KHUTBAH PENDIDIKAN
Oleh :
DR. H. TAUFIK ABDILLAH SYUKUR, MA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
ni’mat-Nya sehingga buku dengan judul “Khutbah Pendidikan”
dapat tersusun dengan baik.
Tulisan ini semula kami maksudkan untuk memenuhi
keperluan sendiri dalam hal penyiapan bahan teks khutbah
sekaligus dokumen pribadi, namun karena permintaan dari
beberapa santri untuk latihan menjadi khatib Jum’at, maka kami
coba mengumpulkannya dan menyusunnya serta menerbitkannya.
Harapan kami, kiranya buku ini dapat digunakan sebagai
salah satu referensi para khatib dalam melaksanakan tugasnya serta
sebagai bahan bacaan penambah wawasan keislamanan bagi
masyarakat.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan buku konsep fitrah dalam
Alqur’an ini. Penulis hanya dapat berdo’a semoga pengorbanan
segenap pihak dibalas dengan pahala yang berlipat ganda oleh
Allah Swt.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar … i
Daftar Isi … iii
1. Tujuh Sunnah Nabi … 1
2. 17 Agustus 1945 … 4
3. Penyesalan Belaka … 7
4. Uswatun Hasanah … 9
5. Rizki Halal … 13
6. Manusia yang Bangkrut … 16
7. Zaman Fitnah … 20
8. Cinta Nabi Muhammad … 24
9. Syukur … 28
10. Hindari Sesuatu yang Haram … 31
11. Bulan Ramadhan … 35
12. Fatihah dan Shalawat … 40
13. Teladan Dua Nabi … 43
14. Keluarga Islami… 48
15. Hasud … 52
16. Hijrah … 56
17. Haji … 59
18. Puasa … 63
19. Buih Di Lautan … 67
20. Rasulullah Wafat … 71
21. Taubat … 76
22. Kiamat … 79
23. Bulan Dzulhijjah … 86
24. Fitnah Harta dan Anak … 90
iv
25. Tafsir Alfatihah … 95
26. Isra Mi’raj … 99
27. Karakter Cinta …104
28. Nabi Itu Kaya … 107
29. 10 Shahabat Nabi … 111
30. Shalat Berjama’ah … 114
31. Rumah di Surga … 119
32. Fardu dan Sunnah … 122
33. Akhirat Sebagai Tujuan … 127
34. Sifat Wara’ … 134
35. Hadiah Untuk Ahli Kubur ... 136
36. Ziarah Kubur …139
37. Tanda Orang Bertakwa …141
38. Do’a ….. 143
39. Zuhud … 146
40. Marhaban Ya Ramadhan ….. 150
41. Rohani dan Jasmani …152
42. Khutbah Wada …. 156
43. Walimatussafar Haji …159
44. Iedul Fitri …..165
45. Iedul Adha …173
46. Ujian Nabi Saw … 177
47. Takbiran … 181
48. Fardhu dan Sunnah … 184
49. Rumah Baru … 189
50. Berbakti Kepada Orang Tua … 195
51. Keutamaan Bulan Ramadhan … 197
52. Kisah Alqomah … 198
v
53. Athira … 201
54. Khatam al-Qur’an … 203
55. Maulid Nabi Saw … 205
56. Tasyaskuran Rumah … 214
57. Kematian … 216
58. Perkawinan … 222
59. Wisuda Kelas Akhir … 231
60. Hikmah Haji … 234
61. Cukup Mati Sebagai Nasehat … 239
62. Tujuh Kebahagian Hidup di Dunia … 241
63. Lima Keutamaan Bakti Kepada Orang Tua … 245
64. Kisah Abu Hurairah Kepada Orang Tuanya … 248
65. Hikmah Hijrah … 251
66. Keutamaan Muharram … 255
67. Penyesalan Yang Tak Lagi Berguna … 258
68. Kesedihan Berpisah Dengan Ramadhan …263
1
TUJUH SUNAH NABI SAW
Ada 7 Sunnah Nabi Muhammad Saw yang biasa beliau
istiqomahkan setiap hari dan jarang beliau meninggalkannya.
Maka sebagai ummatnya kita juga harus menjaga tujuh sunnah
tersebut agar hidup kita berkah dan bahagia baik di dunia maupun
di akhirat kelak. Apa saja sunnah tersebut?.
Sunnah yang pertama adalah “menjaga wudhu”. Banyak
sekali fadilah dan keutamaan kenapa kita di anjurkan untuk selalu
dalam keadaan berwudhu, diantaranya adalah yang pertama,
bahwa malaikat akan selalu mendoakan agar kita mendapatkan
ampunan dan rahmat dari Allah Swt selagi kita belum berhadatas,
yang kedua, akan nampak cahaya di wajah, karena pada hari
kiamat umat Nabi Muhammad Saw dalam keadaan bercahaya di
sekitar muka, tangan dan kaki, karena bekas wudhu. Yang ketiga,
selalu di rindukan surga, sebagaimana surga merindukan bilal bin
rabah yang selalu menjalankan shalat sunnah setelah wudhu. Yang
keempat, akan dibukakan 8 pintu surga baginya, ia boleh masuk
dari pintu mana saja, asalkan ia menyempurnakan wudhu dan
berdoa setelah wudhu, dan yang terakhir, Allah akan menghapus
dosa-dosanya sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
ه ار ف ظ أ ت ح ت ج ر خ ىت ت ح ه د س ج ن م اه اي ط خ ت ج ر ءخ و ض الو ن س ح أ ف أ ض و ت ن م )رواهمسلم(
“Siapa yang berwudhu lalu ia berwudhu dengan sebaik-
bainya wudhuk, maka dosa dosanya keluar dari tubuhnya melalui
bawah kuku-kukunya”. (HR. Muslim) Dan ketika kita berwudhu, wudhulah dengan khusyu’ dan
hati selalu dalam keadaan berdzikir dan berdoa kepada Allah Swt.
Imam al-Ghazali berkata dalam kitab Bidayatul Hidayah:
ل إ ه ن رم ه ط ي م ل ه ر ك ذ مي ل ن م و ه ل ك ه د س ج الله ر ه ط ه ء و ض و د ن اللهع ر ك ذ ن م الماءه اب ص اأ م
.“Siapa yang berdoa menyebut nama Allah saat berwudhu,
maka Allah akan bersihkan seluruh jasadnya, dan siapa yang tidak
berdoa menyebut nama Allah saat berwudhu, maka Allah tidak
membersikan tubuhnya kecuali hanya tubuh yang terkena air saja.”
2
Sunnah yang kedua adalah mendirikan shalat malam. Para
Rasul dan Anbiya serta para Auliya (kekasih Allah) tidak pernah
meninggalkan shalat malam. Ini merupakan kebiasaan para
salafussholeh.. Bahkan sayyidina Ali karramallahu wajhahau
mengatakan bahwa salah satu obat hati adalah dengan mendiirkan
shalat malam.
Maka dari itu Allah Swt menjanjikan bagi orang yang shalat
malam dengan kedudukan yang terpuji. Sebagaimana firmannya
dalam surah al-Isra ayat 79:
دبهل يلٱومن نيبعثكرب كمقاماۦفتهج أ نافلةل كعسى
ودا حم ٩٧م “Pada sebahagian malam, shalat tahajudlah kamu sebagai
ibadah tambahan bagimu; semoga Tuhan-mu (Allah)
mengangkatmu ke tempat yang Terpuji.”
Adapun sunnah yang ketiga adalah membaca Al-Qur’an. Al-
Qur’an merupakan pedoman muslim untuk menjalani kehidupan
di dunia ini. Maka alangkah baiknya selain membaca Al-Qur’an
kita juga harus memahami dan menghayati artinya. Dan sangat
dianjurkan jika kita membaca al-Quran di waktu subuh, atau di
pagi hari sebelum matahari terbit atau sebelum mata kita melihat
matahari dunia.
Adapun sunnah yang keempat adalah dengan shalat
berjama’ah di masjid. Masjid adalah rumah Allah. Masjid adalah
tempat bagi orang-orang yang senantiasa mensucikan dirinya
secara lahir dan bathin. Shalat lima waktulah dimasjid. Di dalam
hadits di sebutkan:
ق م ن أ ك ف ة اع م يج اءف ش ىالع ل ص ن م يرف ج ىالف ل ص ن م لو ي الل ف ص ن ام ا ه ل ك ل ي ىالل ل اص م ن أ ك ةف اع م ج
“Barangsiapa shalat isya berjama’ah, maka seakan-akan ia
shalat separuh malam, dan barangsiapa shalat subuh berjamah
maka seakan akan ia shalat malam sepenuh malam.”
Pahala berjama’ah itu 27 kali lipat dibanding shalat sendirian
dan ada keutamaan yang lebih hebat lagi, yaitu Qobulul shalat.
Yaitu shalatnya sudah pasti diterima disisi Allah Swt.
3
Sunnah yang kelima adalah dengan mengerjakan shalat dhuha
di pagi hari,.
Di dalam al-Sunan al-Kabir Imam Baihaqi diriwayatkan hadits
dari sahabat Abi Zar bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Siapa yang mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at
maka ia tidak dicatat sebagai orang yang lalai, barangsiapa yang
mengerjakan empat raka’at maka ia dicatat sebagai orang yang
berbuat baik, jika enam rakaat maka dicatat sebagai orang yang
ta’at, jika delapan raka’at maka dicatat sebagai orang yang
beruntung, jika sepeuluh raka’at maka tidak ada satu dosa pun
dicatat untuknya pada hari itu dan jika ia mengerjakan shalat dhuha
sebanyak dua belas rakaat maka Alla akan bangun rumah baginya
di surga.” (HR. Bayhaqi).
Adapun sunnah yang keenam adalah bersedekah. Allah Swt
menyukai orang yang suka bersedekah dan malaikatpun akan
selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.
Carilah rizki dengan sedekah. Bertaubatlah dengan sedekah. Dan
berobatlah atas sakitmu dengan sedekah. Bersedekahlah secara
sembunyi sembunyi. Dahulukan sedekah kepada saudara,
kemudian tetangga, kemudian kepada orang-orang shalih yang
membutuhkan. Dan sedekahlah dari harta terbaik yang kita miliki.
Sebagaimana firman Allah Swt:
ن و ب ح ات م وام ق ف ن ىت ت ح ر الالب ن ت ن ل Adapun sunnah yang terakhir adalah sunnah membaca istigfar
setiap hari, setiap saat dan dalam segala aktivitas. Ketika kita mau
tidur atau ketika ingin melakukan suatu kegiatan, ketika di jalan,
di kendaraan, dan lain sebagainya hendaklah kita selalu dalam
keadaan beristigfar kepada Allah Swt.
Bila kita mampu menjaga dan melakukan tujuh sunnah harian
tersebut, maka Insya Allah akan muncul sifat sifat terpuji dan
akhlak yang muliadari dalam diri kita. Bicaranya adalah bicara
dakwah, diamnya adalah dzikir, nafasnya adalah tasbih, dan
matanya selalu memancar cahaya rahmat dan kasih sayang.
Semoga khutbah singkat ini bermanfaat untuk kita, untuk anak
anak kita, dan untuk keluarga kita semuanya.
4
17 AGUSTUS 1945
Baru saja diselenggarakan upacara bendera menyambut Hari
Ulang Tahun Bangsa Indonesia. Dibacakanlah pancasila dan sila
pertamanya adalah ketuhanan yang Maha Esa. Sebenarnya siapa
tuhan yang Maha Esa itu. Di dalam pembukaan UUD tahun 1945
dijelaskan: “bahwa dengan Rahmat Allah Swt..” berarti kita dapat
mengetahui bahwa sebenarnya yang dimaksud dengan Tuhan yang
Maha Esa itu adalah Allah Swt.
Jadi para pemimpin, pejuang dan pahlawan kita dulu, sadar
sesadar sadarnya bahwa proklamasi tanggal 17 agustus 1945 itu
tidak mungkin akan terjadi kecuali hanya dengan berkat rahmat
Allah Swt. Tanpa rahmat Allah sulit sekali dibayangkan
kemerdekaan itu bisa di raih. Coba bayangkan jenderal mana yang
berani taruhan, bambu runcing melawan meriam. Ahli strategi
perang mana yang berani menjamin bahwa tentara rakyat biasa
mampu bertempur dan melawan tentara belanda yang profesional.
Para pejuang negeri ini mayoritas adalah muslim. Mereka
bukan hanya mengandalkan bambu runcing saja untuk mengusir
penjajah tapi juga dengan iman kepada Allah dan mereka
melaksanakan 17 rakaat yaitu shalat wajib dalam sehari semalam
untuk menggapai 17 Agustus 1945. Maka dari itu, kalau kita ingin
memperingati 17 agustus maka jangan melupakan 17 yang lain,
yaitu 17 rakaat shalat wajib sehari semalam.
Jadi apa pengaruh 17 rakaat untuk mengisi kemerdekaan saat
ini?
Pertama, 17 Rakaat akan melahirkan sosok pribadi yang
jujur, bisa dipercaya, teguh, dan pandai menjaga amanat.
Seseorang yang melaksanakan 17 rakaat walaupun tidak
disaksikan oleh orang lain, dia tidak akan korupsi rakaat.
Kedua, 17 rakaat ini akan menjadikan manusia bersikap
tawadhu, rendah hati dan tidak sombong. Anggota badan kita yang
paling terhormat yaitu kepala harus sejajar dengan telapak kaki kita
dalam keadaan sujud. Orang yang tidak tawadhu akan menjadi
firaun dan qorun gaya baru. Ketika orang bertanya kepada qorun ?
Hartamu begitu banyak, dari mana engkau dapatkan wahai qorun?
Dia menjawab: hartaku adalah usahaku dan tidak ada hubungannya
dengan tuhan apalagi hantu.”
5
Ketiga, 17 Rakaat itu membentuk sikap disiplin. Shalat tepat
waktu dan pada waktunya. Disiplin itu adalah merasakan
kehadiran Allah Swt selalu di dalam dirinya.
Keempat, 17 rakaat itu membentuk kepribadian sabar. Kalau
shalat isya 4 rakaat, baru 2 rakaat tidak boleh berhenti. Harus sabar
dan sampai tuntas. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam bekerja
maupun belajar.
Kelima, 17 rakaat membentuk sikap ikhlas. Karena ketika
shalat kita membaca : ن ي م ال الع ب يللهر ات م م او اي ي ح م يو ك س ن يو ت ل ص ن ا
“Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semata-mata untuk
Allah Swt.”
Maka dari itu dapat penghargaan atau tidak dapat kalau itu suatu kewajibannya maka harus dijalankan. Seorang siswa pun
demikian, kewajibannya adalah belajar, mau dapat penghargaan
dari orangtua atau tidak itu urusan yang kedua, urusan pertamanya
adalah niat belajar karena Allah Swt.
Dengan 17 Rakaat baru bisa menjadikan manusia menjadi
jujur, tawadhu, disiplin, sabar dan ikhlas. Maka harus
dilengkapi dengan 17 yang lain. Apa itu 17 yang lain. Yaitu 17
Ramadhan. Memang ada apa dengan 17 Ramadhan?. 17
Ramadhan itu adalah waktu pertama kali diturunkan wahyu
pertama ke dunia. Surat yang pertama turun adalah surat al-Alaq
ayat 1 sampai 5. Ayat yang pertama adalah iqro’ atau bacalah.
Berarti manusia muslim Indonesia kalau ingin maju menjadi
pribadi yang pintar harus banyak membaca seperti yang sudah
menjadi tradisi masyarakat pada masyarakat barat. Allah
berfirman:
}اق خ ل ق ال ذ ي ر ب ك م ب اس ع ل ق}1ر أ م ن نس ان الإ ل ق خ }2 و ر ب ك اق ر أ }ر م } ي ع ل م }4ع ل م ب ال ق ل م } {ال ذ ي3ا لأ ك م ال م نس ان {5{ع ل م ا لإ
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan,
(QS. 96:1) Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal
darah. (QS. 96:2) Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah,
(QS. 96:3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
(QS. 96:4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. 96:5)
6
Coba perhatikan, perintah “bacalah” sampai dua kali.
Mengisyaratkan untuk kita untuk membaca buku, pelajaran, atau
apa saja minimal dua kali. Seorang siswa jika ingin menjadi juara
kelas minimal ia harus membaca dua kali. Pertama kali ia
membacanya di malam hari untuk materi yang akan di ajarkan di
pagi hari oleh guru. Sehingga kalau seorang siswa membaca materi
pada malam hari maka seumpama ia memasukkan materi bacaan
tersebut ka alam bawah sadar dan akan otomatis nanti akan keluar
sendirinya ketika otak sadar sedang membutuhkannya. Dan tentu
mempunyai pengetahuan lebih dahulu di banding dengan teman
sekelasnya karena ia sudah membacanya. Paham atau tidak paham
yang penting baca dulu, lebih bagus lagi kalau bisa membaca cepat
seluruh buku sampai habis di awal tahun pelajaran.
Kemudian Allah berfirman: : “yang mengajar manusia
dengan qalam”
Qalam atau pena ini penting untuk kita semua. Baik murid,
guru, pimpinan, pekerja dan lain sebagainya. Dengan qalam kita
dapat membuat ringkasan, dapat mencatat ide yang datang sekilas,
dapat membuat ringkasan-ringkasan, dapat mencatat hal-hal yang
belum dipahami sehingga nanti bisa didiskusikan dengan teman,
guru atau orang yang lebih pintar darinya.
Maka 17 Ramadhan ini harus menjadi spririt bagi kaum
muslimin Indonesia untuk mengisi kemerdekaan dengan otak yang
cemerlang dengan membaca dan membaca.
Maka dari itu pemimpin Indonesia kedepan, bukan hanya
menjiwai 17 agustus 1945 sebagai kemerdekaan Indonesia semata,
tetapi harus menjalankan 17 Rakaat dan menjiwai 17 Ramadhan
agar pribadinya bagus, hatinya bagus dan otaknya juga bagus.
Semoga khutbah singkat ini bermanfaat untuk kita, untuk anak
anak kita, dan untuk keluarga kita semuanya. Amin Ya Rabbal
Alamin.
7
PENYESALAN BELAKA
Nanti di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal.
Termasuk ahli ibadah sekalipun menyesal kenapa tidak melakukan
ibadah terbaik sehingga bisa mendapatkan surga yang lebih indah
lagi. Apalagi orang-orang yang lalai seperti orang yang tidak
shalat, tidak puasa, tidak zakat, dan lain sebagainya, terlebih lagi
orang kafir yang menyesal dan meminta kepada Allah agar
dikembalikan lagi keduan;
ن و ع ج ار ب ر ال ق ت و م ال م ه د ح أ اء اج ذ ىإ ت ح “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS.
Al-Mu’minun : 99)
Bahkan karena pedihnya adzab yang di terima oleh orang
kafir, mereka memohon agar tidak menjadi manusia tapi di
kembalikan ke asalnya yaitu menjadi tanah.
ت ر ابا ي ي ال ي ت ن يك نت ال ك اف ر ق ول “Berkata orang kafir: Alangkah baiknya seandainya dahulu
aku jadi tanah.” (QS.an-Naba’:40).
Mereka juga memohon kepada Allah:
ين الص ال ح و أ ك نم ن ل و لآأ خ ر ت ن يإ ل ىأ ج لق ر يبف أ ص د ق ر ب ف ي ق ول "Ya Rabb-ku, tangguhkan kematianku ini sehingga saya dapat
bersedekah dan saya akan menjadi orang shalih”
Berapa banyak manusia yang sudah meninggal dunia
memohon kepada Allah Swt untuk minta dihidupkan kembali
kedunia walau sekejap saja hanya untuk bersujud kepada Allah
Swt.
Tetapi, sungguh penyesalan sudah tidak lagi berarti. Sebesar
apapun penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu
merubah keadaan mereka pada hari penyesalan itu. Dan kita saat
ini masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri agar kita
tidak menyesal di hari pembalasan kelak. Bagaimana caranya?.
Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu dengan semaksimal
mungkin untuk mengerjakan amal shalih. Sebagaimana firman
Allah swt:
8
رس يخ ف ل ان س ن الإ ن إ ر ص الع و ع م ل واالص ال ح ات أم ن واو ال ذ ي ن إ ل “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar dalam
kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih.”
Orang yang banyak melakukan amal shalih pun seperti rajin
shalat, puasa, zakat, harus menghindari hal-hal yang dapat
menghapus pahala ibadah tersebut agar tidak menjadi manusia
yang muflis atau bangkrut di akhirat nanti sehingga menjadi orang
yang menyesal sebagaimana yang di sabdakan oleh baginda Nabi
Muhammad Saw.
م اال ر ون أ ت د ق ال الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ر س ول أ ب يه ر ي ر ة أ ن ق ال واع ن ل م ف
م ن أ م ت يي أ ت ل إ ن ال م ف م ت اع ،ف ق ال و ل د ر ه م ل ه م ن ل ف ين ا
ل يي و م ال ق ي ام ة ال م ف
او س ب ص ل ةو ه ذ م ال او أ ك ل ه ذ او ق ذ ف ه ذ ت م ش ي امو ز ك اةو ي أ ت يق د د م ص ف ك ح ف ن ي ت ن ات ه ف إ ن ح س ام ن ن ات ه و ه ذ ح س ام ن اف ي ع ط ىه ذ ه ذ او ض ر ب ن ات ه ه ذ س
خ ط اي م ن ذ ي ق ض ىم اع ل ي ه أ خ ع ل ي ه ث ق ب ل أ ن ف ط ر ح ت ف يالن ار )رواهاه م م ط ر )مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, 'Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut)
itu? Para sahabat menjawab, 'Orang yang muflis diantara kami
adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.'
Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang muflis (bankrut) dari
umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
‘membawa pahala’ shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang
‘juga membawa dosa yang ia lakukan di dunia’ dengan mencela si
fulan, menuduh si fulan, memakan harta fulan dan menumpahkan
darah si fulan serta memukul si fulan. Maka orang yang pernah di
dzaliminya tersebut akan diberikan dari pahala kebaikannya ketika
di dunia, dan jika pahalanya habis sedangkan dosanya masih ada,
maka dosa-dosa orang yang pernah di dzalimi diberikan kepada ia
dan ia di jebloskan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)
Naudzubillahi min dzalik.
Apalagi di zaman kemajuan media sosial digital, seringkali ada
berita fitnah, ghibah, tuduhan berzina atau qodzaf, informasi palsu
dan hal terlarang lainnya yang dapat menyebabkan mafsadah dan
9
disharmoni sosial di tengah masyarakat yang khawatirnya malah
menggerogoti pahala kita nanti di akhirat. Maka jadikanlah media
sosial sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi, menyebarkan
informasi dakwah, pendidikan dan untuk kegiatan positif lainnya
Semoga di hari pembalasan kelak, kita bukan termasuk orang
yang muflis atau bangkrut yaitu orang yang melakukan amal shaleh
tapi juga berbuat dzalim kepada orang lain sehingga habis seluruh
pahala kebaikannya untuk menutupi dosa dosa tersebut.
10
USWATUN HASANAH
Di dalam al-Qur'an hanya ada dua Nabi yang diberi julukan
"uswatun hasanah"(suri tauladan yang baik), yang pertama adalah
Nabi Muhammad Saw dan yang kedua adalah Nabi Ibrohim AS.
Firman Allah:
ن ة و ةح س الل ه أ س ل ك م ف ير س ول ك ان ل ق د Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu (yaitu Nabi
Muhammad Saw) suri teladan yang baik bagimu. (QS. 33:21) dan
pada ayat yang lain Allah Swt berfirman:
م ع ه يم و ال ذ ين ن ةف يإ ب ر اه و ةح س ل ك م أ س ك ان ت ق د Sesungguhnya telah ada suritauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (QS Al
Mumtahanah [60]:4).
Kenapa hanya dua Nabi saja yang dijuluki 'uswatun
hasanah'?. Karena bukan hanya individu Nabinya saja yang patut
di tauladani dan di contoh, tetapi anaknya, istrinya dan keluarganya
juga patut dicontoh dan ditiru oleh ummatnya.
Contohnya Nabi Ibrahim, beliau punya dua anak yang
bernama Ismail dan Ishaq. Istrinya bernama Saroh dan Hajar,
mereka dibina dan dibimbing dengan baik sehingga menjadi
wanita yang shalihah dan kedua putranya menjadi Nabi dan Rasul.
Nabi Ismail menjadi simbol kesolehan dan ketaatan kepada Allah
Swt dan orang tua karena rela mengorbankan dirinya demi
mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang
sekarang di kenang dan masuk dalam salah satu wajib haji yaitu
jumroh ula, wustho dan Aqobah. Begitu juga dengan Nabi
Muhammad Saw, beliau mempunyai istri yang merupakan
ummahatul Mu'minin dan dari anaknya Fatimah Azzahro lahirlah
cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.
Keberhasilan dalam memimpin keluarga terkadang sering
dijadikan salah satu kriteria kesuksesan seseorang. Seseorang
belum dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau
banyak persoalan yang tidak terselesaikan. Betapa banyak public
figure yang sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam
memimpin rumah tangga. Berapa banyak diantara mereka yang
11
anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Berapa
banyak anak yang merasakan kurang kasih sayang kedua
orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya
kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom
broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-
tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi Muhammad Saw tidak pernah mengatakan “terlalu
sibuk” untuk urusan keluarga. Padahal beliau adalah orang yang
super sibuk. Beliau adalah pemimpin negara, pemimpin militer
yang telah memimpin 19 perang besar selama hidupnya, ia juga
seorang guru yang mendidik para shahabat, ia juga seorang
pengusaha, juga seorang hakim yang menyelesaikan berbagai
masalah ditengah masyarakat dan ia juga seorang imam sholat lima
waktu di masjid Nabawi dan baginya sholat tahajjud merupakan
kewajiban bagi dirinya. Tetapi beliau tetap menjadi ayah yang baik
pada anak-anaknya dan suami yang sholeh kepada istri-istrinya
dan selalu mengatakan:
ل ى لأ ه ي ر ك م ل ه و أ ن اخ لأ ه ي ر ك م ي ر ك م خ خ “Sebaik-baik kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya
dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu
Asakir).
Beberapa orang shahabat pernah datang menemui Aisyah
RA Istri Rasulullah Saw, mereka meminta agar Aisyah
menceritakan perilaku Rasulullah Saw kepada keluarganya.
Aisyah sesaat tidak menjawab, airmatanya berlinang, kemudian
dengan nafas panjang ia berkata:
ب ا ك ل أ م ر ه ع ج ك ان “Perilaku Nabi Saw semuanya indah menakjubkan”.
Bagaimana caranya agar kita dapat mengikuti jejak Nabi
Muhammad Saw dan Nabi Ibrahim. Yang pertama bagi para
suami/kepala keluarga, niatkan semua yang kita perbuat untuk
keluarga adalah karena Allah Swt.
ل نفقن إن ك ع ج او ب ه ي غ ت ب ة ت ت نف ق أ ث ب ت ي اف ل ه ع ج ت م ة ت ىالل ق ا،ح ه ي ل ه الله إل ام ف ك ت أ ر ي
12
"Tidaklah kamu memberi satu nafkah. yang kamu niatkan
untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi
pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut
istrimu". Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang kamu
nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu
suapkan ke mulut istrimu".
Begitu juga Istri. taatnya, patuhnya, homatnya istri kepada
suami, harus diniatkan karena Allah Swt.
ص ذ إ و ه س م خ ة أ ر م ال ت ل ا و ه ج ر ف ت ن ص ح ا، د ه ل ع ب ت اع ط أ ا، ي أ ن م ت ل خ ا..ت اء ةش ن ج ال اب و ب أ
“Jika seorang istri melaksanakan Shalat lima waktu, lalu
menjaga kemaluannya/ kehormatannya dan taat kepada suaminya,
maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia sukai.”
Begitu juga Anak. Harus berbakti kepada orang tua. Baik
yang masih hidup ataupun sudah meninggal dunia. Bahkan jika si
anak ingin hidup bahagia baik didunia maupun diakhirat, rizkinya
berkah dan bertambah, maka harus sering-sering memohon ampun
dan berdoa untuk orang tuanya. Jika itu ia lakukan maka apa yang
menjadi kebutuhan dan hajatnya dimudahkan oleh Allah Swt, jika
sebaliknya maka berlaku sabda Rasulullah Saw:
الع ب ي ن ف إ ذ ات ر ك )د الد ع اء ل ل و ال د الر ز ق رواهالديلمي(إ ن ه ي ن ق ط ع ع ن ه “Bila seorang manusia sudah meninggalkan do’a untuk
kedua orangtuanya maka sungguh akan terputus rizkinya” (HR.
Dailami)
13
RIZKI HALAL
Mencari nafkah untuk keluarga adalah hal yang diperintahkan
Allah Swt. Bahkan dicatat sebagai ibadah dan sedekah. Rasulullah
Saw bersabda:
ل نفقة ت ن إن ك ع ج او ب ه ي غ ت ب ت نف ق أ ث ب ت ي اف ل ه ع ج ت م ة ت ىالل ق ا،ح ه ي ل ه الله إل اف ك ت أ ر م ي
"Tidaklah kamu memberi satu nafkah. yang kamu niatkan
untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi
pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut
istrimu". Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang kamu
nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu
suapkan ke mulut istrimu".
Allah telah menjadikan siang untuk mencari penghasilan dan
menjadikannya sebagai kesempatan yang luang untuk berusaha,
bekerja dan mencari rezki. Rasulullah saw bersabda;
ه ي ل دع او ياللهد ب ن ن إ ،و ه د ي ل م ع ن م ل ك أ ي ن أ ن را م ي طعاما خ دح أ ل ك اأ م ك ل الس ه د ي ل م ع ن لم ك أ ي ان م
“Tidak seorangpun memakan makanan yang lebih baik dari
makanan yang didapatnya dari hasil kerja tangannya. Dan
sesungguhnya nabi Daud –‘alaihissalaam- makan dari hasil kerja
tangannya.”. (HR. Bukhari)
Perintah dalam hadits ini menyatakan agar seorang menjadi
sosok yang mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain,
sehingga menjadi mulia disisi Allah Swt. Khalifah Umar bin
Khaththab –radhiyallahu ‘anhu- berkata; “Tidak satupun tempat
yang paling aku sukai jika kematian itu menjemputku melainkan
di tempat dimana aku berniaga untuk memenuhi kebutuhan
keluargaku; di tempat itu saya menjual dan membeli.”.
Lukman al-hakim juga berkata; “Wahai anakku,
cukupkanlah dirimu dengan penghasilan yang halal Sesungguhnya
tidaklah seorang itu fakir (miskin) melainkan ia nanti akan ditimpa
tiga hal, yaitu; lemah dalam beragama, lemah akal, dan hilang
kewibawaan diri.”.
14
Penghasilan yang diperintahkan agama adalah penghasilan
yang halal dan baik. Allah berfirman:
]المؤمنون: ص ال حا و اع م ل وا الط ي ب ات م ن ك ل وا [51ياأ ي ه االر س ل “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik,
dan kerjakanlah amal yang saleh.”.
Mencari rezki halal adalah hal wajib bagi setiap muslim,
karena di hari kiamat, tidaklah kaki seorang itu akan beranjak
hingga ia ditanya tentang hartanya; dari mana ia dapatkan dan
kemana ia belanjakan hartanya.
Suatu ketika Sayyiduna Abu Bakar Shiddiq pernah memakan
sesuatu yang dibawa oleh pelayannya. Pelayan itu berkata: tahukah
engkau wahai Abu Bakar tentang makanan itu ?. Ketika masa
jahiliyyah, pernah saya meramal seseorang, sedang saya tidak pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya. Maka orang
itupun memberikan makanan itu kepadaku sebagai upah dari
ramalanku, dan makanan itulah yang engkau makan tadi.
Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas memasukkan tangannya
ke mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di
dalam perutnya. (HR. Bukhari). Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa setelah memuntahkannya Beliau berkata; “Andai saja
makanan itu tidak keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya
ruhku, niscaya saya tetap akan mengeluarkannya. Lalu beliau
berdoa: Ya Allah, ampunilah aku terhadap hal buruk yang terbawa
bersama aliran darah dan telah mengotori ususku ini.”.
Kejadian serupa, juga pernah menimpa Sayyiduna Umar bin
Khaththab. Pernah Beliau meminum susu, dan Beliau
menyukainya. Lalu beliau bertanya kepada orang yang telah
memberinya susu itu; dari mana engkau mendapatkannya ?. Orang
itu berkata; saya memerahnya dari unta yang saya temui di jalanan.
Mendengarnya, Umar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya
dan memuntahkan susu itu.
Mereka itu adalah tauladan kita semua. Mereka keluarkan
sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam tubuh mereka
secara tidak disadarinya. Bagaimana dengan seseorang yang
dengan sengaja mencari makanan yang haram untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Mereka itu tidak
ubahnya seperti seorang yang meminum air laut untuk mengobati
15
dahaga yang teramat sangat. Setiap teguk yang diminumnya
tidaklah menambah baik keadaannya, justru malah menambah
dahaga yang dirasakannya. Mereka terus minum dengan begitu
rakus, tidak puas dengan yang sedikit, dan yang banyak pun tidak
mengobati kerakusannya. Mereka merasa puas dengan yang haram
dan menempuh berbagai jalan dengan berjudi, merampok,
mencuri, mengurangi timbangan dan takaran, menyembunyikan
aib dagangan, bermain sihir dan dukun, memakan harta anak yatim
dan orang-orang yang lemah, bersumpah palsu atau bohong, dan
berbagai kelakuan keji lainnya. Disebutkan dalam hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasaa’i;
امر الح ن م م لأ ل الح ن م نه،أ اأخذم ءم ر م يال ال ب ي ل انم ز اس ىالن ل يع ت أ ي “Akan datang sebuah zaman yang ketika itu manusia tidak
lagi menghiraukan sumber pendapatannya; apakah berasal dari
yang halal atau dari yang haram.”.
Dalam sebuah redaksi tambahan disebutkan;
ة.و ع د م ه ل اب ج ت ل ك ل ذ ن إ ف “Sesungguhnya doa orang yang demikian ini tidaklah akan
dikabulkan.”.
Imam Ibnu al Qayyim –rahimahullah- berkata; “Tidaklah
seorang hamba memilih harta haram melainkan karena satu
diantara dua hal, yaitu; (yang pertama) persangkaan buruknya
kepada Allah bahwa jika ia taat kepada Allah dan mengedepankan
hukum-Nya atas kemewahan dunia, niscaya Allah tidak akan
menggantinya dengan sesuatu yang halal dan lebih baik. (Sebab
yang kedua) adalah syahwat yang mendominasi hingga
mengalahkan sabar dan akal sehatnya, meski sebenarnya ia
mengetahui bahwa seorang yang meninggalkan perkara haram
karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan hal yang
lebih baik. (al Fawaaid, hal. 48)
Ya Allah, cukupkanlah segala hajat kami dan jagalah kami
dengan rezki-Mu yang halal dari harta yang haram, dengan
ketaatan kepada-Mu dari segala perilaku maksiat, dan dengan
karunia-Mu dari segala bentuk penawaran dari yang selain
Engkau.
16
MANUSIA YANG BANGKRUT
Janganlah kita nanti di akhirat menjadi orang yang muflis atau
bangkrut. Manusia yang habis semua pahala kebaikannya karena
di dunia sering mencela, menuduh dan memfitnah orang lain.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw;
م اال ر ون أ ت د ق ال الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ر س ول أ ب يه ر ي ر ة أ ن ق ال واع ن ل م ف
م ن أ م ت يي أ ت ل إ ن ال م ف م ت اع ،ف ق ال و ل د ر ه م ل ه م ن ل ف ين ا
ل يي و م ال ق ي ام ة ال م ف
او س ب ص ل ةو ه ذ م ال او أ ك ل ه ذ او ق ذ ف ه ذ ت م ش ي امو ز ك اةو ي أ ت يق د د م ص ف ك ح ف ن ي ت ن ات ه ف إ ن ح س ام ن ن ات ه و ه ذ ح س ام ن اف ي ع ط ىه ذ ه ذ او ض ر ب ن ات ه ه ذ س
خ ط اي م ن ذ ي ق ض ىم اع ل ي ه أ خ ع ل ي ه ث ق ب ل أ ن ف ط ر ح ت ف يالن ار )رواهاه م م ط ر )مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, 'Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut)
itu? Para sahabat menjawab, 'Orang yang muflis (bangkrut)
diantara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak
punya harta.' Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang muflis
(bankrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat
dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan
menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan
mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan
menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan
diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan
jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan
kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu
dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR.
Muslim)
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa kebangkrutan
di akhirat adalah akibat dari kezaliman yang dilakukan manusia
kepada sesamanya di dunia. Seorang manusia yang di dunia begitu
banyak melakukan ketaatan kepada Allah Swt, ternyata di akhirat
menjadi orang yang paling merugi karena kebaikannya tidak
sebanding dengan kezaliman yang di lakukan kepada sesamanya.
17
Dan ketahuilah bahwa setiap kezaliman yang dilakukannya
terhadap harta (seperti korupsi, mencuri, dsb), terhadap jiwa
(seperti menganiaya, memukul, dsb) dan terhadap kehormatan
(seperti memfitnah, menuduh zina, dsb) tidak akan terhapus
sebelum orang yang dizalimi memaafkan dan mendapatkan hak-
haknya kembali. Oleh karena itu, jangan sampai kita menganggap
enteng kesalahan yang kita lakukan melalui lisan ataupun tangan
ataupun jari jemari kita. Kita menganggap jika kita sudah bertaubat
dengan sungguh sungguh kepada Allah, menunaikan kewajiban
dan banyak melakukan amal shalih, kita lantas menganggap itu
bisa menghapus kezaliman kita kepada orang lain. Hadits ini
menegaskan kemahaadilan Allah, bahwa siapapun di hadapan-Nya
nanti akan di adili dengan seadil-adilnya.
Ingatlah bahwa di pengadilan-Nya kelak kita tidak membawa
satupun harta benda, yang kita bawa hanyalah amalan. Sungguh
menyedikan jika pahala amalan yang kita lakukan malah diberikan
kepada orang lain untuk menebus kezaliman kita saat hidup di
dunia. Bahkan lebih menyedihkan lagi jika dosa orang yang kita
zalimi dipindahkan kepada kita karena kebaikan kita sudah habis
untuk menebus kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Apalagi zaman fitnah ini, kita sering disuguhkan konten atau
informasi yang kita tidak mengetahui dari mana sumbernya. Maka
dari itu kita tidak boleh langsung menyebarkannya sebelum
diverifikasi dan dilakukan proses tabayyun serta dipastikan
kemanfaatannya untuk kita dan untuk ummat. Sebagaimana firman
Allah Swt:
ب يب واق و ما ت ص قب ن ب إف ت ب ي ن واأ ن جاء ك م فاس آم ن واإ ن ج هال ةياأ ي ه اال ذ ين ف ت ص ب ح واع لىماف ع ل ت م ناد م ين
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Maka dari itu dizaman fitnah ini kita harus sering-sering berdoa
kepada Allah Swt meminta petunjuk dalam segala perbuatan yang
akan kita lakukan:
18
وارزقنااتباعهوأرناالباطلباطل وارزقنااجتنابه اللهمأرناالحقحقا “Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu
adalah sebuah kebenaran dan berikan rizki (kekuatan) kepada kami
untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu
adalah sebuah kebatilan dan berikan rizki (kekuatan) kepada kami
agar dapat menjauhinya.”
Habib Umar Al-Aththos pernah memberikan pelajaran
kepada murid muridnya tentang bagaimana cara mengetahui
ukuran seseorang dalam membedakan antara yang hak dan bathil
di zaman fitnah ini?.
Ukurannya adalah ketika malaikat pencabut nyawa datang
kepada kita, kita sedang melakukan sesuatu, dan kita senang jika
kita meninggal dunia dalam keadaan tersebut. Maka sesuatu itu adalah kebenaran dan harus di lanjutkan. Misalnya kita sedang
ibadah, sedang mengaji, sedang melakukan aktivitas yang
mendatangkan manfaat bagi keluarga dan orang banyak yang di
ridhoi Allah Swt, dan kita ingin ketika malaikat izrail datang
mencabut nyawa kita, kita sedang melakukan aktivitas tersebut,
maka aktivitas tersebut adalah al-haq atau benar yang harus terus
dilakukan. Tetapi jika kita sedang maksiat atau sedang melakukan
kegiatan yang tidak berguna, atau bermain permainan yang
makruh atau menshare fitnah, ghibah dan lain sebaginya dan kita
tidak ingin malaikat izrail mencabut nyawa kita ketika kita
melakukan hal tersebut. Maka hal tersebut adalah bathil dan harus
segera ditinggalkan.
Maka dari itu agar kita terhindar dari segala fitnah, berdoalah
seperti doa yang di ajarkan Nabi Muhammad Saw kepada
ummatnya. Doa ini dibaca setelah bacaan tasyahud akhir sebelum
salam.
أ ع و ذ ب ك إ ن ي ن م ا لل ه م ج ه اب ع ذ ال م ح م ن ف ت ن ة ال ق ب ر ،و م ن اب ع ذ م ن ي او الد ج ال ي ح ف ت ن ة ال م س ،و م ن و ال م م ات
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari
siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah
mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (Bukhari-
Muslim)
19
Fitnah dalam bahasa arab banyak artinya, salah satu arti
fitnah adalah الإبتلاء و الإمتحان cobaan dan ujian. Ujian perkara dunia
memang berat seperti kelaparan, penyakit dan lain sebagainya, tapi
ujian, musibah atau fitnah dalam agama itu adalah seburuk-
buruknya musibah. Maka dari itu Rasulullah Saw selalu berdoa:
ب ت ن اف ىد ي ن ن ا ي ع ل م ص و ل ت ج “(Ya Allah) janganlah engkau timpakan musibah (fitnah)
menimpa pada agama kami.(pada iman kami, pada islam kami,
pada keyakinan kami, pada ulama kami, pada umat Islam (ya Allah
ya Robbal Alamin)” (HR. at-Tirmidzi).
20
ZAMAN FITNAH
Rasulullah Saw mengajarkan kepada ummatnya suatu doa
yang di baca di akhir tasyahud akhir sebelum salam. Doa ini
sebaiknya di baca oleh setiap muslim agar terbebas dari azab dan
terhindar dari fitnah. Terutama di akhir zaman ini. Doanya sebagai
berikut:
أ ع و ذ ب ك إ ن ي ن م ا لل ه م ج ه اب ع ذ ال م ح م ن ف ت ن ة ال ق ب ر ،و م ن اب ع ذ م ن ي او الد ج ال ي ح ف ت ن ة ال م س ،و م ن و ال م م ات
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari,
siksa neraka Jahanam, dan dari siksaan kubur fitnah kehidupan
dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
(Bukhari-Muslim)
Yang pertama, Rasulullah Saw mengajarkan ummatnya
agar berlindung dari azab Jahannam.
ن م ج ه ع ذ اب م ن أ ع و ذ ب ك ا لل ه م إ ن ي Kenapa? Karena neraka Jahannam merupakan seburuk-
buruknya tempat kembali manusia. Neraka Jahannam memiliki
panas 70 kali lipat dari api dunia. Hal itu telah digambarkan oleh
Rasulullah Saw dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA. Rasulullah Saw juga menggambarkan betapa
dahsyatnya azab neraka. Badan manusia dibesarkan, gigi-gigi
mereka sebesar Gunung Uhud, agar penduduk neraka lebih
merasakan azab api neraka. Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw
bersabda, “(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya
(di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya sejarak
perjalanan tiga hari.” (HR. Muslim : 2851). Allah Swt juga
berfirman:
ب د ج ل ود ه م ن ارا ك ل م ان ض ج ت ن ص ل يه م ب آي ات ن اس و ف ك ف ر وا ال ذ ين ا ل ن اه م ج ل ودإ ن ال ع ذ اب غ ي ر ه ال ي ذ وق وا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan kedalam neraka. Setiap kulit tubuh
mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
21
agar mereka merasakan adzab” (Qs. An-Nisa : 56) Semoga kita
semua terhindar dari pada azab neraka jahannam. Amin.
Yang kedua, Rasulullah Saw mengajarkan ummatnya
agar berlindung dari azab kubur.
ال ق ب ر اب ع ذ و م ن Alam kubur adalah penentuan. Jika ia selamat, maka ia
selamat di hari akhirat kelak. Jika ia tidak selamat, maka ia tidak
akan selamat di akhirat kelak. Utsman bin Affan RA ketika
berziarah kekuburan beliau menangis. Lantas ditanya oleh
sahabatnya,”Wahai Utsman, ketika diceritakan surga dan neraka
engkau tidak menangis, tapi ketika engkau melihat kuburan
engkau menangis!” Lantas Utsman menjawab, Rasulullah Saw
pernah bersabda, “Kuburan adalah rintangan pertama akhirat, siapa yang berhasil maka perjalanan selanjutnya akan lebih
mudah, siapa yang celaka maka setelahnya akan lebih susah.
Tidaklah aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan
dibandingkan kuburan” (HR. Ahmad-Tirmidzi)
Yang ketiga, Rasulullah Saw mengajarkan ummatnya
berlindung dari fitnah kehidupan dan fitnah sesudah
kematian.
ف ت ن ة ال م ن ي او ال م م ات و أ ع و ذ ب ك م ح Fitnah dalam bahasa arab salah satu artinya adalah الإبتلاء
cobaan dan ujian. Ujian perkara dunia memang berat و الإمتحان
seperti kelaparan, penyakit dan lain sebagainya, tapi ujian,
musibah atau fitnah dalam agama itu adalah seburuk-buruknya
musibah. Maka dari itu Rasulullah Saw selalu berdoa:
ب ت ن اف ىد ي ن ن ا ي ع ل م ص و ل ت ج “(Ya Allah) janganlah engkau timpakan musibah (fitnah)
menimpa pada agama kami.(pada iman kami, pada islam kami,
pada keyakinan kami, pada umat Islam (ya Allah ya Robbal
Alamin)” (HR. at-Tirmidzi).
Maka dari itu dizaman fitnah ini kita harus sering-sering
berdoa kepada Allah Swt meminta petunjuk dalam segala
perbuatan yang akan kita lakukan:
وارزقنااتباعهوأرناالباطلباطل وار زقنااجتنابهاللهمأرناالحقحقا
22
“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu
adalah sebuah kebenaran dan berikan rizki (kekuatan) kepada kami
untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu
adalah sebuah kebatilan dan berikan rizki (kekuatan) kepada kami
agar dapat menjauhinya.”
Dalam kehidupan ini pasti terdapat perkara yang hak dan
yang batil, dan sesungguhnya kedua perkara ini sangat jelas. Di
akhiratpun cuma hanya terdapat surga dan neraka, tidak ada
diantara kedua-keduanya atau tidak ada yang abu–abu. Setan
kadang menghiasi kebatilan dengan keindahan, sehingga orang
yang tidak waspada akan tertipu dengannya, sebagaimana Firman-
Nya :
إ يب ع ض ه م ن ي وح و ال ج ن الإ ي اط ين ع د واش ن ب ي ج ع ل ن ال ك ل ل ك ل ىب ع ضو ك ذ غ ر ور ا ال ق و ل ر ف ز خ
Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-
syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS. Al An’aam : 112).
Maka dari itu di zaman fitnah ini Nabi memerintahkan
ummatnya untuk menyegerakan berbuat amalan amalan sholeh
sebelum fitnah, cobaan dan ujian datang bertubi-tubi di dalam
kehidupan kita. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw:
ن او ي م س الر ج ل م ؤ م ي ص ب ح ال م ظ ل م الل ي ل ك ق ط ع ف ت ن ا ب الأ ع م ال ب اد ر وا أ و ك اف ر ا ىن ي ا الد ب ع ر ضم ن ك اف ر اي ب يع د ين ه ن او ي ص ب ح ىم ؤ م رواهمسلم«ي م س
“Segeralah beramal sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita, yaitu; di pagi hari menjadi mukmin dan di sore hari ia (berubah) menjadi kafir, dan di sore hari ia seorang mukmin dan di pagi hari (berubah) menjadi kafir, (karena) dia menjual agamanya dengan sedikit perhiasan dunia” (H.R Muslim)
Habib Umar Al-Aththos pernah memberikan pelajaran
kepada murid muridnya tentang bagaimana cara mengetahui
ukuran seseorang dalam membedakan antara yang hak dan bathil
di zaman fitnah ini?.
Ukurannya adalah ketika malaikat pencabut nyawa datang
kepada kita, kita sedang melakukan sesuatu, dan kita senang jika
kita meninggal dunia dalam keadaan tersebut. Maka sesuatu itu
23
adalah kebenaran dan harus di lanjutkan. Misalnya kita sedang
ibadah, sedang mengaji, sedang melakukan aktivitas yang
mendatangkan manfaat bagi keluarga dan orang banyak yang di
ridhoi Allah Swt, dan kita ingin ketika malaikat izrail datang
mencabut nyawa kita, kita sedang melakukan aktivitas tersebut,
maka aktivitas tersebut adalah al-haq atau benar yang harus terus
dilakukan. Tetapi jika kita sedang maksiat atau sedang melakukan
kegiatan yang tidak berguna, atau bermain permainan yang
makruh atau menshare fitnah, ghibah dan lain sebaginya dan kita
tidak ingin malaikat izrail mencabut nyawa kita ketika kita
melakukan hal tersebut. Maka hal tersebut adalah bathil dan harus
segera ditinggalkan.
24
CINTA NABI MUHAMMAD SAW
Sayyidina Ali bin Abu Thalib pernah menggantikan posisi
Nabi Muhammad Saw ditempat tidurnya saat kaum kafir
mengepung rumah Nabi Saw, padahal itu sangat berbahaya untuk
keselamatannya.
Sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf
menyumbang 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor
kuda, dan 1.500 ekor unta untuk membantu Rasulullah Saw dalam
perjuangannya menegakkan Agama Islam di muka bumi ini.
Thalhah bin Ubaidillah karena kecintaannya kepada Nabi
Saw sampai-sampai ia menjadi tameng atau penjaga Rasulullah
Saw dari serangan musuh, sehingga badannya terkena lebih dari
tujuh puluh tikaman dan anak panah bahkan jari tangannya putus.
Para shahabat melakukan itu semua karena kecintaan
kepada Nabi Muhammad Saw. Kenapa bisa demikian cintanya
para shahabat kepada Nabi Muhammad Saw?. Jawabanya adalah
karena Rasulullah Saw juga sangat mencintai mereka.
Pernah suatu ketika, Rasulullah Saw bersama anak
angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif untuk berdakwah,
sesampainya disana, beliau malah ditimpuki batu oleh para
pemuda thaif bahkan anak-anak kecil, sehingga membuat malaikat
marah. Malaikat menawarkan kepada Rasulullah Saw agar
penduduk Thaif diberi adzab, tetapi Rasulullah Saw menolak dan
berkata: “Jangan, mereka tidak tahu bahwa saya ini adalah
Nabinya.” Lantas beliau berdoa: اللهماهدقوميفإنهمليعلمون “Ya
Allah berilah petunjuk bagi kaumku, karena mereka tidak
mengetahui.”
Pernah juga terjadi pada seorang wanita tua yahudi yang
selalu menyakiti Rasulullah Saw dengan meletakkan duri dan najis
di jalan yang biasa dilalui Rasulullah Saw. Pada suatu ketika
wanita itu sakit lantas Rasulullah Saw menjenguknya. Lantas
wanita tua itu menangis dan memeluk agama Islam.
Pernah juga ada seorang Arab badui yang menarik dengan
kasar jubah Rasulullah Saw sampai berbekas merah pada lehernya.
Tapi Rasulullah Saw tidak marah, beliau malah menghadiahkan
jubah tersebut kepada Arab badui.
25
Ada juga seorang Arab Badui kencing di sudut Masjid
Nabawi. Para Shahabat marah bahkan ada yang mau
membunuhnya tetapi Rasulullah berkata “biarkan dia
menyelesaikan hajatnya.” Setelah selesai, Rasulullah Saw sendiri
yang membersihkan najis tersebut tanpa marah sedikitpun
kepadanya.
Pada saat perjalanan hijrah dari kota Mekkah ke Madinah,
Nabi Muhammad Saw dikejar oleh Suraqah yang hendak
membunuhnya. Ketika kudanya sudah mendekati Nabi, tiba tiba
Suroqoh dan kudanya jatuh tersungkur dihadapan Nabi
Muhammad Saw. Tapi Nabi Muhammad tidak melakukan apa apa
untuk Suroqoh, bahkan memaafkannya, sehingga Suroqoh berjanji
untuk tidak mengganggu Nabi lagi.
Kenapa itu semua dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw
kepada ummatnya? Jawabannya adalah karena Nabi Muhammad
Saw sangat cinta kepada Ummatnya. Maka wajar jika para
shahabat juga mencintai Nabi Muhammad Saw karena kecintaan
Nabi Muhammad kepada ummatnya.
Ada 4 tanda cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw:
1. Tanda cinta yang pertama adalah selalu menyebut nama
Nabi Muhammad Saw
ر ه ذ ك م ن ث ر ف ل ي ك الن اس إ ذ اا ح ب
“Jika seorang cinta kepada seorang maka ia akan sering
menyebutnya”
Maka kalau kita cinta kepada Nabi, perbanyaklah
membaca shalawat. Kalau kita membaca istigfar mungkin kita
hanya mendapatkan ampunan saja dari Allah, tapi kalau baca
shalawat, ada tiga keuntungan untuk kita:
ر ش ع ه ن ع ح ط ت و اتو ل راص ش ع ه ي ل ع ىالله ل ص ة د اح و ة ل ص ي ل ىع ل ص ن م اتج ر د ر ش ع ل ه ت ع ف ر و خ ط ي ئ ات
“Barangsiapa yang beshalawat kepadaku sekali, (yang
pertama) maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak
sepuluh kali, (yang kedua) akan di hapuskan dari dirinya sepuluh
keburukan, dan (dan yang ketiga) akan ditinggikan baginya
sepuluh derajat”
26
Memangnya shalawat dan salam yang kita ucapkan kepada
Nabi, akan sampai kepada Nabi?
و ض ب ق ه ي ف و م د أ ق ل هخ ي ف ة ع م ج ال م و ي م ك ام ي أ ل ض ف ن م صمالله ل و س ر ال ق ع و ر ث ك أ ف ة ق ع الص ه ي ف و ة خ ف الن ه ي ف ي ل ع ةض و ر ع م م ك ت ل ص ن إ ف ه ي ف ة ل الص ن م ي ل االله ن إ ال ق ؟ف ت م ر أ د ق او ن ت ل ص ك ي ل ع ض ر ع ت ف ي ك و الله ل و س ار وا:ي ال ق )متفقعليه(اء ي ب ن الأ اد س ج أ ل ك أ ت ن أ ض ر الأ ى ل ع م ر ح
Rasulullah Saw bersabda: “Harimu yang paling utama
adalah hari jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan dan pada
hari itu pula dicabut rohnya serta pada saat itu pula ditiupkan
sangsakala dan dimatikan semua manusia. Karena itu
perbanyaklah shalawat atasku dan bacaan (shalawat) itu akan
dibacakan kepadaku. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah
bagaimana cara shalawat itu disampaikan kepadamu padahal
pada saat itu jasadmu telah hancur luluh. Rasulullah Saw
bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah melarang bumi
memakan jasad para Nabi.” (Muttafaqun Alaih) 2. Tanda cinta yang kedua adalah mengikuti segala yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw
ه ش خ ص اق ل د أ ح ب م ن Dalam maqolah dikatakan: “Barangsiapa cinta kepada
seseorang maka ia akan menirunya atau mengikutinya”
Salah satu perintahnya adalah agar kita selalu shalat
berjama’ah diantaranya adalah shalat subuh.
ق م ن أ ك ف ةاع م يج ف اء ش ىالع ل ص ن م يف ح ب ىالص ل ص ن م و ل ي الل ف ص ن ام اه ل ك ل ي ل ىالل ص ما ن أ ك ف ةاع م ج
Artinya: Barangsiapa yang shalat Isya’ berjama’ah maka
seolah olah ia seperti sholat separuh malam. Dan barangsiapa
shalat subuh berjama’ah maka bagaikan shalat semalam penuh.
(HR. Muslim)
Maka jangan tinggalkan shalat berjamaah kalau kita
mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw.
3. Bukti cinta kepada Nabi yang ketiga adalah dengan
menjaga warisannya. Apa itu warisannya?
27
ه ي ب ن ة ن س و الله اب ت ك ب ه م ام ت ك س م ت ن اإ م ل ض ت ن ل ن ي ر م أ م ك ي ف ت ك ر ت “ Aku meninggalkan untuk kalian dua perkara dan kalian
tidak akan sesat selama berpegang teguh pada keduanya yaitu
kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi (hadits). Bahkan dalam
riwayat yg lain:
إ ن ي ت م ب ه ن اإ م م ك ي ف ت ك ر ت ي اأ ي ه االن اس ع ت ر ات يو الله اب ت ك ل ض ت ن ل أ خ ذ أ ه ل ب ي ت ي
“Wahai manusia, sungguh aku telah tinggalkan bagi kalian
yang jika kalian berpegang kepada keduanya kamu tidak bakalan
sesat selama-lamanya sepeninggalku: kitab Allah dan Ahli
Baitku.” 4. Dan yang terakhir, bukti cinta kita kepada Nabi
Muhammad Saw adalah dengan berkorban. Berkorban
kemana? Ya berkorban untuk agama ini, agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
28
SYUKUR
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah,
dengan berupaya menunaikan perintahnya dan mejauhi larangan
Nya. Dengan harapan semoga senantiasa kita mendapat rahmat
dan hidayahNya. Dan kita termasuk hamba yang mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akherat. Amin.
Selanjutnya, marilah bersama sama kita sadari begitu
banyak anugerah dan nikmat Allah yang terlimpah kepada kita,
baik yang berupa material maupun in material yang kita gunakan
didalam kehidupan di dunia ini. Saking banyaknya, hingga tak
akan mampu kita menghitungnya. Allah telah berfirman :
الل ه لت ح ص وه ا ت ع د وان ع م ت و إ ن “ Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan
mampu menghitungnya”. (QS.Ibrahim : 34).
Lafadl Syukur diambil dari lafadl syakara, yang berarti
membukak, sebagai kebalikan lafadl kafara (kufur) yang berarti
menutup.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dan
menggunakan nikmat tersebut pada sesuatu yang di ridlai oleh
Dzat Yang memberi nikmat. Sedangkan kufur adalah
menyembunyikan dan melupakan nikmat. Allah telah berfirman :
لئن اب يل ش د يدش ك ر ت م لأ ك ف ر ت م إ ن ع ذ ن ك م و ل ئ ن ز يد “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim : 7)
Pada dasarnya segala bentuk kesyukuran itu harus
ditujukan hanya untuk Allah Dzat yang memberi nikmat. Akan
tetapi bukan berarti kita tidak boleh berterima kasih kepada sesama
yang telah menjadi perantara datangnya nikmat tersebut, justru kita
harus juga menyatakan syukur dan terima kasih kepada fihak yang
telah menjadi perantara datangnya nikmat Allah.
Hal ini dapat kita fahami dari firman Allah, yang
memerintahkan kita untuk berterima kasih kepada kedua orang tua
29
kita, yang telah menjadi media wujud kita terlahir di dunia ini.
Firman Allah Ta’ala :
ير ال م ص إ ل ي ي ك ل يو ل و ال د أناش ك ر “Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.(QS.Luqman : 14).
