Khutbah Idul Adha 1439H/2018: ESSENSI PERINTAH BERKURBAN DALAM ISLAM Oleh : H.M. Alfajri Zabidi, S.Pd. MM, M.Pd.I (Ka. Kanwil Kemenag Prov. Sumsel) ْ َ ْ نُ َ ( 9x ( ُ ً ْ يِ صٔ َ وً ةَ رْ كُ بِ َ انَ حْ بُ سَ وً ْ ِ ثَ نِ ّ ِ ُ دْ مَ حْ مَ وً ْ ِ بَ نْ َ ْ نَ ْ َ ْ نَ ُ َ وُ ِ َ َ ِ َ , ُ دْ مَ ْ ِ َ وْ َ ْ نَ ُ . َ ِ ِ ُ دْ مَ حْ مd . ِ َ ِ َ ْ ن ُ دَ هْ شَ ، وِ دْ يِ عْ مَ ذَ ِ اَ نْ يَ لَ ع نَ مْ يِ ِ دْ يِ عُ مْ م ِ ئِ دْ بُ مْ مً د مَ حُ مَ َ دِ ّ يَ س ن ُ دَ هْ ش ، وُ ْ ِ بُ ـم مْ قَ حْ مُ ِ َ مْ مَ ،ُ َ َ مْ يِ َ َ ُ هَ دْ حَ وُ يِ فَ صَ وُ ُ ْ وُ رسَ وُ هُ دْ بَ عمُ هنل ، َ ْ ِ مَ امَ عْ لِ نً ةَْ َ رَ اَ عَ تُ ُ َ َ سْ رْ نَ مُ هُ بْ يِ بَ حَ وُ هَ ِ ٍ سانْ حِ ْ مُ هَ عِ بَ تْ نَ ، ومِ هِ ابْ وِ ِ ٓ َ َ عَ وٍ د مَ حُ مَ ِ دِ ّ يَ سَ َ عْ ِ ّ َ سَ وِ ّ لَ صِ نِ ّ اِ ْ وَ ي. قَ حِ َ بادِ عَ وُ ل اتَ ، فِ ىَ وْ لَ تِ بْ ِ ْ فَ هَ وْ ُ ْ يِ صْ وُ ْ ّ ِ ِ اَ ، فِ َ ادَ بِ عَ اَ عَ تَ ، كالُ هَ وْ لَ ت: [ َ ِ كِ ادملَ َ م وُ وهُ نَ وَ وُ لت وُ َ مٓ َ نِ اَ َ ] ِ هْ يِ فَ نْ و يِ َ ٍ ْ وَ يِْ ْ ُ نِ اَ فِ ْ ِ َ عْ مِ ْ وَ يْ مَ ذَ اِْ ِ ِ ا اَ ْ اِ ا اَ مِ دْ نِ مَ نْ وُ لْ يِ رُ اَ مِ بَ ْ ِ اَ رْ بِ َ ِ دِ ّ يَ سَ ة نُ س. Allahu Akbar 3x Hadirin dan hadirat, kaum Muslimin dan muslimat Yang Dimuliakan Allah SWT. Pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah (1439 H) kita berkumpul kembali, duduk bersimpuh di atas hamparan sajadah, di dinaungi langit membentang luas. Baru saja di tempat ini kita bersama-sama menggemakan pujian ”Keagungan” kepada Allah, sehingga bumi dan langit di sekitar kita gemuruh syahdu dengan suara takbir, tahlil dan tahmid. Setelah itu, kita serentak sujud, meratakan dahi di atas sajadah atau bumi yang dingin, sembari berdoa memuji Allah Rabbul Izzah. Denyut jantung menyentuh qalbu yang fitrah, membuat kita larut semakin tak berdaya, terasa berlinang air mata kegembiraan dan keharuan. Kita bergembira karena hari ini adalah hari kemenangan, dan kebahagiaan, rasa haru karena kita kembali merenungkan perjuangan dan pengorbanan yang selalu seiring dengan kehidupan manusia. Berbahagialah kaum muslimin dan muslimat hamba Allah yang mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan berpuasa Arafah dan Shalat Idul adha yang sekaligus menghidupkan sunnah Nabiyullah Ibrahim as berupa Ibadah Haji dan penyembelihan Qurban, Kita Ummat Islam di Indonesia, sejak tanggal 09 Dzuhijjah kemarin, telah menyambut Idul Qurban ini dengan berpuasa yaumul Arafah, bahkan sejak terbitnya fajar dinihari ini tanggal 10 Dzulhijjah kita masih menahan dahaga dan lapar hingga usai shalat Idul Adha nanti. Allahu Akbar 3x Kaum Muslimin majelis Idul Adhha Yang Berbahagia Penyembelihan hewan qurban ba’da shalat Ied tanggal 10 Dzulhijjah ini dan tiga hari tasyrik (tanggal 11,12, dan 13) kemudian adalah merupakan 1 2
