-
1 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
KEWIRAUSAHAAN DAN
INOVASI USAHA
AGRIBISNIS
Disampaikan pada Lokakarya dan Pembekalan Tim Pelaksana Program
Mitra Desa Institut Pertanian Bogor, Senin, 24 April 2004
KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru dalam ekonomi. Istilah
kewirausahaan telah dilakukan setidaknya sejak 150 tahun yang lalu,
dan konsepnya telah ada selama 200 tahun (bygrave, 1987). Wirausaha
adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu terhadap
alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak dari pada yang
dapat dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh
pendapatan (Mcclelland, 1961). Casson (1993), menyatakan bahwa
wirausaha (entrepreneur) diungkapkan pertama kali oleh R. Cantilon
(1697-1734), seorang ekonom irlandia, keturunan perancis.
Wirausaha merupakan istilah untuk orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan sukses. Menurut Meredith (1996), wirausaha adalah
individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotifasi tinggi, serta berani mengambil resiko dalam mengejar
tujuannya. Dengan demikian, wirausaha memiliki karakteristik
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, mengambil resiko,
mandiri, inisiatif, energik dan bekerja keras. Selain itu,
kewirausahaan juga memiliki kemampuan untuk memimpin, berjiwa
inovatif, kreatif, dan berorientasi masa depan.
Peran entrepreneur adalah mengawinkan ide-ide kreatif dengan
tindakan yang bertujuan dan berstruktur dari dan untuk tujuan
bisnis. Jadi, entrepreneur yang berhasil dapat diukur dari
kemampuannya untuk menyelesaikan proses dari kreativitas, kemudian
menghasilkan inovasi, sampai aplikasinya dapat disebarkan dan
menerobos pasar (lokal, regional dan dan internasional) dengan
tingkat keuntungan tertentu.
-
2 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Kewirausahaan merupakan hasil dari suatu proses pengaplikasian
kreativitas dan inovasi secara sistematis dan disiplin dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan menangkap berbagai peluang di pasar
(zimmerer and scarborough, 1996). Maka dari itu, kewirausahaan
melibatkan strategi focus terhadap ide-ide dan pandangan baru utuk
menciptakan produk atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan
menyelesaikan masalah konsumen.
INOVASI USAHA AGRIBISNIS
Harus dipahami bahwa saat ini telah terjadi perubahan mendasar
dalam memandang pertanian. Jika dahulu pertanian diartikan secara
sangat sempit, semata-mata hanya melihat subsistem produksi atau
usahataninya saja, maka saat ini pertanian diartikan secara lebih
luas, dari hulu, on-farm hingga hilir, yang dikenal dengan sistem
dan usaha agribisnis. Jika cara pandang lama telah berimplikasi
yang tidak menguntungkan bagi pembangunan pertanian (dan pedesaan)
yakni pertanian dan pedesaan hanya sebagai sumber produksi primer
yang berasal dari tumbuhan dan hewan tanpa menyadari potensi bisnis
yang sangat besar yang berbasis produk-produk primer tersebut, maka
cara pandang baru membuka cakrawala potensi sumberdaya alam sebagai
jalur pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan proses
industrialisasi di sektor pertanian (agroindustrialisasi).
Keseluruhan lingkup pembangunan sistem agribisnis tersebut
disajikan pada gambar
ini
Potensi subsektor peternakan masih cukup besar untuk
dikembangkan. Peranan ternak dalam peningkatan pendapatan
masyarakat telah tebukti mampu menjadi basis usaha masyarakat,
terutama masyarakat pedesaan. Kelemahan yang benar-benar nyata
adalah kemampuan teknis dan kemampuan sumber daya manusia. Istilah
tidak kenal teknologi untuk masyarakat pedesaan adalah hal wajar.
Namun demikian, potensi usaha dari sudut pandang pribadi
(kewirausahaan) adalah nilai lebih tersendiri yang perlu
pengembangan lebih lanjut.
-
3 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Dalam aktivitas usahanya, komoditas peternakan dapat dipadukan
dengan pengembangan usaha komoditas pertanian lainnya. Hal ini
tentu saja akan memberikan added value yang berlipat ganda bagi
masyarakat jika mampu mengelolanya. Added value yang dimaksud dapat
tercapai melalui pengelolaan Usaha Tani Ternak Terpadu, yaitu pola
usaha yang memadukan pemeliharaan ternak, ikan dan budidaya
pertanian secara umum. Dalam usaha tani tersebut, antar komoditas
harus saling memberikan keuntungan secara langsung.
Pelaksanaan usaha tani ternak terpadu, dimulai dengan
merencanakan lokasi dengan mempertimbangkan segi kemananan dan
ketersediaan sumber daya lainnya. Selanjutnya adalah menentukan
komoditas yang sesuai untuk dipadukan dalam usaha tersebut.
Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, terutama sekali untuk
komoditas ternak adalah aspek sapta usaha peternakan, yang meliputi
; pemilihan bibit, perkandangan, pemberian pakan, tatalaksana
pemeliharaan, penangan penyakiit, panen dan pasca panen serta
pemasaran. Pengelolaan yang terpadu antar komoditas akan
menghasilkan beragam kombinasi out put yang dihasilkan.