Perintah bersyukur kepada kedua orang tua merupakan
isyarat agar kita bersyukur kepada siapapun yang telah berjasa dan
menjadi perantara atas datangnya ni’mat anugerah Allah tersebut.
Barang siapa yang tak mau bersyukur dan tak mau berterima kasih
kepada sesama manusia yang telah berjasa, berarti ia tak bersyukur
kepada Allah. SWT. Secara tegas Nabi Muhammad Sallallahu ‘alai
wa sallam bersabda :
هال ل ر ك ش ي م اسل ال ن ر ك ش ي م ل ن م “Barang siapa yang tak mau bersyukur dan tak mau
berterima kasih kepada sesama manusia , berarti ia tidak bersyukur
kepada Allah “
Manfaat syukur, akan kembali kepada orang yang
bersyukur. Allah tak akan mengambil keuntungan apapun dari
syukur hambanya, sebagaimana Allah tak akan merugi dan tak
akan berkurang kewibawaan dan keAgunganNya bila hambanya
tak mau bersyukur dan kufur atas nikmat karunia Nya.
Ada berbagai cara untuk mensyukuri ni’mat Allah Ta’ala,
antara lain :
1. Syukur bil qalbi :
Menyadari sepenuh hati semua ni’mat dan prestasi yang
diterima seorang hamba, tidak hanya hasil oleh karena kepandaian,
keahlian dan kerja keras, akan tetapi karena fadlal dan anugerah
Allah Ta’ala. Kesadaran ini mendorong seseorang untuk tidak
merasa kecewa dan tidak merasa berat menerima ni’mat Allah.
Meskipun hanya kecil atau sedikit.
2. Syukur bil lisan :
Mengakui dan menyatakan dengan lisan melalui
ucapannya bahwa segala ni’mat hanya dari Alah semata.
Pengakuan inipun disertai memuji kepada Allah dengan ucapan Al
Hamdulillah, ucapan ini merupakan manifestasi pengakuaan
30
bahwa yang paling berhak menerima pujian hanyalah Allah
semata.
3. Syukur bil arkan :
Menggunakan ni’mat anugerah Allah untuk hal hal yang
diridlani Allah SWT. Sebagai Dzat Yang Memberi ni’mat tersebut.
Syikap syukur ini harus menjadi kepribadian kita kaum
Muslimin. Sikap ini mengingatkan kita supaya mau berterima
kasih kepada Dzat Yang Memberi ni’mat dan kesanggupan untuk
berterima kasih kepada orang lain yang menjadi perantara
datangnya ni’mat yang kita terima. Dengan bersyukur seseorang
akan ridla terhadap ni’mat yang diterima, dengan tetap
meningkatkan upaya dan ikhtiyar untuk mencapai ni’mat yang
lebih baik.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq dan
hidayah Nya kepada kita semua, sehingga kita pandai bersyukur
kepada Allah dan sanggup berterima kasih kepada orang lain yang
telah menjadi lantaran ni’mat yang kita terima.
31
HINDARI SESUATU YANG HARAM
أ ب يه اع ن ر س ول ق ال ف ي ع م ل ب ه ن له لر ي ر ة ق ال ي أ خ ذ ع ن يه ؤ ل ء ال ك ل م ات م ن أ و
ال ي ار س ول أ ن ا ف ق ل ت أ ب وه ر ي ر ة ف ق ال ب ه ن ي ع م ل م ن ب ي د يف ع د ه لي ع ل م ف أ خ ذ ال م ح ار م ت ات ق ب م اق س م خ م س او ق ال و ار ض الن اس أ ع ب د أ غ ن ىللهاك ن ت ك ن ل ك
ت ك ن ك ل ن ف س ب ت ح م ا ل لن اس ب و أ ح ن ا ت ك ن م ؤ م ن إ ل ىج ار ك و أ ح س االن اس ل م م س
ال ق ل ب ت م يت ك ث ر ة الض ح ك ف إ ن ك ث ر الض ح و ل ت ك “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata:
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Siapakah
yang mau mengambil kata-kata ini dariku, untuk diamalkan atau
untuk diajarkan ?” Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menjawab:
“Saya, wahai Rasulullah ! Beliau lalu memegang tanganku lalu
mulai menghitung (menyebutkan) lima hal, seraya bersabda:
“Hindarilah hal-hal yang diharamkan, kamu akan menjadi orang
yang paling bagus ibadahnya (paling tinggi tingkat
penghambaannya) ; ridlalah terhadap apa yang Allah bagikan
untukmu, kamu akan menjadi orang terkaya ; berbuat baiklah
kepada tetanggamu, kamu akan menjadi orang mukmin; cintailah
untuk orang lain apa yang kamu cintai untuk dirimu sendiri, kamu
akan menjadi muslim; dan janganlah engkau banyak tertawa,
karena banyak tertawa akan mematikan hati.”
Pada khutbah kali ini khatib hanya akan fokus pada point
pertama, yaitu sabda Rasulullah Saw:
الن اس أ ع ب د ال م ح ار م ت ك ن ات ق Takutlah terhadap hal-hal yang diharamkan, kamu akan
menjadi orang yang paling bagus ibadahnya. (paling tinggi tingkat
penghambaannya). Ini merupakan kritik bagi kita, karena selama
ini kita berprasangka bahwa orang yang paling tinggi tingkat
penghambaannya kepada Allah adalah orang yang paling banyak
ibadahnya, yang paling banyak sholatnya, yang paling banyak
puasa sunnahnya, atau yang paling sering bolak balik ke mekkah
madinah untuk melaksanakan ibadah umroh. Adapun menurut
hadits ini orang yang paling bagus ibadahnya atau tinggi tingkat
32
penghambaannya kepada Allah adalah orang yang paling takut
terhadap hal-hal yang diharamkan Allah Swt. Hadits ini diperkuat
dengan hadits yang lain
ا.ر و ث ن م اء ب االلهه ه ل ع ج ي ف ةام ه الت ب ج الك م ع أ ةب ام ي مالق و ي ن و ت أ يي ت م أ ن م اسن أ ا.ه و ك ه ت ن ا الله م ار ح م ب و ل يخ ذ :ال ال الله؟ق ول س ار ي م ه ن م ل ي ق
yaitu ada seseorang yang kalau ditumpuk amal ibadahnya
sama tingginya dengan jabal tihamah. (jabal tihamah adalah salah
satu gunung yang besar di kota Madinah). Ibadah puasa, sholat,
zakat, kalau ditumpuk setinggi gunung tihamah, tapi kalau ada
kesempatan berbuat haram (kalau dalam keadaan sepi/ sendiri)
maka ia mendatanginya.
Republik Indonesia muslim terbesar di dunia, daftar
waiting list (daftar tunggu) jamaah haji 3 jt orang, bahkan
disebagian kota ada yang sampai 30 tahun baru berangkat. Akan
tetapi website porno terbesar ada di indonesia, pasar narkoba
terbesar di Indonesia, korupsi juga termasuk yang terbesar di
dunia. Apa maknanya? Maknanya tak seimbang antara ibadah
dengan rasa takut kepada Allah Swt.
Maka pesan Nabi kepada Abu Hurairoh (ittaqil maharim)
jaga dirimu dari yang haram-haram itu (takun ‘abadannas) maka
kamu adalah orang yang paling tinggi tingkat penghambaannya
kepada Allah.
Maka kalau kita lihat semua ibadah-ibadah itu sasaran
akhirnya adalah menjauhkan manusia daripada perkara yang
haram. Apa contohnya sholat, tujuan akhir sholat adalah (tanha
ani fahsyaiwal mungkar). Puasa, apa akhir dari puasa (laallakum
tattaqun), haji (fala rofatsa wala fusuqo wala jidala fil haj).
Tidak boleh berlaku rofats yaitu yang berbau seksual, wala fusuqo,
tidak boleh berbuat fasik (dosa), tidak boleh jidal, berkelahi, caci
maki, kata kasar. Maka semua esensi dari pada ibadah adalah
menjauhkan diri dari pada yang haram.
Oleh karena itu, orang yang haram jalan juga, ibadah
lancar, yang haram yang fasiq jalan, maka dia bukan hamba yang
tinggi tingkat penghambaannya kepada Allah Swt. Bahkan dalam
suatu hadits disebut, (man solatuhu (barang siapa yang sholatnya)
lam tanhahu (tak mencegah dirinya) min fahsa wal mungkar
33
(dari perbuatan keji dan mungkar) lam yazdad illa bu’dan (maka
bukan dia makin dekat tapi makin jauh dari Allah Swt)
Ketika datang qobil yang ingin membunuh habil, datang ia
membawa batu besar yang ingin ditimpakan kepada habil. Lalu
habil berkata apa (lain basatta ilaika yadaka (kalau kau ulurkan
tanganmu) litaqtulani (umtuk membunuh aku) ma ana bibasitin
(aku tak akan mengulurkan tanganku) liaqtulak (untuk
membunuhmu). Mengapa habil tak membalas perbuatan
qabil?apakah tangan habil tak mampu? Habil tidak membalas qabil
bukan karena itu. Apa kata dia di akhir ayat (inni akhofullah) saya
takut kepada Allah. Takut yang di dalam hati itulah sehingga habil
tidak membalasnya. Begitu juga di dalam hadits;
و بص ن م ات ةذ أ ر ام ه ت ب ل ط لج .ر ه ل ظ ل إ ل ظ ل م و ي ه ل يظ ف الله م ه ل ظ ي ةع ب س اللهاف خ يأ ن إ ال ق ف الم ج
7 orang yang mendapatkan naungan nanti di padang
mahsyar, yang tiada naungan kecuali naungan Allah Swt. Dari 7
itu salah satunya adalah (rojulun) seorang laki –laki yang di ajak
oleh seorang perempuan yang punya kedudukan tinggi dan fisik
yang cantik, sempurnalah perempuan itu, karena ada perempuan
yang cantik tapi tidak punya kedudukan. Ada yang punya
kedudukan tapi muka pas pasan. Tapi ini lengkap. Perempuan itu
mengajak berbuat zina. Lalu apa jawab laki-laki tersebut, (inni
akhofullah) aku takut kepada Allah. Oleh karena itu jika kita terus
mendengar khutbah, pengajian, dan lain sebagainya, tapi tidak ada
rasa takut kita kepada Allah hati hati (man yazdad ilman walam
yazdad huda lam yazdad minallhoi ill buda) ilmu bertambah
tapi hidayah tak bertambah maka hanya akan bertambah jauh
dengan Allah Swt.
Itulah sebabnya mengapa doa yang pertama kita panjatkan
adalah (allhumma ini asaluka huda wattuqo wal afaf wal gina)
yang pertama di pinta adalah hidayah, setelah hidayah adalah
(tuqo) apa itu? Yaitu takut, takut kepada Allah swt. Dimana letak
takut itu? Kalau ada orang tak jadi mencuri? Maka takut bukan di
tangan tapi di dalam hatinya. Kalau ada orang melihat perempuan
membuka aurat (tabarujal jahiliyatil ula), kemudian dia
menundukkan pandangan. Maka takut itu bukan di pandangan.
34
Tapi takut itu ada didalam hati. Makanya kata nabi (ala inna fil
jasadi mudgoh) ketahuilah bahwa di dalam jasadmu itu ada
segumpal darah (idza soluhat soluhal jasadu kulluh) kalau dia
baik maka dari ujung kaki sampai ujung rambut akan menjadi baik.
Tapi kalau dia rusak maka dari ujung rambut sampai ujung kaki
jadi rusak. (ala wahiyal qolbu) ketahuilah itu adalah hati yang ada
di dalam diri manusia. Di dalam hati itulah bersemayam takwa/
takut kepada Allah swt. Maka diantara doa yang diajarkan nabi:
ك ت ي ص ع م ن ي ب او ن ن ي ب ه ب ل و ح ت ام ك ت ي ش خ ن ام ن ل م س اق م ه الل Ya Allah berilah kami rasa takut kepada-Mu yang akan
menghalangi kami dari berbuat maksiat. Ini kita dan itu maksiat.
Lalu kenapa tidak jadi melakukannya? Karena ada penghalang.
Apa itu penghalangnya? Yaitu rasa takut kepada Allah Swt di dalam hati.
Cuma rasa takut ini kadang penuh, kadang setengah dan
kadang hilang, kadang tak ada sama sekali. Maka dari itu sering-
seringlah kita menghadiri majlis ilmu dan bergaullah dengan para
ulama, orang-orang sholeh, orang-orang wara’ yang takut kepada
Allah swt.
35
BULAN RAMADHAN
Baru saja kita ditinggal pergi oleh bulan suci Ramadhan. Ada
perasaan bahagia bercampur sedih. Bahagia, karena kita telah
berhasil melewati hari-hari dibulan suci Ramadhan dengan
amalan-amalan yang mulia. Kita juga patut bersedih, karena hari-
hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta
dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita
semua. Rasulullah Saw Bersabda:
و اه . أ د ىف ر ي ض ة ف ي م اس ك م ن ي ر الخ ب خ ص ل ةم ن ف ي ه تق ر ب أ د ىف ر ي ض ة و م ن م ن و اه . ف ر ي ض ة ف ي م اس ب ع ي ن أ د ىس ك م ن كا ن ف ي ه
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan
suatu kebajikan di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti
menunaikan suatu perbuatan fardhu di lain Ramadhan dan siapa
menunaikan suatu perbuatan fardhu di bulan Ramadhan, maka
nilainya tujuh puluh kali lipat daripada nilai ibadah fardhu di
bulan-bulan Ramadhan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam
Shahihnya). Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:
م ا ي ع ل م الن اس ك ل ه ار م ض ل و الش ه و ر ت ك و ن ن ىأ ن ل ت م ر م ض ان ان ف ي "Andaikan ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam bulan
Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan seluruh bulan
dalam setahun menjadi bulan Ramadhan".
Nanti di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal.
Termasuk ahli ibadah sekalipun menyesal kenapa tidak melakukan
ibadah terbaik sehingga bisa mendapatkan surga yang lebih indah
lagi. Apalagi orang-orang yang lalai seperti orang yang tidak
shalat, tidak puasa, tidak zakat, dan lain sebagainya, terlebih lagi
orang kafir yang menyesal dan meminta kepada Allah agar
dikembalikan lagi keduan;
ن و ع ج ار ب ر ال ق ت و م ال م ه د ح أ اء اج ذ ىإ ت ح “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS.
Al-Mu’minun : 99)
36
Bahkan karena pedihnya adzab yang di terima oleh orang
kafir, mereka memohon agar tidak menjadi manusia tapi di
kembalikan ke asalnya yaitu menjadi tanah.
ت ر ابا ي ال ي ت ن يك نت اف ر ال ك و ي ق ول “Berkata orang kafir: Alangkah baiknya seandainya dahulu
aku jadi tanah.” (QS.an-Naba’:40)
ر ب الص ال ف ي ق ول و أ ك نم ن ين ل و لآأ خ ر ت ن يإ ل ىأ ج لق ر يبف أ ص د ق ح “Lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-
orang yang saleh?"
Berapa banyak manusia yang sudah meninggal, di alam kubur
mereka mengharap kepada Allah Swt agar dihidupkan kembali
kedunia hanya untuk bersujud kepada Allah Swt walaupun sekejap
saja. Tetapi, sungguh penyesalan sudah tidak lagi berguna. Sebesar
apapun penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu
merubah keadaan mereka pada hari itu. Sementara kita masih
memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, Maka mari kita
berlomba untuk menabung amal dan berubah untuk menjadi lebih
baik sebelum datangnya hari penyesalan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dahulu ada seorang shahabat Nabi yang bernama Sya’ban
yang beliau sangat menyesal saat sakaratul maut. Al-Kisah
Sya’ban ra ini memiliki kebiasaan unik. Dia datang ke masjid
sebelum waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di
pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf. Alasannya,
selalu mengambil posisi di pojok masjid karena ia tidak ingin
mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan
ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang
bahkan Rasulullah sendiri.
Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai,
Rasulullah SAW merasa heran karena tidak mendapati Sya’ban ra
pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah
yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban? Tapi, tidak ada
seorang pun yang melihat Sya’ban ra.
37
Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu
kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga.
Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun
memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.
Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada
yang mengetahui kabar Sya’ban?” Namun tidak ada seorang pun
yang menjawab.
Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana
rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan
mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban.
Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap
sahabatnya tersebut, ia meminta diantarkan ke rumah
Sya’ban. Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan
memakan waktu lama terlebih mereka menempuh dengan berjalan
kaki.
Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah
Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan).
Sampai di depan rumah Sya’ban, beliau mengucapkan salam dan
keluarlah wanita sambil membalas salam.
“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.
“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab wanita
tersebut.
“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat
Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.
Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab
“Beliau telah meninggal tadi pagi”.
“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.
Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di
masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian,
istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi
tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia
bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu
kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.
“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh,
kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa
tidak semua,” jawab istri Sya’ban.
38
كانكامل كانجديداليته كانبعيداليته ليتهRasulullah SAW pun mendapatkan wahyu dan melantunkan
ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu
berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan
dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam”
Akhirnya Rasulullah Saw menjelaskan: “Saat Sya’ban ra
dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan
ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari
perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh
Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan
yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat
suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam
jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu
pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari
langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.
Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai
ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak
lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa
rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan
lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra
melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang
menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil
satu baju lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya’ban
memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek
(butut) di luar.
Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju
yang luar dan sampai di masjid dia bisa membuka baju liuar dan
shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam perjalanan
menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang
kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan
segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada
orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat
melakukan shalat Subuh bersama-sama.
39
Orang itupun selamat dari mati kedinginan dan bahkan
sempat melakukan shalat berjamaah. Sya’ban ra pun kemudian
melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju
bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi
“Aduh!! Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak
Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya
mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapatkan yang
lebih besar jika dia memberikan pakaian yang baru.
Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia
hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara
mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. ketika baru saja ingin
memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang
meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi
makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian
membagu dua rotu tersebut dengan ukuran sama besar dan
membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata,
kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain
memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah.
Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa
tidak semua!!” Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya dia
memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut, pasti dia
akan mendapat surga yang lebih indah. Masya Allah, Sya’ban
bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak
optimal.
40
FATIHAH DAN SHALAWAT
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa Ramadhan sepertinya
baru berlalu dan sekarang sudah pertengahan bulan dzulqodah dan
akan masuk bulan zulhijjah. Rasulullah Saw bersabda:
ي ت ح ة اع الس م و ق ت ل ر ه الش ن و ك ي و ر ه الش ك ة ن الس ن و ك ت ف ان م الز ب ار ق ت ىاق ر ت اخ ك ة اع الس ن و ك ت و ة اع الس ك م و الي ن و ك ي و م و الي ك ة ع م الج ن و ك ت و ة ع م الج ك
ة ف ع الس “tidak akan tiba hari kiamat hiangga zaman berdekatan,
setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan
bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan sejam bagaikan
terbakarnya pelepah pohon kurma ‘dengan sangat cepat’ (Ahmad
dan Tirmizdi)
Tidak terasa waktu dan umur terus berkurang untuk menuju
kepada kematian. Maka dari itu, hendaklah kita mempunyai
amalan dan zikir yang di baca di waktu sibuk dan senggang, dan
terus kita istiqomahkan dimanapun kita berada, baik ketika berdiri,
duduk, sambil memegang handpohe, menunggu antrian atau macet
di jalan raya agar hidup kita tidak sia-sia dan bermanfaat setiap
detiknya. Amalan dan zikir banyak sekali yang diajarkan oleh
Baginda Nabi Muhammad Saw. Tapi ada amalan dzikir yang
mudah sekali kita amalkan, walaupun kita dalam keadaan sibuk
dan sangat besar sekali pahalanya untuk bekal kita nanti di akhirat.
Apa itu? Yaitu membaca surat fatihah dan shawalat kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw.
Para ahli tafsir berpendapat bahwa ma’na kitab-kitab Allah
yang diturunkan ke muka bumi ini (baik itu taurat, zabur dan injil),
seluruh ma’nanya tercakup dalam satu kitab yaitu al-Qur’an al-
Karim, kemudian ma’na al-Qur’an al-karim dapat di simpulkan
dalam satu surah yaitu surah al-fatihah. Makaal-fatihah itu disebut
dengan ummu kitab atau ummul quran, induk dari pada Al-Quran
al-Karim. Surat al-fatihah ini adalah paling sering di lafalkan oleh
seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari. Shalat wajib 17
rakaat yang berarti 17 kali kita membaca surat al-fatihah minimal
dalam satu hari. Belum lagi shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah.
Belum lagi shalat sunnah yang lain. Belum lagi ketika kita ingin
41
mengirimkan doa kepada Almarhum yang sudah meninggal dunia,
kita baca kan alfatihah. Ada orang yang sedang sakit, agar sembuh
maka kita bacakan al-fatihah, agar anak kita sholeh, sering kita
mengiriminya dengan doa dan fatihah. Ketika kita mempunyai
hajat, maka kita berdoa kepada Allah dan di akhiri dengan fatihah.
Kenapa? Karena Rasulullah bersabda:
ه ل ت ئ ر اق م ل ة ح ات الف “surat alfatihah itu sesuai dengan (niat) membacanya”
Maka dari itu banyak ulama besar yang menjadikan al-
fatihah sebagai wirid harian seperti Imam al-Ghazali selalu
mendawamkan baca surah al-Fatihah minimal 100x dalam sehari.
Amalan yang kedua adalah bersholawat kepada Nabi
Muhammad Saw, dimanapun kita berada, dengan bacaan sholawat yang ringan yaitu allahumma sholli ala muhammad.
Kalau kita membaca istigfar (astagfirullah) mungkin kita
hanya mendapatkan ampunan saja dari Allah, tapi kalau baca
shalawat, ada tiga keuntungan untuk kita:
ر ش ع ه ن ع ح ط ت و اتو ل راص ش ع ه ي ل ع ىالله ل ص ة د اح و ة ل ص ي ل ىع ل ص ن م اتج ر د ر ش ع ل ه ت ع ف ر و خ ط ي ئ ات
“Barangsiapa yang beshalawat kepadaku sekali, (yang
pertama) maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak
sepuluh kali, (yang kedua) akan di hapuskan dari dirinya sepuluh
keburukan, dan (dan yang ketiga) akan ditinggikan baginya
sepuluh derajat”
ة ل ص ي ل ع م ك ر ث ك أ ة ام ي الق م و ي ة ل ز ن يم ن م م ك ب ر ق أ Orang yang paling dekat kedudukannya denganku pada
hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca Shalawat
ketika di dunia.
Kalau didunia saja ketika kita punya hajat atau sedang
mempunyai masalah, tiba tiba ada orang yang mengaku kenal
dengan kita lalu menolong kita, rasanya bahagia sekali. Bagaimana
nanti di akhirat, di padang mashyar, ketika seluruh manusia dalam
keadaan panik, kita sedang bahagia karena berada di sisi baginda
Nabi Besar Muhammad Saw.
42
Ummat Nabi Muhammad di akhirat nanti terbagi menjadi
3 golongan.
و م ه ل ر ف غ ي ف م اه اي ط خ و م ه ب و ن ذ ب ن و ت أ ي ثل ث ابو س ح ر ي غ ب ة ن الج ن و ل خ د ي ثل ث ام ظ ع م اه اي ط خ و بو ن ذ ب ن و ت أ ي ثل ث
Sepertiga dari mereka masuk surga tanpa dihisab, sepertiga
dari mereka datang dengan membawa dosa-dosanya lalu mereka
diampuni oleh Allah Swt hingga kemudian masuk surga, dan
sepertiga dari mereka datang dengan membawa dosa dan
kesalahan yang besar.
Banyak manusia nanti diakhirat tidak diterima sebagai
ummat Nabi Muhammad Saw hingga mereka menyesal,sedih
sambil menggigit jari jemarinya hingga habis lalu tumbuh lagi,
kemudian di gigit lagi hingga habis kemudian tumbuh lagi sampai
nanti di masukkan keneraka.
Maka dengan sering-sering membaca sholawat
(allahumma solli ala muhammad) minimal sehari 100 kali atau
seribu kali, mudah-mudahan kita diakui sebagai ummat Nabi
Muhammad, dan bukan itu saja tapi bisa masuk surga tanpa hisab,
karena masuk surga dan di hisab terlebih dahulu, maka itu juga
merupakan penderitaaan yang berat. Maka kita memohon kepada
Allah agar termasuk sepertiga ummat Nabi yang masuk surga
tanpa hisab. Amin ya robbal alamin.
43
TELADAN DUA NABI
Ujian dan musibah bisa terjadi kepada siapa saja, terlepas dia
itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Bahkan
Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk yang paling
dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian dan cobaan yang
datangnya silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Nabi Muhammad Saw
terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika
Nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu Nabi ditinggalkan
oleh ibunya ketika nabi berumur 6 tahun. Kemudian setelah itu
Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat
dengan kakek yang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat
itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi dititipkan kembali
kepada pamannya yang bernama Abu thalib, kebetulan diantara
paman-paman nabi yang hidupnya paling sederhana adalah Abu
thalib, sehingga mengharuskan Nabi untuk membantunya dengan
mengembalakan hewan ternak kepunyaan penduduk Makkah agar
mendapatkan upah.
Seluruh keturunan Nabi, meninggal dunia pada saat Nabi
masih hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak
laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya
mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal
ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal
ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan ujian yang berat.
Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari sang istri yang
mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil
oleh Allah swt pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang
bernama Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua
meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah
melangsungkan pernikahan. Mereka semua meninggal dunia, kala
Nabi masih hidup. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai
seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya.
Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup
menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya diwafatkan
oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk Nabi
44
akhir zaman, ujian kepada Nabi yang walaupun ditimpa musibah
tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.
Maka dari itu Nabi sering diolok-olok oleh orang kafir
dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang terputus garis
keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki Nabi, meninggal pada
usia yang masih sangat belia, sedangkan waktu itu (pada masa
jahiliyyah) seorang anak laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga.
Karena Nabi sering diolok-olok oleh orang kafir, Nabi menjadi
sedih, sehingga turunlah surat al-Kautsar yang juga merupakan
syariat untuk melaksanakan shalat dan berkurban pada hari iedul
adha dan hari tasyriq. Allah berfirman:
رت ب لأ ا و ه ك ئ ان ش ن إ ر ح ان و ك ب ر ل ل ص رف ث و ك ال ك ن ي ط ع اأ ن إ Yang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu
(Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang
yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena) terputus
(dari rahmat Allah swt)
Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi
kepada Nabi Muhammad Saw yang sering ditimpa musibah, yang
pertama, wahai Muhammad walaupun engkau sering ditimpa
musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan
nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun
engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan
berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat ketiga,
Allah Swt memberi semangat kepada Nabi Muhammad saw.
Wahai Nabi biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan
‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena
mereka telah terputus dari rahmat Allah swt.
Dunia ini daar al-Ibtilaa’ atau negeri ujian. Manusia yang
tinggal di dalamnya pasti diuji oleh Allah Swt.
ال غ ال ع ز يز ي اة ل ي ب ل و ك م أ ي ك م أ ح س ن ع م ل و ه و و ال ح ال م و ت ال ذ يخ ل ق ف ور Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. 67:2)
Manusia yang sabar dalam menghadapi setiap ujian akan
mendapatkan kemenangan dari Allah Swt.
45
إ ن يج ز ي ت ه م ال ي و م ب م اص ب ر واأ ن ه م ه م ال ف آئ ز ون Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari
ini, karena kesabaran mereka;sesungguhnya mereka itulah orang-
orang yang menang. (QS. 23:111)
Di dalam al-Qur'an hanya ada dua Nabi yang diberi julukan
"uswatun hasanah"(suri tauladan yang baik), yang pertama adalah
Nabi Muhammad Saw dan yang kedua adalah Nabi Ibrohim AS.
Allah Swt berfirman:
ن ة و ةح س الل ه أ س ل ك م ف ير س ول ك ان ل ق د Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu. (QS. 33:21) dan pada ayat yang lain Allah Swt
bewrfirman:
يم و ا ن ةف يإ ب ر اه و ةح س ل ك م أ س ك ان ت م ع ه ق د ل ذ ين Sesungguhnya telah ada suritauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (QS Al
Mumtahanah [60]:4).
Kenapa hanya dua Nabi saja yang dijuluki 'uswatun
hasanah'?. Karena bukan hanya individu Nabinya saja yang patut
di tauladani dan di contoh, tetapi anaknya, istrinya, dan
keluarganya juga patut dicontoh dan ditiru oleh ummatnya.
Contohnya Nabi Ibrahim, beliau punya dua anak yang
bernama Ismail dan Ishaq. Istrinya bernama Saroh dan Hajar,
mereka dibina dan dibimbing dengan baik sehingga menjadi
wanita yang shalihah dan kedua putranya menjadi Nabi dan Rasul.
Nabi Ismail menjadi simbol kesolehan dan ketaatan kepada Allah
Swt dan orang tua karena rela mengorbankan dirinya demi
mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang
sekarang di kenang dan masuk dalam salah satu wajib haji yaitu
jumroh ula, wustho dan Aqobah. Begitu juga dengan Nabi
Muhammad Saw, beliau mempunyai istri yang merupakan
ummahatul Mu'minin dan dari anaknya Fatimah Azzahro lahirlah
cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.
Keberhasilan dalam memimpin keluarga terkadang sering
dijadikan salah satu kriteria kesuksesan seseorang. Seseorang
belum dianggap sukses kalau keluarganya masih berantakan atau
banyak persoalan yang tidak terselesaikan. Betapa banyak public
46
figure yang sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam
memimpin rumah tangga. Berapa banyak diantara mereka yang
anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Berapa
banyak anak yang merasakan kurang kasih sayang kedua
orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya
kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom
broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-
tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi Muhammad Saw tidak pernah mengatakan “terlalu
sibuk” untuk urusan keluarga. Padahal beliau adalah orang yang
super sibuk. Beliau adalah pemimpin negara, pemimpin militer
yang telah memimpin 19 perang besar selama hidupnya, ia juga
seorang guru yang mendidik para shahabat, ia juga seorang
pengusaha, juga seorang hakim yang menyelesaikan berbagai
masalah ditengah masyarakat dan ia juga seorang imam sholat lima
waktu di masjid Nabawi dan baginya sholat tahajjud merupakan
kewajiban bagi dirinya. Tetapi beliau tetap menjadi ayah yang baik
pada anak-anaknya dan suami yang sholeh kepada istri-istrinya
dan selalu mengatakan:
ل ى لأ ه ي ر ك م ل ه و أ ن اخ لأ ه ي ر ك م ي ر ك م خ خ “Sebaik-baik kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya
dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu
Asakir).
Beberapa orang shahabat pernah datang menemui Aisyah
RA Istri Rasulullah Saw, mereka meminta agar Aisyah
menceritakan perilaku Rasulullah Saw kepada keluarganya.
Aisyah sesaat tidak menjawab, airmatanya berlinang, kemudian
dengan nafas panjang ia berkata:
ب ا ك ل أ م ر ه ع ج ك ان “Perilaku Nabi Saw semuanya indah menakjubkan”.
Bagaimana caranya agar kita dapat mengikuti jejak Nabi
Muhammad Saw dan Nabi Ibrahim. Yang pertama bagi para
suami/kepala keluarga, niatkan semua yang kita perbuat untuk
keluarga adalah karena Allah Swt.
47
ل نفقة ت ن إن ك ع ج او ب ه ي غ ت ب ت نف ق أ ث ب ت ي اف ل ه ع ج ت م ة ت ىالل ق ا،ح ه ي ل ه الله إل ام ف ك ت أ ر ي
"Tidaklah kamu memberi satu nafkah. yang kamu niatkan
untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi
pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut
istrimu". Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang kamu
nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu
suapkan ke mulut istrimu".
Begitu juga Istri. taatnya, patuhnya, homatnya istri kepada
suami, harus diniatkan karena Allah Swt.
ص ذ إ و ه س م خ ة أ ر م ال ت ل ا و ه ج ر ف ت ن ص ح ا، د ه ل ع ب ت اع ط أ ا، ي أ ن م ت ل خ ا..ت اء ةش ن ج ال اب و ب أ
“Jika seorang istri melaksanakan Shalat lima waktu, lalu
menjaga kemaluannya/ kehormatannya dan taat kepada suaminya,
maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia sukai.”
Begitu juga Anak. Harus berbakti kepada orang tua. Baik
yang masih hidup ataupun sudah meninggal dunia. Bahkan jika si
anak ingin hidup bahagia baik didunia maupun diakhirat, rizkinya
berkah dan bertambah, maka harus sering-sering memohon ampun
dan berdoa untuk orang tuanya. Jika itu ia lakukan maka apa yang
menjadi kebutuhan dan hajatnya dimudahkan oleh Allah Swt, jika
sebaliknya maka berlaku sabda Rasulullah Saw:
الع ب ي ن ف إ ذ ات ر ك )د الد ع اء ل ل و ال د الر ز ق رواهالديلمي(إ ن ه ي ن ق ط ع ع ن ه “Bila seorang manusia sudah meninggalkan do’a untuk
kedua orangtuanya maka sungguh akan terputus rizkinya”
Semoga kita di masukkan ke dalam golongan orang-orang
yang sabar. Semoga kita selaku orangtua dapat mendidik dan
memberi tauladan anak-anak kita. Sehingga menjadi keluarga yang
sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang berkah dan di ridhoi
oleh Allah Swt.
48
KELUARGA ISLAMI
Keberhasilan dalam memimpin keluarga sering dijadikan
salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum dianggap
sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan
yang tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses
dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah
tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat yang anaknya
terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat,
pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua
orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya
kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom
broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-
tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi
ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang
pengusaha, seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin
keluarga yang harmonis. Beliau adalah seorang ayah yang baik
pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik pada istri-
istrinya.
Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang menggunakan kata
"uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi
Ibrohim AS. Allah Swt berfirman:
ن ة و ةح س الل ه أ س ل ك م ف ير س ول ك ان ل ق د “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu”. (QS. 33:21)
م ع ه يم و ال ذ ين ن ةف يإ ب ر اه و ةح س ل ك م أ س ك ان ت ق د “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”.
Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun
hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja
yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan
istrinya juga patut di contohi.
49
Nabi Ibrahim punya dua anak yang bernama Ismail dan
Ishaq. Istrinya Saroh dan Hajar dibina dengan baik dan menjadi
wanita yang shalihah. Kedua orang putranya menjadi Nabi dan
Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan dan ketaatan kepada Allah
dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi
perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang sekarang di
kenang dengan lemparan jumroh di Mina.
Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, ia mempunyai
istri yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah
yang melahirkan cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.
Berbeda dengan nabi yang lain, misalnya Nabi Adam yang
mempunyai anak bernama Qabil, ia membunuh saudaranya yang
bernama Habil. Nabi Nuh memiliki anak yang bernama Kan'an
yang durhaka dan tidak mau mengikuti ajaran bapaknya, sehingga
mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya durhaka,
penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah
Swt.
Allah Swt berfirman :
ا م ر أ ة ك ف ر واذ ين ل ل م ث لالل ه ض ر ب ان ت ا ل وطو ام ر أ ة ن و ي ن ت ح ت ك اد ن اع ب م ن ع ب د
ي ن ان ت اه م ا ص ال ح ي ئ االل ه م ن ع ن ه م ا ي غ ن ي ا ف ل م ف خ م ع الن ار اد خ ل و ق يل ش
ل ين الد اخ
“Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir
yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah
pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba
Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari
(siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke
neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim :
14)
Beberapa sahabat datang menemui Aisyah RA, memintanya
agar menceritakan perilaku Rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak
menjawab permintaan itu. Airmatanya berderai. Kemudian dengan
nafas panjang ia berkata “Kaana kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya
semuanya indah menakjubkan).
Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasulullah Saw
yang paling mempesona. Aisyah RA kemudian mengisahkan
50
bagaimana Rasulullah Saw yang mulia ditengah malam, bangun
dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar Rasulullah
Saw kepada Aisyah.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah selalu menciumnya
ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu
menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa.
Aisyah juga berkata: aku pernah minum, kemudian aku
memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah Saw, kemudian
beliau menempelkan mulutnya persis di tempat aku minum, lalu
beliau minum. Aku juga pernah memakan daging, kemudian aku
memberikan daging itu kepada Rasulullah Saw, lalu beliau
meletakkan mulutnya (didaging tsb) pada bekas mulutku".
Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari
perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya.
Sehingga beliau tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau
mengetuk pintu, karena khawatir mengganggu tidur Aisyah,
istrinya. Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun
jika mendengar Rasulullah Saw datang, maka Aisyah tidur persis
di depan pintu rumah.
Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak
mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya,
seorang istri jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh
kalau tidak mensholehakan dirinya terlebih dahulu.
Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan
"terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw
adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah
memimpin 19 perang besar, ia juga sebagai hakim yang
memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah imam shalat lima
waktu di masjid Nabawi, dan baginya sholat tahajud merupakan
kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:
م ك ر ي خ م ك ر ي خ ه ل ه ل "Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada
keluarganya".
Bagaimana caranya, niatkan apa yang kita lakukan untuk
keluarga kita sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt. Karena
Rasulullah Saw bersabda:
51
ل نفقة ت ن إن ك ع ج او ب ه ي غ ت ب ت نف ق أ ث ب ت ال ه ع ج ت م ة ت ىالل ق ا،ح ه ي ل ه الله إل ام ف ي ف ك ت أ ر ي
"Tidaklah kamu memberi satu nafkah pun yang kamu
niatkan untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan
diberi pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada
mulut istrimu". Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya apa yang
kamu nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang
kamu suapkan ke mulut istrimu".
Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw
bersabda:
ر آم ت ن ك و ل د ج س ي ن أ دح الأ دح لأ اه ج و ز ل د ج س ت ن أ ة أ ر م ال ت ر م لأ “Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud
kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk
bersujud pada suami mereka karena besarnya hak suami yang
dianugerahkan Allah atas mereka".
ع ن غ ب ت و إ ذ ا ، أ ط اع ت ك ا أ م ر ت ه و إ ذ ا ر ت ك س إ ل ي ه ا ن ظ ر ت ي ر الن س اء إ ذ ا خ ح ف ظ ت ك ه اه ا و ن ف س ف يم ال ك
“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat
kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu
menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu
bila kamu tidak ada disisinya.”
.ة ن ج ال ت ل خ د اضار ه ن اع ه ج و ز و ت ات م ةأ ر اام م ي أ “Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho
(dengan tingkah lakuknya semasa hidupnya), maka wanita itu
masuk surga”.
ص ذ إ و ه س م خ ة أ ر م ال ت ل ا و ه ج ر ف ت ن ص ح ا، د ه ل ع ب ت اع ط أ ا، ي أ ن م ت ل خ ا. ج ال اب و ب أ .ت اء ةش ن
“Jika seorang istri telah melaksanakan Shalat lima waktu,
lalu menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka ia
akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia sukai.”
52
HASUD
Rasulullah Saw bersabda:
أ ب يه ر ي ر ة إ ي اك ع ن ق ال و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول م أ ن الظ ن ف إ ن و الظ ن ت و ل ت ح اس د وا و ل ت ن اف س وا و ل ت ج س س وا و ل ت ح س س وا و ل ال ح د يث ب اغ ض واأ ك ذ ب
و ان ا اب ر واو ك ون واع ب اد الل ه إ خ ت د و ل “Hadits Riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena
buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu
sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling
mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing
(kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan
janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling
bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara,”
(HR. Muslim. No. 4646). Hadits ini menjelaskan tentang hubungan antar sesama
manusia, antar sesama muslim dan hadits ini juga mengatur
tentang hak dan kewajiban yang harus di penuhi diantara mereka.
Yang akan kami bahas dalam khutbah kali ini adalah sabda
Rasulullah Saw “ت ح اس د وا ,janganlah kalian saling menghasud ”ل
mendengki, iri hati dan lain sebagainya.
Apa itu hasud/ dengki?. Hasad atau dengki itu adalah suatu
keinginan seseorang agar kenikmatan yang diperoleh oleh orang
lain hilang atau berpindah kepada dirinya atau berpindah kepada
orang selainnya.
Hasud ini hukumnya haram. Allah Swt sangat mencela
perbuatan ini. Sikap hasud ini merupakan sikap yang tercela,
kenapa? Karena secara psikologis, hasud, dengki dan iri hati ini
dapat menganggu kejiwaan orang yang melakukannya.
Kekhawatiran dan kesengsaraan akan selalu menghantui orang
yang hasud. Setiap kali ia menyaksikan tambahan ni’mat yang
didapat seseorang maka dadanya terasa sesak.
Sehingga sikap hasud ini menjadi penyebab seseorang
meremehkan ni’mat yang ada, yang telah Allah berikan
kepadanya. Karena orang yang hasud itu berpandangan bahwa
53
dirinya tidak diberi ni’mat oleh Allah Swt. Ia tidak menyukai apa
yang telah Allah takdirkan kepada sesorang. Ia tidak nyaman
dengan ni’mat yang Allah berikan kepada orang lain yang berarti
ia tidak suka dengan apa yang telah Allah takdirkan kepadanya dan
itu berarti menentang takdir Allah.
Karena terlalu sering memikirkan ni’mat yang ada pada
orang lain, sehingga menjadikan orang yang hasud ini tidak pernah
berdoa meminta karunia kepada Allah Swt. Padahal Allah Swt
berfirman: “Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah Swt kepada sebahagian kamu... (sampai firman
Allah) dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-
Nisa: 32)
Selanjutnya, perbuatan hasud ini akan melahap kebaikan
seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw, “jauhilah olehmu sekalian perbuatan
hasud (dengki) karena sesungguhnya perbuatan hasud itu akan
menghabiskan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan/
menghabiskan kayu bakar. (HR. Abu Daud). Kenapa demikian?
Karena biasanya orang yang hasud itu akan menjelek-jelekkan
orang yang tidak disukainya itu dan berusaha agar orang lain
membencinya dan merendahkan martabatnya. Sehingga orang
yang di dengki itu akan terus di dzalimi, dan bagi orang yang
didzalimi, ia mempunyai hak di akhirat nanti untuk mengambil
kebaikan-kebaikan orang yang mendengki atau menzhaliminya
tersebut. Jika kebaikan-kebaikan atau pahala pahala yang telah
diperbuat selama di dunia habis, maka dosa orang-orang yang
didzalimi, dihasud dan lain sebagainya akan dikurangi dan
diberikan kepada orang-orang yang telah berlaku dzalim
kepadanya pada saat di dunia.
Ringkasnya, sifat hasud ini adalah merupakan akhlak yang
tercela. Bisanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai profesi
yang sama. Pedangang dengan pedangang, karyawan dengan
karyawan, tetangga dengan tetangga, anak dengan anak.
Sebagaimana contoh nabi Yusuf AS.
Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub AS, saudaranya
berjumlah sebelas orang. Sejak kecil Yusuf telah menunjukkan
sikap yang terpuji, ia anak yang taat dan patuh kepada orang
54
tuanya. Oleh karena itu, ayahnya lebih menyayangi Yusuf dari
pada saudaranya yang lain sehingga menyebabkan iri saudaranya
dan timbullah niat jahat di hati mereka. Saudara-saudaranya ingin
membuang dan membunuh Yusuf, pada suatu hari mereka berkata
kepada Ayahnya, kami akan mengajak Yusuf bermain dan berburu
tetapi Ayahnya melarang. Percayalah Ayah, kami akan menjaga
Yusuf dan dengan senang hati Yusuf mau mengikuti saudara-
saudaranya ke hutan. Saudara-saudaranya sepakat untuk
membunuh Yusuf, akan tetapi ada yang mengusulkan supaya
Yusuf dibuang saja ke dalam sumur.Akhirnya, Yusuf dimasukkan
ke dalam sumur. Allah SWT melindungi Yusuf di dalam sumur itu
dan ia ditolong oleh rombongan kafilah yang sedang menimba air.
Yusuf kemudian dijual kepada seorang menteri di Kerajaan Mesir.
Hasud juga merupakan dosa pertama yang muncul di muka
bumi ini. Yaitu dosanya Qobil yang hasud kepada saudaranya
sendiri Habil. Ketika Qabil tetap berkeras kepala tidak mau
menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya dikawinkan
dengan adik kembarnya sendiri yaitu Iqlima maka Nabi Adam
menyerahkan permasalahan ini kepada Allah Swt. Caranya,
masing-masing membawa korban yang diserahkan kepada Allah
Swt dan barang siapa yang diterima korbannya maka ia berhak
menentukan pilihan jodohnya. Qabil dan Habil menerima baik
jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh ayahnya itu.
Habil membawa peliharaan ternak yang terbaik sedangkan
Qabil datang dengan sekarung gandum yang rusak dan busuk.
Kemudian korban itu diletakkan diatas bukit dan keduanya pergi
untuk menyaksikan dari jauh. Kemudian terlihat api besar turun
dari langit menyambar binatang ternak kepunyaan Habil
sedangkan gandum milik Qabil tidak tersentuh sedikit pun oleh
Api. Maka keluarlah habi sebagai pemenang dan mendapatkan
keutamaan untuk memilih siapakah diantara kedua gadis
saudaranya itu yang akan dipersandingkan menjadi isteri.
Kemudian dengan sifat hasud yang dimiliki Qobil maka Qobil
menaruh dendam terhadap Habil, yang berujung kepada
pembunuhan yang merupakan pembunuhan manusia pertama di
muka bumi ini.
Dan hasud ini adalah dosa pertama yang dilakukan oleh
Iblis ketika enggan bersujud kepada Adam. Mengapa Iblis tidak
55
mau bersujud kepada Adam? Karena ketidakmauan Iblis untuk
bersujud kepada Adam ‘alaihissalam adalah karena dengki, hasud
dan takabur. Hal ini jelas dari firman Allah ketika Allah bertanya
kepada Iblis: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis Menjawab
“Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang
dia Engkau ciptakan dia dari tanah”.(QS. Al-A’raf 13).
Bagaimana cara menghindari sifat hasud ini:
Yang pertama; hendaklah kita memahami dengan benar
konsep takdir menurut syari’at Islam, sehingga kita faham kalau
segala kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak lepas dari
ketentuan takdir Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak
timbul dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap orang lain,
karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan takdir Allah. Yang
kedua dengan meyakini dengan benar bahwa semua kenikmatan
tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada setiap orang
sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak semua
kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik
untuknya. Yang ketiga, hendaklah kita membersihkan hati dengan
berusaha mengamalkan seluruh syari’at Islam.Memandang dunia
dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah
dengan cepat dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat.
Demikian juga memandang tujuan akhir kehidupannya adalah
akherat yang kekal abadi. Yang keempat, hendaklah selalu
mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia dan
akheratnya.Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban
mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa panas melihat
saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan
dunia.Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim
dan mencari teman baik yang mengingatkan dan
menasehatinya.Selalu mengingat kematian dan pembalasan Allah
atas kedzoliman dan kerusakan yang ditumbulkan hasad
tersebut.Mengingat keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap
nikmat yang Allah anugrahi kepada orang lain serta kewajiban
bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab
semua ini akan menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat
qana’ah dan kaya diri ini yang akan membawanya kepada sifat
iffah dan takwa.
56
HIJRAH
Pada bulan Muharrom, ada peristiwa besar dalam sejarah
umat Islam, yaitu peristiwa hijrahnya Nabi dan kaum muslimin
secara besar-besaran dari kota Mekkah ke kota Madinah.
Sebagai peristiwa sejarah, barangkali hijrah hanya terjadi
sekali. Tapi hijrah sebagai strategi, sebagai taktik dari sebuah
gerakan akan terus diperlakukan dalam konteks ruang dan waktu
yang berbeda-beda. Karena itu, nilai yang terkandung di dalam
peristiwa Hijrah tetap relevan untuk dijadikan referensi kehidupan.
Lalu nilai apa yang dikandung dalam peristiwa hijrah?
Banyak hikmah yang bisa di petik dari hijrah. Betapa Nabi
Saw dan para sahabat rela meninggalkan kampung halaman tempat
lahir dan dibesarkan. Seluruh keluarga yang berbeda akidah
melambaikan tangan. Mengucapkan selamat bepisah. Berangkat
mengarungi lautan pasir yang terhampar sejauh 400 Km. Kalau
siang panasnya membakar kulit, kalau malam dinginnya menusuk
ke tulang sum-sum.
Kenapa mereka mau? Apa sebenarnya yang mereka cari? Apa
sebenarnya yang merekaperjuangkan?
Jawabannya adalah IMAN. Karena iman mereka tinggalkan
kampung halaman. Karena iman mereka tinggalkan harta benda.
Karena iman mereka rela berpisah dengan keluarganya yang
berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan
ketenangan bathin. Kalau bathin bahagia penderitaan badan tidak
terasa. Itulah kenapa gurun pasir jadi terasa indah, terik matahari
tampak bagai pantulan sinar purnama, yang jauh terasa dekat, yang
lemah jadi kuat, yang taku jadi berani. Perjalanan Mekkah-
Madinah mereka tempuh dengan berbekal keimanan.
Oleh karena itu, memasuki tahun hijriyah ini harus dengan
semangat meningkatkan keimanan sebagaimana latar belakang
historis dan sosiologis dari peristiwa hijrah dahulu.
Seorang bijak pernah berkata, “dengan ilmu hidup menjadi
mudah dan dengan iman hidup jadi terarah”.
Kita yang hidup di zaman iptek ini merasakan hidup jadi
mudah. Apa yang terjadi di Amerika bisa kita lihat hari ini juga di
rumah kita. Hujan sudah bisa dibikin, kekuarangan air bisa diatasi
dengan penyulingan air laut, kekurangan lahan bisa dipenuhi
57
dengan merombak tanah gersang seperti yang dilakukan di negara
teluk. Karena ilmu hidup jadi mudah.
Selanjutnya, iman membuat hidup jadi terarah. Manusia tidak
Cuma diberi otak saja tapi juga hati. Kita memang perlu
tekhnologi, tapi itu bukan segala-galanya yang bisa menjamin
kesejahteraan hidup kita. Tanpa bimbinan hati yang berbalut nilai-
nilai keimanan, otak dan ilmu malah akan berkembang liar dan
reduktif terhadap kesejahteraan manusia.
Iman harus kita miliki guna mengendalikan hawa nafsu. Beda
dengan malaikat yang Cuma diberi akal tapi tidak diberi nafsu.
Karena itu malaikat bukan makhluk pejuang, makanya kalau
malaikat tidak berbuat dosa, pantas. Sebaliknya, binatang Cuma
diberi nafsu dan tidak diberi akal, maka kalu tiap hari berbuat
salah, wajar. Manusia berada ditengah-tengahnya, punya akal juga
punya nafsu. Kalau akal sehat kita yang menang, maka kita naik
ke derajat malaikat, dan kalau nafsu mengendalikan kita, jatuhla
kita ke tataran binantang. Bahkan mungkin lebih rendah, lebih
ganas dan lebih brutal dari binantang.
Makin tinggi status sosial, makin tinggi kwalitas keimanan
makin besar godaan hawa nafsunya. Iblis yang datang merongrong
para kyai, para asatidz, para pimpinan dan pejabat, tentunya para
iblis kelas kakap.
Orang yang tidak melengkapi dirinya dengan iman ibarat ikan
mati. Ia sangat bergantung pada keadaan. Digaramin ya ikut asin.
Lainhalnya denganikan hidup, meski ia berada dalam laut yang
asin ia tidak ikut asin.
Jadi hikmah yang pertama dari peristiwa hijrah ialah bahwa
hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Hikmah
yang kedua yang harus dipahami ialah bahwa hijrah merupakan
perjalanan ukhuwah. Kita bisa simak bagaimana orang-orang
madinah menyambut orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian
mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan pada
suatu keyakinan bahwa manusia berasal dari Nabi Adam dan Nabi
Adam diciptakan dari tanah. Tak ada yang melebihi seorang dari
lainnya kecuali karena taqwanya. Biar keturunan Arab, lahir
disamping ka’bah tapi kalau kafir, maka neraka tempatnya.
Obyektivitas, itulah nilai yang melandasi ukhuwah mereka.
58
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang
pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini
melaikan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw.
Mudah-mudahan dengan memasuki tahun baru hijriyah ini,
kita semakin semangat dalam meningkatkan keimanan, ukhuwah
dan kebersamaan sebagai media untuk menjaga keseimbangan
lahir dan bathin, hati dan otak, dunia dan akhirat. Amin YRA.
59
HAJI
Beberapa hari belakangan ini, kita menyaksikan bersama
persiapan dan pemberangkatan para calon jama’ah haji ketanah
suci. Kita rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi
wajah mereka dan sejuta harapan telah tertanam dalam di lubuk
hati mereka, manakala saudara-saudara kita tadi meninggalkan
kampung halamannya terbang menuju kiblat umat Islam sedunia,
memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu
agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam.
Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta hikmah.
Karena itu haji merupakan tiang kelima dari lima pilar utama
dalam Islam.
Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan
pada kekuatan badan seperti sholat atau puasa. Ada ibadah
qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh hati semisal
niat dan dzikir khofi, dan ada ibadah maliyah, dimana harta
menjadi faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah
tersebut, umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.
Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya.
Haji adalah titik kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan
maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut melaksanakan, hati ikut
berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa di cerai beraikan.
Ini adalah keistimewaan ibadah haji yang pertama.
Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah
haji ini terikat pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-
ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya, bisa dilakukan
dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat
pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja
boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat
tertentu dan musim tertentu saja.
Oleh karena keistimewaan itulah Nabi Muhammad Saw
pernah bersabda:
ن ة ال ج ل ه ال ج ز اءا ل ل ي ب ر و ر الح ج ال م
60
“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt)
kecuali surga” (HR. Bukhari Muslim)
Di dalam hadits lain juga disebutkan:
أ ل س الله إ ن و ف د ال ع م ار إ الح ج اج و ي ب واو د ع و اأ ج واأ ع ط و او إ ن ل ف أ ن ف ق واأ خ ن ل ه م
“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh
adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi.
Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka
berbenlanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”
Adapun keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan
kongres Internasional Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan
ummat Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai negara dan
benua.
Sedangkan keistimewaan yang kempat, ibadah haji
merupakan napak tilas dari sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka
dari itu sudah menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk
mengunjungi Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits
mengatakan:
ز ار ان يح يا أ نم ا ز ر ان يف ك ج ف ان يو م ن ي ز و ر ن يف ق د ح ج و لم م ن
“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia
telah mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati,
maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.
Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam
al-Ghazali) adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan
menuju akhirat untuk bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur
kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga
dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika
sakarotul maut. Seperti hadits Nabi yang berbunyi:
ل ه أ ه ب ع ه ي ت د ا إ ث ن انو ي ب ق ىم ع ه و اح ع ف ي رج ث ة ث ل ي ت ال م ع م ل ه ي ت ب ع م ال ه و و م ال ه و ي ب ق ىع م ل ه ل ه و ع أ ه ف ي ر ج
“Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya,
yaitu: keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kemvali dan
yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah
61
keluarga dan hartanya sedangkan yang tinggal bersamanya adalah
amalnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk
perjalanan seolah-olah menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika
mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh atau ada
kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka
perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak
rintangan seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur.
Ketika menggenakan pakaian ihrom yang serba putih, maka itu
merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati yang di
balut dengan kain kafan. Ketika sa’i antara shafa dan marwah, itu
menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar
ketika diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana
yang lebih berat dari keduanya itu, apakah kebaikannya atau
keburukannya. Ketika thawaf seolah-olah manusia dibangkitkan
dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan ketika di padang
Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS
sampai manusia yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak
dikumpulkan di padang mahsyar.
Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran
primer seseorang; yaitu dari mana kita datang, dimana kita
sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat kita merenung
dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat itu,
disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.
Bagaimana dengan kita yang tidak melaksanakan ibadah
haji?. Alhamdulillah kita sekarang sudah memasuki bulan
dzulhijjah. Diantara nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya adalah
bahwa Dia menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka
memperbanyak amal shalih dan meraih banyak pahala dan
kebaikan. Di antara musim kebaikan itu adalah sepuluh hari
pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan Dzulhijjah. Ibnu Rajab
mengatakan: “ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya karena
beberapa sebab, diantaranya karena keutamaan tempat seperti
ibadah di tanah haram, karena dilipatgandakan paha shalat di
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga karena kemuliaan waktu
seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah.”
Rasulullah Saw bersabda:
62
ي ع م الأ ي ام ه ذ ه م ن الله إ ل ى أ ح ب ف ي ه ا الص ا لح الع م ل أ ي ام م ن .ن ا الع شر يقالوايارسولاللهولالجهاد فيسبيلالله قالولالجهاد فيسبيلاللهإلرجل
ء)رواهالبخاري(. م نذلكب ش ي ع ي ر ج بنفسهومال ه فلم خ ر ج “Tidak ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai
selain dari pada hari-hari yang sepuluh ini”. Para shahabat
bertanya: “ sekalipun dari jihad fi sabilillah wahai Rasulullah?
Rasulullah menjawab: sekalipun dari jihad fisabilillah dengan
harta dan jiwanya, ia tidak membawa kembali sedikitpun darinya”
(HR. Bukhari).
Ibnu hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab
diistimewakannya sepuluh hari awal Dzulhijjah karena
berhimpunnya beberapa ibadah besar yang tidak ada pada hari-hari
yang lainnya, yakni sholat iedul adha, puasa hari arafah, ibadah
kurban dan haji”.
Puasa hari Arafah atau puasa pada hari kesembilan bulan
dzulhijjah adalah puasa yang paling utama dalam setahun sesudah
puasa Ramadhan. Dan berpuasa pada hari itu akan menebus dosa
selama dua tahun. Semoga Allah memberikan keberkahan dan
taufik-Nya kepada kita untuk melakukan amal-amal shalih di awal
bulan Dzulhijjah nanti, amin.
63
PUASA
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada
tujuan dan mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia,
Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah
memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah
memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah swt
memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah
agar kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183
Surat al-Baqaroh Allah berfirman :
ق ب ل م ن ع ل ىال ذ ين ك ت ب ك م ا ي ام ع ل ي ك م الص ك ت ب آم ن وا ي اأ ي ه اال ذ ين ل ع ل ك م ك م ت ت ق ون
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Puasa Ramadhan melatih agar kita menjadi orang-orang
yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita benar-benar
menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita
melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita setelah
kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan kita
di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam
ketakwaan kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati
bulan suci Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.
Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat diartikan dari huruf-huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw dan
Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :
1. “Ta”=Tawadhu, rendah hati. Apakah setelah Ramadhan
hati kita menjadi semakin tawadhu atau tidak. Tidak cepat marah,
emosi, dan sabar dalam menjalani permasalahan dalam hidup ini.