15
Embed
Khutbah Idul Adha 1439H/2018: ESSENSI PERINTAH … · Ibadah Haji dan penyembelihan Qurban, Kita Ummat Islam di Indonesia, ... sapi atau unta adalah ... Pendeknya, Islam mengandung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Khutbah Idul Adha 1439H/2018:
ESSENSI PERINTAH BERKURBAN DALAM ISLAM Oleh : H.M. Alfajri Zabidi, S.Pd. MM, M.Pd.I
(Ka. Kanwil Kemenag Prov. Sumsel)
بحان هللا بكرة و صيال ) 9x) أن نثي وس ن نبي و محمد لل
.هللا ن و مد , ال هللا وهللا ن
ال . d محمد ي منال علينا بذ معيد، و أشهد أن ممبدئ ممعيد لال
د دن محمال ي ، و أشهد أنال س ، ممل محق مـمبي هللا وحده شيم
الهمال عبده ورسو وصفي ، نل ة نلعاممي ه وحبيبه من أرسل هللا تعال رح
ل حسان
د وعل و أصابه، ومن تبعهم إب دن محمال ي عل س صل وسل
ن ه ر اون ( 7)ويمنعون مماعون (6) لال“Tahukah kamu (hai Muhammad), orang yang mendustakan agama? Itulah
orang yang menghardik anak yatim; dan tidak menganjurkan memberi
makan fakir miskin. Maka nerakalah bagi orang-orang yang bershalat.
Orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya; dan
enggan memberi pertolongan.” (Q.S.Al-Ma`un)
Dari sini kita harus sadar, bahwa ibadah dalam Islam tidak hanya
menghubungkan diri dengan Allah, melainkan juga menjalin hubungan yang
77 8
baik dengansesama manusia, memperhatikan nasib orang-orang melarat,
melindungi anak-anak yatim, dan memberikan sumbangan di jalan Allah
demi syiarnya agama Allah SWT. Pendeknya, Islam mengandung ajaran
sosial secara luas. Sebagai makhluk sosial, berbagai aspek kehidupan pribadi
kita adalah tergantung pada masyarakat luas, dan dengan demikian, kita
sebagai anggota masyarakat wajib pula berbuat untuk kepentingan
masyarakat. Derajat kita sebagai manusia, di samping ditentukan oleh
kedekatan kita kepada Allah, juga ditentukan pula oleh akhlak baik kita
terhadap sesama manusia. Nabi Muhammad SAW. telah menegaskan:
نم خللا يمان أحس . كل مم م ي
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang terbaik
akhlaknya”
Lebih dari itu, pembagian daging qurban kepada mereka yang barhak
merupakan upaya pendekatan psikologis atas kesenjangan sosial antara si
miskin dan sikaya. Ibadah qurban adalah wahana hubungan kemanusiaan
yang dilandasi oleh semangat sense of belonging dan sense of responsibility
yang bisa menyuburkan kasih sayang antar sesama dalam rangkauntuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah).