Beberapa contoh inovasi usaha agribisnis berbasis komoditas
secara terpadu, antara lain :
Integrasi usaha Padi-Itik-Ikan-Duckweed (Dihansih, 1999)
Integrasi budidaya Padi-Itik-Ikan-Duckweed memanfaatkan
sumberdaya dengan limbah padi (dedak) sebagai pakan ikan dan itik,
lumpur kolam dan kotoran ternak sebagai pupuk sawah, tanaman air
(duckweed) untuk pakan itik serta pemupukan sawah.
Model integrasi budidaya Padi-Itik-Ikan-Duckweed, dapat dipahami
melalui gambar
berikut
-
4 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Menurut Islam dan Rahman (1995), beberapa keuntungan integrasi
budidaya itik dan ikan adalah sebagai berikut :
1. Limbah itik kaya akan kandungan N (1 %), P (1,4 %), dan K
(0,6 %), yang merupakan suplemen pakan yang baik untuk ikan.
Sehingga mengurangi biaya pemberian pakan suplemen.
2. Kotoran itik dan pakan yang tercecer secara langsung
dikonsumsi oleh beberapa spesies ikan, hal ini mempermudah dan
mempercepat pertumbuhan dan produksi ikan tersebut.
3. Kontruksi dari kandang itik tidak memerlukan lahan tambahan
(lebih efisien). Selain itu kondisi ini memberikan fasilitas daya
hidup dan produksi yang lebih baik untuk itik sebagai unggas
air.
4. Itik memberikan jasa sebagai konsumen dari beberapa parasit
ikan dengan cara mengkonsumsi sema ng primer (keong, tiram, dll).
Itik tersebut juga mengkonsumsi larva lalat, nyamuk, gulma air,
kecebong, yang umumnya tidak dimakan ikan. Serangga air dalam kolam
ikan juga dikontrol oleh itik. Dengan demikian total produksi
protein ternak dari lahan yang sama dapat ditingkatkan.
5. Itik berperan dalam memberikan oksigen (aerasi) dan
melepaskan zat makanan dari dasar kolam dengan cara berenang dan
menyelam.
Suatu hasil penelitian di Vietnam selama 7 bulan, produksi ikan
yang dipelihara dalam kolam dengan kandang itik di atasnya 9,6
ton/ha/tahun, sedangkan tanpa kandang itik hanya 2,5 ton/ha/tahun,
dengan kepadatan ikan 3,84 ekor per m3 dan kepadatan itik petelur
0,4 ekor per m2 permukaan air (Thien et.al., 1996). Demikian pula
hasil penelitian Togatros (1989), rataan bobot ikan/ekor pada umur
3 bulan yang dipelihara dalam kolam dengan kandang itik di atasnya
hampir dua kali lebih berat dibandingkan dengan ikan dalam kolam
tanpa kandang itik diatasnya ( 68 gram berbanding 38 gram).
Keterpaduan usaha tani ayam buras (Gunawan, 1998)
Usaha peternakan ayam buras memiliki beberapa keuntungan yaitu;
ayam buras mudah dipelihara dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
setempat, dapat dipelihara di lahan sempit dengan penggunaan pakan
yang relative murah serta harga produknya relative stabil dan
permintaan pasar besar. Di dalam pengembagan ayam buras secara
intensif dan semi intensif, keterpaduan antara sumberdaya manusia
(SDM), sumberdaya alam (SDA) terutama tanaman pangan, penguasaan
teknologi dan pemasaran.
-
5 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Model usaha tani ayam buras terpadu dapat dipahami melalui
gambar berikut
Model pengembangan ayam buras secara terpadu dan
berkesinambungan tersebut telah dikembangkan oleh Sentra
Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) ayam buras di
Jawa Timur. Model ini dikembangkan dengan didirikanya Chicken
Development Centre (CDC) di kabupaten Jombang dan Rearing Multiple
Center (RMC) di Pacitan.
Mina Padi system legowo (Abdul Salam, 1997)
Mina padi dan tanaman Jajar Legowo sudah tidak asing bagi petani
sawah di Jawa Barat. Dengan sentuhan teknologi, usaha tani mina
padi mampu meningkatkan produktivitas lahan secara optimum dan
merupakan reformasi dari system jarak simetris. Penanaman padi
system legowo berarti penanaman dengan mengatur jarak sedemikian
rupa antara rumpun dan barisan tanaman, sehingga akan terbentuk
suatu lorong yang cukup luas dan memanjang. Tidak semua varietas
padi bisa digunakan, tetapi harus dipilih varietas yang tahan
terhadap hama dan penyakit, memiliki perakaran yang dalam, tahan
terhadap genangan, dll. Sementara itu jenis ikan sebagai komoditas
pendampingnya adalah jenis ikan mas, yaitu jenis ikan yang lincah,
pertumbuhanya cepat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Secara teknis, system jajar legowo memberikan keuntungan dengan
adanya ruang terbuka sampai 50 % di antara baris tanaman padi dan
memberikan kesempatan pada pemeliharaan ikan selama kurang lebih 95
hari, hal ini juga akan mempermudah pemupukan dan penyiangan.