Rasulullah Saw pernah memberikan contoh kepada kita. Ketika
Abu Jahal sudah kehabisan jalan dan cara untuk menyakiti Rasul,
akhirnya ia menyewa orang yang tugasnya adalah meludahi Rasul
setiap kali bertemu dengannya di jalanan. Dikala beliau diludahi
beliau tersenyum. Hal ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai
64
suatu hari beliau lewat di tempat itu dan tidak ada lagi yang
meludahinya. Lantas Rasulullah saw mencari dan bertanya kepada
seseorang. Biasanya kalau saya lewat sini saya diludahi oleh
seseorang, sekarang dimana dia? Dijawab: oh .. ia sedang sakit
demam panas wahai Rasulullah. Mendengar berita itu Rasulullah
saw langsung pulang ke rumah untuk mengambil makanan berupa
roti dan kurma, beliau lalu bergegas menjenguk orang yang sedang
sakit itu, sekalipun yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti
beliau. Sesampai beliau dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan
mengucapkan salam, lalu Rasulullah masuk, apa yang terjadi,
orang yang menyakiti Rasulullah saw berkata: ya Muhammad
bukan main akhlaqmu, tiap hari engkau lewat, tiap hari saya ludahi,
saya sakiti hatimu, tapi dikala saya sakit belum ada teman dekat
seorangpun yang datang menjenguk saya, engkau malah datang
lebih dahulu. Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka
mulai saat ini saksikanlah wahai muhammd saya memeluk
agamamu.
Huruf Taqwa yang kedua adalah :
2. “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Saat
kita berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya ingin kita
makan dan minum. Tetapi ketika waktu buka puasa datang,
sesuaikah yang kita makan dan minum dengan keinginan tadi
siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah terasa segarnya.
Apakah Ramadhan kemarin telah melatih kita sifat Qona’ah?
Huruf Taqwa yang ketiga adalah :
3. “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan yang halal
dan subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang haram.
Nabi pernah melarang untuk mengembalakan kambing dipinggir
ladang kita yang dekat dengan ladang kepunyaan orang lain,
dikhawatirkan kambing itu masuk kedalam ladang orang lain dan
memakan rumputnya. Ini adalah sifat wara’ (hati-hati) dengan
meninggalkan sebagian yang halal (yaitu ladang kita) agar tidak
terjerumus kedalam yang haram atau yang shubhat.
Banyak sekali kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini.
Seperti ayahnya Imam al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang
petani selama berbulan-bulan, bertahun-tahun hanya sekedar
diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan padahal apel
tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah
65
membeli satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan
semut mati ada di dalam kantong kresek kurma tersebut dan
kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan
semut mati itu. Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati
tersebut. Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau memakan sesuatu
yang dibawa oleh pelayannya. Saat itu Abu Bakar sedang terburu-
buru sehingga tidak menanyakan asal muasal makanan. Setelah
selesai Abu Bakar bertanya, dari mana makanan ini. Maka
pelayannya menjawab: Ketika saya belum masuk Islam saya
pernah meramal seseorang, sedang saya tidak pandai meramal.
Namun saya berhasil menipunya. Maka orang itupun memberikan
makanan itu kepadaku sebagai upah dari ramalanku, dan makanan
itulah yang engkau makan. Mendengar hal tersebut, Abu Bakar
lantas memasukkan tangannya ke mulutnya dan memuntahkan
makanan yang telah berada di dalam perutnya. Abu Bakar berkata;
“Andai saja makanan itu tidak keluar kecuali bersamaan dengan
keluarnya ruhku, niscaya aku tetap akan mengeluarkannya. Ya
Allah, ampunilah aku terhadap hal buruk yang terbawa bersama
aliran darah dan telah mengotori ususku ini.”.
Mereka semua adalah tauladan kita. Mereka keluarkan
sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam tubuh mereka
secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja
mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
keluarga, anak dan istri kita. (wal ‘iyadzubillah)
Huruf yang terakhir dari Takwa adalah “Ya"
4. “Ya”yaitu Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan
memiliki keyakinan yang kuat terutama keyakinan kepada Alllah
Swt. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul sugesti
untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya, sehingga
menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang
tahu kalau kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan Allah, hal
tersebut didasari karena kita yakin bahwa Allah itu ada dan hanya
Allah yang akan membalas ibadah puasa kita. Maka dari itu setelah
Ramadhan ini kita harus selalu melibatkan Allah didalam aktivitas
dan keluh kesah kita, karena kita yakin bahwa Allah selalu menilai
dan mengabulkan permohonan hamba-hambanya.
Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang
umur sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan
66
di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan
yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan
nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal
kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya
kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang telah kita kerjakan
dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan yang lalu
diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt dan
semoga Allah memberikan kekuatan kepada kami agar dapat
melakukan ibadah puasa sunnah 6 hari di bulan syawal ini. Amin
amin ya rabbal alamin.
67
BUIH DI LAUTAN
Allah Swt di dalam al-Qur'an banyak memberikan penjelasan
tentang kehancuran suatu bangsa atau suatu peradaban. Penjelasan
ini sangat penting bagi kita agar bisa dijadikan pelajaran sehingga
tidak mengulang kembali tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
ummat-ummat terdahulu. Allah Swt berfirman:
و الأ ر الس م اء اتم ن ب ر ك ن اع ل ي ه م ال ق ر ىآم ن واو ات ق و ال ف ت ح أ ه ل أ ن و ل ك ن و ل و ض ب ون ك ان واي ك س ن اه م ب م ا ب واف أ خ ذ ك ذ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. 7:96)
ف ر ح إ ذ ا ت ى ح ء ش ى ك ل أ ب و اب ع ل ي ه م ن ا ف ت ح ب ه م اذ ك ر وا ن س وا ب م آأ وت واوف ل م ا ان اه مب غ ت ة ف إ ذ اه مم ب ل س ون أ خ ذ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-
pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa. (QS. 6:44)
ع ل ي ه اال ق ر ي ة أ م ر ن ام ت ر ف يه اف ف س ق واف يه اف ح ق ل ك ن ه م ر ن اه او إ ذ اأ ر د ن اأ ن ف د ق و ل ير ا م ت د
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka
Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
Ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan kehancuran suatu
negeri itu bercerita bahwa kehancuran suatu kaum berhubungan
dengan beberapa hal. Yang pertama, sikap kaum yang melupakan
peringatan Allah Swt, sehingga mereka lupa diri dan hidupnya
68
dihabiskan untuk mencari kesenangan demi kesenangan. Yang
kedua, Apabila di dalam suatu peradaban sudah tampak dominan
adanya para pembesar, elite-elite pemimpin, tokoh masyarakat,
orang-orang kaya yang bergaya hidup mewah maka itu pertanda
kehancuran peradaban itu sudah dekat.
Contohnya, kaum 'Ad, yang telah dihancurkan oleh Allah
Swt karena takabbur, merasa paling berkuasa dan kuat. Begitu juga
kehancuran menimpa Fir'aun, Namrudz, dan sebagainya. Sejarah
juga mencatat, bagaimana peradaban Islam di Spanyol yang sudah
bertahan selama 800 tahun dapat dimusnahkan dari bumi Spanyol.
Begitu juga runtuhnya kerajaan Turki Utsmani disebabkan salah
satunya banyak mendapatkan harta melimpah dari upeti, pajak dari
wilayah-wilayah yang sudah sangat luas cakupannya, sehingga
membuat kalangan elite politik Turki Utsmani hidup dalam
kemewahan, merosot moralitasnya yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang Negara. Begitu juga sejarah
jatuhnya Palestina ke tangan Zionis Yahudi seharusnya menjadi
pelajaran bagi kaum Muslimin. Bagaimana suatu kaum minoritas
dari segi jumlah dapat mengalahkan kaum Muslimin yang
jumlahnya sangat banyak. Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:
الله ث و ب ان م و ل ىر س ول أ ع ن ك :ي وش اع ىع ل ي ك م ص ل ىاللهع ل يهوس ل م،ق ال ن ت د و ل ك ن ه غ ؟ل ، ق ل ة م ن ق يل : : ق ال اع ىال ق و م ع ل ىق ص ع ت ه م ت د ك م ا ث اء الأ م م
ق م ن ،و ي ن ز ع الر ع ب ف يق ل وب ك م ع ل ال و ه ن ،ي ج ،ل ح ب ك م ل الس ي ل ع د و ك م وب .ر و اه أ ب ود او د ي ت ك م ف يال م و ت ن ي او ك ر اه الد
Akan datang suatu masa, bangsa bangsa (selain Islam)
bersatu untuk mengalahkan (memperebutkan) kamu, mereka
(ibarat orang-orang rakus) yang berkeremun saling berebut
makanan di sekitar mereka. Ada yang bertanya, wahai Rasulullah
apakah karena jumlah kami (kaum muslimin) sedikit? Rasulullah
menjawab, ‘Bukan’, (bahkan kamu pada waktu itu adalah
golongan mayoritas tetapi kualitasmu) bagaikan buih di lautan.
Bagai buih dilautan. Sungguh ironis, banyak tapi tidak punya daya.
Dipermainkan oleh gelombang. Dihempaskan kekiri dan kekanan.
Hanyut dalam arus bukan menciptakan arus. Bukan membentuk
mode tapi mengikuti mode. Kenapa bisa demikian, Rasulullah
69
melanjutkan haditsnya : karena ummat Islam terjangkit dua hal;
yang pertama adalah karena mereka (terlalu) mengagungkan dunia
dan yang kedua adalah karena mereka sangat benci kepada
kematian. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
لهصلىاللهعليهوسلمإذاع عنأبيهريرةرضياللهعنهقالقالرسولال ظ م ت
والن ه ي بالم ع ر وف الأ م ر ت ر ك ت وإذا ي ب ة الإ س لم ن هاه م ن ز ع ت ن يا ع ن أ م ت يالد ع ي ن الله م ن أ م ت يس ق ط ت وإذات ساب ت ب ر ك ة الو ح ي المن ك ر ح ر م ت
Artinya: “Apabila ummatku sudah mengagungkan dunia
maka akan dicabutlah kehebatan Islam, dan apabila mereka
meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar (meninggalkan
da'wah), maka akan diharamkan keberkahan wahyu, dan apabila
ummatku (sudah) saling caki maki (saling menghujat/ berperang/
membunuh dsb), maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah
Swt.
Contohnya di syiria, kaum muslimin salin membunuh
diantara mereka. Di Indonesia juga terdapat cikal bakal yang justru
datangnya dari dunia pendidikan. banyak terjadi tawuran, saling
menghina, sampai saling membunuh yang dilakukan oleh orang
Islam kepada orang Islam juga. Kampus yang merupakan tempat
dilahirkannya para intelektual, yang seharusnya menjunjung nilai-
nilai kemanusiaan yang tinggi dan jauh dari anarkisme tak luput
dari tindakan anarkis. Intelektual yang mestinya mengedepankan
argumentasi dengan nalar logis dalam menyelesaikan persoalan
seolah melupakan etika akademik yang menjadi bagian kehidupan
kampus atau lembaga pendidikan lainnya.
Peradaban yang terbaik adalah peradaban yang dibangun dan
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Bagaimana Rasulullah Saw
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar dalam ikatan
keimanan. Yang dari situlah muncul rasa cinta dan kasih sayang
diantara mereka, seperti bahan bangunan yang saling melengkapi,
seperti anggota tubuh, jika sakit salah satu anggotanya maka akan
merasakan sakit anggota tubuh yang lain. Muslim itu adalah
saudara muslim lainnya. Setiap Muslim haram ditumpahkan
darahnya, dihilangkan harta bendanya dan dijatuhkan
kehormatannya.
70
ل م ل م أ خ وال م س و ان اال م س إ خ الل ه ل ...و ك ون واع ب اد ح ر امك ل ال م س ل م ع ل ىال م س م د م ه و م ال ه و ع ر ض ه
Mudah-mudahan generasi kaum muslimin kedepan dapat
melahirkan generasi baru yang "ruhamaau bainahum", yang tidak
menjadikan dunia ada dalam hati mereka, dan selalu merindukan
masuk surga untuk bertemu Allah Swt. Amin.
71
RASULULLAH WAFAT
Pada bulan Robiul Awal biasanya kaum Muslimin
memperingati maulid/ kelahiran Nabi Muhammad Saw, yang
gunanya adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang
kehidupan Rasulullah Saw, sehingga bertambah iman kita,
bertambah mahabbah/ kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. Dan
dibulan Robiul Awal ini juga, Rasulullah Saw wafat, menghadap
penciptanya, Allah Swt.
Disamping kelahirannya kita juga harus mengetahui
menjelang wafatnya Rasulullah Saw. Kenapa demikian? Karena
dengan mengetahuinya, mempelajarinya akan menambah
wawasan kita, betapa besar kecintaan Rasulullah Saw kepada kita,
kaum muslimin selaku ummatnya.
Tiga bulan menjelang wafatnya Rasulullah Saw, kala itu
Rasulullah Saw sedang khutbah wukuf di padang Arafah, turunlah
ayat ;
ل ك م الإ س ل ي ت و ر ض ت ي ع ل ي ك م ن ع م ل ك م د ي ن ك م و ا ت م م ت م ل ت م د ي ن ا.ا ل ي و م أ ك “Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu
dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatmu dan telah aku ridhoi
Islam menjadi agama bagi mu”
Beberapa shahabat merasakan bahwa Rasulullah saw akan
wafat tidak lama setelah turunnya ayat tsb.
Pada hari minggu tepatnya tanggal 4 rabiul awal, yaitu
delapan hari sebelum Rasulullah saw wafat, beliau pergi berziarah
ke maqam baqi dan mendoakan ahli Baqi. Sekembalinya dari
Maqam Baqi, Nabi mulai merasakan pusing dikepalanya. penyakit
itu adalah penyakit yang pertama, yang dirasakan sebelum
Rasulullah Saw meninggal dunia.
Kemudian pada tanggal 7 rabiul awal, Nabi merasakan sakit
yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya. Sampai-sampai
Nabi dirawat dan ditunggui oleh istrinya Aisha binti Abi Bakr Ash-
Shiddiq, kemudian Ali bin Abi tholib dan Abbas bin Abi
Muthallib.
Walaupun dalam kondisi sakit, Nabi tetap memaksakan
untuk berkhutbah jum'at pada tanggal 8 Rabiul Awal, yaitu empat
hari sebelum wafat. Pada khutbah kala itu, dihadapan kaum
72
muslimin, Rasulullah Saw bersabda: “wahai kaum muslimin, ada
seseorang yang ditawari dunia beserta isinya dan kemudian orang
itu ditawari surga untuk bertemu Allah swt, maka orang itu
memilih bertemu allah swt”.
Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan
teman Nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud
itu adalah Rasulullah Saw, maka Abu Bakar-pun menangis
seketika.
Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi
Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi
memerintahkan Abu Bakr Shiddiq melalui Aisha binti Abi Bakr
untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba bakr falyusolli
finnaas”.
Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul
awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya kepada kaum muslimin.
Pagi hari tanggal 12 rabiul awal, ketika itu abu bakar sedang
mengimami sholat subuh berjama’ah bersama para sahabat, Nabi
melihat mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya dan Nabi
tersenyum melihat hal itu, Nabi sedang mengenang perjuangannya
selama berpuluh-puluh tahun, Nabi sedang mengenang perjalanan
dakwahnya menyebarkan agama tauhid, mengajak manusia dari
menyembah berhala kepada menyembah Allah, dan saat itu adalah
saat yang terakhir para sahabat melihat Rasulullah.
Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar Nabi, kemudian
Nabi menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah
Abdurrahman bin abu bakr, saudaranya aisha dengan membawa
siwak, dan nabi menggunakan siwak itu, sambil berkata “assolah
assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk
menjaga shalat dan tidak meninggalkannya.
Allah lantas memerintahkan Malaikat Izroil agar turun
menemui Rasulullah Saw dengan berpakaian sebaik-baiknya.
Kemudian memerintahkan malaikat maut itu agar mencabut nyawa
Rasulullah Saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah Saw
menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk, tetapi jika
Rasulullah Saw tidak mengizinkannya, hendaklah ia kembali.
Maka turunlah Malaikat maut untuk menunaikan perintah
Allah Swt. Sesampainya di depan pintu kediaman Rasulullah Saw,
malaikat maut berkata: "Assalamualaikum wahai ahli rumah
73
kenabian, sumber wahyu dan risalah. "Fathimah pun keluar
menemuinya dan berkata: "Wahai hamba Allah, Rasulullah Saw
dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat maut itu memberi salam
lagi: "Assalamualaikum, bolehkah saya masuk". Rasulullah Saw
mendengar suara Malaikat tersebut, lalu ia bertanya kepada
puterinya Fathimah. Lantas Rasulullah Saw bersabda: "Tahukah
kamu siapa dia, wahai fathimah!. Dia adalah malaikat maut yang
memusnahkan semua kenikmatan, yang memutuskan segala nafsu
syahwat, yang memisahkan pertemuan, yang menghabiskan semua
(penghuni) rumah, dan yang meramaikan kuburan."
Lalu Rasulullah Saw mempersilahkan malaikat maut untuk
masuk. Rasulullah Saw bertanya:"wahai malaikat maut, dimana
engkau tinggalkan Jibril?" saya tinggalkan Jibril di langit dunia."
Jawab malaikat maut. Baru saja selesai bicara, tiba-tiba Jibril
datang lalu duduk di samping Rasulullah Saw. Beliau berkata:
"Bahwa semua pintu-pintu (surga) telah terbuka dan para malaikat
sudah berbaris menanti kehadiran Ruh-Mu di langit. Rasulullah
Saw berkata: "Alhamdulillah wahai Jibril, sekarang berilah aku
kabar gembira (terlebih dahulu) mengenai umatku kelak nanti di
hari kiamat"!. Yang dipikirkan oleh Nabi bukan hartanya,
keluarganya, tetapi ummatnya. Lantas Jibril menjawab: "Aku
beritahukan kepadamu wahai Rasulullah Saw, bahwa
sesungguhnya Allah swt telah berfirman: "Sesungguhnya sudah
Aku larang semua Nabi masuk ke dalam surga sebelum engkau
memasuki lebih dulu dan Aku larang semua ummat sebelum
ummatmu masuk surga lebih dahulu."
Dengan tersenyum Rasulullah Saw berkata: "Sekarang
tenang hatiku dan hilang kekhawatiranku". 'wahai malaikat maut,
mendekatlah kepadaku". Akhirnya malaikat maut pun mendekati
Rasulullah Saw dan mulai mencabut ruh Rasulullah Saw. Ketika
sampai perut, beliau berkata: "wahai malaikat Jibril, alangkah
sakitnya rasa sakaratul maut ini". Ketika ruh Nabi sampai di dada,
beliau berwasiat kepada para shahabat: "Aku berwasiat kepada
kalian, agar kalian memelihara sholat dan apa-apa yang menjadi
tanggungjawabmu" sampai perkataan beliau putus.
Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling
bahagia kecuali hari datangnya Nabi Muhammad saw ke Madinah,
74
dan tidak ada hari yang paling sedih kecuali hari wafatnya Nabi
saw.
Rasulullah sangat sayang kepada umatnya. Ketika umat Nabi
Nuh diadzab, mereka ditenggelamkan oleh tsunamiyang dahsyat.
Kaum Nabi luth ketika diadzab, pemukiman mereka diangkat
kelangit lalu dibalikkan dan dilemparkan ke bumi. Tidak demikian
dengan ummat Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw di tawari
para malaikat agar penduduk thaif dimusnahkan karena telah
menimpuki Nabi dengan batu sehingga Nabi terluka. Nabi malah
berdoa: "Ya Allah berilah mereka hidayah, karena mereka belum
tahu".
Rasulullah sangat cinta kepada ummatnya. Maka sudah
semestinya kita harus mencintai Rasulullah. Bagaimana cara
mencintai beliau?. Salah satunya adalah dengan membaca dan
mempelajari sejarah beliau lalu meneladaninya. Karena tidak
mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia benar benar
mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita
membaca sejarahnya maka semakin bertambah kecintaan kita
kepada Rasulullah Saw. Kalau kita mengaku cinta kepada
Rasulullah Saw mari kita intropeksi diri, sudahkah kita membaca
dan mempelajari siroh Rasulullah Saw. Ada maqolah mengatakan:
ه ش خ ص اق ل د أ ح ب م ن Barangsiapa cinta kepada seseorang maka ia akan
mengikutinya
ث ر ف ل ي ك الن اس ر ه إ ذ اا ح ب ذ ك م ن
Jika seorang cinta kepada seorang maka ia akan sering
menyebutnya (baik dilisan, di hati).
Banyak menyebut Rasulullah berarti banyak membaca
shalawat kepada Rasulullah Saw. Ada beberapa manfaaat
mengucapkan Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw:
1. Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah
Swt, sebab Allah berfirman :
أ م ن و اص ل و اع اال ذ ي ن ع ل ىالن ب ي,ي اأ ي ه ت ه ي ص ل و ن م ل ئ ك الله و س ل م و اإ ن و ل ي ه ا ل ي م ت س
75
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga dikatakan :
ف ل م ي ص ل ع ل ى ه ع ن د ذ ك ر ت ي ل م ن الب خ Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku
disebut, dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.
2. Terkabulnya do’a jika didahului dengan shalawat atas
Rasulullah Saw sebagaimana hadits:
ص ل ىالله ع ل ي ه و ل م س ك ل د ع اءم ح ج و بح ت ىي ص ل ىع ل ىال ن ب ى
Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat
kepada Nabi Saw
3. Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bagi yang bershalawat
sekali untuk Nabi.
ر ا ص ل ىع ل ي ص ل ة ،ص ل ىالله ع ل ي ه ب ه اع ش م ن
Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan
memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali
Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari
malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari
orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Mudah-mudahan dengan membaca shalawat kita dicatat
sebagai orang yang taat mengejarkan yang di perintah Allah Swt,
dikabulkan doa kita, diberi rahmat yang tak terhingga oleh Allah
Swt, dan masuk kedalam golongan yang mendapat syafa'at
Rasulullah Saw. Amin ya Rabbal alamin.
76
TAUBAT
Ada lima perkara yang sunnah dilakukan dengan cepat dan
buru-buru, antara lain:
a. Mengubur mayat
b. Membayar hutang
c. Mengawinkan anak perempuan
d. Menjamu musyafir yang datang bertamu, dan
e. Bertaubat apabila mengerjakan dosa.
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan membahas
makna taubat. Taubat berasal dari kata taaba, yatuubu, taubatan.
Artinya pulang atau kembali. Jika dihubungkan dengan kenyataan
bahwa di dalam kehidupan ini kita suka melanggar larangan-
larangan Allah, maka taubat berarti kembali dari yang dilarang
Allah.
Dengan demikian, pengertian taubat adalah meninggalkan
larangan-larangan Allah dan kembali kepada yang di perintahkan-
Nya.
Sudah semula, makhluk yang bernama manusia ini sulit
terhindar dari salah dan dosa. Rasulullah Saw bersabda:
ن و اب و نالت ي ائ ط الخ ر ي خ و اءط مخ يآد ن ب ل ك
“setiap anak adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik
pelaku kesalahan ialah mereka yang bertaubat (HR. Tirmidzi)
Dengan kata lain, orang baik bukanlah orang yang tak punya
kesalahan. Sebab orang yang seperti itu tidak ada. Itu tidak
manusiawi. Orang baik adalah orang yang segera menyadari
kesalahannya apabila dia berbuat salah. Kemudian ia jadikan
kesalahannya itu sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya lagi.
inilah orang yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an:
ل ذ ن و ت غ ف ر وا الله ف اس ظ ل م واأ نف س ه م ذ ك ر وا ش ة أ و ف اح ف ع ل وا و ال ذ ين إ ذ ا ب ه م و م ني غ ف ر ر واع ل ىم اف ع ل واو ه م ي ع ل م ون الله و ل م ي ص إ ل الذ ن وب
Dan (juga) orang-orang yang apa mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan mereka tidak
77
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.
(QS. 3:135)
Sejak semula Iblis memang sudah memproklamirkan dirinya
di hadapan Allah dengan berkata:
ف ي أ ر و اح ه م د ام ت م ا أ غ و يب ن يآد م أ ز ال ل ، ر ب أ ي : ق ال ، إ ب ل ي إ ن أ ج س اد ه م
“ya Tuhanku, demi keperkasaan Engkau, aku akan selalu
menyesatkan anak keturunan Adam, selama jiwa mereka masih
berada di jasad mereka.”
Akan tetapi Allah menjawab, sekaligus memberikan jaminan
buat manusia:
ت غ ف ر ون ي ل ه م م ااس أ غ ف ر و ع ز ت يو ج ل ل يل أ ز ال “Demi keperkasaan-Ku dan demi kemuliaan-Ku, hai yang
terkutuk. Aku pun akan selalu mengampuni mereka selema
mereka(beristigfar) meminta ampun (kepada-Ku).
Maka dari itu Rasulullah Saw bersabda:
د ك إن ل ارف غ ت س ال ب و ن اءالذ و ن د إ اء ،و و د اءل
“Sesungguhnya setiap penyakit itu ada obatnya, dan obatnya
dosa adalah istigfar’.
Nabi Muhammad saja yang sudah nyata-nyata mendapat
jaminan ampunan dari Allah atas segala dosa selalu mendawamkan
membaca istigfar:
ةر م ة ائ م م و يالي ف ب و ت يأ ن إ ف الله لى اإ و ب و است االن ه ي اأ ي
“wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan
mohon ampunan kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat setiap
hari seratus kali (HR. Muslim).
Kalau nabi saw saja masih merasa perlu membaca istigfar,
maka kita yang tidak mendapatkan dispensasi ampunan harus lebih
banyak lagi, harus lebih dari seratus, bisa jadi seribu kali dalam
satu hari, kita baca ketika selesai shalat, ketika duduk, ketika
berdiri, ketika berjalan, ketika waktu luang, atau ditengah
kesibukan kita. Karena iblis pernah berkata:
الل إ ل ه إ ل ل ك ون يب ل ف أ ه ب الذ ن وب الن اس ل ك ت :أ ه ،ق ال ت غ ف ار ف إ ن إ ب ل ي و ال س ه
78
“aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa dan segala
perbuatan maksiat, tetapi (iblis mengakui) manusia dapat
menghancurkan aku dengan (kalimat) laailaahaillah dan istigfar
(astagfirullah)”.
Selain dapat menyelamatkan manusia dari perangkap iblis,
bacaan istigfar juga memberikan keuntungan lain bagi orang yang
melazimkan membacanya. Rasulullah Saw bersabda:
ج ع ل ت غ فار ل ز م الس ك ل ه م م ن و م ن ر جا يقم خ ض ك ل م ن ل ه الل ه م ن ف ر جا ،و ر ز ق ه
ب ت س لي ح ح ي ث
“Barang siapa memperbanyak istigfar, maka Allah akan
membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan keluar
bagi kesempitannya dan memberikan rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka. (HR. Abu Dawud).
Bagi orang yang membiasakan diri membaca istigfar, Allah
akan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesulitan yang
dihadapinya. Allah akan menganugrahkan kemudahan dalam
setiap urusannya. Allah akan mengaruniakan kegembiraan di
setiap kesusahan yang di hadapinya. Dan terakhir, Allah akan
memberikan rizki dari arah yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Baik itu rizki yangbersifat konkrit maupun yang abstrak.
Allah itu maha kaya, kalau Allah menghendaki, tak satu
kekuatanpun yang mampu mencegah apa yang hendak diberikan
Allah, dan tak ada satu kekuasaan pun yang sanggup memberikan
apa yang dicegah oleh Allah swt.
ي ن ف ع ذ اال ج ،و ل ام ن ع ت ل م م ع ط ي ،و ل م ان ع ل م اأ ع ط ي ت ال ج د د اللهم ل م ن ك
79
HARI KIAMAT
Allah Swt berfirman:
ب ت ه يه .و أ م ه و أ ب يه .و ص اح أ خ م ن ال م ر ء الص اخ ة .ي و م ي ف ر ف إ ذ اج آء ت و ب ن يه .ل ك ل م ي و م ئ ذ و ج وه أ ن ي غ ن يه . ش ي و م ئ ذ ن ه م م ض ام ر ئ ف ر ة. و و ج وهس ر ة. ت ب ش م س ك ة اح
ه م ال ك ف ر ة ال ف ج ر ة . ي و م ئ ذع ل ي ه اغ ب ر ة.ت ر ه ق ه اق ت ر ة.أ و لآئ ك الص اخ ة . ف إ ذ اج آء ت
Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan
sangkalala yang kedua), (QS. 80:33). Dalam ayat ini terdapat kata
Ash-Shakhkhah! Yang berarti suara yang sangat keras. Saking
kerasnya, anak telinga kita akan pecah bila mendengar suara itu.
Hari itu begitu dahsyat. Sehingga,
يه .و أ م ه و أ ب يه .و ص أ خ م ن ال م ر ء ب ت ه و ب ن يي و م ي ف ر ه اح
Pada hari (itu) manusia lari dari saudaranya, (QS. 80:34)
dari ibu dan bapaknya, (QS. 80:35) dari isteri dan anak-anaknya,
(QS. 80:36). Saudara didahulukan dalam ayat ini, karena dekat
dengan kita. Dan ada yang lebih dekat lagi yaitu ayah dan ibu kita.
Kemudian yang lebih dekat lagi yaitu istri kita, karena ia yang
menemani dalam keseharian kita, dan yang lebih dekat lagi yaitu
anak kita, karena mereka adalah darah daging kita dan
penyambung keturunan kita. Mereka semua yang dekat dengan
kita pada hari itu, mereka tidak mengingat kita dan kita tidak
mengingat mereka, karena masing-masing akan menghadapi
masalah-masalah sendiri-sendiri.
أ ن ي غ ن يه ي و م ئ ذش ن ه م ام ر ئم ل ك ل
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan
yang cukup menyibukkannya. (QS. 80:37)
Bagaimana orang akan mengingat anaknya dan isterinya,
ayahnya atau ibunya, saudara kandung atau temannya, kalau
mereka sendiri pada di waktu itu sedang terlibat dengan
80
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan
berdusta?
ت ات ا أ ش م ئ ذي ص د ر الن اس أ ع م ال ه م }ي و }6ل ي ر و ا ي ر ه ذ ر ةخ ي ر ا ي ع م ل م ث ق ال {7{ف م ن }و م ن ذ ر ةش راي ر ه {.8ي ع م ل م ث ق ال
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) pekerjaan mereka. (QS. 99:6)Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. (QS. 99:7)Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula. (QS. 99:8). Dan manusia, akan
berhadapan dengan Allah Swt secara langsung.
ئ ل ن ل ن س ف و ر ب ك م ع ين .ه م أ ج ك ان واي ع م ل ون .ع م ا
Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka
semua, (QS. 15:92)tentang apa yang telah mereka kerjakan
dahulu. (QS. 15:93). Pada saat mulut manusia terkunci dan
tertutup rapat.
ت م ع ل ى ه د أ ر ج ل ه مب م ال ي و م ن خ ب ون أ ف و اه ه م و ت ك ل م ن آأ ي د يه م و ت ش ك ان واي ك س اPada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka
terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. 36:65)
Sehingga seluruh manusia merasa kurang dengan amal-amal
yang mereka kerjakan di dunia dan terlalu banyak dosa yang
diperbuat sehingga manusia satu dengan yang lainnya meminta
pertolongan, meminta syafa’at kepada siapa saja. Dan pada
akhirnya, kepada para Nabi-lah mereka menaruh harapan.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkaan oleh Anas bin Malik:
ث ن اح م اد ب ن ز ي دح د ٦٥٩٦صحيحالبخاري ث ن اس ل ي م ان ب ن ح ر بح د ث ن ا:ح د ب ن اإ ل ىأ ال ب ص ر ة ف ذ ه ت م ع ن ان اسم ن أ ه ل ج لال ع ن ز ي ق ال ب ن م ال كم ع ب د ب ن ه ل ن
ب ن ام ع ن اب ث اب تال ب ن ا الو ذ ه ح د يث أ ل ه ل ن اع ن إ ل ي ه ي س ف يق ص ر ه ن ي ش ف اع ة ف إ ذ اه و ه ف ق اع دع ل ىف ر اش ل ن او ه و ت أ ذ ن اف أ ذ ن ف و اف ق ن اه ي ص ل يالض ح ىف اس ق ل ن ال ث اب تل
81
الش ف اع ح د يث م ن ءأ و ل ش ي أ ل ه ع ن ز ة ت س ي اأ ب اح م ة ف ق ال م ن و ان ك إ خ ء ه ؤ ل ث ن ام ح م دص ح د الش ف اع ة ف ق ال ع ن ح د يث أ ل ون ك ي س ال ب ص ر ة ج اء وك ل ىالل ه أ ه ل
ف ي ب ع ض ه م الن اس م اج ال ق ي ام ة ي و م ك ان إ ذ ا ق ال و س ل م آد م ب ع ل ي ه ع ضف ي أ ت ون ب إ ب ر اه ع ل ي ك م ل ه او ل ك ن ل س ت ف ي ق ول ل ن اإ ل ىر ب ك ف ع اش ف إ ن ه خ ل يل ف ي ق ول ون يم
ف إ ن ب م وس ى ع ل ي ك م و ل ك ن ا ل ه ل س ت ف ي ق ول يم إ ب ر اه ف ي أ ت ون م ن الل ه الر ح ك ل يم ه الل ر و ع ل ي ك م ب ع يس ىف إ ن ه او ل ك ن ل ه ل س ت ف ي أ ت ون م وس ىف ي ق ول ف ي أ ت ون ت ه ه و ك ل م
ل و س ص ل ىالل ه ع ل ي ه ب م ح م د ع ل ي ك م و ل ك ن ل ه ا ل س ت ف ي أ ت ون يع يس ىف ي ق ول م ف أ ل ه ا أ ن ا أ ح ف أ ق ول م ح ام د و ي ل ه م ن ي ل ي ف ي ؤ ذ ن ر ب ي ع ل ى ت أ ذ ن س ل ب ه ا م د ه
ي ام ح م د ف ي ق ول ا د ل ه س اج ر و أ خ ال م ح ام د م د ه ب ت ل ك ف أ ح ن ار ف ع ت ح ض ر ن يالآ ف ت ش ف ع و اش ت ع ط و س ل ل ك م ع و ق ل ي س ي ر أ س ك ف أ ق ول ع أ م ت يأ م ت يف ي ق ول ار ب
إ يم انف أ ن ط ل ق ش ع ير ةم ن ث ق ال م ف يق ل ب ه ك ان ن ه ام ن م ر ج ف أ خ ف أ ف ع ل ث م ان ط ل ق ي ام ح ف ي ق ال ا د س اج ل ه ر ال م ح ام د ث م أ خ ب ت ل ك م د ه و ق ل م أ ع ود ف أ ح د ار ف ع ر أ س ك
أ م ت يأ م ت يف ي ق ي ار ب ف ع ت ش ف ع ف أ ق ول و س ل ت ع ط و اش م ع ل ك ي س ر ج ف أ خ ان ط ل ق ول ر ج ه ف أ ن ط ل ق إ يم انف أ خ خ ر د ل ةم ن ذ ر ةأ و ث ق ال ف يق ل ب ه م ك ان ن ه ام ن أ ف ع ل ث م ف م
ار ف ع ي ام ح م د ف ي ق ول ا د ل ه س اج ر أ خ ث م ال م ح ام د م د ه ب ت ل ك ف أ ح ر أ ع ود أ س ك أ م ت يأ م ت يف ي ار ب ف أ ق ول ت ش ف ع ف ع و اش ت ع ط و س ل ل ك م ع ي س و ق ل ان ط ل ق ي ق ول
م ن ر ج إ يم ف أ خ ب ة خ ر د لم ن ح ث ق ال أ د ن ىأ د ن ىأ د ن ىم ف يق ل ب ه ه ك ان ر ج انف أ خ أ ص ح ل ب ع ض ق ل ت ع ن د أ ن ن ام ن ف أ ف ع ل ف ل م اخ ر ج الن ار ف أ ن ط ل ق م ر ر ن ام ن اب ن ال و
م ن ز ف ي م ت و ار و ه و ح د ب ال ح س ن ب م ا ث ن اه ف ح د خ ل يف ة أ ب ي م ال كل ب ن أ ن ث ن ام ن ئ ن اك ي اأ ب اس ع يدج ن اع ل ي ه ف أ ذ ن ل ن اف ق ل ن ال ه ف س ل م ف أ ت ي ن اه ب ن أ ن يك ع ن د أ خ
ث ل م اح د ث ن اف يالش ف اع ة م ن ر ه يه ف ح د م ال كف ل م ف ان ت ه ىف ق ال ث ن اه ب ال ح د يث ث ح د ل ق د ف ق ال ا ع ل ىه ذ ل ن ا ي ز د ل م ف ق ل ن ا يه ه ف ق ال ع ال م و ض ا إ ل ىه ذ ن يو ه و
82
ت ت ك ل واق ل ن ا ك ر ه أ ن أ م ي أ د ر يأ ن س ن ة ف ل ر ين س يعم ن ذ ع ش ث ن اي ج م اأ ب اس ع يدف ح د
ح أ ح د ث ك م أ ن و أ ن اأ ر يد م اذ ك ر ت ه إ ل ع ج ول ن س ان الإ خ ل ق و ق ال ك ث ن يف ض ح د ر ث م أ خ ال م ح ام د م د ه ب ت ل ك ث م أ ع ود الر اب ع ة ف أ ح ب ه ق ال ال ه س ك م اح د ث ك م د اج ف ت ش ف ع ف ع ت ع ط ه و اش و س ل م ع و ق ل ي س ر أ س ك ار ف ع ي ام ح م د ف ي ق ال ي ار ب أ ق ول
و ك ب ر ي ائ ي ل ي و ج ل و ع ز ت ي ف ي ق ول الل ه إ ل إ ل ه ل ق ال ف يم ن ل ي ت يائ ذ ن و ع ظ م ن ه ام م ر ج ن الل ه لأ خ إ ل ه إ ل ل ق ال ن
Anas berkata, "Nabi Muhammad Saw telah menceritakan
kepada kami, beliau bersabda: "Jika hari kiamat tiba, maka
manusia satu sama lain saling bertumpukan. Mereka kemudian
mendatangi Nabi Adam dan berkata, 'Tolonglah kami agar
mendapat syafaat Tuhanmu.' Namun Nabi Adam hanya menjawab,
'Aku tak berhak untuk itu, namun datangilah Nabi Ibrahim sebab
dia adalah khalilurrahman (Kekasih Arrahman).'
Lantas mereka mendatangi Nabi Ibrahim, namun sayang
Ibrahim berkata, 'Aku tak berhak untuk itu, coba datangilah Nabi
Musa, sebab dia adalah nabi yang diajak bicara oleh Allah
(kaliimullah).'
Mereka pun mendatangi Nabi Musa, namun Nabi Musa
berkata, 'Saya tidak berhak untuk itu, coba mintalah kepada Nabi
Isa, sebab ia adalah roh Allah dan kalimah-Nya.'
Maka mereka pun mendatangi Nabi Isa. Namun Nabi Isa
juga berkata, 'Maaf, aku tak berhak untuk itu, namun cobalah
kalian temui Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.'
Mereka pun mendatangiku sehingga aku pun berkata: "Aku
kemudian meminta ijin Tuhanku dan aku diijinkan, Allah
mengilhamiku dengan puji-pujian yang aku pergunakan untuk
memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu
menghadiriku sekarang, aku tidak melafadkan puji-pujian itu. Aku
lalu tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah berfirman 'Wahai
Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan
didengar, mintalah engkau akan diberi, mintalah keringanan
engkau akan diberi keringanan.'
Maka aku menghiba 'Wahai tuhanku, umatku-umatku.' Allah
menjawab, 'Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja
83
yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.'
Maka aku mendatangi mereka hingga aku pun memberinya
syafaat. Kemudian aku kembali menemui tuhanku dan aku
memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud
kepada-Nya, lantas ada suara 'Hai Muhammad, angkatlah
kepalamu dan katakanlah engkau akan didengar, dan mintalah
engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi
syafaat.'
Maka aku berkata, 'Umatku, umatku, ' maka Allah berkata,
'Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada
sebiji sawi keimanan, ' maka aku pun pergi dan mengeluarkannya.
Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan
tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah kembali berkata, 'Hai
Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan
didengar, mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat
engkau akan diberi syafaat.'
Maka aku berkata, 'Wahai tuhanku, umatku, umatku.' Maka
Allah berfirman: 'Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang
dalam hatinya masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada
sebiji sawi, ' maka aku pun berangkat dan mengeluarkan mereka
dari neraka."
....dst, Nabi berkata: "Kemudian aku kembali untuk keempat
kalinya, dan aku memanjatkan dengan puji-pujian itu kemudian
aku tersungkur sujud dan diserukan, 'Wahai Muhammad,
angkatlah kepalamu, ucapkanlah engkau didengar, mintalah
engkau diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat, '
maka aku berkata, 'Wahai Tuhanku, ijinkanlah bagiku untuk
orang-orang yang mengucapkan La-Ilaaha-Illallah! ' Maka Allah
menjawab, 'Demi kemuliaan, keagungan dan kebesaran-Ku,
sungguh akan Aku keluarkan siapa saja yang mengucapkan Laa-
Ilaaha-Illallah."
Sehingga hanya Nabi Muhammad Saw yang mendapatkan
keistimewaan memberi syafaat kepada ummat manusia.
Alkisah Nabi Ibrahim AS, tidak dapat memberi syafa’at
Uzhma, karena beliau pernah berbohong sebanyak tiga kali. Dan
bohongnya demi kebaikan. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah oleh Imam Muslim:
84
أ ب يه ر ي ر ة أ ن ي ك ع ن ل م ق ال الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م يم الن ب ي ر س ول إ ب ر اه ذ ب الل ه ق و ل ه }إ ن يس ف يذ ات ت ي ن ب اتث ن ك ذ ث ث ل إ ل مق ط ق يم{و ق و ل ه ع ل ي ه الس ل
ة د ا{و و اح ه ذ ب ير ه م ك ف ع ل ه س ار ة ف إ ن ه ق د م أ }ب ل أ ن ج ب ارو م ع ه س ار ة ف يش ر ض ام ر أ ت يي غ ل ي ع ل م أ ن ك إ ن ب ار اال ج ل ه اإ ن ه ذ ف ق ال الن اس أ ح س ن و ك ان ت ب ن يع ل ي ك
ت يف أ خ ت يف إ ن ك أ خ ب ر يه أ ن ك ف أ خ أ ل ك س يالإ س ف إ ن أ ع ل م ف يالأ ر ض ف إ ن يل م ل أ ت اه ف ق ا ب ار ال ج أ ه ل ف ل م اد خ ل أ ر ض ه ر آه اب ع ض ل م اغ ي ر يو غ ي ر ك م س ل ه ل ق د ل
إ ل ي ه ف أ ر س ل ل ك إ ل ت ك ون أ ن ي ن ب غ يل ه ا ل ام ر أ ة أ ر ض ك ف ق ام اق د م ب ه ا ي ف أ ت
ب أ ن ع ل ي ه ل م ي ت م ال ك ة ف ل م اد خ ل ت مإ ل ىالص ل يم ع ل ي ه الس ل اإ ب ر اه إ ل ي ه ه ي د س ط أ ض ي د يو ل ل ه ااد ع يالل ه أ ن ي ط ل ق ة ف ق ال ق ب ض ة ش د يد ي د ه ف ف ع ل ف ق ب ض ت ر ك ت
ف ف ف ع ل ت ث ل ذ ل ك ل ه ام ال ق ب ض ة الأ ول ىف ق ال أ ش د م ن ف ع اد ف ق ب ض ت ع اد ف ق ب ض ت الل ي د يف ل ك اد ع يالل ه أ ن ي ط ل ق ال ق ب ض ت ي ن الأ ول ي ي ن ف ق ال أ ش د م ن أ ض ر ك ه أ ن ل
و أ ط ل إ ن م اأ ت ي ف ف ع ل ت إ ن ك ل ه و د ع اال ذ يج اء ب ه اف ق ال ي د ه ق ت ي ط انو ل م ت ن يب ش يف ت م ش ف أ ق ب ل ت ق ال أ ر ض يو أ ع ط ه اه اج ر ه ام ن ر ج ات أ ت ن يب إ ن س انف أ خ ل م ار آه
ف مان ص ر ف ع ل ي ه الس ل يم ك ف إ ب ر اه خ ي ر ا ي م ق ال ت م ه ا ل ه م ق ال د ر و أ خ ي د ال ف اج الل ه أ م ك م ي اب ن يم اء الس م اء أ ب وه ر ي ر ة ف ت ل ك رواهمسلم-خ اد م اق ال
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Nabi Ibrahim as. tidak pernah berdusta kecuali sebanyak tiga kali,
dua di antaranya menyangkut Dzat Allah, yaitu ucapannya:
Sesungguhnya aku sakit. (Qs. Ash Shaffaat 37: 89). Dan
ucapannya: Sebenarnya patung yang besar itulah yang
memukulnya. (Qs. Al-Anbiyaa’ 21: 63). Yang satu lagi adalah
menyangkut diri Sarah. Karena beliau datang ke sebuah negeri
yang dikuasai seorang raja diktator bersama Sarah yang ketika itu
sebagai seorang wanita yang paling cantik. Berkatalah ia kepada
Sarah: Sesungguhnya raja diktator ini, jika ia mengetahui bahwa kamu adalah istriku maka dia akan mengalahkanku untuk
merebutmu. Maka jika dia bertanya kepadamu katakanlah
85
kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku. (karena)
Sesungguhnya kamu memang saudara perempuanku dalam
Islam..... (sampai akhir hadits).
Bila bohong Nabi Ibrahim a.s. yang dilakukan semuanya
karena Allah itu (dan demi kebaikan) ternyata dapat
menghalanginya untuk memberikan syafa’at uzhma (syafa’at yang
agung) diakhirat nanti, lalu bagaimana dengan bohong-bohong
yang kita lakukan yang bukan karena Allah Swt. Apalagi bohong
untuk mencelakakan orang lain atau bohong untuk kepentingan
dan memperkaya diri sendiri.
Maka lanjutan ayat surah ‘abasa tersebut adalah:
ر ة ت ب ش ك ةم س ف ر ة.ض اح .و ج وهي و م ئ ذم س
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (QS. 80:38) tertawa dan gembira ria, (QS. 80:39). Mengapa wajah mereka berseri-
seri? Mengapa mereka tertawa bergembira ria? Tentu,
kegembiraan itu muncul setelah mendapatkan keputusan yang baik
dari Hakim segala hakim yang ada di dunia ini, dari Hakim yang
Maha Tinggi, yaitu Allah Swt, karena timbangan amalnya lebi
berat kepada kebajikan maka syurgalah tempat untuknya dan
disanalah mereka kembali bertemu saudara, ayah, ibu, istri dan
anak, jika timbangan amal meraka lebih berat kepada kebajikan
juga.
ين ه ك ت اب ه ب ي م ي أ وت ير ا.ف أ م ام ن س اب اي س ح ي ح اس ب ل ه .ف س و ف أ ه إ لى و ي نق ل ب
ر ور ا .م س Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, (QS. 84:7) maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah, (QS. 84:8) dan dia akan kembali kepada kaumnya
(yang sama-sama beriman) dengan gembira. (QS. 84:9) Akan
tetapi,
ه م ال ك ف ر ة ال ف ج ر ة . و و ج وهي و م ئ ذع ل ي ه اغ ب ر ة.ت ر ه ق ه اق ت ر ة.أ و لآئ ك
Banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, (QS. 80:40)
dan ditutup lagi oleh kegelapan. (QS. 80:41) Mereka itulah orang-
orang kafir lagi durhaka. (QS. 80:42) Mereka bukan hanya tidak
mau menerima kebenaran tetapi mereka juga durhaka, mereka
86
mengetahui kebenaran tetapi menolaknya karena keangkuhan
mereka.
ر ه ك ت اب ه و ر آء ظ ه ي أ وت ع واث ب ور ا.و أ م ام ن ي د .و ي ص ل ىس ع ير ا.ف س و ف في ك ان إ ن ه ر ور ا ل ه م س أ نل ني ح ور .أ ه ير ا.إ ن ه ظ ن ب ه ب ص ك ان .ب ل ىإ ن ر ب ه
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, (QS.
84:10)maka dia akan berteriak:"Celakalah aku". (QS. 84:11)Dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS.
84:12)Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di
kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (QS.
84:13)Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan
kembali (kepada Rabbnya). (QS. 84:14)(Bukan demikian), yang
benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya. (QS. 84:15)
و ،و ل ت س و د و ج و ه أ و ل ي ائ ك ي و م ت ب ي ض ب ن و ر ك ه ي و ج ا لل ه م ب ي ض ب ظ ل م ات ك ه ي ج ائ ك و د و ج و ه أ ع د ي و م ت س
Ya Allah putihkanlah wajahku dengan nur-Mu, pada hari
diputihkannya wajah para kekasih-Mu, dan janganlah Engkau
hitamkan wajahku dengan kegelapan-Mu pada hari
dihitamkannya wajah para musuh-Mu. Amin.
87
BULAN DZULHIJJAH
Diantara nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya adalah bahwa
Dia menciptakan musim-musim kebaikan, agar mereka
memperbanyak amal shalih dan meraih banyak pahala dan
kebaikan. Di antara musim kebaikan itu adalah sepuluh hari
pertama yaitu tanggal 1 sampai 10 bulan Dzulhijjah. Ibnu Rajab
mengatakan: “ Amal shalih dilipatgandakan pahalanya karena
beberapa sebab, diantaranya karena keutamaan tempat seperti
ibadah di tanah haram, karena dilipatgandakan paha shalat di
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga karena kemuliaan waktu
seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari Dzulhijjah.”
Dalam al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Saw, disebutkan
keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah di antaranya:
Pertama, Allah Swt bersumpah dengan 10 hari pertama
dzulhijjah dalam firman-Nya:
رو ر و ل ي الع ش الف ج
“Demi Fajar dan malam yang sepuluh”
Menurut Ibnu Abbas, Ibnuzzubair dan mujahid bahwa malam
yang sepuluh maksudnya adalah sepuluh pertama dzulhijjah,
sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Bila Allah
bersumpah dengan makhluk-Nya berarti menunjukkan
keutamaannya.
Kedua, Amal Shalih pada sepuluh awalDzulhijjah sangat
disukai Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dari Ibnu Abbas
RA:
الأ ي ه ذ ه م ن الله إ ل ى أ ح ب ف ي ه ا الص ا لح الع م ل أ ي ام م ن .ام ا الع شر ي ع ن ي م قالوايارسولاللهولالجهاد فيسبيلالله قالولالجهاد فيسبيلاللهإلرجل
ء)رواهالبخاري(. م نذلكب ش ي ع ي ر ج بنفسهومال ه فلم خ ر ج
88
“Tidak ada hari yang amal shalih padanya lebih Allah sukai
selain dari pada hari-hari yang sepuluh ini”. Para shahabat
bertanya: “ sekalipun dari jihad fi sabilillah wahai Rasulullah?
Rasulullah menjawab: sekalipun dari jihad fisabilillah dengan
harta dan jiwanya, ia tidak membawa kembali sedikitpun darinya”
(HR. Bukhari).
Ketiga, Allah menyebutnya sebagai hari-hari yang telah
ditentukan untuk berzikir (menyebut dan mengagungkan) nama
Allah Swt dalam kitab-Nya:
م الله ف يأ ي امم ع ل و م اتود ه ش ي ل ام ن اف ع ل ه م و ي ذ ك ر واس
“dan supaya mereka menyebut Allah pada hari yang telah
ditentukan”
Keempat, Hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah adalah termasuk hari yang paling utama, hari diampunkannya dosa-dosa,
hari pembebasan dari neraka, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
ي و مع ر ف ة الن ار م ن ام ن ف ي ه ع ب د ي ع ت ق أ ن م ن ث ر ي و مأ ك م ام ن
“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-Nya paling
banyak dari neraka selain dari hari Arafah”.
Kelima, Sa’id Ibnu Musayyib, salah seorang ulama kalangan
Tabi’in, bila memasuki sepuluh awal Dzulhijjah melakukan ibadah
dengan giat sampai tidak bisa disaingi sama sekali. Beliau berkata:
“Bila sepuluh hari Dzulhijjah tib, maka janganlah kalian
memadamkan lampu! (maksudnya perbanyak ibadah malam dan
baca al-Qur’an).
Ibnu hajar al-Asqalani mengatakan: “sebab
diistimewakannya sepuluh hari awal Dzulhijjah karena
berhimpunnya beberapa ibadah besar yang tidak ada pada hari-hari
yang lainnya, yakni sholat, puasa, sedekah, kurban dan haji”.
Syaikhul Islam ketika ditanya: “10 hari pertama Dzulhijjah
yang lebih utama atau 10 hari terakhir Ramadhan?, beliau
menjawab: “Siang hari sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih
utama dari siang hari sepuluh terakhir Ramadhan dan sepuluh
malam terakhir Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam
pertama Dzulhijjah.”
89
Berdasarkan penjelasan Rasulullah dalam hadits-hadits di
atas, amal shalih pada sepuluh awal bulan Dzulhijjah bisa
dikategorikan menjadi dua:
Pertama, amal shalih secara mutlak apapun bentuknya, baik
sholat, puasa, dzikir, membaca al-Qur’an, shalawat, sedekah, dan
amal-amal shalih lainnya; semuanya disarankan untuk
ditingkatkan baik kwantitas dan kwalitas pelaksanaanya.
Kedua, amal shalih yang tertentu yang disebutkan oleh
Rasulullah Saw secara khusus. Diantara amalan yang disyariatkan
dan disarankan untuk dilakukan pada sepuluh hari ini diantaranya:
Satu, Puasa, khususnya hari Arafah yaitu tanggal 9
Dzulhijjah.
Imam Nawawi mengatakan: “Berpuasa pada sembilan hari ini
mustahabb istihbab syadid (dianjurkan dengan sangat)”.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
ن ي ك ف رالس ن ةال ت يق ب ل ه و الس ع ل ىالله أ ن ب ت س ي ام ي و مع ر ف ةا ح ه .ص ةال ت يب ع د “Puasa hari arafah itu saya mengharapkan dari Allah bisa
menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun berikutnya”
Dua, Dzikir (takbir) dan do’a. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw:
“tidak ada hari yang paling agung di sisi Allah dan paling ia
sukai amal padanya selain dari sepuluh hari ini, karenanya
perbanyaklah padanya Tahlil (ucapan laa ilaha illallah), takbir
(ucapan allhuakbar) dan tahmid (ucapajn al-hamdulillah). (HR.
Imam Ahmad)
Tiga, sholat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan
Empat, Udhiyah (menyembelih hewan kurban) dan bertakbir
pada hari-hari Tasyriq.
Yaitu menyembelih hewan kurban (kambing, kibas, sapi atau
onta) sebagai taqarrub (mendekat) kepada Allah Swt. waktunya
setelah sholat ied sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Hukumnya sunnah
muakkadah bahkan sebagian ulama memandang wajib. Allah swt
berfirman:
و ان ح ر ل ر ب ك ف ص ل
“maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”.
Dan Rasulullah Saw bersabda:
90
ان ه ل ي أ ت يي د مو ه ر اق ة ا ل ىالله م ن رع م ل أ ح ب الن ح آد مي و م ابن و م م اع م ل أ ب ق ر و ن هاو و ج الق ي ام ة اللهع ز ع ار ه ا،و انالد مل ي ق عم ن أ ش ب م ك انظلف هاو ل
ف ط ي ب واب ه انفسا" الأ ر ض ي ق ع فى ق ب لأ ن
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan
anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah
melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban),
sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan
datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan
bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah
–sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum
darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.”
[HR. Ibn Majah dan Tirmidzi.]
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai
Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab:
“Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka
menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan
qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya
adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-
bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga
satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang
mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban,
maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR.
Ahmad dan Ibnu Majah]
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan
berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532)
ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan :
“Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk
mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan
menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’,
merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan,
keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”“Katakanlah:
sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat
91
Al An’am : 162]Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda
yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah
badan yang paling utama adalah shalat…”
FITNAH HARTA DAN ANAK
Allah Swt berfirman: (surat At-Taghabun : 14)
ك م م ن آم ن واإ ن ي اأ ي ه اال ذ ين ر وه م ل ك م ع د وا و أ و لد ك م أ ز و اج ذ ت ع ف وا و إ ن ف اح
يم غ ف ور الل ه ف إ ن و ت غ ف ر وا و ت ص ف ح وا .ر ح “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu,
maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka
sesungguhnya Alllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Asbab An-Nuzul ayat ini, dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa ayat :
ا ك م م ن إ ن آم ن وا ال ذ ين ي اأ ي ه ر وه م ع د وال ك م و أ و لد ك م أ ز و اج ذ ......ف اح (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu,
maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka).
Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang penduduk
mekah yang masuk islam, akan tetapi istri dan anak-anaknya
menolak hijrah ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama
kelamaan mereka pun hijrah juga. Sesampainya di Madinah,
mereka melihat kawan-kawannya telah banyak mendapat pelajaran
dari nabi Saw. Karenanya mereka bermaksud menyiksa istri dan
anak-anaknya yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka
turunlah ayat selanjutnya :
يم غ ف ور الل ه ف إ ن و ت غ ف ر وا و ت ص ف ح وا ت ع ف وا و إ ن.... ر ح . (dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang).
92
Ayat di atas berbicara tentang kehidupan suatu keluarga, di
mana pada keluarga tersebut kadang-kadang ada istri yang menjadi
musuh bagi keluarga dan terkadang ada anak yang menjadi musuh
keluarga. Sebab itu, bagi orang yang beriman janganlah mereka itu
mempengaruhi keimanan dan jangan langsung mengambil sikap
keras tetapi bimbinglah mereka dengan baik. Sebagaimana firman
Allah, “dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Alllah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kata min (من) “inna min azwajikum waauladikum”, yang
berarti “sebagian daripadanya”, tegasnya bukanlah semua istri atau
semua anak menjadi musuh hanya terkadang atau pernah ada.
Kata ا berarti “yuaadunakum wa yusyaggilunakum anil عدو
khoir” yaitu memalingkan dan menyibukkan kamu sehingga jauh
dari kebaikan. Salah satu contoh istri dan anak yang menjadi
musuh bagi orang mukmin seperti dalam surat At-Tahrim tentang
istri kafir dari dua orang nabi. Allah Swt berfirman :
م ر أ ة ا ك ف ر وال ل ذ ين م ث لالل ه ض ر ب ان ت ا ل وطو ام ر أ ة ن و ي ن ت ح ت ك اد ن اع ب م ن ع ب د
ي ن ان ت اه م ا ص ال ح ي ئ االل ه م ن ع ن ه م ا ي غ ن ي ا ف ل م ف خ م ع الن ار اد خ ل و ق يل ش
ل ين الد اخ
“Allah memberi perumpamaan tentang orang-orang kafir
yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah
pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba
Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari
(siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke
neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.(At-Tahrim :
14)
Allah Swt juga berfirman dalam ayat yang lain:
ا د ك م أ م و ال ك م إ ن م ه و الل ه ف ت ن ة و أ و ل ر ع ن د ع ظ يم أ ج “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah
“cobaan” (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Terdapat dua ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebut harta
dan anak sebagai fitnah, yaitu surah Al-Anfal ayat 28 dan surah
At-Taghabun ayat 15, Perbedaannya: pada surah Al-Anfal, Allah
93
menggunakan redaksi pemberitahuan “ketahuilah”, sedangkan
pada surah At-Taghabun menggunakan redaksi penegasan
“sesungguhnya”. Namun ungkapan yang mengakhiri kedua ayat
tersebut sama, yaitu “di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Sehingga bisa dipahami bahwa fitnah harta dan anak bisa
menjerumuskan ke dalam kemungkaran, namun di sisi lain justru
bisa menjadi peluang meraih pahala yang besar dari Allah swt. Dan
makna yang kedua itulah yang dikehendaki oleh Allah, sehingga
Allah mengingatkannya di akhir ayat yang berbicara tentang fitnah
anak dan harta “dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Fitnah dalam kedua ayat ini bukan dalam arti Bahasa
Indonesia, yaitu setiap perkataan yang bermaksud menjelekkan
orang, seperti menodai nama baik atau merugikan kehormatannya.