Dengan adanya ibadah qurban, dimaksudkan pula untuk menjembatani
hubungan antara si kaya dan si miskin agar tetap harmonis. Si kaya tidak
menyombongkan dirinya dan si miskin pun merasa bahwa ia tidak sendiri
memikul hidup yang berat ini. Ternyata, masih banyak saudaranya (para
aghniya') yang senantiasa ikhlas memberikan bantuan kepada mereka yang
lemah (para dhu'afa).
Wujud kepedulian sesama lewat ibadah qurban ini merupakan satu
rangkaian pengabdian kepada Allah yang memiliki dimensi ibadah murni
dan juga dimensi kemanusiaan. Dengan kata lain, hablun minannas
merupakan salah satu faktor terjalinnya hablun minallah secara baik. Sesuai
dengan asal katanya "Qaruba" yang berarti dekat. Dengan demikian ibadah
qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah sekaligus ungkapan syukur
kepada-Nya atas nikmat yang diberikan kepada kita. Inilah yang
dimaksudkan oleh Allah SWT, sepenggal kata dalam Q.S.al-Hajj, 22:36.
تشكرون معلالك Mudah-mudahan kamu bersyukur.
Maukah kita semua merasakan manfaat ibadah kurban? Maka cobalah
berkurban, maka akan tahu manfaatnya langsung. Kalimat pernyataan dari
pertanyaan tersebut bukan pertama kali khatib tujukan untuk orang lain,
tetapi khatib tujukan terlebih dahulu untuk diri khatib pribadi. Bagi saya,
mengajak diri sendiri itu bagian awal yang penting. Hal ini juga bagian dari
bentuk pelaksanaan ajaran hadits nabi Muhammad, yaitu: “Ibda’ bi Nafsik”
artinya mulailah dari diri sendiri.
Awalnya, memulai belajar berkurban memang cukup berat. Perasaan
cinta harta hasil kerja keras membuat setiap manusia kadangkala berpikir
ulang untuk mau melakukan pengurbanan. Hal ini wajar dan inilah ujian
9 10
awal yang biasa dirasakan dan dialami oleh setiap manusia. Apalagi bagi
sebagian dari kita yang berpenghasilan pas-pasan. Tentu kebanyakan orang
semakin berpikir lebih dari biasanya. Oleh karena itu, niat awal untuk segera
ikut serta dalam ibadah kurban menjadi penting. Niat baik adalah awal yang
baik.
Perasaan senang untuk melakukan setiap ibadah, termasuk kurban,
adalah bagian dari kebutuhan manusia dari hati nurani yang patut
diperhatikan. Bila awalnya senang, akhirnya juga senang. Ada istilah dalam
bahasa Arab: “Man Jadda Wajada”atau dalam Bahasa Inggris “There is a
Will, There is a Way”. Maksudnya barang siapa yang bersungguh-sungguh
pasti ada jalan.
Di sinilah, perasaan senang itu bisa diciptakan dan diupayakan bila kita mau.
Secara psikologis perasaan senangnya atau suasana kebahagiaan seseorang
ditentukan oleh kemampuan dirinya menerima keadaan, melihat situasi
hanya dari sudut pandang positif, memaknai pengalaman hidup dan bisa
melepaskan diri dari belenggu emosional.
Dalam hal ini, dapat kita pahami bahwa upaya untuk membuat senang
diri kita dalam melakukan kebaikan dan ibadah ternyata ada banyak cara.
Salah satu caranya adalah mencari tahu apa manfaat bagi kita dalam
melakukan ibadah dan kebaikan tersebut. Bila kita sudah tahu manfaatnya,
biasanya kita mau melakukan segala bentuk pengurbanan dan amal kebaikan
lainnya. Bahkan, kita seringkali semakin lebih bersemangat untuk berbuat
kebaikan tersebut. Pertanyaannya, apa saja manfaat kurban bagi hidup kita
di dunia dan akhirat nanti?
Bila kita mau dan ingin mengetahui sungguh-sungguh apa saja
manfaat dari kurban yaitu Allah telah menjanjikan beberapa keutamaan bagi
umat muslim yang menunaikan ibadah kurban, diantaranya:
Pertama, dihapuskan dosa dan salahnya. Rasulullah S.A.W, bersabda
kepada anaknya, Fatimah, ketika beliau ingin menyembelih hewan qurban.