Sementara itu keuntungan ekonomis yang diperoleh diantaranya adalah
penghasilan ganda dari hasil hasil usaha tani selain efisiensi
modal yang digunakan.
-
6 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Model Usahatani pekarangan (M. Cholid, 1997)
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pekarangan memiliki
kontribusi yang cukup tinggi terhadap perbaikan gizi dan pendapatan
petani. Namun demikian, keberhasilan usahatani pekarangan
ditentukan oleh kesesuaian komoditas dan peket teknologi yang
digunakan. Paket-paket usaha tani yang dapat diterapkan dan
diusahakan secara terpadu dengan memanfaatkan pekarangan
diantaranya adalah budidaya tanaman tahunan (mangga, nangka,
papaya, pisang, jeruk nipis, dll), tanaman semusim (kecipir,
lombok, kacang panjang, katuk, jahe. Kencur, kunyit, laos, dll),
budidaya ternak (ayam dan kambing), dan pengolahan hasil (minyak
kelapa, pindang ikan, kolang-kaling, dll) yang sesuai dengan luas
pemilikan lahan pekarangan, kedaan social budaya dan ekonomi petani
setempat.
Introduksi ternak ayam ke dalam pekarangan dutujukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi keluarga terutama protein hewani, sedangkan
ternak kambing ditujukan untuk menunjang pendapatan petani dan
merupakan alternative untuk menabung. Bahan pakan kedua ternak
tersebut mudah diperoleh, dimana pakan ayam berupa dedak dan
sisa-sisa makanan dan pakan kambing berupa hijauan rumput dan
pohon-pohon pakan yang ada disekitar rumah dan lading/kebun.
Sasaran dari usahatani pekarangan adalah tenaga kerja sisa
setelah dialokasikan kepada usahatani pokoknya. Biasanya penanganan
dilakukan pada pagi sebelum ke sawah atau sore setelah pulang dari
sawah. Manajemen pekarangan umumnya dilakukan oleh ibu rumah tangga
yang dibina melalui kelompok usaha. Dengan meningkatkan pemanfaatan
pekarangan tenaga kerja yang luang dapat diarahkan pada kegiatan
yang lebih produktif.
PENGEMBANGAN USAHA KECIL AGRIBISNIS
Usaha Kecil adalah suatu organisasi usaha yang hidup
ditengah-tengah lingkungan sosial. Usaha Kecil bukan benda mati
atau mahluk hidup tanpa komunitas sehingga keberadaan serta
pertumbuhan dan perkembangannya sangat bergantung kepada
masyarakat. Dari lingkungan masyarakat, suatu Usaha Kecil
memperoleh berbagai input produksi, tenaga kerja serta kemungkinan
juga dana. Kemudian, kepada lingkungan masyarakat pula Usaha Kecil
memasarkan produk barang maupun jasa yang dihasilkannya.
Karakteristik usaha kecil yang menjadi pembeda dengan usaha
besar antara lain adalah (Sudoko, 1995) :
1. Mempunyai skala usaha yang kecil, baik modal, penggunaan
tenaga kerja, maupun orientasi pasar.
2. Banyak berlokasi dipedesaan, kota kecil atau pinggiran kota
besar.
-
7 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
3. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitarnya. 4.
Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi 5.
Pengelolaan usaha dengan administrasi yang sederhana. 6. Sering
tidak memenuhi persyaratan ijin usaha 7. Struktur modal sangat
terbatas.
Kondisi saat ini, dari sekian banyak program pemberdayaan
masyarakat yang berbasis kewirausahaan dan usaha kecil hanya
beberapa saja yang berjalan mulus dan berhasil sukses. Sisanya
hanya sebatas proyek yang lepas tanpa pembimbingan dan pembinaan
yang berkelanjutan. Habis masa kerja proyek maka lepas pula masa
pembimbingan dan pembinaan. Sehingga keberlanjutan (sustainable)
program pemberdayaan hanyalah catatan dalam awal proposal proyek
dan pencanangan program saja. Melalui metode partisipatif dengan
menumbuhkan peran dan jiwa kewirausahaan, setidaknya masyarakat
akan merasa memiliki dari apa yang telah dan sedang mereka
kembangkan. Dalam hal ini masyarakat akan lebih banyak mengambil
keputusan dari pelaksanaan program, karena tujuan dari program
tersebut adalah solusi untuk permasalahan mereka.
Pemberdayaan usaha kecil secara partisipatif merupakan strategi
dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (people
centered development). Model pendekatan ini menekankan pada
pentingnya kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kekuatan
internal dalam pengelolaan usaha kecil. Pembangunan yang berpusat
pada rakyat sebagai antitesis pembangunan yang berorientasi
industri merupakan alternatif baru untuk meningkatkan hasil
produksi pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang
terus bertambah dan meningkat.