Tetapi fitnah yang dimaksud dalam konteks harta dan anak seperti
yang dikemukakan oleh Asy-Syaukani adalah bahwa keduanya
dapat menjadi sebab seseorang terjerumus dalam dosa, demikian
juga dapat menjadi sebab mendapatkan pahala yang besar. Inilah
yang dimaksud dengan ujian yang Allah uji pada harta dan anak
seseorang. Fitnah di sini juga dalam arti bisa menyibukkan atau
memalingkan dan menjadi penghalang seseorang dari mengingat
dan mengerjakan amal taat kepada Allah, seperti yang
digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya, “Hai orang-orang
beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun: 9).
Harta dan anak dalam surah Al-Anfal dikorelasikan oleh
Sayyid Quthb dengan tema amanah ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.
(Al-Anfal: 27), bahwa harta dan anak merupakan objek ujian dan
cobaan Allah swt yang dapat saja menghalang seseorang
menunaikan amanah Allah dan Rasul-Nya dengan baik. Padahal
kehidupan yang mulia adalah kehidupan yang menuntut
pengorbanan dan menuntut seseorang agar mampu menunaikan
segala amanah kehidupan yang diembannya.
Demikian keseimbangan yang diajarkan oleh Allah swt
dalam menyikapi fitnah harta dan anak. Harta dan anak memiliki
94
potensi yang sama dalam menghantarkan kepada kebaikan atau
menjerumuskan seseorang kepada dosa. Allah memberi
peringatan :
ل يك م أ ن ف س ك م ق وا آ م ن وا ي اأ ي ه اال ذ ين ا ن ار ا و أ ه ج ار ة الن اس و ق ود ه ا و ال ح ة ع ل ي ه ئ ك م ل
ظ اد غ ل د ع ل ون أ م ر ه م م ا الل ه ي ع ص ون ل ش م اي ؤ م ر ون و ي ف “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)
kata قوا merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah
ushul fiqih dikatakan:
ب و ج و ل ل ر م الأ يف ل ص الأ
yaitu melambangkan suatu kewajiban, maka hukum yang
muncul adalah memimpin dan bertanggung jawab pada keluarga
itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah suatu kewajiban
bagi seorang mukmin laki-laki.
Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang
baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita
termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga
yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt. Amin Ya Robbal alamin
95
TAFSIR ALFATIHAH
Izinkan pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan
sedikit tentang tafsir surah al-fatihah dan awal surat al-baqarah.
Kenapa surat al-fatihah karena surat ini adalah surat yang paling
sering di lafalkan oleh seorang muslim dalam kehidupannya
sehari-hari. Bayangkan shalat wajib saja kalau kita kerjakan berarti
5 waktu. 5 waktu tersebut terdapat 17 rakaat. Berarti 17 kali kita
membaca surat al-fatihah. Belum lagi shalat sunnah qabliyah dan
ba’diyah. Belum lagi shalat sunnah yang lain. Belum lagi ketika
berdoa, memulai pekerjaan dan lain sebagainya. Maka dari itu,
sayang sekali kalau kita tidak mengetahu ma’na/ tujuan yang
terdapat di dalamnya.
Dan kenapa membahas awal surat al-Baqarah? Karena di
awal surat al-Baqarah ini, terdapat jawaban bagi permohonan
manusia yang terdapat dalam surah al-fatihah.
Kita mulai dengan ayat yang pertama
“bismillahirrohmanirrohim”. Para ahli tafsir berpendapat bahwa
ma’na kitab-kitab Allah yang diturunkan ke muka bumi ini (baik
itu taurat, zabur dan injil), seluruh ma’nanya tercakup dalam satu
kitab yaitu al-Qur’an al-Karim, kemudian ma’na al-Qur’an al-
karim dapat di simpulkan dalam satu surah yaitu surah al-fatihah,
dan ma’na surat al-fatihah dapat disimpulkan dalam satu ayat yaitu
ayat bismillahirrohmanirrohin. Yang artinya, Dengan nama Allah,
Bahwa semua jagat raya dan beserta isinya ada saat ini karena
Allah, dan semuanya terjadi karena Allah dan semuanya akan
kembali kepada Allah.
Al-hamdulillah Robbil ‘Alamin, yang artinya segala puji bagi
Allah. maksudnya, segala puji-pujian di dunia ini semuanya milik
Allah swt. segala ni’mat yang diberikan kepada kita semuanya
96
adalah milik Allah Swt. ni’mat harta, jabatan, ketampanan,
semuanya milik Allah yang menguasai jagat raya ini.
Arrohmannirrohim, Malikiyaumiddin, ada banyak raja di
dunia ini, ada banyak pemimpin dan penguasa di dunia ini. Tapi
Allah Swt membanggakan diri-Nya, bahwa hanya Dia-lah yang
menjadi penguasa tunggal pada hari dibangkitkan manusia, hanya
Dia-lah yang menjadi penguasa dan pemimpin untuk mengadili
manusia dan meminta pertanggungjawaban manusia di akhirat
nanti.
Iyya kana’ budu wa iyyakanasta’in. Hanya kepada Engkaulah
ya Allah, kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan.
Alfatihah itu terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang telah disebutkan
merupakan ‘attsana’ yaitu pujian untuk Allah swt dan 2 ayat yang
terakhir merupakan doa kepada Allah swt. ini apa artinya? Artinya
adalah kalau kita mempunyai hajat keinginan maka perbanyaklah
dzikir untuk memuji allah Swt, baru setelah itu kita berdoa,
memohon kepada Alloh swt.
Apa do’a yang terdapat di dalam surat al-fatihah. Do’anya
adalah ihdinassirotol mustaqim. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Ya allah berilah kami pentunjuk atau hidayah (huda). Petunjuk
kemana? Yaitu petunjuk ke jalan yang lurus.
Apa itu jalan yang lurus? (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu orang-orang
shaleh, para Nabi dan Rasul; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
yaitu orang Yahudi yang dimurkai karena kesombangan mereka
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat yaitu orang nasrani,
mereka sesat karena kebodohan mereka dengan konsep trinitasnya.
Jadi jika disimpulkan, di dalam surat al-fatihah ini yaitu
surah yang tercakup di dalamnya kandungan isi al-Qur’an, hanya
terdapat satu doa saja yaitu ‘ihdina’, ya Allah berilah kami
hidayah, berilah kami petunjuk. Bukan do’a do’a yang lainnya.
Doa ini merupakan permohonan hamba kepada Allah swt yang
kita ucapkan minimal 17 kali dalam satu hari.
Allah swt kemudian menjawab permohonan hambanya.
Jawaban Allah itu terdapat dalam awal surah al-Baqarah. { 1الــم }
Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini“ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
97
tidak ada keraguan padanya; (dalam al-Qur’an tersebut
terdapat) petunjuk bagi mereka yang (ingin) bertaqwa.”
Di ayat tersebut terdapat kata ‘huda’ yang artinya adalah
petunjuk atau hidayah. Sebagaimana yang pinta oleh seorang
hamba kepada Allah Swt di dalam surat al-fatihah.
Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu adalah
al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk
dari Allah Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan
sumber hidayah, al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa. Al-Qur’an juga merupakan sumber kecintaan
Allah Swt kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku saja
senang jika bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang jika
Kalam-Nya/ Firman-Nya di baca oleh hamba-hambanya.
Yang jadi masalah adalah penelitian Lembaga Survei
Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa
hanya 10% saja kaum muslim Indonesia yang selalu menyibukkan
dirinya dengan membaca Al Quran. Memang Islam mayoritas di
negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara kita yang dekat
kesehariannya dengan al-Qur’an. Maka dari itu jangan jauh-jauh
dari al-Qur’an. al-Qur’an itu rizki maka jangan jauh-jauh dari al-
Qur’an. al-Qur’an itu bisa membuat manusia cerdas, tidak pikun
dan lain sebagainya.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-
Qadhi di amerika, yang menyimpulkan bahwa al-Qur’an mampu
menciptakan ketenangan bathin (psikologis) dan mereduksi
ketegangan-ketengangan saraf (fisiologis). Lebih dari itu,
penelitian itu menyatakan bahwa ternyata membaca Al-Quran
selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak
sampai 80 persen.
Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing.
Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan
ramadhan yang lalu atau sudah berapa juz kita baca, atau sudah
berapa lembar kita baca atau mungkin kita belum menyentuh al-
Qur’an sama sekali. Padahal Allah swt berfirman:
آم م ن ي اأ ي ه اال ذ ين ع ل ىال ذ ين ك ت ب ك م ا ي ام ع ل ي ك م الص ك ت ب ن وا ل ع ل ك م ق ب ل ك م ت ت ق ون
98
Diwajibkan bagi kalian berpuasa agar menjadi orang yang
bertakwa. Bagaimana cara menjadi orang bertakwa yaitu dengan
menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya.
فيه ه د ىل ل م ت ق ين ل ر ي ب ال ك ت اب ذ ل ك
Artinya al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang
ingin bertakwa.
Maka jadikanlah al-Qur’an dekat dengan kita. Kita baca
setiap saat, tiada hari tanpa tadarrus al-Qur’an. alangkah baik di
baca ketika fajar, waqur’an fajr, innnal qur’anal fajri kana
masyhuda. Begitu pula setelah shalat subuh.
Rasulullah Saw memberi nasihat kepada Sayyidin Ali bin Abi
Thalib karamallahu wajhahu:
Hai ali, apabila engkau telah shalat (subuh) maka duduklah di tempatmu sehingga terbit matahari. Maka sesungguhnya allah
tuliskan bagi orang yang duduk di tempatnya itu satu (pahala)
ibadah haji dan satu (pahala) ibadah umroh atau memerdekakan
seorang budak (hamba sahaya) atau sedekah seribu dinar di jalan
Allah swt. Amin ya Robbal Alamin.
Semoga kita semua di berikan ni’mat sehat, panjang umur,
sehingga kita dapat beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah di
sisa hari di bulan Ramadhan. Semoga kita diberikan kekuatan dan
kemudahan oleh Allah Swt untuk dapat mengkhatamkan al-Qur’an
sekali, dua kali dan berkali-kali. ‘allhummajalna wa ahlana min
ahli ilmi walqur’an wala taj’alna min ahli syarri wa tughyan’.
99
ISRA MI’ROJ
Alhamdulillah kita masih dipertemukan oleh Allah dengan
bulan Rajab. Mudah-mudahan kita masih bisa bertemu juga dengan bulan berikutnya, yaitu bulan sya’ban dan Ramadhan.
ل ن اف ير م ض ان )أحمد( ع ب ان و ب ار ك ل ن اف ير ج بو ش الل ه م ب ار ك Dibulan rajab ini terdapat peristiwa penting dalam sejarah
Islam yaitu peristiwa Isra dan mi’raj. Bila kita membaca sejarah
Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi
peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw.
Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum
Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy
tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh
karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus
menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan
perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani
Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang
sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani
Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun.
Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan
kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada
keluarga Bani Hasyim dan seluruh kaum Muslimin.
Kedua, peristiwa wafat paman Nabi yang bernama Abu
Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan
dakwah Nabi Saw. Sebab Abu Thalib adalah salah satu paman
beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi
dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan
100
Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak
akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke
dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup
tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad,
namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk
menyakitinya.
Ketiga, peristiwa wafat istri Nabi yang bernama Siti
Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat.
Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang
paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang
senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun
spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka
maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi
pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw.
Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat
berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw. ia sedikit sedih dan
gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya
semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun itu
dengan ámul hujn (tahun kesedihan).
Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt
mengundang Nabi Saw melalui peristiwa isra dan mi'raj. Isra'
adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa sedangkan mi'raj merupakan peristiwa
dinaikannya Nabi Saw dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.
د الأ ق ص ى إ ل ىال م س ج د ال ح ر ام ال م س ج م ن ر ىب ع ب د ه ل ي ل ال ذ يأ س ال ذ يس ب ح ان
ير الس م يع ال ب ص آي ات ن اإ ن ه ه و ن اح و ل ه ل ن ر ي ه م ن ب ار ك Isra' dan mi'raj merupakan pengalaman keagamaan yang
paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw. Puncaknya terjadi di
Sidratul Muntaha. Muhammad Asad (seorang mufassir)
menafsirkan Sidratul Muntaha dengan pohon lotus yang batasnya
paling jauh. Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan
simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan
demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan
sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.
Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah,
menyatakan, "Nabi Muhammad telah naik ke langit yang tinggi
101
lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku
telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi."
Ketika Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah
memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya
berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya.
Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, kursi dan 'arsy.
Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. terhadap
keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-
Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah
melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa
kebijaksanaan, ketentraman dan kebahagiaan.
Pada saat itu Nabi Saw. sudah mampu membedakan posisi
Tuhan dan alam. Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara
alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu
menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan
mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya
menggangtungkan semua harapan dan keinginan kepada alam
akan mendatangkan kesengsaraan.
Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang
dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan
Nabi Saw lupa akan tugas pokoknya menebarkan rahmat Allah
melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya
tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu
membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan
taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw
sangat sadar bahwa kebahagian yang diperolehnya dalam Isra' dan
Mi'raj bukan esensi dan tujuan utama Allah, tetapi itu semua hanya
alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa
melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya.
Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang
dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan
realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan.
Dengan demikian peristiwa isra' mi'raj Nabi Saw. tidak hanya
memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Jika seseorang mengalami fana, yaitu menyatu dengan Allah
dan hanyut dalam dzikir kepada Allah Swt sehingga mendatangkan
ketenangan jiwa. Banyak yang asyik pada perilaku individual dan
lupa akan sosialnya. Semakin ia berdzikir ribuan kali dan
102
mendatangkan ketenangan jiwa semakin jauh dari realitas
kehidupan dan cenderung mengasingkan diri dari dunia nyata.
Bagaimana dengan kita? Ketika nabi Muhammad mendapat
tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah melalui
peristiwa Isra' dan Mi'raj. Melalui peristiwa ini Allah mengobati
luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka
laranya. Akibatnya jiwanya menjadi segar dan bahagia kembali.
Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi
malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah di
muka bumi ini. Disinilah Isra' Mi'raj tidak hanya memiliki makna
individual tetapi juga memiliki makna sosial.
Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan
hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat
kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada
peluang diisra'kan dan dimi'rajkan seperti nabi Muhammad?
Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti
dilakukan bila semua itu terjadi pada kita? Jawabannya adalah:
Shalat!
Isra dan mi'raj adalah salah satu mu'jizat Nabi Muhammad
Saw. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin
diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan
petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang
memiliki fungsi sama dengan Mi'raj yaitu ibadah shalat. "Shalat itu
mi'rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi'rajul mu'minín)".
Shalat secara bahasa berarti do'a. Doa pada hakikatnya
merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt.
Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan
berdialog dengan Allah Swt.. Oleh karena itu secara hakiki fungsi
shalat dan mi'raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah
Swt.
Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama
dengan buah Isra' mi'raj yaitu kesadaran individual dan sosial.
Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir,
mengingat Allah. Dzikir atau shalat, bila dilakukan dengan khusyu'
akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup.
Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya
diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti
dilihat pula pada bekas perilaku sosialnya. Menurut Al Quran,
103
shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam
kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran bersedekah, kemampuan
menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan
memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara
amanat baik dari Allah ataupun sesama manusia.
Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat
kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar.
Rasulullah menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi
orang yang shalat kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari
Allah.
Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah
shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan kontinyu. Menurut
Imam Al Ghazali, shalat khusyu' adalah shalat yang dilakukan
dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan
dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta'zhim, hormat, takut,
berharap dan malu terhadap Allah. Kesadaran ini disamping akan
mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa,
juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan
seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam
kehidupan sehari-hari. Wallah a'lam bi ash-shawwab
104
KARAKTER CINTA
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang
pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini
melainkan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang
mampu mengubah dari tradisi ke-jahiliyah-an kepada Islam.
Rasulullah Saw telah berhasil mendidik sahabatnya sehingga
menjadi masyarakat Muslim yang berkualitas dan berakhlakul
karimah. Mereka rindu akan kebenaran, semangat dalam menuntut
ilmu, merasa mulia dengan Islam, sederhana dalam sikap, pada
malam hari mereka ber-taqarrub kepada Allah Swt, di siang hari
mereka menebarkan kasih sayang, menghilangkan beban-beban
kaum muslimin, memerintahkan kebaikan dan melarang dari
kejahatan serta berjihad melawan kemusyrikan dan kezaliman.
Mereka saling cinta mencintai diantara kaum Muslimin
seperti Muhajirin dan Anshar. Allah berfirman
ت ب م نق ب ل ه م و ال ذ ين يم ان و ا لإ ار ب ون و ء والد ه ي ح ف يم ن د ون و ل ي ج إ ل ي ه م اج ر و خ ص اص ة ب ه م ك ان و ل و ه م ع ل ىأ نف س و ي ؤ ث ر ون أ وت وا م م آ ح اج ة م نص د ور ه م
ه م ال م ف ل ح ون ه ف أ و ل ئ ك ش ح ن ف س ي وق
Ayat ini menerangkan sikap mu’min Anshar yang mencintai
mu’min Muhajirin. Mu’min Anshar menginginkan Mu’min
Muhajirin memperoleh kebaikan dan kenikmatan sebagaimana
mereka menginginkan kebaikan dan kenikmatan untuk dirinya.
Mereka saling cinta mencintai bukan hanya kepada sesama
kaum muslim, tetapi mereka juga sangat mencintai guru mereka,
Rasul mereka yaitu Muhammad Saw. Cinta mereka ditunjukkan
dengan kepedulian dan pengorbanan mereka kepada Nabi
105
Muhammad Saw. Contohnya Ali bin Abu Thalib yang berani
menggantikan posisi Nabi ditempat tidur saat kaum kafir
mengepung rumah Nabi Saw, padahal itu sangat berbahaya untuk
keselamatannya. Abdurrahman bin Auf berani mengorbankan
40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang,
dan 1.500 ekor unta demi membantu Rasulullah Saw dalam
perjuangannya menegakkan Agama Islam di muka bumi ini, tanpa
meninggalkan sedikitpun untuk keluarganya. Abu Ubaidah bin al-
Jarrah sangat cinta kepada Rasulullah Saw sampai-sampai berani
membantu Rasulullah Saw pada suatu kejadian di perang Uhud
sampai giginya copot. Thalhah bin Ubaidillah karena cintanya
kepada Rasulullah Saw sampai-sampai ia menjadi seorang
shahabat yang berani dengan menjadikan tubuhnya sebagai
tameng bagi Rasulullah Saw dari serangan musuh, sehingga
badannya terkena lebih dari tujuh puluh tikaman dan anak panah
serta jari tangannya putus.
Kenapa bisa demikian cintanya para shahabat kepada
Rasulullah Saw. Karena Rasulullah Saw mendidik mereka dan
mendakwahi mereka dengan kecintaan yang dalam juga kepada
mereka.
Ketika Rasulullah Saw bersama anak angkatnya Zaid bin
Haritsah ke Thaif beliau ditimpuki batu oleh para pemuda dan
anak-anak, sehingga membuat malaikat marah. Malaikat
menawarkan kepada Rasulullah Saw agar penduduk Thaif diberi
adzab, tetapi Rasulullah Saw menolak dan berkata: “Jangan,
mereka tidak tahu bahwa saya ini Rasulnya.” Kemudian beliau
Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaumku, karena
mereka tidak mengetahui.”
Seorang wanita tua selalu menyakiti Rasulullah Saw dengan
meletakkan duri dan najis di jalan yang biasa dilalui Rasulullah
Saw. Pada suatu ketika wanita itu sakit lantas Rasulullah Saw
menziarahinya dan menunjukkan kasih sayang terhadapnya.
Lantas wanita tua itu menangis dan memeluk agama Islam.
Pernah seorang Arab badui menarik dengan kasar jubah
Rasulullah Saw sampai berbekas pada lehernya. Rasulullah Saw
tidak marah, malah menghadiahkan jubah itu kepadanya. Ada juga
seorang Arab Badui kencing di satu sudut Masjid Nabawi. Para
Shahabat marah tetapi Rasulullah berkata “biarkan dia
106
menyelesaikan hajatnya.” Setelah selesai Rasulullah Saw sendiri
yang membasuh najis itu.
Sewaktu hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw dikejar oleh
Suraqah. Setiap kali kuda Suraqah mendekati Rasulullah Saw
kudanya tersungkur jatuh. Rasulullah Saw tidak bertindak apa-apa
dan memaafkannya sampai Suraqah menyerah dan tidak akan
mengganggu Rasulullah Saw lagi.
Rasulullah Saw mengajarkan cinta kepada orang tua, anak
kecil, tetangga, sesama muslim bahkan kepada non muslim.
bagaimana mencintai non muslim, yaitu dengan bersikap sedih jika
teman kita, saudara kita yang masih non muslim belum juga masuk
ke dalam agama Islam.
Itulah sekilas tentang kecintaan Rasulullah Saw kepada para
shahabat, sampai-sampai ketika sakaratul maut, yang di sebut
bukan anaknya, hartanya, tetapi yang disebut adalah ummatnya.
Makanya wajar jika shahabatnya menjadi sangat cinta dan peduli
kepada Rasulullah Saw, yang ditunjukkan oleh para shahabat
dengan pengorbanan kepada Rasulullah Saw.
Begitu juga bagi guru dan orang tua, jika ingin anak-anaknya
memiliki kepribadian saling mencintai, mengasihi, peduli antar
sesama maka bagi orang tua harus memberikan teladan terlebih
dahulu kepada mereka tentang bagaimana cara mencintai dan
mengasihi antar sesama. Disamping memberikan teladan, guru dan
orang tua juga harus mengajari dan mendidik mereka dengan cinta
dan kasih sayang. Semakin cinta kita kepada mereka maka
insyaalloh mereka juga akan cinta dan sayang kepada kita.
Sebagaimana cintanya para shahabat kepada Rasulullah Saw.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang diberi petunjuk oleh
Allah Swt untuk selalu mengikuti petunjuk dan sunnah2
Rasulullah Saw. amin ya Rabbal alamin.
107
NABI ITU KAYA
Memang Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam
keadaan miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi
meninggal dalam keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan
apapun kecuali 7 dirham saja. Seluruh hartanya termasuk baju
perangnya sudah diserahkan seluruhnya untuk kepentingan kaum
muslimin.
Tetapi walaupun demikian, bukan berarti masa remaja dan
masa mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan
sebaliknya, nabi Muhammad Saw ketika remaja dan masa
mudanya, beliau adalah orang yang sangat produktif dan orang
yang sangat kaya raya.
Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi
pengembala ternak pada umur 8 tahun. pekerjaan mengembala
ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi
Muhammad tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil
dilatih untuk bertanggung jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala harus
mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur.
Disamping itu, pengembala juga harus mengendalikan hewan
ternaknya agar tidak tersesat, dan pengembala juga harus
melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun
pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk
perenungan berbagai hal, misalnya tentang masyarakat
disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.
Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di
perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya abu thalib.
108
Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan
Jordan. Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha
itu dengan baik dan jujur, sehingga ketika berumur 16 tahun beliau
sudah beberapa kali keliling jazirah arab sehingga memiliki
banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.
Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad
memulai usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi
karyawan biasa, tetapi saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi
manager perdagangannya Khadijah. Ia mengambil dagangan dari
seeorang janda kaya di Mekkah saat itu yang bernama Khadijah,
lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman,
Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota
lainnya. Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling
dunia, nabi telah menjadi pedagang regional, karena
perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.
Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena
kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah
tertarik. Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah.
Dan nabi memberi mahar beberapa ekor onta untuk Khadijah.
Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan lagi menjadi
karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi
pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia
rintis dari remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin
meningkat dan meningkat. Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi
karena kejujurannya.
Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin
yang berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini
bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu,
tetapi predikat ini datang dari masyarakat sekitarnya.
Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun
barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika
terjadi konflik di Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah
tentang siapa yang paling berhak meletakkan hajar aswad ketempat
semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik itu. Karena
ia sangat jujur dan sangat adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh
masyarakatnya sebelum ia diangkat menjadi utusan Allah.
Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan
menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan
109
uang, tetapi uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi
sudah mencapai apa yang diistilahi oleh para ekonom dengan
‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup banyak memiliki
karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai
memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan
masyarakatnya. Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua
hira, merenungi dirinya, siapa Tuhannya, dan merenungi masalah
akhlaq dan sosial yang ada pada masyarakatnya,. Hal ini terus ia
lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang pertama. Sejak itulah
beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang
utusan Allah.
Kewirausahaan tidak terjadi begitu saja, tetapi hasil dari
suatu proses yang panjang dan dimulai sejak masih kecil.
Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan dan
kegagalan seseorang.
Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak
mendapatkan cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman
pahit dengan terlahir sebagai yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda
beliau wafat. Setelah itu dititipkan kepada kakeknya. Tidak
berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat. Nabi kecil
saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu Thalib.
Sayangnya, Abu Thalib merupakan salah satu anak Abdul
Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang
Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya.
Ujian nabi tidak berhenti sampai situ saja. Ketika menikah
dengan khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak laki-laki,
seluruhnya meninggal pada usia yang sangat belia. Anak
perempuannya meninggal kala ia sedang berjuang menyebarkan
agama Islam. Hanya Fatimah saja yang meninggal setelah Nabi
Muhammad saw wafat.
Mungkin latar belakang seperti ini yang memang
digariskan Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban
risalah kenabian dan yang akan menjadi pemimpin umat. (Laqod
kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah)
Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad
SAW maka bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang
dikatakan cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya,
kehidupannya, akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya,
110
semakin kita membaca dan semakin kita mengetahui maka
semakin menjadi–jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad
saw.
Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw
mari kita intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah
Rasul saw. Karena ada Maqolah : “Man ahabba sakhsaon
qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka dia akan
mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti
dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya.
Kalau yang ia cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam
kuburnya bersama artis itu tapi kalau yang ia cintai adalah
Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya
bersama Rasulullah SAW.
Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca
shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah
dikatakan :
ه ر ك ذ ن م ر ث ك ي ل اسف الن ب ح اا ذ إ
kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu
menyebutnya (berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun
didalam hati)
Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini
menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad
SAW. Tetapi aneh, ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk
makan ikan sebanyak-banyaknya. Tetapi setelah makan ikan
jangan minum air. Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam
tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul. yang ia mimpikan adalah ia
seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang meminum air
danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa
kehausan karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.
Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita
bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan,
malah ia memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum
air danau sepuas - puasnya.
Apa jawab guru : jawab guru adalah :
ك ذ إ لو س الر اك ر ت س ف اء م ىال ل ا ك اق ي ت ش اك ل و س ىالر ل ا ك اق ي ت اش ان ا
111
artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu,
seperti kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan
bermimpi bertemu Rasulullah SAW.”
10 SHAHABAT NABI
Rasulullah Saw pernah bersabda tentang 10 shahabat yang
dijamin masuk surga, siapa saja:“Abu Bakar di Surga, Umar di
Surga, Utsman di Surga, Ali di Surga, Tolhah di Surga, az-Zubair
di Surga, Abdurrohman bin ‘Auf di Surga, Sa’d di Surga, Sa’ied di
Surga dan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarroh di Surga.”
Para Sahabat Rasulullah Saw ibarat bintang-bintang yang
berkelipan dan rembulan yang bersinar terang. Jika mengamati
periode sejarah kehidupan mereka, pastilah akan terlihat sebuah
pancaran sinar yang merasuk ke dalam hati dan memenuhi seluruh
perasaan. Kemudian akan didapati juga sebuah hidayah yang akan
menunjukkan ke jalan kebenaran dan menorong untuk senantiasa
berbuat baik.
Para sahabat selalu berlomba-lomba untuk ibadah dan
berbuat kebaikan. Dan mereka selalu cemburu dan termotivasi jika
ada salah satu sahabat yang telah melakukan kebaikan. Nabi
pernah bercerita : Ketika aku masuk ke dalam surga dan melihat di
dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku
bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik
Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera
teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar
menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang
seperti engkau dicemburui. (HR. Muslim).
Umar memang salah satu shahabat yang selalu cemburu jika
ada salah satu shahabat yang telah melakukan suatu kebaikan.
Pernah pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw shalat subuh.
Tatkala beliau selesai shalat, beliau bertanya, ‘siapakah di antara
112
kalian yang pagi ini puasa?” Umar menjawab, ‘wahai Rasulullah,
sebelum tidur tadi malam, aku tidak berniat puasa, dan pagi ini aku
tidak berpuasa.” Abu Bakar berkata, “aku wahai Rasulullah,
sebelum tidur tadi malam aku berniat puasa dan pagi ini aku
berpuasa. Kemudian Nabi Saw bertanya lagi, siapa di antara
kalianyang pagi ini menjenguk orang sakit? Umar berkata, tadi kita
menunaikan shalat dan masih baru selesai, bagaimaa kita dapat
menjenguk orang sakit? Abu bakar berkata, aku wahai Rasulullah,
orang orang memberitahuku bahwa saudaraku Abdurahman bin
auf sakit, lantas aku sempatka untuk menghampirinya dalam
perjalanan menuju masjid. Kemudian nabi saw bertanya lagi, siapa
di antara kalian yang pagi hari ini sudah bersedekah? Umar
berkata, wahai Rasulullah, kami masih tetap bersamamu semenjak
selesai mengerjakan shalat, bagaimaa kami dapat bersedekah? Abu
bakar berkata, ‘aku wahai rasulullah, ketika aku memasuki masjid,
ternyata ada seorang pengemis. Pada saat itu cucuku dari
abdurahman bin abi bakar memiliki sepotong roti, lantas aku
mengambilnya dan memberikan kepada pengemis itu. lantas nabi
bersabda, “aku memberi kabar gembira akan surga, aku memberi
kabar surga” dalam riwayat lain disebutkan, barangsiapa yang
menggabungkan amalan tersebut maka ia masuk surga.
Umar bin al-Khaththab berkata, “ Abu Bakar selalu
menggungguliku dalam hal kebaikan.” Karena hal itu juga Ali bin
Abu Thalib berkata, “Abu Bakar adalah seorang pemenang. Demi
Allah, tidaklah kami saling berlomba-lomba dalam kebaikan
melainkan Abu Bakar adalah pemenangnya.”
Itulah didikan nabi, bagaimana menjadikan murid muridnya
yaitu para shahabat menjadi seorang muslim yang peduli sosial,
lingkungan dan menjadi orang yang penuh tanggung jawab.
Ketika menjadi khalifah, Umar bin Khaththab seseorang
yang sangat bertanggung jawab. Pernah suatu malam Umar ra
berjalan-jalan di Madinah guna melihat keadaan kota, mencari
pedagang yang curang, dan sebagainya. Terkadang dia juga tidur
malam di tengah-tengah rakyatnya demi menjadi mereka, kalau
memang kondisi mengharuskan demikian. Dalam melakukan hal
itu, dia ditemani oleh orang-orang pilihannya yang sangat
menaatinya.
113
Pernah suatu hari ada sekelompok pedagang yang datang ke
Madinah. Kemudian mereka beristirahat di darah Muslah, yaitu
tempat yang berada di dekat Madinah. Lantas Umar pergi dengan
ditemani oleh Abdurrahman bin Auf untuk menjaga mereka. Tidak
lama kemudia, mereka berdua mendengar tangisan seorang bayi,
“takutlah kepada Allah dan berbuat baiklah kamu kepada
anakmu!”. “Aku melihatmu bahwa kau merupakan ibu yang tidak
baik. Apa yang menyebabkan anakmu tidak tenang semenjak tadi
malam?!” wanita tersebut menjawab, “wahai hamba Allah,
sesungguhnya aku telah menyapih anakku”. Lantas Umar
bertanya, “mengapa?”, wanita itu menjawab, “karena Umar tidak
akan memberikan santunan melainkan bagi anak yang sudah
disapih.” Lantas Umar bertanya lagi, “Berapa umur anak ini?”.
tatkala Umar mengetahui bahwa wanita tersebut menyapih
anaknya sebelum waktunya, maka dia menyuruh seseorang untuk
mengumumkan , wahai manusia, hendaknya kalian tidak tergesa-
gesa untuk menyapih anak-anak kalian! Karena, sesungguhnya
kami akan memberi santunan bagi setiap bayi yang lahir dalam
agama Islam”.
Umar juga seorang yang sangat peduli sosial. Suatu hari,
Umar juga pernah keluar rumah dengan ditemani pembantunya
yang bernama Aslam, menuju sebuah tempat di dekat Madinah
yang dikenal Shirar. Kemudia dia melihat ada sebuah api yang
menyala. Ternyata di sana ada seorang wanita dengan beberapa
anaknya dan sebuah periuk yang dipanggang di atas api. Anak-
anaknya terus menangis. Umar berkata, “Assalamualaikum wahai
pemilik cahaya. Lantas wanita tersebut menjawab, “wa’alaikum
salam”. Umar berkata, “boleh aku mendekat?”. Wanita tersebut
menjawab, “mendekatah dengan baik dan tinggalkanlah kami!”.
Kemudian Umar mendekat dan bertanya, “ada masalah apa
kalian?, wanita tersebut menjawab, “Kami kemalaman dan
kedinginan”. Umar bertanya, lantas mengapa anak-anak ini
menangis?” wanita itu menjawab, “mereka lapar”. Umar bertanya,
“apa yang kau masak di periuk ini?” wanita itu menjawab, “air,
untuk membuat mereka diam dan tertidur ... Allah-lah yang akan
memutuskan hukum antara kami dan Umar!”. Umar bertanya, “apa
yang dilakukan Umar terhadap kalian”. Wanita tersebut
menjawab, “dia memimpin kami kemudian melupakan kami!”.
114
Lantas Umar menghadapku (Aslam) dan berkata, “ayo ikut aku!”
lantas kami sehgera pergi ke Darud Daqiq (tempat penyimpanan
tepung). Kemudian dia mengeluarkan satu karung tepung dan satu
mangkuk besar lemak, dan berkata, “angkat tepung dan lemak ini
ke pundakku biar aku membawanya”. Aku berkata, “Biarlah aku
yang akan membawanya”. Dia menjawab, “apakah kau mau
menanggung dosaku kelak di hari kiamat?”.
Lantas aku mengangkat tepung ke pundaknya. Kemudia dia
segera pergi dan aku mengikutinya. Kemudain dia meletakkan
tepung itu di depan wanita tersebut. Setelah itu, dia mengambil
sedikit tepung dan berkatakepada wanita itu, Biarkanlah aku
membuatmu harirah—sejenis makanan yang terbuat dari tepung
dan susu. Kemudian dia mulai meniup api di bawah periuk.
Jenggotnya begitu lebat hingga aku melihat asap keluar dari sela-
sela jenggotnya. Tidak berapa lama akhirnya dia selesai memasak
untuk mereka. Lantas Umar menurunkan periuk tersebut dan
menuangkan harirah di sebuah piring dan berkata kepada wanita
tersebut. “Suapilah mereka dan aku yang mengipasi makanan ini
agar dingin”. Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya anak-anak
itu kenyang. Lantas wanita itu berkata, “semoga Allah
membalasmu dengan kebnaikan, dengan hal ini kau lebih utama
daripada Umar.”
Umar juga mempunyai kasih sayang terhadap hewan
sebagaimana kasih sayangnya terhadap manusia. karena, sejatinya
kasih sayang itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah-
pisah sekalipun terkadang kadarnya berbeda-beda antara satu
dengan orang dengan lainnya. Musib bin Darim berkata, “Dulu aku
pernah melihat Umar memukul seorang laki-laki dan
mengancamnya lantaran lelaki tersebut membebani untanya
dengan barang yang berat”.
Karakter lain yang nampak pada diri Umar adalah sikap
toleransi. Kasih sayang Umar tidak hanya terbatas pada kaum
muslimin saja bahkan dengan orang-orang non-Islam. Pernah
suatu ketika dia melihat orang tua yang buta bertanya tentang pintu
masuk. Tatkala Umar mengetahui bahwa orang tua tersebut
beragama Yahudi, dia berkata kepadanya, “apa kebutuhanmu?”.
Orang tua tersebut menjawab, “aku ingin minta upeti, hal-hal yang
aku butuhkan, dan sekaligus gandum!”. Kemudian Umar
115
menuntunnya menuju ke rumahnya dan memberinya sesuatu yang
dapat mencukupinya. Kemudia Umar menulis surat kepada
petugas Baitul Mal yang berisi, “Urus orang ini dan orang-orang
yang sepertinya. Demi Allah, kita tidak adil jika meminta upeti di
masa mudanya, dan meleantarkannya ketika dia sudah tua.
Sedekah hanyalah untuk orang-orang fakir dan miskin. Orang-
orang fakir dari kalangan umat Islam, dan orang ini dari golongan
orang-orang miskin Ahli Kitab. Gugurkanlah pungutan upeti
darinya dan dari orang-orang seperti dia!”.
SHALAT BERJAMA’AH
Rasulullah Saw bersabda :
أ ب يه ر ي ر ة الل ع ن ب ع ةي ظ ل ه م س ل م ق ال ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س الن ب ي ه ف يظ ل ه ي و م ع ن ق ل ب ه م و ر ج ل ر ب ه أ ف يع ب اد ة ن ش و ش اب ال ع اد ل م ام ظ ل ه الإ إ ل ظ ل ف يل ع ل ق
د ت م ع اع ل ي ه و ت ف ر ق اع ل ي ه و ر ج ال م س اج ت ح اب اف يالل ه اج ن و ر ج ل ام ر أ ةذ ات لط ل ب ت ه
ت ع ل م ف ىح ت ىل أ خ الل ه و ر ج لت ص د ق إ ن يأ خ اف بو ج م الف ق ال ال ه م ن ص م ش
و ر ج لذ ك ر ين ه ي م ع ي ن اه م ات ن ف ق الل ه خ ال ي اف ف اض ت
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan di bawah
naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya,
di antaranya adalah imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam
ketaatan kepada Allah dan orang yang hatinya terpaut dengan
masjid...” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan maksud dari “muallaqun fil
masajid” atau orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid
adalah orang yang sangat cinta dengan masjid dan selalu berupaya
untuk sholat di dalamnya.
Rasulullah Saw sering menganjurkan sahabat-sahabatnya
untuk melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Diceritakan oleh Abdullah bin Utbah
bahwa ia datang kepada Aisyah lalu berkata: ‘wahai Aisyah,
ceritakan kepadaku tentang sakitnya Rasulullah? Aisyah
menjawab: “baiklah” lalu ia bercerita: “Sakit Rasulullah Saw
116
semakin parah” Kemudian Nabi bertanya: “apakah semua sudah
shalat?” kami menjawab: belum wahai Nabi, mereka
menunggumu. Kemudian Nabi minta diambil satu mangkuk air,
beliau kemudian berwudhu, dan Nabi siap berangkat kemasjid,
tiba-tiba ia jatuh pingsan, ketika sadar, nabi bertanya lagi, apakah
semua sudah shalat? Kami menjawab, belum ya Rasulullah. Nabi
meminta diambilkan air lagi, kemudia kami membawakan air,
Nabi lalu berwudhu, kemudian iagin berangkat ke Masjid nabi
pingsan lagi. setelah sadar nabi kembali bertanya: apakah orang-
orang sudah shalat? Kami menjawab: belum wahai Rasulullah,
mereka masih menunggumu. Dan itu terjadi hingga tiga kali,
kemudian nabi mengirim seseorang untuk menyuruh Abu Bakar
mengimami shalat isya itu, lalu sholatlah Abu Bakar mengimami
para sahabat.
Dalam kondisi yang sakit parah itu, Rasulullah Saw tetap
berupaya untuk shalat di masjid sampai beliau pingsan tiga kali.
Adi bin Hatim, salah satu sahabat Rasulullah Saw: “tidaklah masuk
waktu shalat sejak aku masuk Islam kecuali aku sudah dalam
keadaan berwudhu”. Said bin Musayyaib seorang tabi’in berkata:
“tidaklah aku mendengar adzan kecuali aku sudah berada
dimasjid”. Diceritakan juga oleh imam Abi Syaibah bahwa Rabi’
bin Khaitsam dalam keadaan sakit, ia dipapah oleh dua orang untuk
shalat berjamaah di masjid. Lalu disampaikan kepadanya, bukanka
ia diberikan kemudahan untuk tidak mendatangi shalat berjama’ah.
Beliau berkata: siapa yang mendengar adzan hendaklah ia
mendatanginya walaupun dalam keadaan merangkak.
Begitulah kisah-kisah para sahabat Rasulullah Saw dan
genereasi setelahnya, yang tidak pernah udzur dan alasan untuk
tidak melaksanakan panggilan Allah Saw dananjuran Rasulullah
Saw. Hal ini juga diperkuat lagi dengan kisah kisah para pemimpin
ummat Islam terdahulu, yang menjadi teladan ummat, di tengah
kesibukan mereka mengurus negara mereka tak pernah melupakan
untuk mendatangi sholat secara berjama’ah, bahkan mereka adalah
orang-orang yang mengingatkan masyarakatnya untuk mendatangi
shalat berjama’ah, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin
Khattab, suatu ketika ia tidak mendapati beberapa orang
menghadiri shalat berjama’ah, maka ia menyuruh beberapa orang
untuk mencari orang tersebut agam shalat berjama’ah bersama-
117
sama. Begitu juga yang dilakukan Ali bin Abi Thalib, tatkala ia
keluar dari rumahnya untuk shalat berjamah’ah, ia selalu berteriak-
teriak: Sholat, sholat.
Kenapa para sahabat bisa sedemikian antusias untuk selalu
menjaga shalat berjama’ah dimasjid. Karena banyak sekali Sabda
Rasul yang bercerita tentang keutamaan Shalat berjama’ah
diantanya:
د ر ج ة ر ي ن ب عو ع ش ص لة ال ف ر د ب س ص لة ال ج م اع ة أف ض ل م ن Bahwa Shalat berjama`ah lebih utama daripada shalat
sendirian dua puluh tujuh derajat. Kalau pahala itu kita simbolkan
dalam bentuk uang, maka yang sholat sendirian akan mendapatkan
seratus ribu rupiah dan bagi yang shalat berjamaah akan
mendapatkan uang sebesar dua juta tujuh ratus ribu rupiah. Dan jelas itu sangat besar sekali perbedaannya.
الل ه ص ل ىالل هع ل ي ه و س ل م ر س ول :ق ال ))ص لة أب يه ر ي ر ة رضياللهعنهق ال
و ف يال ج م اع ة ت ض ع ف ع ل ىص لت ه ف يب ي ت ه و ف يس وق ه خ م س ا ع ف االر ج ل ر ين ض ع ش
ال و أن ه إذ ات و ض أف أح س ن د لي خ و ذ ل ك إل ىال م س ج الص لة ض وء ث م خ ر ج ر ج ه إل ع ن ه ب ه اخ ط يئ ةف إذ اص ل ه ب ه اد ر ج ةو ح ط ت ر ف ع ت ي خ ط خ ط و ة إل ل م ت ز ل ل ىل م
:الل ه م ت ق و ل ت ص ل يع ل ي ه م اد ام ف يم ص ل ه ه ،و لص ال م لئ ك ة ع ل ي ه الل ه م ار ح م ل الص لة ((. أح د ك م ف يص لةم اان ت ظ ر ي ز ال
Rasululah bersabda: Pahala shalat seseorang yang
berjamaah melebihi pahala shalat sendirian di rumahnya dan
dipasarnyadua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu apabila ia
berwudhu` dengan sebaik-baiknya, kemudian ia pergi menuju
masjid, tidak ada tujuan lain kecuali untuk shalat berjama`ah
maka tidaklah setiap langkah yang diayunkannya melainkan
terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu
dosa, apabila ia melakukan shalat berjama`ah maka para
malaikat senantiasa mendoakannya selama ia masih berada di
tempat shalatnya dan juga ia belum berhadats. Para Malaikat
berdoa : “Allahumma shalli alaihi, Allahummarhamhu (Ya Allah,
Ampunilah dia dan rahmatilah).” Dan tetap ia dianggap shalat
118
selama ia menunggu waktu shalat berikutnya tiba.) Lafadz hadits
Al Bukhari.
jika diangkat derajat disisi Allah di simbolkan dengan
jabatan, maka siapa yang shalat berjama’ah akan diangkat derajat
dan jabatannya untuk lebih dekat dengan Allah Swt dan
dihapuskan dosa dosa yang lalunya. Kemudian, terkadang kita
ingin orang tua kita mendoakan kita, kita ingin guru-guru kita,
orang sholeh disekitar kita mendoakan kita, tetapi selama kita
berada dimasjid, malaikat tanpa dipinta, mereka mendoakan kita
dengan doa yang cukup indah “ya allah ampunilah orang ini, ya
allah berilah rahmat bagi orang ini” dan ini terus menerus didoakan
kepada kita selama kita berada di masjid.
Bagaimana agar kita selalu termotivasi untuk selalu
melakukan shalat berjama’ah dimasjid, yang pertama adalah
keinginan yang dan jujur dalam hati kita untuk melaksanakan
shalat berjama’ah. Yang kedua adalah selalu berdoa dan memohon
kepada Allah Swt agar dimudahkan dalam ketaatan kepadanya
dengan berupaya melakukan shalat secara berjama’ah. Rasulullah
Swt pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal agar selalu membaca
doa ini setiap selesai shalat :
ك ت اد ب ع ن س ح و ك ر ك ىذ ل ىع ن ع ا م ه لل ا“Ya Allah bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur
padamu dan beribadah dengan baik kepadamu”.
Semoga Allah swt menjadikan kita hamba-Nya yang selalu
dibukakan hati kita untuk selalu mendekat kepada-Nya dan
meneladani Rasulullah Saw, sahabatnya dan para tabi’in dalam
semangat mereka beribadah kepada Allah Swt. Amin ya Robbal
Alamin.
119
RUMAH DI SURGA
Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang
yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah
untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan
selamatkanlah Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan
selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim.
“ad-Dunya mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk
akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang
diperintahkan Allah maka bergegaslah untuk berusaha mencari
keuntungan, pahala, dan janji-janji Allah swt. Karena banyak
sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang yang shaleh.
Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan
rumah disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini
sebagaimana termaktub dalam sunan al-Tirmidzi :
ب ن ىل ل ه م س م ن أ ن ه ق ال ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م الن ب ي ر و ي ع ن ك ان و ق د اص غ ير ا د ج ن ة ب ير اب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال ج ك أ و
Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau
bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik
kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya
rumah di surga.
120
ر ة ر ك ع ش ع ل ىث ن ت ي ث اب ر م ن و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول الس ن ة ق ال ع ة م ن ع ت ي ب ن ىالل ه ل و ر ك ر ر ك ع اتق ب ل الظ ه أ ر ب ع ن ة ه ب ي ت اف يال ج ب ع د ع ت ي ن ب ع د ه او ر ك ن
ع ت ي ن ق ب ل ال ف ج ر ال ع ش اء و ر ك ع ت ي ن ب ع د و ر ك ال م غ ر ب
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih
melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah
ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu
empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat
sebelum subuh.
ر س ول ع ش قال ص ل ىالض ح ىث ن ت ي ل م م ن ع ل ي ه و س ع ة ب ن ىالل ه الل ه ص ل ىالل ه ر ة ر ك ن ة ذ ه بف يال ج ل ه ق ص ر ام ن
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas
raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari
emas di surga.
Orang yang beriman adalah orang yang mampu mengolah
hidupnya yang sesaat ini untuk hidup yang panjang, hidup bukan
untuk hidup, tetapi hidup untuk yang maha hidup yaitu allah swt.
Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup, kita jangan
takut mati, jangan mencari mati dan jangan lupakan mati tetapi
orang mukmin adalah orang yang merindukan mati Karena mati
adalah pintu perjumpaan dengan allah swt, mati bukanlah akhir
cerita hidup, tetatpi mati adalah awal dari cerita sebenarnya maka
sambutlah mati dengan ketakwaan.
Untuk mempersiapkan kematian maka jagalah sunnah nabi
setiap harinya :
1. Solat tahajjud, karena kemuliaaan seorang mukmin terletak
pada tahajjudya, jadikan asupan awal ketubuh kita adalah udara
sepertiga malam yang kaya akan oksigen
2. Membaca alqur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya
sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca alquran
terrlebih dahulu
3. Sebelum melangkah kemanapun, langkahkan kaki untuk sholat
subuh berjamaah dimasjid, karena masjid pusat keberkahan
untuk orang beriman untuk menjawab panggilan ilahi
121
4. Jaga shalat dhuha karena kunci rizki terletak pada shalat dhuha
5. Jaga sedekah setiap harikarena allah sangat suka kepada orang
yang bersedekah dan malaikat akan mendoakan setiap harinya
6. Jaga eudhu terus menerus. Khalifah ali berjkata : orang yang
selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat
walaupun ia tidak sedang shalat dan dijaga dan didoakan oleh
para malaikat dengan doa ya allah ampuni dan sayangi dia.
7. Yang terakhir adalah istigfar setiap saat.
Nabi selalu setiap selesai shalat beristigfar 3 x.Perbuatan ibadah
saja perlu kita istigfari apalagi selain ibadah. Karena bisa jadi
wudhunya shalatnya belum sempurna.
Oleh karena itu, mari kita melatih konsentrasi, terutama
dalam masalah niat, agar niat kita hanya karena Allah swt, agar
ibadah yang dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan
sampai seperti yang Allah firmankan:
Artinya : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka
kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan”. yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah
amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia
tetapi amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak
beriman. Maka dari itu, Nabi Muhammad Saw sebelum sholat
pernah mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu
solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah
sholat terakhir bagi kalian. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita,
dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan
menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani,
mendapatkan pahala dan keuntungan dari Allah swt dan kita
berharap menjadi manusia yang bahagia baik baik didunia maupun
diakhirat kelak. Amin.
122
FARDU DAN SUNNAH
Imam al-Ghazali ra dalam kitabnya yang bernama
bidayatulhidayah mengatakan:
حب الر و ه ل ف الن و ل ا الم س أ ر و ه ض ر الف لف اف و ن ضو ائ ر ف الله ر ام و أ ن أ م ل إع
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu
terdiri dari yang wajib dan sunnah. Adapun wajib adalah modal,
modal awal perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut Imam al-Ghazali ra: Ibadah wajib jika diumpakan
dengan perdagangan, maka ibadah wajib itu seperti modal awal
perdagangan sedangkan ibadah sunnah seperti keuntungan yang
diraih dalam menjalankan modal tersebut.
Contoh ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa
Ramadhan, zakat mal dan zakat fitrah. Sedangkan ibadah sunnah
seperti sholat Dhuha, tahajud, witir, membaca al-Qur’an, dzikir,
puasa senin kamis, puasa nabi daud, sodaqoh dengan menyantuni
anak yatim, kaum dhuafa, menyumbang perbaikan jalan,
masjid,sekolah,dsb.
Jika seseorang banyak melakukan ibadah-ibadah sunnah maka
banyak pula keuntungan yang akan ia dapatkan dan sebaliknya
semakin sedikit ibadah sunnah yang ia kerjakan maka sedikit pula
keuntungan yang akan ia dapatkan, bahkan jika tidak mengerjakan
123
ibadah sunnah sama sekali ia tidak akan mendapatkan keuntungan
sama sekali.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika modal
yang diberikan selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang
mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari
Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan oleh Allah swt selalu
ditinggalkan. Bagaimana mungkin seseorang mengharapkan
pahala sunnah shalat dhuha jika shalat subuh ditinggalkan.
Bagaimana seseorang mengharapkan pahala puasa senin kamis
kalau puasa ramadhan ditinggalkan.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika
modalnya selalu berkurang atau mungkin habis. Yang ada ialah ia
harus terlebih dahulu menutupi modalnya baru setelah itu ia baru
akan mendapatkan keuntungan dari allah swt.
Maka dari itu Imam al-Ghazali ra. membagi manusia menjadi
3 dalam menjalankan perintah Allah swt :
Yang pertama adalah saalimun/ orang yang selamat yaitu
orang yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja. Yang kedua
adalah roobihun/ orang yang beruntung yaitu orang yang
mengerjakan ibadah wajib dan sunnah dan yang ketiga adalah
khoosirun/ orang yang rugi, yaitu orang yang meninggalkan ibadah
wajib.
Imam al-Ghazali melanjutkan tulisannya dalam kitabnya: “jika
engkau tidak menjadi orang yang beruntung atau roobihun yaitu
orang yang mengerjakan ibadah wajib dan sunnah maka
berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat, yaitu orang
yang hanya mengerjakan ibadah wajib saja”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt untuk
dapat menunaikan perintah-Nya baik yang wajib maupun yang
sunnah. Amin ya rabbal alamin.
Rasulullah saw bersabda :
ي ل إ ب ر ق ت ي د ب الع ال ز ي ل و م ه ي ل ع ت ض ر ت ااف م اء د أ ل ث م ب ن و ب ر ق ت م ال ي ل إ ب ر ق ات م ه ب ح ىأ ت ح ل اف و الن ب
Maksud dari hadits ini adalah :
Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau
ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah ibadah
124
wajib dan jika seseorang ingin dicintai Allah swt maka belumlah
cukup hanya dengan mengerjakan yang diwajibkan oleh Allah swt
saja, tapi juga harus selalu mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.
Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt
dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah
Swt, amin ya rabbal alamin.
“ad-Dunya mazroatul akhiroh” dunia adalah ladang untuk
akhirat. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban yang
diperintahkan Allah maka bergegaslah untuk berusaha mencari
keuntungan, pahala, dan janji-janji Allah swt. Karena banyak
sekali pahala yang telah disiapkan bagi orang-orang yang shaleh.
Diantaranya adalah janji Allah swt yang akan membangunkan
rumah disurga jika kita mengerjakan ibadah–ibadah sunnah ini
sebagaimana termaktub dalam sunan al-Tirmidzi :
ب ن ىل ل ه م س م ن أ ن ه ق ال ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م الن ب ي ر و ي ع ن ك ان و ق د اص غ ير ا د ج ن ة ب ير اب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال ج ك أ و
Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau
bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik
kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya
rumah di surga.
ر ة ر ك ع ش ع ل ىث ن ت ي ث اب ر م ن و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول الس ن ة ق ال ع ة م ن ع ب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال و ر ك ر ر ك ع اتق ب ل الظ ه أ ر ب ع ن ة ب ع د ج ع ت ي ن ب ع د ه او ر ك ت ي ن
ر ع ت ي ن ق ب ل ال ف ج ال ع ش اء و ر ك ع ت ي ن ب ع د و ر ك ال م غ ر ب
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih
melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah
ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu
empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat
sebelum subuh.
الل ه ص ل ى ر س ول ص ل ىالض ح ىث ن ت ي قال ل م م ن ع ل ي ه و س ع ة ب ن ىالل ه الل ه ر ة ر ك ع ش ن ة ذ ه بف يال ج ل ه ق ص ر ام ن
125
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas
raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari
emas di surga.
Allah swt maha pengasih lagi maha penyayang kepada
hambanya. Selama hambanya selalu ingin berbuat baik, ingin
mendekatkan diri kepada Allah swt, insya Allah, Allah akan
menggantinya dengan yang lebih baik lagi.di dalam hadits di
sebutkan :
ه م ف ع م من ن ة ب ح س ه م ن ة و م ن ل ه ح س ك ت ب ت ي ع م ل ه ا ف ل م ن ة ل ه ب ح س ك ت ب ت ل ه ا
و ت ب ت ك ل م ي ع م ل ه ا ف ل م ي ئ ة ب س ه م ع فو م ن ض م ائ ة ب ع إ ل ىس ر ا اع ش ع م ل ه إ ن ك ت ب ت
Rasulullah Saw bersabda: “barangsiapa bermaksud
(berniat, berkeinginan) mengerjakan kebaikan kemudian tidak
jadi melakukannya, maka dicatat baginya suatu kebaikan, dan
barangsiapa bermaksud mengerjakan kebaikan kemudian ia
melakukannya maka dicatat baginya sepuluh sampai tujuh ratus
kali lipat pahala kebaikan, dan barang siapa bermaksud
mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka
tidak dicatat (bahkan dicatat sebagai suatu kebaikan disisi Allah
swt) dan jika mengerjakan keburukan tersebut dicatat (hanya satu
keburukan saja).
Jadi dengan bermaksud, berniat baik saja Allah akan
memberikan pahala, dan jika melakukan kebaikan itu Allah akan
memberi kita pahala kebaikan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat
atau berlipat – lipat ganda.
Betapa pentingnya niat yang ada di dalam hati kita. Sampai –
sampai Rasulullah saw bersabda :
“semua amal perbuatan itu dengan niat dan sesungguhnya
bagi setiap orang itu apa yang telah diniatinya” Dalam kitab
ta’lim muta’allim disebutkan : “berapa banyak amal perbuatan
yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena
niatnya bagus; dan berapa banyak amal akhirat karena buruk
niatnya maka menjadi amal dunia” Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti
membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas,
niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada
126
hari pembalasan kelak.Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang
membaca Al-Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak
ikhlas ataupun riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya
sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang niat karena
rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah–
perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada
yang niatnya bermacam-macam dan lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, mari kita melatih konsentrasi, terutama
dalam masalah niat, agar niat kita hanya karena Allah swt, agar
ibadah yang dikerjakan mendapatkan pahala dari Allah swt, jangan
sampai seperti yang Allah firmankan:
Artinya : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,
lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”.
yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka
yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia tetapi amal-amal itu
tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman.
Maka dari itu, Nabi Muhammad Saw sebelum sholat pernah
mengingatkan para sahabat dengan perkataan: “ shollu
solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah–olah sholat ini adalah
sholat terakhir bagi kalian, seolah-olah shalat ini adalah shalat
perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan
dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan
sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah
dengan sebaik–baik, untuk persembahkan itu semua kehadirat
Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita,
dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
seimbang antara jasmani dan rohani, mendapatkan pahala dan
keuntungan dari Allah swt dan kita berharap menjadi manusia yang
bahagia baik baik didunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya
rabbal alamin.
127
AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN
Tidak boleh bagi seorang muslim menjadikan dunia sebagai
cita-cita dan keinginannya yang terbesar. Namun wajib bagi
mereka memposisikan dunia sebagai ladang tempatnya beraktifitas
dan beramal untuk meraih kesuksesan di negeri akhirat. Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;
نم ه ت أ مي ل ،و ه ي ن ي ع ن ي ب ه ر ق ف ل ع ج ،و ه ر م أ ه ي ل ع الله ق ر ،ف ه م اه ي ن الد ت ان ك ن "م يف اه ن غ ل ع ج ،و ه ر م أ ه ل ه اللع م ،ج ه ت ي ن ة ر تالآخ ان ك ن م ،و ه ل ب ت اك م ل اإ ي ن الد ر ي ه او ي ن الد ه ت ت أ و ه ب ل ق
"أخرجهابنماجهوغيره.ةم اغ
“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya,
niscaya Allah akan menghancurkan urusannya dan menjadikan
kefakiran berada di hadapan matanya. Dan tidaklah ia
mendapatkan dari dunia ini, melainkan sesuatu yang telah
ditakdirkan padanya saja. Tetapi barangsiapa yang menjadikan
akhirat sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menyatukan
urusannya, menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, dan rezki
128
dunia akan mendatanginya meski ia tidak memprediksinya.”. (HR.