”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya
kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu
lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan
matiku hanya untuk Allah SWT, Tuhan Alam Semesta.” (HR. Abu Daud
dan At-Tirmizi).
Kedua,orang yang berkurban dicintai Allah SWT. Dari Aisyah, Rasulullah.
S.A.W, bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban
yang lebih dicintai Allah melebihi dari menyembelih hewan qurban (HR. Ibn
Majah dan Tirmidzi). Itu berarti bahwa setiap hamba yang melaksanakannya
akan memperoleh kecintaan dari-Nya.
Ketiga, orang berkurban dibalas dengan kebaikan dan pahala yang
berlimpah. Dari Zaid ibn Arqam, mereka berkata: “Wahai Rasulullah., s.a.w,
apakah kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya
bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang
kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu
11 12
helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-
bulunya? ” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu
kebaikan” (HR. Ahmad dan ibn Majah).
Bagi seorang muslim, inti hikmah di setiap perayaan Idul Adha yang
dapat diambil dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan saat ini hingga akhir
hayat nanti adalah marilah berusaha semaksimalnya dalam bertaqwa dengan
memupuk semangat memiliki dan membagi dengan penuh keikhlasan.
Semangat untuk berbagi antar sesama dengan ikhlas merupakan kunci dan
esensi berkorban yang akan menumbuhkan ketentraman, kedamaian dan
solidaritas sosial masyarakat dan lainnya.
Akhirnya, semoga kita semua selalu diberi kemudahan, kebahagiaan,
kekuatan, kesuksesan dalam bersyukur, beriman, bertaqwa kepada Allah
SWT sekaligus kita semua tergolong menjadi orang yang bersemangat untuk
berqurban dengan penuh ikhlas lillahi ta’ala, sepanjang hayat masih di
kandung badan.
ي ان مرال . عو إب من مش ال
بون نال هللا به عل . من تنال م ال ح ال تنفلو ما تا فا . وما تنفلو من
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
تغفرهللا ل ومك ومسائر مم م ي و مم م ات أكول كول اذ و أس
ح اله او مغفور مرال هتغفروه .فاس
13
KETULUSAN SIKAP KELUARGA NABI IBRAHIM AS. DALAM MEMPERJUANGKAN PERINTAH ALLAH
Oleh : H. Alex Noerdin SH (Gubernur Sumatera Selatan)
بحان بكرة (9x), ل لثي وس ل لبي و حلمد لل
. ل و حلمد , و ال و ل
بل مس م، و فيمنا بشيؼة , حلمد ي ىد ن س حلمد لال
ال وحده شيك ، ذو جل ل منالب مكري، شيد ن
د غبده و رسو ، نليمال ل النا محمال دن ونبي و لر م، و شيد نال س
حسان ابو و مخالابؼني ب د وػل و ص دن محمال وبرك ػل س وسل
ا بؼد ون، و ك و نفس بخقوى : يوم ا ي، مال ا حلاض فيا يه
غوذ : و اغخو مؼلك ثفلحون، ال ثؼا مقر ن مكري
، ان مرال ح ـب مي مل ال ي مرال ي : مرال ا لال ي يه
امك ويغفر مك القو و ومو و سديد ، يصلح مك ع منو ث
ا ذنوبك ومي ي ع ورسو فقد فاز فوز غظميا و ال ثؼا ي يه
ال و ن مسلمون القو ح ال ثقاثو و ثموحيال ي منو ث . لال
Allahu Akbar 3x Walillahilham Hadirin Jama’ah Sholat Ied yang berbahagia
Al-Hamdulillah puji syukur kita panjat ke hadirat Allah SWT yang
dengan taufik dan hidayah-Nya kita semua kaum muslimin dapat
merayakan kembali hari raya ’Idul Adh-ha dengan tenang dan penuh
khidmat dan dapat melaksanakan shalat ’id dengan khusyu’ dan
tadharru’ dalam naungan keridhoan Allah SWT.