POTRET USAHA KECIL AGRIBISNIS
Usaha Kecil (Small Business) mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembangunan ekonomi nasional terutama dalam hal
penyediaan lapangan usaha, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat, peningkatan ekspor non migas dan dalam memperkuat
struktur industri nasional. Namun demikian, dalam perkembangannya,
masalah yang dihadapi tidaklah sedikit, baik masalah eksternal
maupun masalah internal, antara lain : (1) iklim usaha yang belum
mendukung tumbuh dan berkembangnya usaha kecil secara optimal
sesuai dengan potensinya; (2) sarana dan prasarana usaha yang
berorientasi pengembangan usaha relatif terbatas; (3) kemampuan
berwirausaha dari masyarakat sebagai pelaku usaha kecil masih belum
berjalan secara optimal dan (4) sikap profesional seorang pengusaha
belum membudaya. Permasalahan utama lainya yang erat terjadi dalam
sebuah organisasi usaha kecil di bidang agribisnis diantaranya
adalah :
1. Lemah di bidang organisasi dan manajemen 2. Lemah dalam
struktur permodalan, akses terhadap sumber permodalan terbatas.
-
8 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
3. Sulit memperoleh akses dan peluang pasar. 4. Rendahnya
kualitas SDM. 5. Panjangnya rantai distribusi. 6. Sistem kemitraan
lebih banyak menguntungkan mitra usaha besar. 7. Egosentris yang
tinggi
STRATEGI PENGEMBANGAN
Kerjasama
Salah satu usaha untuk menyikapi tantangan dan
kelemahan-kelemahan usaha kecil agribisnis adalah dengan membuat
jaringan kerja kelompok. Jaringan kerja tersebut dapat dirancang
melalui suatu organisasi yang menghimpun sekelompok orang dengan
kesamaan visi dan misi. Setiap orang memiliki keterbatasan
tertentu, seperti adanya lingkup kurva dengan titik maksimalnya dan
pada umumnya tidak semua orang ahli dalam setiap hal.
Bagian terbesar dari tingkah laku kehidupan kita adalah tingkah
laku organisasional sebagai anggota atau klien dari berbagai
organisasi. Ini tidak berarti bahwa kita dapat memandang organisasi
sebagaimana yang dilakukan oleh manajer kawakan. Banyak organisasi
menemukan bahwa cara terbaik untuk memotivasi anggota adalah dengan
memberi perhatian yang lebih cermat terhadap cara pengelolaan
kelompok kerja. Contohnya Ford, sebuah perusahaan mobil yang hampir
jatuh kembali bangkit pada akhir tahun 1980-an dengan pendekatan
tim. Kelompok kerja mulai dari perancangan sampai ke perakitan
tampil bersama-sama dan memberikan sumbangannya pada semua aspek
produksi sejak awal. Tidak ada lagi arus informasi linear dari
bagian ke bagian, namun semua bidang fungsional bergerak maju
bersama. Dengan cara ini masalah-masalah dapat segera diketahui dan
setiap bagian dengan cepat dapat mengambil feed back.
Membangun Team Work
Team work yang elegan dan kokoh ternyata tidak dapat dibangun
begitu saja, melainkan ada prasyaratnya,yaitu kepercayaan. Dengan
demikian rasa saling percaya tanpa ada rasa saling curiga antar
karyawan, pimpinan bahkan pemilik perusahaan adalah prasyarat utama
membangun sebuah team work yang elegan, kokoh, dan tidak mudah
diintervensi oleh pihak luar. Konon digambarkan bahwa orang
Indonesia secara perorangan lebih pintar dari rata-rata orang
Jepang, tetapi sayangnya orang Indonesia apabila berkumpul hasilnya
selalu lebih jelek. Berbeda dengan orang Jepang, yang terjadi malah
sebaliknya (orang Jepang kalau sudah berkumpul, dunia bisa mereka
kuasai). Di Jepang, seorang individu adalah bagian dari sebuah tim,
mereka memiliki team work yang sangat bagus.
-
9 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Mengelola Kelompok
Langkah pertama dalam mengelola kelompok secara efektif adalah
mengetahui karakteristik kelompok mengembangkan peran, norma, dan
kepaduan kepemimpinan (Stoner dan Freeman). Dua peran besar yang
harus diperankan oleh seorang pemimpin, baik formal maupun informal
adalah : (1) peran tugas, pemimpin mengarahkan kelompok menuju
penyelesaian aktivitas yang hendak dicapai, (2) peran pembentukan
dan pembinaan kelompok dimana pemimpin mencoba memenuhi kebutuhan
sosial kelompok dengan mendorong rasa solidaritas. Kombinasi kedua
peran tersebut akan memberikan sinergi yang besar terhadap
efektifitas kerja kelompok.
Norma kelompok tercipta dari kebiasaan perilaku masyarakat
sehari-hari. Penyesuaian diri individu terhadap kelompok menjadi
penting agar tidak terjadi perasaan tertekan bagi si penyimpang.
Penyesuaian diri dengan norma bermanfaat didalam menjawab
pertanyaan, bagaimana harus berperilaku antar sesama anggota satu
sama lain sehari-hari. Hal ini secara psikologis akan berpengaruh
terhadap suasana kerja dalam kelompok.