Ibnu Majah dan yang lainnya).
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa harta haram adalah
satu diantara hal yang mengundang murka Allah. Imam Ibnu al
Qayyim –rahimahullah- berkata; “Tidaklah seorang hamba
memilih harta haram melainkan karena satu diantara dua hal, yaitu;
(yang pertama) persangkaan buruknya kepada Allah bahwa jika ia
taat kepada Allah dan mengedepankan hukum-Nya atas
kemewahan dunia, niscaya Allah tidak akan menggantinya dengan
sesuatu yang halal dan lebih baik. (Sebab yang kedua) adalah
syahwat yang mendominasi hingga mengalahkan sabar dan akal
sehatnya, meski sebenarnya ia mengetahui bahwa seorang yang
meninggalkan perkara haram karena Allah, niscaya Allah akan
menggantinya dengan hal yang lebih baik. Hal pertama disebabkan
karena minimnya ilmu yang dimilikinya, sedang hal yang kedua
disebabkan karena lemahnya akal dan pandangannya.”. (al
Fawaaid, hal. 48)
Iman (keyakinan kepada Allah swt) dan Takwa, adalah satu
diantara sebab dibukakannya pintu rahmat, kebaikan dan berkah
dari Allah swt. Allah berfirman;
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”
Iman (yakin yang terdapat dalam hati) dan Takwa adalah
sumber kebaikan. Barangsiapa beriman dan bertakwa kepada
Allah niscaya Ia akan menjadikan jalan keluar dari segala
permasalahan yang dihadapinya. Allah akan menunjukinya jalan
keluar dari arah yang tidak diprediksinya. Dan sungguh, bumi ini
tidak akan sempit bagi seorang yang bertakwa kepada Allah. Rezki
dan penghidupan pun tidak akan menjadi susah bagi orang yang
takut dan bertakwa kepada-Nya.
Diantara sebab terbukanya pintu-pintu keberkahan adalah
doa dan harapan yang dipanjatkan hanya kepada Allah. Dialah Zat
tempat kembali dan bermohon. Oleh karena itu, jika rezki menjadi
sempit, hati menjadi gundah, utang semakin bertumpuk, ketuklah
pintu Allah yang tidak sekalipun orang yang mengetuknya akan
129
kembali dengan penyesalan. Mintalah hanya kepada-Nya,
sesungguhnya Dia adalah Zat yang maha mulia lagi dermawan.
Allah tidak akan menolak seorang pun yang datang mengetuk
pintu-Nya, dan tidaklah pula akan menyesal orang yang datang
berharap di hadapan-Nya.
Ya Allah, cukupkanlah segala hajat kami dan jagalah kami
dengan rezki-Mu yang halal dari harta yang haram, dengan
ketaatan kepada-Mu dari segala perilaku maksiat, dan dengan
karunia-Mu dari segala bentuk penawaran dari yang selain
Engkau. Ya Allah, karuniakanlah bagi kami keberuntungan dari
setiap kebaikan dan selamatkanlah kami dari setiap dosa dan
pelanggaran.
AL-QUR’AN
Al-Qur’an merupakan kalam (perkataan) Allah Swt yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui mailakat Jibril
dengan lafal dan maknanya. Sebagai Kitab Allah, Al-Qur’an
menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam. Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman
bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
Oleh karena itu, sebaik-baik manusia adalah orang yang
mempelajari al-Qur’an dan mengajarakannya. (Muttafaqun alaih)
ه م ل ع و ن أ ر الق م ل ع ت ن م م ك ر ي خ Begitu juga, sebaik-baik dzikir adalah membaca al-Qur’an.
Kenapa? Karena al-qur’an adalah firman Allah swt.
Didalam hadits dikatakan : “Barangsapa disibukkan dengan
mengkaji Al-qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak
sempat meminta kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sebaik-
baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang
meminta. Dan keutamaa kalam Allah atas perkataan lainnya adalah
seperti keutamaan Allah atas Makhluknya (HR. Tirmidzi)
130
“sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga
badannya sesuatu dari Al-qur’an adalah seperti rumah roboh” (HR.
Tirmidzi)
Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah dan
sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca, menghafal dan
merenungkan isi Al-Qur’an. Keutamaan membaca al-qur’an
antara lain :
1. Mendapatkan Manfaat keduniawian
Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak
hafalan dan bacaan seseorang terhadap al-Qur’an, maka semakin
baik pula kematangan dan ketenangan hidupnya, kesehatan
psikisnya, meningkatkan keterampilan dasar para siswa, serta
pengaruhnya terhadap nilai prestasi siswa. Bahkan melalui
penelitian tersebut dibuktikan bahwa dengan banyaknya hafalan
atau membaca al-Qur’an dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh pada seseorang dan membantunya terjaga dari berbagai
penyakit.
Karena itu, Allah swt berfirman,
وربل د بي ن تفىص وءاي ت وتوال ذينٱهبالعلم ٱأ ي ومايجحد تاا
ونٱإل ا لم ٩٧لظ “sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di
dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim”
(QS. Al-Ankabut [29],: 49)
Dari Abu Hurairah RA berkata, telah bersabda Rasulullah
Saw, “ Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu masjid dari
masjid Allah swt, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an), saling
mengajar di antara mereka kecuali akan turun kepada mereka
suatu ketenangan, akan diliputi rahmat dan akan dikelilingi oleh
para malaikat dan Allah swt akan selalu menyebutnya di sisi-Nya.
(HR. Muslim)
Ini adalah sebagian dari manfaat keduniawian, sedangkan
manfaat diakhirat jauh besar lagi.
2. Mendapatkan kedudukan utama di akhirat
131
ك م ك ل ت ر و ق ت ار أو ر ق ا أن ر الق ب اح ص ل ال ق ي د ن ع ك ت ل ز ن م ن إ اف ي ن يالد ف ل ت ر ت ت ن ااه ب أر ق ي ةأي ر أخ
“(Pada hari kiamat nanti) akan dikatakan kepada ahli Al-
Qur’an, ‘Bacalah! Naiklah (menuju tingkatan-tingkatan surga)
dan bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau membacanya
ketika didunia! Karena sesungguhnya tempat kedudukanmu
berada pada akhir ayat yang engakau baca”. (Hadits Hasan
Shahih, Shahih Sunan Abu Dawud 1464 dan Shahih Sunan
Tirmidzi 2914)
Maksud dari hadits ini adalah semakin banyak seseorang
membaca al-Qur’an maka akan semakin tinggi pula derajatnya di
surga nanti.
ع ي ف ش ة ام ي الق م و يي ت أ ي ه ن إ ف أن ر االق و ؤ ر اق ه اب ح ص الأ “Rasulullah bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi
pembacanya”. (HR Muslim dari Umamah)
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah ra,
bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “orang yang membaca al-
Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia
lagi ta’at, sedangkan orang yang membaca al-Qur’an dengan
tergagap(tertegun) dan susah membacanya (belum lancar)
baginya dua pahala.” (Hadits muttafaq alaih) dua pahala, yakni
pahala membaca dan pahala susah payah.
Dari Sahl bin Muadz al-Juhhany berkata, telah bersabda
Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca dan mengamalkan
apa yang ada didalamnya, maka (Allah) akan memberikan
mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat yang
cahanya lebih bagus dari sinar matahari”. (HR. Ahmad)
Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan
mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari
kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang
tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah
didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami
dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua
memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR.
Al-Hakim)
132
3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
Diriwayatkan Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah Saw bersabda:
“ Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya
satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya.
Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu
huruf , lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmizdi)
Maksudnya adalah satu huruf al-Qur’an itu sama dengan satu
kebaikan, lalu satu kebaikan itu akan Allah berikan sepuluh pahala.
Sama halnya dengan puasa Ramadhan, jika kita puasa satu hari di
bulan suci Ramadhan, maka akan di balas minimal sepuluh kali
lipatnya. (setiap hasanah kebaikan diganjar sepuluh kali lipatnya),
Maka dari itu siapa yang puasa 6 hari dibulan syawal sama seperti
puasa satu tahun penuh. Karena kalau kita puasa ramadhan 30 hari
dikali 10 sama dengan 300, kemudian 6 hari dibulan syawal dikali
10 sama dengan 60, jumlah total 360. 360 itu adalah jumlah hari
dalam satu tahun menurut bulan hijriyyah. Maka dari itu, bagi
yang belum berpuasa syawal, berpuasalah, karena masih ada
kesempataan beberapa hari lagi.
Dalam hadits disebutkan :
‘Barangsiapa berpuasa penuh dibulan Ramadhan lalu
menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan syawal, maka
(pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun’. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairoh RA, Nabi Muhammad Saw bersabda:
‘Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan
enam hari di bulan syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa
selama setahun. (HR. Al-Bazzar)
Disamping itu juga, dengan membiasakan puasa setelah
ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena
apabila Allah Swt menerima amal seorang hamba, pasti Allah akan
menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.
Sebagaian orang bijak mengatakan : “Pahala amal kebajikan
adalah kebaikan yang ada sesudahnya”. Oleh karena itu,
barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya
dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas
terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika
seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang
buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang
pertama.
133
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
4. Mendapatkan kedudukan yang mulia
اره الن اء أن و ل ي ال اء أن ه ب م و ق ي و ه ف أن ر الق الله اه ت أ لج :ر ن ي ت ن ياث ف ل إ د س ح ل
.متفقعليهار ه الن اء ن أ و ل ي ال اء ن ا ه ق ف ن ي و ه ف ال اللهم اه ت ا لج ر و Dari Ibnu ‘Umar RA dari Nabi Muhammad Saw, ia
bersabda: “Tidak dibenarkan iri hati kecuali kepada dua orang;
seorang lelaki yang dikaruniai Allah hapalan Al-Qur’an maka ia
membacanya sepanjang malam dan siang, dan seorang lelaki yang
diberi Allah harta lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan
siang”. (muttafaq ‘alaih).
Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya Allah mempunyai
keluarga dari kalangan manusia”, Beliau Saw ditanya, Siapa
mereka wahai Rasulullah, Beliau Saw menjawab, “Mereka adalah
Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang
khusus-Nya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh kaum muslimin,
setelah itu direnungkan, dipahami maknanya, kemudian
diamalkan. Sehingga al-Qur’an nanti akan menjadi syafa’at dan
penolong kita di hari akhirat kelak.
Tetapi bagaimana mungkin kita dapat merenungkan makna
Al-Qur’an, dan mengamalkan isi kandungannya jika kita sampai
saat ini masih belum bisa membaca al-Qur’an atau masih terbata-
bata dalam membaca al-Qur’an. Bagaimana mungkin kita akan
mengkhatamkan al-Qur’an, yang setiap hurufnya dilipatgandakan
pahalanya oleh Allah swt, sehingga dapat dikatakan bahwa al-
Qur’an adalah ladang pahala bagi kita, jika kita sampai saat ini
belum ada mujahadah/ sunguh-sungguh dari dalam diri kita untuk
bisa membaca al-Qur’an dengan baik.
Maka dari itu, setelah kita mengatahui betapa banyak
keutamaan membaca Al-Qur’an, maka mulai hari, mari kita
memperbanyak membaca al-Qur’an, dan bila ada diantara kita
belum bisa membaca al-Qur’an maka jangan patah semangat
karena insyaalah kita menjadi orang yang terbaik karena kita
belajar al-Qur’an. Dan jika diantara kita masih belum lancar
membaca al-Qur’an maka jangan khawatir, karena Allah akan
134
memberi dua pahala, yaitu pahala membaca al-Qur’an dan pahala
bersusah payah.
Teruslah membaca al-Qur’an, karena al-Qur’an akan
menjadi penolong pada hari akhirat kelak, pada hari harta, saudara,
teman tidak ada yang bisa membantu kita kecuali orang-orang
yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih. Teruslah kita
memerintahkan anak-anak kita untuk mengaji al-qur’an, karena
dengannya kita akan dipakaikan jubah kemuliaan diakhirat kelak,
jubah yang tidak kita dapatkan sewaktu didunia. Dan teruslah kita
membaca al-Qur’an karena sohibul qur’an akan memilih sendiri
tingkatannya didalam surga kelak.
SIFAT WARA’
Sifat Wara’ adalah sikap takut yang mendorong seseorang
untuk meninggalkan perbuatan yang boleh, sebagai sikap kehati-
hatian.
Diantara tanda-tanda sifat wara’ adalah :
1. Sangat berhati-hati dari yang haram dan syubhat
2. Membuat pembatas diantaranya dan yang dilarang
3. Menjauhi semua yang diragukan
4. Tidak berlebihan dalam persoalan yang boleh
5. Tidak memberikan fatwa/ atau jawaban tentang agama
tanpa berdasarkan ilmu
6. Meninggalkan perkara yang tidak berguna
Diantara buah dari sifat wara adalah :
1. Memjaga diri dari istidraj
2. Menjaga agama dan kehormatan
Diantara sikap Wara para sahabat bahwa mereka sangat
khawatir terhadap diri mereka dari sifat nifaq.
Sesungguhnya orang orang yang bertakwa, orang yang yakin
keberadaan Allah swt, ia tidak akan melakukan hal-hal yang
135
dilarang dan ia akan berhati-hati dari setiap perkara yang bisa
menyebabkan kemurkaan Allah swt.
Maka wara disini adalah sifat takut yang membuat seseorang
meninggalkan banyak hal yang dibolehkan. Jika hal itu menjadi
samar-samar bagi dirinya atas kehalalannya.
الن اس أ ع ب د و ر ع ات ك ن ك ن
“Jadilah orang yang wara’ niscaya engkau menjadi orang
yang paling beribadah”
“sesungguhnya yang halal dan haram itu jelas. Dan diantara
keduanya banyak hal-hal yang subhat yang kebanyakan orang
tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaha diri dari hal-hal
yang syubhat maka ia telah membersihkan agama dan
kehormatannya” Ibnu Hajar berkata : “Dalam hadits ini menjadi dalil bahwa
barangsiapa yang tidak menjaga diri syubhat dalam usaha dan
kehidupannya, tidak memelihara perkara agama, dan tidak
menjaga sifat muru’ah, berarti ia telah menawarkan dirinya untuk
mendapat celaan,
Diantara renungan Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam hadits
Rasulullah, ia menyatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah
mengumpulkan semua sifat wara’ dalam satu kata, yaitu :
“termasuk tanda baik keislaman seseorang, ia meninggalkan
hal-hal yang tidak dianggap penting baginya”.
“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati
merasa tentran kepadanya. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang
jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tentram kepadanya,
sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar
kepadamua”.
“sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah”
Orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu
bersikap hati-hati untuk diri mereka sendiri dengan berhati-hati
dari sebagian yang halal yang bisa membawa kepada sesuatu yang
makruh atau haram.
“seseorang hamba tidak bisa mencapai derajat takwa
sehingga ia meninggalkan yang tidak dilarang karena khawatir dari
sesuatu yang dilarang.
136
HADIAH UNTUK AHLI KUBUR
Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang
menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang
yang sudah meninggal dunia?
Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an
itu akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia,
bahkan mereka bisa mendapatkan pengampunan dosa atau
peningkatan derajat, mendapatkan kebahagiaan dan lain
sebagainya.
Apa dalilnya?
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw :
“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian”
Rasulullah bersabda :
“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang
membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat
melainkan Allah akan mengampuninya, maka bacakanlah ia
kepada orang-orang mati diantara kalian”.
Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang
yang sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah
meninggal dunia. Didalamnya terdapat dalil bahwa bacaan tersebut
137
sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia dan
mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika
pembaca tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini:
“Allahummaj’al tsawaba ma qara’nahu ila fulan” (ya allah
jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk fulan).
Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan
pendapat diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a
sebagaimana firman Allah Swt :
10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah
ampunan kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah
beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan
kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang."
Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut
pendapat yang masyhur dalam mazhab syafi’I bahwa pahalanya
tidak sampai. Namun ulama Mazhab Syafi’I generasi belakangan
atau khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan dan dzikir sampai
juga kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.
Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad
mengatakan : bahwa diantara yang paling besar keberkahannya
dan paling banyak manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang
yang sudah meninggal dunia adalah bacaan Al-Qur’an. hal ini
terdapat dalam kitab katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.
Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di
antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya.
segerakanlah untuk dikubur dan bacakanlah permulaan Al-
Baqarah di dekat kepalanya dan didekat kedua kakinya dengan
penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh at-thabari
dala al-kabir dan imam bayhaqi).
Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-
Qur’an baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai
mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya itu lebih baik.
sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab
Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah swt
138
Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan
seseorang memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu
berupa bacaan maupun yang lainnya (misalnya shodaqoh).
dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib
dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:
“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia
hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada
kedua orangtuanya. dengan demikian, kedua orangtuanya
mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun mendapatkan
seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala
kedua orangtuanya sedikit pun.”
Bagaimana dengan Firman Allah Swt :
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya,
dan bagaimana juga dengan sabda nabi : Idza mata ibnu
adam inqata’a amaluhu..” (jika manusia mati, maka terputuslah
amalnya..”.
Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu Qayyim dikatakan : Al-
Qur’an tidak menafikan seseorang mendapatkan manfaat dari
usaha atau amalan orang lain, tetapi Al-Qur’an hanya
memberitahukan bahwasanya dia tidak mendapatkan lagi kecuali
dari hasil usahanya/amalnya. adapun usaha orang lain, maka itu
adalah milik orang yang melakukan. jika menghendaki dia dapat
memberikannya kepada orang lain, dan jika menghendaki dia
dapat menahannya hanya untuk dirinya sendiri. Allah swt tidak
mengatakan : sesungguhnya dia tidak boleh menerima manfaat
kecuali lantaran apa yang diusahakannya sendiri.
begitu juga sabda nabi saw : “inqata’a amaluhu”
(terputuslah amalnya), nabi hanya memberitahukan tentang
keterputusan amalnya untuk dirinya. adapun amal orang lain, maka
itu menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia memberikan
maka sampai kepadanya bukan pahala dari amalnya sendiri karena
ia telah meninggal duna.
didalam hadits diriwayatkan bahwa seorang wanita
mengangkat bayinya dan bertanya : wahai rasulullah, apakah anak
ini mendapatkan pahala haji? beliau menjawab, “benar dan bagimu
pahala”. yang lainnya bertanya kepada Nabi, ibuku terluputkan
dirinya (meninggal dunia tanpa meninggalkan wasiat), apakah ia
139
mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas nama dia? nabi
menjawab, ya, benar.
mudah-mudahan khutbah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan ketahuilah bahwa diantara yang terbesar
keberkahannya dan terbanyak manfaatnya untuk dihadiahkan
kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah bacaan Al-
Qur’an Al-Adzhim dan menghadiahkan pahalanya kepada mereka.
ZIARAH KUBUR
Apa hukum ziarah kubur? Ziarah kubur adalah sunnah yang
dianjurkan. Memang ziarah kubur pernah dilarang pada masa
permulaan Islam. Karena ceritanya seperti ini; asal muasal
masyarakat jahiliyah menyebah berhala, dahulu ketika nenek
moyang mereka di utus kepada mereka Nabi atau ada orang soleh
diantara mereka, dan ketika Nabi atau orang sholeh itu meninggal
dunia, masyarakat pada waktu itu ingin mengabadikannya dalam
bentuk patung yang menyerupai Nabi atau orang sholeh itu, dan
patungnya ditaruh di dekat kuburannya. Niat mereka saat itu hanya
ingin mengenang kebaikannya dan menjadikan simbol kebaikan
sehingga masyarakat saat itu dapat terus mengingat kebaikan dan
selalu berada dalam jalan yang lurus. Tetapi pemahaman itu tidak
dipahami oleh generasi selanjutnya, cucu cucu mereka. mereka
mengganggap bahwa patung itu adalah tuhan mereka yang
diagung-agungkan oleh nenek moyang mereka. makanya setelah
mereka membuat patung – patung, berhala – berhala, mereka
beryakinan bahwa mereka mengikuti agama nenek moyang
140
mereka yang benar. Nabi melarang karena pada permulaan Islam
aqidah mereka masih lemah.
Kemudian larangan ziarah ini dihapus berdasarkan hadits :
“Dulu aku melarang kalian berziarah kubur (sekarang) hendaknya
kalian berziarah kubur”
Dalam satu riwayat terdapat tambahan, “Sesungguhnya
ziarah kubur memperlembut hati, membuat air mata bercucuran
dan mengingatkan pada akhirat”.
Diriwayatkan dari aisyah bahwa Rasulullah SAW pernah
keluarh menuju pemakaman Baqi’. dan di sana beliau
mengucapkan : “Assalamualaikum bagi mu di persemayaman
kaum muslimin, sesungguhnya kami juga insyaallah akan
menyusul kalian. ya Allah, Ampunilah penghuni Baqi al-
Gharqad”.
Para ulama mengatakan bahwa ziarah kubur merupakan
kebiasaan Nabi SAW dan sahabat-sahabat beliau pun melakukan
ziarah kubur saat beliau masih hidup. Nabi bahkan mengajari
mereka tentang tata cara ziarah kubur. ziarah kubur merupakan
ritual yang dianjurkan untuk medapatkan penyadaran dan
pelajaran. Tetapi jika ketika berziarah, menyebut-nyebut
keutamaan mayyit, menangis, dan meratapinya, bahkan sampai
melukai diri sendiri, sebagaimana yang dilakukan pada masa
jahiliyyah, maka perkara ini yang dilarang oleh Nabi Muhammad
SAW.
Apakah orang yang sudah meninggal dunia dapat merasakan
dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan di dekat
mereka? jawabannya adalah ya. oleh karena itu, nabi SAW
menganjurkan ziarah kepada orang-orang yang sudah mati dan
memberi salam kepada mereka dengan bentuk ungkapan kepada
pihak kedua. saat berziarah kemaqam Baqi Nabi SAW sering
mengucapkan :
“Assalamualaikum bagimu di persemayaman kaum
muslimin, sesungguhnya kami juga insyaallah akan menyusul
kalian. ya Allah, Ampunilah penghuni Baqi al-Gharqad”.
Sungguh jauh kemungkinan Nabi SAW memberi salam
kepada kaum yang tidak mendengar.
Diriwayatkan pula dari Aisyah RA,
141
“Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya lantas
duduk disisinya melainkan dia merasa nyaman dengannya dan
ruhnya dikembalikan kepadanya hingga dia bangkit dari sisinya.
Dalam hadits lain dikatakan :
Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya yang
dikenalnya di dunia lantas memberi salam kepadanya, melainkan
ruhnya dikembalikan kepadanya hingga membalas salamnya.
Dalam kitab zaadul ma’ad karya Ibnu Qoyyim dikatakan
bahwasanya arwah-arwah orang yang mati mendekat dikubur
mereka dan dipertemukan pada hari jum’at. mereka pun
mengetahui orang-orang yang menziarahi mereka dan orang yang
melewati mereka, memeberi salam kepada mereka dan menemui
mereka pada hari itu lebih dari pengetahuan terhadap mereka dihari
– hari lain.
Semoga khutbah kali ini dapat bermanfaat bagi kita dan
dapat kita jadikan ibroh di masa yang akan datang, amin ya rabbal
alamin.
TANDA ORANG BERTAKWA
فيه ه د ىل ل م ت ق ين }1ال م} ل ر ي ب ال ك ت اب 2{ذ ل ك ب ال غ ي ب ن ون ي ؤ م {ال ذ ين ي ن ف ق ون } الص ل ة و م م ار ز ق ن اه م و م ا3و ي ق يم ون إ ل ي ك ب م اأ نز ل ن ون {و ال ذ ين ي ؤ م
ر ة و ب ا لآخ ق ب ل ك م ن 4ه م ي و قن ون }أ ن ز ل ع ل ىه د ىم نر ب ه م و أ ول ئ ك {أ ول ئ ك {5ه م ال م ف ل ح ون }
Alif laam miim. (QS. 2:1)Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. 2:2)(yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat,
dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka, (QS. 2:3)Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-
Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat. (QS. 2:4)Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. 2:5)
142
Tanda – tanda orang yang bertakwa ialah :
Pertama : beriman kepada yang ghaib. Hal-hal yang ghaib
adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra.
pengetahuan tentang yang ghaib itu semata-mata berdasarkan
kepada petunjuk-petunjuk Allah swt. Karena kita telah beriman
pula kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya, Termasuk
yang ghaib ialah Allah, para malaikat, hari kiamat, surga, neraka,
mahsyar dan sebagainya. Pangkal iman kepada yang ghaib ialah
iman kepada Allah swt.
Kedua: Melaksanakan shalat, yaitu mengerjakan dan
menunaikan shalat dengan menyempurnakan rukun dan syaratnya,
terus menerus mengerjakannya setiap hari sesuai yang diperintahkan
Allah swt, baik lahir maupun bathin. yang dimaksud dengan lahir
ialah mengerjakan shalat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditentukan oleh sunnah Rasul SAW. dan yang dimaksud ‘bathin’
ialah mengerjakan shalat dengan hati yang khusuk dengan segala
ketundukan dan kepatuhan kepda Allah dan merasakan ketundukan
dan kepatuhan kepada Allah, dan merasakan keagungan dan
kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh ala mini.
Ketiga: menginfakkan sebagian rezeki yang telah
dianugerahkan Allah. Ialah memberikan sebagian rezeki atau harta
kepada orang – orang yang ditentukan agama untuk infak dijalan
Allah, pembangunan sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, jalanan dan
lain sebagainya
Keempat: Beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan-
Nya, yaitu beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab seperti Taurat,
Zabur, Injil dan sahifah-sahifah yang diturunkan kepada Nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad Saw.
Kelima: Beriman kepada adanya hari akhirat. Akhirat ialah
tempat manusia berda setelah dunia ini lenyap. “beriman akan adanya
akhirat” ialah benar-benar percaya adanya hidup yang kedua setelah
dunia ini berakhir.
Orang – orang yang mempunyai sifat yang lima diatas adalah
orang-orang yang bertakwa. semakin seseorang yakin dan percaya
akan lima hal ini, maka ia semakin bertakwa.
143
DOA
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam
Turmudzi :
م خ الع ب اد ة الد ع اء Do’a adalah intisari ibadah. Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
Rasulullah juga pernah bersabda;
الع ب اد ة ه و الد ع اء
Do’a itu adalah ibadah.
Menurut imam al-Khattabi, yang dimaksud dengan do’a
adalah “harapan seorang hamba kepada Allah Swt untuk
mendapatkan pertolongan”.
Karena hakikat do’a adalah sikap “butuh kepada Allah”
الله إ ف ت ق ار
144
Dan hakikat do’a yang lain adalah “upaya manusia untuk
membebaskan diri dari beban kehidupan dengan mengharapkan
kekuatan Allah”.
Dengan mengharapkan campur tangan Allah dalam
permasalahan – permasalahan yang dihadapinya.
Maka dari itu, dengan doa, kerisauan dan kesepian dapat
diatasi. Dengan do’a semangat hidup dapat ditingkatkan, dan
dengan do’a segala macam keburukan dapat disingkirkan.
Kita dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah, agar kita
menjadi dekat dengan Allah swt, walaupun dengan bahasa kita.
Sejak mulai bangun tidur, kita berdoa kepada Allah agar kehidupan
kita sepanjang hari ini selamat.
Sebelum dan sesudah makan kita juga berdoa, agar makanan
yang kita makan ini menjadi berkah, dan yang kita makan ini
merupakan makanan yang halal.
Ketika menggenakan pakaian kita berdo’a, agar akhlak yang
ada dalam diri kita bagus sebagaimana bagusnya pakaian yang kita
pakai.
Ketika berangkat bekerja, kita berdo’a agar mendapatkan
rizki yang halal sehingga dapat menafkahi keluarga.
Begitu juga ketika naik kendaraan, kita berdo’a agar
kendaraan yang kita kendarai selamat sampai tujuan dan keluarga
yang ditinggalkan dijaga oleh Allah swt.
Apabila kita bertemu dengan orang lain kita juga
mengucapkan salam, yang isinya adalah saling mendo’akan
keselamatan satu dengan yang lainnya.
Apabila ada teman yang mendapatkan musibah, kita do’akan
agar ia dikaruniai kesabaran oleh Allah swt.
Apabila kita memiliki permasalahan dalam hidup kita, dan
sepertinya permasalahan itu tidak dapat kita hadapi, kita berdo’a
kepada Allah, ya Allah saya titipkan permasalahan ini pada-Mu,
karena kami tidak sanggup menghadapinya. Sedangkan kami akan
menghadapi sisa – sisa permasalahan yang kami anggap kami
sanggup menghadapinya.
Maka dari itu Allah berfirman;
Wahai hambaku…..“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan
aku kabulkan do’amu. Sesungguhnya orang – orang yang
145
menyombongkan diri daripada-Ku, akan kami masukkan kedalam
neraka Jahannam, dalam keadaan hina dina.”
Menurut Ibn Arabi dalam kitab fushushulhikam, beliau
mengatakan bahwa semua do’a itu pasti dikabulkan oleh Allah
Swt. Hanya saja ada yang langsung dikabulkan, terkadang ada pula
yang tertunda, dan salah satu faktor penundaan itu adalah rasa cinta
dan rindu Allah terhadap suara hambanya yang sedang berdoa.
Do’a adalah upaya mengosongkan setiap beban yang ada
dalam diri kita dan kita serahkan permasalahan–permasalahan itu
kepada Allah swt. Kita berdoa, karena kita mencari ketenangan
dalam hidup kita. Ketenangan yang hakiki, yaitu ketenangan yang
ada didalam hati manusia. Apabila keresahan dan kekhawatiran
selalu menghantui dalam kehidupan kita, do’a adalah obat yang
paling ampuh untuk menyembuhkannya.
Nanti malam adalah malam tahun baru masehi, sama seperti
ketika malam tahun baru hijriyyah, sebaiknya kita tidak
menonjolkan kehura-huraan, lebih-lebih menjurus kepada
kemaksiatan dan pelanggaran hukum.
Didalam Islam diajarkan setiap pergantian tahun, bahkan
setiap pergantian malam, agar kita berdo’a dan intropeksi diri atas
apa yang telah kita perbuat sebelumnya. kita berdo’a kepada Allah
swt agar tahun yang akan datang lebih baik lagi. kita juga berdo’a
kepada Allah agar merubah takdir jelek kita kepada takdir yang
lebih baik lagi. kita juga berdo’a kepada Allah agar ditahun yang
akan datang kita di jauhkan dari godaan syaitan yang terkutuk,
sambil bersyukur kepada Allah swt karena masih diberi
kesempatan, masih diberi panjang umur untuk bertaubat dan
beribadah kepada Allah swt, dan terakhir kita memohon kepada
Allah agar sisa umur ini dapat berguna, dapat bermanfaat untuk
keluarga, masyarakat, bangsa dan agama ini. amin ya rabbal
alamin.
146
ZUHUD
Ada cerita menarik dari seorang Mahatma Gandi dari India
sana, cerita ini sangat patut untuk kita perhatikan.
Pada suatu hari, ketika mahatma gandi sedang naik kereta,
tiba–tiba salah satu sendalnya lepas dan keluar dari kereta. Tanpa
berpikir panjang, gandi langsung melepas sandal satunya lagi dan
melemparnya keluar kereta. Kemudian salah satu temannya kaget
melihat kelakuan mahatma gandi tersebut dan bertanya : kenapa
kamu melakukan hal itu?, mahatma gandi dengan penuh hikmah
menjawab : saya lebih senang kalau nanti ada orang menemukan
sandal saya dalam keadaan utuh (kedua–duanya) sehingga dapat
bermanfaat nantinya untuk digunakan, kalau dia menemukan satu
sandal saja maka tidak bermanfaat.
Banyak hikmah yang bisa diambil dari kejadian diatas,
contohnya, dengan kecepatan yang diputuskan olehnya untuk
147
membuang salah satu sandalnya menandakan bahwa dia adalah
seorang yang sudah terbiasa untuk selalu berbuat kebaikan kepada
siapapun juga. Termasuk orang yang tidak ia kenal sekalipun dan
termasuk orang yang akan menikmati kemudian hari walaupun
orang itu tidak mengetahui milik siapa sebenarnya sandal itu.
Selanjutnya, dia tidak menyesal atas sesuatu yang telah
terjadi, dan tidak ada penyesalan atas sesuatu yang sudah dianggap
hilang. Apalagi sandal itu termasuk sesuatu yang tidak terlalu
penting atau berharga menurutnya, sehingga dia tidak perlu
merepotkan satu kereta dengan marah – marah, atau mencaci maki
atau berkata kotor yang mungkin nantinya banyak orang lain
terganggu dengan ulahnya tersebut.
Dengan demikian mahatma gandi telah merubah, sesuatu
yang tadinya merupakan bencana dan petaka bagi dia, menjadi
kenikmatan bagi dia pribadi karena telah berupaya memberikan
manfaat bagi orang lain. Dan dia senang itu !
Cerita diatas mungkin bisa disimpulkan dua kesimpulan
utama yang pertama tentang hubbudunya atau cinta dunia dan yang
kedua tentang marah atau ghadab dalam bahasa arabnya.
Bahwa salah satu doa yang diajarkan oleh ulama
salafussoleh adalah :
“ya Allah jadikan/ letakkan dunia ditangan saya dan jangan
engkau letakkan dunia di hati saya”. Dalam artian, bahwa dunia ini
adalah milik Allah semata, apabila suatu saat Allah hendak
mengambilnya kembali maka hati kita tidak marah dan tidak
menggerutu. Atau kalau ada orang yang perlu kita beri atau kita
sedekahi, kita tidak merasa berat untuk memberikannya atau
melepaskan dari diri kita.
Dan do’a salafussoleh ini bukan ditafsirkan kita harus juhud
atau meninggalkan dunia. Tidak…!! Bahkan saya menarik
kesimpulan dari cerita para sahabat nabi bahwa juhud itu bukan
berarti kita meninggalkan dunia tapi hakikat zuhud adalah kita
hendaklah menguasai dunia, akan tetapi dunia tidak berada
didalam hati kita.
Kesimpulan yang kedua tentang ghadab atau marah, Imam
ghazali pernah berkata tentang marah, katanya :
“Seseorang itu marah karena orang itu menginginkan setiap
perkara atau kejadian berlangsung atau terjadi sesuai dengan
148
kehendaknya atau kemauannya dan bukan atas kehendak atau
kemauan Allah swt”.
Kalau seseorang marah karena sendalnya jatuh keluar kereta
maka dalam pikirannya tertanam penyesalan karena jatuhnya
sandal keluar itu bukan kehendak dan keinginannnya makanya dia
marah, tapi kalau dia berpikir bahwa sandal itu jatuh karena
kehendak Allah swt yang mengatur semua manusia didunia ini
maka ia tidak akan marah – marah atau menyesal.
Jadi marah itu tergantung kepada otak yang ada dikepala kita
atau pemikiran seseorang mengenai sesuatu hal dan juga
tergantung kepada hati atau qolb yang yang ada dalam tubuh
manusia bagaimana menyikapi suatu perkara.
Ada suatu cerita, di salah satu rumah seorang suami
menunggu kedatangan istrinya yang terlambat pulang. Setelah
pulang sang suami memarahi istrinya bahkan memukulnya.
Sedangkan dirumah yang lain, istrinya terlambat pulang kerumah,
kemudian sang suami menunggu didepan pintu, dan ketika istrinya
sampai rumah sang suami lantas memeluknya dengan penuh
kehangatan.
Ada cerita lagi, di salah satu mobil yang tejebak macet,
nampak pengendara mobil menampakkan raut muka yang masam
atau cemberut, bahkan terkadang marah – marah dan keluar
perkataan – perkataan kotor. Sedangkan dimobil yang satunya lagi,
nampak tersenyum, hatinya tenang, santai seperti tidak terjadi
kemacetan.
Apa yang membedakan keadaan keduanya?
Adapun rumah yang pertama, kejadiannya adalah istri
terlambat pulang kerumah, dan sang suami mempunyai pikiran
bahwa istrinya tidak lagi taat kepadanya, istrinya tidak lagi
menghormatinya sebagai seorang suami. Maka dari itu dia marah
dan menyambut istrinya dengan pukulan. Sedangkan rumah yang
kedua, sang suami berpikiran, bahwa istrinya terlambat pulang
kerumah, mungkin terjadi apa – apa dijalan, timbul rasa khawatir,
dan kasihan, maka dari itu ketika istrinya datang langsung dipeluk
oleh sang suami dengan pelukan hangat.
Sama halnya dengan pengendara mobil yang terjebak macet.
Dimobil pertama mungkin supirnya panik, karena dia berpikiran
bahwa macet ini disebabkan pengguna jalan yang main salip, tidak
149
ada jiwa sosial dijalan raya, egois, atau macet karena
ketidakseriuasan polisi mengatur jalan dan ketidakseriusan
pemerintah menanggulagi kemacetan di jalan ini, makanya dari
awal macet sampai ketempat tujuan bahkan mungkin kebawa
sampai ketempat tidur, dia terus marah – marah, kecewa dan bisa
jadi mencaci maki yang tidak jelas ditujukan kesiapa. Sedangkan
mobil yang satunya lagi berpikiran, mungkin saat macet ini saat
yang tepat untuk berzikir kepada allah swt atau membaca salawat
kepada nabi Muhammad saw. Karena dirumah sibuk dengan
keluarga dan dikantor sibuk dengan pekerjaan.
Maka dari itu nabi dan para salafussoleh selalu
mengingatkan, bahwa sa’adah atau kebahagiaan seseorang
sebenarnya terletak pada hatinya yang ada didalam tubuh manusia
bukan kebahagiaan seseorang dengan mobil yang mewah, rumah
yang besar, tetapi kebahagian hakiki adanya didalam hati
seseorang.
Maka dari itu ibnu taymiyah pernah berucap ketika para
musuh dan para penghasudnya ingin menangkapnya dan
menjebloskan dia kepenjara atau mengusirnya jauh – jauh dari
kampungnya. Perkataan ini sangat bagus sekali, alangkah baiknya
kalau perkataan ini kita tulis besar – besar disetiap kamar kita,
Ucap ibnu taymiyah !
“Mereka (musuh-musuhku) mau berbuat apa lagi denganku!
Surgaku ada didalam hatiku...hatiku ini tempatku beristirahat dan
bersenang – senang, dan surga ini serta kesenangan ini selalu
bersamaku didalam hati. Tidak ada yang bisa memisahkan aku
dengan surgaku. Kalau aku dipenjara maka berarti aku
berkholwah, atau beruzlah, untuk mendekatkan diri kepada Allah
swt, kalau mereka mau membunuhku maka aku akan mati syahid,
dan kalau mereka mau mengusirku atau mengeluarkanku dari
kampungku maka berarti aku sedang hijrah atau sedang jalan-
jalan”. Subhanallah... ini adalah perkataan ulama besar yang patut
kita contoh.
150
MARHABAN YA RAMADHAN
Orang orang sholeh itu sudah dari jauh jauh hari
mengharapkan bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci
ramadhan. Dan mereka berharap apabila dipertemukan lagi dengan
bulan suci ramadhan mereka akan beribadah dengan sebaik –
baiknya ibadah, dengan sekhusyu’ khusyu’nya ibadah, agar ibadah
yang akan dijalankannya nanti diterima disisi Allah swt. Mereka
akan mempersembahkan sesuatu yang terbaik dari ibadah mereka
untuk dipersembahakan kepada Allah swt.
Karena Allah swt akan menerima sesuatu yang terbaik yang
diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih
ingat cerita, Ketika Allah swt menerima sesuatu yang
dipersembahkan Habil, tapi tidak menerima sesuatu yang
dipersembahkan Qabil, kenapa? karena Habil mempersembahkan
dengan sesuatu yang terbaik yang ia miliki.
151
Kita pun seharusnya begitu, kalau kita berzakat maka zakat
yang kita keluarkan dari harta yang terbaik yang kita miliki.
Apabila memberikan makanan maka makanan yang terbaik yang
kita berikan. Apabila berupa hewan ternak maka kita berikan
binatang yang baik yang tidak cacad atau tidak sedang sakit.
Begitu juga dengan ibadah, ibadah puasa misalnya, ibadah
shalat tarawih dan ibadah membaca alqur’an, Allah swt akan
menerima ibadah yang terbaik yang kita persembahkan kepadanya.
Terlebih lagi Allah swt berfirman dalam hadits qudsi : bahwa “
setiap amal yang dilakukan manusia adalah untuk dirinya sendiri
kecuali…ibadah puasa. Sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku
sendiri yang akan memberi ganjarannya”.
Kalau kita mempersembahkan yang terbaik untuk Allah swt,
kemudian apa yang kita persembahkan kepada-Nya diterima oleh-
Nya. Maka berarti Allah swt cinta kepada kita. Kalau Allah swt
sudah cinta kepada kita? Sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits yang diriwayatkan dari Zuhair bin Harb, dari Jarir, dari
Suhail bin Abi Shalih, dari Abu Hurairah, (ada didalam kitab
riyadussholihin) bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Jika Allah
sudah cinta kepada Hamba-Nya, Dia berseru kepada Malaikat
Jibril : sesungguhnya Allah mencintai pulan bin pulan maka
cintailah dia. Kemudian jibril berseru kepada penghuni langit :
sesungguhnya Allah mencintai fulan bin fulan, maka cintailah dia.
Kemudian para penghuni langit mencintainya, lalu ia dicintai pula
oleh penghuni bumi”.
Kalau Allah sudah cinta kepada hamba-Nya, berarti Allah
selalu menghendaki kebaikan untuknya, Allah swt akan selalu
memberikan petunjuk-Nya, dan Allah swt akan selalu memberikan
kenikmatan-Nya serta rahmat-Nya. Oleh karena itu didalam do’a
do’a kita kita dianjurkan untuk berdo’a dengan intinya do’a. apa
itu intinya do’a yaitu : allahumma inni asaluka hubbaka ya allah.
Ya allah saya sangat mengharapkan kecintaan dari-Mu ya Allah.
Kalau orang itu sudah dicintai oleh penghuni langit. Berarti
mereka akan selalu memohon ampunan serta ampunan, dan selalu
berdo’a dan berdo’a untuknya, yaitu untuk orang – orang yang
dicintai Allah swt.
Kalau penghuni bumi sudah cinta kepadanya, maka
kecintaan akan datang dari hati mereka dan maka kecintaan dan
152
kerinduan yang dalam, selalu ingin bertemu dan mendo’akannya.
Dan ini akan terjadi kepada kita apabila kita selalu
mempersembahkan yang terbaik kepada Allah swt. Kita beribadah
dengan sebaik – baiknya, kita melakukan hidup didunia mengikuti
apa yang telah Allah perintahkan kepada hamba-Nya dan menjauhi
apa yang dilarang-Nya.
Oleh karena itu, setiap bulan suci Ramadhan, para sahabat
Rasulullah saw dengan sekuat tenaga meningkatkan kuantitas dan
kualitas ibadah mereka, agar ibadah mereka diterima disisi Allah
swt. Mereka bertadarrus Alqur’an, mereka shalat malam, mereka
bersedekah. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu
beri’tikaf dimasjid. Mereka khawatir seandainya seluruh amaliyah
Ramadhan yang mereka kerjakan tidak sempurna sehingga tidak
menjadi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah swt.
Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci
Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil
menampakkan wajah yang cemas dan gelisah serta sambil
berlinangan air mata, beliau berkata : “Wahai ... dapatkah kiranya
aku mengetahui siapakah gerangan/ siapakah orang yang sudah
pasti diterima amalan ibadah puasanya, agar aku … dapat
mengucapkan selamat berbahagia kepadanya?”.
ROHANI DAN JASMANI
Didalam sejarah, ada seorang ulama muslim terkemuka,
yang bernama Ibnu Sina. Ibnu Sina ini mempunyai pemikiran yang
sangat menarik untuk dipahami dan dihayati oleh kaum muslimin,
pemikiran itu mengenai konsep Jasmani dan Rohani manusia.
Menurutnya, jasmani manusia tak ubahnya seperti binatang
dan tumbuh-tumbuhan. Jasmani itu membutuhkan makanan,
jasmani itu membutuhkan minuman, jasmani itu perlu bergerak,
berkembang biak dan lain sebagainya. Itu adalah ciri - ciri dari
jasmani.
Disamping jasmani, manusia mempunyai rohani. Rohani ini
biasanya berhubungan dengan hal-hal yang abstrak atau hal – hal
yang tidak nampak.
Rohani sangat membutuhkan jasmani manusia sebagai
tempat tinggalnya, karena jasmanilah yang bergerak, bertindak dan
153
berperan didunia ini. Akan tetapi walau berjalan beriringan, rohani
dan jasmani merupakan satuan unit yang masing – masing berdiri
sendiri.
Hal ini dapat dibuktikan, bahwa rohani manusia tidak akan
hancur dengan hancurnya badan. Rohani manusia tidak akan mati
dengan matinya jasad. Walaupun jasmani seseorang mati karena
kecelakaan atau terkena bencana alam, tetap rohani manusia akan
terus hidup. Dan rohani inilah yang nantinya yang akan
mempertanggungjawabkan seluruh amalannya dihari pembalasan
kelak.
Menurut Ibnu Sina, Jasmani manusia, karena sifatnya fisik
dan nampak didunia, maka sebab akibatnya akan terasa didunia.
Contohnya, apabila kita tidak makan maka kita akan lapar. Apabila
kita tidak minum maka kita akan merasa haus, apabila kita terjatuh
maka kita akan sakit bahkan terluka, apabila kita terlalu banyak
pikiran maka kita akan pusing.
Berbeda dengan rohani manusia, rohani manusia karena
bersifat abstrak, dan tidak nampak dimata, maka pembalasannya
akan dirasakan nanti di akhirat. Karena hal-hal yang menyangkut
masalah rohani yang mengetahui hanya dirinya sendiri dan Allah
swt. Tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya.
Hal-hal yang abstrak itu contohnya adalah keikhlasan, riya,
kejujuran atau berdusta, husnudzan atau su’udzan, ketawadu’an
atau kesombongan, ghibah, iri, dengki, hasud, dan lain sebagainya.
Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang
dinilai oleh Allah swt bukan hanya gerakan shalatnya saja atau
lantunan qur’annya saja, karena itu bersifat jasmani semata, tapi
yang dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani.
Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan
riya, seperti ingin dilihat manusia atau tidak, apakah ada perasaan
sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt
dan rohanilah yang akan mempertanggungjawabkannya diakhirat
kelak.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena
niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
154
Kalau kita mengerjakan urusan duniawi, seperti membangun
rumah, atau menyapu jalan, tetapi hati kita ikhlas, niat kita baik,
maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada hari
pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila kita membaca Al-Qur’an
atan kita mengerjakan ibadah shalat atau mengerjakan urusan
ukhrawi, tapi hatinya tidak ikhlas, bahkan riya (ingin dipuji orang)
maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari
melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu halaman al-Qur’an yang
hitam, gelap, tidak bercahaya. Lantas setelah terbangun dari
tidurnya, sang ulama merenungkan kembali tentang mimpinya itu.
Ternyata ketika beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga
malam tadi, melintas seseorang didepan rumahnya. Pada saat itu
terlintas didalam hatinya perasaan riya’, (ingin dipuji orang),
mungkin karena beliau sedang membaca Alqur’an dan mungkin
hanya dia saja satu desa yang sedang bangun malam. Semenjak
itulah, beliau bertaubat dan menyesali atas perbuatannya tersebut.
Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita.
Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani
kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani
kita.
Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak atau dihiasi
perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih nampak
indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik kepada
rohani kita.
Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt,
ingat kepada Allah, bisa juga dengan shalat, dengan membaca Al-
qur’an, mengikuti pengajian – pengajian seprti majlis dzikir
maupun majlis ilmu, berpikiran positif, husnudzan, berprasangka
baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah swt :
بو ل الق ن ئ م ط ت الله ر ك ذ ب ل ا “Dengan mengingat Allah niscaya hati akan menjadi
tenang”
155
Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani
harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani. Karena jasmani
seperti rohani.
Contonhnya adalah : bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi
suatu hari kita tidak sarapan, maka perut atau jasmani kita akan
terasa lapar. Begitu juga jika kita terbiasa membaca Alqur’an atau
terbiasa shalat diawal waktu maka rohani kita akan resah apabila
kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir waktu.
Niat sholat jum’at kita saat ini, bisa jadi berbeda-beda. Ada
yang niat hanya sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada
yang berniat untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt dan mematuhi
segala perintah – perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang
niatnya dua, ada yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain
sebagainya.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi
seimbang.
Maka dari itu, nabi Muhammad saw sebelum sholat fardu
selalu mengingatkan para sahabat dengan perkataan “ shollu
solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah
sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini kita bayangkan kita
akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita
akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah
dengan sebaik – baiknya.
Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita,
dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi
manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak.
Amin.
156
KHUTBAH WADA’
Sebentar lagi, kita akan melaksanakan hari raya iedul adha
pada tanggal 10 Dzulhijjah 1430 H. Pada tanggal tersebut jama’ah
haji sedang melakukan amaliyah ibadah haji diantaranya mabit
dimuzdalifah, melontar jumroh Aqobah, bahkan sebagian sudah
melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i. pada saat itu jama’ah
sedang berjuang dengan sekuat tenaga untuk dapat meyelaikan
kewajian haji.
Pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 09 Dzulhijjah, jama’ah
haji melaksanakan wukuf dipadang Arafah. Jutaan manusia berada
dalam satu tempat yang dinamakan Arafah. Mereka bermunajat,
berdoa dan berzikir, bertaubat kepada Allah swt. Linangan air mata
tidak terbendung, tumpah ruah dipadang arafah bersamaan dengan
157
jerit tangis para jama’ah yang sedang melaksanakan salah satu
rukun haji itu.
“al-hajju Arafah” wukuf dipadang Arafah itu adalah
puncaknya ibadah haji. Pada hari tu Allah membanggakan umat
manusia yang sedang bertaubat dihadapan para malaikatnya. Dan
pada hari itu pula, adalah hari yang paling banyak Allah
mengampunkan dan membesakan hambanya dari siksa api neraka.
Pada hari arafah itu pula, Rasulullah berkhutbah, pada haji
wada’, dan turunlah ayat yang menjadi symbol bahwa agama Islam
telah sempurna, sehingga menandakan bahwa sebentar lagi
Rasulullah Saw akan wafat meninggalkan dunia, keluarga, dan
para sahabatnya.
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-
ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
Maka hari itu menjadi peristiwa yang bersejarah dalam umat
Islam. Pada saat itu rasulullah berkhutbah dengan penuh semangat
dan kadang menangis, terharu dengan perjuangan dakwahnya
menyebarkan agama Islam selama 23 tahun. Sebagaimana kita
ketahui bahwa Rasulullah berdakwah di Makkah selama 13 tahun
dan hanya berhasil mengislamkan puluhan orang, tetapi setelah
hijrah ke Madinah dan berdakwah selama 10 tahun banyak raja-
raja dan sultan-sultan disemenanjung jazirah Arab masuk Islam
sehingga berbondong-bondong rakyatnya masuk Islam pula.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah selama di
mekkah, dakwahnya focus pada perubahan pola pikir masyarakat
jahiliyah saat itu. Yaitu bagaimana mereka tidak mengaggap batu
itu tuhan, bagaimana mereka tidak membunuh bayi wanita yang
baru lahir karena bayi wanita tidak menganggakat derajat keluarga,
bagaimana mereka berfikir bahwa riba atau rentenir yang
dipraktekkan merupakan kezaliman bagi orang yang
membutuhkan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, Rasulullah
butuh waktu lama untuk merubah pola pikir masyarakat jahiliyah
saat itu, sehingga hanya segelintir orang saja yang masuk Islam.
Tetapi setelah hijrah ke Madinah, pola pikir masyarakat
sudah berubah dan terbangun, sehingga banyak yang tertarik untuk
mempelajari Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad Saw.
Dengan pola pikir yang sudah diterima masyarakat banyak,
158
rasulullah dengan mudahnya membangun Negara Islam berikut
perundang-undangannya, sehingga menjadi Negara yang kuat, dan
berbondong-bondanglah orang untuk memeluk agama Islam.
Pada khutbah kali ini, khatib akan membacakan khutbahnya
rasulullah saat wukuf dipadang Arafah, pada saat haji wada’,
sesungguhnya didalam khutbah ini terkandung pola pikir dan
prinsip-prinsip Islam yang harus dijalankan oleh pemeluknya,
demikian khutbahnya :
Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya,
karena sesungguhnya saya tidak tahu apakah saya masih akan
bertemu lagi dengan kamu sesudah tahun ini, atau tidak?
Wahai manusia! Sesungguhnya darahmu dan harta bendamu
adalah suci bagi kamu sampai kamu menghadap Allah Swt.
Sesungguhnya kamu akan bertemu (menghadap) Allah Swt dan ia
akan menanyakan tentang amal perbuatanmu.
Barangsiapa yang menerima amanah, maka hendaklah
ditunaikan kepada orang yang memberikan amanah itu.
Sesungguhnya segala (bentuk) riba sudah aku hapuskan.
Janganlah kamu berlaku zalim, dan jangan pula dizalimi orang.
Sesungguhnya kebiasaan saling balas dendam dengan
menumpahkan darah sebagai adat kebiasaan zaman jahiliyah lalu
telah aku hapuskan.
Kemudian wahai manusia ! sesungguhnya syaitan telah
putus asa karena tidak akan ada yang menyembahnya lagi diatas
bumi ini. Jika kamu mengikutinya, maka dia akan senang, oleh
sebab itu senantiasa berwaspadalah terhadapnya.
Kemudian wahai manusia! Sesungguhnya kamu mempunyai
hak atas isteri-isteri kamu, dan isteri-isterimu juga mempunyai hak
atas kamu.
Berbuat baiklah kepada wanita. Sesungguhnya kaum wanita
itu adalah orang yang harus ditolong di sisi kamu, kamu harus
memperlakukan mereka sebagai amanah dari Allah swt.
Wahai manusia! Saya tinggalkan pada kamu sebuah
pegangan, jika kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan
sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi saw.
Wahai manusia! Dengarkanlah olehmu perkataan saya,
pikirkanlah dan pelajarilah. Bahwasanya setiap muslim adalah
bersaudara satu dengan yang lainnya.
159
Maka perhatikanlah !
(Nabi bertanya kepada seluruh hadirin yang mendengarkan)
bukankah telah saya sampaikan pesan ini kapadamu? (menjawab
hadirin: ya sudah) Rasulullah berkata kemudian : ya Allah, maka
saksikanlah.
Rasulullah ingin diyakinkan oleh manusia, dan diperlihatkan
Allah selaku yang memeritahkan, bahwa ia telah menyebarkan
dakwahnya kepada seluruh umat manusia, maka dijawab oleh
manusia saat itu, “ya Sudah” wahai Rasulullah.
WALIMATUSSAFAR HAJI
Yang kami hormati para asatidz, para hujjaj, tokoh
masyarakat, yang mohon maaf tidak dapat saya sebutkan namanya
satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan cinta saya
kepada mereka, begitu juga kepada para jama’ah para tamu yang
hadir pada acara walimatussafar ini, guna mendoakan sohibulbayt,
sekaligus syukuran sohibulbayt atas kepergiannya ketanah suci.
Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak
romelih dan ibu marminah, mudah – mudahan disehatkan
badannya, diberkahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam
taat kepada Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah haji dengan
sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib
maupun ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan
160
selamat dengan membawa haji mabrur dan bertemu kembali
dengan anak – anak dan keluarga yang dicintainya, amin ya rabbal
alamin.
Berdirinya saya disini bukan untuk ceramah, tapi hanya
sekedar menjadi perwakilan dari KBIH Al-manar, kebetulan pak
romelih dan ibu marminah ini pada tahun ini pergi haji lewat KBIH
al-manar dan kebetulan pada tahun ini saya yang menjadi pimpinan
sekaligus pembimbing dari mulai berangkat sampai kembali lagi
ketanah air. Saya membawa kurang lebih dua bis, sekitar 60 orang.
Ade saya ustadz lufi bawa 30 orang dari cianjur, umi dan abi
membawa 40 orang dari bogor. Dan h makki membawa 24 orang
dari Jakarta. Kenapa misah- misah, karena jama’ah sekarang ini
inginnya daftar sekarang, tahun ini juga harus berangkat, sekarang
nga bias, saat ini dijakarta dan didepok kalau mau pergi haji harus
sabar nunggu 3 tahun baru bisa berangkat setelah daftar.
Alhamdulillah di kbih almanar tidak seperti itu, daftar tahun
sekarang berangkat tahun sekarang, kecuali yang didepok.
Didepok karena ada kebijakan dari gubernur, jadi pak romelih
sampai sabar nunggu 2 tahun, baru bias berangkat tahun ini,
alhamdulillah.
Yang penting berangkat, walaupun masih lama, masih satu
bulan lagi, biasanya nih jamaah haji yang udah – udah kalau udah
ketahuan mau pergi haji udah nga sabar kepengenannya untuk
pergi haji, tapi pas udah dimekkah, apalagi kalau udah dimadinah,
kalau sudah melaksanakan semua rukun haji, bawaanya mau
pulang terus, rindu sama rumah, sama keluarga, kaya kita, pas
musim panas maunye musim hujan, pas musim hujan maunye
musim panas. Jadi semua ini adalah godaaan syetan kepada
manusia untuk melemahkan manusia untuk beribadah kepada
Allah swt.
Ada 3 hal yang disarankan sebelum calon jama’ah haji pergi
berangkat haji menuji tanah suci mekkah :
1. Menghilangkan penyakit rohani/hati (syirik, dengki,
hasud, riya, sombong)
Menghilangkan penyakit hati ini bisa ditepuh dengan
tiga hal :
a. Meluruskan niat
161
b. Bertaubat kepada Allah swt dengan
memperbanyak dzikir dan doa mohon
bimbingan Allah
c. Silaturahmi dengan sanak family
(walimatussafar) mohon maaf dan doa restu
2. Melunasi hutang, masalah – masalah yang menyangkut
tanggung jawab pekerjaan dan keluarga
3. Membuat surat wasiat
a) meluruskan niat.
Manusia mempunyai jasmani dan rohani, jasmani adalah
badan kita, yang nampak oleh kita, sebelum kita pergi haji 2 bulan
sebelumnya kita sudah diperiksa oleh dokter puskesmas maupun
RSUD. Kita diperiksa agar badan kita sehat, sehingga mampu
untuk menjalankan ibadah haji nantinya. Disamping jasmani
Manusia mempunyai satu lagi yang ada dalam jasani/badan kita,
tidak kelihatan oleh kita yaitu rohani.
Bedanya rohani dengan jasmani :
Yang pertama, rohani ini tidak akan hancur dengan
hancurnya badan. Walaupun ia mati tapi roh manusia akan tetap
hidup. Dan roh inilah nanti yang akan mempertanggung jawabka
semua amalannya di hari pembalasan kelak, mudah-mudahan kita
termasuk orang masuk syurganya Allah swt, amin.
Yang kedua : Apa yang ada dalam rohani, tidak dapat dilihat
oleh manusia, yang mengetahui apa yang ada dalam rohani hanya
dia dan allah swt, tidak ada satupun orang mengetahuinya.