Hari raya ’Idul Adh-ha dinamakan juga ’Idul Qurban, karena
sejak fajar menyingsing di pagi hari ini sampai terbenam mata hari
Tanggal 13 dzulhijjah nanti yang disebut hari-hari tasyrik ummat
Islam melaksanakan penyembelihan Qurban demi untuk
meningkatkan bukti ketakwaannya kepada Allah. Selama empat hari
berturut-turut kita telah berada dalam suasana ’Idul Adh-ha, Hari raya
yang terbesar dalam Islam, yaitu hari Raya yang membayangkan
betapa besar dan agungnya jiwa ummat Islam yang telah bertaqwa
kepada Allah SWT.
Dimana dengan Ketakwaannya yang tulus mereka rela
mengorbankan sebahagian hartanya untuk berqurban melalui
penyembelihan hewan ternak demi untuk berbagi rasa kepada kaum
dhu’afa. Di sisi lain mereka mengorbankan segenap jiwa-raga dan
harta dilakukannya semata-mata untuk menunaikan rukun Islam
yang kelima yang menjadi cita-cita utama selama hidupnya, yang
sekalipun cukup tinggi resiko yang ditanggungnya tetap
1 2
ditempuhnya. Inilah yang dimaksud betapa agungnya jiwa ummat
Islam pada hari ini.
Allahu Akbar 3x Walillahilham
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Melalui hari-hari Raya Idul Adha ini, kita kenang kembali manusia
agung yang diutus oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi dan Rasul,
yakni Nabi Ibrahim AS beserta keluarga Ismail AS dan Siti Hajar.
Keagungan pribadinya membuat kita bahkan Nabi Muhammad saw
harus mampu mengambil keteladanan darinya, Allah SWT berfirman:
ي مؼو نة ف بر ى و لال د كنت مك سوة حس "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia"(QS Al
Mumtahanah:4).
Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, paling tidak ada Empat
dari sekian banyak keteladan yang harus kita ambil dari kehidupan
Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Nilai-nilai keteladanan yang amat
penting bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa kita.
Pertama, adalah mempertahankan dan memperkokoh idealisme.
Sebagai seorang mukmin yang selalu berusaha untuk berada pada
jalan hidup yang benar, apapun keadaannya dan bagaimanapun
situasi serta kondisinya. Begitulah memang yang telah ditunjukkan
oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya dengan hujjah, argumentasi
atau alasan yang kuat.
Dalam sejarah Nabi Ibrahim, kita dapati beliau menghancurkan
berhala-berhala yang biasa disembah oleh masyarakat di sekitarnya,
saat itu Ibrahim adalah seorang anak remaja, hal ini tercermin dalam
firman Allah swt yang menceritakan soal ini dalam Q.S Al Anbiya:58-
60:
م و ر ؼون اليم اليم مؼل ال لبي م
امو مي فؼل , فجؼليم جذذ
لمني الو ممي مظ نؼنا فت يذلره يقال , ىذ ب اميخنا امو س
برى ﴿ لنبياء :٦۰ -٥٨ ﴾
"Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim”. Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, namanya Ibrahim"(QS Al Anbiya :58-60). Untuk mempertahankan idealisme itu, Ibrahim bahkan siap untuk
terus berjuang sampai mati meskipun harus berjuang di wilayah yang
lain, ia menyebut dirinya sebagai orang yang pergi kepada Allah swt,
Tuhannya yang Esa, dalam hal ini Nabi Ibrahim menyatakan
dihadapan orang-orang kafir:
3 4
د ي ر س ذ ى
)99: مصفات) و ال
"Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku
dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku"(QS Ash Shaffat:99).
