan pengalaman langsung implementasi K-13. Dengan dosen
yang terlatih secara praktis diharapkan proses pelatihan guru
prajabatan, yakni perkuliahan mahasiswa keguruan, lebih sejalan
dengan tujuan dan sasaran K-13.
Demikian dikatakan Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS
Jawa Barat, terkait dengan diseminasi program USAID PRIORITAS di
Unswagati Cirebon. Pelatihan itu diikuti 50 dosen Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan berlangsung selama tiga hari
(16-18/9).
Prof. Dr. Abdul Rozak, Dekan FKIP Unswagati, menjelaskan bahwa
pihaknya sengaja meminta para dosen dilatih oleh USAID guna
mengoptimalkan implementasi K-13 yang gencar disosialisasikan oleh
Kemdikbud RI.
“Kami ingin membekali dosen dengan pengalaman praktik
pembelajaran di
sekolah menggunakan pendekatan K-13. Kami yakin pendekatan USAID
PRIORITAS dalam mengembangkan pembelajaran aktif sangat cocok
dengan pendekatan saintifik K-13,” ujar Prof. Rozak.
“Ini praktik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi
dosen karena terasa ringan dan tidak melelahkan. Siswa lebih aktif
dan mereka menyukainya, sampai-sampai beberapa di antara kami lupa
waktu dalam praktik mengajar di sekolah” kata Subali Noto, dosen
Matematika.
Untuk dosen pendidikan/keguruan, pelatihan dan praktik mengajar
ini adalah sebuah refleksi dan upgrading. Bagi dosen yang tidak
berlatar belakang pendidikan ini adalah sesuatu yang baru dan
menyenangkan.
“Pengelolaan kelas yang bervariasi, aktivitas siswa secara
individual, berpasangan, hingga berkelompok, lembar kerja yang
menuntut kreativitas siswa, dan dibukanya kesempatan siswa untuk
bertanya, itu semua benar-benar
mengasyikkan baik bagi siswa maupun bagi guru. Saya yakin para
mahasiswa, sebagai calon guru, pun akan menyukai model pembelajaran
ini,” kata Mira Nuryanti, dosen Bahasa Indonesia.
“Pelatihan ini menyadarkan kekeliruan kami selama ini dalam
melaksanakan perkuliahan. Bagaimana kita bisa mencetak calon-calon
guru yang inovatif dan kreatif di lapangan bila perkuliahan masih
dilaksanakan secara konvensional,” kata Bela Nurzaman, Ketua
Jurusan Bahasa Indonesia.
Sementara itu, Hidayatul Firdaus, Koordinator USAID PRIORITAS
Kab. Cirebon, berharap agar diseminasi program di perguruan tinggi
non mitra Unswagati ini dapat meningkatkan mutu dosen, mutu
mahasiswa sebagai calon guru, dan pada gilirannya dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. “Para dosen FKIP
hendaknya menjalankan pembelajaran aktif agar mahasiswa siap
menjadi guru berkualitas yang menghasilkan siswa yang kreatif,
inovatif, dan berkarakter,” ujar Firdaus. [ds]
Betah Praktik Mengajar di Sekolah, Dosen Lupa Waktu
1
2
3
12
Kabar Diseminasi
Program USAID PRIORITAS sangat singkron dengan program
pendidikan Jawa Barat. Jabar memberikan dana bantuan sosial untuk
kegiatan KKG/MGMP. Dana ini bisa digunakan secara bersinergis
dengan diseminasi program USAID PRIORITAS.
Demikian dikatakan oleh Wahyuddin Zarkasyi, Kepala Disdikbud
Jawa Barat, pada kegiatan Lokakarya Perencanaan Diseminasi program
USAID PRIORITAS tingkat Jawa Barat (16-17/7). Lokakarya dihadiri
oleh segenap stakeholder pendidikan di delapan daerah mitra USAID
PRIORITAS, meliputi Kota Bogor, Bandung Barat, Cimahi, Kab.
Sukabumi, Indramayu, Ciamis, Garut, dan Karawang.
Erna Irnawati, Kordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, merasa
senang melihat komitmen delapan daerah mitra tersebut untuk
mendiseminasikan program
USAID PRIORITAS. “Kami merasa tidak salah menawarkan
perpanjangan kerjasama dengan delapan daerah ini,” ujar Erna
Irnawati, sambil mengapresiasi komitmen daerah.
“Disdikbud dan Kemenag Ciamis telah sepakat bekerjasama
melaksanakan diseminasi program USAID PRIORITAS di sekolah dan
madrasah,” ujar Syamsu, pengawas sekolah Ciamis. Ciamis telah
menyediakan dana sebesar dua ratus dua puluh dua juta rupiah untuk
program diseminasi pada tahun 2014. Pada tahun 2015, tim Ciamis
bersepakat pada lokakarya ini untuk menganggarkan tidak kurang dari
1,2 Milyar untuk menjangkau lebih banyak
sekolah/madrasah di Ciamis. “Dengan demikian, total dana
yang
kami siapkan untuk diseminasi program USAID PRIORITAS adalah
sebesar 1,4
Milyar,” jelas Syamsu.Sementara itu, tim
Kabupaten Sukabumi juga menganggarkan dana lebih besar untuk
program diseminasi tahun 2015. “Kami menyiapkan dana sebesar 1,7
Milyar untuk diseminasi program USAID PRIORITAS di Kabupaten
Sukabumi,” ujar Utomo, Kasi Kurikulu
Disdik Kab. Sukabumi. Enam daerah mitra lain juga telah
bersepakat untuk berkomitmen menggalakkan diseminasi di daerah
masing-masing. [ds]
Daerah Mitra Berlomba Anggaran Diseminasi
Utomo (kanan) tampak serius menyusun anggaran diseminasi
bersama tim Kab. Sukabumi (17/7).
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page
10Page 11Page 12