Contohnya : keikhlasan, riya, kesombongan, tawadhu, kejujuran,
kebohongan, suudzon, husnudzon, iri, dengki, hasud dan lain –
lain.. Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang
dinilai oleh Allah swt bukanlah hanya shalatnya atau baca
alqur’annya saja, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang
dilihat adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani.
Misalnya, niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan
riya, seperti ingin dilihat orang atau tidak, apakah ada perasaan
sombong atau tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena
niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
162
Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti
membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas,
niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada
hari pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-
Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun
riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari
melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar gelap, tidak
bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama
merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Memang ketika
beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi,
datang seseorang melintas didepan rumahnya. Pada saat itu sempat
terlintas didalam dirinya rasa riya’, mungkin karena beliau sedang
membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia satu desa yang sedang
bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali
atas perbuatannya tersebut.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi
seimbang. Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum
sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah
kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa
setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat
maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’
khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang
akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau ini
dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam
kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi
manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin
amin ya rabbal alamin.
b. Bertaubat kepada Allah swt dengan memperbanyak
dzikir dan doa mohon bimbingan Allah
Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita.
Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani
kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani
kita.
163
Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak, lezat atau
dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih
nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik
kepada rohani kita.
Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt,
shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif, husnudzan,
bersangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah swt :
البذكراللهتطمئنالقلوب“Dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang”
Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani, rohani
harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani kita. Karena jasmani
seperti rohani. Bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak
sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu
juga apabila kita membiasakan membaca Alqur’an atau
membiasakan shalat awal waktu maka rohani kita akan resah dan
gelisah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir
waktu.
Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf di
padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah
haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama
Allah swt., Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan
“subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”.
Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak
mengumandangkan Asma Allah, seakan – akan langit bergetar
mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi
kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan
masa lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang
terdengar dari mulut – mulut mereka hanya asma allah, ….. allah,
allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah, Allah
membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.
Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan
nama Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an,
istigfar dan lain sebagainya.Kita diperintahkan untuk banyak
berzikir baik dalam posisi duduk maupun berdiri, ketika malam
atau siang hari. Kita diperintahkan untuk membaca “bismillah”
164
ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu
termasuk dzikir kepada Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu
perkara kita diperintahkan untuk mengucapkan ‘alhamdulillah”
yang artinya segala puji bagi Allah swt. Ketika senang terhadap
sesuatu kita mengucapkan “subhanallah”. Ketika berbuat
kekhilafan kita beristigfar. Sebelum menyembelih kambing atau
hewan ternak lainnya kita diperintahkan menyebut nama Allah
terlebih dahulu. Ketika malam iedulfitri atau ieduladha kaum
muslimin diperintahkan untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah
dzikir kepada Allah swt untuk mengagungkan nama-Nya sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
c. Silaturahmi dengan sanak family (walimatussafar)
mohon maaf dan doa restu
Dengan acara walimatussafar ini, calon jemaah haji meminta
maaf kepada para hadirin apabila ada kesalahan kesalahan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Agar bertemu dengan
Allah nanti dalam keadaan yang suci, amin ya rabbal alamin.
Pesan kedua ali syariati adalah :
2. Melunasi hutang, masalah – masalah yang menyangkut
tanggung jawab pekerjaan dan keluarga
Ada cerita pada zaman nabi Muhammad saw :
Ketika itu ada seorang sahabat meninggal dunia, kemudian
nabi diharap oleh keluarga almarhum itu untuk menjadi imam
shalat janazah.. sebelum nabi mensholati jenazah nabi bertanya
kepada keluarga almarhum, apakah almarhum ini masih
mempunyai hutang? Dijawab oleh keluarganya? Iya wahai
rasulullah, almarhum masih mempunyai hutang 3 dirham.
Langsung nabi memerintahkan kepada keluarganya untuk
mensholati saja, tap nabi tidak mau mensholati. Kemudian berkata
keluarga almarhum, ya nabi solatkanlah almarhum, nanti saya
yang akan membayar hutang itu.akhirnya nabi mau mensolatkan.
Kemudian setelah dikuburkan, keesokan harinya ditanya orang
tersebut oleh nabi, apakah sudah dibayar hutangnya, jawabannya
belum. Keesokan harinya ditanya lagi, jawabannya belum.
Keesokan harinya ditanya lagi, dan dijawab sudah. Lantas nabi
berkata L al-an baridat jildatuh. Sekarang baru dingin kulitnya
almarhum di kuburan sana.
Pesan ketiga ali syariati adalah :
165
2. menulis wasiat
Wasiat ini, kalau dalam bahasa arab berasal dari kalimat
waso, wasiat ini bias punya dua arti, yang pertama ada wasa,
memberi nasihat, yang kedua adalah wasiat. Wasiat itu adalah
harta yang diinginkan oleh penulis wasiat agar dikeluarkan nanti
setelah mati.
Makanya kalau khatib jum’at itu jangan bilang, khotib
berwasiat. Yang paling bagus adalah khotib memberi nasihat
kepada jamaah dan kepada diri khotib sendiri. Kalau wasiat itu
adalah harta yang dikeluarkan kalau sudah mati.
Makanya sebagai calon jemaah haji, kita harus membuat
wasiat. Baik berbentuk nasihat maupun hal-hal yang lain yang
ingin dibagikan.
Wasat ini nga perlu diumumin, disimpen aja dilemari. Atau
catetan tagihan hutang, siapa tahu saja kalau kita meninggal dunia
hutang kita bias dibayarkan oleh ahli waris kita.
IEDUL FITRI
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada
tujuan dan mashlahat bagi manusia dan bukan sesuatu yang sia-sia,
Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah
memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah
memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah swt
memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
166
Salah satu tujuan, diperintahkan puasa Ramadhan adalah
agar kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183
Surat al-Baqaroh Allah berfirman :
ق ب ل م ن ع ل ىال ذ ين ك ت ب ك م ا ي ام ع ل ي ك م الص ك ت ب آم ن وا ي اأ ي ه اال ذ ين ل ع ل ك م ك م ت ت ق ون
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Puasa Ramadhan melatih agar kita menjadi orang-orang
yang bertaqwa, kita dikarantina, digembleng agar kita benar-benar
menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya kita
melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita setelah
kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan kita
di mulai dari bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam
ketakwaan kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati
bulan suci Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.
Menurut Imam Kusairi “Takwa” dapat diartikan dari huruf-
huruf yang dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw dan
Ya. Adapun huruf taqwa yang pertama adalah :
5. “Ta”=Tawadhu, rendah hati. Puasa itu moment
menumbuhkan kesadaran kepada kita tentang makna tawadhu,
rendah hati, tidak cepat emosi dalam menghadapi permasalahan
hidup. Pernah ada suatu cerita, ketiaka Abu Jahal sudah kehabisan
jalan dan cara untuk menyakiti Rasul, akhirnya ia menyewa orang
yang tugasnya adalah meludahi Rasul setiap kali bertemu
dengannya di jalanan. Dikala beliau diludahi beliau tersenyum. Hal
ini berulang-ulang kali dilakukan. Sampai suatu hari beliau lewat
di tempat itu dan tidak ada lagi yang meludahinya. Lantas
Rasulullah saw mencari dan bertanya kepada seseorang. Biasanya
kalau saya lewat sini saya diludahi oleh seseorang, sekarang
dimana dia? Dijawab: oh .. ia sedang sakit demam panas wahai
Rasulullah. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung pulang
ke rumah untuk mengambil makanan berupa roti dan kurma, beliau
lalu bergegas menjenguk orang yang sedang sakit itu, sekalipun
yang sakit adalah orang yang selalu menyakiti beliau. Sesampai
beliau dirumahnya beliau mengetuk pintu dengan mengucapkan
167
salam, lalu Rasulullah masuk, apa yang terjadi, orang yang
menyakiti Rasulullah saw berkata: ya Muhammad bukan main
akhlaqmu, tiap hari engkau lewat, tiap hari saya ludahi, saya sakiti
hatimu, tapi dikala saya sakit belum ada teman dekat seorangpun
yang datang menjenguk saya, engkau malah datang lebih dahulu.
Bukan main akhlaqmu wahai Muhammad maka mulai saat ini
saksikanlah wahai muhammd saya memeluk agamamu.
Huruf Taqwa yang kedua adalah :
6. “Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Puasa
melatih kita untuk merasa cukup. Contohnya pada saat kita
berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya ingin kita makan
dan minum saat berbuka puasa nanti. Tetapi ketika waktu buka
puasa datang, sesuaikah yang kita makan dan minum dengan
keinginan tadi siang?”, mungkin minum satu tegak air saja sudah
terasa segarnya.
Huruf Taqwa yang ketiga adalah :
7. “Wawu”yaitu Wara’ artinya meninggalkan sebagian
yang halal dan subhat agar tidak terjerumus kedalam sesuatu yang
haram. Dalam hadits dikatakan yang halal itu sudah jelas dan yang
haram itu sudah jelas dan diantara keduanya ada perkara syubhat.
Seperti nabi melarang untuk untuk mengembala kambing dipinggir
ladang kepunyaan orang lain, dikhawatirkan kambing itu masuk
kedalam ladang orang lain dan memakan rumputnya. Ini adalah
sifat wara’ (hati-hati) dengan meninggalkan sebagian yang halal
agar tidak terjerumus kedalam yang subhat apalagi yang haram.
Banyak sekali kisah salafussholeh tentang sifat wara’ ini.
Seperti ayahnya Imam al-Ghazali yang mengabdi kepada seorang
petani selama berbulan-bulan, bertahun-tahun hanya sekedar
diikhlaskan dari satu buah aple yang ia makan padahal apel
tersebut sedang hanyut di sungai. Imam hasan basri pernah
membeli satu kilo kurma dipasar, ketika sampai rumah ditemukan
semut mati ada di dalam kantong kresek kurma tersebut dan
kemudian ia kembali lagi kepasar hanya untuk mengembalikan
semut mati itu. Karena ia tidak merasa pernah membeli semut mati
tersebut. Dalam kisah lain. Sudah terjadi kesepakatan atas
pembayaran 10 onta milik Rasulullah. Kemudian ontanya dibawa
oleh sang pembeli. Rasulullah Saw baru ingat bahwa ada satu onta
yang sedang sakit, akhirnya dikejar pembeli tersebut dan
168
dikembalikan lagi uangnya untuk jatah satu onta yang sedang sakit
itu.
Makanya perilaku Rasulullah Saw ini ditiru oleh para
sahabatnya, seperti Abu Bakar Siddiq. Suatu ketika Beliau
memakan sesuatu yang dibawa oleh pelayannya. Pelayan itu
berkata: tahukah engkau wahai Abu Bakar tentang makanan itu ?.
Ketika masa jahiliyyah, pernah saya meramal seseorang, sedang
saya tidak pandai meramal. Namun saya berhasil menipunya.
Maka orang itupun memberikan makanan itu kepadaku sebagai
upah dari ramalanku, dan makanan itulah yang engkau cicipi.
Mendengar hal tersebut, Abu Bakar lantas memasukkan tangannya
ke mulutnya dan memuntahkan makanan yang telah berada di
dalam perutnya. Abu Bakar berkata; “Andai saja makanan itu
tidak keluar kecuali bersamaan dengan keluarnya ruhku, niscaya
aku tetap akan mengeluarkannya. Ya Allah, ampunilah aku
terhadap hal buruk yang terbawa bersama aliran darah dan telah
mengotori ususku ini.”.
Kejadian serupa, juga menimpa Umar bin Khaththab. Beliau
pernah meminum susu dan beliau sangat menyukainya. Kemudian
Umar bertanya kepada orang yang telah memberisusu tersebut.
Dari mana engkau mendapatkannya?. Orang itu berkata; saya
memerahnya dari unta sedekah yang saya lalui di jalanan.
Mendengarnya, Umar langsung memasukkan tangannya ke dalam
mulutnya dan memuntahkan susu tersebut.
Mereka semua adalah tauladan kita. Mereka keluarkan
sesuatu yang haram, yang telah masuk ke dalam tubuh mereka
secara tidak disadari. Bagaimana dengan kita yang dengan sengaja
mencari makanan haram untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
keluarga, anak dan istri kita.
Huruf yang terakhir dari Takwa adalah “Ya"
8. “Ya”yaitu Yakin. Orang yang berhasil puasanya akan
memiliki keyakinan yang kuat terutama keyakinan kepada Alllah
Swt. Dan kuatnya keyakinan tersebut merupakan ciri orang yang
bertakwa. Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul
sugesti untuk rajin shalat. Haji, orang lain ikut mengantarkannya,
sehingga menjadi semangat untuk pergi haji, beda dengan puasa?
Siapa yang tahu kalau kita sedang ibadah puasa kecuali kita dan
169
Allah, hal tersebut didasari karena kita yakin bahwa Allah itu ada
dan hanya Allah yang akan membalas ibadah puasa kita.
Maka dari itu setelah puasa ini, karena keyakinan kita
kepada Allah telah kita latih dan dibiasakan. Maka dalam segala
aktivitas, kita selalu melibatkan Allah didalamnya. Dahulu ketika
kita sakit, yang pertama dicari adalah dokter, mengunjungi rumah
sakit dan berupaya mencari obat. Dulu ketika kita punya hutang,
kita panik dan gelisah mencari solusi agar bisa membayar hutang.
Dulu, ketika punya masalah, kita buru-buru bercerita kepada orang
lain mengenai permasalahan. Tetapi setelah Ramadhan ini, jika
sakit, sebelum kedokter kita shalat taubat dulu minta kepada Allah
agar disembuhkan, sebelum berdagang kita berdoa dulu kepada
Allah dengan melakukan shalat dhuha dua rakaat, agar daganganya
laris. Jika punya banyak permasalahan dalam hidup
komunikasikan dulu dengan Allah melalui shalat istikharah atau
hajat, minta petunjuknya sebelum dikomunikasikan kepada orang
lain.
Jika kita telah berpuasa dengan benar dan mengantarkan
pelakunya menjadi orang yang bertakwa, maka Allah akan
menjanjikan sesuatu kepada dia, apa itu?, Allah swt berfirman
dalam surat at-Talaq;
ب ت س ي ح ل ح ي ث ر ج او ي ر ز ق ه م ن ع ل ل ه م خ الل ه ي ج ي ت ق و م ن “Barangsiapa bertaqwa kepada allah, maka allah akan
memberi jalan keluar kepadanya dan Allah akan memberi rizki
dari arah yang tidak disangka-sangka”
Semoga Allah Swt memberikan ni’mat sehat dan panjang
umur sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan
di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan
yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan
nyata dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal
kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya
kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang telah kita kerjakan
dengan penuh mujahadah selama bulan suci ramadhan ini diterima
dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Amin amin ya
rabbal alamin.
Kita sering menjumpai kenyataan yang berbeda dalam
kemusliman kita. Ada orang yang rajin sembahyang tapi
170
kemungkaran jalan terus. Ada orang sering berpuasa tapi tidak
peka sosial, sama anak yatim cuek, sama fakir miskin acuh. Ada
orang yang sudah berangkat haji tapi sombong, sering menindas
dan berlaku sewenang-wenang. Ada orang sering membantu
pembangunan masjid, sekolah misalnya, tetapi korupsi jalan terus,
dan lain sebagainya.
Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti mengerti
tentang manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti ada
tujuannya untuk manusia itu sendiri, tidak sia-sia, Jika Allah
memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah
memerintahkan shodaqoh pasti ada tujuannya, dan Jika Allah
memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga Allah
memerintahkan untuk berpuasa pasti ada tujuannya.
Salah satu tujuan, diperintahkan untuk berpuasa adalah agar
kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana ayat 183 Surat al-
Baqaroh Allah berfirman :
ق ب ل ك م ن ع ل ىال ذ ين ك ت ب ك م ا ي ام ع ل ي ك م الص ك ت ب آم ن وا م ي اأ ي ه اال ذ ين ت ت ق ون ل ع ل ك م
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa” (al-baqarah 183)
Pertanyaannya adalah, apakah kita ini sudah menjadi orang
yang bertakwa? Jawabannya: Belum tentu! Kalau kita orang
muslim atau orang Islam, itu mungkin?.
Seperti ini, apakah kita semua bisa bernyanyi? Jawabannya
adalah iya. Semua bisa bernyanyi? Tapi apakah kita semua ini
penyanyi? Jawabannya adalah tidak. Karena untuk menjadi
penyanyi dibutuhkan latihan-latihan sehingga ia bisa menjadi
penyanyi profesional. Begitu juga menjadi orang-orang yang
muttaqin. Apakah kita bisa menulis? Jawabannya adalah iya. Tapi
apakah kita semua jurnalis? Jawabannya belum tentu.
Kita semua sudah muslim (sudah menjadi orang islam) untuk
mencapai level mu’min saja (orang yang percaya) kita harus sering
banyak latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan. Contohnya:
Iman atau Percaya kepada Allah saja masih turun naik. Iman atau
percaya kepada hari akhir saja terkadang kita masih sering lupa,
171
bahwa semua amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah Swt.
Nah, puasa ini melatih kita agar kita menjadi orang-orang
yang bertaqwa, kita sedang dikarantina, digembleng agar kita
benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Berhasil atau tidaknya
kita melakukan ibadah puasa akan tampak dari ketakwaan kita
seusai kita berpuasa. Jika tidak maka kita hanya menjadi pelaku
yang melewati bulan Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.
Para ahli tafsir berpendapat bahwa Allah menurunkan
banyak kitab kemuka bumi ini. ma’na kitab-kitab yang Allah
turunkan kedunia ini tercakup dalam satu kitab yaitu al-Qur’an al-
Karim. Dan ma’na al-Qur’an al-Karim tercakup dalam satu surah
yaitu surah al-Fatihah yang merupakan ummul Qur’an.
Seorang Muslim membaca surah al-Fatihah minimal dalam
shalat 5 waktu terdapat 17 raka’at, berarti minimal seorang muslim
membaca 17 kali dalam satu hari. Itu belum termasuk shalat
sunnah, ketika berdo’a dan lain sebagainya.
Surah al-Fatihah ini terdiri dari 7 ayat. 5 ayat yang pertama
merupakan ‘atstsana’ yaitu pujian untuk Allah Swt dan 2 ayat yang
terakhir merupakan permohonan hamba kepada Allah swt.
Maknanya jika kita mempunyai hajat/ keinginan maka
perbanyaklah memuji Allah dengan berzikir memperbanyak
memyebut ‘asma’nya lantas berdoa.
Apa doa yang terdapat dalam surah al-Fatihah. Doanya
adalah:
د ن اال ت ق يم اه ال م س ر اط ص ‘ihdina” ya Allah tunjukilah kami. Ya Allah berilah kami
hidayah (huda).
Allah Swt lantas menjawab permohonan hambanya tersebut
di awal surah al-Baqarah.
فيه ه د ىل ل م ت ق ين ل ر ي ب ال ك ت اب ال مذ ل ك “Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan,
padanya petunjuk bagi mereka yang (ingin) bertaqwa.”
Jadi jawaban dari doa kita di dalam surah al-fatihah itu adalah
al-Qur’an al-Karim. Kalau kita memohon hidayah dan petunjuk
dari Allah Swt. Maka Allah Swt menjawab, al-Qur’an merupakan
172
sumber hidayah, al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa.
Kalau tujuan dari ibadah puasa adalah mencetak manusia-
manusia bertakwa. Maka Allah Swt menurunkan al-Qur’an
kemuka bumi ini sebagai pedoman bagi orang-orang yang ingin
bertakwa.
Yang jadi permasalahan adalah penelitian Lembaga Survei
Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute menunjukkan bahwa
hanya 10% saja kaum muslim Indonesia yang selalu menyibukkan
dirinya dengan membaca Al Quran. Memang Islam agama
mayoritas di negara kita ini, tapi hanya 10% saja diantara kita yang
dekat kesehariannya dengan al-Qur’an.
Padahal banyak sekali manfaat yang diperoleh dari membaca
al-Qur’an baik duniawi maupun ukhrowi. Penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi menyimpulkan bahwa al-
Qur’an mampu menciptakan ketenangan bathin (psikologis) dan
mereduksi ketegangan-ketengangan saraf (fisiologis). Lebih dari
itu, Dr.Ahmad Al-Qadhi menyatakan bahwa ternyata membaca
Al-Quran selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan
kecerdasan otak sampai 80 persen. Orang yang menyibukkan
dirinya dengan membaca al-Qur’an akan terhindar dari penyakit
tua yaitu pikun.
Dengan membaca Al-Qur’an seseorang akan mengetahui
keruh hatinya atau tidak. Semakin banyak membaca al-Qur’an
maka itu pertanda hatinya bersih. Tetapi baru satu lembar
membaca al-Qur’an sudah gelisah itu pertanda hati kita sedang
keruh dan kotor dengan dosa. Al-Qur’an juga merupakan tanda
kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Kalau seorang penulis buku
saja senang jika bukunya di baca orang, Allah Swt tentu senang
jika Kalam-Nya/ Firman-Nya di baca oleh hamba-hambanya.
Mari sama-sama kita intropeksi diri kita masing-masing.
Sudah berapa kali kita mengkhatamkan al-Qur’an pada ramadhan
yang lalu atau mungkin kita belum menyentuh al-Qur’an sama
sekali. Padahal bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakan
semua amal ibadah kita termasuk membaca al-Qur’an.
Semoga kita semua di beri lagi ni’mat sehat dan panjang umur
oleh Allah Swt sehingga kita dapat berjumpa dengan bulan
Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian
173
Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami
kehidupan nyata kita dalam sebelas bulan kemudian, Jika ditahun
berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding tahun-tahun
sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang
telah kita kerjakan dengan penuh mujahadah selama bulan suci
ramadhan ini diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah
swt. Amin amin ya rabbal alamin.
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah Swt atas ni’mat yang diberikan kepada kita. Sehingga kita
dapat berkumpul di masjid al-Magfiroh ini untuk menunaikan
ibadah shalat iedul fitri secara berjama’ah.
Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya, tabi’in
dan tabiut-tabi’in, serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak
mereka sampai hari kiamat. Mudah-mudahan kita termasuk orang
yang dapat mentauladani akhlak Rasulullah saw, mengamalkan
sunnah-sunnahnya, sehingga kita termasuk orang yang diberi
syafaat kelak pada hari tidak berguna lagi harta dan anak kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin
ya Rabbal-alamin.
IEDUL ADHA
Hari ini adalah yang mulia, hari penuh keteladanan dan
pengorbanan dari satu keluarga mulia, yaitu keluarga Nabiyullah
Ibrahim As, beserta anak dan istrinya. Keteladanan dan
pengorbanan itu dapat kita saksikan melalui ibadah yang saat ini
dikerjakan oleh kaum muslimin seluruh dunia yaitu ibadah qurban
dan ibadah haji. Kesabaran nabiyullah ibrahim As ketika
mendapatkan ujian dari Allah Swt karena tidak kunjung
mendapatkan seorang putra, kemudian setelah berdoa dan
174
berusaha, akhirnya ia diberi seorang putra yang bernama Ismail As,
tetapi ketika Ismail As sudah beranjak dewasa, dan Ibrahim As
semakin mencintainya, Allah Swt menginginkan kembali
pemberiannya itu, akhirnya melalui proses yang yang panjang,
semua keluarga ikhlas untuk melepas Ismail As, kemudian Allah
swt menyuruh menggantinya dengan seekor kambing, dan bahkan
setelah itu Allah swt menambahkan rizki kepada Ibrahim yang
telah berhasil melewati ujian dari Allah Swt dengan memberikan
seorang putra yang bernama Ishak As.
Ujian dan musibah bisa saja terjadi kepada setiap orang,
terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun
muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk
yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian,
cobaan, musibah yang datangnya silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa nabi Muhammad Saw
terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika
nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan
oleh ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun.
Ini adalah ujian yang berat kepada Nabi Muhammad Saw
bagaimana kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah)..
Kemudian setelah itu Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika
Nabi sudah sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya
meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi
dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib,
kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling
sederhana adalah Abu thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi
untuk membantunya dengan mengembalakan hewan ternak
kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Belum lagi, nabi ditinggal mati oleh anak anak yang
dicintainya. Karena seluruh keturunan Nabi Muhammad
meninggal dunia pada saat Nabi masih hidup kecuali satu orang
saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama
Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian
Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan
anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan.
Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi Muhammad
saw. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang istri
175
yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu
dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang
Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua
meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah
melangsungkan perkawinan. Mereka semua meninggal dunia, kala
Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian
mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai
seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya.
Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup
menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya dimatikan
oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi
akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah
tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.
Maka dari itu nabi sering diolok-olok oleh orang kafir
dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang terputus keturunannya.
Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal pada
usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak
laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah.
Karena nabi sering diolok-olok oleh orang kafir, maka nabi
Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-kautsar yang
juga merupakan syariat untuk melakukan shalat dan berkurban
terutama pada hari iedul adha dan hari tasyriq nanti. Allah Swt
berfirman: bismillahirohmanirohim;
إناأعطينكالكوثرفصللربكوانحرإنشانئكهوالأبترYang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu
(Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang
yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena) terputus
(dari rahmat Allah swt)
Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi
kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang
pertama, wahai Muhammad walaupun engkau sering ditimpa
musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan
nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau
ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban
sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt
176
memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi
biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’
karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena mereka
semua telah terputus dari rahmat Allah swt.
Ibadah kedua yang dapat dipetik dari perjalanan tauladan
kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah ibadah haji. Melalui
ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia, dari suku bangsa,
etnis, budaya dan negara yang berbeda-beda. Mereka datang
ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.
Bahwa Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i,
wukuf di arafah, mabit di mudzdalifah dan di mina, dan ketika
melontar jumroh, yang diucapkan jama’ah haji kala itu hanya
dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama Allah swt.
Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan
“subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”.
Ketika wukuf di Arafah, jutaan jama’ah secara serentak
memanggil nama Allah Swt, seakan-akan langit bergetar
mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi
kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan-kesalahan
masa lalu mereka, sambil duduk bersimpuh yang terdengar dari
mulut-mulut mereka hanya asma allah, allah, allah, allah. La
ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah, Allah Swt membanggakan
manusia dihadapan para malaikat.
Haji merupakan perjalanan seorang hamba untuk lebih dekat
mengenal Allah Swt. Karena mengenal Allah atau beribadah
kepada Allah Swt itu adalah tujuan hidup yang utama dari seorang
muslim.
Maka dari itu, tujuan itulah yang seharusnya menjadi tujuan
utama dalam kehidupaan kita sehari-hari. Tujuan ketika beribadah,
ketika bekerja bahkan ketika belajar.
Ketika belajar misalnya, jadikan tujuan itu di atas segala itu
tujuan. Baik tujuan pribadi, tujuan sekolah maupun tujuan nasional
pendidikan. Karena pada hakikatnya manusia diciptakan untuk
beribadah kepada Allah Swt.
Jadi di dalam Islam, pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang mampu mengantarkan lulusannya menjadi manusia yang
mengenal Allah Swt. Didalam pendidikan Islam, bagaimana
kurikulumnya, pendidiknya, sarananya, kegiatan sekolahnya
177
ditujukan untuk mengenalkan siswa kepada penciptanya yaitu
Allah Swt.
Sehingga nanti diharapkan tidak lagi ada tawuran antar
pelajar, antar mahasiswa, tidak lagi mereka saling bunuh
membunuh padahal mereka sama-sama orang Islam. ajarkan
mereka sholat dhuha sebelum berangkat sekolah memohon kepada
Allah untuk dimudahkan dalam segala urusannya, ajarkan mereka
shalat tahajud memohon kepada Allah agar diselesaikan semua
masalah-masalahnya bukan justru malah curhat melalui facebook
maupun twiter.
Ajarkan anak-anak kita al-Qur’an sejak dini, ajarkan anak-
anak kita zikir setelah shalat fardhu, semua itu untuk tujuan yang
utama yaitu mengenal dan beribadah kepada Allah Swt.
Dengan demikian, mudah-mudahan diri kita, anak-anak dan
keluarga kita memiliki keimanan yang kuat dikarenakan telah telah
mengenal Allah swt dan juga berhati lembut karena hatinya selalu
disirami dengan dzikir kepada Allah Swt, sehingga menjadi
generasi yang natinya dapat berguna bagi dirinya, keluarganya,
masyarakat dan bangsanya.
Dihari bahagia ini, mudah-mudahan Allah swt menerima dan
melipatgandakan seluruh amal ibadah dan kebaikan yang telah kita
perbuat, semoga Allah swt menerima puasa Sunnah yang telah kita
kerjakan dan Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemuliaan
kepada mereka yang berkurban pada hari ini dengan derajat yang
mulia disisi Allah swt.
UJIAN NABI SAW
Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari keteladanan
dan perjuangan penuh pengorbanan dari satu keluarga mulia,
keluarga nabiyallah Ibrahin AS, beserta anak dan istrinya. Melalui
Ibadah haji dankurban, kita dapat melihat, memahami dan
mengambil pelajaran bagaimana Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya mampu mengaktualisasikan nilai – nilai kesabaran
atas ujian dari Allah untuk mereka dan mampu jugasetelah itu
mengaktualisasikan nilai nilai keimanan secara totalitas kepada
Allah swt.
178
Karena bukan kita saja atau bangsa ini saja yang diuji oleh
Allah swt, Nabi Muhammad pun, yang merupakan Nabi akhir
zaman, makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt, mendapatkan
ujian, cobaan, musibah yang datang silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui, nabi terlahir dalam keadaan
yatim, bapaknya meninggal dunia ketika nabi berumur 6 bulan
dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan oleh ibunya untuk
selamanya ketika nabi berumur 6 tahun. Coba kita bayangkan ujian
yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi di
titipkan kepada kakeknya. Ketika Nabi sudah sangat dekat dengan
kakekyang dicintainya, kakeknya meninggal dunia, saat itu nabi
berumur 8 tahun (Seumuran dengan anak kelas 2 SD saat ini).
Kemudian nabi dititipkan kembali kepada pamannya yang
bernama Abu thalib, kebetulan diantara paman-paman nabi yang
hidupnya paling sederhana adalah Abu thalib, sehingga nabi
membantunya dengan mengembalakan kambing kepunyaan
penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Nabi dari kecil sudah mendapatkan ujian dari Allah swt
sehingga ketika Nabi menjadi pemimpin agama dan negara, nabi
sudah sangat kuat untuk menghadapi ujian – ujian yang lain.
Belum lagi, nabi ditinggal mati oleh anak anak yang
dicintainya. Kala itu nabi masih menjadi ayah muda. Karena anak
keturunan nabi seluruhnya meninggal sebelum nabi wafat kecuali
satu yaitu Fatimah azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama
Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian
Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan
anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan.
Ini merupakan musibah yang sangat besar untuk nabi Muhammad
saw, bagaimana kalau musibah ini terjadi kepada kita, (waliyazu
billah). Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari seorang
ibu yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak – anak itu
dipanggil oleh allah swt pada usia yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, Zainab,
Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia
setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan perkawinan.
Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi Muhammad saw masih
hidup dan menyaksikan kematian mereka semua. Bagaimana kalau
ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan
179
langsung kematian anak – anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak
saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan
Rasulullah, 6 anaknya dimatikan oleh Allah swt kala Nabi masih
hidup.
Itu adalah ujian untuk nabi akhir zaman, ujian kepada nabi
yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimannanya
terjaga kepada Allah swt.
Belum lagi olok – olokan dari orang-orang yang membenci
nabi dengan sebutan ‘al-abtar’ yang artinya adalah orang yang
terputus keturunan. Karena pada zaman jahiliyyah seorang yang
memiliki keturunan terutama anak laki – laki, sangat dibanggakan
sekali. Sedangkan seluruh anak laki nabi meninggal ketika masih
kecil. Maka dari itu, karena nabi sering diolok – olok, turunlah
surat al-kautsar yang juga merupakan syariat untuk melakukan
shalat dan berkurban terutama pada iedul adha dan hari tasyriq
nanti.
إناأعطينكالكوثرفصللربكوانحرإنشانئكهوالأبتر(1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat
yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkurbanlah, (3) Sungguh, orang – orang yang membencimu
justru dialah yang ‘al-abtar’ terputus (dari rahmat Allah swt)
Allah swt memberi semangat kepada Nabi Muhammad saw
yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad
walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau
juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang
kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah
engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur
kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah memberi semangat
kepada nabi Muhammad saw. Wahai nabi biarlah mereka
mengolok – olokmu dengan perkataan ‘al-abtar’ karena justru
yang ‘al-abtar’ adalah mereka semua, mereka semua terputus dari
rahmat Allah swt.
Indonesia saat ini sedang banyak di timpa musibah.
Musibah bisa saja terjadi pada setiap orang, terlepas dia itu soleh
atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun muda. Islam
mengajarkan agar kita mengambil hikmah dari setiap musibah
yang menimpa. Terlepas apakah musibah itu kecil atau besar.
180
Ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya dari
musibah yang terjadi, antara lain sebagai berikut.
Pertama, bagi setiap Muslim yang soleh, musibah
ditujukan untuk menguji keimanannya (Baca; QS. 29: 2-3). Sebab,
seorang yang mengaku sudah beriman kepada Allah belum tentu
sungguh-sungguh beriman. Karenanya, Allah perlu menguji
mereka yang mengaku beriman dengan musibah.
Jika mereka tetap sabar dan istiqamah di jalan Allah, berarti
mereka itulah orang yang sungguh-sungguh beriman dan Allah
akan menaikkan derajatnya sekaligus menghapus sebagian dosa-
dosanya melalui musibah itu. Mereka akan mendapat kabar
gembira berupa surga dan kenikmatan-kenikmatan yang ada di
dalamnya. (Baca; QS. 41:30).
Kedua, bagi setiap Muslim musibah bisa pula sebagai
peringatan agar mereka mau kembali ke jalan yang benar (Baca;
QS. 30:41).
Dalam hadis riwayat Al-Hakim dijelaskan, apabila umat
manusia melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan maka
akan datang kepada mereka bencana berupa gempa bumi, dan
penyakit-penyakit yang berbahaya lainnya.
Ketiga, musibah juga berarti peringatan dari Allah bahwa
sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah di
hadapan Allah. Kesadaran ini perlu terus ditumbuhkan karena
manusia berkecenderungan merasa paling kuat, paling besar, dan
paling berguna sehingga mudah untuk sombong.
Kesombongan inilah yang menyebabkan kita sering
menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Firman Allah
SWT, ''Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
sombong” (Baca; QS. 17: 37).
Keempat, terkadang dengan musibah-musibah tersebut
Allah SWT ingin mengambil sebagian hamba-Nya sebagai
syuhada. Sekalipun Dia mengutuk manusia dengan bencana, tetapi
orang-orang mukmin yang ikut terkena musibah jika bersabar akan
mendapat pahala besar. Sebaliknya, bagi yang meninggal dunia
mereka adalah syuhada. (Baca; QS. 3: 140).
Kelima, bagi orang-orang yang ingkar dan tidak beriman,
musibah tidak lain adalah azab atau siksaan yang ia peroleh di
dunia ini. Sesungguhnya musibah tersebut sebagian yang sangat
181
kecil dari siksa akhirat yang didahulukan Allah SWT di muka bumi
ini bagi mereka. Azab itu sendiri terjadi ketika manusia yang ada
membiarkan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran terjadi di
sekitarnya tanpa peduli. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar
bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya manusia jika
mereka melihat orang yang berbuat zholim dan tidak
mencegahnya, maka telah dekatlah azab Allah yang akan
menimpa mereka seluruhnya." (HR At-Tirmidzi)
Keenam, Allah ingin menguji kesalehan sosial para
hamba-Nya yang tidak terkena musibah, apakah mereka terketuk
hatinya untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang
menderita atau tidak. Didalam hadits disebutkan: ''Perumpamaan
orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain adalah seperti
satu tubuh, jika salah satu anggota badan sakit maka seluruh jasad
ikut merasakan sakit hingga merasa demam.'' (HR Bukhari dan
Muslim).
Ketujuh (atau yang terakhir) musibah alam misalnya
tsunami dan gempa bumi sesungguhnya cara Allah untuk
menunjukkan tanda-tanda kiamat sehingga memperkuat keyakinan
bahwa hari kiamat pasti akan terjadi (Baca; QS. 56:1-7). Ini agar
umat manusia sadar akan adanya kehidupan hakiki di hari akhir,
lalu mereka mau berjuang membela kebenaran di muka bumi untuk
kebahagiaan di hari akhir nanti.
Semoga musibah-musibah yang datang silih berganti
mengunjungi bangsa ini bisa menjadi sebuah wasilah (jalan) bagi
kita untuk lebih yakin kepada keagungan dan kemahabesaran
Allah SWT.
TAKBIRAN
Jika kita pahami, Ibadah haji sesungguhnya telah
memberikan pelajaran yang sangat berharga buat kita. Melalui
ibadah haji kita dapat melihat jutaan manusia , dari suku bangsa,
etnis, budaya dan negara yang berbeda – beda. Mereka datang
ketanah suci hanya untuk mengagungkan nama Allah swt.
Seluruh amalan ibadah haji dari mulai thawaf, sa’i, wukuf
di padang arafah, mudzdalifah, dan mina, yang diucapkan jama’ah
haji kala itu hanya dzikir dan dzikir untuk mengagungkan nama
Allah swt.
182
Ketika thawaf dan sa’i, para jama’ah mengucapkan
“subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar”.
Ketika wukuf dipadang Arafah, jutaan jama’ah secara serentak
mengumandangkan Asma Allah, seakan – akan langit bergetar
mendengarkan Asma Allah yang dikumadangkan kala itu. Apalagi
kala mereka menangis, bertaubat, meratapi kesalahan – kesalahan
masa lalu mereka, dengan duduk bersimpuh dan histeris, yang
terdengar dari mulut – mulut mereka hanya asma allah, ….. allah,
allah, allah. La ilahaillah allahakbar. Pada saat itulah, Allah
membanggakan para jama’ah didepan para malaikat.
Dzikir itu adalah menyebut nama Allah, menggagungkan
nama Allah. Dzikir itu bisa dengan shalat, haji, tadarus al-qur’an,
istigfar dan lain sebagainya.
Kita diperintahkan untuk banyak berzikir baik dalam posisi
duduk maupun berdiri, ketika malam atau siang hari. Kita
diperintahkan untuk membaca “bismillah” ketika kita hendak
memulai suatu pekerjaan. “bismillah” itu termasuk dzikir kepada
Allah swt. Ketika menyelesaikan suatu perkara kita diperintahkan
untuk mengucapkan ‘alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi
Allah swt. Ketika senang terhadap sesuatu kita mengucapkan
“subhanallah”. Ketika berbuat kekhilafan kita beristigfar. Sebelum
menyembelih kambing atau hewan ternak lainnya kita
diperintahkan menyebut nama Allah terlebih dahulu. Ketika
malam iedulfitri atau ieduladha kaum muslimin diperintahkan
untuk “Takbiran”. Takbiran itu adalah dzikir kepada Allah swt
untuk mengagungkan nama-Nya sesuai dengan ajaran Nabi
Muhammad saw.
Pada suatu ketika Nabi Muhammad saw pernah
ditodongkan pedang kelehernya oleh seorang kafir. Lantas orang
itu bertanya kepada Nabi : wahai Muhammad, siapa yang akan
menolong engkau dalam keadaan seperti ini? Lalu Nabi
Muhammad menjawab dengan tenang : Allah… allah … allah.
Seketika itu juga pedang yang ditempelkan keleher nabi terpental
jatuh ketanah, orang kafir itu gemetar mendengar nama Allah
tersebut, dan lantas ia menyatakan untuk memeluk agama Islam.
Subhanallah, itu adalah kekuatan dzikir kepada Allah swt.
Bilal bin Rabah ketika perut dan dadanya ditindih oleh
batu, yang keluar dari mulutnya hanyalah nama Allaaah ahad, allah
183
ahad, allah ahad. Dia ucapkan dengan penuh keyakinan bahwa
hidup ini hanya untuk tuhan yang satu. Dan bilal tidak
mempedulikan yang lain walaupun ditindih dengan batu besar
ditengah pandang tandus yang luas.
Dzikir yang ajarkan oleh baginda Rasul saw yang pertama
kali adalah kalimat “La ilaha illahu”. Kalimat lailahaillahu ini
adalah kalimat yang secara otomatis menafikan atau meniadakan
tuhan – tuhan yang lain selain Allah swt.
Dengan kalimat ‘lailahaillahu” rasulullah mengajarkan
kepada kita kebebasan kepada setiap manusia, bahwa “la ila”
artinya adalah tidak ada tuhan. Apakah itu tuhan manusia, atau
tuhan berhala, itu tidak ada, yang ada adalah Tuhan Allah swt,
tuhan yang berhak dan patut disembah, tidak ada tuhan selainnya.
Jadi dengan prinsip ‘lailahaillah’ tadi, maka seorang
pekerja dituntut ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya, seorang
suami dituntut ikhlas karena Allah dan bertanggung jawab
terhadap keluarganya karena dilandasi cinta karena Allah swt,
seorang istri dalam melayani suami dan mendidik anak-anaknya
harus dialandasi rasa ikhlas, semuanya dilakukan karena semata –
mata hanya beribadah kepada Allah Swt.
Oleh karena itu dengan prinsip “la ilahaillah” (tiada tuhan
selain Allah) seorang pekerja dituntut untuk menjadi pekerja yang
propesional dan bertanggung jawab, bekerja bukan ketika dilihat
atasannya saja, tapi ia bekerja karena ada yang selalu dan setiap
saat melihat yaitu Allah swt. Begitu juga buat pendakwah atau guru
ngaji misalnya, dengan prinsip ‘lailahaillahu” harus lebih berani
mengungkapkan yang bathil itu bathil dan yang benar itu benar,
karena dakwahnya karena Allah bukan karena yang lain. Seorang
murid juga dengan prinsip “lailahaillahu” harus lebih
bertanggungjawab dan sungguh sungguh dalam pelajarannya,
ketika membaca, menghafal pelajaran bukan karena dilihat oleh
guru atau karena takut hukumannya, tapi seorang murid harus
belajar bersungguh sungguh karena Allah swt.
Maka dari itu dzikir ‘la ilahaillallahu’ ini bukan hanya
sebatas kita lafalkan saja, atau kita wiridkan saja 100, 200, hingga
1000 kali, tetapi perlu kita hayati maknanya dalam dalam, sehingga
dengan penghayatan dzikir kepada Allah itulah, nantinya kita akan
184
menjadi orang yang bertanggungjawab, professional dan selalu
istiqomah dalam kebaikan. Amin amin ya rabbal alamin.
Setiap kita melakukan dzikir dengan khusu’, tawadhu’ dan
penuh keikhlasan, coba rasakan perubahan mental dan jiwa yang
ada dalam diri kita. Kita pasti akan mendapatkan kelembutan serta
kejernihan hati.
Barangkali, awal dari pendidikan akhlak mulia terbentuk
karena pengaruh dzikir tadi. Apalagi kalau dilakukan dengan
khusu dan sempurna. Sebagaimana perkataan seorang ulama besar
: “jagalah shalat kita agar kita dijaga oleh shalat”. Atau “jagalah
dzikir kita agar kita dijaga oleh dzikir”.
FARDU DAN SUNNAH
Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:
علمأنأوامراللهفرائضونوافلفالفرضهورأسالمالوالنفلهوالربحإ
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri
dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar
perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan
perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang
185
sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam
menjalankan modal perdagangan.
Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh
seseorang maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.
Begitu juga sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah
sunnah maka sedikit pula keuntungan yang didapatnya, bahkan
seseorang jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka
tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika
modalnya selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang
mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari
Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah swt selalu
ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan
jika modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus
menutupi modalnya terlebih dahulu baru setelah itu ia
mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam
menjalankan perintah Allah menjadi 3 :
Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun), yaitu
orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.
Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun), yaitu
orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah
Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu orang
yang tidak mengerjakan amalan fardu.
Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya:
“jika engkau tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka
berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat
menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah,
amin ya rabbal alamin.
Rasulullah saw bersabda :
إليماافترضتعليهموليزالالعبديتقربماتقربإليالمتقربونبمثلأداء بالنوافلحتىأحبه
Allah swt berfirman dalam hadits qudsi : “ dan tidaklah
hambaku mendekatiku kecuali dengan dengan mengerjakan apa
yang telah aku wajibkan kepada mereka”. Dan tidak henti –
186
hentinya hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan –
amalan sunnah sehingga aku mencintainya.
Maksud dari hadits ini adalah :
Jika seseorang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt atau
ingin dikatakan dekat dengan Allah swt maka kerjakanlah amalan
amalan wajib dan jika seseorang ingin dicintai Allah swt maka
belumlah cukup hanya dengan mengerjakan yag diwajibkan oleh
Allah saja, tapi juga harus selalu mengerjakan .amalan-amalan
sunnah.
Orang yang dekat dengan seseorang belum tentu orang itu
mencintainya, tetapi jika orang cinta dengan seseorang, walaupun
jauh tetap saja terasa dekat karena rasa cinta yang dimilikinya.
Begitu juga kecintaan Allah swt kepada hambanya yang dicintai-
Nya.
Semoga kita termasuk golongan yang dicintai oleh Allah swt
dikarenakan kita sering mengerjakan yang disunnahkan oleh Allah
Swt, amin ya rabbal alamin.
ب ن ىل ل ه م س م ن أ ن ه ق ال ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م الن ب ي ر و ي ع ن ك ان و ق د اص غ ير ا د ج ن ة ب ير اب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال ج ك أ و
ع ل ىث ن ث اب ر م ن و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول الس ن ة ت ق ال ع ة م ن ر ة ر ك ع ش ي ب ع ت ي ن و ر ك ر ر ك ع اتق ب ل الظ ه أ ر ب ع ن ة ب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال ج ب ع د ع ت ي ن ع د ه او ر ك
ع ت ي ن ق ب ل ال ف ج ر ال ع ش اء و ر ك ع ت ي ن ب ع د و ر ك ال م غ ر ب
ا ر س ول ع ش ق ال ص ل ىالض ح ىث ن ت ي ل م م ن ع ل ي ه و س ع ة ب ن ىالل ه لل ه ص ل ىالل ه ر ة ر ك ن ة ذ ه بف يال ج ل ه ق ص ر ام ن
Apabila jasmani kita shalat atau membaca Al-qur’an, yang
dinilai oleh Allah swt bukanlah hanya shalatnya atau baca
alqur’annya, karena itu bersifat jasmani semata, tapi yang dilihat
adalah apa yang berada didalam jasmani yaitu rohani. Misalnya,
niatnya ikhlas atau tidak ikhlas, apakah ada perasaan riya, seperti
ingin dilihat orang atau tidak, apakah ada perasaan sombong atau
tidak. Itulah nanti yang akan dinilai oleh Allah swt dan rohanilah
187
yang akan mempertanggungjawabkannya diakhirat kelak, bukan
jasmani.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena
niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti
membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas,
niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada
hari pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-
Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun
riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
ك ي ع م ل ه ا ن ةف ل م ه م ب ح س الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م م ن ر س ول ن ة ق ال ل ه ح س ت ب ت ه م ع فو م ن م ائ ة ض ب ع ر اإ ل ىس ع ش ل ه ك ت ب ت ن ةف ع م ل ه ا ه م ب ح س و م ن ي ئ ةف ل م ب س
ت ك ت ب ت ي ع م ل ه ال م ع م ل ه ا و إ ن ت ب ك
Hadirin yang dimuliakan Allah swt
Dahulu ada seorang ulama, bermimpi pada malam hari
melihat cahaya Al-qur’an, tetapi ada satu lembar gelap, tidak
bercahaya. Lantas setelah terbangun dari tidurnya, sang ulama
merenungkan kembali tentang mimpinya itu. Memang ketika
beliau sedang membaca Alqur’an pada sepertiga malam tadi,
datang seseorang melintas didepan rumahnya. Pada saat itu sempat
terlintas didalam dirinya rasa riya’, mungkin karena beliau sedang
membaca Alqur’an dan mungkin hanya dia satu desa yang sedang
bangun malam. Semenjak itulah, beliau bertaubat dan menyesali
atas perbuatannya tersebut.
Betapa pentingnya rohani yang ada dalam diri kita.
Disamping kita memberikan konsumsi yang bagus untuk jasmani
kita, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik untuk rohani
kita.
Kalau jasmani kita diberikan makanan yang enak, lezat
atau dihiasi perhiasan yang bagus, pakaian yang bagus, agar lebih
nampak indah, kita juga harus memberikan konsumsi yang baik
kepada rohani kita.
188
Konsumsi rohani kita bisa berupa dzikir kepada Allah swt,
shalat, membaca Al-qur’an, berpikiran positif, husnudzan,
bersangka baik kepada seseorang, dan lain-lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah swt :
البذكراللهتطمئنالقلوب“dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang”
Rohani harus kita rawat seperti kita merawat jasmani,
rohani harus kita jaga seperti kita menjaga jasmani kita. Karena
jasmani seperti rohani.
Bila kita terbiasa sarapan pagi, tetapi suatu hari kita tidak
sarapan, maka perut atau jasmani kita akan terasa lapar. Begitu
juga apabila kita membiasakan membaca Alqur’an atau
membiasakan shalat awal waktu maka rohani kita akan resah dan gelisah apabila kita tidak membaca Alqur’an atau shalat diakhir
waktu.
Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya
sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang berniat
untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah –
perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada
yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi
seimbang.
Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum sholat
selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian
seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah
sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut.
Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’
khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang
akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan
kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia
yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap
menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat
kelak. Amin amin ya rabbal alamin.
189
RUMAH BARU
Allah swt berfirman didalam surat attahrim, ketika ingin
memberi perumpamaan wanita-wanita yang kafir padahal suami-
suami mereka adalah orang sholeh bahkan nabi dan wanita yang
mu’min padahal suaminya adalah kafir atau fir’aun. Bunyi ayat itu
adalah :
190
ي ع ب د ت ح ت ان ت ا ك ل وط و ام ر أ ت ن و ام ر أ ت ك ف ر وا ل ل ذ ين م ث ل الله ض ر ب م ن ن ي ئ او ق يل اد خ الله ش ي غ ن ي اع ن ه م ام ن ان ت اه م اف ل م ف خ ي ن م ع ع ب اد ن اص ال ح ل الن ار
{ ل ين الله 11الد اخ إ ذ ق ال ت {و ض ر ب ف ر ع و ن ء ام ن واام ر أ ت اب ن م ث ل ل ل ذ ين ر ب ا ال ق و م ن يم ن و ن ج و ع م ل ه ن يم نف ر ع و ن و ن ج ن ة ف يال ج ب ي ت ا ل يع ند ك لظ ال م ين
ف ر ج ه اف ن ف 11} ر ان ال ت ىأ ح ص ن ت ع م خ {و م ر ي م اب ن ت ن او ص د ق ت ن اف يه م نر وح { ال ق ان ت ين م ن ر ب ه او ك ت ب ه و ك ان ت {12ب ك ل م ات
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua
orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu
kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua
suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa)
Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):"Masuklah ke neraka
bersama orang-orang yang masuk (neraka)". (QS. 66:10)
Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang yang
beriman, ketika ia berkata:"Ya Rabbku, bangunlah untukku
sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari
Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang
zalim". (QS. 66:11)
dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka
Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan)
Kami; dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitab-
Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. 66:12).
Dalam ayat ini, Allah berbicara tentang dua wanita kafir
yang menjadi istri orang shaleh atau nabi, yaitu istri nabi Nuh dan
nabi Luth. Keduanya akan dimasukkan kedalam neraka karena
keingkarannya kepada Allah swt.
Al-Qur’an juga berbicara tentang dua wanita shalihah yang
pertama adalah maryam binti ‘imron dan yang kedua adalah asiyah
binti muzahim atau istri fir’aun. Kedua wanita ini merupakan
contoh bagi kita akan kekuatan iman yang dimilikinya.
Singkat cerita, ketika Masyitoh tukang sisir putri fir’aun
dilaporkan telah menyembah Allah dan mengingkari fir’aun
sebagai tuhan. Lalu masyitoh beserta kedua anaknya dimasukkan
191
kedalam kuali yang berisi minyak panas tanpa ketakutan
sedikitpun.
Asyiah yang menyaksikan kejadian tersebut langsung marah
kepada fir’an. Asiyah juga sudah lama mengikuti ajaran nabi musa
dan harun untuk menyembah Allah swt. Ketika fir’aun
mengetahui bahwa istrinya beriman kepada Allah swt, maka kedua
tangan dan kakinya diikat dibawah terik matahari, kemudian
fir’aun menyiksanya, jika fir’aun berlalu darinya para malaikat
menanunginya dengan sayap-sayapnya agar terhindar dari terik
matahari. Ketika disiksa itu asiyah berdoa: ya rob, bangunkanlah
untukku disisi-Mu sebuah rumah di dalam surga”.
Allah swt lantas mengabulkan do’a aisyah dengan
membangunkan rumah disurga dan rumah itu diperlihatkan kepada
Asiyah, maka ia pun tersenyum dan tertawa. Melihat asiyah
tertawa, Fir’aun keheranan: “tidaklah kalian heran dengan kegilaan
asiyah, kita siksa dia, eh ... dia malah tertawa”.
Diakhir cerita, Allah swt akhirnya mencabut nyawa asiyah
dan mengabulkan do’anya serta mengabadikannya didalam al-
Qur’an surat attahrim ayat 11 tersebut.
Hadirin yang dimulikan Allah swt
Boleh nga sih kita berdo’a agar dibangunkan rumah buat kita
surga nanti. Sebagaimana do’a istrinya fir’aun tadi. Kita tahu
bahwa bangun rumah didunia itu susah, jangan kan rumah,
apartemen, kontrakan sepetak saja susah kita buat. Betul nga?.
Tapi kalau kita beriman kepada Allah, yakin bahwa Allah itu
ada dan akan memenuhi segala janji-janjinya, ada beberapa ibadah
atau amalan yang apabila kita mengerjakannya maka Allah akan
membangunkan bagi kita rumah disurga nanti :
Di dalam sunan al-Tirmidzi disebutkan, Rasulullah saw bersabda
ب ن ىل ل ه م س م ن ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م أ ن ه ق ال الن ب ي ر و ي ع ن ك ان و ق د اص غ ير ا د ج ن ة ب ير اب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال ج ك أ و
Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau
bersabda: barangsiapa membangun karena Allah masjid baik
kecil maupun besar maka akan membangunkan Allah baginya
rumah di surga
192
ر ة ر ك ع ش ع ل ىث ن ت ي ث اب ر م ن و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول الس ن ة ق ال ع ة م ن ع ب ن ىالل ه ل ه ب ي ت اف يال و ر ك ر ر ك ع اتق ب ل الظ ه أ ر ب ع ن ة ب ع د ج ع ت ي ن ب ع د ه او ر ك ت ي ن
ر ع ت ي ن ق ب ل ال ف ج ال ع ش اء و ر ك ع ت ي ن ب ع د و ر ك ال م غ ر ب
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa dengan tekun, gigih
melaksanakan dua belas raka’at dari shalat sunnah (qabliah
ba’diyah) membangunkan Allah baginya rumah di surga, yaitu
empat raka’at sebelum dzuhur dua raka’at sesudah dzuhur dua
raka’at setelah magrib dan dua rakaat setelah isya dan dua rakaat
sebelum subuh.
الل ه ص ل ىااق ر س ول ص ل ىالض ح ىث ن ت ي ل ل م م ن ع ل ي ه و س ع ة ب ن ىالل ه لل ه ر ة ر ك ع ش ن ة ذ ه بف يال ج ل ه ق ص ر ام ن
Bersabda Rasulullah saw barangsiapa shalat dhuha dua belas
raka’at akan membangunkan Allah baginya gedung terbuat dari
emas di surga.
Imam gozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengatakan:
إعلمأنأوامراللهفرائضونوافلفالفرضهورأسالمالوالنفلهوالربح
Yang artinya “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt itu terdiri
dari fardu dan sunnah. Adapun fardu adalah modal, modal dasar
perdagangan, sedangkan sunnah adalah keuntungan
Menurut imam Ghazali : Ibadah fardu kalau diumpakan dengan
perdagangan adalah sebagai modal awal ketika ingin berdagang
sedangkan ibadah sunnah adalah keuntungan yang diraih dalam
menjalankan modal perdagangan.
Semakin banyak ibadah sunnah yang dikerjakan oleh
seseorang maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.
Begitu juga sebaliknya semakin sedikit mengerjakan ibadah
sunnah maka sedikit pula keuntungan yang didapatnya, bahkan
seseorang jika tidak mengerjakan ibadah sunnah sama sekali maka
tidak ada keuntungan yang dapat ia raih.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan jika
modalnya selalu berkurang. Bagaimana mungkin seseorang
mengharapkan pahala sunnah atau mengharapkan keuntungan dari
Allah swt jika kewajiban yang diperintahkan Allah swt selalu
193
ditinggalkan. Seseorang tidak mungkin mendapatkan keuntungan
jika modalnya selalu berkurang atau habis. Yang ada ia harus
menutupi modalnya terlebih dahulu baru setelah itu ia
mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu Imam ghazali membagi manusia dalam
menjalankan perintah Allah menjadi 3 :
Yang pertama adalah orang yang selamat (saalimun), yaitu
orang yang hanya mengerjakan ibadah fardu saja.
Yang kedua adalah orang yang beruntung (roobihun), yaitu
orang yang mengerjakan amalan amalan fardu dan sunnah
Yang ketiga adalah orang yang rugi (khoosirun), yaitu orang
yang tidak mengerjakan amalan fardu.
Dalam kitabnya, imam ghazali melanjutkan perkataannya:
“jika engkau tidak dapat menjadi orang yang beruntung maka
berusahalah agar anda menjadi orang yang selamat”.
Mudah mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat
menunaikan amalan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah,
amin ya rabbal alamin.
Mulai dari sekarang banyakin niat untuk berbuat baik,
banyakin niat dan amalkan apa yang diperintah oleh Allah swt baik
yang wajib maupun sunnah. Kalau hanya sebatas niat saja, itupun
diganjar oleh Allah swt :
ك ي ع م ل ه ا ن ةف ل م ه م ب ح س الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م م ن ر س ول ن ة ق ال ل ه ح س ت ب ت ه م ع فو م ن م ائ ة ض ب ع ر اإ ل ىس ع ش ل ه ك ت ب ت ن ةف ع م ل ه ا ه م ب ح س و م ن ي ئ ةف ل م ب س
ت ك ت ب ت ي ع م ل ه ال م ع م ل ه ا و إ ن ت ب ك
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena
niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
Kalau seseorang bekerja urusan duniawi, seperti
membangun rumah, atau menyapu jalan, tetapi hatinya ikhlas,
niatnya baik, maka itulah yang akan dibalas disisi Allah swt pada
hari pembalasan kelak.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang membaca Al-
Qur’an atan sedang sholat tahajud tapi hatinya tidak ikhlas ataupun
riya maka itulah yang dinilai oleh Allah swt.
194
Niat kita saat ini, pasti berbeda-beda. Ada yang niat hanya
sebatas menggugurkan kewajiban shalat saja, ada yang berniat
untuk syiar Islam, ada yang berniat untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah swt dan mematuhi segala perintah –
perintahnya. Ada yang niatnya satu, ada yang niatnya dua, ada
yang niatnya bermacam – macam dan lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita harus sering melatih konsentrasi kita
terutama dalam masalah niat, agar jasmani dan rohani kita menjadi
seimbang. Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum
sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah
kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa
setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat
maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’
khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang
akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt.
Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita,
dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi
manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin
amin ya rabbal alamin.
ع ن ه ان ق ط ع ن س ان الإ إ ذ ام ات ق ال الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ر س ول أ ن ع م ل ه إ ل ع ول و ل دص ال حي د ت ف ع ب ه أ و ع ل مي ن ق ةج ار ي ةأ و ص د م ن ث ةإ ل ث ل ه م ن
Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : jika
manusia meninggal dunia maka akan terputus amalannya kecuali
tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak
Soleh yg mendoakannya.
Shadaqah jariyah adalah mendermakan sebagian rizki kita
untuk hal kebaikan. Sedangkan jariyah artinya mengalir, jadi
shadaqah jariah adalah shadaqah yang pahalanya terus mengalir
walaupun si pemberi shadaqah telah meninggal dunia. Contohnya
adalah: Memberikan alqur’an kepada seseorang, setiap saat al-
qur’an itu dibaca, maka pemberi alqur’an akan terus mendapatkan
pahala dan kebaikan walaupun telah meninggal dunia,
Menyumbang kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang sakit
menggunakannya, maka kita mendapatkan kebaikan, Menanam
pohon, Membantu pendidikan anak, Mewakafkan tanah, gedung
195
untuk kegaiatan sosial., Melibatkan diri dalam pembangunan
masjid, sekolah, jalanan, dll
ilmu yang bermanfaat adalah mengajarkan suatu kebaikan
kepada seseorang kemudian ilmu itu dimanfaatkan oleh orang itu
untuk berbuat kebaikan pula. Contohnya adalah : Mengajarkan
sholat kepada seseorang, selama orang itu melakukan sholat maka
anda akan mendapatkan pahala walaupun kita telah tiada
Mengajarkan al-Qur’an, selama orang tersebut membaca al-Quran
maka pahala tetap mengalir kepada kita walaupun kita telah tiada
Anak sholih yang mendoakan kedua orangtuanya meskipun
orangtuanya telah tiada namun mereka tetap mendapatkan kiriman
pahala dari anak-anaknya yang mendokan untuk mereka. Atau
anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka akan tetap
mendapatkan kiriman pahala dari perbuatan baik anak-anak
mereka, termasuk amalan-amalan shaleh yang diamalkan sianak,
orang tua akan mendapatkannya tanpa mengurangi pahala anak
tersebut sedikitpun. Maka disinilah letak penting mendidik anak
dijalan yang baik, mendasari mereka dengan agama dan budi
pekerti yang baik adalah sebuah pondasi yang musti ditanam oleh
orangtua mereka kepada setiap anaknya.
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
: بسماللهوالحمدللهوالصلةوالسلمعلىرسولاللهامابعد
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang
Muslim kita wajib berbakti kepada ibu-bapak sebagaimana
difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36: Yang
artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orangtua
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
196
Ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik
kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua
orangtua kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa
mereka sangat besar tiada terkira.
Saat hamil, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung
kita, sementara bapak bekerja siang dan malam untuk kelahiran
kita. Begitu pula saat lahir, mereka pun mencurahkan segala
perhatian dan kasih sayang kepada kita. Bahkan sampai sekarang
kasih sayangnya tiada terkira. Subhanallah, betapa mulia jasa
kedua orangtua kita!
Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW,
“Siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku,
wahai Nabi?”
“Ibumu,” jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga
tiga kali.
“Lalu siapa, wahai Nabi?”“Ayahmu.”
Karena itulah, barangsiapa yang durhaka kepada kedua
orangtua, niscaya Allah akan menurunkan siksa dan neraka
balasannya. Panasnya, duuuuh…. Minta ampun! Pokoknya puanas
banget, ratusan kali lipat panasnya dari api di bumi ini. Nah,
sebagai generasi shalih dan shalihah, marilah kita berbakti kepada
kedua orangtua dan senantiasa berdoa untuk mereka:
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan
sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di
kala aku masih kecil.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikian yang
dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan.
197
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
Berbicara tentang Ramadhan, Allah SWT telah berfirman
dalam surat Al-Baqarah ayat 183:
Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa puasa
Ramadhan wajib hukumnya. Barangsiapa tidak mau berpuasa,
maka Allah akan membalasnya dengan siksa dan neraka.
198
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, tahukah Anda
bahwa Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Ramadhan
adalah bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu. Dan
masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya. Karena itulah,
pada bulan Ramadhan nanti, marilah kita berpuasa dan
memperbanyak amal ibadah kepada Allah Ta’ala.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Allah, kita harus tahu
bahwa berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi
yang lebih penting adalah menahan diri dari godaan hawa nafsu.
Katanya puasa, e… setiap hari sukanya marah-marah! Katanya
puasa, e… malah nyolong ayam tetangga! Ini nih yang bahaya,
sebab Nabi telah bersabda, “
Betapa banyak orang berpuasa, tetapi tidak ada yang
diperolehnya kecuali hanya lapar dan dahaga.”
Sayang sekali kalau puasa kita sia-sia, tidak mendapatkan
pahala tetapi hanya lapar dan haus yang kita rasa. Untuk itu,
marilah kita luruskan niat berpuasa semata-mata karena Allah
Ta’ala, dengan menjauhi segala larangan-Nya dan memperbanyak
amal ibadah kepada-Nya.
“Saya berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan puasa
Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Demikian yang dapat saya sampaikan. Meski singkat,
semoga bermanfaat. Pak Haji beli durian, mohon maaf bila ada
kesalahan.
KISAH ALQOMAH
Mungkin yang pertama kali terlintas di benak kita adalah
mengapa kita harus berbakti kepada orangtua? Jawabannya adalah;
karena merekalah yang membesarkan kita dari kecil hingga kini.
Merekalah yang mengasuh kita, membimbing kita, mendidik kita,
dan tanpa kita sadari pengorbanan mereka sangatlah besar.
199
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal
sholeh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orangtuamu.”
Kewajiban kita sebagai anak terhadap orangtua adalah
berbuat baik kepada orang tua karena dosa terbesar setelah musyrik
adalah durhaka kepada orang tua.
Dan jangan sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang
tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi siapapun yang
durhaka kepada orang tua. Ibnu ‘Umar juga menegaskan bahwa
tangisan orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.
Kini, saya akan bercerita tentang sahabat Rasulullah yang
bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah.
Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada
Rasulullah untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Maka,
Rasulullah pun mengutus beberapa sahabatnya untuk menjenguk
Alqamah dan menyuruh mereka untuk menalqin Alqamah untuk
mengucapkan La ilaha ilallah.
Namun, saat para sahabat menalqin Alqamah, ternyata lisan
Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.
Setelah mereka melaporkan hal itu pada Rasulullah,
Rasulullah pun bertanya, “Apakah Alqamah masih punya
orangtua?”
Seseorang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih
mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.”
Rasulullah pun mengirim utusan untuk menemui ibu
Alqamah. Beliau berkata, “Katakan pada ibu Alqamah, “jika kau
masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah datanglah,
namun jika tidak, biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.”
Ketika utusan itu sampai pada ibu Alqamah dan
menyampaikan pesan beliau, ibu Alqamah berkata, “Saya lebih
berhak mendatangi beliau.”
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam
dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah,
jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau
200
berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan
memberitahukan kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan
putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin
mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu
padanya?”
Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan
istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang
ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa
mengucapkan syahadat.”Rasulullah memikirkan cara agar ibu
Alqamah mau memaafkan Alqamah. Kemudian beliau menyuruh
Bilal untuk mengumpulkan kayu bakar.Si ibu berkata, “Wahai
Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya
dihadapanmu.”Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak
tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”Rasulullah
bersabda, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih
pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah
mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat
yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya
tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih
marah kepadanya.”
Akhirnya ibu Alqamah berkata, “Wahai Rasulullah, Allah
sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang
hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku
Alqamah”.Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal,
pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa
mengucapkan syahadat ataukah belum.”
Bilal pun berangkat. Dari luar rumah Alqamah, ternyata dia
mendengar Alqamah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal
pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga
tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah
menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.” Kemudian,
201
Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.Maka, Rasulullah
melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani,
kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,Lalu, di
dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum
Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya
daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para
malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima
amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat
baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah
tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada
kemarahannya.”
Dari kisah ini dapat kita ketahui pentingnya berbakti pada
orang tua. Tentunya sebagai anak kita mempunyai banyak salah
pada orangtua kita. Segeralah meminta maaf pada mereka, karena
ridho Allah bergantung pada ridho orangtua.
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan. Maaf bila ada salah
kata dan hanya kepada Allah saya mohon ampun.Wabillahitaufiq
wal hidayat. Wass. Wr. Wb.
ATHIRA
Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh
عبدهوالحمدللهربالعالميناشهدانلإلهإلالله وأشهدأنمحمداقالالعلماء:عامجديدلمنطاعتهتزيد مابعد(أرسوله)
Yang kami hormati Bapak Ibu Guru
Yang kami hormati para Dewan Juri
202
Alhamdulillah … kita sudah berada di tahun baru yaitu tahun 2012
masehi… umat islam juga punya tahun baru yang akan kita
peringati kurang lebih satu minggu lagi bertepatan dengan tanggal
1 muharrom 1434 hijriyyah
Maka dari itu, marilah kita menengok kebelakang, apakah tahun
lalu, sudah kita pergunakan dengan sebaik mungkin. Untuk
belajar, menghafal, berbakti kepada orang tua, dan menjalankan
yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Teman teman yang disayangi Allah
Apakah tahun lalu belajar kita lebih semangat atau malas malasan.
Apakah Bacaan al-Qur’an kita sudah ada kemajuan
Apakah kita sering membaca Al-Qur’an di rumah atau malah
sering main – mainan
Apakah kita sering membahagiakan orang tua dirumah, dengan
membantunya dan ramah kepadanya atau malah sering bikin kesal
dan merepotkannya
Apakah kita sudah membiasakan untuk shalat lima waktu, baik di
sekolah maupun dirumah?
teman-temanku sekalian
Kita sebagai seorang murid tentunya mempunyai kewajiban juga
untuk selalu belajar dengan giat. Agar cita-cita kita dapat tercapai.
Rasulullah saw mewajibkan memerintahkan kepada kita untuk
selalu menuntut ilmu. Karena dengan ilmulah kebahagiaan dunia
dan akhirat akan kita raih. Sebagaimana Hadits Rasulullah saw:
“Man aroda dunia fa `laihi bil `ilmi.
wa man arodal akhiroh fa `alihi bil `ilmi
wa man aroda humaa fa`alihi bil `ilmi”
artinya: “siapa yang ingin bahagia di dunia harus memiliki ilmu.
siapa yang ingin bahagia di akhirat harus memiliki ilmu, dan siapa
saja yang ingin bahagia dunia akhirat harus memiliki ilmu”
Teman-teman yang di sayangi Allah.
Oleh karena itu, di tahun baru ini dan disemester dua ini, mari kita
tingkatkan semangat belajar kita, jangan lagi malas-malasan,
jangan lagi bolos sekolah, jangan lagi berbohong, berusahalah
untuk selalu jujur di setiap ucapan dan tindakan
203
Sebagaimana lagu ini :
Bicara jujurlah … tanpa kau berbohong … menjaga lisanmu …
kawan
Hatimu kan tenang … tanpa dirisaukan … engkau akan dipercaya
Demikianlah pidato dari saya, dan akhirnya saya ucapkan:
Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
(Special for my angel Aisha Tara Athira
God Bless every your step…….amien……)
KHATAM AL-QUR’AN
Dalam hadits yang terdapat dalam Kitab Sunan Abu Dawud
dan Musnad Imam Ahmad, bahwa Rasulullah Saw bersabda :
و ال د ال ق ر آن و ع م ل ب م اف يه أ ل ب ق ر أ ت اج اي و م ال ق ي م ن اه أ ح س ن م ن ض و ء ام ة ض و ء ه ا ف يك م ف م اظ ن ك م ب ال ذ يع م ل ب ه ذ ك ان ت ن ي ال و الد ف يب ي وت الش م
204
Dari Sahl bin Muadz al-Juhhany berkata, telah bersabda
Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan
mengamalkan apa yang ada didalamnya, maka (Allah swt) akan
memberikan mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari
kiamat yang cahanya lebih bagus dari sinar matahari”.
Kemudian hadits shahih yang diriwayatkan dari hampir
seluruh kutubussittah menyebutkan:
ع ن ه ان ق ط ع ن س ان الإ إ ذ ام ات ق ال الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ر س ول أ ن ع م ل ه إ ل ع ول و ل دص ال حي د ت ف ع ب ه أ و ع ل مي ن ق ةج ار ي ةأ و ص د م ن ث ةإ ل ث ل ه م ن
Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : jika
manusia meninggal dunia maka akan terputus amalannya kecuali
tiga yaitu Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak
Soleh yg mendoakannya.
Shadaqah jariyah adalah mendermakan sebagian rizki kita untuk hal kebaikan. Sedangkan jariyah artinya mengalir, jadi
shadaqah jariah adalah shadaqah yang pahalanya terus mengalir
walaupun si pemberi shadaqah telah meninggal dunia.
Contohnya adalah:
1. Memberikan alqur’an kepada seseorang, setiap saat al-
qur’an itu dibaca, maka pemberi alqur’an akan terus
mendapatkan pahala dan kebaikan walaupun telah
meninggal dunia.
2. Menyumbang kursi roda kerumah sakit, maka setiap orang
sakit menggunakannya, maka kita mendapatkan kebaikan
3. Menanam pohon
4. Membantu pendidikan anak
5. Mewakafkan tanah, gedung untuk kegaiatan sosial.
6. Melibatkan diri dalam pembangunan masjid, sekolah,
jalanan, dll
Ilmu yang bermanfaat adalah mengajarkan suatu kebaikan
kepada seseorang kemudian ilmu itu dimanfaatkan oleh orang
itu untuk berbuat kebaikan pula. Contohnya adalah :
1. Mengajarkan sholat kepada seseorang, selama orang itu
melakukan sholat maka anda akan mendapatkan pahala
walaupun kita telah tiada
205
2. Mengajarkan al-Qur’an, selama orang tersebut membaca
al-Quran maka pahala tetap mengalir kepada kita walaupun
kita telah tiada
Anak sholih yang mendoakan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya telah tiada namun mereka tetap mendapatkan
kiriman pahala dari anak-anaknya yang mendokan untuk
mereka. Atau anak itu berbuat kebaikan maka orangtua mereka
akan tetap mendapatkan kiriman pahala dari perbuatan baik
anak-anak mereka, termasuk amalan-amalan shaleh yang
diamalkan sianak, orang tua akan mendapatkannya tanpa
mengurangi pahala anak tersebut sedikitpun.
Maka disinilah letak penting mendidik anak dijalan yang baik,
mendasari mereka dengan agama dan budi pekerti yang baik
adalah sebuah pondasi yang musti ditanam oleh orangtua mereka
kepada setiap anaknya.
MAULID NABI SAW
Dalam suasana yang penuh khidmat ini, marilah kita
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala
limpahan rahmat dan nikmat-Nya serta taufik dan hidayah-Nya,
sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini,
dalam keadaan sehat walafiyat, untuk bersama-sama memperingati
206
maulid Nabi besar Muhammad Saw. Mudah-mudahan kehadiran
kita senantiasa mendapatkan ridha Allah Swt dan Syafa’at
Rasulullah Saw, karena kegiatan ini merupakan bukti kecintaan
kita kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Amin
Tak lupa shalawat dan salam, marilah kita sanjungkan
kepangkuan junjungan kita Nabi Muhammad Saw berserta
keluarga dan shahabatnya dan seluruh ummat yang mengikuti
petunjuknya.
Pada bulan Rabiul Awal ini kita peringati maulid Nabi
Muhammad Saw. Dimana kita tidak bosan-bosan
memperingatinya, setiap kita memperingati maka semakin
bertambah cinta kita kepadanya. Mengapa demikian, karena yang
kita peringati adalah seorang pemimpin besar, pemimpin agama,
pemimpin ummat manusia, yang dipilih dan diangkat langsung
oleh Allah Swt, pemimpin sekaligus penutup para Nabi dan Rasul.
Dia adalah orang yang paling dekat dengan Allah, yang namanya
diabadikan berdampingan dengan-Nya: Lailahaillah
Muhammadurrosulullah. Dia lah yang menjamin ummatnya
masuk surga dan dialah yang membawa rahmat bagi seluruh alam
sebagaimana firman Allah Swt: “wama arsalnaka illa rahmatan
lilalamin” ‘tidaklah kami mengutus engkau (wahai Muhammad)
kecuali untuk memberi rahmat (sebagai penebar kasih sayang)
kepada seluruh alam.’
Beliaulah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib
yang dilahirkan di kota Makkah pada tahun gajah ditengah-tengah
masyarakat jahiliyyah, penyembah patung dan berhala, pecandu
minuman keras, gemar berjudi dan membunuh anak perempuan
yang baru dilahirkan.
Dan Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim
dan mengalami berbagai macam kesulitan di masa kecilnya namun
beliau bisa mengatasinya dan memperoleh keberhasilan di masa
muda dan masa-masa selanjutnya.
Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam keadaan
miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam
keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7
dirham saja. Seluruh hartanya diserahkan untuk kepentingan kaum
muslimin.
207
Tetapi walau demikian, bukan berarti masa remaja dan masa
mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya,
nabi Muhammad Saw ketika remaja dan masa mudanya, beliau
adalah orang yang sangat produktif, berhasil dan kaya raya.
Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala
ternak pada umur 8 tahun. pekerjaan mengembala ternak ini
ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi
Muhammad tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil
dilatih untuk bertanggung jawab dan dipupuk jiwa
kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala harus
mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur.
Disamping itu, pengembala juga harus mengendalikan hewan
ternaknya agar tidak tersesat, dan pengembala juga harus
melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun
pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk
perenungan berbagai hal, misalnya tentang masyarakat
disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.
Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di
perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya abu thalib.
Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan
Jordan. Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha
itu dengan baik dan jujur, sehingga ketika berumur 16 tahun beliau
sudah beberapa kali keliling jazirah arab sehingga memiliki
banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.
Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad
memulai usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi
karyawan biasa, tetapi saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi
manager perdagangannya Khadijah. Ia mengambil dagangan dari
seeorang janda kaya di Mekkah saat itu yang bernama Khadijah,
lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman,
Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota
lainnya. Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling
dunia, nabi telah menjadi pedagang regional, karena
perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.
Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena
kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah
tertarik. Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah.
Dan nabi memberi mahar beberapa ekor onta untuk Khadijah.
208
Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan lagi menjadi
karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi
pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia
rintis dari remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin
meningkat dan meningkat. Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi
karena kejujurannya.
Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin
yang berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini
bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu,
tetapi predikat ini datang dari masyarakat sekitarnya.
Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun
barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika
terjadi konflik di Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah
tentang siapa yang paling berhak meletakkan hajar aswad ketempat
semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik itu. Karena
ia sangat jujur dan sangat adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh
masyarakatnya sebelum ia diangkat menjadi utusan Allah.
Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan
menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan
uang, tetapi uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi
sudah mencapai apa yang diistilahi oleh para ekonom dengan
‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup banyak memiliki
karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai
memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan
masyarakatnya. Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua
hira, merenungi dirinya, siapa Tuhannya, dan merenungi masalah
akhlaq dan sosial yang ada pada masyarakatnya,. Hal ini terus ia
lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang pertama. Sejak itulah
beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang
utusan Allah.
Nabi Muhammad Saw, sejak kecil sudah banyak
mendapatkan cobaan dan ujian. Beliau mempunyai pengalaman
pahit dengan terlahir sebagai yatim, ketika berumur 6 tahun ibunda
beliau wafat. Setelah itu dititipkan kepada kakeknya. Tidak
berlangsung lama, selama 2 tahun, kakek beliau wafat. Nabi kecil
saat itu berusia 8 tahun, dititipkan kepada pamannya Abu Thalib.
Sayangnya, Abu Thalib merupakan salah satu anak Abdul
Muthalib yang paling sederhana hidupnya, sehingga tidak jarang
209
Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarganya. Ujian
nabi tidak berhenti sampai situ saja. Ketika menikah dengan
khadijah, beliau dikaruniai anak. Anak laki-laki, seluruhnya
meninggal pada usia yang sangat belia. Anak perempuannya
meninggal kala ia sedang berjuang menyebarkan agama Islam.
Hanya Fatimah saja yang meninggal setelah Nabi Muhammad saw
wafat.
Mungkin latar belakang seperti ini yang memang digariskan
Allah swt kepada calon rosul yang akan mengemban risalah
kenabian dan yang akan menjadi pemimpin umat. (Laqod kana
lakum fi rasulillahi uswatun hasanah)
Disamping kita mengenang kelahiran Rasulullah SAW yang
jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal besok hari, kita juga seharusnya
mengingat wafatnya Rasulullah Saw yang memang jatuh pada
tanggal yang sama yaitu tanggal 12 rabiul awal pada hari senin.
Kenapa kita harus mengingat wafatnya Rasulullah SAW,
karena dengan mengingatnya, mengenangnya kita akan semakin
tau dan mengerti betapa besarnya kecintaan Rasulullah Saw
kepada kita.
Saya akan bercerita sedikit tentang detik – detik terakhir
menjelang wafatnya Rasulullah saw, yaitu sekitar 3 bulan sebelum
Nabi wafat, kala itu nabi sedang khutbah wukuf di padang Arafah,
turunlah wahyu ;
Yang artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan
untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatmu
dan telah aku ridhoi Islam menjadi agama bagi mu”
Abu bakar siddiq dan sebagian sahabat merasakan bahwa
Rasulullah saw akan wafat tidak lama setelah turunnya ayat
tersebut.
Pada hari minggu tepatnya tanggal empat rabiul awal, yaitu
delapan hari sebelum Rasulullah saw wafat, beliau pergi berziarah
ke maqam baqi dan mendoakan ahli baqi. Sekembalinya dari
Maqam Baqi, nabi mulai merasakan pusing dikepalanya. penyakit
ini adalah penyakit yang pertama yang dirasakan sebelum nabi
Saw meninggal dunia.
Kemudian pada tanggal tujuh rabiul awal, nabi merasakan
sakit yang amat sangat dibanding hari-hari sebelumnya. Sampai-
210
sampai nabi dirawat dan ditunggui oleh istrinya aisha binti abi bakr
ashshiddiq, kemudian ali bin abi tholib dan abbas bin abi muthalib.
Walaupun dalam kondisi sakit, nabi tetap memaksakan
untuk berkhutbah pada tanggal 8 Rabiul awal, yaitu empat hari
sebelum wafat. Pada khutbah itu, dihadapan kaum muslimin beliau
berkata : “wahai kaum muslimin ada seseorang yang ditawari
dunia beserta isinya dan kemudian orang itu ditawari surga untuk
bertemu Allah swt, maka orang itu memilih bertemu allah swt”.
Abu bakar dengan perasaannya yang halus dan merupakan
teman nabi sejak kecil sangat paham bahwa orang yang dimaksud
itu adalah Nabi Muhammad Saw. Maka Abu Bakar menangis
seketika.
Pada hari itu juga, merupakan sholat terakhirnya Nabi
Muhammad Saw bersama para sahabat, sehingga Nabi
memerintahkan Abu Bakr Shiddiq melalui Aisha binti Abi Bakr
untuk menjadi imam sholat jama’ah. “Muru aba bakr falyusolli
finnaas”. Nabi menyuruh sampai tiga kali karena Aisha sepertinya
menolak akan hal tersebut.
Satu hari sebelum meninggal, yaitu pada tanggal 11 Rabiul
awal, nabi menafkahkan seluruh hartanya dan tidak meninggalkan
sedikitpun hartanya kecuali 7 dirham saja, nabi juga membagikan
seluruh senjatanya kepada para sahabat.
Pada pagi hari tanggal 12 rabiul awal, ketika itu abu bakar
sedang mengimami sholat subuh berjama’ah bersama para sahabat,
Nabi melihat mereka berjama’ah melalui jendela rumahnya dan
nabi tersenyum melihat hal itu, nabi sedang mengenang
perjuangannya selama berpuluh-puluh tahun, nabi sedang
mengenang perjalanan dakwahnya menyebarkan agama tauhid,
mengajak manusia dari menyembah berhala kepada menyembah
Allah swt, dan saat itu adalah saat yang terakhir para sahabat
melihat nabi Muhammad SAW.
Pada waktu dhuha, Fatimah masuk ke kamar nabi, kemudian
nabi menanyakan kabar Fatimah. Setelah itu masuklah
Abdurrahman bin abu bakr, saudaranya aisha dengan membawa
siwak, dan nabi menggunakan siwak itu, sambil berkata “assolah
assolah”. Nabi memperingatkan kepada kaum muslimin untuk
menjaga shalat dan tidak meninggalkannya.
211
Setelah itu datanglah malaikat maut dan meminta izin
kepada Nabi Muhammad SAW untuk mencabut nyawanya. Ketika
dicabut nyawanya yang keluar dari mulut nabi bukanlah hartanya
yang ia kumpulkan selama masa mudanya, yang keluar dari
mulutnya bukan anak, cucu dan keluarganya, tapi yang keluar dari
mulutnya sebelum meninggal dunia adalah kita, kaum muslimin,
dengan perkataan “ummati ummati”.
Anas bin malik berkata : bahwa tidak ada hari yang paling
bahagia kecuali hari datangnya nabi Muhammad saw ke Madinah,
dan tidak ada hari yang paling sedih kecuali hari kematian nabi
saw. Begitulah sekilas tentang detik-detik wafatnya nabi
Muhammad Saw.
Rasulullah sangat sayang kepada kita, Rasulullah sangat
cinta kepada kita. Maka sudah semestinya kita juga harus
mencintai Rasulullah saw. Bagaimana cara mencintai beliau?.
Salah satunya adalah dengan membaca dan mempelajari sejarah
beliau. Karena tidak mungkin seseorang dikatakan cinta sampai ia
benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya, akhlaqnya.
Kalau kita membaca sejarahnya, semakin kita membaca dan
semakin kita mengetahui maka semakin menjadi–jadi kecintaan
kita kepada Nabi Muhammad saw.
Kalau kita benar benar cinta kepada Nabi Muhammad SAW
maka bacalah sejarah beliau, tidak mungkin seseorang dikatakan
cinta sampai ia benar benar mengetahui sejarahnya, kehidupannya,
akhlaqnya. Kalau kita membaca sejarahnya, semakin kita
membaca dan semakin kita mengetahui maka semakin menjadi–
jadi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw.
Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Saw
mari kita intropeksi diri sudah berapa kali kita membaca sejarah
Rasul saw. Karena ada Maqolah : “Man ahabba sakhsaon
qolladahu”. Siapa yang cinta kepada seseorang maka dia akan
mengkutinya. “yuhsarul mar’u ma’a man ahab”.. manusia nanti
dibangkitkan dari alam kuburnya bersama orang yang dicintainya.
Kalau yang ia cintai artis maka ia akan dibangkitkan dari alam
kuburnya bersama artis itu tapi kalau yang ia cintai adalah
Rasullullah SAW maka ia akan dibangkitkan dari alam kuburnya
bersama Rasulullah SAW.
212
Jadikan 5 menit setiap hari sebagai wirid untuk membaca
shalawat kepada nabi Muhammad saw. didalam maqolah
dikatakan :
إذااحبالناسفليكثرمنذكره
Kalau seseorang sudah cinta maka ia akan selalu
menyebutnya (berkali kali, berulang ulang, dilisan maupun
didalam hati)
Ada seseorang murid mengahadap ulama sholeh, murid ini
menginginkan dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad
SAW. Tetapi aneh, ulama sholeh itu malah menganjurkan untuk
makan ikan sebanyak-banyaknya. Tetapi setelah makan ikan
jangan minum air. Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam
tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul. yang ia mimpikan adalah ia seolah-olah berada ditengah danau dan ia sedang meminum air
danau itu sepuas–puasnya, karena sebelum tidur ia merasa
kehausan karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.
Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita
bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan,
malah ia memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum
air danau sepuas - puasnya. Apa jawab guru : jawab guru adalah
:
كاناشتياقكالىالرسولكشتياقكالىالماءفستراكالرسول إذا
artinya : “kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu,
seperti kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan
bermimpi bertemu Rasulullah SAW.”
Dalam kitab Jalaa-ul Afhaam karya Imam Ibnu Qayyim al-
Jauziyyah menyebutkan beberapa manfaat dari mengucapkan
shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, diantaranya :
Yang pertama, Shalawat merupakan bentuk ketaatan
kepada perintah Allah Swt, sebab Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” Dalam hadits lain juga dikatakan :
البخيلمنذكرتعندهفلميصلعلى
213
Orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku
disebut, dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku”.
Keutamaan yang kedua, terkabulnya do’a jika didahului
dengan shalawat atas Nabi Muhammad, dalam hadits disebutkan :
دعاءمحجوبحتىيصلىعلىالنبىصلىاللهعليهوسلمكل
Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat
kepada Nabi Saw
Dan keutamaan yang ketiga, shalawat merupakan sebab
mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw. Jika ketika
mengucapkan shalawat diiringi dengan permohonan wasilah
kepada beliau. Rasulullah bersabda : “apabila kalian mendengar
muadzin (menyerukan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang
ia ucapkan, lalu bershalawatlah kepadaku. Sebab siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah al-wasilah
kepada Allah, karena itu adalah sebuah kedudukan disurga yang
tidak akan diperoleh kecuali bagi seorang hamba di antara
hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah orangnya. Maka,
siapa yang saja yang memohonkan al-washilah, maka ia berhak
mendapatkan syafa’at (HR. Muslim)
Maka dari itu do’a setelah adzan seperti ini :
اللهمربهذهالدعوةالتامةوالصلةالقائمةاتمحمداالوسيلةوالفضيلةوابعثهمقامامحموداالذيوعدته
Ya Allah, Rabb panggilan yang sempurna ini dan sholat
yang akan didirikan. Berikanlah kepada Muhammad al-washilah
dan keutamaan. Serta tempatkanlah dirinya pada maqam terpuji
yang telah engkau janjikan kepadanya.
Rasulullah Saw berjanji “siapa saja yang memohonkan al-
washilah kepada nabi, maka ia berhak mendapatkan syafa’at
Keutamaan yang kempat adalah mendapatkan 10 kali
shalawat dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk Nabi.
منصلىعلي صلة،صلىاللهعليهبهاعشرا
Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan
memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali
214
Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari
malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari
orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Mudah –mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari
perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. Amin ya Rabbal alamin.
TASYAKURAN RUMAH
Para Ulama, Asatidz, tokoh masyarakat yang kami hormati.
Bapak, ibu, hadirin yang dimuliakan Allah Swt. khususnya
shahibul bait, bapak .... sekeluarga yang berbahagia.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak
215
terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat
walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir
ditempat ini guna untuk memenuhi undangan dari shohibul hajat
berkenaan dengan menempati rumahnya yang baru ini.
Mudah-mudahan shohibul hajat dan keluarganya dijauhkan
dari segala bala’, semoga Allah swt mengabulkan seluruh hajatnya
dan memudahkan segala urusannya, rumah yang ditempatinya
saat ini, menjadi rumah yang penuh berkah, semoga Allah
menjadikan keluarganya keluarga yang harmonis, keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah, anak-anaknya menjadi anak-anak
yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya,
berbakti kepada orangtuanya, serta berguna bagi agama dan
negaranya, amin ya robbal alamin.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
ف ح د ث و أ م اب ن ع م ة ر ب ك
Dan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. 93:11)
منلميشكرالناسلميشكرالله
“Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak
bersyukur kepada Allah”.
يشكرالقليللميشكرالكثيرمنلم“siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat yang kecil,
berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.
اب يل ش د يد ن ك م و ل ئ نك ف ر ت م إ ن ع ذ ل ئ نش ك ر ت م لأ ز يد
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.
14:7)
Mudah-mudahan Bapak ..... sekeluarga dapat betah
menempati rumah baru ini dan rumah ini dapat dijadikan sebagai
sarana beribadah kepada Allah dan menjadi tempat tinggal yang
dapat menentramkan hati seluruh keluarga dalam membangun
rumah tangga yang sejahtera.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan sekelamatan atas
216
junjungan kami Nabi Muhammad Saw. Ya Allah, ampunilah dosa-
dosa kami, luaskanlah tempat tinggal kami dan berkahilah rizki
kami. Ya Allah ya Tuhan Kami, tempatkanlah kami pada tenpat
yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat itu
ya Allah.
Ya Allah, berikanlah kepada kami umur yang panjang dan
badan yang sehat, sinarilah hati kami, tetapkanlah iman kami,
perbaikilah amal perbuatan kami, luaskanlah rizki kami,
dekatkanlah kami kepada kebaikan dan jauhkanlah kami dari
kejelekan, penuhilah segala kebutuhan kami dalam agama, dunia
dan akhirat. Tutuplah akhir hayat kami dengan kematian yang baik
dan jangan Engkau mengakhiri hidup kami dengan mati yang
jelek.
KEMATIAN
رحمنلالحمدللهالقائلفيكتابهالكريماعوذباللهمنالشيطانالرجيمبسماللهاو ا لأ نف ا لأ م و ال م ن و ن ق ص و ال ج وع ال خ و ف م ن ء ب ش ي و ل ن ب ل و ن ك م الرحيم،
217
لله إ ن ا يب ةق ال وا أ ص اب ت ه مم ص ال ذ ين إ ذ آ , ر الص اب ر ين و ب ش ع ون ,و الث م ر ات إ ل ي ه ر اج و إ ن آع ل ت د ون .وصلأ و لآئ ك ه م ال م ه م ةو أ و لآئ ك ىاللهعلىي ه م ص ل و اتم نر ب ه م و ر ح
سيدنامحمدوعلىألهوصحبهأجمعين,أمابعد.
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah
Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga
kita dapat hadir bersama-sama dalam keadaan sehat walafiyat
untuk mendoakan almarhum, almagfurlah, membacakan al-
Qur’an, beristigfar, berzikir, bertahlil dan berdoa yang pahalanya
kita hadiahkan kepada almarhum.
Banyak sekali manfaat dari berkumpulnya kita pada
kesempatan ini:
1. Mengingatkan akhirat.
ر :ق ال الل ه ت ع ال ىع ن ه ق ال ي ر ض ل م ي الأ س ال ح ص ي ب ة ب ن ب ر ي د الل ه و ع ن س ول ز ي ار ة ال ق ب ور ف ز ور وه ا{ ي ت ك م ع ن ل م،ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م :}ك ن تن ه م س ر و اه
)ف إ ن ر ة ".ز اد الت ر م ذ ي خ الآ ه ات ذ ك ر
Dahulu saya melarang menziarahi kubur, sekarang
berziarahlah kepadanya! Karena demikian itu akan mengingatkan
kamu pada akhirat. (HR. Muslim dan Turmudzi).
كفىبالموتواعظا
Cukup dengan kematian ini sebagai nasihat (Jami’ Shogir)
ر ة فيالآخ ن ي ا،و م ر غ با فيالد م ز ه دا ك ف ىب ال م و ت
Cukup dengan kematian seseorang menjadi zuhud terhadap
dunia dan rindu dengan mempersiapkan diri untuk akhirat. (al-Fath
al-Kabiir)
2. Sebagai ajang silaturahim, mengingatkan tentang jasa-jasa
dan kebaikan almarhum.
عنابنعباسرضياللهعنهما:عنالنبيصلىاللهعليهوسلمفيمايرويكتبالحسناتوالسيئاتثمبينذلك عنربهعزوجل.قالقال)إناللهبها فإنهوهم كاملة عندهحسنة له الله كتبها يعملها فلم بحسنة فمنهم
218
كتبهاالله لهعندهعشرحسناتإلىسبعمائةضعفإلىأضعافكثيرةوعملهاكتبهااللهلهعندهحسنةكاملةفإنهوهمبهافعملها ومنهمبسيئةفلميعملها
[2102كتبهااللهلهسيئةواحدة(]ر
عنابنعباسرضياللهعنهما:أنامرأةمنجهينةجاءتإلىالنبيصلىأمينذرتأنتحجفلمتحجحتىماتتأفأحجاللهعليهوسلمفقالتإن
كانعلىأمكدينأكنتقاضية؟. عنها؟قال)نعمحجيعنهاأرأيتلو[0321،0885اقضوااللهفاللهأحقبالوفاء(]
Bahwasanya ada seorang wanita dari Juhaina datang kepada
Rasulullah Saw lalu berkata: “Sesungguhnya ibuku pernah
bernadzar hendak melakukan haji. bolehkah aku menghajikannya?
Ya, hajikanlah dia. Jawab Rasulullah Saw. Bagaimana
pendapatmu sekiranya ibumu itu mempunyai hutang apakah kamu
melunasinya? Ya, jawab wanita itu, maka Rasulullah saw pun
bersabda: “Bayarlah piutang Allah, karena Allah lebih patut
dilunasi.
لبيكعن عنابنعباس،أنالنبيصلىاللهعليهوسلمسمعرجليقول:شبرمة،قال:"منشبرمة"؟قال:أخلى،أوقريبلى،قال:"حججت
عننفسك"؟قال:ل،قال:"حجعننفسكثمحجعنشبرمة"
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbad RA, ia berkata :
“Bahwa Nabi Muhammad Saw mendengar seseorang berkata: “Ya
Allah aku penuhi panggilan-Mu atas naama Syubrumah”, Nabi
Saw berkata: “Siapakah syubrumah? Ia menjawab: saudaraku atau
kerabatku, Nabi berkata: “kamu sudah haji untuk dirimu sendiri?
ia menjawab: belum. Nabi berkata: hajilah kami untuk dirimu
sendiri (dulu), kemudian hajilah atas nama syubrumah. (HR. Abu
Dawud)
3. Bakti anak sholeh dengan bersedekah dan mendoakan
orangtua bersama-sama.
Mengapa kita perlu mendoakan orang yang sudah meninggal
dunia. Sebab disebutkan dalam hadits bahwa mayat itu di dalam
kuburnya ibarat orang yang tenggelam di dalam air yang amat
219
payah. Mereka menantika bacaan doa dan istigfar dari anaknya
atau orang tuanya, atau saudaranya bahkan dari kerabatnya. Jika
orang yang sudah meninggal mendapati hal tersebut, maka mereka
lebih senang dari pada mendapayi dunia dan seisinya.
Rasulullah Saw bersabda: Bersedekahlah kamu sekalian
untuk dirimu sendiri dan untuk ahli kuburmu walau hanya dengan
seteguk air, jika kamu sekalian tidak mampu bersedekah dengan
seteguk air maka bersedekahlah dengan satu ayat dari al-Qur’an.
Maka berdoalah dengan memohon ampunan dan mengharap
rahmat Allah, maka sesungguhnya Allah telah berjanji akan
mengabulkannya. (kitab durro an-Nasikhin hal. 95).
Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengatakan
: bahwa diantara yang paling besar keberkahannya dan paling
banyak manfaatnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah
meninggal dunia adalah bacaan Al-Qur’an. hal ini terdapat dalam
kitab katnyanya yang bernama saabil al-iddikaar.
Sahabat Ibnu Umar juga mengatakan : jika salah seorang di
antara kalian mati, maka janganlah kalian menahannya.
segerakanlah untuk dikubur dan bacakanlah permulaan Al-
Baqarah di dekat kepalanya dan didekat kedua kakinya dengan
penutup surat Al-Baqarah. (hadits ini diriwayatkan oleh at-thabari
dala al-kabir dan imam bayhaqi).
Maka dari itu di anjurkan membaca ayat apapun dari Al-
Qur’an baik didekat kubur maupun jauh. Dan jika sampai
mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya itu lebih baik.
sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab
Riyadusshalihin dan Kitab Al-Adzkar.
Ada sebuah pertanyaan, apakah boleh seseorang
menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan zikir kepada orang
yang sudah meninggal dunia?
Jawabannya adalah ya, itu boleh, pahala bacaan al-Qur’an itu
akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia, bahkan
mereka bisa mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan
derajat, mendapatkan kebahagiaan dan lain sebagainya.
Apa dalilnya?.Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad Saw:
220
عنمعقلابنيسار،قال:قالالنبيصلىاللهعليهوسلم:)اقرأوا)ي(على موتاكم(
“Bacalah Yaasin kepada orang-orang mati diantara kalian”
(HR. Abu Dawud).
Rasulullah Saw juga bersabda:
لقرآنقالو?يقلبا-صلىاللهعليهوسلم-معقلبنيسارأنرسولالله يقرؤهارجليريداللهوالدارالآخرةإلغفرلهاقرؤوهاعلىموتاكم.ل
“Yasin adalah jantung Al-Qur’an. tidaklah seseorang
membacanya dengan niat hanya karena Allah dan akhirat
melainkan Allah akan mengampuninya, maka bacakanlah ia
kepada orang-orang mati diantara kalian”. (HR. Annasai dan
Attabari)
Hadits ini bersifat umum, mencakup bacaan kepada orang
yang sedang sakaratul maut atau kepada orang yang sudah
meninggal dunia. Didalamnya terdapat dalil bahwa bacaan tersebut
sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia dan
mendatangkan manfaat baginya. Perbedaan pendapat hanya jika
pembaca tidak berdo’a setelahnya dengan do’a semacam ini:
“Allahummaj’al tsawaba ma qara’nahu ila fulan” (ya allah
jadikanlah bacaan pahala bacaan kami untuk fulan).
Jika ia membaca doa maka maka tidak ada perbedaan
pendapat diantara ulama, karena dikategorikan sebagai do’a
sebagaimana firman Allah Swt :
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin
dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah ampunan
kepada Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih
dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian
dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb
Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang."
Tetapi jika ia tidak berdoa demikian, maka menurut pendapat
yang masyhur dalam mazhab syafi’i bahwa pahalanya tidak
sampai. Namun ulama Mazhab Syafi’i generasi belakangan atau
khlof, menyatakan bahwa pahala bacaan dan dzikir sampai juga
kepada mayyit seperti mazhab 3 yang lainnya.
221
Bahkan ulama menyatakan bahwasanya dibolehkan
seseorang memberikan pahala amalnya kepada orang lain, baik itu
berupa bacaan maupun yang lainnya (misalnya shodaqoh).
dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib
dari bapaknya dari kakeknya bahwa nabi saw bersabda:
“dibolehkan bagi salah seorang di antara kalian jika ia
hendak bersedekah dengan sukarela, dia memberikannya kepada
kedua orangtuanya. dengan demikian, kedua orangtuanya
mendapatkan pahala sedekahnya dan dia pun mendapatkan
seperti pahala kedua orangtuanya tanpa mengurangi pahala
kedua orangtuanya sedikit pun.”
عنعائشةرضياللهعنها:أنرجلقالللنبيصلىاللهعليهوسلمإنأميافتلتتنفسهاوأظنهالوتكلمتتصدقتفهللهاأجرإنتصدقتعنها؟قال
)نعم(
Ibuku terluputkan dirinya (meninggal dunia tanpa
meninggalkan wasiat), dan aku berpendapat jika ia masih hidup
pasti bersedekah, apakah ia mendapatkan pahala jika aku
bersedekah atas nama dia? nabi menjawab, ya, benar.
Bagaimana dengan Firman Allah Swt :
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya,
dan bagaimana juga dengan sabda nabi :
"إذاماتابنآدمانقطععملهإلمنثلث:صدقةجارية،أوعلمينتفعبه، أوولدصالحيدعوله"رواهالجماعةإلالبخاريوابنماجه(
Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga hal; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang mendoakan (orangtua)-nya.
Idza mata ibnu adam inqata’a amaluhu..” (jika manusia
mati, maka terputuslah amalnya..”. Dalam kitab ar-ruh karya Ibnu
Qayyim dikatakan : Al-Qur’an tidak menafikan seseorang
mendapatkan manfaat dari usaha atau amalan orang lain, tetapi Al-
Qur’an hanya memberitahukan bahwasanya dia tidak
mendapatkan lagi kecuali dari hasil usahanya/amalnya. adapun
usaha orang lain, maka itu adalah milik orang yang melakukan.
222
jika menghendaki dia dapat memberikannya kepada orang lain,
dan jika menghendaki dia dapat menahannya hanya untuk dirinya
sendiri. Allah swt tidak mengatakan : sesungguhnya dia tidak
boleh menerima manfaat kecuali lantaran apa yang diusahakannya
sendiri.
begitu juga sabda nabi saw : “inqata’a amaluhu”
(terputuslah amalnya), nabi hanya memberitahukan tentang
keterputusan amalnya untuk dirinya. adapun amal orang lain, maka
itu menjadi hak orang yang melakukannya. jika dia memberikan
maka sampai kepadanya bukan pahala dari amalnya sendiri karena
ia telah meninggal dunia.
جاءرجلإلىالنبيصلىاللهعليهوسلمفقاليارسولاللهإنأميماتت وعليهاصومشهرأفأقضيهعنها؟.قال)نعمقالفديناللهأحقأنيقضى(
ابنعباسرضياللهعنهما:أنسعدبنعبادةرضياللهعنهتوفيتأمهوهويءإنغائبعنهاأينفعهاشغائبعنهافقاليارسولاللهإنأميتوفيتوأنا
تصدقتبهعنها؟قال)نعم(
عنابنعباسرضياللهعنهما:أنسعدبنعبادةرضياللهعنهاستفتىرسولاللهصلىاللهعليهوسلمفقالإنأميماتتوعليهانذرفقال)اقضه
عنها(
هعليهوسلملعنابنعباسرضياللهعنهماقال:رفعتامرأةإلىالنبيصلىالكنعم،ول»صبيالهامنمحفةفقالت:يارسولالله،ألهذاحج؟قال:
«أجر
Seorang wanita mengangkat bayinya dan bertanya : wahai
rasulullah, apakah anak ini mendapatkan pahala haji? beliau
menjawab, “benar dan bagimu pahala”.
PERKAWINAN
Para tamu undangan, bapak-bapak, ibu-ibu dan segenap
hadirin yang kami hormati. Bapak/ ibu shohibul hajat sekeluarga
223
dan mempelai pengantin yang berbahagia. Wabil khusus bapak
haji ya'qub sekeluarga yang kami hormati.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak
terhingga, diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat
walafiat, berkah rizki, panjang umur, sehingga kita dapat hadir
ditempat ini guna untuk memenuhi undangan untuk dapat
menyaksikan pernikahan saudara …… dengan …..
Mudah-mudahan Allah swt member keberkahan kepada
mereka berdua. Semoga Alloh swt menjadikan kelauarga yang
sakinah, mawaddah warohmah, di mudahkan segala urusannya dan
dijauhkan dari segala bala yang menimpa, anak keturunannya
menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, berbakti kepada
Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada orangtuanya, serta
bermanfaat bagi bangsa dan agamanya, amin ya robbal alamin.
Allah Swt berfirman:
ب ي او ج ع ل ك ن واإ ل ي ه أ ز و اج ال ت س ك م أ نف س ل ك مم ن خ ل ق أ ن ء اي ات ه ن ك مم و د ة و م ن لأ ي اتل ق و مي ت ف ك ر ون م ة إ ن ف يذ ل ك و ر ح
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir. (QS. 30:21)
Alloh swt menciptakan kamu istri agar kamu tentram
bersamanya, dan Allah juga menciptakan rasa kasih sayang di
antara mereka.
د ي ن ه م ل ن ص ف ت ك اس ف ق د ت ز و ج م ن “Siapa yang telah menikah maka ia menyempurnakan
setengah agamanya”
منتزوجفقدأعطينصفالعبادةمنرزقهاللهامرأةصالحة,فقدأعانهاللهعلىشطردينه،فليتقاللهفيالشطر
الباقي
224
1. Muhammad Saw merupakan suri tauladan dalam
berkeluarga
Keberhasilan dalam memimpin keluarga sering dijadikan
salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum dianggap
sukses kalau keluarganya masih berantakan atau banyak persoalan
yang tidak terselesaikan. Betapa banyak pemimpin yang sukses
dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah
tangga. Misalnya, ada pengusaha atau pejabat yang anaknya
terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Ada anak pejabat,
pengusaha yang merasakan kurang kasih sayang kedua
orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya
kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom
broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-
tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang
terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.
Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi
ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang
pengusaha, seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin
keluarga yang harmonis. Beliau adalah seorang ayah yang baik
pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik pada istri-
istrinya.
Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang menggunakan kata
"uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrohim
AS.
ن ة و ةح س الل ه أ س ل ك م ف ير س ول ك ان ل ق د Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (QS. 33:21)
م ع ه يم و ال ذ ين ن ةف يإ ب ر اه و ةح س ل ك م أ س ك ان ت ق د Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia
Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun
hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja
yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan
istrinya juga patut di contohi.
Nabi Ibrahim punya dua anak ismail dan ishaq. Istrinya
Saroh dan hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang
225
shalihah. Kedua orang putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail
menjadi contoh kesolehan dan ketaatan kepada Allah dan orang tua
dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi perintah Allah
Swt.
Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, mempunyai istri
yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang
melahirkan cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.
Berbeda dengan nabi yang lain, contohnya Nabi Adam,
punya anak namanya Qabil, ia membunuh saudaranya Habil. Nabi
Nuh punta anak yang bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau
mengikuti ajaran bapaknya, Nabi Nuh AS dan akhirnya mati
ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya durhaka,
penganut lesbian dan homoseksual dan mati di adzab oleh Allah
Swt.
Allah Swt berfirman : “Allah memberi perumpamaan
tentang orang-orang kafir yaitu istri Nuh dan istri Luth. Keduanya
berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua
suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka
sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya);
"Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk
(neraka)”.(At-Tahrim : 14)
2. Poligami
Nabi Muhammad Saw hanya memiliki seorang istri yaitu
khodijah binti Khuwaylid selama 25 tahun. Dalam masa itu, sama
sekali tidak ada sejarah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
Saw ingin menikah dengan perempuan lain.
Yang ada adalah Rasulullah bersama khodijah membina
keluarga dengan baik. Dikaruniai 6 orang anak. membina
keluarganya sehingga menjadi keluarga yang sangat sejahtera.
Nabi memang lahir dalam keadaan miskin dan mati dalam keadaan
miskin tapi bukan berarti masa muda nabi dilalui dengan
kemiskinan. 8 tahun Nabi jadi pengembala, umur 12 tahun nabi
belajar dagang, umur 17 nabi nabi menjadi pemimpin perniagaan
sehingga nabi punya uang banyak, sehingga mampu memberi
mahar kepada khodijah sebesar 20 ekor onta. Umur 25 tahun nabi
menikah, umur 40 tahun nabi tidak bekerja lagi tapi menjadi
226
investor, orang lain yang bekerja, nabi tinggal mendapatkan
keuntungan.
Rasululllah tidak menikah dengan perempuan lain semasa
khodijah masih hidup. Kemudian setelah dua tahun di tinggal oleh
khodijah barulah Rasulullah Saw menikah lagi dengan Saudah
binti Zum'ah. Sebelum menikah dengan Aisyah Rasululah
menikah dengan Saudah. Saudah ini adalah perempuan pertama
yang dinikahi oleh Rasulullah Saw setelah khodijah wafat. Siapa
Saudah. Saudah ini seorang janda shahabat Nabi yang bernama
Syukron al-Anshori, Kulitnya hitam, berasal dari Sudan, punya 12
anak dan umurnya 70 tahun. Alasan dinikahi Nabi agar
keimanannya terjaga dari gangguan kaum Musyrik.
Sulit di cari zaman sekarang yang mau menikah dengan
nenek2 yang usianya 70 tahun dan harus menganggung 12
anaknya.
3. Suami yang sabar
Ujian dan musibah bisa saja terjadi kepada setiap orang,
terlepas dia itu soleh atau tidak, muslim atau tidak, tua ataupun
muda. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk
yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian,
cobaan, musibah yang datangnya silih berganti.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa nabi Muhammad Saw
terlahir dalam keadaan yatim, bapaknya meninggal dunia ketika
nabi berumur 6 bulan dikandungan. Setelah itu nabi ditinggalkan
oleh ibunya untuk selama-lamanya ketika nabi berumur 6 tahun.
Ini adalah ujian yang berat kepada Nabi Muhammad Saw
bagaimana kalau ini terjadi kepada kita (wal’iyazu billah)..
Kemudian setelah itu Nabi di titipkan kepada kakeknya. Ketika
Nabi sudah sangat dekat dengan kakek yang dicintainya, kakeknya
meninggal dunia, saat itu nabi berumur 8 tahun. Kemudian nabi
dititipkan kembali kepada pamannya yang bernama Abu thalib,
kebetulan diantara paman-paman nabi yang hidupnya paling
sederhana adalah Abu thalib, sehingga mengharuskan kepada nabi
untuk membantunya dengan mengembalakan hewan ternak
kepunyaan penduduk Makkah untuk mendapatkan upah.
Setelah Rasulullah menikah dan dikarunia anak, satu persatu
anaknya meninggalkan Rasulullah Saw. Karena seluruh keturunan
Nabi Muhammad Saw meninggal dunia pada saat Nabi masih
227
hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki
pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya 2
tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika
usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika
berusia 1 tahun 10 bulan. Ini merupakan musibah yang sangat
besar untuk Nabi Muhammad saw. Seorang ayah yang menanti-
nanti keturunan dari seorang istri yang mengandung selama 9
bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh allah swt pada usia
yang masing sangat belia.
Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang
Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua
meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah
melangsungkan pernikahan. Mereka semua meninggal dunia, kala
Nabi Muhammad saw masih hidup dan menyaksikan kematian
mereka semua. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai
seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya.
Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup
menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya diwafatkan
oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk nabi
akhir zaman, ujian kepada nabi yang walaupun ditimpa musibah
tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.
Maka dari itu nabi sering diolok-olok oleh orang kafir
dengan sebutan ‘abtar’ yaitu orang yang terputus keturunannya.
Karena seluruh anak laki-laki nabi Muhammad meninggal pada
usia yang masih sangat belia sedangkan waktu itu seorang anak
laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga pada masa jahiliyyah.
Karena nabi sering diolok-olok oleh orang kafir, maka nabi
Muhammad menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-Kautsar.
Allah Swt berfirman:
إناأعطينكالكوثرفصللربكوانحرإنشانئكهوالأبترYang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu
(Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang
yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena) terputus
(dari rahmat Allah swt)
Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi
kepada Nabi Muhammad saw yang sering ditimpa musibah, yang
228
pertama, wahai Muhammad walaupun engkau sering ditimpa
musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan
nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau
ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban
sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat terakhir, Allah Swt
memberi semangat kepada nabi Muhammad saw. Wahai
Muhammad biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan
‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena
mereka semua telah terputus dari rahmat Allah swt.
4. Harmonis kepada keluarga
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ada beberapa
sahabat menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan perilaku
rasulullah SAW, Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan itu.
Airmatanya berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata
“Kaana kullu amrihi ‘ajaba’ (Perilakunya semuanya indah
menakjubkan).
Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang
paling mempesona. Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana
Rasul yang mulia ditengah malam bangun dan meminta izin
kepada Aisyah untuk shalat malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku,” ujar Rasulullah
kepada Aisyah.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah selalu menciumnya
ketika ingin pergi ke masjid dan Rasulullah Saw selalu
menciumnya walaupun dalam keadaan berpuasa. Aisyah juga
pernah berkata: aku pernah minum, kemudian aku memberikan
minuman tersebut kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian beliau
menempelkan mulutnya persis di tempat aku minum, lalu beliau
minum. Dan pernah aku memakan daging, kemudian aku
memberikan daging itu kepada Nabi, lalu beliau meletakkan
mulutnya (didaging tsb) pada bekas mulutku".
Rasulullah pernah suatu ketika terlalu malam pulang dari
perjalanan sehingga beliau tidak mau mengetuk pintu rumahnya.
Sehingga beliau tidur didepan pintu rumahnya, karena tidak mau
mengetuk pintu, karena khawatir menggannggu tidur Aisyah,
istrinya. Aisyah pun demikian, karena ingin langsung terbangun
jika mendengar Nabi datang, maka Aisyah tidur persis di depan
pintu rumah.
229
Jangan mengharapkan istri kita sholehah kalau kita tidak
mensholehkan diri kita terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya,
seorang istri jangan mengharapkan mendapatkan suami sholeh
kalau tidak mensholehakan dirinya terlebih dahulu.
Itu adalah Rasulullah Saw yang tidak pernah mengatakan
"terlalu sibuk" untuk hal yang demikian. Padahal Rasulullah Saw
adalah orang yang super sibuk. Dalam hidupnya ia telah
memimpin 19 perang besar, ia juga sebagai hakim yang
memutuskan perkara ummatnya, ia juga adalah imam shalat lima
waktu di masjid Nabawai, dan baginya sholat tahajud merupakan
kewajiban untuk dirinya. Tetapi ia masih mengatakan:
خيركمخيركملهله"Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada
keluarganya".
Begitu juga homatnya istri terhadap suami, Rasulullah Saw
bersabda:
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud
kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk
bersujud pada suami mereka karena besarnya hak suami yang
dianugerahkan Allah atas mereka".
“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat
kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu
menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu
bila kamu tidak ada disisinya.”
“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho
sekali dengan tingkah lakuknya semasa hidupnya, maka wanita itu
masuk surga”.
Bagaimana caranya agar tetap terjaga hubungan harmonis
dalam keluarga:
1. Luruskan niat
Luruskan niat kita, agar pernikahan ini karena Allah Swt.
و إ ن ب الن ي ات :إ ن م اا لأ ع م ال الله صلىاللهعليهوسلمي ق و ل ر س و ل س م ع ت م ال ك ل
ر إ ل ىالله و ر س و ل ه ف ه ج ر ت ه ه ج ك ان ت إ ل ىالله و ر س و ل ه ،و م ن ت ام ر ئم ان و ى.ف م ن ه إ ام ر أ ةي ن ك ح ه اف ه ج ر ت ه إ ل ىم اه اج ر ب ه اأ و ي ر ت ه ل د ن ي اي ص ه ج ل ي ه .ك ان ت
230
Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya
setiap perbuatantergantung
niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena
(ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa
yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena
wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai
sebagaimana) yang dia niatkan.
"berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan
ukhrowi karena bagusnya niat dan berapa banyak perbuatan
ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena jeleknya niat".
2. Niat Ibadah
عليها،حت ىالل قم ةت أ ث ب ت نفقة تبتغيب هاوجه الله إل لنت نف ق جعل هاإن ك امرأتك فيفي
"Tidaklah kamu member satu nafkah pun yang kamu niatkan
untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi
pahala atasnya, begitu juga apa yang kamu letakkan pada mulut
istrimu". Dalam riwayat lain: Sesungguhnya apa yang kamu
nafkahkan maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu
suapkan ke mulut istrimu".
3. Ajak anak istri kita beribadah kepada Allah Swt
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”( At-Tahrim : 6)
kata قوا merupakan fi’il amar (perintah), dan dalam kaidah
ushul fiqih dikatakan:
للوجوب الأمر في اللأصل
yaitu melambangkan suatu kewajjiban, maka hukum yang
muncul adalah memimpin dan bertanggung jawab pada keluarga
itu dengan memeliharanya dari api neraka adalah suatu kewajiban
bagi seorang mukmin laki-laki.
231
Semoga kita dapat mendidik dan memberi tauladan yang
baik kepada keluarga dan anak-anak kita. Semoga keluarga kita
termasuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga
yang berkah dan di ridhoi oleh Allah Swt. Amin.