Oleh karena itu, idealisme yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS
tidak hanya saat ia masih muda belia, tapi dengan suatu peristiwa
yang amat menakjubkan, saat Ibrahim diperintah oleh Allah SWT
untuk menyembelih anaknya Ismail, saat itu Ibrahim sudah sangat
tua, sedangkan Ismail adalah anak yang sangat didambakan sejak
lama. Maka Ibrahimpun melaksanakan perintah Allah SWT sekalipun
terasa lebih berat dari sekedar menghancurkan berhala-berhala
dimasa mudanya. Ini menunjukkan kepada kita bahwa Ibrahim
memiliki idealisme yang tangguh dan istiqamah dari muda sampai
tua dan inilah yang amat dibutuhkan dalam kehidupan di negeri kita,
jangan sampai ada generasi yang lemah dalam melakukan dan
mempertahankan kebenaran. Ia mampu mempertahankan idealisme,
istiqomah dalam kepatuhan apalagi dalam proses penegakan
hukum, sehingga tidak tercermin dalam langkah dan kebijakan hidup
yang ditempuhnya dilakukan karena terpengaruh oleh sikap dan
prilaku orang lain yang tidak baik. Sebagaimana Rasulullah saw
ابر ي مي مصال ن شاء للالخجد حرى ال ي بت فؼل ما ثؤمر س
5 6
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya
Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash
Shaffat :102).
Allahu Akbar 3x Walillahilham Kaum Muslimin Yang Berbahagia Ketiga, pelajaran yang kita dapat dari Nabi Ibrahim AS sebagaimana
yang terkandung pada ayat di atas adalah mengembangkan
suasana yang dialogis antara orang tua dengan anak. Meskipun
Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpinya itu adalah perintah Allah SWT
yang harus dilaksanakan, ia tidak begitu saja melaksanakan proses
penyembelihan, tapi mengajak berdialog dulu kepada anaknya Ismail
yang harus terlibat langsung dalam pelaksanaan perintah ini.
Suasana yang dialogis inilah yang seringkali hilang dari keluarga kita.
Banyak orang tua yang memperlakukan anaknya seperti seperti
robot, diktator dan memaksakan kehendaknya, sehingga ketika ia
melakukan kesalahan dan penyimpangan langsung diperlakukan
kasar seperti terhadap binatang yang tidak tunduk pada tuannya
dipukul dan disiksa.
Nabi Ibrahim AS telah mencontohkan dan membuktikan kepada kita
bahwa dengan dialog tingkat kesadaran dan tanggungjawab sang
anak tumbuh dengan kuat dari dalam dirinya, bahkan ia memiliki
alasan atau argumentasi yang kuat sehingga bisa dipertahankan
selalu.
Oleh karena itu, rumah jangan sampai menjadi seperti terminal,
stasiun dan bandara, apalagi sekadar halte dimana anggota keluarga
hanya sekadar singgah ketika berada di rumah, sehingga tidak
terjadi komunikasi yang baik antara anggota keluarga, apalagi dari
orang tua kepada anak-anaknya yang sering merasa sibuk, karena
itu, Rasulullah saw berpesan kepada kita semua:
نو بـيم م مو و و حس "Bergaullah dengan anak-anakmu dan bimbinglah kepada akhlak yang mulia" (HR. Muslim). Allahu Akbar 3x Walillahilham Kaum Muslimin Yang Berbahagia. Keempat, memiliki kesabaran yang tinggi. Sebagaimana telah
diketahui, Nabi Ibrahim as. sebelumnya telah lama mendambakan
seorang anak, namun begitu dikaruniai seorang putra yang tampan
dan menjadi satu-satunya anak sangat disayangi, tiba-tiba datang
perintah Allah agar Ibrahim menyembelih putra yang sangat
7 8
dicintainya. Begitu berat bagi Beliau saat itu jika dipandang secara
manusiawi.
Namun oleh karena tingginya ketulusan dan sifat sabar Beliau dalam
menghadapi berbagai ujian yang diberikan Allah, serta dukungan
keluarganya Siti Hajar serta sifat ketulusan dan kesabaran puteranya
Isma’il. Mereka rela melakukannya penyembelihan Nabi Isma’il AS.