Kepaduan kelompok atau solidaritas merupakan petunjuk penting
mengenai beberapa besar pengaruh kelompok secara keseluruhan atas
anggota perorangan. Semakin padu maka semakin positif individu
merasakan keanggotaannya dalam kelompok dan semakin besar
pengaruhnya. Jika loyalitas anggota sudah timbul maka pelanggaran
terhadap norma-norma yang telah diterapkan dapat dieliminir. Selain
itu kesalapahaman dapat diakomodir dan output yang dihasilkan lebih
seragam. Strategi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan
keterpaduan antara lain: (1) memperkenalkan persaingan, (2)
meningkatkan ketertarikan antar pribadi, (3) meningkatkan
interaksi, (4) menciptakan tujuan bersama dan rasa senasib.
Mengembangkan Kelompok Kerja
Dalam era reformasi kita bertekad untuk membuka seluas-luasnya
koridor kemerdekaan untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan
pikiran. Kita ingin mengakhiri kebijakan lama yang serba tunggal,
yakni keharusan untuk membentuk satu wadah saja sebagai organisasi
tempat berkumpul kalangan profesi tertentu.
Kegiatan usaha komersil selalu mengacu pada upaya menciptakan
keuntungan (profit making), namun dalam menciptakan suatu paradigma
baru untuk menjadi making profit for the stake holder. Tersirat
bahwa bisnis harus menguntungkan bagi pihak yang berkepentingan
yaitu tidak hanya pemilik, karyawan, lingkungan maupun
masyarakat.
-
10 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Membangun Kemitraan dan Jaringan Usaha
Pola kemitraan dan jaringan usaha yang dibangun harus berdasar
prinsip bisnis yang saling menguntungkan dan merupakan
pengejawantahan dari kebersamaan berusaha, bertumbuh dan berkembang
bersama, bekerjasama sambil bersaing serta keadilan dalam pembagian
nilai tambah. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam hubungan
kemitraan adalah permasalahan pokok petani sebagai plasma di awal
keimitraan, yaitu perubahan pola kerja petani. Perubahan tersebut
menuntut kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi, system
pengelolaan usahatani, pola tanam dan penanganan pasca panen. Pihak
industsri yang menjadi inti dalam kemitraan akan menetapkan
criteria yang harus dipenuhi petani, diantaranya (1) akses terhadap
lahan, (2) kemamppuan mengadopsi teknologi baru, (3) potensi
mengorganisasi kegiatan produksi (4) mentaati kesepakatan yang
sudah di buat, displin, loyal, jujur dan memiliki komitmen, (5)
kemmapuan mebayar kembali kredit (pinjaman) sarana produksi.
Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan dalam pembangunan
kemitraan dan jaringan usaha diantaranya adalah :
1. Perlunya promosi yang memadai tentang potensi agroekosistem
unggulan yang kondusif kepada dunia usaha dan lembaga-lembaga yang
berperan sebagai mitra usaha. Hal ini sedikitnya dapat dilakukan
oleh kelompok usaha dan juga oleh pemerintahan setempat.
2. Menumbuhkan kesadaran calon investor tentang segi positif
dari investasi dalam dunia agribisnis melaluin kelompok uasaha
kecil agribisnis. Hal ini dapat dicapai melalui kegiatan pameran
dan usaha-usaha yang menekankan kemanfaatan jangka pendek maupun
jangka panjang pengembangan kemitraan agribisnis
petani-pengusaha.
3. Pengembangan forum komunikasi pemaduan system dengan
lembaga-lembaga penunjang seperti lembaga bisnis, penyuluh, dinas
sektoral, pengembang iptek, dll.
Pola kemitraan yang berkembang saat ini, diantaranya adalah
(Sumarjo, 2001) :
1. Pola kemitraan inti plasma: Merupakan pola hubungan kemitraan
antara petani/kelompok usahatani atau kelompok mitra sebagai plasma
dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti
menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis dan manajemen
serta manmpung dan memasarkan hasil produksi. Kelompok mitra usaha
harus memebuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati.
2. Pola subkontrak: Merupakan pola kemitraan antara perusahaan
mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen
yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.
Biasanya ditandai dengan
-
11 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
adanya kesepakatan kontrak bersama mencakup volume, harga, mutu
dan waktu.
3. Pola kemitraan dagang umum: Merupakan pola hubungan usaha
dalam pemasaran hasil antara pihak perusahaan pemasar dengan pihak
kelompok usaha pemasok kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan
pemasar.
4. Pola kemitraan keagenan: Merupakan bentuk kemitraan dengan
peran pihak perusahaan menengah atau besar memberi hak khusus untuk
memasarkan barang atau jasa usaha perusahaan atau usaha kecil mitra
usaha. Perusahaan besar/menengah bertanggungjawab atas mutu dan
volume barang, sedangkan usaha kecil mitranyya berkewajiban
memasarkan produk atau jasa tersebut.
5. Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis: Merupakan
pola hubungan bisnis, dimana kelompok mitra menyediakan lahan,
sarana dan tenaga. Sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan
biaya, modal, manajemen dan pengolahan sarana produksi untuk
mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi agribisnis.
PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki banyak hasil bumi
(pertanian), termasuk didalamnya hasil pertanian sawah, perkebunan,
hortikultura, peternakan, perikanan dsb. Hasil pertanian dan
perkebunan yang banyak dihasilkan ialah : jagung, kacang ijo,
kacang tanah, bawang, cabe, sayuran, dll. Hasil perkebunan
diantaranya adalah karet, kopra, gula tebu, tembakau, teh, kopi,
coklat, kina, cengkeh, kapuk, kelapa sawit, kayu putih, dll. Hasil
hutan antara lain kayu jati, kayu kamper, rasamala, damar, gambir,
dll. Hasil peternakan diantarnya adalah telur, daging, susu, dan
sebagainya, serta dari hasil perikanan darat dan laut seperti
beragam ikan, udang, dll. Semua hasil tersebut memerlukan
penanganan yang cepat melalui kegiatan pemasaran, karena kebanyakan
hasil pertanian tersebut mudah rusak dan busuk.
Kekhasan lain dari produk hasil pertanian yang menjadi kelemahan
dalam kegiatan pemasaran adalah :
1. Barang mudah rusak dan busuk. Terutama sekali untuk hasil
pertanian yang brupa sayuran. Sifat barang ini memerlukan system
pemasaran yang cepat dan terencana.
2. Produksinya terpencar-pencar. Jarang sekali hasil pertanian
yang terpusat pada suatu daerah. Dalam hal ini dibutuhkan pengumpul
hasil pertanian dalam jumlah kecil-kecil, sehingga menjadi jumlah
yang besar sehingga barang tersebut menjadi lebih berarti bila
diangkut ke kota besar.
3. Produksi bersifat musiman dan cenderung berskala kecil.
Produk pertanian sangat tergantung pada alam, hal ini memberikan
konsekuensi tersendiri
-
12 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
terhadap harga. Lebih-lebih pengusahaanya kebanyakan dilakukan
sub-sisten oleh masyarakat pedesaan, dalam arti belum berskala
industri.
4. Masyarakat petani kurang memahami konsep pemasaran. Hal ini
terutama sekali terkait dengan mutu produk dan meningkatkan
efisiensi cara kerja ditinjau dari aspek pasar. Para petani
cenderung berorientasi bahwa produk hasi tani mereka dapat terjuan
dengan cepat.
5. Transportasi. Hasil pertanian termasuk produk yang sangat
memakan tempat, sehingga memerlukan gudang besar dan armada
pengangkutan. Terlebih lagi apabila lokasi pertanian dengan gudang
dan pasar cukup jauh, transportasi akan menjadi kendala
tersendiri.
6. Persaingan dan pengaruh tengkulak. Para petani dengan segala
kelemahanya tidak mampu menghadapi para tengkulak, yang memiliki
uang. Praktek ijon terpaksa dilakukan petani karena kebutuhan akan
uang tunai dan juga kekhawatiran akan harga yang merosot saat
panen.
Kegiatan pemasaran dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen,
penyediaan barang yang relevan, penentuan harga dan memperkenalkan
produk kepada konsumen. Proses selanjutnya adalah analisis peluang
pasar yang bertujuan untuk mengetahui prospek pemasaran suatu
komoditi usaha. Beberapa indicator umum tentang prospek yang baik
adalah perilaku harga suatu komoditi diwaktu lalu dan saat analisis
dilakukan. Pasar untuk komoditi pertanian cenderung berbentuk pasar
persaingan. Hal ini setidaknya merupakan indicator awal akan
tingginya tingkat persaingan. Oleh karena itu, para pelaku
usaha/wirausaha dituntut memiliki kemampuan yang terampil tidak
saja pada aspek produksi tetapi juga pada aspek pemasaran.
Keberhasilan produk-produk pertanian dari Thailand menembus pasar
Indonesia dengan istilah Bangkok Mania menjadi bukti betapa
pentingnya peranan
pemasaran.
Macam-Macam Pasar Hasil Pertanian:
1. Pasar Lokal: Pasar local adalah pasar pengumpulan (local
assembling markets), disebut juga pasar petani (groves markets).
Pasar ini terdapat pada daerah-daerah produksi, contohnyna pasar
yang terletak didaerah produsen sayuran, atau kadang hasil
pertanian dari hasil petani ini langsung diambil oleh pasar sentral
melalui leveransir atau tengkulak.
2. Pasar Sentral: Disebut juga sebagai pasar terminal (terminal
markets). Barang yang dijual berasal dari pasar local, dan
terkadang langsung dari produsen (petani). Contohnya pasar induk
atau terminal agribisnis.
3. Jobbing Markets: Pasar ini berfungsi untuk menyebarkan
barang-barang konsumen seperti buah-buahan, sayuran, ternak, telur.
Jobbers (pedagang) menerima barang dari pasar sentral, kemudian
menjualnya ke pedagang eceran.
-
13 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
4. Secondary Markets: Berfungsi sama dengan Jobbing Markets,
tetapi sasaranya adalah untuk penggilingan dan pabrik-pabrik local.
Misalnya cengkeh yang langsung di suplai ke pabrik-pabrik rokok
atau gandum untuk pabrik terigu.