Marilah kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan
mereka yang baru. Akhirnya, mari kita panjatkan doa kepada
kedua mempelai,
ي ر. اف يخ ع ل ي ك ماو ج م ع ب ي ن ك م الله ل ك ماو ب ار ك ب ار ك Semoga Allah memberikan keberkahan dan menetapkan
keberkahan itu padamu serta menghimpun kalian berdua di dalam
kebaikan.
اماربناهبلنامنأزواجناوذريتناقرةأعينواجعلناللمتقينإمSemoga berkat do’a dan restu hadirin, kedua mempelai
diberikan kebahagiaan sepanjang pernikahan mereka, dijauhkan
dari segala rintangan dan mampu membentuk keluarga yang
bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah, Amin.
WISUDA KELAS AKHIR
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita ni’mat yang tak
232
terhingga, sehingga kita dapat hadir di pondok pesantren tercinta
guna menghadiri wisuda atau pelepasan santri kelas 12 SMA Al-
Manar Azhari.
Para wisudawan yang kami cintai
Allah Swt berfirman:
إنالإنسانليطغىأنرأهاستغنى"Sesungguhnya manusia itu sangat durhaka (sangat
sombong) apabila telah melihat dirinya merasa telah kaya (merasa
dirinya telah cukup).
Para santriku, bahwa orang yang merasa dirinya telah pintar,
telah penuh terisi, atau merasa telah menjadi orang besar dan orang
kaya, maka orang yang semacam ini akan sulit dibentuk, orang
yang semacam ini akan sulit dibentuk jiwanya dan sulit ditambah dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Maka dari itu, tawadhu'lah kalian dimanapun kalian berada
dan kejarlah ilmu setinggi mungkin. Karena dengan ilmu kalian
menjadi mulia, karena dengan ilmu Allah akan mengangkat derajat
kalian di sisi-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt:
أ وت واال ع ل م د ر ج اتو الل ه ب م ات ع ن ك م و ال ذ ين آم ن وام الل ه ال ذ ين ب يري ر ف ع م ل ون خ Yang kedua: syukur
Ketauhilah bahwa kunci dari pada pintu rizki ada pada
kalimat yang satu ini, yaitu syukur.
اب يل ش د يد ن ك م و ل ئ نك ف ر ت م إ ن ع ذ ل ئ نش ك ر ت م لأ ز يد
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.
14:7)
Kunci daripada thariqat adalah pada kalimat yang satu ini
yaitu syukur.
Kunci motivasi ibadah kita kepada Allah adalah syukur.
م اه ق د ت ىت و ر م ت ل مح اللهص ل ىاللهع ل يهوس ف ق يل ل ه -س اق اه أ و -ق ام ر س ول أ ك و :أ ف ل ؟!ف ق ال و م ات أ خ ر ذ ن ب ك م ات ق د م م ن اللهل ك غ ف ر ق د ا:أ ل ي ن ع ب د
ش ك ور ا.
233
Rasulullah pernah shalat tahajud sampai bengkak kakinya.
Aisyah bertanya: ya Rasulullah bukankan engkau telah diampuni
dosa terdahulu dan dosa yang akan dating. Dikatakan: apakah tidak
boleh saya menjadi hamba Allah yang bersyukur.
Jadikan ibadah yang kita kerjakan sebagai rasa syukur kita
kepada Allah Swt. Dzikir, pembacaan ratib al-Haddad sebagai rasa
syukur yang Allah telah berikan kepada kita pada hari ini. Allah
telah memberikan banyak ni'mat kepada kita, betapa banyak syaraf
yang ada di tubuh kita, satu syaraf saja kejepit, sudah dirawat kita
dirumah sakit hari ini, apalagi ni'mat yang lain. Mata telinga tangan
dan kaki kita.
منلميشكرالقليللميشكرالكثير “siapa yang tidak dapat mensyukuri nikmat yang kecil,
berarti ia tidak dapat mensyukuri nikmat yang besar”.
Berapa banyak anak-anak kelas 12, yang diwisuda di gubuk
reot, tapi kalian di wisuda di tenda dan panggung yang bagus.
Berapa banyak anak-anak kelas 12 diindonesia yang tidak
diwisuda, tidak mengikuti acara pelepasan, tidak mengikuti jalan-
jalan perpisahan karena terkendala biaya.
Berapa banyak anak-anak kelas 12 yang diwisuda tanpa
dihadiri orangtua, tapi kalian ada orang tua dan di hadiri oleh orang
tua.
Maka dari itu, bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah.
Caranya yaitu bersyukur dan berterima kasih kepada manusia.
منلميشكرالناسلميشكرالله “Siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak
bersyukur kepada Allah”.
Berterimakasihlah kalian kepada kedua orang tua yang telah
membiayai kalian, berterima kasihlah kalian kepada Abi dan Umi
yang telah mengasuh kalian, berterimakasihlah kalian kepada
guru-guru kalian yang telah mengisi kalian dengan ilmu
pengetahuan, berterima kasihlah kalian dengan penjaga sekolah,
kebersihan, bagian dapur yang telah merawat kalian.
Jika kalian telah berterima kasih, maka kalian terlah
bersyukur kepada Allah Swt. Jika kalian telah bersyukur maka
234
akan dibukakan pintu rizki dan ilmu pengetahuan yang luas tak
terhingga.
HAJI
ناربناأت–اللهمانانسألك–اللهمصلعليمحمد–لبيكاللهملبيك
235
Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak
agus dan ibu ... mudah – mudahan disehatkan badannya,
diberkahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam taat kepada
Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna,
dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib maupun ibadah
yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan selamat,
bertemu kembali dengan anak – anak dan keluarga yang
dicintainya, dengan membawa titel haji yang mabrur dan
mabruroh. amin ya rabbal alamin.
Rasulullah Saw bersabda:
الحجالمبرورليلهالجزاءالالجنة
“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt)
kecuali surga” (HR. Bukhari Muslim) Di dalam hadits lain juga disebutkan:
الحجاجوالعماروفداللهإنسألواأعطواواندعواأجيبواوانأنفقواأخلفلهم
“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh
adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi.
Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka
berbelanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”
Bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah Swt. Ada 5
keistimewaan ibadah haji dibanding ibadah-ibadah yang lainnya.
1. GABUNGAN 3 JENIS IBADAH
Keistimewaan ibadah haji yang pertama adalah bahwa haji
merupakan gabungan tiga ibadah.
Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan
pada kekuatan badan seperti sholat atau puasa. Ada ibadah
qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh hati semisal
niat dan dzikir, dan ada ibadah maliyah, dimana harta menjadi
faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah tersebut,
umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.
Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya.
Haji adalah titik kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan
maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut melaksanakan, hati ikut
berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa di ceraiberaikan.
236
2. TERIKAT TEMPAT DAN WAKTU KHUSUS
Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah
haji ini terikat pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-
ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya, bisa dilakukan
dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat
pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja
boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat
tertentu dan musim tertentu saja.
3. PERTEMUAN UMAT ISLAM INTERNASIONAL
Keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan kongres
Internasional Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan ummat
Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai negara dan benua.
4. NAPAK TILAS PERJALANAN DAKWAH
RASULULLAH
Keistimewaan yang kempat, ibadah haji merupakan napak
tilas dari sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka dari itu sudah
menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk mengunjungi Makam
Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits mengatakan:
منحجولميزورونيفقدجفانيزومنزرانيميتافكأنمازارانيحيا
“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia
telah mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati,
maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.
baca sholawat:
يانبيسلمعليكيارسولسلمسلمعليك
5. MINIATUR AKHIRAT
Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam
al-Ghazali) adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan
menuju akhirat untuk bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur
kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga
dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika
sakarotul maut.
Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk
perjalanan seolah-olah menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika
237
mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh atau ada
kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka
perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak
rintangan seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur.
Ketika menggenakan pakaian ihrom yang serba putih, maka itu
merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati di balut
dengan kain kafan. Ketika sa’i natara shafa dan marwah, itu
menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar
ketika diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana
yang lebih berat dari keduanya itu. Ketika thawaf seolah-olah
manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar.
Dan ketika di padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai
zaman Nabi Adam AS sampai manusia yang terakhir wafat pada
hari kiamat kelak dikumpulkan di padang mahsyar.
Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran
primer seseorang; yaitu dari mana kita datang, dimana kita
sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat kita merenung
dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat itu,
disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.
A. LURUSKAN NIAT
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa
banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena
niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi
perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.
((sholat sendiri cepet, lewat mertua langsung dilama2in.
Apalagi haji, orang sekampung nganter semua, perlu terus menerus
meluruskan niat, agar selalu niat ibadah haji karena Allah swt))
Kalau niatnya udah kuat, nanti dalam perjalanan
menjumpai hal-hal yang nga enak akan terasa nikmat.
Kenapa orang rela membayar jutaan rupiah, sampe sana
harus berdesak-desakan? Tidur tidak teratur, iklimnya panas, tapi
mengapa kita belum pernah dengan ada jama’ah haji kapok pergi
haji. Ji, gimana kabar disana? Waduh tobat cukup sekali aja saya
pergi kesana dan kamu jangan coba2 pergi ke sana. Sebaliknya
yang sering kita dengan kerinduan, ya allaoh pada waktu thawaf
wada air mata berlinang membasahi pipi dan bathi saya menjerit;
ya alloh kapan saya bisa kembali lagi bertemu rumah-MU.
238
Sebagai bandingan kita bisa lihat ibu yang melahirkan
anaknya, saat ibu dihadapkan pada perjuangan , antara hidup dan
mati. Di tengah rasa sakit beliau tersenyum menyambut kelahiran
anaknya.
B. SABAR
Sabar ada 3: ketika taat, ketika meninggalkan maksiat
dan dikala menghadapi musibah.
C. PERBANYAK IBADAH
Pake rumus aji mumpung. Mungkung kita dimekkah kita puas
beribadah.
Maka dari itu, nabi besar Muhammad saw sebelum sholat
selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian
seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah
sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut.
Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’
khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang
akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau ini
dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam
kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang
seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi
manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin
amin ya rabbal alamin.
MELESTARIKAN HAJI YANG MABRUR
Ciri-cirinya:
عملهبعدالحجخيرمنقبله“amal perbuatannya setelah haji lebih baik dari sebelumnya”
Bagaimana cara menjaganya:
Yang pertama: sholatnya semakin berkualitas. Dengan
menjaga waktu shalat, dilaksanakan dengan ikhlas dan khusyu.
Apalagi dilakukannya dengan sholat berjama’ah dimasjid.
كتبلهبراءةمنالنار منصلىفيمسجدياربعينصلةلتفوتهصلةفاقوبراءةمنالعذابوبراءةمنالن
239
“barangsiapa sholat dimajidku empat puluh waktu dan tidak
terputus maka orang tersebut akan di tulis bebas dari api neraka
dan bebas dari siksaan dan bebas dari munafiq”
صلةفيمسجديهذاأفضلمنالفصلةفيماسواهإلمسجدالحراموامأفضلمنمائةألفصلةفيماسواهصلةفيالمسجدالحر
“sholat dimasjidku ini lebih utama 1000 kali dibanding
sholat di masjid lainnya kecuali masjidil harom lebih utama
100.000 kali sholat dari pada masjid lainnya”.
((di Indonesia: sholat sendiri dapet 1 tapi sholat berjama’ah
dapet 27 x))
لبيكاللهملبيك
Pergi haji ke tanah suci # memenuhi panggilan ilahi
Dengan penuh syukur di hati # bahagia tidak terperi
Semoga selamat di dalam bakti # mendapatkan ridho ilahi
Wahai saudara semua # berdoalah pada yang kuasa
Semoga yang pergi ibadah # pulang kerumah bertemu
keluarga
Rizki bertambah dan smakin berkah # rahmat ilahi datang
berlimpah
CUKUP MATI SEBAGAI NASEHAT
Tema pembicaraan kali ini adalah mengenai sebuah ayat al-
Qur’ān yang sekiranya diturunkan kepada gunung niscaya luluh
240
lantah; yang apabila direnungkan oleh pembacanya maka hatinya
bergetar ketakutan dan air matanya mengalir; yang jika dihayati
oleh orang yang bergelimang maksiat maka ia akan bertaubat.
Ayat yang menyebutkan tentang pintu gerbang dari sebuah
perjalanan panjang dan begitu berat….
ع ز ف م نز ح ال ق ي ام ة ي و م أ ج ور ك م ت و ف و ن و إ ن م ا ذ آئ ق ة ال م و ت ن ف الن ار ك ل ن م ت اع ال غ ر ور ن ي اإ ل الد ي اة و ماال ح ف از ن ة ف ق د ل ال ج و أ د خ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan
ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Āli `Īmrān [3]: 185.)
Kematian adalah langkah awal dari perjalanan panjang yang
memisahkan antara suami dan istrinya, orang tua dan anak-
anaknya, kekasih dan yang dicintainya dan saudagar dan
kekayaannya. Perjalanan yang muaranya adalah keabadian;
kenikmatan Surga atau kesengsaraan Neraka yang akan
didapatkan.
Kematian merupakan hal yang diyakini namun sering kali
dilupakan; perkara yang diketahui kepastiannya akan tetapi
seringkali diabaikan. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw
mengingatkan dengan ucapkannya:
الل ذ ات ه اذ م ر ث ر و اذ ك ي ع ن يال م و ت–أ ك
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yaitu
kematian).”
Dahulu, jika Khalīfah `Utsmān Ibn `Affān berdiri di dekat
kuburan maka beliau menangis sejadi-jadinya sampai air mata
jatuh membasahi jenggotnya. Lalu Sahabat bertanya: Wahai
Khalifah, “(Ketika) Disebutkan Surga dan Neraka engkau tidak
menangis (seperti ini), justru ketika engkau berada di dekat
kuburan engkau malah mencucurkan air mata? `Utsmān bin Affan
RA pun menjawab, “Rasulullah Saw pernah bersabda,
241
ي ل م ن ه و إ ن م ه أ ي س ر ن ه ف م اب ع د ن ج ام ر ة ف إ ن خ الآ م ن از ل أ و ل اإ ن ال ق ب ر ن ه ف م ن ج م ن ه م ه أ ش د ب ع د
“Sungguh, kubur merupakan tempat pertama dari akhirat.
Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan lebih
mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan
lebih keras lagi.”
Tidak cukupkah kematian menjadi nasehat untuk kita, mari
kita bayangkan ketika kematian itu datang dengan dahsyatnya
sakarotul maut, alam kubur dengan kesunyian dan kegelapannya,
hari kebangkitan dengan detail perhitungannya, yang tidak ada
satu perbuatanpun yang luput dari perhitungan Allah, Neraka
dengan siksanya yang kekal atau Surga dengan kenikmatannya nan
abadi.
و اع ظ ا ك ف ىب ال م و ت
“Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat.”
Kita selalu mengganggap kematian itu selalu berada sangat
jauh dari kita, padahal sesungguhnya ia begitu dekat. Masa kecil
dan remaja bertahun-tahun yang lalu telah kita lewati, namun
rasanya baru kemarin, dan tanpa terasa kita berada pada hari ini.
Hari esok dan yang akan datang kepada kita hingga tiba-tiba
kematian menghampiri menjemput kita untuk mengarungi
perjalanan yang sangat panjang dan begitu berat.
ي حم ات ص ح الف ك م م ن ي ن ام ن ح س ق ي مع اش غ ي ر ع ل ة#و ك م م ن د ه ر م ن
Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit.
Dan berapa banyak orang sakit namun tetap hidup bertahun-
tahun.
ث م الس ل م الط ر ي ق إ ل ىأ ق و ام م ة الله و ب ر ك ات ه.ع ل ي ك م و ر ح و الله ال م و ف ق
7 KEBAHAGIAAN HIDUP DI DUNIA
242
Ada seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibnu Abbas,
ditanya oleh muridnya tentang kebahagiaan hidup di dunia ini.
Lantas beliau menjawab, bahwa ada 7 (tujuh) faktor kebahagiaan
hidup di dunia ini.
Mempunyai Hati Yang Selalu Bersyukur (قلب شاكر) .1
kepada Allah Swt.
Yaitu orang yang selalu menerima apa yang Allah Swt
berikan kepadanya, apapun bentuknya. Jika diberi ni’mat maka ia
pun bersyukur kepada Allah Swt dan jika ia di timpa musibah, ia
pun bersyukur kepada Allah Swt, semoga musibah yang
menimpanya menjadi penghapus dosa baginya dan dengan
musibah itu, ia berharap akan semakin dekat dengan Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda:
ل مم ن م ا يب ه م س ام ر ضم ن أ ذ ىي ص و ف م اي ئ ات ه س ب ه الل ه ح ط إ ل اه س م ر ة ت ح ط ك ه او ر ق الش ج
‘Tidak seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan
lainnya, kecuali Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya
melalui penyakit tersebut, seperti sebatang pohon yang
merontokkan daunnya,” (HR. Muslim. No. 4663).
Memiliki Pasangan hidup yang (الأزواج الصالحة) .2
sholeh dan Sholehah.
Seorang suami sebagai kepala keluarga, kelak akan dipintai
pertanggungjawabannya diakhirat mengenai kesholehan
rumahtangganya dari mulai istri hingga anak-cucunya. Pasangan
hidup yang sholeh akan menciptakan keluarga yang sholeh dan
jangan berharap mendapati istri yang sholehah kecuali jika suami
mensholehkan dirinya terlebih dahulu, sebagaimana Rasulullah
Saw.
.Mempunyai Anak yang berbakti (الأولاد الأبرار) .3
Berbakti kepada Allah dan Rasulnya, berbakti kepada Ibu
Bapaknya, berbakti kepada agama dan bangsanya. Menjadi Anak
yang sholeh dan Sholehah.
Ada kisah ketika Rasulullah Saw sedang thawaf. Rasulullah
Saw bertemu dengan anak muda yang pundaknya lecet. Setelah
selesai thawaf Rasulullah Saw bertanya kepada orang tersebut:
“Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda: “Ya Rasulullah, saya
243
datang dari Yaman, saya mempunyai ibu yang sudah udzur. Saya
sangat mencintainya, saya tidak pernah melepaskannya. Saya
melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, sholat dan ketika
istirahat, selain itu saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda
itu bertanya: “Ya Rasulullah, apakah saya sudah (cukup) berbakti
kepada orangtua? Rasulullah Saw langsung memeluk anak muda
tersebut dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah ridho kepadamu,
kamu adalah anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anak muda
ketahuilah, bahwa cinta orangtuamu tidak akan pernah bisa
terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran
bahwa amal ibadah seorang anak tidak cukup untuk membalas
segala cinta dan kebaikan orang tua selamanya.
Memiliki Lingkungan dan pergaulan (البيعة الصالحة) .4
yang baik
Bertemanlah dengan orang-orang sholih yang selalu
mengingatkan kepada kebaikan. Rasulullah Saw bersabda:
اق ال و س ل م ع ل ي ه الل ه ص ل ىالن ب ي ع ن م وس ىأ ب يع ن ل م ث إ ن م ل ي الص ال ح ال ج ل ي و ال ج ام ل الس و ء ام ل ال ك ير و ن اف خ ال م س ك ك ح ذ ي ك أ ن إ م اال م س ك ف ح ت أ ن إ م او ي ح ن ه اع ت ب إ م ام و
د أ ن ن ه ت ج ام ر ق أ ن إ م اال ك ير و ن اف خ ط ي ب ة ر يح د أ ن إ م او ث ي اب ك ي ح ات ج ب يث ة ر يح خ
“Hadits riwayat Abu Musa ra, dari Nabi Saw, beliau
bersabda: ‘Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang
saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang
penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang
besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu
atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan
aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin
dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang
tidak sedap,” (HR. Muslim. No. 4762).
Maka dekatilah alim ulama, para kyai, para orang-orang
sholeh. Dekatilah orang-orang yang jika memandang wajahnya,
kita menjadi bergairah untuk beribadah kepada Allah Swt,
sehingga membuat hati menjadi lapang, tenang dan tegar kembali.
.Hartanya halal (المال الحلال) .5
244
Karena di dalam Islam itu yang terpenting adalah kualitas
harta bukan kuantitas harta. Dengan harta yang halal maka insya
Allah hidup akan berkah. Tetapi jika hartanya haram maka murka
Allah akan segera tiba dan menjadi penyebab terhijabnya do’a.
يأتيعلىالناسزمانليباليالمرءماأخذمنه،أمنالحللأممنالحرام
“Akan datang sebuah zaman yang ketika itu manusia tidak
lagi menghiraukan sumber pendapatannya; apakah berasal dari
yang halal atau dari yang haram.”.
فإنذلكلتجابلهمدعوة.
“Sesungguhnya doa orang yang demikian ini tidaklah akan
dikabulkan.”.
Selalu Berusaha untuk Belajar dan (تفقه في الدين) .6
Menambah Ilmu Pengetahuan Agama.
Semakin mendalami ilmu agama semakin cinta kepada Islam.
Semakin penasaran tentang hakikat tuhan maka semakin tinggi
cintanya kepada Allah, semakin mempelajari siroh nabawi maka
semakin cinta kepada Nabi Muhammad Saw. Dan yang terakhir
.Mempunyai Umur yang Berkah (العمر المبروك( .7
Berkah bukanlah cukup atau mencukupi saja, tapi berkah itu
ialah ketaatan kita kepada Allah Swt dengan segala keadaan yang
ada.
الب ر ك ة ت ز ي د ف يط اع ة الله Berkah itu ialah sesuatu yang menambah ketaatanmu kepada
Allah Swt.
Hidup yang berkah itu bukan hanya sehat, tapi terkadang
sakit justru menjadi berkah seperti Nabi Ayyub AS, yang ketika
sakit malah justru menambah ketaatannya kepada Allah Swt.
Tanah yang berkah itu bukanlah tanah yang subur dan
pemandangannya yang indah, tapi terkadang tanah yang tandus
seperti Mekkah mempunyai keberkahan dan keutamaan di sisi
Allah Swt.
Makanan yang berkah itu bukan yang komposisi gizinya
lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong seseorang
menjadi kuat dan taat beribadah kepada Allah Swt.
245
Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak tulisan dan
bukunya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu yang mampu
menjadikan seseorang meneteskan airmata dan keringat untuk
beramal dan berjuang mencari Ridho Allah Swt.
Penghasilan yang berkah itu bukan penghasilannya yang
besar, tapi bagaimana penghasilan itu menjadi manfaat atau
menjadi jalan rizki bagi yang lain sehingga banyak orang yang
terbantu dan tertolong dengan penghasilannya tersebut.
Dan Umur yang berkah itu bukan yang umurnya panjang, tapi
kualitas umur yang digunakan untuk beribadah kepada Allah Swt.
Umur berkah itu semakin tua semakin sholeh. Semakin tua
semakin rindu untuk bertemu dengan Allah Swt.
5 KEUTAMAAN BAKTI KEPADA ORANG TUA
Saat ini banyak sekali orang yang mengabaikan orangtuanya,
lalai terhadap orangtuanya, tidak mengurusnya saat sakit, tidak
246
menyisihkan sebagaian rizki untuk mereka. Padahal berbakti
kepada orangtua merupakan amalan yang utama dalam Islam dan
sangat besar pahalanya.
Ada 5 keutamaan berbakti kepada kedua orang tua:
1. Diluaskan Rezeki dan dipanjangkan Umur
Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan
Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ع ب ن م ال كأ ن ر س ول أ ن ق ن أ ن أ ح ب م ن ال م ه ل ر ح أ ل ه ف يأ ث ر ه ف ل ي ص ل ه ف ير ز ق ه و ي ن س ي ب س ط
“Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan
umur maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” [Hadits
Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]
Kita sering menganggap silaturahmi berarti mengunjungi
saudara, sahabat, dan teman, padahal dalam silaturahmi, yang
harus didahulukan adalah silaturahmi kepada kedua orang tua
sebelum kepada yang lain. Dengan dekat kepada orangtua
insyaallah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur kita oleh
Allah.
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dapat
Menghilangkan Kesulitan Hidup
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan
kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul
menggunakan amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Umar. “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari tiga orang
berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki
sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah
batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka
berkata pada yg lain, ‘Ingatlah amal terbaik yg pernah kamu
lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan
bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah
menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka
berkata, “Ya Allah, sesungguh aku mempunyai kedua orang tua
yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-
247
anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke
rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua
orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh
untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang
telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur,
lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu
tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi kedua namun kedua
masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis
untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak
akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah
ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu
sampai kedua bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku
berikan susu ini kepada keduanya. Setelah kedua minum lalu
kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandai peruntukan ini
ialah peruntukan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah.
“Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser” [Hadits
Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473)
(100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi
Shalihil A’mal]
Ini menunjukkan bahwa amalan berbakti pada kedua orang tua
yang pernah kita lakukan, apalagi yang bersifat rutin, dapat
digunakan untuk bertawassul pada Allah ketika kita mengalami
kesulitan, In syaa Allah kesulitan tersebut akan hilang.
3. Ridho Allah Tergantung Keridhoaan Orang Tua
Kalau kita ingin memastikan keridhoan Allah? Maka mintalah
keridhoan orangtua!
“Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma
dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ي ن ,ر ض اف يا لل ه ر ض ا ي ن ا ل س خ ط ف يا لل ه و س خ ط ا ل و ال د و ال د “Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka
Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat
Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Tirmidzi (1900), Hakim
(4/151-152)]
248
Lalu, darimana kita mengetahui apakah orangtua ridho atau
tidak pada diri kita? Tentu saja kita bisa bertanya pada keduanya,
atau selalu meminta keridhoan pada keduanya.
4. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah Amalan Paling
Utama
Kalau kita ingin berjihad di jalan Allah Swt maka berbaktilah
kepada kedua orangtua karena kedudukan berbakti kepada
orangtua lebih tinggi dari jihad fi sabilillah.
اللهأيالعملأحبإلىصلىاللهعليهوسلمعنعبداللهقالسألتالنبيقالالصلةعلىوقتهاقالثمأيقالثمبرالوالدينقالثمأيقالالجهاد
فيسبيلالله"Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada
waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal
waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di
jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul
Baari 2/9]
5. Surga Di Depan Mata
Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang mau berbakti
pada orangtua, sekalipun orangtuanya menzoliminya:
“Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang
muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka
Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia
memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu
surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua
maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya,
“Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab
Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR.
Bukhari).
KISAH ABU HURAIROH KEPADA
ORANGTUANYA
249
Tema khutbah jumat kali ini adalah tentang berbakti kepada
kedua orang tua. Orang tua adalah dua hamba Allah yang kerap
kali Allah Swt menyebutkan keduanya di dalam kitab Allah Swt
yaitu al-Qur’an al-Karim. Di mana Allah Swt menggandengkan
antara kewajiban seorang hamba untuk mentauhidkan Allah Swt,
untuk beribadah beribadah kepada Allah Swt dengan kewajiban
seorang hamba untuk berbakti kepada kedua orang tua. Allah Swt
berfirman di dalam surat al-Isra ayat 23 dan 24.
إي اه اإل ا و ل اتعبدرب كأ ۞وقضى لو لدينٱوب اا إحس
Dan (Allah) Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain (Allah) Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. (perbuatan).
Dalam ayat ini, tanpa penghalang, tanpa di selingi kata lain,
setelah mentauhidkan Allah Swt, Allah langsung mewajibkan kita
untuk berbakti kepada orang tua dengan sebaik-baiknya bakti.
Mafkhum mukhalafah ayat ini adalah bahwa kita dilarang
untuk uququl walidain atau durhaka kepada kedua orang tua. Salah
satu jenis durhaka yang Allah contohkan adalah :
عادك يبلغن ا ولالكبرٱإم ف أ ما لل ه تق فلا ما كلاه و
أ ما ه حد
أ
ماقولاكريما هماوقلل ٣٢تاهره
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Apalagi yang abjadnya lebih banyak dari kalimat uf atau ah
seperti malas, ogah, nyuruh mulu, dan lain sebagainya. Maka
sudah pasti itu lebih durhaka. Bahkan jika ada ungkapan yang lebih
pendek dari kalimat ah atau uf seperti ucapan ‘A’ atau hanya
dengan hembusan nafas yang maksudnya adalah untuk membantah
kedua orang tuanya, maka itu juga diharamkan oleh Allah Swt.
Apalagi jika seorang anak sampai membuat orangtuanya menangis
(wal iyadzubillah) ini merupakan uququl walidain atau durhaka
kepada orang tua yang sangat besar dosanya, yang kaffaroh-nya
250
adalah dia harus membuat orangtuanya kembali tersenyum setelah
membuatnya menangis.
Coba kita lihat perjalanan salafussholih, para sahabat, para
ulama terdahulu dalam hal bakti mereka kepada orang tua.
Bagaimana hormat dan tunduknya mereka, bagaimana merendah
diri mereka di hadapan orang tua mereka. Itu semua adalah
perintah Allah Swt dalam lanjutan ayat tadi:
ماجااحخفضٱو ٱله ل لر حمةٱمنلذ Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan
Maka ketika seorang anak berada di depan orang tuanya,
hendaknya menunduk dan tawadhu seolah-olah seperti seekor
anak burung yang merendahkan sayapnya didepan induknya agar
di beri makan. Merendah, menunduk dan tawadhu dihadapan
orang tua seolah-olah sedang berada di depan raja besar di dunia
ini.
Suatu ketika shahabat Nabi Muhammad Saw yang bernama
Abu Hurairoh RA di panggil ibunya. Dipanggil dengan panggilan
“ya Aba Hurairoh”. Dipanggil anaknya tersebut dengan nada yang
lembut, wahai putraku Abu Hurairoh. Kemudian Abu Hurairoh
menjawab : “Labbaiki ya Ummah” (iya/ atau ada apa wahai ibuku),
Abu Hurairoh menjawab dengan suara yang agak tinggi sedikit
dari suara panggilan ibunya. Kemudian Abu Hurairoh menghampirinya. Setelah dipanggil oleh ibunya, Abu Hurairoh
berfikir dan termenung di dalam kamarnya. Ia berkata: “sepertinya
tadi saya menjawab panggilan ibu saya, dengan suara yang agak
keras dan lebih tinggi, melebihi suara ibuku.” Akhirnya Abu
Hurairoh menangis di pojok kamarnya, menangis dan menangis
sambil beristigfar memohon ampun kepada Allah Swt. Dia merasa
dirinya telah melakukan kedurhakaan kepada ibunya. Lalu ia
bangun berdiri dan mengumpulkan uangnya dan mendapati
beberapa dinar dan dirham, lalu ia bergegas pergi meuju pasar
perbudakan. (kita tahu bahwa pada masa itu masih terdapat jual
beli budak). Sesampainya ia dipasar, ternyata ia membeli dua
budak lalu ia merdekakan kedua budak tersebut li wajhillah
(karena Allah Swt) sebagai bentuk taubat ia kepada Allah Swt,
karena telah mengangkat suaranya lebih kencang sedikit dibanding
251
suara ibunya. Setelah ia merdekakan, ia pulang dari pasar, dia
terus mengulang-ngulang firman Allah Swt:
ٱيذهبنلحسن تٱإن ي لس اSesungguhnya (semoga) perbuatan-perbuatan yang baik itu
(dapat) menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Maka doakan terus orang tua kita dengan ampunan dan
rahmat dari Allah Swt, sebagaimana firman Allah Swt:
ماٱوقلر ب ٣٩ب يانىصغيراكماررحمهdan berdoalah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil"
Rasulullah Saw pernah bersabda:
ي ن ف إ ن ه ي ن ق ط ع ع ن ه الع ب د الد ع اء ل ل و ال د )رواهالديلمي(الإ ذ ات ر ك ر ز ق “Bila manusia (sudah) meninggalkan do’a untuk kedua
orangtuanya maka sungguh ia akan terputus rizkinya.”
Doakan orang tua kita, baik setelah adzan, setelah shalat
fardhu, setelah shalat malam dan dimana saja kita berada, agar
selalu mendoakan orang tua. Karena orang tua adalah kunci
kesuksesan manusia. Orang tua adalah ladang amal di dunia untuk
bekal di akhirat. Restu orang tualah yang menjadi jalan lapang bagi
keberhasilan usaha apa saja yang dirintis. Rezeki kita akan seperti
rezeki sang raja jika kita memperlakukan orangtua seperti raja.
Jagalah orangtua kita, maka insya Allah anak-anak kita akan
menjaga kita suatu hari nanti. والدين ال ط سخ في الله وسخط الوالدين, رضا في الله رضا
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka
Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” Semoga khutbah
singkat ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin ya Robbal
alamin.
HIKMAH HIJRAH
252
Waktu berlalu begitu cepat tidak terasa kita sekarang sudah
berada di bulan muharram tahun tahun 1440 H. Cepatnya waktu
berlalu ini sudah diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw:
،و ي ك ون ر ك الش ه الس ن ة ،ف ت ك ون الز م ان ت ىي ت ق ار ب ر لت ق وم الس اع ة ح الش ه ، الك ال ج م ع ة و ت ك ون ، ك الس اع ة ال ي و م و ي ك ون ، ال ي و م ك ال ج م ع ة س اع ة و ت ك ون
الس ع ف ة ت ر اق ك اح Tidak akan terjadi hari Kiamat sebelum zaman itu menjadi
saling berdekatan. satu tahun seperti satu bulan, satu bulan seperti
satu Jum‘at (pekan) dan satu Jum‘at seperti satu hari dan satu hari
seperti satu jam dan satu jam seperti nyala api.”
Bulan muharrom awal tahun baru Islam ini di mulai dengan
peristiwa besar dalam sejarah Islam yaitu hijrahnya Rasulullah
Saw dan kaum Muslimin dari kota Mekkah ke kota Madinah.
Kaum muhajirin rela meninggalkan segalanya di kota
mekkah. Mereka yang sudah kaya raya di mekkah, rela
meninggalkan kekayaan, harta, rumah, kebun, dan hewan
ternaknya, hanya untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya
untuk berhijrah. Bahkan mereka rela meninggalkan keluarga, anak
dan sanak family yang mereka cintai. Mereka pergi ke kota
Madinah hanya dengan berbekal seadanya, demi keselamatan
mereka dari gangguan kaum kafir Quraisy.
Akan tetapi sesampainya di kota Madinah mereka di sambut
baik oleh penduduk Madinah yang dikenal dengan kaum anshar.
Mereka sangat mencintai, menyayangi kaum muhajirin seperti
saudara kandung mereka sendiri. mereka berlomba-lomba dalam
kebaikan terhadap saudara seiman mereka yaitu kaum muhajirin.
Sebagaimana firman Allah Swt:
و ل ي ج إ ل ي ه م ه اج ر م ن ب ون ي ح م نق ب ل ه م يم ان و ا لإ ار ت ب و ء والد ف يو ال ذ ين د ون ه م ك ان ص د ور ه م ح اج ة م م آأ وت واو ي ؤ ث ر ون ع ل ىأ نف س ب ه م خ ص اص ةو ل و
orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (yaitu kaum Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (kaum
Muhajirin), mereka (kaum anshar) (sangat) mencintai orang yang
berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
253
(orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka
memerlukan (apa yang mereka berikan itu). (QS. 59:9)
Ayat ini menerangkan sikap kaum Anshar yang mencintai
kaum Muhajirin. Kaum Anshar menginginkan Kaum Muhajirin
memperoleh kebaikan dan kenikmatan sebagaimana mereka
menginginkan kebaikan dan kenikmatan untuk dirinya sendiri.
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang
pendidikan paling cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini
melainkan keberhasilan konsep pendidikan Rasulullah Saw, yang
mampu mengubah dari tradisi ke-jahiliyah-an kepada Islam.
Dari tradisi yang selalu berperang antar kabilah, membunuh
anak perempuan yang merendahkan derajat keluarga, menyembah
berhala, berjudi, melakukan riba, dan meminum-minuman keras,
sehingga menjadi masyarakat Muslim yang berakhlakul karimah.
Yang rindu akan kebenaran, sederhana dalam sikap, pada malam
hari mereka ber-taqarrub kepada Allah Swt, di siang hari mereka
menebarkan kasih sayang, menghilangkan beban-beban kaum
muslimin, memerintahkan kebaikan dan melarang dari kejahatan
dan mereka saling cinta mencintai diantara kaum Muslimin seperti
Kaum Muhajirin dan Anshar.
Kenapa demikian, karena Rasulullah Saw selalu
mengajarkan kepada mereka kasih sayang, cinta dan peduli
terhadap sesama. Rasulullah Saw biasa menggunakan cara untuk
memotivasi para shahabat agar berlomba-lomba dalam berbuat
kebaikan.
Pada suatu hari ketika selesai Shalat Subuh, Rasulullah Saw
(menghadap kearah para shahabat dan) bertanya, ‘siapakah di
antara kalian yang pagi ini puasa?” sayyidina Umar menjawab,
‘wahai Rasulullah, sebelum tidur tadi malam, aku tidak niat puasa,
dan pagi ini aku tidak berpuasa.” Tapi sayyidina Abu Bakar
menjawab, “saya ya Rasulullah, sebelum tidur tadi malam aku niat
puasa dan pagi ini aku berpuasa. Kemudian Nabi Saw bertanya
lagi, siapa di antara kalian yang pagi ini menjenguk orang sakit?
Sayyidina Umar berkata, kita (baru saja) menunaikan shalat
shubuh (berjamaah) dan baru saja selesai, bagaimana kita dapat
menjenguk orang sakit? Sayyiduna Abu bakar menjawab, saya ya
Rasulullah, orang orang memberitahuku bahwa saudaraku
254
Abdurahman bin auf sakit, lantas aku sempatkan untuk
menghampirinya dalam perjalanan menuju masjid (subuh ini).
Kemudian Nabi saw bertanya lagi, siapa di antara kalian yang pagi
hari ini (sudah) bersedekah? Sayyiduna Umar berkata, wahai
Rasulullah, kami kan masih tetap bersamamu semenjak selesai
mengerjakan shalat (subuh), bagaimana kami bisa bersedekah?
Sayyiduna Abu bakar berkata, ‘saya ya Rasulullah, ketika aku
memasuki masjid, ternyata ada seorang pengemis. Pada saat itu
cucuku (dari abdurahman bin abi bakar) memiliki sepotong roti,
lantas aku mengambilnya dan memberikan kepada pengemis itu.
Lantas Rasulullah Saw bersabda, “aku memberi kabar gembira
akan surga, aku memberi kabar surga” dalam riwayat lain
disebutkan, “barangsiapa yang (dipagi ini) menggabungkan
amalan (tiga) tersebut maka ia masuk surga.” Makanya Sayyiduna
umar pernah berkata: bahwa Sayyiduna Abu Bakar selalu
menggugulinya dalam hal kebaikan.
Itulah didikan Rasulullah Saw, bagaimana menjadikan murid
muridnya yaitu para shahabat menjadi muslim yang peduli, baik
kepada lingkungan maupun sosial dan saling cinta mencintai
diantara mereka. Sebagaimana kita ketahui dari 3 ibadah tersebut,
satu puasa (ibadah vertikal kepada Allah), dan dua lainnya adalah
ibadah sosial, yaitu menjenguk orang sakit dan bersedekah.
Maka ketika sayyiduna Umar menjadi Khalifah ia menjadi
sangat peduli kepada warganya karena ajaran baginda Nabi
Muhammad Saw. Pernah pada suatu malam, umar blusukan di kota
Madinah, untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Kemudian Umar
dari jauh melihat api menyala, ternyata di sana ada seorang wanita
dengan beberapa anaknya dan sebuah periuk yang dipanggang di
atas api. Anak-anaknya terus menangis. Ketika Umar mendekat
ternyata yang di masak di dalam periuk itu hanya air, sekedar untuk
membuat anak-anak diam dan tertidur. Akhirnya Umar bergegas
ke Darud Daqiq (tempat penyimpanan tepung). Kemudian
mengeluarkan satu karung tepung dan satu mangkuk daging yang
ia bawa sendiri dipundaknya dan langsung ia berikan kepada
wanita tersebut. Kemudian Umar sendiri yang meniupkan api di
bawah periuk. Jenggotnya begitu lebat hingga terlihat asap keluar
dari sela-sela jenggotnya. Tidak berapa lama akhirnya Umar
255
selesai memasak. Lantas Umar menurunkan periuk tersebut dan
menuangkan harirah (bubur daging) di sebuah piring dan berkata
kepada wanita tersebut. “Suapilah anak-anakmu dan aku yang
mengipasi makanan ini agar cepat dingin”. Hal itu terus dilakukan
Umar sampai akhirnya anak-anak itu kenyang.
Mudah –mudahan dengan cerita singkat ini dapat menjadi
motivasi kita, dengan hikmahnya muharram, hikmahnya hijrah,
hikmahnya saling sayang menyayangi, cinta mencintai seperti
kaum anshar dan muhajirin, sehingga dapat terciptanya ukhuwah
Islamiyah, ukhuwah insaniyyah dan ukhuwah wathoniyah.
KEUTAMAAN MUHARRAM
256
Kata Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Pada
bulan ini Allah melarang umatnya untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang-Nya. Seperti misalnya berperang.
Seorang ahli tafsir menyatakan bahwa, “Amal sholeh lebih
besar pahalanya jika dikerjakan di bulan-bulan haram
sebagaimana kezholiman di bulan-bulan haram lebih besar
dosanya dibandingkan dengan kezholiman yang dikerjakan di
bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa
yang besar”
Kedua belas bulan yang ada adalah ciptaan Allah, akan tetapi
bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan
inilah yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Rasulullah
shallallohu alaihi wasallam bersabda :
ي ام أ ف ض ل ر ض ان ر م ب ع د الص ة او أ ف ض ل ال م ح ر م الل ه ش ه ة ال ف ر يض ة ب ع د لص ل ص ل الل ي ل
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah
puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang
paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.[ H.R.
Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu
Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus
yang dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada lafazh
Allah. Ketika suatu makhluk disandarkan pada lafzhul
Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan)
terhadap makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah
Allah) bagi mesjid atau lebih khusus Ka’bah.
Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di
Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘
Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab,
“Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah
menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa
berpuasa pada hari ini. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun
bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“.
Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk
berpuasa di tahun yang akan datang. [H.R. Bukhari dan Muslim]
Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa
pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa,
257
mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya Rasulullah ini adalah
hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah
shallallohu alaihi wasallam pun bersabda:
ن اه الل ش اء إ ن ال م ق ب ل ال ع ام ك ان ف إ ذ ا ع ال ي و م ص م ال م ق ب ل ال ع ام ي أ ت ف ل م ال ق الت اس ت ى ي ح
و س ل م ع ل ي ه الل ه ص ل ىالل ه ر س ول ت و ف “Jika tahun depan (kita bertemu kembali dengan bulan
Muharram), kita akan berpuasa juga pada (tanggal
sembilan).“Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan,
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam sudah wafat di tahun
tersebut [ HR. Muslim (1134) ]
Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dan para
sahabat ridwanullohi alaihim ajmain yang begitu besar terhadap
puasa ‘Asyuro
ي ع ب اساب ن ع ن ر ىي ت ح و س ل م ع ل ي ه الل ه ل ىص الن ب ي ر أ ي ت م اق ال ع ن ه م االل ه ر ض ي ام اإ ل غ ي ر ه ع ل ىف ض ل ه ي و مص ااء ع اش ور ي و م ال ي و م ه ذ ر و ه ذ ر ي ع ن يالش ه ش ه ن ر م ض ا
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi
wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi
yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan
bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) dan
Muslim(1914) ]
ي ام ق ال و س ل م ه ع ل ي الل ه ص ل ىالن ب ي أ ن عنهاللهرضيق ت اد ة أ ب يع ن ي و م ص
ب إ ن يع اش ور اء ت س ب ل ه ق ال ت يالس ن ة ي ك ف ر أ ن الل ه ع ل ىأ ح Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi
Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari
‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa
tahun lalu” (HR. Tirmidzi)
Ada tiga tingkatan berpuasa ‘Asyuro: Urutan pertama; dan
ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa
tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya
(9,10,11). Urutan kedua;puasa tanggal 9 dan 10.. Urutan ketiga,
yaitu puasa tanggal 10 saja.
258
Para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang
hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu; Untuk
mempermudah ingatan, sebagian ulama membakukannya dalam
bentuk nadham yang dinukil As-Syaikh Abdul Hamid dalam
kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur
ف ض لن ق ل و له ا ل *ب ه ااث ن ت ان رت ت ص ع اش و ر اء ع ش ف ىيو م
ص ل و اغ ت ص م ص ل ت ص د ق ام س ح ال ي ت ي م ل *ر أ س ت ح و اك ع د ع الم ا ل ز ر س
ل ت ص ق ل ا ل ف ق ل م ظ ف ر ا*و س و ر ة ال خ ل ص ع ل ىا لع ي ال ع و س Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang
ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah,
menyambung tali silaturahim, ziarah orang alim(orang tua),
menjenguk orang sakit dan memakai celak mata. Mengusap kepala
anak yatim, (memperbanyak) bershadaqah dan mandi, menambah
nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000
kali.
Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dan kesehatan
agar bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak
ibadah dibulan Muharram ini. Amin ya Robbal Alamin.
PENYESALAN YANG TAK LAGI BERGUNA
259
Baru saja kita ditinggal pergi oleh bulan suci Ramadhan. Ada
perasaan bahagia bercampur sedih. Bahagia, karena kita telah
berhasil melewati hari-hari dibulan suci Ramadhan dengan
amalan-amalan yang mulia. Kita juga patut bersedih, karena hari-
hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta
dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita
semua. Rasulullah Saw Bersabda:
أ د و اه .و م ن أ د ىف ر ي ض ة ف ي م اس ك م ن ي ر الخ ب خ ص ل ةم ن ف ي ه تق ر ب ىف ر ي ض ة م ن و اه . ف ر ي ض ة ف ي م اس ب ع ي ن أ د ىس ك م ن كا ن ف ي ه
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan
suatu kebajikan di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti
menunaikan suatu perbuatan fardhu di luar Ramadhan dan siapa
menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan, maka nilainya
tujuh puluh kali lipat daripada nilai ibadah fardhu di bulan selain
Ramadhan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya). Maka dari
itu Rasulullah Saw bersabda:
ك ل ه ار م ض ان الش ه و ر ت ك و ن ن ىأ ن ل ت م ر م ض ان م اف ي ي ع ل م الن اس ل و "Andaikan ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam bulan
Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan dalam
setahun adalah bulan suci Ramadhan".
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Nanti di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal.
Termasuk ahli ibadah sekalipun menyesal kenapa tidak melakukan
ibadah terbaik sehingga bisa mendapatkan surga yang lebih tinggi
dan indah lagi. Apalagi orang-orang yang lalai, orang yang tidak
shalat, tidak puasa, tidak zakat, dan lain sebagainya, apalagi orang
kafir yang meminta kepada Allah agar dikembalikan lagi kedunia;
ن و ع ج ار ب ر ال ق ت و م ال م ه د ح أ اء اج ذ ىإ ت ح “Apabila datang kematian kepada mereka, ‘mereka’ berkata,
“ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS. Al-Mu’minun : 99)
Ketika mereka di adzab dengan adzab yang pedih, mereka
memohon kepada Allah agar dikembaikan ke wujud asal mereka
yaitu sebongkah tanah.
تني كنت ت رابا وي قول الكافر يا لي
260
“Berkata orang kafir: Alangkah baiknya seandainya
dahulu aku jadi tanah.” (QS.an-Naba’:40)\
Tapi apa daya, Allah sudah memberikan mereka peluang di
dunia untuk beribadah kepadanya, tetapi mereka tidak mau
beribadah dan tidak beriman.
و أ ك نم ن ل و لآأ خ ر ت ن يإ ل ىأ ج لق ر يبف أ ص د ق ر ب ين اف ي ق ول لص ال ح “"Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, (sebentar saja) yang
menyebabkan aku dapat bersedekah (aku akan bersedekah) dan
aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
Berapa banyak manusia yang sudah meninggal, di alam kubur
mereka mengharap kepada Allah Swt agar dihidupkan kembali
kedunia hanya untuk bersujud kepada Allah Swt walaupun sekejap saja. Tetapi, sungguh penyesalan sudah tidak lagi berguna. Sebesar
apapun penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu
merubah keadaan mereka pada hari itu. Sementara kita masih
memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, Maka mari kita
berlomba untuk menabung amal dan berubah untuk menjadi lebih
baik sebelum datangnya hari penyesalan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dahulu ada seorang shahabat Nabi yang bernama Sya’ban
yang beliau sangat menyesal saat sakaratul maut. Al-Kisah
Sya’ban ra ini memiliki kebiasaan unik. Dia datang ke masjid
sebelum waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di
pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf. Alasannya,
selalu mengambil posisi di pojok masjid karena ia tidak ingin
mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan
ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang
bahkan Rasulullah sendiri.
Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai,
Rasulullah SAW merasa heran karena tidak mendapati Sya’ban ra
pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah
yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban? Tapi, tidak ada
seorang pun yang melihat Sya’ban ra.
Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu
kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga.
Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun
261
memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.
Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada
yang mengetahui kabar Sya’ban?” Namun tidak ada seorang pun
yang menjawab.
Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana
rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan
mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban.
Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap
sahabatnya tersebut, ia meminta diantarkan ke rumah
Sya’ban. Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan
memakan waktu lama terlebih mereka menempuh dengan berjalan
kaki.
Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah
Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan).
Sampai di depan rumah Sya’ban, beliau mengucapkan salam dan
keluarlah wanita sambil membalas salam.
“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.
“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab wanita
tersebut.
“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat
Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.
Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab
“Beliau telah meninggal tadi pagi”.
“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.
Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di
masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian,
istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi
tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia
berteriak tiga kali dengan menyebutkan beberapa kalimat. Kami
semua tidak paham apa maksudnya”
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.
“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat :
كانكامل كانجديداليته كانبعيداليته ليته‘Ya Allah, kenapa tidak lebih jauh, Ya Allah kenapa tidak
yang baru, Ya Allah kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.
262
Rasulullah Saw diberi petunjuk oleh Allah Swt dan
kemudian menjelaskan kepada keluarga sya’ban: “Saat Sya’ban ra
dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan
ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari
perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh
Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan
yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat
suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid
untuk shalat berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan
kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula
Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-
langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.
Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai
ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “ya Allah, mengapa
tidak lebih jauh” ليتهكانبعيدا timbul penyesalan dalam diri Sya’ban
ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang
didapatkan lebih indah.
Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat
ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia
membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk
dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian
yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek di luar. Dia berpikir jika
kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di
masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang
lebih bagus. Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia
menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam
kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan segera membukakan
baju yang paling luar (yang jelek) lalu dipakaikan kepada orang
tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat
melakukan shalat Subuh bersama-sama. Orang itupun selamat dari
mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat berjamaah.
Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai
balasan memakaikan baju jeleknya kepada orang tersebut.
Kemudian dia berteriak lagi “ya Allah!! Kenapa tidak yang baru”جديدا كان timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika ليته
263
dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala
besar, sudah tentu dia akan mendapatkan yang lebih besar jika dia
memberikan pakaian yang baru.
Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia
hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara
mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. ketika baru saja ingin
memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang
meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi
makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian
membagi dua roti tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi
dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata, kemudan
mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudian
memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah. Ketika
melihat syarga itu Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa tidak
semua!!” كامل كان Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya ليته
dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut, pasti dia
akan mendapat surga yang lebih indah. Masya Allah, shahabat
Sya’ban bukan menyesali sesuatu yang tidak ia lakukan tapi
menyesali sesuatu yang padahal sudah ia kerjakan dengan optimal.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ulama dan orang shalih terdahulu, ketika datang bulan suci
Ramadhan selalu mengkhatamkan al-Qur’an setiap harinya, ada
yang tiga hari sekali, dan ada yang tujuh hari sekali, bahkan Imam
syafi’i mengkahatamkan al-Quran 60 kali selama Ramadhan, dan
mungkin mereka masih akan menyesal nanti diakhirat, kenapa
tidak melakukan ibadah yang optimal sehingga tidak mendapatkan
surga yang lebih tinggi lagi. Bagaimana dengan kita yang mungkin
sampai berlalunya bulan suci Ramadhan kita belum mengkhatam
al-Qur’an satu kalipun. Na’udzubillah min dzalik. Semoga kita
tidak termasuk orang yang menyesal dan merugi. Amin.
KESEDIHAN BERPISAH DENGAN RAMADHAN
264
Nanti di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal.
Termasuk ahli ibadah sekalipun menyesal kenapa tidak melakukan
ibadah terbaik sehingga bisa mendapatkan surga yang lebih indah
lagi. Apalagi orang-orang yang lalai seperti orang yang tidak
shalat, tidak puasa, tidak zakat, dan lain sebagainya, terlebih lagi
orang kafir yang menyesal dan meminta kepada Allah agar
dikembalikan lagi keduan;
ن و ع ج ار ب ر ال ق ت و م ال م ه د ح أ اء اج ذ ىإ ت ح “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS.
Al-Mu’minun : 99)
Bahkan karena pedihnya adzab yang di terima oleh orang
kafir, mereka memohon agar tidak menjadi manusia tapi di kembalikan ke asalnya yaitu menjadi tanah.
تني كنت ت راي با قول الكافر يا لي “Berkata orang kafir: Alangkah baiknya seandainya
dahulu aku jadi tanah.” (QS.an-Naba’:40).
Mereka juga memohon kepada Allah:
ين الص ال ح و أ ك نم ن ل و لآأ خ ر ت ن يإ ل ىأ ج لق ر يبف أ ص د ق ر ب ف ي ق ول "Ya Rabb-ku, tangguhkan kematianku ini sehingga saya dapat
bersedekah dan saya akan menjadi orang shalih”
Berapa banyak manusia yang sudah meninggal dunia
memohon kepada Allah Swt untuk minta dihidupkan kembali
kedunia walau sekejap saja hanya untuk bersujud kepada Allah
Swt.
Tetapi, sungguh penyesalan sudah tidak lagi berarti. Sebesar
apapun penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu
merubah keadaan mereka pada hari penyesalan itu. Dan kita saat
ini masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri agar kita
tidak menyesal di hari pembalasan kelak. Bagaimana caranya?.
Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu dengan semaksimal
mungkin untuk mengerjakan amal shalih. Sebagaimana firman
Allah swt:
ع م ل واالص ال ح ات رس خ يف ل ان س ن الإ ن إ ر ص الع و أم ن واو ال ذ ي ن إ ل
265
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar dalam
kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih.”
Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah
Maka dari itu para ulama salaf bersungguh-sungguh dalam
beribadah di bulan Ramadhan ini. Sufyan ats-Tsauri beliau fokus
membaca al-Quran.
كانسفيانالثوريإذادخلرمضانتركجميعالعبادوأقبلعلىقراءةالقرآن“ Sufyan ats-Tsauri jika masuk bulan Ramadhan, maka
beliau meninggalkan orang-orang dan fokus membaca al-Quran
“.
Imam Qatadah mengkhatamkan al-Quran setiap 3 hari.
كانقتادةيختمالقرآنفيسبع،وإذاجاءرمضانختمفيكلثلث،فإذا كلليلة جاءالعشرختم
“Qatadah mengkhatamkan al-Quran di setiap tujuh hari
sekali, dan jika telah datang bulan Ramadhan, maka ia
mengkhatamkannya tiap tiga hari sekali, dan jika sudah masuk
hari kesepuluh terakhir, maka ia mengkhatamkannya setiam
malamnya “.
Asy-Syafi’i mengkhatamkan 60 kali khataman.
كانالشافعييختمالقرآنفيش تينهررمضانسوقالالربيعبنسليمان: ختمةوفيكلشهرثلثينختمة
“Rabi’ bin Sulaiman berkata, “ Imam asy-Syafi’i
mengkhatamkan al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali,
dan setiap bulan biasa sebanyak 30 kali khataman “.
Abdullah bin Umar fokus beribadah hingga subuh.
كانابنعمررضياللهعنهمايقومفيبيتهفيشهررمضان،فإذاوقال نافع:انصرفالناسمنالمسجدأخذإداوة منماءثميخرجإلىمسجدرسولالله
صلىاللهعليهوسلمثمليخرجمنهحتىيصليفيهالصبح.أخرجهالبيهقي“ Nafi’ berkata, “ Abdullah bin Umar radhiallahu
‘anhuma melakukan qiyam di rumahnya di bulan Ramadhan,
apabila manusia telah kembali dari masjid, maka beliau
mengambil sebejana air kemudian keluar menuju masjid
266
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak keluar lagi
hingga beliau selesai sholat subuh di sana “. (HR. Al-Baihaqi)
Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah Para shahabat bersungguh-sungguh dalam beribadah di
bulan Ramadhan, tapi mereka juga khawatir ibadahnya tidak di
terima di sisi Allah Swt. Seperti gumamnya sayyidina Ali
Karomalluhu wajhah:
ليتشعريمنهذاالمقبولفنهنيه،ومنهذاالمحرومفنعزيه.يا “Aduhai, andai aku tahu siapakah gerangan yang diterima
amalannya (di bulan Ramadhan ini) agar aku dapat memberi
ucapan selamat kepadanya, dan siapakah gerangan yang ditolak
amalannya agar aku dapat ‘melayatnya’.”
Subhanallah, demikianlah keadaan ulama salaf jika menjelang kepergian bulan Ramadhan. Mereka merasa sedih sebab
kesempatan luar biasa itu tidak datang setiap hari atau bulannya,
mereka perlu berdoa keras supaya Allah memanjangkan usia
mereka dan menyampaikan mereka kepada kesempatan emas
tersebut. Dan mereka merasa sedih sebab belum tentu amalan yang
mereka lakukan dengan bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan,
diterima oleh Allah Ta’ala. Inilah keadaan ulama salaf, mereka
masih merasa khawatir amalan ibadah mereka tidak diterima Allah
karena merasa diri masih belum sempurna melakukannya dan
merasa banyak kekurangannya. Padahal realitanya mereka
sungguh orang yang paling bersungguh-sungguh di dalam
menjalankan hak-hak di bulan Ramadhan.
BIODATA PENULIS
267
Dr. H. TAUFIK ABDILLAH SYUKUR Lc,
MA, lahir di Jakarta, 28 Maret 1978. Putra
ketiga dari DR. (HC). Dr. KH. Manarul
Hidayat, M.Pd dan Dra. Hj. Mahyanah MH.
Menyelesaikan S1 di Universitas Yarmouk
Jordania (2001), S2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004) dan
S3 Universitas Ibnu Khaldun Bogor program studi Pendidikan
Islam (2013) dengan predikat cumlaude (A) dan merupakan
wisudawan terbaik pada wisuda ke-55 tahun akademik 2012-2013.
Sebelumnya pernah menimba ilmu di beberapa pesantren
antara lain; PP. Darul Ulum Jombang, Majlis Al-Ihya Bogor, Ribat
Al-Jufri Madinah Munawwaroh Saudi Arabia.
Pernah aktif di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jordan,
Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Kota
Depok, Forum Komunikasi Pondok Pesantren Kota Depok. Pernah
menjabat sebagai kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan
Madrasah Diniyah.
Saat ini aktif sebagai Direktur Azhari Islamic School
Cilandak, Pengurus Yayasan Al-Manar Azhari Islamic Boarding
School Depok serta Ketua Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi
Agama Islam Al-Hikmah Jeruk Purut Cilandak Jakarta.