Sebagaimana sikap Isma’il AS, tentang kesabaran dalam
menghadapi perintah Allah yang sangat mengerikan itu dapat
menjadi pelajaran dalam melahirkan akhlak dan peradaban yang
mulia seraya menyatakan “Wahai Ayah lakukanlan kalau memang ini
perintah Allah, insya Allah engkau dapati aku termasuk orang-orang
yang sabar”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia tahu bahwa
generasi terdahulu juga sudah banyak yang sabar, bahkan bisa jadi
jauh lebih sabar dari dirinya sehingga ia tidak mengklaim dirinya
sebagai anak yang paling sabar apalagi satu-satunya anak yang
sabar.
Oleh karena itu, pelajaran yang harus kita tunjukkan dari nilai sejarah
pada masa sekarang adalah dengan selalu melaksanakan dan
menegakkan nilai-nilai ketaatan, kebenaran dan menjauhi nilai
kebathilan.
Sesulit apapun keadaan yang kita alami, tidak sesulit yang dialami
oleh generasi terdahulu dan ini pula yang diingatkan kepada Nabi
Muhammad SAW dalam mempertahankan dan menegakkan nilai-
nilai kebenaran, Allah swt berfirman:
الو بماثؼملون بصي مرت ومي مؼك و ث غو ن خقم .فاس "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar (istiqomah)
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang
bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" (QS
Hud:112)
Sejarah yang dapat kita ambil pelajaran dari sikap keistiqamahan,
ketulusan dan kesabaran keluarga Ibrahim ini kiranya membuat
seseorang akan lebih siap menghadapi segala resiko perjuangan
karena memang dalam hal apapun pasti ada resikonya, jangankan
dalam kebenaran, dalam kebathilan juga ada resiko yang harus
dihadapi. Karenanya, Nabi Ibrahim AS menunjukkan keberanian
menanggung resiko seperti dijatuhi hukuman mati oleh penguasa
yang zhalim sekalipun, bahkan eksekusinya dengan cara dibakar
meskipun Allah swt memberikan perlindungan dan pertolongan
kepadanya:
بر ى و ر و بو ل د فجؼلناه , لنا ي نر لو بر وس ما ػل
لخس ي 9 10
"Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim", Mereka hendak berbuat makar
terhadap Ibrahim, Maka kami menjadikan mereka itu orang-orang
yang paling merugi"(QS Al Anbiya:69-70).
Dalam kehidupan sekarang, begitu banyak orang yang tidak berani
menghadapi resiko, akibatnya kebenaran tidak bisa tegak, apalagi
dalam konteks penegakan hukum seperti yang kita rasakan di negeri
kita ini, hukum begitu mudah dipermainkan hanya sekedar untuk
mendapatkan kepentingan dunia, dan lebih ironis lagi karena yang
melakukannya justeru para penegak hukum.
Inilah diantara nilai-nilai kepribdian yang mulia pada diri Nabi Ibrahim
dan keluarganya dari sekian banyak yang harus kita teladani.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mampu menapaki jejak
kehidupan para Nabi terutama dalam hal ini keteladanan Nabi
Ibrohim dan keluarganya, sehingga kehidupan kita benar-benar
berada pada jalan yang lurus, selamat dunia dan akhirat.
خغفر مؼظ ل ومك ومسائر ممسلمني ول ول ىذ و س
نو ىو مغفور مرح و ممؤمنني و ؤمنات و ممسلمات خغفروه . فاس
KHUTBAH II
بحان بكرة (,x 7) ل ل لبي و محمد لثي وس
.. ل و محمد , و ل , و
ي م ان و س م ي نؼم ػل نا بنؼمة و ؼل ىذ م وم . محمد لال
م ملؼا ئر س م شيد ن ال وحده شيك . ممؼظال
م د غبده ورسو , مؼ ال مام ميدى ومصباح , و شيد نال محمال
م د وػل . مظال دن محمال وبرك ػل س اليمال ل و سل نل
ؼني ابو ا بؼد . و ص ا ممسلمون و سلمات ر ك . مال , فيا يه
ال ح ال ثقا ثو و , و ك ونفس بخقالو فقد فاز ممخالقون ث
نال : و ال ثؼا ف لخابو مكري ,ثموحيال ال و ن مسلمون