SUATU KASUS PEMASARAN HASIL PERTANIAN (PRODUK
MAKANAN-MINUMAN)
Saat ini terjadi perubahan orientasi dalam melakukan suatu
usaha. Kalau dulu pengusaha itu berorientasi pada produksi atau
bagaimana caranya membuat makanan sebanyak-banyaknya, maka sekarang
ini berubah menjadi orientasi pada pasar atau bagaimana pengusaha
itu dapat menjual makanan hasil produknya sebanyak-banyaknya. Kalau
pengusaha masih berorientasi pada produksi, maka seringkali para
pengusaha itu mengeluh karena makanannya itu tidak laku, sehingga
harus dibawa pulang atau daripada membusuk harus dijual dengan
harga yang sangat rendah. Kalau pengusaha itu berorientasai pada
pasar, maka kerugian menjadi semkain kecil, karena makanan hasil
produknyahabis atau sebagian besar terjual. Bahkan, seringkali
kekurangan, karena yang meminta lebih banyak dari yang disediakan
atau diproduksi oleh pengusaha. Namun, untuk menjadikan seorang
pengusaha berorientasi pada pasar, beberapa hal perlu diperhatikan
yaitu:
1. Memberi bekal kepada pengusaha tersebut kemampuan atau jiwa
wirausaha yaitu berani menanggung resiko, pantang menyerah dan
bekerja keras.
2. Memberi bekal kepada pengusaha tersebut kemampuan memasarkan
atau mengelola pasar, yaitu bagaimana mengerti dan memahami siapa
pelanggannya, bagaimana menemukan apa yang dibutuhkan oleh
pelangggan, bagaimana menemukan pengaruh luar apa yang mempengaruhi
keputusan pelanggan untuk membeli, dan bagaimana cara menarik
pelangggan menyukai makanan dan minuman yang dijual.
3. Konsep berorientasi pada pasar bagi pengusaha makanan dan
minuman dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kebutuhan dan keinginan
pelanggan, mengorganisasikan pekerjaan, dan pencapaian tujuan.
Pemasaran yang benar harus dimulai dari pelanggan. Pengusaha
mempertanyakan Apa yang ingin dibeli oleh pelanggan? Pengusaha itu
tidak mengatakan Ini
makanan dan minuman yang mampu dijual oleh kami. Pengusaha itu
mengatakan
Ini kepuasan yang dicari oleh para pelanggan. Makanan dan
minuman yang enak
menurut pengusaha itu belum tentu dibeli oleh pelanggan, jika
pelanggan itu belum pernah memakannya atau belum mengenalnya. Oleh
karena itu, setiap waktu pengusaha harus memperhatikan perkembangan
kebutuhan pelanggan, seperti bagaimana kebiasaan makan dan minum
pelanggan, berapa banyak yang bisa dibeli oleh pelanggan, apa
alasan pelanggan itu membeli, dan lain sebagainya. Untuk
melaksanakan hal ini, maka pengusaha harus membuka komunikasi atau
berbicara dengan pelanggan. Ada baiknya jika pengusaha menanyakan
hal-hal tersebut kepada
-
14 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
pelanggan. Semakin baik pengusaha itu mengenal pelanggannya,
maka semakin banyak pula pengusaha itu mengetahui kebutuhan
pelanggannya itu.
Pekerjaan pengusaha makanan produk pertanian terpaadu bukan
hanya membuat makanan yang enak dan lezat. Tetapi, juga bagaimana
mendapatkan bahan baku yang baik, berkualitas dan murah, bagaimana
mengolah bahan baku itu menjadi makanan yang disukai oleh
pelanggan, bagaimana menyajikan makanan itu ke pelanggan, bagaimana
memberitahukan kepada pelanggan bahwa makanan yang dibuat itu enak,
bergizi dan berguna bagi pelanggan, dan terakhir bagaimana
mempertahankan itu semua sehingga pelanggan terus-menerus merasa
puas.
Pekerjaan-pekerjaan itu harus dikemas oleh pengusaha sebagai
salah satu faktor keberhsilan dalam pemasaran yang berorientasi
pada pelanggan. Oleh karena itu, dengan pelanggan yang makin tahu
semua pekerjaan diatas, maka pelanggan tidak khawatir lagi bahwa
makanan yang dibelinya itu tidak mahal dan tidak bergizi, bahkan
pelanggan akan yakin bahwa makanan yang dibelinya itu halal dan
menyehatkan. Dengan demikian, dalam melakukan semua pekerjaan
diatas harus selalu dengan perhitungan dan perencanaan yang baik
dan sukaria. Karena pengusaha tersebut adalah pemilik dan sekaligus
manager, maka pembagian pekerjaan perlu dilakukan jika pekerjanya
lebih dari satu. Akhirnya kerjasama antar pekerja membuat semua
pekerjaan di atas menjadi efektif dan efisien.
Cara praktis memudahkan pekerjaan-pekerjaan diatas adalah dengan
senyum. Apapun keruwetan yang dihadapi, ketika pekerjaan itu
dilihat oleh pelanggan, maka pelanggan tetap harus diberi roman
keceriaan, misalnya dengan senyuman. Hal ini karena, kunci utamanya
dibeli makanan yang dijual bukan terletak pada rasa makanan
tersebut, tetapi lebih kepada kontak komunikasi antara pengusaha
atau pekerjanya dengan pelanggan. Ada pepatah mengatakan semakin
kenal maka semakin sayang.
Tujuan utama pengusaha makanan dan minuman adalah terjualnya
semua makanan yang dijual atau disebut sebagai volume penjualan
atau jumlah yang terjual. Semakin banyak yang terjual semakin
berhasil mencapai tujuannya. Oleh karena itu, supaya terjual habis
maka pengusaha harus terus menerus memperbaiki kualitas daan citra
mkanannya. Memperbaiki kualitas dan membangun citra makanan dan
minumannya itu harus dimulai dari membangun citra dirinya, sehingga
kejujuran dan tingkat perhatian pengusaha terhadap pelanggan harus
tetap tinggi.
Pengusaha makanan saat ini, harus mempelajari secara cepat siapa
yang akan menjadi pembeli dari makanan yang dijualnya. Perlu
diingat bahwa pelanggan itu membeli makanan yang dijualnya. Perlu
diingat bahwa pelanggan itu membeli makanan yang dijual melalui
beberapa tahap, yaitu tahap awal mengenal dahulu, kemudian
tertarik, kemudian mengevaluasi, kemudian mencoba, dan baru membeli
atau menjadi pelanggan. Oleh karena itu, pengusaha harus sudah
memahami betul makanan dan
-
15 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
minuman yang dijualnya, sehingga ketika ditanya oleh pelaanggan,
maka pengusaaha dapat menjelaskan dengan memuaskan. Jika pelanggan
mengeluh, maka keluhan itu
harus disampaikan pertama kali kepada pengusaha, dan pengusaha
yang berhasil adalah yang menerima keluhan itu dengan senang
hati.
PENUTUP
Harapan pembangunan yang berkelanjutan dan dirasakan milik
masyarakat perlu didorong dan dikembangkan secara bertahap. Jiwa
partisipatif masyarakat adalah solidaritas sosial yang didasarkan
pada perasaan moral bersama, kepercayaan bersama dan cita-cita
bersama. Secara umum, pemberdayaan kewirausahaan usaha kecil dapat
dilakukan secara partisipatif dengan berbasis pada prinsip dasar
sebagai berikut : (1) memandang masyarakat sebagai subjek, (2)
praktisi menempatkan diri sebagai insider, (3) masyarakat yang
membuat model, peta, diagram, mengkaji/mengagalisis, menyajikan
hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kegiatan usahanya, dan (4)
model pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan
indikator social.
Akhirnya, apabila kita pelajari situasi dan kondisi saat ini,
dimana masyarakat sudah mampu menilai dan mengambil keputusan. Maka
peran-peran agen perubah masyarakat harus lebih banyak memberikan
kesempatan kepada mereka untuk secara partisipatif menentukan
program pembangunannya. Pengembangan kewirausahaan secara
partisipatif akan merangsang necessary condition dan mendukung
cita-cita pembangunan yang sesungguhnya.**
RUJUKAN Anonim. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
(Bunga Rampai).
Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Business Innovation
Center of Indonesia.
Anonim. 2003. Laporan Akhir Program Pengembangan Desa
Binaan-Institut Pertanian Bogor.
Anonim. 1999. Menuju Pertanian Tangguh. Yayasan pengembangan
Sinar Tani. Jakarta Adimihardja, K. 2001. Strategi Pemberdayaan
Masyarakat. Humaniora Utama Press.
Bandung Alma. B. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Alfabeta. Bandung Burhanuddin. 2002. Pengembangan Usaha. Makalah
Pedoman Teknis Usaha Pertanian
Terpadu. Program Pengembangan Desa Binaan-IPB. Beirlem, J.G.,
Scnneeberger, K.C. and Osburn, D.D. Principles of Agribusiness
Management. A Reston Bookl. Prentice-Hall Englewood Cliffs. New
Jersey Dihansih, E. 1999. Produksi Padi-Itik-Ikan-Duckweed dalam
ssitem Usahatani di Desa
Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Program
Pascasarjana-Institut Pertanian Bogor.
-
16 KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI USAHA AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM IPB
Gunawan. 1998. Model Pengembangan Ayam Buras dalam Sistem
Usahatani di Jawa Timur. Program Pasca Sarjana-Institut Pertanian
Bogor.
Saragih, B. 2001. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka
wirausaha Muda. Bogor Saragih, B. 2001. Suara Dari Bogor; Membangun
Sistem Agribisnis. Pustaka Wirausaha
Muda. Bogor Swastha, DH, B. 1995. Pengantar Bisnis Modern, Edisi
ketiga. Liberty. Yogyakarta Taupiq, M. 2003. Pengembangan Business
Development Services (BDS) sebagai Pola
Pendampingan terhadap UMKM. Makalah Seminar Pendampingan
terhadap UMKM dalam upaya Pemberdayaaan Masyarakat untuk
Penanggulangan Kemiskinan. Bappenas
Wijaya, K. 2001. Bank, Usaha Kecil, dan Pedesaan. Pustaka
Wirausaha Muda. Bogor Wiranto. T. 2003. Indikator Keberhasilan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam
Penanggulangan Kemiskinan. Makalah Seminar Pendampingan terhadap
UMKM dalam upaya Pemberdayaaan Masyarakat untuk Penanggulangan
Kemiskinan. Bappenas